Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

BENTUK PENYIMPANGAN PANCASILA SEBAGAI


IDEOLOGI

Dosen Pembimbing:

MUHIBBUDDIN, M. Pd.I

Oleh:

Ahmad Faqihuddin .M. (22205066)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) KEDIRI
2022
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur yang tiada hentinya bagi Tuhan yang telah menolong
hamba-Nya menyelesaikan makalah ini dengan penuh kemudahan. Tanpa
pertolongan, rahmat dan karunia-Nya, kami tidak akan sanggup menyelesaikan
makalah ini dengan baik.
Dalam penyusunan makalah ini, kami tim penyusun telah berusaha
semaksimal mungkin sesuai kemampuan kami. Namun sebagai manusia biasa,
kami tidak luput dari kesalahan dan kekhilafan baik dari segi teknik penulisan
maupun tata bahasa.Tetapi walaupun demikian kami berusaha sebisa mungkin
menyelesaikan makalah ini meskipun tersusun sangat sederhana.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada
pembaca. Seperti pribahasa “tiada gading yang tak retak”, makalah ini juga tidak
sempurna, memiliki kelebihan dan kekurangan. Oleh sebab itu kami mohon untuk
saran dan kritiknya yang membangun.
Atas kesediaan waktunya untuk membaca makalah ini, kami ucapkan terima
kasih. Ingatlah pepatah “Tuntutlah ilmu walau sampai ke negeri Cina”, artinya
teruslah berlatih dan belajar. Jangan mudah menyerah.

Kediri, 10 November 2022

Penyusun
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i

KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii

DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii

BAB I : PENDAHULUAN .................................................................................... 1

A. Latar Belakang .................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah ............................................................................... 1
C. Tujuan ................................................................................................. 1

BAB II : PEMBAHASAN ..................................................................................... 2

A. Korupsi Sebagai Bentuk Penyimpangan Ideologi Pancasila


.............................................................................................................. 2
B. Upaya untuk Memberantas Korupsi .................................................... 3
BAB III : PENUTUP ............................................................................................. 6

1. Kesimpulan ..................................................................................... 6
2. Saran .............................................................................................. 6
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 7
LAMPIRAN-LAMPIRAN ..................................................................................... 8
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pancasila sebagai Ideologi Bangsa adalah Pancasila sebagai cita-cita
negara atau cita-cita yang menjadi basis bagi suatu teori atau sistem kenegaraan
untuk seluruh rakyat dan bangsa Indonesia, serta menjadi tujuan hidup berbangsa
dan bernegara Indonesia. Berdasarkan Tap. MPR No. XVIII/MPR/1998 tentang
Pencabutan Ketetapan MPR tentang P4, ditegaskan bahwa Pancasila adalah dasar
NKRI yang harus dilaksanakan secara konsisten dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara. Pancasila bersumber dari nilai-nilai yang dimiliki oleh bangsa Indonesia
yaitu dalam adat-istiadat, serta dalam agama-agama bangsa Indonesia. sehingga
dapat diartikan bahwa pancasila mencerminkan kepribadian dan karakteristik
bangsa Indonesia.
Dalam kehidupan sekarang, nilai-nilai pancasila mengalami pelemahan. Hal
ini disebabkan kurangnya rasa kesadaran dan nasionalisme pada diri warga
Indonesia. Dampak dari melemahnya nilai-nilai pancasila menjadikan jatuhnya
martabat bangsa Indonesia di mata dunia. Salah satunya adalah korupsi. Korupsi
sudah menjadi fenomena yang banyak ditemui dalam permasalahan negeri ini. Hal
ini bertentangan dengan nilai-nilai pancasila. Masalah korupsi ini sangat berbahaya
karena dapat mengikis moral bangsa yang telah terbentuk sejak lama dapat dilihat
dari segi kehidupan sosial yaitu terkikisnya budaya malu.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana dampak korupsi sebagai bentuk penyimpangan dari
pancasila sebagai ideologi?
2. Bagaimana upaya untuk mengatasi permasalahan tersebut?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui dampak penyimpangan dari ideologi pancasila.
2. Untuk mengetahui solusi untuk memecahkan masalah yang dihadapi
bangsa Indonesia akibat melemahnya nilai pancasila sebagai ideologi.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Korupsi Sebagai Bentuk Penyimpangan Ideologi Pancasila


