Anda di halaman 1dari 9

ICAC

Organisasi ICAC (Independent Commission Against Corruption) Hongkong


ICAC Hongkong dipimpin oleh seorang Commissioner dan di bantu oleh empat kepala divisi berikut.
1. Operation Departement.
2. Corruption Prevention Dapertement.
3. Community Relations Dapartement.
4. Administration Branch.
Proses penyelesaian perkara melalui emat tahap, yaitu sebagai berikut.
1. Pelaporan.
2. Penyelidikan.
3. Penyidikan.
4. Penuntutan.
Sebenarnya di samping adanya laporan, ICAC Hongkong dapat mengetahui sendiri adanya gejala korupsi
melalui intelijen.

Ad.1. Pelaporan.
Ada pusat penerimaan laporan (Report Center) di markas besar ICAC Hongkong yang terdiri atas enam
seksi, yang terbuka selama 24 jam dan dilayani oleh enam seksi tersebut secara bergiliran.

Pada tanggal 21 Maret 1994 didirikan suatu Tim Tanggap Cepat (Quick Response Team) yang tujuannya
untuk melayani laporan masyarakat secara cepat masyarakat dengan mudah dapat melaporkan terjadinya
laporan masyarakat secara cepat.

Masyarakat dengan mudah dapat melporkan terjadinya delik korupsi, karena pusat pelaporan ini dilengkapi
dengan peralatan yang canggih . Laporan dan pertanyaan dapat diajukan melalui Hot Line 2526 636 atau
ke kotak pos 1000.

Kerahasiaan pelapor dijamin dan semua diperlukan sama. Dalam menyelesaikan laporan ICAC Hongkong
independen, tidak dapat dicampuri oleh instansi lain, kecuali Chief Executive yang boleh memberikan
pengarahan.

Ad. 2. Penyidikan.
Suatu penyelidikan sering dilakukan berhari-hari, berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun. Hal ini dilakukan
dengan cara pengintaian terus-menurus atas kegiatan yang dicurigai. Dilakukan juga intelijen taktis, yang
meliputi rekrutmen dan pengendalian informan, yang melakukan penyamaran (undercover). Nama
informan dan undercover dicatat berdasarkan nomor code yang diberikan bukan namanya. Informan
dan undercover ini mengumpulkan informasi yang akan diserahkan kepada ICAC Hongkong. Sering
mantan tersangka atau saksi dijadikan informan.

Penggunaan informan dan undercover memerlukan biaya besar dan berisiko, sehingga harus memenuhi
syarat-syarat tertentu, yaitu
1. Bilamana cara-cara konvensional tidak membawa hasil.
2. Menyangkut korupsi besar dan sulit untuk dilacak;
3. Volume korupsi sangat besar;
4. Menyangkut orang besar “besar”.
Selain dilakukannya intelijen taktis, juga dilakukan intelijen starategis, yang mengendalikan data, baik yang
diperoleh sendiri oleh ICAC Hongkong maupun yang diperoleh dari luar. Dalam menganalisis data atau
laporan ini dipergunakan sistem komputerisasi canggih yang tidak on line dengan sistem jaringan computer
lain yang ada di ICAC Hongkong. Secara selektif dapat pula dilakukan penyadapan telepon dan sensor
surat bagi koruptor kakap yang mendapat persetujuan dari Chief Executive setelah mengajukan
permohonan yang disertai alasan-alasan yang d ini dapat dibenarkan. Cara pelacakan koruptor seperti ini
sangat efektif hasilnya. Unit ini juga melakukan perlindungan kepada saksi, baik secara yuridis maupun
fisik.

Diadakan juga kerja sama antara ICAC Hongkong dengan instansi-instansi yang ada di Hongkong dan Cina
daratan yang meliputi:
1. Kerja sama dengan para penegak hukum dan dapertemen di Hongkong dalam mencegah
korupsi, seperti kerja sama dengan kepolisian, bea cukai, imigrasi, dan pemadam kebakaran.
2. Kerja sama dengan instansi di Cina daratan untuk menanggulangi korupsi lintas batas, yaitu
kerja sama dengan Provinsi Guandong.
Disamping itu diadakan pula kerja sama dengan jaringan internasional melalui cara:
1. Pertukaran informasi, pelatihan, dan kunjungan dengan penegak hukum lain didunia,
seperti dengan FBI, DEA, Royal Canadian Mounted Police, dan Australian Federal Police:
2. Berkaitan dengan kerja sama internasional tersebut diterbitkan ICAC Anti Corruption
Newsletters secara berkala untuk saling memberi informasi antar Negara.
ICAC Hongkong juga melakukan penyidikan kedalam tubuhnya sendiri untuk menjaga integritas
anggotanya. Unit ini disebut Internal Investigation and Monitoring Grup. Dengan demikian, secara cepat
dapat dicegah terjadinya praktik korupsi di dalam tubuh ICAC Hongkong sendiri, dan jika terjadi dapat
dengan cepat dilakukan tindakan.

