Anda di halaman 1dari 95

MODEL PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN ANTIKORUPSI

PADA MATA PELAJARAN


PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN (PPKn)
BERDASARKAN KURIKULUM 2013 EDISI REVISI 2016

SMA/MA DAN SMK/MAK KELAS X

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH
KEGIATAN PEMBINAAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
JAKARTA, 2017
TIM PENYUSUN

I. Pengarah
1. Hamid Muhammad, Ph.D
Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
2. Dr. Thamrin Kasman
Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

II. Penulis
1. Dr. Chairul Muriman S, SE., SH., MP
2. Drs. Supandi, M.Pd
3. Dr. Hj. Arnie F, M.Pd

III. Produksi
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah
Kegiatan Pembinaan Pendidikan Kewarganegaraan
Tahun Anggaran 2017

Edisi Revisi
Cetakan ke-2, 2017

ISBN 978-602-1389-13-3

i
KATA PENGANTAR

Pendidikan merupakan salah satu strategi yang efektif untuk menanamkan dan
membina nilai-nilai karakter antikorupsi bagi peserta didik, dalam hal ini peserta didik pada
jenjang pendidikan menengah. Mereka merupakan generasi yang akan mengganti generasi
sekarang yang menduduki berbagai jabatan, baik di pemerintahan maupun swasta. Melalui
pendidikan, proses perubahan sikap mental akan terjadi pada diri seseorang. Dengan perubahan
tersebut, diharapkan generasi muda secara sadar mampu menerapkan dan
mengimplementasikan sikap dan perilaku antikorupsi.
Penanaman nilai-nilai antikorupsi menjadi lebih efektif apabila dilakukan sejak dini, baik
melalui pendidikan formal (persekolahan), informal (keluarga), dan nonformal (masyarakat).
Penanaman nilai-nilai Antikorusi di persekolahan dilakukan melalui pengintegrasian pendidikan
antikorupsi (PAk) kedalam proses pembelajaran khususnya pada mata pelajaran Pendidikan
Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn).
Pendidikan antikorupsi yang diintegrasikan pada pembelajaran PPKn dilaksanakan di
satuan pendidikan tingkat SMA/MA dan SMK/MAK secara berkelanjutan, ditekankan pada
pembentukan sikap dan perilaku tanpa meninggalkan pengetahuan dan keterampilan, serta
pengembangan keteladanan antikorupsi. Oleh karena itu, diperlukan perencanaan, pelaksanaan,
serta penilaian proses dan hasil pembelajaran yang disusun berdasarkan peraturan yang
berlaku.
Buku Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi ini disusun sebagai bahan dan
panduan bagi guru, kepala sekolah, pengawas sekolah, dan Dinas Pendidikan dalam
mengimplementasikan penanaman niliai-nilai antikorupsi pada pembelajaran PPKn berdasarkan
kurikulum 2013 edisi revisi 2016, sehingga pendidikan antikorupsi di SMA/MA dan SMK/MAK
dapat berlangsung secara efektif dan efisien. Dengan demikian, peserta didik lebih memahami
makna tindakan koruptif, dan berani bersikap serta berperilaku antikorupsi.

Jakarta, 2017

Direktur Jenderal
Pendidikan Dasar dan Menengah,

Hamid Muhammad, Ph.D


NIP 195905121983111001

ii
DAFTAR ISI

Halaman

PENYUSUN................................................................................................................
i
KATA PENGANTAR.....................................................................................................
ii
DAFTAR ISI.................................................................................................................
iii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................
1
A.Latar Belakang......................................................................................
1
B.Dasar Hukum........................................................................................
3
C.Tujuan dan Sasaran..............................................................................
4
D.Manfaat ................................................................................................
5
E.Ruang Lingkup......................................................................................
5
BAB II KERANGKA KONSEPTUAL.....................................................................
6
A.Pendidikan Antikorupsi sebagai Pendidikan Karakter............................
6
B.Dimensi dan Nilai-nilai Pembentuk Karakter Antikorupsi.......................
6
1. Dimensi Politik ............................................................................
8
2. Dimensi Sosiologi .......................................................................
8
3. Dimensi Ekonomi .......................................................................
9
4. Dimensi Hukum ..........................................................................
10
C.Internalisasi Nilai-Nilai Antikorupsi melalui Pendidikan .........................
11
BAB III TELAAH KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN (PPKn)
KELAS X TERHADAP NILAI-NILAI ANTIKORUPSI..................................
15
BAB IV MODEL PENGINTEGRASIAN NILAI-NILAI ANTIKORUPSI KE DALAM
MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN
KEWARGANEGARAAN (PPKn) KELAS X…………………………............
23

iii
A. Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi dalam
Pengembangan Materi Pembelajaran ...............................................
57
B. Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi dalam
Pengembangan Silabus.....................................................................
72
C. Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi dalam
Pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)............
82
BAB V PENUTUP ...............................................................................................
83
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................
88

iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 31 ayat (3)
mengamanatkan bahwa pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan suatu sistem
pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dengan Undang-undang. Atas dasar
amanat tersebut, pemerintah menerbitkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas).
UU Sisdiknas Pasal 2 menyatakan bahwa pendidikan nasional berdasarkan Pancasila
dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Selanjutnya Pasal 3
menegaskan bahwa, ”Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab.”
Untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional tersebut, diperlukan profil kualifikasi
kemampuan lulusan yang dituangkan dalam standar kompetensi lulusan. Penjelasan Pasal 35
UU Sisdiknas menyebutkan bahwa, ”Standar kompetensi lulusan merupakan kualifikasi
kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan peserta didik yang
harus dipenuhinya atau dicapainya dari suatu satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar
dan menengah.” Lebih lanjut dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 20
Tahun 2016 tentangStandar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar Dan Menengah, dinyatakan
bahwa, “ Standar Kompetensi Lulusan terdiri atas kriteria kualifikasi kemampuan peserta didik
yang diharapkan dapat dicapai setelah menyelesaikan masa belajarnya di satuan pendidikan
pada jenjang pendidikan dasar dan menengah”.
Kriteria kualifikasi kemampuan peserta didik untuk lulusan SMA/SMK pada aspek sikap
(attitude) adalah memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang beriman, berakhlak mulia,
berilmu, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia. Sedangkan aspek (knowledge) adalah memiliki pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural, dan metakognitif dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya
dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab
serta dampak fenomena dan kejadian, serta aspek keterampilan (skill) adalah memiliki
kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan kreatif dalam ranah abstrak dan konkret sebagai
pengembangan dari yang dipelajari di sekolah secara mandiri.

1
Sementara itu, dalam kehidupan masyarakat saat ini dihadapkan pada kasus-kasus
korupsi yang selalu muncul di depan mata. Hal ini dapat merusak generasi muda dan sendi-
sendi kehidupan berbangsa dan bernegara. Oleh karena itu pemerintah dengan dukungan
masyarakat harus segera menata kurikulum pendidikan yang mampu menumbuhkan semangat
antikorupsi dan pada akhirnya berani berkata, bersikap, dan bertindak Antikorupsi. Berkaitan
dengan hal tersebut, UU Sisdiknas menyatakan bahwa “Kurikulum adalah seperangkat rencana
dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai
pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu”.
Berdasarkan pengertian tersebut, kurikulum harus mampu menumbuhkan semangat dan berani
berkata, bersikap, dan bertindak Antikorupsi. Hal ini sejalan dengan kebijakan yang dilakukan
oleh pemerintah, yaitu dengan diterbitkannya Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 5 Tahun 2004
tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi, Inpres Nomor 17 tahun 2011 tentang Percepatan
Pemberantasan Korupsi tahun 2012, Inpres Nomor 1 Tahun 2013 tentang Rencana Aksi
Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi, Inpres Nomor 2 tahun 2014 tentang Aksi Pencegahan
dan Pemberantasan Korupsi tahun 2014, Inpres No 7 Tahun 2015 tentangAksi Pencegahan dan
Pemberantasan Korupsi Tahun 2015 , dan yang terakhir adalah Inpres No. 10 tahun 2016
tentang Aksi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Tahun 2016 dan Tahun 2017.
Sebagai tindak lanjut dari Inpres no. 5 tahun 2004, maka Kementerian Pendidikan
Nasional melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah pada tahun 2009
membentuk Tim Teknis guna menyiapkan dan mengembangkan model pendidikan antikorupsi di
sekolah. Hasil dari tim tersebut adalah buku Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi pada
Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) SD/MI, SMP/MTs dan SMA/SMK/MA.
Model pengintegrasian tersebut sudah disosialisasikan dan di diseminasikan ke sekolah-sekolah
rintisan.
Sejalan dengan perubahan kurikulum Tahun 2013 edisi revisi 2016 dan beberapa
peraturan pendukung yang berlaku, serta perubahan organisasi Kemdikbud yang dituangkan
dalam Peraturan Presiden No. 14 Tahun 2015 dan Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 11 tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, maka terjadi perubahan dari Direktorat Jenderal
Pendidikan Dasar menjadi Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah.
Berkaitan dengan hal tersebut Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah
menyusun kembali Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi melalui Kegiatan Pembinaan
Pendidikan Kewarganegaraan Tahun 2017 untuk satuan pendidikan tingkat SD/MI, SMP/MTs,
dan SMA/MA/SMK/MAK. Hasil penyempurnaan buku Model Pengintegrasian Pendidikan
Antikorupsi pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) akan
dipergunakan dalam kegiatan workshop dan diseminasi, yang dijadikan sebagai dasar
pembelajaran di sekolah.
Secara konseptual, dapat dikemukakan bahwa PPKn adalah pengorganisasian dari
disiplin ilmu-ilmu sosial dan humaniora dengan penekanan pada pengetahuan dan kemampuan
dasar tentang hubungan antar warganegara dan warganegara dengan negara yang dilandasi

2
keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, nilai luhur dan moral budaya bangsa,
memiliki rasa kebangsaan (nasionalisme) yang kuat dengan memperhatikan keragaman agama,
sosiokultural, bahasa, dan suku bangsa, dan memiliki jiwa demokratis yang diharapkan dapat
diwujudkan dalam perilaku sehari-hari. Dengan kata lain bahwa materi/konten PPKn di Indonesia
terdiri dari beberapa disiplin ilmu yang memerlukan pengorganisasian materi secara sistematis
dan pedagogik, seperti ilmu hukum, politik, tatanegara, humaniora, moral Pancasila, psikologi,
nilai-nilai budi pekerti dan disiplin ilmu lainnya (Fajar, Arnie: Tesis 2003). Dengan demikian secara
substansi mata pelajaran PPKn terbuka terhadap perubahan dan dinamika yang berkembang
dalam kehidupan masyarakat dan negara termasuk mewadahi berbagai masalah faktual
khususnya penanaman nilai-nilai antikorupsi.
PPKn merupakan salah satu muatan wajib dalam kurikulum pendidikan dasar dan
menengah sebagaimana diamanatkan dalam Pasal 2, Pasal 3, dan Pasal 37 Undang-Undang
Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Selain itu, PPKn sebagai salah satu
mata pelajaran yang mampu memberikan kontribusi dalam solusi atas berbagai krisis yang
melanda Indonesia, terutama krisis multidimensional. PPKn memiliki peran mengembangkan
nilai-nilai Pancasila yang diharapkan mampu membudayakan dan memberdayakan peserta didik
agar menjadi warganegara yang cerdas dan baik serta menjadi pemimpin bangsa dan negara
Indonesia di masa depan yang amanah, jujur, cerdas, dan bertanggungjawab. Adapun fungsi
PPKn adalah sebagai mata pelajaran yang memiliki misi pengokohan kebangsaan dan
penggerak pendidikan karakter; dalam hal ini adalah karakter antikorupsi.
Korupsi dalam konteks pendidikan adalah tindakan untuk mengendalikan atau
mengurangi serta mencegah sebelum ada niat (pre-emtif) dan sudah ada niat (preventif) untuk
tidak melakukan korupsi. Karena itu pendidikan antikorupsi dimaksud merupakan keseluruhan
upaya untuk mendorong generasi-generasi mendatang mengembangkan sikap menolak secara
tegas setiap bentuk tindakan korupsi. Pendidikan Antikorupsi sangat penting dilakukan melalui
jalur pendidikan, karena pendidikan adalah usaha sadar untuk merubah perilaku seseorang,
termasuk peserta didik calon pemimpin masa depan (students are today, leaders are tomorrow)
dengan harapan agar generasi muda secara sadar mampu membangun sistem nilai antikorupsi
yang melekat pada jiwa dan karakter antikorupsi pada dirinya.

B. Dasar Hukum.
1 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
2 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan TindakPidana Korupsi.
3 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
4 Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 Tentang Perubahan Atas Peraturan
Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan.
5 Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2012 tentang Strategi Nasional Pencegahan dan
Pemberantasan Korupsi Jangka Panjang Tahun 2012-2025 dan Jangka Menengah
Tahun 2012-2014 (Stranas PPK) .
6 Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi.

3
7 Instruksi Presiden Nomor 10 Tahun 2016 tentang Aksi Pencegahan dan Pemberantasan
Korupsi Tahun 2016 dan Tahun 2017 untuk pemerintah pusat
Kementerian/Lembaga/Instansi/Pemerintah Daerah.
8 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 8 Tahun 2016 Tentang Buku
Yang Digunakan Oleh Satuan Pendidikan.
9 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 20 Tahun 2016 tentang
Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah.
10 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 21 Tahun 2016 tentang
Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah.
11 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 22 Tahun 2016 tentang
Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah.
12 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 23 Tahun 2016 tentang
Standar Penilaian Pendidikan.
13 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 24 Tahun 2016 tentang
Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Pelajaran pada Kurikulum 2013 pada
Pendidikan dasar dan Menengah.
C. Tujuan dan Sasaran
Buku Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi pada mata pelajaran PPKn ini
sebagai panduan bagi:
1. Guru SMA/SMK dalam :
a. menelaah kompetensi inti dan kompetensi dasar mata pelajaran PPKn yang dapat
diintegrasikan nilai-nilai antikorupsi;
b. mengintegrasikan nilai-nilai antikorupsi ke dalam materi pembelajaran PPKn;
c. mengintegrasikan nilai-nilai antikorupsi ke dalam silabus mata pelajaran PPKn;
d. mengintegrasikan nilai-nilai antikorupsi ke dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) mata pelajaran PPKn, dan;
e. mengimplementasikan pendidikan antikorupsi dalam mata pelajaran PPKn.
2. Kepala SMA/SMK :
a. sebagai acuan untuk melakukan supervisi klinis terhadap guru PPKn dalam
mengimplementasikan pembelajaran PPKn SMA/SMK yang terintegrasi nilai-nilai
antikorupsi;
b. sebagai acuan untuk perencanaan, pelaksanaan dan penilaian pembelajaran PPKn
SMA/SMK yang terintegrasi nilai-nilai antikorupsi dan;
c. sebagai acuan dalam rangka sosialiasi pendidikan antikorupsi terhadap guru dan komite
sekolah di lingkungan sekolahnya;
3. Pengawas sekolah SMA/SMK .
a. sebagai acuan penyusunan perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan monitoring
implementasi pembelajaran PPKn SMA/SMK yang terintegrasi nilai-nilai antikorupsi.
b. acuan supervisi akademik pembelajaran PPKn SMA/SMK yang terintegrasi nilai-nilai
antikorupsi.

4
c. acuan evaluasi dan monitoring keterlaksanaan pembelajaran PPKn SMA/SMK . yang
terintegrasi nilai-nilai antikorupsi.
4. Bagi Dinas Pendidikan:
a. sebagai acuan penyusunan perencanaan, pelaksanan, evaluasi, dan monitoring
program diseminasi model pengintegrasian pendidikan antikorupsi melalui mata
pelajaran PPKn SMA/SMK di daerah kabupaten/kota;
b. sebagai acuan dalam menyusun program anggaran daerah kabupaten/kota dalam
mengimplementasikan Pendidikan Antikorupsi.

D. Manfaat
Setelah menggunakan model ini, guru, kepala sekolah, pengawas sekolah, dan dinas
pendidikan dapat melaksanakan hal-hal sebagai berikut:
1. Membangun kehidupan sekolah sebagai lingkungan bebas dari korupsi dengan
mengembangkan kebiasaan (habit) antikorupsi dalam kehidupan sehari-hari.
2. Membina warga sekolah agar memiliki kompetensi seluruh dimensi kewarganegaraan, yakni:
(a) sikap kewarganegaraan termasuk keteguhan, komitmen dan tanggung jawab
kewarganegaraan (civic confidence, civic committment, and civic responsibility); (b)
pengetahuan kewarganegaraan; (c) keterampilan kewarganegaraan termasuk kecakapan
dan partisipasi kewarganegaraan (civic competence and civic responsibility).
3. Meningkatkan mutu penyelenggaraan pendidikan di sekolah melalui pendidikan antikorupsi
yang diintegrasikan secara sistematis dan sistemik dalam mata pelajaran PPKn.

E. Ruang lingkup
Ruang lingkup model ini berpijak pada pemahaman korupsi yang ditinjau dari dimensi
politik, sosiologi, ekonomi, dan hukum yang dikemas secara pedagogis. Pengembangan model
pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi pada mata pelajaran PPKn mencakup hal-hal sebagai
berikut:
1. Telaah kompetensi inti dan kompetensi dasar mata pelajaran PPKn yang dapat
diintegrasikan nilai-nilai antikorupsi.
2. Pengintegrasian aspek dan nilai-nilai antikorupsi ke dalam materi pembelajaran PPKn.
3. Pengintegrasian nilai-nilai antikorupsi ke dalam silabus mata pelajaran PPKn.
4. Pengintegrasian nilai-nilai antikorupsi ke dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
mata pelajaran PPKn.
5. Implementasi pendidikan antikorupsi dalam mata pelajaran PPKn.

5
BAB II

KERANGKA KONSEPTUAL PENDIDIKAN ANTIKORUPSI

A. Pendidikan Antikorupsi sebagai Pendidikan Karakter


Karakter adalah watak, perilaku dan budi pekerti yang menjadi ruh dalam pendidikan.
Dengan demikian diperlukan suatu gerakan untuk melakukan Penguatan Pendidikan Karakter
(PPK) melalui harmonisasi olah hati (etik), olah rasa (estetik), olah pikir (literasi), dan olah
raga (kinestetik), (Kemdikbud, 2016: iii). Melalui harmonisasi olah hati, olah rasa, olah pikir,
dan olah raga tersebut, diharapkan dapat mengubah sosok pribadi bangsa Indonesia dalam
cara berpikir, cara bertindak, dan berperilaku menjadi lebih baik dan berintegritas.
Pendidikan karakter sebenarnya bukan hal yang baru. Pendidikan karakter sudah
pernah diluncurkan sebagai gerakan nasional pada 2010. Namun, gema gerakan pendidikan
karakter ini belum terasa sampai sekarang. Karena itu, pendidikan karakter perlu digaungkan
dan diperkuat kembali menjadi gerakan nasional pendidikan karakter bangsa melalui program
nasional Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) dalam lembaga pendidikan. Lembaga
pendidikan menjadi sarana strategis bagi pembentukan karakter bangsa karena memiliki
struktur, sistem dan perangkat yang tersebar di seluruh Indonesia dari daerah sampai pusat.
Pembentukan karakter bangsa ini dilaksanakan secara masif dan sistematis melalui program
Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) yang terintegrasi dalam keseluruhan sistem
pendidikan, budaya sekolah dan dalam kerjasama dengan komunitas.(Kemendikbud, 2016:
1).
Tujuan program PPK adalah menanamkan nilai-nilai pembentukan karakter bangsa
secara masif dan efektif melalui implementasi nilai-nilai utama Gerakan Nasional Revolusi
Mental (religius, nasionalis, mandiri, gotong-royong dan integritas) yang akan menjadi fokus
pembelajaran, pembiasaan dan pembudayaan, sehingga pendidikan karakter bangsa
sungguh dapat mengubah perilaku, cara berpikir dan cara bertindak seluruh bangsa
Indonesia menjadi lebih baik dan berintegritas.
Kata integritas berasal dari bahasa Inggris yakni integrity, yang berarti menyeluruh,
lengkap atau segalanya. Integritas dapat diartikan sebagai konsistensi dan keteguhan yang
kuat dalam menjunjung tinggi nilai-nilai luhur dan keyakinan, merupakan suatu konsep yang
menunjuk konsistensi antara tindakan dengan nilai-nilai, kode etik, dan prinsip. Menurut
Kamus Besar Bahasa Iindonesia (KBBI) online, (2017) “integritas adalah mutu, sifat, atau
keadaan yang menunjukkan kesatuan yang utuh sehingga memiliki potensi dan kemampuan
yang memancarkan kewibawaan; kejujuran; wujud keutuhan prinsip moral dan etika bangsa
dalam kehidupan bernegara”................. Berdasarkan uraian tersebut dapat dikatakan bahwa
pada prinsipnya seseorang yang berintegritas adalah seseorang yang menerapkan prinsip
“satunya kata dengan perbuatan”, seperti kata yang mencakup nilai dan sifat bertanggung

6
jawab, jujur, konsekuen, komitmen, mengutamakan kebenaran, adil, disiplin, mandiri,
kebersamaan, dan bijaksana.
Pendidikan antikorupsi merupakan bagian atau irisan dari pendidikan karakter, yang
lebih fokus untuk mengembangkan nilai-nilai antikorupsi. Nilai-nilai antikorupsi berfungsi untuk
mengarahkan, mengendalikan, dan menentukan kelakuan seseorang, karena nilai dijadikan
standar perilaku yang baik. Menurut KBBI online 2017, “nilai diartikan sebagai pribadi yang
utuh, misalnya kejujuran; nilai yang berhubungan dengan akhlak; nilai yang berkaitan dengan
benar dan salah yang dianut oleh golongan atau masyarakat”. Oleh karena itu pembinaan
pengembangan nilai-nilai antikorupsi melalui pendidikan merupakan wahana untuk
mensosialisasikan dan menginternalisasikan nilai-nilai antikorupsi dalam diri seseorang agar
menjadi sikap dan perilaku antikorupsi. Antikorupsi dilihat dalam konteks pendidikan adalah
tindakan untuk mengendalikan atau mengurangi korupsi, merupakan keseluruhan upaya
untuk mendorong generasi-generasi mendatang mengembangkan sikap menolak secara
tegas setiap bentuk tindak korupsi (Buchori, Muchtar, 2007).
Pemerintah telah melakukan berbagai upaya dalam memberantas korupsi dengan
penetapan berbagai peraturan perundang-undangan, namun belum menampakkan hasil yang
optimal. Oleh karena itu diperlukan terobosan dengan cara pencegahan, yaitu dengan
membangun filosofi berupa penyemaian nalar dan nilai-nilai yang bebas dari korupsi melalui
jalur pendidikan. Jalur pendidikan memiliki posisi sangat vital dalam upaya membangun sikap
dan perilaku antikorupsi, khususnya sektor pendidikan formal diharapkan dapat berperan
dalam memenuhi kebutuhan pencegahan korupsi sebagai preventive strategi. Dalam hal ini
peserta didik dijadikan sebagai target sekaligus diberdayakan sebagai penekan lingkungan
agar tidak permissive to corruption dan bersama-sama bangkit melawan korupsi.
Agar sikap dan perilaku antikorupsi dapat menjadi karakter peserta didik, maka
pendidikan antikorupsi melalui pendidikan formal di sekolah harus diorientasikan pada tataran
moral action, agar peserta didik tidak hanya berhenti pada kompetensi (competence) saja,
tetapi sampai memiliki kemauan (will), dan kebiasaan (habit) dalam mewujudkan nilai-nilai
dalam kehidupan sehari-hari. Lickona (1991), menyatakan bahwa untuk mendidik moral anak
sampai pada tataran moral action diperlukan tiga proses pembinaan yang berkelanjutan mulai
dari proses moral knowing, moral feeling, hingga sampai pada moral action. Ketiganya harus
dikembangkan secara terpadu dan seimbang. Dengan demikian diharapkan potensi peserta
didik dapat berkembang secara optimal, baik pada aspek kecerdasan intelektual, yaitu
memiliki kecerdasan, kemampuan membedakan yang baik dan buruk, benar dan salah, serta
menentukan mana yang bermanfaat. Kecerdasan emosional, berupa kemampuan
mengendalikan emosi, menghargai dan mengerti perasaan orang lain, dan mampu bekerja
dengan orang lain. Kecerdasan sosial, yaitu memiliki kemampuan berkomunikasi, senang
menolong, berteman, senang bekerja sama, senang berbuat untuk menyenangkan orang lain.
Kecerdasan spritual, yaitu memiliki kemampuan iman yang anggun, merasa selalu diawasi

7
oleh Allah, gemar berbuat baik karena lillahi ta’alah, disiplin beribadah, sabar, ikhtiar, jujur,
pandai bersyukur dan berterima kasih. Sedangkan kecerdasan kinestetik, adalah
menciptakan keperdulian terhadap dirinya dengan menjaga kesehatan jasmani, tumbuh dari
rizki yang hahal, dan sebagainya. Maka sosok manusia yang mengembangkan berbagai
kecerdasan tersebut, diharapkan siap menghadapi dan memberantas perbuatan korupsi atau
bersikap antikorupsi.

B. Dimensi dan Nilai-nilai Pembentuk Karakter Antikorupsi


Korupsi tidak hanya mempunyai dimensi formal sebagaimana yang dideskripsikan oleh
KPK, namun juga memiliki dimensi politis, sosiologis, ekonomi, dan pegagogis. Meskipun
korupsi bersifat multidimensi, persamaan yang mendasari perbedaan dimensi tersebut adalah
etika. Korupsi merupakan suatu tindakan yang menyimpang dan melanggar etika serta
merugikann pihak lain.
Berikut disajikan empat dimensi korupsi yang bukan merupakan dimensi formal, dan
saling melengkapi antara satu dengan lainnya.
1. Dimensi Politik
Salah satu prosedur kelembagaan untuk mencapai keputusan politik adalah demokrasi.
Untuk memperoleh suatu keputusan yang demokratis, suatu lembaga harus
mengikutsertakan individu untuk memberikan aspirasi. Berdasarkan aspirasi tersebut, setiap
individu berhak bersaing dengan sehat dan rasional untuk mendapatkan suara rakyat,
misalnya hak setiap individu untuk berkampanye dalam rangka pemilihan umum yang
bertujuan untuk mendapatkan simpati dan pengikut yang dapat mendukungnya. Berkaitan
dengan hal ini, Schumpeter (1947: 5) mengemukakan tentang teori demokrasi yang disebut
dengan “Metode Demokratis”, yaitu prosedur kelembagaan untuk mencapai keputusan politik
yang di dalamnya individu memperoleh kekuasaan untuk membuat keputusan melalui
perjuangan kompetitif dalam rangka memperoleh suara rakyat.
Dari sisi korupsi, terdapat model kompetisi clientelistic, yaitu kompetisi dengan iming-
iming materi dan bentuk varian lainnya (direct payment) untuk menarik simpati pemilih secara
perorangan atau kelompok kecil dalam masyarakat. Model ini akan memberikan tekanan
besar terhadap penyimpangan dana publik dan kian memperkuat struktur korupsi mulai dari
bentuk penggunaan dana dan sarana publik untuk memperluas basis pendukung pada saat
pemilu (pork-barrel spending), alokasi program pemerintah ke basis konstituen partai
(allocational policies), hingga melanggengkan relasi patronase politik dan bisnis. Dalam
kondisi demikian, korupsi mempersulit demokrasi dan tata pemerintahan yang baik (good
governance) dengan cara menghancurkan proses formal.
Korupsi di pemilihan umum dan di badan legislatif mengurangi akuntabilitas dan
perwakilan dalam pembentukan kebijaksanaan. Korupsi politis berarti kebijaksanaan
pemerintah sering menguntungkan pemberi suap bukan kepada rakyat luas, misalnya ketika

8
politikus membuat peraturan yang melindungi perusahaan besar, namun merugikan
perusahaan-perusahaan kecil. Politikus-politikus "pro-bisnis" ini hanya mengembalikan
pertolongan kepada perusahaan besar yang memberikan sumbangan besar kepada
kampanye pemilu mereka. Korupsi politis semacam ini terjadi dibanyak negara dan
memberikan ancaman besar bagi warga negaranya. Secara umum, korupsi mengkikis
kemampuan institusi dari pemerintah, karena pengabaian prosedur, penyedotan sumber
daya, dan pejabat diangkat atau dinaikan jabatan bukan karena prestasi. Pada saat yang
bersamaan, korupsi mempersulit legitimasi pemerintahan dan nilai demokrasi seperti
kepercayaan dan toleransi.

2. Dimensi Sosiologi
Pada prinsipnya sosiologi merupakan cabang Ilmu Sosial yang mempelajari masyarakat
dan pengaruhnya terhadap kehidupan manusia, meliputi sifat, perlaku, dan perkembangan
masyarakat dalam arti pembangunan. Allan Jhonson (Wikipedia, ensiklopedia bebas-
Sosiologi 23/02/2008), mengemukakan bahwa sosiologi adalah ilmu yang mempelajari
kehidupan dan perilaku, terutama dalam kaitannya dengan suatu sistem sosial dan
bagaimana sistem tersebut mempengaruhi orang dan bagaimana pula orang yang terlibat
didalamnya mempengaruhi sistem tersebut.
Manusia sebagai mahluk sosial, dalam kehidupan bermasyarakat sangat membutuhkan
keberadaan orang lain dengan mengadakan hubungan sosial. Hubungan sosial tersebut
dapat terjadi karena adanya kontak dan interaksi dari berbagai perilaku manusia, inilah yang
disebut sebagai interaksi sosial. Berkaitan dengan hal tersebut, perbuatan korupsi merupakan
salah satu konsekuensi dari interkasi antar individu baik dalam bentuk individu maupun
kelompok yang merupakan wujud dari penyimpangan sosial. Ketika salah satu pihak
melakukan suatu tindakan penyimpangan dan tindakan menyimpang tersebut merugikan
pihak lain, maka tindakan individu atau kelompok tersebut dapat dikatakan sebagai suatu
tindakan korupsi.
Penyimpangan sosial dapat dilakukan secara individu (individual deviation), yaitu tindak
kejahatan atau kerusuhan dengan tidak peduli terhadap peraturan atau norma yang berlaku
secara umum dalam lingkungan masyarakat sehingga menimbulkan kerugian, keresahan,
ketidakamanan, ketidaknyamanan atau bahkan menyakiti. Sedangkan penyimpangan yang
berbentuk kelompok atau kolektif (group deviation) merupakan suatu perilaku menyimpang
yang dilakukan oleh kelompok orang secara bersama-sama dengan melanggar norma-norma
yang berlaku dalam masyarakat. Akibat yang ditimbulkannya sama dengan penyimpangan
yang dilakukan secara individu. Bentuk penyimpangan sosial secara kelompok dapat terjadi
dengan adanya pergaulan atau pertemanan sekelompok orang yang menimbulkan solidaritas
antar anggotanya sehingga mau tidak mau terkadang harus ikut dalam tindak kejahatan
kelompok. Hal ini biasanya dilakukan secara sembunyi-sembunyi maupun terbuka, seperti

9
merampok, menjajah, melakukan korupsi, sindikat curanmor dan lain-lain.
Dengan adanya penyimpangan sosial tersebut perlu adanya pengendalian sosial, yaitu
suatu upaya yang ditempuh sekelompok orang atau masyarakat melalui mekanisme tertentu
untuk mencegah dan meluruskan anggota masyarakat yang berperilaku
menyimpang/membangkang serta mengajak dan mengarahkannya untuk berperilaku dan
bersikap sesuai norma dan nilai yang berlaku. Pengendalian sosial tersebut dapat
dilaksanakan melalui jalur hukum (yang harus kita lakukan), norma-norma (yang biasanya kita
lakukan), dan petunjuk moral (yang seharusnya kita lakukan).
Soerjono Soekanto (www.dikmenum.go.id I. 08/07/2008), menyatakan bahwa
pengendalian sosial adalah suatu proses baik yang direncanakan atau tidak direncanakan,
yang bertujuan untuk mengajak, membimbing atau bahkan memaksa warga masyarakat agar
mematuhi nilai-nilai dan kaidah-kaidah yang berlaku. Dengan demikian, pengendalian sosial
meliputi proses sosial yang direncanakan maupun tidak direncanakan (spontan) untuk
mengarahkan seseorang atau kelompok orang. Selain itu pengendalian sosial pada dasarnya
merupakan sistem dan proses yang mendidik, mengajak dan bahkan memaksa warga
masyarakat untuk berperilaku sesuai dengan norma-norma sosial.
Berkaitan dengan korupsi yang merupakan salah satu bentuk penyimpangan sosial,
maka dalam hal ini perlu dilakukan pengendalian sosial melalui system mendidik dan
mengarahkan melalui mekanisme tertentu. Mendidik dimaksudkan agar dalam diri seseorang
terdapat perubahan sikap dan tingkah laku untuk bertindak sesuai dengan norma-norma yang
berlaku yaitu bersikap anti-korupsi. Mengajak bertujuan mengarahkan agar perbuatan
seseorang didasarkan pada norma-norma yang berlaku dan tidak menurut kemauan individu-
individu atau kelompok yang melakukan korupsi.