Salah satu bentuk penyimpangan pancasila sebagai ideologi yakni
korupsi dana negara yang mengakibatkan ketidakstabilan dana prasarana
negara. Selain itu, korupsi yang merajalela merusak karakteristik bangsa
Indonesia. Menjadikan nama Indonesia dikenal buruk di mata dunia.
Setiap tahunnya Koalisi Anti Korupsi Internasional, Transparency
International merilis survei tahunan mereka akan negara yang paling korup
di dunia. Menurut Transparency International, Indonesia menduduki
peringkat 90 dari 176 negara di dunia. Dalam kurun waktu 6 bulan mulai 1
Januari hingga 30 Juni 2017, Indonesia Corupption Watch (ICW) mencatat
ada 226 kasus korupsi. Kasus dengan jumlah tersangka 587 orang itu
merugikan negara Rp 1,83 triliun dan nilai suap Rp 118,1 miliar. 226 kasus
korupsi tersebut ditangani 3 aparat penegak hukum yakni Kejaksaan,
Kepolisian dan KPK. Ada sebanyak 135 kasus ditangani Kejaksaan, 109
kasus kepolisian, dan 21 kasus ditangani KPK. ICW menemukan paling
banyak kasus tersebut bermodus pungutan liar dengan jumlah 55 kasus.
Kasus ini, yang paling rentan adalah lembaga pemerintah daerah. 121 kasus
korupsi dilakukan di lembaga Pemda mulai dari tingkat Kabupaten/Kota
hingga Provinsi.
Pada tanggal 07 Oktober 2017, KPK menahan dua tersangka dugaan
suap kepala pengadilan tinggi manado. Adapun keduanya adalah (Ketua
Pengadilan Tinggi Manado) dan (Anggota DPR RI Komisi XI periode 2014
– 2019). Tersangka pertama diduga sebagai penerima, disangkakan
melanggar pasal 12 huruf a atau huruf b atau huruf c atau pasal 6 ayat (2)
atau pasal 5 ayat (2) atau pasal 11 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999
tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah
dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001. Sedangkan, tersangka
kedua diduga sebagai pemberi disangkakan melanggar pasal 6 ayat (1) huruf
a atau pasal 5 ayat (1) huruf a atau huruf b atau pasal 13 Undang-Undang
Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001.
Pada tanggal 16 September 2017, dunia maya dihebohkan dengan
beredarnya salah satu adegan “Girlboss” yang dianggap telah menyindir
Indonesia. Adegan itu bermula saat salah satu pemain perempuan di serial
itu berada di sebuah toko. Dia berencana membeli buku tentang
menjalankan bisnis, namun karena harganya mahal, dia malah mencurinya.
Agar tak ketahuan, dia menuju ke kasir untuk membeli benda lain yang lebih
murah dan meminta resi. Dia juga meminta tas dengan alasan tempat
penyimpanan bukunya penuh. Dia mengaku suaminya tak suka bila dia
membaca buku.
Selesai 'bertransaksi', si perempuan langsung pergi meninggalkan
kasir. Saat hendak meninggalkan toko, dia ternyata dikejar oleh petugas
keamanan. Petugas itu memintanya berhenti untuk menanyakan buku yang
dibawa oleh di perempuan.

"Hey miss, aku lihat buku itu. Kamu mencurinya," kata petugas keamanan.

Si perempuan terus berjalan namun si petugas tidak berhenti mengejarnya.


"Aku yakin kamu tidak membayarnya," kata petugas itu lagi.

"Aku membayarnya," kata perempuan itu.

"Aku ingin lihat resinya," kata si petugas.