Ad.3. Penyidikan.
Mirip dengan cara penyidikan di Australia ICAC New South Wales yang disebut hearing, di ICAC
Hongkong disebut Interview, yang bersifat Tanya jawab yang direkam dengan audio-video dan kemudian
dibuat transkripnya.

Ada beberapa ruangan pemeriksaan yang dilengkapi dengan audio-video, dilengkapi pula dengan dua buah
kamere, satu dengan lebar dan yang satunya lagi close up. Dilengkapi pula dengan petunjuk tanggal dan
jam, serta satu set perangkat perekam yang terdiri atas tiga buah video recorder, dan satu cermin besar
untuk menunjukan pantulan gambar di dinding di belakang kamera. Setiap rekaman terdiri atas tiga
rangkap, satu untuk tersangka, satu penyidik, dan satu lagi untuk alat bukti dipersidangan.Didalam
ruang interview, bentuk meja dan kursi dirancang secara khusus untuk keperluan kegiatan
interview. Ruangannya kepada suara dan pada dinding ruangan terdapat daftar mengenai hak-hak tersangka
yang sedang diperiksa. Pendek kata, sistem penyidikan.

Ad.4. Penuntutan.
ICAC Hongkong tidak berwewenang melakukan penuntutan terhadap tersangka tindak pidana korupsi. Izin
penuntut diberikan oleh Sekertaris Dapertemen Yustisi. Terhadap kasus-kasus yang tidak dilanjuti
penuntutannya akan ditinjau kembali oleh ORC (Operations Review Committee) Kasus dibagi dua untuk
kasus yang kecil akan ditinjau oleh subcommittee yang terdiri atas tiga orang anggota, sedangkan untuk
kasus yang besar harus diputuskan oleh rapat pleno ORC Main Committee. ORC (Operations Review
Committee) dapat meminta tim investigasi untuk mengumpulkan bukti-bukti baru. Jika tidak dapat
dianjutkan ketahap penuntutan, dan ternyata yang ada adalah pelanggaran administratif atau disiplin, akan
diteruskan kepada department yang terkait.

B. Faktor-Faktor Keberhasilan Pelaksanaan Peran ICAC Dari berbagai literatur yang tersedia dapat
ditemukenali sejumlah faktor pendukung keberhasilan pemberantasan korupsi di Hong Kong selama ini,
yaitu: (1) komitmen politik yang kuat; (2) tiga pilar strategi yang terpadu dan konsisten; (3) kredibilitas
badan anti korupsi; serta (4) konteks lokal kebijakan.

B.1.2. Fungsi dan Kewenangan yang Dimiliki ICAC mengadopsi tiga pilar strategi yang berfokus pada
penyelidikan korupsi; pencegahan korupsi; serta mendidik masyarakat untuk mendapatkan dukungan
mereka dalam mengendalikan korupsi16. Pasal 12 Undang-Undang (UU) ICAC menggambarkan mengenai
tugas Komisioner dalam menyelidiki keluhan mengenai korupsi; memberikan saran kepada kepala
departemen pemerintahan dan lembaga publik tentang bagaimana mengurangi korupsi melalui
pengurangan peluang; serta mendidik masyarakat terhadap kejahatan korupsi dan mendaftarkan dukungan
masyarakat dalam memerangi korupsi17. Intinya, misi ICAC adalah untuk menangani korupsi pada tiga
bidang—penyelidikan, pencegahan, dan pendidikan masyarakat18 .

2. Komisi Pemberantasan Korupsi Malaysia BPR (Badan Pencegah Rasuah)

Dalam rangka membangun Negara modern yang bebas korupsi, sejak Tahun 1961 Malaya yang kemudian
berkembang menjadi Malaysia, telah mempunyai undang-undang anti korupsi, yang pertama undang-
undang tahun 1961 yang bernama Prevention of Corruption Act atau Akta Pencegahan Rasuah Nomor 57,
kemudian diterbitkan lagi Emergency Essential Powers Ordinance Nomor 22 Tahun 1970, lalu dibentuk
Badan Pencegah Rasuah (BPR) berdasarkan Anti Corruption Agency Act Tahun 1982. Sekarang
berlaku Anti Corruption Act Tahun 1997 yang selanjutnya disingkat ACA yang merupakan
penggabungan ketiga undang-undang dan ordonansi tersebut.
1. Visi dan Misi Badan
Visi dari BPR Malaysia atau Badan Pencegah Rasuah Malaysia adalah:

1. Mewujudkan masyarakat Malaysia yang bebas dari gejala korupsi berdasarkan nilai-nilai
kerohanian dan moral yang tinggi, dipimpin oleh pemerintah yang bersih, efisien, dan amanah.
2. Menjadi BPR Malaysia adalah pemberantasan korupsi yang professional serta terunggul di
dunia berasaskan keadilan, ketegasan, dan amanah.
Selanjutnya, Misi BPR Malaysia adalah pemberantasan korupsi itu dilakukan terpadu, berkelanjutan
dengan:

1. Semua badan dan lembaga pemerintah yang terlibat secara total dalam menegakkan
undang-undang dan peraturan dengan adil dan tegas untuk menjamin supermasi undang-undang
serta melindungi kepentingan umum dan Negara.
2. Semua tingkat kepemimpinan politik, administrasi, korporasi, agama dan LSM terlibat
dalam usaha-usaha penerapan dan penghayatan nilai-nilai murni sehingga terjadi consensus di
kalangan masyarakat Malaysia yang membenci korupsi dan adanya komitmen untuk memberantas
gejala korupsi.
Adapun fungsi pemberantasan korupsi adalah :

1. Mengenal dan memastikan terjadinya korupsi dan menyalahgunakan wewenang


didasarkan pada informasi serta pengaduan yang diperoleh secara teliti, menyeluru, dan efesien
melalui intelijen dan penyidikan.
2. Memperoleh dan mengumpulkan bukti-bukti secara teliti dan lengkap untuk membuktikan
terjadinya perbuatan korupsi, penyalagunaan wewenang, dan pelanggaran disiplin, melalui
penyidikan yang rapi, cepat, dan efektif.
3. Memastikan keadilan dan kepentingan umum secara berkelanjutan dijamin dengan
undang-undang dan peraturan nasional serta penuntutan yang bijaksana dalam kasus-kasus korupsi
dan penyalahgunaan wewenang.
4. Membantu ketua-ketua organisasi sektor publik dan swasta dalam mengambil tindakan tata
tertib terhadap pegawai mereka yang melanggar peraturan serta kode etik kerja berdasarkan laporan
BPR Malaysia yang lengkap.
Tiga strategi utama BPR Malaysia dalam memberantas korupsi, yaitu sebagai berikut:
1. Strategi Pengukuhan:
Untuk meningkatkan efektivitas BPR Malaysia, strategi ini memberi kekuatan pada profesionalisme BPR
Malaysia dan menigkatkan kerja sama dengan penegak hukum anti korupsi internasional dan mass media.
2. Strategi Penggalakan dan Pencegahan:
Startegi ini menekankan pada usaha-usaha penghayatan nilai murni, pencegahan korupsi, dan peningkatan
sistem supervise yang tegas dalam penegakan peraturan perundang-undangan.
3. Strategi Penegakan Hukum:
Undang-undang yang baru meningkatkan wewenang BPR Malaysia yang meliputi aspek pidana
mandatory,pembalikan beban pembuktian kepada tersangka yang kepadatan memiliki harta benda yang
berlebihan dibandingkan dengan pendapatannya, perampasan harta yang tidak dapat dijelaskan asal-usul,
dan juga meningkatkan ketegasan penegakan undang-undang yang memberi dampak pencegahan untuk
melakukan korupsi.

1. Kewenangan Memeriksa Orang


Pemeriksaan dilakukan dengan memanggil orang dan memeriksanya dengan lisan menurut cara tertentu
untuk mengungkap suatu delik. Pejabat itu dapat meminta diserahkan keadanya buku, dokumen atau
salinannya, atau benda lain yang menurut pendapatnya dapat mengungkapkan suatu delik korupsi. Dapat
juga meminta pernyataan tertulis dibuat di bawah sumpah yang dapat mengungkapkan suatu delik
korupsi. Ketentuan mengenai penyerahan buku atau dokumen atau salinannya tidak berlaku bagi bank,
hal ini sebagaimana diatur dalam Pasal 22 ayat (2) ACA (Anti Corruption Act).
Seseorang yang diperiksa oleh pejabat BPR Malaysia tersebut harus mengungkapkan semua informasi
yang diketahuinya dan dapat diperiksa setiap hari dalam kurun waktu tertentu sampai pemeriksaan itu
selesai. Orang tersebut tidak boleh menyembunyikan, merusak, mengubah, atau mengirim keluar dari
wilyah hukum Malaysia, buku, dokumen, atau benda yang dapat dijadikan alat bukti delik korupsi, dan
tidak dapat beralasan bahwa informasi yang diketahuinya akan menyebabkan self incrimination kepada
dirinya atau istri/suaminya.
2. Kewenangan Melakukan Penggeledahan
Jika cukup alasan berdasarkan informasi yang telah diperoleh bahwa disuatu tempat dengan disertai bukti
telah dilakukan delik korupsi beradasarkan ACA (Anti Corruption Act), Penuntut Umum dapat
mengeluarkan perintah tertulis kepada pejabat BPR Malaysia untuk:

1. Memasuki suatu pekarangan untuk mengeledah, menyita atau mengambil buku, dokumen,
atau benda lain;
2. Memeriksa, membuat salinan atau mengambil ekstrak buku, rekaman atau dokumen;
3. Membuka, memeriksa dan menggeledah benda, container atau wadah;
4. Menyetop, menggeledah, dan menyita suatu kendaraan.
3, Kewenangan untuk Menyita Barang Bergerak
Dalam melakukan tugas penyidikan beradasarkan ACA (Anti Corruption Act), maka setiap pejabat BPR
Malaysia yang berpangkat di atas investigator (penyiasat), yang mempunyai alasan untuk menduga suatu
barang bergerak menjadi hal subjek atau bukti berkaitan dengan delik korupsi, pejabat BPR Malaysia
mempunyai kewenangan untuk menyitanya.
Pejabat BPR Malaysia membuat daftar barang yang disita dan mencantumkan lokasi atau tempat
terjadinya penyitaan serta mendandatagani daftar tersebut. Salinan atau copy daftar barang yang disita
diserahkan sesegera mungkin kepada pemilik harta yang disita atau kepada orang darimana harta itu
disita. Harta hasil penyitaan tersebut disimpan disuatu tempat yang ditentukan oleh pejabat BPR Malaysia
yang berpangkat atau di atas Assistant Superintendent.
4. Advokat atau Pengacara dapat Disyaratkan Mengungkap Informasi
Berdasarkan Pasal 27 ACA (Anti Corruption Act), walaupun ditentukan lain dalam perundang-undangan,
seorang hakim Pengadilan Tinggi, dengan permohonan yang diajukan kepadanya berkaitan dengan
penyidikan yang dilakukan mengenai delik berdasarkan ACA (Anti Corruption Act), dapat
memerintahkan advokat atau pengacara untuk mengungkap informasi yang diketahuinya mengenai
transaksi atau berkaitan dengan suatu harta benda yang dapat disita beradasarkan ACA (Anti Corruption
Act). Ketentuan sama seperti ini juga diatur di dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 31
Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
5. Kewajiban untuk Memberi Informasi
Berdasarkan Pasal 28 ACA (Anti Corruption Act), setiap orang dapat diminta oleh pejabat BPR Malaysia
atau oleh pihak kepolisian untuk memberikan informasi mengenai hal yang bagi pejabat BPR Malaysia
berkewajiban untuk memeriksa berdasarkan ACA (Anti Corruption Act), yang orang itu mempunyai
kuasa memberikan harus dapat memberikan informasi tersebut.

KPK adalah sebuah lembaga negara yang di dirikan untuk meningkatkan daya guna dan hasil guna
terhadap lembaga negara yang dibentuk dengan upaya pemberantasan korupsi. KPK merupakan lembaga
negara yang bersifat independen dan bebas dari kekuasaan manapun dan siapapun dalam melaksanakan
tugas serta wewenangnya.

KPK dibentuk berdasarkan UU No 30 Tahun 2002 mengenai Komisi Pemberantasan Tindak Pidana
Korupsi, KPK diberi amanat untuk melakukan pemberantasan korupsi secara profesional, intensif, dan
secara terus menerus.

Pembahasan

Berikut akan kakak uraikan mengenai tugas dan wewenang KPK:


TUGAS KPK

a. Pengkoordinasian dengan instansi yang berwenang melakukan pemberantasan tindak pidana korupsi.

b. Pengawasan terhadap instansi yang berwenang melakukan pemberantasan tindak pidana korupsi

c. Melakukan penyelidikan, penyidikan, serta penuntutan terhadap tindak pidana korupsi

d. Melakukan monitor terhadap penyelenggaraan pemerintahan negara.

e. Melakukan tindakan-tindakan pencegahan terhadap tindak pidana korupsi.

WEWENANG KPK

a. Menetapkan sistem pelaporan dalam kegiatan pemberantasan tindak pidana korupsi.

b. Meminta informasi mengenaikegiatan pemberantasan tindak pidana korupsi kepada instansi yang terkait.

c. Melaksanakan dengar pendapat atau pertemuan dengan instansi yang berwenang melakukan
pemberantasan tindak pidana korupsi.

d. Meminta laporan instansi terkait mengenai pencegahan tindak pidana korupsi.

Asdfghjkl

Pertama, ICAC independen dan langsung bertanggung jawab kepada posisi tertinggi di Hong Kong. Hal ini
menurut Tony, memastikan mereka bebas intervensi saat melakukan investigasi. Dengan demikian,
lembaga itu bisa menginvestigasi orang atau lembaga tanpa kecurigaan dan rasa takut.

Kedua, ICAC mendapat sokongan finansial yang kuat. Anggaran tahunan bisa mencapai AS$90 miliar,
sekitar AS$15 per kapita. Mungkin hanya ICAC komisi pemberantasan korupsi yang anggarannya paling
besar di dunia ini.

Ketiga, mereka memiliki kewenangan yang luar biasa luas untuk melakukan investigasi. ICAC tak hanya
bisa melakukan penyelidikan tindak pidana korupsi yang dilakukan di lembaga negara dan swasta. Akan
tetapi, juga bisa menyelidiki semua tindak pidana yang berkaitan dengan korupsi. ICAC berwenang untuk
melakukan penyelidikan akun bank, bisa meminta saksi memberi keterangan di bawah sumpah, menyita
harta tersangka yang berasal dari tindak pidana korupsi, sampai mencekal tersangka.

“Tetapi saya harus buru-buru menambahkan bahwa ada sistem check and balance untuk mencegah
penyalahgunaan wewenang super itu,” imbuhnya.

Lebih lanjut Tony mengatakan, faktor keempat adalah profesionalitas. Ia dengan bangga menyebut
lembaganya merupakan yang pertama kali melakukan interview semua tersangka yang terdokumentasi
dalam video. Ia mengatakan, setidaknya ada 120 orang yang bekerja dengan terlebih dulu mengikuti
pelatihan khusus.

“Kami juga punya sejumlah ahli terkait perlindungan saksi, forensik teknologi, dan penyelidikan keuangan.
Saya perlu sampaikan, ahli-ahli kami mendapat training dari FBI National Academy,” ujarnya.

Tak kalah pentingnya, menurut Tony adalah faktor kelima yang ia sebut “tiga-mata garpu”. Ketiganya
adalah investigasi, pencegahan, dan pendidikan. Ia mengingatkan, pendidikan merupakan kunci penting
agar publik bisa ikut berpartisipasi melawan korupsi.

1. Upaya Pencegahan

Salah satu upaya yang dilakukan oleh pemerintah dalam melakukan pemberantasan korupsi adalah melalui
tindakan pencegahan. Tindakan pencegahan ini dimaksudkan agar masyarakat memiliki benteng diri yang
kuat guna terhindar dari perbuatan yang mencerminkan tindakan korupsi di dalam kehidupan sehari-hari
mereka. Upaya pencegahan tindakan korupsi dilakukan oleh permerintah berdasarkan nilai-nilai dasar
Pancasila agar dalam tindakan pencegahannya tidak bertentangan dengan nilai-nilai dari Pancasila itu
sendiri. Adapun tindakan pencegahan yang dilakukan oleh pemerintah dalam rangka melakukan upaya
pemberantasan korupsi di wilayah negara Indonesia diantaranya:

1. Penanaman Semangat Nasional


Penanaman semangat nasional yang positif dilakukan oleh pemerintah Indonesia dalam bentuk penyuluhan
atau diksusi umum terhadap nilai-nilai Pancasila sebagai kepribadian bangsa Indonesia. Kepribadian yang
berdasarkan Pancasila merupakan kepribadian yang menjunjung tinggi semangat nasional dalam penerapan
Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Dengan adanya penanaman semangat nasional Pancasila dalam diri
masyarakat, kesadaran masyarakat akan dampak korupsi bagi negara dan masyarakat akan bertambah. Hal
ini akan mendorong masyarakat Indonesia untuk menghindari berbagai macam bentuk perbuatan korupsi
dalam kehidupan sehari-hari demi kelangsungan hidup bangsa dan negaranya.2. Melakukan Penerimaan
Pegawai Secara Jujur dan Rerbuka

Upaya pencegahan sebagai bentuk upaya pemberantasan korupsi yang dilakukan oleh pemerintah dapat
dilakukan melalui penerimaan aparatur negara secara jujur dan terbuka. Kejujuran dan keterbukaan dalam
penerimaan pegawai yang dilakukan oleh pemerintah menunjukkan usaha pemerintah yang serius untuk
memberantas tindak pidana korupsi yang berkaitan dengan suap menyuap dalam penerimaan pegawai.
Pemerintah yang sudah berupaya melakukan tindakan pencegahan dalam penerimaan pegawai perlu
disambut baik oleh masyarakat terutama dalam mendukung upaya pemerintah tersebut.

