Anda di halaman 1dari 6

PROPOSAL ANTI KORUPSI

Proposal

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas dalam Mata Kuliah


Pendidikan Kewarganegaraan pada Program Studi
Pendidikan Agama Islam

Oleh:

PUTRI LESTARI
NIM. 221431030

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI)


AL-GAZALI SOPPENG
2022
ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT. Karena atas keagungan dan

kemurahan-Nya saya dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan baik. Hembusan

angin yang tidak ternilai harganya semoga dapat mengantarkan salam kerinduan kita

kepada baginda Nabi Muhammad SAW.

Terima kasih kami sampaikan kepada bapak Ma’mum Ali Beddu, SQ, M.Pd

sebagai dosen pengampu mata kuliah “Metodologi Pengajaran Agama Islam” yang

telah memberikan arahan materi yang sangat bermanfaat terlebih dalam penyusunan

makalah ini.

Kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna,

oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari

semua pihak guna perbaikan dan kelengkapan penyusunan makalah ini. Akhir kata,

kami berharap makalah ini dapat menambah referensi pembelajaran.


iii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................... i

DAFTAR ISI.................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................. 1- 3

A. Latar Belakang Masalah.............................................................. 1- 2


B. Rumusan Masalah........................................................................ 3
C. Tujuan Pembahasan..................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN................................................................................. 4-18

A. Pengertian Pengelolaan Kelas..................................................... 4-8


B. Tujuan Pengelolaan Kelas........................................................... 8-10
C. Kegiatan Pengelolaan Kelas........................................................ 10-13
D. Pendekatan Pengelolaan Kelas.................................................... 1416
E. Implementasi Pengelolaan Kelas................................................. 1617
F. Keterampilan Pengelolaan Kelas................................................. 18
BAB III PENUTUP......................................................................................... 19-20

A. Kesimpulan.................................................................................. 19-20
B. Implikasi Penelitian..................................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 21
iv

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masalah korupsi tengah menjadi perbincangan hangat di masyarakat,


terutama media massa lokal dan nasional hingga media luar negeri. Maraknya
korupsi di Indonesia seakan sulit untuk diberantas dan telah menjadi budaya.
Pada dasarnya, korupsi adalah suatu pelanggaran hukum yang kini telah menjadi
suatu kebiasaan. Berdasarkan data Transparency International Indonesia, kasus
korupsi di Indonesia belum teratasi dengan baik. Indonesia menempati peringkat
ke-100 dari 183 negara pada tahun 2011 dalam Indeks Persepsi Korupsi.

Di era demokrasi, korupsi akan mempersulit pencapaian good governance


dan pembangunan ekonomi. Terlebih lagi akhir-akhir ini terjadi perebutan
kewenangan antara KPK dan Polri. Sebagai institusi yang sama-sama menangani
korupsi, seharusnya KPK, Polri dan Kejaksaan bisa bekerja sama dalam
memberantas korupsi. Tumpang tindih kewenangan seharusnya tidak terjadi jika
dapat dikoordinasikan secara baik.

Penyebab terjadinya korupsipun bermacam-macam, antara lain masalah


ekonomi, yaitu rendahnya penghasilan yang diperoleh jika dibandingkan dengan
kebutuhan hidup dan gaya hidup yang konsumtif, budaya memberi tips (uang
pelicin), budaya malu yang rendah, sanksi hukum lemah yang tidak mampu
menimbulkan efek jera, penerapan hukum yang tidak konsisten dari institusi
penegak hukum, dan kurangnya pengawasan hukum.
v

Dalam upaya pemberantasan korupsi, diperlukan kerja sama semua pihak


maupun semua elemen masyarakat, tidak hanya institusi terkait saja. Beberapa
institusi yang diberi kewenangan untuk memberantas korupsi, antara lain KPK,
Kepolisian, dan Kejaksaan.

Untuk itu, pemerintah harus selalu waspada dalam menangulangi permasalahan


ini. Korupsi adalah produk dari sikap hidup satu kelompok masyarakat yang
memakai uang sebagai standard kebenaran dan sebagai kekuasaaan mutlak.
Sebagai akibatnya, kaum koruptor yang kaya raya dan para
politisikorupyangberkelebihan uang bisa masuk ke dalam golongan elit yang
berkuasa dan sangat
dihormati. Bahkan mereka ini juga akan menduduki status sosial yang tinggi
dimata
masyarakat.

Akibat-akibat dari korupsi antara lain seperti, pemborosan sumber-sumber,


gangguan terhadap penanaman modal, bantuan yang lenyap, ketidakstabilan,
revolusi sosial, pengambilan alih kekuasaan oleh militer, menimbulkan
ketimpangan sosial budaya, pengurangan kemampuan aparatur pemerintah,
pengurangan kapasitas administrasi, hilangnya kewibawaan administrasi.

Upaya dalam menanggulanginnya, membenarkan transaksi yang dahulunya


dilarang dengan menentukan sejumlah pembayaran tertentu, membuat struktur
baru yang mendasarkan bagaimana keputusan dibuat, bagaimana dorongan untuk
korupsi dapat dikurangi dengan jalan meningkatkan ancaman kepada yang
bersangkutan.

Menyikapi permasalahan tersebut, kami atas nama Panitia Pelantikan VI


DPD Gerakan Masyarakat Perangi Korupsi (GMPK) se-Jawa Tengah
bekerjasama dengan DPD GMPK Jawa Tengah bermaksud menyelenggarakan
‘Seminar Hari Anti Korupsi Sedunia’ bertemakan “Wujudkan Jawa Tengah
vi

Bebas Korupsi”, sekaligus Pelantikan dan deklarasi DPD GMPK (Kota


Semarang, Kaupaten Semarang, Banjarnegara, Purbalingga, Banyumas dan
Sragen). Kegiatan tersebut sekaligus dalam rangka memperingati perayaan “Hari
Anti Korupsi Sedunia” yang jatuh pada 9 Desember 2016.

Anda mungkin juga menyukai