Karena kesal, si perempuan itu lalu berhenti. " Aku muak selalu dicurigai
karena aku mirip orang Indonesia," ujarnya.
Adegan dalam film tadi bisa saja dibuat tanpa ada maksud tertentu.
Namun pelajaran yang diambil yakni apakah seburuk itu moral bangsa
Indonesia di mata dunia? Karakter bangsa Indonesia sudah seharusnya
dipertanyakan. Hal ini tentu saja menjadi alasan bangsa Indonesia untuk
menginteropeksi diri jika memang Indonesia ingin menjadi bangsa yang
maju dan bersaing di kancah internasional.
B. Upaya untuk Memberantas Korupsi
1. Memberantas budaya korupsi
Memberantas korupsi tidak hanya dari sisi represif saja, akan tetapi
dapat dilakukan dari sisi budaya hukum, yaitu meniadakan budaya hukum
untuk tidak berkorupsi. Kita lihat bersama korupsi telah berakar di kalangan
masyarakat, bahkan dapat dijadikan sebagai bahan legitimasi persoalan,
dengan cara dilakukan korupsi meskipun kecil-kecilan, namun perbuatan ini
sudah membudaya, tentu tidak dapat ditoleransi. Masyarakat harus dibangun
sedemikian rupa budaya hukum yang tidak sehat itu jangan diberi
kesempatan. Dapat dilakukan secara sistemik dengan kesepakatan bersama,
melalui jalur agama, seni, etiket good governance dan cleant govermen
maupun good corporate governance, dimanapun sistem sosial dilakukan oleh
masyarkat. KPK membangun image dalam benak masyarakat, bahwa korupsi
itu adalah perbuatan terkutuk, berdosa, merusak pembangunan. Budaya
hukum yang sehat dapat mengurangi budaya korupsi di masyarakat.
2. Sistem penggajian
Harus ada reformasi dari sistem penggajian di kalangan pegawai
pemerintah, terutama di kalangan penegak hukum, karena pendapatan adalah
gantungan hidup. Ini harus dilakukan segera, KPK harus memberikan saran
tersebut kepada Pemerintah dan Legislatif. Mengingat tingkat kesejahteraan
pegawai sangat rendah, terutama pegawai pemerintah termasuk dalam hal ini
para penegak hukum. Jangan sampai untuk menutupi kebutuhan
kesejahteraan, para pegawai itu, mereka melakukan perbuatan menyimpang
ketika melakukan pelayanan. Kata Susan Rose-Ackerman, dalam buku seri
tejemahan berjudul ”Korupsi & Pemerintahan” penerbit Pustaka Sinar
Harapan, Jakarta 2006, cetakan pertama, pada halaman 101 mengatakan
”Jika gaji pemerintah rendah, maka korupsi menjadi andalan untuk bertahan
hidup”.
3. Sistem Pengawasan yang efektif
Sistem pengawasan ini juga haruslah direformasi dan menjadi bagian
rencana aksi dari KPK untuk menciptakan sistem pengawasan yang efektip
baik secara internal dan eksternal. Sistem pengawasan yang selama ini terjadi
bersifat hangat-hangat tahi ayam, tidak efektip, seadanya. Sistem
pengawasan sebagian besar tidak begitu disukai, dan tidak merupakan dari
bagian menejemen kelembagaan, metodanya tidak up to date, terutama di
kalangan pemerintahan. Diutamakan reformasi itu adalah pengawasan
internal, sebab pengawasan internal dapat mendeteksi secara dini, atas
penyimpangan tugas, pokok dan fungsi menejemen.
4. Penegakan Hukum yang serius
Penegakan hukum dibidang Tindak Pidana Korupsi, adalah
memerlukan tangan-tangan yang trampil dan profesional, sehingga norma
dapat dilakukan dengan baik. Namun di beberapa tempat masih terdapat
penegakan hukum yang tidak serius, yang disebabkan oleh sikap KKN,
intervensi dari berbagai kalangan, yang menyebabkan penegak hukum tidak
berdaya, sehingga penegakan hukum tidak berjalan sebagaimana mestinya.
KPK sesuai dengan kewenangan yang diberikan oleh UU no 30 tahun 2002
tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, dapat menjadi
motivator, fasilitator penegakan hukum korupsi, sehingga turunnya KPK di
kalangan penegakan hukum, tidak hanya dalam hal pengawasan pelaksanaan
penyidikan dan penuntutan, tetap juga melakukan pengawasan di sistem
pengadilan. Juga memberikan sistem pelatihan dan dengan petugas KPK
sendiri, sehingga mencapai mampu dan trampil di dalam melakukan
penyidikan, penuntutan dan pemeriksaan kasus Tipikor. Regulasi juga harus
serius di dalam memberikan dampak positip, hukumannya harus diperberat,
baik pidana maupun perdatanya. Karena pola penghukuman masih dipandang
ringan oleh para pelaku, sehingga tidak memberikan efek jera yang serius.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dampak utama dari penyimpangan pancasila sebagai ideologi
adalah terkikisnya moral bangsa. Karakteristik bangsa yang ideologinya
sudah tidak diterapkan, perlu ditanyakan kembali. Upaya untuk melakukan
tindakan pencegahan penyimpangan ideologi pancasila adalah
menanamkan nilai-nilai pancasila kepada setiap generasi agar tumbuhlah
rasa tanggung jawab menjalankan pancasila sebagai ideologi. Setelah itu,
penerapan pancasila sebagai ideologi bisa dilaksanakan secara maksimal
baik dalam konteks sosial, hukum, maupun ekonomi.
B. Saran
Setiap hal tergantung pada individu masing-masing. Jika individu
tersebut bersikap acuh pada pancasila, meski sudah diberi pemahaman
berkali-kali maka akan sia-sia. Oleh karena itu diharapkan setiap warga
negara merasa memiliki tanggung jawab untuk memahami nilai-nilai
pancasila dan menerapkannya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
DAFTAR PUSTAKA

KPK. 07 Oktober 2017. KPK Tahan Dua Tersangka Dugaan Suap Kepala Pengadilan
Tinggi Manado. KPK. https://www.kpk.go.id/id/berita/siaran-pers/4082-kpk-
tahan-dua-tersangka-dugaan-suap-kepala-pengadilan-tinggi-manado. Diakses pada
10 Oktober 2017

Muliana, Vina A. 25 Januari 2017. Daftar Negara Paling Korup se-Asia Pasifik, RI
Nomor Berapa?. Liputan6.com. http://bisnis.liputan6.com/read/2836949/daftar-
negara-paling-korup-se-asia-pasifik-ri-nomor-berapa. Diakses pada tanggal 10
Oktober 2017

Yunita, Ken. 16 September 2017. Ini Adegan Soal Indonesia di 'Girlboss' yang Bikin Netizen
Heboh. DetikHOT. https://hot.detik.com/tv-news/d-3646244/ini-adegan-soal-indonesia-di-
girlboss-yang-bikin-netizen-heboh. Diakses pada 10 Oktober 2017

Pribadi, Slamet. Korupsi dan Upaya Strategis Pemberantasanya.


https://slametpribadi99.wordpress.com/2011/12/14/9/. Diakses paa tanggal 10
Oktober 2017
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai