Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

PENDIDIKAN ANTI KORUPSI

KASUS KORUPSI AKHIL MUCHTAR

DOSEN : LUDIA PANGGALO, SH

DISUSUN OLEH

KELAS : EP. A. V

KELOMPOK VI :

1. FITRIANI GAURAHMAN : ( 3013-0115-1040-046 )


2. SITI NUR ANISA : ( 3013-0115-1100-127 )
3. JELI PATULAN :(
4. YOSEP

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI

JAMBATAN BULAN TIMIKA

2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena atas
Rahmat dan karunianya kami dapat menyelesaikan penyusunan Makalah Pendidikan Anti
Korupsi. Pada kesempatan ini kami ucapkan terima kasih yang sebesar-besanya kepada semua
pihak yang telah membantu kami dalam menyelesaikan penyusunan Makalah Pendidikan Anti
Korupsi ini. Semoga dengan adanya makalah ini, dapat membatu mahasiswa dan mahasiswi
dalam memahami Pendidikan Anti Korupsi.

Dalam membuat makalah ini kami sadar masih banyak terdapat banyak kekurangan,
terutama dalam penyajian materi, untuk itu kritik dan saran pembaca sangat penting bagi kami.
Akhir kata semoga Makalah Pendidikan Anti Korupsi ini dapat berguna bagi diri kami pada
khususnya dan bagi pembaca pada umumnya. Kami juga berharap makalah ini dapat
bermanfaat dan menambah wawasan bagi sumua pihak.

Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi
sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para mahasiswa STIE JAMBATAN
BULAN TIMIKA.

Timika, 15 November 2017

Penulis

ii
DAFTAR ISI

COVER . ................................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ............................................................................................. ii

DAFTAR ISI ............................................................................................................ iii

BAB I. PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

A. LATAR BELAKANG ..................................................................................... 1


B. RUMUSAN MASALAH ................................................................................ 2
C. TUJUAN .......................................................................................................... 2

BAB II. PEMBAHASAN ........................................................................................ 3

A. PENGERTIAN KORUPSI .............................................................................. 3


B. PROFIL AKHIL MUCHTAR ......................................................................... 4
C. KRONOLOGIS KASUSU AKHIL MUCHTAR ............................................ 6
1. Kasus Korupsi pada Pilkada Lebak Banten ............................................... 6
2. Kasus Korupsi pada Pilkada Gunung Mas ................................................ 9
3. Kronologis Penangkapan ........................................................................... 10
D. MERUGIKAN NEGARA ............................................................................... 12
E. FONIS YANG DIJATUHKAN ...................................................................... 12

BAB III. PENUTUP ................................................................................................ 15

A. KESIMPULAN ............................................................................................... 15
B. SARAN ............................................................................................................ 15

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 16

iii
iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Isu korupsi, suap, pencucian uang, dan semua bentuk penggelapan uang negara hingga
saat ini masih menjadi permasalahan utama pemerintah Indonesia. Para aparatur negara yang
diharapkan dapat menjadi pengayom masyarakat justru menjadi pelaku utama dari serangkaian
kasus korupsi yang merugikan negara. Semua bentuk penyimpangan keuangan negara menjadi
bencana laten yang memperlihatkan disorientasi politik dan mengedepankan kepentingan
individu jauh melebihi kepentingan bangsa. Indonesia berada di jajaran negara dengan tingkat
korupsi tinggi, meskipun ada penurunan peringkat negara terkorup dari tahun sebelumnya.

Korupsi di Indonesia sudah tidak terkendali lagi. Banyak kasus-kasus korupsi yang
mulai terkuak. Tidak tangung-tanggung, kasus korupsi banyak melibatkan pejabat tinggi
negara dan menjamur dihampir semua kalangan. Kasus korupsi di Indonesia dalam
berbagai macam survei, Indonesia masuk dalam salah satu daftar negara terkorup
di dunia. Berbagai macam kasus korupsi mulai dari yang besar, sedang hingga kasus
korupsi kecil terjadi secara terus menerus tanpa bisa dihentikan. Hukum tindak pidana
korupsi yang tidak ada efek jera bagi pelaku, menyebabkan para koruptor tetap
menjalankan aksi korupsi. Ditambah hukum di Indonesia yang bisa dibeli. Hal ini bisa dilihat
dari banyaknya aparat hukum yang terlibat kasus suap.

Dalam kasus ini, negara pun menanggung kerugian materiil yang sangat besar.
Kerugian ini terjadi di berbagai bidang baik demokrasi, ekonomi dan kesejahteraan
umum negara. Akhir-akhir ini kasus korupsi sedang hangat-hangatnya dibicarakan publik.
Kasus korupsi sengketa pemilukada Kabupaten Lebak, Banten yang melibatkan Ketua
Mahkamah Konstitusi, Akil Mochtar. Selain kasus ini, Akil diduga terlibat dalam 14 kasus
suap lainnya. Sejumlah rekor pun tercatat. Ini adalah pertama kalinya JPU KPK
mendakwa seorang hakim dengan 15 dugaan suap sekaligus.

