KOMPETENSI KEAHLIAN
AKUNTANSI & KEUANGAN LEMBAGA
SMK GUNA
DHARMA
Jalan. Cut Mutia Gang. Hj. Haniah No. 10 Telp 0721 480 826
E-mail : smkgunadharma@gmail.com
Mengetahui
Puji Syukur kehadirat Allah SWT atas karunia dan hidayahnya yang senantiasa
memberikan pelayanan kepada masyarakat, guna mencetak sumber daya manusia yang
terampil, kompeten dan professional. Dengan dukungan Tim Pengembang Kurikulum SMK
Guna Dharma berhasil menyusun Kurikulum 2013 yang merupakan pengembangan dari
Kurikulum sebelumnya yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ( KTSP ).
Pengembangan Kurikulum 2013 adalah penyempurnaan pola pikir,penguatan tata
kelola kurikulum, pendalaman dan perluasan materi, penguatan proses pembelajaran dan
penyesuaian beban belajar agar dapat menjamin kesesuaian antara apa yang diinginkan
dengan apa yang dihasilkan. Pendidikan harus mampu menyentuh nurani maupun potensi
kompetensi peserta didik . Konsep tersebut sangat penting ketika peserta didik
padaakhirnya memasuki kehidupan di masyarakat dan di dunia kerja sebagaimana
diamanatkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
81 Tahun 2013 tentang implementasi Kurikulum 2013 , maka SMK Guna Dharma mulai
mengimplementasikan Tahun 2019-2020 dilaksanakan pada kelas X ( sepuluh ) dan kelas
XI ( sebelas )
Drs. P. Pandiangan, MM
DAFTAR ISI
BAB I : PENDAHULUAN
BAB V : PENUTUP
LAMPIRAN – LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 mengamanatkan bahwa
pembentukan Pemerintah Negara Indonesia yaitu antara lain untuk mencerdaskan
kehidupan bangsa.Untuk mewujudkan upaya tersebut, Undang-Undang Dasar 1945
Pasal 31Ayat(3)memerintahkanagar Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan
satu 5nstru pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta
akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dengan
undang-undang. Perwujudan dari amanat Undang- Undang Dasar 1945 yaitu dengan
diberlakukannya Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, yang merupakan produk undang-undang pendidikan pertama pada awal abad
ke-21. Undang-undang ini menjadi dasar hukum untuk membangun pendidikan nasional
dengan menerapkan prinsip demokrasi, desentralisasi, dan otonomi pendidikan yang
Penjunjung tinggi hak asasi manusia. Sejak Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945,
undang-undang tentang pendidikan nasional telah mengalami beberapa kali perubahan.
Pendidikan nasional, sebagai salah satu unsur pembangunan nasional dalam upaya
mencerdaskan kehidupan bangsa, mempunyai visi terwujudnya pendidikan sebagai
pranata unsur yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga Negara
Indonesia berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif
menjawab tantangan zaman yang selalu berubah. Makna manusia yang berkualitas,
menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,
yaitu manusia terdidik yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga yang
demokratis dan bertanggung jawab. Oleh karena itu, pendidikan nasional harus
berfungsi secara optimal sebagai wahana utama dalam pembangunan bangsa dan
karakter. Penyelenggaraan pendidikan sebagaimana yang
diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional diharapkan dapat mewujudkan proses berkembangnya kualitas pribadi peserta
didik sebagai generasi penerus bangsa di masa depan, yang diyakini akan menjadi factor
determinan bagi tumbuh kembangnya bangsa Indonesia sepanjang jaman.
Dari sekian banyak sumber daya pendidikan, kurikulum merupakan salah satu unsure
yang memberikan kontribusi yang signifikan untuk mewujudkan proses
berkembangnya kualitas potensi peserta didik. Jadi tidak dapat disangkal lagi bahwa
kurikulum
yang dikembangkan dengan berbasis pada kompetensi sangat diperlukan sebagai
Instrument untuk mengarahkan peserta didik menjadi:
1 .manusia berkualitas yang mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman
yang selalu berubah; dan
2. manusia terdidik yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri; dan
3. warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab Pengembangan dan
pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi merupakan salah satu strategi
pembangunan pendidikan nasional sebagaimana yang diamanatkan dalam Undang-
Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Mengantisipasi berbagai tuntutan perubahan di atas , SMK Guna Dharma telah
melaksanakan berbagai program .Pencapaian 8 standar nasional pendidikan SMK
Guna
Dharma adalah sebagai berikut
a. Standar Kompetensi Lulusan
Dari segi SKL dapat dijelaskan bahwa SMK Guna Dharma telah mencapai pada sasaran
yang baik dari berbagai aspek dan jenjang kompetisi. Pada bidang akademik , kita telah
mencapai hasil UN yang sangat baik , lulusan diterima DU / DI dan perolehan rata-rata
UN selalu meningkat.
b. Standar Isi.
