Anda di halaman 1dari 83

PENYUSUN

I. Pengarah
1. Hamid Muhammad, Ph.D
Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
2. Dr. Thamrin Kasman
Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

II. Penulis
1. Dr. Achmad Husen, M.Pd
2. Drs. Supandi, M.Pd
3. Dr. Hj. Arnie F, M.Pd

III. Produksi
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah
Kegiatan Pembinaan Pendidikan Kewarganegaraan
Tahun Anggaran 2017

Edisi Revisi
Cetakan ke-8, 2017

ISBN 978-602-99299-3-5

ii Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn)
Kelas IX SMP/MTs (Berdasarkan Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2016)
KATA PENGANTAR

Pendidikan merupakan salah satu strategi yang efektif untuk menanamkan dan
membina nilai-nilai karakter antikorupsi bagi peserta didik, pada jenjang pendidikan
dasar. Mereka merupakan generasi yang akan mengganti generasi sekarang yang
menduduki berbagai jabatan, baik di pemerintahan maupun swasta. Melalui pendidikan,
proses perubahan sikap mental akan terjadi pada diri seseorang. Dengan perubahan
tersebut, diharapkan generasi muda secara sadar mampu menerapkan dan
mengimplementasikan sikap dan perilaku antikorupsi.
Penanaman nilai-nilai antikorupsi menjadi lebih efektif apabila dilakukan sejak
dini, baik melalui pendidikan informal (keluarga), formal (persekolahan), dan nonformal
(masyarakat). Penanaman nilai tersebut di persekolahan dilakukan melalui
pengintegrasian pendidikan antikorupsi (PAk) dalam proses pembelajaran khususnya
pada mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) sebagai
pengembangan pembelajaran tematik.
Pendidikan antikorupsi yang diintegrasikan pada pembelajaran PPKn
dilaksanakan di satuan pendidikan tingkat SMP/MTs secara berkelanjutan, ditekankan
pada pembentukan sikap dan perilaku tanpa meninggalkan pengetahuan dan
keterampilan, serta pengembangan keteladanan antikorupsi. Oleh karena itu, diperlukan
perencanaan, pelaksanaan, serta penilaian proses dan hasil pembelajaran yang disusun
berdasarkan peraturan yang berlaku.
Buku Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi ini disusun sebagai bahan
dan panduan bagi guru, kepala sekolah, pengawas sekolah, dan Dinas Pendidikan
dalam mengimplementasikan penanaman niliai-nilai antikorupsi pada pembelajaran
PPKn berdasarkan kurikulum 2013 edisi revisi 2016, sehingga pendidikan antikorupsi di
SMP/MTs dapat berlangsung secara efektif dan efisien. Dengan demikian, peserta didik
lebih memahami makna tindakan koruptif, dan berani bersikap serta berperilaku
antikorupsi.

Jakarta, Juni 2017

Direktur Jenderal
Pendidikan Dasar dan Menengah,

Hamid Muhammad, Ph.D


NIP 195905121983111001

Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn) iii
Kelas IX SMP/MTs (Berdasarkan Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2016)
iv Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn)
Kelas IX SMP/MTs (Berdasarkan Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2016)
DAFTAR ISI

Halaman
PENYUSUN ........................................................................................................... ii

KATA PENGANTAR ............................................................................................. iii

DAFTAR ISI ........................................................................................................... v

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1


A. Latar Belakang ................................................................................... 1
B. Dasar Hukum ..................................................................................... 3
C. Tujuan dan Sasaran ........................................................................... 4
D. Manfaat .............................................................................................. 5
E. Ruang Lingkup ................................................................................... 6
BAB II KERANGKA KONSEPTUAL PENDIDIKAN ANTIKORUPSI ................ 7
A. Pendidikan Antikorupsi sebagai Pendidikan Karakter ....................... 7
B. Dimensi dan Nilai-Nilai Pembentuk Karakter Antikorupsi .................. 9
1. Dimensi Politik ............................................................................. 9
2. Dimensi Sosiologi ........................................................................ 10
3. Dimensi Ekonomi ......................................................................... 11
4. Dimensi Hukum ........................................................................... 12
BAB III TELAAH KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN (PPKn)
SMP/MTs KELAS IX TERHADAP NILAI-NILAI KARAKTER
ANTIKORUPSI ........................................................................................ 15
BAB IV MODEL PENGINTEGRASIAN NILAI-NILAI ANTIKORUPSI
KE DALAM MATA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA
DAN KEWARGANEGARAAN (PPKn) KELAS IX ................................ 23
A. Pengintegrasian Nilai-nilai Antikorupsi dalam Kegiatan
Intrakurikuler ...................................................................................... 23
B. Pengintegrasian Nilai-nilai Antikorupsi dalam Pengembangan
Silabus ............................................................................................... 37
C. Pengintegrasian Nilai-nilai Antikorupsi dalam Pengembangan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) .................................... 50
BAB V PENUTUP ............................................................................................... 73
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 75

Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn) v
Kelas IX SMP/MTs (Berdasarkan Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2016)
vi Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn)
Kelas IX SMP/MTs (Berdasarkan Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2016)
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 31 ayat (3)
mengamanatkan bahwa pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan suatu sistem
pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dengan Undang-undang. Atas dasar
amanat tersebut, pemerintah menerbitkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas).
UU Sisdiknas Pasal 2 menyatakan bahwa pendidikan nasional berdasarkan Pancasila dan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Selanjutnya Pasal 3
menegaskan bahwa, ”Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab.”
Untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional tersebut, diperlukan profil kualifikasi
kemampuan lulusan yang dituangkan dalam standar kompetensi lulusan. Penjelasan Pasal 35
UU Sisdiknas menyebutkan bahwa, ”Standar kompetensi lulusan merupakan kualifikasi
kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan peserta didik yang
harus dipenuhinya atau dicapainya dari suatu satuan pendidikan pada jenjang pendidikan
dasar dan menengah.” Lebih lanjut dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI
Nomor 54 Tahun 2013 dinyatakan bahwa, “Standar Kompetensi Lulusan terdiri atas kriteria
kualifikasi kemampuan peserta didik yang diharapkan dapat dicapai setelah menyelesaikan
masa belajarnya di satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah.”
Kriteria kualifikasi kemampuan peserta didik untuk lulusan SMP/MTs pada aspek sikap
(attitude) adalah memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang beriman, berakhlak mulia,
berilmu, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia. Sedangkan aspek (knowledge) adalah memiliki pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural, dan metakognitif dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya
dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab
serta dampak fenomena dan kejadian, serta aspek keterampilan (skill) adalah memiliki
kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan kreatif dalam ranah abstrak dan konkret sebagai
pengembangan dari yang dipelajari di sekolah secara mandiri.

Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn) 1
Kelas IX SMP/MTs (Berdasarkan Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2016) 1
Sementara itu, dalam kehidupan masyarakat saat ini dihadapkan pada kasus-kasus
korupsi yang selalu muncul di depan mata. Hal ini dapat merusak generasi muda dan sendi-
sendi kehidupan berbangsa dan bernegara. Oleh karena itu pemerintah dengan dukungan
masyarakat harus segera menata kurikulum pendidikan yang mampu menumbuhkan
semangat antikorupsi dan pada akhirnya berani berkata, bersikap, dan bertindak antikorupsi.
Berkaitan dengan hal tersebut, UU Sisdiknas menyatakan bahwa “Kurikulum adalah
seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara
yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai
tujuan pendidikan tertentu”. Berdasarkan pengertian tersebut, kurikulum harus mampu
menumbuhkan semangat dan berani berkata, bersikap, dan bertindak ANTIKORUPSI. Hal ini
sejalan dengan kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah, yaitu dengan diterbitkannya
Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 5 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi,
Inpres Nomor 17 tahun 2011 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi tahun 2012, Inpres
Nomor 1 Tahun 2013 tentang Rencana Aksi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi, dan
yang terakhir adalah Inpres Nomor 2 tahun 2014 tentang Aksi Pencegahan dan
Pemberantasan Korupsi tahun 2014. Khusus kepada Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan (Kemdikbud) diinstruksikan antara lain sebagaimana yang tertuang dalam Aksi
ke-226: ”Pengintegrasian pendidikan anti korupsi dalam kurikulum pendidikan dasar dan
menengah.”
Sebagai tindak lanjut dari Inpres no. 5 tahun 2004, maka Kementerian Pendidikan Nasional
melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah pada tahun 2009 membentuk
Tim Teknis guna menyiapkan dan mengembangkan model pendidikan antikorupsi di sekolah.
Hasil dari tim tersebut adalah buku Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi pada Mata
Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) SD/MI, SMP/MTs dan SMA/SMK/MA. Model
pengintegrasian tersebut sudah disosialisasikan dan di diseminasikan ke sekolah-sekolah
rintisan.
Sejalan dengan perubahan kurikulum Tahun 2013 edisi revisi 2016 dan beberapa peraturan
pendukung yang berlaku, serta perubahan organisasi Kemdikbud yang dituangkan dalam
Peraturan Presiden No. 14 Tahun 2015 dan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia Nomor 11 tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan, maka terjadi perubahan dari Direktorat Jenderal Pendidikan
Dasar menjadi Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah.
Berkaitan dengan hal tersebut Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah
menyusun kembali Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi melalui Kegiatan
Pembinaan Pendidikan Kewarganegaraan Tahun 2017 untuk satuan pendidikan tingkat SD/MI,
SMP/MTs, dan SMA/MA/SMK/MAK. Hasil penyempurnaan buku Model Pengintegrasian
Pendidikan Antikorupsi pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
(PPKn) akan dipergunakan dalam kegiatan workshop dan diseminasi, yang dijadikan sebagai

2 Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn)
2
Kelas IX SMP/MTs (Berdasarkan Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2016)
dasar pembelajaran di sekolah.
Secara konseptual, dapat dikemukakan bahwa PPKn adalah pengorganisasian dari disiplin
ilmu-ilmu sosial dan humaniora dengan penekanan pada pengetahuan dan kemampuan dasar
tentang hubungan antar warganegara dan warganegara dengan negara yang dilandasi
keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, nilai luhur dan moral budaya
bangsa, memiliki rasa kebangsaan (nasionalisme) yang kuat dengan memperhatikan
keragaman agama, sosiokultural, bahasa, dan suku bangsa, dan memiliki jiwa demokratis
yang diharapkan dapat diwujudkan dalam perilaku sehari-hari. Dengan kata lain bahwa
materi/konten PPKn di Indonesia terdiri dari beberapa disiplin ilmu yang memerlukan
pengorganisasian materi secara sistematis dan pedagogik, seperti ilmu hukum, politik,
tatanegara, humaniora, moral Pancasila, psikologi, nilai-nilai budi pekerti dan disiplin ilmu
lainnya (Fajar, Arnie: Tesis 2003). Dengan demikian secara substansi mata pelajaran PPKn
terbuka terhadap perubahan dan dinamika yang berkembang dalam kehidupan masyarakat
dan negara termasuk mewadahi berbagai masalah faktual khususnya penanaman nilai-nilai
antikorupsi.
PPKn merupakan salah satu muatan wajib dalam kurikulum pendidikan dasar dan
menengah sebagaimana diamanatkan dalam Pasal 2, Pasal 3, dan Pasal 37 Undang-Undang
Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Selain itu, PPKn sebagai salah
satu mata pelajaran yang mampu memberikan kontribusi dalam solusi atas berbagai krisis
yang melanda Indonesia, terutama krisis multidimensional. PPKn memiliki peran
mengembangkan nilai-nilai Pancasila yang diharapkan mampu membudayakan dan
memberdayakan peserta didik agar menjadi warganegara yang cerdas dan baik serta menjadi
pemimpin bangsa dan negara Indonesia di masa depan yang amanah, jujur, cerdas, dan
bertanggungjawab. Adapun fungsi PPKn adalah sebagai mata pelajaran yang memiliki misi
pengokohan kebangsaan dan penggerak pendidikan karakter; dalam hal ini adalah karakter
antikorupsi.
Korupsi dalam konteks pendidikan adalah tindakan untuk mengendalikan atau mengurangi
serta mencegah sebelum ada niat (pre-emtif) dan sudah ada niat (preventif) untuk tidak
melakukan korupsi. Karena itu pendidikan antikorupsi dimaksud merupakan keseluruhan
upaya untuk mendorong generasi-generasi mendatang mengembangkan sikap menolak
secara tegas setiap bentuk tindakan korupsi. Pendidikan Antikorupsi sangat penting dilakukan
melalui jalur pendidikan, karena pendidikan adalah usaha sadar untuk merubah perilaku
seseorang, termasuk peserta didik calon pemimpin masa depan (students are today, leaders
are tomorrow) dengan harapan agar generasi muda secara sadar mampu membangun sistem
nilai antikorupsi yang melekat pada jiwa dan karakter antikorupsi pada dirinya.

B. Dasar Hukum.
a. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn) 3
Kelas IX SMP/MTs (Berdasarkan Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2016) 3
b. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
c. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
d. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 Tentang Perubahan Atas Peraturan
Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan.
e. Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2012 tentang Strategi Nasional Pencegahan dan
Pemberantasan Korupsi Jangka Panjang Tahun 2012-2025 dan Jangka Menengah
Tahun 2012-2014 (Stranas PPK) .
f. Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi.
g. Inpres Nomor 17 tahun 2011 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi tahun 2012.
h. Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2013 tentang Aksi Percepatan Pemberantasan
Korupsi.
i. Instruksi Presiden Nomor 2 Tahun 2014 tentang Aksi Pencegahan dan Pemberantasan
Korupsi Tahun 2014.
j. Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2015 Tentang Aksi
Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Tahun 2015.
k. Instruksi Presiden Nomor 10 Tahun 2016 tentang Aksi Pencegahan dan
Pemberantasan Korupsi Tahun 2016 dan Tahun 2017 untuk pemerintah pusat
Kementerian/Lembaga/Instansi/Pemerintah Daerah.
l. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 8 Tahun 2016 Tentang Buku
Yang Digunakan Oleh Satuan Pendidikan.
m. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 20 Tahun 2016 tentang
Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah.
n. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 21 Tahun 2016 tentang
Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah.
o. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 22 Tahun 2016 tentang
Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah.
p. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 23 Tahun 2016 tentang
Standar Penilaian Pendidikan.
q. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 24 Tahun 2016 tentang
Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Pelajaran pada Kurikulum 2013 pada
Pendidikan dasar dan Menengah.

C. Tujuan dan Sasaran


Buku Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi pada mata pelajaran PPKn ini sebagai
panduan bagi:
a. Guru SMP/MTs dalam :
1) menelaah kompetensi inti dan kompetensi dasar mata pelajaran PPKn yang dapat
diintegrasikan nilai-nilai antikorupsi;

4 Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn)
4
Kelas IX SMP/MTs (Berdasarkan Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2016)
2) mengintegrasikan nilai-nilai antikorupsi ke dalam materi pembelajaran PPKn;
3) mengintegrasikan nilai-nilai antikorupsi ke dalam silabus mata pelajaran PPKn;
4) mengintegrasikan nilai-nilai antikorupsi ke dalam Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) mata pelajaran PPKn dan;
5) mengimplementasikan pendidikan antikorupsi dalam mata pelajaran PPKn.
b. Kepala SMP/MTs:
1) sebagai acuan untuk melakukan supervisi klinis terhadap guru PPKn dalam
mengimplementasikan pembelajaran PPKn SMP/MTs yang terintegrasi nilai-nilai
antikorupsi;
2) sebagai acuan untuk perencanaan, pelaksanaan dan penilaian pembelajaran PPKn
SMP/MTs yang terintegrasi nilai-nilai antikorupsi dan;
3) sebagai acuan dalam rangka sosialiasi pendidikan antikorupsi terhadap guru dan
komite sekolah di lingkungan sekolahnya;
c. Pengawas sekolah SMP/MTs.
1) sebagai acuan penyusunan perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan monitoring
implementasi pembelajaran PPKn SMP/MTs yang terintegrasi nilai-nilai antikorupsi.
2) acuan supervisi akademik pembelajaran PPKn SMP/MTs yang terintegrasi nilai-nilai
antikorupsi.
3) acuan evaluasi dan monitoring keterlaksanaan pembelajaran PPKn SMP/MTs. yang
terintegrasi nilai-nilai antikorupsi.
d. Bagi Dinas Pendidikan:
1. sebagai acuan penyusunan perencanaan, pelaksanan, evaluasi, dan monitoring
program diseminasi model pengintegrasian pendidikan antikorupsi melalui mata
pelajaran PPKn SMP/MTs di daerah kabupaten/kota;
2. sebagai acuan dalam menyusun program anggaran daerah kabupaten/kota dalam
mengimplementasikan Pendidikan Antikorupsi.

D. Manfaat
Setelah menggunakan model ini, guru, kepala sekolah, pengawas sekolah, dan dinas
pendidikan dapat melaksanakan hal-hal sebagai berikut:
1. Membangun kehidupan sekolah sebagai lingkungan bebas dari korupsi dengan
mengembangkan kebiasaan (habit) antikorupsi dalam kehidupan sehari-hari.
2. Membina warga sekolah agar memiliki kompetensi seluruh dimensi kewarganegaraan,
yakni: (a) sikap kewarganegaraan termasuk keteguhan, komitmen dan tanggung jawab
kewarganegaraan (civic confidence, civic committment, and civic responsibility); (b)
pengetahuan kewarganegaraan; (c) keterampilan kewarganegaraan termasuk
kecakapan dan partisipasi kewarganegaraan (civic competence and civic responsibility).

Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn) 5
Kelas IX SMP/MTs (Berdasarkan Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2016) 5
3. Meningkatkan mutu penyelenggaraan pendidikan di sekolah melalui pendidikan
antikorupsi yang diintegrasikan secara sistematis dan sistemik dalam mata pelajaran
PPKn.
E. Ruang lingkup
Ruang lingkup model ini berpijak pada pemahaman korupsi yang ditinjau dari dimensi
politik, sosiologi, ekonomi, dan hukum yang dikemas secara pedagogis. Pengembangan
model pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi pada mata pelajaran PPKn mencakup hal-
hal sebagai berikut:
1. Telaah kompetensi inti dan kompetensi dasar mata pelajaran PPKn yang dapat
diintegrasikan nilai-nilai antikorupsi.
2. Pengintegrasian aspek dan nilai-nilai antikorupsi ke dalam materi pembelajaran PPKn.
3. Pengintegrasian nilai-nilai antikorupsi ke dalam silabus mata pelajaran PPKn.
4. Pengintegrasian nilai-nilai antikorupsi ke dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) mata pelajaran PPKn.
5. Implementasi pendidikan antikorupsi dalam mata pelajaran PPKn.

6 Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn)
6
Kelas IX SMP/MTs (Berdasarkan Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2016)
BAB II

KERANGKA KONSEPTUAL PENDIDIKAN ANTIKORUPSI

A. Pendidikan Antikorupsi sebagai Pendidikan Karakter


Karakter adalah watak, perilaku dan budi pekerti yang menjadi ruh dalam pendidikan.
Dengan demikian diperlukan suatu gerakan untuk melakukan Penguatan Pendidikan
Karakter (PPK) melalui harmonisasi olah hati (etik), olah rasa (estetik), olah pikir (literasi),
dan olah raga (kinestetik), (Kemdikbud, 2016: iii). Melalui harmonisasi olah hati, olah rasa,
olah pikir, dan olah raga tersebut, diharapkan dapat mengubah sosok pribadi bangsa
Indonesia dalam cara berpikir, cara bertindak, dan berperilaku menjadi lebih baik dan
berintegritas.
Pendidikan karakter sebenarnya bukan hal yang baru. Pendidikan karakter sudah pernah
diluncurkan sebagai gerakan nasional pada 2010. Namun, gema gerakan pendidikan
karakter ini belum terasa sampai sekarang. Karena itu, pendidikan karakter perlu
digaungkan dan diperkuat kembali menjadi gerakan nasional pendidikan karakter bangsa
melalui program nasional Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) dalam lembaga
pendidikan. Lembaga pendidikan menjadi sarana strategis bagi pembentukan karakter
bangsa karena memiliki struktur, sistem dan perangkat yang tersebar di seluruh Indonesia
dari daerah sampai pusat. Pembentukan karakter bangsa ini dilaksanakan secara masif
dan sistematis melalui program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) yang terintegrasi
dalam keseluruhan sistem pendidikan, budaya sekolah dan dalam kerjasama dengan
komunitas. (Kemendikbud, 2016: 1).
Tujuan program PPK adalah menanamkan nilai-nilai pembentukan karakter bangsa secara
masif dan efektif melalui implementasi nilai-nilai utama Gerakan Nasional Revolusi Mental
(religius, nasionalis, mandiri, gotong-royong dan integritas) yang akan menjadi fokus
pembelajaran, pembiasaan dan pembudayaan, sehingga pendidikan karakter bangsa
sungguh dapat mengubah perilaku, cara berpikir dan cara bertindak seluruh bangsa
Indonesia menjadi lebih baik dan berintegritas.
Kata integritas berasal dari bahasa Inggris yakni integrity, yang berarti menyeluruh,
lengkap atau segalanya. Integritas dapat diartikan sebagai konsistensi dan keteguhan yang
kuat dalam menjunjung tinggi nilai-nilai luhur dan keyakinan, merupakan suatu konsep
yang menunjuk konsistensi antara tindakan dengan nilai-nilai, kode etik, dan prinsip.
Menurut Kamus Besar Bahasa Iindonesia (KBBI) online, (2017) “integritas adalah mutu,
sifat, atau keadaan yang menunjukkan kesatuan yang utuh sehingga memiliki potensi dan
kemampuan yang memancarkan kewibawaan; kejujuran; wujud keutuhan prinsip moral dan
etika bangsa dalam kehidupan bernegara”. Berdasarkan uraian tersebut dapat dikatakan
bahwa pada prinsipnya seseorang yang berintegritas adalah seseorang yang menerapkan

Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn) 7
Kelas IX SMP/MTs (Berdasarkan Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2016) 7
prinsip “satunya kata dengan perbuatan”, seperti kata yang mencakup nilai dan sifat
bertanggung jawab, jujur, konsekuen, komitmen, mengutamakan kebenaran, adil, disiplin,
mandiri, kebersamaan, dan bijaksana.
Pendidikan antikorupsi merupakan bagian atau irisan dari pendidikan karakter, yang lebih
fokus untuk mengembangkan nilai-nilai antikorupsi. Nilai-nilai antikorupsi berfungsi untuk
mengarahkan, mengendalikan, dan menentukan kelakuan seseorang, karena nilai
dijadikan standar perilaku yang baik. Menurut KBBI online 2017, “nilai diartikan sebagai
pribadi yang utuh, misalnya kejujuran; nilai yang berhubungan dengan akhlak; nilai yang
berkaitan dengan benar dan salah yang dianut oleh golongan atau masyarakat”. Oleh
karena itu pembinaan pengembangan nilai-nilai antikorupsi melalui pendidikan merupakan
wahana untuk mensosialisasikan dan menginternalisasikan nilai-nilai antikorupsi dalam diri
seseorang agar menjadi sikap dan perilaku antikorupsi. Antikorupsi dilihat dalam konteks
pendidikan adalah tindakan untuk mengendalikan atau mengurangi korupsi, merupakan
keseluruhan upaya untuk mendorong generasi-generasi mendatang mengembangkan
sikap menolak secara tegas setiap bentuk tindak korupsi (Buchori, Muchtar, 2007).
Pemerintah telah melakukan berbagai upaya dalam memberantas korupsi dengan
penetapan berbagai peraturan perundang-undangan, namun belum menampakkan hasil
yang optimal. Oleh karena itu diperlukan terobosan dengan cara pencegahan, yaitu
dengan membangun filosofi berupa penyemaian nalar dan nilai-nilai yang bebas dari
korupsi melalui jalur pendidikan. Jalur pendidikan memiliki posisi sangat vital dalam upaya
membangun sikap dan perilaku antikorupsi, khususnya sektor pendidikan formal
diharapkan dapat berperan dalam memenuhi kebutuhan pencegahan korupsi sebagai
preventive strategi. Dalam hal ini peserta didik dijadikan sebagai target sekaligus
diberdayakan sebagai penekan lingkungan agar tidak permissive to corruption dan
bersama-sama bangkit melawan korupsi.
Agar sikap dan perilaku antikorupsi dapat menjadi karakter peserta didik, maka pendidikan
antikorupsi melalui pendidikan formal di sekolah harus diorientasikan pada tataran moral
action, agar peserta didik tidak hanya berhenti pada kompetensi (competence) saja, tetapi
sampai memiliki kemauan (will), dan kebiasaan (habit) dalam mewujudkan nilai-nilai dalam
kehidupan sehari-hari. Lickona (1991), menyatakan bahwa untuk mendidik moral anak
sampai pada tataran moral action diperlukan tiga proses pembinaan yang berkelanjutan
mulai dari proses moral knowing, moral feeling, hingga sampai pada moral
action. Ketiganya harus dikembangkan secara terpadu dan seimbang. Dengan demikian
diharapkan potensi peserta didik dapat berkembang secara optimal, baik pada aspek
kecerdasan intelektual, yaitu memiliki kecerdasan, kemampuan membedakan yang baik
dan buruk, benar dan salah, serta menentukan mana yang bermanfaat. Kecerdasan
emosional, berupa kemampuan mengendalikan emosi, menghargai dan mengerti perasaan
orang lain, dan mampu bekerja dengan orang lain. Kecerdasan sosial, yaitu memiliki

8 Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn)
8
Kelas IX SMP/MTs (Berdasarkan Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2016)
kemampuan berkomunikasi, senang menolong, berteman, senang bekerja sama, senang
berbuat untuk menyenangkan orang lain. Kecerdasan spritual, yaitu memiliki kemampuan
iman yang anggun, merasa selalu diawasi oleh Allah, gemar berbuat baik karena lillahi
ta’alah, disiplin beribadah, sabar, ikhtiar, jujur, pandai bersyukur dan berterima kasih.
Sedangkan kecerdasan kinestetik, adalah menciptakan keperdulian terhadap dirinya
dengan menjaga kesehatan jasmani, tumbuh dari rizki yang hahal, dan sebagainya. Maka
sosok manusia yang mengembangkan berbagai kecerdasan tersebut, diharapkan siap
menghadapi dan memberantas perbuatan korupsi atau bersikap antikorupsi.

