Anda di halaman 1dari 34

Las karbit asetilin

Pengelasan dengan oksi asetilin adalah proses pengelasan secara manual dengan
pemanasan permukaan logam yang akan dilas atau disambung sampai mencair oleh nyala
gasasetilin melalui pembakaran C2H2 dengan gas O2 dengan atau tanpa logam pengisi.
Proses penyambungan dapat dilakukan dengan tekanan (ditekan), sangat tinggi sehingga
dapat mencairkan logam.
Peralatan
Peralatan las asetilen berupa generator acetylen yaitu alat yang digunakan untuk
memproduksi acetylene melalui proses reaksi kalsium karbida dengan air. Proses reaksi
kimia ini sangat sederhana, yaitu dengan mempertemukan kalsium karbida (batu
karbit/C2H2) dengan air secara proporsional yang selanjutnya diikuti terjadinya reaksi
sehingga menghasilkan gas asetilen.
Generator acetylene dibedakan berdasarkan kapasitas, pelayanan, cara kerja dan tekanan.
o berdasar kapasitas dapat digolongkan dalam beberapa tingkat, seperti 0,8; 1,25; 2; 3,2;
5; 10; 20; 40 dan 80m3/jam
o berdasar pelayanan dibedakan atas:

generator portable (dapat dipindah-pindah) biasanya berukuran kecil dan

berkapasitas antara 30 sd 60 Cu.ft/jam (1 Cu.ft = 0,028 m3)

generator stasioner (tetap) yaitu generator untuk industri-industri besar dan

penempatannya tetap tidak dipindah-pindah.


o Berdasarkan proses kerjanya / cara kerja
Yang dimaksud cara kerja di sini adalah sistem pembentukan asetilen di dalam generator.
Berdasarkan cara kerja generator ini dibedakan atas dua jenis, yaitu :

pesawat pencampur yang menggunakan

- sistem tetes (air ke karbit)


- sistem lempar (karbit ke air)

pesawat kontak, di mana karbit dan air dibuat bereaksi pada waktu tertentu. Sistem

ini dikenal dengan sistem celup atau sistem desak.


Penggunaan generator ini dapat digantikan oleh tabung gas acetylen yang diproduksi oleh
perusahaan.

Pembakar las (brander)


Pembakar las adalah alat yang berfungsi sebarai:
pencampur gas acetylene dan gas oksigen
pengatur pengeluaran gas
pembangkit nyala api
Penggunaan brander dipilih berdasarkan pertimbangan ketebalan bahan. Hubungan
keduanya dapat dilihat pada tabel berikut :
Bahan tambah
Bahan tambah/bahan pengisi adalah suatu batang logam yang digunakan sebagai bahan
pengisi. Ukuran kawat ini di pasaran biasanya dijual dengan panjang 900mm berdiameter
1.6; 2.5; 3.2; 4.0; 5.0; 6.0; 8.0; 10.0mm. penggunaanya kawat las ini harus disesuaikan
dengan jenis bahan yang akan dilas, kecuali untuk membrazing. Bahan kawat tambah yang
tersedia seperti baja lunak, besi tuang, stainless steel, tembaga, paduan tembaga,
alumunium dan paduan alumunium.

Flux
Flux adalah bahan kimia yang digunakan pengelasan logam yang bukan baja lunak, seperti
alumunium, tembaga, besi tuang, stainless steel.
Flux berfungsi untuk melindungi cairan logam dari oksidasi udara luar dan menghilangkan
bahan-bahan bukan logam. Flux tersedia dalam bentuk cair, pasta dan serbuk. Cara
pemakaiannya adalah dengan mengoleskannya ke bahan dasar atau pada kawat tambahnya
dengan cara dipanasi terlebih dahulu kemudian dicelupkan pada flux serbuk.
Jenis flux yang digunakan dalam pengelasan seperti : borax (NaB4O7), sodium karbonat
(Na2CO3), sodium bikarbonat (NaHCO3), sodium silikat, polassium borat, karbonat,
khlorida, sulphat, dan borik acid (H2BO3). Penggunaan flux ini dapat diketahui dari
keterangan yang mengikutinya yang ditetapkan oleh pembuat (pabrik)
Pengelasan Dengan Gas Oksi-asetilin
Las karbit atau las asetilen adalah salah satu perkakas perbengkelan yang sering ditemui.
Pengoperasiannya yang cukup mudah membuatnya sering digunakan untuk
menghubungkan dua logam atau welding.Secara umum, perkakas las asetilen adalah alat
penyambung logam melalui proses pelelehan logam dengan menggunakan energi panas
hasil pembakaran campuran gas asetilin dangas oksigen.Perangkat perbengkelan las karbit
digunakan untuk memotong dan menyambung benda kerja yang terbuat dari logam (plat
besi, pipa dan poros)
Pengelasan dengan gas dilakukan dengan membakar bahan bakar gas yang dicampur
dengan oksigen (O2) sehingga menimbulkan nyala api dengan suhu tinggi (3000o) yang
mampu mencairkan logam induk dan logam pengisinya. Jenis bahan bakar gas yang
digunakan asetilen, propan atau hidrogen, sehingga cara pengelasan ini dinamakan las
oksi-asetilen atau dikenal dengan nama las karbit.
Nyala asetilen diperoleh dari nyala gas campuran oksigen dan asetilen yang digunakan
untuk memanaskan logam sampai mencapai titik cair logam induk. Pengelasan dapat
dilakukan dengan atau tanpa logam pengisi.

Oksigen diperoleh dari proses elektrolisa atau proses pencairan udara. Oksigen komersil
umumnya berasal dari proses pencairan udara dimana oksigen dipisahkan dari nitrogen.
Oksigen ini disimpan dalam silinder baja pada tekanan 14 MPa. Gas asetilen (C2H2)
dihasilkan dari reaksi kalsium karbida dengan air. Gelembung-gelembung gas naik dan
endapan yang terjadi adalah kapur tohor. Reaksi yang terjadi dalam tabung asetilen
adalah :
CaC2 + 2H2O Ca(OH)2 + C2H2 kalsium karbida air tohor Kapur gas asetilen
Bila dihitung ternyata 1 kg CaC2 menghasilkan kurang lebih 300 liter asetilen. Sifat dari
asetilen (C2H2) yang merupakan gas bahan bakar adalah tidak berwarna, tidak beracun,
berbau, lebih ringan dari udara, cenderung untuk memisahkan diri bila terjadi kenaikan
tekanan dan suhu (di atas 1,5 bar dan 350 C), dapat larut dalam massa berpori (aseton).
Karbida kalsium keras, mirip batu, berwarna kelabu dan terbentuk sebagai hasil reaksi
antara kalsium dan batu bara dalam dapur listrik. Hasil reaksi ini kemudian digerus, dipilih
dan disimpan dalam drum baja yang tertutup rapat. Gas asetilen dapat diperoleh dari
generator asetilen yang menghasilkan gas asetilen dengan mencampurkan karbid dengan
air atau kini dapat dibeli dalam tabung-tabung gas siap pakai. Agar aman tekanan gas
asetilen dalam tabung tidak boleh melebihi 100 Kpa, dan disimpan tercampur dengan
aseton. Tabung asetilen diisi dengan bahan pengisi berpori yang jenuh dengan aseton,
kemudian diisi dengan gas asetilen. Tabung jenis ini mampu menampung gas asetilen
bertekanan sampai 1,7 MPa.
Prisip dari pengelasan ini tidak terlalu rumit. Hanya dengan mengatur besarnya gas asetilen
dan oksigen, kemudian ujungnya didekatkan dengan nyala api maka akan timbul nyala api.
Tetapi besarnya gas asetilen dan oksigen harus diatur sedemikian rupa dengan memutar
pengatur tekanan sedikit demi sedikit. Apabila gas asetilen saja yang dihidupkan maka
nyala apinya berupa nyala biasa dengan mengeluarkan jelaga. Apabila gas asetilennya
terlalu sedikit yang diputar, maka las tidak akan menyala.

Kecepatan penarikan kembali gas per jam dari sebuah silinder asetilen tidak boleh lebih
besar dari 20% (seperlima) dari isinya, agar gas aseton bisa dialirkan (silinder asetilen
haruslah selalu tegak lurus).
Nyala hasil pembakaran dalam las oksi-asetilen dapat berubah bergantung pada
perbandingan antara gas oksigen dan gas asetilennya. Ada tiga macam nyala api dalam las
oksi-asetilen seperti ditunjukkan pada gambar di bawah :
a.