3. Dimensi Ekonomi
Korupsi mempersulit pembangunan ekonomi dan mengurangi kualitas pelayanan
pemerintahan antara lain dengan membuat distorsi (kekacauan) dan ketidak efisienan yang
tinggi. Sebagai contoh dalam sektor privat, korupsi meningkatkan ongkos niaga karena
kerugian dari pembayaran ilegal, ongkos manajemen dalam negosiasi dengan pejabat korup.
Walaupun terdapat pendapat yang menyatakan bahwa korupsi mengurangi ongkos (niaga)
dengan mempermudah birokrasi. Sedangkan di sektor publik korupsi menimbulkan distorsi
dengan mengalihkan investasi publik ke proyek-proyek masyarakat dimana suap dan upah
tersedia lebih banyak. Baik di sector privat maupun publik, dimungkinkan pejabat membuat
aturan-aturan baru dan hambatan baru sebagai tambahan kompleksitas proyek masyarakat
untuk menyembunyikan praktek korupsi. Hal ini mengakibatkan lebih banyak kekacauan.
Korupsi juga mengurangi pemenuhan syarat-syarat keamanan bangunan, lingkungan hidup,
atau aturan-aturan lain. Korupsi juga mengurangi kualitas pelayanan pemerintahan dan
infrastruktur; serta menambahkan tekanan-tekanan terhadap anggaran pemerintah.

10
Korupsi di bidang ekonomi juga menyebabkan persaingan yang tidak kompetitif antar
pelaku ekonomi (pengusaha) karena semua proses harus melalui uang pelicin dan
memerlukan waktu yang relative lama. Hal ini mengakibatkan munculnya kekacauan
"lapangan perniagaan". Perusahaan yang memiliki koneksi dilindungi dari persaingan dan
sebagai hasilnya mempertahankan perusahaan-perusahaan yang tidak efisien. Sedangkan
bagi masyarakat bawah, korupsi menimbulkan biaya hidup yang lebih tinggi dan harga-harga
menjadi lebih mahal sebagai dampak adanya “ongkos manajemen” seperti dipaparkan di
atas. Akibatnya muncul banyak pengemis, penganguran, pemerasan, hingga pembunuhan
yang sumber utamanya adalah uang untuk memenuhi kebutuhan dan mempertahankan
hidup. Inilah yang menyebabkan korupsi dikualifikasikan sebagai pelanggaran Hak Ekonomi.

4. Dimensi Hukum
Keberhasilan pemerintah dan kekuasaan suatu Negara seperti Indonesia adalah
bagaimana kebijakan negara mencegah dan memberantas korupsi secara optimal, masalah
korupsi pada dasarnya tidak bersaandar pada legitimasi hukum saja, tetapi terkait dengan
aspek ekonomi, sosial dan politik. Seno Adji (2009) berpendapat bahwa korupsi di Indonesia
sudah tersistem (systemic corruption) yang melibatkan kelembagaan yang dikategorikan
sebagai penyakit yang sulit pembuktiannya bahkan lekat sekali dengan kekuasaan. Sistem
harus ditelaah sebagai kesatuan yang meliputi tindakan re-evaluasi, reposisi, dan
pembaharuan struktur, substansi hukum khususnya budaya hukum sebagai cermin etika dan
integritas penegakan hukum. Budaya hukum merupakan aspek penting yang melihat
bagaimana masyarakat menganggap ketentuan sebagai civic-minded, sehingga masyarakat
selalu taat dan menyadari betapa pentingnya hukum sebagai regulasi.
Praktek korupsi di Indonesia lebih transparan setelah berbagai kasus yang menimpa
para politikus secara beruntun terkuak, meskipun dalam penyelesaiannya masih terdapat
kendala karena kompleksitas dan keluasan aspek serta konspirasnyai. Menurut Laila (2009)
paling tidak ada tiga relasi konspirasi yang melakukan intervensi saling menguntungkan
terhadap proyek-proyek atau berbagai kegiatan. Pertama, antar pejabat dalam suatu instansi
pemerintah maupun antar instansi, termasuk di dalamnya melibatkan pejabat di bidang
keamanan (militer dan kepolisian). Kedua, antara pejabat dengan pengusaha, dimana para
pengusaha karena sudah memiliki jaringan di dalam dan benar-benar mengetahui apa yang
dimaui para pejabat itu, selalu saja survive kendati terjadi pergantian pejabat dalam
lingkungan birokrasi. Ketiga, antara pengusaha dengan pengusaha. Relasi terakhir biasanya
terjadi dalam proses tender proyek, dimana diantara mereka sudah saling mengerti untuk
sama “memperoleh jatah” dengan saling membantu atau tidak saling mengganjal. Wujudnya
antara lain “pendamping” dalam proses tender tertentu, dimana sang pendamping itu juga
sekaligus memperoleh “bagian atau prosentase” dari sang pemenang, sehingga pelaksanaan
tender sebenarnya hanya formalitas dan akal-akalan saja.

11
Dari sudut pandang hukum, tindak pidana korupsi secara garis besar mencakup unsur-
unsur sebagai berikut:
1. Perbuatan melawanhukum;
2. Penyalahgunaan kewenangan, kesempatan, atau sarana;
3. Memperkaya diri sendiri, orang lain, atau korporasi;
4. Merugikan keuangan negara atau perekonomian negara.
Selain itu terdapat beberapa jenis tindak pidana korupsi yang lain, diantaranya:
1. Memberi atau menerima hadiah atau janji (penyuapan);
2. Penggelapan dalam jabatan;
3. Pemerasan dalam jabatan;
4. Ikut serta dalam pengadaan (bagi pegawai negeri/penyelenggara negara);
5. Menerima gratifikasi (bagi pegawai negeri/penyelenggara negara).

Berdasarkan empat dimensi tersebut, dianalisa beberapa indikator untuk masing-


masing dimensi. Selanjutnya dari indikator itu dikembangkan menjadi instrumen penelitian
sehingga menghasilkan berbagai nilai antikorupsi yang selanjutnya dinamakan nilai acuan.
Dimensi, Indikator, dan Nilai Acuan tersebut disajikan dalam tabel berikut:

PENDIDIKAN ANTIKORUPSI

DIMENSI DAN INDIKATOR NILAI ACUAN


1. Politik: KESETARAAN: kesejajaran, sama tingkatan/ kedudukan,
a. Membuat kebijakan didasarkan pada sebanding, sepadan, seimbang.
kepentingan umum/bersama (adil, KEBERSAMAAN: hal bersama, seperti rasa
berani) persaudaraan/kekeluargaan, senasib
b. Melaksanakan kebijakan didasari sepenanggungan, dan merasa menjadi satu kesatuan
pada sikap menjunjung tinggi (integritas),
kebenaran (jujur, berani) KOMITMEN: Perjanjian, keterikatan untuk melakukan
c. Melaksanakan pengawasan sesuatu (yang telah disepakati), kontrak.
kebijakan secara tidak tebang pilih KONSEKUEN: Sesuai dengan apa yang
(adil, berani) dikatakan/diperbuat, berwatak teguh, tidak
d. melaksanakan musyawarah dalam menyimpang dari apa yang sudah diputuskan
menyelesaikan masalah KEPEMILIKAN: perihal kepemilikan
(kebersamaan) HEMAT: berhati-hati dalam membelanjakan uang, tidak
2. Sosiologi: boros, cermat.
a. Menepati janji (tanggung jawab) BIJAKSANA: selalu menggunakan akal budinya
b. Tidak diskriminatif dalam memberikan (pengalaman dan pengetahuannya), arif, tajam
layanan (adil) pikiran, pandai dan hati-hati (cermat, teliti, dsb.)
c. Tidak nepotisme (adil, mandiri) IKHLAS:bersih hati, tulus hati.
d. Tidak kolusi (jujur, mandiri) BERBAGI: membagi sesuatu bersama, membagi diri, saling
e. melaksanakan memberi pengalaman.
f. membunikan RAJIN: suka bekerja (belajar dsb.), tekun, sungguh2
g. berpartisipasi bekerja, selalu berusaha giat, terus menerus.
h. melaksanakan SPORTIF: bersifat kesatria, jujur, tegak (tetap pendirian,
3. Ekonomi: tetap memegang keadilan).
a. Melakukan persaingan secara sehat TANGGUNG JAWAB: keadaan wajib menanggung segala
(tanggung jawab, jujur, kerja keras) sesuatunya (kalau terjadi apa-apa boleh dituntut,
b. Tidak menyuap (jujur) dipersalahkan, diperkarakan, dsb. Misalnya berani
c. Tidak boros dalam menggunakan dan siap menerima resiko, amanah, tidak mengelak,
sumber daya (sederhana, tanggung dan berbuat yang terbaik), hak fungsi menerima
jawab) pembebanan sebagai akibat sikap pihak sendiri atau

12
PENDIDIKAN ANTIKORUPSI

DIMENSI DAN INDIKATOR NILAI ACUAN


d. Tidak melakukan penyimpangan pihak lain, melaksanakan dan menyelesaikan tugas
alokasi dan distribusi (jujur, peduli, dengan sungguh-sungguh.
tanggung jawab) DISIPLIN: tata tertib, ketaatan (kepatuhan) pada peraturan,
4. Hukum: tepat waktu, tertib, dan konsisten.
a. Tidak melakukan penggelapan dana, JUJUR: lurus hati, tidak curang, tulus, dapat dipercaya,
pajak, barang, dan sebagainya (jujur, berkata dan bertindak benar, mengungkapkan
tanggung jawab) sesuatu sesuai dengan kenyataan (tidak berbohong),
b. Tidak melakukan pemalsuan dan punya niat yang lurus terhadap setiap tindakan.
dokumen, surat, tanda tangan, dan SEDERHANA: bersahaja, sikap dan perilaku yang tidak
sebagainya (jujur, tanggung jawab) berlebihan, tidak banyak seluk-beluknya, tidak
c. Tidak melakukan pencurian dana, banyak pernik, lugas, apa adanya, hemat, sesuai
barang, waktu, ukuran yang kebutuhan, dan rendah hati.
merugikan pihak lain, dan sebagainya KERJA KERAS: kegiatan melakukan sesuatu dengan
(jujur, tanggung jawab, disiplin) sungguh-sungguh, pantang menyerah/ulet dan
d. Tidak melakukan penipuan terhadap semangat dalam berusaha.
pihak lain (jujur) MANDIRI: dalam keadaan dapat berdiri sendiri, tidak
e. Tidak melakukan persekongkolan bergantung dengan orang lain, percaya pada
dalam membuat putusan (tanggung kemampuan diri sendiri, mampu mengatur dirinya
jawab) sendiri, dan mengambil inisiatif.
f. Tidak melakukan perusakan terhadap ADIL: sama berat, tidak berat sebelah, tidak memihak /tidak
barang/fasilitas milik negara pilih kasih, berpihak/berpegang kepada kebenaran,
(tanggung jawab, peduli) sepatutnya, tidak sewenang-wenang, seimbang,
g. Tidak memberikan atau menerima netral, objektif dan proporsional.
gratifikasi (jujur, sederhana) BERANI: mempunyai hati yang mantap dan rasa percaya
h. Tidak menyalahi/melanggar aturan diri yang besar dalam menghadapi bahaya, kesulitan,
(disiplin, tanggung jawab) dsb. (Tidak takut, gentar, kecut) dan pantang mundur.
i. melaksanakan keputusan dengan PEDULI: mengindahkan, memperhatikan (empati),
penuh tanggung jawab (komitmen) menghiraukan, menolong, toleran, setia kawan,
membela, memahami, menghargai, dan
memperlakukan orang lain sebaik-baiknya.

C. Internalisasi Nilai-Nilai Antikorupsi melalui Pendidikan


Internalisasi merupakan suatu proses psikis/kejiwaan untuk memasukkan nilai tertentu
pada diri seseorang yang akan membentuk pola pikirnya sehingga nilai tersebut
mempengaruhi sikap dan perilakunya. Pemaknaan terhadap nilai itulah yang mewarnai pola
pikir, sikap, dan perilaku terhadap diri dan lingkungan sekitarnya. KBBI online, 2017,
mengartikan internalisasi sebagai “… penghayatan terhadap suatu ajaran, doktrin, atau nilai
sehingga merupakan keyakinan dan kesadaran akan kebenaran doktrin atau nilai yg
diwujudkan dl sikap dan perilaku”. Dari penjelasan tersebut di atas, dapat dikatakan bahwa
internalisasi merupakan proses penanaman nilai kedalam jiwa seseorang sehingga nilai
tersebut menyatu/terpadu dalam dirinya dan tercermin pada sikap dan prilaku yang
ditampakkan dalam kehidupan sehari-hari.
Nilai-nilai yang diinternalisasikan adalah nilai-nilai antikorupsi yang disusun oleh Tim
Teknis Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah berdasarkan hasil penelitian
pada tahun 2009, yang selanjutnya dikembangkan dalam buku Model Pengintegrasian
Pendidikan Antikorupsi pada Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) SD/MI,
SMP/MTs dan SMA/SMK/MA. Nilai-nilai antikorupsi tersebut adalah: nilai kesetaraan,
kebersamaan, komitmen, konsekuen, kepemilikan, hemat, bijaksana, berbagi, ikhlas, rajin,

13
sportif, tanggung jawab, disiplin, jujur, sederhana, kerja keras, mandiri, adil, berani, dan
peduli. Secara lengkap disajikan dalam kolom yang terdapat pada halaman duapuluh satu
(21) di atas.
Adapun proses internalisasi nilai-nilai antikorupsi terhadap peserta didik, dilaksanakan
di sekolah melalui proses pembelajaran baik di kelas maupun di luar kelas. Pembinaannya
dilakukan secara berkelanjutan, dimulai dari proses moral knowing, moral feeling, hingga
sampai pada moral action. Karena pembinaannya sampai kepada moral action, maka
implementasinya perlu ditindaklanjuti dengan membangun ”kantin kejujuran” di sekolah
sebagai praktik moral action yang harus dirancang sesuai dengan muatan sifat edukasi.
Kantin Kejujuran, tak ubahnya seperti kebanyakan kantin lainnya. Perbedaannya terdapat
pada pengelolaan dan pola pembayaran yang menitikberatkan pada kesadaran pembeli.
Kantin ini dimaksudkan sebagai ajang pembelajaran bagi generasi muda tentang pentingnya
kejujuran terhadap diri sendiri dan lingkungannya, sehingga mereka akan menjadi penerus
bangsa yang jujur untuk memajukan bangsa dan negara.
Kantin Kejujuran merupakan laboratorium perilaku yang dapat merefleksikan
perilaku/tabiat peserta didik yang ada di suatu sekolah. Jika kantin tidak bertahan lama karena
bangkrut, maka hampir dipastikan peserta didik di sekolah itu tidak berperilaku jujur.
Sebaliknya, kantin akan semakin maju ketika peserta didik memegang tinggi asas kejujuran
dalam kesehariannya. Oleh karena itu, kantin kejujuran perlu diterapkan di satuan pendidikan
sebagai upaya prepentif bagi generasi muda agar tidak permissive to corruption. Sebab
prevention is better than cure, pencegahan lebih baik dari pada mengobati.
Hasil yang diharapkan dari intervensi di jalur pendidikan adalah: Kaum muda
khususnya pelajar dapat lebih memahami tindak pidana korupsi, dan mulai berani berkata,
bersikap, dan bertindak Antikorupsi, yang pada gilirannya dapat mewarnai, mendorong
masyarakat dan lingkungan sekitarnya untuk bersama-sama bangkit melawan korupsi.
Dengan kondisi demikian diharapkan dapat membawa negeri ini keluar dari perangkap
korupsi serta mengembalikan kewibawaan serta harga diri bangsa.
Berdasarkan uraian tentang pendidikan antikorupsi tersebut di atas, dapat disimpulkan
bahwa diimplementasikannya pendidikan antikorupsi pada jalur pendidikan formal sangat
mendukung fungsi dan tujuan pendidikan nasional yang dinyatakan dalam Undang-Undang
Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Pasal 3 yang menyatakan
secara eksplisit bahwa: “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab.” Dengan demikian, pembinaan pendidikan antikorupsi pada jalur
pendidikan di seluruh satuan pendidikan (sekolah) merupakan wahana untuk mendukung dan
mewujudkan fungsi dan tujuan pendidikan nasional.

14
BAB III

TELAAH KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN (PPKn) SMA/MA DANSMK/MAK
KELAS XI TERHADAP NILAI-NILAI ANTIKORUPSI

Kurikulum 2013 memuat Standar Kompetensi Lulusan (SKL) yang diatur dalam Permendikbud Nomor 20 Tahun 2016, dijabarkan menjadi 4
(empat) Kompetensi Inti (KI) yaitu: sikap spriritual (KI-1), sikap sosial (KI-2), pengetahuan (KI-3), dan keterampilan (KI-4). Masing-masing KI dijabarkan ke
dalam sejumlah Kompetensi Dasar (KD sesuai Permendikbud Nomor 21 Tahun 2016 tentang Standar Isi.) sebagaimana termuat dalam Permendikbud
Nomor 24 Tahun 2016 tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar yang menjadi dasar dan landasan dalam pengembangan proses pembelajaran.
Kompetensi dasar pada mata pelajaran PPKn di kelas X yang terkait dengan aspek pengetahuan terdapat 6 (ENAM) KD, yaitu KD 3.1 s.d. 3.7.
Berdasarkan telaah terhadap KD tersebut, maka yang dinilai relevan dan dapat diintegrasikan nilai-nilai antikorupsi ke dalamnya adalah seluruh KD.
Kompetensi Inti:

Kompetensi Inti Deskripsi Kompetensi

Sikap spiritual 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran yang dianutnya

2. Menunjukkan perilakujujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotongroyong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsifdan pro-aktif sebagai
Sikap Sosial bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia
3. Memahami,menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
Pengetahuan
penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan masalah
4. Mengolah, menalar, dan menyajikan dalam ranah konkret dan ranah abstansi terkait dengan pengembangan dan yang dipelajari di sekolah
Ketrampilan
secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan

Telaah KI dan KD mata pelajaran PPKn terhadap nilai-nilai antikorupsi dilakukan melalui beberapa langkah sebagai berikut.
1. Menampilkan seluruh KD yang dikembangkan dari kompetensi inti ke dalam kolom sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan, dan keterampilan sesuai
82
dengan Permendikbud Nomor 24 Tahun 2016 tentang Kurikulum SMA/MA.

Kompetensi Dasar Spiritual Kompetensi Dasar Sosial Kompetensi Pengetahuan Kompetensi Ketramapilan
1.1 Mensyukurinilai-nilai Pancasila dalam 2.1. Menunjukkan sikap gotong royong 3.1. Menganalisis nilai-nilai Pancasila 4.1. Menyaji hasil analisis nilai-nilai
praktik penyelenggaraan sebagai bentuk penerapan nilai-nilai dalam kerangka praktik Pancasila dalam kerangka praktik
pemerintahan Negara sebagai salah Pancasila dalam kehidupan penyelenggaraan pemerintahan penyelenggaraan pemerintahan
satu bentuk pengabdian berbangsa dan bernegara Negara Negara Negara
kepadaTuhan Yang MahaEsa
1.2 Menerima ketentuan Undang-Undang 2.2. Bersikap peduli terhadap penerapan 3.2. Menelaah ketentuan Undang- 4.2. Menyaji hasil telaah tentang
Dasar Negara Republik Indonesia ketentuan Undang-Undang Dasar Undang Dasar Negara Republik ketentuan Undang-Undang Dasar
Tahun 1945 yang mengatur tentang Negara Republik Indonesia Tahun Indonesia Tahun 1945 yang Negara Republik Indonesia Tahun
wilayah negara, warga negara dan 1945 yang mengatur tentang wilayah mengatur tentang wilayah negara, 1945 yang mengatur wilayah negara,
penduduk, agama dan kepercayaan, negara, warga negara danpenduduk, warga negara dan penduduk, warganegara dan penduduk, agama
pertahanan dan keamanan sebagai agama dan kepercayaan, pertahanan agama dan kepercayaan, serta dan kepercayaan, serta pertahanan
wujud rasa syukurpadaTuhan Yang dan keamanan. pertahanan dan keamanan dan keamanan.
MahaEsa
1.3 Menghargai nilai-nilai terkait fungsi 2.3 Bersikap peduli terhadap lembaga- 3.3. Menganalisis fungsi dan 4.3. Mendemonstrasikan hasil analisis
dan kewenangan lembaga-lembaga lembaga di sekolah sebagai cerminan kewenangan lembaga-lembaga tentang fungsi dan kewenangan
negara menurut Undang-Undang dar ilembaga-lembaga negara. Negara menurut Undang-Undang lembaga-lembaga Negara menurut
Dasar Negara Republik Indonesia Dasar Negara Republik Indonesia Undang-Undang Dasar Negara
Tahun 1945 sebagai bentuk sikap Tahun 1945 Republik Indonesia Tahun 1945
beriman dan bertaqwa
1.4 Menghormati hubungan pemerintah 2.4 Bersikap peduli terhadap hubungan 3.4. Merumuskan hubungan pemerintah 4.4. Merancang dan melakukan
pusat dan daerah menurut Undang- pemerintah pusat dan daerah yang pusat dan daerah menurut penelitian sederhana tentang
Undang Dasar Negara Republik harmonis di daerah setempat. Undang-Undang Dasar Negara hubungan pemerintah pusat dan
Indonesia Tahun 1945 sebagai Republik Indonesia Tahun 1945. pemerintah daerah setempat
anugerahTuhan Yang Maha Esa menurut Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun
1945.
1.5 Mensyukurinilai-nilai yang membentuk 2.5 Menunjukkan sikap kerjasama dalam 3.5. Mengidentifikasi faktor-faktor 4.5. Mendemonstrasikan faktor-faktor
komitmen integrasi nasional dalam rangka mewujudkan komitmen pembentuk integrasi nasional pembentuk integrasi nasional dalam
bingkai Bhinneka Tunggal Ika sebagai integrasi nasional dalam bingkai dalam bingkai Bhinneka Tunggal bingkai Bhinneka Tunggal Ika.
wujud syukur kepadaTuhan yang Bhinneka Tunggal Ika. Ika.
Maha Esa.
1.6 Bersyukur kepadaTuhan Yang Maha 2.6 Bersikap responsif dan proaktif atas 3.6. Menganalisis ancaman terhadap 4.6. Menyaji
Esa atas nilai-nilai yang membentuk ancaman terhadap negara dan upaya negara dan upaya hasilanalisistentangancamanterhada
kesadaran atasan caman terhadap penyelesaiannya dibidang Ideologi, penyelesaiannya di bidang ideologi, pnegaradanupayapenyelesaiannya
negara dan upaya penyelesaiannya politik, ekonomi, sosial, budaya, politik, ekonomi, sosial, budaya, di bidangIdeologi, politik, ekonomi,
82
Kompetensi Dasar Spiritual Kompetensi Dasar Sosial Kompetensi Pengetahuan Kompetensi Ketramapilan
dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika pertahanan, dan keamanan dalam pertahanan, dan keamanan dalam sosial, budaya, pertahanan,
bingkai Bhinneka Tunggal Ika bingkai Bhinneka Tunggal Ika. dankeamanan

1.7 Menghargai wawasan nusantara 2.7 Bertanggungjawab mengembangkan 3.7. Menginterpretasi 4.7. Mempresentasikan
dalam konteks Negara kesadaran akan pentingnya wawasan pentingnyaWawasan Nusantara hasilinterpretasiterkaitpentingnyaWa
KesatuanRepublik Indonesia sebagai nusantara dalam konteks Negara dalamkonteks Negara wasan Nusantara dalamkonteks
anugerah Tuhan Yang Maha Esa Kesatuan Republik Indonesia KesatuanRepublik Indonesia Negara KesatuanRepublik Indonesia

2. Mengidentifikasi Kompetensi Dasar (KD) dari Kompetensi Inti (KI) aspek pengetahuan yang dinilai relevan dengan dimensi, indikator, dan nilai-nilai
Antikorupsi, kemudian diikuti KD yang dikembangkan dari KI aspek keterampilan, KI sikap spiritual, dan KI sikap sosial.

No KD Pengetahuan KD Keterampilan KD Sikap Spiritual KD Sikap Sosial


1 3.1 Menganalisis nilai-nilai 4.1 Menyaji hasil analisis nilai-nilai 1.1 Mensyukuri nilai-nilai Pancasia dalam 2.1 Menunjukkan sikap gotong royong
Pancasila dalam kerangka Pancasila dalam kerangka praktik praktik penyelenggaraan sebagai bentuk penerapan nilai-
praktik penyelenggaraan penyelenggaraan pemerintahan pemerintahan Negara sebagai salah nilai Pancasila dalam kehidupan
pemerintahan Negara. Negara Negara. satu bentuk pengabdian kepada berbangsa dan bernegara.
Tuhan Yang Maha Esa.
2 3.2 Menelaah ketentuan Undang- 4.2 Menyaji hasil telaah tentang 1.2 Menerima ketentuan Undang-Undang 2.2 Bersikap peduli terhadap
Undang Dasar Negara ketentuan Undang-UndangDasar Dasar Negara Republik Indonesia penerapan ketentuan Undang-
Republik Indonesia Tahun Negara Republik Indonesia Tahun Tahun 1945 yang mengatur tentang Undang Dasar Negara Republik
1945 yang mengatur tentang 1945 yang mengatur wilayah negara, wilayah negara, warganegara dan Indonesia Tahun 1945 yang
wilayah negara, warganegara warganegara dan penduduk, agama penduduk, agama dan kepercayaan, mengatur tentang wilayah negara,
dan penduduk, agama dan dan kepercayaan, serta pertahanan pertahanan dan keamanan sebagai warganegara dan penduduk,
kepercayaan, serta pertahanan dan keamanan. wujud rasa syukur pada Tuhan Yang agama dan kepercayaan,
dan keamanan. Maha Esa. pertahanan dan keamanan.
3 3.3 Menganalisis fungsi dan 4.3 Mendemonstrasikan hasil analisis 1.3 Menghargai nilai-nilai terkait fungsi 2.3 Bersikap peduli terhadap lembaga-
kewenangan lembaga-lembaga tentang fungsi dan kewenangan dan kewenangan lembaga-lembaga lembaga di sekolah sebagai
Negara menurut Undang- lembaga-lembaga Negara menurut negara menurut Undang-Undang cerminan dari lembaga-
Undang Dasar Negara Undang-Undang Dasar Negara Dasar Negara Republik Indonesia lembaganegara.
Republik Indonesia Tahun Republik Indonesia Tahun 1945. Tahun 1945 sebagai bentuk sikap
1945. beriman dan bertaqwa
4 3.4. Merumuskan hubungan 4.4. Merancang dan melakukan penelitian 1.4 Menghormati hubungan pemerintah 2.4 Bersikap peduli terhadap hubungan
pemerintah pusat dan daerah sederhana tentang hubungan pusat dan daerah menurut Undang- pemerintah pusat dan daerah yang
82
No KD Pengetahuan KD Keterampilan KD Sikap Spiritual KD Sikap Sosial
menurut Undang-Undang pemerintah pusat dan pemerintah Undang Dasar Negara Republik harmonis di daerah setempat
Dasar Negara Republik daerah setempat menurut Undang- Indonesia Tahun 1945 sebagai
Indonesia Tahun 1945 Undang Dasar Negara Republik anugerah Tuhan Yang Maha Esa
Indonesia Tahun 1945
5 3.5 Mengidentifikasi faktor-faktor 4.5 Mendemonstrasikan faktor-faktor 1.5 Mensyukuri nilai-nilai yang 2.5 Menunjukkan sikap kerjasama
pembentuk integrasi nasional pembentuk integrasi nasional dalam membentuk komitmen integrasi dalam rangka mewujudkan
dalam bingkai Bhinneka bingkai Bhinneka Tunggal Ika. nasional dalam bingkai Bhinneka komitmen integrasi nasional dalam
Tunggal Ika Tunggal Ika sebagai wujud syukur bingkai Bhinneka Tunggal Ika
kepada Tuhan yang Maha Esa
6 3.6 Menganalisis ancaman 4.6 Menyaji hasil analisis tentang 1.6 Bersyukur kepada Tuhan Yang Maha 2.6 Bersikap responsif dan proaktif
terhadap negara dan upaya ancamanterhadapnegaradanupayape Esa atas nilai-nilai yang membentuk atasan caman terhadap negara dan
penyelesaiannya di bidang nyelesaiannya di bidangIdeologi, kesadaran atasan caman terhadap upaya penyelesaiannya dibidang
ideologi, politik, ekonomi, politik, ekonomi, sosial, budaya, negara dan upaya penyelesaiannya Ideologi, politik, ekonomi, sosial,
sosial, budaya, pertahanan, pertahanan, dankeamanan. dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika. budaya, pertahanan, dan
dan keamanan dalam bingkai keamanan dalam bingkai Bhinneka
Bhinneka Tunggal Ika Tunggal Ika
7 3.7 Menginterpretasi pentingnya 4.7 Mempresentasikan hasil interpretasi 1.7 Menghargai wawasan nusan-tara 2.7 Bertanggung jawab
Wawasan Nusantara dalam terkait pentingnya Wawasan dalam konteks Negara Kesatuan mengembangkan kesadaran akan
konteks Negara Kesatuan Nusantara dalam konteks Negara Republik Indonesia sebagai anugerah pentingnya wawasan nusantara
Republik Indonesia. Kesatuan Republik Indonesia. Tuhan Yang MahaEsa. dalam konteks Negara Kesatuan
Republik Indonesia.

