Anda di halaman 1dari 117

PENYUSUN

I. Pengarah
1. Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
2. Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
3. Kepala Korps Lalu Lintas Kepolisian Negara Republik Indonesia

II. Narasumber
1. Pihak Dirjen Dikdasmen
2. AKBP Subono, S.Pd., SH, MM.
3. AKBP Aries Syahbudin, SIK, S.H., M.Hum

III. Penulis
1. Dr. Achmad Husen, M.Pd.
2. Drs. Sadar M.M.
3. Drs. Pawit Sugiri, M.Pd.

IV. Produksi
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah
Kegiatan Pembinaan Pendidikan Kewarganegaraan
Tahun Anggaran 2016
2017

Cetakan Ke-I, 2016

ISBN …………………………………
Cetakan Ke-II, 2017
ISBN 978-602-1389-30-0

ii Model Pengintegrasian Pendidikan Lalu Lintas Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila
dan Kewarganegaraan (PPKn) SD/MI Kelas III1
KATA PENGANTAR

Pendidikan merupakan salah satu strategi yang efektif sebagai penanaman nilai dan norma,
termasuk di dalamnya nilai disiplin, etika, dan budaya berlalu lintas bagi peserta didik, dalam hal ini
peserta didik pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. Mereka merupakan generasi yang
akan mengganti generasi sekarang yang menduduki berbagai jabatan, baik di pemerintahan maupun
swasta. Melalui pendidikan, proses perubahan sikap mental akan terjadi pada diri seseorang. Dengan
perubahan tersebut diharapkan generasi muda secara sadar mampu menerapkan sikap dan perilaku
disiplin, etika, dan budaya lalu lintas yang aman, selamat, tertib, dan lancar.
Penanaman nilai, norma, moral, dan etika berlalu lintas ini, menjadi lebih efektif apabila dilakukan
sejak dini, baik melalui pendidikan formal (persekolahan) maupun informal. Pelaksanaan penanaman
nilai, norma, moral, dan etika berlalu lintas di persekolahan dilakukan melalui pengintegrasian Pendidikan
Lalu Lintas (PLL) ke dalam proses pembelajaran khususnya mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan (PPKn).
Pendidikan Lalu Lintas yang diintegrasikan pada mata pelajaran PPKn dilaksanakan di satuan
pendidikan tingkat SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, dan SMK/MAK secara berkelanjutan ditekankan
pada pembentukan sikap dan perilaku tanpa mengabaikan pengetahuan dan keterampilan, serta
mengembangkan keteladanan dalam berlalu lintas. Oleh karena itu, diperlukan perencanaan,
pelaksanaan, serta penilaian proses dan hasil pembelajaran yang disusun berdasarkan peraturan
yang berlaku.
Buku Model Pengintegrasian Pendidikan Lalu Lintas ini, disusun sebagai bahan dan panduan bagi
guru, kepala sekolah, pengawas sekolah, dan Dinas Pendidikan dalam penanaman nilai, norma, moral,
dan etika berlalu lintas pada pembelajaran PPKn berdasarkan kurikulum 2013, sehingga Pendidikan
Lalu Lintas di SD/MI dapat diimplementasikan secara efektif dan efesien. Dengan demikian peserta
didik bertanggung jawab dan berperilaku disiplin berlalu lintas dalam kehidupan sehari-hari.

Jakarta, Maret 2017

Direktur Jenderal
Pendidikan Dasar dan Menengah,

Hamid Muhammad, Ph.D


NIP 195905121983111001

Model Pengintegrasian Pendidikan Lalu Lintas Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila iii
dan Kewarganegaraan (PPKn) SD/MI Kelas III
iv Model Pengintegrasian Pendidikan Lalu Lintas Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila
dan Kewarganegaraan (PPKn) SD/MI Kelas III
Model Pengintegrasian Pendidikan Lalu Lintas Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila v
dan Kewarganegaraan (PPKn) SD/MI Kelas III
vi Model Pengintegrasian Pendidikan Lalu Lintas Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila
dan Kewarganegaraan (PPKn) SD/MI Kelas III
DAFTAR ISI

Halaman
PENYUSUN ............................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ................................................................................................... iii
SAMBUTAN ................................................................................................................ v
DAFTAR ISI ................................................................................................................ vii

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................... 1


A. Latar Belakang ....................................................................................... 1
B. Dasar Hukum ......................................................................................... 3
C. Tujuan dan Sasaran ............................................................................... 4
D. Manfaat .................................................................................................. 4
E. Ruang Lingkup ....................................................................................... 5

BAB II KERANGKA KONSEPTUAL PENDIDIKAN LALU LINTAS ......................... 7


A. Konsep Pendidikan Karakter .................................................................. 7
B. Pendidikan Lalu Lintas sebagai Pendidikan Karakter ............................ 8
C. Nilai-Nilai Pembentuk Karakter .............................................................. 10
D. Dimensi dan Nilai-nilai Pembentuk Karakter Berlalu Lintas .................. 12
1. Dimensi Hukum .................................................................................. 12
2. Dimensi Sosiologi ............................................................................... 12
3. Dimensi Ekonomi ............................................................................... 14
4. Dimensi Psikologi ............................................................................... 14
5. Dimensi Politik .................................................................................... 14
E. Internalisasi Nilai-Nilai, Norma, Moral dan Etika Berlalu Lintas melalui
Pendidikan ............................................................................................. 16
F. Integrasi Nilai-Nilai Pendidikan Lalu Lintas Melalui Kegiatan
Pembelajaran ......................................................................................... 19
1. Integrasi Melalui Kegiatan Pembelajaran Mata Pelajaran .................. 20
2. Integrasi Melalui Muatan Lokal .......................................................... 21
3. Integrasi Melalui Pengembangan Diri ................................................ 21
G. Dukungan Politik .................................................................................... 22

BAB III TELAAH KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN


PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN (PPKn) SD/MI KELAS III
TERHADAP PENDIDIKAN LALU LINTAS .................................................. 23

BAB IV MODEL PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN LALU LINTAS
KE DALAM MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN
KEWARGANEGARAAN (PPKn) SD/MI KELAS III ...................................... 33
A. Pengintegrasian Nilai, Norma, Moral dan Etika Berlalu Lintas dalam
Pengembangan Materi Pembelajaran .................................................... 33
B. Pengintegrasian Nilai, Norma, Moral dan Etika Berlalu Lintas Dalam
Pengembangan Silabus ......................................................................... 75
C. Pengintegrasian Nilai, Norma, Moral dan Etika Berlalu Lintas dalam
Pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ............... 91

BAB V PENUTUP ................................................................................................... 105

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 107

Model Pengintegrasian Pendidikan Lalu Lintas Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila vii
dan Kewarganegaraan (PPKn) SD/MI Kelas III
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 31 ayat (3) mengamanatkan
bahwa pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan suatu sistem pendidikan nasional, yang
meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa, yang diatur dengan Undang-undang. Atas dasar amanat tersebut telah diterbitkan Undang-
Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas).
Undang-Undang Sisdiknas Pasal 2 menyatakan bahwa pendidikan nasional berdasarkan
Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Selanjutnya Pasal 3
menegaskan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional tersebut diperlukan profil kualifikasi kemampuan
lulusan yang dituangkan dalam standar kompetensi lulusan. Penjelasan Pasal 35 UU Sisdiknas
menyebutkan bahwa standar kompetensi lulusan merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang
mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan peserta didik yang harus dipenuhinya atau
dicapainya dari suatu satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. Lebih lanjut
dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 54 Tahun 2013 tentang Standar
Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah dinyatakan bahwa Standar Kompetensi Lulusan
terdiri atas kriteria kualifikasi kemampuan peserta didik yang diharapkan dapat dicapai setelah
menyelesaikan masa belajarnya di satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah.
Selanjutnya pada Pasal 2, Pasal 3, dan Pasal 37 Undang-Undang Sisdiknas dinyatakan bahwa
Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) merupakan salah satu muatan wajib dalam kurikulum pendidikan
dasar dan menengah. Berkaitan dengan perubahan kurikulum pada tahun 2013 maka istilah PKn
berubah menjadi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) sesuai dengan Peraturan
Meneteri Pendidikan dan Kebidayaan Republik Indonesia Nomor 69 Tahun 2013 tentang Kerangka
Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah.
PPKn sebagai salah satu mata pelajaran yang mampu memberikan kontribusi dalam solusi atas
berbagai krisis yang melanda Indonesia, terutama krisis multidimensional, antara lain kurang sadarnya
masyarakat terhadap berbagai peraturan perundangan yang berlaku seperti peraturan lalu lintas yang
dituangkan dalam UU Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Bukti kurang
sadarnya masyarakat terhadap peraturan lalu lintas tersebut dapat ditemukan pada perilaku
masyarakat pengguna jalan, contohnya menyebarang tidak melalui jembatan penyeberangan dan atau
zebra cross, menerobos tanda lampu merah, melawan arah arus lalu lintas, dan sebagainya. Akibat
pelanggaran tersebut sering terjadi kecelakaan, dan yang sangat mengenaskan kejadian itu dialami
oleh generasi muda khususnya para pelajar.
Data dari Korlantas Polri sampai dengan Desember 2014 menunjukkan bahwa pelanggaran lalu
lintas baik berupa Tilang maupun teguran sebanyak 6.714.657 yang terdiri atas 4.402.715 Tilang dan
2.311.942 Teguran. Banyaknya data penindakan tersebut masih berupa tampilan permukaan dari
jumlah sebenarnya pelanggaran lalu lintas yang terjadi di jalan, sehingga diperlukan langkah lebih
lanjut untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan arti penting berlalu lintas yang berkeselamatan.
PPKn memiliki misi mengembangkan keadaban dan membudayakan Pancasila dalam kehidupan

Model Pengintegrasian Pendidikan Lalu Lintas Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila 1
dan Kewarganegaraan (PPKn) SD/MI Kelas III 1
sehari-hari, diharapkan mampu membudayakan dan memberdayakan peserta didik agar menjadi
warganegara yang cerdas intelektual, spiritual, sosial dan emosional serta cerdas kinestetiknya dalam
berlalu lintas. Adapun fungsi PPKn adalah sebagai mata pelajaran yang memiliki misi pengokohan
kebangsaan dan penggerak pendidikan karakter; dalam hal ini adalah karakter berlalu lintas.
Kriteria kualifikasi kemampuan peserta didik untuk lulusan SMA pada aspek sikap (attitude) adalah
memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang beriman, berakhlak mulia, berilmu, percaya diri, dan
bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. Sedangkan pada aspek
pengetahuan (knowledge) adalah memiliki pengetahuan faktual, konseptual, procedural, dan meta
kognitif dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab serta dampak fenomena dan kejadian;
serta pada aspek keterampilan (skill) adalah memiliki kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan
kreatif dalam ranah abstrak dan konkret sebagai pengembangan dari yang dipelajari di sekolah secara
mandiri.
Sementara itu, dalam kehidupan masyarakat saat ini dihadapkan pada kasus-kasus pelanggaran
lalu lintas yang berakibat kepada terjadinya kecelakaan, yang sebagian besar terjadi pada generasi
muda. Oleh karena itu pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan bekerjasama
dengan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia menata kurikulum pendidikan yang mampu
menumbuhkan etika dan budaya berlalu lintas untuk menciptakan keamanan, keselamatan, ketertiban,
dan kelancaran berlalu lintas (kamseltibcarlantas). Hal ini sesuai dengan UU RI No. 22 tahun 2009
tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.
Tindak lanjut dari UU tersebut, maka dilakukan penandatanganan nota
kesepahaman/Memorandum of Understanding (MoU) antara Mendiknas dan Kapolri No: 03/III/KB/2010
dan No: B/9/III/2010 tanggal 8 Maret 2010, tentang Mewujudkan Pendidikan Berlalu Lintas dalam
Pendidikan Nasional. Kementerian Pendidikan Nasional melalui Direktorat Jenderal Manajemen
Pendidikan Dasar dan Menengah pada tahun 2010 membentuk Tim Teknis guna menyiapkan dan
mengembangkan model pendidikan lalu lintas di sekolah. Hasil dari tim tersebut adalah buku Model
Pengintegrasian Pendidikan Lalu Lintas pada Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)
SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, dan SMK/MAK.
Model pengintegrasian tersebut dibahas melalui workshop secara nasional tahun 2010 yang
dihadiri oleh pakar pendidikan, Kasubdit Dikyasa Ditlantas Polda seluruh Indonesia, Kepala Dinas
Pendidikan Provinsi, para pengawas sekolah, kepala sekolah dan guru PKn. Peserta workshop
menyepakati bahwa Model Pengintegrasian Pendidikan Lalu Lintas pada mata pelajaran PKn dapat
dilaksanakan di sekolah. Sebagai tindak lanjut dilakukan diseminasi di Kabupaten/Kota terutama di
sekolah rintisan.
Sejalan dengan perubahan kurikulum Tahun 2013 dan beberapa peraturan pendukung yang
berlaku, serta perubahan Organisasi Kemdikbud yang dituangkan dalam Peraturan Presiden No. 14
Tahun 2015 dan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 11 tahun
2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, maka terjadi
perubahan dari Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar menjadi Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar
dan Menengah.
Berkaitan dengan hal tersebut Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah menyusun
kembali Model Pengintegrasian Pendidikan Lalu Lintas melalui Kegiatan Pembinaan Pendidikan
Kewarganegaraan Tahun 2016 untuk satuan pendidikan tingkat SD/MI, SMP/MTs, dan
SMA/MA/SMK/MAK. Hasil penyempurnaan buku Model Pengintegrasian Pendidikan Lalu Lintas pada
Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) akan dipergunakan dalam
kegiatan workshop dan diseminasi, yang dijadikan sebagai dasar pembelajaran di sekolah.

2 Model Pengintegrasian Pendidikan Lalu Lintas Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila
dan Kewarganegaraan (PPKn) SD/MI Kelas III2
Secara konseptual, dapat dikemukakan bahwa PPKn adalah pengorganisasian dari disiplin ilmu-
ilmu sosial dan humaniora dengan penekanan pada pengetahuan dan kemampuan dasar tentang
hubungan antar warganegara dan warganegara dengan negara yang dilandasi keimanan dan
ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, nilai luhur dan moral budaya bangsa, memiliki rasa
kebangsaan (nasionalisme) yang kuat dengan memperhatikan keragaman agama, sosiokultural,
bahasa, dan suku bangsa, dan memiliki jiwa demokratis yang diharapkan dapat diwujudkan dalam
perilaku sehari-hari. Dengan kata lain bahwa materi/konten PPKn di Indonesia terdiri dari beberapa
disiplin ilmu yang memerlukan pengorganisasian materi secara sistematis dan pedagogik, seperti ilmu
hukum, politik, tatanegara, humaniora, moral Pancasila, psikologi, nilai-nilai budi pekerti dan disiplin
ilmu lainnya (Fajar, Arnie: Tesis 2003). Dengan demikian secara substansi mata pelajaran PPKn
terbuka terhadap perubahan dan dinamika yang berkembang dalam kehidupan masyarakat dan
negara termasuk mewadahi berbagai masalah faktual khususnya penanaman nilai, norma, moral, dan
etika berlalu lintas.

B. Dasar Hukum.
1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia.
2. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
3. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.
4. Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2011 tentang Forum Lalu Lintas
5. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 Tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah
Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan.
6. Instruksi Presiden Nomor 4 Tahun 2013 tentang Program Aksi Keselamatan Jalan di
Peraturan Presiden No. 14 Tahun 2015 tentang Perubahan Struktur Organisasi Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indoneia.
7. Memorandum of Understanding (MoU) antara Mendiknas dan Kapolri Nomor 03/III/KB/2010
dan No. B/9/III/2010 tanggal 8 Maret 2010, tentang ”Mewujudkan Pendidikan Berlalu Lintas
dalam Pendidikan Nasional.”
8. Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2012 tentang
Registrasi Identifikasi Kendaraan.
9. Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2012 tentang Surat
Ijin Mengemudi (SIM).
10. Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2012 tentang
Penggunaan Jalan Selain untuk Kegiatan Lalu Lintas.
11. Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2013 tentang
Penyidikan Kecelakaan Lalu Lintas.
12. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 54 Tahun 2013 tentang Standar
Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah.
13. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 67 Tahun 2013 tentang Kerangka
Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah.
14. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 71 Tahun 2013 tentang Buku Teks
Pelajaran Dan Buku Panduan Guru Untuk Pendidikan Dasar dan Menengah.
15. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 57 Tahun 2014 tentang Kurikulum
2013 Sekolah Dasar / Madrasah Ibtidaiyah, beserta salinannya.
16. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 103 Tahun 2014 tentang
Pembelajaran pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah
17. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2015
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
18. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2015

Model Pengintegrasian Pendidikan Lalu Lintas Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila 3
dan Kewarganegaraan (PPKn) SD/MI Kelas III 3
tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik dan Satuan Pendidikan pada Pendidikan Dasar
dan Pendidikan Menengah.

C. Tujuan dan Sasaran


Buku Model Pengintegrasian Pendidikan Lalu Lintas pada mata pelajaran PPKn ini sebagai
panduan bagi:
1. Guru SD/MI:
a. menelaah kompetensi inti dan kompetensi dasar mata pelajaran PPKn yang dapat
diintegrasikan nilai, norma, moral, dan etika berlalu lintas;
b. mengintegrasikan nilai norma, moral, dan etika berlalu lintas ke dalam materi pembelajaran
PPKn;
c. mengintegrasikan nilai, norma, moral, dan etika berlalu lintas ke dalam silabus mata pelajaran
PPKn;
d. mengintegrasikan nilai, norma, moral, dan etika berlalu lintas ke dalam Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) mata pelajaran PPKn dan;
e. mengimplementasikan pendidikan lalu lintas dalam mata pelajaran PPKn.
2. Kepala SD/MI:
a. sebagai acuan untuk melakukan supervisi klinis dalam mengimplementasikan pembelajaran
PPKn SD/MI yang terintegrasi nilai dan norma berlalu lintas;
b. sebagai acuan untuk perencanaan, pelaksanaan dan penilaian pembelajaran PPKn SD/MI
yang terintegrasi nilai dan norma berlalu lintas dan;
c. sebagai acuan dalam rangka sosialiasi pendidikan lalu lintas terhadap guru di lingkungan
sekolahnya.
3. Pengawas sekolah SD/MI:
a. sebagai acuan penyusunan perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan monitoring implementasi
pembelajaran SD/MI yang terintegrasi nilai dan norma berlalu lintas.
b. acuan supervisi akademik pembelajaran PPKn SD/MI yang terintegrasi nilai, norma, moral, dan
etika berlalu lintas.
c. acuan evaluasi dan monitoring keterlaksanaan pembelajaran PPKn SD/MI yang terintegrasi
nilai dan norma berlalu lintas.
4. Kepolisian:
a. sebagai pedoman dalam rangka melakukan kemitraan dengan satuan pendidikan;
b. sebagai acuan penyusunan perencanaan, pelaksanaan, evaluasi kemitraan pendidikan lalu
lintas di satuan pendidikan.
5. Dinas Pendidikan:
a. sebagai acuan penyusunan perencanaan, pelaksanan, evaluasi, dan monitoring program
diseminasi model pengintegrasian Pendidikan Lalu Lintas melalui mata pelajaran PPKn SD/MI
di daerah kabupaten/kota;
b. sebagai acuan dalam menyusun program anggaran daerah kabupaten/kota dalam
mengimplementasikan Pendidikan Lalu Lintas.

D. Manfaat
Setelah menggunakan model ini, guru, kepala sekolah, pengawas sekolah, dan dinas pendidikan
dapat melaksanakan hal-hal sebagai berikut:
1. Membangun kehidupan sekolah sebagai lingkungan yang tertib, dengan mengembangkan
kebiasaan (habit) taat berlalu lintas dalam kehidupan sehari-hari;
2. Membina warga sekolah agar memiliki kompetensi seluruh dimensi kewarganegaraan, yakni: (a)
sikap kewarganegaraan termasuk keteguhan, komitmen dan tanggung jawab kewarganegaraan

4 Model Pengintegrasian Pendidikan Lalu Lintas Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila
dan Kewarganegaraan (PPKn) SD/MI Kelas III4
(civic confidence, civic committment, and civic responsibility); (b) pengetahuan kewarganegaraan;
(c) keterampilan kewarganegaraan termasuk kecakapan dan partisipasi kewarganegaraan (civic
competence and civic responsibility).
3. Meningkatkan mutu penyelenggaraan pendidikan di sekolah melalui pendidikan lalu lintas yang
diintegrasikan secara sistematis dan sistemik dalam mata pelajaran PPKn.

