OLEH
KELOMPOK 1. KELOMPOK 2
1. ADELIA TALOIM 1. AMON OEMATAN
2. DEANA TANESIB. 2.ESTI APLOEGI
3. EMSI KAFOTA. 3. DENI ROHI IE
4. MARYATI HAUTEAS. 4. MARYATHI HABA PAU
5. RUNITA HEKNENO. 5. SANCE SALUKH
6. SURNI DALKI MISA 6. WATI BANAMTUAN
KELAS : 2B
MATA KULIAH: PANCASILA
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Januar Rohi yang
telah memberikan tugas ini kepada kami. Ada banyak hal yang bisa kami
pelajari melalui makalah ini.
Di akhir dari penyelesaian makalah ini, kami berharap apa yang sudah
kami kerjakan ini bisa bermanfaat untuk orang lain. Jika ada kritik dan saran
terkait ide tulisan maupun penyusunannya, kami akan menerimanya dengan
senang hati.
Kelompok 1&2
DAFTAR ISI
Kata pengantar......................................................................................................
Daftar isi...............................................................................................................
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar belakang................................................................................................
B. Rumusan masalah...........................................................................................
C. Tujuan.............................................................................................................
BAB 2
PEMBAHASAN
A.
B.
C. Pro-kontra atas penegakan hukum dalam penanganan kasus korupsi di
Indonesia....................................................................................................
BAB 3
PENUTUP
A. Kesimpulan...............................................................,........,............................
B. Saran........................................,...............,.................................,....................
.
DAFTAR PUSTAKA
Latar belakang: Korupsi merupakan salah satu penyakit masyarakat sama
dengan jenis Kejahatan lain seperti pencurian yang sudah ada sejak manusia
bermasyarakat Di atas bumi ini. Masalah utama yang dihadapi adalah
meningkatnya korupsi Itu seiring dengan kemajuan kemakmuran dan
teknologi. Bahkan pengalaman Memperlihatkan semakin maju pembangunan
suatu bangsa semakin Meningkat juga kebutuhan mendorong orang untuk
melakukan korupsi demi Memenuhi segala kebutuhan hidup yang ada Pada
dasarnya korupsi adalah kejahatan kerah putih yang rata-rata Justru dilakukan
oleh para aparat negara yang seharusnya memberantas tindak Pidana korupsi
tersebut. Sejarah membuktikan bahwa hampir di setiap Negara dihadapkan
Masalah korupsi. Persoalan korupsi tidak hanya terjadi pada pejabat publik
Yang menyalahgunakan jabatannya dan kedudukannya untuk mendapat
Keuntungan dengan mudah bagi kepentingan pribadi atau kelompoknya
Korupsi dapat terjadi bila ada peluang dan keinginan dalam waktu yang
Bersamaan, yaitu dapat dimulai dari aspek mana saja berupa suap yang
Ditawarkan kepada seorang pejabat, pejabat meminta atau bahkan memeras
Uang pelicin, orang yang menyuap melakukan suap karena menginginkan
sesuatu yang bukan haknya, dan ia menyuap dengan mengabaikan Peraturan.
Pemberantasan korupsi merupakan masalah paling mendesak yang Harus
dilakukan karena telah menghambat kemajuan suatu bangsa. Kebiasaan
Korupsi terlihat begitu besar dan diluar kontrol pemerintah. Akan tetap
Langkah untuk memberantas korupsi ini sering terhalang berbagai masalah
Yang kompleks. Namun semua elemen bangsa harus bisa menghentikan
Perbuatan tercela terebut. Di Indonesia segala upaya telah dilakukan oleh
pemerintah untuk Memberantas korupsi akan tetapi berdasarkan hasil
penelitian dan evaluasi Dari beberapa lembaga memperlihatkan
kecenderungan yang sangat Memprihatinkan, umumnya mereka memiliki
kesimpulan yang sama bahwa Indonesia merupakan Negara paling korup di
dunia. Korupsi di Indonesia Telah berkembang dan mengakar pada lembaga
perwakilan rakyat bahkan Dalam sistem peradilan pidana yaitu kepolisian,
kejaksaan dan lembaga Peradilan yang seharusnya menjadi ujung tombak bagi
upaya korupsi justru dipandang oleh banyak kalangan sebagai institusi publik
yang Paling korup dan paling banyak melakukan penyalahgunaan kewenangan
pemberantasan
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya, maka penulis
merumuskan masalah menjadi beberapa, diantaranya:
1. Mengetahui apa itu korupsi?
2. Bagaimana penegak hukum menegakan hukum terhadap kasus korupsi di
Indonesia?