Antiklimaksnya penanganan korupsi di Indonesia juga semakin membuka peluang


terjadinya kasus korupsi di berbagai lembaga pemerintahan, bahkan di lembaga hukum seperti
Mahkamah Agung sekalipun. Kasus korupsi yang tengah ramai dibicarakan publik saat ini
menyeret nama Ketua Mahkamah Konstitusi (MK), Akil Mochtar yang kronologi
penangkapannya dijelaskan dalam artikel berjudul “Ini Kronologi Penangkapan Akil Mochtar”

1
yang diakses melalui nasional.kompas.com tanggal 10 Desember 2013 bahwa pada awal
September 2013, KPK sudah memulai penyelidikan terhadap dugaan tindak pidana korupsi
yang dilakukan AM selaku hakim MK.

Saat penggeledahan di ruang kerja Akil di gedung Mahkamah Konstitusi, penyidik


KPK menemukan narkoba dan obat kuat. Hal ini menunjukkan seorang Ketua Mahkamah
Konstitusi pun dapat melakukan praktek korupsi yang tidak mencerminkan seorang
pemimpin yang bertanggung jawab. Dari latar belakang di atas, penulis menyusun makalah
dengan judul “Kasus Korupsi Ketua Mahkamah Konstitusi Akil Mochtar Merugikan Negara
Indonesia”.

B. RUMUSAN MASALAH

1) Bagaimana Kasus Korupsi yang dilakukan oleh Akil Mochtar ?

2) Apa dakwaan yang dikenakan kepada Akil Mochtar ?

2) Bagaimana vonis yang dijatukan kepada Akil Mochtar ?

C. TUJUAN

1) Untuk mengetahui Kasus Korupsi yang dilakukan oleh Akil Mochtar.

2) Untuk mengetahui dakwaan apa saja yang mengenai Akil Mochtar.

3) Untuk mengetahui vonis yang dijatuhkan kepada Akil Mochtar.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN KORUPSI

Sebelum kita membahas suatu kasus yang sedang terjadi di Indonesia terlebih dahulu kita
harus mengetahui makna dari pada korupsi. Korupsi atau rasuah (bahasa
Latin: corruptio dari kata kerja corrumpere yang bermakna busuk, rusak, menggoyahkan,
memutarbalik, menyogok) adalah tindakan pejabat publik, baik politisi maupun pegawai
negeri, serta pihak lain yang terlibat dalam tindakan itu yang secara tidak wajar dan
tidak legal menyalahgunakan kepercayaan publik yang dikuasakan kepada mereka untuk
mendapatkan keuntungan sepihak.

Menurut Prof. Subekti, korupsi adalah suatu tindak perdana yang memperkaya diri yang
secara langsung merugikan negara atau perekonomian negara. Jadi, unsur dalam perbuatan
korupsi meliputi dua aspek. Aspek yang memperkaya diri dengan menggunakan kedudukannya
dan aspek penggunaan uang negara untuk kepentingannya. Sementara itu, Syed Hussen Alatas
memberi batasan bahwa korupsi merupakan suatu transaksi yang tidak jujur yang dapat
menimbulkan kerugian uang, waktu, dan tenaga dari pihak lain. Korupsi dapat berupa
penyuapan (bribery), pemerasan (extortion) dan nepotisme. Disitu ada istilah penyuapan,yaitu
suatu tindakan melanggar hukum, melalui tindakan tersebut si penyuap berharap mendapat
perlakuan khusus dari pihak yang disuap.

Masih banyaknya kasus korupsi yang diungkap KPK menunjukkan bahwa koruptor
seakan tidak takut akan hukuman yang akan mereka terima, karena contoh-contoh kasus
korupsi sebelumnya seakan antiklimaks dengan hukuman yang dianggap ringan.
Antiklimaksnya penanganan korupsi di Indonesia juga semakin membuka peluang terjadinya
kasus korupsi di berbagai lembaga pemerintahan, bahkan di lembaga hukum seperti Mahkamah
Agung sekalipun. Kasus korupsi yang tengah ramai dibicarakan publik saat ini menyeret nama
Ketua Mahkamah Konstitusi (MK), Akil Mochtar yang kronologi penangkapannya dijelaskan
dalam artikel berjudul “Ini Kronologi Penangkapan Akil Mochtar” yang diakses melalui
nasional. Kompas.com tanggal 10 Desember 2013 bahwa pada awal September 2013, KPK
sudah memulai penyelidikan terhadap dugaan tindak pidana korupsi yang dilakukan AM
selaku hakim MK.

3
Kasus penangkapan Akil Mochtar menambah daftar panjang kasus korupsi di Indonesia.
Pada satu sisi, pengungkapkan kasus korupsi ini semakin meningkatkan kepercayaan
masyarakat pada KPK selaku lembaga anti korupsi yang semakin dijadikan tumpuan bagi
pemberantasan korupsi. Di sisi lain, pengungkapan kasus Akil Mochtar semakin
memperlihatkan banyaknya kasus korupsi di Indonesia, bahkan juga melibatkan para aparatur
penegak hukum. Kasus Akil Mochtar layaknya kasus korupsi lainnya yang selalu menyita
perhatian masyarakat karena kepentingan masyarakat juga ada dalam penyalahgunaan
wewenang oleh para koruptor.

