Anda di halaman 1dari 31

STRATEGI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBINAAN

AKHLAKUL KARIMAH SISWA MELALUI KEGIATAN

EKSTRAKURIKULER DI SMA NEGERI 1 OHEO

Oleh: Sapril

Nim 18010101051

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)


INSTITUT AGAMA ISLAM NEGRI (IAIN)
KENDARI
2020
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i
KATA PENGANTAR............................................................................................. iii
ABSTRAK ................................................................................................................ vi
DAFTAR ISI ............................................................................................................ vii
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... xi

BAB I PENDAHULUAN....................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang........................................................................................... 1
1.2 Fokus Penelitian........................................................................................ 8
1.3 Rumusan Masalah..................................................................................... 8
1.4 Tujuan Penelitian...................................................................................... 8
1.5 Manfaat Penelitian.................................................................................... 9
1.6 Defenisi Operasional................................................................................. 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................... 12


2.1 Deskripsi Strategi Guru Pendidikan Agama Islam............................... 12
2.1.1 Pengertian Strategi Guru PAI......................................................... 12
2.1.2 Guru Pendidikan Agama Islam...................................................... 13
2.2 Deskripsi Pembinaan Akhlak................................................................... 15
2.2.1 Pengertian Pembinaan Akhlak....................................................... 15
2.2.2 Ruang Lingkup Akhlak Kharimah................................................. 16
2.2.3 Dasar dan Tujuan Pembinaan AkhlakSiswa…............................. 20
2.3 Deskripsi Kegiatan Ekstrakurikuler........................................................ 21
2.3.1 Pengertian Kegiatan Ekstrakurikuler............................................. 21
2.3.2 Tujuan Kegiatan Ekstrakurikuler................................................... 22
2.3.3 Jenis-Jenis Kegiatan Ekstrakurikuler............................................. 23

2.4 Kajian Relevan.......................................................................................... 24

BAB III METODE PENELITIAN....................................................................... 27


3.1 Jenis Penelitian.......................................................................................... 27
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian................................................................... 27
3.3 Sumber dan Jenis Data............................................................................. 28
3.4 Teknik Pengumpulan Data....................................................................... 28
3.5 Teknik Analisis Data................................................................................ 30
3.6 Pengecekan Keabsahan Data................................................................... 31

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perkembangan zaman yang ditopang oleh modernisasi merupakan fenomena

yang tengah diperbincangkan dikalangan masyarakat luas, seiring dengan

perkembangan zaman yang dipengaruhi oleh perkembangan teknologi, menuntut

masyarakat untuk dapat menguasai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,

modernisasi ini telah banyak memberikan dampak bagi masyarakat, baik dampak

yang bersifat positif maupun negatif. maka perlu kebijaksanaan masyarakat dalam

menyikapinnya hal tersebut. terutama bagi kalangan remaja yang telah duduk

dibangku pendidikan formal.

Tentu ini menjadi perhatian para pelajar atas dampak yang dirasakan dari sisi

positif modernisasi, terutama dalam bidang teknologi, Mereka bisa mendapatkan

berbagai informasi ilmu pengetahuan secara cepat, tepat dan luas, tanpa terhalang

ruang dan waktu. Namun disisi lain modernisasi ini juga banyak berdampak negatif,

bagi mereka yang kurang selektif mencari informasi dan ketidak bijaknya dalam

menggunakannya. Dapat disaksikan dan ditemui di beberapa media massa, bahwa

fenomena di lapangan banyak remaja yang menyalagunakan kemajuan teknologi.

Praktek hidup yang menyimpang dan penyalahgunaan kesempatan dengan

mengambil bentuk perbuatan sadis dan merugikan orang lain semakin tumbuh subur.

Perampokan, pembunuhan, pornografi, pergaulan bebas, tawuran antar siswa,

ditambah dengan hilangnya penghargaan kepada guru, dan lain sebagainya. Hal ini

terjadi disebabkan minimnya akhlak yang dimiliki oleh pelajar saat ini.
Dari ilustrasi fenomena tersebut dapat dikatakan bahwa, akhlak pelajar

dimasa sekarang ini begitu memprihatinkan. Tingkah laku dari seorang siswa

sekarang ini jarang sekali mencerminkan bahwa mereka adalah seorang sosok pelajar.

Akhlak merupakan fondasi dasar karakter diri manusia. Hal ini sesuai dengan

fitrah manusia yang menempatkan posisi akhlak sebagai pemelihara eksistensi

manusia.Akhlaklah yang menjadi pembeda manusia dan makhluk yang lain-nya.

Manusia tanpa akhlak akan kehilangan derajat sebagai hamba Allah yang paling

terhormat. sebagaimana firman Allah SWT yang termaktub dalam surat at-Tiin :4-6

“Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-

baiknya, Kemudian Kami kembalikan dia ketempat yang serendah-rendahnya,

kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, maka bagi

mereka pahala yang tiada putus-putusnya”.(Qur’an 95: 4-6)

Kedudukan akhlak dalam kehidupan manusia menempati tempat yang penting,

sebagai individu, masyarakat dan bangsa, sebab jatuh bangunnya suatu masyarakat

tergantung bagaimana akhlak. Apabila akhlaknya baik, maka sejahteralah lahir

dan batinnya, apabila akhlaknya rusak, maka rusaklah lahir dan batinnya. Dalam

sebuah hadis sudah jelas bahwa keutamaan akhlak adalah sebagai berikut :

ْ ‫ْال ُمْؤ ِمنيْن ا ْي َماناًأحْ َسنهُم‬


‫أخالقَاًأ ْك َم ُل‬

“Orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik

akhlaknya”.(HR.At Tirmidzi).
Berdasarkan penjelasan hadis di atas, bahwa orang yang memiliki akhlak

sama dengan orang yang memiliki keimanan yang sempurna. Jadi seseorang yang

seringkali melakukan akhlak yang baik dengan menggunakan hal-hal yang sesuai

dengan syari’at Islam maka orang itu termasuk orang yang beriman kepada Allah

SWT.

Akhlak yang baik secara umum dapat dibentuk dalam diri setiap manusia,

karena Allah SWT memerintahkan untuk berakhlak mulia dan menjauhi akhlak

tercela. Akhklak dapat dibentuk berdasarkan asumsi bahwa akhlak adalah hasil dari

usaha pembinaan, bukan terjadi dengan sendirinya.

Pembinaan akhlak oleh pendidik adalah solusi permasalahan-permasalahan

akhlak yang tengah melandah generasi pelajar masa kini dan kearah masa depan.

Pembinaan yang harus dilakukan salah satunya adalah dengan menjalankan kebijakan

pemerintah untuk membangun pendidikan yang berkarakter, yang sesuai dengan

tujuan pendidikan.

Seperti yang termaktub dalam Pembukaan UUD 1945, tujuan pendidikan

adalah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia yang diatur dalam sistem

pendidikan nasional, Undang-Undang No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional pasal 3 menetapkan bahwa :

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk


watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa; bertujuan untuk berkembangan potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada tuhan yang maha Esa,
Berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab.(Undang-Undang No. 20,2003).

Faktanya saat ini pendidikan masih belum bisa sepenuhnya mewujudkan tujuan

dari pendidikan nasional. Banyak kasus diluar sana yang sering terjadi ditengah-

tengah masyarakat, bahwa peserta didik pada saat ini banyak mengalami penyakit

moral sehingga kemerosotan akhlak. Hal ini disebabkan karena kehidupan yang

kompleks dengan diperhadapkannya perkembangan teknologi yang semakin pesat,

dan kurang bijaknya dalam menyikapinya.

Pembinaan akhlak saat ini semakin diperlukan terutama di zaman modern ini

yang dihadapkan pada masalah akhlak yang cukup serius, jika dibiarkan akan

menghancurkan masa depan bangsa. Seperti realita sekarang ini yang banyak dapat

disaksikan dan ditemui di beberapa media massa.

Terlebih lagi semakin banyaknya tantangan dan godaan sebagai dampak dari

kemajuan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), dampak daripada

kemajuan iptek tersebut disamping menawarkan berbagai kemudahan dan juga

kenyamanan, juga membuka peluang untuk melakukan kejahatan lebih canggih lagi,

jika ilmu pengetahuan dan teknologi itu disalahgunakan.

Peran pendidikan Islam disekolah sangat penting dalam pembinaan akhlaqul

karimah. Pendidikan Islam merupakan tindakan menuntun,- membimbing, dan

memberikan pertolongan dari seorang pendidik untuk menuju pada tujuan pendidikan

Islam. Pendidikan juga berperan untuk mengarahkan potensi hidup manusia.supaya

memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,


akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan bagi dirinya, masyarakat, bangsa

dan negara.

Pendidikan adalah faktor utama dalam pembentukan pribadi manusia, baik itu

kepribadian yang baik maupun kribadian yang buruk karena pendidikan ibarat lampu

penerang bagi anak didik dan seluruh manusia, sedangkan yang berperan utama

dalam menyalakan lampu agar dapat menerangi adalah pendidik. Manusia yang

terdidik dengan baik, akan menemukan jalan yang terang dalam

kehidupanyabegitupun sebaliknya. (Akhiiyat, 2008).

Dengan demikian, tugas guru Pendidikan Agama Islam disekolah adalah

membina akhlak dan mendidik siswanya baik pada proses pembelajaran bersifat

Intrakurikuler maupun Ekstrakurikuler agar selalu mempraktekkan akhlakul karimah

dalam kehidupan sehari-hari. Untuk mewujudkan hal hal tersebut maka seorang guru

harus melakukan pendekatan, diantaranya adalah menyusun dan memilih strategi

kegiatan pembelajaran yang dapat menghasilkan tujuan yang diinginkan dalam

pendidikan.

Sebagaimana Abdul Majid mengemukakan bahwa strategi pembelajaran

adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan pendidik atau guru dan

peserta didik/siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efesien,

(Majid, 2015). Dengan menerapkan strategi pembelajaran yang sesuai dengan kondisi

siswa serta kondisi lingkungan, maka tujuan pendidikan akan mudah dicapai oleh

guru terutama dalam pembinaan akhlakul karimah.


