Jika kita ingin mengena alat dan bahan ini secara lebih dalam maka kita
harus lebih dalam dalam mengenal alat dan bahan tersebut lebih dalam
Pengklasifikasian peralatan di laboratorium fisika sangat perlu dilakukan untuk
memudahkan dalam menginventarisir alat dan mengidentifikasi alat. Selain itu
juga dapat memudahkan dalam pemanfaatan alat sebagai alat percobaan maupun
alat peraga.
Kelompok Umum yaitu alat yang digunakan secara umum baik untuk
laboratorium fisika, laboratorium biologi, dan laboratorium kimia. Penulisan kode
atau nomor katalog terdiri dari tiga huruf alphabet dan dilanjutkan dengan dua
angka numerik, contohnya Basic Meter (KAL 41), Multimeter (KAL 45), Catu
daya (KAL 60), Stopwatch (KKW 71) dan lainnya.
Peralatan yang termasuk Kelompok Fisika terdiri dari 14 kelompok materi, seperti
pada tabel 2.1 berikut :
1 FME Mekanika
2 FSP Zat Padat
3 FSC Zat Cair
4 FSG Zat Gas
5 FGE Gelombang
6 FPT Optik
7 FCA Cahaya
8 FPA Panas
9 FES Listrik Statis
10 FLS Istrik Mengalir
11 FMA Magnet
12 FEM Elektromagnet
13 FAL Aat Listrik
14 FET Elektronika
Kita juga dapat mengenal alat atau bahan praktik IPA, salah satunya adalah
biologi. Dibawah ini akan dijelaskan dalam daftar alat dan bahan biologi.
No Nama Keterangan
1 Pipa T Plastik, sebagai pipa penghubung
2 Pipa Y Plastic, sebagai pipa penghubung
3 Spatula Kaca, sebagai alat pengambil sesuatu dan
sebagai pengaduk
4 Pembakar Spiritus Sebagai alat pemanas atau pembakar
5 Botol Semprot Untuk menyemprotkan air, juga berfungsi
sebagai botol cuci
6 Botol tetes Botol yang dilengkapi dengan pipet tetes
7 Botol reagen Mulutsempit, polipropilen 250 cm3, wadah
bahan berbentuk larutan
8 Borol reagen Mulutlebar, polupropilen 100 cm3, wadah
bahan berbentuk padat
9 Botol reagen Mulutsempit, kaca 100 cm3, wadah bahan
berbentuk larutan
10 Cawan petri Sebagai wadah untuk beberapa keperluan
11 Pencacah (tally –
counter)
12 Corong Borosilikat diam 75 mm
13 Corong Polipropilen diam 65 mm
14 Corong tistel Borosilikat selain dapat digunakan sebaga
corong yang memerlukan tangkai corong
yang panjang juga dapat digunakan untuk
eksperimen osmose
15 Kondansor/pendingin Bentuk sempit digunakan dalam
liebig penyulingan
16 Pelubang gabus Set isi 6 juga dapat untuk melubangi karet
17 Pengasah pelubang –
gabus
18 Gelas kimia Borosilikat 100 cm3
19 Kaca arloji Diam 75 mm
20 Kertas saring Diam 100 mm
21 Kotak PPPK Lengkap dengan isinya
22 Alat pemadam Model ABC ici serbuk kering
kebakaran
23 Labu Erlenmeyer Borosilikat mulut sempit, 100 cm3
24 Labu destilasi Borosilikat 125 cm3, untuk menyuling
25 Plat tetes Prselen 12 lekukan untuk menguji sifat asam
atau basa suatu larutan dengan meneteskan
larutan pada insikator atau sebaliknya
26 Lumping dan alu Porselan
27 neraca Beban geser 2610 gr
28 Pinggan penguap Porselen 125 cm3 untuk menguapkan zat
cair
29 Pipa, kaca natrn Diam, luar 6 mm
30 Pipa borosilikat Diam, luar 10 mm
31 Ppa PVC Diam dalam 5 mm
32 Pipet tetes Untuk meneteskan cairan
33 Sikat tabung reaksi Diam 22-26 mm
34 Sumbat, karet Padat, campuran
35 Sumbat, Karet Diam, bawah 23 mm, diam lubang 5 mm I
lubang
36 Spatula tanduk Digunakan sebagai sendk untuk mengambil
benda
37 Statif, alas Berbentuk A
38 penjepit Penjepit dan klem merupakan pasangan.