B. PROFIL AKHIL MUCHTAR

Akil Mochtar Lahir di Putussibau, sebuah daerah terpencil di Kalimantan Barat,


bersekolah di SD Negeri I Putussibau dan SD Negeri II Putussibau, kemudian melanjutkan
sekolah di SMP Negeri 2 Singkawang. Namun kesulitan hidup dan kemiskinan, telah
menimbulkan tekad kuat di hati Akil untuk bisa maju dan mengubah hidupnya menjadi lebih
baik.
Usai menamatkan SMP, orang tuanya nyaris tak bisa membiayai Akil sekolah ke tingkat
yang lebih atas. Karena itu sebagai anak ke-6 dari 9 bersaudara, Akil harus berusaha mencari
biaya sendiri guna menyambung pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi. Tantangan tak
hanya itu. Di kampungnya saat itu tak ada SMA. Karena itu Akil terpaksa hijrah ke Pontianak
untuk melanjutkan sekolah dan ia bersekolah di SMA Muhamadiyah Pontianak. Sesampainya
di Pontianak, lagi-lagi Akil harus bergelut dengan persoalan biaya sekolah yang menghimpit.
Sementara cita-citanya untuk lulus dan melanjutkan kuliah terus bergelora.”Untuk biaya
sekolah, semua profesi saya lalui. Dari loper koran, tukang semir, supir, hingga calo,” kenang
pria yang menamatkan pendidikan doktornya di Unpad Bandung ini. ”Pokoknya semua
pekerjaan yang mendatangkan uang untuk membiayai sekolah. Yang penting tidak melakukan
kejahatan,” tuturnya.
Akil pun lulus dan bisa melanjutkan kuliah di Fakultas Hukum di Universitas Panca
Bhakti Pontianak. Untuk menyambung kelangsungan kuliah, Akil menyambil menjadi sopir
video shooting. Setelah jadi sarjana, mulailah Akil terlibat langsung dalam perubahan sosial.
Saat rekan-rekannya memilih masuk Akademi Pemerintahan Dalam Negeri (APDN), Akil
memilih jadi pengacara. ”Saat itu sih inginnya jadi jaksa. Tapi akhirnya malah jadi pengacara.
Alhamdulillah dari lawyer itu hoki saya bagus, rezeki mengalir,” kata suami dari Ratu Rita itu.

4
Singkat cerita, sukses sebagai pengacara, Akil diajak bergabung ke Partai Golkar oleh
salah seorang gurunya. Saat itu reformasi 1998 baru terjadi. Dari partai beringin itu, Akil
berhasil duduk menjadi anggota DPR RI selama 2 periode, dari 1999 hingga 2008.Namun
menjadi wakil rakyat rupanya belum membuat Akil puas. Bermodal pendidikan yang
dimilikinya, Akil melamar menjadi "wakil Tuhan" alias hakim konstitusi. Dan ia pun lolos
menjadi hakim konstitusi lewat jalur DPR.Karier Akil rupanya tak hanya sebatas menjadi
hakim MK. Awal April 2013, dalam rapat permusyawaratan hakim, Akil terpilih menjadi orang
nomor satu di Mahkamah Konstitusi, menggantikan Mahfud MD yang pensiun.

Pada tanggal 18 Oktober 1960. Setelah menyandang gelar Sarjana Hukum, Akil
menjalani profesi sebagai seorang pengacara. Pada tahun 1998, Akil bergabung dengan
Partai Golongan Karya dan terpilih sebagai anggota DPR RI periode 1999-2004 mewakili
daerah pemilihan Kabupaten Kapuas Hulu, dengan perolehan 85 persen suara. Ia menjadi
anggota DPR RI di Komisi II, membidangi pemerintahan dalam negeri, otonomi daerah,
aparatur negara, dan agraria. Akil kemudian terpilih lagi sebagai anggota DPR untuk periode
2004-2009, sekaligus menjabat sebagai Wakil Ketua Komisi III DPR RI (bidang hukum,
perundang-undangan, HAM, dan keamanan).

Pada tahun 2008, bersamaan dengan dibukanya pendaftaran calon Hakim Konstitusi,
Akil juga ikut mendaftar dan terpilih sebagai Hakim Konstitusi. Pada bulan April 2013, Akil
terpilih sebagai Ketua Mahkamah Konstitusi menggantikan Mahfud MD. Karena telah
menjabat sebagai Ketua MK, sebagai Hakim Konstitusi, masa jabatan Akil berakhir pada
tanggal 16 Agustus 2013. DPR kemudian memperpanjang masa jabatannya untuk periode
kedua (2013-2018) sebagai Hakim Konstitusi.

Dr. H. M. Akil Mochtar , S.H., M.H. umur 56 tahun adalah Ketua Mahkamah Konstitusi
Republik Indonesia periode 2013 dan Hakim Konstitusi periode 2008-2013. Sebelumnya ia
pernah menjabat sebagai anggota DPR RI periode 1999-2004, juga sebagai Wakil Ketua
Komisi III DPR RI (bidang hukum, perundang-undangan, HAM dan keamanan) periode 2004-
2006. Akil bergabung menjadi Hakim Konstitusi pada tahun 2008, dan terpilih sebagai Ketua
Mahkamah Konstitusi pada bulan April 2013 menggantikan Mahfud MD. Namun karena
terbukti terlibat dan menjadi tersangka dalam kasus penyuapan sengketa Pilkada Kabupaten
Lebak Banten, dia diberhentikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada tanggal 5
Oktober 2013

5
C. KRONOLOGIS KASUS KORUPSI AKHIL MUCHTAR
1. Kasus korupsi pada Pilkda Lebak Banten

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menetapkan Ketua Mahkamah Konstitusi,


Akil Mochtar, sebagai tersangka penerima suap untuk dua kasus sengketa pilkada setelah
aksi Operasi Tangkap Tangan KPK pada Rabu (2/10/2013) malam di beberapa tempat di
Jakarta dan Banten, dan menyita barang bukti uang sekitar 3 milyar dalam mata uang
asing dan rupiah. Penyidik menggelar pemeriksaan terhadap 13 orang selama lebih dari
dua belas jam sejak penggrebekan rabu malam. Kepastian kasus tersangka ketua MK
disampaikan KPK kamis malam.