Upaya untuk mencapai SKL sesuai tunturtan di atas diwujudkan melalui pembenahan
kurikulum pada standar isi. Perluasan dan pendalaman kurikulum dilakukan untuk
memenuhi kebutuhan dimasa yang akan dating. Integrasi kurikulum juga dilakukan
untuk memperkuat kurikulum yang digunakan di tingkat sekolah. Sampai tahun 2017
seluruh dokumen kurikulum 2006 belum selesai dilakukan dan akan terus
disempurnakan secara berkala sesuai dengan tuntutan zaman. Penerapan kurikulum
2006 masih dilakukan untuk kls XII saja yaitu di tahun ajaran 2019/2020. Sementara itu
kls X dan kls XI melaksanakan kurikulum 2013.
versi 18
g. Standar Pengelolaan
h. Standar Pembiayaan
B. DASAR HUKUM
1. Landasan Teoritis
Kurikulum 2013 dikembangkan atas teori “pendidikan berdasarkan
standar”(standard-based education), dan teori kurikulum berbasis
kompetensi(competency-based curriculum).
2. Landasan Yuridis
Landasan yuridis Kurikulum 2013 adalah:
Undang-undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah
Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
Permendikbud No. 54 Tahun 2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan
Permendikbud No. 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses
Permendikbud No. 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian
Permendikbud No. 71 Tahun 2013 tentang Buku Teks dan Buku Panduan
Guru
Permendikbud No. 60 Tahun 2014 tentang Struktur Kurikulum SMK
Permendikbud No. 61 Tahun 2014 tentang Pengembangan KTSP K 13
Permendikbud No. 62 Tahun 2014 tentang kegiatan Ekstrakurikuler
Permendikbud No. 63 Tahun 2014 tentang Kepramukaan
Permendikbud No. 64 Tahun 2014 tentang peminatan SMA dan SMK
Permendikbud No. 103 Tahun 2014 tentang Proses Pembelajaran
Permendikbud No. 104 Tahun 2014 tentang Penilaian Hasil Belajar
2. Menyamakan persepsi Kepala Sekolah, Guru, TU, Peserta didik dan Komite
sekolah tentang berbagai peraturan dan perundang-undangan yang mendasari
implementasi kurikulum 2013
Dharma dengan harapan agar pembelajaran di SMK Guna Dharma dpt terlaksana
dengan baik dan efektif sehingga mapu mengantarkan peserta didik menguasai
Standar Kompetensi Lulusan yang ditetapkan, yang mencakup ketiga ranah
Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang
beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada
D. PRINSIP PENGEMBANGAN
h.Agama
Kurikulum dikembangkan untuk mendukung peningkatan iman, taqwa, serta
akhlak
mulia dan tetap memelihara toleransidan kerukunan umat beragama. Oleh karena
itu,
muatan kurikulum semua mata pelajaran ikut mendukung peningkatan iman,
takwa,
dan akhlak mulia.
i.Dinamika Perkembangan Global
Kurikulum menciptakan kemandirian, baik pada individu maupun bangsa, yang
sangat penting ketika dunia digerakkan oleh pasar bebas. Pergaulan antar bangsa
yang
semakin dekat memerlukan individu yang mandiri dan mampu bersaing serta
mempunyai kemampuan untuk hidup berdampingan dengan suku dan bangsa lain.
j.Persatuan Nasional dan Nilai-Nilai Kebangsaan
Kurikulum diarahkan untuk membangun karakter dan wawasan kebangsaan peserta
didik yang menjadi landasan penting bagi upaya memelihara persatuan dan
kesatuan
bangsa dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Oleh karena
itu, kurikulum harus menumbuhkembangkan wawasan dan sikap kebangsaan serta
persatuan nasional untuk memperkuat keutuhan bangsa dalam wilayah NKRI.
k.Kondisi Sosial Budaya Masyarakat Setempat
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik sosial budaya
masyarakat setempat dan menunjang kelestarian keragaman budaya. Penghayatan
dan
apresiasi pada budaya setempat ditumbuhkan terlebih dahulu sebelum mempelajari
budaya dari daerah dan bangsa lain.
BAB II
B. VISI
Yaitu Menjadikan lembaga diklat yang mampu menghasilkan lulusan yang bermutu
dan diminati DU-DI serta menjadi lembaga diklat kebanggaan masyarakat yang
berlandaskan kepada Ke Tuhanan Yang Maha Esa.
A. MISI :
Misi sekolah merupakan tindakan strategis yang akan dilaksanakan untuk mencapai
visi sekolah.
1. Menyiapkan tenaga kerja untuk mengisi kebutuhan Dunia usaha dan Industri.
2. Menciptakan tenaga kerja yang berkualitas, profesional sehingga mampu berperan
sebagai faktor keunggulan bagi Dunia usaha dan Industri Indonesia
3. Memberikan keahlian kepada Tamatan yang dapat diandalkan sebagai bekal
membuat dirinya produktif dan mampu meningkatkan taraf hidupnya.
Tujuan Sekolah merupakan tahapan atau langkah untuk mewujudkan visi sekolah
dalam jangka waktu tertentu.
Bertolak dari Visi dan Misi di atas Tujuan yang dicapai sekolah adalah :
1. Landasan Filosofis
Landasan filosofis dalam pengembangan kurikulum menentukan kualitas
peserta didik yang akan dicapai kurikulum, sumber dan isi dari kurikulum, proses
pembelajaran, posisi peserta didik, penilaian hasil belajar, hubungan peserta didik
dengan masyarakat dan lingkungan alam di sekitarnya. Kurikulum 2013
dikembangkan dengan landasan filosofis yang memberikan dasar bagi
pengembangan seluruh potensi peserta didik menjadi manusia Indonesia berkualitas
yang tercantum dalam tujuan pendidikan nasional. Pada dasarnya tidak ada satupun
filosofi pendidikan yang dapat digunakan secara spesifik untuk pengembangan
kurikulum yang dapat menghasilkan manusia yang berkualitas. Berdasarkan hal
tersebut, Kurikulum 2013 dikembangkan menggunakan filosofi sebagai berikut:
a. Pendidikan berakar pada budaya bangsa untuk membangun kehidupan bangsa masa
kini
dan masa mendatang. Pandangan ini menjadikan Kurikulum 2013 dikembangkan
berdasarkan budaya bangsa Indonesia yang beragam, diarahkan untuk membangun
kehidupan masa kini, dan untuk membangun dasar bagi kehidupan bangsa yang lebih
baik di masa depan. Mempersiapkan peserta didik untuk kehidupan masa depan
selalu menjadi kepedulian kurikulum, hal ini mengandung makna bahwa kurikulum
adalah rancangan pendidikan untuk mempersiapkan kehidupan generasi muda
bangsa. Dengan demikian, tugas mempersiapkan generasi muda bangsa menjadi
tugas utama suatu kurikulum. Untuk mempersiapkan kehidupan masa kini dan masa
depan peserta didik,Kurikulum 2013 mengembangkan pengalaman belajar yang
memberikankesempatan luas bagi peserta didik untuk menguasai kompetensi
yangdiperlukan bagi kehidupan di masa kini dan masa depan, dan pada waktu
bersamaan tetap mengembangkan
kemampuan mereka sebagai pewaris budaya bangsa dan orang yang peduli terhadap
permasalahan masyarakatdan bangsa masa kini.
b. Peserta didik adalah pewaris budaya bangsa yang kreatif. Menurut pandangan filosofi
ini, prestasi bangsa di berbagai bidang kehidupan dimasa lampau adalah sesuatu
yang harus termuat dalam isi kurikulum untuk dipelajari peserta didik. Proses
pendidikan adalah suatu proses yang memberi kesempatan kepada peserta didik
untuk
mengembangkan potensi dirinya menjadi kemampuan berpikir rasional dan
kecemerlangan akademik dengan memberikan makna terhadap apa yang dilihat,
didengar, dibaca, dipelajari dari warisan budaya berdasarkan makna yang ditentukan
oleh lensa budayanya dan sesuai dengan tingkat kematangan psikologis serta
kematangan fisik peserta didik. Selain mengembangkan kemampuan berpikir
rasional dan cemerlang dalam akademik, Kurikulum 2013 memposisikan keunggulan
budaya tersebut dipelajari untuk menimbulkan rasa bangga, diaplikasikan dan
dimanifestasikan dalam kehidupan pribadi, dalam interaksi sosial di masyarakat
sekitarnya, dan dalam kehidupan berbangsa masa kini.
c. Pendidikan ditujukan untuk mengembangkan kecerdasan intelektual dan
kecemerlangan
akademik melalui pendidikan disiplin ilmu. Filosofi ini menentukan bahwa isi
kurikulum adalah disiplin ilmu dan pembelajaran adalah pembelajaran disiplin ilmu
(essentialism). Filosofi ini mewajibkan kurikulum memiliki nama mata pelajaran
yang sama dengan nama disiplin ilmu, selalu bertujuan untuk mengembangkan
kemampuan intelektual dan kecemerlangan akademik.
d. Pendidikan untuk membangun kehidupan masa kini dan masa depan yang lebih baik
dari
masa lalu dengan berbagai kemampuan intelektual, kemampuan berkomunikasi,
sikap sosial, kepedulian, dan berpartisipasi untuk membangun kehidupan masyarakat
dan bangsa yang lebih baik (experimentalism and sosial rekonstruktivism). Dengan
filosofi ini, Kurikulum 2013 bermaksud untuk mengembangkan potensi peserta didik
menjadi kemampuan dalam berpikir reflektif bagi penyelesaian masalah sosial di
masyarakat, dan untuk membangun kehidupan masyarakat demokratis yang lebih
baik. Dengan demikian Kurikulum 2013 menggunakan filosofi sebagaimana di atas
dalam mengembangkan kehidupan individu peserta didik dalam beragama, seni,
kreativitas, berkomunikasi, nilai dan berbagai dimensi inteligensi yang sesuai dengan
diri seorang peserta didik dan diperlukan masyarakat, bangsa dan ummat manusia.
2. Landasan Teoritis
Kurikulum 2013 dikembangkan atas teori “pendidikan berdasarkan standar” (standard-
based education), dan teori kurikulum berbasis kompetensi (competency-based
curriculum).
Pendidikan berdasarkan standar menetapkan adanya standar nasional sebagai kualitas
minimal warga negara yang dirinci menjadi standar isi, standar proses, standar
kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan
prasarana, standarpengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan.
Kurikulum berbasis kompetensi dirancang untuk memberikan pengalaman
belajar seluas-luasnya bagi peserta didik dalam mengembangkan kemampuan
untuk bersikap, berpengetahuan, berketerampilan, dan bertindak. Kurikulum 2013
menganut: (1) pembelajaan yang dilakukan guru (taught kurriculum) dalam bentuk
proses yang dikembangkan berupa kegiatan pembelajaran di sekolah, kelas, dan
masyarakat; dan (2) pengalaman belajar langsung peserta didik (learned-curriculum)
sesuai dengan latar belakang, karakteristik, dan kemampuan awal peserta didik.
Pengalaman belajar langsung individual peserta didik menjadi hasil belajar bagi
dirinya, sedangkan hasil belajar seluruh peserta didik menjadi hasil kurikulum.
3. Landasan Yuridis
Landasan yuridis Kurikulum 2013 adalah:
a. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
Untuk mewadahi konsep kesamaan muatan antara Sekolah Menengah Atas, maka
dikembangkan Struktur Kurikulum Pendidikan Menengah, terdiri atas Kelompok
Mata pelajaran Wajib dan Mata pelajaran Pilihan Akademik. Mata pelajaran pilihan
ini memberi corak kepada fungsi satuan pendidikan, dan didalamnya terdapat pilihan
sesuai dengan minat peserta didik.
Struktur ini menerapkan prinsip bahwa peserta didik merupakan subjek dalam belajar
yang memiliki hak untuk memilih mata pelajaran sesuai dengan minatnya.
Struktur Kurikulum SMK terdiri atas:
(a) Kelompok Mata pelajaran Wajib yaitu kelompok A dan kelompok B;
(b) Kelompok Mata pelajaran C yaitu pilihan Kelompok Peminatan terdiri atas C. 1
yaitu
kelompok Dasar Bidang Keahlian, C. 2 yaitu Dasar Program Keahlian dan C.3
yaitu
Paket Keahlian.
a. Kelompok Mata pelajaran Wajib
Kelompok Mata pelajaran Wajib merupakan bagian dari pendidikan umum yaitu
pendidikan bagi semua warga negara bertujuan memberikanpengetahuan
tentang bangsa, sikap sebagai bangsa, dan kemampuan penting untuk
mengembangkan kehidupan pribadi peserta didik, masyarakat dan bangsa.