Jika pemerintah telah berupaya sedemikian rupa melakukan tindakan pencegahan korupsi dalam
penemerimaan aparatur negara tapi masyarakat masih memberikan peluang terjadinya korupsi, usaha
pencegahan yang dilakukan oleh pemerintah dapat menjadi sia-sia. Selain itu, jika perilaku masyarakat
yang memberikan peluang terjadinya tindakan korupsi dalam penerimaan pegawai diteruskan, maka tidak
dapat dipungkiri praktik tindakan korupsi akan berlangsung hingga dapat menimbulkan konflik diantara
masyarakat maupun oknum pemerintah.

3. Himbauan Kepada Masyarakat


Himbauan kepada masyarakat juga dilakukan oleh pemerintah dalam upaya melakukan pencegahan sebagai
bentuk upaya pemberantasan korupsi di kalangan masyarakat. Himbauan biasanya dilakukan oleh
pemerintah melalui kegiatan-kegiatan penyuluhan di lingkup masyarakat kecil dan menekankan bahaya
laten adanya korupsi di negara Indonesia. Selain itu, himbauan yang dilakukan oleh pemerintah kepada
masyarakat menekankan pada apa saja yang dapat memicu terjadinya korupsi di kalangan masyarakat
hingga pada elite pemerintahan.

4. Pengusahaan Kesejahteraan Masyarakat


Upaya pemerintah dalam memberantas korupsi juga dilakukan melalui upaya pencegahan berupa
pengusahaan kesejahteraan masyarakat yang dilakukan pemerintah. Pemerintah berupa mensejahterakan
masyarakat melalui pemberian fasilitas umum dan penetapan kebijakan yang mengatur tentang
kesejahteraan rakyat. Kesejahteraan rakyat yang diupayakan oleh pemerintah tidak hanya kesejahteraan
secara fisik saja melain juga secara lahir batin. Harapannya, melalui pengupayaan kesejahteraan masyarakat
yang dapat meningkatkan kesejahteraan hidup dapat memberikan penguatan kepada masyarakat untuk
meminimalisir terjadinya perbuatan korupsi di lingkungan masyarakat sehingga dapat mewujudkan
masyakarat yang madani yang bersih dari tindakan korupsi dalam kehidupan sehari-hari.

5. Pencatatan Ulang Aset


Pencatan ulang aset dilakukan oleh pemerintah dalam rangka memantau sirkulasi aset yang dimiliki oleh
masyarakat. Pada tahun 2017 ini, pemerintah menetapkan suatu kebijakan kepada masyarakatnya untuk
melaporkan aset yang dimilikinya sebagai bentuk upaya pencegahan tindakan korupsi yang dapat terjadi di
masyarakat. Pencatatan aset yang dimiliki oleh masyarakat tidak hanya berupa aset tunai yang disimpan di
bank, tetapi juga terhadap aset kepemilikan lain berupa barang atau tanah. Selain itu, pemerintah juga
melakukan penelurusan asal aset yang dimiliki oleh masyarakat untuk mengetahui apakah aset yang
dimiliki oleh masyarakat tersebut mengindikasikan tindak pidana korupsi atau tidak.

2. Upaya Penindakan

Upaya penindakan dilakukan oleh pemerintah Indonesia terhadap pelaku tindak pidana korupsi. Dalam
pelaksanaan upaya penindakan korupsi, pemerintah dibantu oleh sebuah lembaga independen
pemberantasan korupsi yaitu KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) Penindakan yang dilakukan oleh KPK
semenjak KPK berdiri pada tahun 2002 telah membuahkan hasil yang dapat disebut sebagai hasil yang
memaksimalkan. Upaya penindakan yang dilakukan oleh KPK terhadap tindak pidana korupsi merupakan
upaya yang tidak main-main dan tidak pandang bulu.