Penjepit dijepitkan pada batang statif dan
penjepit lengan klem
39 Tabung conth plastik
40 Tabung reaksi Brsilikat panjang 100 mm, diam 1 mm
41 Penjepit tabung reaksi Kayu
42 Rak tabung reaksi Kayu, 12 lubang, diam,lubang 18 mm
43 Thermometer Isi spiritus
No Nama Keterangan
Asam klorida HCL, BG, 36% menyebabkan luka bakar,
mengganggu system pernapasan
Belerang S, TG
Logam Besi Fe, TG, serbuk kasar, untuk menggambarkan
medan magnet
Bromtimol Biru BG, larutan dalam alcohol mudah menyala,
untuk pewarna dan indikator
Eosin TG, larutan dalam alcohol mudah menyala dan
untuk pewarna
Etanol C2O5H4 TG, 95% suhu nyala 120C
.
B. Penggunaan Alat Praktik Laboratorium IPA
Tanpa tambahan kelengkapan yang lain, meter dasar ini hanya berfungsi sebagai
galvanometer, digunakan untuk menunjukkan adanya arus listrik dengan arus
maksimal sebesar 100µA. Meter dasar ini dapat berubah menjadi amperemeter,
digunakan untuk mengukur arus listrik, dengan menambahkan penghambat shunt
yang diletakkan parallel dengan meter dasar. Fungsi shunt untuk memperbesar
daya ukur meter dasar sehingga dapat digunakan untuk mengukur arus yang lebih
besar.
Bagian-bagiannya
1. Mempunyai skala ganda, batasan -10 sampai 100 dan -5 sampai 50.
Didalamnya terdapat hambatan 1000 ohm.
2. Pada bagian depan terdapat dua buah terminal ulir/tancap, tempat
menghubungkan meter dasar dengan jaringan yang akan diketahui arusnya
dan tempat perlengkapan meter dasar.
3. Ada dua buah shunt.
4. Ada dua buah multiplier.
Jangan ihubungkan langsung dengan jaringan listrik atau baterai yang mempunyai
tegangan lebih dari 0,1 V. galvanometer hanya digunnakan untuk mengetahui
adanya arus listrik yang sangat lemah, misalnya arus yang dihasilkan oleh elemen
yang dibuat dari buah-buahan.
2. Catu Daya
Untuk memperoleh arus listrik dengan tegangan rendah AC atau DC. Pengubahan
tegangan listrik PLN menjadi tegangan rendah dilakukan melalui transformator,
kemudian menuju tombol pilihan, terus ke penyearah arus dan system pembatas
arus(sekering), barulah ke keluaran AC atau DC.
Berfungsi sebagai alat untuk mengukur waktu gerak benda. Dapat digunakan
menentukan kecepatan, kecepatan rata-rata dan percepatan berubah beraturan.
5. Mikroskop
Mikroskop berfungsi untuk mengamati objek yang sangat kecil dan transparan.
Cara menggunakan mikroskop seperti dibawah ini :
6. Kuadrat
Untuk pengambilan cuplikan pada areal tertentu guns mengetahui populasi
komunitas. Dengan fungsi tersebut alat ini dapat digunakan untuk
menyelidiki yang berkaitan dengan ekologi seperti susunan dan kepadatan
populasi penyebaran populasi, dominasi suatu populasi dan kecepatan
pertumbuhan suatu populasi.
Cara menggunakan :
7. Perangkat penyulingan
Untuk menyuling zat cair. Dengan perangkat penyulingan ini suatu senyawa cair
dapat dimrnikan dari zat-zat yang mengotorinya. Perangkat penyulingan juga
dapat digunakan untuk memisahkan campuran zat cair yang mempunyai titik
didih yang berbeda.
Untuk menguji apakah karutan itu bersifat elektrolit atau non-elektrolit. Cara
menggunkannya :
Soedjana, S., Nishino, O., 2000, Pengukuran dan Alat Alat Ukur Listrik, PT.
Paradnya Paramita, Jakarta.