Fakultas Hukum
Universitas Pancasakti Tegal
2021
Daftar Isi
Cover……………………………………………………………………………i
Daftar Isi……………………………………………………………………….. ii
Pembukaan……………………………………………………………………...1
a. Latar Belakang…………………………………………………………… 1
b. Rumusan Masalah………………………………………………………...2
c. Tujuan……………………………………………………………………. 2
Pembahasan……………………………………………………………………..
3
Penutus………………………………………………………………………….
5Kesimpulan………………………………………………………………….
5
Daftar Pustaka…………………………………………………………………..5
A. Latar Belakang Masalah
Korupsi yang terjadi di Indonesia saat ini, sudah dalam posisi yang
sangat parah dan begitu mengakar dalam setiap sendi kehidupan.
Perkembangan praktek korupsi dari tahun ke tahun semakin meningkat, baik
dari kuantitas atau jumlah kerugian keuangan negara maupun dari segi
kualitas yang semakin sistematis, canggih serta lingkupnya sudah meluas
dalam seluruh aspek masyarakat. Meningkatnya tindak pidana korupsi yang
tidak terkendali akan membawa bencana tidak saja terhadap kehidupan
perekonomian nasional tetapi juga pada kehidupan berbangsa dan bernegara
pada umumnya. Maraknya kasus tindak pidana korupsi di Indonesia, tidak
lagi mengenal batas-batas siapa, mengapa, dan bagaimana. Tidak hanya
pemangku jabatan dan kepentingan saja yang melakukan tindak pidana
korupsi, baik di sektor publik maupun privat, tetapi tindak pidana korupsi
sudah menjadi suatu fenomena.
Salah satunya kasus kasus korupsi yanga akan penulis bahas kasus
bupati Kotawaringin timur yang telah menjalani sidang. Dengan dugaan
penyalahgunaan wewenang jabatan dan menerima suap lebih dari 5 T.
B. Perumusan Masalah
1. Bagaimana Kasus Korupsi Bupati Kotawaringin timur ?
2. Bagaimana penanganan dan vonis kasus tersebut ?
C. Tujuan
1. Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas Anti Korupsi
2. Menambah wawasan penulis dan pembaca mengenai kasus korupsi
Pembahasan
Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 yang telah diubah dengan
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak
Pidana Korupsi menjelaskan bentuk/jenis tindak pidana korupsi. Pada
dasarnya jenis tindak pidana korupsi dikelompokkan menjadi kerugian
keuangan negara, suap-menyuap, penggelapan dalam jabatan, pemerasan,
perbuatan curang, benturan kepentingan dalam pengadaan, dan gratifikasi
(Kemenkumham, 2021).Selain undang-undang tersebut, di Indonesia juga
terdapat peraturan-peraturan tindak korupsi seperti peraturan pemerintah
(contohnya Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2000 tentang Tim
Gabungan Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi), peraturan presiden,
keputusan presiden, instruksi presiden (contohnya Instruksi Presiden Nomor
5 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi), dan peraturan
menteri (Kemenkumham, 2021)
Kesimpulan
Dalam kasus korupsi bupati Kota waringin timur telah di putus oleh KPK
dan dijerat Pasal 2 Ayat (1) atau Pasal 3 Undang-undang Nomor 31 Tahun
1999 sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 20 Tahun
2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Junto Pasal 55 Ayat (1)
ke 1 KUHP dan negara mengalami banyak kerugian alam dari kasus ini
DAFTAR PUSTAKA
Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia RI. (2021). Media Publikasi
Peraturan Perundang-undangan dan Informasi Hukum. Retrieved from
http://ditjenpp.kemenkumham.go.id/index.php?
option=com_content&view=article&id=1492:puu-anti-
korupsi&catid=65&Itemid=119.
Komisi Pemberantasan Korupsi. (2021). Teori-Teori Penyebab Korupsi.
Retrieved from https://aclc.kpk.go.id/materi/berpikir-kritis-terhadap-
korupsi/infografis/teori-teori-penyebab-korupsi.
https://kabar24.bisnis.com/read/20200722/16/1269604/kasus-korupsi-izin-
pertambangan-kpk-panggil-bupati-kotawaringin-timur.
https://www.tribunnews.com/nasional/2020/08/24/kpk-periksa-bupati-
kotawaringin-timur-supian-hadi-sebagai-tersangka