Struktur kelompok mata pelajaran wajib dalam kurikulum SMK Guna Dharma
adalah sebagai berikut:
4 Matematika 424
5 Sejarah 108
B. Muatan Kewilayahan
Total 4.876
KELAS
MATA PELAJARAN
X XI XII
1 2 1 2 1 2
A. Muatan Nasional
1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 3 3 3 3 3 3
2 Pendidikan Pancasila dan 2 2 2 2 2 2
Kewarganegaraan
3 Bahasa Indonesia 4 4 3 3 3 3
4 Matematika 4 4 4 4 4 4
5 Sejarah Indonesia 3 3
6 Bahasa Inggris dan Bahasa Asing lainnya 3 3 3 3 4 4
B. Muatan Kewilayahan
1 Seni Budaya 3 3
2 Pendidikan Jasmani, Olah raga dan Kesehatan 2 2 2 2
Jumlah A dan B 24 24 17 17 16 16
C. Muatan Peminatan Kejuruan
C1 Dasar Bidang Keahlian
1 Simulasi & Komunikasi Digital 3 3
2 Ekonomi Bisnis 2 2
3 Administrasi Umum 2 2
4 IPA 2 2
C2 Dasar Program Keahlian
1 Etika Profesi 2 2
2 Aplikasi Pengolah Angka/Spreadsheet 3 3
3 Akuntansi Dasar 5 5
4 Perbankan Dasar 3 3
C3 Kompetensi Keahlian
1 Pratikum Akuntansi Perusahaan Jasa, Dagang & 6 6 7 7
Manufaktur
2 Praktikum Akuntansi Lembaga/Instansi 4 4 4 4
Pemerintah
3 Akuntansi Keuangan 6 6 6 6
4 Komputer Akuntansi 5 5 5 5
5 Administrasi Pajak 3 3 3 3
6 Produk Kreatif dan Kewirausahaan 5 5 5 5
Jumlah C (C1, C2, dan C3) 22 22 29 29 30 30
Total 46 46 46 46 46 46
STRUKTUR KURIKULUM KTSP SMK GUNA DHARMA
Durasi Waktu
No Mata Diklat
Tk. I Tk. II Tk. III Jml
I Program Normatif
Program Adaptif
4 Kewirausahaan 80 2 56 2 56 2 192 6
5 I PA 80 2 56 2 56 2 80 2
6 IPS 80 2 56 2 56 2 80 2
B. KOMPETENSI KEJURUAN
Hitung Dagang 80 2 80 2
Pajak 80 2 80 2
Myob Akuntansi 80 2 80 2
V. Pengembangan Diri
1. BP / BK
2. Pramuka
Jumlah 41 41 41 123
M UATAN K U R I K U LU M
Muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ( KTSP ) meliputi sejenis mata pelajaran
yang keluasan dan kedalamannya merupkan beban, belajar bagi peserta didik pada satuan
pendidikan, disamping itu materi muatan lokal dengan kegiatan pengembangan diri
termasuk kedalam isi kurikulum.
1. Mata Pelajaran
Mata Pelajaran merupakan materi bahan ajar berdasarkan keilmuan yang akan diajarkan
kepada peserta didik sebagai beban belajar melalui metode dan pendekatan tertentu,
beban pelajar pada mata pelajaran ditentukan oleh keluasan dan kedalaman pada masing
– masing tingkat satuan pendidikan. Metode dengan pendekatan pada mata pelajaran
bergantung pada ciri khas karakteristik masing – masing mata pelajaran dengan
menyesuaikan pada kondisi yang tersedia di sekolah, sejumlah mata pelajaran tersebut
terdiri dari mata pelajaran wajib dan pilihan pada SMK.
Untuk mencapai standar kompetensi yang ditetapkan oleh industri / dunia usaha /
asosiasi / profesi / substansi mata pelajaran di SMK dikemas dalam berbagai mata
pelajaran yang dikelompokkan dan diorganisasikan menjadi program normatif, adaptif,
dan produktif.
1. Pendidikan Agama
2. Pendidikan Kewarganegaraan (PKN)
3. Bahasa Indonesia
4. Pendidikan Jasmani dan kesehatan
5. Seni Budaya.
Program Adaptif adalah kelompok mata pelajaran yang difungsikan membentuk peserta
didik sebagai individu agar memiliki dasar pengetahuan yang luas dan kuat untuk
menyesuaikan diri atau beradaptasi dengan perubahan yang terjadi sosial, dilingkungan
sosial, lingkungan kerja, serta mampu mengembangkan diri sesuai dengan perkembangan
dan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.
Program adaptif berupa mata pelajaran yang lebih menitikberatkan pada pmberian
kesempatan kepada peserta didik untuk memahami dan mengusai konsep serta prinsip
dasar ilmu dan teknologi yang dapat diharapkan pada kehidupan sehari – hari atau
melandasi kompetensi untuk bekerja. Program Adaptif diberikan agar peserta didik tidak
hanya memahami dan menguasai “ apa “ dan “ Bagaimana “ suatu pekerjaan dilakukan
tetapi memahami dan mempelajari tentang “ Mengapa” hal tersebut harus dilakukan.
Program keahlian adaptif dan mata diklat hanya berlaku bagi program keahlian tertentu
sesuai dengan kebutuhan masing – masing program keahlian. Mata Pelajaran Adaptif
untuk Program Keahlian Adm. Perkantoran, Akuntansi dan Penjualan terdiri atas
1. Matematika
2. Bahasa Inggris
3. Ilmu Pengetahuan Alam ( IPA )
4. Ilmu Pengetahuan Sosial ( IPS )
5. Ketrampilan Komputer & Pengelolaan Informasi ( KKPI )
6. Kewirausahaan
Program produktif adalah kelompok mata pelajaran yang difungsikan membekali
peserrta didik agar memiliki kompetensi sesuai Standar Kompetensi Kerja Nasional
Indonesia ( SKKNI ), program produktif bersifat melayani permintaan pasar kerja,
karena itu lebih banyak ditentukan oleh dunia usaha / industri atau asosiasi profesi.
Program Produktif diajarkan secara specifik sesuai dengan kebutuhan tiap program
keahlian.
1. Alokasi waktu kelompok adaptif dan kelompok dasar kejuruan serta kelompok
D. Ketuntasan Belajar
A.Muatan Nasional
B.Muatan Kewilayahan
4 I PA 3.00 3.00 B
KELAS
X XI XII
1. Pendidikan Agama 70 75 80
2. Pendidikan 70 75 80
Kewarganegaraan
3. Penjaskes 70 75 80
4. KKPI 70 75 80
5. Kewirausahaan 70 75 80
6. Bahasa Inggri 75 75 80
7. Bahasa Indonesia 75 75 80
8. Matematika 75 75 80
9. Ekonomi
11. I PA 70 73 75
12. IPS 70 73 75
15 Produktif TKJ - - 85
17. Mulok 75 75 75
a. Kenaikan kelas didasarkan pada penilaian hasil belajar pada semester 2 ( dua ),
dengan pertimbangan seluruh SK / KD yang belum tuntas pada semester 1 ( satu )
harus dituntaskan sampai mencapai KKM yang ditetapkan sebelum akhir semester 2
( dua ).
b. Peserta didik dinyatakan tidak naik kelas ke kelas II, apabila yang bersangkutan
tidak mencapai ketuntasan belajar minimal lebih dari 4 ( empat ) mata pelajaran.
c. Peserta didik dinyatakan tidak naik kelas ke kelas III, apabila yang bersangkutan
tidak mencapai ketuntasan belajar minimal lebih dari 4 ( empat ) mata pelajaran
d. Nilai yang sudah masuk ke ketua program keahlian pada semester 2 ( dua ) adalah
nilai
e. Kehadiran siswa tanpa keterangan ( alpha ) dalam 2 ( dua ) semester minimal 24kali
untuk mata pelajaran Agama, Pkn, dan Bahasa Indonesia, tidak kurang dari KKM.
F. KRITERIA KELULUSAN
Kelulusan peserta didik dari SMK Guna Dharma ditentukan oleh sekolah
berdasarkan rapat Dewan Guru dengan menggunakan kriteria sebagai berikut:
1) Menyelesaikan seluruh program pembelajaran;
2) memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata pelajaran
kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kelompok mata pelajaran
kewarganegaraan dan kepribadian, kelompok mata pelajaran estetika, dan kelompok
mata pelajaran, olahraga,dan kesehatan;
3) lulus ujian sekolah/madrasah untuk kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan
dan teknologi;dan
4) lulus Ujian Nasional
KelulusanUjian Nasional ditentukan sebagai berikut :
5) Peserta didik dinyatakan lulus US SMK apabila peserta didik telah memenuhi
kriteria kelulusan yang ditetapkan oleh satuan pendidikan berdasarkan perolehan
Nilai Sekolah.
6) Nilai Sekolah sebagaimana dimaksud pada nomor 1 diperoleh dari gabungan antara
nilai Ujian Sekolah dan nilai rata-rata rapor semester 3, 4, dan 5 untuk SMK dengan
pembobotan 60% untuk nilai Ujian Sekolah dan 40% untuk nilai rata-rata rapor.
10) Pembulatan nilai gabungan nilai Sekolah dan nilai rapor dinyatakan dalam bentu
kdua desimal, apabila decimal ketiga≥ 5 maka dibulatkan keatas.
11) Pembulatan nilai akhir dinyatakan dalam bentuk satu desimal, apabila desimal
kedua ≥ 5 maka dibulatkan keatas.