Nyala asetilen lebih (nyala karburasi)

Bila terlalu banyak perbandingan gas asetilen yang digunakan maka di antara kerucut
dalam dan kerucut luar akan timbul kerucut nyala baru berwarna biru. Di antara kerucut
yang menyala dan selubung luar akan terdapat kerucut antara yang berwarna keputihputihan, yang panjangnya ditentukan oleh jumlah kelebihan asetilen. Hal ini akan
menyebabkan terjadinya karburisasi pada logam cair. Nyala ini banyak digunakan dalam
pengelasan logam monel, nikel, berbagai jenis baja dan bermacam-macam bahan
pengerasan permukaan non-ferous.
b. Nyala oksigen lebih (nyala oksidasi)
Bila gas oksigen lebih daripada yang dibutuhkan untuk menghasilkan nyala netral maka
nyala api menjadi pendek dan warna kerucut dalam berubah menjadi ungu. Nyala ini akan
menyebabkan terjadinya proses oksidasi atau dekarburisasi pada logam cair. Nyala yang
bersifat oksidasi ini harus digunakan dalam pengelasan fusion dari kuningan dan perunggu
namun tidak dianjurkan untuk pengelasan lainnya.
c. Nyala netral
Nyala ini terjadi bila perbandingan antara oksigen dan asetilen sekitar satu. Nyala terdiri
atas kerucut dalam yang berwarna putih bersinar dan kerucut luar yang berwarna biru
bening. Oksigen yang diperlukan nyala ini berasal dari udara. Suhu maksimum setinggi
3300 sampai 3500 oC tercapai pada ujung nyala kerucut.

Karena sifatnya yang dapat merubah komposisi logam cair maka nyala asetilen berlebih
dan nyala oksigen berlebih tidak dapat digunakan untuk mengelas baja.Suhu Pada ujung
kerucut dalam kira-kira 3000 C dan di tengah kerucut luar kira-kira 2500 C.
Pada posisi pengelasan dengan oksi asetilen arah gerak pengelasan dan posisi kemiringan
pembakar dapat mempengaruhi kecepatan dan kualitas las. Dalam teknik pengelasan
dikenal beberapa cara yaitu :
a. Pengelasan di bawah tangan
Pengelasan di bawah tangan adalah proses pengelasan yang dilakukan di bawah tangan dan
benda kerja terletak di atas bidang datar. Sudut ujung pembakar (brander) terletak diantara
60 dan kawat pengisi (filler rod) dimiringkan dengan sudut antara 30 - 40 dengan benda
kerja. Kedudukan ujung pembakar ke sudut sambungan dengan jarak 2 3 mm agar terjadi
panas maksimal pada sambungan. Pada sambungan sudut luar, nyala diarahkan ke tengah
sambungan dan gerakannya adalah lurus.
b. Pengelasan mendatar (horisontal)
Pada posisi ini benda kerja berdiri tegak sedangkan pengelasan dilakukan dengan arah
mendatar sehingga cairan las cenderung mengalir ke bawah, untuk itu ayunan brander
sebaiknya sekecil mungkin. Kedudukan brander terhadap benda kerja menyudut 70 dan
miring kira-kira 10 di bawah garis mendatar, sedangkan kawat pengisi dimiringkan pada
sudut 10 di atas garis mendatar.
c. Pengelasan tegak (vertikal)
Pada pengelasan dengan posisi tegak, arah pengelasan berlangsung ke atas atau ke bawah.
Kawat pengisi ditempatkan antara nyala api dan tempat sambungan yang bersudut 45-60
dan sudut brander sebesar 80.
d. Pengelasan di atas kepala (over head)
Pengelasan dengan posisi ini adalah yang paling sulit dibandingkan dengan posisi lainnya
dimana benda kerja berada di atas kepala dan pengelasan dilakukan dari bawahnya. Pada

pengelasan posisi ini sudut brander dimiringkan 10 dari garis vertikal sedangkan kawat
pengisi berada di belakangnya bersudut 45-60.
e. Pengelasan dengan arah ke kiri (maju)
Cara pengelasan ini paling banyak digunakan dimana nyala api diarahkan ke kiri dengan
membentuk sudut 60 dan kawat las 30 terhadap benda kerja sedangkan sudut
melintangnya tegak lurus terhadap arah pengelasan. Cara ini banyak digunakan karena cara
pengelasannya mudah dan tidak membutuhkan posisi yang sulit saat mengelas.
f. Pengelasan dengan arah ke kanan (mundur)
Cara pengelasan ini adalah arahnya kebalikan daripada arah pengelasan ke kiri. Pengelasan
dengan cara ini diperlukan untuk pengelasan baja yang tebalnya 4,5 mm ke atas.
Keuntungan dan kegunaan pengelasan oksi-asetilen sangat banyak, antara lain :

Peralatan relatif murah dan memerlukan pemeliharaan minimal/sedikit.

Cara penggunaannya sangat mudah, tidak memerlukan teknik-teknik pengelasan

yang tinggi sehingga mudah untuk dipelajari.

Mudah dibawa dan dapat digunakan di lapangan maupun di pabrik atau di bengkel-

bengkel karena peralatannya kecil dan sederhana.

Dengan teknik pengelasan yang tepat hampir semua jenis logam dapat dilas dan alat

ini dapat digunakan untuk pemotongan maupun penyambungan.


Nyala Oksi-asetilen
Dalam proses ini digunakan campuran gas oksigen dengan gas asetilen. Suhu nyalanya
bisa mencapai 3500 derajat Celcius.
Pengelasan bisa dilakukan dengan atau tanpa logam pengisi.Gas asetilen (C2H2)
dihasilkan oleh reaksi kalsium karbida dengan air dengan reaksi sebagai berikut :C2H2+2
H2O Ca(OH)2+C2H2

Agar aman dipakai gas asetilen dalam tabung tekanannya tidak boleh melebihi 100 kPa
dandisimpan tercampur dengan aseton. Tabung asetilen diisi dengan bahan pengisi berpori
yang jenuh dengan aseton, kemudian diisi dengan gas asetilen. Tabung asetilen mapu
menahantekanan sampai 1,7 MPa. Skema nyala las dan sambungan gasnya bisa dilihat
pada gambar :
Pada nyala gas oksiasetilen bisa diperoleh 3 jenis nyala yaitu nyala netral, reduksidan
oksidasi. Nyala netral diperlihatkan pada gambar dibawah ini :
Pada nyala netral kerucut nyala bagian dalam pada ujung nyala memerlukan perbandingan
oksigen dan asetilen kira-kira 1 : 1 dengan reaksi serti yang bisa dilihat pada gambar.
Selubung luar berwarna kebiru-biruan adalah reaksi gas CO atau H2 dengan oksigen yang
diambil dari udara.
Pengelasan Oksihidrogen
Nyala pengelasan oksihidrogen mencapai 2000C lebih rendah dari oksigen-asetilin.
Pengelasan ini digunakan pada pengelasan lembaran tipis dan paduan bengan titik cair
yang rendah.
Pengelasan Udara-Asetilen
Nyala dalam pengelasan ini mirip dengan pembakar Bunsen. Untuk nyala dibutuhkan
udara yang dihisap sesuai dengan kebutuhan. Suhu pengelasan lebih rendah dari yang
lainnya maka kegunaannya sangat terbatas yaitu hanya untuk patri timah dan patri suhu
rendah
Pengelasan Gas Bertekanan
Sambungan yang akan dilas dipanaskan dengan nyala gas menggunakan oksiasetilen
hingga 1200C kemudian ditekankan. Ada dua cara penyambungan yaitu sambungan
tertutup dan sambungan terbuka.Pada sambungan tertutup, kedua permukaan yang akan
disambung ditekan satu sama lainnya selama proses pemanasan. Nyala menggunakan
nyala ganda dengan pendinginan air. Selama proses pemanasan, nyala tersebut diayun
untuk mencegah panas berlebihan pada sambungan yang dilas. Ketika suhu yang tepat

