PENDAHULUAN
Kemajuan teknologi saat ini sangat berkembang pesat mulai dari teknologi
bidang pendidikan, bidang ekonomi, bidang kedokteran sampai bidang
meteorologi. Salah satu kemajuan teknologi pada bidang meteorologi adalah
dalam pengukuran parameter cuaca. Parameter cuaca seperti suhu, kelembaban,
tekanan udara, arah dan kecepatan angin serta lama penyinaran matahari yang
biasanya diukur menggunakan alat konvensional seperti termometer, barometer,
hygrometer, anemometer dan Campbell-Stokes dapat digantikan dengan
penggunaan sensor-sensor yang sudah banyak diproduksi. Namun, instrumentasi
parameter konvensional ini memiliki banyak kesalahan dibandingkan dengan
instrumentasi parameter otomatis yang lebih efektif dalam merekan data
perubahan suatu parameter.
Dengan demikian, kita perlu untuk mempelajari instrumentasi parameter
meteorologi konvensional agar kita dapat mengetahui kesalahan pada saat
pengukuran dan cara mengatasinya. Selain kita dapat mengetahui kesalahan yang
dibuat oleh instumentasi tersebut, kita juga dapat mengetahui cara kerja dan
memeriksa data yang dihasilkan suatu instrument parameter.
1
2. Apa saja sifat alat meteorologi?
3. Apa saja instrumetasi meteorologi konvensional?
a. Abstrak
b. Daftar Isi
c. Daftar Gambar
2
d. Daftar Tabel
e. Daftar Grafik
f. Bab I Pendahuluan
j. Bab V Penutup
3
Bab ini berisi kesimpulan dan saran setelah kita melakukan
praktikum.
k. Daftar Pustaka
l. Lampiran
4
BAB II
DASAR TEORI
2.1 Pengukuran
5
1. Kuat, agar tahan terhadap cuaca dan tahan lama.
2. Sederhana, baik bentuk maupun cara penggunaannya dan mudah
diperbaiki(Baskoro, 2007).
6
⇒ Kesalahan gangguan ( oleh getaran bumi, angin, panas dsb )
⇒ Kesalahan metode (metode kurang sempurna)
7
1. Thermometer bola kering dan thermometer bola basah
Berfungsi untuk mengukur suhu udara yang terlindung dari matahari
dan hujan serta selisih dari pengukuran thermometer bola basah dan
bola kering digunakan untuk mendapatkan nilai kelembaban dan titik
embun.
2. Thermometer minimum
Berfungsi untuk mengukur suhu minimum dalam satu hari.
3. Thermometer maksimum
Berfungsi untuk mengukur suhu maksimum dalam satu hari.
4. Anemometer cup
Berfungsi untuk mengukur kecepatan dan arah angin.
5. Panci penguapan
Berfungsi untuk mengukur penguapan yang terjadi dalam satu hari.
6. Penakar hujan hellman dan obs
Berfungsi untuk mengukur banyaknya curah hujan.
7. Campbell stokes
Berfungsi untuk mengukur lamanya penyinaran matahari dalam satu h
(Lalumedja, 2016).
➢ Tinggi corong sampai dengan tanah diatur hingga mencapai 120 cm.
➢ Gelas penakar hujan mempunyai skala sampai dengan 25 mm.
8
Gambar 2.1 alat penakar hujan tipe OBS
1. Buka kran yang di dalam penakar hujan ini, lalu tampung air
hujan dengan gelas penakar untuk di ukur jumlahnya.