E. Ruang Lingkup
Ruang lingkup model ini berpijak pada pemahaman lalu lintas ditinjau dari dimensi hukum,
sosiologi, ekonomi, psikologi, dan politik, yang dikemas secara pedagogis. Pengembangan model
pengintegrasian pendidikan lalu lintas pada mata pelajaran PPKn mencakup hal-hal sebagai berikut.
1. Telaah kompetensi inti dan kompetensi dasar mata pelajaran PPKn yang dapat diintegrasikan
nilai, norma, moral, dan etika berlalu lintas
2. Pengintegrasian nilai, norma, moral, dan etika berlalu lintas ke dalam materi pembelajaran
PPKn
3. Pengintegrasian nilai, norma, moral, dan etika berlalu lintas ke dalam silabus mata pelajaran
PPKn.
4. Pengintegrasian nilai, norma, moral, dan etika berlalu lintas ke dalam Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) mata pelajaran PPKn.
5. Implementasi pendidikan lalu lintas dalam mata pelajaran PPKn.

Model Pengintegrasian Pendidikan Lalu Lintas Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila 5
dan Kewarganegaraan (PPKn) SD/MI Kelas III 5
6 Model Pengintegrasian Pendidikan Lalu Lintas Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila
dan Kewarganegaraan (PPKn) SD/MI Kelas III
BAB II

KERANGKA KONSEPTUAL PENDIDIKAN LALU LINTAS

A. Konsep Pendidikan Karakter


Pendidikan karakter sebenarnya bukan hal yang baru. Sejak awal kemerdekaan, masa orde
lama, masa orde baru, dan masa reformasi sudah dilakukan dengan nama dan bentuk yang
berbeda-beda. Namun hingga saat ini belum menunjukkan hasil yang optimal, terbukti dari
fenomena sosial yang menunjukkan perilaku yang tidak berkarakter sebagaimana disebutkan di
atas pada Bab I. Dalam Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
telah ditegaskan bahwa Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia
yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Namun tampaknya upaya pendidikan yang dilakukan oleh lembaga pendidikan dan institusi
pembina lain belum sepenuhnya mengarahkan dan mencurahkan perhatian secara komprehensif
pada upaya pencapaian tujuan pendidikan nasional.
Sejak lama kita mengenal adanya mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan atau PKn
(dalam kurikulum persekolahan nama mata pelajaran ini selalu berubah, seperti civics, PMP, dan
PPKn), dan mata pelajaran Pendidikan Agama. Kedua mata pelajaran tersebut diberikan dengan
misi utama untuk membina akhlak dan budi pekerti peserta didik. Namun demikian, pembinaan
akhlak dan budi pekerti melalui kedua mata pelajaran tersebut belum membuahkan hasil yang
memuaskan. Hal ini dikarenakan: Pertama, kedua mata pelajaran tersebut cenderung lebih
berorientasi pada aspek pengetahuan mengenai nilai-nilai (pengetahuan tentang afaktif) melalui
materi/substansi mata pelajaran. Kedua, kegiatan pembelajaran pada kedua mata pelajaran
tersebut pada umumnya belum secara memadai mendorong terinternalisasinya nilai-nilai oleh
masing-masing siswa sehingga siswa berperilaku dengan karakter yang tangguh. Ketiga,
menggantungkan pembentukan watak siswa melalui kedua mata pelajaran itu saja tidak cukup.
Pengembangan karakter peserta didik perlu melibatkan lebih banyak lagi mata pelajaran, bahkan
semua mata pelajaran. Selain itu, kegiatan pembinaan kesiswaan dan pengelolaan sekolah dari
hari ke hari perlu juga dirancang dan dilaksanakan untuk mendukung pendidikan karakter.
Mengenai batasan pendidikan karakter, banyak ahli yang mengemukakan, seperti Karakter
adalah watak, tabiat, akhlak, atau kepribadian seseorang yang terbentuk dari hasil internalisasi
berbagai kebajikan (virtues) yang diyakininya dan digunakannya sebagai landasan untuk cara
pandang, berpikir, bersikap, dan bertindak.
Karakter bangsa merupakan aspek penting dari kualitas sumber daya manusia (SDM) karena
turut menentukan kemajuan suatu bangsa. Karakter yang berkualitas perlu dibentuk dan dibina
sejak usia dini. Usia dini merupakan masa emas namun kritis bagi pembentukan karakter
seseorang. Pendidikan budaya dan karakter bangsa adalah pendidikan yang mengembangkan
nilai-nilai budaya dan karakter bangsa pada diri peserta didik sehingga mereka memiliki dan
menerapkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan dirinya, sebagai anggota masyarakat, dan warga
negara yang religius, nasionalis, produktif, dan kreatif.
Thomas Lickona (seorang profesor pendidikan dari Cortland University) mengungkapkan
bahwa ada sepuluh tanda jaman yang kini terjadi, tetapi harus diwaspadai karena dapat membawa
bangsa menuju jurang kehancuran. 10 tanda jaman itu adalah:
1. meningkatnya kekerasan di kalangan remaja/masyarakat;

Model Pengintegrasian Pendidikan Lalu Lintas Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila 7
dan Kewarganegaraan (PPKn) SD/MI Kelas III 1
2. penggunaan bahasa dan kata-kata yang memburuk/tidak baku;
3. pengaruh peer-group (geng) dalam tindak kekerasan, menguat;
4. meningkatnya perilaku merusak diri, seperti penggunaan narkoba, alkohol, dan seks bebas;
5. semakin kaburnya pedoman moral baik dan buruk;
6. menurunnya etos kerja;
7. semakin rendahnya rasa hormat kepada orang tua dan guru;
8. rendahnya rasa tanggung jawab individu dan kelompok;
9. membudayanya kebohongan/ketidakjujuran, dan
10. adanya rasa saling curiga dan kebencian antar sesama.
Menurut Simon Philips (2008), karakter adalah kumpulan tata nilai yang menuju pada suatu
sistem, yang melandasi pemikiran, sikap, dan perilaku yang ditampilkan. Sedangkan Doni
Koesoema A dalam Bambang Indrianto (2010) memahami bahwa karakter sama dengan
kepribadian. Kepribadian dianggap sebagai ”ciri, atau karakteristik, atau gaya, atau sifat khas dari
diri seseorang yang bersumber dari bentukan-bentukan yang diterima dari lingkungan,
Sementara Winnie, dalam Puskur (2010) memahami bahwa istilah karakter memiliki dua
pengertian tentang karakter. Pertama, ia menunjukkan bagaimana seseorang bertingkah laku.
Apabila seseorang berperilaku tidak jujur, kejam, atau rakus, tentulah orang tersebut
memanifestasikan perilaku buruk. Sebaliknya, apabila seseorang berperilaku jujur, suka menolong,
tentulah orang tersebut memanifestasikan karakter mulia. Kedua, istilah karakter erat kaitannya
dengan ‘personality’. Seseorang baru bisa disebut ‘orang yang berkarakter’ (a person of character)
apabila tingkah lakunya sesuai kaidah moral.
Karakter adalah cara berpikir dan berperilaku yang menjadi ciri khas setiap individu untuk hidup
dan bekerja sama, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa dan negara. Individu
yang berkarakter baik adalah individu yang bisa membuat keputusan dan siap mempertanggung
jawabkan tiap akibat dari keputusan yang ia buat” (Prof. Suyanto, Ph.D, 2010)
Sedangkan Imam Ghozali, dalam Pendidikan Karakter Berbasis Tasawuf (2013) menganggap
bahwa karakter lebih dekat dengan akhlaq, yaitu spontanitas manusia dalam bersikap, atau
melakukan perbuatan yang telah menyatu dalam diri manusia sehingga ketika muncul tidak perlu
dipikirkan
Berdasarkan pendapat di atas difahami bahwa karakter itu berkaitan dengan kekuatan moral,
berkonotasi ‘positif’, bukan netral. Jadi, ‘orang berkarakter’ adalah orang yang mempunyai kualitas
moral (tertentu) positif. Dengan demikian, pendidikan membangun karakter, secara implisit
mengandung arti membangun sifat atau pola perilaku yang didasari atau berkaitan dengan dimensi
moral yang positif atau baik, bukan yang negatif atau buruk. Hal ini didukung oleh Peterson dan
Seligman, dalam Gedhe Raka, (2007:5) yang mengaitkan secara langsung ’character strength’
dengan kebajikan. Character strength dipandang sebagai unsur-unsur psikologis yang
membangun kebajikan (virtues). Salah satu kriteria utama dari ‘character strength’ adalah bahwa
karakter tersebut berkontribusi besar dalam mewujudkan sepenuhnya potensi dan cita-cita
seseorang dalam membangun kehidupan yang baik, yang bermanfaat bagi dirinya, orang lain, dan
bangsanya.

B. Pendidikan Lalu Lintas sebagai Pendidikan Karakter


Perilaku pelanggaran lalu lintas dapat berawal dari hal kecil yang dianggap biasa akibat
ketidaktahuan, niat, dan terbukanya kesempatan. Hal yang semula kecil dan dianggap biasa
tersebut dapat meluas, dan meluasnya tindak pelanggaran lalu lintas bukan saja karena ada
kesempatan, namun juga akibat pendidikan dan pengasuhan yang kurang berdaya melakukan
pencegahan melalui penguatan kontrol diri setiap individu. Hal lain yang memungkinkan tumbuh
suburnya perilaku pelanggaran adalah kebiasaan-kebiasaan kita atau orang tua memboncengkan

8 Model Pengintegrasian Pendidikan Lalu Lintas Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila
dan Kewarganegaraan (PPKn) SD/MI Kelas III2
atau mengantar anak ke sekolah tanpa helm, melawan arus karena jaraknya pendek, dan tradisi
”jalan-jalan cari angin sore hari”. Lama kelamaan hal ini mejadi kebiasaan. Kebiasaan itu
diperparah dengan tumbuhnya sikap individualis dan masa bodoh dengan kepentingan orang lain.
Hal-hal di atas, secara kultural, sangat mendukung munculnya tindakan pelanggaran lalu lintas.
Untuk mengatasinya, diperlukan pendekatan kultural dalam pendidikan.
Pendidikan adalah proses internalisasi budaya ke dalam diri seseorang dan masyarakat
sehingga membuat orang dan masyarakat jadi beradab. Pendidikan bukan merupakan sarana
transfer ilmu pengetahuan saja, tetapi lebih luas lagi yakni sebagai sarana penanamran nilai dan
pembudayaan (internalisasi enkulturisasi). Anak harus mendapatkan pendidikan yang menyentuh
dimensi dasar kemanusiaan. Dimensi kemanusiaan itu mencakup sekurang-kurangnya tiga hal
paling mendasar, yaitu: (1) afektif yang tercermin pada kualitas keimanan, ketakwaan, akhlak mulia
termasuk budi pekerti luhur serta kepribadian unggul, dan kompetensi estetis; (2) kognitif yang
tercermin pada kapasitas pikir dan daya intelektualitas untuk menggali dan mengembangkan serta
menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi; dan (3) psikomotorik yang tercermin pada
kemampuan mengembangkan keterampilan teknis, kecakapan praktis, dan kompetensi kinestetis.
Untuk memudahkan kita dalam merancang program pendidikan lalu lintas, diperlukan
pemahaman terhadap faktor-faktor penyebab mengapa terjadi pelanggaran lalu lintas. Pada
umumnya kecelakaan diawali karena terjadinya pelanggaran lalu lintas. Masyarakat sebenarnya
sangat memahami resiko apabila melakukan pelanggaran lalu lintas, namun pelanggaran lalu
lintas telah menjadi sesuatu hal yang dianggap biasa oleh masyarakat. Tingkat kesadaran akan
kepatuhan terhadap peraturan berlalu lintas masih tergolong rendah. Rendahnya kesadaran
masyarakat akan kepatuhan terhadap peraturan lalu lintas dipengaruhi oleh beberapa faktor antara
lain:

1. Tingkat stres pengguna jalan.


Pada umumnya di kota-kota besar, tingkat persaingan hidup semakin tinggi. Kota besar telah
menjadi magnet masyarakat untuk berlomba mencari kehidupan, sementara itu biaya hidup di kota
besar yang sangat tinggi tidak diimbangi dengan penghasilan yang memadai. Salah satu
permasalahan yang dihadapi adalah jauhnya lokasi tempat tinggal dengan tempat bekerja.
Kepadatan arus lalu lintas yang dihadapi pengguna jalan untuk beraktifitas dengan jarak yang
jauh telah meningkatkan tingkat stress pengguna jalan. Akibat meningkatnya stress menyebabkan
terjadi kencendrungan agresifitas dan sikap intolerance di jalan dengan mengabaikan peraturan
lalu lintas yang ada. Kondisi stres telah merubah pengguna jalan yang tertib, santun dan beretika
menjadi pengguna jalan yang pada akhirnya menggunakan segala cara untuk secepat mungkin
mencapai lokasi yang dituju, termasuk melakukan pelanggaran lalu lintas.

2. Kepatuhan karena ketakutan dan bukan kesadaran.


Faktor ini menjadi pemandangan sehari hari yang dapat dijumpai di jalan. Penguna jalan
cenderung berlaku tertib pada saat melintasi ruas jalan tertentu yang terawasi atau terjaga dengan
baik. Pada saat melintasi persimpangan yang terdapat petugas Polisi berjaga terjadi
kecenderungan pengguna jalan lebih tertib dan mentaati peraturan dibanding melintasi ruas
tertentu yang tidak terawasi atau tidak ada Petugas Polisi yang sedang bertugas. Kesadaran
bahwa berperilaku tertib dalam berlalu lintas didasari atas tujuan keamanan dan keselamatan di
jalan belum menjadi prioritas dalam berlalu lintas.

3. Sikap permisive masyarakat.


Permisive berarti sikap, pandangan, dan pendirian yang berpendapat bahwa segala cara hidup,
perilaku, perbuatan, juga yang melanggar prinsip, norma, dan peraturan etis boleh saja

Model Pengintegrasian Pendidikan Lalu Lintas Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila 9
dan Kewarganegaraan (PPKn) SD/MI Kelas III 3
dilakukan. Orang hidup baik boleh, jahat juga boleh. Orang berperilaku etis baik silakan, buruk
tidak dilarang. Dengan demikian, di mata orang permisivistis yang baik dan yang buruk itu sama
saja. Prinsip etis untuk hidup baik atau buruk itu tidak ada.
Dalam kehidupan sehari hari sikap ini banyak diterapkan pada perilaku berlalu lintas; sebagai
contoh banyaknya orang tua pada saat ini dengan alasan kepraktisan telah membelikan bahkan
mengijinkan anak di bawah umur untuk mengendarai kendaraan bermotor, padahal fisik, mental
maupun pengetahuan anak tersebut belum memadai untuk dapat berlalu lintas di jalan. Dengan
alasan kegiatan keagamaan banyak masyarakat tidak lagi menggunakan helm saat mengendarai
sepeda motor untuk menuju lokasi tempat ibadah dan masih banyak contoh pelanggaran lainnya
karena sikap permissive masyarakat.

4. Kurangnya pengetahuan tata cara dan peraturan berlalu lintas.


Masyarakat pada umumnya dapat mengendarai kendaraan bermotor, namun dapat
mengendarai tidak disertai dengan pemahaman atau pengetahuan tentang tata cara dan peraturan
berlalu lintas, bahkan untuk pengguna kendaraan bermotor yang telah memiliki SIM. Masyarakat
merasa setelah memiliki ijin mengemudi telah merasa memiliki kemampuan untuk dapat
mengendarai kendaraan tapi tanpa disaradi tidak memiliki pengetahuan yang cukup tentang tata
cara berlalu lintas. Kurangnya pengetahuan tentang tata dan peraturan berlalu lintas menjadi salah
satu faktor terjadinya pelanggaran lalu lintas yang tidak disadari oleh pengguna jalan tersebut,
bahkan sering menjadi penyebab terjadinya kecelakaan lalu lintas.

5. Sanksi hukum bagi pelanggar yang tidak membuat efek jera dan menyadarkan.
Kegiatan penegakan hukum lalu lintas sudah sangat sering dilakukan baik kegiatan rutin
maupun kegiatan operasi yang khusus dilaksanakan untuk menertibkan pengguna jalan, namun
seakan kegiatan tersebut tidak memberikan dampak yang cukup untuk merubah perilaku
masyarakat dalam berkendara. Salah satu penyebabnya adalah sanksi hukum yang diterapkan
bagi pelangggar aturan lalu lintas belum dapat diterapkan secara maksimal dan menimbulkan efek
jera serta menyadarkan masyarakat.
Kegiatan penegakan hukum berupa sanksi tilang, penderekan mobil yang parkir sembarangan,
pencabutan KIR / ijin trayek belum dapat dilaksanakan secara maksimal karena beberapa faktor
baik ekonomi, sosial budaya maupun sarana dan prasarana penegakan hukum yang memadai.

6. Perilaku berlalu lintas yang tidak baik menjadi contoh bagi anak.
Tanpa disadari orang tua maupun orang yang telah dewasa telah memberi contoh maupun
menanamkan perilaku tidak tertib berlalu lintas kepada anak. Penggunaan Handphone saat
berkendara, tidak menggunakan safety belt maupun helm dapat dilihat dan menjadi role model
bagi anak. Pada akhirnya menjadi perilaku yang dianggap benar oleh anak pada saatnya sebagai
pengguna jalan.
Fenomena tersebut merupakan gambaran beberapa hal yang menyebabkan terjadinya
pelanggaran lalu lintas sehingga menjadi sesuatu yang “biasa” dalam berlalu lintas.

C. Nilai-Nilai Pembentuk Karakter


Sebagaimana diutarakan sebelumnya, Pendidikan Lalu Lintas (PLL) pada hakikatnya
merupakan bagian dari pendidikan karakter. Sejak akhir tahun 2009, Pusat Kurikulum dan
Perbukuan Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
dengan melibatkan semua komponen unsur utama lainnya di Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan telah menghasilkan Pedoman Penyelanggaraan Pendidikan Budaya dan Karakter
Bangsa. Dalam Panduan itu telah disimpulkan 18 nilai-nilai utama sebagai pembentuk budaya dan

10 Model Pengintegrasian Pendidikan Lalu Lintas Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila
dan Kewarganegaraan (PPKn) SD/MI Kelas III4
karakter bangsa. Ke-18 nilai tersebut merupakan hasil kristalisasi dari puluhan nilai-nilai luhur yang
berkembang dalam budaya di nusantara ini. Nilai-nilai luhur tersebut dikelompokkan berdasarkan
kategori-kategori yang memudahkan satuan pendidikan dalam mengimplementasikannya.
Delapan belas yang dimaksud dapat dilihat pada tabel berikut:
No Nilai Deskripsi
1. Religius Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama
yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain,
dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain.
2. Jujur Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai
orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan
pekerjaan.
3. Toleransi Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku,
etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari
dirinya.
4. Disiplin Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai
ketentuan dan peraturan.
5. Kerja Keras Perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam
mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas, serta
menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya.
6. Kreatif Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil
baru dari sesuatu yang telah dimiliki.
7. Mandiri Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain
dalam menyelesaikan tugas-tugas.
8. Demokratis Cara berfikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan
kewajiban dirinya dan orang lain.
9. Rasa Ingin Tahu Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih
mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat, dan
didengar.
10. Semangat Kebangsaan Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan
kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan
kelompoknya.
11. Cinta Tanah Air Cara berfikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan,
kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa,
lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa.
12. Menghargai Prestasi Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan
sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta
menghormati keberhasilan orang lain.
13. Bersahabat/Komuniktif Tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul, dan
bekerja sama dengan orang lain.
14. Cinta Damai Sikap, perkataan, dan tindakan yang menyebabkan orang lain
merasa senang dan aman atas kehadiran dirinya.
15. Gemar Membaca Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan
yang memberikan kebajikan bagi dirinya.
16. Peduli Lingkungan Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan
pada lingkungan alam di sekitarnya, dan mengembangkan upaya-
upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi.
17. Peduli Sosial Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang
lain dan masyarakat yang membutuhkan.
18. Tanggung-jawab Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan
kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri,
masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara dan
Tuhan Yang Maha Esa.

Sekolah dapat memilihi beberapa nilai yang dijadikan sebagai prioritas, misalnya kejujuran,
disiplin, tanggung jawab, peduli, dan sebagainya. Penetapan prioritas itu didasarkan pada analisis
kebutuhan setiap satuan pendidikan. Berdasarkan hasil rintisan pada tahun 2010, maka Pusat
Kurikulum dan Perbukuan melakukan revisi panduan tersebut dengan penekanan bahwa setiap
sekolah dapat memilih nilai-nilai tertentu sebagai prioritas. Penetapan prioritas dapat dimulai dari

Model Pengintegrasian Pendidikan Lalu Lintas Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila 11
dan Kewarganegaraan (PPKn) SD/MI Kelas III 5
hal yang sederhana, esensial, dan mudah dilakukan sesuai dengan kondisi masing-masing
sekolah/wilayah. Hal-hal yang sederhana dan mudah dilakukan itu antara lain dengan mewujudkan
lingkungan yang bersih, rapih, nyaman, disiplin, dan sopan santun. Hal ini menekankan bahwa
pendidikan karakter dianggap sangat penting dalam keseluruhan proses pembelajaran di sekolah.
Pola pikir tersebut dapat digambarkan melalui diagram berikut:

D. Dimensi dan Nilai-Nilai Pembentuk Karakter Etika Berlalu Lintas

Sikap dan perilaku berlalu lintas dapat dikaji dari dimensi: hukum, sosiologi, ekonomi, psikologi,
dan politik.

