Anda di halaman 1dari 18

BAB III

SISTEM PENGUKURAN TEKANAN UDARA BAN SEPEDA MOTOR


SECARA NIRKABEL

3.1 Latar Belakang

Saat ini sepeda motor sudah sangat umum dimiliki oleh lapisan masyarakat
khususnya di Indonesia. Hampir setiap rumah setidaknya memiliki satu sepeda
motor. Ban merupakan salah satu komponen utama dalam sebuah kendaraan. Ban
juga merupakan salah satu faktor utama penyebab terjadinya kecelakaan di lalu
lintas, oleh karena itu perawatan ban sebaiknya dilakukan secara rutin. Hal-hal
penting yang perlu dilakukan dalam merawat ban untuk mendapatkan performa
optimum dan usia pakai yang lebih lama salah satunya adalah memeriksa tekanan
udara ban. Artinya, ban harus diberikan tekanan udara dengan standar yang
dianggap nyaman oleh pengguna motor. Pengunaan motor setiap hari akan
mengurangi tekanan udara pada ban sehingga akan sangat merepotkan jika kita
harus memeriksa tekanan udaran ban setiap hari (Hartono, dkk., 2008). Dengan
adanya permasalahan ini maka projek ini dirancang untuk memonitoring tekanan
udara pada ban sepeda motor secara nirkabel yang akan dilengkapi dengan LCD
sebagai display tekanan udara pada ban secara real time dalam kondisi sedang
berjalan. Pada pembutan alat ini dilengkapi dengan keypad sebagai pengganti batas
ideal tekanan udara ban, dan dilengkapi juga dengan buzzer dan LED sebagai
penanda jika tekanan udara pada ban berada diatas atau dibawah batas ideal.

Jaringan sensor nirkabel memiliki kemampuan untuk merasakan keadaan sekitarnya


(sensing), dan memprores data yang dipeoleh dan bekomunikasi. Selain itu dapat
melakukan suatu fungsi pengawasan secara terus menerus terhadap lingkungan
yang disensing. Setiap sensor memerlukan suatu sistem operasi untuk menjalankan
serta mengatur hardware agar dapat berinteraksi dengan software aplikasinya. Pada
sistem operasi menggunakan bahasa pemograman yang beragam (Artawan, dkk.,
2015). Pada projek ini digunakan modul RFM02, catu daya yang dapat digunakan
untuk mengoperasikan modul ini berkisar antara 2,2 V 5,4 V dan arus maksiamal
11mA untuk frekuensi kerja 433MHz. Modul RFM02 hanya dapat melakukan
komunikasi satu arah.

Mikrokontroler yang digunakan pada pembuatan alat ini adalah mikrokontroler


ATmega8. Mikrokontroler ATmega8 merupakan seri mikrokontroler 8-bit yang
memiliki aksitektur AVR, dimana semua instruksi dikemas dalam kode 16-bit dan
sebagian besar instruksi dieksekusi dalam 1 siklus clock. Mikrokontroler ATmega8
mempunyai 28 pin dengan fasilitas 23 jalur I/O, 8Kbyte in system programmable
flash, 512bytes EEPROM, 1kbyte internal SRAM, Internal ADC, Timer/Counter,
SPI, dan USART (Harsono, dkk., 2009).

Sensor tekanan yang digunakan adalah sensor MPX5500D. MPX5500D adalah


sensor tekanan udara yang dapat mengukur tekanan antara 0 hingga 500 kPa dan
memiliki tegangan keluaran analog 0,2 hingga 4,7 V. Sensor ini memiliki toleransi
akurasi maksimal 2,5 % pada suhu antara 0 hingga 125 C. Tipe sensor ini adalah
differential yaitu mengukur perbedaan tekanan udara dari setiap sisinya. Prinsip
kerja dari sensor tekanan ini adalah mengubah tegangan mekanik menjadi listrik.
Perubahan tegangan didasarkan pada prinsip bahwa tahanan pengantar berubah
dengan panjang dan luas penampang. Daya yang diberikan pada kawat itu sendiri
menyebabkan kawat menjadi bengkok. Sehingga menyebabkan ukuran kawat
berubah dan mengubah tahanannya (Firdaus dan Abduh, 2016)