sudah diperoleh, benda diberi tekanan. Untuk baja karbon tekanan permulaan kurang dari
10MPa dan tekanan up setantara 28MPa
Pemotongan Nyala Oksiasetilen
Pemotongan dengan nyala juga merupakan suatu proses produksi. Nyala untuk
pemotongan berbeda dengan nyala untuk pengelasan dimana disekitar lobang utama yang
dialiri oksigen terdapat lubang kecil untuk pemanasan mula. Fungsi nyala pemanas mula
adalah untuk pemanasan baja sebelum dipotong. Karena bahan yang akan dipotong
menjadi panas sehingga baja akan menjadi terbakar dan mencair ketika dialiri oksigen.
Pengelasan dengan oksi asetilin adalah proses pengelasan secara manual dengan
pemanasan permukaan logam yang akan dilas atau disambung sampai mencair oleh nyala
gasasetilin melalui pembakaran C2H2 dengan gas O2 dengan atau tanpa logam pengisi.
Proses penyambungan dapat dilakukan dengan tekanan (ditekan), sangat tinggi sehingga
dapatmencairkan logam.
Pengelasan Dengan Gas Oksi-asetilin
Las karbit atau las asetilen adalah salah satu perkakas perbengkelan yang sering
ditemui.Pengoperasiannya yang cukup mudah membuatnya sering digunakan untuk
menghubungkan dualogam atau welding.Secara umum, perkakas las asetilen adalah alat
penyambung logam melalui proses pelelehan logam dengan menggunakan energi panas
hasil pembakaran campuran gas asetilin dangas oksigen.Perangkat perbengkelan las karbit
digunakan untuk memotong dan menyambung benda kerja yang terbuat dari logam (plat
besi, pipa dan poros)
Pengelasan dengan gas dilakukan dengan membakar bahan bakar gas yang dicampur
dengan oksigen (O2) sehingga menimbulkan nyala api dengan suhu tinggi (3000o) yang
mampu mencairkan logam induk dan logam pengisinya. Jenis bahan bakar gas yang
digunakan asetilen, propan atau hidrogen, sehingga cara pengelasan ini dinamakan las
oksi-asetilen atau dikenal dengan nama las karbit.
Nyala asetilen diperoleh dari nyala gas campuran oksigen dan asetilen yang digunakan
untuk memanaskan logam sampai mencapai titik cair logam induk. Pengelasan dapat

dilakukan dengan atau tanpa logam pengisi.


Oksigen diperoleh dari proses elektrolisa atau proses pencairan udara. Oksigen komersil
umumnya berasal dari proses pencairan udara dimana oksigen dipisahkan dari nitrogen.
Oksigen ini disimpan dalam silinder baja pada tekanan 14 MPa. Gas asetilen (C2H2)
dihasilkan dari reaksi kalsium karbida dengan air. Gelembung-gelembung gas naik dan
endapan yang terjadi adalah kapur tohor. Reaksi yang terjadi dalam tabung asetilen
adalah :
CaC2 + 2H2O Ca(OH)2 + C2H2 kalsium karbida air tohor Kapur gas asetilen
Bila dihitung ternyata 1 kg CaC2 menghasilkan kurang lebih 300 liter asetilen. Sifat dari
asetilen (C2H2) yang merupakan gas bahan bakar adalah tidak berwarna, tidak beracun,
berbau, lebih ringan dari udara, cenderung untuk memisahkan diri bila terjadi kenaikan
tekanan dan suhu (di atas 1,5 bar dan 350 C), dapat larut dalam massa berpori (aseton).
Karbida kalsium keras, mirip batu, berwarna kelabu dan terbentuk sebagai hasil reaksi
antara kalsium dan batu bara dalam dapur listrik. Hasil reaksi ini kemudian digerus, dipilih
dan disimpan dalam drum baja yang tertutup rapat. Gas asetilen dapat diperoleh dari
generator asetilen yang menghasilkan gas asetilen dengan mencampurkan karbid dengan
air atau kini dapat dibeli dalam tabung-tabung gas siap pakai. Agar aman tekanan gas
asetilen dalam tabung tidak boleh melebihi 100 Kpa, dan disimpan tercampur dengan
aseton. Tabung asetilen diisi dengan bahan pengisi berpori yang jenuh dengan aseton,
kemudian diisi dengan gas asetilen. Tabung jenis ini mampu menampung gas asetilen
bertekanan sampai 1,7 MPa.
Prisip dari pengelasan ini tidak terlalu rumit. Hanya dengan mengatur besarnya gas asetilen
dan oksigen, kemudian ujungnya didekatkan dengan nyala api maka akan timbul nyala api.
Tetapi besarnya gas asetilen dan oksigen harus diatur sedemikian rupa dengan memutar
pengatur tekanan sedikit demi sedikit. Apabila gas asetilen saja yang dihidupkan maka
nyala apinya berupa nyala biasa dengan mengeluarkan jelaga. Apabila gas asetilennya
terlalu sedikit yang diputar, maka las tidak akan menyala.

Kecepatan penarikan kembali gas per jam dari sebuah silinder asetilen tidak boleh lebih
besar dari 20% (seperlima) dari isinya, agar gas aseton bisa dialirkan (silinder asetilen
haruslah selalu tegak lurus).
Nyala hasil pembakaran dalam las oksi-asetilen dapat berubah bergantung pada
perbandingan antara gas oksigen dan gas asetilennya. Ada tiga macam nyala api dalam las
oksi-asetilen seperti ditunjukkan pada gambar di bawah :
a. Nyala asetilen lebih (nyala karburasi)
Bila terlalu banyak perbandingan gas asetilen yang digunakan maka di antara kerucut
dalam dan kerucut luar akan timbul kerucut nyala baru berwarna biru. Di antara kerucut
yang menyala dan selubung luar akan terdapat kerucut antara yang berwarna keputihputihan, yang panjangnya ditentukan oleh jumlah kelebihan asetilen. Hal ini akan
menyebabkan terjadinya karburisasi pada logam cair. Nyala ini banyak digunakan dalam
pengelasan logam monel, nikel, berbagai jenis baja dan bermacam-macam bahan
pengerasan permukaan non-ferous.
b. Nyala oksigen lebih (nyala oksidasi)
Bila gas oksigen lebih daripada yang dibutuhkan untuk menghasilkan nyala netral maka
nyala api menjadi pendek dan warna kerucut dalam berubah menjadi ungu. Nyala ini akan
menyebabkan terjadinya proses oksidasi atau dekarburisasi pada logam cair. Nyala yang
bersifat oksidasi ini harus digunakan dalam pengelasan fusion dari kuningan dan perunggu
namun tidak dianjurkan untuk pengelasan lainnya.
c. Nyala netral
Nyala ini terjadi bila perbandingan antara oksigen dan asetilen sekitar satu. Nyala terdiri
atas kerucut dalam yang berwarna putih bersinar dan kerucut luar yang berwarna biru
bening. Oksigen yang diperlukan nyala ini berasal dari udara. Suhu maksimum setinggi
3300 sampai 3500 oC tercapai pada ujung nyala kerucut.

Karena sifatnya yang dapat merubah komposisi logam cair maka nyala asetilen berlebih
dan nyala oksigen berlebih tidak dapat digunakan untuk mengelas baja.Suhu Pada ujung
kerucut dalam kira-kira 3000 C dan di tengah kerucut luar kira-kira 2500 C.
Pada posisi pengelasan dengan oksi asetilen arah gerak pengelasan dan posisi kemiringan
pembakar dapat mempengaruhi kecepatan dan kualitas las. Dalam teknik pengelasan
dikenal beberapa cara yaitu :
a. Pengelasan di bawah tangan
Pengelasan di bawah tangan adalah proses pengelasan yang dilakukan di bawah tangan dan
benda kerja terletak di atas bidang datar. Sudut ujung pembakar (brander) terletak diantara
60 dan kawat pengisi (filler rod) dimiringkan dengan sudut antara 30 - 40 dengan benda
kerja. Kedudukan ujung pembakar ke sudut sambungan dengan jarak 2 3 mm agar terjadi
panas maksimal pada sambungan. Pada sambungan sudut luar, nyala diarahkan ke tengah
sambungan dan gerakannya adalah lurus.
b. Pengelasan mendatar (horisontal)
Pada posisi ini benda kerja berdiri tegak sedangkan pengelasan dilakukan dengan arah
mendatar sehingga cairan las cenderung mengalir ke bawah, untuk itu ayunan brander
sebaiknya sekecil mungkin. Kedudukan brander terhadap benda kerja menyudut 70 dan
miring kira-kira 10 di bawah garis mendatar, sedangkan kawat pengisi dimiringkan pada
sudut 10 di atas garis mendatar.
c. Pengelasan tegak (vertikal)
Pada pengelasan dengan posisi tegak, arah pengelasan berlangsung ke atas atau ke bawah.
Kawat pengisi ditempatkan antara nyala api dan tempat sambungan yang bersudut 45-60
dan sudut brander sebesar 80.
d. Pengelasan di atas kepala (over head)
Pengelasan dengan posisi ini adalah yang paling sulit dibandingkan dengan posisi lainnya
dimana benda kerja berada di atas kepala dan pengelasan dilakukan dari bawahnya. Pada