Berdasarkan observasi yang dilakukan pada tanggal 08 november 2020 pada

lingkungan SMA N 1 Oheo Desa Walandawe kec.Oheo. melalui wawancara dengan

guru PAI, bahwa di SMAN 1 Oheo terdapat pembinaan akhlak siswa melalui

kegiatan ekstrakurikuler, Hal ini dilakukan secara terus-menerus supaya siswa

terbiasa melakukan hal-hal yang mendatangkan kebaikan dalam dirinya. (Hukrandi

S.Pd.I 2020)

Dari permasalahan yang diuraikan, kiranya dalam rangka pembinaan akhlakul

karimah mereka, sosok guru Pendidikan Agama Islam perlu menggunakan strategi

dan metode khusus sehingga diharapkan berdampak positif pada peningkatan

keagamaan dan pembinaan akhlaktul kharimah mereka. Oleh sebab itu, penulis

merasa tertarik untuk membahas lebih dalam dengan melakukan langkah penelitian

dan mengkaji terhadap tema tersebut dengan pertimbangan bahwa di SMA Negeri 1

Oheo merupakan salah satu lembaga pendidikan umum yang memiliki tempat

strategis yang dapat dijangkau oleh peneliti.

Berdasarkan permasalahan yang diuraikan diatas maka peneliti tertarik untuk

mengkaji lebih dalam.sehingga peneliti tertarik untuk meneliti permasalahan tersebut

yang dituangkan dalam judul :“Strategi Guru Pendidikan Agama Islam dalam

Pembinaan Akhlakul Karimah Siswa Melalui Kegiatan Ekstrakurikuler Di SMA

Negeri 1 Oheo”

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka penelitian ini dapat

dirumuskan sebagai berikut:

1.3.1 Bagaimana kondisi akhlak siswa di SMA N 1 Oheo?

1.3.2 Bagaimana strategi guru Pendidikan Agama Islam dalam Pembinaan

akhlakul karimah siswa melalui kegiatan ekstrakurikuler di SMA N 1 Oheo?

1.3.3 Apakah faktor pendukung dan penghambat pembinaan akhlakul karimah

siswa melalui kegiatan ekstrakurikuler di SMA Negeri 1 Oheo?

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Deskripsi Strategi Guru Pendidikan Agama Islam

2.1.1 Pengertian Strategi Guru PAI


Secara bahasa, strategi bisa juga disebut sebagai

‘siasat’,kiat‟, atau „cara‟.Dalam Kamus Besar Bahasa

Indonesia,“Strategi adalah rencana yang cermat mengenai

kegiatan untuk mencapai sasaran khusus”.(KBBI, 2015).Sedangkan

menurut Abuddin Nata,“strategi pada intinya adalah langkah-

langkah terencana yang bermakna luas dan mendalam yang

dihasilkan dari sebuah proses pemikiran dan perenungan yang

mendalam berdasarkan pada teori dan pengalaman”.(Nata, 2019).

Dalam dunia pendidikan “strategi diartikan sebagai

perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain

untuk mencapai tujuan pendidikan”.(Hamruri, 2012) Menurut

Sudirman AM, strategi guru adalah meningkatkan kegiatan dan

pengembangan kegiatan belajar siswa, membimbing dan mengarahkan

kegiatan belajar sesuai dengan tujuan yang dicita-citakan, dan

sebagai pencetus ide dalam proses belajar mengajar.(Hawi, 2014).

Dari uraian di atas peneliti dapat menyimpulkan bahwa

strategi merupakan cara-cara yang digunakan oleh seorang guru

serta langkah-langkah terencana yang berisi tentang rangkaian

kegiatan-kegiatan yang mengarahkan peserta didik dalam

melaksanakan suatu kegiatan pendidikan baik secara teori mapun

praktek agar kegiatan berjalan dengan efektif dan efesien, dan


memberikan ketercapain pendidikan kepada peserta didik sesuai

dengan tujuan yang diinginkan.

2.1.2 Guru Pendidikan Agama Islam

Guru adalah orang dewasa yang bertanggung jawab memberi

bimbingan atau bantuan kepada anak didik dalam perkembangan

jasmani dan rohani agar mencapai kedewasaan, mampu melaksanakan

tugasnya sebagai makhluk Allah SWT khalifah di muka bumi,

sebagai makhluk sosial dan sebagai individu yang sanggup

berdiri sendiri.(Aziz, 2009)

Sedangkan guru (pendidik) dalam perspektif

pendidikanIslam adalah orang-orang yang bertanggung

jawabterhadap perkembangan peserta didik dengan mengupayakan

perkembangan seluruh potensi peserta didik, baik potensi

afeksi, kognitif, maupun psikomotorik sesuai dengan nilai-nilai

ajaran Islam.(Aziz, 2009)

Guru Pendidikan Agama Islam harus berupaya mendesain

Pendidikan Agama Islam secara efektif sebagai solusi untuk

membebaskan para pelajar dari aspek-aspek pendidikan barat yang

tidak sejalan dengan nilai-nili Islami dalam era globalisasi

sekarang ini.Guru Pendidikan Agama Islam dituntut mampu

memenuhi kebutuhan masyarakat menghadapi era tersebut.


(Rusmaini, 2014)Guru Pendidikan Agama Islam juga menjadi

teladan bagi siswa dalam mengajarkan ajaran Islam dan guru

Pendidikan Agama Islam harus membantu siswa untuk mengembangkan

akhlak mulia agar lebih baik.

Berdasarkan pendapat di atas peneliti menyimpulkan guru

Pendidikan Agama Islam adalah seorang tenaga pendidik yang

memberikan pelajaran Agama Islam dengan melalui kegiatan

bimbingan serta bertanggung jawab untuk mengajar, membimbing

dan membina anak didik agar terbentuk kepribadian dan pola

pikir yang islami sehinga merepresentasikan kepribadian yang

beriman dan bertakwa kepada Allah SWT, berakhlak mulia dalam

kehidupan pribadi masyarakat, bangsa dannegara.

2.2 Deskripsi Pembinaan Akhlak

2.2.1 Pengertian Pembinaan Akhlak


Pembinaan berasal dari kata “bina” yang mendapat

awalan-pe dan akhiran-an yang berarti pembangunan, perbaikan,

atau pembaharuan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia pembinaan

adalah sebuah proses, cara membina, pembaharuan, penyempurnaan,

usaha, tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara berdaya guna

dan berhasil guna untuk memperoleh hasil yang baik.(KBBI,

2008).

Pembinaan adalah suatu proses penggunaan manusia, alat


peralatan, uang, waktu, metode dan sistem yang didasarkan pada

prinsip tertentu untuk pencapaian tujuan yang telah ditentukan

dengan daya dan hasil yang sebesar-besarnya.(Damanik, 2014).

Pembinaan akhlak merupakan tumpuan perhatian pertama

dalam Islam. Hal ini dapat dilihat dari salah satu misi

kerasulan Nabi Muhammad SAW. Yang utama adalah untuk

menyempurnakan akhlak yang mulia.(Nata,2010)

Berdasarkan definisi pembinaan akhlak di atas, maka yang

dimaksud pembinaan akhlak adalah suatu usaha yang dilakukan

dengan sadar, sungguh-sungguh, dan terencana dalam rangka

pembentukan akhlak mulia dengan membimbing, mengarahkan dan

memberikan pembelajaran dan pengalaman ajaran agama Islam kepada

siswa SMA Negeri 1 Oheo, sehingga terbentuk kepribadian dan pola

pikir islami serta mereka memahami, menerapkansikap jujur, sikap

hormat, dan sikap patuh, dan kasih sayang. Hal ini tidak sekedar

menjadi pemahaman tetapi mampu dan terbiasa menjalankannya dalam

kehidupan sehari-hari sesuai dengan tuntunan ajaran agama Islam.

2.2.2 Ruang Lingkup Akhlak Kharimah

Al-Qur’an dan hadis mengandung banyak ajaran tentang

akhlak. Bila diklasifikasikan, akhlakul karimah dapat dibagi

menjadi tiga bagian, yaitu: akhlak kepada Allah SWT, akhlak


kepada sesam manusia dan akhlak terhadap lingkungan.

Sebagaimana yang akan dijelaskan dibawah ini yakni:(Dosen PAI

UM,2015)

2.2.2.1 Akhlak Terhadap Allah SWT

Akhlak dalam lingkup ini diartikan sebagai sikap yang

ditunjukkan oleh manusia kepada Pencipta alam semesta termasuk

dirinya sendiri. Sikap ini dimanifestasikan dalam bentuk

kepatuhan menjalankan segala perintah Allah SWT dan menjauhi

laragannya. Selain itu, manifestasi akhlak kepada Allah SWT

juga ditunjukan dengan komitmen yang kuat untuk terus

memperbaikai kualitas keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT

dengan menjalankan seruh kewabijan yang diperintahkan oleh

Allah SWT berupa melaksankan shalat atau yang terkandung pada

rukun islam. Intinya, semua prilaku seorang yang memiliki

akhlak yang baik kepada Allah SWT harus tercermin dalam tingkah

laku sehari-harinya yang sesui dengan syariat islam.( H.M.

Jamil, 2013).

2.2.2.1.1 Mensyukuri nikmat-nikmat-Nya

Bersyukur kepada Allah SWT atas segala nikmat yang telah

diberikan adalah keniscayaan bagi manusia. Perbuatan ini

merupakan suatu bentuk akhlak kepada Allah SWT. Hal ini secara
langsung diperintahkan Allah SWT dalam al-Qur‟an termaktub (Q.S.

al-Nahl:114)

Terjemahan:
Maka makanlah yang halal lagi baik dari rezki yang
telah diberikan Allah kepadamu; dan syukurilah nikmat
Allah, jika kamu hanya kepada-Nya saja menyembah.
(Qur’an 16:114).

2.2.2.1.2 Shalat

Shalat merupakan ibadah teragung dalam islam dan pilar

kedua setelah dua kalimat syahadat, Berbeda dengan kewajiban

lain, shalat diperintahkan langsung dari Allah SWT kepada nabi

pada malam Mi’raj tanpa melalui perantara.( Mu’is, 2009).

Oleh sebab itu ibadah shalat adalah salah-satu amalan yang

laing utama dihisab kelak di akhirat, dan salah satu mtode yang

peling efektif dalam mendekatkan diri kepada Allah SWT

sebagamana firman Allah SWT dalam al-Qur‟an termaktub (Q.S. al-

ankabut, 29 :45)

Terjemahan:
Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, Yaitu Al
kitab (Al Quran) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya
shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji
dan mungkar. dan Sesungguhnya mengingat Allah (shalat)
adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat
yang lain). dan Allah mengetahui apa yang kamu
kerjakan.

2.2.2.2 Akhlak Kepada Sesama Manusia


2.5.1 Berbakti Kepada OrangTua

Berbakti kepada orang tua merupakan perbuatan sangat mulia

bahkan utama disisi Allah SWT. Hal ini tergambar dari sabda

Rasulullah SAW berikut ini:


Terjemahan:
“Dari Abdullah bin Mas’ud r.a. ia berkata: “Saya
bertanya kepada Nabi saw: amal apakah yang paling disukai
oleh Allah Ta’ala?”beliau menjawab: “shalat pada
waktunya. “sayabertanya lagi:“kemudian apa?”beliau
menjawab:“berbuat baik kepada kedua orang tua.“saya
bertanya lagi: “kemudian apa?”beliau
menjawab:“berjihad(berjuang) di jalan Allah.”(H.R.
Bukhari dan Muslim).

Orangtua adalah orang yang sangat berjasa dalam hidup

kita. Merekalah yang merawat, mengasuh, mendidik kita dari

sebelum lahir hingga dewasa. Oleh karena itu, Islam sangat

mengecam anak yang durhaka kepada orang tuanya.Rasulullah SAW

menghubungkan perbuatan buruk ini dengan syirik.

Salah satu contoh perbuatan durhaka kepada orang tua

adalah membuat mereka menangis. Ibnu Umar menegaskan,

“Tangisan orang tua termasuk durhaka yang paling besar”(HR.

Bukhari).Begitupun Allah SWT menegaskan dalam Q.S.al-

Isra‟bahwaperkataan “uh” atau “ah” terhadap orang tua saja

dilarang, apa lagi perbuatan yang lain.

Terjemahan:
Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan
menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik
pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. jika salah
seorang di antara keduanya atau Kedua-duanya sampai
berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, Maka sekali-kali
janganlah kamu mengatakan kepada keduanya Perkataan
"ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah
kepada mereka Perkataan yang mulia. (Qur’an 17:23).

2.2.2.6 Menghormati yang Tua, Menyayangi yang Muda


“Tidak termasuk golongan kita orang yang tidak
menyayangi kaum muda dan tidak menghormati kaum tua”
(HR.Ahmad dan Turmudzi)

Hadis diatas menunjukkan bahwa kita sebagai ummat Islam

hendaknya senantiasa menyayangi dan memberikan pendidikan yang

positif terhadap kaum yang lebih muda.Begitupun sebaliknya kaum

muda harus bersikap hormat kepada orang yang lebih tua.

2.2.2.7 Menghormati Tetangga

Tetangga merupakan lingkungan terdekat kita,mereka yang

akan cepat memberikan petolongan apabila terjadi kesusahan.

Allah SWT berfirman dalam (QS. An-Nisa‟:36):

Terjemahan:
“Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-
Nya dengan sesuatupun.dan berbuat baiklah kepada dua
orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-
orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang
jauh, dan teman sejawat, Ibnu sabil dan hamba sahayamu.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang
sombong dan membangga-banggakan diri,(Qur’an 4:176).
2.2.3 Dasar dan Tujuan Pembinaan Akhlak Siswa
Dasar dari pembinaan akhlak siswa, yang sesuai dengan

pendidikan agaman Islam yaitu Al-Qur‟an dn hadits. Dengan kedua

dasar tersebut, guru dapat membimbing akhlakuk karimah siswa

sesuai dengan syariat Islam.Di tambah lagi yang dijadikan

pedoman guru adalah ketetapan para ulama yakni ijma‟dan qiyas.

Tujuan pembinaan akhlak siswa adalah sebagai berikut:

2.2.3.1 Meningkatkan ketaqwaan kepada Allah SWT yaitu dengan

cara menghindari perilaku tercela, dan selalu

mebiasakan berbuat baik dalam segalahal

2.2.3.2 Membentuk pribadi siswa yang berakhlak mulia.

Dengan pribadi yang berakhlak mulia siswa akan

senantiasa berbuat baik pada sesama.

2.2.3.3 Amar ma‟ruf nahi mungkar terhadap apapun yang

dijumpainya berdasarkan hukum yang ada.