1. Dimensi Hukum
Keberhasilan pemerintah dan kekuasaan suatu negara seperti Indonesia salah satu
indikatornya adalah bagaimana kebijakan negara dan aparatnya dapat mencegah dan
memberantas pelanggaran dalam segala bentuk (termasuk pelanggaran lalu lintas) secara
optimal. Terkait dengan ini maka sistem hukum secara periodik perlu terus-menerus ditelaah
sebagai kesatuan yang meliputi tindakan re-evaluasi, reposisi, dan pembaharuan struktur,
substansi hukum khususnya budaya hukum sebagai cermin etika dan integritas penegakan
hukum. Budaya hukum merupakan aspek penting yang melihat bagaimana masyarakat
menganggap ketentuan sebagai civic-minded, sehingga masyarakat selalu taat dan menyadari
betapa pentingnya hukum sebagai regulasi.
Dimensi hukum sebagai cerminan penghargaan dan ketaatan pada nilai, norma, moral dan
etika, mengarahkan sikap dan perilaku berlalu lintas agar terwujud kedisiplinan, kepatuhan, dan
ketaatan pada undang-undang, khususnya UU No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan, antar lain:
a. Menaati rambu-rambu lalu lintas
b. Menaati marka jalan lalu lintas
c. Menaati isyarat pengatur lalu lintas
d. Menunjukkan kelengkapan pengamanan diri dalam berlalu lintas
e. Mentaati peraturan perundangan berlalu lintas sesui UU RI No. 22 Tahun 2009 tentang lalu
lintas dan angkutan jalan.
f. Menaati Inpres Nomor 4 Tahun 2013 tentang Dekade Aksi Keselamatan Jalan.
g. Menaati perkap Polri nomor 9 Tahun 2012 tentang Surat Ijin Mengemudi.
h. Menati perkap Polri nomor 10 Tahun 2012 tentang Penggunaan Jalan selain untuk kegiatan
lalu lintas.

2. Dimensi Sosiologi
Pada prinsipnya sosiologi merupakan cabang ilmu sosial yang mempelajari masyarakat dan

12 Model Pengintegrasian Pendidikan Lalu Lintas Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila
dan Kewarganegaraan (PPKn) SD/MI Kelas III6
pengaruhnya terhadap kehidupan manusia, meliputi: sifat, perlaku, dan perkembangan
masyarakat dalam arti pembangunan. Allan Jhonson (Wikipedia, ensiklopedia bebas-Sosiologi
23/02/2008), mengemukakan bahwa sosiologi adalah ilmu yang mempelajari kehidupan dan
perilaku, terutama dalam kaitannya dengan suatu sistem sosial dan bagaimana sistem tersebut
mempengaruhi orang dan bagaimana pula orang yang terlibat didalamnya mempengaruhi sistem
tersebut.
Manusia sebagai mahluk sosial, dalam kehidupan bermasyarakat sangat membutuhkan
keberadaan orang lain dengan mengadakan hubungan sosial. Hubungan sosial tersebut dapat
terjadi karena adanya kontak dan interaksi dari berbagai perilaku manusia, inilah yang disebut
sebagai interaksi sosial. Berkaitan dengan hal tersebut, pelanggaran lalu lintas merupakan salah
satu konsekuensi dari interaksi antar individu, baik dalam bentuk individu maupun kelompok yang
merupakan wujud dari penyimpangan sosial.
Penyimpangan sosial dapat dilakukan secara individu (individual deviation), yaitu tindak
pelanggaran dengan tidak peduli terhadap peraturan atau norma yang berlaku secara umum
dalam lingkungan masyarakat sehingga menimbulkan kerugian, keresahan, ketidakamanan,
ketidaknyamanan atau bahkan menyakiti. Sedangkan penyimpangan yang berbentuk kelompok
atau kolektif (group deviation) merupakan suatu perilaku menyimpang yang dilakukan oleh
kelompok orang secara bersama-sama dengan melanggar norma-norma yang berlaku dalam
masyarakat. Akibat yang ditimbulkannya sama dengan penyimpangan yang dilakukan secara
individu. Bentuk penyimpangan sosial secara kelompok dapat terjadi dengan adanya pergaulan
atau pertemanan sekelompok orang yang menimbulkan solidaritas antar anggotanya sehingga
mau tidak mau terkadang harus ikut dalam tindak pelanggaran kelompok.
Dengan adanya penyimpangan sosial tersebut perlu adanya pengendalian sosial, yaitu suatu
upaya yang ditempuh sekelompok orang atau masyarakat melalui mekanisme tertentu untuk
mencegah dan meluruskan anggota masyarakat yang berperilaku menyimpang/membangkang
serta mengajak dan mengarahkannya untuk berperilaku dan bersikap sesuai norma dan nilai yang
berlaku. Pengendalian sosial tersebut dapat dilaksanakan melalui jalur hukum (yang harus kita
lakukan), norma-norma (yang biasanya kita lakukan), dan petunjuk moral (yang seharusnya kita
lakukan).
Soerjono Soekanto (www.dikmenum.go.id. 08/07/2008), menyatakan bahwa pengendalian
sosial adalah suatu proses baik yang direncanakan atau tidak direncanakan, yang bertujuan untuk
mengajak, membimbing atau bahkan memaksa warga masyarakat agar mematuhi nilai-nilai dan
kaidah-kaidah yang berlaku. Dengan demikian, pengendalian sosial meliputi proses sosial yang
direncanakan maupun tidak direncanakan (spontan) untuk mengarahkan seseorang atau
kelompok orang. Selain itu pengendalian sosial pada dasarnya merupakan sistem dan proses
yang mendidik, mengajak dan bahkan memaksa warga masyarakat untuk berperilaku sesuai
dengan norma-norma sosial.
Berkaitan dengan pelanggaran lalu lintas yang merupakan salah satu bentuk penyimpangan
sosial, maka dalam hal ini perlu dilakukan pengendalian sosial melalui sistem mendidik dan
mengarahkan melalui mekanisme tertentu. Mendidik dimaksudkan agar dalam diri seseorang
terdapat perubahan sikap dan tingkah laku untuk bertindak sesuai dengan norma-norma yang
berlaku yaitu bersikap disiplin, bertanggung jawab, santun, peduli, dan beretika dalam berlalu
lintas.
Dimensi sosial sebagai aspek kehidupan yang menempatkan manusia pada komunitas yang
setara, mengarahkan sikap dan perilaku berlalu lintas agar lebih menampilkan karakter santun,
peduli dan toleransi pada sesama, antara lain:

Model Pengintegrasian Pendidikan Lalu Lintas Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila 13
dan Kewarganegaraan (PPKn) SD/MI Kelas III 7
a. Memiliki sikap perilaku saling menghormati sesama pengguna jalan
b. Menampilkan sikap perilaku untuk tidak menyalah gunakan fungsi jalan dan badan jalan untuk
kegiatan selalin kegiatan berlalu lintas.
c. Menerapkan norma dan moral etika berlalu lintas secara baik dan benar.
d. Menunjukkan sikap rela berkorban untuk memberi kesempatan pengguna jalan lain.
e. Memberi kesempatan bagi penyeberang jalan

3. Dimensi Ekonomi
Pelanggaran lalu lintas kalau dikaji secara mendalam, dapat mempersulit pembangunan
ekonomi dan mengurangi kualitas pelayanan pemerintahan, antara lain dengan membuat distorsi
(kekacauan) dan ketidak efisienan yang tinggi. Sebagai contoh, akibat pelanggaran dapat
menimbulkan kemacetan, sehingga sampai di tempat pekerjaan terlambat yang pada akhirnya
menyebabkan pelayanan kepada masyarakat tertunda. Akibat lebih lanjut target pekerjaan tidak
tercapai, sehingga terjadi kemubadziran baik dari segi waktu maupun sarana-prasarana, dan
pemborosan tenaga dan biaya. Hal ini menimbulkan biaya hidup yang lebih tinggi dan harga-harga
menjadi lebih mahal. Akibatnya daya beli masyarakat rendah, sehingga angka kemiskinan
meningkat.
Dimensi ekonomi yang menempatkan pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya sebagai
sarana pemenuhan kebutuhan manusia, mengarahkan sikap dan perilaku berlalu lintas agar dapat
menghemat, efisien, dan efektif dalam perjalanan, yakni:
a. Menunjukan sikap perilaku hemat dalam perjalanan
b. Memiliki sikap perilaku efektif dalam perjalanan.
c. Memiliki sikap perilaku efisien dalam transportasi.

4. Dimensi Psikologi
Dimensi psikologis menjadi bagian penting yang perlu dikembangkan dalam metode
pembelajaran. Dimensi psikologis yang meliputi persepsi, intelegensi, motivasi, maupun prestasi
siswa dapat dijadikan sarana untuk membuat pembelajaran yang menyenangkan. Terkait dengan
pendidikan lalu lintas, demensi psikologi mengarahkan terbentuknya sikap dan perilaku berlalu
lintas yang lebih mengedapankan pemahamanan akan kebutuhan hakiki mnusia, antara lain:
a. Memiliki sikap perilaku lebih mengutamakan rasa aman
b. Memiliki sikap perilaku lebih mengutamakan rasa nyaman.
c. Menampilkan sikap perilaku lebih mengutamakan ketertiban, sesama pengguna jalan
d. Menampilkan sikap perilaku lebih mengutamakan kelancaran sesama pengguna jalan
e. Menampilkan sikap perilaku lebih mengutamakan keselamatan sesama pengguna jalan

5. Dimensi Politik
Salah satu prosedur kelembagaan untuk mencapai keputusan politik adalah demokrasi. Untuk
memperoleh suatu keputusan yang demokratis, suatu lembaga harus mengikutsertakan individu
untuk memberikan aspirasi. Berdasarkan aspirasi tersebut, setiap individu berhak bersaing dengan
sehat dan rasional untuk mendapatkan suara rakyat, misalnya hak setiap individu untuk
berkampanye dalam rangka pemilihan umum yang bertujuan untuk mendapatkan simpati dan
pengikut yang dapat mendukungnya. Berkaitan dengan hal ini, Schumpeter (1947: 5)
mengemukakan tentang teori demokrasi yang disebut dengan “Metode Demokratis”, yaitu
prosedur kelembagaan untuk mencapai keputusan politik yang di dalamnya individu memperoleh
kekuasaan untuk membuat keputusan melalui perjuangan kompetitif dalam rangka memperoleh
suara rakyat.

14 Model Pengintegrasian Pendidikan Lalu Lintas Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila
dan Kewarganegaraan (PPKn) SD/MI Kelas III8
Politik sebagai aspek kehidupan yang terkait dengan penggunaan/ pemanfaatan wewenang
dan kekuasaan, mengarahkan sikap dan perilaku berlalu lintas lebih mempertimbangkan dan
mengutamakan kepentingan umum (public), antara lain:
a. Membuat keputusan dalam menggunakan jalan dengan memperhatikan kepentingan dan
keselamatan orang lain.
b. Melaksanakan kebijakan lalu lintas berdasarkan kepentingan umum.
c. Ikut serta dalam mengawasi pelaksanaan kebijakan lalu lintas secara adil.
d. Menampilkan peran serta warga masyarakat dalam menjaga keamanan dan keselamatan
bersama dalam berlalu lintas.
Pembentukan sikap dan perilaku berlalu lintas yang disiplin, bertanggung jawab, santun, peduli,
dan beretika didasarkan pada nilai, norma, moral, dan etika sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku. Perilaku tersebut harus dilandasi oleh niat dan semangat untuk
mewujudkan keamanan, keselamatan, ketertiban, dan kelancaran berlalu lintas sehingga terwujud
cita-cita dan tujuan nasional bangsa Indonesia yang dituangkan dalam Pembukaan UUD Negara
Republik Indonesia Tahun 1945, yaitu mewujudkan masyarakat adil, makmur, dan sejahtera.
Pada tahun 2010, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan bersama-sama dengan Kepolisian
Republik Indonesia mengadakan MoU sebagai implementasi amanat Undang-undang No. 22
Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Realisasi dari MoU tersebut dibentuklah
suatu Tim yang ditugasi mengembangkan Pendidikan Lalu Lintas pada satuan pendidikan.
Berdasarkan kajian Tim, disepakati nilai-nilai, norma, moral, dan etika berlalu lintas untuk
membangun karakter berlalu lintas yang berdisiplin, bertanggung jawab, santun, peduli, dan
beretika dalam berlalu lintas.
Dengan demikian, pelaksanaan pendidikan lalu lintas pada satuan pendidikan harus mengacu
pada dimensi dan indikator serta nilai-nilai, norma, moral, dan etika berlalu lintas sebagaimana
tergambar pada tabel berikut:

Tabel 1

DIMENSI DAN INDIKATOR SERTA NILAI, NORMA, MORAL, DAN ETIKA BERLALU LINTAS

PENDIDIKAN LALU LINTAS

DIMENSI DAN INDIKATOR NILAI, NORMA, MORAL, DAN ETIKA BERLALU LINTAS

1. Hukum: DISIPLIN: tata tertib, ketaatan (kepatuhan) pada peraturan,


a. Menaati rambu-rambu lalu lintas tepat waktu, tertib, dan konsisten.
b. Menaati marka jalan lalu lintas TANGGUNG JAWAB: keadaan wajib menanggung segala
c. Menaati isyarat pengatur lalu lintas sesuatunya (kalau terjadi apa-apa boleh dituntut,
d. Menunjukkan kelengkapan pengamanan diri dipersalahkan, diperkarakan, dsb. Misalnya berani dan
dalam berlalu lintas siap menerima resiko, amanah, tidak mengelak, dan
e. Mentaati peraturan perundangan berlalu berbuat yang terbaik), hak fungsi menerima
lintas sesui UU RI No. 22 Tahun 2009 pembebanan sebagai akibat sikap pihak sendiri atau
tentang lalu lintas dan angkutan jalan. pihak lain, melaksanakan dan menyelesaikan tugas
f. Menaati Inpres Nomor 4 Tahun 2013 tentang dengan sungguh-sungguh.
Dekade Aksi Keselamatan Jalan. ADIL: sama berat, tidak berat sebelah, tidak memihak /tidak
g. Menaati perkap Polri nomor 9 Tahun 2012 pilih kasih, berpihak/berpegang kepada kebenaran,
tentang Surat Ijin Mengemudi. sepatutnya, tidak sewenang-wenang, seimbang, netral,
h. Menati perkap Polri nomor 10 Tahun 2012 objektif dan proporsional.
tentang Penggunaan Jalan selain untuk KOMITMEN: Perjanjian, keterikatan untuk melakukan sesuatu
kegiatan lalu lintas. (yang telah disepakati), kontrak.
2. Sosiologi: KONSEKUEN: Sesuai dengan apa yang dikatakan/diperbuat,
a. Memiliki sikap perilaku saling menghormati berwatak teguh, tidak menyimpang dari apa yang sudah
sesama pengguna jalan diputuskan.

Model Pengintegrasian Pendidikan Lalu Lintas Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila 15
dan Kewarganegaraan (PPKn) SD/MI Kelas III 9
PENDIDIKAN LALU LINTAS

DIMENSI DAN INDIKATOR NILAI, NORMA, MORAL, DAN ETIKA BERLALU LINTAS

b. Menampilkan sikap perilaku untuk tidak SPORTIF: bersifat kesatria, jujur, tegak (tetap pendirian, tetap
menyalah gunakan fungsi jalan dan badan memegang keadilan).
jalan untuk kegiatan selalin kegiatan berlalu PEDULI: mengindahkan, memperhatikan (empati),
lintas. menghiraukan, menolong, toleran, setia kawan,
c. menerapkan norma dan moral etika berlalu membela, memahami, menghargai, dan
lintas secara baik dan benar. memperlakukan orang lain sebaik-baiknya.
d. Menunjukkan sikap rela berkorban untuk BIJAKSANA: selalu menggunakan akal budinya (pengalaman
memberi kesempatan pengguna jalan lain. dan pengetahuannya), arif, tajam pikiran, pandai dan
e. Memberi kesempatan bagi penyeberang hati-hati (cermat, teliti, dsb.)
jalan. IKHLAS:bersih hati, tulus hati.
3. Ekonomi: HEMAT: berhati-hati dalam membelanjakan uang, tidak boros,
a. Menunjukan sikap perilaku hemat dalam cermat.
perjalanan BERANI: mempunyai hati yang mantap dan rasa percaya diri
b. Memiliki sikap perilaku efektif dalam yang besar dalam menghadapi bahaya, kesulitan, dsb.
perjalanan. (Tidak takut, gentar, kecut) dan pantang mundur.
c. Memiliki sikap perilaku efisien dalam KESETARAAN: kesejajaran, sama tingkatan/ kedudukan,
transportasi. sebanding, sepadan, seimbang.
4. Psikologi: KEBERSAMAAN: hal bersama, seperti rasa
a. Memiliki sikap perilaku lebih mengutamakan persaudaraan/kekeluargaan, senasib sepenanggungan,
rasa aman dan merasa menjadi satu kesatuan (integritas).
b. Memiliki sikap perilaku lebih mengutamakan
rasa nyaman.
c. Menampilkan sikap perilaku lebih
mengutamakan ketertiban, sesame
pengguna jalan
d. Menampilkan sikap perilaku lebih
mengutamakan kelancaran sesame
pengguna jalan
e. Menampilkan sikap perilaku lebih
mengutamakan keselamatan sesame
pengguna jalan
5. Politik
a. Membuat keputusan dalam menggunakan
jalan dengan memperhatikan kepentingan
keselamatan orang lain.
b. Melaksanakan kebijakan lalu lintas
berdasarkan kepentingan umum.
c. Ikut serta dalam mengawasi pelaksanaan
kebijakan lalu lintas secara adil.
d. Menampilkan peran serta warga masyarakat
dalam menjaga keamanan dan keselamatan
bersama dalam berlalu lintas.

E. Internalisasi Nilai-nilai, Norma, Moral, dan Etika Berlalu Lintas melalui Pendidikan.
Pendidikan (UU SISDIKNAS No. 20 tahun 2003) adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
bangsa dan negara.
Pendidikan meliputi pengajaran keahlian khusus, dan juga sesuatu yang tidak dapat dilihat
tetapi lebih mendalam yaitu pemberian pengetahuan, pertimbangan dan kebijaksanaan yang
diperlukan untuk kelanjutan suatu budaya. Pendidikan juga sebagai alat yang penting untuk
melakukan perubahan budaya karena menjadi salah satu instrumen masyarakat untuk tetap
berusaha seirama dengan perubahan, yaitu merubah nilai maupun norma yang disesuaikan

16 Model Pengintegrasian Pendidikan Lalu Lintas Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila
dan Kewarganegaraan (PPKn) SD/MI Kelas10 III
perkembangan jaman dengan menafsirkan kembali pengetahuan dan nilai-nilai lama untuk
menghadapi situasi-situasi yang baru. Sebuah kebudayaan pada umumnya melakukan antisipasi
masa depan dengan menyiapkan generasi muda dengan informasi, sikap-sikap dan ketrampilan
tertentu yang direncanakan untuk menghadapi situasi tertentu yang direncanakan untuk
menghadapi situasi yang akan datang.
Dari pengertian dan tujuan diatas, maka dalam rangka internalisasi/ menanamkan nilai etika
berlalu lintas dapat dilaksanakan salah satunya melalui proses pendidikan; karena pendidikan
dapat menanamkan nilai-nilai baru yang muaranya dapat menjadi sumber perubahan kebudayaan.
Begitupun Pendidikan etika berlalu lintas bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai etika berlalu
lintas yang diharapkan dapat terinternalisasi kepada masyarakat menjadi norma yang dinginkan
dalam berlalu lintas.
Pola pendidikan dilaksanakan melalui lembaga pendidikan maupun lingkungan keluarga dan
masyarakat secara menyeluruh dengan menginternalisasi nilai-nilai yang diharapkan (etika berlalu
lintas) dapat dilakukan kepada seluruh kelompok masyarakat disegala tingkatan status maupun
usia, baik kelompok masyarakat terorganisir maupun masyarakat tidak terorganisir. Namun
internalisasi nilai-nilai tersebut terhadap kelompok masyarakat sejak usia dini akan memberi
dampak lebih lama dan permanen.
Pendidikan sejak usia dini dijadikan sasaran karena pada masa tersebut anak masih mencari
pola dari apa yang dialami, dilihat maupun di contoh yang kemudian akan menjadi sikap hidup
maupun perilaku di masa yang akan datang. Jules Hendry, dalam Manan, (1989) mengatakan kita
boleh berspekulasi bahwa kebudayaan yang stabil telah menyempurnakan atau hampir
menyempurnakan, proses mempersempit bidang persepsi anak-anak dengan melatih anak-anak
untuk membebaskan fikiran mereka dari apa-apa yang dipilih bagi persepsi mereka oleh
kebudayaan tersebut. Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa internalisasi akan nilai-nilai
etika berlalu lintas pada usia dini menjadi suatu hal yang harus dilakukan untuk membentuk
persepsi akan nilai-nilai yang akan menjadi suatu budaya selanjutnya terbentuk menjadi pola
perilaku berlalu lintas yang beretika.

Internalisasi nilai-nilai tersebut diharapkan dapat dengan kuat menanamkan perubahan norma-
norma sosial yang ada pada saat ini. Dapat dilihat pada saat ini bagaimana nilai maupun norma
yang terjadi pada masyarakat dalam berlalu lintas; seperti melawan arus lalu lintas, kendaraan
menggunakan trotoar sebagai jalan pintas, melewati garis batas berhenti pada persimpangan,
kendaraan angkutan umum yang menaikan dan menurunkan penumpang tidak pada tempatnya.
Pada saat ini hal tersebut sudah menjadi nilai dan norma baru yang ada di masyarakat saat berlalu
lintas, dan terjadi pembenaran secara umum terhadap pelanggaran nilai, norma maupun aturan
yang berlaku, dan dapat di simpulkan pada saat ini telah terjadi keterpurukan akan nilai maupun
norma berlalu lintas.
Pendidikan diberikan melalui metode yang disesuaikan dengan tingkat kemampuan, juga berisi
materi yang dapat dengan mudah dicerna dan diingat. Melalui gerak maupun suara yang
menjadikan materi yang diberikan menjadi lebih menarik dan mudah untuk dipahami. Terlebih
pada anak pada usia dini penggunaan materi yang akan digunakan harus benar-benar
disesuaikan dengan perkembangan anak itu sendiri. Ki Sugeng Subagya mengatakan: Memberi
pengetahuan tentang etika berlalu lintas sudah baik, tetapi belum cukup untuk membenahi perilaku
buruk berlalu lintas. Oleh karena itu wujud pendidikan etika berlalu lintas harus diperjelas.
Implementasinya bukan hanya pada ranah kognitif saja, melainkan harus berdampak positif
terhadap ranah afektif dan psikomotorik yang berupa sikap dan perilaku peserta didik dalam
kehidupan sehari-hari” (Gemari edisi 112/ tahun XI/ mei 2010).

Model Pengintegrasian Pendidikan Lalu Lintas Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila 17
dan Kewarganegaraan (PPKn) SD/MI Kelas III 11
Maka jika nilai-nilai yang di internalisasikan mulai sejak dini tentang etika berlalu lintas dan
selanjutnya akan menjadi standar normatif dalam berperilaku sosial yang merupakan acuan-acuan
sikap dan perasaan yang diterima oleh masyarakat, kemudian dijadikan sebagai dasar untuk
merumuskan apa yang dianggap benar dan penting, maka norma tersebut merupakan bentuk
kongkrit dari nilai-nilai yang ada dalam kehidupan masyarakat. Pada saatnya ketika kelompok usia
dini ini menjadi kelompok pengguna jalan diharapkan akan menjadi agent of change dari
perubahan pola perilaku berlalu lintas itu sendiri, minimal akan melaksanakan nilai-nilai yang telah
tertanam kepada dirinya sendiri maupun lingkup kecil keluarga. Apabila makin banyak kelompok
pengguna jalan yang akan menjadi agent of change maka akan merubah budaya berlalu lintas
saat ini yang cenderung melakukan pembenaran terhadap sesuatu yang salah karena banyaknya
kelompok yang melakukan pelanggaran lalu lintas.
Di dalam sistem norma terdapat aturan-aturan dan sanksi-sanksi jika aturan-aturan tersebut
dilanggar. Dengan demikian, sistem nilai dan sistem norma tersebut akan melandasi perilaku
setiap individu dalam berinteraksi. Semakin banyak yang menerapkan nilai-nilai etika berlalu lintas
maka akan terbentuk sistem kontrol dari masyarakat terhadap nilai dan norma tersebut. Akan
terjadi kesadaran dari masyarakat untuk malu apabila melangggar nilai atau norma yang ada,
bahkan akan terjadi sanksi dari masyarakat terhadap pengguna jalan yang masih melakukan
pelanggaran lalu lintas sebagai bentuk pengendalian sosial. Sebagai contoh, masyarakat akan
berani untuk menegur pengguna kendaraan bermotor yang parkir tidak pada tempatnya atau
kendaraan yang melawan arus lalu lintas.
Peran faktor pengendali sosial adalah sangat penting sebagai alat pressure bagi masyarakat
agar dapat menerima berlakunya kaidah-kaidah tersebut. Pada umumnya faktor pengendali sosial
yang dipandang efektif adalah norma-norma agama. Hal itu disebabkan karena norma agama
memiliki kekuatan berlaku yang secara otonom, artinya tanpa diperlukan kontrol dari luar.
Disamping itu norma, agama juga sangat mudah dan cepat tersosialisasi di masyarakat. Diantara
norma-norma itu adalah etika yang sudah dikenal dalam masyarakat luas. Namun kesulitannya
adalah untuk mengakomodasikan berbagai kaidah baru terutama yang berhubungan dengan etika
berlalu lintas di jalan, tentunya diperlukan kearifan dalam mengangkat nilai-nilai agama sebagai inti
norma, dalam berlalu lintas. Padahal ajaran agama pada dasamya selalu mengajarkan disiplin
moral sebagai pijakan etika yang tinggi kepada para pemeluknya. Etika paling tidak dapat menjadi
pijakan dalam pergaulan masyarakat, khususnya dalam berlalu lintas (Paulus B adipura, Hukum
dan Etik berlalu lintas, ejournal umm, 2012)
Nilai-nilai sosial sangat erat kaitannya dengan norma-norma sosial. Jika nilai sosial dikatakan
sebagai standar normatif dalam berperilaku sosial yang merupakan acuan-acuan sikap dan
perasaan yang diterima oleh masyarakat sebagai dasar untuk merumuskan apa yang dianggap
benar dan penting, maka norma sosial merupakan bentuk kongkrit dari nilai-nilai yang ada dalam
kehidupan masyarakat. Di dalam sistem norma terdapat aturan-aturan dan sanksi-sanksi jika
aturan-aturan tersebut dilanggar. Dengan demikian, sistem nilai dan sistem norma tersebut akan
melandasi perilaku setiap individu dalam berinteraksi dikehidupan masyarakat.
Nilai dan norma memegang peranan yang sangat penting dalam kehidupan sosial pada nilai-
nilai etika dalam berlalu lintas. Pada akhirnya diharapkan setiap orang harus menjaga nilai-nilai
etika di dalam berlalu lintas. Untuk merealisasikan sistem nilai tersebut disusunlah norma-norma
untuk mengatur lalu lintas yang terdiri dari seperangkat aturan main dan sekaligus penegaknya.
Sebagai contoh penggunaan helm bagi pengendara sepeda motor telah menjadi nilai, norma dan
kemudian menjadi aturan yang secara tidak langsung menjadi perilaku masyarakat. Penggunaan
helm pada umumnya sudah menjadi kebutuhan bagi pengguna jalan pada saat mengendarai
sepeda motor, bukan lagi dilandasi atas keterpaksaan karena adanya seperangkat aturan dan
penegakan hukum yang dilakukan.

18 Model Pengintegrasian Pendidikan Lalu Lintas Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila
dan Kewarganegaraan (PPKn) SD/MI Kelas12 III
Dari uraian diatas maka Internalisasi nilai-nilai etika berlalu lintas melalui pendidikan menjadi
suatu hal yang penting untuk dilakukan, terutama kepada anak usia dini. Karena dengan
pendidikan akan dapat membentuk nilai-nilai yang diharapkan akan menjadi norma yang
membentuk perilaku budaya berlalu lintas yang diharapkan. Internalisasi nilai-nilai etika berlalu
lintas akan melahirkan kelompok-kelompok yang akan membawa perubahan kepada
lingkungannya terutama dalam berlalu lintas di jalan yang karena nilai-nilai tersebut telah tertanam
dengan baik dan menjadi standar dalam budaya masyarakat.

F. Integrasi Nilai-Nilai Pendidikan Lalu Lintas Melalui Kegiatan Pembelajaran


Dalam penyelenggaraan pendidikan lalu lintas, peran pendidikan harus dipahami sebagai peran
transferring dan transforming. Peran transferring menekankan pada peningkatan kemampuan
kognitif. Dalam transferring peran pendidikan mentransfer pengetahuan dari sumber ilmu
pengetahuan (guru, buku teks, dan sumber balajar lainnya) kepada peserta didik subagai subyek
belajar. Di lain pihak peran transforming menekankan pada transformasi nilai-nilai yang
terkandung pada berbagai mata pelajaran maupun berbagai kegiatan lain seperti pengembangan
diri, ekstra kurikuler, terutama keteladanan pimpinan dan guru di sekolah, baik dalam proses
pembelajaran maupun dalam layanan adminstrasi dan layanan lainnya.
Terkait dengan pendidikan lalu lintas, satuan kompetensi dan perilaku yang berlandaskan nilai-
nilai, norma, moral, dan etika berlalu lintas berwujud atau berupa sikap dan kepribadian siswa
yang memiliki integritas sehingga mampu menolak, menghindar, mengawasi serta mencegah
terjadinya perilaku atau tindak pelanggaran lalu lintas kelak di kemudian hari. Keteladanan
pimpinan dan guru di sekolah menjadi pintu masuk (entry-points) dari kesuksesan
penyelenggaraan pendidikan lalu lintas. Pemikiran tersebut dapat digambarkan melalui diagram di
bawah ini:

Sistem pembelajaran yang dimaksud adalah semua kegiatan yang dilakukan dalam upaya
memberikan pengalaman belajar kepada peserta didik baik di dalam kelas maupun di luar kelas,
baik melalui mata pelajaran, muatan lokal, pengembangan diri, maupun melalui kegiatan lain.
Sejalan dengan pendidikan karakter, pendidikan lalu lintas dapat dilakukan melalui 3 cara, yaitu
integrasi melalui mata pelajaran, muatan lokal, dan pengembangan diri. Secara lebih terperinci
dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Model Pengintegrasian Pendidikan Lalu Lintas Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila 19
dan Kewarganegaraan (PPKn) SD/MI Kelas III 13
IMPLEMENTASI PENDIDIKAN LALU LINTAS BERDASARKAN KURIKULUM 2013

1. Integrasi dalam mata • Mengembangkan silabus dan RPP pada kompetensi yang telah ada sesuai
pelajaran yang ada dengan nilai yang akan diterapkan

2. Mata Pelajaran dalam • Ditetapkan oleh sekolah/daerah


Mulok • Kompetensi dikembangkan oleh sekolah/daerah

3. Kegiatan Pengembangan • Pembudayaan & Pembiasaan:


Diri Pengkondisian, Kegiatan rutin, Kegiatan spontanitas, Keteladanan,
Kegiatan terprogram
• Ekstrakurikuler:
Taman Lalu Lintas; PKS, Pramuka; PMR; UKS; KIR; Olah raga; Seni; OSIS
• Bimbingan Konseling:
Pemberian layanan bagi anak yang mengalami masalah

1. Integrasi Melalui Kegiatan Pembelajaran Mata Pelajaran


Setiap mata pelajaran mempunyai muatan eksplisit dan implisit. Muatan eksplisit berupa ilmu
pengetahuan yang arahnya meningkatan kampuan berfikir peserta didik. Muatan implisit
meningkatkan daya sensitivitas peserta didik terhadap lingkungan mereka. Misal pada mata
pelajaran Matematika mengajarkan tentang urutan angka dari angka 1 (satu) sampai dengan tak
terbatas. Secara fisik angka 1 (satu) berada posisi lebih dulu daripada posisi angka 2 (dua),
demikian seterusnya angka 2 berada posisi lebih dulu daripada angka 3 (tiga). Kandungan nilai
dari posisi angka ini adalah disiplin dalam mengantri. Mereka yang datang nomor 1 (satu) harus
mendapat giliran untuk dilayani lebih dulu dibanding dengan mereka yang datang pada nomor dua.
Demikian juga mereka yang datang nomor 2 harus mendapat pelayanan lebih dulu daripada
mereka yang datang pada urutan ke-3.
Pada mata pelajaran Pendidikan Agama dan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
peran transferring ke transforming relatif lebih eksplisit dibanding pada mata pelajaran lainnya
seperti Matematika atau IPA. Pada mata pelajaran Pendidikan Agama pelajaran menjalankan
ibadah sangat jelas arahnya yaitu membelajarkan tata cara melakukan ibadah dan memerintahkan
setiap umat beragama. Dalam konteks yang berbeda tetapi dengan tujuan yang sama, pelajaran
tentang hak kewajiban warga negara dalam mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan, tidak hanya menjelaskan definisi dan uraian tentang hak dan kewajiban warga
negara tetapi juga menganjurkan kepada peserta didik untuk mengikuti peraturan penerapan hak
dan kewajiban sebagai warga negara.
Meskipun terdapat dua peran pendidikan, tetapi dalam proses pembelajaran tidak terjadi secara
berurutan, namun terjadi secara bersamaan (simultan). Peran pendidikan tersebut dapat
diorganisasikan dalam kurikulum, pembelajaran, dan penilaian. Pemikiran di atas dapat
digambarkan melalui diagram di bawah ini:

20 Model Pengintegrasian Pendidikan Lalu Lintas Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila
dan Kewarganegaraan (PPKn) SD/MI Kelas14 III
Terkait dengan pendidikan lalu lintas, setiap satuan pendidikan dapat mengefektifkan alokasi
waktu yang tersedia dalam rangka menerapkan penanaman nilai-nilai budaya dengan
menggunakan metode pembelajaran aktif. Hal ini dapat dilakukan sejak guru mengawali
pembelajaran, selama proses berlangsung, pemberian tugas-tugas mandiri dan terstruktur baik
yang dilakukan secara individual maupun berkelompok, serta penilaian proses dan hasil belajar.
Kegiatan pembelajaran adalah realisasi dari perecanaan yang telah disusun dalam bentuk
silabus dan RPP. Artinya, semua proses yang terjadi selama kegiatan pembelajaran berlangsung,
harus sudah direncanakan dengan baik, termasuk evaluasinya. Dengan demikian, nilai-nilai yang
relevan dapat diintegrasikan secara langsung dalam proses. Guru perlu memilih nilai-nilai tertentu
yang betul-betul relevan dengan materi, proses, dan kegiatan pembelajaran. Dengan kata lain,
pengintegrasian nilai-nilai pendidikan lalu lintas dalam pembelajaran jangan sampai menimbulkan
kesan pemaksaan.
2. Integrasi melalui Muatan Lokal
Mata pelajaran muatan lokal juga dapat dimanfaatkan untuk melaksanakan atau
membudayakan perilaku berlalu lintas. Hal ini dapat dilakukan dengan cara menggali nilai-nilai
budaya atau kearifan lokal yang ada hubungan dengan perilaku berlalu lintas, misalnya nilai-nilai
tentang kehidupan yang harmonis yang menjunjung tinggi disiplin, tanggung jawab dan
sebagainya. Untuk itu, sekolah perlu melakukan analisis konteks sehingga sekolah dapat memilih
nilai-nilai kearifan lokal yang relevan. Hasil analisis konteks tersebut dijadikan dasar untuk
menyusun standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran muatan lokal yang dipilih.
3. Integrasi melalui Pengembangan Diri
Penanaman nilai-nilai pendidikan lalu lintas juga dapat dilakukan melalui kegiatan
pengembangan diri, yaitu melalui pembiasaan dan pembudayaan yang dilakukan melalui kegiatan
rutin, spontan, keteladanan, dan pengkondisian, serta kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan tersebut
dijelaskan secara terperinci sebagai berikut:
a. Kegiatan rutin
Kegiatan rutin dapat dimanfaatkan untuk secara terus menerus menanamkan dan
membudayakan nilai-nilai pendidikan lalu lintas kepada semua pesert didik, misalnya pada saat
upacara bendera setiap hari senin atau upacara hari-hari besar nasional lainnya. Mereka
berbaris secara rapih dan tertib sesaat sebelum masuk ke kelas. Proses ini melatih peserta
didik untuk selalu disiplin, adil dan konsisten dengan peraturan yang berlaku.
b. Kegiatan spontan
Kegiatan spontan dapat meningkatkan kepekaan dan kepedulian peserta didik atas
penderitaan orang lain. Dengan melatihkan suatu hal setiap saat kepada semua peserta didik,
diharapkan akan tumbuh sikap empati sehingga mereka tidak mau merugikan orang lain.
Kegiatan ini dapat dilakukan melalui kesediaan menolong ketika ada teman yang terkena
musibah atau kecelakaan lalu lintas, dan kegiatan lain yang menunjukkan kepedulian peserta
didik dalam penegakkan peraturan yang berlaku.
c. Keteladanan
Keteladanan dapat dikatakan sebagai unsur terpenting dalam penanaman karakter termasuk
penanaman nilai-nilai pendidikan lalu lintas. Dengan adanya keteladanan dari para pendidik
atau tenaga kependidikan, peserta didik akan meniru perilaku tersebut, misalnya guru yang
selalu disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan melakukan itu semua secara konsisten.
Dalam hal disiplin misalnya, kehadiran guru yang lebih awal dibanding peserta didik, tanpa
disadari dapat membangun kedisiplinan.
d. Pengkondisian
Pengkondisian tidak kalah pentingnya dalam hal pembangunan karakter dan etika berlalu
lintas. Pengkondisian dapat dilakukan melalui berbagai cara misalnya: memisahkan jalur kiri

Model Pengintegrasian Pendidikan Lalu Lintas Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila 21
dan Kewarganegaraan (PPKn) SD/MI Kelas III 15
untuk masuk dan jalur kanan untuk keluar, pemasangan rambu-rambu lalu lintas, dan slogan-
slogan yang selalu mengingatkan setiap orang untuk selalu disiplin, bertanggung jawab dan
sebagainya. Hal-hal yang tersemasuk pengkondisian adalah penciptaan lingkungan yang tertib
dan teratur. Peserta didik perlu dilibatkan dalam pengkondisian ini sehingga mereka ikut
bertanggung jawab sesuai dengan kapasitasnya sebagai peserta didik. Melibatkan peserta
didik dalam pengawasan untuk penegakan disiplin, tanggung jawab, kepedulian dan
sebagainya juga sangat penting dilakukan.
e. Kegiatan keseharian di rumah dan di masyarakat
Situasi yang tidak kalah pentingnya adalah keteladanan yang ditunjukkan oleh semua
komponen masyarakat terutama yang berada di sekitar kehidupan peserta didik sehar-hari,
yaitu orang tua atau tokoh masyarakat. Dukungan dan keteladanan dari masyarakat ikut
menentukan keberhasilan pendidikan lalu lintas di sekolah. Tanpa keterlibatan masyarakat
dalam menjaga dan memberikan contoh teladan kepada peserta didik, kemungkinan besar
pendidikan lalu lintas bisa gagal.
f. Kegiatan Ekstrakurikuler
Pendidikan lalu lintas dapat dilakukan melalui berbagai kegiatan ekstra kurikuler, misalnya
pelatihan di kepramukaan, patroli kemanan sekolah, dan kegiatan-kegiatan lain yang mengarah
pada penumbuhan kesadaran kepada peserta didik agar memelihara dirinya dari tindakan-
tindakan curang, dan selalu menghargai atau peduli pada keadaan orang lain. Kegiatan lain
seperti pertandingan olah raga juag dapat melatih sportifitas peserta didik.
g. Bimbingan dan Konseling
Melalui bimbingan konseling dapat dilakukan penanaman nilai-nilai pendidikan lalu lintas.
Bimbingan dan konseling memiliki dua fungsi utama, pertama, membantu setiap peserta didik
untuk menemukan potensinya sedini mungkin sehingga setiap peserta didik mampu
mengembangkan potensi tersebut dengan mudah. Kedua, membantu peserta didik untuk
keluar dari berbagai persoalan yang dihadapi. Kedua fungsi utama tersebut melekat pada
fungsi dan tugas semua guru. Namun, untuk kasus-kasus tertentu, perlu melibatkan guru
khusus bimbingan dan konseling.

G. Dukungan Publik
Pelaksanaan pendidikan lalu lintas di satuan pendidikan perlu melibatkan seluruh warga
sekolah, orangtua peserta didik, dan masyarakat sekitar. Prosedur pengembangan kurikulum yang
mengintegrasikan pendidikan lalu lintas di satuan pendidikan dilakukan melalui tahapan
perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan pengembangan.
Langkah awal penerapannya adalah melaksanakan sosialisasi pendidikan lalu lintas dan
melakukan komitmen bersama antara seluruh komponen warga sekolah/satuan pendidikan
dengan semua stakeholder (orang tua peserta didik, komite, dan tokoh masyarakat setempat). Hal
ini perlu dilakukan untuk mendukung pelaksanaan pendidikan lalu lintas.
Agar penyelenggaraan pendidikan lalu lintas di satuan pendidikan dapat menimbulkan efek
perluasan secara efektif, setiap satuan pendidikan diharapkan selalu berupaya untuk menggalang
dan menghimpun semua pihak terkait dalam upaya membangun komunitas-komunitas sehingga
pendidikan lalu lintas ini betul-betul menjadi aksi bersama. Komunitas yang dibangun diawali dari
menghimpun semua warga sekolah, masyarakat sekitar dan selanjutnya menyebar ke organisasi-
organisasi profesi seperti Gugus (SD), KKG, KKS, MGMP, MKKS, MKKPS dan sebagainya. Aksi
ini sekaligus menjadi upaya pelembagaan dan penguatan peranan gugus
(SD)/MGMP/MKKS/MKPS (SMP,SMA/SMK) sebagai pendamping satuan pendidikan dalam
mensukseskan gerakan pendidikan lalu lintas.

22 Model Pengintegrasian Pendidikan Lalu Lintas Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila
dan Kewarganegaraan (PPKn) SD/MI Kelas16 III
BAB III

TELAAH KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR


PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN
SD/MI KELAS III
TERHADAP PENDIDIKAN LALU LINTAS
(SEBAGAI BAHAN UNTUK PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN TEMATIK)

Di dalam Kurikulum 2013, Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dijabarkan menjadi 4 (empat) Kompetensi Inti (KI) yaitu: sikap spiritual (KI-1), sikap social (KI-2),
pengetahuan (KI-3), dan keterampilan (KI-4). Masing-masing kompetensi inti dijabarkan ke dalam sejumlah Kompetensi Dasar (KD) yang menjadi dasar dan landasan
dalam pengembangan proses pembelajaran.

dan Kewarganegaraan (PPKn) SD/MI Kelas III


Kompetensi dasar pada mata pelajaran PPKn di kelas III yang terkait dengan aspek pengetahuan terdapat 4 (empat) KD, yaitu KD 3.1, 3.2, 3.3, dan 3.4.
Berdasarkan telaah terhadap KD tersebut, maka yang dinilai relevan dan dapat diintegrasikan Pendidikan Lalu Lintas ke dalamnya adalah semuanya, yaitu KD 3.1,
3.2, 3.3, dan 3.4.

Kompetensi Inti:
KI 1 : Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 : Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru dan tetangganya.
KI 3 : Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati [mendengar, melihat, membaca] dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya,
makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah dan di sekolah.
KI 4 : Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat,
dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.

Model Pengintegrasian Pendidikan Lalu Lintas Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila
Telaah kompetensi inti dan kompetensi dasar PPKn terhadap Pendidikan Lalu Lintas dilakukan angkah-angkah sebagai berikut:
1. Menampilkan seluruh KD yang dikembangkan dari kompetensi inti ke dalam kolom sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan, dan keterampilan, sesuai dengan
Permendikbud Nomor 57 Tahun 2014.

23
17
24
SIKAP SPIRITUAL SIKAP SOSIAL PENGETAHUAN KETERAMPILAN
1 1.1 Menerima keberagaman karakteristik 2.1 Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung 3.1 Memahami simbol-simbol sila 4.1 Mengamati dan menceritakan perilaku
individu dalam kehidupan beragama, suku jawab, santun, peduli, kasih sayang, percaya Pancasila dalam lambang di sekitar rumah dan sekolah dan
bangsa, ciri-ciri fisik, psikis, dan hobby diri, berani mengakui kesalahan, meminta maaf negara “Garuda Pancasila”. mengaitkan dengan pemahamannya
sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa dan memberi maaf di rumah dan sekolah terhadap simbol sila-sila Pancasila.
di lingkungan rumah dan sekolah dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, 3.2 Mengetahui hak dan kewajiban 4.2 Melaksanakan kewajiban sebagai
1.2 Menghargai kebersamaan dalam dan guru, sebagai perwujudan moral Pancasila sebagai warga dalam kehidupan warga dalam kehidupan sehari-hari di
keberagaman sebagai anugerah Tuhan 2.2 Menunjukkan perilaku patuh pada tata tertib sehari-hari di rumah dan di rumah dan sekolah.
Tuhan Yang Maha Esa di lingkungan dan aturan yang berlaku dalam kehidupan sekolah.
rumah dan sekolah. sehari-hari di rumah sekolah dan masyarakat 3.3 Memahami makna 4.3 Berinteraksi dengan beragam orang di
sekitar keberagaman karakteristik lingkungan rumah, sekolah,
2.3 Menunjukkan perilaku kerja sama dalam individu di rumah, sekolah dan masyarakat.
keberagaman di rumah, sekolah dan masyarakat.
masyarakat sekitar 3.4 Mengetahui arti bersatu dalam 4.4 Mensimulasikan bentuk-bentuk
keberagaman di rumah, sekolah kebersatuan dalam keberagaman di
dan masyarakat. rumah, sekolah dan masyarakat.

2. Mengidentifikasi KD yang dikembangkan dari Kompetensi Inti Pengetahuan yang dinilai relevan dengan dimensi, indikator, dan nilai, norma, moral, dan etika
Pendidikan Lalu Lintas, diikuti KD yang dikembangkan dari KI Keterampilan, KD sikap spiritual, dan KD sikap sosial yang dinilai relevan dengan KD pengetahuan.
PENGETAHUAN KETERAMPILAN SIKAP SPIRITUAL SIKAP SOSIAL
3.1 Memahami simbol-simbol sila 4.1 Mengamati dan menceritakan 1.2 Menghargai kebersamaan dalam 2.2 Menunjukkan perilaku patuh pada tata tertib dan
Pancasila dalam lambang negara perilaku di sekitar rumah dan keberagaman sebagai anugerah Tuhan aturan yang berlaku dalam kehidupan sehari-hari di
“Garuda Pancasila” sekolah dan mengaitkan dengan Tuhan Yang Maha Esa di lingkungan rumah rumah sekolah dan masyarakat sekitar.
pemahamannya terhadap simbol dan sekolah.
sila-sila Pancasila
3.2 Mengetahui hak dan kewajiban 4.2 Melaksanakan kewajiban 1.2 Menghargai kebersamaan dalam 2.2 Menunjukkan perilaku patuh pada tata tertib dan
sebagai warga dalam kehidupan sebagai warga dalam kehidupan keberagaman sebagai anugerah Tuhan aturan yang berlaku dalam kehidupan sehari-hari di
sehari-hari di rumah dan di sekolah sehari-hari di rumah dan sekolah. Tuhan Yang Maha Esa di lingkungan rumah rumah sekolah dan masyarakat sekitar.
dan sekolah.
3.3 Memahami makna keberagaman 4.3 Berinteraksi dengan beragam 1.2 Menghargai kebersamaan dalam 2.2 Menunjukkan perilaku patuh pada tata tertib dan
karakteristik individu di rumah, orang di lingkungan rumah, keberagaman sebagai anugerah Tuhan aturan yang berlaku dalam kehidupan sehari-hari di
sekolah dan masyarakat. sekolah, masyarakat Tuhan Yang Maha Esa di lingkungan rumah rumah sekolah dan masyarakat sekitar.
dan sekolah
3.4 Mengetahui arti bersatu dalam 4.4 Mensimulasikan bentuk-bentuk 1.2 Menghargai kebersamaan dalam 2.2 Menunjukkan perilaku patuh pada tata tertib dan
keberagaman di rumah, sekolah kebersatuan dalam keberagaman sebagai anugerah Tuhan aturan yang berlaku dalam kehidupan sehari-hari di
dan masyarakat. keberagaman di rumah, sekolah Tuhan Yang Maha Esa di lingkungan rumah rumah sekolah dan masyarakat sekitar.
dan masyarakat. dan sekolah.

dan Kewarganegaraan (PPKn) SD/MI Kelas III


Model Pengintegrasian Pendidikan Lalu Lintas Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila
18
3. Berdasarkan telaah terhadap KD sebagaimana dituangkan pada langkah ke-2, maka KD yang dapat diintegrasikan dimensi, indikator, nilai, norma, moral, dan
etika Pendidikan Lalu Lintas adalah sebagai berikut.
DIMENSI, INDIKATOR, NILAI, NORMA,
NO KOMPETENSI DASAR INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI
MORAL DAN ETIKA BERLALU LINTAS
1 1.2 Menghargai kebersamaan Tema 1: Perkembangbiakan Hewan dan Tumbuhan 1. Hukum:
dalam keberagaman sebagai 1. Mensyukuri bahwa dalam keberagaman ada keindahan a. Menaati rambu-rambu lalu lintas
anugerah Tuhan Tuhan Yang 2. Menunjukkan contoh menghargai pengguna jalan (bijaksana) b. Menaati marka jalan lalu lintas
Maha Esa di lingkungan rumah 3. Menuliskan contoh etika di jalanan (peduli) c. Menaati isyarat pengatur lalu lintas
dan sekolah 4. Mengidentifikasi simbol-simbol sila Pancasila d. Menunjukkan kelengkapan
2.2 Menunjukkan perilaku patuh 5. Menjelaskan arti simbol sila pertama Pancasila pengamanan diri dalam berlalu lintas
pada tata tertib dan aturan yang 6. Menunjukkan contoh perilaku yang sesuai dengan sila pertama e. Menaati peraturan perundang-an lalu
berlaku dalam kehidupan 7. Menunjukkan contoh perilaku yang bertentangan dengan sila kedua di jalanan (misal: lintas sesui UU RI No. 22 Tahun 2009
sehari-hari di rumah sekolah menyerobot lampu merah) tentang Lalu Lintas dan angkutan
dan masyarakat sekitar 8. Menunjukkan contoh perilaku yang sesuai dengan sila ketiga Pancasila (antara lain: mengajak jalan.

dan Kewarganegaraan (PPKn) SD/MI Kelas III


3.1 Memahami simbol-simbol sila teman menyeberang di zebra cross) (kebersamaan) f. Menaati Inpres Nomor 4 Tahun 2013
Pancasila dalam lambang tentang Dekade Aksi Keselamatan
negara “Garuda Pancasila” Tema 2: Perkembangan Teknologi Jalan.
4.1 Mengamati dan menceritakan (tidak ada indikator) g. Menaati perkap Polri nomor 9 Tahun
perilaku di sekitar rumah dan 2012 tentang Surat Ijin Mengemudi.
sekolah dan mengaitkan Tema 3: Perubahan di Alam h. Menaati perkap Polri nomor 10 Tahun
dengan pemahamannya 1. Menceritakan hasil pengamatan tentang hak dalam pengamalan sila pertama sesuai konteks 2012 tentang Penggunaan Jalan
terhadap simbol sila-sila (berlalu lintas) selain untuk kegiatan lalu lintas.
Pancasila 2. Mendeskripsikan bentuk pengamalan sila pertama Pancasila dalam keseharian 2. Sosiologi:
3. Memberikan contoh hak dalam memanfaatkan jalan raya sebagai pengamalan sila kedua a. Memiliki sikap perilaku saling
Pancasila menghormati sesama pengguna jalan
4. Menyebutkan contoh etika berlalu lintas sebagai bentuk pengamalan sila ketiga Pancasila b. Menampilkan sikap perilaku untuk
(kebersamaan) tidak menyalah gunakan fungsi jalan
5. Memberikan contoh perilaku yang tepat ketika menghadapi korban kecelakaan di jalan raya dan badan jalan untuk kegiatan
(peduli) selalin kegiatan berlalu lintas.
6. Menunjukkan contoh perilaku memelihara lingkungan sebagai bentuk rasa syukur kepada c. Menerapkan norma dan moral etika

Model Pengintegrasian Pendidikan Lalu Lintas Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila
Tuhan yang Maha Esa berlalu lintas secara baik dan benar.
7. Mengidentifikasi bentuk tanggung jawab bersama dalam menjaga lingkungan dari pemanasan d. Menunjukkan sikap rela berkorban
global untuk memberi kesempatan
8. Menyusun poster kampanye untuk mencegah pemanasan global sebagai bentuk pengguna jalan lain.
tanggungjawab bersama dalam menjaga lingkungan e. Memberi kesempatan bagi
9. Memperlihatkan poster kampanye menjaga lingkungan kepada teman dalam rangka penyeberang jalan
mensyukuri karunia Tuhan yang Maha Esa 3. Ekonomi:
10. Menjelaskan arti simbol sila kedua Pancasila a. Menunjukan sikap perilaku hemat
11. Menunjukkan contoh perilaku yang harus dihindari karena merugikan/merusak lingkungan dalam perjalanan

25
19
26
DIMENSI, INDIKATOR, NILAI, NORMA,
NO KOMPETENSI DASAR INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI
MORAL DAN ETIKA BERLALU LINTAS
(antara lain: membiarkan tanaman tidak disiram, membuang sampah sembarangan) b. Memiliki sikap perilaku efektif dalam
perjalanan.
Tema 4: Peduli Lingkungan c. Memiliki sikap perilaku efisien dalam
1. Mengidentifikasi pengamalan sila keempat Pancasila dalam kehidupan sehari-hari transportasi.
2. Melakukan pengamatan terhadap perilaku di sekitar rumah tentang pengamalan sila keempat
Pancasila 4. Psikologi:
3. Menunjukkan cara melaksanakan keputusan dari hasil musyawarah a. Memiliki sikap perilaku lebih
4. Mengidentifikasi pengamalan sila kelima Pancasila dalam kehidupan sehari-hari mengutamakan rasa aman
5. Melakukan pengamatan terhadap perilaku di sekitar rumah tentang pengamalan sila kelima b. Memiliki sikap perilaku lebih
Pancansila mengutamakan rasa nyaman.
6. Mengidentifikasi pemanfaatan sarana jalan yang ada disekitar tempat tinggal untuk c. Menampilkan sikap perilaku lebih
kepentingan bersama (peduli) mengutamakan ketertiban, sesame
7. Menunjukkan contoh perilaku menjaga sarana jalan raya sebagai wujud tanggung jawab sosial pengguna jalan
(tanggung jawab) d. Menampilkan sikap perilaku lebih
mengutamakan kelancaran sesame
Tema 5: Permainan Tradisional pengguna jalan
(Tidak ada indikator) e. Menampilkan sikap perilaku lebih
mengutamakan keselamatan sesame
Tema 6: Indahnya Persahabatan pengguna jalan
1. Memberikan contoh pengamalan sila kedua Pancasila (sesuai konteks/tema).
2. Berperilaku sesuai dengan sila kedua Pancasila (sesuai konteks). 5. Politik:
3. Memberikan contoh pengamalan sila kedua Pancasila dalam berlalu lintas (menolong teman a. Membuat keputusan dalam
yang kecelakan di jalan) (peduli) menggunakan jalan dengan
4. Menjelaskan arti simbol sila ketiga Pancasila. memperhatikan kepentingan
5. Melakukan pengamatan tentang perilaku yang sesuai dengan pengamalan sila ketiga keselamatan orang lain.
Pancasila. b. Melaksanakan kebijakan lalu lintas
6. Menunjukkan contoh gotong royong memperbaiki jalan desa (kebersamaan) berdasarkan kepentingan umum.
7. Memberikan contoh pengamalan sila ketiga Pancasila. c. Ikut serta dalam mengawasi
8. Berperilaku sesuai dengan sila ketiga Pancasila di jalan raya. pelaksanaan kebijakan lalu lintas
9. Mengidentifikasi simbol sila keempat Pancasila. secara adil.
10. Menjelaskan arti simbol sila keempat Pancasila. d. Menampilkan peran serta warga
11. Memberikan contoh pengamalan sila keempat Pancasila (melakukan rapat dalam pembagian masyarakat dalam menjaga
tugas perbaikan jalan melalui musyawarah (kesetaraan) keamanan dan keselamatan bersama
dalam berlalu lintas.
Tema 7: Energi dan Perubahannya
1. Mengidentifikasi simbol sila kelima Pancasila NILAI ACUAN PENDIDIKAN LALU LINTAS
2. Menjelaskan arti simbol sila kelima Pancasila
3. Membuat karya berupa lambang simbol sila kelima Pancasila

dan Kewarganegaraan (PPKn) SD/MI Kelas III


Model Pengintegrasian Pendidikan Lalu Lintas Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila
DISIPLIN: tata tertib, ketaatan (kepatuhan)

20
DIMENSI, INDIKATOR, NILAI, NORMA,
NO KOMPETENSI DASAR INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI
MORAL DAN ETIKA BERLALU LINTAS
4. Melakukan pengamatan tentang hak dan kewajiban yang sesuai pengamalan sila kelima pada peraturan, tepat waktu, tertib, dan
Pancasila konsisten.
5. Memberikan contoh pengamalan sila kelima Pancasila (membersih-kan jalan di sekitar tempat TANGGUNG JAWAB: keadaan wajib
tinggal bersama teman (kebersamaan) menanggung segala sesuatunya (kalau
terjadi apa-apa boleh dituntut,
Tema 8: Bumi dan Alam Semesta dipersalahkan, diperkarakan, dsb.
1. Menyebutkan contoh hak yang berkaitan dengan sila kelima Pancasila, seperti tidak merusak Misalnya berani dan siap menerima
taman resiko, amanah, tidak mengelak, dan
2. Menyebutkan contoh kewajiban yang berkaitan dengan sila kelima Pancasila. berbuat yang terbaik), hak fungsi
3. Menceritakan hasil pengamatan tentang perilaku di sekitar rumah berkaitan dengan hak menerima pembebanan sebagai akibat
sebagai pengamalan sila kelima. sikap pihak sendiri atau pihak lain,
4. Menceritakan hasil pengamatan tentang perilaku di sekitar rumah berkaitan dengan kewajiban melaksanakan dan menyelesaikan
sebagai pengamalan sila kelima seperti membersihkan got dari tumpukan sampah tugas dengan sungguh-sungguh.

dan Kewarganegaraan (PPKn) SD/MI Kelas III


5. Menjelaskan ciri dan manfaat bersikap adil sesuai sila kelima. ADIL: sama berat, tidak berat sebelah, tidak
6. Menampilkan sosiodrama tentang pentingnya kasih sayang dan membantu orang lain memihak /tidak pilih kasih,
(menolong korban kecelakaan) (peduli). berpihak/berpegang kepada
7. Menerapkan sikap kasih sayang dan membantu orang lain dalam kehidupan sehari-hari kebenaran, sepatutnya, tidak
sebagai pengamalan nilai Pancasila (membantu menyeberangkan orang). sewenang-wenang, seimbang, netral,
2 1.2 Menghargai kebersamaan Tema 1: Perkembangbiakan Hewan dan Tumbuhan objektif dan proporsional.
dalam keberagaman sebagai 1. Menunjukkan contoh perilaku mengharagai perbedaan sebagai anugerah Tuhan KOMITMEN: Perjanjian, keterikatan untuk
anugerah Tuhan Tuhan Yang 2. Melaksanakan peraturan yang telah ditetapkan di rumah melakukan sesuatu (yang telah
Maha Esa di lingkungan rumah 3. Melaksanakan peraturan di sekolah (masuk lingkungan sekolah dari sisi sebelah kiri) disepakati), kontrak.
dan sekolah 4. Mengidentifikasi hak sebagai anggota keluarga KONSEKUEN: Sesuai dengan apa yang
2.2 Menunjukkan perilaku patuh 5. Mengidentifikasi kewajiban sebagai anggota keluarga dikatakan/diperbuat, berwatak teguh,
pada tata tertib dan aturan yang 6. Mengelompokkan hak yang telah diperoleh di rumah tidak menyimpang dari apa yang sudah
berlaku dalam kehidupan 7. Mengelompokkan kewajiban yang telah dilaksanakan di rumah diputuskan.
sehari-hari di rumah sekolah 8. Mengidentifikasi hak sebagai anggota masyarakat SPORTIF: bersifat kesatria, jujur, tegak
dan masyarakat sekitar 9. Mengidentifikasi kewajiban sebagai anggota masyarakat terutama di jalanan (missal: (tetap pendirian, tetap memegang

Model Pengintegrasian Pendidikan Lalu Lintas Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila
3.2 Mengetahui hak dan kewajiban jalan/berkendaraan di lajur sebelah kiri) keadilan).
sebagai warga dalam 10. Mengidentifikasi hak sebagai siswa di sekolah PEDULI: mengindahkan, memperhatikan
kehidupan sehari-hari di rumah 11. Mengidentifikasi kewajiban siswa di sekolah (empati), menghiraukan, menolong,
dan di sekolah 12. Melaksanakan kewajiban di sekolah toleran, setia kawan, membela,
4.2 Melaksanakan kewajiban 13. Menyampaikan pendapat tentang kewajiban sebagai anggota keluarga dengan sportif memahami, menghargai, dan
sebagai warga dalam 14. Menceritakan hasil pengamatan tentang perilaku di sekitar rumah memperlakukan orang lain sebaik-
kehidupan sehari-hari di rumah 15. Menunjukkan perilaku ramah lingkungan (baik terhadap tumbuhan maupun hewan) baiknya.
dan sekolah. BIJAKSANA: selalu menggunakan akal
Tema 2: Perkembangan Teknologi budinya (pengalaman dan
pengetahuannya), arif, tajam pikiran,

27
1. Menyebutkan hak dalam kehidupan sehari-hari di rumah secara tertulis

21
28
DIMENSI, INDIKATOR, NILAI, NORMA,
NO KOMPETENSI DASAR INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI
MORAL DAN ETIKA BERLALU LINTAS
2. Memberikan contoh kewajiban anggota keluarga di rumah pandai dan hati-hati (cermat, teliti, dsb.)
3. Menjelaskan hubungan antara hak dan kewajiban di rumah IKHLAS: bersih hati, tulus hati.
4. Memberikan contoh hak pejalan kaki di jalan raya HEMAT: berhati-hati dalam membelanjakan
5. Memberikan contoh kewajiban pengendara mobil di jalan raya (disiplin) uang, tidak boros, cermat.
6. Memberikan contoh kewajiban di sekolah BERANI: mempunyai hati yang mantap dan
7. Melaksanakan kewajiban sebagai warga sekolah rasa percaya diri yang besar dalam
8. Menunjukkan contoh penggunaan teknologi secara positif dalam berlalu lintas (tanggung menghadapi bahaya, kesulitan, dsb.
jawab). (Tidak takut, gentar, kecut) dan
pantang mundur.
Tema 3: Perubahan di Alam KESETARAAN: kesejajaran, sama
(tidak ada indikator) tingkatan/ kedudukan, sebanding,
sepadan, seimbang.
Tema 4: Peduli Lingkungan Sosial KEBERSAMAAN: hal bersama, seperti rasa
1. Mengidentifikasi contoh kewajiban di rumah persaudaraan/ kekeluarga-an, senasib
2. Memberi tanggapan terhadap pelaksanaan kewajiban di rumah sepenanggungan, dan merasa menjadi
3. Mengidentifikasi contoh kewajiban dalam kehidupan sehari-hari satu kesatuan (integritas),
4. Memberikan tanggapan terhadap pelaksanaan kewajiban dalam kehidupan sehari-hari
5. Mengidentifikasi contoh kewajiban sebagai warga masyarakat
6. Memberi tanggapan terhadap pelaksanaan kewajiban sebagai warga masyarakat
7. Menunjukkan contoh perilaku peduli kepada sesama yang mengalami kesulitan di jalan raya
(peduli).

