Anda di halaman 1dari 9

Kasus Korupsi

Bupati Kota waringin Timur

Nama : Dwijo Mukhamad Panitis


NPM : 5120600016
Kelas : 2 E
Mata Kuliah : Anti Korupsi
Dosen Pengampu : Drs. Muslich MH. S.H. M.H.

Fakultas Hukum
Universitas Pancasakti Tegal
2021
Daftar Isi
Cover……………………………………………………………………………i
Daftar Isi……………………………………………………………………….. ii
Pembukaan……………………………………………………………………...1
a. Latar Belakang…………………………………………………………… 1
b. Rumusan Masalah………………………………………………………...2
c. Tujuan……………………………………………………………………. 2
Pembahasan……………………………………………………………………..
3
Penutus………………………………………………………………………….

5Kesimpulan………………………………………………………………….
5
Daftar Pustaka…………………………………………………………………..5
A. Latar Belakang Masalah

Korupsi yang terjadi di Indonesia saat ini, sudah dalam posisi yang
sangat parah dan begitu mengakar dalam setiap sendi kehidupan.
Perkembangan praktek korupsi dari tahun ke tahun semakin meningkat, baik
dari kuantitas atau jumlah kerugian keuangan negara maupun dari segi
kualitas yang semakin sistematis, canggih serta lingkupnya sudah meluas
dalam seluruh aspek masyarakat. Meningkatnya tindak pidana korupsi yang
tidak terkendali akan membawa bencana tidak saja terhadap kehidupan
perekonomian nasional tetapi juga pada kehidupan berbangsa dan bernegara
pada umumnya. Maraknya kasus tindak pidana korupsi di Indonesia, tidak
lagi mengenal batas-batas siapa, mengapa, dan bagaimana. Tidak hanya
pemangku jabatan dan kepentingan saja yang melakukan tindak pidana
korupsi, baik di sektor publik maupun privat, tetapi tindak pidana korupsi
sudah menjadi suatu fenomena.

Dalam Pusat Edukasi Antikorupsi KPK (2021) terdapat beberapa teori


penyebab korupsi. Teori korupsi Jack Bologne GONE Theory, penjelaskan
penyebab korupsi yaitu keserahakan (greed), kesempatan (opportunity),
kebutuhan (need), dan pengungkapan (expose). Penyebabkorupsi. Untuk
menghindari terjadinya penyalahgunaan kewenangan dari pemerintah, maka
perlunya peran pengawasan dalam pemberantasan korupsi. Kemudian teori
korupsi Robert Klitgaard menjelaskan bahwa korupsi terjadi karena adanya
faktor kekuasaan dan monopoli yang tidak dibarengi dengan akuntabilitas.
Donald R Cressey dengan Fraud Triangle Theory menjelaskan bahwa tiga
faktor yang berpengaruh terhadap kecurangan yaitu kesempatan, motivasi,
dan rasionalisasi. Lalu teori Willingness and Opportunity to Corrupt yang
menyebutkan bahawa korupsi terjadi jika ada kesempatan atau peluang
(kelemahan sistem, pengawasan kurang) dan niat/keinginan (didorong
karena kebutuhan dan keserakahan)

Salah satunya kasus kasus korupsi yanga akan penulis bahas kasus
bupati Kotawaringin timur yang telah menjalani sidang. Dengan dugaan
penyalahgunaan wewenang jabatan dan menerima suap lebih dari 5 T.
B. Perumusan Masalah
1. Bagaimana Kasus Korupsi Bupati Kotawaringin timur ?
2. Bagaimana penanganan dan vonis kasus tersebut ?

C. Tujuan
1. Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas Anti Korupsi
2. Menambah wawasan penulis dan pembaca mengenai kasus korupsi
Pembahasan
Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 yang telah diubah dengan
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak
Pidana Korupsi menjelaskan bentuk/jenis tindak pidana korupsi. Pada
dasarnya jenis tindak pidana korupsi dikelompokkan menjadi kerugian
keuangan negara, suap-menyuap, penggelapan dalam jabatan, pemerasan,
perbuatan curang, benturan kepentingan dalam pengadaan, dan gratifikasi
(Kemenkumham, 2021).Selain undang-undang tersebut, di Indonesia juga
terdapat peraturan-peraturan tindak korupsi seperti peraturan pemerintah
(contohnya Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2000 tentang Tim
Gabungan Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi), peraturan presiden,
keputusan presiden, instruksi presiden (contohnya Instruksi Presiden Nomor
5 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi), dan peraturan
menteri (Kemenkumham, 2021)

Masalah korupsi selalu menjadi pergunjingan di masyarakat karena


seolah-olah korupsi sangat sulit untuk diberantas salah satunya kasus bupati
Kotawaringin timur yang telah menjalani sidang. Dengan dugaan
penyalahgunaan wewenang jabatan dan menerima suap lebih dari 5 T.