B. Dimensi dan Nilai-nilai Pembentuk Karakter Antikorupsi


Korupsi tidak hanya mempunyai dimensi formal sebagaimana yang dideskripsikan oleh
KPK, namun juga memiliki dimensi politis, sosiologis, ekonomi, dan pegagogis. Meskipun
korupsi bersifat multidimensi, persamaan yang mendasari perbedaan dimensi tersebut
adalah etika. Korupsi merupakan suatu tindakan yang menyimpang dan melanggar etika
serta merugikann pihak lain.
Berikut disajikan empat dimensi korupsi yang bukan merupakan dimensi formal, dan saling
melengkapi antara satu dengan lainnya.
1. Dimensi Politik
Salah satu prosedur kelembagaan untuk mencapai keputusan politik adalah demokrasi.
Untuk memperoleh suatu keputusan yang demokratis, suatu lembaga harus
mengikutsertakan individu untuk memberikan aspirasi. Berdasarkan aspirasi tersebut,
setiap individu berhak bersaing dengan sehat dan rasional untuk mendapatkan suara
rakyat, misalnya hak setiap individu untuk berkampanye dalam rangka pemilihan umum
yang bertujuan untuk mendapatkan simpati dan pengikut yang dapat mendukungnya.
Berkaitan dengan hal ini, Schumpeter (1947: 5) mengemukakan tentang teori
demokrasi yang disebut dengan “Metode Demokratis”, yaitu prosedur kelembagaan
untuk mencapai keputusan politik yang di dalamnya individu memperoleh kekuasaan
untuk membuat keputusan melalui perjuangan kompetitif dalam rangka memperoleh
suara rakyat.
Dari sisi korupsi, terdapat model kompetisi clientelistic, yaitu kompetisi dengan iming-
iming materi dan bentuk varian lainnya (direct payment) untuk menarik simpati pemilih
secara perorangan atau kelompok kecil dalam masyarakat. Model ini akan memberikan
tekanan besar terhadap penyimpangan dana publik dan kian memperkuat struktur
korupsi mulai dari bentuk penggunaan dana dan sarana publik untuk memperluas basis
pendukung pada saat pemilu (pork-barrel spending), alokasi program pemerintah ke
basis konstituen partai (allocational policies), hingga melanggengkan relasi patronase
politik dan bisnis. Dalam kondisi demikian, korupsi mempersulit demokrasi dan tata
pemerintahan yang baik (good governance) dengan cara menghancurkan proses

Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn) 9
Kelas IX SMP/MTs (Berdasarkan Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2016) 9
formal.
Korupsi di pemilihan umum dan di badan legislatif mengurangi akuntabilitas dan
perwakilan dalam pembentukan kebijaksanaan. Korupsi politis berarti kebijaksanaan
pemerintah sering menguntungkan pemberi suap bukan kepada rakyat luas, misalnya
ketika politikus membuat peraturan yang melindungi perusahaan besar, namun
merugikan perusahaan-perusahaan kecil. Politikus-politikus "pro-bisnis" ini hanya
mengembalikan pertolongan kepada perusahaan besar yang memberikan sumbangan
besar kepada kampanye pemilu mereka. Korupsi politis semacam ini terjadi dibanyak
negara dan memberikan ancaman besar bagi warga negaranya. Secara umum, korupsi
mengkikis kemampuan institusi dari pemerintah, karena pengabaian prosedur,
penyedotan sumber daya, dan pejabat diangkat atau dinaikan jabatan bukan karena
prestasi. Pada saat yang bersamaan, korupsi mempersulit legitimasi pemerintahan dan
nilai demokrasi seperti kepercayaan dan toleransi.
2. Dimensi Sosiologi
Pada prinsipnya sosiologi merupakan cabang Ilmu Sosial yang mempelajari
masyarakat dan pengaruhnya terhadap kehidupan manusia, meliputi sifat, perlaku, dan
perkembangan masyarakat dalam arti pembangunan. Allan Jhonson (Wikipedia,
ensiklopedia bebas-Sosiologi 23/02/2008), mengemukakan bahwa sosiologi adalah
ilmu yang mempelajari kehidupan dan perilaku, terutama dalam kaitannya dengan
suatu sistem sosial dan bagaimana sistem tersebut mempengaruhi orang dan
bagaimana pula orang yang terlibat didalamnya mempengaruhi sistem tersebut.
Manusia sebagai mahluk sosial, dalam kehidupan bermasyarakat sangat membutuhkan
keberadaan orang lain dengan mengadakan hubungan sosial. Hubungan sosial
tersebut dapat terjadi karena adanya kontak dan interaksi dari berbagai perilaku
manusia, inilah yang disebut sebagai interaksi sosial. Berkaitan dengan hal tersebut,
perbuatan korupsi merupakan salah satu konsekuensi dari interkasi antar individu baik
dalam bentuk individu maupun kelompok yang merupakan wujud dari penyimpangan
sosial. Ketika salah satu pihak melakukan suatu tindakan penyimpangan dan tindakan
menyimpang tersebut merugikan pihak lain, maka tindakan individu atau kelompok
tersebut dapat dikatakan sebagai suatu tindakan korupsi.
Penyimpangan sosial dapat dilakukan secara individu (individual deviation), yaitu tindak
kejahatan atau kerusuhan dengan tidak peduli terhadap peraturan atau norma yang
berlaku secara umum dalam lingkungan masyarakat sehingga menimbulkan kerugian,
keresahan, ketidakamanan, ketidaknyamanan atau bahkan menyakiti. Sedangkan
penyimpangan yang berbentuk kelompok atau kolektif (group deviation) merupakan
suatu perilaku menyimpang yang dilakukan oleh kelompok orang secara bersama-
sama dengan melanggar norma-norma yang berlaku dalam masyarakat. Akibat yang
ditimbulkannya sama dengan penyimpangan yang dilakukan secara individu. Bentuk

10 Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn)
10
Kelas IX SMP/MTs (Berdasarkan Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2016)
penyimpangan sosial secara kelompok dapat terjadi dengan adanya pergaulan atau
pertemanan sekelompok orang yang menimbulkan solidaritas antar anggotanya
sehingga mau tidak mau terkadang harus ikut dalam tindak kejahatan kelompok. Hal ini
biasanya dilakukan secara sembunyi-sembunyi maupun terbuka, seperti merampok,
menjajah, melakukan korupsi, sindikat curanmor dan lain-lain.
Dengan adanya penyimpangan sosial tersebut perlu adanya pengendalian sosial, yaitu
suatu upaya yang ditempuh sekelompok orang atau masyarakat melalui mekanisme
tertentu untuk mencegah dan meluruskan anggota masyarakat yang berperilaku
menyimpang/membangkang serta mengajak dan mengarahkannya untuk berperilaku
dan bersikap sesuai norma dan nilai yang berlaku. Pengendalian sosial tersebut dapat
dilaksanakan melalui jalur hukum (yang harus kita lakukan), norma-norma (yang
biasanya kita lakukan), dan petunjuk moral (yang seharusnya kita lakukan).
Soerjono Soekanto (www.dikmenum.go.id I. 08/07/2008), menyatakan bahwa
pengendalian sosial adalah suatu proses baik yang direncanakan atau tidak
direncanakan, yang bertujuan untuk mengajak, membimbing atau bahkan memaksa
warga masyarakat agar mematuhi nilai-nilai dan kaidah-kaidah yang berlaku. Dengan
demikian, pengendalian sosial meliputi proses sosial yang direncanakan maupun tidak
direncanakan (spontan) untuk mengarahkan seseorang atau kelompok orang. Selain itu
pengendalian sosial pada dasarnya merupakan sistem dan proses yang mendidik,
mengajak dan bahkan memaksa warga masyarakat untuk berperilaku sesuai dengan
norma-norma sosial.
Berkaitan dengan korupsi yang merupakan salah satu bentuk penyimpangan sosial,
maka dalam hal ini perlu dilakukan pengendalian sosial melalui system mendidik dan
mengarahkan melalui mekanisme tertentu. Mendidik dimaksudkan agar dalam diri
seseorang terdapat perubahan sikap dan tingkah laku untuk bertindak sesuai dengan
norma-norma yang berlaku yaitu bersikap anti-korupsi. Mengajak bertujuan
mengarahkan agar perbuatan seseorang didasarkan pada norma-norma yang berlaku
dan tidak menurut kemauan individu-individu atau kelompok yang melakukan korupsi.
3. Dimensi Ekonomi
Korupsi mempersulit pembangunan ekonomi dan mengurangi kualitas pelayanan
pemerintahan antara lain dengan membuat distorsi (kekacauan) dan ketidak efisienan
yang tinggi. Sebagai contoh dalam sektor privat, korupsi meningkatkan ongkos niaga
karena kerugian dari pembayaran ilegal, ongkos manajemen dalam negosiasi dengan
pejabat korup. Walaupun terdapat pendapat yang menyatakan bahwa korupsi
mengurangi ongkos (niaga) dengan mempermudah birokrasi. Sedangkan di sektor
publik korupsi menimbulkan distorsi dengan mengalihkan investasi publik ke proyek-
proyek masyarakat dimana suap dan upah tersedia lebih banyak. Baik di sector privat
maupun publik, dimungkinkan pejabat membuat aturan-aturan baru dan hambatan baru

Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn) 11
Kelas IX SMP/MTs (Berdasarkan Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2016) 11
sebagai tambahan kompleksitas proyek masyarakat untuk menyembunyikan praktek
korupsi. Hal ini mengakibatkan lebih banyak kekacauan. Korupsi juga mengurangi
pemenuhan syarat-syarat keamanan bangunan, lingkungan hidup, atau aturan-aturan
lain. Korupsi juga mengurangi kualitas pelayanan pemerintahan dan infrastruktur; serta
menambahkan tekanan-tekanan terhadap anggaran pemerintah.
Korupsi di bidang ekonomi juga menyebabkan persaingan yang tidak kompetitif antar
pelaku ekonomi (pengusaha) karena semua proses harus melalui uang pelicin dan
memerlukan waktu yang relative lama. Hal ini mengakibatkan munculnya kekacauan
"lapangan perniagaan". Perusahaan yang memiliki koneksi dilindungi dari persaingan
dan sebagai hasilnya mempertahankan perusahaan-perusahaan yang tidak efisien.
Sedangkan bagi masyarakat bawah, korupsi menimbulkan biaya hidup yang lebih tinggi
dan harga-harga menjadi lebih mahal sebagai dampak adanya “ongkos manajemen”
seperti dipaparkan di atas. Akibatnya muncul banyak pengemis, penganguran,
pemerasan, hingga pembunuhan yang sumber utamanya adalah uang untuk memenuhi
kebutuhan dan mempertahankan hidup. Inilah yang menyebabkan korupsi
dikualifikasikan sebagai pelanggaran Hak Ekonomi.
4. Dimensi Hukum
Keberhasilan pemerintah dan kekuasaan suatu Negara seperti Indonesia adalah
bagaimana kebijakan negara mencegah dan memberantas korupsi secara optimal,
masalah korupsi pada dasarnya tidak bersaandar pada legitimasi hukum saja, tetapi
terkait dengan aspek ekonomi, sosial dan politik. Seno Adji (2009) berpendapat bahwa
korupsi di Indonesia sudah tersistem (systemic corruption) yang melibatkan
kelembagaan yang dikategorikan sebagai penyakit yang sulit pembuktiannya bahkan
lekat sekali dengan kekuasaan. Sistem harus ditelaah sebagai kesatuan yang meliputi
tindakan re-evaluasi, reposisi, dan pembaharuan struktur, substansi hukum khususnya
budaya hukum sebagai cermin etika dan integritas penegakan hukum. Budaya hukum
merupakan aspek penting yang melihat bagaimana masyarakat menganggap ketentuan
sebagai civic-minded, sehingga masyarakat selalu taat dan menyadari betapa
pentingnya hukum sebagai regulasi.
Praktek korupsi di Indonesia lebih transparan setelah berbagai kasus yang menimpa
para politikus secara beruntun terkuak, meskipun dalam penyelesaiannya masih
terdapat kendala karena kompleksitas dan keluasan aspek serta konspirasnyai.
Menurut Laila (2009) paling tidak ada tiga relasi konspirasi yang melakukan intervensi
saling menguntungkan terhadap proyek-proyek atau berbagai kegiatan. Pertama, antar
pejabat dalam suatu instansi pemerintah maupun antar instansi, termasuk di dalamnya
melibatkan pejabat di bidang keamanan (militer dan kepolisian). Kedua, antara pejabat
dengan pengusaha, dimana para pengusaha karena sudah memiliki jaringan di dalam
dan benar-benar mengetahui apa yang dimaui para pejabat itu, selalu saja survive

12 Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn)
12
Kelas IX SMP/MTs (Berdasarkan Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2016)
kendati terjadi pergantian pejabat dalam lingkungan birokrasi. Ketiga, antara
pengusaha dengan pengusaha. Relasi terakhir biasanya terjadi dalam proses tender
proyek, dimana diantara mereka sudah saling mengerti untuk sama “memperoleh jatah”
dengan saling membantu atau tidak saling mengganjal. Wujudnya antara lain
“pendamping” dalam proses tender tertentu, dimana sang pendamping itu juga
sekaligus memperoleh “bagian atau prosentase” dari sang pemenang, sehingga
pelaksanaan tender sebenarnya hanya formalitas dan akal-akalan saja.
Dari sudut pandang hukum, tindak pidana korupsi secara garis besar mencakup unsur-
unsur sebagai berikut:
1. Perbuatan melawanhukum;
2. Penyalahgunaan kewenangan, kesempatan, atau sarana;
3. Memperkaya diri sendiri, orang lain, atau korporasi;
4. Merugikan keuangan negara atau perekonomian negara.
Selain itu terdapat beberapa jenis tindak pidana korupsi yang lain, diantaranya:
1. Memberi atau menerima hadiah atau janji (penyuapan);
2. Penggelapan dalam jabatan;
3. Pemerasan dalam jabatan;
4. Ikut serta dalam pengadaan (bagi pegawai negeri/penyelenggara negara);
5. Menerima gratifikasi (bagi pegawai negeri/penyelenggara negara).
Berdasarkan empat dimensi tersebut, dianalisa beberapa indikator untuk masing-
masing dimensi. Selanjutnya dari indikator itu dikembangkan menjadi instrumen
penelitian sehingga menghasilkan berbagai nilai antikorupsi yang selanjutnya
dinamakan nilai acuan. Dimensi, Indikator, dan Nilai Acuan tersebut disajikan dalam
tabel berikut:

PENDIDIKAN ANTIKORUPSI

DIMENSI DAN INDIKATOR NILAI ACUAN


1. Politik: KESETARAAN: kesejajaran, sama tingkatan/
a. Membuat kebijakan didasarkan pada kedudukan, sebanding, sepadan,
kepentingan umum/bersama (adil, seimbang.
berani) KEBERSAMAAN: hal bersama, seperti rasa
b. Melaksanakan kebijakan didasari pada persaudaraan/kekeluargaan, senasib
sikap menjunjung tinggi kebenaran sepenanggungan, dan merasa menjadi
(jujur, berani) satu kesatuan (integritas),
c. Melaksanakan pengawasan kebijakan KOMITMEN: Perjanjian, keterikatan untuk
secara tidak tebang pilih (adil, berani) melakukan sesuatu (yang telah
d. melaksanakan musyawarah dalam disepakati), kontrak.
menyelesaikan masalah KONSEKUEN: Sesuai dengan apa yang
(kebersamaan) dikatakan/diperbuat, berwatak teguh, tidak
2. Sosiologi: menyimpang dari apa yang sudah
a. Menepati janji (tanggung jawab) diputuskan
b. Tidak diskriminatif dalam memberikan KEPEMILIKAN: perihal kepemilikan
layanan (adil) HEMAT: berhati-hati dalam membelanjakan
c. Tidak nepotisme (adil, mandiri) uang, tidak boros, cermat.
d. Tidak kolusi (jujur, mandiri) BIJAKSANA: selalu menggunakan akal budinya
e. melaksanakan (pengalaman dan pengetahuannya), arif,

Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn) 13
Kelas IX SMP/MTs (Berdasarkan Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2016) 13
PENDIDIKAN ANTIKORUPSI

DIMENSI DAN INDIKATOR NILAI ACUAN


f. membunikan tajam pikiran, pandai dan hati-hati (cermat,
g. berpartisipasi teliti, dsb.)
h. melaksanakan IKHLAS:bersih hati, tulus hati.
3. Ekonomi: BERBAGI: membagi sesuatu bersama,
a. Melakukan persaingan secara sehat membagi diri, saling memberi pengalaman.
(tanggung jawab, jujur, kerja keras) RAJIN: suka bekerja (belajar dsb.), tekun,
b. Tidak menyuap (jujur) sungguh2 bekerja, selalu berusaha giat,
c. Tidak boros dalam menggunakan terus menerus.
sumber daya (sederhana, tanggung SPORTIF: bersifat kesatria, jujur, tegak (tetap
jawab) pendirian, tetap memegang keadilan).
d. Tidak melakukan penyimpangan TANGGUNG JAWAB: keadaan wajib
alokasi dan distribusi (jujur, peduli, menanggung segala sesuatunya (kalau
tanggung jawab) terjadi apa-apa boleh dituntut,
4. Hukum: dipersalahkan, diperkarakan, dsb.
a. Tidak melakukan penggelapan dana, Misalnya berani dan siap menerima resiko,
pajak, barang, dan sebagainya (jujur, amanah, tidak mengelak, dan berbuat
tanggung jawab) yang terbaik), hak fungsi menerima
b. Tidak melakukan pemalsuan dokumen, pembebanan sebagai akibat sikap pihak
surat, tanda tangan, dan sebagainya sendiri atau pihak lain, melaksanakan dan
(jujur, tanggung jawab) menyelesaikan tugas dengan sungguh-
c. Tidak melakukan pencurian dana, sungguh.
barang, waktu, ukuran yang merugikan DISIPLIN: tata tertib, ketaatan (kepatuhan)
pihak lain, dan sebagainya (jujur, pada peraturan, tepat waktu, tertib, dan
tanggung jawab, disiplin) konsisten.
d. Tidak melakukan penipuan terhadap JUJUR: lurus hati, tidak curang, tulus, dapat
pihak lain (jujur) dipercaya, berkata dan bertindak benar,
e. Tidak melakukan persekongkolan mengungkapkan sesuatu sesuai dengan
dalam membuat putusan (tanggung kenyataan (tidak berbohong), dan punya
jawab) niat yang lurus terhadap setiap tindakan.
f. Tidak melakukan perusakan terhadap SEDERHANA: bersahaja, sikap dan perilaku
barang/fasilitas milik negara (tanggung yang tidak berlebihan, tidak banyak seluk-
jawab, peduli) beluknya, tidak banyak pernik, lugas, apa
g. Tidak memberikan atau menerima adanya, hemat, sesuai kebutuhan, dan
gratifikasi (jujur, sederhana) rendah hati.
h. Tidak menyalahi/melanggar aturan KERJA KERAS: kegiatan melakukan sesuatu
(disiplin, tanggung jawab) dengan sungguh-sungguh, pantang
i. melaksanakan keputusan dengan menyerah/ulet dan semangat dalam
penuh tanggung jawab (komitmen) berusaha.
MANDIRI: dalam keadaan dapat berdiri sendiri,
tidak bergantung dengan orang lain,
percaya pada kemampuan diri sendiri,
mampu mengatur dirinya sendiri, dan
mengambil inisiatif.
ADIL: sama berat, tidak berat sebelah, tidak
memihak /tidak pilih kasih,
berpihak/berpegang kepada kebenaran,
sepatutnya, tidak sewenang-wenang,
seimbang, netral, objektif dan proporsional.
BERANI: mempunyai hati yang mantap dan
rasa percaya diri yang besar dalam
menghadapi bahaya, kesulitan, dsb. (Tidak
takut, gentar, kecut) dan pantang mundur.
PEDULI: mengindahkan, memperhatikan
(empati), menghiraukan, menolong,
toleran, setia kawan, membela,
memahami, menghargai, dan
memperlakukan orang lain sebaik-baiknya.

14 Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn)
14
Kelas IX SMP/MTs (Berdasarkan Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2016)
BAB III
TELAAH KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN (PPKn)
SMP/MTs KELAS IX TERHADAP NILAI-NILAI ANTIKORUPSI

Kurikulum 2013 memuat Standar Kompetensi Lulusan (SKL), yang diatur dalam Permendikbud Nomor 20 Tahun 2016, dijabarkan menjadi 4
(empat) kompetensi inti (KI), yaitu: sikap spriritual (KI-1), sikap sosial (KI-2), pengetahuan (KI-3), dan keterampilan (KI-4). Masing-masing kompetensi inti
dijabarkan ke dalam sejumlah kompetensi dasar (KD) sesuai dengan Permendikbud Nomor 24 Tahun 2016 tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi
Dasar yang menjadi landasan dalam pengembangan proses pembelajaran.
Kompetensi dasar pada mata pelajaran PPKn di kelas IX yang terkait dengan aspek pengetahuan terdapat 6 (enam) KD, yaitu KD 3.1 s.d. 3.6.
Berdasarkan telaah terhadap KD tersebut, maka yang dinilai relevan dan dapat diintegrasikan nilai-nilai antikorupsi ke dalamnya adalah 4 (empat) KD,
yaitu KD. 3.1, 3.3, 3.5, dan 3.6. Sedangkan 2 (dua) KD lainnya dinilai kurang relevan.

Kelas IX SMP/MTs (Berdasarkan Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2016)


Kompetensi Inti:

Kompetensi Inti 1 (Sikap Spiritual) Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya

Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleran, gotong royong), santun, dan percaya diri dalam
Kompetensi Inti 2 (Sikap Sosial)
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya

Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang
Kompetensi Inti 3 (Pengetahuan)
ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata

Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan
Kompetensi Inti 4 (Keterampilan) membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang
dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.

Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn)
15
15
16
Telaah KI dan KD mata pelajaran PPKn terhadap nilai-nilai antikorupsi dilakukan melalui beberapa langkah sebagai berikut:
1. Menampilkan seluruh KD yang dikembangkan dari kompetensi inti ke dalam kolom sikap spiritual, sikap sosial, dan pengetahuan, dan keterampilan
sesuai dengan Permendikbud Nomor 24 Tahun 2016.
Sikap Spiritual Sikap Sosial Pengetahuan Keterampilan
1.1 Mensyukuri perwujudan Pancasila 2.1 Menunjukkan sikap bangga akan 3.1 Membandingkan antara peristiwa 4.1 Merancang dan melakukan
sebagai Dasar Negara yang tanah air sebagai perwujudan nilai- dan dinamika yang terjadi di penelitian sederhana tentang
merupakan anugerah Tuhan Yang nilai Pancasila sebagai dasar negara masyarakat dengan praktik ideal peristiwa dan dinamika yang terjadi
Maha Esa Pancasila sebagai dasar negara di masyarakat terkait penerapan
dan pandangan hidup bangsa Pancasila sebagai dasar negara
dan pandangan hidup bangsa
1.2 Menghargai isi alinea dan pokok 2.2 Melaksanakan isi alinea dan pokok 3.2 Mensintesiskan isi alinea dan 4.2 Menyajikan hasil sintesis isi alinea
pikiran yang terkandung dalam pikiran yang terkandung dalam pokok pikiran yang terkandung dan pokok pikiran yang terkandung
Pembukaan Undang-Undang Dasar Pembukaan Undang-Undang Dasar dalam Pembukaan Undang- dalam Pembukaan Undang-Undang
Negara Republik Indonesia Tahun Negara Republik Indonesia Tahun Undang Dasar Negara Republik Dasar Negara Republik Indonesia
1945 sebagai wujud rasa syukur 1945 Indonesia tahun 1945 tahun 1945
kepada Tuhan Yang Maha Esa
1.3 Bersyukur kepada Tuhan Yang 2.3 Menunjukkan sikap bertanggung 3.3 Memahami ketentuan tentang 4.3 Memaparkan penerapan tentang
Maha Esa atas bentuk dan jawab dalam mendukung bentuk dan bentuk dan kedaualatan negara bentuk dan kedaualatan negara
kedaulatan Negara Republik kedaulatan Negara sesuai Undang-Undang Dasar sesuai Undang-Undang Dasar
Indonesia Negara Republik Indonesia tahun Negara Republik Indonesia tahun
1945 1945
1.4 Menghormati keberagaman suku, 2.4 Mengutamakan sikap toleran dalam 3.4 Menganalisis prinsip persatuan 4.4 Mendemonstrasikan hasil analisis
agama, ras, dan antargolongan menghadapi masalah akibat dalam keberagaman suku, prinsip persatuan dalam
(SARA) di masyarakat sebagai keberagaman kehidupan agama, ras, dan antargolongan keberagaman suku, agama, ras,
pemberian Tuhan Yang Maha Esa bermasyarakat dan cara (SARA), sosial, budaya, ekonomi, dan antargolongan (SARA) dalam
pemecahannya dan gender dalam bingkai bingkai Bhinneka Tunggal Ika
Bhinneka Tunggal Ika
1.5 Mengapresiasi prinsip harmoni 2.5 Menunjukkan sikap peduli terhadap 3.5 Menganalisis prinsip harmoni 4.5 Menyampaikan hasil analisis prinsip
dalam keberagaman suku, agama, masalah-masalah yang muncul dalam dalam keberagaman suku, harmoni dalam keberagaman suku,
ras, dan antargolongan (SARA) bidang sosial, budaya, ekonomi, dan agama, ras, dan antargolongan agama, ras, dan antargolongan
sosial, budaya, ekonomi, dan gender gender di masyarakat dan cara (SARA) sosial, budaya, ekonomi, (SARA) sosial, budaya, ekonomi,
dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika pemecahannya dalam bingkai dan gender dalam bingkai dan gender dalam bingkai Bhinneka
sebagai anugerah Tuhan Yang Bhinneka Tunggal Ika Bhinneka Tunggal Ika Tunggal Ika
Maha Esa
1.6 Menunjukkan perilaku orang beriman 2.6 Mengutamakan sikap disiplin sebagai 3.6 Mengkreasikan konsep cinta 4.6 Mengorganisasikan kegiatan
dalam mencintai tanah air dalam warga negara sejalan dengan konsep tanah air/bela negara dalam lingkungan yang mencerminkan

Kelas IX SMP/MTs (Berdasarkan Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2016)


Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn)
16
Sikap Spiritual Sikap Sosial Pengetahuan Keterampilan
konteks Negara Kesatuan Republik bela negara dalam konteks Negara konteks Negara Kesatuan konsep cinta tanah air dalam
Indonesia Kesatuan Republik Indonesia Republik Indonesia konteks kehidupan sehari-hari

2. Mengidentifikasi Kompetensi Dasar (KD) yang dikembangkan dari Kompetensi Inti (KI) pengetahuan yang dinilai relevan dengan dimensi, indikator,
dan nilai-nilai Antikorupsi, diikuti KD yang dikembangkan dari KI Keterampilan, kemudian KI sikap Spiritual, dan KI sikap sosial.

No Pengetahuan Keterampilan Sikap Spiritual Sikap Sosial


1 3.1 Membandingkan antara 4.1 Merancang dan melakukan 1.1 Mensyukuri perwujudan 2.1 Menunjukkan sikap bangga akan
peristiwa dan dinamika yang penelitian sederhana tentang Pancasila sebagai Dasar Negara tanah air sebagai perwujudan nilai-
terjadi di masyarakat dengan peristiwa dan dinamika yang terjadi yang merupakan anugerah nilai Pancasila sebagai dasar negara
praktik ideal Pancasila sebagai di masyarakat terkait penerapan Tuhan Yang Maha Esa
dasar negara dan pandangan Pancasila sebagai dasar negara
hidup bangsa dan pandangan hidup bangsa
2 3.2 Mensintesiskan isi alinea dan 4.2 Menyajikan hasil sintesis isi alinea 1.2 Menghargai isi alinea dan pokok 2.2 Melaksanakan isi alinea dan pokok

Kelas IX SMP/MTs (Berdasarkan Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2016)


pokok pikiran yang terkandung dan pokok pikiran yang terkandung pikiran yang terkandung dalam pikiran yang terkandung dalam
dalam Pembukaan Undang- dalam Pembukaan Undang- Pembukaan Undang-Undang Pembukaan Undang-Undang Dasar
Undang Dasar Negara Republik Undang Dasar Negara Republik Dasar Negara Republik Negara Republik Indonesia Tahun
Indonesia tahun 31945 Indonesia tahun 1945 Indonesia Tahun 1945 sebagai 1945
wujud rasa syukur kepada Tuhan
Yang Maha Esa
3 3.3 Memahami ketentuan tentang 4.3 Memaparkan penerapan tentang 1.3 Bersyukur kepada Tuhan Yang 2.3 Menunjukkan sikap bertanggung
bentuk dan kedaualatan negara bentuk dan kedaualatan negara Maha Esa atas bentuk dan jawab dalam mendukung bentuk dan
sesuai Undang-Undang Dasar sesuai Undang-Undang Dasar kedaulatan Negara Republik kedaulatan Negara
Negara Republik Indonesia Negara Republik Indonesia tahun Indonesia
tahun 1945 1945
4 3.4 Menganalisis prinsip persatuan 4.4 Mendemonstrasikan hasil analisis 1.4 Menghormati keberagaman suku, 2.4 Mengutamakan sikap toleran dalam
dalam keberagaman suku, prinsip persatuan dalam agama, ras, dan antargolongan menghadapi masalah akibat
agama, ras, dan antargolongan keberagaman suku, agama, ras, (SARA) di masyarakat sebagai keberagaman kehidupan
(SARA), sosial, budaya, dan antargolongan (SARA) dalam pemberian Tuhan Yang Maha bermasyarakat dan cara
ekonomi, dan gender dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika Esa pemecahannya

Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn)
bingkai Bhinneka Tunggal Ika
5 3.5 Menganalisis prinsip harmoni 4.5 Menyampaikan hasil analisis 1.5 Mengapresiasi prinsip harmoni 2.5 Menunjukkan sikap peduli terhadap
dalam keberagaman suku, prinsip harmoni dalam dalam keberagaman suku, masalah-masalah yang muncul dalam
agama, ras, dan antargolongan keberagaman suku, agama, ras, agama, ras, dan antargolongan bidang sosial, budaya, ekonomi, dan
(SARA) sosial, budaya, dan antargolongan (SARA) sosial, (SARA) sosial, budaya, ekonomi, gender di masyarakat dan cara

17
17
18
No Pengetahuan Keterampilan Sikap Spiritual Sikap Sosial
ekonomi, dan gender dalam budaya, ekonomi, dan gender dan gender dalam bingkai pemecahannya dalam bingkai
bingkai Bhinneka Tunggal Ika dalam bingkai Bhinneka Tunggal Bhinneka Tunggal Ika sebagai Bhinneka Tunggal Ika
Ika anugerah Tuhan Yang Maha Esa
6 3.6 Mengkreasikan konsep cinta 4.6 Mengorganisasikan kegiatan 1.6 Menunjukkan perilaku orang 2.6 Mengutamakan sikap disiplin sebagai
tanah air/bela negara dalam lingkungan yang mencerminkan beriman dalam mencintai tanah warga negara sejalan dengan konsep
konteks Negara Kesatuan konsep cinta tanah air dalam air dalam konteks Negara bela negara dalam konteks Negara
Republik Indonesia konteks kehidupan sehari-hari Kesatuan Republik Indonesia Kesatuan Republik Indonesia

3. Berdasarkan telaah terhadap KD sebagaimana dituangkan dalam langkah 2, maka KD yang dapat diintegrasikan dimensi, indikator, dan nilai-nilai
Antikorupsi adalah sebagai berikut:
No Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi Dimensi, Indikator, dan Nilai-Nilai Antikorupsi
1. 1.1 Mensyukuri perwujudan Pancasila 1. Mensyukuri proses perumusan Pancasila sebagai 1. Politik:
sebagai Dasar Negara yang dasar negara Indonesia yang diberkahi Allah Swt. a. Membuat kebijakan didasarkan pada kepentingan
merupakan anugerah Tuhan Yang 2. Meyakini kebenaran Pancasila sebagai dasar umum/bersama (adil).
Maha Esa negara dan pandangan hidup bangsa. b. Melaksanakan kebijakan didasari sikap menjunjung
2.1 Menunjukkan sikap bangga akan 3. Mendeskripsikan periodisasi berlakunya undang- tinggi kebenaran (jujur, berani).
tanah air sebagai perwujudan nilai- undang dasar sebagai landasan yuridis c. Melaksanakan pengawasan kebijakan secara tidak
nilai Pancasila sebagai dasar konstitusio-nal Pancasila seba-gai dasar negara. tebang pilih (adil, berani).
negara 4. Mencocokkan peristiwa kenegaraan yang terjadi d. Melaksanakan musyawarah dalam menyelesaikan
3.1 Membandingkan antara peristiwa sesuai periodisasi berlakunya UUD dengan masalah (kebersamaan).
dan dinamika yang terjadi di Pancasila sebagai dasar negara. 2. Sosiologi
masyarakat dengan praktik ideal 5. Mendeskripsikan dinamika pelaksanaan nilai-nilai a. Menepati janji (tanggung jawab).
Pancasila sebagai dasar negara Pacasila sesuai periodisasi berlakunya UUD. b. Tidak diskriminatif dalam memberikan layanan (adil).
dan pandangan hidup bangsa 6. Menuliskan contoh pelaksanaan Pancasila sebagai c. Tidak nepotisme (adil, mandiri).
4.1 Merancang dan melakukan dasar negara dan pandangan hidup bangsa d. Tidak kolusi (jujur, mandiri).
penelitian sederhana tentang (kebijakan didasarkan pada kepentingan e. Melaksanakan kerjasama tanpa melihat perbedaan
peristiwa dan dinamika yang terjadi umum/bersama, melaksanakan kebijakan secara agama, sosial, dan ekonomi (kesetaraan).
di masyarakat terkait penerapan jujur dan tanggung jawab. f. Membunyikan radio, TV, tape dengan sewajarnya
Pancasila sebagai dasar negara 7. Menunjukkan contoh perilaku sesuai nilai-nilai (bijaksana).
dan pandangan hidup bangsa Pancasila (jujur, tidak diskriminatif/ adil, g. Berpartisipasi menjaga keamanan lingkungan sosial
melaksanakan musyawarah dalam menyelesaikan (peduli).
masalah/kebersamaan, hemat dalam h. Melakukan donor darah (Ikhlas).
menggunakan SDA, & menjunjung tinggi 3. Ekonomi:
kebenaran. a. Melakukan persaingan secara sehat (tanggung jawab,

Kelas IX SMP/MTs (Berdasarkan Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2016)


Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn)
18
No Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi Dimensi, Indikator, dan Nilai-Nilai Antikorupsi
8. Mempresentasikan hasil telaah peristiwa dan jujur, kerja keras).
pelaksanaan nilai-nilai Pancasila sebagai dasar b. Tidak menyuap (jujur, disiplin).
negara dan pandangan hidup bangsa sesuai c. Tidak boros dalam menggunakan sumber daya /energi,
dinamika perkem-bangan jaman ber-dasarkan dan dana (sederhana, tanggung jawab).
keberani-an, mandiri dan bertanggung jawab. d. Tidak melakukan penyimpangan alokasi dan distribusi
9. Menjelaskan arti pentingnya hidup mandiri, disiplin, (jujur, peduli dan tanggung jawab).
kerja keras, hemat, dan bertanggung jawab dalam 4. Hukum:
mewujudkan nilai-nilai Pancasila a. Tidak melakukan penggelapan dana, pajak, barang,
2. 1.3 Bersyukur kepada Tuhan Yang 1. Mensyukuri penetapan bentuk dan kedaulatan dan sebagainya (jujur, tanggung jawab).
Maha Esa atas bentuk dan negara seperti yang tertuang dalam UUD NRI b. Tidak melakukan pemalsuan dokumen, surat, tanda
kedaulatan Negara Republik tahun 1945 tangan, dan sebagainya (jujur, tanggung jawab).
Indonesia 2. Menerima bentuk dan kedaulatan negara yang c. Tidak melakukan pencurian dana, barang, waktu,
2.3 Menunjukkan sikap bertanggung ditetapkan UUD NRI tahun 1945 dengan penuh ukuran yang merugikan pihak lain, dan sebagainya
jawab dalam mendukung bentuk tanggung jawab (jujur, tanggung jawab, disiplin).
dan kedaulatan Negara 3. Menyebutkan bentuk-bentuk negara d. Tidak melakukan penipuan terhadap pihak lain (jujur,
3.3 Memahami ketentuan tentang 4. Mendeskripsikan bentuk negara sesuai UUD NRI tanggung jawab).

Kelas IX SMP/MTs (Berdasarkan Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2016)


bentuk dan kedaulatan negara tahun 1945 e. Tidak melakukan persekongkolan dalam membuat
sesuai Undang-Undang Dasar 5. Menjelaskan pengertian kedaulatan putusan (tanggung jawab).
Negara Republik Indonesia tahun 6. Mengidentifikasi sifat-sifat kedaulatan f. Tidak melakukan perusakan barang /fasilitas milik
1945 7. Menyebutkan sumber-sumber kedaulatan negara (tanggung jawab, peduli).
4.3 Memaparkan penerapan tentang 8. Mendeskripsikan kedaulatan negara sesuai UUD g. Tidak memberikan atau menerima gratifikasi
bentuk dan kedaulat-an negara NRI tahun 1945 (sederhana, jujur).
sesuai Undang-Undang Dasar 9. Menjelaskan prinsip-prinsip pelaksanaan h. Tidak menyalahi/melanggar aturan (disiplin, tanggung
Negara Republik Indonesia tahun kedaulatan negara sesuai UUD NRI tahun 1945 jawab).
1945 10. Menunjukkan contoh penerapan kedaulat an i. Melaksanakan keputusan dengan penuh tanggung
negara sesuai UUD NRI tahun 1945 dengan jujur, jawab (komitmen).
adil, dan bijaksana
11. Menyajikan hasil telaah penerapan bentuk dan NILAI ACUAN ANTI KORUPSI
kedaulatan negara sesuai UUD NRI tahun 1945 KESETARAAN: kesejajaran, sama tingkatan/kedudukan,
sebanding sepadan, seimbang.
3. 1.5 Mengapresiasi prinsip harmoni 1. Mensyukuri adanya hubungan yang harmonis KEBERSAMAAN: hal bersama, seperti rasa persaudaraan/
dalam keberagaman suku, agama, dalam masyarakat yang beragam kekeluargaan, senasib sepenanggungan, dan merasa

Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn)
ras, dan antargolongan (SARA) 2. Menerima keberagaman dengan tulus dalam menjadi satu kesatuan (integritas),
sosial, budaya, ekonomi, dan masyarakat sebagai keniscayaan KOMITMEN: Perjanjian, keterikatan untuk melakukan sesuatu
gender dalam bingkai Bhinneka 3. Menjelaskan pengertian harmoni (yang telah disepakati), kontrak.
Tunggal Ika sebagai anugerah 4. Mendeskripsikan makna keberagaman KONSEKUEN: Sesuai dengan apa yang dikatakan/diperbuat,
Tuhan Yang Maha Esa 5. Mendeskripsikan makna Bhinneka Tunggal Ika berwatak teguh, tidak menyimpang dari apa yang sudah
2.5 Menunjukkan sikap peduli terhadap 6. Mendeskripsikan prinsip harmoni dalam

19
19
20
No Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi Dimensi, Indikator, dan Nilai-Nilai Antikorupsi
masalah-masalah yang muncul keberagaman diputuskan
dalam bidang sosial, budaya, 7. Menjelaskan pentingnya prinsip harmoni dalam KEPEMILIKAN: perihal kepemilikan
ekonomi, dan gender di masyarakat keberagaman suku, agama, ras, dan HEMAT: berhati-hati dalam membelanjakan uang, tidak boros,
dan cara pemecahannya dalam antargolongan, serta pada aspek sosial, budaya, cermat.
bingkai Bhinneka Tunggal Ika ekonomi, dan gender. BIJAKSANA: selalu menggunakan akal budinya (pengalaman
3.5 Menganalisis prinsip harmoni dalam 8. Menjelaskan manfaat hidup harmoni dalam dan pengetahuannya), arif, tajam pikiran, pandai dan hati-
keberagaman suku, agama, ras, keberagaman hati (cermat, teliti, dsb.)
dan antargolongan (SARA) sosial, 9. Menunjukkan contoh harmoni dalam pergaulan IKHLAS: bersih hati, tulus hati.
budaya, ekonomi, dan gender sesama teman yang berbeda suku, agama, ras, BERBAGI: membagi sesuatu bersama, membagi diri, saling
dalam bingkai Bhinneka Tunggal dan antargolongan memberi pengalaman.
Ika 10. Menampilkan sikap toleran terhadap keberagaman RAJIN: suka bekerja (belajar dsb.), tekun, sungguh-sungguh
4.5 Menyampaikan hasil analisis prinsip yang ada dalam masyarakat dengan penuh bekerja, selalu berusaha giat, terus menerus.
harmoni dalam keberagaman suku, tanggung jawab dan bijaksana SPORTIF: bersifat kesatria, jujur, tegak (tetap pendirian, tetap
agama, ras, dan antargolongan 11. Menyajikan hasil analisis tentang baiknya prinsip memegang keadilan).
(SARA) sosial, budaya, ekonomi, harmoni dalam kehidupan masyarakat yang TANGGUNG JAWAB: keadaan wajib menanggung segala
dan gender dalam bingkai Bhinneka beragam dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika sesuatunya (kalau terjadi apa-apa boleh dituntut,
Tunggal Ika dipersalahkan, diperkarakan, dsb. Misalnya berani dan
4. 1.6 Menunjukkan perilaku orang 1. Mensyukuri bahwa negara Indonesia memiliki siap menerima resiko, amanah, tidak mengelak, dan
beriman dalam mencintai tanah air sejarah yang membanggakan yaitu kemerdekaan berbuat yang terbaik), hak fungsi menerima pembebanan
dalam konteks Negara Kesatuan diraih sendiri dengan proklamasi, dan bukan sebagai akibat sikap pihak sendiri atau pihak lain,
Republik Indonesia pemberian dari negara lain. melaksanakan dan menyelesaikan tugas dengan
2.6 Mengutamakan sikap disiplin 2. Menyatakan semangat dan komitmen persatuan sungguh-sungguh.
sebagai warga negara sejalan dan kesatuan nasional dalam mengisi dan DISIPLIN: tata tertib, ketaatan (kepatuhan) pada peraturan,
dengan konsep bela negara dalam mempertahankan NKRI tepat waktu, tertib, dan konsisten.
konteks Negara Kesatuan Republik 3. Mendeskripsikan konsep cinta tanah air JUJUR: lurus hati, tidak curang, tulus, dapat dipercaya,
Indonesia 4. Mendeskripsikan konsep bela negara berkata dan bertindak benar, mengungkapkan sesuatu
3.6 Mengkreasikan konsep cinta tanah 5. Mengkaitkan konsep cinta tanah air dengan bela sesuai dengan kenyataan (tidak berbohong), dan punya
air/bela negara dalam konteks negara niat yang lurus terhadap setiap tindakan.
Negara Kesatuan Republik 6. Menunjukkan contoh sikap cinta tanah air dalam SEDERHANA: bersahaja, sikap dan perilaku yang tidak
Indonesia bidang sains, olahraga, dan seni berlebihan, tidak banyak seluk-beluknya, tidak banyak
4.6 Mengorganisasikan kegiatan 7. Menampilkan perilaku bela negara dalam pernik, lugas, apa adanya, hemat, sesuai kebutuhan, dan
lingkungan yang mencerminkan kedudukannya sebagai peserta didik rendah hati.
konsep cinta tanah air dalam 8. Menyajikan hasil telaah kegiatan lingkungan yang KERJA KERAS: kegiatan melakukan sesuatu dengan
konteks kehidupan sehari-hari mencerminkan sikap cinta tanah air sungguh-sungguh, pantang menyerah/ulet dan semangat
9. Mendeskripsikan sejarah perjuangan NKRI dalam berusaha.
sebelum dan sesudah deklarasi Sumpah Pemuda MANDIRI: dalam keadaan dapat berdiri sendiri, tidak
tahun 1928 (komitmen, kebersamaan, tanggung bergantung dengan orang lain, percaya pada

Kelas IX SMP/MTs (Berdasarkan Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2016)


Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn)
20
No Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi Dimensi, Indikator, dan Nilai-Nilai Antikorupsi
jawab) kemampuan diri sendiri, mampu mengatur dirinya sendiri,
10. Mendeskripsikan perjuangan mempertahankan dan mengambil inisiatif.
NKRI dengan berlandasarkan semangat dan ADIL: sama berat, tidak berat sebelah, tidak memihak /tidak
komitmen persatuan dan kesatuan nasional pilih kasih, berpihak/berpegang kepada kebenaran,
11. Mendeskripsikan potensi ancaman terhadap NKRI sepatutnya, tidak sewenang-wenang, seimbang, netral,
12. Menuliskan contoh bentuk partisipasi dan objektif dan proporsional.
tanggungjawab kewarganegaraan yang BERANI: mempunyai hati yang mantap dan rasa percaya diri
mencerminkan komitmen terhadap keutuhan yang besar dalam menghadapi bahaya, kesulitan, dsb.
nasional (Tidak takut, gentar, kecut) dan pantang mundur.
13. Menjelaskan pentingnya hidup mandiri,disiplin, PEDULI: mengindahkan, memperhatikan (empati),
kerja keras, dan bertanggung jawab dalam menghiraukan, menolong, toleran, setia kawan,
menerapkan prinsip harmoni dalam kehidupan membela, memahami, menghargai, dan memperlakukan
masyarakat yang beragam. orang lain sebaik-baiknya.

Kelas IX SMP/MTs (Berdasarkan Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2016)


Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn)
21
21
22 Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn)
Kelas IX SMP/MTs (Berdasarkan Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2016)
BAB IV
MODEL PENGINTEGRASIAN NILAI-NLAI ANTIKORUPSI KE DALAM MATA PELAJARAN
PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN (PPKn)
KELAS IX

A. Pengintegrasian Nilai-nilai Antikorupsi dalam Kegiatan Intrakurikuler


1. Pengintegrasian Nilai-nilai Antikorupsi dalam Pengembangan Materi Pembelajaran
Kompetensi Inti
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, dan percaya diri dalam berinteraksi
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
3. Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,

Kelas IX SMP/MTs (Berdasarkan Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2016)


teknologi, seni, dan budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
4. Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, membuat) dan ranah abstrak
(menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam
sudut pandang/teori.

Kompetensi Indikator Pencapaian Dimensi, Indikator dan


No Materi Pembelajaran Model Pengintegrasian Nilai-Nilai Antikorupsi
Dasar Kompetensi Nilai-Nilai Antikorupsi
1. 1.1 Mensyukuri 1. Mensyukuri 1. Periodisasi Dimensi dan Indikator Kita sebagai bangsa patut dan layak bersyukur atas anugerah Allah
perwujudan proses berlakunya 1. Politik: Swt. Tuhan Yang Maha Kuasa, karena dalam proses memerdekakan
Pancasila perumusan undang-undang a. Membuat diri dari belenggu penjajah, pemimpin bangsa Indonesia mampu
sebagai Pancasila sebagai dasar sebagai kebijakan merumuskan nilai-nilai yang diyakini baik dan benar (yakni nilai-nilai
Dasar dasar negara landasan yuridis didasarkan Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan dan Keadilan)
Negara yang Indonesia yang konstitusional pada sebagai dasar negara. Apalagi nilai-nilai tersebut hidup dan terwujud

Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn)
merupakan diberkahi Allah Pancasila sebagai kepentingan dalam kehidupan nyata keseharian masyarakat dan bangsa, yang
anugerah Swt. dasar negara. umum/bersama dalam terminologi politik disebut sebagai pandangan hidup (way of
Tuhan Yang 2. Meyakini 2. Pencocokkan (adil, berani) life) bangsa. Rasa syukur itu terasa lebih lagi karena tidak semua
Maha Esa kebenaran peristiwa b. Melaksanakan bangsa mampu melakukan sebagaimana yang bangsa Indonesia
2.1 Menun- Pancasila sebagai kenegaraan yang kebijakan dapat raih. Oleh karena itu dapat dianggap hal yang wajar, kalau kita

23
22
24
Kompetensi Indikator Pencapaian Dimensi, Indikator dan
No Materi Pembelajaran Model Pengintegrasian Nilai-Nilai Antikorupsi
Dasar Kompetensi Nilai-Nilai Antikorupsi
jukkan sikap dasar negara dan terjadi sesuai didasari pada sebagai bangsa, memiliki kebanggaan atas semuanya.
bangga pandangan hidup periodisasi sikap Rasa syukur dan kebanggaan itu sudah seharusnya kalau kita
akan tanah bangsa. berlakunya UUD menjunjung wujudkan dalam bentuk sikap dan tindakan yang positif, misalnya:
air sebagai 3. Mendeskripsikan dengan Pancasila tinggi berupaya memahami nilai-nilai Pancasila, baik sebagai dasar negara
perwujudan periodisasi sebagai dasar kebenaran maupun sebagai pandangan hidup bangsa, dan terutama berusaha
nilai-nilai berlakunya negara. (jujur, berani) mengamalkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
Pancasila undang-undang 3. Dinamika c. Melaksanakan Memahami nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara mengandung
sebagai dasar sebagai pelaksanaan nilai- pengawasan makna bahwa, nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila (nilai-nilai
dasar landasan yuridis nilai Pacasila terhadap Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan dan Keadilan)
negara konstitusional sesuai periodisasi pelaksanaan merupakan landasan dan dasar di mana Negara Kesatuan Republik
3.1 Memban- Pancasila sebagai berlakunya UUD. kebijak-an Indonesia (NKRI) diselenggarakan dan dikelola. Artinya, nilai-nilai
dingkan dasar negara. 4. Contoh secara tidak Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan dan Keadilan
antara 4. Mencocokkan pelaksanaan nilai- tebang pilih tersebut dijadikan landasan dan dasar dalam merumuskan kebijakan
peristiwa peristiwa nilai Pancasila (adil, berani) & peraturan perundang-undangan, dijadikan landasan dan dasar
dan kenegaraan yang sebagai dasar d. Melaksanakan dalam pelaksanaan kebijakan & peraturan perundang-undangan
dinamika terjadi sesuai negara dan musyawarah (penyelenggaraan pemerintahan), juga dijadikan landasan dan dasar
yang terjadi periodisasi pandangan hidup dalam dalam pengawasan dan evaluasi. Dengan demikian penyelenggaraan
di berlaku nya UUD bangsa (kebijakan menyelesaikan dan pengelolaan negara harus sesuai dan selaras serta tidak boleh
masyarakat dgn Pancasila didasarkan pada masalah bertentangan dengan nilai-nilai tersebut.
dengan sebagai dasar kepentingan (kebersamaan) Hal ini sangat penting untuk dipahami dan dihayati oleh seluruh warga
praktik ideal negara. umum/bersama, 2. Sosiologi: negara, terutama para penyelenggara negara. Adapun peserta didik,
Pancasila 5. Mendeskripsikan melaksanakan a. Menepati janji pentingnya memahami dan menghayati makna tersebut karena di
sebagai dinami-ka kebijakan secara (tanggung tangan merekalah masa depan kehidupan masyarakat, bangsa dan
dasar pelaksanaan nilai- jujur dan jawab) negara akan ditentukan. Oleh karena itu sejak dini mereka perlu
negara dan nilai Pacasila tanggung jawab. b. Tidak dibekali dengan pemahaman dan penghayatan terhadap makna
pandangan sesuai periodi- 5. Contoh perilaku diskriminatif Pancasila, baik sebagai dasar negara maupun pandangan hidup
hidup sasi berlakunya sesuai nilai-nilai dalam bangsa sehingga sebagai calon pemimpin bangsa di masa datang,
bangsa UUD. Pancasila (jujur, memberikan mereka dapat mewujudkan nilai-nilai Pancasila dalam
4.1 Merancang 6. Menuliskan tidak diskrimina layanan (adil) kepemimpinannya.
dan contoh tif/adil, melaksa c. Tidak Selain itu, nilai-nilai Pancasila oleh bangsa Indonesia juga diyakini
melakukan pelaksanaan nakan musya- nepotisme (adil, kebenaran dan kebaikannya sehingga dijadikan pandangan hidup
penelitian Pancasila sebagai warah dalam mandiri) (way of life), dalam arti nilai-nilai Ketuhanan, Kemanusiaan,
sederhana dasar negara dan menyelesaikan d. Tidak kolusi Persatuan, Kerakyatan dan Keadilan itu dijadikan landasan dan dasar
tentang pandangan hidup masalah/keber- (jujur, mandiri) bagi bangsa Indonesia dalam memandang dan menjalani kehidupan.
peristiwa bangsa (kebijakan samaan, hemat e. Melaksanakan Namun demikian kepada peserta didik juga perlu ditekankan bahwa,
dan didasarkan pada dalam menggu- kerjasama sebaik dan kebenaran setinggi apa pun suatu dasar negara, tanpa

Kelas IX SMP/MTs (Berdasarkan Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2016)


Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn)
23
Kompetensi Indikator Pencapaian Dimensi, Indikator dan
No Materi Pembelajaran Model Pengintegrasian Nilai-Nilai Antikorupsi
Dasar Kompetensi Nilai-Nilai Antikorupsi
dinamika kepentingan nakan SDA & tanpa melihat diimplementasikan atau diwujudkan dalam kenyataan hidup sehari-
yang terjadi umum/ bersama, menjunjung tinggi perbedaan hari (berupa perilku yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila), maka
di melaksanakan kebenaran. agama, sosial, dasar negara itu hanya merupakan slogan yang tidak bermakna.
masyarakat kebijakan secara 6. Arti pentingnya dan ekonomi Dalam perjalanan dan dinamika kehidupan bangsa Indonesia sejak
terkait jujur dan hidup mandiri, (kesetaraan) kemerdekaan, telah mengalami pasang surut dan perkembangan
penerapan tanggung jawab. disiplin, kerja f. Membunyikan yang tidak selalu menggembirakan. Saat-saat tertentu bahkan
Pancasila 7. Menunjukkan keras, dan radio, TV, tape menghadapi permasalahan dan tantangan yang sangat berat dan
sebagai contoh perilaku bertang-gung dengan mengarah pada konflik dan disintegrasi bangsa.
dasar sesuai nilai-nilai jawab dalam sewajarnya Ketika UUD 1945 pertama kali berlaku (18 Agustus 1945-27
negara dan Pancasila (jujur, mewujud kan (bijaksana) Desember 1949), di saat bangsa berjuang mempertahankan
pandangan tidak dis- nilai-nilai g. Berpartisipasi kemerdekaan dari upaya penjajahan kembali Belanda (yang didukung
hidup kriminatif/adil, Pancasila menjaga tentara Sekutu), terjadi pemberontakan PKI tahun 1948. Kemudian
bangsa melaksana-kan keamanan pada waktu berlaku UUD Sementara (17 Agustus 1950-5 Juli1959)
musyawarah lingkungan dengan demokrasi liberalnya, terjadi peristiwa DI-TII, pemberontakan
dalam (peduli) Kahar Muzakar, Andi Azis, PRRI-Permesta, Republik Maluku Selatan

Kelas IX SMP/MTs (Berdasarkan Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2016)


menyelesaikan h. Melakukan aksi (RMS).
masalah/ sosial (Ikhlas Begitu kembali pada UUD 1945 melalui Dekrit Presiden 5 Juli 1959,
kebersamaan, dan peduli). berlangsung demokrasi terpimpin yang diikuti oleh doktrin Nasional,
hemat dalam 3. Ekonomi: Agama, Komunis (NASAKOM), penghianatan PKI terjadi lagi pada 30
menggunakan a. Melakukan September 1965. Era ini dikenal dengan nama Orde Lama. Memasuki
SDA, & persaingan Orde Baru (11 Maret 1966), bangsa Indonesia bertekad
menjunjung tinggi usaha secara melaksanakan Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan
kebenaran. sehat konsekuen. Tapi dalam perjalanannya, penyimpangan pun terjadi.
8. Mempresentasika (tanggung Penyimpangan itu sedemikian rupa sehingga menimbulkan
n hasil telaah jawab, jujur, ketidakpuasan yang meluas dalam masyarakat. Pada tahun 1998,
peristiwa dan kerja keras) mahasiswa sebagai moral force mempelopori demo besar-besaran
pelaksanaan nilai- b. Tidak menyuap yang berakibat pada tumbangnya Presiden Soeharto yang kemudian
nilai Pancasila (jujur) dinamakan Orde Reformasi.
sebagai dasar c. Tidak boros Sementara dinamika kehidupan yang berkembang pada masyarakat,
negara dan dalam tidak kalah hiruk pikuknya. Fenomena yang tampak menunjukkan
pandangan hidup menggunakan bahwa nilai-nilai Pancasila semakin lama semakin pudar; apalagi

Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn)
bangsa sesuai sumber daya yang terjadi di kota-kota besar. Pembunuhan, penculikan, pencurian,
dinamika perkem- (sederhana, korupsi, penggunaan narkoba dan tindakan kejahatan lainnya seolah-
bangan jaman tanggung olah menjadi peristiwa harian yang semakin memprihatinkan &
ber-dasarkan jawab) menghawatirkan.
keberani-an, d. Tidak Kalau dinamika kehidupan bangsa dan peristiwa yang terjadi pada

25
24
26
Kompetensi Indikator Pencapaian Dimensi, Indikator dan
No Materi Pembelajaran Model Pengintegrasian Nilai-Nilai Antikorupsi
Dasar Kompetensi Nilai-Nilai Antikorupsi
mandiri dan melakukan masyarakat sebagaimana secara singkat tersebut di atas kita cermati,
bertanggung penyimpangan maka ada benang merah yang dapat ditarik bahwa, peristiwa tersebut
jawab. alokasi dan menggambarkan belum dipahami, dihayati dan diamalkannya nilai-
9. Menjelaskan arti distribusi uang, nilai Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
pentingnya hidup barang dan jasa bernegara. Akibat yang terjadi adalah bangsa Indonesia belum dapat
mandiri, disiplin, (jujur, peduli, mewujudkan kehidupan seperti yang dicita-citakan, yaitu: masyarakat
kerja keras, dan tanggung yang adil dan makmur.
bertanggung jawab) Berdasarkan pemahaman ini, ke depan bangsa Indonesia harus
jawab dalam 4. Hukum: berusaha untuk hidup dan menjalankan segala aktivitasnya sesuai
mewujudkan nilai- a. Tidak dan selaras dengan nilai-nilai Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan,
nilai Pancasila melakukan Kerakyatan dan Keadilan.
penggelapan Agar sikap perilaku kita sesuai dengan nilai-nilai Pancasila, maka
dana, pajak, sikap dan perilaku positif harus dikembangkan. Sikap perilaku
barang, dan tersebut antara lain: jujur, sederhana, peduli, berbagi dan ikhlas
sebagainya yang tercermin dalam perilaku sehari-hari sehingga tercipta suasana
(jujur, tanggung yang kondusif bagi tumbuh dan berkembangnya karakter bangsa
jawab) yang baik.
b. Tidak Sebaliknya sikap dan perilaku negatif harus dihindari dan dijauhi
melakukan dalam kehidupan sehari-hari, misalnya: ambisi pribadi, perbuatan
pemalsuan yang menguntungkan kelompok tertentu, memberi janji-
dokumen, surat, janji/iming-iming agar pihak lain melanggar hukum, dan memberikan
tanda tangan, perlakuan tidak adil terhadap orang lain atau tebang pilih.
dan sebagainya Perwujudannya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
(jujur, tanggung bernegara adalah berusaha semaksimal mungkin bersikap dan
jawab) bertindak yang sesuai dan sejalan dengan ajaran agama,
c. Tidak bermanfaat bagi sesama dan mengedepankan atau mengutamakan
melakukan kepentingan umum/ bersama di atas kepentingan pribadi dan
pencurian dana, golongan serta berupaya untuk terwujudnya kesejahteraan
barang, waktu, bersama.
ukuran yang Dalam interaksi sosial, sikap yang ditunjukkan tidak diskriminatif
merugikan (membeda-bedakan dalam memperlakukan dan memberikan layanan
pihak lain, dan terhadap orang lain), tidak mementingkan keluarga atau
sebagainya kelompoknya (nepotisme) dan tidak melakukan persekongkolan
(jujur, tanggung (konspirasi) dalam membuat keputusan yang merugikan banyak
jawab, disiplin) pihak (kolusi).
d. Tidak Di samping itu, berusaha mengembangkan sikap mandiri, disiplin,

Kelas IX SMP/MTs (Berdasarkan Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2016)


Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn)
25
Kompetensi Indikator Pencapaian Dimensi, Indikator dan
No Materi Pembelajaran Model Pengintegrasian Nilai-Nilai Antikorupsi
Dasar Kompetensi Nilai-Nilai Antikorupsi
melakukan kerja keras, hemat dan bertanggung jawab dalam mengelola
penipuan sumber daya dan aset-aset negara, dan sebaliknya harus dihindari
terhadap pihak sikap yang mengarah kepada pemborosan, persaingan tidak sehat,
lain (jujur) dan suap.
e. Tidak Dalam rangka mewujudkan sikap yang sesuai dengan nilai-nilai
melakukan Pancasila, harus dihindari keinginan untuk melakukan
persekongkolan penggelapan, pemalsuan dokumen, pemalsuan tanda tangan,
dalam membuat plagiat, pencurian, penipuan, persekongkolan, perusakan,
putusan gratifikasi, menyontek dan menyalahi aturan.
(tanggung Tindakan diskriminatif, nepotisme, konspirasi, kolusi, penggelapan,
jawab) pemalsuan dokumen, pemalsuan tanda tangan, plagiat, pencurian,
f. Tidak penipuan perusakan, gratifikasi & menyontek merupakan tindakan
melakukan koruptif. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tindakan koruptif
perusakan adalah tindakan yang tidak sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Sikap
terhadap dan perilaku negatif termasuk di dalamnya korupsi, dapat merugikan

Kelas IX SMP/MTs (Berdasarkan Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2016)


barang/fasilitas serta mengancam kepentingan masyarakat, bangsa dan negara.
2. 1.3 Bersyukur 1. Mensyukuri A. Bentuk-bentuk milik negara Dalam pembukaan UUD NRI Tahun 1945 alinea keempat ditegaskan
kepada penetapan bentuk negara (tanggung bahwa: “Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu Pemerintah
Tuhan Yang dan kedaulatan B. Bentuk negara jawab, peduli) Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan
Maha Esa negara seperti sesuai UUD NRI g. Tidak seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan
atas bentuk yang tertuang tahun 1945 memberikan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut
dan dalam UUD NRI C. Pengertian atau menerima melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
kedaulatan tahun 1945 kedaulatan gratifikasi (jujur, perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka disusunlah
Negara 2. Menerima bentuk D. Sifat-sifat sederhana) Kemerdekaan Kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-
Republik dan kedaulatan kedaulatan Undang Dasar Negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu
Indonesia negara yang E. Sumber-sumber Nilai acuan susunan Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat
2.3 Menun- ditetapkan UUD kedaulatan antikorupsi dengan berdasar kepada Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan
jukkan sikap NRI tahun 1945 F. Kedaulatan KESETARAAN: yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia dan Kerakyatan yang
bertanggung dengan penuh negara sesuai kesejajaran, sama dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
jawab dalam tanggung jawab UUD NRI tahun tingkatan/keduduk Permusyawaratan/Perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu
an, sebanding,

Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn)
mendukung 3. Menyebutkan 1945 Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
bentuk dan bentuk-bentuk G. Prinsip-prinsip sepadan, Berdasarkan pemahaman terhadap makna pokok-pokok pikiran
kedaulatan negara pelaksanaan seimbang. pembukaan Undang-undang Dasar NRI Tahun 1945 dan penegasan
Negara 4. Mendeskripsikan kedaulatan KEBERSAMAAN: hal alinea di atas dapat dikemukakan bahwa dalam upaya mewujudkan
3.3 Memahami bentuk negara negara sesuai bersama, seperti tujuan negara, bangsa Indonesia berketetapan hati untuk memilih
ketentuan sesuai UUD NRI UUD NRI tahun rasa negara kesatuan dan kedaulatan rakyat sebagai bentuk negara dan

27
26
28
Kompetensi Indikator Pencapaian Dimensi, Indikator dan
No Materi Pembelajaran Model Pengintegrasian Nilai-Nilai Antikorupsi
Dasar Kompetensi Nilai-Nilai Antikorupsi
tentang tahun 1945 1945 persaudaraan/kek bentuk pemerintahannya. Hal ini berarti bahwa negara Indonesia
bentuk dan 5. Menjelaskan H. Contoh eluargaan, adalah negara kesatuan dan demokrasi.
kedaulatan pengertian penerapan senasib Demokrasi yang diterapkan di Indonesia adalah demokrasi
negara kedaulatan kedaulat an sepenanggungan, perwakilan; artinya, aspirasi dan keterlibatan rakyat dalam ikut
sesuai 6. Mengidentifikasi negara sesuai dan merasa menentukan kehidupan dan perjalanan negara dilakukan melalui
Undang- sifat-sifat UUD NRI tahun menjadi satu perwakilan mereka yang duduk di lembaga-lembaga: MPR, DPR-
Undang kedaulatan 1945 dengan kesatuan DPRD dan DPD.
Dasar 7. Menyebutkan jujur, adil, dan (integritas), Pelaksanaan demokrasi dapat memberikan kemaslahatan kepada
Negara sumber-sumber bijaksana KOMITMEN: seluruh rakyat sangat bergantung dan memerlukan dukungan,
Republik kedaulatan I. Penerapan Perjanjian, paradigma, sikap dan tindakan yang positif dari seluruh elemen
Indonesia 8. Mendeskripsikan bentuk dan keterikatan untuk bangsa dan rakyat Indonesia. Dukungan tersebut tercermin pada
tahun 1945 kedaulatan kedaulatan melakukan performance (kinerja) 4 (empat) pilar demokrasi yakni: lembaga
4.3 Memapar- negara sesuai negara sesuai sesuatu (yang perwakilan, pemerintah, partai politik dan media massa.
kan UUD NRI tahun UUD NRI tahun telah disepakati), Pada lembaga perwakilan, perwujudannya dapat dilihat dalam proses
penerapan 1945 1945 kontrak. menampung, mengolah, dan memperjuangkan aspirasi yang
tentang 9. Menjelaskan J. Pentingnya sikap KONSEKUEN: Sesuai berkembang dalam masyarakat. Bila dalam menampung, mengolah,
bentuk dan prinsip-prinsip mandiri, disiplin, dengan apa yang dan memperjuangkan aspirasi tersebut para anggota lembaga
kedaulat-an pelaksanaan kerja keras, dan dikatakan/diperbu perwakilan lebih mengedepankan kepentingan dan kesejahteraan
negara kedaulatan bertanggung at, berwatak rakyat dan bukan berorientasi kepentingan kelompok apalagi
sesuai negara sesuai jawab dalam teguh, tidak kepentingan pribadi, maka demokrasi berpeluang dapat terlaksana
Undang- UUD NRI tahun menerapkan menyimpang dari dengan baik. Pada pemerintah, perwujudannya dapat dilihat dalam
Undang 1945 bentuk dan apa yang sudah merumuskan kebijakan dan pelaksanaan pembangunan. Bila
Dasar 10. Menunjukkan kedaulatan diputuskan kebijakan dan pembangunan yang dilaksanakan oleh pemerintah
Negara contoh penerapan negara sesuai KEPEMILIKAN: meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan rakyat, maka hal
Republik kedaulatan UUD 1945. perihal tersebut dapat membawa perbaikan bagi pelaksanaan demokrasi.
Indonesia negara sesuai kepemilikan Sementara pada partai politik, perwujudannya dapat dilihat pada pada
tahun 1945 UUD NRI tahun HEMAT: berhati-hati pola kepemimpinan, rekrutmen dan ideologi yang diperjuangkannya.
1945 dengan dalam Apabila pola kepemimpinan dan rekrutmen yang dikembangkan oleh
jujur, adil, dan membelanjakan partai politik itu berprinsip pada the right man on the right place, dan
bijaksana uang, tidak boros, ideologi yang menjadi landasan perjuangannya sejalan dengan
11. Menyajikan hasil cermat. kepentingan rakyat, maka pelaksanaan demokrasi kemungkinan
telaah penerapan BIJAKSANA: selalu besar dapat berjalan dengan baik. Sedangkan pada media massa
bentuk dan menggunakan perwujudannya dapat dilihat pada implementasi fungsi sosial
kedaulatan akal budinya controlnya. Bila media massa dalam menjalankan fungsi sosial
negara sesuai (pengalaman dan kontrolnya konsisten dan demi kepentingan rakyat, maka dapat
UUD NRI tahun pengetahuannya), diharapkan pelaksanaan demokrasi tersebut berlangsung dengan

Kelas IX SMP/MTs (Berdasarkan Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2016)


Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn)
27
Kompetensi Indikator Pencapaian Dimensi, Indikator dan
No Materi Pembelajaran Model Pengintegrasian Nilai-Nilai Antikorupsi
Dasar Kompetensi Nilai-Nilai Antikorupsi
1945 arif, tajam pikiran, baik. Sebaliknya bila keempat pilar demokrasi tersebut dalam
12. Menjelaskan pandai dan hati- melaksanakan fungsi, tugas dan kewenangannya asal-asalan dan
pentingnya sikap hati (cermat, teliti, setengah hati, apalagi tidak selaras dengan kepentingan rakyat, maka
mandiri, disiplin, dsb.) pelaksanaan demokrasi akan carut-marut dan menyengsarakan
kerja keras, dan IKHLAS:bersih hati, rakyat.
bertanggung tulus hati. Oleh karena itu semua pihak dituntut kejujuran dan keberanian
jawab dalam BERBAGI: membagi untuk mengedepankan kepentingan umum (rakyat) yang didasarkan
menerapkan sesuatu bersama, pada kebenaran dan keadilan serta menghindarkan diri dari ambisi
bentuk dan membagi diri, pribadi, menguntungkan kelompok tertentu (diskri-minatif), dan
kedaulatan saling memberi clientelistik (memberi janji-janji agar berpihak padanya).
negara sesuai pengalaman. Dengan demikian dalam proses pengambilan keputusan,
UUD 1945. RAJIN: suka bekerja pelaksanaan dan pengawasannya harus dilakukan dengan
(belajar dsb.), penuh rasa tanggung jawab, dan bila terjadi penyimpangan maka
tekun, sungguh2 perlu dilakukan tindakan terhadap pelakunya tanpa pandang bulu
bekerja, selalu (tebang pilih).

Kelas IX SMP/MTs (Berdasarkan Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2016)


berusaha giat, Terkait dengan hal di atas perlu menjadi perhatian semua pihak
terus menerus. bahwa salah satu syarat yang harus dipenuhi oleh calon pemimpin
SPORTIF: bersifat adalah tidak pernah dan tidak akan korupsi. Pada sisi lain, rakyat
kesatria, jujur, sebagai pihak yang memiliki hak untuk memilih pemimpin, harus
tegak (tetap konsisten untuk memilih yang tidak pernah dan tidak akan korupsi.
pendirian, tetap Sesuai amanat UUD 1945, sistem pemerintahan Indonesia adalah
memegang demokrasi di mana kedaulatan negara ada di tangan rakyat. Artinya,
keadilan). rakyatlah yang menentukan bagaimana negara itu dijalankan, melalui
TANGGUNG JAWAB: wakil mereka baik yang duduk di lembaga perwakilan maupun
keadaan wajib pemerintahan. Di sini perlu dikembangkan sikap kesetaraan dan
menanggung kebersamaan karena pada hakikatnya upaya mencapai tujuan
segala sebagaimana tercantum dalam UUD 1945 adalah kewajiban
sesuatunya (kalau bersama.
terjadi apa-apa Dalam pada itu para wakil rakyat harus memiliki komitmen, jujur dan
boleh dituntut, konsekuen serta rasa tanggung jawab terhadap tugas mereka yaitu
dipersalahkan, sungguh-sungguh memperhatikan dan memperjuangkan aspirasi

Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn)
diperkarakan, dalam rangka mewujudkan kesejahteraan rakyat, misalnya: membuat
dsb. Misalnya kebijakan didasarkan pada kepentingan umum/bersama dan tidak
berani dan siap melakukan KKN (korupsi, kolusi dan nepotisme). Pada sisi lain rakyat
menerima resiko, dituntut untuk disiplin dan bekerja keras serta memiliki keberanian
amanah, tidak untuk mengoreksi apabila terjadi penyimpangan disebabkan peduli

29
28
30
Kompetensi Indikator Pencapaian Dimensi, Indikator dan
No Materi Pembelajaran Model Pengintegrasian Nilai-Nilai Antikorupsi
Dasar Kompetensi Nilai-Nilai Antikorupsi
mengelak, dan pada nasib rakyat sehingga upaya mencapai cita-cita bersama akan
berbuat yang berjalan efektif. Selain itu rakyat juga menghormati dan menjunjung
terbaik), hak tinggi lembaga negara dan pemerintah dengan cara ikut berpartisipasi
fungsi menerima secara aktif dalam melaksanakan hasil keputusan dan program-
pembebanan program pemerintah, khususnya terkait dengan pemberantasan
sebagai akibat korupsi.
3. 1.5 Menga- 1. Mensyukuri 1. Pengertian sikap pihak Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang beraneka ragam
presiasi adanya hubungan harmoni sendiri atau pihak (beragam) karena terdiri atas berbagai suku bangsa, agama, adat
prinsip yang harmonis 2. Makna lain, istiadat, serta bahasa daerah yang berbeda-beda. Keberagaman yang
harmoni dalam keberagaman melaksanakan terjadi di Indonesia dapat dikatakan sebagai potensi sekaligus
dalam masyarakat yg 3. Makna Bhinneka dan tantangan. Dikatakan sebagai sebuah potensi, karena hal tersebut
keberagama beragam Tunggal Ika menyelesaikan akan membuat bangsa kita menjadi bangsa yang besar dan memiliki
n suku, 2. Menerima 4. Prinsip harmoni tugas dengan kekayaan yang melimpah, baik kekayaan alam maupun kekayaan
agama, ras, keberagaman dalam sungguh- budaya yang dapat menarik minat wisatawan asing untuk
dan dengan tulus keberagaman sungguh. mengunjungi Indonesia. Kebhinekaan bangsa Indonesia juga
antargolong dalam 5. Pentingnya DISIPLIN: tata tertib, merupakan sebuah tantangan bahkan ancaman, karena dengan
an (SARA) masyarakat seba prinsip harmoni ketaatan adanya kebhinekaan mudah membuat penduduk Indonesia berbeda
sosial, gai keniscayaan dalam (kepatuhan) pada pendapat dan lepas kendali, mudah tumbuhnya perasaan kedaerahan
budaya, 3. Menjelaskan keberagamansuk peraturan, tepat yang amat sempit yang sewaktu waktu dapat menjadi ledakan yang
ekonomi, pengertian u, agama, ras, & waktu, tertib, dan akan mengancam integrasi nasional atau persatuan dan kesatuan
dan gender harmoni antar golongan, konsisten. bangsa. Oleh karena itu, segenp warga negara mesti mewaspadai
dalam 4. Mendeskripsikan serta pada aspek JUJUR: lurus hati, ancaman tersebut.
bingkai makna sosial, budaya, tidak curang, Keberagaman ini merupakan anugerah Tuhan Yang Maha Kuasa
Bhinneka keberagaman ekonomi & tulus, dapat yang patut dihargai. Oleh karena itu, kita wajib selalu bersyukur atas
Tunggal Ika 5. Mendeskripsikan gender. dipercaya, anugerah ini, dengan selalu beriman dan bertaqwa kepada Tuhan
sebagai makna Bhinneka 6. Manfaat hidup berkata dan Yang Maha Esa, serta menjaganya agar tetap harmoni dan lestari.
anugerah Tunggal Ika harmoni dlm bertindak benar, Harmoni, secara etimologis (dalam bahasa Yunani: harmonia) berarti
Tuhan Yang 6. Mendeskripsikan keberagaman mengungkapkan terikat secara serasi/sesuai. Sedangkan secara terminologis (makna),
Maha Esa prinsip harmoni 7. Contoh harmoni sesuatu sesuai harmoni adalah kerja sama antara berbagai faktor sedemikian rupa
2.5 Menun- dalam dalam pergaulan dengan sehingga faktor-faktor tersebut dapat menghasilkan suatu kesatuan
jukkan sikap keberagaman sesama teman kenyataan (tidak yang luhur. Harmoni merupakan paduan keselarasan, perpaduan
peduli 7. Menjelaskan yang berbeda berbohong), dan antara keyakinan dan tingkah laku, menghormati, menyayangi apa
terhadap pentingnya prinsip suku, agama, ras, punya niat yang yang ada, merangkum, mensinerjikan dan menyelaraskan segala
masalah- harmoni dalam dan antar lurus terhadap macam perbedaan secara ikhlas dan alamiah. Dengan harmoni akan
masalah keberagaman golongan. setiap tindakan. tercipta sebuah enerji yang merangkum tatanan kehidupan sosial
yang muncul suku, agama, ras, 8. Contoh sikap SEDERHANA: yang indah dan teratur. Harmoni bukan keterpaksaan, tetapi ada

Kelas IX SMP/MTs (Berdasarkan Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2016)


Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn)
29
Kompetensi Indikator Pencapaian Dimensi, Indikator dan
No Materi Pembelajaran Model Pengintegrasian Nilai-Nilai Antikorupsi
Dasar Kompetensi Nilai-Nilai Antikorupsi
dalam dan antar toleran terha-dap bersahaja, sikap sistim dan aturan yang menjadi kesepakatan bersama di mana semua
bidang golongan, serta kebera-gaman dan perilaku yang komponen berusaha menjaganya karena menyangkut kepentingan
sosial, pada aspek yang ada dalam tidak berlebihan, bersama. Harmoni dimulai dari diri sendiri, keluarga, masyarakat,
budaya, social, budaya, masyarakat tidak banyak nasional, tatanan internasional, bahkan alam semesta. Dengan
ekonomi, ekonomi, dan dengan penuh seluk-beluknya, harmoni, semua akan menjadi indah, enak dibayangkan, dilihat,
dan gender gender. tanggung jawab tidak banyak dirasakan, dan dinikmati.
di 8. Menjelaskan dan bijaksana pernik, lugas, apa Prinsip harmoni berarti landasan/dasar yang menjadi acuan agar
masyarakat manfaat hidup 9. Baiknya prinsip adanya, hemat, keberagaman mengarah kepada kerjasama sehingga menjadi
dan cara harmoni dalam harmo-ni dalam sesuai kebutuhan, kekuatan yang positif dan konstrutif.
pemecahan keberagaman kehi-dupan dan rendah hati. Semboyan ‘Bhinneka Tunggal Ika’ merupakan semboyan bangsa kita
nya dalam 9. Menunjukkan masyarakat yang KERJA KERAS: yang mengungkapkan persatuan dan kesatuan yang berasal dari
bingkai contoh harmoni beragam dalam kegiatan keanekaragaman. Walaupun kita terdiri atas berbagai suku, agama,
Bhinneka dalam pergaulan bingkai Bhinneka melakukan ras, antar golongan, dan budaya daerah, namun kita tetap satu
Tunggal Ika sesama teman Tunggal Ika sesuatu dengan bangsa, memiliki tanah air dan bahasa yang sama, yaitu tanah air dan
3.5 Menga- yang berbeda 10. Arti penting-nya sungguh- bahasa Indonesia. Oleh karena itu sangat penting bagi kita untuk

Kelas IX SMP/MTs (Berdasarkan Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2016)


nalisis suku, agama, ras, nilai-nilai mandiri, sungguh, pantang memiliki sikap sebagai berikut:
prinsip dan antar disiplin, kerja menyerah/ulet 1. Menghormati Suka Bangsa di Indonesia
harmoni golongan keras, dan dan semangat Kita sebagai bangsa Indonesia harus bersatu padu agar manjadi
dalam 10. Menampilkan bertanggung dalam berusaha. satu kesatuan yang bulat dan utuh. Untuk dapat bersatu kita harus
keberagama sikap toleran jawab dalam MANDIRI: dalam memiliki pedoman yang dapat menyeragamkan pandangan kita
n suku, terhadap menerapkan keadaan dapat dan tingkah laku kita dalam kehidupan sehari-hari. Dengan
agama, ras, keberagaman prinsip harmo ni berdiri sendiri, demikian, akan terjadi persamaan langkah dan tingkah laku
dan yang ada dalam dalam ke-hidupan tidak bergantung bangsa Indonesia. Pedoman tersebut adalah Pancasila, kita harus
antargolong masyarakat masyarakat yg dengan orang dapat meningkatkan rasa persaudaraan dengan berbagai suku
an (SARA) dengan penuh beragam. lain, percaya bangsa di Indonesia.
sosial, tanggung jawab pada kemampuan Bangsa Indonesia harus merasa satu, senasib sepenanggungan,
budaya, dan bijaksana diri sendiri, sebangsa, dan sehati dalam kekuatan nasional dengan segala isi
ekonomi, 11. Menyajikan hasil mampu mengatur dan kekayaannya sebagai satu kesatuan wilayah.
dan gender analisis tentang dirinya sendiri, Dalam mengembangkan sikap menghormati terhadap keragaman
dalam baiknya prinsip dan mengambil suku bangsa, dapat terlihat dari sifat dan siksp dalam kehidupan
bingkai harmoni dalam inisiatif. sehari-hari, diantaranya adalah sebagai berikut.

Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn)
Bhinneka kehidupan ADIL: sama berat, a. kehidupan bermasyarakat tercipta kerukunan seperti halnya
Tunggal Ika masyarakat yang tidak berat dalam sebuah keluarga.
4.5 Menyam- beragam dalam sebelah, tidak b. antara warga masyarakat terdapat semangat tolong menolong,
paikan hasil bingkai Bhinneka memihak /tidak kerjasama untuk menyelesaikan suatu masalah, dan
analisis Tunggal Ika pilih kasih, kerjasama dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.

31
30
32
Kompetensi Indikator Pencapaian Dimensi, Indikator dan
No Materi Pembelajaran Model Pengintegrasian Nilai-Nilai Antikorupsi
Dasar Kompetensi Nilai-Nilai Antikorupsi
prinsip 12. Menjelaskan berpihak/berpega c. dalam menyelesaikan urusan bersama selalu diusahakan
harmoni pentingnya hidup ng kepada dengan melalui musyawarah.
dalam mandiri,disiplin, kebenaran, d. terdapat kesadaran dan sikap yang mengutamakan
keberaga- kerja keras, dan sepatutnya, tidak kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan
man suku, bertanggung sewenang- golongan.
agama, ras, jawab dalam wenang, 2. Menghormati Agama yang ada di Indonesia
dan menerapkan seimbang, netral, Sejak kecil seseorang sudah diajarkan untuk meyakini dan
antargolong prinsip harmoni objektif dan melaksanakan ajaran agama. Dalam kehidupan berbangsa, kita
an (SARA) dalam kehidupan proporsional. mengetahui keberagaman dalam agama. Agama tersebut tidak
sosial, masyarakat yang BERANI: mempunyai mengajarkan untuk memaksakan kepercayaan kita kepada orang
budaya, beragam. hati yang mantap lain. Kita harus menghormati dan menghargai agama dan
ekonomi, dan rasa percaya keyakinan orang lain, Dengan begitu tidak akan ada pertengkaran.
dan gender diri yang besar 3. Menghormati Budaya di Indonesia
dalam dalam Keanekaragaman budaya merupakan kekayaan bangsa kita.
bingkai menghadapi Kebudayaan- kebudayaan daerah merupakan modal utama untuk
Bhinneka bahaya, kesulitan, mengembangkan kebudayaan nasional. Kebudayaan nasional
Tunggal Ika dsb. (Tidak takut, adalah puncak-puncak kebudayaan daerah yang ada di wilayah
gentar, kecut dan Indonesia. Kebudayaan daerah yang dapat menjadi kebudayaan
pantang mundur). nasional harus memenuhi syarat-syarat, seperti:
PEDULI: 1. menunjukkan ciri atau identitas bangsa
mengindahkan, 2. berkualitas tinggi sehingga dapat diterima oleh seluruh bangsa
memperhatikan Indonesia; dan pantas dan tepat diangkat sebagai budaya
(empati), nasional.
menghiraukan, Kebudayaan dapat diartikan sebagai hasil cita, rasa, dan karya
menolong, manusia dalam suatu masyarakat dan diteruskan dari generasi ke
toleran, setia generasi melalui belajar. Jika kita telusuri, kebudayaan itu meliputi
kawan, membela, adat kebiasaan, upacara ritual, bahasa, kesenian, alat-alat, mata
memahami, pencaharian, ilmu pengetahuan, dan teknologi. Kebudayaan
menghargai, dan daerah adalah kebudayaan yang tumbuh dan berkembang dalam
memperlakukan masyarakat suatu daerah. Pada umumnya, kebudayaan daerah
orang lain sebaik- merupakan budaya asli dan telah lama ada serta diwariskan turun-
baiknya. temurun kepada generasi berikutnya.
Sebagai warga negara Indonesia kita seharusnya bangga dengan
adanya keanekaragaman kebudayaan. Bermacam-macam bentuk
kebudayaan itu merupakan warisan yang tak ternilai harganya.
Kita harus menghormati keanekaragaman budaya. Kita juga harus

Kelas IX SMP/MTs (Berdasarkan Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2016)


Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn)
31
Kompetensi Indikator Pencapaian Dimensi, Indikator dan
No Materi Pembelajaran Model Pengintegrasian Nilai-Nilai Antikorupsi
Dasar Kompetensi Nilai-Nilai Antikorupsi
melestarikan dan mengembangkan berbagai bentuk warisan
budaya yang ada sekarang ini
Sikap menghormati keanekaragaman budaya dapat kita tunjukkan
dengan sikap-sikap berikut ini.
1. Menghormati kelompok lain yang menjalankan kebiasaan dan
adat istiadatnya.
2. Tidak menghina hasil kebudayaan suku bangsa lain.
3. Mau menonton seni pertunjukan tradisional.
4. Mau belajar dan mengembangkan berbagai jenis seni
tradisional.
5. Bangga dengan hasil kebudayaan dalam negeri
4. Menghormati Ras yang ada di Indonesia
Masyarakat Indonesia memiliki keberagaman ras, disebabkan oleh
kedatangan bangsa asing ke wilayah dan menetap di Indonesia,
Beberapa ras yang ada dalam masyarakat Indonesia antara lain

Kelas IX SMP/MTs (Berdasarkan Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2016)


ras Malayan-Mongoloid yang ada di Sumatera, Jawa, Bali, Nusa
Tenggara Barat, Kalimantan, dan Sulawesi. Kedua ras Melanesoid
yang mendiami daerah Papua, Maluku, dan Nusa Tenggara Timur.
Ketiga ras Asiatic Mongoloid seperti orang Tionghoa, Jepang, dan
Korea. Ras ini tinggal menyebar di seluruh Indonesia, namun
terkadang mendiami daerah tertentu. Terakhir adalah ras
Kaukasoid yaitu orang India, Timur Tengah, Australia, Eropa, dan
Amerika.
Dalam rangka menghormati keragaman ras yang ada di tanah air,
kita bisa mengembangkan sikap berikut ini.
1. Menerima ras orang lain dalam pergaulan sehari-hari. Dalam
pergaulan di masyarakat, kita tidak membedakan antara ras
yang satu dengan yang lainnya
2. Tidak menjelek-jelekkan, menghina, dan merendahkan ras
orang lain. Kita, manusia yang diciptakan Tuhan dengan
harkat dan martabat yang sama.

Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn)
5. Menghormati Golongan yang ada di Indonesia
Sama halnya dengan sikap kita dalam menghormati keragaman
ras, berikut beberapa sikap yang di kembangan dalam
menghormati kelompok atau golongan yang lain.
1. Menerima golongan atau orang lain dalam pergaulan sehari-

33
32
34
Kompetensi Indikator Pencapaian Dimensi, Indikator dan
No Materi Pembelajaran Model Pengintegrasian Nilai-Nilai Antikorupsi
Dasar Kompetensi Nilai-Nilai Antikorupsi
hari. Dalam pergaulan di masyarakat, kita tidak membedakan
antara golongan yang satu dengan golongan dengan yang
lainnya
2. Tidak menjelek-jelekkan, menghina, dan merendahkan
golongan atau kelompok yang lain. Kita, manusia yang
diciptakan Tuhan dengan harkat dan martabat yang sama.
Persatuan dalam keragaman memiliki arti yang sangat penting.
Persatuan dalam keragaman harus dipahami oleh setiap warga
masyarakat agar dapat mewujudkan hal-hal sebagai berikut:
1. Kehidupan yang serasi, selaras dan seimbang
2. Pergaulan antarsesama yang lebih akrab
3. Perbedaan yang ada tidak menjadi sumber masalah
4. Pembangunan berjalan lancar
4. 1.6 Menun- 1. Mensyukuri 1. Konsep cinta Cinta tanah air adalah perasaan yang timbul dari dalam hati sanubari
jukkan bahwa negara tanah air seorang warga Negara, untuk mengabdi, memelihara, membela,
perilaku Indonesia 2. Konsep bela melindungi tanah airnya dari segala ancaman dan gangguan. Definisi
orang memiliki sejarah negara lain mengatakan bahwa Rasa cinta tanah air adalah rasa
beriman yang 3. Konsep cinta kebanggaan, rasa memiliki, rasa menghargai, rasa menghormati dan
dalam membanggakan tanah air dengan loyalitas yang dimiliki oleh setiap individu pada negara tempat ia
mencintai yaitu bela negara tinggal yang tercermin dari perilaku membela tanah airnya, menjaga
tanah air kemerdekaan 4. Contoh sikap dan melindungi tanah airnya, rela berkorban demi kepentingan
dalam diraih sendiri cinta tanah air bangsa dan negaranya, mencintai adat atau budaya yang ada
konteks dengan dalam bidang dinegaranya dengan melestarikannya dan melestarikan alam dan
Negara proklamasi, dan sains, olahraga, lingkungan.
Kesatuan bukan pemberian dan seni Bangsa Indonesia memproklamirkan kemerdekaan pada tanggal 17
Republik dari negara lain. 5. Contoh perilaku Oktober 1945. Kemerdekaan itu diperoleh melalui perjuangan dan
Indonesia 2. Menyatakan bela negara pengorbanan parada pejuang yang tidak ternilai harganya. Sejak itu,
2.6 Menguta- semangat dan dalam bangsa Indonesia bertekad untuk membela tanah airnya dari segala
makan sikap komitmen kedudukannya bentuk gangguan dan ancaman, baik yang datangnya dari dalam
disiplin persatuan dan sebagai peserta maupun dari luar. Kita tidak boleh lengah sedikit pun karena ancaman
sebagai kesatuan nasional didik akan datang dari berbagai arah. Semangat persatuan dan kesatuan
warga dalam mengisi 6. Contoh kegiatan harus diperkukuh melalui berbagai kegiatan, baaik yang bersifat local,
negara dan lingkungan yang kedaerahan, nasional, maupun internasbional.
sejalan mempertahankan mencerminkan Perilaku cinta tanah air dapat diwujudkan dalam berbagai bentuk,
dengan NKRI sikap cinta tanah diantaranya memelihara persatuan dan kesatuan dan
konsep bela 3. Mendeskripsikan air menyumbangkan pengetahuan dan keterampilan yang di miliki untuk

Kelas IX SMP/MTs (Berdasarkan Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2016)


Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn)
33
Kompetensi Indikator Pencapaian Dimensi, Indikator dan
No Materi Pembelajaran Model Pengintegrasian Nilai-Nilai Antikorupsi
Dasar Kompetensi Nilai-Nilai Antikorupsi
negara konsep cinta 7. Sejarah membangun Negara.
dalam tanah air perjuangan NKRI Untuk tetap terjaganya persatuan dan kesatuan, kita harus mampu
konteks 4. Mendeskripsikan sebelum dan menahan diri dan jangan mudah terhasut oleh ajakan yang belum
Negara konsep bela sesudah deklarasi tentu kebenaranya. Kita harus mampu mencegah perilaku yang
Kesatuan negara Sumpah Pemuda mengarah pada perpecahan, adu domba, menfitnah, membuat
Republik 5. Mengkaitkan tahun 1928 keonaran, kejahatan, dan melanggar hukum.
Indonesia konsep cinta (komitmen, 1. Mempelajari sejarah perjuangan para pahlawan pejuang
3.6 Mengkre- tanah air dengan kebersamaan, kemerdekaan kita serta menghargai jasa para pahlawan
asikan bela negara tanggung jawab) kemerdekaan.
konsep cinta 6. Menunjukkan 8. Perjuangan 2. Menghormati upacara bendera sebagai perwujudan rasa cinta
tanah contoh sikap cinta mempertahankan tanah air dan bangsa Indonesia.
air/bela tanah air dalam NKRI dengan 3. Menghormati simbol-simbol Negara seperti lambang burung
negara bidang sains, berlandasarkan garuda, bendera merah putih, lagu kebangsaan
dalam olahraga, dan semangat dan Indonesia raya, dll.
konteks seni komitmen 4. Mencintai dan menggunakan produk dalam negeri agar

Kelas IX SMP/MTs (Berdasarkan Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2016)


Negara 7. Menampilkan persatuan dan pengusaha lokal bisa maju sejajar dengan pengusaha asing.
Kesatuan perilaku bela kesatuan nasional 5. Ikut membela serta mempertahankan kedaulatan kemerdekaan
Republik negara dalam 9. Potensi ancaman bangsa dan Negara Indonesia dengan segenap tumpah darah
Indonesia kedudukannya terhadap NKRI secara tulus dan iklhas.
4.6 Mengor- sebagai peserta 10. Contoh bentuk 6. Turut serta mengawasi jalannya pemerintahan dan membantu
ganisasikan didik partisipasi dan meluruskan yang salah sesuai dengan mekanisme yang berlaku.
kegiatan 8. Menyajikan hasil tanggungjawab 7. Membantu mengharumkan nama bangsa dan Negara Indonesia
lingkungan telaah kegiatan kewarganegaraan kepada warga Negara asing baik di dalam maupun diluar negeri
yang lingkungan yang yang serta tidak melakukan tindakan-tindakan yang mencoreng nama
mencermink mencerminkan mencerminkan baik Indonesia.
an konsep sikap cinta tanah komitmen 8. Menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar pada acara-
cinta tanah air terhadap acara resmi dalam negeri.
air dalam 9. Mendeskripsikan keutuhan 9. Beribadah dan berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa untuk
konteks sejarah nasional, kemajuan bangsa dan Negara.
kehidupan perjuangan NKRI 11. Pentingnya hidup 10. Membantu mewujudkan ketertiban dan ketemtraman baik di
sehari-hari sebelum dan lingkungan sekitar kita maupun secara nasional.

Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn)
mandiri, disiplin,
sesudah deklarasi kerja keras, dan 11. Mewakili negara dalam pertandingan olah raga, lomba budaya
Sumpah Pemuda bertanggung atau event lainnya.
tahun 1928 jawab dalam 12. Mengembangkan karya inovatif, baik yang terkait dengan mode,
(komitmen, menampilkan artefak, seni, maupun karya desain.
kebersamaan, perilaku cinta 13. Berpartisipasi dalam komunitas yang menunjukkan kepeduliannya

35
34
36
Kompetensi Indikator Pencapaian Dimensi, Indikator dan
No Materi Pembelajaran Model Pengintegrasian Nilai-Nilai Antikorupsi
Dasar Kompetensi Nilai-Nilai Antikorupsi
tanggung jawab) tanah air/bela pada masyarakat bawah.
10. Mendeskripsikan negara. 14. Ikut serta dalam mencegah dan memberantas terjadinya korupsi.
perjuangan
mempertahankan
NKRI dengan
berlandasarkan
semangat dan
komitmen
persatuan dan
kesatuan nasional
11. Mendeskripsikan
potensi ancaman
terhadap NKRI
12. Menuliskan
contoh bentuk
partisipasi dan
tanggungjawab
kewarganegaraan
yang
mencerminkan
komitmen
terhadap
keutuhan
nasional,
13. Menjelaskan
pentingnya hidup
mandiri, disiplin,
kerja keras, dan
bertanggung
jawab dalam
menampilkan
perilaku cinta
tanah air/bela
negara.

Kelas IX SMP/MTs (Berdasarkan Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2016)


Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn)
35
B. Pengintegrasian Nilai-nilai Antikorupsi dalam Pengembangan Silabus
Kompetensi Inti:
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (tolerans, gotong royong), santun, dan percaya diri dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
3. Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
4. Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak
(menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam
sudut pandang/teori.

Indikator

Kelas IX SMP/MTs (Berdasarkan Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2016)


Alokasi Sumber
No Kompetensi Dasar Pencapaian Materi Pokok Pembelajaran Penilaian
Waktu Belajar
Kompetensi
1 1.1 Bersyukur kepada 1 Menerima 1. Makna Mengamati Sikap: 4 x 3 JP • UUD NRI
Tuhan Yang Maha Pancasila Pancasila • Mengamati tayangan video suasana orang • Observasi, (12x40’) 1945
Esa atas konsensus sebagai dasar sebagai dasar menggambar Garuda yang diiringi dengan penilaian diri, • Kemdikbud
nasional Pancasila negara Negara lagu Garuda Pancasila. penilaian , 2014,
sebagai dasar 2 Menerima 2. Makna • Membaca artikel tentang Pancasila sebagai antar peserta Pendidikan
negara dan Pancasila Pancasila Dasar Negara dan Pandangan Hidup didik, atau Pancasila
pandangan hidup sebagai sebagai panda- Bangsa jurnal dan
bangsa pandangan hidup ngan hidup • Menyimak dari berbagai sumber tentang tentang Kewargane
2. Mengembangkan bangsa bangsa perwujudan Pancasila sebagai dasar kedudukan, -garaan
sikap yang 3 Menjelaskan 3. Pentingnya negara dan pandangan hidup bangsa fungsi, dan SMP/MTs
mencerminkan nilai- pentingnya memahami Menanya arti penting Kelas VIII.
nilai luhur Pancasila memahami nilai- nilai-nilai • Mengajukan pertanyaan secara High Order Pancasila • Tim
sebagai dasar nilai Pancasila Pancasila Thinking Skills (HOTS) tentang arti sebagai Penyusun,

Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn)
negara dan sebagai dasar sebagai dasar pentingnya nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara 2015,
pandangan hidup negara dan negara dan dasar negara dan pandangan hidup dan Model
bangsa pandangan hidup pandangan bangsa. pandangan Pengintegr
3.1 Menelaah Pancasila bangsa hidup bangsa. • Mengidentifikasi pertanyaan tentang nilai- hidup a-sian
sebagai dasar 4 Mengidentifikasi 4. Nilai-nilai yang nilai yang terkandung dalam Pancasila bangsa. Pendidi-
negara dan panda- nilai-nilai yang 5. terkandung

37
Pengetahuan:

36
38
Indikator
Alokasi Sumber
No Kompetensi Dasar Pencapaian Materi Pokok Pembelajaran Penilaian
Waktu Belajar
Kompetensi
ngan hidup bangsa terkandung dalam sebagai dasar negara dan pandangan • Tes tertulis kan
4.1 Menyaji hasil telaah dalam Pancasila Pancasila hidup bangsa. dengan Antikorupsi
nilai-nilai Pancasila 5 Mendeskripsikan 6. Makna nilai-nilai • Mengidentifikasi pertanyaan tentang contoh bentuk pada Mata
sebagai dasar makna nilai-nilai Pancasila sikap iklhas dalam melaksanakan nilai-nilai uraian dan Pelajaran
negara dan panda- Pancasila sebagai dasar Pancasila sebagai dasar negara dan penugasan Pendidikan
ngan hidup bangsa sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa. tentang Pancasila
dalam kehidupan negara dan pandangan • Mengumpulkan pertanyaan tentang kedudukan, dan
sehari-hari pandangan hidup hidup bangsa. pentingnya kesetaraan, kebersamaan, fungsi, dan Kewar-
bangsa 7. Contoh sikap disiplin, hemat, dan tanggung jawab arti penting ganegaraa
6 Menelaah contoh iklhas dalam sebagai upaya mewujudkan nilai-nilai Pancasila n (PPKn)
sikap yang melaksanakan Pancasila sebagai dasar negara dan sebagai Berdasark
mencerminkan nilai-nilai pandangan hidup bangsa. dasar negara an
nilai-nilai Pancasila Mengumpulkan Informasi dan Kurikulum
Pancasila sebagai dasar • Mengumpulkan informasi yang diperoleh pandangan 2013
sebagai dasar negara dan untuk menyimpulkan tentang arti hidup SMP//M.Ts
negara dan pandangan pentingnya nilai-nilai Pancasila sebagai bangsa. . Kelas VIII
pandangan hidup hidup bangsa. dasar negara dan pandangan hidup Keterampila: Jakarta:
bangsa 8. Pentingnya bangsa. • Portofolio Kemdikbud
7 Menunjukkan kesetaraan • Mengumpulkan sumber data berkaitan untuk menilai • Tim
contoh sikap sebagai upaya dengan nilai-nilai yang terkandung dalam hasil telaah Penyusun,
iklhas dalam mewujudkan Pancasila sebagai dasar negara dan Pancasila Pendidikan
melaksanakan nilai-nilai pandangan hidup bangsa. sebagai Kesadaran
nilai-nilai Pancasila • Mengumpulkan data tentang contoh sikap dasar negara Berkonsti-
Pancasila sebagai dasar ikhlas dalam melaksanakan nilai-nilai dan tusi untuk
sebagai dasar negara dan Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan SMP dan
negara dan pandangan pandangan hidup bangsa. hidup MTs.Jakar-
pandangan hidup hidup bangsa. • Mengumpulkan informasi tentang bangsa ta: Sekjen
bangsa 9. Pentingnya pentingnya kesetaraan, kebersamaan, dan
8 Menjelaskan kebersamaan disiplin, hemat, dan tanggung jawab Kepani-
pentingnya sebagai upaya sebagai upaya mewujudkan nilai-nilai teraan
kesetaraan mewujudkan Pancasila sebagai dasar negara dan Mahkamah
sebagai upaya nilai-nilai pandangan hidup bangsa. Konstitusi
mewujudkan Pancasila Menalar/ Mengasosiasi RI, 2009
nilai-nilai sebagai dasar • Menyimpulkan arti penting • Referensi
Pancasila negara dan mempertahankan Pancasila sebagai dasar sesuai

Kelas IX SMP/MTs (Berdasarkan Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2016)


Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn)
37
Indikator
Alokasi Sumber
No Kompetensi Dasar Pencapaian Materi Pokok Pembelajaran Penilaian
Waktu Belajar
Kompetensi
sebagai dasar pandangan negara dan pandangan hidup bangsa, dan materi
negara dan hidup bangsa. nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila pokok
pandangan hidup 10. Pentingnya sebagai dasar negara dan pandangan • Lingkung-
bangsa. hidup disiplin hidup bangsa. an
9 Menjelaskan sebagai upaya • Mengumpulkan data tentang contoh sikap masyara-
pentingnya mewujudkan ikhlas dalam melaksanakan nilai-nilai kat dan
kebersamaan nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara dan sekolah
sebagai upaya Pancasila pandangan hidup bangsa.
mewujudkan sebagai dasar • Menentukan pentingnya kesetaraan,
nilai-nilai negara dan kebersamaan, disiplin, hemat, dan
Pancasila pandangan tanggung jawab sebagai upaya
sebagai dasar hidup bangsa. mewujudkan nilai-nilai Pancasila sebagai
negara dan 11. Pentingnya dasar negara dan pandangan hidup
pandangan hidup hidup hemat bangsa.

Kelas IX SMP/MTs (Berdasarkan Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2016)


bangsa. sebagai upaya Mengomunikasikan
10 Menjelaskan mewujudkan • Menyampaikan hasil lisan dan tulisan
pentingnya hidup nilai-nilai tentang arti penting dan perwujudan
disiplin sebagai Pancasila Pancasila sebagai dasar negara dan
upaya sebagai dasar pandangan hidup bangsa
mewujudkan negara dan • Mempresentasikan hasil diskusi kelompok
nilai-nilai pandangan sesuai tugas masing-masing kelompok.
Pancasila hidup bangsa. • Melaporkan kegiatan dan peran setiap
sebagai dasar 12. Sikap yang peserta didik
negara dan mencerminkan • Berpartisipasi dalam kegiatan sekolah atau
pandangan hidup tanggung jawab masyarakat sebagai perwujudan nilai-nilai
bangsa. sebagai wujud Pancasila sebagai dasar negara dan
11 Menjelaskan nilai-nilai pandangan hidup bangsa, seperti
pentingnya hidup Pancasila membantu korban bencana alam, santunan
hemat sebagai sebagai dasar yatim piatu, dan sebagainya.
upaya negara dan

Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn)
• Membuat dan membacakan ikrar/komitmen
mewujudkan pandangan untuk mempertahankan dan melaksanakan
nilai-nilai hidup bangsa. Pancasila sebagai dasar negara dan
Pancasila pandangan hidup bangsa.
sebagai dasar
• Mensimulasikan peran tokoh dalam
negara dan

39
38
40
Indikator
Alokasi Sumber
No Kompetensi Dasar Pencapaian Materi Pokok Pembelajaran Penilaian
Waktu Belajar
Kompetensi
pandangan hidup merumuskan Pancasila
bangsa.
12 Menunjukkan
sikap yang
mencerminkan
tanggung jawab
sebagai wujud
nilai-nilai
Pancasila
sebagai dasar
negara dan
pandangan hidup
bangsa.
2 1.2 Menghargai makna, 1. Mensyukuri 1. Arti dan makna Mengamati Sikap: 4 x 3 JP • UUD NRI
kedudukan dan adanya UUD UUD NRI tahun • Membaca UUD Negara Republik Indonesia • Observasi, 1945
fungsi Undang- Negara RI Tahun 1945. Tahun 1945 dengan teliti. penilaian diri, • Kemdikbud
Undang Dasar 1945 sebagai 2. UUD NRI 1945 • Mengamati dari video/film/gambar tentang penilaian , 2014,
Negara Republik anugerah Allah sebagai Peraturan perundangan-undangan sebagai antarpeserta Pendidikan
Indonesia Tahun Yang Maha landasan bagian dari sistem hukum nasional, dan didik, atau Pancasila
1945 sebagai Kuasa sistem hukum pentingnya system hokum nasional dalam jurnal dan
bentuk sikap 2. Menerima UUD nasional. kehidupan kenegaraan. tentang Kewargane
beriman dan Negara RI Tahun 3. Peraturan Menanya kedudukan -garaan
bertakwa 1945 sebagai perundangan- • Mengidentifikasi pertanyaan tentang makna dan fungsi SMP/MTs
2.2 Mendukung makna, landasan sistem undangan UUD Negara Republik Indonesia Tahun Undang- Kelas VIII.
kedudukan dan hukum nasional sebagai bagian 1945 Undang • Tim
fungsi Undang- 3. Menerima dari sistem • Mengajukan pertanyaan secara High Order Dasar Penyusun,
Undang Dasar peraturan hukum Thinking Skills (HOTS) tentang kedudukan Negara 2015,
Negara Republik perundang- nasional. dan fungsi UUD NRI Tahun 1945, Republik Model
Indonesia Tahun undangan 4. Pentingnya pentingnya ketaatan terhadap UUD NRI Indonesia Penginte-
1945, serta sebagai bagian sistem hukum Tahun 1945 dan peraturan perundang- Tahun 1945, gra-sian
peraturan dari sistem nasional dalam undangan lainnya) dalam kehidupan serta Pendidikan
perundangan hukum nasional kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, peratuan Antikorupsi
lainnya sesuai 4. Menjelaskan kenegaraan serta pentingnya sikap jujur, disiplin, adil, perundangan pada Mata
dengan Undang- pentingnya 5. Makna UUD dan berani dalam melaksanakan peraturan -undangan Pelajaran
Undang Dasar sistem hukum NRI Tahun 1945 perundangan yang berlaku. lainnya Pendidikan

Kelas IX SMP/MTs (Berdasarkan Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2016)


Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn)
39
Indikator
Alokasi Sumber
No Kompetensi Dasar Pencapaian Materi Pokok Pembelajaran Penilaian
Waktu Belajar
Kompetensi
Negara Republik nasional dalam sebagai • Menelaah pertanyaan hubungan hirarkhi dalam sistem Pancasila
Indonesia 1945 kehidupan landasan antara UUD NRI Tahun 1945 dengan hukum dan
3.2 Menelaah makna, kenegaraan sistem hukum peratuan perundangan-undangan lainnya nasional Kewar-
kedudukan dan 5. Mendeskripsikan nasional dalam sistem hukum nasional Pengetahuan: ganega-
fungsi Undang- makna UUD 6. Kedudukan dan • Mengidentifikasi pertanyaan tentang • Tes tertulis raan
Undang Dasar Negara RI Tahun fungsi UUD contoh perilaku taat terhadap hukum dengan (PPKn)
Negara Republik 1945 sebagai Negara RI (mematuhi rambu-rambu lalulintas, bentuk Berdasark
Indonesia Tahun landasan sistem Tahun 1945 membayar pajak, tidak korupsi) dan contoh uraian dan an
1945, serta hukum nasional dalam sistem perilaku melanggar hukum (tindakan penugasan Kurikulum
peratuan 6. Mendeskripsikan hukum nasional koruptif) tentang 2013
perundangan- kedudukan dan 7. Pentingnya Mengumpulkan Informasi kedudukan SMP//M.Ts
undangan lainnya fungsi UUD ketaatan • Menghubungkan informasi yang diperoleh dan fungsi . Kelas VIII
dalam sistem Negara RI Tahun terhadap untuk menyimpulkan tentang makna, Undang- Jakarta:
hukum nasional 1945 dalam hukum (UUD kedudukan dan fungsi UUD Negara Undang Kemdikbud

Kelas IX SMP/MTs (Berdasarkan Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2016)


4.2 Menyajikan hasil sistem hukum Negara RI Republik Indonesia Tahun 1945, serta Dasar • Tim
telaah makna, nasional 8. Tahun 1945 dan peratuan perundangan-undangan lainnya Negara Penyusun,
kedudukan dan 7. Menjelaskan peraturan dalam sistem hukum nasional. Republik Pendidikan
fungsi Undang- pentingnya perundang- • Mengumpulkan sumber data berkaitan Indonesia Kesadaran
Undang Dasar ketaatan undangan dengan makna UUD Negara Republik Tahun 1945, Berkonsti-
Negara Republik terhadap hukum lainnya) dalam Indonesia Tahun 1945, kedudukan dan serta tusi untuk
Indonesia Tahun (UUD Negara RI kehidupan fungsi UUD Negara Republik Indonesia peratuan SMP dan
1945 dalam Tahun 1945 dan bermasyarakat, Tahun 1945, pentingnya ketaatan terhadap perundang- MTs.Jakart
penerapan peraturan berbangsa, dan UUD Negara Republik Indonesia Tahun undangan a: Sekjen
kehidupan sehari- perundang- bernegara 1945 dan peraturan perundang-undangan lainnya dan
hari undangan 9. Hubungan lainnya) dalam kehidupan bermasyarakat, dalam sistem Kepani-
lainnya) dalam hirarkhi antara berbangsa, dan bernegara, serta hubungan hukum teraan
kehidupan UUD NRI Tahun hirarkhi antara UUD NRI Tahun 1945 nasional Mahkamah
bermasyarakat, 1945 dengan dengan peratuan perundangan-undangan Keterampilan: Konstitusi
berbangsa, dan peratuan lainnya dalam sistem hukum nasional. • Portofolio RI, 2009
bernegara perundangan-

Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn)
• Mengumpulkan data tentang contoh untuk menilai • Referensi
8. Menelaah undangan perilaku taat terhadap hukum (mematuhi hasil telaah sesuai
hubungan lainnya dalam rambu-rambu lalulintas, membayar pajak, tentang materi
hirarkhi antara sistem hukum tidak korupsi), dan contoh perilaku kedudukan pokok
Undang-Undang nasional melanggar hukum (tindakan koruptif) dan fungsi • Lingkunga
Dasar Negara 10. Contoh perilaku • Mengumpulkan informasi tentang Undang- n masyara-

41
40
42
Indikator
Alokasi Sumber
No Kompetensi Dasar Pencapaian Materi Pokok Pembelajaran Penilaian
Waktu Belajar
Kompetensi
Republik taat terhadap pentingnya sikap jujur, disiplin, adil, dan Undang kat dan
Indonesia Tahun hukum berani dalam melaksanakan peraturan Dasar sekolah
1945 dengan (mematuhi perundangan yang berlaku. Negara
peratuan rambu-rambu Menalar/ Mengasosiasi Republik
perundangan- lalulintas, • Menyimpulkan makna UUD NRI Tahun Indonesia
undangan membayar 1945, kedudukan dan fungsi UUD NRI Tahun 1945,
lainnya dalam pajak, tidak Tahun 1945, arti pentingnya ketaatan serta
sistem hukum korupsi) terhadap UUD NRI Tahun 1945 dan peratuan
nasional 11. Contoh perilaku peraturan perundang-undangan lainnya) perunda-
9. Menunjukkan melanggar dalam kehidupan bermasyarakat, ngan-
contoh perilaku hukum berbangsa, dan bernegara, hubungan undangan
taat terhadap (tindakan hirarkhi antara UUD NRI Tahun 1945 lainnya
hukum koruptif) dengan peratuan perundangan-undangan dalam sistem
(mematuhi 12. Pentingnya lainnya dalam sistem hukum nasional. hukum
rambu-rambu sikap jujur • Menentukan contoh perilaku taat terhadap nasional.
lalulintas, dalam hukum (mematuhi rambu-rambu lalulintas,
membayar pajak, melaksanakan membayar pajak, tidak korupsi), dan contoh
tidak korupsi) peraturan perilaku melanggar hukum (tindakan
10. Menunjukkan perundangan koruptif)
contoh perilaku yang berlaku. • Menentukan pentingnya sikap jujur, disiplin,
melanggar 13. Pentingnya adil, dan berani dalam melaksanakan
hukum (tindakan sikap disiplin peraturan perundangan yang berlaku.
koruptif) dalam Mengomunikasikan
11. Menjelaskan melaksanakan • Menyusun laporan dan menyajikan hasil
pentingnya sikap peraturan telaah tentang makna, fungsi, dan
jujur dalam perundangan kedudukan UUD NRI Tahun 1945 dalam
melaksanakan yang berlaku sistem hukum nasional juga peraturan –
peraturan 14. Pentingnya peraturan lainnya dengan percaya diri dan
perundangan sikap adil dalam tanggung jawab.
yang berlaku melaksanakan • Mensimulasikan peran tokoh dalam dalam
12. Menjelaskan peraturan merumuskan UUD NRI Tahun 1945.
pentingnya sikap perundangan
disiplin dalam yang berlaku
melaksanakan 15. Pentingnya
peraturan sikap berani

Kelas IX SMP/MTs (Berdasarkan Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2016)


Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn)
41
Indikator
Alokasi Sumber
No Kompetensi Dasar Pencapaian Materi Pokok Pembelajaran Penilaian
Waktu Belajar
Kompetensi
perundangan dalam
yang berlaku melaksanakan
13. Menjelaskan peraturan
pentingnya sikap perundangan
adil dalam yang berlaku.
melaksanakan
peraturan
perundangan
yang berlaku
14. Menjelaskan
pentingnya sikap
berani dalam
melaksanakan
peraturan

Kelas IX SMP/MTs (Berdasarkan Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2016)


perundangan
yang berlaku
3 1.3 Bersyukur kepada 1 Mensyukuri 1 Arti dan makna Mengamati Sikap: 2 x 3 JP • UUD NRI
Tuhan yang Maha Indonesia hukum • Mengamati gambar tentang upacara • Observasi, 1945
Esa untuk nilai dan sebagai negara 2 Peraturan bendera dan urutan peraturan perundang- penilaian diri, • Undang-
semangat Kebang- hukum perundangan undangan sesuai dengan Undang-Undang penilaian Undang No
kitan nasional 1908 2 Menerima Indonesia yang No 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan antar peserta 12 Tahun
dalam perjua-ngan peraturan berlaku sebagai Peraturan Perundang-Undangan, didik, atau 2011
kemerdekaan perundangan wujud ketaatan • Membaca beragam peraturan perundang- jurnal tentang
Republik Indonsia Indonesia yang kepada Tuhan undangan dan implementasinya sebagai tentang Pembentu-
2.3 Menunjukkan sikap berlaku sebagai Yang Maha Esa wujud peduli dan syukur terhadap Tuhan makna tata kan
disiplin dalam wujud ketaatan 3 Pentingnya Yang Maha Esa. urutan Peraturan
menerapkan aturan kepada Tuhan mentaati • Mengamati perilaku teman berkaitan peraturan Perundang
sesuai dengan nilai- Yang Maha Esa peraturan dengan pelaksanaan kewajiban di perundang- -Undangan
nilai yang 3 Menyadari perundang- lingkungan sekolah undangan • Kemdikbud

Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn)
terkandung dalam pentingnya undangan di • Mengamati dari video/film/gambar tentang dalam sistem , 2014,
tata urutan mentaati Indonesia perilaku ketaatan terhadap hukum Pendidikan
peraturan peraturan 4 Contoh perilaku peraturan perundang-undangan di nasional di Pancasila
perundanga- perundang- taat terhadap lingkungan masyarakat Indonesia. dan
undangan nasional undangan di peraturan Menanya Pengetahuan: Kewargane
3.3 Memahami tata Indonesia perundang- • Mengiajukan pertanyaan dengan • Tes tertulis -garaan

43
42
44
Indikator
Alokasi Sumber
No Kompetensi Dasar Pencapaian Materi Pokok Pembelajaran Penilaian
Waktu Belajar
Kompetensi
urutan peraturan 4 Menunjukkan undangan. menggunakan High Order Thinking Skills dengan SMP/MTs
perun-dang- contoh sikap 5 Tata urutan (HOTS) tentang arti dan makna hukum, bentuk Kelas VIII.
undangan dalam perilaku taat peraturan peraturan perundangan Indonesia yang uraian dan • Tim
sistem hukum terhadap perundang- berlaku, arti pentingnya mentaati peraturan penugasan Penyusun,
nasional di peraturan undangan yang perundang-undangan di Indonesia, tata tentang 2015,
Indonesia perundang- berlaku di urutan peraturan perundang-undangan di makna tata Model
4.3 Mendemonstrasikan undangan. Indonesia Indonesia sesuai dengan UU No. 12 tahun urutan Pengintegr
pola 5 Mendeskripsikan 6 Tujuan 2011, tujuan dibentuknya peraturan peraturan a-sian
pengembangan tata tata urutan dibentuknya perundang-undangan nasional, dan tahap- peraturan Pendidi-
urutan peraturan peraturan peraturan tahap proses pembuatan peraturan perundang- kan
perundang- perundang- perundang- perundang-undangan nasional. undangan Antikorupsi
undangan dalam undangan yang undangan • Mengidentifikasi pertanyaan tentang contoh dalam sistem pada Mata
sistem hukum berlaku di nasional perilaku taat terhadap peraturan hukum Pelajaran
nasional di Indonesia 7 Tahap-tahap perundang-undangan. nasional di Pendidikan
Indonesia 6 Menjelaskan proses • Mengajukan pertanyaan tentang kasus Indonesia. . Pancasila
tujuan pembuatan pelanggaran terhadap Keterampilan: dan
dibentuknya peraturan peraturan perundangan yang mengarah • Portofolio Kewar-
peraturan perundang- pada tindakan koruptif di Indonesia dan untuk menilai ganega-
perundang- undangan pentingnya hidup disiplin, adil, dan hasil telaah raan
undangan nasional bertanggung jawab dalam mematuhi makna tata (PPKn)
nasional 8 Kasus peraturan perundangan yang berlaku. urutan Berdasark
7 Mendeskripsikan pelanggaran Mengumpulkan Informasi peraturan an
tahap-tahap terhadap • Mencari informasi dari berbagai sumber perundang- Kurikulum
proses peraturan tentang arti dan makna hukum, peraturan undangan. 2013
pembuatan perundangan perundangan Indonesia yang berlaku, arti SMP//M.Ts
peraturan yang mengarah pentingnya mentaati peraturan perundang- . Kelas VIII
perundang- pada tindakan undangan di Indonesia, tata urutan Jakarta:
undangan koruptif di peraturan perundang-undangan di Kemdikbud
nasional Indonesia. Indonesia sesuai dengan UU No. 12 tahun • Tim
8 Mengidentifikasi 9 Pentingnya 2011, tujuan dibentuknya peraturan Penyusun,
kasus hidup disiplin, perundang-undangan nasional, tahap- Pendidikan
pelanggaran adil, dan tahap proses pembuatan peraturan Kesadaran
terhadap bertanggung perundang-undangan nasional. contoh Berkonsti-
peraturan jawab dalam perilaku taat terhadap peraturan tusi untuk
perundangan mematuhi perundang-undangan. SMP dan

Kelas IX SMP/MTs (Berdasarkan Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2016)


Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn)
43
Indikator
Alokasi Sumber
No Kompetensi Dasar Pencapaian Materi Pokok Pembelajaran Penilaian
Waktu Belajar
Kompetensi
yang mengarah peraturan • Mengumpulkan data tentang kasus MTs.Jaka-
pada tindakan perundangan pelanggaran terhadap rta: Sekjen
koruptif di yang berlaku. peraturan perundangan yang mengarah dan
Indonesia. pada tindakan koruptif di Indonesia, Kepani-
9 Menjelaskan pentingnya hidup disiplin, adil, dan teraan
pentingnya hidup bertanggung jawab dalam mematuhi Mahkamah
disiplin, adil, dan peraturan perundangan yang berlaku. Konstitusi
bertanggung Menalar/Mengasosiasi RI, 2009
jawab dalam • Menghubungkan informasi yang diperoleh • Referensi
mematuhi untuk menyimpulkan tentang makna tata sesuai
peraturan urutan peraturan perundang-undangan. materi
perundangan • Mengambil kesimpulan berdasarkan pokok
yang berlaku. informasi tentang materi yang dipelajari. • Lingkung-
• Menentukan contoh perilaku taat terhadap an

Kelas IX SMP/MTs (Berdasarkan Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2016)


peraturan perundang-undangan, contoh masyara-
kasus pelanggaran terhadap peraturan kat dan
perundang-undangan yang mengarah pada sekolah
tindakan koruptif di Indonesia, pentingnya
hidup disiplin, adil, dan bertanggung jawab
dalam mematuhi peraturan perundangan
yang berlaku.
Mengomunikasikan
• Menyusun laporan hasil telaah tentang
makna tata urutan peraturan perundang-
undangan secara tertulis.
• Menyajikan hasil telaah di kelas.
• Memajang hasil telaah (displai) di dinding
kelas dengan bangga dan penuh rasa
tanggung jawab.

Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn)
• Mensimulasikan peran tokoh dalam
menyusun tata urutan perundang-
undangan.
4 1.6 Mensyukuri 1 Mensyukuri 1 Semangat & Mengamati Sikap 3 x 3 JP • UUD NRI
semangat dan adanya para komitmen • Membaca wacana dan gambar tentang • Observasi, 1945

45
44
46
Indikator
Alokasi Sumber
No Kompetensi Dasar Pencapaian Materi Pokok Pembelajaran Penilaian
Waktu Belajar
Kompetensi
komitmen kolektif pendiri negara kebangsaan kerukunan masyarakat , dan berita tentang penilaian diri, • Kemdikbud
kebangsaan untuk yang memiliki Indonesia yang proses terjadinya Proklamasi Kemerdekaan penilaian , 2014,
memper-kuat NKRI semangat & tinggi yang Indonesia sebagai wujud komitmen antar peserta Pendidikan
yang berketuhanan komitmen dimiliki oleh kebangsaan para pendiri negara. didik, atau Pancasila
Yang Maha Esa kebangsaan para pendiri • Mengamati gambar berbagai adat jurnal dan
2.6 Menunjukkan sikap yang tinggi Negara kebiasaan sesuai suku bangsa di Indonesia tentang Kewargane
gotong royong 2 Menjelaskan arti 2 Arti dan makna • Mengamati gambar / tayangan vidio sidang semangat -garaan
sebagai wujud dan makna semangat & MPR atau DPR dalam membuat dan SMP/MTs
nyata semangat dan semangat dan komitmen keputusan/ komitmen dengan penuh komitmen Kelas VIII.
komitmen kolektif komitmen kebangsaan bangga dan syukur terhadap Tuhan Yang kebangsaan • Tim
kebangsaan untuk kebangsaan dalam merebut Maha Esa kolektif untuk Penyusun,
memperkuat dalam merebut kemerdekaan Menanya memperkuat 2015,
Negara Kesatuan kemerdekaan 3 Arti dan makna • Mengajukan pertanyaan dengan Negara Model
Republik Indonesia 3 Menjelaskan arti semangat & menggunakan High Order Thinking Skills Kesatuan Penginte-
3.6 Menginterpretasikan dan makna komitmen (HOTS) tentang arti dan makna semangat Republik grasian
semangat dan semangat dan kebangsaan & komitmen kebangsaan dalam merebut Indonesia Pendidi-
komitmen komitmen dalam mengisi kemerdekaan dan mengisi kemerdekaan, dalam kontek kan
kebangsaan kolektif kebangsaan kemerdekaan pentingnya menjaga semangat & komitmen kehidupan Antikorupsi
untuk memperkuat dalam mengisi 4 Sikap semangat dalam memperkuat NKRI, serta semangat siswa pada Mata
Negara Kesatuan kemerdekaan & komitmen dan komitmen kebangsaan kolektif untuk Pengetahuan: Pelajaran
Republik Indonesia 4 Menerima sikap kebangsaan memperkuat Negara Kesatuan Republik • Tes tertulis Pendidikan
dalam kontek semangat & sebagai nilai Indonesia dalam kontek kehidupan siswa (uraian) dan Pancasila
kehidupan siswa komitmen yang dijunjung sesuai peraturan yang berlaku. penugasan dan
4.6 Mengorganisasikan kebangsaan tinggi • Mengindentifikasi pertanyaan tentang sikap tentang Kewar-
kegiatan lingkungan sebagai nilai 5 Pentingnya semangat & komitmen kebangsaan semangat ganegaraa
yang mencerminkan yang dijunjung menjaga sebagai nilai yang dan n (PPKn)
semangat dan tinggi semangat & dijunjung tinggi. komitmen Berdasark
komitmen 5 Menyadari komitmen • Mengidentifikasi pertanyaan tentang contoh kebangsaan an
kebangsaan untuk pentingnya dalam sikap semangat & komitmen kolektif untuk Kurikulum
memperkuat menjaga memperkuat kebangsaan sebagai peserta didik, sebagai memperkuat 2013
Negara Kesatuan semangat & NKRI. warga masyarakat, dan sebagai warga Negara SMP//M.Ts
Republik Indonesia komitmen dalam 6 Contoh sikap negara. Kesatuan . Kelas VIII
memperkuat semangat & Republik Jakarta:
• Mengidentifikasi pertanyaan tentang sikap
NKRI komitmen Indonesia Kemdikbud
komitmen kebangsaan kolektif yang
6 Menunjukkan kebangsaan dalam kontek • Tim
termasuk dalam pengembangan nilai-nilai

Kelas IX SMP/MTs (Berdasarkan Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2016)


Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn)
45
Indikator
Alokasi Sumber
No Kompetensi Dasar Pencapaian Materi Pokok Pembelajaran Penilaian
Waktu Belajar
Kompetensi
contoh sikap sebagai peserta antikorupsi kehidupan Penyusun,
semangat & didik, sebagai • Mengajukan pertanyaan tentang makna siswa Pendidikan
komitmen warga korupsi, faktor penyebab terjadinya korupsi, Keterampilan: Kesadaran
kebangsaan masyarakat, solusi pencegahan dan pemberantasan • Portofolio Berkonsti-
sebagai peserta dan warga korupsi, dan pentingnya hidup mandiri tentang tusi untuk
didik negara. berdasarkan kesetaraan, kebersamaan, telaah SMP dan
7 Menunjukkan 7. Semangat dan dan bertanggung jawab dalam memperkuat semangat MTs.Jakar-
contoh sikap komitmen Negara Kesatuan Republik Indonesia dan ta: Sekjen
semangat & kebangsaan (NKRI) komitmen dan
komitmen kolektif untuk Mengumpulkan Informasi kebangsaan Kepani-
kebangsaan memperkuat • Mencari informasi untuk menjawab kolektif untuk teraan
sebagai warga Negara pertanyaan tentang norma dan kebiasaan memperkuat Mahkamah
masyarakat Kesatuan antar daerah di Indonesia. Negara Konstitusi
8 Menunjukkan Republik • Melakukan pengamatan dan wawancara Kesatuan RI, 2009

Kelas IX SMP/MTs (Berdasarkan Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2016)


contoh sikap Indonesia berbagi norma dalam masyarakat Republik • Referensi
semangat & dalam kontek • Mencari informasi untuk menjawab Indonesia sesuai
komitmen kehidupan pertanyaan tentang arti dan makna dalam kontek materi
kebangsaan siswa sesuai semangat & komitmen kebangsaan dalam kehidupan pokok
sebagai warga peraturan yang merebut kemerdekaan dan mengisi siswa. • Lingkung-
negara berlaku kemerdekaan, pentingnya menjaga an
9 Menafsirkan/ 8. Sikap komitmen semangat & komitmen dalam memperkuat masyaraka
memaknai kebangsaan NKRI, serta semangat dan komitmen t dan
semangat dan kolektif yang kebangsaan kolektif untuk memperkuat sekolah
komitmen termasuk dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia
kebangsaan pengembangan dalam kontek kehidupan siswa sesuai
kolektif untuk nilai-nilai peraturan yang berlaku, pentingnya sikap
memperkuat antikorupsi semangat & komitmen kebangsaan
Negara Kesatuan 9. Makna korupsi sebagai nilai yang dijunjung tinggi, serta
Republik 10. Faktor makna korupsi, faktor penyebab terjadinya
Indonesia dalam penyebab

Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn)
korupsi, solusi pencegahan dan
kontek kehidupan terjadinya pemberantasan korupsi, dan pentingnya
siswa sesuai korupsi. hidup mandiri berdasarkan kesetaraan,
peraturan yang 11. Solusi kebersamaan, dan bertanggung jawab
berlaku pencegahan dalam memperkuat Negara Kesatuan
10 Mengidentifikasi dan Republik Indonesia (NKRI).

47
46
48
Indikator
Alokasi Sumber
No Kompetensi Dasar Pencapaian Materi Pokok Pembelajaran Penilaian
Waktu Belajar
Kompetensi
sikap komitmen pemberantasan • Mengumpulkan data tentang contoh sikap
kebangsaan korupsi semangat & komitmen
kolektif yang 12. Pentingnya kebangsaan sebagai peserta didik, sebagai
termasuk dalam hidup mandiri, warga masyarakat, dan sebagai warga
pengembangan berdasarkan negara.
nilai-nilai kesetaraan, • Mengumpulkan data tentang sikap
antikorupsi kebersamaan, komitmen kebangsaan kolektif yang
11 Menafsirkan dan termasuk dalam pengembangan nilai-nilai
makna korupsi bertanggung antikorupsi
12 Mengidentifikasi jawab dalam Menalar/Mengasosiasi
factor penyebab memperkuat • Dengan penuh disiplin dan kerjasama
terjadinya Negara kelompok menghubungkan berbagai
korupsi. Kesatuan informasi yang didapatkannya untuk
13 Menafsirkan Republik membuat simpulan jawaban terhadap
solusi Indonesia pertanyaan yang ada
pencegahan dan (NKRI). • Mengambil kesimpulan tentang norma dan
pemberantasan kebiasaan antar daerah di Indonesia, arti
korupsi dan makna semangat & komitmen
14 Menjelaskan kebangsaan dalam merebut kemerdekaan
pentingnya hidup dan mengisi kemerdekaan, pentingnya
mandiri, menjaga semangat & komitmen dalam
berdasarkan memperkuat NKRI, serta semangat dan
kesetaraan, komitmen kebangsaan kolektif untuk
kebersamaan, memperkuat Negara Kesatuan Republik
dan bertanggung Indonesia dalam kontek kehidupan siswa
jawab dalam sesuai peraturan yang berlaku, pentingnya
memperkuat sikap semangat & komitmen kebangsaan
Negara Kesatuan sebagai nilai yang dijunjung tinggi, serta
Republik makna korupsi, faktor penyebab terjadinya
Indonesia (NKRI) korupsi, solusi pencegahan dan
pemberantasan korupsi, dan pentingnya
hidup mandiri berdasarkan kesetaraan,
kebersamaan, dan bertanggung jawab
dalam memperkuat Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI).

Kelas IX SMP/MTs (Berdasarkan Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2016)


Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn)
47
Indikator
Alokasi Sumber
No Kompetensi Dasar Pencapaian Materi Pokok Pembelajaran Penilaian
Waktu Belajar
Kompetensi
• Menentukan contoh sikap semangat &
komitmen kebangsaan sebagai peserta
didik, sebagai warga masyarakat, dan
sebagai warga negara.
• Menentukan contoh sikap komitmen
kebangsaan kolektif yang termasuk dalam
pengembangan nilai-nilai antikorupsi
Mengomunikasikan
• Menyusun laporan hasil telaah tentang
semangat dan komitmen kebangsaan
kolektif untuk memperkuat Negara
Kesatuan Republik Indonesia dalam kontek
kehidupan siswa.
• Menyajikan hasil telaah di kelas.

Kelas IX SMP/MTs (Berdasarkan Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2016)


• Memajang hasil telaah (displai) di dinding
kelas dengan bangga dan penuh rasa
tanggung jawab.
• Mensimulasikan peran tokoh masyarakat
akan pentingnya semangat dan komitmen
kebangsaan untuk memperkuat NKRI

Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn)
49
48
C. Pengintegrasian Nilai-nilai Antikorupsi dalam Pengembangan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP)

Sekolah : SMP Indonesia


Mata Pelajaran : Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn)
Kelas/Semester : VIII/1 (satu)
Materi Pokok : Menelaah Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Alokasi Waktu : 4 x Pertemuan (satu pertemuan = 40 menit)

Kompetensi Inti
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi,
gotong royong), santun, dan percaya diri dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
3. Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural)
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya
terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
4. Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai,
merangkai, memodifikasi, membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung,
menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain
yang sama dalam sudut pandang/teori.