Siapapun yang terindikasi melakukan tindak pidana korupsi akan ditindak oleh lembaga independen ini
tanpa terkecuali. Dalam melaksanakan tugasnya, KPK membutuhkan peranan lembaga peradilan dalam
menegakkan keadilan di Indonesia terutama yang berkaitan dengan tindak pidana korupsi. Tentunya
pelaksanaan proses peradilan dilakukan sesuai dengan mekanisme sistem peradilan di Indonesia dan
berdasarkan hukum dan undang-undang yang berlaku. Penindakan yang dilakukan pemerintah melalui
KPK terhadap pelaku tindak pidana korupsi dimaksudkan agar memberikan efek jera kepada para
pelakunya dan secara tidak langsung memberikan shock therapy pada orang-orang yang berniat untuk
melakukan tindak pidana korupsi baik itu di dalam pemerintahan maupun di dalam kehidupan sehari-hari.

3. Upaya Edukasi

Upaya edukasi yang dilakukan pemerintah dalam usahanya untuk memberantas korupsi adalah upaya yang
dilakukan melalui proses pendidikan. Proses pendidikan di Indonesia dilakukan dalam tiga jenis yaitu
pendidikan formal, informal, dan non formal. Melalui proses edukasi, masyarakat diberikan pendidikan anti
korupsi sejak dini agar masyarakat sadar betul akan bahaya korupsi bagi negara-negara khususnya negara
Indonesia.

Selain itu, melalui edukasi yang diberikan oleh pemerintah, peranan mahasiswa dalam pemberantasan
korupsi juga dapat dimaksimalkan sehingga para mahasiswa ini dapat memberikan contoh yang baik bagi
adik-adiknya maupun bagi masyarakat umum terhadap cara pemberantasan korupsi dari dalam diri masing-
masing. Upaya edukasi yang dilakukan oleh pemerintah juga termasuk sebagai upaya membangun karakter
bangsa di era globalisasi untuk memberantas pertumbuhan budaya korupsi yang dapat merugikan
kehidupan bermasyarakat dan bernegara.

Itulah beberapa upaya pemerintah dalam melakukan upaya pencengahan pemberantasan korupsi. Sebagai
masyarakat yang mencintai Indonesia, sudah sepantasnya kita menanamkan budaya anti korupsi sedini
mungkin di dalam kehidupan sehari-hari kita agar kita terhindar dari bentuk-bentuk tindakan korupsi yang
semakin hari semakin merajelela. Kiranya artikel ini dapat bermanfaat bagi para pembaca sekalian.

1. Selandia Baru

Selandia Baru adalah negara yang sangat transparan dalam bisnis dan politik, serta dalam sistem peradilan.

Orang atau pihak yang terbukti menerima suap dan kejahatan yang berkenaan dengan hal ini, akan dikenai
sanksi penjara minimal 14 tahun. Seluruh pejabat publik juga dilarang menerima hadiah dalam segala
persoalan.

Di Negeri Kiwi, meski tak ada hukuman mati bagi koruptor (sudah dihapus sejak 1961), namun hukuman
sosial jauh lebih manjur. Tekanan publik bisa membuat pejabat mundur.

Bahkan, untuk perkara yang dianggap sangat sepele, polisi bisa turun tangan untuk melakukan investigasi.
Sealin itu, ada organisasi independen berbadan hukum yang khusus menangani dan mengekspos korupsi
polisi, bila ada kasus.

Di Selandia Baru bukannya tak ada skandal Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN). Ada, namun angkanya
begitu kecil. Menurut Transparency International, lembaga nirlaba yang berbasis di Jerman, Selandia Baru
ada di peringkat pertama dengan skor 91.

Memulai bisnis sangat mudah di Selandia Baru, dan dapat dicapai hanya dalam waktu minimal setengah
hari, berkat sistem peraturan yang transparan, serta kemudahan investasi dan transaksi asing.
Ada juga undang-undang yang secara langsung ditujukan untuk korupsi karena kejahatan terorganisir dan
berdasar pada tindak pencucian uang, penyuapan dan pengedaran obat-obat terlarang.

2. Denmark

Denmark masih memegang posisi 2 besar dalam daftar "Negara dengan Tingkat Korupsi Terendah" sejak
1995, setelah Selandia Baru. Suap di antara pejabat publik untuk mendapatkan layanan khusus atau
tunjangan, jumlahnya bisa dihitung jari.

Dalam sebuah studi komprehensif tentang korupsi di seluruh dunia, negara-negara yang dilibatkan dinilai
dan diberi skor antara 0 dan 100. Hasilnya adalah 43 negara melakukan praktik KKN yang memalukan. Ini
menunjukkan korupsi sistemik di hampir setiap tingkatan di negara-negara tersebut.