Gambar 1. Jenis-Jenis Senosr MPX5500


3.2 Tujuan

Tujuan dari pembuatan projek ini adalah sebagai berikut :


1. Membuat sistem monitoring pengukuran tekanan udara ban sepeda secara
nirkabel.
2. Memahami prinsip kerja mengenai sistem kontrol secara nirkabel.
2.3 Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan pada pembuatan projek ini adalah sebagai berikut:
1. Sensor MPX5500D
2. Modul RFM02
3. LCD 16x2
4. Mikrokontroler ATmega8
5. Keypad 4x1
6. Buzzer
7. LED
8. Resistor
9. Catu daya : IC 7805DT, kapasitor 100 nF dan 22 pF, baterai litium coin
CR2032 (v=3v), dioda

2.4 Prosedur Percobaan

Prosedur percobaan pada projek ini adalah sebagai berikut:


1. Mengaktifkan sistem alat.
2. Mengeset batas ideal ban depan dan ban belakang secara default yaitu ban
depan sebesar 29 Psi dan belakang sebesar 33 Psi.
3. Kemudian perangkat lunak akan melakukan inisialisasi PORT mikrokontroler
untuk modul RFM01.
4. Untuk menerima data dari yang dikirim oleh modul sensor maka kondisi
RFM01 pada perangkat lunak akan menjadi open rx.
5. Setelah itu RFM01 menerima data.
6. Selanjutnya membaca ID sensor apakah data yang diterima dari ban depan atau
ban belakang.
7. Kemudian data yang diterima akan dicek dan dibandingkan apakan tekanan
yang ada didalam ban tersebuat diatas atau dibawah ban ideal, jika ya maka
buzzer akan diaktifkan dan indikator LED backlight pun aktif. Jika tidak akan
masuk ke perangkat lunak penekanan keypad.
8. Jika keypad ditekan maka akan masuk keperangkat lunak keypad dan jika tidak
maka akan masuk kebagian timer.
9. Timer berfungsi sebagai waktu sampling data dari sensor. Jika waktu sampling
dari data sensor tidak sesuai program akan kembali ke display. Jika sesuai aka
perangkat lunak masuk kebagian saklar.
10. Jika saklar dimatikan maka sistem akan berhenti (selesai) jika tidak maka
sistem akan menerima dara dari modul sensor.

2.5 Rangkaian

Gambar 2. Rangkaian Pada Modul Pengirim


Gambar 3. Rangkaian Pada Modul Penerima

2.6 Program yang digunakan

Program pembacaan sensor tekanan

data_adc=0;

for(x=0;x<10;x++) //pengambilan sampel sebanyak 10x

a= read_adc(0);

delay_ms(5);

data_adc=data_adc+a;

data_adc=data_adc/10;
a= data_adc;

e= a;

b= (e/51)-0,2;

c=b/0,009; // dalam satuan kPa

d= c*0,145; // dalam satuan PSI

sprintf(buff, x%.0fz, d); // menyisipkan x dan z sebagai id sensor

delay_ms(10);

Pengiriman data oleh modul RF M02A

Void prepAll() // inisialisasi RF M02

rff02_init(); // CLK 10MHz

rff02_setfreq (RF02FREQ (433)); // Frekuensi 433 MHz

rff02_setpower (1); // -12dBm

rff02_setmodfreq(3) // 120 KHz

rff02_setbaud(19200); // 19200 Baud

// Fungsi Pengiriman Data RF M02

Void rf02_txdata(unsigned char *data, unsigned char number)

unsigned char i, wert;

wert=0 x C6; // 1100 0110

PORTB.2=0; // Set nSel=0


for (i=0; i<8; i++)

if (wert& 0x80) // mengirim data

PORTB.3=1; // Set SDI=1

else

PORTB.3=0; // Set SDI=0

// 4 baris: mengirim clock SCK

PORTB.5=1; // Set SCK=1

wert<<=1;

delay_us(1);

PORTB.5=0; // Set SCK=0

// mengirim data dengan menunggu clk dari IRQ

rf02_shiftout (0XAA); // 10101010

rf02_shiftout (0XAA);

rf02_shiftout (0XAA);

rf02_shiftout (0X2D); // 00101101

rf02_shiftout (0XD4); // 11010100

for (i=0; i<number; i++)

rf02_shiftout (*data++);

PORTB.2=1; // sbi (RF_PORT, CS); // Set nSel=1

While ( RF_PIN& (1<<IRQ)); // tunggu sampai proses


transfer selesai

rf02_trans(0Xc464); // Tx mati setelah 10 s

// Pengiriman data tekanan pada perangkat lunak utama

For (i=0; i<100; i++)

rf02_txdata (buff, 32); // 32 Bytes data transmit

delay_ms(5);

// Program penerimaan data

void prepAll () // Inisialisasi Sensor 1

rf01_init (); // CLK 10 MHz

rf01_stfreq (RF01FREQ (433)); // 433 MHz

rf01_setbandwidth (4); // 200 KHz

rf01_setreceiver (2,4); // -6 Db, drssi threshold: -79 dBm

rf01_setbaud (57600); // 57600 Baud

void prep () // Inisialisasi Sensor 2

rf01_ init(); // CLK 10 MHz

rf01_setfreq(RF01FREQ (434)); // 434 MHz


rf01_setreceiver (2,4); // -6 Db, DRSSI threshold: -79 dBm

rf01_setbaud (57600); // 57600 Baud

// Fungsi Terima Data

Int rxdata (unsigned char*data, unsigned char number)

unsigned char i, j, c;

rf01_trans (0x C0C1 ((sgain&3)<<4 ((sdrssi&7)<<1)); // RX

on

rf01_trans (0Xce89); // set FIFO mode

rf01_trans (0Xce8b); // enable FIFO

PORTB.3=0; // Set SDI=0

for (i=0; i<number; i++)

PORTB.3=0; // Set nSel=0

detik=0;

while (detik<42 && (!(RF_PIN & (1<<SDO))));

// tunggu sampai data masuk

if (detik>=42) return -1;

for (j=0; j<16; j++) // read and discard status register

PORTB.5=1; // Set SCK=1

delay_us (1);
PORTB.5=0; // Set SCK=0

*data++=C;

PORTB.2=1; // Set nSel=1

rf01_trans (0XC0C0 ((sgain&3)<<4 ((sdrssi&7)<<1)); // RX Off

return 1;

// Pembacaan ID Sensor

prepAll(); // ID sensor 1

if (rxdata(data, 32)!=-1) // jika tidak timeout dan terima data 32 byte

For( i=0; i<32; i++) // deteksi posisi x dan z

if(data[i]==x) ifg=i;

if(data[i]==z) ifgg=i;

tsum=0;

for(i=ifg+!; i<ifgg; i++) // konversi string ke int

tsum*=10;

tsum+=(data [i]-0);

}
If (tsum<60 && tsum>0) sum=tsum;

else sum=0; // selain tidak timeout

prepAll(); // ID sensor 2

if (rxdata(data, 32)!=-1)// jika tidak timeout dan terima data 32 byte

For( i=0; i<32; i++) // deteksi posisi a dan b

if(data[i]==a) ifg=i;

if(data[i]==b) ifgg=i;

tsum=0;

for(i=ifg+!; i<ifgg; i++) // konversi string ke int

tsun*=10;

tsun+=(data [i]-0);