3. Berdasarkan telaah terhadap KD sebagaimana dituangkan dalam langkah 2, maka KD yang dapat diintegrasikan dimensi, indikator dan nilai-nilai
Antikorupsi adalah sebagai berikut:
Dimensi, Indikator dan Nilai-nilai
No Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
Antikorupsi
1 1.1 Mensyukuri nilai nilai Pancasia dalam 1. Menunjukan rasa syukur atas nilai-nilai Pancasila yang dijadikan 1. Politik:
praktik penyelenggaraan praktik penyelenggaraan pemerintahan Negara sebagai salah satu a. Membuat kebijakan didasarkan pada
pemerintahan Negara sebagai salah bentuk pengabdian kepada Tuhan Yang Maha Esa. kepentingan umum/bersama (adil)
satu bentuk pengabdian kepada 2. Menampilkan sikap gotong royong sebagai bentuk penerapan nilai- b. Melaksanakan kebijakan didasari
Tuhan Yang Maha Esa nilai Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. sikap menjunjung tinggi kebenaran
2.1. Menunjukkan sikap gotong royong 3. Menjelaskan arti nilai (jujur, berani).
sebagai bentuk penerapan nilai-nilai 4. Menjelaskan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila c. Melaksanakan pengawasan kebijakan
Pancasila dalam kehidupan 5. Menjelaskan perbedaan pemerintah dan pemerintahan.negara. secara tidak tebang pilih (adil, berani).
82
Dimensi, Indikator dan Nilai-nilai
No Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
Antikorupsi
berbangsa dan bernegara 8. Menunjukan nilai praksis dalam sila-nilai Pancasila d. Melaksanakan musyawarah dalam
3.1. Menganalisis nilai-nilai Pancasila 9. Memberikan contoh perilaku antikorupsi sebagai perwujudan nilai menyelesaikan masalah
dalam kerangka praktik Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. (kebersamaan)
penyelenggaraan pemerintahan 10 Menampilkan sikap perilaku berani mengambil resiko terhadap 2. Sosiologi:
Negara keputusan yang diambil sebagai penyelenggaran pemerintahan a. Menepati janji (tanggung jawab)
4.1. Menyaji hasil analisis nilai-nilai negara (nilai tanggung jawab, keberanian) b. Tidak diskriminatif dalam memberikan
Pancasila dalam kerangka praktik 11 Menampilkan perilaku selalu hadir tepat waktu dalam melaksanakan layanan (adil).
penyelenggaraan pemerintahan tugas (nilai disiplin) c. Tidak nepotisme (adil, mandiri).
Negara. 12 Mempresentasikan hasil analisis nilai-nilai Pancasila dalam kerangka d. Tidak kolusi (jujur, mandiri).
praktik penyelenggaraan pemerintahan negara. e. Melaksanakan kerjasama tanpa
2 1.2 Menerima ketentuan Undang-Undang 1. Menerima dengan penuh kesadaran ketentuan Undang-Undang melihat perbedaan agama, sosial, dan
Dasar Negara Republik Indonesia Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang mengatur ekonomi (kesetaraan).
Tahun 1945 yang mengatur tentang wilayah negara, warga negara, agama dan kepercayaan dan f. Membunyikan radio, TV, tape dengan
wilayah negara, warga negara dan pertahanan keamanan sebagai wujud rasa syukur terhadap Tuhan sewajarnya (bijaksana).
penduduk, agama dan kepercayaan, Yang Maha Esa g. Berpartisipasi menjaga keamanan
pertahanan dan keamanan sebagai 2. Menunjukan sikap peduli terhadap penerapan ketentuan UUD lingkungan (peduli).
wujud rasa syukur padaTuhan Yang Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang mengatur wilayah h. Melakukan donor darah (Ikhlas).
Maha Esa negara, warga negara, penduduk, agama dan kepercayaan serta 3. Ekonomi:
2.2 Bersikap peduli terhadap penerapan pertahanan dan keamanan. a. Melakukan persaingan secara sehat
ketentuan Undang-Undang Dasar 3. menganalisis pasal-pasal yang mengatur tentang wiayah negara, (tanggung jawab, jujur, kerja keras).
Negara Republik Indonesia Tahun warganegara, penduduk, agama dan kepercayaan serta pertahanan b. Tidak menyuap (jujur, disiplin).
1945 yang mengatur tentang wilayah dan keamanan. c. Tidak boros dalam menggunakan
negara, warga negara dan penduduk, 4. Menjelaskan pengertian wialayh negara sumber daya /energi, dan dana
agama dan kepercayaan, pertahanan 5. Membedakan penduduk dan bukan penduduk. (sederhana, tanggung jawab)
dan keamanan 6. Menemukan pasal dalam UUD Negara Republik Indonesia Tahun d. Tidak melakukan penyimpangan
3.2 Menelaah ketentuan Undang-Undang 1945 yang mengatur tentang kebebasan memeluk agama dan alokasi dan distribusi (jujur, peduli dan
Dasar Negara Republik Indonesia kepercayaan di Indoensia. tanggung jawab).
Tahun 1945 yang mengatur tentang 7. Menganalisis pasal yang mengatur tentang pertahanan dan 4. Hukum:
wilayah negara, warganegara dan keamanan nasional. a. Tidak melakukan penggelapan dana,
penduduk, agama dan kepercayaan, 8. Menunjukan sikap perilaku tidak memaksanakan kehendak untuk pajak, barang, dan sebagainya (jujur,
serta pertahanan dan keamanan memeluk agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa tanggung jawab).
4.2 Menyaji hasil telaah tentang ketentuan (nilai keadilan) b. Tidak melakukan pemalsuan
Undang-Undang Dasar Negara 9. Menampilkan perilaku selalu mentaati aturan yang berlaku sebagai dokumen, surat, tanda tangan, dan
Republik Indonesia Tahun 1945 yang wujud implemetnasi kewajiban warga negara yang baik (nilai sebagainya (jujur, tanggung jawab).
mengatur wilayah negara, warga tanggung jawab) c. Tidak melakukan pencurian dana,
negara dan penduduk, agama dan 10. Menampilkan sikap perilaku menciptakan keamanan lingkungan barang, waktu, ukuran yang
82
Dimensi, Indikator dan Nilai-nilai
No Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
Antikorupsi
kepercayaan, serta pertahanan dan sekitar ( nilai tanggung jawab) merugikan pihak lain, dan sebagainya
keamanan 11. Mempresentasikan hasil telaah tentang ketentuan Undang-Undang (jujur, tanggung jawab, disiplin).
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang mengatur d. Tidak melakukan penipuan terhadap
wilayah negara, warga negara dan penduduk, agama dan pihak lain (jujur, tanggung jawab).
kepercayaan, serta pertahanan dan keamanan e. Tidak melakukan persekongkolan
3 1.3 Menghargai nilai-nilai terkait fungsi 1. Menerima dengan rasa syukur terhadap Tuhan Yang Maha Esa atas dalam membuat putusan (tanggung
dan kewenangan lembaga-lembaga peran lembaga negara yang menjalankan tugas dan fungsi demi jawab).
negara menurut Undang-Undang kepentingan rakyat. f. Tidak melakukan perusakan barang /
Dasar Negara Republik Indonesia 2. Menunjukan sikap mau menerima keberadaan lembaga negara yang fasilitas milik negara (tanggung jawab,
Tahun 1945 sebagai bentuk sikap menjalankan fungsi dan tugas untuk melayani kepentingan rakyat peduli).
beriman dan bertaqwa banyak. g. Tidak memberikan atau menerima
2.3 Bersikap peduli terhadap lembaga- 3. Menjelaskan ajaran teori Trias Politika gratifikasi (sederhana, jujur).
lembaga di sekolah sebagai cerminan 4. Menggolongan lembaga negara Indonesia berdasarkan ajaran Trias h. Tidak menyalahi/melanggar aturan
dari lembaga-lembaga negara. Politika. (disiplin, tanggung jawab).
3.3 Menganalisis fungsi dan kewenangan 5. Membuat table penggolongan fungsi dan weweang lembaga negara i. Melaksanakan keputusan dengan
lembaga-lembaga Negara menurut di Indonesia. penuh tanggung jawab (komitmen).
Undang-UndangDasar Negara 6. Menganalisis keterkaitan hubungan antar lembaga negara.
Republik Indonesia Tahun 1945. 7. Menunjukan contoh penyimpangan kewenangan lembaga negara INDIKATOR NILAI-NILAI ANTIKORUPSI
4.3. Mendemonstrasikan hasil analis sehingga menimbulkan tindakan koruptif. KESETARAAN: kesejajaran, sama
tentang fungsi dan kewenangan 8 Menunjukkan contoh sikap perilaku yang harus ditunjukkan sebagai tingkatan/kedudukan, sebanding
lembaga-lembaga Negara menurut wujud komitmen antikorupsi. sepadan, seimbang.
Undang-Undang Dasar Negara 9. Menampilkan diri perilaku para aparatur sipil negara untuk KEBERSAMAAN: hal bersama, seperti rasa
Republik Indonesia Tahun 1945. menghindari tindakan korupsi. persaudaraan/ kekeluargaan, senasib
10 Menyajikan hasil analisis hasil kajian keterkaitan antar fungsi sepenanggungan, dan merasa
lembaha negara menurut UUD Negara Republik Indonesia Tahun menjadi satu kesatuan (integritas),
1945. KOMITMEN: Perjanjian, keterikatan untuk
4 1.4 Menghormati hubungan pemerintah 1. Mensyukuri hubungan struktural dan fungsional antara pemerintah melakukan sesuatu (yang telah
pusat dan daerah menurut Undang- pusat dan pemerintah daerah berdasarkan UUD 1945 disepakati), kontrak.
Undang Dasar Negara Republik 2. Menghargai hubungan struktural dan fungsional antara pemerintah KONSEKUEN: Sesuai dengan apa yang
Indonesia Tahun 1945 sebagai pusat dan pemerintah daerah berdasarkan UUD 1945 dikatakan/diperbuat, berwatak teguh,
anugerahTuhan Yang Maha Esa 3. Menjelaskan otonomi daerah dalam konteks negara Kesatuan tidak menyimpang dari apa yang
2.4 Bersikap peduli terhadap hubungan Republik Indonesia; sudah diputuskan
pemerintah pusat dan daerah yang 4. Menjelaskan kedudukan dan peran pemerintah daerah KEPEMILIKAN: perihal kepemilikan
harmonis di daerah setempat 5. Menganalisis hubungan struktural dan fungsional pemerintah pusat HEMAT: berhati-hati dalam membelanjakan
3.4 Merumuskan hubungan pemerintah dan pemerintah daerah; uang, tidak boros, cermat.
pusat dan daerah menurut Undang- 6. Menyaji hasil telaah hubungan struktural dan fungsional BIJAKSANA: selalu menggunakan akal
82
Dimensi, Indikator dan Nilai-nilai
No Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
Antikorupsi
Undang Dasar Negara Republik pemerintahan pusat dan daerah menurut Undang-Undang Dasar budinya (pengalaman dan
Indonesia Tahun 1945 Negara Republik Indonesia Tahun 1945. pengetahuannya), arif, tajam pikiran,
4.4 Merancang dan melakukan penelitian 7. Menuliskan kebijakan kebijakan pemerintah untuk kepentingan pandai dan hati-hati (cermat, teliti,
sederhana tentang hubungan masyarakat yang dilaksanakan secara ADIL dan BERTANGGUNG dsb.)
pemerintah pusat dan pemerintah JAWAB, IKHLAS: bersih hati, tulus hati.
daerah setempat menurut Undang- 8. Menganalisis kasus-kasus korupsi yang melibatkan aparat atau BERBAGI: membagi sesuatu bersama,
Undang Dasar Negara Republik pejabat pemerintah pusat dan atau daerah. membagi diri, saling memberi
Indonesia Tahun 1945 9. Menunjukkan sikap dan perilaku HIDUP SEDERHANA dalam pengalaman.
kehidupan sehari-hari. RAJIN: suka bekerja (belajar dsb.), tekun,
10.Menyajikan hasil telaah hubungan struktural dan fungsional sungguh-sungguh bekerja, selalu
pemerintah pusat dan pemerintah daerah secara ADIL dan BERANI. berusaha giat, terus menerus.
SPORTIF: bersifat kesatria, jujur, tegak
5 1.5 Mensyukuri nilai-nilai yang 1. Menunjukan rasa syukur terhadap Tuhan Yang Maha Esa (tetap pendirian, tetap memegang
membentuk komitmen integrasi terhadapintegritas nasional dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika keadilan).
nasional dalam bingkai Bhinneka sebagai Anugerah-NYA. TANGGUNG JAWAB: keadaan wajib
Tunggal Ika sebagai wujud syukur 2. Menunjukkan sikap dan perilaku kerjasama dalam memecahkan menanggung segala sesuatunya
kepadaTuhan yang Maha Esa. persoalan demi terwujudnya integritas nasional dalam bingkai (kalau terjadi apa-apa boleh dituntut,
2.5 Menunjukkan sikap kerjasama dalam Bhinneka Tunggal Ikal dipersalahkan, diperkarakan, dsb.
rangka mewujudkan komitmen 3. Menjelaskan pengetian integritas nasional Misalnya berani dan siap menerima
integrasi nasional dalam bingkai 4. Menjelaskan macam-macam integritas nasional resiko, amanah, tidak mengelak, dan
Bhinneka Tunggal Ika. 5. Menganalisis factor-faktor pembentuk integritas nasional dalam berbuat yang terbaik), hak fungsi
3.5 Mengidentifikasi faktor-faktor bingkai Bhinneka Tunggal Ika. menerima pembebanan sebagai
pembentuk integrasi nasional dalam 6. Memberikan contoh perilaku yang menghambat terwujudnya akibat sikap pihak sendiri atau pihak
bingkai Bhinneka Tunggal Ika. integritas nasional sebagai tindakan koruptif. lain, melaksanakan dan
4.5 Mendemonstrasikan faktor-faktor 7. Menampilkan perilaku yang mampu menumbuhkan terwujudkan menyelesaikan tugas dengan
pembentuk integrasi nasional dalam integritas nasional sebagai tindakan antikoruptif. sungguh-sungguh.
bingkai Bhinneka Tunggal Ika. 8. Mendemonstrasikan faktor-faktor pembentuk integrasi nasional DISIPLIN: tata tertib, ketaatan (kepatuhan)
dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika. pada peraturan, tepat waktu, tertib,
6 1.6 Bersyukur kepadaTuhan Yang Maha 1. Menunjukan sikap dan perilaku syukur terhadap Tuhan Yang Maha dan konsisten.
Esa atas nilai-nilai yang membentuk Esa atas terbentuknya kesadaran masyrakat terhadap ancaman JUJUR: lurus hati, tidak curang, tulus, dapat
kesadaran atas ancaman terhadap terhadap keutuhan NKRI. dipercaya, berkata dan bertindak
negara dan upaya penyelesaiannya 2, Menunjukkan sikap perilaku tanggap terhadap setiap ancaman benar, mengungkapkan sesuatu
dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika keutuhan NKRI sesuai dengan kenyataan (tidak
2.6 Bersikap responsif dan proaktif atas 1.. Mendeskripsikan pengertian ancaman terhadao NKRI berbohong), dan punya niat yang
ancaman terhadap negara dan upaya 2. Menggolongkan bentuk-bentuk ancaman terhadap keutuhan NKRI. lurus terhadap setiap tindakan.
penyelesaiannya dibidang Ideologi, 3. Memberikan contoh bentuk ancaman militer terhadap keutuhan NKRI SEDERHANA: bersahaja, sikap dan perilaku
82
Dimensi, Indikator dan Nilai-nilai
No Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
Antikorupsi
politik, ekonomi, sosial, budaya, 4. Memberikan contoh bentuk ancaman non militer terhadap keutuhan yang tidak berlebihan, tidak banyak
pertahanan, dan keamanan dalam NKRI seluk-beluknya, tidak banyak pernik,
bingkai Bhinneka Tunggal Ika 5. Memberi contoh ancaman di era global abad ke 21 lugas, apa adanya, hemat, sesuai
3.6 Menganalisis ancaman terhadap 6. Menunjukkan contoh perilaku yang menimbulkan tindakan kebutuhan, dan rendah hati.
negara dan upaya penyelesaiannya di koruptif/merusak/merugikan kepentingan umum. KERJA KERAS: kegiatan melakukan
bidang ideologi, politik, ekonomi, 7. menunjukkan contoh perilaku yang menimbulkan kerusakan sesuatu dengan sungguh-sungguh,
sosial, budaya, pertahanan, lingkungan sebagai bentuk tindakan koruptif. pantang menyerah/ulet dan semangat
dankeamanandalambingkaiBhinneka 8. Mendeskripsikan upaya menanggulangi ancaman di bidang ideology, dalam berusaha.
Tunggal Ika politik, ekonomi, sosial, budaya dan pertahanan dan keamanan. MANDIRI: dalam keadaan dapat berdiri
4.6 Menyaji hasil analisis tentang 9. Menunjukan perilaku hemat dalam penggunaan barang sebagai sendiri, tidak bergantung dengan
ancaman terhadap negara dan upaya wujud tindakan antikoruptif. orang lain, percaya pada kemampuan
penyelesaiannya di bidang Ideologi, 8. Melaporkan hasil kajian tentang ancaman terhadap negara kesatuan diri sendiri, mampu mengatur dirinya
politik, ekonomi, sosial, budaya, Republik Indonesia sendiri, dan mengambil inisiatif.
pertahanan, dan keamanan 9. Melaporkan hasil kajian tentang dan upaya penyelesaiannya di ADIL: sama berat, tidak berat sebelah, tidak
bidang Ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan, dan memihak /tidak pilih kasih,
keamanan. berpihak/berpegang kepada
7 1.7 Menghargai wawasan nusantara 1. Menerima dengan penuh kesadaran sebagai wujud rasa syukur kebenaran, sepatutnya, tidak
dalam konteks Negara Kesatuan terhadap Tuhan Yang Maha Esa tentang konsep wawasan nusantara sewenang-wenang, seimbang, netral,
Republik Indonesia sebagai anugerah dalam konteks Negara Kesatuan. objektif dan proporsional.
Tuhan Yang Maha Esa 2. Menunjukan sikap tanggung jawab terhadap konsep wawasan BERANI: mempunyai hati yang mantap dan
2.7 Bertanggungja-wab mengembangkan nusantara dalam konteks negara kesatuan Republik Indonesia. rasa percaya diri yang besar dalam
kesadaran akan pentingnya wawasan 3. Menjelaskan pengertian wawasan nusantara menghadapi bahaya, kesulitan, dsb.
nusantara dalam konteks Negara 4. Menggolongkan cakupan isi wawasan nusantara menurut bidangnya. (Tidak takut, gentar, kecut) dan
KesatuanRepublik Indonesia 5. Menunjukan aktualisasi wawasan nusantara pantang mundur.
3.7 Menginterpretasi pentingnya 6. Menjelaskan hambatan aktualisasi wawasan nusantara. PEDULI: mengindahkan, memperhatikan
Wawasan Nusantara dalam konteks 7. Memberikan contoh perilaku peduli terhadap lingkungan sekitar (empati), menghiraukan, menolong,
Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai wujud implementasi wawasan nusantara (nilai peduli) toleran, setia kawan, membela,
4.8.Mempresentasikan hasil interpre-tasi 8. Menampilkan perilaku tanggung jawab dalam menjaga keutuhan memahami, menghargai, dan
terkait pentingnya Wawasan wilayah NKRI (Nilai tanggung jawab) memperlakukan orang lain sebaik-
Nusantara dalam konteks Negara 9. Mempresentasikan hasil interpre-tasi terkait pentingnya Wawasan baiknya.
KesatuanRepublik Indonesia. Nusantara dalam konteks Negara KesatuanRepublik Indonesia.
82
BAB IV

MODEL PENGINTEGRASIAN
NILAI-NILAI ANTIKORUPSI KE DALAM MATA PELAJARAN
PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN (PPKn)
KELAS X