Terdakwa Tubagus Chaeri Wardana alias Wawan didakwa bersama-sama dengan


Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah menyuap Akil Mochtar sebesar Rp 1 miliar melalui
pengacara Susi Tur Andayani.

"Dengan maksud agar Akil Mochtar selaku ketua panel hakim mengabulkan
permohonan perkara konstitusi yang diajukan Amir Hamzah-Kasmin sebagai pasangan
calon bupati dan wakil bupati Lebak periode 2013-2018," kata Jaksa Penuntut Umum
Komisi Pemberantasan Korupsi Edy Hartoyo saat membacakan surat dakwaan di
Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Kamis (6/3/2014).

Pasangan Amir Hamzah-Kasmin mengajukan permohonan agar MK membatalkan


keputusan KPU tanggal 8 September 2013 tentang rekapitulasi hasil perhitungan
perolehan suara tingkat kabupaten. Mereka juga memerintahkan KPU Lebak
melaksanakan pemungutan suara ulang di semua TPS.

Pada tanggal 31 Agustus 2013, Pilkada Lebak diikuti 3 pasang calon, yakni Pepep
Faisaludi-Aang Rasidi, Amir Hamzah-Kasmin, dan Iti Oktavia Jayabaya-Ade Sumardi.
KPU pada 8 September 2013 menetapkan pasangan nomor urut 3, Iti Oktavia Jayabaya-
Ade Sumardi, sebagai pasangan calon terpilih.Atas hasil rapat pleno KPU tersebut, pada
9 September 2013 dilakukan pertemuan di Hotel Sultan, Jalan Gatot Subroto, yang
dihadiri Ratu Atut Chosiyah, Rudi Alfonso, Amir Hamzah, dan Kasmin. Dalam
pertemuan tersebut dibicarakan langkah-langkah mengajukan gugatan perkara konstitusi
ke MK.

6
Gugatan ini diajukan Amir Hamzah-Kasmin pada 11 September 2013. Untuk
memeriksa permohonan ini, Akil menjadi ketua panel hakim didampingi Maria Farida
Indrati dan Anwar Usman sebagai anggota.

Pada 22 September 2013, di lobi Hotel JW Marriot Singapura, Wawan mengikuti


pertemuan Ratu Atut dan Akil Mochar. Dalam pertemuan tersebut Atut meminta Akil
untuk membantu memenangkan Amir Hamzah dan Kasmin dalam perkara terkait Pilkada
Lebak. "Dan akan disediakan uang untuk pengurusan perkaranya melalui terdakwa
(Wawan)," ujar Jaksa.

Selanjutnya, pada 25 September 2013, Wawan menerima SMS dari Akil Mochtar
yang meminta bertemu untuk membahas pengurusan gugatan. Isi SMS yang dikirim,
"Lebak siap dieksekusi, bisa ketemu malam ini? Ke Widya Chandra III No.07 jam 8
malam ya."Atas pesan ini, Wawan datang ke rumah dinas Akil Mochtar. Pada tanggal 26
September 2013 sekitar jam 17.30 WIB bertempat di kantor Gubernur Banten dilakukan
pertemuan antara Ratu Atut Chosiyah, Amir Hamzah-Kasmin dan Susi Tur Andayani.
Dalam pertemuan tersebut Amir Hamzah melaporkan kepada Ratu Atut mengenai
peluang dikabulkannya perkara Lebak dengan dilakukan pemungutan suara ulang.

"Atas laporan tersebut Ratu Atut menyampaikan agar dilakukan pengurusan


perkaranya melalui Akil Mochtar yang sudah dikenalnya seperti saudara sendiri," sebut
jaksa.

Pada tanggal 28 September 2013, Susi Tur memberi tahu Akil Mochtar melalui
telepon mengenai pertemuan dengan Ratu Atut. Akil kemudian meminta Susi Tur
menyampaikan ke Ratu Atut untuk menyiapkan uang Rp 3 miliar. "Suruh dia siapkan
tiga M-lah biar saya ulang," ujar Akil kepada Susi Tur.

Pada 29 September 2013, Wawan dihubungi Akil untuk diminta bertemu kembali
membicarakan pengurusan perkara Pilkada Lebak.Wawan kemudian bertemu Akil di
rumah dinasnya. Setelah itu, Wawan bertemu dengan Amir Hamzah-Kasmin di Hotel
Ritz Carlton menyampaikan dirinya sudah bertemu Akil. Untuk kepastian jumlah dana
pengurusannya, Wawan meminta Amir Hamzah untuk dipertemukan dengan Susi Tur
yang dikenal dekat dengan Akil Mochtar.

7
Pada tanggal 30 September 2013, Amir Hamzah melalui telepon memberi tahu Susi
Tur bahwa Wawan sudah menyetujui membantu menyediakan dana untuk diberikan
kepada Akil Mochtar. "Yang penyerahan uangnya melalui Susi Tur," beber jaksa.

