Saat ini sepeda motor sudah sangat umum dimiliki oleh lapisan masyarakat
khususnya di Indonesia. Hampir setiap rumah setidaknya memiliki satu sepeda
motor. Ban merupakan salah satu komponen utama dalam sebuah kendaraan. Ban
juga merupakan salah satu faktor utama penyebab terjadinya kecelakaan di lalu
lintas, oleh karena itu perawatan ban sebaiknya dilakukan secara rutin. Hal-hal
penting yang perlu dilakukan dalam merawat ban untuk mendapatkan performa
optimum dan usia pakai yang lebih lama salah satunya adalah memeriksa tekanan
udara ban. Artinya, ban harus diberikan tekanan udara dengan standar yang
dianggap nyaman oleh pengguna motor. Pengunaan motor setiap hari akan
mengurangi tekanan udara pada ban sehingga akan sangat merepotkan jika kita
harus memeriksa tekanan udaran ban setiap hari (Hartono, dkk., 2008). Dengan
adanya permasalahan ini maka projek ini dirancang untuk memonitoring tekanan
udara pada ban sepeda motor secara nirkabel yang akan dilengkapi dengan LCD
sebagai display tekanan udara pada ban secara real time dalam kondisi sedang
berjalan. Pada pembutan alat ini dilengkapi dengan keypad sebagai pengganti batas
ideal tekanan udara ban, dan dilengkapi juga dengan buzzer dan LED sebagai
penanda jika tekanan udara pada ban berada diatas atau dibawah batas ideal.
Alat dan bahan yang digunakan pada pembuatan projek ini adalah sebagai berikut:
1. Sensor MPX5500D
2. Modul RFM02
3. LCD 16x2
4. Mikrokontroler ATmega8
5. Keypad 4x1
6. Buzzer
7. LED
8. Resistor
9. Catu daya : IC 7805DT, kapasitor 100 nF dan 22 pF, baterai litium coin
CR2032 (v=3v), dioda
2.5 Rangkaian
data_adc=0;
a= read_adc(0);
delay_ms(5);
data_adc=data_adc+a;
data_adc=data_adc/10;
a= data_adc;
e= a;
b= (e/51)-0,2;
delay_ms(10);
else
wert<<=1;
delay_us(1);
rf02_shiftout (0XAA);
rf02_shiftout (0XAA);
rf02_shiftout (*data++);
delay_ms(5);
unsigned char i, j, c;
on
detik=0;
delay_us (1);
PORTB.5=0; // Set SCK=0
*data++=C;
return 1;
// Pembacaan ID Sensor
prepAll(); // ID sensor 1
if(data[i]==x) ifg=i;
if(data[i]==z) ifgg=i;
tsum=0;
tsum*=10;
tsum+=(data [i]-0);
}
If (tsum<60 && tsum>0) sum=tsum;
prepAll(); // ID sensor 2
if(data[i]==a) ifg=i;
if(data[i]==b) ifgg=i;
tsum=0;
tsun*=10;
tsun+=(data [i]-0);
// Input Keypad
if (PINC.0==0 ||PINC.1==0||PINC.2==0||PINC.3==0)
if (PINC.0==0) bat2++;
if (PINC.1==0) bat2--;
if (PINC.2==0) bat2++;
if (PINC.3==0) bat2--;
if (bat1>40) bat1=40;
if (bat1<25) bat1=25;
if (bat2>40) bat2=40;
if (bat2<25) bat2=25;
if (bat1<28 || bat2<28)
lcd_clear();
lcd_gotoxy(0,0);
lcd_gotoxy(0,1);
lcd_puts(buff_data);
lcd_gotoxy(9,1);
lcd_puts(buff_data);
{
lcd_clear();
lcd_gotoxy(0,0);
lcd_gotoxy(0,1);
lcd_puts(buff_data);
lcd_gotoxy(9,1);
lcd_puts(buff_data);
lcd_gotoxy(1,0);
lcd_puts(buff_data);
lcd_gotoxy(9,0);
lcd_puts(buff_data);
lcd_gotoxy(0,1);
lcd_puts(buff_data);
lcd_gotoxy(9,1);
lcd_puts(buff_data); }
2.7 Flow Chart
Mulai
Inisialisasi RFM02
Open rx
Menerima data
Menerima ID sensor
Display
Ya
Data < batas ideal
Alaram &
ll
LED
Data > batas ideal
Ya
Tidak
Timer
Tidak
Saklar off
Selesai
2.8 Pembahasan
Ban merupakan kompenen yang sangat vital bagi sebuah kendaraan, dimana dari
bagian ini merupakan salah satu faktor utama yang sering menyebabkan kecelakaan
di jalan. Keberadaan ban terkadang sering luput dari perhatian pemiliknya ketika
akan berkendara. Banyak orang yang merasa malas untuk memeriksa tekanan ban
secara intensif sebelum berkendara, padahal hal tersebut harus dilakukan apalagi
ketika orang tersebut akan melakukan perjalanan jauh dengan kendaraannya.