If (tsun<60 && tsun>0) sun=tsun;

else sun=0; // selain tidak timeout

// Input Keypad

if (PINC.0==0 ||PINC.1==0||PINC.2==0||PINC.3==0)

if (PINC.0==0) bat2++;
if (PINC.1==0) bat2--;

if (PINC.2==0) bat2++;

if (PINC.3==0) bat2--;

if (bat1>40) bat1=40;

if (bat1<25) bat1=25;

if (bat2>40) bat2=40;

if (bat2<25) bat2=25;

// Cek Batas Ideal

if (bat1<28 || bat2<28)

lcd_clear();

lcd_gotoxy(0,0);

lcd_putsf( GEMBOS TO LE BANE);

lcd_gotoxy(0,1);

sprintf(buff_data, Bt1: %i , bat1);

lcd_puts(buff_data);

lcd_gotoxy(9,1);

sprintf(buff_data, Bt2: %i , bat2);

lcd_puts(buff_data);

else if (bat1>35 \\ bat2>35)

{
lcd_clear();

lcd_gotoxy(0,0);

lcd_putsf( AWAS NJEBLOK BANE );

lcd_gotoxy(0,1);

sprintf(buff_data, Bt: %i , bat1);

lcd_puts(buff_data);

lcd_gotoxy(9,1);

sprintf(buff_data, Bt2: %2 , bat2);

lcd_puts(buff_data);

else // Display LCD

lcd_gotoxy(1,0);

sprintf(buff_data, Bn1: %i , sun);

lcd_puts(buff_data);

lcd_gotoxy(9,0);

sprintf(buff_data, Bn2: %i , sum);

lcd_puts(buff_data);

lcd_gotoxy(0,1);

sprintf(buff_data, Bt1: %i , bat1);

lcd_puts(buff_data);

lcd_gotoxy(9,1);

sprintf(buff_data, Bt2: %i , bat2);

lcd_puts(buff_data); }
2.7 Flow Chart

Mulai

Set batas ideal ban depan


dan ban belakang

Inisialisasi RFM02

Open rx

Menerima data

Menerima ID sensor

Display

Ya
Data < batas ideal
Alaram &
ll
LED
Data > batas ideal

Ya

Keypad ditekan Keypad

Tidak

Timer

Tidak

Saklar off

Selesai
2.8 Pembahasan

Ban merupakan kompenen yang sangat vital bagi sebuah kendaraan, dimana dari
bagian ini merupakan salah satu faktor utama yang sering menyebabkan kecelakaan
di jalan. Keberadaan ban terkadang sering luput dari perhatian pemiliknya ketika
akan berkendara. Banyak orang yang merasa malas untuk memeriksa tekanan ban
secara intensif sebelum berkendara, padahal hal tersebut harus dilakukan apalagi
ketika orang tersebut akan melakukan perjalanan jauh dengan kendaraannya.
Repotnya memeriksa ban ketika akan melakukan perjalanan dengan menggunakan
alat ukur tekanan ban secara manual merupakan sumber kemalasan pengendara
dalam melakukan pengukuran tekanan ban. Pemberian tekanan udara yang tidak
benar dapat menyebabkan cepatnya kerusakan dan keausan pada ban kendaraan,
sehingga dapat memicu terjadinya kecelakaan.

Suatu ban dirancang agar dapat menampung udara, sebagai bagian dari strukturnya.
Ban yang dirancang diharapkan dapat menahan tekanan udara yang berada didalam
ban tersebut, sehingga ban tersebut mempunyai tekanan yang sudah ditetapkan oleh
pengendara sebagai tekanan yang pas pada bannya. Akan tetapi penggunaan ban
pasti akan mengurangi tekanan angin yang berada pada ban tersebut. Sehingga
pengendara membutuhkan alat ukur tekanan ban manual untuk mengecek berapa
tekanan angin yang hilang akibat penggunaan ban tersebut.