A. Pengintegrasian Nilai-nilai Antikorupsi dalam Pengembangan Materi Pembelajaran


Kompetensi Inti:
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya
3. Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata
4. Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak
(menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut
pandang/teori
Dimensi,
Indikator
Materi Indikator, dan Pengintegrasian
No Kompetensi Dasar Pencapaian
Pembelajaran Nilai-Nilai Nilai-Nilai Antikorupsi dalam Materi PPKn
Kompetensi
Antikorupsi
1.1 Mensyukuri nilai 1. Menunjukan rasa 1. Pengertian nilai 1. Politik: Pancasila merupakan ideologi bangsa Indonesia.
nilai Pancasia syukur atas nilai- 2. Nilai-nilai yang a. Membuat Pancasila merupakan ideology bangsa Indonesia sekaligus fondasi
dalam praktik nilai Pancasila terkandung kebijakan utama berdirinya negara Indonesia yang digali dari bumi Indonesia.
penyelenggaraa yang dijadikan dalam didasarkan Artinya, nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila digali dari
n pemerintahan praktik Pancasila pada kehidupan bangsa Indonesia sendiri dan bukan dari bangsa lain.
Negara sebagai penyelenggaraan 3. Perbedaan kepentingan Dengan demikian, Pancasila sebagai idologi dapat diterima oleh
salah satu pemerintahan pemerintah dan umum/bersa bangsa Indonesia dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Oleh
bentuk Negara sebagai pemerintahan. ma (adil) karena setiap pikiran, gagasan, ide-ide dan perilaku warga negara
82
Dimensi,
Indikator
Materi Indikator, dan Pengintegrasian
No Kompetensi Dasar Pencapaian
Pembelajaran Nilai-Nilai Nilai-Nilai Antikorupsi dalam Materi PPKn
Kompetensi
Antikorupsi
pengabdian salah satu bentuk negara b. Melaksanak Indonesia haru mencerminkan nilai-nilai Pancasila. Contoh Pilkada
kepada Tuhan pengabdian 4. Nilai praksis an kebijakan harus mencerminkan persatuan, bukan justru menimbulkan ancaman
Yang Maha Esa kepada Tuhan dalam sila-nilai didasari pepercahan karena beda pilihan. Karena pada dasar hak pilih dan
2.1.Menunjukkan Yang Maha Esa. Pancasila sikap dipilih dijamin dengan undang-undang. (nilai keadilan, kebersamaan),
sikap gotong 2. Menampilkan 5. Perilaku menjunjung saling menghormati dan menghargai terhadap orang lain (nilai
royong sebagai sikap gotong antikorupsi tinggi kebersamaan), saling membantu sesame warga negara (nilai
bentuk royong sebagai sebagai kebenaran kepedulian)
penerapan nilai- bentuk penerapan perwujudan (jujur,
nilai Pancasila nilai-nilai nilai Pancasila berani). Nilai-Nilai Pancasila
dalam Pancasila dalam dalam c. Melaksanak Nilai yaitu sesuatu yang berharga, indah, bermanfaat, memperkaya
kehidupan kehidupan kehidupan an batin, serta menyadarkan manusia terhadapt harkat dan martabatnya.
berbangsa dan berbangsa dan sehari-hari. pengawasa Eetiap orang harus dihargai dan dihormati, karena pada dasarnya
bernegara bernegara. 6. Sikap perilaku n kebijakan setiap manusia diciptakan memiliki fitrah yang sama, karena itu tidak
3.1.Menganalisis 3. Menjelaskan arti berani secara tidak dibenarkan dalam memberi layanan, dibeda-bedakan satu sama lain
nilai-nilai nilai mengambil tebang pilih (nilai kebersamaan, nilai keadilan).
Pancasila dalam 4. Menjelaskan nilai- resiko terhadap (adil, Terbentuknya nilai atas dasar suatu pertimbangan cipta, rasa, dan
kerangka praktik nilai yang keputusan berani). keyakinan seseorang, kelompok maupun bangsa. Nilai berumber dari
penyelenggaraa terkandung dalam yang diambil d. Melaksanak kebudayaan yang memiliki fungsi dan mendorong dan mengarahkan
n pemerintahan Pancasila sebagai an sikap serta perbuatan manusia. Karena itu Pancasila menjadi
Negara 5. Menjelaskan penyelenggara musyawara pendorong (motivation) pembangunan nasional, oleh karena itu setiap
4.1.Menyaji hasil perbedaan n pemerintahan h dalam pembangunan tidak boleh bertentangan nilai dan jiwa Pancasila,
analisis nilai- pemerintah dan negara (nilai menyelesaik misalnya pembangunan harus merata, mensejahterakan masyarakat
nilai Pancasila pemerintahan.neg tanggung an masalah (nilai keadilan),
dalam kerangka ara jawab, (kebersama Pancasial memuat nilai-nilai luhur yang menjadi pandangan hidup
praktik 8. Menunjukan nilai keberanian) an) bangsa Indonesia. Nilai-nilai yang terkandung di dalam Pancasila
penyelenggaraa praksis dalam sila- 7. Perilaku selalu 2. Sosiologi: merupakan nilai-nilai yang ada dalam kehidupan masyarakat sejak
n pemerintahan nilai Pancasila hadir tepat a. Menepati dulu. Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancaisla adalah sebagai
Negara 9. Memberikan waktu dalam janji beirkut:
contoh perilaku melaksanakan (tanggung
antikorupsi tugas (nilai jawab) Pancasila sebagai nilai terbagi menjadi 3 
sebagai disiplin) b. Tidak 1. Nilai Dasar. Nilai dasar sendiri memiliki nilai fundamental,
perwujudan nilai 8. Presentasikan diskriminatif bersifat abstrak dan ontologis. Nilai ini menuju ke Nilai Idealis. Nilai
Pancasila dalam hasil analisis dalam dasar sifat universal dan menjadi norma dasar (groundnorm) bagi
kehidupan sehari- nilai-nilai memberikan Bangsa Indonesia. Oleh karena itu setiap ucapan, tindakan tidak
hari. Pancasila layanan boleh bertentangan dengan norma dasar. Karena itu setiap
82
Dimensi,
Indikator
Materi Indikator, dan Pengintegrasian
No Kompetensi Dasar Pencapaian
Pembelajaran Nilai-Nilai Nilai-Nilai Antikorupsi dalam Materi PPKn
Kompetensi
Antikorupsi
10 Menampilkan dalam (adil). ucapan, tindakan bertentangan nilai dasar Pancasila termasuk
sikap perilaku kerangka c. Tidak tindakan korup (merusak). Contoh konflik antar kelompok,
berani mengambil praktik nepotisme bertentangan nilai dasar persatuan, menghina orang lain, atau
resiko terhadap penyelenggara (adil, menganggap rendah orang lain, menyebarkan berita ohong (hoax)
keputusan yang an mandiri). bertentangan dengan kemanusian, memaksakan agama atau
diambil sebagai pemerintahan d. Tidak kolusi keyakinan pada orang lain termasuk tindakan korupsi. Hal ini
penyelenggaran negara. (jujur, bertentangan dengan nilai persatuan, keadilan, kesamaan gender.
pemerintahan mandiri). 2. Nilai Instrumental. Nilai instrumental memiliki pedoman
negara (nilai e. Melaksanak ukuran dan norma yang berupa kebijakan. Nilai ini lebih menuju ke
tanggung jawab, an nilai normatif. Berarti wujud nilai instrument dari Pancasila berupa
keberanian) kerjasama peraturan perundangan yang berlaku. Oleh karena itu setiap warga
11. Menampilkan tanpa wajib mentaati aturan hukum yang berlaku, baik dalam kehiduan
perilaku selalu melihat bermasyarkat, berbangsa dan bernegara. (nilai tanggung jawab,
hadir tepat waktu perbedaan keadilan, ). Contoh setiap datang di sekolah hadir tepat waktu
dalam agama, sesuai aturan yang berlaku (nilai disiplin).
melaksanakan sosial, dan 3. Nilai Praktis,Nilai praktis adalah penjabaran nilai instrumental
tugas (nilai disiplin) ekonomi ke dalam kehidupan praktis. Nilai ini lebih manuju ke Nilai Realis.
12.Mempresentasikan (kesetaraan) Nilai praksis wujudnya adalah perilaku warga negara sesuai nilai
hasil analisis nilai- . instrument. Setiap tindakan, ucapakan dan sikap harus
nilai Pancasila f. Membunyik mencerminkan pengejawantahan dari norma dan peraturan
dalam kerangka an radio, perundangan yang berlaku. Oleh karena itu setiap ucapan,
praktik TV, tape tindakan dan sikap manusia Indonesia harus mencerminkan
penyelenggaraan dengan perwujudan nilai instumen dari Pancasila (nilai keadilan, tanggung
pemerintahan sewajarnya jawab, kejujuran, komitmen moral). Sebagai contoh sikap berani
negara. (bijaksana). melaporkan kepada pihak yang terkait bila mengetahui terjadinya
g. Berpartisipa korupsi (nilai keberanian, kejujuran, tanggung jawab)
si menjaga
keamanan Pancasila Berisikan Tentang Nilai Dasar Fundamental
lingkungan 1. Bersifat abstrak, umum, universal : Contohnya seperti
(peduli). Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan, dan Keadilan.
h. Melakukan Pancasila sebagai ideology nasional, berarti Panasila sebagai
donor darah pandangan hidup dan dasar negara, yang diturunkan ke dalam
(Ikhlas). nilai-nilai instrumental. Nilai dasar bersifat tetap, sedangkan nilai
3. Ekonomi: instrument bersifat tidak tetap, artinya sewaktu-waktu dapat
a. Melakukan dirubah sesuai dengan tuntutan dan perkembangan masyarakat.
82
Dimensi,
Indikator
Materi Indikator, dan Pengintegrasian
No Kompetensi Dasar Pencapaian
Pembelajaran Nilai-Nilai Nilai-Nilai Antikorupsi dalam Materi PPKn
Kompetensi
Antikorupsi
persaingan Namun demikian nilai instrumental tidak boleh bertentangan
secara dengan hakekat nilai dasar, karena termasuk tindakan merusak,
sehat busuk, jahat (korup), ni bertentangan nilai keadilan, kesetaraan.
(tanggung 2. Bersifat abstrak umum kolektif : Berlaku ke bangsa indonesia.
jawab, jujur, Setiap warga negara Indonesia harus berperilaku sesuai dengan
kerja keras). hakekat nilai dasar Pancasila, seperti Ketuhanan, Kemanusia,
b. Tidak Persatuan, Kerakyatan dan Keadilan. Contoh melaksaakan ibadah,
menyuap saling menghargai, menciptakan kerukunan, selalu bermusyawah
(jujur, dalam memecahkan permasalahan, berlaku adil dalam
disiplin). memperlakukan orng lain. (nilai keadilan, kebersamaan,
c. Tidak boros kepedulian, kerjasama). Contoh selalu memberi bantuan kepada
dalam terjadi bencana alam (nilai kepedulian), membagikan sebagian rizqi
menggunak untuk orang/kaum duafa (nilai kebersamaan)
an sumber Pancasila Dalam Nilai Objektif Dan Subjektif
daya 1. Nilai Objektif. Nilai pancasila yang bersifat fundamental, umum,
/energi, dan universal yang bersifat permanen. Konsekuensinya secara hukum
dana tidak dapat di rubah.
(sederhana, 2. Nilai Subjektif. Bergantung pada bangsa indonesia itu sendiri.
tanggung Berasal dari bangsa indonesia, di olah yang berdasarkan
jawab) pemikiran kritis dari bangsa indonesia
d. Tidak  Baik nilai obyektif maupun nilai subyektif, dijadikan pedoman dalam
melakukan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Dalam
penyimpang kehidupan bernegara, nilai Pancasila dijabarkan ke dalam peraturan
an alokasi perundangan yang mengatur semua bidang kehidupan bernegara,
dan Oleh karena itu warga negara harus patuh, tunduk terhadap peraturan
distribusi yang berlaku. Penyimpangan terhadap aturan termasuk tindakan
(jujur, peduli korupsi, dan ini bertentangan dengan nilai tanggung jawab, disiplin
dan dan komitmen.
tanggung Nilai Yang Ada Pada Sila Pancasila
jawab).  Sila Pertama : Ketuhanan, Artinya segala penye-lenggaraan negara,
4. Hukum: moral penyelenggara negara harus di jiwai oleh nilai ketuhanan.
a. Tidak  Sila Kedua : Kemanusiaan, artinya negara segala kehidupannya
melakukan harus menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia.
penggelapa  Sila Ketiga : Persatuan, artinya negara mengatasi segala macam
n dana, golongan, etnis, suku, ras, individu, maupun agama. Kehidupan
82
Dimensi,
Indikator
Materi Indikator, dan Pengintegrasian
No Kompetensi Dasar Pencapaian
Pembelajaran Nilai-Nilai Nilai-Nilai Antikorupsi dalam Materi PPKn
Kompetensi
Antikorupsi
pajak, harus menunjung tinggi semangat kebersamaan.
barang, dan  Sila Keempat : Kerakyatan, artinya negara menjamin kehidupan
sebagainya demokrasi.
(jujur,  Sila Kelima : Keadilan, artinya negara dan segala kegiatan hidup
tanggung harus mewujudkan kehidupan yang adil.
jawab). Kelima dasar penyelenggaraan negara harus dijadikan landasan
b. Tidak dalam pengaturan penyelenggaraan negara, setiap aparatur negara,
melakukan setiap lembaga negara dan lembaga pemerintahan serta acuan
pemalsuan langkah, gerak dan ucap setiap warga negara Indonesia. (nilai
dokumen, tnaggung jawab, kedisiplinan, komitmen).
surat, tanda
tangan, dan Nilai-nilai Pancasila bersifat objektif, maksudnya adalah:
sebagainya 1) Rumusan dari sila-sila Pancasila itu sendiri memiliki makna yang
(jujur, terdalam menunjukkan adanya sifat-sifat yang umum universal
tanggung dan abstrak karena merupakan suatu nilai;
jawab). 2) Inti dari nilai Pancasila akan tetap ada sepanjang masa dalam
c. Tidak kehidupan bangsa Indonesia baik dalam adat kebiasaan,
melakukan kebudayaan, kenegaraan maupun dalam kehidupankeagamaan;
pencurian 3) Pancasila yang terkandung dalam Pembukaan UUD 1945 sebagai
dana, pokok kaidah negara yang mendasar, sehingga merupakan
barang, sumber dari segala sumber hukum di Indonesi. Oleh karena itu
waktu, setiap peraturan perundang-undangan tidak boleh bertentangan
ukuran yang dengan nilai-nilai Pancasila sebagaimna tercantum dalam
merugikan pembukaan UUD NRI Tahun 1945. Penyimpangan terhadap nilai
pihak lain, Pancasila termasuk tindakan korupsi. (nilai komitmen, nilai
dan tanggung jawab).
sebagainya Sedangkan nilai-nilai Pancasila bersifat subjektif, terkandung maksud
(jujur, bahwa keberadaan nilai-nilai
tanggung Pancasila itu bergantung atau terlekat pada bangsa Indonesia sendiri.
jawab, Hal ini dapat dijelaskan, karena:
disiplin). 1) Nilai-nilai Pancasila timbul dari bangsa Indonesia, sehingga
d. Tidak bangsa Indonesia sebagai penyebab adanya nilai-nilai tersebut;
melakukan 2) Nilai-nilai Pancasila merupakan pandangan hidupbangsa
penipuan Indonesia, sehingga merupakan jati diri bangsayang diyakini
terhadap sebagai sumber nilai atas kebenaran, kebaikan, keadilan dan
82
Dimensi,
Indikator
Materi Indikator, dan Pengintegrasian
No Kompetensi Dasar Pencapaian
Pembelajaran Nilai-Nilai Nilai-Nilai Antikorupsi dalam Materi PPKn
Kompetensi
Antikorupsi
pihak lain kebijaksanaan dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan
(jujur, bernegara;
tanggung 3) Nilai-nilai Pancasila di dalamnya terkandung nilai-nilai
jawab). kerokhanian, yaitu nilai kebenaran, keadilan, kebaikan,
e. Tidak kebijaksanaan, etis, estetis, dan nilai religius yang sesuai dengan
melakukan hati nurani bangsa Indonesia dikarenakan bersumber pada
persekongk kepribadian bangsa.
olan dalam Nilai Pancasila bukan meniru nilai bangsa lain, nilai Pancasila di
membuat gali dari nilai-nilai luhur yang sudah dimiliki oleh bangsa Indonesia.
putusan Oleh karena itu nilai-nilai itu harus dilestarikan untuk dijadikan
(tanggung pedoman hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
jawab). Pelanggaran terhadap pedoman hidup ini bertentangan dengan
f. Tidak tindakan korupsi, karena dapat merusak dan merendahkan nilai-nilai
melakukan luhur bangsanya. (nilai tanggung jawab, nilai komitmen, nilai disiplin,
perusakan nilai keberanian)
barang /
2 1.2 Menerima 1 Menerima dengan 1. Pasal-pasal fasilitas milik Pengertian Wilayah Negara
ketentuan penuh kesadaran yang mengatur negara Wilayah negara kesatuan Republik Indonsia sebagai negara
Undang-Undang ketentuan tentang wiayah (tanggung kepulauan bercirikan nusantara mempunyai kedaulatan atas wilayah
Dasar Negara Undang-Undang negara, jawab, serta hak-hak berdaulat di luar wilayah kedaulatannya untuk dikelola
Republik Dasar Negara warganegara, peduli). dan dimanfaatkan sebesar-besarnya bagi kemakmuran rakyat
Indonesia Republik penduduk, g. Tidak Indonesia. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
Tahun 1945 Indonesia Tahun agama dan memberikan 1945 pasal 25A mengamanatkan bahwa Negara Kesatuan Republik
yang mengatur 1945 yang kepercayaan atau Indonesia adalah sebuah negara kepulauan yang berciri Nusantara
tentang wilayah mengatur wilayah serta menerima dengan wilayah yang batas-batas dan hak-haknya ditetapkan dengan
negara, warga negara, warga pertahanan gratifikasi undang-undang.
negara dan negara, agama dan keamanan. (sederhana, Bahwa wilayah negara sebagaimana dimaksud dalam Undang-
penduduk, dan kepercayaan 2. Menjelaskan jujur). Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menganut
agama dan dan pertahanan pengertian h. Tidak sistem:
keperca-yaan, keamanan wialayh negara menyalahi/ a. Pengaturan suatu Pemerintahan negara Indonesia yang
pertahanan dan sebagai wujud 3. Penduduk dan melanggar melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
keamanan rasa syukur bukan aturan Indonesia;
sebagai wujud terhadap Tuhan penduduk. (disiplin, b. Pemanfaatan bumi, air, dan udara serta kekayaan alam yang
rasa syukur Yang Maha Esa 4. Pasal dalam tanggung terkandung di dalamnya untuk sebesar-besarnya kemakmuran
padaTuhan 2 Menunjukan sikap UUD Negara jawab). rakyat;
82
Dimensi,
Indikator
Materi Indikator, dan Pengintegrasian
No Kompetensi Dasar Pencapaian
Pembelajaran Nilai-Nilai Nilai-Nilai Antikorupsi dalam Materi PPKn
Kompetensi
Antikorupsi
Yang Maha Esa peduli terhadap Republik i. Melaksanak c. Desentralisasi pemerintahan kepada daerah-daerah besar dan
2.2.Bersikap peduli penerapan Indonesia an kecil yang bersifat otonom dalam bingkai Negara Kesatuan
terhadap ketentuan UUD Tahun 1945 keputusan Republik Indonesia; dan
penerapan Negara Republik yang mengatur dengan d. Kesejahteraan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
ketentuan Indonesia Tahun tentang penuh Sudahkah sistem tersebut dijalankan secara amanah, bijak dan
Undang-Undang 1945 yang kebebasan tanggung seadil-adilnya? Fakta disekitar atau berita di media masa, TV ternyata
Dasar Negara mengatur wilayah memeluk jawab masih banyak rakyat tidur di kolong jembatan, rumah kumuh, tidur
Republik negara, warga agama dan (komitmen). dengan hewan peliharaan, anak-anak tidak bisa sekolah karena
Indonesia negara, penduduk, kepercayaan di biaya, layanan kesehatan yang buruk, anak-anak kekurangan gisi.
Tahun 1945 agama dan Indoensia. INDIKATOR NILAI- Semua itu disebabkan karena pengelolaan sumber kekayaan dan
yang mengatur kepercayaan serta 5. Pasal yang NILAI sumber daya yang tidak amanah, dikorupsi, dan tidak bertentangan
tentang wilayah pertahanan dan mengatur ANTIKORUPSI dengan keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia (nilai adil,
negara, warga keamanan. tentang KESETARAAN: kebersamaan, peduli)
negara dan 3 Menganalisis pertahanan kesejajaran, Batas Wilayah negara adalah garis batas yang merupakan pemisah
penduduk, pasal-pasal yang dan keamanan sama kedaulatan suatu negara yang didasarkan atas hukum internasional.
agama dan mengatur tentang nasional tingkatan/kedud Dengan hukum di undang undang yaitu uu no 43 tahun 2008 yaitu -
kepercayaan, wiayah negara, 6. Perilaku ukan, Wilayah negara mengatur tentang Wilayah negara indonesia meliputi
pertahanan dan warganegara, kewajiban sebanding daratan ' perairan pedalaman ' perairan kepulauan dan laut teritorial
keamanan penduduk, agama warga negara sepadan, beserta dasar laut dan tanah didalamnya. Ini berarti kekayaan yang
1.2. Menelaah dan kepercayaan yang di atur seimbang. ada di darat maupun lautan menjadi kekuasaan pemerintah
ketentuan serta pertahanan dalam UUD KEBERSAMAAN: Indonesia, apabila ada orang atau kelompok orang atau negara lain
Undang-Undang dan keamanan. Negara hal bersama, yang mengambil kekayaan di wilayah kekuasaan Indonesia termasuk
Dasar Negara 4 Menjelaskan Repulbik seperti rasa tindakan korupsi seperti illegal fishing, karena bertentangan dengan
Republik pengertian wialayh Indonesia persaudaraan/ nilai keadilan, kepemilikan, tanggung jawab serta peduli)
Indonesia negara Tahun 1945 kekeluargaan, Ketentuan hukum tentang wilayah negara indonesia diatur dalam UU
Tahun 1945 5 Membedakan (nilai tanggung senasib No 43 tahun 2008 negara kesatuan republik indonesia adalah sebuah
yang mengatur penduduk dan jawab) sepenanggung negara kepulauannya yang berciri nusantara dengan wilayah yang
tentang wilayah bukan penduduk. 7. Perilaku an, dan merasa batas- batas dan haknya ditetapkan dengan undang undang.
negara, 6 Menemukan pasal tanggung menjadi satu Kekuasaan negara atas kekayaan alam alam yang terkandung dalam
warganegara dalam UUD jawab moral kesatuan dalam wilayah NKRI. Siapa yang mengusai kekayaan alam tersebut
dan penduduk, Negara Republik dalam (integritas), jawabannya adalah di pasal 33 ayat 2 dan 3 UUD NRI 1945.
agama dan Indonesia Tahun mewujdukan KOMITMEN: Ketentuan menurut pasal tersebut ditegaskan menyatakan bahwa
kepercayaan, 1945 yang kesadran bela Perjanjian, seluruh kekayaan alam dikuasai negara dan digunakan untuk
serta mengatur tentang negara (nilai keterikatan kemakmuran rakyat.(nilai adil) Oleh karena setiap kebijakan yang
pertahanan dan tanggung untuk dikeluarkan oleh pemerintah terkait dengan pengelolaan sumber
82
Dimensi,
Indikator
Materi Indikator, dan Pengintegrasian
No Kompetensi Dasar Pencapaian
Pembelajaran Nilai-Nilai Nilai-Nilai Antikorupsi dalam Materi PPKn
Kompetensi
Antikorupsi
keamanan kebebasan jawab,) melakukan kekayaan alam Indonesia harus dipergunakan untuk sebesar-
4.2.Menyaji hasil memeluk agama 8. Usaha sesuatu (yang besarnya kemakmuran rakyat.(nilai adil, kebersamaan, tanggung
telaah tentang dan kepercayaan menjaga telah jawab)
ketentuan di Indoensia. keamanan disepakati), Penduduk ialah warga negara Indonesia dan orang asing yang
Undang-Undang 7 Menganalisis lingkungan kontrak. bertempat tinggal di Indonesia [Pasal 26 (2)**] sedangkan warga
Dasar Negara pasal yang sebagai wujud KONSEKUEN: negara ialah orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang-orang
Republik mengatur tentang bela negara. Sesuai dengan bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai warga
Indonesia pertahanan dan (nlai tangung apa yang negara [Pasal 26 (1)]. Orang asing yang tinggal di Indonesia tanpa
Tahun 1945 keamanan jawab) dikatakan/diper mampu menunjukan surat resmi ijin tinggal atau penyalahgunaan
yang mengatur nasional 9. Kajiban warga buat, berwatak dokumen kunjungan ke Indonesia termasuk tindakan korup seperti
wilayah negara, 8 Menunjukan negara dalam teguh, tidak tenaga kerja illegal, karena bertentangan dengan peraturan
warga negara perilaku kewajiban penyelenggara menyimpang perundangan yang berlaku di Indonesia (nilai jujur, sportif, tanggung
dan penduduk, warga negara an kerukuan dari apa yang jawab)
agama dan yang di atur dalam antar dan sudah Jaminan memeluk agama dan kepercayaan di Indonesia.Negara
kepercayaan, UUD Negara intern umat diputuskan berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa [Pasal 29 (1)]. Negara
serta Repulbik beragama. KEPEMILIKAN: menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk
pertahanan dan Indonesia Tahun (nilai kerjasana, perihal agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya
keamanan 1945 (nilai kebersamaan,) kepemilikan dan kepercayaannya itu [Pasal 29 (2)]. Berdasarkan pasal tersebut,
tanggung jawab) 10.Sajian hasil HEMAT: berhati- maka setiap pemeluk agama dan kepercayaan harus saling
9 Memberikan kajian tentang hati dalam menghargai dan toleransi keberadaan masing-masing. Tidak boleh
contoh perilaku ketentuan membelanjakan orang melakukan penistaan agama, tidak boleh mengganggu orang
tanggung jawab dalam UUD uang, tidak yang sedang beribadah, tidak memaksakan kehendak untuk memeluk
moral dalam Negara boros, cermat. agama atau kepercayaan tertentu terhadap orang lain, karena
mewujdukan Republik BIJAKSANA: bertentangan dengan UUD NRI Tahun 1945, maka tindakan tersebut
kesadran bela Indonesia selalu termasuk tindakan koruptif atau tindakan yang merusak kebebasan
negara (nilai Tahun 1945 menggunakan untuk memeluk agama atau kepercayaan (nilai adil, religius,
tanggung jawab,) terkait dengan akal budinya bijaksana, tanggung jawab). Oleh karena itu menjaga kerukunan antar
10 Mempraktikan wiayah negara, (pengalaman dan inter umat beragama menjadi kewajiban setiap warga negara,
usaha menjaga warga negara, dan dari situlah tercipta masyarakat yang damai, sejahtera dan tentram
keamanan penduuk, pengetahuanny (nilai kebersamaan, kerjasama).
lingkungan agama dan a), arif, tajam Pertahanan dan keamanan negara.
sebagai wujud kepercayaan pikiran, pandai Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha
bela negara.(nlai serta dan hati-hati pertahanan dan keamanan negara [Pasal 30 (1)**] Usaha pertahanan
tangung jawab) pertahanan (cermat, teliti, dan keamanan negara dilaksanakan melalui sishankamrata oleh TNI
dan keamanan. dsb.) dan POLRI sebagai kekuatan utama, dan rakyat sebagai kekuatan
82
Dimensi,
Indikator
Materi Indikator, dan Pengintegrasian
No Kompetensi Dasar Pencapaian
Pembelajaran Nilai-Nilai Nilai-Nilai Antikorupsi dalam Materi PPKn
Kompetensi
Antikorupsi
11 Berpartisipasi aktif IKHLAS: bersih pendukung [Pasal 30 (2)**]. Susunan dan kedudukan TNI, POLRI,
kewajiban warga hati, tulus hati. hubungan kewenangan TNI dan POLRI, syarat-syarat keikutsertaan
negara dalam BERBAGI: warga negara dalam usaha pertahanan dan keamanan negara, serta
penyelenggaraan membagi hal-hal yang terkait dengan pertahanan dan keamanan diatur dengan
kerukuan antar sesuatu undang-undang
dan intern umat bersama, [Pasal 30 (5)**], Setiap warga negara dalam hal Pertahanan dan
beragama. (nilai membagi diri, keamanan negara diperlukan tidak hanya pada saat perang, namun
kerjasana, saling memberi tidak dalam kondisi perangpun diperlukan, seperti mempertahankan
kebersamaan,) pengalaman. kelestarian alam sekitar, sumber air, kebersihan lingkungan,
12 Menyajikan hasil RAJIN: suka mempertahkan lingkungan alam dari pencemaran, itu semua
kajian tentang bekerja (belajar merupakan bentuk-bentuk tindakan antikorupsi (nilai tanggung jawab,
ketentuan dalam dsb.), tekun, disiplin, komitmen, keberanian mengambil resiko),
UUD Negara sungguh- Menjaga keamanan negara. Pasal 30 (5) secara tegas mewajibkan
Republik sungguh untuk menjaga keamanan negara. Artinya setiap warga negara
Indonesia Tahun bekerja, selalu mempunyai kewajiban menciptakan keamanan sekitar, mulai
1945 terkait berusaha giat, lingkungan terdekat seperti siskamling, menghindari konflik antar
dengan wiayah terus menerus. kelompok, antar kampong, hingga teruas yaitu negara seperti
negara, warga SPORTIF: bersifat menjaga keamanan dari rongrongan negara lain, terorisme,
negara, penduuk, kesatria, jujur, sparatisme, atau permbuatan maker. (nilai tanggung jawab, nilai
agama dan tegak (tetap komitmen}..
kepercayaan serta pendirian, tetap
pertahanan dan memegang
keamanan. keadilan).
3 1.3 Menghargai 1. Menerima dengan 1. Ajaran teori TANGGUNG Ajaran Trias Politika
nilai-nilai terkait rasa syukur Trias Politika JAWAB: Sebagai negara demokrasi, pemerin-tahan Indonesia menerapkan
fungsi dan terhadap Tuhan 2. Lembaga keadaan wajib teori trias politika. Trias politika adalah pembagian
kewenangan Yang Maha Esa negara menanggung kekuasaan pemerintahan menjadi tiga bidang yang memiliki
lembaga- atas peran Indonesia segala kedudukan sejajar. Sehingga tidak terjadi monopoli kekuasaan dan itu
lembaga negara lembaga negara berdasarkan sesuatunya bertentangan asas demokrasi dan keadilan (nilai adil) dan
menurut yang menjalankan ajaran Trias (kalau terjadi memonopoli kekuasaan akan cenderung korupsi dan seswenang-
Undang-Undang tugas dan fungsi Politika. apa-apa boleh wenang dalam menjalankan kekuasaaanya dan ini termasuk tindakan
Dasar Negara demi kepentingan 3. Penggolongan dituntut, koruptif yang bertenangan dengan nilai nilai keadilan (nilai adil)
Republik rakyat. fungsi dan dipersalahkan, Ketiga bidang tersebut yaitu : 
Indonesia 2. Menunjukan sikap weweang diperkarakan, 1. Legislatif bertugas membuat undang undang. Bidang legislatif
Tahun 1945 mau menerima lembaga dsb. Misalnya adalah Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).
82
Dimensi,
Indikator
Materi Indikator, dan Pengintegrasian
No Kompetensi Dasar Pencapaian
Pembelajaran Nilai-Nilai Nilai-Nilai Antikorupsi dalam Materi PPKn
Kompetensi
Antikorupsi
sebagai bentuk keberadaan negara di berani dan siap 2. Eksekutif bertugas menerapkan atau melaksanakan undang-
sikap beriman lembaga negara Indonesia. menerima undang. Bidang eksekutif adalah presiden dan wakil presiden
dan bertaqwa yang menjalankan 4. Keterkaitan resiko, amanah, beserta menteri-menteri yang membantunya.
2.3 Bersikap peduli fungsi dan tugas hubungan tidak mengelak, 3. Yudikatif bertugas mempertahankan pelaksanaan undang-
terhadap untuk melayani antar lembaga dan berbuat undang. Adapun unsur yudikatif terdiri atas Mahkamah Agung(MA)
lembaga- kepentingan rakyat negara. yang terbaik), dan Mahkamah Konstitusi (MK).
lembaga di banyak. 5. Penyimpangan hak fungsi Lembaga-lembaga negara Indonesia diposisikan sesuai dengan
sekolah sebagai 3. Menjelaskan kewenangan menerima ketiga unsur di depan.Berikut adalah nama lembaga-lembaga negara
cerminan dari ajaran teori Trias lembaga pembebanan hasil amandemen UUD'45, fungsi, tugas dan wewenangnya. 
lembaga- Politika negara sebagai akibat 1. Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) 
lembaga negara 4. Menggolongan sehingga sikap pihak Anggota MPR terdiri atas anggota DPR dan anggota DPD yang dipilih
3.3 Menganalisis lembaga negara menimbulkan sendiri atau melalui pemilihan umum untuk masa jabatan selama lima tahun dan
fungsi dan Indonesia tindakan pihak lain, berakhir bersamaan pada saat anggota MPR yang baru
kewenangan berdasarkan koruptif. melaksanakan mengucapkan sumpah/janji yang dipandu oleh Ketua Mahkamah
lembaga- ajaran Trias 6. Sikap perilaku dan Agung dalam sidang paripurna MPR. Sebelum UUD 1945
lembaga Negara Politika. yang harus menyelesaikan diamandemen, MPR berkedudukan sebagai lembaga tertinggi
menurut 5. Membuat table ditunjukkan tugas dengan negara. Dalam sejarah ketatatanegaraan RI, MPR pernah melakukan
Undang- penggolongan sebagai wujud sungguh- penyimpangan, dan itu termasuk tindakan korup, merugikan,
UndangDasar fungsi dan komitmen sungguh. merusak, seperti mengangkat Presiden seumur hidup. Dan ini
Negara weweang lembaga antikorupsi. DISIPLIN: tata melanggar konstitusi bertentangan dengan nilai keadilan (nilai adil)
Republik negara di 7. Perilaku para tertib, ketaatan Namun, setelah UUD 1945 istilah lembaga tertinggi negara tidak ada
Indonesia Indonesia. aparatur sipil (kepatuhan) yang ada hanya lembaga negara. Dengan demikian, sesuai dengan
Tahun 1945 6. Membuat table negara untuk pada peraturan, UUD 1945 yang telah diamandemen maka MPR termasuk lembaga
4.3 Mendemon- penggolongan hak menghindari tepat waktu, negara. Sesuai dengan Pasal 3 Ayat 1 UUD 1945 MPR amandemen
strasikan hasil dan kewajiban tindakan tertib, dan mempunyai tugas dan wewenang sebagai berikut (1).mengubah dan
analis tentang MPR korupsi. konsisten. menetapkan undang-undang dasar; (2) melantik presiden dan wakil
fungsi dan 6. Menganalisis 8. Sajian hasil JUJUR: lurus hati, presiden;
kewenangan keterkaitan analisis hasil tidak curang, (3) memberhentikan presiden dan wakil presiden dalam masa
lembaga- hubungan antar kajian tulus, dapat jabatannya menurut undang-undang dasar.
lembaga Negara lembaga negara. keterkaitan dipercaya, Dalam menjalankan tugas dan wewenangnya, anggota MPR
menurut 7. Menunjukan antar fungsi berkata dan mempunyai hak dan kewajiban. Tugas Anda adalah membuat tabel
Undang-Undang contoh lembaha bertindak mencatat hak dan kewajiban MPR menurut UUD NRI Tahun 1945
Dasar Negara penyimpangan negara benar, hasil amandemen.Walau MPR memliki kewenangan dan hak, tetapi
Republik kewenangan menurut UUD mengungkapka tidak boleh sewenang-wenang, karena akan merugikan seluruh rakyat
Indonesia lembaga negara Negara n sesuatu Indonesia, karena itu pelaksanaannya di atur dengan undang-undang,
82
Dimensi,
Indikator
Materi Indikator, dan Pengintegrasian
No Kompetensi Dasar Pencapaian
Pembelajaran Nilai-Nilai Nilai-Nilai Antikorupsi dalam Materi PPKn
Kompetensi
Antikorupsi
Tahun 1945 sehingga Republik sesuai dengan agar dalam menjalankan tugas dan fungsi tidak bertentangan dengan
menimbulkan Indonesia kenyataan nilai keadilan dan tanggung jawab (nilai adil dan tanggung jawab)
tindakan koruptif. Tahun 1945. (tidak
8 Menunjukkan berbohong), 2. Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)
contoh sikap dan punya niat DPR merupakan lembaga perwakilan rakyat yang berkedudukan
perilaku yang yang lurus sebagai lembaga negara. Lembaga negara DPR mempunyai fungsi
harus ditunjukkan terhadap setiap berikut ini :
sebagai wujud tindakan. 1. Fungsi legislasi, artinya DPR berfungsi sebagai lembaga pembuat
komitmen SEDERHANA: undang-undang. Produk undang-undang selalu memberikan
antikorupsi. bersahaja, keadilan bagi seluruh rakyat (nilai adil) dan memperhatikan
9. Menampilkan diri sikap dan kesejahteraan bersama (nilai kebersamaan)
perilaku para perilaku yang 2. Fungsi anggaran, artinya DPR berfungsi sebagai lembaga yang
aparatur sipil tidak berhak untuk menetapkan Anggaran Pendapatan dan Belanja
negara untuk berlebihan, Negara (APBN). Dalam menetapkan APBN harus bisa
menghindari tidak banyak mensejahterakan dan kemanfaatan bagi seluruh rakyat Indonesia
tindakan korupsi. seluk-beluknya, (nilai kebersamaan, peduli)
10 Menyajikan hasil tidak banyak 3. Fungsi pengawasan, artinya DPR sebagai lembaga yang
analisis hasil pernik, lugas, melakukan pengawasan terhadap pemerintahan yang
kajian keterkaitan apa adanya, menjalankan undang-undang.
antar fungsi hemat, sesuai DPR sebagai lembaga negara mempunyai hak-hak. Tugas Anda
lembaha negara kebutuhan, dan adalah membaca dan mengidentifikasi dalam UUD NRI Tahun 1945
menurut UUD rendah hati. tenang hak-hak DPR. Silahkan dikerjakan secara individu. Seperti
Negara Republik KERJA KERAS: halnya
Indonesia Tahun kegiatan Disamping MPR, DPR juga memiiki hak dan kewenangan, dalam
1945. melakukan menggunakan hak dan kewenangannya DPR tidak boleh semena-
sesuatu dengan mena, sebagai wakil rakyat kekuasaan yang dimiliki harus lebih
sungguh- mengutamakan kepentingan umum (nilai adil, kebersamaan)
sungguh,
pantang 3. Dewan Perwakilan Daerah
menyerah/ulet DPD merupakan lembaga perwakilan daerah yang berkedudukan
dan semangat sebagai lembaga negara. DPD terdiri atas wakil-wakil dari provinsi
dalam yang dipilih melalui pemilihan umum. Sesuai dengan Pasal 22 D UUD
berusaha. 1945 maka kewenangan DPD, ada 4 macam yaitu mengajukan RUU,
MANDIRI: dalam ikut membahas RUU, memberi pertimbangan dan dapat mengawasi.
keadaan dapat Secara rinci kewenangan tersebut adalah (a) Mengajukan RUU
82
Dimensi,
Indikator
Materi Indikator, dan Pengintegrasian
No Kompetensi Dasar Pencapaian
Pembelajaran Nilai-Nilai Nilai-Nilai Antikorupsi dalam Materi PPKn
Kompetensi
Antikorupsi
berdiri sendiri, kepada DPR yang berkaitan dengan otonomi daerah, hubungan pusat
tidak dengan daerah, pembentukan dan pemekaran, serta penggabungan
bergantung daerah, pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi
dengan orang lainnya, perimbangan keuangan pusat dan daerah. (b) Ikut
lain, percaya membahas rnacangan undang-undang yang berkaitan dengan
pada otonomi daerah, hubungan pusat dengan daerah, pembentukan dan
kemampuan diri pemekaran, serta penggabungan daerah, pengelolaan sumber daya
sendiri, mampu alam dan sumber daya ekonomi lainnya, perimbangan keuangan
mengatur pusat dan daerah. (c). Dapat memberi pertimbangan kepada DPR
dirinya sendiri, yang berkaitan RAPBN, pajak, pendidikan, dan agama. (d). Dapat
dan mengambil melakukan pengawasan yang berkaitan dengan pelaksanaan
inisiatif. undang-undang otonomi daerah, hubungan pusat dengan daerah,
ADIL: sama berat, pembentukan dan pemekaran serta penggabungan daerah,
tidak berat pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya,
sebelah, tidak perimbangan keuangan pusat dengan daerah, pajak, pendidikan, dan
memihak /tidak agama. Setiap anggota DPD tidak bisa memaksakan kehendak dalam
pilih kasih, memperjuangkan kewenangannya, seperti usulan pemekaran suatu
berpihak/berpe daerah, melakukan loby-loby ilegal kepada DPR agar anggaran
gang kepada daerah ditambah, karena merupakan tindakan korupsi, (nilai
kebenaran, kejujuran, nilai sportif, nilai tanggung jawab)
sepatutnya,
tidak 4. Presiden dan Wakil Presiden
sewenang- Presiden adalah lembaga negara yang memegang kekuasaan
wenang, eksekutif yaitu presiden mempunyai kekuasaan untuk menjalankan
seimbang, pemerintahan. Presiden mempunyai kedudukan sebagai kepala
netral, objektif pemerintahan dan sekaligus sebagai kepala negara. Presiden dan
dan wakil presiden memegang jabatan selama lima tahun dan
proporsional. sesudahnya dapat dipilih kembali hanya untuk satu kali masa jabatan.
BERANI: Presiden dan wakil presiden sebelum menjalankan tugasnya
mempunyai hati bersumpah atau mengucapkan janji dan dilantik oleh ketua MPR
yang mantap dalam sidang MPR. Dalam mengucapkan sumpah adalah “bertindak
dan rasa adil”, namun kenyataannya belum bisa memberikan keadilan yang
percaya diri seadi-adilnya. Seperti masalah penggusuran, relokasi tempat tinggal,
yang besar masih banyak layanan kesehatan, pendidikan, gizi, yang tidak layak
dalam untuk orang miskin, dan ini merupakan tindakan korupsi, karena
82
Dimensi,
Indikator
Materi Indikator, dan Pengintegrasian
No Kompetensi Dasar Pencapaian
Pembelajaran Nilai-Nilai Nilai-Nilai Antikorupsi dalam Materi PPKn
Kompetensi
Antikorupsi
menghadapi bertentangan dengan nilai keadilan, nilai tanggung jawab, nilai
bahaya, komitmen, nilai kebersamaan terhadap tugas yang di emban.
kesulitan, dsb. Setelah dilantik, presiden dan wakil presiden menjalankan
(Tidak takut, pemerintahan sesuai dengan program yang telah ditetapkan sendiri.
gentar, kecut) Dalam menjalankan pemerintahan, presiden dan wakil presiden tidak
dan pantang boleh bertentangan dengan UUD 1945. Presiden dan wakil presiden
mundur. menjalankan pemerintahan sesuai dengan tujuan negara yang
PEDULI: tercantum dalam Pembukaan UUD 1945.
mengindahkan, Sebagai seorang kepala negara, menurut Undang-Undang
memperhatikan Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Presiden mempunyai
(empati), wewenang, hak dan kewajiban.
menghiraukan, Tugas Anda adalah mencatat dan melaporkan kepada guru tentang
menolong, (1) wewenang (2) hak dan (3) kewajiban Presiden/wakil presiden
toleran, setia sebagai seorang kepala pemerintahan. Selain sebagai kepala negara
kawan, dan kepala pemerintahan, seorang presiden juga merupakan
membela, panglima tertinggi angkatan perang. Dalam kedudukannya seperti
memahami, ini, presiden mempunyai wewenang sebagai berikut: (1) menyatakan
menghargai, perang, membuat perdamaian dan perjanjian dengan negara
dan lain dengan persetujuan DPR (2) membuat perjanjian internasional
memperlakukan lainnya dengan persetujuan DPR (3) menyatakan keadaan bahaya 
orang lain Sebagai kepala pemerintahan dan kepala negara, Presiden dalam
sebaik-baiknya. menjalankan kewenangan, hak dan kewajiban harus lebih
mendahulukan kepentingan umum (nilai keadilan, nilai kebersamaan,
komitmen) dari pada kepentingan pribadi atau golongan.

5. Mahkamah Agung
Mahkamah Agung merupakan lembaga negara yang memegang
kekuasaan kehakiman. Kekuasaan kehakiman merupakan kekuasaan
yang merdeka untuk menyelenggarakan peradilan guna menegakkan
hukum dan keadilan. Mahkamah Agung adalah pengadilan tertinggi di
negara kita. Perlu diketahui bahwa peradilan di Indonesia dapat
dibedakan peradilan umum, peradilan agama, peradilan militer, dan
peradilan tata usaha negara (PTUN). Kewajiban dan wewenang
Mahkamah Agung, antara lain sebagai berikut:
1. berwenang mengadili pada tingkat kasasi, menguji peraturan
82
Dimensi,
Indikator
Materi Indikator, dan Pengintegrasian
No Kompetensi Dasar Pencapaian
Pembelajaran Nilai-Nilai Nilai-Nilai Antikorupsi dalam Materi PPKn
Kompetensi
Antikorupsi
perundangundangan di bawah undang-undang terhadap undang-
undang, dan mempunyai wewenang lainnya yang diberikan oleh
undang-undang; 
2. mengajukan tiga orang anggota hakim konstitusi; 
3. memberikan pertimbangan dalam hal presiden memberi grasi
dan rehabilitasi.
MA dalam menjalankan kewajiban dan kewenangan harus benar-
benar memberikan rasa keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia (nilai
adil, tanggung jawab, komitmen). Putusan keadilan yang diambil
didasarkan pada hati nurani para hakim agung, dan dapat
dipertanggung jawabkan di hadapan Tuhan Yang Maha Esa dan
seluruh rakyat Indonesia. Oleh karena itu putusan keadilan yang
diambil tidak boleh berdasarkan kepentingan pribadi, golongan, atau
kelompok , karena hal ini termasuk tindakan korupsi yang
bertentangan nilai keadilan, nilai tanggung jawab, komitmen, dan
kejujuran)

6. Mahkamah Konstitusi
Keberadaan Mahkamah Konstitusi diatur dalam Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 24 ta-hun 2003 tentang Mahkamah
Konstitusi. Mahkamah Konstitusi berwenang mengadili pada tingkat
pertama dan terakhir yang putusannya bersifat final. Mahkamah
Konstitusi wajib memberikan putusan atas pendapat DPR bahwa
Presiden dan/atau Wakil Presiden diduga melanggar UUD NRI Tahun
1945. Tidak jauh dengan MA, setiap putusan MK, harus benar-benar
memberikan rasa keadilan yang seadil-adilnya. Barangkali masih
ingat kasus Hakim MK yang terkena kasus suap seperti Aqil Muhtar,
Patrialis Akbar, perilaku seperti itu benar-benar tidakan korupsi yang
merusak dan menciderai keadilan di Indonesia, karena bertentangan
dengan nilai keadilan, nilai komitmen, nilai kejujuran dan nilai
tanggung jawab.