12) Peserta didik dinyatakan lulus UN apabila nilai rata-rata dari semua NA sebagaimana
dimaksud pada butir nomor 4 mencapai paling rendah 5,5 (lima koma lima)dan nilai
setiap mata pelajaran paling rendah 4,0(empat koma nol).
bertujuan untuk memantau proses dan kemajuan belajar peserta didik serta
a. Proses penilaian diawali dengan mengkaji silabus sebagai acuan dalam membuat
rancangan dan kriteria penilaian pada awal semester. Setelahmenetapkan kriteria
penilaian, pendidik memilih teknik penilaian sesuaidengan indikator dan
mengembangkan instrumen serta pedomanpenyekoran sesuai dengan teknik
penilaian yang dipilih.
b. Pelaksanaan penilaian dalam proses pembelajaran diawali
denganpenelusuran dan diakhiri dengan tes dan/atau nontes.
Penelusurandilakukan dengan menggunakan teknik bertanya untuk
mengeksplorasipengalaman belajar sesuai dengan kondisi dan tingkat
kemampuanpeserta didik.
c. Penilaian pada pembelajaran tematik-terpadu dilakukan dengan
mengacupada indikator dari Kompetensi Dasar setiap mata pelajaran yang
diintegrasikan dalam tema tersebut.
d. Hasil penilaian oleh pendidik dianalisis lebih lanjut untuk
mengetahuikemajuan dan kesulitan belajar, dikembalikan kepada peserta didik
disertaibalikan (feedback) berupa komentar yang mendidik (penguatan)
yangdilaporkan kepada pihak terkait dan dimanfaatkan untuk
perbaikanpembelajaran.
e. Laporan hasil penilaian oleh pendidik berbentuk:
nilai dan/atau deskripsi pencapaian kompetensi, untuk hasil
penilaiankompetensi pengetahuan dan keterampilan termasuk penilaian hasil
pembelajaran tematik-terpadu. deskripsi sikap, untuk hasil penilaian
kompetensi sikap spiritual dan sikap sosial.
f. Laporan hasil penilaian oleh pendidik disampaikan kepada kepala
sekolah/madrasah dan pihak lain yang terkait (misal: wali kelas, guru
Bimbingan dan Konseling, dan orang tua/wali) pada periode yang ditentukan.
g. Penilaian kompetensi sikap spiritual dan sosial dilakukan oleh semuapendidik
selama satu semester, hasilnya diakumulasi dan dinyatakan dalam bentuk
deskripsi kompetensi oleh wali kelas/uru kelas.
diberlakukan.
Teknik memperoleh data untuk peminatan peserta didik tersebut dapat digunakan
teknik non tes, meliputi teknik-teknik sebagai berikut :
1. Dokumentasi, sebagai teknik untuk memperoleh data prestasi belajar
berdasarkan buku raport peserta didik kelas VII, VIII, dan IX serta nilai ujian nasional
di SMP/MTs. Data ini dapat digunakan untuk analisis perkembangan belajar peserta
didik yang merupakan cerminan kesungguhan belajar, kecerdasan umum dan
kecerdasan khusus yang dimaknakan dari mata pelajaran yang ditempuh relevansinya
dengan bidang keahlian atau jenis peminatan peserta didik.
2. Angket, sebagai teknik untuk memperoleh data tentang minat belajar peserta didik
dan perhatian orang tua. Isian minat belajar peserta didik dapat dipergunakan untuk
penetapan peminatan sebab isian minat merupakan pernyataan pikiran dan perasaan
serta kemauan peserta didik.
Isian perhatian orang tua merupakan bukti tertulis yang dapat dipertanggungjawabkan
kebenaran data tersebut.
3. Wawancara, sebagai teknik yang dapat digunakan untuk mengklarifikasi
isian angket dan hal lain yang diperlukan.
4.Observasi, sebagai teknik yang dapat digunakan untuk memperoleh data
kondisi fisik dan perilaku yang nampak sebagai bahan pertimbangan dalam penetapan
peminatan peserta didik. Rambu-rambu kriteria penetapan peminatan peserta didik
sebagai berikut :
1. Peminatan Peserta Didik SMK Guna Dharma
a. Peminatan Akuntansi
1) Diutamakan bagi yang memilih peminatan Akuntansi sebagai pilihan pertama
Kurikulum untuk SMK Guna Dharma dapat memasukan pendidikan kecakapan hidup,
yang mencakup kecakapan pribadi, kecakapan akademik, dan atau kecakapan
vokasional. Pendidikan kecakapan hidup dapat merupakan bagian integral dari
pendidikan semua mata pelajaran dan atau berupa paket/modul yang direncanakan
secara khusus. Pendidikan kecakapan hidup dapat diperoleh peserta didik dari satuan
pendidikan yang bersangkutan dan atau dari satuan pendidikan formal lain dan atau
nonformal.