Sedangkan pada Indeks Persepi Korupsi 2015 yang dikeluarkan oleh Lembaga Transparansi Internasional,
Denmark menempati peringkat teratas sebagai negara yang bebas dari korupsi. Hukuman mati sudah
ditiadakan sejak 1994. Eksekusi terakhir dilakukan pada 1950.

Tahun 2009, parlemen mengenalkan Skema Keterbukaan yang bertujuan meningkatkan transparansi
pengeluaran dan aktivitas anggota parlemen. Setiap anggota parlemen harus mengumumkan pengeluaran
bulanan, aktivitas hiburan, biaya perjalanan, hadiah yang diperoleh, dan pertemuan resmi mereka setiap
bulan.

Para pejabat di Denmark, sebelum dilantik menjadi semacam Aparatur Sipil Negara (ASN) dan bekerja di
pemerintahan, mereka mendapat tes khusus di bidang KKN. Sehingga ke depannya, mereka bisa bisa
membedakan mana yang menjadi milik pribadi dan negara.

Sebagai contoh, ada seorang mantan wali kota di Denmark yang terpaksa mengundurkan diri. Penyebabnya
cuma karena masalah sepele, yakni ia menggunakan balai kota untuk pernikahan pribadi.

Contoh lain, seorang anggota parlemen akhirnya memilih untuk hengkang karena ia ketahuan menggunakan
dana pajak untuk membeli televisi. Semula, ia menyebut televisi itu akan digunakan untuk kepentingan
pekerjaan. Ujung-ujungnya, barang elektronik ini justru jadi milik pribadi.

3. Finlandia

Negara-negara Skandinavia memiliki rekor yang cukup bagus dalam 'kebersihan moral'. Selain Denmark,
Finlandia pun demikian. Negara ini memegang skor 85 dari 100 untuk negara yang paling sedikit
korupsinya, menurut Transparency International.

Sistem peradilan Finlandia sangat diawasi oleh negara. Hampir tidak pernah ada kasus warga negara yang
melakukan suap kepada hakim, dan bisnis di negara ini memiliki tingkat kepercayaan yang tinggi terhadap
sistem pengadilan.

Para pembuat keputusan (hakim) sangat percaya diri dengan pekerjaan mereka dan mengaku mendapatkan
sedikit tekanan. Selain itu, bila mereka berprestasi, mereka yakin akan naik jabatan. Bukan karena faktor-
faktor asing.

Alasan lain yakni negara ini memiliki kebebasan sejati dalam hal keterbukaan dan penghormatan terhadap
media dan jurnalisme. Akses ke informasi sangat penting dan dijamin secara konstitusional.

4. Singapura

Singapura merupakan negara yang bisa dijadikan model untuk mengekang korupsi. Meski wilayahnya
kecil, dengan populasi lebih dari 5 juta orang, namun Singapura terkenal 'bersih'. Inilah alasan yang
mendasari kasus korupsi lebih mudah diungkap dan ditegakkan.
Di sana, ada meritokrasi (sistem yang memberikan kesempatan kepada seseorang untuk memimpin
berdasarkan kemampuan atau prestasi, bukan kekayaan, senioritas, dan sebagainya) yang jelas dalam
mempromosikan pegawai negeri. Selain itu, korupsi merupakan pelanggaran sepanjang tahun 1871.

Pada akhir tahun 2018, ada dua orang operator truk di Singapura yang terancam penjara dan denda 1 miliar
cuma gara-gara menerima suap, yang jumlahnya tidak sampai Rp 20.000. Korupsi bukan cuma perkara
nominal. Itulah prinsip yang diterapkan pemerintah Singapura untuk memberantas para koruptor di sana.

5. Kanada

Ada regulasi yang sangat jelas untuk pihak yang ingin berbisnis di Kanada. Sistem pengadilannya pun
bersih dan efisien. Polisi di sana termasuk yang paling andal yang pernah ada di seluruh dunia. Itulah alasan
mengapa Kanada menduduki peringkat tertinggi di seluruh Amerika.

Tetapi, korupsi kecil masih terjadi di Kanada. Begitu pula suap. Jadi, bagaimana cara pemerintah Kanada
mengatasinya? Access to Information Act sayangnya masih sangat tidak kompeten, namun pemerintah telah
menyelidiki lebih lanjut dan mencari cara agar transparansi di seluruh negara dapat lebih dicapai.

Juga, pada tahun 2006, Kanada meluncurkan Undang-Undang Perlindungan Pegawai Negeri (Public
Servants Disclosure Protection Act), yang memberi mereka akses untuk mengekspos kesalahan dalam
pemerintahan dan menceritakan kesaksian mereka.

Anda mungkin juga menyukai