7. Komisi Yudisial
Komisi Yudisial adalah lembaga negara yang mempunyai wewenang
82
Dimensi,
Indikator
Materi Indikator, dan Pengintegrasian
No Kompetensi Dasar Pencapaian
Pembelajaran Nilai-Nilai Nilai-Nilai Antikorupsi dalam Materi PPKn
Kompetensi
Antikorupsi
berikut ini: (1) mengusulkan pengangkatan hakim agung; (2) menjaga
dan menegakkan kehormatan, keluhuran martabat, serta perilaku
hakim. Anggota Komisi Yudisial harus mempunyai pengetahuan dan
pengalaman di bidang hukum serta memiliki integritas dan
kepribadian yang tidak tercela. Anggota Komisi Yudisial diangkat dan
diberhentikan oleh presiden dengan persetujuan DPR. Anggota
Komisi Yudisial terdiri atas seorang ketua merangkap anggota,
seorang wakil ketua merangkap anggota, dan tujuh orang anggota.
Masa jabatan anggota Komisi Yudisial lima tahun. Komisi Yudisial
dalam menegakkan kehormatan, keluhuran martabat serta perilaku
hakim yang tidak jujur, tidak amanah, tidak komitmen terhadap
integritasnya, harus benar-benar memberikan penilaian obyektif,
transparan, dan dipertanggung jawabkan terhadap Tuhan Yang Maha
Esa dan seluruh rakyat Indonsia. (nilai adil, komitmen, tanggung
jawab dan kejujuran). Kasus Patrialis Akbar yang kena operasi
tangkap tangan (OTT) yang diduga menerima suap

8. Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)


Kedudukan BPK sejajar dengan lembaga negara lainnya. Untuk
memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara
diadakan satu Badan Pemeriksan Keuangan yang bebas dan mandiri.
Jadi, tugas BPK adalah memeriksa pengelolaan keuangan negara.
Hasil pemeriksaan BPK diserahkan kepada DPR, DPD, dan DPRD
sesuai dengan kewenangannya. Berdasarkan UUD 1945 Pasal 23 F
maka anggota BPK dipilih oleh DPR dengan memperhatikan
pertimbangan DPD dan diresmikan oleh presiden. BPK berkedudukan
di ibu kota negara dan memiliki perwakilan di setiap provinsi. Sebagai
lembaga yang bebas dan mandiri dalam memeriksa keuangan
negara, BPK dalam menjalankan tugas tidak tebang pilih, dan harus
jujur, akuntabel, terbuka dan transparan hasil pemeriksaan , karena
tindakan ini sebagai komitmen terhadap pemberantasan tindak pidara
korupsi. (nilai adil, jujur dan komitmen)
4 1.4 Menghormati 1. Mensyukuri 2. Otonomi Otonomi Daerah.
hubungan hubungan daerah dalam Otonomi daerh merupakan hak, wewenang, dan kewajiban daerah
pemerintah struktural dan konteks negara otonom untuk mengatur dan mngurus sendiri urusan pemerintahan
82
Dimensi,
Indikator
Materi Indikator, dan Pengintegrasian
No Kompetensi Dasar Pencapaian
Pembelajaran Nilai-Nilai Nilai-Nilai Antikorupsi dalam Materi PPKn
Kompetensi
Antikorupsi
pusat dan fungsional antara Kesatuan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan paeraturan
daerah menurut pemerintah pusat Republik perundangan yang berlaku. Ketika kewenangan diberikan oleh
Undang-Undang dan pemerintah Indonesia; pemerintah pusat tidak jarang disalahgunakan kepala daerah untuk
Dasar Negara daerah 3. Kedudukan keuntungan pribadi, melakukan pemerintahan tidak amanah, serakah,
Republik berdasarkan UUD dan peran dan ini bertentangan dengan nilai keadilan, kebersamaan, komitmen.
Indonesia 1945 pemerintah Dalam perubahan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 2. Menghargai daerah Tahun 1945 mengatur hubungan wewenang pemerintah pusat dan
sebagai hubungan 4. Hubungan pemerintahan daerah dalam satu pasal, yaitu Pasal 18A ayat (1) dan
anugerahTuhan struktural dan struktural dan ayat (2) bahwa hubungan wewenang antara pemerintah pusat dan
Yang Maha Esa fungsional antara fungsional pemerintahan daerah provinsi, kabupaten, dan kota, atau antara
2.4 Bersikap peduli pemerintah pusat pemerintah provinsi dan kabupaten dan kota, diatur dengan undang-undang
terhadap dan pemerintah pusat dan dengan memperhatikan kekhususan dan keragaman daerah
hubungan daerah pemerintah
pemerintah berdasarkan UUD daerah;. Menurut UU No. 32 Tahun 2004 : Pengertian otonomi daerah menurut
pusat dan 1945 5. Kebijakan UU No. 32 Tahun 2004 adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah
daerah yang 3. Menjelaskan kebijakan otonomi untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan
harmonis di otonomi daerah pemerintah dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan
daerah dalam konteks untuk perundang-undangan yang berlaku. 
setempat negara Kesatuan kepentingan Tujuan Otonomi daerah
3.4.Merumuskan Republik masyarakat * agar tidak terjadi pemusatan dalam kekuasaan pemerintahan pada
hubungan Indonesia; yang tingkat pusat sehingga jalannya pemerintahan dan pembangunan
pemerintah 4. Menjelaskan dilaksanakan berjalan lancar
pusat dan kedudukan dan secara ADIL * agar pemerintah tidak hanya dijalankan oleh pemerintah pusat,
daerah menurut peran pemerintah dan tetapi daerah pun dapat diberi hak untuk mengurus sendiri
Undang-Undang daerah BERTANGGU kebutuhannya Pemberian hak dan wewenang sering dimanfaatkan
Dasar Negara 5. Menganalisis NG JAWAB, untuk mengeruk kepentingan pribadi seperti korupsi dan baniak
Republik hubungan 6. Kasus-kasus kepala daerah dipenjara. Hal ini mestinya tidak boleh terjadi karena
Indonesia struktural dan korupsi yang bertentangan dengan nilai keadilan, nilai komitmen, dan nilai
Tahun 1945 fungsional melibatkan kejujuran.
4.4.Merancang dan pemerintah pusat aparat atau * agar kepentingan umum suatu daerah dapat diurus lebih baik
melakukan dan pemerintah pejabat dengan memperhatikan sifat dan keadaan daerah yang mempunya
penelitian daerah; pemerintah kekhususan sendiri. (sbr: H.S. Sunardi dan Purwanto, Tri Bambang.
sederhana 6. Menyaji hasil pusat dan atau 2006. Pendidikan Kewarganegaraan untuk Kelas IX SMP dan MTs.
tentang telaah hubungan daerah. Jakarta : Global. Hal : 49-57). Perhatian pemerintah daerah
hubungan struktural dan 7. Sikap dan terhadap kepentingan rakyat masih belum merata, seperti masih
82
Dimensi,
Indikator
Materi Indikator, dan Pengintegrasian
No Kompetensi Dasar Pencapaian
Pembelajaran Nilai-Nilai Nilai-Nilai Antikorupsi dalam Materi PPKn
Kompetensi
Antikorupsi
pemerintah fungsional perilaku HIDUP terjadi kesenjangan yang dalam antara si kaya dan si miskin,
pusat dan pemerintahan SEDERHANA pelayanan keksehatan yang masih rendah, pelayanan pendidikan
pemerintah pusat dan daerah dalam yang belum merata, kesejahteraan sosial, ekonomi yang masih jauh
daerah menurut Undang- kehidupan dari harapan. Dimanapun daerah berada, disitulah kesenjangan
setempat Undang Dasar sehari-hari pasti ada. Tugas pemerintah daerah untuk mengatasi kesenjangan
menurut Negara Republik 8. Sajian hasil dan rendahnya pelayanan kepada masyarakat. Pada hal ini
Undang-Undang Indonesia Tahun telaah bertentangan dengan nilai keadilan, tanggung jawab, komitmen,
Dasar Negara 1945. hubungan dan kepedulian.
Republik 7. Menuliskan struktural dan Hubungan Struktural.
Indonesia kebijakan fungsional Hubungan struktural adalah hubungan yang didasarkan pada tingkat
Tahun 1945 kebijakan pemerintah dan jenjang dalam pemerintahan. Pemerintah pusat merupakan
pemerintah untuk pusat dan penyelenggara urusan pemerintahan di tingkat nasional. pemerintah
kepentingan pemerintah daerah merupakan penyelenggara urusan pemerintahan di daerah
masyarakat yang daerah secara masing masing bersama DPRD menurut asas otonomi dan tugas
dilaksanakan ADIL dan pembantuan, dalam sistem dan prinsip NKRI. Secara struktural
secara ADIL dan BERANI. presiden merupakan pemegang kekuasaan tertinggi dalam
BERTANGGUNG 9. Sajian hasil penyelenggara urusan pemerintahan di tingkat nasional. kepala
JAWAB, telaah daerah merupakan penyelenggara urusan pemerintahan di daerah
8. Menganalisis hubungan masing masing sesuai dengan prinsip otonomi seluas luasnya.
kasus-kasus struktural dan Secara realita prinsip otonomi seluas=luasnya menganggap bahwa
korupsi yang fungsional kebijakan yang diambil kepala daerah sudah benar, pada bila di
melibatkan aparat pemerintahan analisis bertentangan dengan peraturan perundangan yang berlaku
atau pejabat pusat dan (nilai keadilan). Oleh kaena itu tidak sedkit pemerintahan Joko
pemerintah pusat daerah Widodo membatalkan PERDA yang dianggap bertentangan dengan
dan atau daerah. menurut peraturan perundangan di atas. (nilai keadilan, nilai kebersamaan,
9. Menunjukkan Undang- tanggung jawab)
sikap dan perilaku Undang Dasar Secara struktural hubungan pemerintah pusat dan daerah diatur
HIDUP Negara dalam Peraturan Pemerintah Nomor 84 Tahun 2000. Berdasarkan
SEDERHANA Republik ketentuan tersebut daerah diberi kesempatan untuk membentuk
dalam kehidupan Indonesia lembaga-lembaga yang disesuaikan dengan kebutuhan daerah.
sehari-hari Tahun 1945. Untuk lebih jelasnya, hubungan struktural tersebut dapat kalian lihat
10.Menyajikan hasil pada bagan berikut.
telaah hubungan
struktural dan
fungsional
82
Dimensi,
Indikator
Materi Indikator, dan Pengintegrasian
No Kompetensi Dasar Pencapaian
Pembelajaran Nilai-Nilai Nilai-Nilai Antikorupsi dalam Materi PPKn
Kompetensi
Antikorupsi
pemerintah pusat
dan pemerintah
daerah secara
ADIL dan
BERANI.

Hubungan Fungsional
Hubungan fungsional adalah hubungan yang didasarkan pada fungsi
masing-masing pemerintahan yang saling mempengaruhi dan saling
bergantung antara satu dengan yang lain. Pada dasarnya pemerintah
pusat dan daerah memiliki hubungan kewenangan yang saling
melengkapi satu sama lain. Hubungan tersebut terletak pada visi,
misi, tujuan, dan fungsinya masing-masing. Visi dan misi kedua
lembaga ini, baik di tingkat lokal maupun nasional adalah melindungi
serta memberi ruang kebebasan kepada daerah untuk mengolah dan
mengurus rumah tangganya sendiri berdasarkan kondisi dan
kemampuan daerahnya.
Adapun tujuannya adalah untuk melayani masyarakat secara adil dan
merata dalam berbagai aspek kehidupan. Sementara fungsi
pemerintah pusat dan daerah adalah sebagai pelayan, pengatur, dan
pemberdaya masyarakat. Hubungan wewenang antara pemerintah
pusat dan pemerintah daerah provinsi, kabupaten, dan kota atau
antara provinsi dan kabupaten dan kota diatur dengan undang-
undang dengan memperhatikan kekhususan dan keragaman daerah.
Hubungan keuangan, pelayanan umum, pemanfatan sumber daya
alam, dan sumber daya lainnya antara pemerintah pusat dan
pemerintahan daerah diatur dan dilaksanakan secara adil dan selaras
berdasarkan undang-undang. Pemberian hak dan kewenangan oleh
pemerintah pusat kepada daerah untuk mengelola sumber daya alam,
82
Dimensi,
Indikator
Materi Indikator, dan Pengintegrasian
No Kompetensi Dasar Pencapaian
Pembelajaran Nilai-Nilai Nilai-Nilai Antikorupsi dalam Materi PPKn
Kompetensi
Antikorupsi
sering dimanfaatkan untuk mengeruk kepentingan pribadi khusunya
seperti tambang, sumber mineral lainnya, bahkan untuk kepentingan
kelompoknya. Hal ini bertentangan dengan nilai keadilan, kejujuran,
kebersamaan dan komitmen moral untuk mensejahterakan rakyat.

Dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia terdapat dua cara


yang dapat menghubungkan antara pemerintah pusat dan pemeritah
daerah yaitu sentralisasi dan desentralisasi.
1. Sentralisasi adalah pengaturan kewenangan dari pemerintah
daerah kepada pemerintah pusat untuk mengurusi urusan rumah
tangganya sendiri berdasarkan prakarsa dan aspirasi dari
rakyatnya dalam kerangka negara kesatuan Republik Indonesia.
Desentralisasi sebenarnya adalah istilah dalam keorganisasian
yang secara sederhana di definisikan sebagai pengaturan
kewenangan. Di Indonesia sistem sentralisasi pernah diterapkan
pada zaman kemerdekaan hingga orde baru.
2. Desentralisasi adalah penyerahan kewenangan dari pemerintah
pusat kepada pemerintah daerah untuk mengurusi urusan rumah
tangganya sendiri berdasarkan prakarsa dan aspirasi dari
rakyatnya dalam kerangka negara kesatuan Republik Indonesia.
Dengan adanya desentralisasi maka muncullan otonomi bagi
suatu pemerintahan daerah. Desentralisasi sebenarnya adalah
istilah dalam keorganisasian yang secara sederhana di definisikan
sebagai penyerahan kewenangan. Tetapi penyerahan
kewenangan dari pemerintah usat ke daerah, tidak jarang di salah
gunakan untuk kepentingan pribadi, seperti korupsi, kolusi dan
nepotisme., sehingga dapat menimbulkan tindakan korup yang
meugikan banyak orang. Karena itu bertentangan dengan niai
keadilan, kebersamaan dan kepedulian.
Pengertian Integritas Nasional
Integrasi nasional adalah usaha dan proses mempersatukan
perbedaan perbedaan yang ada pada suatu negara sehingga
terciptanya keserasian dan keselarasan secara nasional. Seperti yang
5 1.5 Mensyukuri 1. Menunjukan rasa 1. Pengetian kita ketahui, Indonesia merupakan bangsa yang sangat besar baik
nilai-nilai yang syukur terhadap integritas dari kebudayaan ataupun wilayahnya. Di satu sisi hal ini membawa
82
Dimensi,
Indikator
Materi Indikator, dan Pengintegrasian
No Kompetensi Dasar Pencapaian
Pembelajaran Nilai-Nilai Nilai-Nilai Antikorupsi dalam Materi PPKn
Kompetensi
Antikorupsi
membentuk Tuhan Yang Maha nasional dampak positif bagi bangsa karena kita bisa memanfaatkan kekayaan
komitmen Esa terhadap 2. Macam-macam alam Indonesia secara bijak atau mengelola budaya yang melimpah
integrasi integritas nasional integritas untuk kesejahteraan rakyat, namun selain menimbulkan sebuah
nasional dalam dalam bingkai nasional keuntungan, hal ini juga akhirnya menimbulkan masalah yang baru.
bingkai Bhinneka Tunggal 3. Factor-faktor Kita ketahui dengan wilayah dan budaya yang melimpah itu akan
Bhinneka Ika sebagai pembentuk menghasilkan karakter atau manusia-manusia yang berbeda pula
Tunggal Ika Anugerah-NYA. integritas sehingga dapat mengancam keutuhan bangsa Indonesia. Indonesia
sebagai wujud 2. Menunjukkan nasional dalam rawan akan konflik, karena agar tidak terjadi konflik, maka keadilan
syukur sikap dan perilaku bingkai dan hukum harus ditegakan, kesejahteraan, pendidikan, kesehatan,
kepadaTuhan kerjasama dalam Bhinneka harus dimeratakan, diseluruh wilayah Indonesia (nilai keadilan, nilai
yang Maha Esa memecahkan Tunggal Ika. kesetaraan, nilai kebersamaan)
2.5 Menunjukkan persoalan demi 4. Contoh Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, integrasi nasional
sikap kerjasama terwujudnya perilaku yang mempunyai arti dua macam, yaitu:
dalam rangka integritas nasional menghambat 1. Secara politis, integrasi nasional adalah proses penyatuan
mewujudkan dalam bingkai terwujudnya berbagai kelompok budaya dan sosial ke dalam kesatuan wilayah
komitmen Bhinneka Tunggal integritas nasional yang membentuk suatu identitas nasional. Sejarah
integrasi Ikal nasional membuktikan sejak zaman kerajaan telah meuncul perebutan
nasional dalam 3. Menjelaskan sebagai kekuasaan, di jaman penjajahan bangsa Indonesia diadu domba,
bingkai pengetian tindakan jaman awal kemerdekaan kita tercerai berai karena taktik penjajah
Bhinneka integritas nasional koruptif. ingin menguasai kembali. Oleh karena rasa persatun dan
Tunggal Ika 4. Menjelaskan 5. Perilaku yang kesatuan harus tetap dijaga dan diwujudkan dalam kehidupan
3.5 Mengidentifikasi macam-macam mampu dibidang apapun. (nilai kesamaan, nilai keadilan)
faktor-faktor integritas nasional menumbuhkan 2. Secara antropologis, integrasi nasional adalah proses
pembentuk 5. Menganalisis terwujudkan penyesuaian di antara unsur-unsur kebudayaan yang berbeda,
integrasi factor-faktor integritas sehingga mencapai suatu keserasian fungsi dalam kehidupan
nasional dalam pembentuk nasional bermasyarakat dan berbangsa.
bingkai integritas nasional sebagai Pengertian Integritas Nasional Menurut Beberapa Ahli 
Bhinneka dalam bingkai tindakan 1. Howard Wriggins 
Tunggal Ika Bhinneka Tunggal antikoruptif. Integritas nasional berarti penyatuan bagian yang berbeda-beda
4.5.Mendemon- Ika. 6. Faktor-faktor dari suatu masyarakat menjadi suatu keseluruhan yang lebih utuh
strasikan faktor- 6. Memberikan pembentuk atau memadukan masyarakat-masyarakat kecil yang jumlahnya
faktor contoh perilaku integrasi banyak menjadi satu kesatuan bangsa.
pembentuk yang menghambat nasional dalam 2. Myron Weiner
integrasi terwujudnya bingkai Menurutnya Integrasi menunjuk pada proses penyatuan berbagai
nasional dalam integritas nasional Bhinneka kelompok budaya dan sosial ke dalam satu kesatuan wilayah,
82
Dimensi,
Indikator
Materi Indikator, dan Pengintegrasian
No Kompetensi Dasar Pencapaian
Pembelajaran Nilai-Nilai Nilai-Nilai Antikorupsi dalam Materi PPKn
Kompetensi
Antikorupsi
bingkai sebagai tindakan Tunggal Ika dalam rangka pembentukan suatu identitas nasional. 
Bhinneka koruptif. 3. Dr. Nazaruddin Sjamsuddin 
Tunggal Ika 7. Menampilkan Integrasi nasional ini sebagai proses penyatuan suatu bangsa
perilaku yang yang mencakup semua aspek kehidupannya, yaitu aspek sosial,
mampu politik, ekonomi, dan budaya. 
menumbuhkan 4. J. Soedjati Djiwandono 
terwujudkan Integrasi nasional sebagai cara bagaimana kelestarian persatuan
integritas nasional nasional dalam arti luas dapat didamaikan dengan hak
sebagai tindakan menentukan nasib sendiri. Dari pengertian diatas dapat
antikoruptif. disimpulkan bahwa integrasi nasional bangsa indonesia berarti
8. Mendemons- hasrat dan kesadaran untuk bersatu sebagai suatu bangsa,
trasikan faktor- menjadi satu kesatuan bangsa secara resmi, dan direalisasikan
faktor pembentuk dalam satu kesepakatan atau konsensus nasional melalui Sumpah
integrasi nasional Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928. 
dalam bingkai Berdaarkan beberapa pendapat ahli tersebut, bahwa integritas
Bhinneka Tunggal nasional bertujuan untuk menuju terwujudnya persatuan nasional
Ika yang dilandasi oleh kesadaran untuk bersatu dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara (nilai komitmen) dan semangat rela
berkorban untuk kepentingan orang banyak (nilai ikhlas, tanggung
jawab, kebersamaan). Oleh karena tindakan yang menyimpang dari
komitmen moral bersama untuk bersatuan, semangat rela berkorban,
tanggung jawab dan kebersamaan untuk bersatu termasuk tindakan
koruptif.

Faktor-faktor pendorong integrasi nasional.


1. Faktor sejarah yang menimbulkan rasa senasib dan seperjuangan.
2. Keinginan untuk bersatu di kalangan bangsa Indonesia
sebagaimana dinyatakan dalam Sumpah Pemuda tanggal 28
Oktober 1928.
3. Rasa cinta tanah air di kalangan bangsa Indonesia, sebagaimana
dibuktikan perjuangan merebut, menegakkan, dan mengisi
kemerdekaan.
4. Rasa rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan Negara,
sebagaimana dibuktikan oleh banyak pahlawan bangsa yang
gugur di medan perjuangan.
82
Dimensi,
Indikator
Materi Indikator, dan Pengintegrasian
No Kompetensi Dasar Pencapaian
Pembelajaran Nilai-Nilai Nilai-Nilai Antikorupsi dalam Materi PPKn
Kompetensi
Antikorupsi
5. Kesepakatan atau konsensus nasional dalam perwujudan
Proklamasi Kemerdekaan, Pancasila dan UUD 1945, bendera
Merah Putih, lagu kebangsaan Indonesia Raya, bahasa kesatuan
bahasa Indonesia.
6. Adanya simbol kenegaraan dalam bentuk Garuda Pancasila,
dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika.
7. Pengembangan budaya gotong royong yang merupakan ciri khas
kepribadian bangsa Indonesia secara turun temurun.
Penderitaan di masa penjajahan menumbuhkan dorongan untuk
bersatu melawan penjajah (nilai komitmen), perasaan senasib dan
seperjuangan menjadi factor pendorong timbulnya integritas nasional.
Oleh karena itu kunci utama agar tetap tumbuh dan terwujudnya
integritas nasional dari dilandasi oleh semangat kerjasama,
kerukunan, keadilan, dan kebersamaan dalam menghadapi tantangan
dan ancaman (nilai komitmen, kebersamaan, keadilan dan tanggung
jawab) perlu dilestarikan dan dijadikan moral utama mempertahankan
integritas nasional.
Faktor-faktor penghambat integrasi nasional.
1. Masyarakat Indonesia yang heterogen (beraneka ragam) dalam
faktor-faktor kesukubangsaan dengan masing-masing kebudayaan
daerahnya, bahasa daerah, agama yang dianut, ras dan
sebagainya.
2. Wilayah negara yang begitu luas, terdiri atas ribuan kepulauan
yang dikelilingi oleh lautan luas.
3. Besarnya kemungkinan ancaman, tantangan, hambatan dan
gangguan yang merongrong keutuhan, kesatuan dan persatuan
bangsa, baik yang berasal dari dalam maupun luar negeri.
4. Masih besarnya ketimpangan dan ketidakmerataan pembangunan
dan hasil-hasil pembangunan menimbulkan berbagai rasa tidak
puas dan keputusasaan di masalah SARA ( Suku, Agama, Ras,
dan Antargolongan), gerakan separatisme dan kedaerahan,
demonstrasi dan unjuk rasa.
5. Adanya paham “etnosentrisme” di antara beberapa suku bangsa
yang menonjolkan kelebihan-kelebihan budayanya dan
menganggap rendah budaya suku bangsa lain.
82
Dimensi,
Indikator
Materi Indikator, dan Pengintegrasian
No Kompetensi Dasar Pencapaian
Pembelajaran Nilai-Nilai Nilai-Nilai Antikorupsi dalam Materi PPKn
Kompetensi
Antikorupsi
6. Lemahnya nilai-nilai budaya bangsa akibat kuatnya pengaruh
budaya asing yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa, baik
melewati kontak langsung maupun kontak tidak langsung. Kontak
langsung, antara lain melalui unsur-unsur pariwisata, sedangkan
kontak tidak langsung, antara lain melalui media cetak (majalah,
tabloid), atau media elektronik (televisi, radio, film, internet, telepon
seluler yang mempunyai fitur atau fasilitas lengkap).
Semua factor penghambat di atas, harus di waspadai, dan di
antisipasi agar tidak menuncul menjadi kenyataan factor penghambat
integritas nasional. Oleh karena itu diperlukan sikap kesadaran untuk
saling menghormati, saling menghargai keberadaan masing-masing
dalam keberagaman, toleransi terhadap antar umat beragama,
kerukunan, kerjasama, kepedulian sesame, gotong royong dan
komitmen moral untuk mempertahankan persatuan dan kesatuan
dalam bingkai Bhinneka Tungal Ika. (nilai kerjasama, kebersamaan,
kepedulian, saling menghragai, toleransi).
Faktor Internal dan Eksternal Integrasi 
1. Faktor Internal : kesadaran diri sebagai makhluk sosial tuntutan
kebutuhan jiwa dan semangat gotong royong 
2. Faktor External : tuntutan perkembangan zaman persamaan
kebudayaan terbukanya kesempatan berpartisipasi dalam
kehidupan bersama persaman visi, misi, dan tujuan sikap toleransi
adanya kosensus nilai adanya tantangan dari lua
Contoh-contoh pendorong integrasi nasional :
a. Adanya rasa keinginan untuk bersatu agar menjadi negara yang
lebih maju dan tangguh di masa yang akan datang.
b. Rasa cinta tanah air terhadap bangsa Indonesia
c. Adanya rasa untuk tidak ingin terpecah belah, karena untuk
mencari kemerdekaan itu adalah hal yang sangat sulit.
d. Adanya sikap kedewasaan di sebagian pihak, sehingga saat terjadi
pertentangan pihak ini lebih baik mengalah agar tidak terjadi
perpecahan bangsa.
e. Adanya rasa senasib dan sepenanggungan
f. Adanya rasa dan keinginan untuk rela berkorban bagi bangsa
dan negara demi terciptanya kedamaian
82
Dimensi,
Indikator
Materi Indikator, dan Pengintegrasian
No Kompetensi Dasar Pencapaian
Pembelajaran Nilai-Nilai Nilai-Nilai Antikorupsi dalam Materi PPKn
Kompetensi
Antikorupsi
Oleh karena itu sikap perilaku yang bertentangan dengan pendorong
integritas nasional, tergolong tindakan korup. Contoh tidak cinta
terhadap tanah airnya, tidak cinta terhadap bangsanya, tidak ada yang
mau mengalah untuk menghindari konflik, hilangnya rasa senasib dan
sepenanggungan dalam berbangsa dan bernegara.
6 1.6 Bersyukur 1. Menunjukan sikap 1. Pengertian Pengertian Ancaman NKRI
kepadaTuhan dan perilaku ancaman Ancaman adalah setiap usaha dan kegiatan, baik dalam negeri
Yang Maha Esa syukur terhadap terhadao NKRI maupun luar negeri yang dinilai membahayakan kedaulatan negara,
atas nilai-nilai Tuhan Yang Maha 2. Bentuk-bentuk keutuhan wilayah negara, dan keselamatan segenap bangsa .
yang Esa atas ancaman Berdasarkan pengertian tersebut, untuk mengantisipasi ancaman
membentuk terbentuknya terhadap yang membahayakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah dan
kesadaran atas kesadaran keutuhan keselamatan bangsa Indonesia diperlukan sikap warga negara yang
ancaman masyrakat NKRI. memiliki kesadaran bela negara, semangat nasionalisme dan
terhadap negara terhadap ancaman 3. Contoh bentuk patriotisme yang tinggi. Oleh karena sudah menjadi kewajiban dan
dan upaya terhadap keutuhan ancaman hak setiap warga negara Indonesia untuk membela kedaulatan dan
penyelesaianny NKRI. militer terhadap keutuhan wilayah negara seperti di atur dalam UU No. 3 Tahun 2002
a dalam bingkai 2, Menunjukkan keutuhan NKRI tentang Pertahanan dan Keamanan (nilai tanggung jawab, komitmen,
Bhinneka sikap perilaku 4. Bentuk kebersamaan dan kepedulian)
Tunggal Ika tanggap terhadap ancaman non Beberapa bentuk ancaman terhadap negara
2.6 Bersikap setiap ancaman militer terhadap Bentuk ancaman terhadap negara ada beberapa macam, dan berikut
responsif dan keutuhan NKRI keutuhan NKRI ini macam-macamnya :
proaktif atas 3. Mendeskripsikan 5. Ancaman di A. Ancaman militer (bentuk ancaman terhadap negara yang bersifat
ancaman pengertian era global abad tradisional)
terhadap negara ancaman terhadao ke 21 Pengertian dari bentuk ancaman terhadap negara yang berbentuk
dan upaya NKRI 6. Perilaku yang militer adalah suatu ancaman yang menggunakan kekuatan
penyelesaianny 4. Menggolongkan menimbulkan bersenjata yang terorganisasi dan dinilai mempunyai kemampuan
a dibidang bentuk-bentuk tindakan yang dapat memba-hayakan kedaulatan dan keutuhan wilayah suatu
Ideologi, politik, ancaman terhadap koruptif/merusa negara, serta membahayakan dapat membahayakan keselamatan
ekonomi, sosial, keutuhan NKRI. k/merugikan warga negara dan segenap bangsa.
budaya, 5. Memberikan kepentingan Berikut ini beberapa contoh ancaman terhadap negara yang termasuk
pertahanan, dan contoh bentuk umum. ancaman militer :
keamanan ancaman militer 7. Perilaku yang 1. Agresi, pengertian dari agresi adalah ancaman militer yang
dalam bingkai terhadap keutuhan menimbulkan menggunakan kekuatan bersenjata oleh negara lain terhadap
Bhinneka NKRI kerusakan suatu negara yang dapat membahayakan kedaulatan dan
Tunggal Ika 6. Memberikan lingkungan keutuhan wilayah negara tersebut, dan juga membahayakan
82
Dimensi,
Indikator
Materi Indikator, dan Pengintegrasian
No Kompetensi Dasar Pencapaian
Pembelajaran Nilai-Nilai Nilai-Nilai Antikorupsi dalam Materi PPKn
Kompetensi
Antikorupsi
3.6.Menganalisis contoh bentuk sebagai bentuk keselamatan segenap bangsa tersebut. Agresi dapat dilakukan
ancaman ancaman non tindakan dengan berbagai bentuk dan cara yang berbeda-beda, dan berikut
terhadap negara militer terhadap koruptif. ini macam-macamnya :
dan upaya keutuhan NKRI 8. Upaya  Invasi, cara.bentuk dalam melakukan agresi terhadap suatu
penyelesaianny 7. Memberi contoh menanggulangi negara yang pertama adalah invasi yaitu suatu serangan yang
a di bidang ancaman di era ancaman di dilakukan oleh kekuatan bersenjata negara lain terhadap wilayah
ideologi, politik, global abad ke 21 bidang negara lain. Invansi sangat bertentangan dengan hak
ekonomi, sosial, 8. Menunjukkan ideology, kmerdekaan suatu negara. Perebuatan wlayah kekdaulatan dari
budaya, contoh perilaku politik, negara lain termasuk tindakan koruptif, tindakan jahat yang
pertahanan, yang menimbulkan ekonomi, membahayakan keselamatan bangsa suatu negara dan itu
dankeamanand tindakan sosial, budaya bertentangan dengan nilai keadilan. Kesetaraan, kebersamaan )/
alam bingkai koruptif/merusak/ dan  Bombardemen, cara/bentuk dalam melakukan agresi terhadap
Bhinneka merugikan pertahanan suatu negara yang kedua adalah bombardemen yang
Tunggal Ika kepentingan dan keamanan. mempunyai pengertian suatu penggunaan senjata lainnya yang
4.6.Menyaji hasil umum. 9. Menunjukan dilakukan oleh angkatan bersenjata negara lain terhadap negara
analisis tentang 9. menunjukkan perilaku hemat lain (NKRI). Bombardemen juga merupakan tindakan koruptif,
ancaman contoh perilaku dalam tindakan yang merugikan negara lain, karena bertujuan untuk
terhadap negara yang menimbulkan penggunaan menguasai wilayah dan kedaulatan negara lain. Hal ini sangat
dan upaya kerusakan barang sebagai bertentangan dengan nilai keadilan, kesetaraaan, kebersamaan)
penyelesaianny lingkungan wujud tindakan  Blokade, cara/bentuk dalam melakukan agresi yang terhakshir
a di bidang sebagai bentuk antikoruptif. adalah blokade, yang dilakukan di daerah pelabuhan atau pantai
Ideologi, politik, tindakan koruptif. 10.Sajian hasil atau wilayah udara NKRI yang dilakukan oleh angkatan
ekonomi, sosial, 10.Mendeskripsikan kajian tentang bersenjata negara lain, dan lain-lain.
budaya, upaya dan upaya 2. Ancaman militer yang ke dua dapat berupa suatu pelanggaran
pertahanan, dan menanggulangi penyelesaianny wilayah yang mana pelanggaran ini tentunya dilakukan oleh
keamanan ancaman di bidang a di bidang negara lain yang menggunakan kapal maupun pesawat non
ideology, politik, Ideologi, politik, komersial.
ekonomi, sosial, ekonomi, 3. Spionase adalah ancaman militer yang dilakukan terhadap suatu
budaya dan sosial, budaya, negara yang kegiatannya berupa mata-mata dan dilakukan oleh
pertahanan dan pertahanan, negara lain yang bertujuan untuk mencari dan mendapatkan
keamanan. dan keamanan dokumen rahasia militer suatu negara. Kegiatan spionase
11.Menunjukan termasuk tindakan yang merugikan negara lain, karena melalui
perilaku hemat informasi, dokumen, mata-mata maka musuh akan mudh
dalam mengalahkan kekuatan militer suatu negara, karena itu spionase
penggunaan bertentangan dengan nilai kejujuran dan keberanian yang
82
Dimensi,
Indikator
Materi Indikator, dan Pengintegrasian
No Kompetensi Dasar Pencapaian
Pembelajaran Nilai-Nilai Nilai-Nilai Antikorupsi dalam Materi PPKn
Kompetensi
Antikorupsi
barang sebagai bertanggung jawab.
wujud tindakan 4. Sabotase, adalah ancaman militer yang dilakukan oleh suatu
antikoruptif. negara yang kegiatannya mempunyai tujuan untuk merusak
12 Melaporkan hasil instalasi militer dan obyek vital nasional. Tentunya sabotase ini
kajian tentang dapat membahayakan keselamatan suatu bangsa.
ancaman terhadap 5. Ancaman militer yang ke lima dapat berupa aksi teror bersenjata
negara kesatuan yang dilakukan oleh suatu jaringan terorisme yang luas
Republik (internasional) atau ancaman yang dilakukan oleh teroris
Indonesia internasional yang bekerjasama dengan terorisme lokal (dalam
13.Melaporkan hasil negeri). Aksi terror yang dilakukan oleh militer terhadap negara
kajian tentang dan lain, sangat merugikan rakyat, karena aksi terror ini dapat
upaya mengakibatkan menimbulkan rasa tidak aman masyarakat. Oleh
penyelesaiannya karena aksi teoror juga trmasuk tindakan koruptif, karena
di bidang Ideologi, bertentangan dengan nilai keberanian yang bertangung jawab,
politik, ekonomi, kejujuran, nilai kepedulian.
sosial, budaya, 6. Ancaman militer terhadap suatu negara dapat juga berbentuk
pertahanan, dan suatu pemberontakan yang mana pemberontakan tersebut juga
keamanan menggunakan senjata.
7. Selain pemberontakan, terjadinya perang saudara yang
menggunakan senjata juga termasuk ancaman militer.
Tentara Nasional Indonesia (TNI) merupakan komponen utama yang
dipersiapkan untuk menghadapi ancaman militer, yang dilaksanakan
melalui tugas Operasi Militer Perang (OMP) dan Operasi Militer Selain
Perang (OMSP).
82
Dimensi,
Indikator
Materi Indikator, dan Pengintegrasian
No Kompetensi Dasar Pencapaian
Pembelajaran Nilai-Nilai Nilai-Nilai Antikorupsi dalam Materi PPKn
Kompetensi
Antikorupsi

B. Ancaman non Militer


Pengertian dari ancaman non militer adalah suatu ancaman yang
tidak menggunakan kekuatan senjata, namun jika dibiarkan akan
membahayakan kedaulatan dan keutuhan wilayah suatu negara,
selain itu juga dapat membahayakan keselamatan segenap bangsa.
Komponen utama untuk menghadapi ancaman non militer ini adalah
lembaga pemerintah di luar bidang pertahanan sesuai dengan bentuk
dan sifat ancaman yang dihadapi, dengan di dukung oleh unsur-unsur
lain dari

Bentuk-bentuk Ancaman Terhadap Negara


kekuatan bangsa. Contoh lembaga pemerintah yang menghadapi
ancaman non militer yaitu : Polisi, KPK, DPR, Satpol PP dan lain
sebagainya.
 Dan berikut ini beberapa contoh ancaman yg berbentuk non militer :
1. Perdagangan dan penyalahgunaan Narkoba (Narkotika dan obat-
obatan terlarang)
2. Kegiatan imigrasi gelap/ilegal
3. Penangkapan ikan di laut secara ilegar
4. Banyaknya tindakan korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN)
5. Berbagai penyelundupan, baik ke dalam maupun ke luar negeri
6. Kemiskinan, kebodohan dan lain sebagainya;
Penyalhan gunaan Narkoba, tidakan illegal, penyeludupan, KKN,
menerlantarkan rakyat, termasuk tindakan koruptif, karena
82
Dimensi,
Indikator
Materi Indikator, dan Pengintegrasian
No Kompetensi Dasar Pencapaian
Pembelajaran Nilai-Nilai Nilai-Nilai Antikorupsi dalam Materi PPKn
Kompetensi
Antikorupsi
merugikakan rakyat dan negara. Seperti saat ini lagi muncul virus
siber yang mebahayakan dan hilangnya data strategi dan penting. Hal
ini bertentangan dengan nilai kejujuran, kepedulian, keberanian yang
bertanggung jawab.
Selain beberapa contoh ancaman militer dan ancaman non militer
tersebut, ada beberapa contoh ancaman dan gangguan terhadap
pertahanan NKRI di masa yang akan datang, yaitu :
1. Terorisme internasional yang memiliki jaringan lintas negara
2. Gerakan separatis yang berusaha memisahkan diri dari NKRI
3. Konfik horisontal antar suku, agama, ras, dan antar golongan
(sara)
4. Kejahatan lintas negara, misalnya penyelundupan barang,
perdagangan manusia, narkoba, dsb,
5. Tindakan yang merusakan lingkungan hidup, seperti
pembakaran hutan, pembuangan limbah industri ke sungai dan lain
sebagainya.
6. Aksi unjuk rasa atau demonstrasi yang anarkhis, arogan, dan
radikal atau amuk masa
7. Wabah penyakit menular yang cepat dan meluas
8. Dan lain-lain
Terorisme, gerakan sparatis, konflik horizontal, merusak lingkungan,
demontrasi yang anarkhis termasuk tindakan kooruptif, karena dapat
megakibatkan penderitaan rakyat, kesengsaraan dan memecah belah
persatuan dan kesatuan, Oleh karena itu tindakan tersebut sangat
bertentangan nilai keadilan, kebersamaan, nilai keberanian dan
kejujuran)

7 1.7 Menghargai 1. Menerima dengan 1. Pengertian Pengertian wawasan Nusantara


wawasan penuh kesadaran wawasan Wawasan nusantara adalah cara pandang dan sikap bangsa
nusantara sebagai wujud nusantara Indonesia mengenai diri dan bentuk geografinya berdasarkan
dalam konteks rasa syukur 2. Cakupan isi Pancasila dan UUD 1945. Dalam pelaksanannya, wawasan nusantara
Negara terhadap Tuhan wawasan mengutamakan kesatuan wilayah dan menghargai kebhinekaan untuk
Kesatuan Yang Maha Esa nusantara mencapai tujuan nasional.
Republik tentang konsep menurut Dengan demikian disimpulkan bahwa Wawasan Nusantara adalah
Indonesia wawasan bidangnya. cara pandang, cara memahami, cara menghayati, cara bersikap, cara
82
Dimensi,
Indikator
Materi Indikator, dan Pengintegrasian
No Kompetensi Dasar Pencapaian
Pembelajaran Nilai-Nilai Nilai-Nilai Antikorupsi dalam Materi PPKn
Kompetensi
Antikorupsi
sebagai nusantara dalam 3. Aktualisasi berfikir, cara bertindak, cara bertingkah laku, bangsa Indonesia
anugerah Tuhan konteks Negara wawasan sebagai interaksi prosees psikologis, sosiokultural, dengan aspek
Yang Maha Esa Kesatuan. nusantara ASTAGATRA (Kondisi geografis, kekayaan alam dan kemampuan
2.7 Bertanggungja- 10.Menunjukan sikap 4. Hambatan penduduk serta IPOLEKSOSBUD Hankam).
wab tanggung jawab aktualisasi Wawasan Nusantara dalam pelaksanaan mengutmakan kesatuan
mengembangka terhadap konsep wawasan wilayah dan menghargai ke Bhinnekaan untuk mencapai tujuan
n kesadaran wawasan nusantara. nasional, berarti diperlukan kesadaran untuk mempertahankan
akan pentingnya nusantara dalam 5. Contoh keutuhan wilayah, dan menjaga persatuan dan kesatuan dalam
wawasan konteks negara perilaku peduli bingkai ke Bhinnekaan. Oleh karena sikap dan perilaku yang
nusantara kesatuan Republik terhadap diharapkan adalah menjaga kerukunan, menghargai keberagaman,
dalam konteks Indonesia. lingkungan menjaga kebersamaan, saling tolong menolong dan tanggung jawab
Negara 11. Menjelaskan sekitar sebagai sosial dan kewajiban sosial sebagai wargan negara. Hal ini sejalan
KesatuanRepubl pengertian wujud dengan nilai kebersaman, kepedulian, tanggung jawab, kebersamaan.
ik Indonesia wawasan implementasi Tujuan wawasan nusantara terdiri dari dua, yaitu:[5]
3.7.Menginterpre- nusantara wawasan 1. Tujuan nasional, dapat dilihat dalam Pembukaan UUD 1945,
tasi pentingnya 12.Menggolongkan nusantara (nilai dijelaskan bahwa tujuan kemerdekaan Indonesia adalah "untuk
Wawasan cakupan isi peduli) melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Nusantara wawasan 6. Perilaku Indonesia dan untuk mewujudkan kesejahteraan umum,
dalam konteks nusantara menurut tanggung mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan
Negara bidangnya. jawab dalam ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan perdamaian
Kesatuan 13.Menunjukan menjaga abadi dan keadilan sosial".
Republik aktualisasi keutuhan 2. Tujuan ke dalam adalah mewujudkan kesatuan segenap
Indonesia wawasan wilayah NKRI aspek kehidupan baik alamiah maupun sosial, maka dapat
4.9.Mempresentasik nusantara (Nilai tanggung disimpulkan bahwa tujuan bangsa Indonesia adalah menjunjung
an hasil 14.Menjelaskan jawab) tinggi kepentingan nasional, serta kepentingan kawasan untuk
interpre-tasi hambatan 7. Presentasi menyelenggarakan dan membina kesejahteraan, kedamaian dan
terkait aktualisasi hasil interpre- budi luhur serta martabat manusia di seluruh dunia.
pentingnya wawasan tasi terkait
Wawasan nusantara. pentingnya Fungsi Wawasan Nusantara
Nusantara 15.Memberikan Wawasan 1) Wawasan nusantara sebagai konsepsi petahanan nasional, yaitu
dalam konteks contoh perilaku Nusantara wawasan nusantara dijadikan konsep dalam pembangunan
Negara peduli terhadap dalam konteks nasional, pertahanan keamanan dan kewilayah.
KesatuanRepubl lingkungan sekitar Negara 2) wasan nusantara sebagai wawasan pembangunan mempunyai
ik Indonesia sebagai wujud KesatuanRepu cakupan kesatuan politik, kesatuan ekonomi, kesatuan sosial dan
implementasi blik Indonesia pertahanan dan keamanan.
82
Dimensi,
Indikator
Materi Indikator, dan Pengintegrasian
No Kompetensi Dasar Pencapaian
Pembelajaran Nilai-Nilai Nilai-Nilai Antikorupsi dalam Materi PPKn
Kompetensi
Antikorupsi
wawasan 3) Wawasan nusantara sebagai wawasan pertahanan dan
nusantara (nilai keamanan negara merupakan tantangan geopoliti- Indonesia
peduli) dalam lingkup tanah air Indonesia sebagai satu kesatuan yang
16.Menampilkan meliputi seluruh wilayah dam segenap kekuatan negara.
perilaku tanggung 4) Wawasan nusantara sebagai wawasan kewilayahan/ sehingga
jawab dalam berfungsi dalam pembatasan negara/ agar tidk terjadi sengketa
menjaga keutuhan dengan negara tetangga
wilayah NKRI Berdasarkan fungsi tersebut, sikap dan perilaku yang ituntut untuk
(Nilai tanggung setiap warga negara Indonesia adalah kerukunan, kepedulian
jawab) terhadap ancaman dan gangguan keamanan dan keutuhan wilayah,
17.Mempresentasikan serta rela berkorban untuk angsa dan negara. (Nilai tanggung jawab,
hasil interpre-tasi nilai
terkait pentingnya
Wawasan Pentingnya Wawasan Nusantara
Nusantara dalam Berdasarkan penjabaran di atas sudah jelas terlihat bahwa Wawasan
konteks Negara Nusantara sangatlah penting bagi bangsa Indonesia, karena :
KesatuanRepublik WawasanNusantara memiliki peranan penting untuk mewujudkan
Indonesia persepsi yang sama bagi seluruh warga negara Indonesia.
Perbedaan persepsi, perbedaan pendapat, dan freksi-freksi antar
kelompok dalam konteks sosologis, politis serta demokrasi dianggap
hal yang wajar dan sah-sah saja. Hal di atas justru diharapkan dapat
menghasilkan masyarakat yang dinamis dan kreatif, sinergis, untuk
saling menyesuaikan menuju integrasi. Suatu pantangan yang harus
dihindari adalah perbuatan, tindakan yang melanggar norma-norma
etika, moral, nilai agama atau tindakan anarkis menuju ke arah
disintegrasi bangsa. Namun demikian wawasan normatif, wawasan
yang disepakati bersama perlu dimengerti, dipahami di sosialisasikan
bahwa Nusantara sebagai kesatuan kewilayahan, kesatuan
(IPOLEKSOSBUD-HANKAM) tidak dapat ditawar lagi, tidak dapat
diganggu gugat sebagai harga mati yang normatif.
Dengan persepsi yang sama diharapkan dapat membawa bangsa
menuju kesepahaman dan kesehatian dalam mewujudkan cita-cita
nasional (nilai kerjasama, kebersamaan, tanggung jawab dan
kepedulian). Suatu persepsi atau pandangan yang berbeda-beda
dalam mencapai tujuan bersama akan merugikan kesatuan,
82
Dimensi,
Indikator
Materi Indikator, dan Pengintegrasian
No Kompetensi Dasar Pencapaian
Pembelajaran Nilai-Nilai Nilai-Nilai Antikorupsi dalam Materi PPKn
Kompetensi
Antikorupsi
kebersamaan dan keserasian sehingga menimbulkan gejolak sosial
yang dapat merugikan bangsa keseluruhan sehingga dapat
menimbulkan disintegrasi bangsa.
Perilaku koropsi, mementingkan diri sendiri, tidak bertanggung jawab,
tidak sungguh-sungguh dalam menjalankan tugas akan
mengakibatkan perilaku bunuh diri bersama-sama. Ini sangat
bertentangan dengan nilai keadilan, kebersamaan, dan tanggung
jawab. Negara yang tidak bisa menyamakan persepsi atau
pandangan yang sama akan minimbulkan konflik yang berlarut-larut
sehingga menghasilakan bangsa yang gagal.
Pembinaan dan sosialisasi Wawasan Nusantara sangat penting bagi
negara bangsa karena dapat menghasilkan Ketahanan Nasional.
Daya tahan yang kuat bagi sauatu bangsa dan kerja sama yang
sinergis antar bidang (IPOLEKSOSBUD-HANKAM) yang diusahakan
terus menurus dapat menghasilkan integrasi nasional yang utuh
menyeluruh.
Aktualisasi dalam Wawasan Nusantara
Dalam 68 tahun setelah kemerdekaan tercapai, bangsa
Indonesia berhasil mengatasi segala usaha pihak lain yang hendak
merontokkan Indonesia, dari luar maupun dari dalam. Bangsa
Indonesia pun berhasil memperoleh pengakuan eksistensinya dari
semua bangsa di dunia, termasuk dari bekas penjajahnya. Selain itu
bangsa Indonesia berhasil memperoleh pengakuan bahwa wilayah
Republik Indonesia yang meliputi Kepulauan Nusantara merupakan
satu kesatuan geografi. Dunia internasional mengakui eksistensi satu
Benua Maritim Indonesia. Kemenangan bangsa Indonesia harus
dipertahankan, karena tanpa persatuan bangsa Indonesia berhasil
dipecah belah (nilai nilai keberanian, kerjasama, komitmen, kerja
keras)
Namun demikian bangsa Indonesia sepenuhnya belumlah aman
dari perpecahan, mengingat wilayah yang luas, keberagaman suku,
agama, ras dan tingkat pendidikan yang masih belum merata
sewaktu-waktu dapat meletus, karena itu saling menghormati, saling
membantu, saling bekerjasama, toleransi, dan menjaga persatuan
dan kesatuan harus tetap dipelihara dan ditegakkan.(nilai komitmen,
82
Dimensi,
Indikator
Materi Indikator, dan Pengintegrasian
No Kompetensi Dasar Pencapaian
Pembelajaran Nilai-Nilai Nilai-Nilai Antikorupsi dalam Materi PPKn
Kompetensi
Antikorupsi
nilai peduli, nilai tanggung jawab)
Maka untuk menjamin agar kesatuan Indonesia selalu terpelihara,
bangsa Indonesia melahirkan Wawasan Nusantara. Pandangan itu
adalah satu konsepsi geopolitik dan geostrategi yang menyatakan
bahwa Kepulauan Nusantara yang meliputi seluruh wilayah daratan,
lautan dan ruang angkasa di atasnya beserta seluruh penduduknya
adalah satu kesatuan politik, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan-
keamanan (nilai tanggung jawab, keadlan, keberanian). Agar bangsa
Indonesia mencapai tujuan perjuangannya, yaitu terwujudnya
masyarakat yang maju, adil dan makmur berdasarkan Pancasila,
Wawasan Nusantara harus diaktualisasikan dan tidak tinggal sebagai
semboyan atau potensi belaka.

Untuk memperoleh aktualisasi Wawasan Nusantara ada kendala


utama, yaitu :
1 Indonesia belum menjalankan manajemen nasional yang
memungkinkan perkembangan seluruh bagian dari Benua Maritim
itu. Meskipun pada tahun 1945 para Pendiri Negara telah
mewanti-wanti agar Republik Indonesia sebagai negara kesatuan
memberikan otonomi luas kepada daerah agar dapat berkembang
sesuai dengan sifatnya, namun dalam kenyataan selama merdeka
Indonesia menjalankan pemerintahan sentralisme yang masih
relative ketat, walau sudah ada Undang-Undang Otonomi Daerah.
Karena beberapa bidang atau urusan masih dipegang oleh
pemerinah pusat seperti Pajak, sumber daya alam dsb. Akibatnya
adalah bahwa pulau Jawa dan lebih-lebih lagi Jakarta sebagai
pusat pemerintahan Indonesia, mengalami kemajuan jauh lebih
dan pesat berkembang dan maju ketimbang bagian lain Indonesia,
khususnya Kawasan Timur Indonesia. Kondisi ini harus segera di
atasi, agar tercipta keadilan dan pemerataan dalam pembangunan
sehingga tidak timbul ketimpangan yang semakin jauh antara jawa
dan luar jawa, khususnya wiayah Indonesia Timur.. Pemeratan
pembangunan di daerah tersebut wajib dan segera prioritas
pelaksanaan pembangunan (nilai keadilan, kebersamaan,
kepedulian dan tanggung jwab)
82
Dimensi,
Indikator
Materi Indikator, dan Pengintegrasian
No Kompetensi Dasar Pencapaian
Pembelajaran Nilai-Nilai Nilai-Nilai Antikorupsi dalam Materi PPKn
Kompetensi
Antikorupsi
2. Wilayah perairan yang ada di Benua Maritim Indonesia merupakan
bagian tak terpisahkan dari kehidupan bangsa Indonesia, namun
dalam kenyataan mayoritas bangsa Indonesia lebih berorientasi
kepada daratan saja dan kurang dekat kepada lautan. Itu dapat
dilihat pada rakyat di pulau Jawa yang merupakan lebih dari 70
persen penduduk Indonesia. Tidak ada titik di pulau Jawa yang
melebihi 100 kilometer dari lautan. Dalam zaman dulu sampai
masa kerajaan Majapahit dan Demak mayoritas rakyat Jawa
adalah pelaut. Akan tetapi sejak sirnanya kerajaan Majapahit dan
Demak rakyat Jawa telah menjadi manusia daratan belaka yang
mengabaikan lautan yang ada di sekitar pulaunya. Titik berat
kehidupan adalah sebagai petani tanpa ada perimbangan sebagai
pelaut. Juga dalam konsumsi makanannya ikan dan hasil laut
lainnya tidak mempunyai peran penting. Gambaran rakyat Jawa itu
juga terlihat pada keseluruhan rakyat Indonesia, yaitu orientasi ke
daratan jauh lebih besar ketimbang ke lautan. Untung sekali masih
ada perkecualian, yaitu rakyat Bugis, Buton dan Madura dan
beberapa yang lain, yang dapat memberikan perhatian sama
besar kepada daratan dan lautan. Menghasilkan tidak saja petani
tetapi juga pelaut yang tangguh. Gambaran keadaan umum rakyat
Indonesia amat bertentangan dengan kenyataan bahwa luas
daratan nasional adalah sekitar 1,9 juta kilometer persegi,
sedangkan wilayah perairan adalah sekitar 3 juta kilometer
persegi. Apalagi kalau ditambah dengan zone ekonomi eksklusif
yang masuk wewenang Indonesia. Selama pandangan mayoritas
rakyat Indonesia terhadap lautan belum berubah, bagian amat
besar dari potensi nasional tidak terjamah dan karena itu kurang
sekali berperan untuk meningkatkan kesejahteraan bangsa.
Malahan yang lebih banyak memanfaatkan adalah bangsa lain
yang memasuki wilayah lautan Indonesia untuk mengambil
kekayaannya. Karena belum terkelolanya wilayah maritime secara
maksimum dan belum terawasi secara menyeluruh karena
keterbatasan sumber daya yang ada, sehngga banyak celah yang
digunakan oleh penyelundup untuk memamsukan barang illegal,
dari luar negeri sehingga terhindar dari pajak, dan sangat
82
Dimensi,
Indikator
Materi Indikator, dan Pengintegrasian
No Kompetensi Dasar Pencapaian
Pembelajaran Nilai-Nilai Nilai-Nilai Antikorupsi dalam Materi PPKn
Kompetensi
Antikorupsi
merugkan negara dan rakyat pada umumnya. Hal ini sangat
berlawanan dengan nilai kejujuran, kebersamaan, tanggung
jawab.
3 kurangnya pemanfaatan ruang angkasa di atas wilayah Nusantara
untuk kepentingan nasional, khususnya pemantapan kebudayaan
nasional. Mayoritas rakyat Indonesia belum cukup menyadari
perubahan besar yang terjadi dalam umat manusia sebagai akibat
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Perubahan besar
itu terutama menyangkut teknologi angkutan dan komunikasi.
Khususnya komunikasi elektronika sekarang memungkinkan
manusia berhubungan dengan cepat dan tepat melalui telpon,
televisi, komputer yang menghasilkan E-Mail dan Internet. Letak
kepulauan Nusantara sepanjang khatulistiwa amat
menguntungkan untuk penempatan satelit yang memungkinkan
komunikasi yang makin canggih dengan memanfaatkan ruang
angkasa yang terbentang di atas wilayah Nusantara.. Ini sangat
penting untuk pembangunan dan pemantapan kebudayaan
nasional, khususnya melalui televisi. Namun untuk itu diperlukan
biaya yang memadai. Setiap kemajuan teknologi harus
benar-benar dioreitnasikan kepada keutuhan bangsa Indonesia.
Misalnya berita bohong (hoax) melalui media sosial, hamper-
hampir saja memecahkan belah persatuan dan kesatuan warga
DKI. Oleh kaena pemerintah harus benar-benar selektif dan
membuat aturan yang tegas bila memberitakan berita bohong
(nilai tanggung jawab, keberanian dan keadilan)
82
B. Pengintegrasian Nilai-nilai Antikorupsi dalam Pengembangan Silabus

Indikator Pencapaian Alokasi Sumber


No Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Penilaian
Kompetensi Waktu Belajar
1 1.1 Mensyukuri nilai 1. Menunjukan rasa 1. Pengertian nilai Mengamati Sikap: 12 JP  Fajar, Arnie,
nilai Pancasia syukur atas nilai- 2. Nilai-nilai yang  Membaca berita/artikel tentang  Observasi (4x3JP) 2015,
dalam praktik nilai Pancasila yang terkandung dalam nilai-nilai dalam praktik perilaku dan Model
penyelenggaraa dijadikan praktik Pancasila penyelenggaran negara sikap peserta Pengintegra
n pemerintahan penyelenggaraan 3. Perbedaan  Menyimak dari berbagai sumber didik dalam sian
Negara sebagai pemerintahan pemerintah dan tentang nilai-nilai dalam praktik proses Pendidikan
salah satu Negara sebagai pemerintahan. penyelenggaran negara pembelaja-ran, Antikorupsi
bentuk salah satu bentuk negara Menanya serta komitmen pada Mata
pengabdian pengabdian kepada 4. Nilai praksis dalam kewargane- Pelajaran
 Mengidentifikasi pertanyaan
kepada Tuhan Tuhan Yang Maha sila-nilai Pancasila garaan (ikrar) Pendidikan
tentang ancaman dan usaha
Yang Maha Esa Esa. 5. Perilaku antikorupsi Pengetahuan Pancasila
merubah Pancasila sebagai dasr
2.1.Menunjukkan 2. Menampilkan sikap sebagai perwujudan  Tes digunakan dan
negara
sikap gotong gotong royong nilai Pancasila untuk menilai Kewargane
royong sebagai sebagai bentuk dalam kehidupan  Mengajukan pertanyaan tentang
hasil belajar garaan
bentuk penerapan nilai-nilai sehari-hari. dinamika nilai-nilai Pancasila
secara individu (PPKn)
penerapan nilai- Pancasila dalam 6. Sikap perilaku sesuai dengan perkembangan
tentang nilai Berdasar-
nilai Pancasila kehidupan berani mengambil jaman.
Pancasila kan
dalam berbangsa dan resiko terhadap  Mengidentifikasi pertanyaan Kurikulum
dalam praktik
kehidupan bernegara. keputusan yang tentang nilai-nilai Pancasila 2013
penyelenggara
berbangsa dan 3. Menjelaskan arti diambil sebagai sesuai perkembangan jaman SMA//MA/M
an negara..
bernegara nilai penyelenggaran berkaitan dengan sikap dan AK Kelas X
3.1.Menganalisis 4. Menjelaskan nilai- pemerintahan perilaku antikorupsi
Keterampilan  Kemdikbud
nilai-nilai nilai yang negara (nilai  Mengumpulkan pertanyaan  Menyajikan Pendidikan
Pancasila terkandung dalam tanggung jawab, tentang perwujudan nilai-nilai Pancasila
hasil telaah
dalam kerangka Pancasila keberanian) Pancasila sesuai berkembangan dan
pekerjaan baik
praktik 5. Menjelaskan 7. Perilaku selalu hadir jaman dalam berbagai kehidupan Kewargane-
individu
penyelenggaraa perbedaan tepat waktu dalam Mengumpulkan Informasi garaan
maupun
n pemerintahan pemerintah dan melaksanakan tugas  Mencari informasi dari berbagai SMA/MA
kelompok
Negara pemerintahan.negar (nilai disiplin) sumber tentang ancaman dan /MAK Kelas
tentang Nlai-
4.1.Menyaji hasil a 8. Presentasikan hasil usaha merubah Pancasila X,
nilai Pancasila
analisis nilai- 8. Menunjukan nilai analisis nilai-nilai sebagai dasar negara dalam praktik  Referensi
nilai Pancasila praksis dalam sila- Pancasila dalam  Mengumpulkan sumber data penyelenggara atau
dalam kerangka nilai Pancasila kerangka praktik berkaitan dengan arti penting dan an negara.. Internet
praktik 9. Memberikan contoh penyelenggaraan
82
Indikator Pencapaian Alokasi Sumber
No Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Penilaian
Kompetensi Waktu Belajar
penyelenggaraa perilaku antikorupsi pemerintahan perwujudan nilai-nilai Pancasila sesuai
n pemerintahan sebagai perwujudan negara. sesuai perkembangan jaman materi
Negara nilai Pancasila dalam berbagai kehidupan pokok
dalam kehidupan  Mengumpulkan data tentang  Tim
sehari-hari. perilaku sebagai perwujudan nilai- Penyusun,
10 Menampilkan sikap nilai Pancasila sesuai praktik Pendidikan
perilaku berani penyelenggaran negara Kesadaran
mengambil resiko  Mengumpulkan data tentang Berkonstitu
terhadap keputusan perilaku antikorupsi sebagai si untuk
yang diambil perwujudan nilai-nilai Pancasila SMA/ dan
sebagai praktik penyelenggaran negara. MA
penyelenggaran Menalar/ Mengasosiasi Jakarta :
pemerintahan Sekjen dan
 Menyimpulkan arti penting
negara (nilai Kepaniteraa
mempertahankan Pancasila
tanggung jawab, n
sebagai dasar negara dan
keberanian) Mahkamah
pandangan hidup bangsa
11. Menampilkan Konstitusi
perilaku selalu hadir  Menentukan hubungan antara
RI, 2009.
tepat waktu dalam mewujudkan nilai-nilai Pancasila
dengan perkembangan jaman  Kemdikbud,
melaksanakan tugas 2017 Materi
(nilai disiplin) saat ini dan dimasa yang akan
datang ajar untuk
12.Mempresentasikan siswa Kelas
hasil analisis nilai-  Menyimpulkan arti penting
X yang
nilai Pancasila perwujudan nilai-nilai Pancasila
terintegrasi
dalam kerangka berkaitan dengan nilai antikorupsi
pendidikan
praktik sesuai perkembangan jaman
Antikorupsi.
penyelenggaraan Mengomunikasikan
 UUD NRI
pemerintahan  Menyusun dan menyajikan hasil
Tahun
negara. telaah tentang Nilai-nilai
1945.
Pancasila dalam praktik
penyelenggaraan negara.  Sumber lain
yang
 Menyusun laporan dan
relevan.
mempresenta-sikan perwujudan
nilai-nilai Pancasila sesuai
perkembangan jaman
 Menyusun laporan dan
82
Indikator Pencapaian Alokasi Sumber
No Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Penilaian
Kompetensi Waktu Belajar
mempresentasikan perwujudan
nilai-nilai Pancasila berkaitan
dengan nilai antikorupsi sesuai
perkembangan jaman
 Membuat dan membacakan
ikrar/komitmen untuk
mempertahankan dan
melaksanakan Pancasila sebagai
dasar negara sesuai dinamika
praktik penyelenggaraan negara..