BAB IV.
KALENDER PENDIDIKAN
KALENDER PENDIDIKAN
A. Alokasi Waktu
Permulaan tahun pelajaran adalah waktu dimulainya kegiatan pelajaran pada awal tahun
pelajaran pada setiap satuan pendidikan.
Minggu efektif belajar adalah jumlah minggu kegiatan pembelajaran untuk setiap tahun
pelajaran pada setiap satuan pendidikan.
Waktu pembelajaran efektif adalah jumlah jam pembelajaran setiap minggu, meliputi
jumlah jam pembelajaran untuk seluruh mata pelajaran termasuk muatan lokal, di tambah
jumlah jam untuk kegiatan pengembangan diri dan extra kurikuler
Waktu libur adalah waktu yang ditetapkan untuk tidak diadakan kegiatan pembelajaran
terjadwal pada satuan pendidikan yang dilaksankan. Waktu libur dapat berbentuk jeda
tengah semester, jeda antar semester, libur akhir tahun pelajaran, hari libur keagamaan,
hari libur umum termasuk hari – hari besar nasional dan hari libur khusus.
Alokasi waktu minggu efektif, waktu libur dan kegiatan lainnya tertera pada
tabel berikut :
1. Minggu Efektif Minimum 38 jam dan =41 jam Digunakan untuk kegiatan
pembelajaran efektif pada setiap satuan
pendidikan
KALENDER PENDIDIKAN
SMK GUNA DHARMA BANDAR LAMPUNG
a.Semester I
b. Semester II
BAB V
PENUTUP
Dengan tersusunnya Kurikulum K-13 dan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ( KTSP )
SMK Guna Dharma Bandar Lampung ini diharapkan guru mempunyai kemampuan yang
memadai dalam memperdayakan alat - alat yang sesuai dengan proses pembelajaran, baik di
dalam maupun diluar kelas. Dalam hal ini tidak ada alasan bagi guru untuk tidak
melaksanakan K-13 dan KTSP, dan ini harus dijadikan sebagai berikut :
Kami menyadari dalam penyusunan K-13 dan KTSP ini tentu masih jauh dari sempurna untuk
itu sumbang saran demi perbaikan sangat diperlukan untuk sempurnanya Kurikulum ini demi
terciptanya tujuan Pendidikan Nasional. Kesulitan yang dijumpai dapat ditanyakan pada
koordinator MGMP mata pelajaran masing - masing. Semoga dengan adanya K-13 dan
KTSP SMK Guna Dharma ini dapat meningkatkan Kegiatan Belajar Mengajar lebih baik lagi,
khususnya di SMK Guna Dharma.
BIDANG KEGIATAN
Drs. P .Pandiangan, MM
DESKRIPSI TUGAS
TIM PENGEMBANG KURIKULUM
SMK GUNA DHARMA B.LAMPUNG
TP 2019/2020
A. PENAGGUNG JAWAB
a. Memberikan kebijakan-kebijakan untuk memperlancar kegiatan
b. Mengadakan kontrol terhadap kegiatan
c. Mengevaluasi kegiatan
B. KETUA
a. Menkoordinir seluruh personil dalam melaksanakan tugasnya.
b. Menganalisis anggaran pengembangan sekolah
c. Membantu kepala sekolah dalam memberikan evaluasi kegiatan
C. BIDANG KURIKULUM
a. Menyiapkan program kurikulum.
b. Memantau pelaksanaan kegiatan kurikulum
c. Membuat matriks pengembangan kurikulum
d. Menyusun jadwal kegiatan kurikulum
E. BIDANG KESISWAAN
a. Menyiapkan program kesiswaan,
b. Menyiapkan program ekstrakurikuler
c. Menyiapkan penanganan kedisiplinan siswa
F. BIDANG HUMAS
a. Menyiapkan program Humas,
b. Merencanakan Rapat dengan Komite Sekolah
c. Mendokumentasikan Hasil Rapat Sekolah maupun rapat dengan Komite,
G. BIDANG KETATAUSAHAAN
a. Menyiapkan program ketatausahaan
b. Menyiapkan administrasi tenaga pendidik dan tenaga kependidikan
c. Menyusun anggaran keuangan sekolah
H. KOMITE SEKOLAH
a. Memberikan input materi/ non materi kepada sekolah,
b. Melakukan evaluasi bersama dengan sekolah, tentang kualiatas pendidikan.
Drs P.Pandiangan, MM