pengelasan posisi ini sudut brander dimiringkan 10 dari garis vertikal sedangkan kawat
pengisi berada di belakangnya bersudut 45-60.
e. Pengelasan dengan arah ke kiri (maju)
Cara pengelasan ini paling banyak digunakan dimana nyala api diarahkan ke kiri dengan
membentuk sudut 60 dan kawat las 30 terhadap benda kerja sedangkan sudut
melintangnya tegak lurus terhadap arah pengelasan. Cara ini banyak digunakan karena cara
pengelasannya mudah dan tidak membutuhkan posisi yang sulit saat mengelas.
f. Pengelasan dengan arah ke kanan (mundur)
Cara pengelasan ini adalah arahnya kebalikan daripada arah pengelasan ke kiri. Pengelasan
dengan cara ini diperlukan untuk pengelasan baja yang tebalnya 4,5 mm ke atas.
Keuntungan dan kegunaan pengelasan oksi-asetilen sangat banyak, antara lain :
Peralatan relatif murah dan memerlukan pemeliharaan minimal/sedikit.
Cara penggunaannya sangat mudah, tidak memerlukan teknik-teknik pengelasan yang
tinggi sehingga mudah untuk dipelajari.
Mudah dibawa dan dapat digunakan di lapangan maupun di pabrik atau di bengkel-bengkel
karena peralatannya kecil dan sederhana.
Dengan teknik pengelasan yang tepat hampir semua jenis logam dapat dilas dan alat ini
dapat digunakan untuk pemotongan maupun penyambungan.
a.Nyala Oksi-asetilen
Dalam proses ini digunakan campuran gas oksigen dengan gas asetilen. Suhunyalanya bisa
mencapai 3500 derajat Celcius.
Pengelasan bisa dilakukan dengan atau tanpa logam pengisi.Gas asetilen (C2H2)
dihasilkan oleh reaksi kalsium karbida dengan air denganreaksi sebagai berikut :C2H2+2
H2O Ca(OH)2+C2H2

Agar aman dipakai gas asetilen dalam tabung tekanannya tidak boleh melebihi 100 kPa
dandisimpan tercampur dengan aseton. Tabung asetilen diisi dengan bahan pengisi berpori
yang jenuh dengan aseton, kemudian diisi dengan gas asetilen. Tabung asetilen mapu
menahantekanan sampai 1,7 MPa. Skema nyala las dan sambungan gasnya bisa dilihat
pada gambar :
Pada nyala gas oksiasetilen bisa diperoleh 3 jenis nyala yaitu nyala netral, reduksidan
oksidasi. Nyala netral diperlihatkan pada gambar dibawah ini :
Pada nyala netral kerucut nyala bagian dalam pada ujung nyala memerlukan perbandingan
oksigen dan asetilen kira-kira 1 : 1 dengan reaksi serti yang bisa dilihat pada gambar.
Selubung luar berwarna kebiru-biruan adalah reaksi gas CO atau H2dengan oksigen yang
diambil dari udara.
b.Pengelasan Oksihidrogen
Nyala pengelasan oksihidrogen mencapai 2000C lebih rendah dari oksigenasetilin.Pengelasan ini digunakan pada pengelasan lembaran tipis dan paduan bengan titik
cair yang rendah.

c. Pengelasan Udara-Asetilen
Nyala dalam pengelasan ini mirip dengan
pembakar Bunsen. Untuk nyaladibutuhkan udara yang dihisap sesuai dengan kebutuhan.
Suhu pengelasan lebih rendahdari yang lainnya maka kegunaannya sangat terbatas yaitu
hanya untuk patri timah dan patri suhu rendah
d. Pengelasan Gas Bertekanan
Sambungan yang akan dilas dipanaskan dengan nyala gas menggunakanoksiasetilen
hingga 1200C kemudian ditekankan. Ada dua cara penyambungan yaitusambungan
tertutup dan sambungan terbuka.Pada sambungan tertutup, kedua permukaan yang akan

disambung ditekan satu samalainnya selama proses pemanasan. Nyala menggunakan nyala
ganda dengan pendinginanair. Selama proses pemanasan, nyala tersebut diayun untuk
mencegah panas berlebihan pada sambungan yang dilas. Ketika suhu yang tepat sudah
diperoleh, benda diberitekanan. Untuk baja karbon tekanan permulaan kurang dari 10MPa
dan tekanan up setantara 28MPa
e. Pemotongan Nyala Oksiasetilen
Pemotongan dengan nyala juga merupakan suatu proses produksi. Nyala untuk
pemotongan berbeda dengan nyala untuk pengelasan dimana disekitar lobang utama
yangdialiri oksigen terdapat lubang kecil untuk pemanasan mula. Fungsi nyala pemanas
mulaadalah untuk pemanasan baja sebelum dipotong. Karena bahan yang akan
dipotongmenjadi panas sehingga baja akan menjadi terbakar dan mencair ketika dialiri
oksigen.
Alat dan Bahan
1. Satu unit peralatan gas oksi-asetilen, terdiri dari:
tabung gas oksigen dan regulatornya
tabung gas asetilen dan regulatornya
selang
brander (torch)
2. Bahan pengisi (kawat)

3. Alat pengaman (sarung tangan, kaca mata las)

4. Korek api dan oncor

5. Stopwatch

6. Sikat baja

7. Alat-alat kerja bangku bila diperlukan.


Cara Pelaksanaan
a.

Menyiapkan semua peralatan yang akan dipergunakan.

b.

Memeriksa brander harus dalam keadaan tertutup.

c.

Membuka tabung gas oksigen dan asetilen dengan cara mengendorkan baut

penutupnya
d.

dengan kunci pembuka.

Memeriksa isi tabung gas dengan melihat manometer penunjuk tekanan yang

terpasang pada regulator.


e.

Mengatur tekanan kerja dengan memutar handel pada regulatornya (putaran ke

kanan untuk memperbesar tekanan gas).


f.

g.

Membuka sedikit gas asetilen pada brander dan menyalakannya dengan api.

Membuka dan sekaligus mengatur besar kecilnya gas oksigen pada brander sampai

diperoleh nyala netral.


h.

Mulai melakukan pengelasan dengan mengarahkan nyala api brander pada logam

induknya.
i.

Bila logam induk sudah mulai mencair, kemudian mengarahkan logam pengisi pada

bagian logam induk yang mencair dan mengayunkan brander sampai terbentuk rigi-rigi las
yang diinginkan.

j.

Mengulangi nomor h sampai nomor i sampai didapat rigi-rigi las yang baik.

k.

Latihan menyambung bermacam-macam bentuk benda kerja.

l.

Melaksanakan praktikum dengan serius dan berhati-hati agar tidak terjadi hal-hal

yang tidak diinginkan.


m.

Setelah praktikum selesai, membersihkan tempat dan peralatan praktikum serta

mengembalikannya pada tempat semula.


Las OAW ( LAS OXY ACETYLENE WELDING )
Las karbit asetilin
Pengelasan dengan oksi asetilin adalah proses pengelasan secara manual dengan
pemanasan permukaan logam yang akan dilas atau disambung sampai mencair oleh nyala
gasasetilin melalui pembakaran C2H2 dengan gas O2 dengan atau tanpa logam pengisi.
Proses penyambungan dapat dilakukan dengan tekanan (ditekan), sangat tinggi sehingga
dapatmencairkan logam.

Pengelasan Dengan Gas Oksi-asetilinLas karbit atau las asetilen adalah salah satu
perkakas perbengkelan yang sering ditemui.Pengoperasiannya yang cukup mudah
membuatnya sering digunakan untuk menghubungkan dualogam atau welding.Secara
umum, perkakas las asetilen adalah alat penyambung logam melalui proses pelelehan
logam dengan menggunakan energi panas hasil pembakaran campuran gas asetilin dangas
oksigen.Perangkat perbengkelan las karbit digunakan untuk memotong dan menyambung
benda kerja yang terbuat dari logam (plat besi, pipa dan poros)
Pengelasan dengan gas dilakukan dengan membakar bahan bakar gas yang dicampur
dengan oksigen (O2) sehingga menimbulkan nyala api dengan suhu tinggi (3000o) yang
mampu mencairkan logam induk dan logam pengisinya. Jenis bahan bakar gas yang
digunakan asetilen, propan atau hidrogen, sehingga cara pengelasan ini dinamakan las
oksi-asetilen atau dikenal dengan nama las karbit.

Nyala asetilen diperoleh dari nyala gas campuran oksigen dan asetilen yang digunakan
untuk memanaskan logam sampai mencapai titik cair logam induk. Pengelasan dapat
dilakukan dengan atau tanpa logam pengisi.

Oksigen diperoleh dari proses elektrolisa atau proses pencairan udara. Oksigen komersil
umumnya berasal dari proses pencairan udara dimana oksigen dipisahkan dari nitrogen.
Oksigen ini disimpan dalam silinder baja pada tekanan 14 MPa. Gas asetilen (C2H2)
dihasilkan dari reaksi kalsium karbida dengan air. Gelembung-gelembung gas naik dan
endapan yang terjadi adalah kapur tohor. Reaksi yang terjadi dalam tabung asetilen
adalah :
CaC2 + 2H2O Ca(OH)2 + C2H2 kalsium karbida air tohor Kapur gas asetilen
Bila dihitung ternyata 1 kg CaC2 menghasilkan kurang lebih 300 liter asetilen. Sifat dari
asetilen (C2H2) yang merupakan gas bahan bakar adalah tidak berwarna, tidak beracun,
berbau, lebih ringan dari udara, cenderung untuk memisahkan diri bila terjadi kenaikan
tekanan dan suhu (di atas 1,5 bar dan 350 C), dapat larut dalam massa berpori (aseton).
Karbida kalsium keras, mirip batu, berwarna kelabu dan terbentuk sebagai hasil reaksi
antara kalsium dan batu bara dalam dapur listrik. Hasil reaksi ini kemudian digerus, dipilih
dan disimpan dalam drum baja yang tertutup rapat. Gas asetilen dapat diperoleh dari
generator asetilen yang menghasilkan gas asetilen dengan mencampurkan karbid dengan
air atau kini dapat dibeli dalam tabung-tabung gas siap pakai. Agar aman tekanan gas
asetilen dalam tabung tidak boleh melebihi 100 Kpa, dan disimpan tercampur dengan
aseton. Tabung asetilen diisi dengan bahan pengisi berpori yang jenuh dengan aseton,
kemudian diisi dengan gas asetilen. Tabung jenis ini mampu menampung gas asetilen
bertekanan sampai 1,7 MPa.
Prisip dari pengelasan ini tidak terlalu rumit. Hanya dengan mengatur besarnya gas asetilen
dan oksigen, kemudian ujungnya didekatkan dengan nyala api maka akan timbul nyala api.
Tetapi besarnya gas asetilen dan oksigen harus diatur sedemikian rupa dengan memutar

pengatur tekanan sedikit demi sedikit. Apabila gas asetilen saja yang dihidupkan maka
nyala apinya berupa nyala biasa dengan mengeluarkan jelaga. Apabila gas asetilennya
terlalu sedikit yang diputar, maka las tidak akan menyala.
Kecepatan penarikan kembali gas per jam dari sebuah silinder asetilen tidak boleh lebih
besar dari 20% (seperlima) dari isinya, agar gas aseton bisa dialirkan (silinder asetilen
haruslah selalu tegak lurus).
Nyala hasil pembakaran dalam las oksi-asetilen dapat berubah bergantung pada
perbandingan antara gas oksigen dan gas asetilennya. Ada tiga macam nyala api dalam las
oksi-asetilen seperti ditunjukkan pada gambar di bawah :
a. Nyala asetilen lebih (nyala karburasi)
Bila terlalu banyak perbandingan gas asetilen yang digunakan maka di antara kerucut
dalam dan kerucut luar akan timbul kerucut nyala baru berwarna biru. Di antara kerucut
yang menyala dan selubung luar akan terdapat kerucut antara yang berwarna keputihputihan, yang panjangnya ditentukan oleh jumlah kelebihan asetilen. Hal ini akan
menyebabkan terjadinya karburisasi pada logam cair. Nyala ini banyak digunakan dalam
pengelasan logam monel, nikel, berbagai jenis baja dan bermacam-macam bahan
pengerasan permukaan non-ferous
b. Nyala oksigen lebih (nyala oksidasi)
Bila gas oksigen lebih daripada yang dibutuhkan untuk menghasilkan nyala netral maka
nyala api menjadi pendek dan warna kerucut dalam berubah menjadi ungu. Nyala ini akan
menyebabkan terjadinya proses oksidasi atau dekarburisasi pada logam cair. Nyala yang
bersifat oksidasi ini harus digunakan dalam pengelasan fusion dari kuningan dan perunggu
namun tidak dianjurkan untuk pengelasan lainnya.
c. Nyala netral
Nyala ini terjadi bila perbandingan antara oksigen dan asetilen sekitar satu. Nyala terdiri
atas kerucut dalam yang berwarna putih bersinar dan kerucut luar yang berwarna biru
bening. Oksigen yang diperlukan nyala ini berasal dari udara. Suhu maksimum setinggi
3300 sampai 3500 oC tercapai pada ujung nyala kerucut.Karena sifatnya yang dapat
merubah komposisi logam cair maka nyala asetilen berlebih dan nyala oksigen berlebih

tidak dapat digunakan untuk mengelas baja.Suhu Pada ujung kerucut dalam kira-kira
3000 C dan di tengah kerucut luar kira-kira 2500 C.
Pada posisi pengelasan dengan oksi asetilen arah gerak pengelasan dan posisi kemiringan
pembakar dapat mempengaruhi kecepatan dan kualitas las. Dalam teknik pengelasan
dikenal beberapa cara yaitu :
a. Pengelasan di bawah tangan

Pengelasan di bawah tangan adalah proses pengelasan yang dilakukan di bawah tangan dan
benda kerja terletak di atas bidang datar. Sudut ujung pembakar (brander) terletak diantara
60 dan kawat pengisi (filler rod) dimiringkan dengan sudut antara 30 - 40 dengan benda
kerja. Kedudukan ujung pembakar ke sudut sambungan dengan jarak 2 3 mm agar terjadi
panas maksimal pada sambungan. Pada sambungan sudut luar, nyala diarahkan ke tengah
sambungan dan gerakannya adalah lurus.
b. Pengelasan mendatar (horisontal)
Pada posisi ini benda kerja berdiri tegak sedangkan pengelasan dilakukan dengan arah
mendatar sehingga cairan las cenderung mengalir ke bawah, untuk itu ayunan brander
sebaiknya sekecil mungkin. Kedudukan brander terhadap benda kerja menyudut 70 dan
miring kira-kira 10 di bawah garis mendatar, sedangkan kawat pengisi dimiringkan pada
sudut 10 di atas garis mendatar.
c. Pengelasan tegak (vertikal)
Pada pengelasan dengan posisi tegak, arah pengelasan berlangsung ke atas atau ke bawah.
Kawat pengisi ditempatkan antara nyala api dan tempat sambungan yang bersudut 45-60
dan sudut brander sebesar 80.

d. Pengelasan di atas kepala (over head)

Pengelasan dengan posisi ini adalah yang paling sulit dibandingkan dengan posisi lainnya
dimana benda kerja berada di atas kepala dan pengelasan dilakukan dari bawahnya. Pada
pengelasan posisi ini sudut brander dimiringkan 10 dari garis vertikal sedangkan kawat
pengisi berada di belakangnya bersudut 45-60.

e. Pengelasan dengan arah ke kiri (maju)


Cara pengelasan ini paling banyak digunakan dimana nyala api diarahkan ke kiri dengan
membentuk sudut 60 dan kawat las 30 terhadap benda kerja sedangkan sudut
melintangnya tegak lurus terhadap arah pengelasan. Cara ini banyak digunakan karena cara
pengelasannya mudah dan tidak membutuhkan posisi yang sulit saat mengelas.

f. Pengelasan dengan arah ke kanan (mundur)


Cara pengelasan ini adalah arahnya kebalikan daripada arah pengelasan ke kiri. Pengelasan
dengan cara ini diperlukan untuk pengelasan baja yang tebalnya 4,5 mm ke atas.
Keuntungan dan kegunaan pengelasan oksi-asetilen sangat banyak, antara lain :
Peralatan relatif murah dan memerlukan pemeliharaan minimal/sedikit.
Cara penggunaannya sangat mudah, tidak memerlukan teknik-teknik pengelasan yang
tinggi sehingga mudah untuk dipelajari.
Mudah dibawa dan dapat digunakan di lapangan maupun di pabrik atau di bengkelbengkel karena peralatannya kecil dan sederhana.
Dengan teknik pengelasan yang tepat hampir semua jenis logam dapat dilas dan alat
ini dapat digunakan untuk pemotongan maupun penyambungan.
a.Nyala Oksi-asetilen
Dalam proses ini digunakan campuran gas oksigen dengan gas asetilen. Suhu nyalanya

bisa mencapai 3500 derajat Celcius.

Pengelasan bisa dilakukan dengan atau tanpa logam pengisi.Gas asetilen (C2H2)
dihasilkan oleh reaksi kalsium karbida dengan air denganreaksi sebagai berikut :
C2H2+2 H2O Ca(OH)2+C2H2
Agar aman dipakai gas asetilen dalam tabung tekanannya tidak boleh melebihi 100 kPa
dandisimpan tercampur dengan aseton. Tabung asetilen diisi dengan bahan pengisi berpori
yang jenuh dengan aseton, kemudian diisi dengan gas asetilen. Tabung asetilen mapu
menahantekanan sampai 1,7 MPa. Skema nyala las dan sambungan gasnya bisa dilihat
pada gambar :
Pada nyala gas oksiasetilen bisa diperoleh 3 jenis nyala yaitu nyala netral, reduksidan
oksidasi. Nyala netral diperlihatkan pada gambar dibawah ini :
Pada nyala netral kerucut nyala bagian dalam pada ujung nyala memerlukan perbandingan
oksigen dan asetilen kira-kira 1 : 1 dengan reaksi serti yang bisa dilihat pada gambar.
Selubung luar berwarna kebiru-biruan adalah reaksi gas CO atau H2dengan oksigen yang
diambil dari udara.
b.Pengelasan Oksihidrogen
Nyala pengelasan oksihidrogen mencapai 2000C lebih rendah dari oksigenasetilin.Pengelasan ini digunakan pada pengelasan lembaran tipis dan paduan bengan titik
cair yang rendah.
c. Pengelasan Udara-Asetilen
Nyala dalam pengelasan ini mirip dengan
pembakar Bunsen. Untuk nyaladibutuhkan udara yang dihisap sesuai dengan kebutuhan.
Suhu pengelasan lebih rendahdari yang lainnya maka kegunaannya sangat terbatas yaitu
hanya untuk patri timah dan patri suhu rendah

d. Pengelasan Gas Bertekanan


Sambungan yang akan dilas dipanaskan dengan nyala gas menggunakanoksiasetilen
hingga 1200C kemudian ditekankan. Ada dua cara penyambungan yaitusambungan
tertutup dan sambungan terbuka.Pada sambungan tertutup, kedua permukaan yang akan
disambung ditekan satu samalainnya selama proses pemanasan. Nyala menggunakan nyala
ganda dengan pendinginanair. Selama proses pemanasan, nyala tersebut diayun untuk
mencegah panas berlebihan pada sambungan yang dilas. Ketika suhu yang tepat sudah
diperoleh, benda diberitekanan. Untuk baja karbon tekanan permulaan kurang dari 10MPa
dan tekanan up setantara 28MPa
e. Pemotongan Nyala Oksiasetilen
Pemotongan dengan nyala juga merupakan suatu proses produksi. Nyala untuk
pemotongan berbeda dengan nyala untuk pengelasan dimana disekitar lobang utama
yangdialiri oksigen terdapat lubang kecil untuk pemanasan mula. Fungsi nyala pemanas
mulaadalah untuk pemanasan baja sebelum dipotong. Karena bahan yang akan
dipotongmenjadi panas sehingga baja akan menjadi terbakar dan mencair ketika dialiri
oksigen.
Alat dan Bahan
1. Satu unit peralatan gas oksi-asetilen, terdiri dari:
tabung gas oksigen dan regulatornya
tabung gas asetilen dan regulatornya
selang
brander (torch)
2. Bahan pengisi (kawat)
3. Alat pengaman (sarung tangan, kaca mata las)
4. Korek api dan oncor

5. Stopwatch
6. Sikat baja
7. Alat-alat kerja bangku bila diperlukan.

Cara Pelaksanaan
a.

Menyiapkan semua peralatan yang akan dipergunakan.

b.

Memeriksa brander harus dalam keadaan tertutup.

c.

Membuka tabung gas oksigen dan asetilen dengan cara mengendorkan

baut penutupnya
d.

dengan kunci pembuka.

Memeriksa isi tabung gas dengan melihat manometer penunjuk tekanan yang

terpasang pada regulator.


e.

Mengatur tekanan kerja dengan memutar handel pada regulatornya (putaran ke

kanan untuk memperbesar tekanan gas).


f.

Membuka sedikit gas asetilen pada brander dan menyalakannya dengan api.

g.

Membuka dan sekaligus mengatur besar kecilnya gas oksigen pada brander

sampai diperoleh nyala netral.


h.

Mulai melakukan pengelasan dengan mengarahkan nyala api brander pada logam

induknya.
i.

Bila logam induk sudah mulai mencair, kemudian mengarahkan logam pengisi

pada bagian logam induk yang mencair dan mengayunkan brander sampai terbentuk rigirigi las yang diinginkan.
j.

Mengulangi nomor h sampai nomor i sampai didapat rigi-rigi las yang baik.

k.

Latihan menyambung bermacam-macam bentuk benda kerja.

l.

Melaksanakan praktikum dengan serius dan berhati-hati agar tidak terjadi hal-hal

yang tidak diinginkan.


m.

Setelah praktikum selesai, membersihkan tempat dan peralatan praktikum serta

mengembalikannya pada tempat semula


Pengelasan dengan oksi asetilin adalah proses pengelasan secara manual dengan
pemanasan permukaan logam yang akan dilas atau disambung sampai mencair oleh nyala
gasasetilin melalui pembakaran C2H2 dengan gas O2 dengan atau tanpa logam pengisi.
Proses penyambungan dapat dilakukan dengan tekanan (ditekan), sangat tinggi sehingga
dapat mencairkan logam.
Untuk memperoleh nyala pembakaran yang baik perlu pengaturan campuran gas yang
dibakar. Jika jumlah gas O2 di tambah maka akan dihasilkan suhu yang sangat tinggi, lebih
tinggi dari pada suhu lebur baja atau metal lainnya sehingga dalam waktu sekejap mampu
mencairkan logam tersebut yang cukup tebal.Pemakaian jenis las ini misalnya untuk
keperluan pengelasan produksi, kerja lapangan dan reparasi. Umumnya las asetilin sangat
baik untuk mengelas baja karbon, terutama yang berbentuk lembaran-lembaran dan pipa
berdinding tipis.
Pada umumnya semua jenis logam fero dan non fero dapat dilas dengan las jenis lain, baik
dengan fluks maupun tanpa fluks.
1.