Pada pertemuan dengan Susi Tur di Hotel Ritz Carlton, Wawan menanyakan
mengenai uang pengurusan perkara, yang dijawab Susi Tur, Akil meminta Rp 3 miliar.
Namun, Amir Hamzah tidak mempunyai uang sehingga Susi Tur meminta Wawan
membantu Amir Hamzah karena pada 1 Oktober 2013 perkara akan diputus MK. Saat
itu, Susi Tur menerima SMS dari Akil Mochtar yang menanyakan kepastian uang yang
diminta.

Wawan juga mengirim SMS ke Akil Mochtar, "Pak, Wawan udah ngobrol dengan
Bu Susi. Bu Susi akan laporan langsung ke bapak. terimakasih."

Pada saat pertemuan, Wawan juga menerima telepon dari Ratu Atut. Dalam
percakapan telepon, Wawan memberitahukan ketidakjelasan uang yang akan diberikan
Akil Mochtar yang membuat Akil marah dan mengatakan: "Udah marah nih! tersinggung
mungkin dia perasaannya. Lebak sama ini ni gimana nih? SMS-nya udah nggak enak ke
Susi. Susi ngeliatn SMS ke Wawan," kata Wawan ke Atut.Ratu Atut dalam percakapan
itu meminta Wawan membantu menyiapkan dana. "Enya sok atuh, ntr di ini-in," ujar
Atut.

Atas permintaan Atut ini, Wawan menyampaikan ke Susi Tur dirinya hanya bersedia
menyiapkan uang sebesar Rp 1 miliar untuk diberikan ke Akil Mochtar yang akan
diserahkan melalui Susi. Pada 1 Oktober 2013, Susi mengirim SMS ke Akil
menyampaikan uang Rp 1 miliar yang disiapkan.

"Ass. pak, bu Atut lg ke singapur, barang yg siap 1 ekor untuk lebak aja jam 14 siap
tunggu perintah bpk aja sy kriim kemana. td mlm sudah bicara dgn pak Wawan jg pak.
Tolong bantu lebak dululah pak."Namun, Akil marah karena uang tersebut tidak sesuai
komitmen awal yakni Rp 3 miliar. "Ah males aku gak bener janjinya."

Susi meminta Akil menerima Rp 1 miliar dan menjanjikan akan menagih sisa
uangnya. Untuk memenuhi permintaan uang Akil yang akan diserahkan melalui Susi,
Wawan di kantornya, PT BPP gedung The East Jalan Lingkar Mega Kuningan, Jaksel,
meminta stafnya di bagian keuangan bernama Ahmad Farid Asyari mengambil uang Rp
1 miliar dari Muhammad Awaluddin yang diambil dari kas PT BPP Serang melalui

8
Yayah Rodiah.Setelah itu, uang Rp 1 miliar diserahkan Ahmad Farid ke Susi Tur di
apartemen Allson, Jalan Senen Raya, Jakpus. Pada tanggal 2 Oktober, Wawan dihubungi
Susi melalui SMS yang memberitahukan permohonan Amir Hamzah dimenangkan MK.

Selanjutnya, Susi Tur ditangkap petugas KPK di rumah Amir Hamzah, sedangkan
tas warna biru berisi uang Rp 1 miliar disita petugas KPK dari rumah orangtua Susi Tur
di Jalan Tebet Barat Nomor 30 Jaksel. Pada tanggal 3 Oktober, Wawan juga ditangkap
petugas KPK di rumahnya di Jalan Denpasar IV, Jaksel.

2. Kasus korupsi pada Pilkada Gunung Mas, Kalimantan Tengah

Terdakwa kasus dugaan suap pengurusan sengketa Pemilihan Kepala Daerah


Gunung Mas, Kalimantan Tengah, Hambit Bintih, mengaku terpaksa memberikan Rp 3
miliar kepada mantan Ketua Mahkamah Konstitusi, Akil Mochtar. Ia mengatakan,
pemberian uang itu untuk menjaga ketertiban di Kabupaten Gunung Mas agar tidak
terjadi kerusuhan di daerah yang telah dipimpinnya selama 5 tahun itu.

Hal tersebut dikatakan Hambit saat menyampaikan nota pembelaan (pleidoi) atas
tuntutan jaksa di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta, Kamis (6/3/2014) siang.
Sebagai bupati incumbent, Hambit menilai masyarakat Gunung Mas sudah menyambut
gembira atas keterpilihannya kembali sebagai bupati. Dia mengklaim kinerjanya saat
menjadi Bupati Gunung Mas sangat memuaskan. Dia bahkan menyebut berbagai prestasi
yang telah diraihnya selama menjabat bupati di sana.

Oleh karena itu, setelah diancam oleh Akil untuk membayar Rp 3 miliar, Hambit
mengaku dirinya merasa sangat khawatir. Jika dia kalah dalam sengketa pilkada di MK,
maka akan diadakan pemungutan suara ulang. Dia khawatir pemungutan ulang itu akan
menimbulkan kerusuhan di Gunung Mas."Saya tidak ingin ada kerusuhan di Gunung
Mas. Karena itu, uang Rp 3 miliar harus ada untuk ketua MK. Akan sia-sia perjuangan 5
tahun membangun Gunung Mas," kata Hambit.