A. Tujuan Pembelajaran:
Setelah mengikuti proses pembelajaran, diharapkan peserta didik dapat menerima
kebenaran Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa sebagai wujud
syukur terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Melalui keyakinan tersebut selanjutnya peserta
didik dapat mendeskripsikan dengan menulusuri, mengembangkan, dan
menyajikan/mempresentasikan contoh-contoh sikap yang mencerminkan nilai-nilai luhur
Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa dalam kehidupan sehari-
hari.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi

Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi


1.1 Mensyukuri perwujudan 1. Mensyukuri proses perumusan Pancasila sebagai dasar negara
Pancasila sebagai Dasar Indonesia yang diberkahi Allah Swt.
Negara yang merupakan 2. Meyakini kebenaran Pancasila sebagai dasar negara dan
anugerah Tuhan Yang pandangan hidup bangsa.
Maha Esa 3. Mendeskripsikan periodisasi berlakunya undang-undang dasar
2.1 Menunjukkan sikap sebagai landasan yuridis konstitusional Pancasila sebagai
bangga akan tanah air dasar negara.
sebagai perwujudan nilai- 4. Mencocokkan peristiwa kenegaraan yang terjadi sesuai
nilai Pancasila sebagai periodisasi berlaku nya UUD dgn Pancasila sebagai dasar

50 Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn)
Kelas IX SMP/MTs (Berdasarkan Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2016) 49
Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
dasar negara negara.
3.1 Membandingkan antara 5. Mendeskripsikan dinami-ka pelaksanaan nilai-nilai Pacasila
peristiwa dan dinamika sesuai periodi- sasi berlakunya UUD.
yang terjadi di masyarakat 6. Menuliskan contoh pelaksanaan Pancasila sebagai dasar
dengan praktik ideal negara dan pandangan hidup bangsa (kebijakan didasarkan
Pancasila sebagai dasar pada kepentingan umum/ bersama, melaksanakan kebijakan
negara dan pandangan secara jujur dan tanggung jawab.
hidup bangsa 7. Menunjukkan contoh perilaku sesuai nilai-nilai Pancasila (jujur,
4.1 Merancang dan tidak dis-kriminatif/adil, melaksana-kan musyawarah dalam
melakukan penelitian menyelesaikan masalah/ kebersamaan, hemat dalam
sederhana tentang menggunakan SDA, & menjunjung tinggi kebenaran.
peristiwa dan dinamika 8. Mempresentasikan hasil telaah peristiwa dan pelaksanaan nilai-
yang terjadi di masyarakat nilai Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup
terkait penerapan bangsa sesuai dinamika perkem-bangan jaman ber-dasarkan
Pancasila sebagai dasar keberani-an, mandiri dan bertanggung jawab.
negara dan pandangan 9. Menjelaskan arti pentingnya hidup mandiri, disiplin, kerja keras,
hidup bangsa dan bertanggung jawab dalam mewujudkan nilai-nilai Pancasila

C. Materi Pembelajaran
1. Periodisasi berlakunya undang-undang dasar sebagai landasan yuridis konstitusional
Pancasila sebagai dasar negara.
2. Pencocokkan peristiwa kenegaraan yang terjadi sesuai periodisasi berlakunya UUD
dengan Pancasila sebagai dasar negara.
3. Dinamika pelaksanaan nilai-nilai Pacasila sesuai periodisasi berlakunya UUD.
4. Contoh pelaksanaan nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup
bangsa (kebijakan didasarkan pada kepentingan umum/bersama, melaksanakan
kebijakan secara jujur dan tanggung jawab.
5. Contoh perilaku sesuai nilai-nilai Pancasila (jujur, tidak diskrimina tif/adil, melaksa
nakan musya-warah dalam menyelesaikan masalah/keber-samaan, hemat dalam
menggu- nakan SDA & menjunjung tinggi kebenaran.
6. Arti pentingnya hidup mandiri, disiplin, kerja keras, dan bertang-gung jawab dalam
mewujud kan nilai-nilai Pancasila

Pengembangan Materi Pembelajaran Terintegrasi Nilai-nilai Antikorupsi


Kita sebagai bangsa patut dan layak bersyukur atas anugerah Allah Swt. Tuhan Yang Maha
Kuasa, karena dalam proses memerdekakan diri dari belenggu penjajah, pemimpin bangsa
Indonesia mampu merumuskan nilai-nilai yang diyakini baik dan benar (yakni nilai-nilai
Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan dan Keadilan) sebagai dasar negara.
Apalagi nilai-nilai tersebut hidup dan terwujud dalam kehidupan nyata keseharian
masyarakat dan bangsa, yang dalam terminologi politik disebut sebagai pandangan hidup
(way of life) bangsa. Rasa syukur itu terasa lebih lagi karena tidak semua bangsa mampu
melakukan sebagaimana yang bangsa Indonesia dapat raih. Oleh karena itu dapat
dianggap hal yang wajar, kalau kita sebagai bangsa, memiliki kebanggaan atas semuanya.
Rasa syukur dan kebanggaan itu sudah seharusnya kalau kita wujudkan dalam bentuk
sikap dan tindakan yang positif, misalnya: berupaya memahami nilai-nilai Pancasila, baik

Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn) 51 50
Kelas IX SMP/MTs (Berdasarkan Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2016)
sebagai dasar negara maupun sebagai pandangan hidup bangsa, dan terutama berusaha
mengamalkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
Memahami nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara mengandung makna bahwa, nilai-
nilai yang terkandung dalam Pancasila (nilai-nilai Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan,
Kerakyatan dan Keadilan) merupakan landasan dan dasar di mana Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI) diselenggarakan dan dikelola. Artinya, nilai-nilai Ketuhanan,
Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan dan Keadilan tersebut dijadikan landasan dan dasar
dalam merumuskan kebijakan & peraturan perundang-undangan, dijadikan landasan dan
dasar dalam pelaksanaan kebijakan & peraturan perundang-undangan (penyelenggaraan
pemerintahan), juga dijadikan landasan dan dasar dalam pengawasan dan evaluasi.
Dengan demikian penyelenggaraan dan pengelolaan negara harus sesuai dan selaras
serta tidak boleh bertentangan dengan nilai-nilai tersebut.
Hal ini sangat penting untuk dipahami dan dihayati oleh seluruh warga negara, terutama
para penyelenggara negara. Adapun peserta didik, pentingnya memahami dan menghayati
makna tersebut karena di tangan merekalah masa depan kehidupan masyarakat, bangsa
dan negara akan ditentukan. Oleh karena itu sejak dini mereka perlu dibekali dengan
pemahaman dan penghayatan terhadap makna Pancasila, baik sebagai dasar negara
maupun pandangan hidup bangsa sehingga sebagai calon pemimpin bangsa di masa
datang, mereka dapat mewujudkan nilai-nilai Pancasila dalam kepemimpinannya.
Selain itu, nilai-nilai Pancasila oleh bangsa Indonesia juga diyakini kebenaran dan
kebaikannya sehingga dijadikan pandangan hidup (way of life), dalam arti nilai-nilai
Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan dan Keadilan itu dijadikan landasan dan
dasar bagi bangsa Indonesia dalam memandang dan menjalani kehidupan.
Namun demikian kepada peserta didik juga perlu ditekankan bahwa, sebaik dan kebenaran
setinggi apa pun suatu dasar negara, tanpa diimplementasikan atau diwujudkan dalam
kenyataan hidup sehari-hari (berupa perilku yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila),
maka dasar negara itu hanya merupakan slogan yang tidak bermakna.
Dalam perjalanan dan dinamika kehidupan bangsa Indonesia sejak kemerdekaan, telah
mengalami pasang surut dan perkembangan yang tidak selalu menggembirakan. Saat-saat
tertentu bahkan menghadapi permasalahan dan tantangan yang sangat berat dan
mengarah pada konflik dan disintegrasi bangsa.
Ketika UUD 1945 pertama kali berlaku (18 Agustus 1945-27 Desember 1949), di saat
bangsa berjuang mempertahankan kemerdekaan dari upaya penjajahan kembali Belanda
(yang didukung tentara Sekutu), terjadi pemberontakan PKI tahun 1948. Kemudian pada
waktu berlaku UUD Sementara (17 Agustus 1950-5 Juli1959) dengan demokrasi liberalnya,
terjadi peristiwa DI-TII, pemberontakan Kahar Muzakar, Andi Azis, PRRI-Permesta,
Republik Maluku Selatan (RMS).
Begitu kembali pada UUD 1945 melalui Dekrit Presiden 5 Juli 1959, berlangsung

52 Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn)
Kelas IX SMP/MTs (Berdasarkan Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2016) 51
demokrasi terpimpin yang diikuti oleh doktrin Nasional, Agama, Komunis (NASAKOM),
penghianatan PKI terjadi lagi pada 30 September 1965. Era ini dikenal dengan nama Orde
Lama. Memasuki Orde Baru (11 Maret 1966), bangsa Indonesia bertekad melaksanakan
Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan konsekuen. Tapi dalam perjalanannya,
penyimpangan pun terjadi. Penyimpangan itu sedemikian rupa sehingga menimbulkan
ketidakpuasan yang meluas dalam masyarakat. Pada tahun 1998, mahasiswa sebagai
moral force mempelopori demo besar-besaran yang berakibat pada tumbangnya Presiden
Soeharto yang kemudian dinamakan Orde Reformasi.
Sementara dinamika kehidupan yang berkembang pada masyarakat, tidak kalah hiruk
pikuknya. Fenomena yang tampak menunjukkan bahwa nilai-nilai Pancasila semakin lama
semakin pudar; apalagi yang terjadi di kota-kota besar. Pembunuhan, penculikan,
pencurian, korupsi, penggunaan narkoba dan tindakan kejahatan lainnya seolah-olah
menjadi peristiwa harian yang semakin memprihatinkan & menghawatirkan.
Kalau dinamika kehidupan bangsa dan peristiwa yang terjadi pada masyarakat
sebagaimana secara singkat tersebut di atas kita cermati, maka ada benang merah yang
dapat ditarik bahwa, peristiwa tersebut menggambarkan belum dipahami, dihayati dan
diamalkannya nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara. Akibat yang terjadi adalah bangsa Indonesia belum dapat mewujudkan
kehidupan seperti yang dicita-citakan, yaitu: masyarakat yang adil dan makmur.
Berdasarkan pemahaman ini, ke depan bangsa Indonesia harus berusaha untuk hidup dan
menjalankan segala aktivitasnya sesuai dan selaras dengan nilai-nilai Ketuhanan,
Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan dan Keadilan.
Agar sikap perilaku kita sesuai dengan nilai-nilai Pancasila, maka sikap dan perilaku positif
harus dikembangkan. Sikap perilaku tersebut antara lain: jujur, sederhana, peduli,
berbagi dan ikhlas yang tercermin dalam perilaku sehari-hari sehingga tercipta suasana
yang kondusif bagi tumbuh dan berkembangnya karakter bangsa yang baik.
Sebaliknya sikap dan perilaku negatif harus dihindari dan dijauhi dalam kehidupan sehari-
hari, misalnya: ambisi pribadi, perbuatan yang menguntungkan kelompok tertentu,
memberi janji-janji/iming-iming agar pihak lain melanggar hukum, dan memberikan
perlakuan tidak adil terhadap orang lain atau tebang pilih.
Perwujudannya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara adalah
berusaha semaksimal mungkin bersikap dan bertindak yang sesuai dan sejalan dengan
ajaran agama, bermanfaat bagi sesama dan mengedepankan atau mengutamakan
kepentingan umum/ bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan serta berupaya
untuk terwujudnya kesejahteraan bersama.
Dalam interaksi sosial, sikap yang ditunjukkan tidak diskriminatif (membeda-bedakan
dalam memperlakukan dan memberikan layanan terhadap orang lain), tidak
mementingkan keluarga atau kelompoknya (nepotisme) dan tidak melakukan

Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn) 53 52
Kelas IX SMP/MTs (Berdasarkan Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2016)
persekongkolan (konspirasi) dalam membuat keputusan yang merugikan banyak pihak
(kolusi).
Di samping itu, berusaha mengembangkan sikap mandiri, disiplin, kerja keras, hemat
dan bertanggung jawab dalam mengelola sumber daya dan aset-aset negara, dan
sebaliknya harus dihindari sikap yang mengarah kepada pemborosan, persaingan tidak
sehat, dan suap.
Dalam rangka mewujudkan sikap yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila, harus dihindari
keinginan untuk melakukan penggelapan, pemalsuan dokumen, pemalsuan tanda
tangan, plagiat, pencurian, penipuan, persekongkolan, perusakan, gratifikasi,
menyontek dan menyalahi aturan.
Tindakan diskriminatif, nepotisme, konspirasi, kolusi, penggelapan, pemalsuan dokumen,
pemalsuan tanda tangan, plagiat, pencurian, penipuan perusakan, gratifikasi & menyontek
merupakan tindakan koruptif. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tindakan koruptif
adalah tindakan yang tidak sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Sikap dan perilaku negatif
termasuk di dalamnya korupsi, dapat merugikan serta mengancam kepentingan
masyarakat, bangsa dan negara.

D. Metode Pembelajaran
1. Pendekatan : Saintifik
2. Model pembelajaran : Discovery Learning dan Think Paire and Share.
3. Metode : ceramah interaktif, diskusi, tanya jawab, penugasan, dan
bermain peran/sosiodrama.

E. Media dan Alat Pembelajaran


5. Gambar Garuda Pancasila
6. Video/film pendek tentang Garuda Pancasila
7. Bahan tayang/slide terkait substansi materi pembelajaran
8. Lembar Kerja
9. LCD proyektor
10. Laptop.

F. Sumber Belajar:
1. Bahri Tamrin, 2008. Modul Pendidikan Antikorupsi untuk kelas IX SMP/MTs, Jakarta:
Penerbit: KPK 2008.
2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan SMP/MTs Kelas IX, Jakarta: Kemdikbud;
3. Priyanto, AT Sugeng, dkk dalam Buku Elektronik Pendidikan Kewarganegaraan
SMP/MTs, Kelas IX Edisi 4 Jakarta: 2008 Penerbit: Depdiknas.
4. Tim Penyusun, Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi pada Mata Pelajaran
PPKn Kelas IX SMP/MTs. (Berdasarkan Kurikukum 2013), Jakarta: Ditjen Dikdas, 2015.
5. Tim Penyusun, Pendidikan Kesadaran Berkonstitusi untuk SMP dan MTs. Jakarta:

54 Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn)
Kelas IX SMP/MTs (Berdasarkan Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2016) 53
Sekjen dan Kepaniteraan Mahkamah Konstitusi RI, 2009;
6. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
G. Langkah-langkah Pembelajaran
Pertemuan 1

Tahap Kegiatan Aktivitas Peserta Didik dan Guru


A. Kegiatan Pendahuluan 1. Guru mengecek kondisi lingkungan/kebersihan kelas
(10 menit) 2. Guru mempersiapkan peserta didik untuk berdoa yang dipimpin
oleh ketua kelas
3. Guru mengecek kehadiran peserta didik.
4. Guru memberi motivasi belajar bahwa pembelajaran saat ini
bermanfaat bagi peserta didik, yakni bersyukur bahwa negara
Indonesia memiliki Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan
hidup bangsa yang dijadikan pedoman bagi setiap warga negara
dalam kehidupan sehari-hari.
5. Guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan
pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari
6. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dipelajari.
7. Guru menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian
kegiatan sesuai silabus.
B. Kegiatan Inti 1. Peserta didik dirangsang dengan cara diminta untuk mengamati
(90 menit). tayangan video suasana orang menggambar Garuda yang diiringi
dengan lagu Garuda Pancasila. (mengamati)
2. Secara individual peserta didik diminta menulis pertanyaan terkait
materi pembelajaran (menanya), seperti:
- Mengapa Pancasila menjadi dasar negara Indonesia dan
pandangan hidup bangsa?
- Mengapa Pancasila harus dipertahankan sebagai dasar negara
dan pandangan hidup bangsa?
- Mengapa memahami nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara
dan pandangan hidup bangsa sangat penting bagi warga negara
Indonesia? (masing-masing siswa membuat tiga pertanyaan)
3. Peserta didik dikelompokkan (4-5 orang) secara heterogen.
4. Setiap kelompok, mengidentifikasi dan menghimpun daftar
pertanyaan dari seluruh anggota kelompok. (mengamati)
5. Peserta didik mencari sumber pembelajaran untuk menjawab
pertanyaan (mengamati)
6. Peserta didik membaca sumber pembelajaran untuk menjawab
pertanyaan (mengamati)
7. Peserta didik mendiskusikan dalam kelompok untuk
mengumpulkan data dalam menjawab pertanyaan dalam Lembar
Hasil Diskusi kelompok (mengumpulkan data)
8. Peserta didik mengklasifikasikan jawaban-jawaban menurut
sumber data. (menalar)
9. Peserta didik mencermati kelengkapan jawaban. (mengamati)
10. Peserta didik menguji kembali jawaban dan dituliskan dalam
lembar hasil diskusi kelompok. (menalar)
11. Peserta didik dalam kelompok memeriksa kebenaran jawaban.
(menalar)
12. Peserta didik mempresentasikan hasil kerja kelompok, kelompok
lain menanggapi presentasi jawaban (mengomunikasikan)
13. Peserta didik dengan dipandu guru mengklarifikasi kebenaran
jawaban (mengomunikasikan)
C. Kegiatan Penutup 1. Peserta didik dengan panduan guru menyimpulkan pembahasan
(20 menit) tentang Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup
bangsa.
2. Peserta didik menerima bahwa Pancasila sebagai Dasar Negara
merupakan anugerah dari Tuhan YME bagi bangsa Indonesia.
3. Peserta didik meyakini kebenaran Pancasila sebagai Dasar Negara
dan pandangan hidup bangsa

Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn) 55 54
Kelas IX SMP/MTs (Berdasarkan Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2016)
Tahap Kegiatan Aktivitas Peserta Didik dan Guru
4. Peserta didik memberikan umpan balik dengan mengajukan
pertanyaan terhadap proses dan hasil pembelajaran tentang
Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa.
5. Guru menanyakan kembali tentang materi pembelajaran hari ini
sebagai pelaksanaan post tes.
6. Peserta didik secara bersama-sama menyanyikan lagu “Garuda
Pancasila”
7. Guru membagikan soal tes (post tes) tertulis kepada siswa
8. Pembelajaran diakhiri dengan do’a dan salam
Pertemuan 2

Tahap Kegiatan Aktivitas Peserta Didik/Guru


A. Kegiatan Pendahuluan 1. Guru mengecek kondisi lingkungan/kebersihan kelas
(10 menit) 2. Guru mempersiapkan peserta didik untuk berdoa yang dipimpin
oleh ketua kelas
3. Guru mengecek kehadiran peserta didik.
4. Guru memberi motivasi belajar bahwa pembelajaran saat ini
bermanfaat bagi peserta didik. Selanjutnya bersyukur bahwa
bangsa Indonesia memiliki Pancasila yang mengandung nilai-nilai
luhur bangsa Indonesia.
5. Guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan berkaitan dengan materi
pembelajaran.
6. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dipelajari.
7. Guru menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian
kegiatan sesuai silabus.
B. Kegiatan Inti 1. Peserta didik diminta berkelompok secara heterogen (4 orang)
(90 menit) untuk mengamati lembar informasi yang sudah disediakan
guru.(mengamati)
2. Secara berkelompok peserta didik diminta mendiskusikan isi lembar
informasi yang telah diamati. (menalar)
3. Secara berkelompok peserta didik diminta berdiskusi dalam
menjawab pertanyaan (menalar)
4. Peserta didik mencermati kelengkapan jawaban (mengamati)
5. Peserta didik menguji kembali kebenaran jawaban (menalar)
6. Peserta didik menulis jawaban pada lembar hasil diskusi kelompok.
7. Peserta didik mepresentasikan hasil kerja kelompok, kelompok lain
menanggapi presentasi jawaban (mengkomunikasikan)
8. Peserta didik dengan dipandu guru mengklarifikasi kebenaran
jawaban
C. Kegiatan Penutup 1. Peserta didik dengan panduan guru menyimpulkan pembahasan
(20 menit) tentang ancaman dan usaha merubah Pancasila sebagai dasar
negara dan dinamika nilai-nilai Pacasila sesuai perkembangan
jaman
2. Peserta didik meyakini kekuatan Pancasila sebagai Dasar Negara
3. Peserta didik memahami nilai-nilai yang terkandung dalam
Pacasila.
4. Peserta didik memberikan umpan balik dengan mengajukan
pertanyaan terhadap proses dan hasil pembelajaran tentang nilai-
nilai luhur yang terkandung dalam Pacasila.
5. Guru menanyakan kembali tentang materi pembelajaran hari ini
sebagai pelaksanaan post tes secara lisan.
6. Guru memberikan tugas pekerjaan rumah sebagai berikut:
a. Tuliskan makna nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara dan
pandangan hidup bangsa.
b. Tuliskan contoh sikap iklhas dalam melaksanakan nilai-nilai
Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa.
7. Pembelajaran diakhiri dengan do’a dan salam.

56 Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn)
Kelas IX SMP/MTs (Berdasarkan Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2016) 55
Pertemuan 3

Tahap Kegiatan Aktivitas Peserta Didik/Guru


A. Kegiatan Pendahuluan 1. Guru mengecek kondisi lingkungan/kebersihan kelas
(10 menit) 2. Guru mempersiapkan peserta didik untuk berdoa yang dipimpin
oleh ketua kelas
3. Guru mengecek kehadiran peserta didik.
4. Guru memberi motivasi belajar bahwa pembelajaran saat ini
bermanfaat bagi peserta didik, yakni apabila berperilaku sesuai
dengan nilai-nilai Pancasila maka kehidupan akan menjadi tenang
5. Guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan berkaitan penugasan
minggu lalu.
6. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dipelajari.
7. Guru menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian
kegiatan sesuai silabus.
B. Kegiatan Inti 1. Peserta didik diminta berpasangan (paire) dan setiap pasangan
(90 menit) diminta membaca jawaban temannya (mengamati)
2. Setiap pasangan diminta untuk membuat pertanyaan-pertanyaan
terkait dari apa yang dibaca, diamati kurang dipahami (menanya)
3. Pertanyaan dari peserta didik ditulis dipapan tulis untuk dicarikan
pemecahannya.
4. Peserta didik diminta untuk mencari sumber pemecahan masalah
yang diajukan oleh siswa sendiri (mengumpulkan informasi/data)
5. Peserta didik diminta untuk berpikir dan memecahkan
permasalahan yang diajukan temannya terkait dengan pokok materi
(think paire = berpikir berpasang-pasangan(menalar)
6. Setiap pasangan memilih pasangan lain, sehingga kelompok
menjadi empat orang, dan setiap anggota kelompok diberi
kesempatan untuk menanggapinya (membuat jejaring).
7. Setiap kelompok mencari kelompok lain, sehingga kelompok
menjadi delapan orang, dan setiap anggota kelompok diberi
kesempatan untuk menanggapinya (membuat jejaring).
8. Setiap kelompok membuat laporan tertulis untuk dipresentasikan
9. Guru memimpin diskusi kelas dan setiap kelompok diberi
kesempatan untuk menyampaikan hasil diskusinya
(mengkomunikasikan).
10. Guru memberikan klarifikasi atau pelurusan agar tidak terjadi
kesalahan konsep, prinsip, dan nilai-nilai
C. Kegiatan Penutup 1. Peserta didik dengan panduan guru membuat rangkuman materi
(20 menit) pembelajaran
2. Guru melakukan refleksi dengan cara meminta seorang atau
beberapa peserta didik untuk mengemukakan pendapatnya
terhadap pembelajaran hari ini, apakah manfaat bagi siswa belajar
hari ini, apa yang yang dapat dilakukan siswa terkati topik hari ini.
3. Guru memberikan tugas kelompok yang dikerjakan di luar kelas,
yaitu menyusun skenario/cerita yang ditampilkan minggu berikutnya
tentang:
a. Kelompok 1: pentingnya kesetaraan sebagai upaya mewujudkan
nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup
bangsa.
b. Kelompok 2: pentingnya kebersamaan sebagai upaya
mewujudkan nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara dan
pandangan hidup bangsa.
c. Kelompok 3: pentingnya hidup disiplin sebagai upaya
mewujudkan nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara dan
pandangan hidup bangsa.
d. Kelompok 4: pentingnya hidup hemat sebagai upaya
mewujudkan nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara dan
pandangan hidup bangsa.
e. Kelompok 5: sikap yang mencerminkan tanggung jawab sebagai
wujud nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan
hidup bangsa.

Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn) 57 56
Kelas IX SMP/MTs (Berdasarkan Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2016)
Tahap Kegiatan Aktivitas Peserta Didik/Guru
4. Pembelajaran diakhiri dengan do’a dan salam
Pertemuan 4

Tahap Kegiatan Aktivitas Peserta Didik/Guru


A. Kegiatan Pendahuluan 1. Guru mengecek kondisi lingkungan/kebersihan kelas
(10 menit) 2. Guru mempersiapkan peserta didik untuk berdoa yang dipimpin
oleh ketua kelas
3. Guru mengecek kehadiran peserta didik.
4. Guru memberi motivasi belajar bahwa pembelajaran saat ini
bermanfaat bagi peserta didik, yakni kehidupan yang aman,
tentram, adil, dan sejahtera akan terwujud apabila nilai-nilai
Pancasila diterapkan dalam kehidupan sehari-hari
5. Guru menanyakan kesiapan peserta didik berkaitan penugasan
minggu lalu.
6. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dipelajari.
7. Guru menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian
kegiatan sesuai silabus.
B. Kegiatan Inti 1. Peserta didik diminta berkelompok sesuai kelompok yang telah
(90 menit) dibentuk pada minggu lalu
2. Setiap kelompok mempersiapkan laporan tertulisnya untuk
diserahkan kepada guru. (menalar)
3. Setiap kelompok mempersiapkan anggotanya untuk menyajikan
sosiodrama yang telah disusun.
4. Guru memimpin penyajian sosiodrama dan kelompok lain
mengamati dan diberi kesempatan untuk menyampaikan
pendapatnya (mengkomunikasikan).
5. Guru memberikan klarifikasi atau pelurusan agar tidak terjadi
kesalahan konsep, prinsip, dan nilai-nilai
C. Kegiatan Penutup 1. Peserta didik dengan panduan guru membuat rangkuman materi
(20 menit) pembelajaran
2. Guru bersama peserta didik melakukan refleksi dengan cara
meminta seorang atau beberapa peserta didik untuk
mengemukakan pendapatnya terhadap pembelajaran hari ini,
apakah manfaat bagi peserta didik belajar hari ini, apa yang yang
dapat dilakukan siswa terkati topik hari ini.
3. Peserta didik diingatkan bahwa minggu depan ulangan/tes tentang
materi yang telah dipelajari selama 4 x pertemuan
4. Pembelajaran diakhiri dengan do’a dan salam

H. Penilaian Hasil Pembelajaran


1. Teknik Penilaian.
a. Penilaian Proses
Penilaian proses dilakukan untuk menilai sikap dan keterampilan siswa pada saat
pembelajaran. Teknik yang digunakan adalah:
1) pengamatan (untuk penilaian sikap), dan
2) chek list (untuk keterampilan).
b. Penilaian Hasil
Penilaian hasil belajar dilakukan untuk menilai hasil pembelajaran. Teknik yang
digunakan adalah:
1) tes obyektif (untuk pengetahuan), dan
2) hasil Presentasi/kinerja dan ketrampilan (penilaian KD dari K-4)

58 Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn)
Kelas IX SMP/MTs (Berdasarkan Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2016) 57
2. Instrumen Penilaian, merupakan lampiran yang tidak terpisahkan dari RPP ini.
a. Lembar pengamatan untuk penilaian sikap
b. Lembar pengamatan untuk penilaian keterampilan
c. Tes Obyektif untuk penilaian pengetahuan
d. Pemberian Tugas .

Jakarta, 08 Maret 2017


Mengetahui,
Kepala Sekolah, Guru PPKn Kelas VIII,

(…………………………) (…………………………)

Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn) 59 58
Kelas IX SMP/MTs (Berdasarkan Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2016)
INSTRUMEN PENILAIAN

A. Pengamatan Sikap
1. Penilaian Pengamtan Sikap dalam Proses “diskusi”.
Lembar penilaian sikap ini, diisi oleh guru yang melaksanakan proses pembelajaran
untuk menilai sikap/perilaku yang ditampakkan oleh peserta didik dalam berdiskusi di
kelas.
Petunjuk : Berikan nilai 1 (tidak), 2 (kurang), 3 (cukup), atau 4 (sangat) sesuai aspek
yang dinilai pada kolom-kolom indikator sikap/perilaku yang diamati.