9
Gambar 2.2 alat penakar hujan tipe Hellman
c. Thermometer
1. Thermometer Bola Kering Dan Bola Basah
10
a. Alat ini berfungsi untuk mengukur temperatur udara.
b. Thermometer ini ditempatkan di dalam sangkar meteorologi pada
jarak 10 cm terhadap dinding sangkar.
c. Alat ini berfungsi untuk mengukur temperatur udara.
d. Thermometer ini ditempatkan di dalam sangkar meteorologi pada
jarak 10 cm terhadap dinding sangkar.
e. Thermometer Bola Basah adalah Thermometer biasa (Bola
Kering) dengan bolanya terbungkus dalam kain yang selalu basah
oleh air murni.
f. Thermometer Bola Kering dan Bola Basah ± 18 cm diatas lantai
sangkar.
g. Bejana air untuk Bola Basah 3 cm dibawah bola Thermometer
basah.
h. Pengamatannya dilakukan setiap jam. Juga pada jam pengamatan
klimatologi (07.30, 13.30, dan 17.30 WIB).
i. Jika bola basah kering, isi kembali dengan air murni.
j. Baca skala temperatur dengan melihat ujung air raksa dalam
derajat dan 0,1 derajat.
k. Dicatat di buku observasi, lalu disalin di ME 48 dan ME 45.
l. Dilaporkan dalam AGM 1A, Fklim7.
11
Gambar 2.3 Termometer bola kering dan bola basah
2. Thermometer Maksimum
12
i. Dilaporkan dalam AGM 1A dan Fklim 71.
3. Thermometer Minimum
➢ Dipakai untuk mengukur temperatur yang rendah, karena alkohol
mempunyai titik beku rendah (-90 oC) dan merupakan penghantar
yang baik, maka digunakan alkohol bukan air raksa.
13
Gambar 2.5 Termometer Minimum
(Baskoro, 2007).
14
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
15
Mulai
Selesai
16
3.3.2 Pengukuran Suhu Udara Minimum
Catat hasil
Selesai
17
3.3.3 Pengukuran Kelembaban Udara
Mulai
Selesai
18
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
19
Parameter Parameter
Jam
dd-mm-yy Suhu Bola Suhu Bola RH (%)
(LT)
Kering (°C) Basah (°C)
13-10-2020 16.00 28°C 25.8°C 80%
13-10-2020 16.02 28°C 25.8°C 80%
13-10-2020 16.04 28°C 25.8°C 80%
13-10-2020 16.06 28°C 25.8°C 80%
13-10-2020 16.08 28°C 25.8°C 80%
13-10-2020 16.10 28°C 25.8°C 80%
13-10-2020 16.12 28°C 25.8°C 80%
13-10-2020 16.14 28°C 26°C 82%
13-10-2020 16.16 28.1°C 26°C 82%
13-10-2020 16.18 28.1°C 26°C 82%
13-10-2020 16.20 28.1°C 26.4°C 84%
Tabel 4.2 Data Hasil Pengamatan 2
4.1.2 Grafik
20
Grafik 4.2 R. Humidity Termometer Max dengan Min
Grafik 4.3 Hubungan Termometer Bola Kering dan Bola Basah dengan Waktu
21
Grafik 4.4 R. Humidity Termometer Bola Kering dengan Bola Basah
4.2 Pembahasan
22
besar antara kedua parameter tersebut dalam waktu yang telah ditentukan pada
kondisi cuaca saat dilakukannya pengamatan. Sama halnya dengan perbandingan
data pada parameter termometer maksimum dan termometer minimum,
perbandingan data termometer bola kering dan termometer bola basah juga dapat
dipengaruhi oleh faktor cuaca saat melakukan pengamatan. Dimana kedua data
suhu parameter termometer bola kering dan termometer bola basah yang
didapatkan pada awal pengamatan dan akhir pengamatan berturut-turut adalah
28°C dan 25.8°C pada awal, 28.1°C dan 26.4°C pada akhir.
23
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
Saran saya setelah melakukan praktikum kali ini adalah sebagai berikut.
1. Lebih memperhatikan dalam membaca modul praktikum agar saat praktikum
dilakukan tidak membuat kesalahan.
2. Tetap jaga protokol kesehatan saat melakukan praktikum.
24
DAFTAR PUSTAKA
25
LAMPIRAN
PERHITUNGAN RH
Dari hasil pengamatan :
Suhu bola
kering (tt ) =
28.6ºC Suhu
bola basah
(tw)= 25.0ºC
tt-tw = 3.6ºC
Kolom tw = 25
Diperoleh RH = 70%
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38