2.3 Deskripsi Kegiatan Ekstrakurikuler


2.3.1 Pengertian Kegiatan Ekstrakurikuler
Kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang
dilakukan di luar kelas dan di luar jam pelajaran (kurikulum)

untuk menumbuh kembangkan potensi sumber daya manusia yang


dimiliki siswa baik berkaitan dengan aplikasi ilmu pengetahuan

yang didapatkannya maupun dalam pengertian khusus untuk


membimbing siswa dalam mengembangkan potensi dan bakat yang ada
dalam dirinya melalui kegiatan-kegiatan yang wajib maupun

pilihan.(Kemena,2005).
Kegiatan kokurikuler dan ekstrakurikuler merupakan pengembangan

dari kegiatan intarakurikuler atau merupakan aktivitas tambahan, pelengkap

bagi pelajaran yang wajib. Kegiatan kokurikuler dan ekstrakurikuler dapat

memberikan peluang pada anak untuk menunjukkan pada orang tua dan teman-

teman apa yang sedang mereka pelajari.(Saputra,2010)

Berdasarkan pengertian diatas peneliti dapat menyimpulkan bahwa

kegiatan ekstrakurikuler merupakan sebuah upaya untuk menlengkapi kegiatan

kurikuler yang berada diluar jam pelajaran, yang dilakukan didalam lingkungan

sekolah maupun diluar lingkungan sekolah guna melengkapi pembinaan

manusia seutuhnya dalam hal pembentukan kepribadian peserta didik.

2.3.2 Tujuan Kegiatan Ekstrakulikuler

Sebagaimana yang telah disebutkan dalam pengertian

diatas bahwa kegiatan ekstrakurikuler merupakan wadah untuk

menumbuh kembangkan potensi yang dimiliki peserta didik. Adapun

tujuan dari pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler berdasarkan

Permendikbud No. 62 Tahun 2014, yaitu kegiatan ekstrakurikuler

diselenggarakan dengan tujuan untuk mengembangkan potensi,

bakat, minat, kemampuan, kepribadian, kerjasama, dan kemandirian

peserta didik secara optimal dalam rangka mendukung pencapaian

tujuan pendidikan nasional.(Permendikbud, 2014)


Tujuan pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler pada satuan
pendidikan adalah

1. Kegiatan ekstrakurikuler harus dapat meningkatkan

kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik peserta

didik.

2. Kegiatan ekstrakurikuler harus dapat mengembangkan bakat

dan minat peserta didik dalam upaya pembinaan pribadi

menuju pembinaan manusia seutuhnya.

2.3.3 Jenis-jenis Kegiatan Ekstrakurikuler

Kegiatan ekstrakulikululer mempunyai peran penting dalam

mengembangkan watak dan kepribadian siswa. Cakupan kompetensi

siswa yang dikembangkan dalam kegiatan ini meliputi:

kompetensidan kebiasaan dalam kehidupan, kemampuan sosial,

kemampuan belajar, kemampuan pemecahan masalah dan kemandirian.

Dari beberapa uraian ini maka ekstrakurikuler yang berkaitan

dengan pola pendidikan kepribadian atau akhlak pada anak didik

di sekolah dapat tersalurkan melalui jenis kegiatan seperti

diuraikan dibawah ini:

2.3.3.1 Pembinaan Keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan yang

Maha Esa, meliputi :

a. Memperingati hari-hari besar keagamaan


b. Melaksanakan perbuatan amaliah sesuai dengan norma agama
c. Mengembangkan dan memberdayakan kegiatan keagamaan
disekolah
2.3.3.2 Pembinaan budi pekerti luhur atau akhlak mulia, antara

lain:

a. Melaksanakan tata tertib dan kultur sekolah


b. Melaksanakan gotong royong dan kerja bakti (baik sosial)
c. Menumbuhkan sikap hormat dan menghargai warga sekolah
d. Melaksanaka Kegiatan7K (keamanan, kebersihan, ketertiban,
keindahan, kekeluargaan, kedamaian dan kerindangan

2.2 Penelitian yang Relevan

Penelitian terdahulu merupakan salah satu cara untuk mengetahui hasil karya

ilmiah yang pernah ada sebelumnya, untuk mengetahui karya-karya yang pernah ada.

Adapun menurut hasil pencarian yang penulis lakukan pada penelitian lainnya, dilihat

dari dokumentasi atau karya Ilmiah lain yang mempunyai sedikit tidaknya persamaan

yang dapat dibandingkan sebagaiberikut:

Penelitian yang dilakukan oleh Asti Nurjanah dengan judul penelitian

“Metode Pembinaan Akhlak melalui Program Ekstrakurikuler Tapak Suci (Penelitian

di SMP Muhammadiyah 6 Baleendah Bandung”. Penelitian ini membahas tentang

metode pembinaan akhlak melalui program ekstrakurikuler tapak suci (Penelitian di

SMP Muhammadiyah 6 Baleendah Bandung serta faktor penunjang dan

penghambatnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode pembinaan akhlak


melalui program ekstrakurikuler tapak suci adalah metode pembiasaan, keteladanan,

nasihat, hukuman, dan ganjaran. Adapun faktor pendukungnya terdiri darisupport

dari seluruh komponen sekolah dan penyelenggara sekolah, tersedianya sarana

danprasarana yang memadai dan efektifitas metode yang digunakan. Sementara

faktor penghambat terdiri dari lingkungan luar sekolah dan budaya masyarakat

lingkungan sekitar.(Nurjanah,2007).