Tema 5: Mengenal Olahraga dan Permainan Tradisional


(Tidak ada indikator)

Tema 6: Indahnya Kebersamaan


(Tidak ada indikator)

Tema 7: Energi dan Perubahannya


1. Menunjukkan contoh perilaku sehari hari terkait dengan pemanfaatan energi dirumah, seperti
mematikan listrik jika tidak digunakan
2. Menceritakan contoh pelaksanaan kewajiban di rumah yang berkaitan dengan kelestarian
sumber energi
3. Mengidentifikasi sikap yang menunjukkan kerjasama dalam menjaga kelestarian sumber
energi
4. Melaksanakan kebersamaan dalam menjaga kelestarian sumber energi, seperti mematikan
kompor gas saat tidak digunakan
5. Mengidentifikasi sikap hemat energi sebagai contoh kewajiban sebagai warga negara di

dan Kewarganegaraan (PPKn) SD/MI Kelas III


Model Pengintegrasian Pendidikan Lalu Lintas Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila
22
DIMENSI, INDIKATOR, NILAI, NORMA,
NO KOMPETENSI DASAR INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI
MORAL DAN ETIKA BERLALU LINTAS
sekolah, seperti menggunakan air seperlunya
6. Mengidentifikasi sikap menghargai karya orang lain sebagai contoh kewajiban sebagai warga
negara di sekolah (misal: menerima arahan dari Petugas Keamanan Sekolah/PKS dalam
menaati rambu-rambu lalu lintas)

Tema 8: Bumi dan Alam Semesta


1. Menjelaskan contoh sikap menghargai hak orang lain dalam kehidupan sehari-hari secara
lisan/tulis khususnya di jalan raya (misal: mendahulukan penyeberang jalan di traffic light)
(peduli).
2. Menerapkan sikap menghormati hak orang lain sebagai bentuk kewajiban sebagai anggota
masyarakat.
3. Memberikan contoh hak dan kewajiban sebagai warga dalam kehidupan sehari-hari
khususnya di jalan raya.

dan Kewarganegaraan (PPKn) SD/MI Kelas III


4. Menceritakan hasil pengamatan tentang hak dan kewajiban dalam masyarakat khususnya di
jalan raya.
5. Mengamalkan sikap dan perilaku tanggung jawab menjalankan hak dan kewajiban sebagai
warga dalam kehidupan sehari-hari, dengan cara menghormati orang lain ketika mengendarai
kendaraan di jalan raya (peduli)
3 1.2 Menghargai kebersamaan Tema 1: Perkembang biakan Hewan dan Tumbuhan
dalam keberagaman sebagai 1. Mensyukuri dapat melaksanakan ibadah dengan damai
anugerah Tuhan Tuhan Yang 2. Mengidentifikasi kegiatan kerja sama di sekolah
Maha Esa di lingkungan rumah 3. Menjelaskan pentingnya kerja sama
dan sekolah 4. Menunjukkan contoh perilaku kerjasama dalam merawat tanaman di sekolah
2.2 Menunjukkan perilaku patuh 5. Melaksanakan kerja sama menanam tumbuhan penghijauan di sekolah dengan teman-teman
pada tata tertib dan aturan yang tanpa membedakan suku
berlaku dalam kehidupan 6. Mempraktekkan sikap bekerja sama dalam membuat rambu-rambu lalu lintas di sekolah
sehari-hari di rumah sekolah (kebersamaan).
dan masyarakat sekitar

Model Pengintegrasian Pendidikan Lalu Lintas Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila
3.3 Memahami makna Tema 2: Perkembangan Teknologi
keberagaman karakteristik 1. Menyebutkan keberagaman kebiasaan anggota keluarga di rumah
individu di rumah, sekolah dan 2. Menyebutkan beragam makanan kesukaan anggota keluarga di rumah
masyarakat 3. Menyebutkan keberagaman sifat individu di rumah
4.3 Berinteraksi dengan beragam 4. Memeragakan peran berdasarkan keragaman sifat individu di rumah
orang di lingkungan rumah, 5. Menyebutkan beragam kesukaan teman di sekolah
sekolah, masyarakat 6. Menyebutkan keberagaman sifat individu di sekolah
7. Menggambarkan keberagaman sifat individu di sekolah
8. Mengidentifikasi keberagaman status sosial di masyarakat (pelajar, mahasiswa, dan pekerja)

29
secara lisan

23
30
DIMENSI, INDIKATOR, NILAI, NORMA,
NO KOMPETENSI DASAR INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI
MORAL DAN ETIKA BERLALU LINTAS
9. Bermain peran berdasarkan berbagai status sosial di masyarakat
10. Mengidentifikasi keberagaman pekerjaan/profesi di masyarakat
11. Mengumpulkan informasi tentang rencana pekerjaan dan profesi (cita-cita)
12. Mengidentifikasi keberagaman sikap individu menghadapi suatu permasalahan lalu lintas
(peduli)
13. Mendiskusikan keberagaman sikap individu menghadapi suatu permasalahan lalu lintas
(kesetaraan)
14. Mempresentasikan berbagai keberagaman anggota keluarga di rumah
15. Mempresentasikan berbagai keberagaman di sekolah
16. Mempresentasikan keberagaman sikap individu dalam menghadapi suatu permasalahan lalu
lintas (kebersamaan)

Tema 3: Perubahan di Alam


(tidak ada indikator)

Tema 4: Peduli Lingkungan Sosial


1. Mengidentifikasi keberagaman di lingkungan rumah
2. Memberi tanggapan terhadap keberagaman di lingkungan rumah
3. Mengidentifikasi keberagaman kebiasaan individu berkaitan dengan lingkungan sekitar
4. Memberi tanggapan terhadap keragaman perilaku sehari-hari berkaitan dengan lingkungan
sekitar
5. Memberi tanggapan terhadap hasil pengamatan tentang keberagaman perilaku individu di
lingkungan sekitar
6. Menghargai keragaman dalam menolong orang yang mengalami kecelakaan lalu lintas
(peduli)
7. Menunjukkan contoh perilaku menghargai teman yang berbeda cara dalam menolong orang
yang mengalami kecelakaan lalu lintas (bijaksana)

Tema 5: Mengenal Olahraga dan Permainan tradisional


(Tidak ada indikator)

Tema 6: Indahnya Kebersamaan


(Tidak ada indikator)

Tema 7: Energi dan Perubahannya


(Tidak ada indikator)

dan Kewarganegaraan (PPKn) SD/MI Kelas III


Model Pengintegrasian Pendidikan Lalu Lintas Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila
Tema 8: Bumi dan Alam Semesta

24
DIMENSI, INDIKATOR, NILAI, NORMA,
NO KOMPETENSI DASAR INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI
MORAL DAN ETIKA BERLALU LINTAS
1. Mengidentifikasi keragaman budaya di masyarakat sebagai akibat dari perbedaan lingkungan
alam.
2. Saling menghargai perbedaan dalam keragaman di lingkungan sekolah, dan masyarakat.
3. Mengidentifikasi sikap dan prilaku yang menunjukkan persatuan dalam keberagaman di
sekolah dan masyarakat.
4. Menyebutkan manfaat saling menghargai perbedaan dalam keragaman antarindividu di
sekolah.
5. Menunjukkan sikap menghargai dalam berinteraksi dengan beragam orang yang berbeda.
6. Mengidentifikasi keberagaman suku dan budaya di lingkungan sekolah dan masyarakat.
7. Menceritakan hasil pengamatan tentang bersatu dalam keberagaman di lingkungan sekolah
dan masyarakat.
8. Menunjukkan sikap menghargai dalam berinteraksi dengan beragam orang yang berbeda.
9. Saling menghargai perbedaan dalam mengendarai kendaraan di lingkungan rumah, sekolah,

dan Kewarganegaraan (PPKn) SD/MI Kelas III


dan masyarakat (bijaksana).
4 1.2 Menerima keberagaman Tema 1: Perkembang biakan Hewan dan Tumbuhan
karakteristik individu dalam (tidak ada indikator)
kehidupan beragama, suku Tema 2: Perkembangan Teknologi
bangsa, ciri-ciri fisik, psikis, dan (tidak ada indikator)
hobby sebagai anugerah Tuhan Tema 3: Perubahan di Alam
Yang Maha Esa di lingkungan (tidak ada indikator)
rumah dan sekolah
2.2 Menunjukkan perilaku patuh Tema 4: Peduli Lingkungan Sosial
pada tata tertib dan aturan yang 1. Mensyukuri adanya hikmah dari perbedaan yang diberikan oleh Tuhan yang Maha Esa
berlaku dalam kehidupan 2. Menunjukkan perilaku bahwa sesama teman adalah sama dalam kedudukan sebagai siswa
sehari-hari di rumah sekolah 3. Mengidentifikasi manfaat kerjasama dalam pergaulan antar teman
dan masyarakat sekitar 4. Mempraktikkan kerjasama dalam menjaga kebersihan kelas
3.4 Mengetahui arti bersatu dalam 5. Menunjukkan perilaku adil dalam membagi tugas di kelas dengan teman
keberagaman di rumah, 6. Menunjukkan contoh perilaku rukun dengan teman-teman (misal: saling membantu saat

Model Pengintegrasian Pendidikan Lalu Lintas Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila
sekolah dan masyarakat menyeberang jalan (peduli).
4.4 Mensimulasikan bentuk-bentuk
kebersatuan dalam Tema 5: Mengenal Olahraga dan Permainan tradisional
keberagaman di rumah, 1. Mengidentifikasi berbagai kegiatan yang menunjukkan sikap bersatu dalam keberagaman di
sekolah dan masyarakat rumah.
sekitar. 2. Menunjukkan sikap kesediaan bermain dengan siapa saja di lingkungan rumah tanpa pilih-
pilih.
3. Mengidentifikasi berbagai kegiatan yang menunjukkan sikap bersatu dalam keberagaman di
sekolah.

31
4. Menunjukkan sikap tidak membedakan teman

25
32
DIMENSI, INDIKATOR, NILAI, NORMA,
NO KOMPETENSI DASAR INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI
MORAL DAN ETIKA BERLALU LINTAS
5. Menjelaskan manfaat bersatu dalam keberagaman di sekolah
6. Mempraktikkan kebarsatuan dalam permainan sederhana ‘Estafet Kelereng’, tidak boleh
curang
7. Mempraktikkan kerjasama dalam suatu kegiatan di sekolah dengan teman-teman dan guru.
8. Mempraktikkan piket kelas, sebagai perwujudan melaksanakan keputusan kelas
9. Mengidentifikasi manfaat bersatu dalam keberagaman di masyarakat.
10. Mengidentifikasi berbagai kegiatan yang menunjukkan sikap bersatu dalam keberagaman di
masyarakat.
11. Ikut kerja bakti dalam membuat marka jalan di lingkungan tempat tinggal yang berbeda ras
dengan ikhlas (toleransi)
12. Menceritakan pengalaman tentang kerukunan dalam keberagaman di masyarakat

Tema 6: Indahnya Kebersamaan


(Tidak ada indikator)

Tema 7: Energi dan perubahannya


1. Mengidentifikasi berbagai kegiatan yang menunjukkan sikap bersatu dalam keberagaman di
masyarakat
2. Menjelaskan manfaat bersatu dalam keberagaman di masyarakat
3. Menceritakan pengalaman tentang kerukunan dalam keberagaman di masyarakat
4. Menunjukkan manfaat bersatu dalam keberagaman di masyarakat
5. Menunjukkan perilaku yang mencerminkan sikap kebersamaan
6. Menunjukkan perilaku dalam memelihara sumber energi untuk kepentingan bersama
7. Menunjukkan usaha menjaga dan merawat rambu lalu lintas demi kepentingan bersama
(misal: tidak mencoret-coret rambu lalu lintas) (peduli).

Tema 8: Bumi dan Alam Semesta


1. Mengidentifikasi keragaman tempat tinggal individu di lingkungan masyarakat.
2. Saling menghargai perbedaan dalam keragaman di lingkungan masyarakat.
3. Menunjukkan perilaku netral terhadap perbedaan status ekonomi anak pada saat
melaksanakan kerja bakti
4. Mengidentifikasi sikap dan prilaku yang menunjukkan persatuan dalam keberagaman di
masyarakat.
5. Menyebutkan manfaat saling menghargai perbedaan dalam keragaman antarindividu
6. Menunjukkan sikap toleransi dalam memelihara lingkungan
7. Menunjukkan sikap menghargai dalam berinteraksi dengan beragam orang yang berbeda.
8. Menceritakan hasil pengamatan tentang bersatu dalam merapikan marka jalan di lingkungan
masyarakat (kebersamaan).

dan Kewarganegaraan (PPKn) SD/MI Kelas III


Model Pengintegrasian Pendidikan Lalu Lintas Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila
26
BAB IV

MODEL PENGINTEGRASIAN
PENDIDIKAN LALU LINTAS KE DALAM MATA PELAJARAN
PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN (PPKn)
KELAS III SD/MI

A. Model Pengintegrasian Nilai, Norma, Moral, dan Etika Berlalu Lintas dalam Pengembangan Materi Pembelajaran

Kompetensi Inti:

dan Kewarganegaraan (PPKn) SD/MI Kelas III


1. Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya.
2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru,
dan tetangganya
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan
Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, di sekolah dan tempat bermain.
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang
mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia

SEMESTER I
DIMENSI, INDIKATOR, SERTA
KOMPETENSI INDIKATOR PENCAPAIAN MATERI MATERI PEMBELAJARAN TERINTEGRASI NILAI, NORMA,
NO NILAI, NORMA, MORAL, DAN
DASAR KOMPETENSI PEMBELAJARAN MORAL, & ETIKA BERLALU LINTAS

Model Pengintegrasian Pendidikan Lalu Lintas Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila
ETIKA BERLALU LINTAS
Tema 1: Perkembangbiakan Hewan dan Tumbuhan
1. 1.2 Menghargai 1. Mensyukuri bahwa 1. Simbol-simbol sila Dimensi dan Indikator Sebagai orang yang beriman, kita selalu mensyukuri nikmat
kebersamaan dalam keberagaman Pancasila 1 Politik: yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa. Wujud rasa syukur
dalam ada keindahan 2. Arti simbol sila a. Membuat kebijakan terhadap TYME para siswa dapat melakukannya dengan lebih
keberagaman 2. Mengidentifikasi simbol- pertama Pancasila didasarkan pada rajin & giat belajar, selalu mengerjakan tugas dengan jujur,
berbicara berdasarkan fakta (tidak menfitnah), tidak melanggar
sebagai anugerah simbol sila Pancasila 3. Contoh perilaku kepentingan aturan agama, keyakinan, kepercayaan yang dianutnya, dan
Tuhan Tuhan 3. Menjelaskan arti simbol yang sesuai dengan umum/bersama (adil, selalu ingat bahwa yang kita lakukan selalu dilihat oleh Tuhan
Yang Maha Esa di sila pertama Pancasila sila pertama berani)

33
Yang Maha Esa dicatat oleh Malaikat dan kelak kita harus

27
34
DIMENSI, INDIKATOR, SERTA
KOMPETENSI INDIKATOR PENCAPAIAN MATERI MATERI PEMBELAJARAN TERINTEGRASI NILAI, NORMA,
NO NILAI, NORMA, MORAL, DAN
DASAR KOMPETENSI PEMBELAJARAN MORAL, & ETIKA BERLALU LINTAS
ETIKA BERLALU LINTAS
lingkungan rumah 4. Menunjukkan contoh 4. Contoh perilaku b, Melaksanakan kebijakan mempertanggungjawab-kan dihadapan Tuhan Yang Maha Esa.
dan sekolah perilaku yang sesuai yang bertentangan didasari pada sikap (kejujuran, tanggung jawab, disiplin)
2.2 Menunjukkan dengan sila pertama dengan sila kedua di menjunjung tinggi Namun kenyataan yang terjadi, di sekitar kita, masih banyak
perilaku patuh 5. Menunjukkan contoh jalanan (misal: kebenaran (jujur, berani) pelanggaran terhadap norma yang ada, termasuk norma
agama, padahal pelanggaran terhadap norma adalah termasuk
pada tata tertib perilaku yang menyerobot lampu c Melaksanakan tindakan yang bertentangan dengan Pancasila. Oleh karena itu
dan aturan yang bertentangan dengan merah) pengawasan kebijakan kita harus selalu disiplin menjalankan perintah-perintahNya dan
berlaku dalam sila kedua di jalanan 5. Contoh perilaku secara tidak tebang pilih menjauhi larangan-laranganNya. Pelaksanaan kita patuh pada
kehidupan sehari- (misal: menyerobot yang sesuai dengan (adil, berani) agama ditampilkan dengan perilaku yang santun dan peduli
hari di rumah lampu merah) sila ketiga Pancasila 2. Sosiologi: dengan sesama teman di sekolah maupun di rumah dengan
sekolah dan 6. Menunjukkan contoh (antara lain: a. Menepati janji (tanggung menempatkan sederajat (sama) antara teman-teman lainnya
masyarakat perilaku yang sesuai mengajak teman jawab) (peduli). Dan yang tidak kalah penting adalah menjalankan
sekitar dengan sila ketiga menyeberang di b. Tidak diskriminatif dalam ibadah jujur.
3.1 Memahami Pancasila (antara lain: zebra cross) memberikan layanan
simbol-simbol sila mengajak teman (kebersamaan) (adil)
Pancasila dalam menyeberang di zebra 6. Contoh perilaku c. Tidak nepotisme (adil,
lambang negara cross) (kebersamaan) mengharagai mandiri)
“Garuda 7. Menunjukkan contoh perbedaan sebagai d. Tidak kolusi (jujur,
Pancasila” perilaku mengharagai anugerah Tuhan mandiri)
3.2 Mengetahui hak perbedaan sebagai 7. Contoh perilaku 3. Ekonomi:
dan kewajiban anugerah Tuhan menghargai a. Melakukan persaingan
sebagai warga 8. Menunjukkan contoh pengguna jalan secara sehat (tanggung Simbol-simbol dalam Pancasila
dalam kehidupan menghargai pengguna (bijaksana) jawab, jujur, kerja keras) Arti simbol-simbol dalam Pancasila antara lain:
sehari-hari di jalan (bijaksana) 8. Contoh etika di b. tidak menyuap (jujur) Simbol bintang bermakna bahwa bangsa Indonesia percaya
rumah dan di 9. Menuliskan contoh etika jalanan (peduli) c. tidak boros dalam dan taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan
sekolah di jalanan (peduli) 9. Contoh peraturan menggunakan sumber agama dan kepercayaannya.
3.3 Memahami makna 10. Melaksanakan peraturan yang telah daya (sederhana, Simbol rantai emas bermakna bahwa manusia itu sederajat,
keberagaman yang telah ditetapkan di ditetapkan di rumah tanggung jawab) dan bangsa
karakteristik rumah 10. Contoh perilaku taat d. tidak melakukan Indonesia merasakan dirinya sebagai bagian dari seluruh
individu di rumah, 11. Melaksanakan peraturan pada peraturan di penyimpangan alokasi umat. Maka, dalam kehidupan sehari-hari kita harus saling
sekolah dan di sekolah (masuk sekolah (masuk dan distribusi (jujur, menghormati karena pada dasarnya kita pasti saling
masyarakat lingkungan sekolah dari lingkungan sekolah peduli, tanggung jawab) membutuhkan. (kebersamaan), meskipun dalam kenyataan kita
banyak berbeda.
4.1 Mengamati dan sisi sebelah kiri) dari sisi sebelah kiri) 4. Hukum: Simbul pohon beringin bermakna persatuan. Persatuan
menceritakan 12. Mengidentifikasi hak 11. Jenis-jenis hak a. tidak melakukan menempatkan tujuan sebagai manusia sanggup dan rela
perilaku di sekitar sebagai anggota sebagai anggota penggelapan dana, pajak, berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa apabila
rumah dan keluarga keluarga barang, dan sebagainya diperlukan, meski dalam kebinekaan (kebersamaan).
sekolah dan 13. Mengidentifikasi 12. Jenis-jenis (jujur, tanggung jawab) Simbul kepala banteng bermakna permusyawaratan.