Repotnya memeriksa ban ketika akan melakukan perjalanan dengan menggunakan
alat ukur tekanan ban secara manual merupakan sumber kemalasan pengendara
dalam melakukan pengukuran tekanan ban. Pemberian tekanan udara yang tidak
benar dapat menyebabkan cepatnya kerusakan dan keausan pada ban kendaraan,
sehingga dapat memicu terjadinya kecelakaan.
Suatu ban dirancang agar dapat menampung udara, sebagai bagian dari strukturnya.
Ban yang dirancang diharapkan dapat menahan tekanan udara yang berada didalam
ban tersebut, sehingga ban tersebut mempunyai tekanan yang sudah ditetapkan oleh
pengendara sebagai tekanan yang pas pada bannya. Akan tetapi penggunaan ban
pasti akan mengurangi tekanan angin yang berada pada ban tersebut. Sehingga
pengendara membutuhkan alat ukur tekanan ban manual untuk mengecek berapa
tekanan angin yang hilang akibat penggunaan ban tersebut.
Karena pemakaian ban setiap hari, akan mengurangi tekanan udara yang berada
didalam ban, maka akan sangat merepotkan jika pengendara harus memeriksa
tekanan bannya setiap hari. Dengan melihat permasalahan tersebut, maka pada pada
proyek ini akan dirancang dan direalisasikan suatu sistem untuk mempermudah
pengendara memonitoring kondisi ban yang mereka gunakan tanpa harus mengukur
ban setiap hari. Semua data mengenai tekanan udara ban dapat dimonitoring dengan
mudah dari dalam kendaraan dan ketika kendaraan sedang berjalan, sistem tersebut
dapat memantau kondisi tekanan udara ban secara real time. Sistem ini dilengkapi
dengan LCD sebagai display tekanan udara pada ban, keypad sebagai pengganti
batas ideal tekanan udara pada ban, sedangkan buzzer dan LED sebagai penanda
jika tekanan udara pada ban di atas dan di bawah batas ideal. Dengan sistem ini
diharapkan dapat mengurangi resiko kecelakaan lalu lintas, menghemat bahan
bakar dan memperpanjang usia pakai ban.
Secara umum diagram blok proyek ini ditunjukkan pada gambar dibawah ini.
CATU DAYA
Gambar 4. Diagram Blok Sistem Monitoring Tekanan Ban Pada Sepeda Motor
Secara Nirkabel.
Pada sistem monitoring menggunakan mikrokontroler ATMega8 dengan kemasan
TQFP (Thin Quad Flat Pack). ATMega dengan kemasan ini memiliki 32 pin dan
takanan ban pada sepeda motor secara nirkabel. Modul mikrokontroler yang dirancang
berfungsi sebagai pusat pengendali pada sistem, yaitu menerima masukan dari data
sensor tekanan yang digunakan pada sistem ini adalah sensor tekanan MPX5500D.
Penggunaan sensor tekanan ini cukup mudah karena pada penggunaannya sensor
tekanan MPX5500D hanya membutuhkan satu buah pin mikrokontroler sebagai jalur
komunikasi dengan mikrokontroler yaitu pada pin input ADC. Sensor tekanan ini
bekerja pada tegangan 5V dan menghasilkan output tegangan analog 0.2 - 4,7 Vdc.
Sensor ini mempunyai kemampuan untuk tekanan 0 -500 kPa atau 0 -72,5 psi. Setelah
data dari sensor tekanan diolah, selanjutnya akan dikirimkan secara nirkabel melalui
modul RFM02 yang bertindak sebagai mudul pemancar atau pengirim data digital dari
mikrokontroler. Modul RFM02 ini hanya bisa digunakan untuk pemancar atau pengirim
saja, maka diperlukan modul RFM Rx untuk menerima data yang dikirimkan oleh
modul RFM02. Setelah data diterima, data tersebut kemudian di oleh oleh
Artawan, P., Ketut, I., Pendidikan, J., & Fmipa, F. (2015). Rancangan Detektor Gempa
Berpotensi Tsunami Berbasis Wireless Sensor Network dengan Sistem Magnetic
Altitude, 6269.
Firdaus, F., & Abduh, S. (2016). Perancangan Sistem Otomasi Tekanan Uap , Uap
Menggunakan Mikrokontroler, 14, 7588.
Harsono, D., Sunardi, J., & Biantara, D. (2009). Pemantauan Suhu Dengan
Mikrokontroler Atmega8 Pada Jaringan Lokal. Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir -
BATAN, 1(November), 415422.
Hartono, H., Thomas, T., & Isa, S. M. (2008). Sistem Pengisi dan Pengatur Tekanan
Udara Ban Mobil Secara Otomatis dengan Mikrokontroler. TESLA Jurnal Teknik
Elektro UNTAR, 10(1), pp35.