Skripsi yang ditulis oleh Indah Kusnawati Rokhana ”Peran Kegiatan

Ekstrakurikuler “Seksi Kerohanian Islam” Dalam Pembinaan Mental Siswa SMAN 1

Trenggalek, Pendidikan Agama Islam, FakultasTarbiyah Universitas Islam Negeri

(UIN) Malang 2006. Berdasarkan penelitian yang diperoleh dapat diketahui bahwa

pembinaan mental siswa SMAN 1 Trenggalek dapat dilakukan dengan berbagai

macam kegiatan ekstrakurikuler Seksi Kerohanian Islam agar terbina mental yang

baik, terbukti dari hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa sudah mempunyai

kesadaranuntuk berakhlak mulia terhadap Allah SWT, orang tua, tetangga, guru,

sesama teman dan terhadap lingkungansekitar.(Rokhana,2006).

Tesis yang ditulis Moh Ghufron mahasiswi pascasarjana kosentrasi

pendidikan Agama Islam IAIN Sunan Ampel Surabaya yang berjudul “Upaya

Pembinaan Akhlak Peserta Didik Melalui Kegiatan Ekstrakurikule Pendidikan

Agama Islam Di SMP Negeri Tuban”. Hasil dari penelitian ini meliputi: terdapat 6

bentuk kegiatan ekstrakurikuler PAI yang dikembangkan di SMP Negeri 3 Tuban dan

semuanya mengarah pada upaya pembinaan akhlak peserta didik. Upaya yang
dilakukan dalam rangka pembinaan akhlak peserta didik melalui kegiatan

ekstrakurikuler Pendidikan Agama Islam meliputi upaya menanamkan dan

membangkitkan keyakinan beragama, menanamkan etika pergaulan baik dlam

lingkungan keluarga, masyarakat dan sekolah serta menanamkan kebiasaan yang baik

berupa kedisiplinan, tanggung jawab, melakukan hubungan social dan melaksanakan

ibadah. Kegiatan ekstrakurikuler PAI dalam pembinaan akhlak peserta didik dapat

berjalan secara efektif.Misalnya terjadi peningkata akhlak yang dicapai oleh peserta

didik setelah mengikuti kegiatan ekstrakurikuler Pendidikan Agama Islam dan

kesadaran peserta didik dalam melaksanakan ibadahsholat.(Gufron,2012).

Perbedaan penelitian terdahulu dengan yang penulis teliti adalah terletak pada

strategi pembinaan melalui kegiatan ekstrakurikuler, strategi pembinaan melalui

kegiatan ekstrakurikuler penulis ialah kegitan-kegitan yang dilaukan oleh guru

pendidikan agama Islam terhadap pelaksanaan pembinaan akhlakul kharimah siswa,

sedangakn peneliti terdahulu hanya fokus pada satu kegitan dalam pembinaan akhlak

sedangkan penulis meneliti berkaitan dengan berbagai kegitan dilakukan dalam

pembinaan akhlakul kharimah siswa melalui kegiatan ekstrakurikuler.


BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan peneliti adalah jenis penelitian lapangan (field

research) yang bersifat deskriptif yaitu penelitian yang pengumpulan data

dilakukan di lapangan untuk memahami fenomena-fenomena sosial dan

pandangan perilakunya.

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Menurut Nana Syaodih

Sukma (Dinata) penelitian kualitatif (Qualitative research) adalah suatu

penelitian yang ditujukan untuk mendeksripsikan dan menganalisis fenomena,

persepsi, kepercayaan, peristiwa, aktivitas social, sikap, pemikiran orang secara

individual maupun kelompok. (Sukmadinata, 2013).

Sedangkan menurut Bogdan dan Taylor mendefinisikan metode

kualitatif sebagai prosedur yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata

tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. (Maelong,

2006).

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Oheo. Penelitian ini di

lakukan sejak awal pengumpulan data atau pra penelitian.

Pemilihan lokasi penelitian di sekolah ini karena sekolah tersebut

sangat didasari dengan representatif untuk dijadikan penelitian. Dimana ada

berbagai macam kegiatan pembinaan akhlakul karimah siswa melalaui kegiatan

ekstrakurikuler, sehingga sesuai dengan apa yang diinginkan oleh peneliti.

3.3 Data dan Sumber Data

Data adalah subjek dari mana data diperoleh. Sedangkan sumber data

adalah tempat dimana penelitian memperoleh informasi sebanyak- banyaknya,

berupa data yang diperlukan dalam penelitian. Sementara Meleong

menjelaskan bahwa sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-

kata dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain

sebagainya. (Meleong, 2006).

Sumber data yang digunakan dalam penelitian pada umumnya terbagi

menjadi dua yakni data primer dan data sekunder.

3.3.1 Data primer

Data primer merupakan sumber utama dalam penelitian ini. Data yang

dikumpulkan langsung dari informan melalui wawancara langsung, yang

dilakukan peneliti dengan kepala sekolah, guru Pendidikan Agama Islam,

sebagian siswa Siswi SMA Negeri 1 Oheo, serta dokumentasi

3.3.2 Data sekunder


Data sekunder atau data yang diperoleh dari hasil observasi lapangan,

bahan dokumen sekolah dan data-data yang terkait atau referensi yang relevan

dengan masalah penelitian ini.

