MAKALAH
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
“PENGANTAR STUDI ISLAM”
Dosen Pengampu:
KHAINUDDIN, S. Pd. I, M.Ag
Disusun oleh:
Ahmad Faqihuddin Masruri (22205066)
Maulia Sheila Prianti (22205040)
Nur Aula Sholikhatul Afifa (22205041)
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 1
C. Tujuan 2
BAB II PEMBAHASAN 3
A. Pengertian Penelitian Agama 3
B. Kedudukan Penelitian Agama Di Antara Peneltian Lain 6
C. Berbagai Pendekatan Agama Terhadap Penelitian Agama 6
D. Kontruksi Teori Penelitian Agama 9
BAB III PENUTUP 11
A. Kesimpulan 11
B. Saran 11
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang diatas, maka muncul beberapa pertanyaan, yaitu:
1. Apakah yang dimaksud pengertian penelitian agama?
2. Bagaimana kedudukan penelitian agama diantara penelitian lain?
3. Bagaimana Pendekatan Terhadap Agama Dalam Penelitian Agama?
4. Bagaimana konstruksi teori penelitian agama?
1
Atho Mudzhar, Pendekatan Studi Islam (Yogyakarta: pustaka pelajar, 2007 ) Hlm 11
1
C. TUJUAN
2
BAB 2
PEMBAHASAN
2
Didiek Ahmad Supadie dkk, Pengantar Studi Islam, Jakarta:RajaGrafindo Persada, 2011, h. 35.
3
Penelitian agama dapat berupa penelitian naskah primer yang berupa
penelitian kitab suci. Penelitian ini biasanya bermaksud meneliti kitab suci
mengenai suatu tema tertentu, umpamanya mengenai sifat Tuhan, masalah takdir,
lingkungan hidup, atau keluarga berencana. Penelitian naskah primer ini berguna
bagi kegiatan keagamaan seperti dakwah, namun kurang efektif sebagai
penelitian yang bersifat akademik.3
4
Dalam sebuah tulisannya Jacques Waardenburg menyatakan bahwa
terdapat tiga ruang lingkup penelitian agama:
6
Muhammad Sayuthi Ali, Metodologi Penelitian Agama, Jakarta: RajaGrafindo Persada,
2002, h. 7-8.
5
yang ditelitinya, yakni bahan referensi penelitian itu sendiri baik agama
maupun non-agama dan ruang lingkup diantara keduanya. Contoh model
penelitian agama seperti penelitian sejarah Islam, Antropologi dan sosiologi
agama, pemikiran modern dalam Islam, politik Islam dan lain-lain.
Sedangkan penelitian Non-Agama seperti penelitian lingkungan masyarakat,
ilmu pengetahuan (sains) kesehatan dan lain-lain.
Dengan demikian kedudukan penelitian agama adalah sejajar dengan
penelitian-penelitian Non-Agama.
B. Pendekatan atropologis
6
Pendekatan antropologis dalam memahami agama dapat diartikan
bagai salah satu upaya memahami agama dengan cara melihat wujud
praktis keagamaan yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat.
Melalui pendekatan ini agama tampak akrab dan dekat dengan masalah-
masalah yang dihadapi oleh manusia dan berupaya menjelaskan dan
memberikan jawabannya.
C. Pendekatan sosiologis
Sosiologi adalah Ilmu yang menggambarkan tentang keadaan
masyarakat lengkap dengan struktur, lapisan serta berbagai gejala sosial
lainnya yang paling berkaitan. Dengan ilmu ini fenomena sosila dapat
dianalisis dengan faktor-faktor yang mendorong terjadinya hubungan,
mobilitas sosial serta keyakinan-keyakinan yang mendasari terjadinya
proses tersebut.
D. Pendekatan filosofis
Secara harfiah, kata filsafat berasal dari kata philo yang berarti
cinta kepada kebenaran, ilmu dan hikmah. Selain itu filsafat dapat pula
berarti mencari hakikat sesuatu, berusaha menautkan sebab dan akibat
serta berusaha menafsirkan pengalaman-pengalaman manusia.
Dari definisi tersebut dapat diketahui bahwa filsafat pada intinya
berupaya menjelaskan inti, hakikat atau hikmah mengenai sesuatu yang
berada dibalik objek formanya.
E. Pendekatan historis
Sejarah atau historis adalah suatu ilmu yang di dalamnya dibahas
berbagai peristiwa dengan memperhatikan unsur tempat, waktu obyek,
latar belakang dan prilaku dan peristiwa tersebut.” Menurut ilmu ini,
segala peristiwa dapat dilacak dengan melihat kapan peristiwa itu terjadi,
di mana, apa sebabnya, siapa yang terlibat dalam peristiwa tersebut.