2 1.2 Menerima 1. Menerima dengan 1. Pasal-pasal yang Model Pembel PBL Sikap: 6 JP  Fajar,
ketentuan penuh kesadaran mengatur tentang Fase 1 Orientasi masalah  Observasi Arnie, 2014,
Undang- ketentuan Undang- wiayah negara, 1. Peserta didik dihadapkan pada perilaku dan Model
Undang Dasar Undang Dasar warganegara, masalah wilayah negara, warga sikap peserta Pengintegra
Negara Negara Republik penduduk, agama negara, agama dan didik dalam sian
Republik Indonesia Tahun dan kepercayaan kepercayaan serta pertahanan proses Pendidikan
Indonesia 1945 yang mengatur serta pertahanan dan keamanan. pembelajaran Antikorupsi
Tahun 1945 wilayah negara, dan keamanan. 2. Peserta didik diputarkan video Pengetahuan: pada Mata
yang mengatur warga negara, 2. Menjelaskan perilaku berlalu lintas dan  Tes digunakan Pelajaran
tentang wilayah agama dan pengertian wialayh dilanjutkan membaca bahan ajar untuk menilai Pendidikan
negara, warga kepercayaan dan negara yang sudah disiapkan guru hasil belajar Pancasila
negara dan pertahanan 3. Penduduk dan (terlampir di RPP). secara individu dan
penduduk, keamanan sebagai bukan penduduk. 3. Tugas peserta: mengamati tentang pokok- Kewargane
agama dan wujud rasa syukur 4. Pasal dalam UUD membaca buku siswa dan pokok pikiran garaan
keperca-yaan, terhadap Tuhan Negara Republik materi ajar terintegrasi yang (PPKn)
pertahanan dan Yang Maha Esa Indonesia Tahun pendidikan antikorupsi terlampir terkandung Berdasarka
keamanan 2. Menunjukan sikap 1945 yang mengatur di RPP. dalam n Kurikulum
sebagai wujud peduli terhadap tentang kebebasan 4. Peserta didik diminta untuk pembukaan 2013
rasa syukur penerapan memeluk agama mencatat hasil-hal/ kejadian UUD Negara SMA//MA/
padaTuhan ketentuan UUD dan kepercayaan di penting setelah melihat Republik SMK/MAK.
Yang Maha Esa Negara Republik Indoensia. tayangan video dan membaca Indonesia Kelas X
2.2.Bersikap peduli Indonesia Tahun 5. Pasal yang bahan yang disiapkan pendidik. Tahun 1945  Kemdikbud
terhadap 1945 yang mengatur mengatur tentang (MENG-AMATI) Keterampilan: Pendidikan
penerapan wilayah negara, pertahanan dan  Portofolio Pancasila
ketentuan warga negara, keamanan nasional Fase 2 Mengorganisa-sis Peserta
82
Indikator Pencapaian Alokasi Sumber
No Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Penilaian
Kompetensi Waktu Belajar
Undang- penduduk, agama 6. Perilaku kewajiban didik. menilai hasil dan
Undang Dasar dan kepercayaan warga negara yang 1. Peserta didik dikelompokkan pekerjaan baik Kewargane-
Negara serta pertahanan di atur dalam UUD secara heterogen, masing- individu garaan
Republik dan keamanan. Negara Repulbik masing kelompok dengan maupun SMA/MA/
Indonesia 3. Menganalisis pasal- Indonesia Tahun anggota 6 orang.. kelompok SMK/MAK.
Tahun 1945 pasal yang 1945 (nilai tanggung 2. Dengan bimbingan guru masing- tentang pokok- Kelas X
yang mengatur mengatur tentang jawab) masing kelompok ditugasi untuk pokok pikiran  Referensi
tentang wilayah wiayah negara, 7. Perilaku tanggung merumuskan pertanyaan- yang atau
negara, warga warganegara, jawab moral dalam pertanyaan yang terkait dengan terkandung Internet
negara dan penduduk, agama mewujdukan video tersebut (MENANYA) dalam sesuai
penduduk, dan kepercayaan kesadran bela Fase 3 Membimbing penyelidikan pembukaan materi
agama dan serta pertahanan negara (nilai individu dan kelompok UUD Negara pokok
kepercayaan, dan keamanan. tanggung jawab,) 1. Guru membimbing peserta didik Republik  Tim
pertahanan dan 4. Menjelaskan 8. Usaha menjaga untuk melakukan penyelidikan Indonesia Penyusun,
keamanan pengertian wialayh keamanan dlm arti mengumpulkan Tahun 1945. Pendidikan
1.3. Menelaah negara lingkungan sebagai informasi guna menjawab Kesadaran
ketentuan 5. Membedakan wujud bela negara. pertanyaan tsb, dari berbagai Berkonstitu
Undang- penduduk dan (nlai tangung jawab) sumber, seperti buku, internet, si untuk
Undang Dasar bukan penduduk. 9. Kajiban warga media massa dan sumber- SMA dan
Negara 6. Menemukan pasal negara dalam sumber lain. MA.
Republik dalam UUD Negara penyelenggaraan (MENGUMPULKAN Jakarta:
Indonesia Republik Indonesia kerukuan antar dan DATA/INFOR) Sekjen dan
Tahun 1945 Tahun 1945 yang intern umat 2. Guru meminta peserta didik Kepanitera-
yang mengatur mengatur tentang beragama. (nilai untuk berdiskusi an
tentang wilayah kebebasan kerjasana, memecahkan/menemukan Mahkamah
negara, memeluk agama kebersamaan,) jawaban dari pertanyaan yang Konstitusi
warganegara dan kepercayaan di 10.Sajian hasil kajian diajukan, guru memberikan RI, 2009.
dan penduduk, Indoensia. tentang ketentuan bimbingan bila ditemukan
agama dan 7. Menganalisis pasal dalam UUD Negara kesulitan. (MENGASOSIASI)
kepercayaan, yang mengatur Republik Indonesia Fase 4 Mengembang-kan dan
serta tentang pertahanan Tahun 1945 terkait menyajikan hasil karya
pertahanan dan dan keamanan dengan wiayah 1. Peserta didik secara kelompok
keamanan nasional negara, warga diberi tugas untuk melaporkan
4.2.Menyaji hasil 8. Menunjukan negara, penduuk, hasil perumusan pertanyaan
telaah tentang perilaku kewajiban agama dan dan pemecahan masalah.
ketentuan warga negara yang kepercayaan serta 2. Setiap kelompok diminta untuk
82
Indikator Pencapaian Alokasi Sumber
No Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Penilaian
Kompetensi Waktu Belajar
Undang- di atur dalam UUD pertahanan dan mempresentasikan di depan
Undang Dasar Negara Repulbik keamanan. kelas hasil diskusi di depan
Negara Indonesia Tahun kelas (bisa dipajang,
Republik 1945 (nilai tanggung dipresentasikan atau dilaporkan
Indonesia jawab) secara tertulis dan
Tahun 1945 9. Memberikan contoh 3. kelompok lain boleh
yang mengatur perilaku tanggung memberikan masukan,
wilayah negara, jawab moral dalam sanggahan ataupun pertanyaan
warga negara mewujdukan terhadap hasil kelompok
dan penduduk, kesadran bela presentasi.
agama dan negara (nilai (MENGOMUNIKASIKAN)
kepercayaan, tanggung jawab,) Fase 5 Menganalisis dan
serta 10.Mempraktikan mengevaluasi proses
pertahanan dan usaha menjaga pemecahan masalah
keamanan keamanan 1. Guru membimbing peserta didik
lingkungan sebagai mengajak atau mencoba
wujud bela negara. mengkaji ulang hasil
(nlai tangung jawab) pemecahan masalahan yang
11.Berpartisipasi aktif sudah dirumuskan untuk
kewajiban warga disimpulkan bersama.
negara dalam (MENYIMPULKAN HASIL
penyelenggaraan BELAJAR)
kerukuan antar dan 2. Guru melakukan refleksi
intern umat pembelajaran dengan cara
beragama. (nilai meminta peserta didik untuk
kerjasana, menanyakan bagaimana belajar
kebersamaan,) hari ini.
12.Menyajikan hasil
kajian tentang
ketentuan dalam
UUD Negara
Republik Indonesia
Tahun 1945 terkait
dengan wiayah
negara, warga
negara, penduuk,
82
Indikator Pencapaian Alokasi Sumber
No Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Penilaian
Kompetensi Waktu Belajar
agama dan
kepercayaan serta
pertahanan dan
keamanan.
3 1.3 Menghargai 1. Menerima dengan 1. Ajaran teori Trias Model Pembelajaran Discovery Sikap: 12 JP 1. Fajar,
nilai-nilai terkait rasa syukur Politika Learning.  Perilaku dan Arnie,
fungsi dan terhadap Tuhan 2. Lembaga negara Tahap 1. Staimulation sikap peserta 2014,
kewenangan Yang Maha Esa Indonesia a.Siswa dikelompokkan menjadi 8 didik dalam Model
lembaga- atas peran lembaga berdasarkan ajaran kelompok @ 4 orang proses Pengintegr
lembaga negara yang Trias Politika. b.Tiap kelompok membaca Materi pembelajaran. asian
negara menurut menjalankan tugas 3. Penggolongan ajar yg terintegrasi pendidikan Jurnal dan Pendidika
Undang- dan fungsi demi fungsi dan weweang antikorupsi dan mengamati penilaian n
Undang Dasar kepentingan rakyat. lembaga negara di gambar-gambar dan artikel ttg teman sejawat, Antikorups
Negara 2. Menunjukan sikap Indonesia. permasalahan wilayah negara, untuk menilai i pada
Republik mau menerima 4. Keterkaitan warga negara, agama dan sikap positif Mata
Indonesia keberadaan hubungan antar hankam di Indonesia (PS- terhadap Pelajaran
Tahun 1945 lembaga negara lembaga negara. MENGAMATI) hubungan Pendidika
sebagai bentuk yang menjalankan 5. Penyimpangan Tahap 2 Problem Statement yang harmonis n
sikap beriman fungsi dan tugas kewenangan c.Selanjtunya setiap kelompok antara Pancasila
dan bertaqwa untuk melayani lembaga negara mengidentifikasi permasalah an pemerintah dan
2.3 Bersikap peduli kepentingan rakyat sehingga dari apa yang dibaca dan diamati pusat dengan Kewargan
terhadap banyak. menimbulkan pada gambar tersebut (PS- pemerintah egaraan
lembaga- 3. Menjelaskan ajaran tindakan koruptif. MENANYA) daerah. (PPKn)
lembaga di teori Trias Politika 6. Sikap perilaku yang Tahap 3. Data Collection Pengetahuan: Berdasark
sekolah 4. Menggolongan harus ditunjukkan d.Berdasarkan permasalahan yang  Tes digunakan an
sebagai lembaga negara sebagai wujud dimunculkan oleh kelompok, untuk menilai Kurikulum
cerminan dari Indonesia komitmen selanjutnya melalui bimbingan hasil belajar 2013
lembaga- berdasarkan ajaran antikorupsi. guru untuk mengumpulkan secara individu SMA//MA/
lembaga Trias Politika. 7. Perilaku para informasi, mengumpulkan data tentang SMK/MAK
negara 5. Membuat table aparatur sipil negara melalui mencari sumber belajar, hubungan . Kelas X
3.3.Menganalisis penggolongan untuk menghindari membaca buku sumber atau struktural dan 2. Kemdikbu
fungsi dan fungsi dan weweang tindakan korupsi. sumber lain dan menggali di fungsional d
kewenangan lembaga negara di 8. Sajian hasil analisis internet yang mampu pemerintahan Pendidika
lembaga- Indonesia. hasil kajian memberikan jawaban tehadap pusat dan n
lembaga 6. Menganalisis keterkaitan antar permasalahan yang diajukan daerah Pancasila
Negara menurut keterkaitan fungsi lembaha kelompok siswa (PS- Keterampilan: dan
82
Indikator Pencapaian Alokasi Sumber
No Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Penilaian
Kompetensi Waktu Belajar
Undang- hubungan antar negara menurut PENGUMPULAN  Portofolio Kewargan
UndangDasar lembaga negara. UUD Negara DATA/INFORMASI) untuk menilai e-garaan
Negara 7. Menunjukan contoh Republik Indonesia Tahap 4 Data Processing hasil pekerjaan SMA//MA/
Republik penyimpangan Tahun 1945. e.Berdasarkan data dan informasi baik individu SMK/MAK
Indonesia kewenangan yang terkumpul setiap kelompok maupun . Kelas X
Tahun 1945 lembaga negara berdiskusi, sharring/berbagi kelompok 3. Referensi
4.3.Mendemon- sehingga pendapat untuk merumuskan tentang atau
strasikan hasil menimbulkan jawaban terhadap permasalahan hubungan Internet
analis tentang tindakan koruptif. yang dimajukan kelompok. (PS- struktural dan sesuai
fungsi dan 8 Menunjukkan MENGASOSIASI) fungsional materi
kewenangan contoh sikap Tahap 5 Verification pemerintahan pokok
lembaga- perilaku yang harus f. Setelah terumuskan jawaban pusat dan 4. Tim
lembaga ditunjukkan sebagai terhadap permasalahan yang ada daerah Penyusun,
Negara menurut wujud komitmen selanjutnya setiap kelompok Pendidika
Undang- antikorupsi. melakukan telaah ulang terhadap n
Undang Dasar 9. Menampilkan diri hasil kerja kelompok sehingga Kesadara
Negara perilaku para diperoleh jawaban yang tepat dan n
Republik aparatur sipil negara benar Berkonstit
Indonesia untuk menghindari g.Setelah jawaban diverifikasi dan usi untuk
Tahun 1945 tindakan korupsi. ditelaah ulang untuk disimpulkan SMA dan
10 Menyajikan hasil kemudian dipresentasikan (PS- MA.
analisis hasil kajian MENGKOMU-NIKASIKAN) Jakarta:
keterkaitan antar Tahap 6 Generali-zation Sekjen
fungsi lembaha h.Guru mencermati hasil tayangan dan
negara menurut dan bersama siswa guru Kepaniter
UUD Negara menyimpulkanan,. a-an
Republik Indonesia (PS-MENYIMPUOKAN) Mahkama
Tahun 1945. h
Konstitusi
RI, 2009.
4 1.4Menghormati 1. Mensyukuri 1. Otonomi daerah Model Pembel NHT : Sikap: 12 JP  Fajar, Arnie,
hubungan hubungan struktural dalam konteks 1) Siswa dibagi dalam kelompok,  Penilaian 2014,
pemerintah dan fungsional negara Kesatuan setiap siswa dalam setiap teman sejawat Model
pusat dan antara pemerintah Republik Indonesia; kelompok mendapat nomor dan Penilaian Pengintegra
daerah menurut pusat dan 2. Kedudukan dan kepala diri, untuk sian
Undang- pemerintah daerah peran pemerintah 2) Guru memberikan tugas, menilai Pendidikan
82
Indikator Pencapaian Alokasi Sumber
No Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Penilaian
Kompetensi Waktu Belajar
Undang Dasar berdasarkan UUD daerah diupayakan setiap kelompok ketaatan pada Antikorupsi
Negara 1945 3. Hubungan struktural mendapat tugas yang berbeda, aturan & tata pada Mata
Republik 2. Menghargai dan fungsional dan masing-masing kelompok tertib. Jurnal, Pelajaran
Indonesia hubungan struktural pemerintah pusat mengerjakannya. Tugas yang untuk mencatat Pendidikan
Tahun 1945 dan fungsional dan pemerintah diberikan dan menilai Pancasila
sebagai antara pemerintah daerah;. (a) mengamati tayangan pembiasaan dan
anugerahTuhan pusat dan 4. Kebijakan kebijakan video/gambar/film tentang taat pada Kewargane
Yang Maha Esa pemerintah daerah pemerintah untuk perkelaian antar kelompok, hukum. garaan
2.4Bersikap peduli berdasarkan UUD kepentingan kemiskinan, kasus Tolikara, Pengamatan, (PPKn)
terhadap 1945 masyarakat yang kasus perkelaian antar penilaian ini Berdasarka
hubungan 3. Menjelaskan dilaksanakan secara kelompk, membaca bahan merupakan n Kurikulum
pemerintah otonomi daerah ADIL dan ajar, buku siswa penilaian 2013
pusat dan dalam konteks BERTANGGUNG (MENGAMATI) proses menilai SMA//MA/
daerah yang negara Kesatuan JAWAB, (b) merumuskan perilaku dan SMK/MAK.
harmonis di Republik Indonesia; 5. Kasus-kasus permasalahan/pertanyaan sikap peserta Kelas X
daerah 4. Menjelaskan korupsi yang dari hasil pengematan, didik dalam  Kemdikbud
setempat kedudukan dan melibatkan aparat bacaan, kerjadian nyataan. proses Pendidikan
3.4.Merumuskan peran pemerintah atau pejabat (MENANYA) dan sebaiknya pembelajaran, Pancasila
hubungan daerah pemerintah pusat semua rumusan pertanyaan serta simulasi dan
pemerintah 5. Menganalisis dan atau daerah. dari siswa disepakati kelas Keterampilan: Kewargane-
pusat dan hubungan struktural 6. Sikap dan perilaku untuk dijadikan bahan  Portofolio garaan
daerah menurut dan fungsional HIDUP pembahasan untuk menilai SMA//MA/
Undang- pemerintah pusat SEDERHANA (c) peserta didik diminta untuk hasil pekerjaan SMK/MAK.
Undang Dasar dan pemerintah dalam kehidupan mencari sumber, informasi, baik individu Kelas X
Negara daerah; sehari-hari data yang dapat digunakan maupun  Referensi
Republik 6. Menyaji hasil telaah 7. Sajian hasil telaah untuk kelompok atau
Indonesia hubungan struktural hubungan struktural memecahkan/menjawab tentang Internet
Tahun 1945 dan fungsional dan fungsional pertanyaan yang diajukan contoh, ciri-ciri, sesuai
4.4.Merancang dan pemerintahan pusat pemerintah pusat peserta didik dan perbedaan materi
melakukan dan daerah menurut dan pemerintah (MENGUMPULKAN bertutur kata, pokok
penelitian Undang-Undang daerah secara ADIL INFORMASI/DATA) berperilaku  Tim
sederhana Dasar Negara dan BERANI. 3) Kelompok mendiskusikan dan bersikap Penyusun,
tentang Republik Indonesia 8. Sajian hasil telaah jawaban, tiap anggota kelompok yang baik dan Pendidikan
hubungan Tahun 1945. hubungan struktural mencatat hasil diskusi. buruk dalam Kesadaran
pemerintah 7. Menuliskan dan fungsional (MENGASOSIASI) kehidupan Berkonstitu
pusat dan kebijakan kebijakan pemerintahan pusat 4) Setiap anggota kelompok bermasyara- si untuk
82
Indikator Pencapaian Alokasi Sumber
No Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Penilaian
Kompetensi Waktu Belajar
pemerintah pemerintah untuk dan daerah menurut memiliki tanggung jawab dan kat, berbangsa SMA dan
daerah kepentingan Undang-Undang kesempatan yang sama untuk dan bernegara MA.
setempat masyarakat yang Dasar Negara melaporkan hasil diskusinya. Jakarta:
menurut dilaksanakan secara Republik Indonesia (MENGKOMUNIKASIKAN) Sekjen dan
Undang- ADIL dan Tahun 1945 5) Guru memanggil salah satu Kepanitera-
Undang Dasar BERTANGGUNG nomor siswa dalam kelompok an
Negara JAWAB, untuk melaporkan hasil Mahkamah
Republik 8. Menganalisis kasus- diskusinya di depan kelas. Konstitusi
Indonesia kasus korupsi yang (MENGKOMUNIKASIKAN) RI, 2009.
Tahun 1945 melibatkan aparat 6) Kemudian kelompok lain dapat
atau pejabat memberikan
pemerintah pusat masuikan/meresponsi dari hasil
dan atau daerah. diskusinya (menyempurnakan)
9. Menunjukkan sikap (MEMBUAT JEJARING);.
dan perilaku HIDUP 7) Guru selanjutnya dapat
SEDERHANA mengulangi beberapa kali dari
dalam kehidupan kelompok yang berbeda.
sehari-hari 8) Guru mengklarifikasi apabila
10.Menyajikan hasil timbul permasalahan dan
telaah hubungan menarik kesimpulan.
struktural dan (MENYIMPUL-KAN)
fungsional
pemerintah pusat
dan pemerintah
daerah secara ADIL
dan BERANI.

5 1.5 Mensyukuri 1. Menunjukan rasa 1. Pengetian integritas Mengamati Sikap: 12 JP  Fajar, Arnie,
nilai-nilai yang syukur terhadap nasional  Membaca berita/artikel tentang  Observasi 2014,
membentuk Tuhan Yang Maha 2. Macam-macam factor-faktor pembentuk integritas Penilaian Model
komitmen Esa integritas nasional nasional dalam bingkai NKRI proses menilai Pengintegra
integrasi terhadapintegritas 3. Factor-faktor Menyimak dari berbagai sumber perilaku dan sian
nasional dalam nasional dalam pembentuk tentang factor-faktor pembentuk sikap peserta Pendidikan
bingkai bingkai Bhinneka integritas nasional integritas nasional dalam bingkai didik dalam Antikorupsi
Bhinneka Tunggal Ika sebagai dalam bingkai nKRI Menanya proses pada Mata
Tunggal Ika Anugerah-NYA. Bhinneka Tunggal  Mengidentifikasi pertanyaan pembelajaran Pelajaran
82
Indikator Pencapaian Alokasi Sumber
No Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Penilaian
Kompetensi Waktu Belajar
sebagai wujud 2. Menunjukkan sikap Ika. tentang factor-faktor pembentuk Pengetahuan: Pendidikan
syukur dan perilaku 4. Contoh perilaku integritas nasional dalam bingkai  Portofolio Pancasila
kepadaTuhan kerjasama dalam yang menghambat nKRI Mengajukan pertanyaan untuk menilai dan
yang Maha Esa memecahkan terwujudnya tentang factor-faktor pembentuk hasil pekerjaan Kewargane
2.5 Menunjukkan persoalan demi integritas nasional integritas nasional dalam bingkai baik individu garaan
sikap terwujudnya sebagai tindakan nKRI perkembangan jaman. maupun (PPKn)
kerjasama integritas nasional koruptif.  Mengidentifikasi pertanyaan kelompok Berdasarka
dalam rangka dalam bingkai 5. Perilaku yang tentang factor-faktor pembentuk tentang n Kurikulum
mewujudkan Bhinneka Tunggal mampu integritas nasional dalam bingkai masalah- 2013
komitmen Ikal menumbuhkan nKRI masalah yang SMA/MA/
integrasi 3. Menjelaskan terwujudkan Mengumpulkan pertanyaan tentang muncul dalam SMK/MAK.
nasional dalam pengetian integritas integritas nasional factor-faktor pembentuk integritas pelanggaran Kelas X
bingkai nasional sebagai tindakan nasional dalam bingkai NKRI hak dan  Kemdikbud
Bhinneka 4. Menjelaskan antikoruptif. Mengumpulkan Informasi pengingkaran Pendidikan
Tunggal Ika macam-macam 6. Faktor-faktor  Mencari informasi dari berbagai kewajiban Pancasila
3.5.Mengidentifikasi integritas nasional pembentuk integrasi sumber tentang factor-faktor sebagai warga dan
faktor-faktor 5. Menganalisis factor- nasional dalam pembentuk integritas nasional negara dan Kewargane-
pembentuk faktor pembentuk bingkai Bhinneka dalam bingkai nKRI cara garaan
integrasi integritas nasional Tunggal Ika pemecahanny SMA/MA/
 Mengumpulkan sumber data
nasional dalam dalam bingkai a. Projek untuk SMK/MAK.
berkaitan dengan arti penting
bingkai Bhinneka Tunggal menilai projek Kelas X
integritas nasional dalam bingkai
Bhinneka Ika. belajar  Referensi
NKRI
Tunggal Ika 6. Memberikan contoh kewarganegar atau
4.5.Mendemon- perilaku yang  Mengumpulkan data tentang aan. Internet
strasikan faktor- menghambat perilaku yang mendorong sesuai
faktor terwujudnya terwujudnya integritas nasional materi
pembentuk integritas nasional dalam kerangka NKRI pokok
integrasi sebagai tindakan  Mengumpulkan data tentang  Tim
nasional dalam koruptif. perilaku antikorupsi sebagai Penyusun,
bingkai 7. Menampilkan perwujudan integritas nasional Pendidikan
Bhinneka perilaku yang yang bebas korupsi. Kesadaran
Tunggal Ika mampu Menalar/ Mengasosiasi Berkonstitu
menumbuhkan  Menyimpulkan arti penting si untuk
terwujudkan mempertahankan Pancasila SMA dan
integritas nasional sebagai dasar negara dan MA.
sebagai tindakan pandangan hidup bangsa Jakarta:
82
Indikator Pencapaian Alokasi Sumber
No Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Penilaian
Kompetensi Waktu Belajar
antikoruptif.  Menentukan hubungan antara Sekjen dan
8. Mendemonstrasikan mewujudkan nilai-nilai Pancasila Kepanitera-
faktor-faktor dengan perkembangan jaman an
pembentuk integrasi saat ini dan dimasa yang akan Mahkamah
nasional dalam datang Konstitusi
bingkai Bhinneka  Menyimpulkan arti penting RI, 2009.
Tunggal Ika perwujudan nilai-nilai Pancasila
berkaitan dengan nilai antikorupsi
sesuai perkembangan jaman
Mengomunikasikan
 Menyusun dan menyajikan hasil
telaah tentang pengertian
integritas, meacam-macam idan
factor pembentuk integritas
nasional dalam kerangka NKRI
 Menyusun laporan dan
mempresenta-sikan perwujudan
nilai-nilai Pancasila sesuai
perkembangan jaman
 Menyusun laporan dan
mempresentasikan perwujudan
nilai-nilai Pancasila berkaitan
dengan nilai antikorupsi sesuai
perkembangan jaman
 Membuat dan membacakan
ikrar/komitmen untuk
mempertahankan dan
melaksanakan Pancasila sebagai
dasar negara sesuai dinamika
praktik penyelenggaraan negara..

6 1.6 Bersyukur 1. Menunjukan sikap 1. Pengertian Model Pembelajaran: Good News Keterampilan: 12 JP  Fajar, Arnie,
kepadaTuhan dan perilaku syukur ancaman terhadao Classmeting.  Portofolio, 2014,
Yang Maha Esa terhadap Tuhan NKRI 1) Memilih berita baru yang aktual penilaian ini Model
atas nilai-nilai Yang Maha Esa 2. Bentuk-bentuk dan menarik untuk di bahas digunakan Pengintegra
82
Indikator Pencapaian Alokasi Sumber
No Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Penilaian
Kompetensi Waktu Belajar
yang atas terbentuknya ancaman terhadap berupa Artikel, Kliping berasal untuk menilai sian
membentuk kesadaran keutuhan NKRI. dari media massa, seperti surat hasil pekerjaan Pendidikan
kesadaran atas masyrakat terhadap 3. Contoh bentuk kabar, berita di televisi, radio baik individu Antikorupsi
ancaman ancaman terhadap ancaman militer dsb. Misal kasus Penggeseran maupun pada Mata
terhadap keutuhan NKRI. terhadap keutuhan Patok Batas Wilayah Negara di kelompok Pelajaran
negara dan 2, Menunjukkan sikap NKRI Sambas Kalimantan Barat, dsb. tentang Pendidikan
upaya perilaku tanggap 4. Bentuk ancaman (MENGAMATI) analisis Pancasila
penyelesaianny terhadap setiap non militer terhadap 2) Siswa dikelompokkan, dan indikator dan
a dalam bingkai ancaman keutuhan keutuhan NKRI masing-masing kelompok bebas ancaman Kewargane
Bhinneka NKRI 5. Ancaman di era membahas dari sudut pandang terhadap garaan
Tunggal Ika 3. Mendeskripsikan global abad ke 21 masing-masing, misalnya: “ negara dalam (PPKn)
2.6 Bersikap pengertian ancaman 6. Perilaku yang Kerusakan lingkungan “ bisa membangun Berdasarka
responsif dan terhadao NKRI menimbulkan dari sudut pandang (menanya) integrasi n Kurikulum
proaktif atas 4. Menggolongkan tindakan mengidentifikasi kerusakan nasional 2013
ancaman bentuk-bentuk koruptif/merusak/me lingkungan, faktor penyebab, dengan bingkai SMA//MA/
terhadap ancaman terhadap rugikan kepentingan dampak kerusakan terhadap BhinnekaTung SMK/MAK.
negara dan keutuhan NKRI. umum. masyarakat, upaya gal Ika Kelas X
upaya 5. Memberikan contoh 7. Perilaku yang penanggulangan, respon Pengetahuan  Kemdikbud
penyelesaianny bentuk ancaman menimbulkan masyarakat dalam upaya  Tes digunakan Pendidikan
a dibidang militer terhadap kerusakan penanggulangan, dsb..(menalar untuk menilai Pancasila
Ideologi, politik, keutuhan NKRI lingkungan sebagai melalui kerja kelompok) hasil belajar dan
ekonomi, sosial, 6. Memberikan contoh bentuk tindakan 3) Tiap kelompok secara individu Kewargane-
budaya, bentuk ancaman koruptif. mempresentasekan hasil tentang garaan
pertahanan, non militer terhadap 8. Upaya melalui wakil kelompoknya, analisis SMA/MA/
dan keamanan keutuhan NKRI menanggulangi (menyajikan) sedangkan indikator SMK/MAK.
dalam bingkai 7. Memberi contoh ancaman di bidang kelompok lain memperhatikan ancaman Kelas X
Bhinneka ancaman di era ideology, politik, dan meresponsi bila diperlukan terhadap  Referensi
Tunggal Ika global abad ke 21 ekonomi, sosial, (membuat jejaring).. negara dalam atau
3.6.Menganalisis 8. Menunjukkan budaya dan 4) Guru mengamati dan membangun Internet
ancaman contoh perilaku pertahanan dan mengklarifikasi bila terjadi integrasi sesuai
terhadap yang menimbulkan keamanan. kesalahan (penilaian aotentik). nasional materi
negara dan tindakan 9. Menunjukan 5) Membuat kesempakatan dengan bingkai pokok
upaya koruptif/merusak/me perilaku hemat rangkuman hasil pembahasan BhinnekaTung  Tim
penyelesaianny rugikan kepentingan dalam penggunaan kelas (menyimpulkan). gal Ika. Penyusun,
a di bidang umum. barang sebagai 6) Buatlah projek untuk Sikap Pendidikan
ideologi, politik, 9. menunjukkan wujud tindakan melestarikan lingkungan sekolah  Pengamatan, Kesadaran
82
Indikator Pencapaian Alokasi Sumber
No Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Penilaian
Kompetensi Waktu Belajar
ekonomi, sosial, contoh perilaku antikoruptif. misalnya membawa tanaman penilaian ini Berkonstitu
budaya, yang menimbulkan 10.Sajian hasil kajian untuk penghijauan, keindahan di merupakan si untuk
pertahanan, kerusakan tentang dan upaya sekolah (mencipta) penilaian SMA dan
dankeamanand lingkungan sebagai penyelesaiannya di Penutup proses menilai MA.
alambingkaiBhi bentuk tindakan bidang Ideologi, perilaku dan Jakarta:
nneka Tunggal koruptif. politik, ekonomi, sikap peserta Sekjen dan
Ika 10.Mendeskripsikan sosial, budaya, didik dalam Kepanitera-
4.6.Menyaji hasil upaya pertahanan, dan proses an
analisis tentang menanggulangi keamanan pembelajaran. Mahkamah
ancaman ancaman di bidang  Projek untuk Konstitusi
terhadap ideology, politik, menilai RI, 2009.
negara dan ekonomi, sosial, partisipasi
upaya budaya dan kewarganega-
penyelesaianny pertahanan dan raan.
a di bidang keamanan.
Ideologi, politik, 11.Menunjukan
ekonomi, sosial, perilaku hemat
budaya, dalam penggunaan
pertahanan, barang sebagai
dan keamanan wujud tindakan
antikoruptif.
12 Melaporkan hasil
kajian tentang
ancaman terhadap
negara kesatuan
Republik Indonesia
13.Melaporkan hasil
kajian tentang dan
upaya
penyelesaiannya di
bidang Ideologi,
politik, ekonomi,
sosial, budaya,
pertahanan, dan
keamanan
1.7 Menghargai 1. Menerima dengan 1. Pengertian
82
Indikator Pencapaian Alokasi Sumber
No Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Penilaian
Kompetensi Waktu Belajar
wawasan penuh kesadaran wawasan nusantara
nusantara sebagai wujud rasa 2. Cakupan isi
dalam konteks syukur terhadap wawasan nusantara
Negara Tuhan Yang Maha menurut bidangnya.
Kesatuan Esa tentang konsep 3. Aktualisasi
Republik wawasan nusantara wawasan nusantara
Indonesia dalam konteks 4. Hambatan
sebagai Negara Kesatuan. aktualisasi wawasan
anugerah 2. Menunjukan sikap nusantara.
Tuhan Yang tanggung jawab 5. Contoh perilaku
Maha Esa terhadap konsep peduli terhadap
2.7 Bertanggungja- wawasan nusantara lingkungan sekitar
wab dalam konteks sebagai wujud
mengembangka negara kesatuan implementasi
n kesadaran Republik Indonesia. wawasan nusantara
akan 3. Menjelaskan (nilai peduli)
pentingnya pengertian wawasan 6. Perilaku tanggung
wawasan nusantara jawab dalam
nusantara 4. Menggolongkan menjaga keutuhan
dalam konteks cakupan isi wilayah NKRI (Nilai
Negara wawasan nusantara tanggung jawab)
KesatuanRepub menurut bidangnya. 7. Presentasi hasil
lik Indonesia 5. Menunjukan interpre-tasi terkait
3.7.Menginter- aktualisasi wawasan pentingnya
pretasi nusantara Wawasan
pentingnya 6. Menjelaskan Nusantara dalam
Wawasan hambatan konteks Negara
Nusantara aktualisasi wawasan KesatuanRepublik
dalam konteks nusantara. Indonesia
Negara 7. Memberikan contoh
Kesatuan perilaku peduli
Republik terhadap lingkungan
Indonesia sekitar sebagai
4.10. Memprese wujud implementasi
ntasikan hasil wawasan nusantara
interpre-tasi (nilai peduli)
82
Indikator Pencapaian Alokasi Sumber
No Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Penilaian
Kompetensi Waktu Belajar
terkait 8. Menampilkan
pentingnya perilaku tanggung
Wawasan jawab dalam
Nusantara menjaga keutuhan
dalam konteks wilayah NKRI (Nilai
Negara tanggung jawab)
KesatuanRepu 9. Mempresentasikan
blik Indonesia hasil interpre-tasi
terkait pentingnya
Wawasan
Nusantara dalam
konteks Negara
KesatuanRepublik
Indonesia
82
C. Model Pengintegrasian dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP)

Sekolah :. SMA/MA/SMK
Mata pelajaran : Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn)
Kelas/semester : X/Ganjil
Materi pokok Hubungan pemerintah pusat dan daerah menurut Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Alokasi Waktu : 2 X Pertemuan (4 Jam Pelajaran) @ 45 menit

A. Kompetnsi Dasar (KD)


1.4 Menghormati hubungan pemerintah pusat dan daerah menurut Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 sebagai anugerahTuhan Yang Maha Esa
2.4 Bersikap peduli terhadap hubungan pemerintah pusat dan daerah yang harmonis di
daerah setempat
3.4. Merumuskan hubungan pemerintah pusat dan daerah menurut Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945
4.4. Merancang dan melakukan penelitian sederhana tentang hubungan pemerintah pusat
dan pemerintah daerah setempat menurut Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945

B. Indikator Pencapaian Kompetensi


1. Mensyukuri hubungan struktural dan fungsional antara pemerintah pusat dan
pemerintah daerah berdasarkan UUD 1945
2. Menghargai hubungan struktural dan fungsional antara pemerintah pusat dan
pemerintah daerah berdasarkan UUD 1945
3. Menjelaskan otonomi daerah dalam konteks negara Kesatuan Republik Indonesia;
4. Menjelaskan kedudukan dan peran pemerintah daerah.
5. Menunjukan peran pemerintah daerah dalam upaya pemberantasan korupsi di
daerahnya.
6. Menunjukkan upaya pemerintah pusat dan daerah untuk memberantas korupsi
7. Memberi contoh perilaku oknum di daerah yang terlibat tindakan korupsi.
8. Menunjukkan contoh sikap perilaku tindakan antikorupsi oleh aparatur pemerintahan
daerah.
9. Menganalisis hubungan struktural dan fungsional pemerintah pusat dan pemerintah
daerah;
82
10. Menuliskan kebijakan kebijakan pemerintah untuk kepentingan masyarakat yang
dilaksanakan secara ADIL dan BERTANGGUNG JAWAB,
11. Menganalisis kasus-kasus korupsi yang melibatkan aparat atau pejabat pemerintah
pusat dan atau daerah.
12. Menunjukkan sikap dan perilaku HIDUP SEDERHANA dalam kehidupan sehari-hari
13. Menyajikan hasil telaah hubungan struktural dan fungsional pemerintah pusat dan
pemerintah daerah secara ADIL dan BERANI.
14. Menyaji hasil telaah hubungan struktural dan fungsional pemerintahan pusat dan daerah
menurut Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

C. Tujuan pembelajaran
Pertemuan 1
1. Peserta didik mampu mensyukuri hubungan struktural dan fungsional antara pemerintah
pusat dan pemerintah daerah berdasarkan UUD 1945
2. Peserta didik mamp menghargai hubungan struktural dan fungsional antara pemerintah
pusat dan pemerintah daerah berdasarkan UUD 1945
3. Peserta didik mamp menjelaskan otonomi daerah dalam konteks negara Kesatuan
Republik Indonesia;
4. Peserta didik mamp menjelaskan kedudukan dan peran pemerintah daerah.
5. Peserta didik mamp menunjukan peran pemerintah daerah dalam upaya
pemberantasan korupsi di daerahnya.
Pertemuan 2
1. Peserta didik mampu menunjukkan upaya pemerintah pusat dan daerah untuk
memberantas korupsi
2. Peserta didik mamp memberi contoh perilaku oknum di daerah yang terlibat tindakan
korupsi.
3. Peserta didik mamp menunjukkan contoh sikap perilaku tindakan antikorupsi oleh
aparatur pemerintahan daerah.
4. Peserta didik mamp menganalisis hubungan struktural dan fungsional pemerintah pusat
dan pemerintah daerah;
5. Peserta didik mampu menuliskan kebijakan kebijakan pemerintah untuk kepentingan
masyarakat yang dilaksanakan secara ADIL dan BERTANGGUNG JAWAB,
6. Peserta didik mamp menganalisis kasus-kasus korupsi yang melibatkan aparat atau
pejabat pemerintah pusat dan atau daerah.
7. Peserta didik mamp menunjukkan sikap dan perilaku HIDUP SEDERHANA dalam
kehidupan sehari-hari
82
8. Peserta didik mamp menyajikan hasil telaah hubungan struktural dan fungsional
pemerintah pusat dan pemerintah daerah secara ADIL dan BERANI.
9. Peserta didik mamp menyaji hasil telaah hubungan struktural dan fungsional
pemerintahan pusat dan daerah menurut Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945.

D. MATERI PEMBELAJARAN
Pertemuan 1
1. Bersyukuri hubungan struktural dan fungsional antara pemerintah pusat dan pemerintah
daerah berdasarkan UUD 1945
2. Menghargai hubungan struktural dan fungsional antara pemerintah pusat dan
pemerintah daerah berdasarkan UUD 1945
3. Otonomi daerah dalam konteks negara Kesatuan Republik Indonesia;
4. Kedudukan dan peran pemerintah daerah.
5. Peran pemerintah daerah dalam upaya pemberantasan korupsi di daerahnya.