Oksigen

Penggunaan oksigen yang diambil dari udara bebas kurang efisien, karena kandungan
oksigen lebih rendah dibanding komposisi gas lain. Untuk mengefisiensikan
penggunaannya, oksigen perlu disediakan dalam keadaan siap pakai dan mempunyai
kemurnian yang tinggi.
Tabung oksigen
Tabung oksigen adalah suatu silinder atau botol yang terbuat dari bahan baja yang
berfungsi sebagai tempat untuk menyimpan gas oksigen dengan tekanan kerja tertentu.
Tabung oksigen biasanya berwarna biru atau hitam mempunyai katup atau pembuka katup
berupa

roda tangan dan baut serta mur pengikatnya adalah ulir kanan.
Pada bagian atas ada dudukan untuk memasang regulator. Gas yang terdapat dalam tabung
baja ini mempunyai tekanan yang cukup besar dan dalam satu tabung terdapat 40 liter atau
60 liter gas oksigen.
Penyimpanan gas oksigen dalam tabung-tabung baja dibagi ke dalam kelas-kelas yaitu
kelas medium dengan tekanan sampai 15 kg/cm dan kelas tekanan tinggi
dengan tekanan kerja hingga 165 kg/cm
2. Asetilin
Asetilin diperoleh lewat reaksi kimia dalam bentuk gas. Karena
berbentuk gas, maka asetilin memerlukan perlakuan khusus, terutama
dalam penyimpanan dan penggunaannya. Agar lebih fleksibel dalam penggunaanya gas
asetilin disimpan dalam tabung, yang dapat dipindah dan mudah penggunaanya.
Tabung Asetilin
Tabung asetilin adalah silinder atau botol yang terbuat dari bahan baja yang berfungsi
sebagai tempat untuk menyimpan gas asetilin dengan tekanan kerja tertentu. Didalam
tabung asetilin terdapat beberapa alat misalnya bahan berpori seperti kapas sutra tiruan
atau asbes yang berfungsi sebagai penyerap aseton, yaitu bahan agar asetilin dapat larut
dengan baik dan aman di bawah pengaruh tekanan.
Sistem penyimpanan asetilin dalam tabung asetilin relatif aman jika tidak terjadi
kebocoran atau tidak terkena suhu yang tinggi. Untuk mengantisipasi bahaya yang timbul,
maka pada bagian bawah tabung diberi sumbat pengaman atau sumbat lebur.
Sumbat pengaman akan meleleh dan lubang yang disumbat akan bocor bila sumbat
pengaman bersuhu 100derajat Celcius. Jika botol mempunyai suhu yang berlebihan maka
sumbat akan meleleh dan gas asetilin akan keluar silinder sebelum tabung meledak. Panas
tabung asetilin juga dapat disebabkan oleh proses pengeluaran atau penggunaan gas
asetilin berlebihan. Setiap pengeluaran gas asetilin botol bertambah panas, maka
pengeluaran gas tidak boleh lebih dari 750 liter tiap jam.
Untuk dapat mengelas atau memotong ataupun fungsi lainya dari proses las gas maka
diperlukan peralatan yang dapat menunjang fungsi-fungsi itu. Secara umum, peralatan
yang digunakan dalam gas iniadalah :

1. Tabung gas Oksigen dan tabung gas bahan bakar,


2. Katup silinder/tabung,
3. Regulator,
4. Selang gas,
5. Torch,
6. Peralatan pengaman
1. Tabung Gas
Tabung gas berfungsi untuk menampung gas atau gas cair dalam kondisi bertekanan.
Umumnya tabung gas dibuat dari Baja, tetapi sekarang ini sudah banyak tabung-tabung gas
yang terbuat dari paduan Alumunium. Tabung gas tersedia dalam bentuk beragam mulai
berukuran kecil hingga besar. Ukuran tabung ini dibuat berbeda karena disesuaikan dengan
kapasitas daya tampung gas dan juga jenis gas yang ditampung.Untuk membedakan tabung
gas apakah didalamnya berisi gas Oksigen, Asetilen atau gas lainya dapat dilihat dari kode
warna yang ada pada tabung itu.
2. Katup Tabung
Sedang pengatur keluarnya gas dari dalam tabung maka digunakan katup. Katup ini
ditempatkan tepat dibagian atas dari tabung. Pada tabung gas Oksigen, katup biasanya
dibuat dari material Kuningan, sedangkan untuk tabung gas Asetilen, katup ini terbuat dari
material Baja.
3. Regulator
Regulator atau lebih tepat dikatakan Katup Penutun Tekan, dipasang pada katub tabung
dengan tujuan untuk mengurangi atau menurunkan tekann hingga mencapai tekana kerja
torch. Regulator ini juga berperan untuk mempertahankan besarnya tekanan kerja selama
proses pengelasan atau pemotongan. Bahkan jika tekanan dalam tabung menurun, tekana
kerja harus dipertahankan tetap oleh regulator.
Pada regulator terdapat bagian-bagian seperti saluran masuk, katup pengaturan tekan kerja,
katup pengaman, alat pengukuran tekanan tabung, alat pengukuran tekanan kerja dan katup
pengatur keluar gas menuju selang.
4. Selang Gas
Untuk mengalirkan gas yang keluar dari tabung menuju torch digunakan selang gas.

Untuk memenuhi persyaratan keamanan, selang harus mampu menahan tekan kerja dan
tidak mudah bocor. Dalam pemakaiannya, selang dibedakan berdasarkan jenis gas yang
dialirkan. Untuk memudahkan bagimana membedakan selang Oksigen dan selang Asetilen
mak cukup memperhatikan kode warna pada selang. Berikut ini diperlihatkan table yang
berisi informasi tentang perbedaan warna untuk membedakan jenis gas yang mengalir
dalam selang.
5. Torch
Gas yang dialirkan melalui selang selanjutnya diteruskan oleh torch, tercampur
didalamnya dan akhirnya pada ujuang nosel terbentuk nyala api. Dari keterangan diatas,
toch memiliki dua fungsi yaitu :
a. Sebagai pencampur gas oksigen dan gas bahan bakar.
b. Sebagai pembentuk nyala api diujung nosel.
Torch dapat dapat dibagi menjadi beberapa jenis menurut klasifikasi berikut ini :
1. Menurut cara/jalannya gas masuk keruang pencampur.
Dibedakan atas :
- Injector torch (tekanan rendah)
Pada torch jenis ini, tekanan gas bahan bakar selalu dibuat lebih rendah dari tekanan gas
oksigen.
- Equal pressure torch (torch bertekanan sama)
Pada torch ini, tekanan gas oksigen dan tekanan gas bahan bakar pada sisi saluran masuk
sama besar.proses pencampuran kedua gas dalam ruang pencampur berlangsung dalam
tekanan yang sama.
2. Menurut ukuran dan berat. Dibedakan atas :
- Toch normal
- Torch ringan/kecil
3. Menurut jumlah saluran nyala api. Dibedakan atas :
- Torch nyala api tunggal
- Torch nyala api jamak
4. Menurut gas yang digunakan. Dibedakan atas :
- Torch untuk gas asetilen
- Torch untuk gas hydrogen, dan lain-lain.
5. Menurut aplikasi. Dibedakan atas :

- Torch manual
- Torch otomatik/semi otomatik
Pengelasan Dengan Gas Oksi-asetilin
Las karbit atau las asetilen adalah salah satu perkakas perbengkelan yang sering
ditemui.Pengoperasiannya yang cukup mudah membuatnya sering digunakan untuk
menghubungkan dualogam atau welding.Secara umum, perkakas las asetilen adalah alat
penyambung logam melalui proses pelelehan logam dengan menggunakan energi panas
hasil pembakaran campuran gas asetilin dangas oksigen.Perangkat perbengkelan las karbit
digunakan untuk memotong dan menyambung benda kerja yang terbuat dari logam (plat
besi, pipa dan poros)
Las Oxy-Acetylene (las asetilin) adalah proses pengelasan secara manual,
dimana permukaan yang akan disambung mengalami pemanasan sampai mencair
oleh nyala (flame) gas asetilin (yaitu pembakaran C2H2 dengan O2), dengan atau
tanpa logam pengisi, dimana proses penyambungan tanpa penekanan.
Disamping untuk keperluan pengelasan (penyambungan) las gas dapat juga
dipergunakan sebagai : preheating, brazing, cutting dan hard facing. Penggunaan
untuk produksi (production welding), pekerjaan lapangan (field work), dan
reparasi (repair & maintenance).
Dalam aplikasi hasilnya sangat memuaskan untuk pengelasan baja karbon,
terutama lembaran logam (sheet metal) dan pipa-pipa berdinding tipis. Meskipun
demikian hampir semua jenis logam ferrous dan non ferrous dapat dilas dengan
las gas, baik dengan atau tanpa bahan tambah (filler metal).
Disamping gas acetylene dipakai juga gas-gas hydrogen, gas alam, propane,