F. Pendekatan kebudayaan
Dalam kamus umum Bahasa Indonesia, kebudayaan di artikan
sebagai hasil kegiaytan dan penciptaan bathin (akal budi) manusia seperti
7
kepercayaan, kesenian, adat istiadat; dan berarti pula kegiatan (usaha)
batin (akal dan sebagainya) untuk menciptakan sesuatu termasuk hasul
kebudayaan.Dengan demikian, kebudayaan adalah hasil daya cipta
manusia dengan menggunakan dan kmengerahkan segenap potensi bathin
yang dimilikinya.
G. Pendekatan psikologi
Psikologi atau ilmu jiwa adalah ilmu yang mempelajari jiwa
seseorang melalui gejala perilaku yang dapat diamatinya. Menurut
Zakiyah Darajat perilaku seseorang yang tampak lahiriyah terjadi karena
dipengaruhi oleh keyakinan yang dianutnya.Dalam ajaran agama banyak
kita jumpai istilah-istilah yang menggambarkan sikap bathin seseorang.
8
pendapat yang dikemukakan sebagai suatu keterangan mengenai suatu
peristiwa (kejadian); dan berarti pula asas-asas dan hukum-hukum umum yang
dasar suatu kesenian atau ilmu pengetahuan. Selain itu, teori dapat pula berarti
pendapat, cara-cara, dan aturan-aturan untuk melakukan sesuatu.7
Berkenaan dengan hal itu, kita pun tidak perlu menyusun teori penelitian
tersendiri, tetapi cukup meminjam teori ilmu-ilmu sosial yang sudah ada. Salah
satu contoh teori yang digunakan dalam penelitian keagamaan yang akan
diungkpkan di sini adalah penelitian Hj. Ummu Salamah dalam menyelesaikan
program doktornya di program Pascasarjana Universitas Padjadjaran Bandung
(1998).8
Judul disertasi Hj. Ummu Salamah adalah “Tradisi Tarekat dan Dampak
Konsistensi Aktualisasinya terhadap Perilaku Sosial Penganut Tarekat (Studi
Kasus Tarekat Tijaniyah di Kabupaten Garut, Jawa Barat: dalam Perspektif
perubahan sosial)”. Teori-teori yang digunakan dalam penelitiannya adalah sebagi
berikut.9
7
Anonim, http://www.wordpress.com/2009/05/22/penelitian-agama-dan-penelitian-keagamaan,
diakses pada tanggal 13 september 2022, pukul 20.43 WIB.
8
Atang Abd. Hakim dan Jaih Mubarak, Metodologi Studi Islam,....... h. 63.
9
Ibid
9
Dengan demikian, penelitian di atas meminjam teori-teori yang dibangun
dalam ilmu-ilmu sosial. Ia disebut penelitian keagamaan (religius reseach) dalam
pandangan Midletton atau penelitian hidup agama dalam pandangan Juhaya S.
Praja, karena objeknya adalah perilaku Tarekat Tijaniyah.
BAB III
PENUTUP
10
A. Kesimpulan
1. Dalam pandangan Juhaya S. Praja, penelitian agama adalah
penelitian tentang asal-usul agama, dan pemikiran serta
pemahaman penganut ajaran agama tersebut terhadap ajaran yang
terkandung di dalamnya.manusia secara individual dan kolektif.
2. kedudukan penelitian agama adalah sejajar dengan penelitian-
penelitian Non-Agama.
3. Pendekatan Terhadap Agama Dalam Penelitian Agama adalah cara
pandang atau paradigma yang terdapat dalam suatu bidang ilmu
yang selanjutnya digunakan dalam memahami agama. Jadi tidak
mungkin kita membahas penelitian yang tanpa tahu pendekatan-
pendekatan yang dilakukan.
4. Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, W.J.S. Poerwadarminta
Mengartikan konstruksi adalah cara membuat (menyusun)
bangunan – bangunan (jembatan dan sebagainya); dan dapat pula
berarti susunan dan hubungan kata di kalimat atau di kelompok
kata. Sedangkan teori berarti pendapat, cara-cara, dan aturan-aturan
untuk melakukan sesuatu. Penelitian keagamaan merupakan
penelitian yang objek kajiannya adalah agama sebagai produk
interaksi sosial.
B. Saran
Makalah ini hanyalah tulisan sederhana yang memerlukan pembaharuan
atau perbaikan serta kritik dan saran untuk penyempurnaan makalah
ini.Semoga makalah ini dapat menjadi landasan untuk kita semua agar dapat
memperdalam pengetahuan kita semua tentang penelitian agama dan
keagamaan serta konstruksi teori penelitian keagamaan.
11
DAFTAR PUSTAKA
A. Buku
Ali, Muhammad Sayuthi, Metodologi Penelitian Agama, Jakarta: RajaGrafindo
Persada, 2002.
Alidea, Mircea dkk, Metodologi Studi Islam, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2000.
B. Internet
Anonim, http://www.wordpress.com/2009/05/22/penelitian-agama-dan-
penelitian-keagamaan.