3. Pro-kontra atas penegakan hukum kasus korupsi di Indonesia menurut UU
KUHP
BAB 2
PEMBAHASAN
BAGIAN PRO
Menurut kami penegakan hukum dalam kasus korupsi Indonesia sudah
ditangani dengan baik dan serius yaitu dengan adanya penangkapan terhadap
pejabat yang melakukan suap bahkan para penegak hukum sudah mencegah
dan memberantas tindak pidana korupsi melalui upaya koordinasi, supervisi,
monitor, penyelidikan, penyidikan, penuntutan, dan pemeriksaan di sidang
pengadilan dan memenjarakan para koruptor pada lapas yang dikhususkan
bagi napi koruptor. Bahkan kasus korupsi di Indonesia sedikit membaik
dengan adanya UU KUHP terbaru dimana Hukuman bagi koruptor di KUHP
lebih kecil dibandingkan hukuman di Undang-undang Pemberantasan Tindak
Pidana Korupsi (UU Tipikor). Pasal 2 UU Tipikor menyebut hukuman penjara
bagi koruptor paling sedikit empat tahun penjara. Maksimal hukuman penjara
bagi koruptor adalah 20 tahun. Selain itu, UU Tipikor mengatur denda bagi
koruptor paling kecil Rp200 juta. Denda paling besar Rp1 miliar. Selain itu
penerapan sistem pengadaan barang dan jasa yang transparan, serta
pemberlakuan laporan harta kekayaan pejabat publik yang terbuka untuk
publik. Dan dengan adanya pelaku korupsi yang dituntut dan dihukum dengan
tegas, hal ini dapat mengirimkan sinyal yang kuat bahwa tindakan korupsi
tidak akan ditoleransi.
BAGIAN KONTRA
Menurut kami, kami kurang setuju dengan pernyataan yang disampaikan
bahwa penegak hukum di Indonesia sudah menangani kasus korupsi di
Indonesia dengan baik. Karena masih ada banyak hal yang kami lihat diluar
sana ada beberapa koruptor yang masuk penjara tetapi lapas-nya itu dipenuhi
oleh berbagai macam fasilitas mewah, sehingga penjara yang didefinisikan
sebagai tempat paling menakutkan dan menderita malah dianggap seperti bak
hotel berbintang lima bahkan apartemen karena saking megah nya, Nah,
dilihat dari bukti autentik diatas maka dapat dikatakan bahwa penanganan
kasus korupsi di Indonesia ini masih minim dan belum bisa dikatakan baik.
Apalagi dengan adanya UU KUHP untuk vonis hukuman mati itu sendiri
tertera pada Pasal 100 UU Nomor 1 Tahun 2023 yaitu vonis mati bersyarat.
Pada KUHP yang disahkan pada 6 Desember 2022 itu menjelaskan bahwa
terpidana akan diberikan masa percobaan 10 tahun bagi terpidana untuk
berbuat baik di penjara. Bila selama 10 tahun ia berbuat baik, hukumannya
dapat diubah menjadi penjara seumur hidup. Sekarang logika nya begini
siapapun orang itu tidak akan mau dihukum mati pasti dengan berbagai cara
dia akan melakukan berbagai hal untuk menghindari yang namanya hukuman
mati dan dari adanya undang-undang seperti itu mereka yang sudah divonis
mati pasti akan berpura-pura baik biar lolos dari jeratan hukuman mati jadi
percuma penegakan hukum menegakkan hukuman seperti itu tidak
memberikan efek jerawat apapun yang ada hanya malah menguntungkan
koruptor. Selalu membela penjajah bangsa sendiri. Partai dan pengusaha
bersama membangun keringanan hukuman dan mengabaikan rakyat pada
umumnya. terbaru dimana terdapat komparasi atau Perbandingan dan
kesimpulan dari pembuatan undang-undang harus di uji dan di setuju
masyarakat agama, masyarakat akademis, masyarakat adat, dan pakar hukum
dan lain-lain di bidangnya. Kemanusiaan yang adil dan beradab harus
berkelanjutan untuk seluruh rakyat Indonesia.
Menurut kami, hukum di Indonesia ini harus lebih di tegak kan secara adil,
tidak ada saling pilih, karna kebanyakan saat ini banyak juga seperti
contohnya saja, anggota DPR, korupsi masyarakat yang milyaran bahkan
triliunan namun penegakan hukum nya tidak sepadan, mereka di penjara
dengan fasilitas yang hampir bisa di bilang seperti hotel bintang lima, namun
beda hal nya dengan masyarakat biasa, yang di penjara hanya karena mencuri
ayam, mencuri buah Miris sekali hukum di Indonesia saat ini, harus nya kita
dapat mencontoh negara-negara yang sudah maju, mereka bisa maju karena
negara menerapkan sistem pemerintahan yang ketat, tegas dan bijaksana.
Maka dari itu. sistem hukum di Indonesia harus di rubah lagi, agar mereka
para koruptor dapat jera dengan tindakan yang telah di lakukan nya tersebut.
Kita bisa lihat dari berbagai kasus yang menimpa beberapa pejabat tinggi
beserta dengan hukuman yang didapatkan:
1. Ahok – Penista Agama – 2 tahun penjara
2. MKC- Penista Agama- 10 tahun penjara
3. Muharman – Teroris -3 Tahun
4. Yahya Waloni – Penista Agama 5 bulan penjara
Lalu ketika kita bandingkan kasus diatas dengan beberapa kasus korupsi
berikut ini : Mokhammad Mukhlas, Kamaruddin Siregar, Dedi Aldrian,
Hariyono Adi Wibowo, Koruptor Rp 1,6 T Cuma dihukum 2 tahun penjara.
Menurut kami itu tidak adil. Dan penegakan hukum di Indonesia masih lemah
bahkan kurang maksimal sehingga kami mengambil kesimpulan bahwa
penegak hukum di Indonesia menegakkan hukum menurut hukum yang ada
tetapi tidak sesuai dengan keadilan.