Pertemuan 2
1. Upaya pemerintah pusat dan daerah untuk memberantas korupsi
2. Contoh perilaku oknum di daerah yang terlibat tindakan korupsi.
3. Contoh sikap perilaku tindakan antikorupsi oleh aparatur pemerintahan daerah.
4. Hubungan struktural dan fungsional pemerintah pusat dan pemerintah daerah;
5. Kebijakan kebijakan pemerintah untuk kepentingan masyarakat yang dilaksanakan
secara ADIL dan BERTANGGUNG JAWAB,
6. Kasus-kasus korupsi yang melibatkan aparat atau pejabat pemerintah pusat dan atau
daerah.
7. Sikap dan perilaku HIDUP SEDERHANA dalam kehidupan sehari-hari
8. Sajian hasil telaah hubungan struktural dan fungsional pemerintah pusat dan
pemerintah daerah yang tidak disalahgunakan oleh onknum.
9. Sajianhasil telaah hubungan struktural dan fungsional pemerintahan pusat dan daerah
menurut Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

BAHAN AJAR BAGI SISWA MAPEL PPKn YANG TERINETGRASI


PENDIDIKAN ANTIKORUPSI KELAS X KOMPETENSI 3.4

Otonomi Daerah.
Otonomi daerh merupakan hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk
mengatur dan mngurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat
sesuai dengan paeraturan perundangan yang berlaku. Ketika kewenangan diberikan oleh
pemerintah pusat tidak jarang disalahgunakan kepala daerah untuk keuntungan pribadi,
82
melakukan pemerintahan tidak amanah, serakah, dan ini bertentangan dengan nilai keadilan,
kebersamaan, komitmen.
Dalam perubahan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
mengatur hubungan wewenang pemerintah pusat dan pemerintahan daerah dalam satu pasal,
yaitu Pasal 18A ayat (1) dan ayat (2) bahwa hubungan wewenang antara pemerintah pusat dan
pemerintahan daerah provinsi, kabupaten, dan kota, atau antara provinsi dan kabupaten dan
kota, diatur dengan undang-undang dengan memperhatikan kekhususan dan keragaman daerah

Menurut UU No. 32 Tahun 2004 :


Pengertian otonomi daerah menurut UU No. 32 Tahun 2004 adalah hak, wewenang, dan
kewajiban daerah otonomi untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan
kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku. 
Tujuan Otonomi daerah
* agar tidak terjadi pemusatan dalam kekuasaan pemerintahan pada tingkat pusat sehingga
jalannya pemerintahan dan pembangunan berjalan lancar
* agar pemerintah tidak hanya dijalankan oleh pemerintah pusat, tetapi daerah pun dapat diberi
hak untuk mengurus sendiri kebutuhannya Pemberian hak dan wewenang sering dimanfaatkan
untuk mengeruk kepentingan pribadi seperti korupsi dan baniak kepala daerah dipenjara. Hal
ini mestinya tidak boleh terjadi karena bertentangan dengan nilai keadilan, nilai komitmen, dan
nilai kejujuran.
* agar kepentingan umum suatu daerah dapat diurus lebih baik dengan memperhatikan sifat dan
keadaan daerah yang mempunya kekhususan sendiri. (sbr: H.S. Sunardi dan Purwanto, Tri
Bambang. 2006. Pendidikan Kewarganegaraan untuk Kelas IX SMP dan MTs. Jakarta :
Global. Hal : 49-57). Perhatian pemerintah daerah terhadap kepentingan rakyat masih belum
merata, seperti masih terjadi kesenjangan yang dalam antara si kaya dan si miskin, pelayanan
keksehatan yang masih rendah, pelayanan pendidikan yang belum merata, kesejahteraan
sosial, ekonomi yang masih jauh dari harapan. Dimanapun daerah berada, disitulah
kesenjangan pasti ada. Tugas pemerintah daerah untuk mengatasi kesenjangan dan
rendahnya pelayanan kepada masyarakat. Pada hal ini bertentangan dengan nilai keadilan,
tanggung jawab, komitmen, dan kepedulian.

Hubungan Struktural.
Hubungan struktural adalah hubungan yang didasarkan pada tingkat dan jenjang dalam
pemerintahan. Pemerintah pusat merupakan penyelenggara urusan pemerintahan di tingkat
nasional. pemerintah daerah merupakan penyelenggara urusan pemerintahan di daerah masing
masing bersama DPRD menurut asas otonomi dan tugas pembantuan, dalam sistem dan prinsip
NKRI. Secara struktural presiden merupakan pemegang kekuasaan tertinggi dalam
82
penyelenggara urusan pemerintahan di tingkat nasional. kepala daerah merupakan
penyelenggara urusan pemerintahan di daerah masing masing sesuai dengan prinsip otonomi
seluas luasnya. Secara realita prinsip otonomi seluas=luasnya menganggap bahwa kebijakan
yang diambil kepala daerah sudah benar, pada bila di analisis bertentangan dengan peraturan
perundangan yang berlaku (nilai keadilan). Oleh kaena itu tidak sedkit pemerintahan Joko
Widodo membatalkan PERDA yang dianggap bertentangan dengan peraturan perundangan di
atas. (nilai keadilan, nilai kebersamaan, tanggung jawab)
Secara struktural hubungan pemerintah pusat dan daerah diatur dalam Peraturan
Pemerintah Nomor 84 Tahun 2000. Berdasarkan ketentuan tersebut daerah diberi kesempatan
untuk membentuk lembaga-lembaga yang disesuaikan dengan kebutuhan daerah. Untuk lebih
jelasnya, hubungan struktural tersebut dapat kalian lihat pada bagan berikut.

Hubungan Fungsional
Hubungan fungsional adalah hubungan yang didasarkan pada fungsi masing-masing
pemerintahan yang saling mempengaruhi dan saling bergantung antara satu dengan yang lain.
Pada dasarnya pemerintah pusat dan daerah memiliki hubungan kewenangan yang saling
melengkapi satu sama lain. Hubungan tersebut terletak pada visi, misi, tujuan, dan fungsinya
masing-masing. Visi dan misi kedua lembaga ini, baik di tingkat lokal maupun nasional adalah
melindungi serta memberi ruang kebebasan kepada daerah untuk mengolah dan mengurus
rumah tangganya sendiri berdasarkan kondisi dan kemampuan daerahnya.
Adapun tujuannya adalah untuk melayani masyarakat secara adil dan merata dalam
berbagai aspek kehidupan. Apabila masih ada kepala daerah tidak memberikan layanan secara
adil , masih membeda-bedakan pemberian layanan termasuk tindakan korupsi. Kasus yang
terjadi di daerah masih warga yang tidak memperoleh layanan pendidikan, kesehatan,
kesejahteraan.. Sementara fungsi pemerintah pusat dan daerah adalah sebagai pelayan,
pengatur, dan pemberdaya masyarakat. Hubungan wewenang antara pemerintah pusat dan
pemerintah daerah provinsi, kabupaten, dan kota atau antara provinsi dan kabupaten dan kota
diatur dengan undang-undang dengan memperhatikan kekhususan dan keragaman daerah.
Hubungan keuangan, pelayanan umum, pemanfatan sumber daya alam, dan sumber daya
82
lainnya antara pemerintah pusat dan pemerintahan daerah diatur dan dilaksanakan secara adil
dan selaras berdasarkan undang-undang. Pemberian hak dan kewenangan oleh pemerintah
pusat kepada daerah untuk mengelola sumber daya alam, sering dimanfaatkan untuk mengeruk
kepentingan pribadi khusunya seperti tambang, sumber mineral lainnya, bahkan untuk
kepentingan kelompoknya. Hal ini bertentangan dengan nilai keadilan, kejujuran, kebersamaan
dan komitmen moral untuk mensejahterakan rakyat.
Dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia terdapat dua cara yang dapat
menghubungkan antara pemerintah pusat dan pemeritah daerah yaitu sentralisasi dan
desentralisasi.
1. Sentralisasi adalah pengaturan kewenangan dari pemerintah daerah kepada pemerintah
pusat untuk mengurusi urusan rumah tangganya sendiri berdasarkan prakarsa dan aspirasi
dari rakyatnya dalam kerangka negara kesatuan Republik Indonesia. Desentralisasi
sebenarnya adalah istilah dalam keorganisasian yang secara sederhana di definisikan
sebagai pengaturan kewenangan. Di Indonesia sistem sentralisasi pernah diterapkan pada
zaman kemerdekaan hingga orde baru.
2. Desentralisasi adalah penyerahan kewenangan dari pemerintah pusat kepada pemerintah
daerah untuk mengurusi urusan rumah tangganya sendiri berdasarkan prakarsa dan aspirasi
dari rakyatnya dalam kerangka negara kesatuan Republik Indonesia. Dengan adanya
desentralisasi maka muncullan otonomi bagi suatu pemerintahan daerah. Desentralisasi
sebenarnya adalah istilah dalam keorganisasian yang secara sederhana di definisikan
sebagai penyerahan kewenangan
Desentralisasi apabila kurang pengawasan, akan menimbulkan penyalahgunaan
wewenang oleh daerah untuk pentingan diri sendiri seperti kasus Gubernur Sumatra Utara,
kasus dugaan penyalahgunaan oleh kepala daerah lainnya. Ini jelas-jelas melanggar dengan
asas atau nilai keadilan, tanggung jawab, kemitmen dan kebersamaan.

E. Metode Pembelajaran
1. Pendekatan pembelajaran menggunakan Scientific
2. Model pembelajarannya adalah Problem Based Learning
3. Metode pembelajarannya adalah penugasan

F. Alat / Media/ Bahan


Alat dan Media : LCD projector, media massa
Sumber Belajar : 1. Buku PPKn Kelas X Untuk Siswa SMA
2. Bahan Ajar untuk Siswa Kelas X SMA terintegrasi Pendidikan
antikorupsi (terlampir).
3. Sumber lain yang relevan.
G. Kegiatan Pembelajaran
82
Pertemuan 1
Langkah Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Model PBL Waktu
Pendahuluan 1. Guru mempersiapkan kelas agar lebih 10 Menit
kondusif untuk proses belajar mengajar:
kerapian dan kebersihan ruang kelas,
presensi, menyiapkan media serta buku yang
diperlukan.
2. Guru memberikan penguatan tentang aspek
motivasi belajar dan sikap spiritual dan sosial
peserta didik.
3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran hai
ini yaitu tentang hubungan pemerintah pusat
dan daerah yang akan dicapai.
Kegiatan Inti Fase 1 4 Peserta didik dihadapkan pada masalah/kasus 65 Menit
Orientasi peserta perwujudan implementasi UU No. 8 Tahun
didik kepada masalah 2012tentang Pemerintah Daerah
5 Peserta didik mengamati tayangan hbungan
pemerintah pusat dan daerah berdasarkan PP
No 84 Tahun 2000
6 Tugas peserta: mengamati terjadinya
hubungan structural kelembagaan
pemerintahan pusat dan daerah.
7 Peserta didik diminta untuk mencatat hasil-hal/
kejadian penting setelah melihat tayangan
bagan dan membaca bahan yang disiapkan
pendidik. (MENGAMATI)
Fase 2 8. Peserta didik dikelompokkan secara
Mengorganisasikan heterogen, masing-masing kelompok dengan
peserta didik anggota 4 orang (disesuiakan dgn jumlah
siswa)
9. Dengan bimbingan guru masing-masing
kelompok ditugasi untuk merumuskan
pertanyaan-pertanyaan yang terkait dengan
bagan dan bahan ajar yang telah dibaca
tersebut (MENANYA)
Fase 3 10.Guru membimbing peserta didik untuk
Membimbing mengumpulkan informasi guna menjawab
penyelidikan individu pertanyaan tsb, dari berbagai sumber, seperti
dan kelompok buku PPn SMA Kelas X, Bahan ajar yang
terintegrasi Pendidikan Antikorupsi, sumber
lain seperti internet, media massa dan
sumber-sumber lain. (MENGUMPULKAN
DATA/INFORMASI)
11. Guru meminta peserta didik untuk berdiskusi
memecahkan/menemukan jawaban dari
pertanyaan yang diajukan, guru memberikan
bimbingan bila ditemukan kesulitan.
(MENGASOSIASI)
Fase 4 12.Peserta didik secara kelompok diberi tugas
Mengembangkan dan untuk melaporkan hasil perumusan
menyajikan hasil pertanyaan dan pemecahan masalah.
karya 13.Setiap kelompok diminta untuk
mempresentasikan di depan kelas hasil
diskusi di depan kelas (bisa dipajang,
dipresentasikan atau dilaporkan secara
tertulis. (MENGOMUNIKASIKAN)
14.Kelompok lain boleh memberikan masukan,
sanggahan ataupun pertanyaan terhadap
hasil kelompok presentasi.
Penutup Fase 5 15.Guru membimbing peserta didik mengajak 15 Menit
82
Langkah Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Model PBL Waktu
Menganalisis dan atau mencoba mengkaji ulang hasil
mengevaluasi proses pemecahan masalahan yang sudah
pemecahan masalah dirumuskan untuk disimpulkan bersama.
(MENYIMPULKAN HASIL BELAJAR)
16.Guru melakukan refleksi pembelajaran
dengan cara meminta peserta didik untuk
menanyakan:
a Apakah belajar hari ini bermanfaat bagi
kalian?
b Kesan/hikmat apa yang bisa diambil dari
pembelajaran hari ini?
c Perilaku seperti apa yang harus ditunjukkan
oleh kepala daerah sebagai pengemban
amanat rakay di daerah?
d Kebijakan seperti apa yang harus diambil
dan dilaksanakan oleh kepala daerah agar
terwujud keadilan, kesejahteraan,
pemertaan pembangunan di daerahnya?
17.Guru meminta peserta didik untuk membuat
gerakan tentang Gerakan Sadar dan Tertib
serta mentaati aturan di daerah masing-
masing. Seperti Gerakan Bersih Daerah
(lingkungan sekolah, rumah, dan lingkungan
sekitar karena ini termasuk tindakan antikrousi
di lingkungan sekitar.

H. Penilaian.
1. Penilaian Proses
2. Penilaian hasil.

1. Penilaian Sikap
Penilaian sikap terhadap peserta didik dapat dilakukan selama proses pembelajaran
berlangsung. Penilaian dapat dilakukan dengan observasi. Dalam observasi ini misalnya
dilihat sejak kegiagtan pendahuluan, aktivitas dan tingkat perhatian peserta didik pada saat
pembelajaran berlangsung.dengan menggunakan lembar Observasi sebagai berikut,

Penilaian Jurnal pada saat Proses Pembelajaran


Kelas X-E Tanggal ………….. 2017
KD : 3.4 Perteman 1 (pertama)

No Nama Siswa Kasus Nilai


Ketika berdoa mensyukuri nikamat atas anugerah Tidak baik
1 Udin negara yang kaya raya udin berbicara dengan
teman sebangku
Tugas diskusi, kurang aktif dan hanya menjadi Kurang baik
2 Safarina
penumpang saja.
82
Catatan
Penentuan nilai akhir pada peserta didik dilihat dari akumulasi kecenderungan akhir yang paling
sering muncul baik itu positif (+) atau negatif (+)

2. Penilaian Pengetahuan
Sebagai uji kompetensi (penilaian pengetahuan) dilakukan dalam bentuk penugasan,
peserta didik ditugasi untuk membuat 5 pertanyaan terkait dengan wacana tentang
permasalahan sumber daya.
Tabel 1
Hubungan pemerintah Pusat dan Daerah

No Pertanyaan Jawaban

1 Jelaskan makna sentralsasi dan desentralisasi?


Identifikasi dan jelaskan hubungan structural dan
2
fungsional antara pemerintahan pusat dan daerah
Berikan contoh perilaku oknum di daerah yang
3 terlibat tindakan korupsi dan bagaimana pendapat
Saudara terhadap kasus tersebut?
Berikan contoh perilaku dalam mengambil kebijakan
4 di daerah agar terwujud keadilan, kesejahteraan dan
pemerataan pelayanan di daerah.
Lakukan kajian terhadap hubungan pemerintah pusat
5 dan daerah yang menimbulkan masalah dan
bagaimana cara mengatasi permasalahan tersebut/

Tabel 2
Makna Otonomi Daerah di Indonesia

No Pertanyaan Jawaban

Bagaimana pelaksanaan otonomi daerah di


1
Indonesia saat ini?
Bagaimana upaya yang dapat dilakukan untuk
2 menggerakkan partisipasi masyarakat dalam
pelaksanaan otonomi daerah?
Apa yang akan terjadi jika masyarakat tidak ikut serta
3
dalam pelaksanaan otonomi daerah?
Mengapa pelaksanaan otonomi daerah oleh oknum
4
pejabat daerah sering disalahgunakan?
Mengapa saat ini banyak kepala daerah yang
5 tersangkut dalam kasus korupsi di daerahnya? Apa
penyebabnya?

Petunjuk Pemberian skor.


Bila jawaban sangat sempurna diberi skor 4
Bila jawaban sempurna diberi skor 3
Bila jawaban kurang sempurna diberi skor 2
Bila jawaban tidak sempurna diberi skor 1
82
Pengikah skor menjadi nilai:

Nilai =

3. Penilaian Keterampilan
Presentasi hasik kerja kelompok
Pertemuan 2
No Deskripsi Kegiatan skor
1 Isi presetnasi
2 Sistematikan sajian
3 Keindahan sajian
4 Jawaban logis dari pertanyaan
5 Kolaborasi dalam kelompok
Nilai

Pemberian skor:
Sangat baik diberi skor 4
Baik diberi skor 3
Kurang baik diberi skor 2
Tdak baik diberi skor 1
Skor maksimum (5 X 4) = 20

Pengelolan skor menjadi Nilai

Nilai =

Mengetahui,
..............., ..........................

Kepala Sekolah, Guru Mata Pelajaran PPKn,

.......................................... ..........................................
NIP NIP
82
B. Pengintegrasian Nilai-nilai Antikorupsi dalam Kegiatan Pengembangan Diri
1. Pengintegrasian Nilai-nilai Antikorupsi dalam Kegiatan Kokurikuler
a. Pembelajaran Berbasis Portofolio.
Pembelajaran berbasis portofolio merupakan upaya agar peserta didik dapat
memperoleh pengalaman fisik terhadap obyek dalam pembelajaran, yaitu
melibatkan atau mempertemukan peserta didik dengan obyek pembelajaran secara
nyata.Selain itu, peserta didik juga memperoleh pengalaman atau terlibat secara
mental, yakni mengkaitkan informasi awal yang telah diperoleh, selanjutnya memiliki
kebebasan untuk menyusun kembali (merekonstruksi) informasi yang diperolehnya.
Pembelajaran Berbasis Portofolio memberi keragaman sumber belajar dan
keleluasaan kepada peserta didik memilih sumber belajar yang sesuai untuk
dijadikan landasan dalam menyusun fenomena masyarakat/negara/dunia.Artinya
sebagai upaya memandirikan peserta didik untuk belajar, berkolaborasi, membantu
teman, bekerjasama, mengadakan pengamatan, dan penilaian diri untuk suatu
refleksi yang akan mendorong mereka membangun pengetahuannya sendiri.
Pembelajaran berbasis portofolio membina peserta didik untuk :
1) Berlatih memadukan antara konsep yang diperoleh dari penjelasan guru atau
dari buku/artikel/berita dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari;
2) Peserta didik diberi kesempatan untuk mencari informasi di luar kelas baik
informasi yang sifatnya benda/bacaan, penglihatan atau obyek langsung
(TV/radio/internet) maupun orang/pakar/tokoh;
3) Membuat alternatif untuk mengatasi topik/obyek yang dibahas;
4) Membuat suatu keputusan (sesuai kemampuannya) berkaitan dengan konsep
yang telah dipelajarinya, dengan mempertimbangkan nilai-nilai yang ada di
masyarakat;
5) Merumuskan langkah yang akan dilakukan untuk mengatasi masalah dan
mencegah timbulnya masalah yang berkaitan dengan topik yang dibahas.
b. Penilaian Berbasis Portofolio
Portofolio penilaian (Assessement) merupakan kumpulan fakta/bukti berupa
dokumen yang berisi tugas-tugas yang terorganisir secara sistematis dari peserta
didik secara individual.Secara terperinci berupa kumpulan catatan pribadi/individu
yang berisi refleksi pengalaman belajar, seperti kegiatan peserta didik di dalam dan
di luar kelas, kegiatan peserta didik sehari-hari yang berkaitan dengan pelajaran,
membaca, menulis (segala sesuatu yang berkaitan dengan pelajaran), uneg-uneg
peserta didik yang berkaitan dengan pelajaran, peristiwa yang dialami peserta didik
berkaitan dengan pelajaran, prestasi peserta didik berkaitan dengan pelajaran,
tanggapan guru dan sebagainya.Selain itu juga diartikan sebagai koleksi sistematis
dari peserta didik dan guru untuk menguji proses dan prestasi belajar.
Portofolio sebagai penilaian merupakan perantara penilaian oleh siswa dan
guru yang menggambarkan aktifitas dan proses yaitu mendorong siswa untuk
berdialog, merencanakan tujuan, bekerja sama, memilih, membandingkan, berbagi
pengetahuan, memper-timbangkan/merenungi, dan membuat keputusan.Dengan
demikian portofolio penilaian merupakan pembelajaran praktek (melakukan) yang
mendorong adanya interaksi antar siswa, antara siswa dan guru, dan antara siswa
dengan masyarakat dan alam sekitarnya.
Adapun contoh format portofolio penilaian untuk siswa dan guru adalah
82
82 sebagai berikut.
FORMAT PORTOFOLIO PENILAIAN

NAMA : ...................................................
KELAS : ...........
NOMOR : ........... NILAI AKHIR :
ALAMAT : ...................................................

NO TANGGAPAN GURU- TANDA TANGAN


AKTIFITAS PESERTA DIDIK ASPEK PENILAIAN NILAI
. PESERTA DIDIK SERDIK GURU
1 Deskripsi tentang hal-hal sebagai Signifikansi : Seberapa besar tingkat
berikut: kebermaknaan yang dilakukan peserta didik
- Mencari isu/masalah di berkaitan dengan mata pelajaran.
masyarakat yang sangat penting Pemahaman : Seberapa besar tingkat
dan membutuhkan penanganan pemahaman peserta didik terhadap tugas
dengan segera. yang diberikan.
- Mencari sumber informasi Argumentasi : Seberapa besar alasan yang
berkaitan dengan isu/masalah dikemukakan peserta didik terhadap aktifitas
yang dibahas yang dilakukan.
- Mengobservasi isu/masalah Bermakna : Seberapa besar manfaat aktifitas
secara langsung melalui yang dilakukan peserta didik terhadap diri
berbagai sumber informasi pribadi, keluarga dan masyarakat.
- Membuat laporan peneli- Kejelasan : Terorganisir dengan baik, tertulis
tian/tugas dengan baik, mudah dipahami.
- Mempresentasikan hasil Informasi : Akurat, cukup dan penting.
pencarian informasi

2 - Membaca, mengkaji, Pengatahuan/Konsep/Kognitif :


mendiskusikan, dan Seberapa besar pemahaman peserta didik
mempresentasikan buku terhadap materi pembelajaran.
literature yang ditugaskan. Pemahaman : Seberapa besar kemampuan
- Mengulas topik dalam jurnal peserta didik untuk menjelaskan
pendidikan konsep/informasi.
- Membahas perkembangan Penerapan : Seberapa besar kemampuan
82
NO TANGGAPAN GURU- TANDA TANGAN
AKTIFITAS PESERTA DIDIK ASPEK PENILAIAN NILAI
. PESERTA DIDIK SERDIK GURU
IPTEK dalam pendidikan dan peserta didik untuk menggunakan atau
dalam kehidupan masyarakat menerapkan informasi yang telah dipelajari ke
beserta dampak positif dan dalam situasi/konteks yang berbeda.
negatifnya. Analisis : Seberapa besar kemampuan
peserta didik dalam meng-identifikasi,
memisahkan dan membedakan komponen,
elemen fakta, konsep dan pendapat.
Sintesis : Seberapa besar kemampuan
peserta didik dalam mengakombinasi-kan
bagian/elemen ke dalam suatu
kesatuan/struktur yang lebih besar.
Evaluasi : Seberapa besar kemampuan
peserta didik dalam melakukan penilaian dan
keputusan tentang nilai suatu gagasan
dengan menggunakan criteria tertentu.

3 dst

Catatan : Format yang dibuat hanya sebagai contoh, guru bersama siswa dapat membuat sesuai dengan situasi, kondisi, dan kemampuan serta
lingkungan belajarnya.
82
2. Pengintegrasian Nilai-nilai Antikorupsi dalam Kegiatan Ekstrakurikuler
Pengintegrasian nilai-nilai antikorupsi pada kegiatan ekstrakurikuler disesuaikan
dan mendukung visi dan misi sekolah serta membantu memperkuat branding sekolah
dan evaluasi terhadap peraturan sekolah.Selain itu kegiatan ekstrakurikuler juga harus
mendukung kompetensi abad 21 yakni Kritis dalam berpikir, Kreatif, Komunikatif, dan
Kolaboratif.Jenis-jenis kegiatan ekstrakurikuler disesuaikan dengan minat dan bakat
peserta didik yang dilakukan di bawah bimbingan guru atau pelatih dengan melibatkan
orang tua dan masyarakat.Contoh kegiatan ekstrakurikuler adalah Kegiatan Keagamaan,
Kegiatan Praktik Kantin Kejujuran, Pramuka, OSIS, Palang Merah Remaja (PMR),
Paskibra, Kesenian, Bahasa dan Sastra, Kelompok Ilmiah Remaja (KIR), Jurnalistik,
Olahraga, dsb.
Pelaksanaan kegiatan seperti tersebut di atas, mulai dari rencana, program kerja,
anggaran, keputusan rapat, pelaksanaan kegiatan, dan hasil kegiatannya ditulis dalam
jurnal kegiatan individual pengurus atau panitia yang sewaktu-waktu dapat dicek oleh
siapapun dan diumumkan secara tertulis dan terbuka di Papan Informasi
Kegiatan.Tujuannya agar dapat dibaca oleh seluruh warga sekolah.Untuk itulah perlu
ditumbuhkan rasa dedikasi, kejujuran, keikhlasan, rasa pengabdian, demokratis, dan
objektif dalam setiap pribadi anggota serta pengurus organisasi kesiswaan.

Kantin Kejujuran dan Tulisan Ajakan Antikorupsi


SMAN 8 Bandung (doc.kemendikbud)

86
Pramuka dan Paskibra dapat membelajarkan dan
Mengimplementasikan Nilai-nilai Antikorupsi
(Sumber: Kemdikbud, 2016:10)

3. Pengintegrasian Nilai-nilai Antikorupsi dalam Kegiaatan Pembiasaan dan Pembudayaan


Pelaksanaan pengintegrasian nilai-nilai Antikorupsi dalam Kegiaatan Pembiasaan dan
Pembudayaan perlu didahului dengan pesan tentang pentingnya bersikap dan bertindak
antikorupsi dan ajakan untuk berperilaku antikorupsi sehingga dapat menumbuhkan pola
pikir, sikap, dan tindakan/perilaku antikorupsi dalam diri seluruh warga
sekolah.Pembiasaan dan pembudayaan tersebut dapat dilakukan secara rutin melalui
kegiatan-kegiatan sebagai berikut.
a. Pengembangan literasi sekolah bisa dilakukan dengan Gerakan 15 Menit Membaca
sebelum Pelajaran.
b. Sebelum menutup pelajaran terakhir peserta didik melakukan refleksi, menyanyikan
lagu daerah, lagu antikorupsi, dan berdoa bersama.
c. Membiasakan Kerja tanpa Pamrih
d. Penerapan Reward and Punishment secara tegas
e. Ceramah kultum oleh seorang peserta didik yang mewakili kelasnya secara
bergiliran pada pagi hari sebelum masuk jam pelajaran pertama untuk menanamkan
sikap kedisiplinan, tanggungjawab serta kejujuran
f. Didirikannya “Bengkel Antikorupsi”, yang di dalamnya berisi hasil-hasil karya peserta
didik yang terbaik tentang anti korupsi, seperti poster-poster anti korupsi, puisi, sajak,
karikatur, cerpen, cergam, opini, dan ulasan anti korupsi.
g. Didirikan “Posko Benda Hilang”, yaitu tempat penampungan barang-barang yang
ditemukan peserta didik dengan dicatat ciri-ciri benda tersebut, dan apabila ada
peserta didik yang merasa bahwa barang miliknya hilang bisa datang ke “Posko
Benda Hilang”.
h. Sholat dhuhur secara berjamaah antara guru-guru dan peserta didik pada saat
istirahat kedua.
i. Keteladanan para guru, diantaranya tepat waktu masuk kelas maupun ke luar kelas,
bersikap adil kepada peserta didik, bersikap jujur kepada siswa diantaranya tepat
secara keilmuan dalam memberikan materi pelajaran.
j. Mengembangkan sikap kepedulian terhadap lingkungan yang ditunjukkan oleh
keberanian peserta didik dalam menegur temannya bila berbuat salah/keliru/khilaf.

87
BAB V

PENUTUP

Buku Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi pada Mata Pelajaran Pendidikan


Pancasila dan Kewarganegaraan merupakan panduan dan sarana bagi guru, kepala sekolah,
pengawas sekolah dan dinas pendidikan dalam mengimplementasikan pendidikan antikorupsi di
sekolah, baik di dalam maupun di luar kelas.
Kedudukan guru sebagai motivator dan fasilitator dituntut memiliki kompetensi dalam
merencanakan pembelajaran secara optimal berdasarkan kompetensi inti dan kompetensi dasar
mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaran. Untuk menghasilkan kegiatan
pembelajaran yang baik dan benar diperlukan perencanaan pembelajaran yang baik dan benar
pula sesuai peraturan yang berlaku dengan menggunakan pendekatan, strategi, metode dan
model pembelajaran yang kreatif dan inovatif.
Peraturan tersebut antara lain: Peraturan Pemerintah RI Nomor 32 Tahun 2013 Tentang
Perubahan atas Peraturan Pemerintah RI Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional
Pendidikan, Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 20, 21, 22, 23 DAN 24
Tahun 2016. Permenddikbud Nomor 20 Tahun 2016 tentang Standar Kelulusan Pendidikan
Dasar dan Menengah. Permendikbud Nomor 21 Tahun 2016 tentang Standar Isi Pendidikan
Dasar dan Menengah; Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses Pendidikan
Dasar dan Menengah; Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian
Pendidikan Dasar dan Menengah, serta Permendikbud Nomor 24 Tahun 2016 tentang
Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Pendidikan Dasar dan Menengah.
Model pengintegrasian pendidikan antikorupsi pada mata pelajaran Pendidikan
Pancasila dan Kewarganegaraan ini, diharapkan dapat meningkatkan kualitas perencanaan,
pelaksanaan, serta penilaian proses dan hasil pembelajaran di dalam dan di luar kelas,
khususnya dalam penanaman nilai-nilai antikorupsi.

88
DAFTAR PUSTAKA

Bahri Tamrin, 2008. Modul Pendidikan Antikorupsi untuk kelas 3 SMP/MTs, Jakarta: Penerbit:
KPK 2008;

Fajar, Arnie, 2003, Pengembangan Sikap Nasionalisme Melalui Pendekatan Sain Teknologi
Masyarakat pada SMA Negeri 8 di Kota Bandung- Jawa Barat (Tesis);

Komisi Pemberantasan Korupsi, 2006, Memahami untuk Membasmi: Buku Saku untuk
Memahami Tindak Pidana Korupsi. Jakarta: Komisi Pemberantasan Korupsi;

Laila, Najmu, 2009, Pemikir Penggerak, Jakarta: Fakultas Hukum Universitas Indonesia;

Lickona, Thomas, 1991, Educating for Character How Our Schools Can Teach Respect and
Responsibility, New York: Bantam Books.

Lukman Surya Saputra dan Wahyu Nugroho (konstributor naskah) Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan/Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. SMP/MTs Kelas IX --
Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan , 2013.Hak Cipta © 2013 pada
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan;

Republik Indonesia, Undang-Undang Dasar negara Republik Indonesia tahun 1945 setelah di
amandemen;

Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan


Tindak Pidana Korupsi;

Republik Indonesia, Undang-Undang No. 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia;

Republik Indonesia, Undang-Undang No. 23 Tahun 2000 tentang Perlindungan Anak;

Republik Indonesia,Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan


Tindak Pidana Korupsi;

Republik Indonesia, Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional;

Republik Indonesia Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 Tentang Perubahan Atas
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan;

Republik Indonesia, PERPU Nomor 1 Tahun 1999 tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia;

Republik Indonesia, Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2012 tentang Strategi Nasional
Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Jangka Panjang Tahun 2012-2025 dan
Jangka Menengah Tahun 2012-2014 (Stranas PPK);

Republik Indonesia, Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2004 tentang Percepatan


Pemberantasan Korupsi;

Republik Indonesia, Instruksi Presiden Nomor 17 Tahun 2011 tentang Percepatan


Pemberantasan Korupsi tahun 2012;

Republik Indonesia, Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2013 tentang Aksi Percepatan
Pemberantasan Korupsi;

89
Republik Indonesia, Instruksi Presiden Nomor 2 Tahun 2014 tentang Aksi Pencegahan dan
Pemberantasan Korupsi Tahun 2014;

Republik Indonesia, Permendikbud Nomor 71 Tahun 2013 Tentang Buku Teks Pelajaran dan
Buku Panduan Guru untuk Pendidikan Dasar dan Menengah;

Republik indonesia, Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 58 Tahun 2014
tentang Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah, beserta
salinannya;

Republik Indonesia, Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 103 Tahun 2014
tentang Pembelajaran pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah;

Republik Indonesia, Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
104 Tahun 2014 tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik pada Pendidikan Dasar
dan Pendidikan Menengah;

Schumpeter, A. Joseph.,1947,Capitalism, Socialism, and Democracy. edisi ke-2, New York :


Harper;

Situmorang, Frederick (29 January 2013). "‘Wawasan nusantara’ vs UNCLOS". Jakarta Post
(Jakarta). Diakses tanggal 30 September 2015.

Tim Penyusun. 2006. Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta : Gramedia.


Sayidiman Suryohadiprojo, Let.Jen.TNI (Purn)

Von Aleman, Ulrich, 2004. The unknown depths of political theory: the case for a
multideimensional concept of corruption. Crime, Law & Social Change (42). 25-34.

http://asagenerasiku.blogspot.co.id/ 2012/04/lem-baga-lembaga-negara-fungsi-dan.html)

http://info-83.blogspot.com/2011/11/integrasi-nasional.html

http://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20101111180256AAabvMy
www.korem161.mil.id

https://delviadelvi.wordpress.com/2010/04/14/pentingnya-pengaktualisasian-wawasan-
nusantara-dalam-membangun-ketahanan-nasional/)

90

Anda mungkin juga menyukai