dan Kewarganegaraan (PPKn) SD/MI Kelas III


Model Pengintegrasian Pendidikan Lalu Lintas Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila
28
DIMENSI, INDIKATOR, SERTA
KOMPETENSI INDIKATOR PENCAPAIAN MATERI MATERI PEMBELAJARAN TERINTEGRASI NILAI, NORMA,
NO NILAI, NORMA, MORAL, DAN
DASAR KOMPETENSI PEMBELAJARAN MORAL, & ETIKA BERLALU LINTAS
ETIKA BERLALU LINTAS
mengaitkan kewajiban sebagai kewajiban sebagai b. tidak melakukan Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap manusia
dengan anggota keluarga anggota keluarga pemalsuan dokumen, Indonesia mempunyai kedudukan, hak, dan kewajiban yang
pemahamannya 14. Mengelompokkan hak 13. Jenis-jenis hak surat, tanda tangan, dan sama. Setiap warga dapat mempunyai hak dan kewajiban baik
terhadap simbol yang telah diperoleh di sebagai anggota sebagainya (jujur, di rumah, sekolah, maupun di masyarakat dan harus
mempergunakan hak dan menjalankan kewajiban dengan baik
sila-sila Pancasila rumah masyarakat tanggung jawab) dan proporsional (jujur).
4.2 Melaksanakan 15. Mengelompokkan 14. Jenis-jenis c. tidak melakukan Simbol padi dan kapas bermakna kemakmuran.
kewajiban sebagai kewajiban yang telah kewajiban sebagai pencurian dana, barang, Kemakmuran merupakan tujuan utama bagi sila kelima ini.
warga dalam dilaksanakan di rumah anggota masyarakat waktu, ukuran yang Makna yang terlukiskan dalam simbol ini menggambarkan
kehidupan sehari- 16. Mengidentifikasi hak terutama di jalanan merugikan pihak lain, dan perilaku dan sikap bangsa Indonesia yang selalu gigih bekerja
hari di rumah dan sebagai anggota (missal: sebagainya (jujur, (kerja keras) untuk kepentingan bersama (adil & kebersamaan).
sekolah masyarakat jalan/berkendaraan tanggung jawab, disiplin)
Contoh perilaku yang bertentangan dengan sila pertama

dan Kewarganegaraan (PPKn) SD/MI Kelas III


4.3 Berinteraksi 17. Mengidentifikasi di lajur sebelah kiri) d. tidak melakukan penipuan
dengan beragam kewajiban sebagai 15. Contoh kegiatan terhadap pihak lain (jujur) Pancasila
Berikut contoh-contoh sikap yang bertentangan dengan Sila
orang di anggota masyarakat kerja sama di e. tidak melakukan Ketuhanan yang Maha Esa
lingkungan rumah, terutama di jalanan sekolah persekongkolan dalam Contoh sikap yang bertentangan dengan sila ini adalah
sekolah, (missal: 16. Arti pentingnya kerja membuat berkata bohong, tidak jujur, mengutil barang di kelas, mengutil
masyarakat jalan/berkendaraan di sama putusan(tanggung jawab) adalah perilaku korupsi karena korupsi adalah tindakan yang
lajur sebelah kiri) 17. Contoh perilaku f. tidak melakukan sangat merugikan kehidupan sosial rakyat Indonesia sehingga
18. Mensyukuri dapat kerjasama dalam perusakan terhadap banyak dari rakyat Indonesia yang menderita dan sengsara
melaksanakan ibadah merawat tanaman di barang / fasilitas milik serta bertentangan dengan sila pertama.
dengan damai sekolah negara (tanggung jawab, Etika
19. Mengidentifikasi 18. Contoh sikap peduli) Dalam pergaulan hidup bermasyarakat, bernegara hingga
pergaulan hidup tingkat internasional diperlukan suatu sistem
kegiatan kerja sama di bekerja sama dalam g. tidak memberikan atau yang mengatur bagaimana seharusnya manusia bergaul.
sekolah membuat rambu- menerima gratifikasi (jujur, Sistem pengaturan pergaulan tersebut menjadi saling
20. Menjelaskan pentingnya rambu lalu lintas di sederhana) menghormati dan dikenal dengan sebutan sopan santun, tata
kerja sama sekolah h. tidak menyalahi/ m krama, protokoler dan lain-lain.
21. Menunjukkan contoh (kebersamaan). elanggar aturan (disiplin, Maksud pedoman pergaulan tidak lain untuk menjaga

Model Pengintegrasian Pendidikan Lalu Lintas Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila
perilaku kerjasama tanggung jawab). kepentingan masing-masing yang terlibat agar mereka senang,
dalam merawat tanaman tenang, tentram, terlindung tanpa merugikan kepentingannya
di sekolah Nilai Acuan serta terjamin agar perbuatannya yang tengah dijalankan sesuai
22. Melaksanakan kerja KEBERSAMAAN dengan adat kebiasaan yang berlaku dan tidak bertentangan
dengan hak-hak asasi umumnya. Hal itulah yang mendasari
sama menanam Hal bersama seperti rasa tumbuh kembangnya etika di masyarakat kita.
tumbuhan penghijauan persaudaraan/kekeluargaa Menurut para ahli maka etika tidak lain adalah aturan prilaku,
di sekolah dengan n, senasib adat kebiasaan manusia dalam pergaulan antara sesamanya
teman-teman tanpa sepenanggungan, dan dan menegaskan mana yang benar dan mana yang buruk.
membedakan suku merasa menjadi satu Perkataan etika atau lazim juga disebut etik, berasal dari kata

35
29
36
DIMENSI, INDIKATOR, SERTA
KOMPETENSI INDIKATOR PENCAPAIAN MATERI MATERI PEMBELAJARAN TERINTEGRASI NILAI, NORMA,
NO NILAI, NORMA, MORAL, DAN
DASAR KOMPETENSI PEMBELAJARAN MORAL, & ETIKA BERLALU LINTAS
ETIKA BERLALU LINTAS
23. Mempraktekkan sikap kesatuan(integritas). Yunani ETHOS yang berarti norma-norma, nilai-nilai, kaidah-
bekerja sama dalam KOMITMEN: perjanjian, kaidah dan ukuran-ukuran bagi tingkah laku manusia yang baik.
membuat rambu-rambu keterikatan untuk Dalam kehidupan sehari-hari, dirumah, di sekolah, di mayarakat
lalu lintas di sekolah melakukan sesuatu (yang etika dapat dilihat dalam bentuk perilaku santun yang mengikuti
norma atau aturan sebagai bentuk pertanggung jawaban,
(kebersamaan). telah disepakati), kontrak. kejujuran, keikhlasan serta sikap yang menolak penyimpangan
KONSEKUEN: sesuai dengan perilaku terhadap undang-undang, seperti perilaku korupsi.
apa yang
dikatakan/diperbuat,
berwatak teguh, tidak
menyimpang dari apa yang
sudah diputuskan
BIJAKSANA: selalu
menggunakan akal budinya
(pengalaman dan
pengetahuannya), arif,
tajam pikiran, pandai dan
hati-hati (cermat, teliti, dsb.)
IKHLAS: bersih hati, tulus hati.
RAJIN: suka bekerja (belajar
dsb.), tekun, sungguh-
sungguh bekerja, selalu
berusaha giat, terus
menerus.
SPORTIF: bersifat kesatria, jujur,
tegak (tetap pendirian,
tetap memegang keadilan).
TANGGUNG JAWAB: keadaan
wajib menanggung segala
sesuatunya (kalau terjadi
apa-apa boleh dituntut,
dipersalahkan,
diperkarakan, dsb.
Misalnya berani dan siap
menerima resiko, amanah,
tidak mengelak, dan
berbuat yang terbaik), hak

dan Kewarganegaraan (PPKn) SD/MI Kelas III


Model Pengintegrasian Pendidikan Lalu Lintas Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila
30
DIMENSI, INDIKATOR, SERTA
KOMPETENSI INDIKATOR PENCAPAIAN MATERI MATERI PEMBELAJARAN TERINTEGRASI NILAI, NORMA,
NO NILAI, NORMA, MORAL, DAN
DASAR KOMPETENSI PEMBELAJARAN MORAL, & ETIKA BERLALU LINTAS
ETIKA BERLALU LINTAS
fungsi menerima Perkembangbiakan hewan dan tumbuhan
pembebanan sebagai Pembuahan didalam tubuh adalah proses bertemunya
akibat si kap pihak sendiri sperma dengan sel telur didalam tubuh hewan betina.
atau pi hak lain, Proses ini biasa terjadi pada hewan darat, seperti reptilia,
burung dan mamalia. Kemungkinan sperma bertemu dengan sel
melaksanakan dan telur sangat besar, karena keduanya.
menyelesaikan tugas
dengan sungguh-sungguh. Perilaku korupsi
DISIPLIN: tata tertib, ketaatan Perilaku korupsi/manipulasi uang sesungguhnya dapat dikaji
(kepatuhan) pada dari sudut pandang lingkungan atau tempat terjadinya perilaku
peraturan, tepat waktu, tersebut. Beberapa instansi pemerintah misalnya dikenal
tertib, dan konsisten. memiliki “reputasi” tertentu dalam hal korupsi yang dilakukan
oleh karyawannya. Namun demikian, bukannya tidak ada

dan Kewarganegaraan (PPKn) SD/MI Kelas III


JUJUR: lurus hati, tidak curang,
tulus, dapat diper caya, lingkungan kerja tertentu di perusahaan swasta yang tidak
mendukung munculnya korupsi. Mungkin yang berbeda dengan
berkata dan bertin dak fenomena di birokrasi pemerintahan adalah jenis penyebabnya.
benar, mengungkap kan Di kalangan swasta, korupsi umumnya baru dapat terjadi bila
sesuatu sesuai dengan terdapat pengawasan yang lemah, persaingan yang ketat,
kenyataan (tidak adanya kesempatan, kelihaian melakukan manipulasi dan
berbohong), dan punya niat sebagainya (Tempo, 19 Februari 1983. dalam Meliala, 1998).
yang lurus terhadap setiap
tindakan. Pengertian peraturan
KERJA KERAS: kegiatan Peraturan pada hakekatnya merupakan salah satu bentuk
melakukan sesuatu dengan kebijaksanaan tertulis yang bersifat pengaturan (relegen) yang
dibuat untuk menjadi rambu-rambu mengatur perilaku di
sungguh-sungguh, pantang sekolah, di rumah, dan di masyarakat. Sebagai warga sekolah
menyerah/ulet dan mentaati peraturan adalah bagian dari perilkau (bertanggung
semangat dalam berusaha. jawab) yang bersifat (mandiri)
ADIL : sama berat, tidak berat
sebelah, tidak memihak

Model Pengintegrasian Pendidikan Lalu Lintas Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila
/tidak pilih kasih, berpi
hak/berpegang kepada
kebenaran, sepatutnya, Contoh perilaku
tidak sewenang-wenang, korupsi: penyuapan
seimbang, netral, objektif
dan proporsional.
BERANI: mempunyai hati yang
mantap dan rasa percaya
diri yang besar dalam

37
31
38
DIMENSI, INDIKATOR, SERTA
KOMPETENSI INDIKATOR PENCAPAIAN MATERI MATERI PEMBELAJARAN TERINTEGRASI NILAI, NORMA,
NO NILAI, NORMA, MORAL, DAN
DASAR KOMPETENSI PEMBELAJARAN MORAL, & ETIKA BERLALU LINTAS
ETIKA BERLALU LINTAS
menghadapi bahaya, Pengertian hak dan kewajiban
kesulitan, dsb. (Tidak takut, Manusia sebagai makhluk tuhan YME secara kodrati dianugrahi
gentar, kecut) dan pantang hak dasar yang disebut hak asasi, tanpa perbedaan antara satu
mundur. dengan lainnya. Dengan hak asasi tersebut, manusia dapat
mengembangkan diri pribadi, peranan, dan sumbangannya bagi
PEDULI: mengindahkan, kesejahteraan hidup manusia. Manusia mempunyai hak pribadi
memperhatikan (empati), juga punya hak sebagai warga Negara dimana dalam
menghiraukan, menolong, pelaksanaan hak tersebut kita tidak boleh mengesampingkan
toleran, setia kawan, kewajiban sendiri. Dalam pelaksanaanya, maka keduanya harus
membela, memahami, seimbang antara hak dan kewajiban. Akhir-akhir ini banyak
menghargai dan warga Negara lebih menuntut hak-haknya daripada
memperlakukan orang lain melaksanakan kewajiban sehingga tidak ada keseimbangan dan
sebaik-baiknya. keselarasan diantara keduanya. Untuk itu sangat penting bagi
KESETARAAN: kesejajaran, setiap individu lebih mengetahui dan memahami hak-hak apa
saja yang bisa diperoleh dan kewajiban-kewajiban apa saja
sama tingkatan/kedudukan, yang dapat dilaksanakan. Sebagai siswa memahami hak dan
sebanding, sepadan, kewajiban di sekolah merupakan bagian dari (tanggung jawab)
seimbang. individu dan bersifat (mandiri,) misalnya, hak menerima
KEPEMILIKAN: perihal pelajaran, hak mendapat fasilitas sekolah, kewajiban
kepemilikan melaksanakan piket kelas dan sebagainya.
HEMAT: berhati-hati dalam
membelanjakan uang, tidak Penyampain pendapat
boros, cermat. Setiap warga negara perlu mengerti hak dan kewajiban warga
BERBAGI: membagi sesuatu negara dalam mengemukakan pendapat.
1. Hak Warga negara yang menyampaikan pendapat di muka
bersama, membagi diri, umum berhak untuk :
saling memberi a. mengeluarkan pikiran secara bebas
pengalaman. b. memperoleh perlindungan hukum
MANDIRI: dalam keadaan dapat 2. Kewajiban
berdiri sendiri, tidak Warga negara yang menyampaikan pendapat di muka
bergantung dengan orang umum berkewajiban dan bertanggung jawab untuk:
lain, percaya pada kemam a. menghormati hak-hak dan kebebasan orang lain
puan diri sendiri, mampu b. menghormati aturan-aturan moral yang diakui umum
mengatur dirinya sendiri, c. menaati hukum dan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku
dan mengambil inisiatif. d. menjaga dan menghormati keamanan dan ketertiban
SEDERHANA: bersahaja, sikap umum
dan perilaku yang ti dak e. menjaga keutuhan persatuan dan kesatuan bangsa
berlebihan, tidak ba nyak Sebagai siswa ketika memberikan pendapat diminta dengan
seluk-beluknya, tidak sopan dan santun baik di sekolah maupun di rumah,

dan Kewarganegaraan (PPKn) SD/MI Kelas III


Model Pengintegrasian Pendidikan Lalu Lintas Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila
32
DIMENSI, INDIKATOR, SERTA
KOMPETENSI INDIKATOR PENCAPAIAN MATERI MATERI PEMBELAJARAN TERINTEGRASI NILAI, NORMA,
NO NILAI, NORMA, MORAL, DAN
DASAR KOMPETENSI PEMBELAJARAN MORAL, & ETIKA BERLALU LINTAS
ETIKA BERLALU LINTAS
banyak pernik, lugas, apa menghormati aturan di rumah dan di sekolah dalam
adanya, hemat, sesuai ke menyampaikan pendapat dengan (jujur) merupakan bagian dari
butuhan, dan rendah hati. sikap dan perilaku yang (mandiri)

Menjaga kelestarian hidup


Alam memiliki kemampuan untuk memberikan kehidupan
bagi penduduk dunia. Kemampuan (potensi) yang ada pada
alam untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia alam atau
natural resources bumi dengan segala isinya yang terkandung di
dalmanya disebut pula dengan alam dunia.
usaha-usaha yang dilakukan untuk menjaga kelestarian potensi
alam dunia, yaitu :
a) Meningkatkan pemanfaatan sumber-sumber energi yang

dan Kewarganegaraan (PPKn) SD/MI Kelas III


tidak akan-akan habis-habis sebagai pengganti minyak bumi
atau batu bara, misalnya penggunaan energi sinar matahari,
angin, geothermal, tenaga air, pasang air laut, dan
sebagainya.
b) Melakukan daur ulang (recylcling), sehingga pengambilan
sumber daya alam dapat diperkecil, misalnya daur ulang
terhadap barang-barang bekas, seperti besi, alumunium,
kertas, plastik, dan lain-lain.
c) Melakukan pengawetan terhadap sumber daya alam berupa
kayu. Sebelum digunakan hendaknya diwajibkan untuk
diawetkan terlebih dahulu agar daya tahan penggunaan
kayu untuk bahan bangunan dapat di hemat karena kayu
yang digunakan telah dapat dipakai dipakai dalam jangka
waktu yang lebih lama.
Contoh, memelihara alam

Model Pengintegrasian Pendidikan Lalu Lintas Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila
Ramah lingkungan
Hidup ramah lingkungan pada dasarnya merupakan penerapan
dari keberlanjutan atas keputusan dan pilihan gaya hidup. Salah

39
33
40
DIMENSI, INDIKATOR, SERTA
KOMPETENSI INDIKATOR PENCAPAIAN MATERI MATERI PEMBELAJARAN TERINTEGRASI NILAI, NORMA,
NO NILAI, NORMA, MORAL, DAN
DASAR KOMPETENSI PEMBELAJARAN MORAL, & ETIKA BERLALU LINTAS
ETIKA BERLALU LINTAS
satu konsepsi tentang hidup ramah lingkungan adalah untuk
mengungkapkan apa yang dimaksudkan dari "tiga pilar besar",
yaitu sebagai pemenuhan kebutuhan ekologi, sosial, dan
ekonomi tanpa mengorbankan faktor-faktor tersebut bagi
generasi mendatang. Menanam tanaman di pot bunga
merupakan pelaksanaan menyelamatkan ekologi lingkungan
sehingga secara sosial sudah membantu memberikan kontribusi
terhadap kebutuhan udara yang bersih, aktivitas tersebut
merupakan bagian dari pelaksanaan peduli lingkungan dan
peduli terhadap manusia lain (peduli)

Pengertian kerjasama
Kerjasama berasal dari bahasa Inggris “Cooperation” yang
memiliki arti yang sama yakni kerjasama. Kerjasama merupakan
kegiatan bersama antara dua orang atau lebih untuk mencapai
tujuan yang sama. kerjasama kemudian berkembang dengan
munculnya pengertian-pengertian baru yang lebih kontemporer
sesuai dengan pergerakan zaman. Kerjasama pada masa lalu
identik dalam usaha perdagangan, pada masa sekarang
kerjasama menyentuh semua bidang. Baik ekonomi, sosial,
maupun politik. Menurut para ahli kerjasama adalah:
• Suatu tindakan untuk mencapai tujuan atau keuntungan
bersama
• Bantuan yang diberikan oleh orang lain maupun organisasi,
kelompok, atau negara lain
• Adanya keinginan untuk memiliki hubungan kerjasama antar
kelompok

Keberagaman
Keragaman adalah suatu kondisi dalam masyarakat dimana
terdapat perbedaaan2 dalam berbagai bidang terutama suku
bangsa, ras, agama, ideologi, budaya (masyarakat yang
majemuk) tapi keberagaman harus kita sikapi seperti binekha
tunggal ika atau berbeda-beda tapi satu.
Keberagaman adalah suatu bentuk perbedaan antara satu
dengan yang lain yang dapat digunakan sebagai objek untuk
persatuan... dengan adanya keberagaman itu menjadikan
kebersamaan.
Sebagai siswa hendaknya keberagaman agama, ras, budaya, di
sikapi secara positif, sehingga dengan keberagaman tersebut

dan Kewarganegaraan (PPKn) SD/MI Kelas III


Model Pengintegrasian Pendidikan Lalu Lintas Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila
34
DIMENSI, INDIKATOR, SERTA
KOMPETENSI INDIKATOR PENCAPAIAN MATERI MATERI PEMBELAJARAN TERINTEGRASI NILAI, NORMA,
NO NILAI, NORMA, MORAL, DAN
DASAR KOMPETENSI PEMBELAJARAN MORAL, & ETIKA BERLALU LINTAS
ETIKA BERLALU LINTAS
menjadikan pendorong lahirnya kerjasama yang harmonis
(kebersamaan)

Contoh perilaku kerja sama dalam memberantas korupsi


Korupsi adalah tindak kejahatan luar biasa, yaitu perbuatan
melawan hukum untuk memperkaya diri dengan cara
menyelewengkan atau menyalahgunakan uang negara.
Perbuatan korupsi jelas sangat merugikan masyarakat, bangsa,
dan Negara. Dari pemberitaan media massa diketahui bahwa
kasus korupsi di Indonesia jumlahnya terus meningkat dari
tahun ke tahun. Kita semua tidak menginginkan kasus korupsi
terus meningkat. Contoh perilaku koruptif yang biasa terdapat di
sekolah antara lain, menyontek, mencuri barang milik sekolah,

dan Kewarganegaraan (PPKn) SD/MI Kelas III


merusak barang milik sekolah (tidak jujur)

Pengrtian persatuan
Persatuan/kesatuan berasal dari kata satu yang berarti utuh
atau tidak terpecah-belah. Persatuan/kesatuan mengandung arti
“bersatunya macam-macam corak yang beraneka ragam
menjadi satu kebulatan yang utuh dan serasi.”
- Indonesia: Mengandung dua pengertian, yaitu pengertian
Indonesia ditinjau dari segi geografis dan dari segi bangsa.
Dari segi geografis: Indonesia berarti bagian bumi yang
membentang dari 95° sampai 141° Bujur Timur dan 6° Lintang
Utara sampai 11o Lintang Selatan atau wilayah yang terbentang
dari Sabang sampai Merauke.
Indonesia dalam arti luas adalah seluruh rakyat yang merasa
senasib dan sepenanggungan yang bermukim di dalam wilayah
itu.
Persatuan dan kesatuan Bangsa Indonesia berarti persatuan

Model Pengintegrasian Pendidikan Lalu Lintas Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila
bangsa yang mendiami wilayah Indonesia. Persatuan itu
didorong untuk mencapai kehidupan yang bebas dalam wadah
negara yang merdeka dan berdaulat.