Indikator sikap/perilakuyang diamati

No Nama Siswa Menghargai Nilai afektif


Tanggung Kedisipli- Kerja
Keaktifan pendapat
jawab nan sama
teman
1 Angga 4 4 3 4 3 SB
2 Dhinda
3 Frita
dst

Catatan:
• Pemberian skor perilaku setiap indikator:
Indikator 1, apabila sangat tanggung jawab diberi skor 4
apabila cukup tanggung jawab diberi skor 3
apabila kurang tanggung jawab diberi skor 2
apabila tidak tanggung jawab diberi skor 1
Indikator 2, apabila sangat aktif diberi skor 4
apabila cukup aktif diberi skor 3
apabila kurang aktif diberi skor 2
apabila tidak aktif diberi skor 1
Indikator 3 : dst.
• Pengolahan skor menjadi nilai
Jumlah skor maksimum adalah 20
Jumlah skor minimum adalah 5
Nilai ideal adalah 100
Jumlah perolehan skor siswa
Rumus perhitungan nilai = X Nilai Ideal
Jumlah skor maksimum
• Pengkatagorian sikap/perilaku
Penentuan predikat (sangat baik, baik, cukup, dan kurang) didasarkan pada KKM
sekolah masing-masing.
Contoh:
KKM = 75, maka cara penentuannya sebagai berikut:

60 Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn)
Kelas IX SMP/MTs (Berdasarkan Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2016) 59
100 – 75 = 25 : 3 = 8,3 dibulatkan menjadi 8
Maka penentuan predikatnya adalah:
<75 = kurang
75 – 82 = cukup
83 – 90 = baik
91 – 100 = sangat baik
KKM = 65, maka cara penentuannya sebagai berikut:
100 – 65 = 35 : 3 = 11,8 dibulatkan menjadi 12.
Maka penentuan predikatnya adalah:
< 65 = kurang
65 – 76 = cukup
77 – 88 = baik
89 – 100 = sangat baik
Misalnya: Nilai Angga, berdasarkan perolehan nilai dalam pengamatan diskusi di atas
adalah 4,4,3,4,3, maka rumus menghitungnya sebagai berikut .
18(4 + 4 + 3+ 4 + 3)
X100 = 90
18
Katagori nilai sikap Angga termasuk BAIK, jika menggunakan KKM 75. dan kategori
nilai sikap Angga termasuk SANGAT BAIK, jika menggunakan KKM 65.

2. Penilaian Keterampilan dalam Proses Presentasi.


Lembar penilaian keterampilan ini diisi oleh peserta didik untuk menilai perilaku yang
ditampakkan oleh temannya dalam presentasi di kelas (memberikan penilaian antar
peserta didik).
Petunjuk : Berikan nilai 1 (kurang), 2 (cukup), 3 (baik), atau 4 (sangat baik) pada
kolom- kolom sesuai hasil pengamatan.

Aspek Keterampilan yang Dinilai


Nama Mengajukan Menanggapi Menghargai Keterangan
No Runtut
Pertanyaan Pertanyaan pendapat teman
1 Dhinda 4 3 4 4 SB
2 Frita
dst

Catatan:
• Pemberian skor perilaku setiap indikator:
Indikator 1, apabila sangat baik dalam mengajukan pertanyaan skor 4
apabila baik dalam mengajukan pertanyaan skor 3
apabila baik dalam mengajukan pertanyaan skor 2
apabila kurang baik dalam mengajukan pertanyaan skor 1
Indikator 2, apabila sangat baik dalam menanggapi pertanyaan skor 4

Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn) 61 60
Kelas IX SMP/MTs (Berdasarkan Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2016)
apabila baik dalam menanggapi pertanyaan skor 3
apabila cukup baik dalam menanggapi pertanyaan skor 2
apabila kurang baik dalam menanggapi pertanyaan skor 1
Indikator 3 : dst.
• Pengolahan skor menjadi nilai
Jumlah skor maksimum adalah 16
Jumlah skor minimum adalah 4

Jumlah perolehan skor siswa


Rumus penilaian = X Nilai Ideal
Jumlah skor maksimum

Nilai ideal = 100


• Pengkatagorian keterampilan.
Katagori keterampilan peserta didik:
Penentuan predikat (sangat baik, baik, cukup, dan kurang) didasarkan pada KKM
sekolah masing-masing, seperti contoh pada penilaian pengamatan sikap/perilaku di
atas.
Misalnya: Nilai Dhinda, berdasarkan perolehan nilai dalam pengamatan presentasi di
atas adalah 4,3,4,4, maka rumus menghitungnya sebagai berikut .
15(4 + 3+ 4 + 4)
X100 = 93, 75
16
Katagori nilai keterampilan Dhinda termasuk SANGAT BAIK, dengan menggunakan
KKM 75 maupun dengan menggunakan KKM 65.

3. Penilaian Sikap/Perilaku Jujur


Lembar penilaian sikap/perilaku jujur ini diisi oleh peserta didik untuk menilai sikap jujur
temannya dalam satu kelas (memberikan penilaian antar siswa).
Petunjuk : Berilah tanda cek (v) pada kolom skor sesuai sikap jujur yang ditampilkan
olehtemanmu, dengan kriteria sebagai berikut:
4 = apabila selalu melakukan sesuai pernyataan
3 = apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan kadang-kadang tidak
melakukan
2 = apabila kadang-kadang melakukan dan sering tidak melakukan
1 = apabila tidak pernah melakukan.

62 Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn)
Kelas IX SMP/MTs (Berdasarkan Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2016) 61
Lembar Pengamatan

Nama peserta didik yang dinilai : ………………….


Kelas : ………………….
Tanggal Pengamatan : …………………..
Materi Pokok : …………………..
Skor
No Aspek Pengamatan
1 2 3 4
1 Tidak nyontek dalam mengerjakan ujian/ulangan/tugas
Tidak melakukan plagiat (mengambil/menyalin karya orang lain
2
tanpa menyebutkan sumber) dalam mengerjakan setiap tugas
3 Mengamalkan sila-sila Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.

4 Mengungkapkan perasaan terhadap sesuatu apa adanya

5 Melaporkan data atau informasi apa adanya

Jumlah Skor

Jakarta, 08 Maret 2017


Penilai

------------------------------------------
(Nama peserta didik yang menilai)
Catatan:
• Pemberian skor sikap/perilaku setiap indikator, pengolahan skor menjadi nilai, dan
pengkatagorian sikap/perilaku sama seperti pada contoh penilaian sikap/perilaku
dan penilaian keterampilan.

4. Penilaian Pengetahuan
Menggunakan tes tertulis bentuk uraian (obyektif )
Petunjuk: Jawablah pertanyaan di bawah dengan jelas dan benar!
1 Ungkapkan pernyataan rasa syukurmu sebagai bangsa Indonesia yang telah
memiliki dasar negara Pancasila, dan apakah yang akan kamu lakukan sebagai
bentuk rasa syukur tersebut?
2 Apakah makna gambar Garuda Pancasila? Uraikan secara terperinci!
3 Deskripsikan makna Pancasila sebagai dasar negara Indonesia?
4 Deskripsikan makna Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa?
5 Deskripsikan makna nilai-nilai yang terkandung dalam sila-sila Pacasila!
6 Nilai-nilai apakah yang dapat kamu terapkan dalam kehidupan sehari-hari sesuai
dengan Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa?

Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn) 63 62
Kelas IX SMP/MTs (Berdasarkan Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2016)
7 Tuliskan contoh sikap iklhas dalam melaksanakan nilai-nilai Pancasila sebagai
dasar negara dan pandangan hidup bangsa
8 Mengapa sikap kebersamaan sangat penting dilakukan dalam mewujudkan nilai-
nilai Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa.
9 Mengapa sikap hidup disiplin sangat penting dilakukan dalam mewujudkan nilai-nilai
Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa.
10 Mengapa sikap tanggung jawab sangat penting dilakukan dalam mewujudkan nilai-
nilai Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa.
Teknis Penilaian
1. Penskoran
a. Apabila peserta didik menjawab:
1) sangat sempurna diberi skor 5
2) sempurna diberi skor 4
3) cukup sempurna diberi skor 3
4) kurang sempurna diberi skor 2
5) tidak sempurna diberi skor 1
b. Skor minimal setiap soal adalah 1
c. Skor maksimal setiap soal adalah 5,
d. jumlah skor minimal seluruh soal = 10 x 1 = 10
e. Jumlah maksimal seluruh soal = 10 X 5 = 50
f. Nilai ideal 100.
2. Pengkatagorian Penilaian Pengetahuan.
Katagori keterampilan peserta didik:
Penentuan predikat (sangat baik, baik, cukup, dan kurang) didasarkan pada KKM
sekolah masing-masing, seperti contoh pada penilaian pengamatan
sikap/perilaku/keterampilan/kejujuran di atas.
Misalnya: Nilai Frita, berdasarkan perolehan nilai ulangan di atas adalah
5,4,3,4,5,5,4,5,4,5 maka rumus menghitungnya sebagai berikut:
46(5 + 4 + 5 + 4 + 5 + 5 + 4 + 5 + 4 + 5)
X100 = 92
50
Katagori nilai pengetahuan Frita termasuk SANGAT BAIK, dengan menggunakan
KKM 75 maupun dengan menggunakan KKM 65.

5. Penilaian Penugasan
Berdasarkan pengetahuan dan pengalaman belajar serta hasil pengamatan kalian di
lingkungan sekolah dan masyarakat, diskusikan dengan teman kelompokmu untuk
menyusun skenario/cerita yang ditampilkan pada pembelajaran minggu depan tentang:
1 Pentingnya kesetaraan sebagai upaya mewujudkan nilai-nilai Pancasila sebagai
dasar negara dan pandangan hidup bangsa.

64 Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn)
Kelas IX SMP/MTs (Berdasarkan Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2016) 63
2 Pentingnya kebersamaan sebagai upaya mewujudkan nilai-nilai Pancasila sebagai
dasar negara dan pandangan hidup bangsa.
3 Pentingnya hidup disiplin sebagai upaya mewujudkan nilai-nilai Pancasila sebagai
dasar negara dan pandangan hidup bangsa.
4 Pentingnya hidup hemat sebagai upaya mewujudkan nilai-nilai Pancasila sebagai
dasar negara dan pandangan hidup bangsa.
5 Sikap yang mencerminkan tanggung jawab sebagai wujud nilai-nilai Pancasila
sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa.
Catatan
• Pemberian skor perilaku setiap indikator:
1. Apabila tugas tertulis dan penampilan sangat baik skor 10
2. Apabila tugas tertulis dan penampilan baik skor 8
3. Apabila tugas tertulis dan penampilan cukup baik skor 6
4. Apabila tugas tertulis dan penampilan kurang baik skor 4
• Pengolahan skor menjadi nilai
Jumlah skor maksimum adalah 10
Jumlah skor minimum adalah 4
Jumlah perolehan skor siswa
Rumus penilaian = X Nilai Ideal
Jumlah skor maksimum
Nilai ideal = 100
• Pengkatagorian Nilai Tugas
Katagori nilai tugas peserta didik:
Penentuan predikat (sangat baik, baik, cukup, dan kurang) didasarkan pada KKM
sekolah masing-masing, seperti contoh pada penilaian pengamatan sikap/perilaku
di atas.
Misalnya: Nilai Nia, berdasarkan perolehan nilai tugas di atas adalah 8, maka rumus
menghitungnya sebagai berikut .
8
X100 = 80
10
Katagori nilai tugas Nia termasuk CUKUP, apabila menggunakan KKM 75, dan
termasuk BAIK apabila menggunakan KKM 65.
• Nilai tugas merupakan bagian dari nilai pengetahuan, oleh karena itu dapat
dijadikan pertimbangan dalam menentukan penilaian pengetahuan peserta didik.

B. Pengintegrasian Nilai-nilai Antikorupsi dalam Kegiatan Pengembangan Diri


1. Pengintegrasian Nilai-nilai Antikorupsi dalam Kegiatan Kokurikuler
a. Pembelajaran Berbasis Portofolio.
Pembelajaran berbasis portofolio merupakan upaya agar peserta didik dapat

Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn) 65 64
Kelas IX SMP/MTs (Berdasarkan Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2016)
memperoleh pengalaman fisik terhadap obyek dalam pembelajaran, yaitu
melibatkan atau mempertemukan peserta didik dengan obyek pembelajaran secara
nyata. Selain itu, peserta didik juga memperoleh pengalaman atau terlibat secara
mental, yakni mengkaitkan informasi awal yang telah diperoleh, selanjutnya memiliki
kebebasan untuk menyusun kembali (merekonstruksi) informasi yang diperolehnya.
Pembelajaran Berbasis Portofolio memberi keragaman sumber belajar dan
keleluasaan kepada peserta didik memilih sumber belajar yang sesuai untuk
dijadikan landasan dalam menyusun fenomena masyarakat/negara/dunia. Artinya
sebagai upaya memandirikan peserta didik untuk belajar, berkolaborasi, membantu
teman, bekerjasama, mengadakan pengamatan, dan penilaian diri untuk suatu
refleksi yang akan mendorong mereka membangun pengetahuannya sendiri.
Pembelajaran berbasis portofolio membina peserta didik untuk :
1) Berlatih memadukan antara konsep yang diperoleh dari penjelasan guru atau
dari buku/artikel/berita dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari;
2) Peserta didik diberi kesempatan untuk mencari informasi di luar kelas baik
informasi yang sifatnya benda/bacaan, penglihatan atau obyek langsung
(TV/radio/internet) maupun orang/pakar/tokoh;
3) Membuat alternatif untuk mengatasi topik/obyek yang dibahas;
4) Membuat suatu keputusan (sesuai kemampuannya) berkaitan dengan konsep
yang telah dipelajarinya, dengan mempertimbangkan nilai-nilai yang ada di
masyarakat;
5) Merumuskan langkah yang akan dilakukan untuk mengatasi masalah dan
mencegah timbulnya masalah yang berkaitan dengan topik yang dibahas.
b. Penilaian Berbasis Portofolio
Portofolio penilaian (Assessement) merupakan kumpulan fakta/bukti berupa
dokumen yang berisi tugas-tugas yang terorganisir secara sistematis dari peserta
didik secara individual. Secara terperinci berupa kumpulan catatan pribadi/ individu
yang berisi refleksi pengalaman belajar, seperti kegiatan peserta didik di dalam dan
di luar kelas, kegiatan peserta didik sehari-hari yang berkaitan dengan pelajaran,
membaca, menulis (segala sesuatu yang berkaitan dengan pelajaran), uneg-uneg
peserta didik yang berkaitan dengan pelajaran, peristiwa yang dialami peserta didik
berkaitan dengan pelajaran, prestasi peserta didik berkaitan dengan pelajaran,
tanggapan guru dan sebagainya. Selain itu juga diartikan sebagai koleksi sistematis
dari peserta didik dan guru untuk menguji proses dan prestasi belajar.
Portofolio sebagai penilaian merupakan perantara penilaian oleh siswa dan guru
yang menggambarkan aktifitas dan proses yaitu mendorong siswa untuk berdialog,
merencanakan tujuan, bekerja sama, memilih, membandingkan, berbagi
pengetahuan, memper-timbangkan/merenungi, dan membuat keputusan. Dengan

66 Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn)
Kelas IX SMP/MTs (Berdasarkan Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2016) 65
demikian portofolio penilaian merupakan pembelajaran praktek (melakukan) yang
mendorong adanya interaksi antar siswa, antara siswa dan guru, dan antara siswa
dengan masyarakat dan alam sekitarnya.

Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn) 67 66
Kelas IX SMP/MTs (Berdasarkan Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2016)
Adapun contoh format portofolio penilaian untuk siswa dan guru adalah sebagai berikut.

FORMAT PORTOFOLIO PENILAIAN

NAMA : …………………………………………….
KELAS : …………………………………………….
NO.ABSEN : ……………….................…NILAI AKHIR : ……….......………………….
ALAMAT : …………………………………………….

TANGGAPAN TANDA TANGAN


AKTIFITAS
NO. ASPEK PENILAIAN GURU-PESERTA NILAI
PESERTA DIDIK
DIDIK SERDIK GURU
1 Deskripsi tentang hal- Signifikansi :
hal sebagai berikut: Seberapa besar
 Mencari isu/masalah tingkat kebermaknaan
di masyarakat yang yang dilakukan
sangat penting dan peserta didik berkaitan
membutuhkan dengan mata
penanganan dengan pelajaran.
segera. Pemahaman :
 Mencari sumber Seberapa besar
informasi berkaitan tingkat pemahaman
dengan isu/ masalah peserta didik terhadap
yang dibahas tugas yang diberikan.
 Mengobservasi Argumentasi :
isu/masalah secara Seberapa besar
langsung melalui alasan yang
berbagai sumber dikemukakan peserta
informasi didik terhadap aktifitas
 Membuat laporan yang dilakukan.
peneli-tian/ tugas Bermakna : Seberapa
 Mempresentasikan besar manfaat aktifitas
hasil pencarian yang dilakukan
informasi peserta didik terhadap
diri pribadi, keluarga
dan masyarakat.
Kejelasan :
Terorganisir dengan
baik, tertulis dengan
baik, mudah dipahami.
Informasi : Akurat,
cukup dan penting.
2  Membaca, mengkaji, Pengatahuan/
mendiskusikan, dan Konsep/ Kognitif :
mempresentasikan Seberapa besar
buku literature yang pemahaman peserta
ditugaskan. didik terhadap materi
 Mengulas topik pembelajaran.
dalam jurnal Pemahaman :
pendidikan Seberapa besar
 Membahas kemampuan peserta
perkembangan didik untuk
IPTEK dalam menjelaskan konsep/
pendidikan dan informasi.
dalam kehidupan Penerapan : Seberapa
masyarakat beserta besar kemampuan
dampak positif dan peserta didik untuk

68 Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn)
Kelas IX SMP/MTs (Berdasarkan Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2016) 67
TANGGAPAN TANDA TANGAN
AKTIFITAS
NO. ASPEK PENILAIAN GURU-PESERTA NILAI
PESERTA DIDIK
DIDIK SERDIK GURU
negatifnya. menggunakan atau
menerapkan informasi
yang telah dipelajari
ke dalam situasi/
konteks yang
berbeda.
Analisis : Seberapa
besar kemampuan
peserta didik dalam
meng-identifikasi,
memisahkan dan
membedakan
komponen, elemen
fakta, konsep dan
pendapat.
Sintesis : Seberapa
besar kemampuan
peserta didik dalam
mengakombinasi-kan
bagian/ elemen ke
dalam suatu kesatuan/
struktur yang lebih
besar.
Evaluasi : Seberapa
besar kemampuan
peserta didik dalam
melakukan penilaian
dan keputusan
tentang nilai suatu
gagasan dengan
menggunakan criteria
tertentu.
3 dst

Catatan : Format yang dibuat hanya sebagai contoh, guru bersama siswa dapat membuat
sesuai dengan situasi, kondisi, dan kemampuan serta lingkungan belajarnya.

1. Pengintegrasian Nilai-nilai Antikorupsi dalam Kegiatan Ekstrakurikuler


Pengintegrasian nilai-nilai antikorupsi pada kegiatan ekstrakurikuler disesuaikan dan
mendukung visi dan misi sekolah serta membantu memperkuat branding sekolah dan
evaluasi terhadap peraturan sekolah. Selain itu kegiatan ekstrakurikuler juga harus
mendukung kompetensi abad 21 yakni Kritis dalam berpikir, Kreatif, Komunikatif, dan
Kolaboratif. Jenis-jenis kegiatan ekstrakurikuler disesuaikan dengan minat dan bakat
peserta didik yang dilakukan di bawah bimbingan guru atau pelatih dengan melibatkan
orang tua dan masyarakat. Contoh kegiatan ekstrakurikuler adalah Kegiatan Keagamaan,
Kegiatan Praktik Kantin Kejujuran, Pramuka, OSIS, Palang Merah Remaja (PMR),
Paskibra, Kesenian, Bahasa dan Sastra, Kelompok Ilmiah Remaja (KIR), Jurnalistik,
Olahraga, dsb.
Pelaksanaan kegiatan seperti tersebut di atas, mulai dari rencana, program kerja,
anggaran, keputusan rapat, pelaksanaan kegiatan, dan hasil kegiatannya ditulis dalam

Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn) 69 68
Kelas IX SMP/MTs (Berdasarkan Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2016)
jurnal kegiatan individual pengurus atau panitia yang sewaktu-waktu dapat dicek oleh
siapapun dan diumumkan secara tertulis dan terbuka di Papan Informasi Kegiatan.
Tujuannya agar dapat dibaca oleh seluruh warga sekolah. Untuk itulah perlu ditumbuhkan
rasa dedikasi, kejujuran, keikhlasan, rasa pengabdian, demokratis, dan objektif dalam
setiap pribadi anggota serta pengurus organisasi kesiswaan.

70 Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn)
Kelas IX SMP/MTs (Berdasarkan Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2016) 69
Kantin Kejujuran dan Tulisan Ajakan Antikorupsi
SMAN 8 Bandung (doc.kemendikbud)

Pramuka dan Paskibra dapat membelajarkan dan


Mengimplementasikan Nilai-nilai Antikorupsi
(Sumber: Kemdikbud, 2016:10)

2. Pengintegrasian Nilai-nilai Antikorupsi dalam Kegiaatan Pembiasaan dan Pembudayaan


Pelaksanaan pengintegrasian nilai-nilai Antikorupsi dalam Kegiaatan Pembiasaan dan
Pembudayaan perlu didahului dengan pesan tentang pentingnya bersikap dan bertindak
antikorupsi dan ajakan untuk berperilaku antikorupsi sehingga dapat menumbuhkan pola
pikir, sikap, dan tindakan/perilaku antikorupsi dalam diri seluruh warga sekolah.
Pembiasaan dan pembudayaan tersebut dapat dilakukan secara rutin melalui kegiatan-
kegiatan sebagai berikut.
a. Pengembangan literasi sekolah bisa dilakukan dengan Gerakan 15 Menit Membaca
sebelum Pelajaran.
b. Sebelum menutup pelajaran terakhir peserta didik melakukan refleksi, menyanyikan
lagu daerah, lagu antikorupsi, dan berdoa bersama.
c. Membiasakan Kerja tanpa Pamrih
d. Penerapan Reward and Punishment secara tegas
e. Ceramah kultum oleh seorang peserta didik yang mewakili kelasnya secara bergiliran
pada pagi hari sebelum masuk jam pelajaran pertama untuk menanamkan sikap

Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn) 71 70
Kelas IX SMP/MTs (Berdasarkan Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2016)
kedisiplinan, tanggungjawab serta kejujuran
f. Didirikannya “Bengkel Antikorupsi”, yang di dalamnya berisi hasil-hasil karya peserta
didik yang terbaik tentang anti korupsi, seperti poster-poster anti korupsi, puisi, sajak,
karikatur, cerpen, cergam, opini, dan ulasan anti korupsi.
g. Didirikan “Posko Benda Hilang”, yaitu tempat penampungan barang-barang yang
ditemukan peserta didik dengan dicatat ciri-ciri benda tersebut, dan apabila ada peserta
didik yang merasa bahwa barang miliknya hilang bisa datang ke “Posko Benda Hilang”.
h. Sholat dhuhur secara berjamaah antara guru-guru dan peserta didik pada saat istirahat
kedua.
i. Keteladanan para guru, diantaranya tepat waktu masuk kelas maupun ke luar kelas,
bersikap adil kepada peserta didik, bersikap jujur kepada siswa diantaranya tepat
secara keilmuan dalam memberikan materi pelajaran.
j. Mengembangkan sikap kepedulian terhadap lingkungan yang ditunjukkan oleh
keberanian peserta didik dalam menegur temannya bila berbuat salah/keliru/khilaf.

72 Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn)
Kelas IX SMP/MTs (Berdasarkan Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2016) 71
BAB V

PENUTUP

Buku Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi pada Mata Pelajaran Pendidikan


Pancasila dan Kewarganegaraan merupakan panduan dan sarana bagi guru, kepala sekolah,
pengawas sekolah, dan Dinas Pendidikan dalam mengimplementasikan pendidikan
Antikorupsi di sekolah baik di dalam maupun di luar kelas.
Kedudukan guru sebagai motivator dan fasilitator dituntut memiliki kompetensi dalam
merencanakan pembelajaran secara optimal berdasarkan kompetensi inti dan kompetensi
dasar mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaran. Untuk menghasilkan
kegiatan pembelajaran yang baik dan benar diperlukan perencanaan pembelajaran yang baik
dan benar pula sesuai peraturan yang berlaku dengan menggunakan pendekatan, strategi,
metode, dan model pembelajaran yang kreatif dan inovatif.
Peraturan tersebut antara lain Peraturan Pemerintah RI Nomor No. 32 tahun 2013
Tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah RI Nomor 19 tahun 2005 tentang standar
nasional pendidikan, Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 20 Tahun 2016
tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah, Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 21 Tahun 2016 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar
dan Menengah, Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 22 Tahun 2016
tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah, Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan RI Nomor 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian Pendidikan, Peraturan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 24 Tahun 2016 tentang Kompetensi Inti dan
Kompetensi Dasar Pelajaran pada Kurikulum 2013 pada Pendidikan dasar dan Menengah.
Model pengintegrasian pendidikan antikorupsi pada mata pelajaran Pendidikan
Pancasila dan Kewarganegaraan ini, diharapkan dapat meningkatkan kualitas perencanaan,
pelaksanaan, serta penilaian proses dan hasil pembelajaran di dalam dan di luar kelas
khususnya dalam penanaman nilai-nilai antikorupsi.

Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn) 73 72
Kelas IX SMP/MTs (Berdasarkan Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2016)
74 Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn)
Kelas IX SMP/MTs (Berdasarkan Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2016)
DAFTAR PUSTAKA

Allan Jhonson (Wikipedia, ensiklopedia bebas-Sosiologi 23/02/2008)

Bahri Tamrin, 2008. Modul Pendidikan Antikorupsi untuk kelas 3 SMP/MTs, Jakarta: Penerbit:
KPK 2008.

Buchori, Muchtar, 2007, Pendidikan Antikorupsi, dimuat dalam Harian Kompas, 21 Februari
2007.

Center for Indonesian Civic Education (CICED),1999. Workshop On The Development of


Concepts and Concent of Civic Education for Indonesian Schools. In collabrotion
with : Center for Civic Education (CCE), Calabasas USA Bandung.

Faisal Djabar, 2008, Direktorat Pendidikan & Pelayanan Masyarakat, Komisi pemberantasan
Korupsi)

Fajar, Arnie, 2009, Portofolio dalam Pelajaran IPS, Cetakan kelima, Bandung: PT Remaja
Rosdakarya 2003, Pengembangan Sikap Nasionalisme Melalui Pendekatan Sain
Teknologi Masyarakat pada SMA Negeri 8 di Kota Bandung-Jawa Barat (Tesis)

Kemendikbud, 2016, Penguatan Pendidikan Karakter (PPK), Jakarta: Kemendikbud

Komisi Pemberantasan Korupsi, 2006, Memahami untuk Membasmi: Buku Saku untuk
Memahami Tindak Pidana Korupsi. Jakarta: Komisi Pemberantasan Korupsi.

Laila, Najmu, 2009, Pemikir Penggerak, Jakarta: Fakultas Hukum Universitas Indonesia.

Lickona, Thomas, 1991, Educating for Character How Our Schools Can Teach Respect and
Responsibility, New York: Bantam Books.

Lukman Surya Saputra dan Wahyu Nugroho (konstributor naskah) Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan/Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. SMP/MTs Kelas ix --
Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan , 2013.Hak Cipta © 2013 pada
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Schumpeter, A. Joseph.,1947,Capitalism, Socialism, and Democracy. edisi ke-2, New York :


Harper.

Von Aleman, Ulrich, 2004. The unknown depths of political theory: the case for a
multideimensional concept of corruption. Crime, Law & Social Change (42). 25-34.

Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn) 75 73
Kelas IX SMP/MTs (Berdasarkan Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2016)
76 Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn)
Kelas IX SMP/MTs (Berdasarkan Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2016)

Anda mungkin juga menyukai