untuk logamlogam dengan titik cair rendah. Pada proses pembakaran gas-gas
tersebut diperlukan adanya oxygen. Oxygen ini didapatkan dari udara dimana
udara sendiri mengandung oxygen (21%), juga mengandung nitrogen (78%),
argon (0,9 %), neon, hydrogen, carbon dioksida, dan unsur lain yang membentuk gas.
PEMBUATAN OXYGEN
Secara teknis, oksigen di dapat dari udara yang dicairkan. Kemudian dengan
cara elektrolisa, campuran udara cair dan air dipisahkan oleh oksigen. Masalah
yang sulit adalah antara Nitrogen dan Oksigen . Nitrogen titik didihnya lebih
besar, dan titik didih kedua gas tersebut hanya berbeda 13 0C saja. (Oksigen = 183 0C dan Nitrogen = -196 0C), sehingga perlu pemurnian oksigen dilaksanakan secara
berulang-ulang. Kemurnian yang dapat dicapai sampai 99,5 % dan kemudian dimanfaatkan
dalam tangki-tangki baja dengan tekanan kerja antara 15-30 atm.
Keuntungan pemakaian oksigen adalah keadaan oksigen yang cukup cair tersebut,dapat
dipertahankan pada tangki penyimpan dan mudah pada saat pengangkutan.Pada saat
dibutuhkan dengan menggunakan alat (Gasificator) , oksigen cair dijadikan oksigen gas,
dengan tekanan yang besar kemudian oksigen gas tersebut disimpan pada botol-botol baja.
Nyala Api Netral
Kegunaan dari nyala api netral ini untuk heat treatment logam agar mengalami
surfacehardening. Nyala api kerucut dalam berwarna putih menyala. Nyala api kerucut
antara tidak ada. Nyala api kerucut luar berwarna kuning
Nyala Api Oksigen Lebih
Sering digunakan untuk pengelasan logam perunggu dan kuningan.Setelah dicapai
nyalaapi netral kemudian kita kurangi aliran gas asetilen maka kita akan dapatkan nyala

api oksigenlebih. Nyala apinya pendek dan berwarna ungu, nyala kerucut luarnya juga
pendek.
Nyala Api Asitilen lebih
Setelah dicapai nyala api netral kemudian kita mengurangi aliran gas oksigen. Nyala api
menampakkan kerucut api dalam dan antara. Nyala api luar berwarna biru.
a.

Nyala Oksi-asetilen

Dalam proses ini digunakan campuran gas oksigen dengan gas asetilen. Suhunyalanya bisa
mencapai 3500 derajat Celcius.
Pengelasan bisa dilakukan dengan atau tanpa logam pengisi.Gas asetilen (C2H2)
dihasilkan oleh reaksi kalsium karbida dengan air denganreaksi sebagai berikut :C2H2+2
H2O Ca(OH)2+C2H2
Agar aman dipakai gas asetilen dalam tabung tekanannya tidak boleh melebihi 100 kPa
dandisimpan tercampur dengan aseton. Tabung asetilen diisi dengan bahan pengisi berpori
yang jenuh dengan aseton, kemudian diisi dengan gas asetilen. Tabung asetilen mapu
menahantekanan sampai 1,7 MPa. Skema nyala las dan sambungan gasnya bisa dilihat
pada gambar :
Pada nyala gas oksiasetilen bisa diperoleh 3 jenis nyala yaitu nyala netral, reduksidan
oksidasi. Nyala netral diperlihatkan pada gambar dibawah ini
Pada nyala netral kerucut nyala bagian dalam pada ujung nyala memerlukan perbandingan
oksigen dan asetilen kira-kira 1 : 1 dengan reaksi serti yang bisa dilihat pada gambar.
Selubung luar berwarna kebiru-biruan adalah reaksi gas CO atau H2dengan oksigen yang
diambil dari udara
b. Pengelasan Oksi hidrogen
Nyala pengelasan oksihidrogen mencapai 2000C lebih rendah dari oksigenasetilin.Pengelasan ini digunakan pada pengelasan lembaran tipis dan paduan bengan titik
cair yang rendah.

c. Pengelasan Udara-Asetilen
Nyala dalam pengelasan ini mirip dengan
pembakar Bunsen. Untuk nyaladibutuhkan udara yang dihisap sesuai dengan kebutuhan.
Suhu pengelasan lebih rendahdari yang lainnya maka kegunaannya sangat terbatas yaitu
hanya untuk patri timah dan patri suhu rendah
d. Pengelasan Gas Bertekanan
Sambungan yang akan dilas dipanaskan dengan nyala gas menggunakanoksiasetilen
hingga 1200C kemudian ditekankan. Ada dua cara penyambungan yaitusambungan
tertutup dan sambungan terbuka.Pada sambungan tertutup, kedua permukaan yang akan
disambung ditekan satu samalainnya selama proses pemanasan. Nyala menggunakan nyala
ganda dengan pendinginanair. Selama proses pemanasan, nyala tersebut diayun untuk
mencegah panas berlebihan pada sambungan yang dilas. Ketika suhu yang tepat sudah
diperoleh, benda diberitekanan. Untuk baja karbon tekanan permulaan kurang dari 10MPa
dan tekanan up setantara 28Mpa
e. Pemotongan Nyala Oksi asetilen
Pemotongan dengan nyala juga merupakan suatu proses produksi. Nyala untuk
pemotongan berbeda dengan nyala untuk pengelasan dimana disekitar lobang utama
yangdialiri oksigen terdapat lubang kecil untuk pemanasan mula. Fungsi nyala pemanas
mulaadalah untuk pemanasan baja sebelum dipotong. Karena bahan yang akan
dipotongmenjadi panas sehingga baja akan menjadi terbakar dan mencair ketika dialiri
oksigen.
Mutu hasil pemotongan
Mutu hasil pemotongan dengan oksigen tergantung pada beberapa faktor,
antara lain :
Metalurgi.
Sifat mekanik.
Dimensi.

Kekerasan permukaan potong.


Faktor metalurgi dan sifat mekanik seperti yang telah dibahas di atas dan untuk
faktor dimensi dan kekerasan permukaan potong tergantung pula cara
pengoperasian atau pelaksanaan pemotongan. Mutu pemotongan yang disetujui,
tentu tergantung pada persyaratan yang diperlukan untuk setiap pengerjaan.
Kekerasan permukaan potong pada beberapa ketebalan baja tergantung pada
beberapa variable, misalnya :
Bentuk dan ukuran mulut potong.
Debit gas oksigen dan kemurnian dari gas oksigen yang dipakai untuk
memotong.
Intensitas dari nyala pemanasan dan oxy fuel gas ratio.
Kebersihan dari lubang nosel pemotong.
Kondisi permukaan baja yang akan dipotong.
Mutu dari baja yang dipotong

Bahan bakar gas


Ada beberapa macam bahan bakar gas yang umum dipakai untuk
pemanasan pada proses pemotongan logam dengan oksigen. Beberapa faktor
yang harus dipertimbangkan dalam memilih pengunaan bahan bakar gas,
antara lain :

1. Pengaruh pada kecepatan potong.


2. Waktu yang diperlukan untuk proses pemanasan sebelum memotong.
3. Harga bahan bakar.
4. Biaya penggunaan oksigen yang dibutuhkan untuk pembakaran bahan
bakar gas secara efisien, misalnya 1 volume asetilin memerlukan 1,5
volume oksigen, 1 volume propane membutuhkan 2 volume oksigen.
5. Kemampuan bahan bakar gas dalam melayani beberapa proses operasi,
seperti untuk pemanasan, pengelasan, brazing, scuring, membuat
groove dan memotong.
6. Kesiap sediaan bahan bakar gas dipasaran lokal dan mudah
dipindahkan untuk keperluan pengerjaan.
Gas asytelene banyak dipakai orang sebagai bahan baker gas untuk
memotong dengan oksigen, karena mudah didapat dan temperature tinggi.
Perbandingan volume asetilin dan oksigen untuk nyala pemanasan adalah :
1,2 1,5.

Anda mungkin juga menyukai