Atas dasar itu, dia pun memohon kepada Majelis Hakim agar mempertimbangkan
dengan seadil-adilnya. Menurutnya, dia hanyalah korban dalam kasus suap sengketa
pilkada ini, sementara aktor utamanya adalah Akil. Dia berharap Majelis Hakim yang
merupakan Tuhan di dunia mampu mengadili dengan bijak. "Saya sudah mengaku
bersalah dalam kasus ini. Majelis Hakim sebagai Tuhan di dunia saya harap dapat
mengadili dengan seadil-adilnya, dengan melihat fakta-fakta hukum yang telah

9
disampaikan," ujarnya.Dalam sidang, Hambit dituntut 6 tahun penjara dan denda Rp 200
juta subsider 3 bulan penjara. Jaksa penuntut umum Komisi Pemberantasan Korupsi
menilai Hambit terbukti menyuap Akil terkait sengketa hasil Pilkada Gunung Mas.

3. Kronologis penangkapan

Akil ditetapkan sebagai tersangka terkait sengketa Pemilihan Kepala Daerah


Kabupaten Gunung Mas, Kalimantan Tengah, dan Lebak, Banten dalam penangkapan
terhadap 13 orang yang kemudian enam diantaranya menjadi tersangka yakni Akil
Mochtar, Chairun Nisa, Hambit Bintih, Cornelis Nhalau, Susi Tur Handayani, dan
Tubagus Cherry Wardana.Ketua KPK, Abraham Samad, mengatakan terungkapnya
kasus dugaan tindak pidana korupsi dalam sengketa Pemilihan Kepala Daerah Kabupaten
Gunung Mas, Kalimantan Tengah, bermula dari pengaduan masyarakat pada september
lalu. Dari situlah informasi berkembang. Akan terjadi penyerahan uang yang akan
dilakukan di rumah AM (Akil Mochtar) selaku hakim konstitusi,"kata Abraham,
digedung KPK kata Abraham, Jakarta, Kamis.Kronologis penangkapan terkait kasus
sengketa Pilkada Kabupaten Gunung Mas, Kalimantan Tengah:

1. Tim penyelidik melakukan pemantauan di rumah Akil Mochtar di kompleks Widya


Chandra III No 7 pukul 20.00, Rabu (2/10). Lalu tampak sebuah kendaraan yang
teridentifikasi sebagai mobil Toyota Fortuner berwarna putih yang dikendarai oleh
pria berinisial M, suami dari Chairun Nisa, tiba di rumah Akil Mochtar.
2. Chairun Nisa yang merupakan politisi Partai Golkar itu kemudian turun. Chairun Nisa
saat itu ditemani Cornelis Nhalau selaku pengusaha asal Palangkaraya, Kalimantan
Tengah.
3. Chairun Nisa dan Cornelis kemudian memasuki kediaman Akil Mochtar. Tidak lama
berlangsung, tim penyidik langsung mendekati lalu melakukan penangkapan dan
mendapatkan bukti senilai 284.050 dolar Singapura dan 22.000 dolar AS yang
dimasukkan dalam beberapa amplop cokelat. Total uang jika dihitung dalam Rupiah
sekitar Rp 3 miliar.
4. Penyidik KPK juga menangkap Bupati Gunung Mas, Kalimantan Tengah, Hambit
Bintih dan stafnya, Dhani, di sebuah hotel di Jakarta Pusat.
5. Penyidik KPK menggiring mereka termasuk sopir, satpam, dan saksi di lapangan
beserta barang bukti uang dan mobil Fortuner putih ke Gedung KPK. Mereka tiba

10
sekitar pukul 21.50 dan masuk melalui basement. Selanjutnya, penangkapan terkait
kasusu sengketa Pilkada Kabupaten Lebak, Banten :
a. Susi Tur Handayani, yang selama ini kenal dengan Akil Mochtar, telah menerima
uang dari Tubagus Cherry Wardana melalui orang berinisial F di Apartemen Aston
di Jalan Rasuna Said, Jakarta.
b. Uang sejumlah Rp 1 miliar dalam tas travel berwarna biru yang kemudian dibawa
Susi, disimpan di kediaman orang tuanya di Tebet, Jakarta. Uang tersebut akan
diserahkan kepada Akil Muchtar.
c. Pada tengah malam, Susi pergi ke Lebak, Banten. Kemudian Tim penyidik
mengikuti dan melakukan penangkapan. Susi tiba di Gedung KPK Kamis (3/10)
dini hari. Ia lalu dibawakeGedungKPK.
d. Sementara Tubagus yang akrab dipanggil Wawan itu diciduk KPK di rumahnya di
kawasan Mega Kuningan Jalan Denpasar, Jakarta Selatan, sekitar pukul 23.00 WIB
Rabu (2/10). Wawan merupakan adik kandung Gubernur Banten Ratu Atut
Choisyah dan suami dari Wali Kota Tangerang Selatan Airin Rachmi Diany.
Wawan, politisi Partai Golkar, langsung dibawa ke Gedung KPK.
e. Tim penyidik KPK mendatangi rumah orang tua Susi, ditemukan uang senilai Rp
1 miliar bentuk lembaran Rp 100 ribu dan Rp 50 ribu dimasukkan ke dalam tas
travel berwarna biru.Setelah pemeriksaan selama 1X24 jam, KPK menetapkan
untuk kasus sengketa Pilkada Gunung Mas, Kalimantan Tengah, yang mana AM
(Akil Mochtar) dan CN (Chairun Nisa) sebagai tersangka penerima suap. HB
(Hambit Bintih) dan CHN (Cornelis Nhalau) diduga sebagai pemberi
suap.Sedangkan untuk kasus sengketa Pilkada Lebak, AM (Akil Mochtar) dan STA
(Susi Tur Handayani) sebagai penerima suap. Sementara TCW (Tubagus Cherry
Wardana) dan kawan-kawan (masih dalam pengembangan), selaku pember
isuap.Keenam tersangka mendekam di rutan KPK selama 20 hari pertama. Image
caption Akil Mochtar ditangkap KPK di rumah dinasnya pada awal Oktober 2013
lalu.
6. Akil Mochtar ditangkap oleh KPK atas dugaan penyuapan pada awal Oktober 2013
lalu di rumah dinasnya, Jalan Widya Chandra, Jakarta.
7. KPK menyita mata uang dollar Singapura serta AS senilai kurang lebih Rp3 miliar di
kediamannya.