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengagendakan pemeriksaan


terhadap Bupati Kotawaringin Timur, Supian Hadi. Penyidik bakal menggali
keterangan dari Supian dalam kapasitasnya sebagai tersangka kasus dugaan
korupsi pemberian izin usaha pertambangan (IUP) yang ditaksir merugikan
negara Rp5,8 Triliun dan USD 711 ribu. "Yang bersangkutan diperiksa
sebagai tersangka," kata Plt Juru Bicara KPK Ali Fikri saat dikonfirmasi,
Rabu (22/7/2020).

Supian Hadi ditetapkan sebagai tersangka terkait proses pemberian


izin usaha pertambangan (IUP) terhadap tiga perusahaan di lingkungan
Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) tahun 2010 - 2012 perusahaannya
yaitu PT FMA (PT Fajar Mentaya Abadi), PT BI (Billy Indonesia), dan PT
AIM (Aries Iron Mining). Timbal baliknya, dia diduga telah menerima
mobil mewah dan sejumlah uang dari hasil pemberian Izin Usaha
Penambangan (IUP) kepada PT Fajar Mentaya Abadi (FMA), PT Billy
Indonesia (BI) dan PT Aries Iron Mining (AIM). KPK menduga perizinan
dari ketiga perusahaan itu belum dipenuhi sepenuhnya antara lain izin
lingkungan atau Amdal serta tidak memiliki kuasa pertambangan. Bahkan,
dua perusahaan bisa diberikan izin oleh Supian Hadi kendati tidak mengikuti
proses lelang Wilayah Izin Usaha Pertambangan (WIUP). Supian Hadi
lantas diduga menerima mobil Toyota Land Cruiser, Hummer H3 dan uang
sebesar Rp500 juta. KPK menduga terjadi kerugian keuangan negara
sekurang-kurangnya Rp5,8 triliun dan US$ 711.000 yang dihitung dari
produksi hasil pertambangan bauksit, kerusakan lingkungan dan kerugian
kehutanan akibat produksi dan kegiatan pertambangan yang dilakukan tiga
perusahaan itu.

Supian dijerat dengan Pasal 2 Ayat (1) atau Pasal 3 Undang-undang


Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang
Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Junto
Pasal 55 Ayat (1) ke 1 KUHP.
PENUTUP

Kesimpulan
Dalam kasus korupsi bupati Kota waringin timur telah di putus oleh KPK
dan dijerat Pasal 2 Ayat (1) atau Pasal 3 Undang-undang Nomor 31 Tahun
1999 sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 20 Tahun
2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Junto Pasal 55 Ayat (1)
ke 1 KUHP dan negara mengalami banyak kerugian alam dari kasus ini

DAFTAR PUSTAKA
Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia RI. (2021). Media Publikasi
Peraturan Perundang-undangan dan Informasi Hukum. Retrieved from
http://ditjenpp.kemenkumham.go.id/index.php?
option=com_content&view=article&id=1492:puu-anti-
korupsi&catid=65&Itemid=119.
Komisi Pemberantasan Korupsi. (2021). Teori-Teori Penyebab Korupsi.
Retrieved from https://aclc.kpk.go.id/materi/berpikir-kritis-terhadap-
korupsi/infografis/teori-teori-penyebab-korupsi.
https://kabar24.bisnis.com/read/20200722/16/1269604/kasus-korupsi-izin-
pertambangan-kpk-panggil-bupati-kotawaringin-timur.
https://www.tribunnews.com/nasional/2020/08/24/kpk-periksa-bupati-
kotawaringin-timur-supian-hadi-sebagai-tersangka

Anda mungkin juga menyukai