Karena pemakaian ban setiap hari, akan mengurangi tekanan udara yang berada
didalam ban, maka akan sangat merepotkan jika pengendara harus memeriksa
tekanan bannya setiap hari. Dengan melihat permasalahan tersebut, maka pada pada
proyek ini akan dirancang dan direalisasikan suatu sistem untuk mempermudah
pengendara memonitoring kondisi ban yang mereka gunakan tanpa harus mengukur
ban setiap hari. Semua data mengenai tekanan udara ban dapat dimonitoring dengan
mudah dari dalam kendaraan dan ketika kendaraan sedang berjalan, sistem tersebut
dapat memantau kondisi tekanan udara ban secara real time. Sistem ini dilengkapi
dengan LCD sebagai display tekanan udara pada ban, keypad sebagai pengganti
batas ideal tekanan udara pada ban, sedangkan buzzer dan LED sebagai penanda
jika tekanan udara pada ban di atas dan di bawah batas ideal. Dengan sistem ini
diharapkan dapat mengurangi resiko kecelakaan lalu lintas, menghemat bahan
bakar dan memperpanjang usia pakai ban.

Secara umum diagram blok proyek ini ditunjukkan pada gambar dibawah ini.

SENSOR TEKANAN MIKROKONTROLER


MODULE RF M02
MPX5500D AT MEGA8-32

CATU DAYA

Gambar 4. Diagram Blok Sistem Monitoring Tekanan Ban Pada Sepeda Motor
Secara Nirkabel.
Pada sistem monitoring menggunakan mikrokontroler ATMega8 dengan kemasan

TQFP (Thin Quad Flat Pack). ATMega dengan kemasan ini memiliki 32 pin dan

memiliki fitur-fitur yang dapat diaplikasikan pada perancangan sistem monitoring

takanan ban pada sepeda motor secara nirkabel. Modul mikrokontroler yang dirancang

berfungsi sebagai pusat pengendali pada sistem, yaitu menerima masukan dari data

sensor, pengolahan data, dan kemudian mengirimkan ke modul penerima. Kemudian

sensor tekanan yang digunakan pada sistem ini adalah sensor tekanan MPX5500D.

Penggunaan sensor tekanan ini cukup mudah karena pada penggunaannya sensor

tekanan MPX5500D hanya membutuhkan satu buah pin mikrokontroler sebagai jalur

komunikasi dengan mikrokontroler yaitu pada pin input ADC. Sensor tekanan ini

bekerja pada tegangan 5V dan menghasilkan output tegangan analog 0.2 - 4,7 Vdc.

Sensor ini mempunyai kemampuan untuk tekanan 0 -500 kPa atau 0 -72,5 psi. Setelah

data dari sensor tekanan diolah, selanjutnya akan dikirimkan secara nirkabel melalui

modul RFM02 yang bertindak sebagai mudul pemancar atau pengirim data digital dari
mikrokontroler. Modul RFM02 ini hanya bisa digunakan untuk pemancar atau pengirim

saja, maka diperlukan modul RFM Rx untuk menerima data yang dikirimkan oleh

modul RFM02. Setelah data diterima, data tersebut kemudian di oleh oleh

mikrokontroler ATMega8 yang kemudian akan ditampilkan pada LCD.


DAFTAR PUSTAKA

Artawan, P., Ketut, I., Pendidikan, J., & Fmipa, F. (2015). Rancangan Detektor Gempa
Berpotensi Tsunami Berbasis Wireless Sensor Network dengan Sistem Magnetic
Altitude, 6269.
Firdaus, F., & Abduh, S. (2016). Perancangan Sistem Otomasi Tekanan Uap , Uap
Menggunakan Mikrokontroler, 14, 7588.
Harsono, D., Sunardi, J., & Biantara, D. (2009). Pemantauan Suhu Dengan
Mikrokontroler Atmega8 Pada Jaringan Lokal. Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir -
BATAN, 1(November), 415422.
Hartono, H., Thomas, T., & Isa, S. M. (2008). Sistem Pengisi dan Pengatur Tekanan
Udara Ban Mobil Secara Otomatis dengan Mikrokontroler. TESLA Jurnal Teknik
Elektro UNTAR, 10(1), pp35.

Anda mungkin juga menyukai