11
D. MERUGIKAN NEGARA

Majelis hakim tindak pidana korupsi menyatakan, Akhil terbukti menerima suap
sebagaimana dakwaan pertama, yaitu terkait penanganan sengketa Pilkada Kabupaten Gunung
Mas (Rp 3 miliar), Kalimantan Tengah (Rp 3 miliar), Pilkada Empat Lawang ( Rp 10 miliar
dan 500.000 dollar AS), dan Pilkada Kota Palembang (Rp 3 miliar).

Hakim juga menyatakan bahwa Akil terbukti menerima suap sebagaimana dakwaan
kedua, yaitu terkait sengketa Pilkada Kabupaten Buton (Rp 1 miliar), Kabupaten Pulau Morotai
(Rp 2,989 miliar), Kabupaten Tapanuli Tengah (Rp 1,8 miliar), dan menerima janji pemberian
terkait keberatan hasil Pilkada Provinsi Jawa Timur (Rp10 miliar).

Akil juga terbukti dalam dakwaan ketiga, yaitu menerima Rp 125 juta dari Wakil
Gubernur Papua periode tahun 2006-2011, Alex Hesegem. Pemberian uang itu terkait sengketa
Pilkada Kabupaten Marauke, Kabupaten Asmat, Kabupaten Boven Digoel, Kota Jayapura dan
dan Kabupaten Nduga.

Kasus suap penanganan sengketa Pilkada Kabupaten Lebak yang merugikan negara Rp
57,7 miliar dengan terdakwa Akil Mochtar. Total kerugian negara dalam kasus tersebut
adalah Rp 46 miliar dan pencucian uang sebesar Rp 181 miliar

E. FONIS YANG DIJATUHKAN


Akil dikenakan Pasal 12 huruf c Undang-Undang Nomor 31 tahun 1999 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang
Nomor 20 Tahun 2001 juncto Pasal 55 Ayat (1) ke-1 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana
juncto pasal 65 ayat (1) KUHPidana.
Kemudian dakwaan alternatif ketiga dan dakwaan keempat dengan Pasal 11 Undang-
Undang Nomor 31 tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana
telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 juncto 64 ayat 1 KUHPidana.
Kemudian dua dakwaan tentang pencucian uang serta dalam Pasal 3 UU nomor 8 tahun 2010
juncto Pasal 55 Ayat (1) ke-1 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana juncto pasal 65 ayat (1)
KUHPidana.

Pengadilan Tinggi DKI Jakarta menyatakan tetap menghukum mantan Ketua Mahkamah
Konstitusi Akil Mochtar dengan pidana penjara seumur hidup. Pengadilan tinggi menolak

12
banding Akil dan menguatkan putusan Pengadilan Tindak Pidana Korupsi terkait kasus suap
penanganan sengketa Pilkada di MK dan pencucian uang.

Majelis Hakim Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta membebaskan mantan Ketua
Mahkamah Konstitusi Akil Mochtar dari kewajiban membayar denda dan uang pengganti
kerugian negara seperti yang dituntut tim jaksa penuntut umum Komisi Pemberantasan
Korupsi. Dalam amar putusannya, hakim menilai tidak relevan lagi jika Akil diwajibkan
membayar denda dan uang pengganti kerugian negara karena hukuman penjara yang
dijatuhkan kepadanya sudah maksimal. "Vonis ini menjadi yang pertama dan terberat menjerat
pejabat negara aktif dalam sejarah pemberantasan korupsi di Indonesia,"