3.4 Tekhnik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini, peneliti menggunakan

beberapa metode pengumpulan data yang digunakan peneliti di lapangan.

Adapun metode-metode tersebut adalah sebagai berikut:

3.4.1 Teknik Observasi (Pengamatan)

Observasi atau pengamatan merupakan suatu teknik pengumpulan

data dengan cara melakukan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang

berlangsung. (Sukmadinata, 2013).

Observasi yang dilakukan oleh peneliti, dalam kegiatan penelitian ini

adalah observasi secara langsung terhadap objyek yang akan diteliti. Dalam

hal ini yang diamati adalah letak penelitian, sarana prasarana, dan perilaku

akhlak yang dikembangkan. Ini adalah observasi secara langsung terhadap

objek yang akan diteliti. Dalam hal ini yang diamati adalah letak penelitian,

sarana prasarana, dan perilaku akhlak yang dikembangkan.

3.4.2 Teknik Wawancara (Interview)

Wawancara (interview) adalah metode pengumpulan data yang

digunakan untuk mendapatkan keterangan dari responden melalui tatap muka

secara langsung.
Metode yang digunakan untuk mendapatkan data tentang perilaku

akhlak yang dikembangkan, dan langkah-langkah yang dikembangkan guru

Pendidikan Agama Islam dalam pembinaan akhlakul karimah siswa. Serta apa

saja faktor pendukung dan penghambat dalam pembinaan akhlak siswa.

3.4.3 Teknik Dokumentasi

Dokumentasi merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan

menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen. Baik dokumen tertulis,

gambar maupun elektronik.

Metode dokumentasi yang peneliti gunakan adalah untuk memperoleh

data tentang sejarah berdiri sekolah, visi dan misi sekolah, dan data-data yang

di perlukan lainya.

3.5 Tekhnik Analisis Data

Miles dan Huberman, mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis

data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus sampai

tuntas, sehingga datanya jenuh. Aktivitas dalam analisis data, yaitu: data

reduksi, data display, dan conclusio.( Huberman, 2005)

3.5.1 Data Reduction (Reduksi Data)

Data yang diperoleh di lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu

perlu dicatat secara teliti dan rinci. Mereduksi data berarti merangkum,

memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari
tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu. Data yang telah direduksi

akan memberikan gambaran yang jelas dan mempermudah peneliti untuk

melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan.

3.5.2 Data Display (Penyajian Data)

Setelah data direduksi, maka langkah berikutnya adalah

mendisplaykan data, Display data dalam penelitian kualitatif, penyajian data

bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori,

flowchart dan sejenisnya dalam bentuk teks yang bersifat naratif. Hal ini

dilakukan agar mempermudah untuk memahami apa yang terjadi,

merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut.

3.5.3 Conclusion drawing/ verification


Langkah ketiga adalah penarikkan kesimpulan dan verifikasi.

Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan

berubah apabila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada

tahap pengumpulan data berikutnya. Namun bila kesimpulan telah didukung

oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali kelapangan

mengumpulkan data maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan

kesimpulan yang kredibel (dapat dipercaya).


Kesimpulan dalam penelitian kualitatif yang diharapkan adalah

temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa

deskripsi atau gambaran suatu obyek sebelumnya belum jelas, sehingga setelah

diteliti menjadi jelas.

3.6 Pengecekkan Keabsahan Data

Dalam penelitian ini, Peneliti mengambil empat cara pengecekkan

keabsahan data, yaitu :”perpanjangan pengamatan, meningkatkan ketekunan,

triangulasi sumber data dan tekhnik. (Sugiona, 2007.

3.6.1 Perpanjangan Pengamatan

Perpanjangan pengamatan adalah penelitian kembali dengan sumber

data yang pernah ditemui maupun baru. Dengan perpanjangan

pengamatan ini, peneliti dapat mengetahui tingkat validitas dan

kredibitas data yang pernah diperoleh.

3.6.2 Meningkatkan Ketekunan

Meningkatkan ketekunan yaitu peneliti mengadakan pengamatan

secara cermat dan berkesinambungan untuk mengetahui validitas data

yang diperoleh sebelumnya.


3.6.3 Triangulasi

Triangulasi pengecekkan data-data dari berbagai sumber dengan cara-

cara dan waktu tertentu. Ada tiga bentuk triangulasi yaitu:

Triangulasi sumber yaitu menguji kredibilitas data dengan cara


mengecek data yang telah diperoleh melali beberapa sumber.
Triangulasi tekhnik, yaitu menguji kredibilitas data dengan cara yang
berbeda yaitu dengan melakukan wawancara, studi dokumen
dan pengamatan.
Triangulasi waktu, waktu juga terkadang mempengaruhi kredibilitas
data yang dikumpulkan oleh peneliti. Dalam rangka pengujian
kredibilitas data.
dapat dilakukan dengan cara melakukan pengecekkan dengan
wawancara, observasi, ataukah tekhnik lain dalam waktu atau
situasi berbeda.
3.6.4 Member chek

Member chek adalah proses penegecekkan data dengan tujuan untuk

mengetahui sejauh mana data yang diperoleh sesuai dengan apa yang

diberikan sebelumnya.

Anda mungkin juga menyukai