Menurut Hatta, putusan itu dibacakan oleh Ketua Majelis Hakim Syamsul Bahri Bapatua.
Meski demikian, dia tidak merinci kapan vonis itu diucapkan. Alasan penolakan banding Akil,
lanjut Hatta, lantaran pertimbangan majelis hakim pada Pengadilan Tipikor Jakarta sudah
layak.
Akil juga diganjar pidana tambahan berupa pencabutan hak memilih dan dipilih dalam
jabatan publik. Ketua Majelis Hakim Suwidya menyatakan hukuman itu sebagai bentuk
pembelajaran karena banyak terpidana kasus korupsi masih menang dalam pemilihan kepala
daerah. Sementara pidana denda nihil lantaran tidak mungkin digantikan.
Pertimbangan memberatkan Akil adalah tidak mendukung upaya pemerintah dalam usaha
pemberantasan korupsi, menjabat ketua lembaga tinggi negara yang merupakan benteng
terakhir masyarakat untuk mencari keadilan, runtuhnya wibawa lembaga peradilan khususnya
Mahkamah Konstitusi, dan sulit mengembalikan kewibawaan MK. Sementara hal
meringankan nihil.
Mantan anggota DPR itu terbukti korupsi saat menjadi Ketua MK dengan jual beli
perkara kasus pilkada yang ditanganinya. Usai dicokok KPK pada Oktober 2013, pria kelahiran
Putussibau, Kalimantan Barat itu, ia pun meringkuk di penjara. Vonis seumur hidup yang
dijatuhkan Pengadilan Tipikor Jakarta bergeming hingga kasasinya ditolak MA pada 23
Februari lalu. Akil juga tidak sendirian. Ia menyeret nama-nama yang terlibat dalam kasus
korupsi yang ia perbuat. Berikut daftar hukuman yang dijatuhkan dalam perkara Akilgate itu:
1. Akhil Mochtar, dijatuhi penjara seumur hidup.
2. Ratu Atut, dihukum 7 tahun penjara.
3. Adik Atut, Tubagus Chaeri Wardana alias Wawan divonis 5 tahun penjara. Proses
kasasi.
4. Susi Tur Andayani, divonis 7 tahun penjara.

13
5. Bupati Gunung Mas, Hambit Bintih dihukum 4 tahun penjara.
6. Pengusaha Cornelis Nalau Antun dihukum 3 tahun penjara.
7. Wali Kota Palembang, Romi Herton dan istrinya Masyito (masih diadili di Pengadilan
Tipikor Jakarta).
8. Sopir Akil, Muhtar Ependy (masih diadili di Pengadilan Tipikor Jakarta), berperan
sebagai kurir.
9. Bupati Empat Lawang, Budi Antoni Al-Jufri (masih diproses KPK).
10. Bupati Tapanuli Tengah, Bonaran Situmeang masih disidang di Pengadilan Tipikor
Jakarta.
11. Bekas calon Bupati Lebak, Amir Hamzah, masih diproses KPK.

Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Akil Mochtar dikirim Mahkamah Agung
(MA) ke penjara hingga Akil meninggal dunia di dalam bui. Akil merupakan koruptor dengan
hukuman terlama kedua di Indonesia. Akil divonis penjara selama seumur hidup karena
dianggap terbukti menerima suap, gratifikasi, dan melakukan pencucian uang terkait dengan
penanganan sengketa pemilhan kepala daerah."Mengenai tuntutan penuntut umum mengenai
denda, majelis berpendapat denda tidak relevan lagi karena tuntutannya maksimal sehingga
tidak dapat diganti dengan pidana badan apabila denda tidak bisa dibayarkan," kata hakim
Suwidya dalam persidangan di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta, Senin (30/6/2014).

Terhadap vonis ini, mantan Ketua MK ini langsung menyatakan banding. "Sampai ke
surga pun saya tetap banding," kata Akil, di sela-sela sidang. Putusan ini tidak berbeda tuntutan
seumur hidup yang diajukan jaksa, namun majelis hakim menyatakan Akil tidak diwajibkan
membayar denda sebesar Rp10 milyar. Majelis hakim menyatakan, Akil telah dijatuhi
hukuman maksimal, sehingga denda bisa dihapuskan.

14
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dari uraian diatas dijelaskan bahwa penanggulangan kasus-kasus korupsi tidaklah


mudah, untuk itu diperlukan kerjasama dari berbagai pihak yang tentunya dilandasi dengan
kesadaran hukum disetiap warga negara, baik posisinya sebagai warga sipil maupun pejabat
negara yang tentunya semua itu kembali lagi pada individu masing-masing yang berketuhanan
YME. Tanggung jawab kita bukan hanya kepada pribadi, keluarga dan masyarakat melainkan
juga kepada Tuhan.
Dapat disimpulkan bahwa korupsi merupakan penyelewengan atau penggelapan (uang
negara atau perusahaaan) dan sebagainya untuk keuntungan pribadi atau orang lain serta selalu
mengandung unsur “penyelewengan” atau dishonest (ketidakjujuran). Dan korupsi akan
berdampak pada masyarakat luas serta akan merugikan negara.

B. SARAN
Dari semua uraian yang telat disampaikan diatas, menurut pendapat saya akan lebih baik
jika Aqil mochtar dan juga rekan-rekannya yang terlibat dalam kasus korupsi ini agar di adili
dengan seadil-adilnya oleh pengadilan. Pendapat presiden SBY mengenai kasus ini untuk
membuat PERPPU yang berisi pengawasan terhadap konstitusi (MK) dengan membentuk
majelis kehormatan merupakan suatu hal yang tepat dan patut untuk di dukung demi
kembalinya kepercayaan masyarakat kepada mahkamah konstitusi.

15
DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Akil_Mochtar

http://www.republika.co.id/berita/nasional/hukum/13/10/03/mu3hdy-kronologis

penangkapan-akil-mochtar

https://news.detik.com/berita/d-3471201/kasus-megakorupsi-di-tangan-novel-dari-simulator-
sim-sampai-e-ktp
http://www.satuharapan.com/read-detail/read/icw-apresiasi-vonis-akil-mochtar-seumur-hidup

16

Anda mungkin juga menyukai