Contoh persatuan dalam keberagaman


Contoh Perilaku Di Sekolah yang Mencerminkan Persatuan
dalam keberagaman:
> Melaksanakan tugas piket kelas bersama-sama dalam
kelompok yang telah disepakati (kebersamaan)
> Bekerja secara bersama-sama membersihkan lingkungan

41
35
42
DIMENSI, INDIKATOR, SERTA
KOMPETENSI INDIKATOR PENCAPAIAN MATERI MATERI PEMBELAJARAN TERINTEGRASI NILAI, NORMA,
NO NILAI, NORMA, MORAL, DAN
DASAR KOMPETENSI PEMBELAJARAN MORAL, & ETIKA BERLALU LINTAS
ETIKA BERLALU LINTAS
sekolah (peduli)
> Belajar secara kelompok untuk menyelesiakan tugas dari
bapak/ibu guru (tanggung jawab)
> Membantu teman yang kesulitan memahami materi pelajaran
(peduli)
> Menengok teman yang sakit dengan mengunjungi rumahnya
secara bersama-sama (peduli)
Tema 2: Perkembangan Teknologi
1 1.2 Menghargai 1. Menyebutkan hak dalam 1. Contoh hak dalam Keberagaman suku bangsa
kebersamaan kehidupan sehari-hari di kehidupan sehari- Suku bangsa adalah bagian dari suatu bangsa. Suku bangsa
dalam rumah secara tertulis hari di rumah mempunyai ciri-ciri mendasar tertentu. Ciri-ciri itu biasanya
keberagaman 2. Memberikan contoh 2. Contoh kewajiban berkaitan dengan asal-usul dan kebudayaan. Ada beberapa ciri
yang dapat digunakan untuk mengenal suatu suku bangsa,
sebagai anugerah kewajiban anggota anggota keluarga di yaitu: ciri fisik, bahasa, adat istiadat, dan kesenian yang sama.
Tuhan Tuhan keluarga di rumah rumah Contoh ciri fisik, antara lain warna kulit, rambut, wajah, dan
Yang Maha Esa di 3. Menjelaskan hubungan 3. Hubungan antara bentuk badan. Ciri-ciri inilah yang membedakan satu suku
lingkungan rumah antara hak dan hak dan kewajiban bangsa dengan suku bangsa lainnya. Suku bangsa merupakan
dan sekolah kewajiban di rumah di rumah kumpulan kerabat (keluarga) luas. Mereka percaya bahwa
2.2 Menunjukkan 4. Memberikan contoh hak 4. Contoh hak pejalan mereka berasal dari keturunan yang sama. Mereka juga merasa
perilaku patuh pejalan kaki di jalan raya kaki di jalan raya sebagai satu golongan. Dalam kehidupan sehari-hari mereka
pada tata tertib 5. Memberikan contoh (tanggung jawab) mempunyai bahasa dan adat istiadat sendiri yang berasal dari
dan aturan yang kewajiban pengendara 5. Contoh kewajiban nenek moyang mereka.
Keragaman suku bangsa di Indonesia antara lain disebabkan
berlaku dalam mobil di jalan raya pengendara mobil di oleh:
kehidupan sehari- (disiplin) jalan raya (disiplin)  perbedaan ras asal,
hari di rumah 6. Memberikan contoh 6. Contoh kewajiban di  perbedaan lingkungan geografis,
sekolah dan kewajiban di sekolah sekolah  perbedaan latar belakang sejarah,
masyarakat 7. Melaksanakan 7. Contoh penggunaan  perkembangan daerah,
sekitar kewajiban sebagai teknologi secara  perbedaan agama atau kepercayaan, dan
3.2 Mengetahui hak warga sekolah positif dalam berlalu  kemampuan adaptasi atau menyesuaikan diri. Sebagai siswa,
dan kewajiban 8. Menunjukkan contoh lintas (tanggung hal ini harus disikapi secara positif namun juga harus bersikap
sebagai warga penggunaan teknologi jawab). tegas jika terjadi penyimpangan perilaku, seperti perilaku
koruptif di sekolah (disiplin, peduli, tanggung jawab).
dalam kehidupan secara positif dalam 8. Contoh
sehari-hari di berlalu lintas (tanggung keberagaman Konsep kasih sayang
rumah dan di jawab). kebiasaan anggota Kasih sayang adalah suatu sikap saling menghormati dan
sekolah 9. Menyebutkan keluarga di rumah mengasihi semua ciptaan Tuhan baik mahluk hidup maupun
3.3 Memahami makna keberagaman kebiasaan 9. Macam-macam benda mati seperti menyayangi diri sendiri sendiri berlandaskan
keberagaman anggota keluarga di makanan kesukaan hati nurani yang luhur. Kita sebagai warga negara yang baik
sudah sepatutnya untuk terus memupuk rasa kasih sayang

dan Kewarganegaraan (PPKn) SD/MI Kelas III


Model Pengintegrasian Pendidikan Lalu Lintas Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila
36
DIMENSI, INDIKATOR, SERTA
KOMPETENSI INDIKATOR PENCAPAIAN MATERI MATERI PEMBELAJARAN TERINTEGRASI NILAI, NORMA,
NO NILAI, NORMA, MORAL, DAN
DASAR KOMPETENSI PEMBELAJARAN MORAL, & ETIKA BERLALU LINTAS
ETIKA BERLALU LINTAS
karakteristik rumah anggota keluarga di terhadap orang lain tanpa membedakan saudara , suku, ras,
individu di rumah, 10. Menyebutkan beragam rumah golongan, warna kulit, kedudukan sosial, jenis kelamin, dan tua
sekolah dan makanan kesukaan 10. Contoh atau muda. Ruang lingkup kasih saying bias dikembangkan oleh
masyarakat anggota keluarga di keberagaman sifat siswa saat berada di sekolah maupun dirumah, kasih sayang
diantara teman maupun diantara keluarga akan melahirkan rasa
4.2 Melaksanakan rumah individu di rumah empati kepadanya diberbagai aktifitas (peduli).
kewajiban sebagai 11. Menyebutkan 11. Macam-macam
warga dalam keberagaman sifat kesukaan teman di Interaksi sosial
kehidupan sehari- individu di rumah sekolah Secara harfiah interaksi berarti tindakan (action) yang
hari di rumah dan 12. Memeragakan peran 12. Contoh berbalasan antarindividu atau antarkelompok. Tindakan saling
sekolah berdasarkan keragaman keberagaman sifat mempengaruhi ini seringkali dinyatakan dalam bentuk simbol-
4.3 Berinteraksi sifat individu di rumah individu di sekolah simbol atau konsep-konsep.
Jadi, pengertian interaksi sosial, yaitu hubungan timbal balik

dan Kewarganegaraan (PPKn) SD/MI Kelas III


dengan beragam 13. Menyebutkan beragam 13. Macam-macam
orang di kesukaan teman di keberagaman status yang dinamis antara individu dan individu, antara individu dan
kelompok, atau antara kelompok dengan kelompok baik dalam
lingkungan rumah, sekolah sosial di kerja sama, persaingan, ataupun pertikaian.
sekolah, 14. Menyebutkan masyarakat (pelajar, Interaksi sosial melibatkan proses-proses sosial yang
masyarakat. keberagaman sifat mahasiswa, dan bermacammacam, yang menyusun unsur-unsur dinamis dari
individu di sekolah pekerja) masyarakat, yaitu proses-proses tingkah laku yang dikaitkan
15. Menggambarkan 14. Macam-macam dengan struktur sosial.
keberagaman sifat keberagaman
individu di sekolah pekerjaan/profesi di
16. Mengidentifikasi masyarakat
keberagaman status 15. Macam-macam
sosial di masyarakat sikap individu dalam
(pelajar, mahasiswa, menghadapi
dan pekerja) secara permasalahan lalu
lisan lintas (peduli).
17. Bermain peran HAK DAN KEWAAJIBAN WARGA NEGARA :

Model Pengintegrasian Pendidikan Lalu Lintas Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila
berdasarkan berbagai 1. Wujud Hubungan Warga Negara dengan Negara Wujud
status sosial di hubungan warga negara dan negara pada umumnya berupa
masyarakat peranan (role).
18. Mengidentifikasi 2. Hak dan Kewajiban Warga Negara Indonesia Hak kewajiban
warga negara Indonesia tercantum dalam pasal 27 sampai
keberagaman dengan pasal 34 UUD 1945.
pekerjaan/profesi di
masyarakat Hak Warga Negara Indonesia :
19. Mengumpulkan – Hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak : “Tiap
informasi tentang warga negara berhak atas

43
37
44
DIMENSI, INDIKATOR, SERTA
KOMPETENSI INDIKATOR PENCAPAIAN MATERI MATERI PEMBELAJARAN TERINTEGRASI NILAI, NORMA,
NO NILAI, NORMA, MORAL, DAN
DASAR KOMPETENSI PEMBELAJARAN MORAL, & ETIKA BERLALU LINTAS
ETIKA BERLALU LINTAS
rencana pekerjaan dan pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan”
profesi (cita-cita) (pasal 27 ayat 2).
20. Mengidentifikasi – Hak untuk hidup dan mempertahankan kehidupan: “setiap
keberagaman sikap orang berhak untuk hidup serta berhak mempertahankan hidup
dan kehidupannya.”(pasal 28A).
individu menghadapi – Hak untuk membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan
suatu permasalahan lalu melalui perkawinan yang sah (pasal 28B ayat 1).
lintas (peduli) – Hak atas kelangsungan hidup. “Setiap anak berhak atas
21. Mendiskusikan kelangsungan hidup, tumbuh, dan Berkembang”
keberagaman sikap – Hak untuk mengembangkan diri dan melalui pemenuhan
individu menghadapi kebutuhan dasarnya dan berhak mendapat pendidikan, ilmu
suatu permasalahan lalu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya demi
lintas (kesetaraan) meningkatkan kualitas hidupnya demi kesejahteraan hidup
22. Mempresentasikan manusia. (pasal 28C ayat 1)
berbagai keberagaman Kewajiban Warga Negara Indonesia :
anggota keluarga di – Wajib menaati hukum dan pemerintahan. Pasal 27 ayat (1)
rumah UUD 1945 berbunyi :
23. Mempresentasikan segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam
berbagai keberagaman hukum dan pemerintahan
di sekolah dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak
24. Mempresentasikan ada kecualinya.
keberagaman sikap – Wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara. Pasal 27
individu dalam ayat (3) UUD 1945
menyatakan : setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta
menghadapi suatu dalam upaya
permasalahan lalu lintas pembelaan negara”.
(kebersamaan). – Wajib menghormati hak asasi manusia orang lain. Pasal 28J
ayat 1 mengatakan :
Setiap orang wajib menghormati hak asai manusia orang lain
– Wajib tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan dengan
undang-undang. Pasal 28J ayat 2 menyatakan : “Dalam
menjalankan hak dan kebebasannya,setiap orang wajib tunduk
kepada pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang
dengan maksud untuk menjamin pengakuan serta
penghormatan atas hak kebebasan orang lain dan untuk
memenuhi tuntutan yang adil sesuai dengan pertimbangan
moral, nilai-nilai agama, keamanan, dan ketertiban umum dalam
suatu masyarakat demokratis.”

dan Kewarganegaraan (PPKn) SD/MI Kelas III


Model Pengintegrasian Pendidikan Lalu Lintas Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila
38
DIMENSI, INDIKATOR, SERTA
KOMPETENSI INDIKATOR PENCAPAIAN MATERI MATERI PEMBELAJARAN TERINTEGRASI NILAI, NORMA,
NO NILAI, NORMA, MORAL, DAN
DASAR KOMPETENSI PEMBELAJARAN MORAL, & ETIKA BERLALU LINTAS
ETIKA BERLALU LINTAS
Contoh hak dan kewajiban
Hak dan Kewajibanmu Sebagai Anak dan Siswa (tanggung
jawab)

Hak Kewajiban
Sebagai 1. Mendapatkan 1. Menghormati orang
anak perlindungan dari orang tua
di rumah tua. 2. Membantu pekerjaa
2. Mendapatan pendidikan rumah
dari orang tua 3. Mematuhi perintah
3. Mendapatkan jaminan orang tua
kesehatan dari orang 4. Menjaga kebersihan

dan Kewarganegaraan (PPKn) SD/MI Kelas III


tua dan kenyamanan
4. Mendapat kasih sayang rumah
dari orang tua
Sebagai 1. Mendapatkan 1. Menghormati guru
siswa di pendidikan dan 2. Membantu pekerjaa
sekolah bimbingan dari guru guru
2. Mendapatkan 3. Menjaga kebersihan
perlindungan dan dan keindahan
keamanan sekolah
3. Menggunakan fasilitas 4. Belajar yang rajin
sekolah: kelas, 5. Selalu mengerjakan
laboratorium, tugas sekolah
perpustakaan dll

Hak dan keajiban sebagai warga


Warga mengandung arti peserta, anggota atau warga dari suatu
organisasi atau perkumpulan. Warga negara artinya warga atau

Model Pengintegrasian Pendidikan Lalu Lintas Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila
anggota dari organisasi yg bernama negara. Warga negara
merupakan terjemahan kata citizens (bahasa Inggris) yang
mempunyai arti; warga negara, petunjuk dari sebuah kota,
sesama warga negara, sesama penduduk, orang setanah air;
bawahan atau kawula. Salah satu hak sebagai warga adalah
mendapatkan pekerjaan. Pekerjaan sebagai petugas pos
merupakan pekerjaan mulia, karena mereka mamberikan
pelayanan kepada warga lain dalam mendapatkan hak-haknya
(tanggung jawab)

45
39
46
DIMENSI, INDIKATOR, SERTA
KOMPETENSI INDIKATOR PENCAPAIAN MATERI MATERI PEMBELAJARAN TERINTEGRASI NILAI, NORMA,
NO NILAI, NORMA, MORAL, DAN
DASAR KOMPETENSI PEMBELAJARAN MORAL, & ETIKA BERLALU LINTAS
ETIKA BERLALU LINTAS
Contoh hak dan keajiban petugas pos
Sebagai pegawai tentunya ada hak dan kewajiban yang melekat
antara lain:
a. hak mendapat gaji
b. hak cuti
c. hak meperoleh pendidikan
d. hak memperoleh penghargaan
e. wajib mengantar surat
f. wajib mengantar paket
g. wajib melayani dengan ikhlas
Tentunya hak dan kewajiban melekat tersebut harus dijalankan
sesuai aturan yang berlaku di PT pos tersebut (disiplin)

Contoh gambar
berbagai suku bangsa

Siswa bisa menceritakan berbagai suku bangsa yang terdapat


pada gambar tersebut, terdapat nilai apakah disana?

Contoh penggunaah teknologi yang positif


Tidak bisa disangkal dengan penemuan teknologi yang serba
modern pasti mempunyai dampak positif dan negatif . salah satu
contoh televisi dan hp , berikut ini penjelasan dampak positif dan
negatif televisi dan hp :

dan Kewarganegaraan (PPKn) SD/MI Kelas III


Model Pengintegrasian Pendidikan Lalu Lintas Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila
40
DIMENSI, INDIKATOR, SERTA
KOMPETENSI INDIKATOR PENCAPAIAN MATERI MATERI PEMBELAJARAN TERINTEGRASI NILAI, NORMA,
NO NILAI, NORMA, MORAL, DAN
DASAR KOMPETENSI PEMBELAJARAN MORAL, & ETIKA BERLALU LINTAS
ETIKA BERLALU LINTAS
Dampak Positif Televisi
Dalam hal penyajian berita, televisi umumnya selalu up to date,
mampu menyajikan berita terbaru langsung dari lokasi kejadian.
Hal ini tentu akan membuat Anda tidak ketinggalan informasi
dan memberikan wawasan yang cukup luas pada Anda secara
cepat.Bila televisi menyajikan acara-acara yang berhubungan
dengan pendidikan, hal ini tentu sangat berguna bagi para
pelajar. Seorang pelajar bisa mengambil manfaat berupa
informasi pendidikan dari acara televisi tersebut.Salah satu
pengaruh positif televisi adalah Anda bisa menyegarkan otak
dengan menonton beragam tayangan hiburan yang disajikan
oleh stasiun televisi. Mulai dari acara kuis, film, sinetron, atau
hiburan-hiburan yang lain. Televisi banyak menampilkan tokoh-

dan Kewarganegaraan (PPKn) SD/MI Kelas III


tokoh yang memiliki pengaruh, baik dalam dunia pendidikan,
dunia usaha, hiburan, atau yang lainnya. Figur-figur yang
ditampilkan dalam televisi ini bisa memicu anda untuk
mencontoh kesuksesan mereka.
Kehadiran Handphone telah merubah kehidupan
manusia.Sebagian besar remaja zaman sekarang merasa
dirinya sangat tergantung pada Handphone. Menurutnya,
kehadiran ponsel sangat membantu kemudahan hidup,
komunikasi. Tujuan kemudahan hidup itu pula yang memaksa
dirinya memutuskan menggunakan handphone akhir-akhir ini.
Alasannya agar lebih mudah untuk berkomunikasi dan lebih
cepat dari pada surat-menyurat, dampak positif lain dari
handphone adalah:
1. Mempermudah komunikasi.
2. Menambah pengetahuan tentang perkembangan teknologi.
3. Memperluas jaringan persahabatan.
4. Menjalin silaturahrahmi

Model Pengintegrasian Pendidikan Lalu Lintas Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila
Contoh penggunaan negatif
Penggunaan HP, bagaimana menurutmu?

47
41
48
DIMENSI, INDIKATOR, SERTA
KOMPETENSI INDIKATOR PENCAPAIAN MATERI MATERI PEMBELAJARAN TERINTEGRASI NILAI, NORMA,
NO NILAI, NORMA, MORAL, DAN
DASAR KOMPETENSI PEMBELAJARAN MORAL, & ETIKA BERLALU LINTAS
ETIKA BERLALU LINTAS
Keberagaman kebiasaan anggota keluarga
Kebiasaan boleh berbeda, namun kita tetap saling menghormati
perbedaan tersebut. Pepatah; dimana bumi dipijak disana langit
dijunjung tepatlah kiranya menggambarkan sikap perilaku kita
dalam pergaulan disekolah.
Di rumah masing-masing tentunya kalian memiliki kebiasaan
dan perilaku yang berbeda. Diantara kalian mungkin saja
merupakan anak satu-satunya atau anak tunggal dalam
keluarga. Anak tunggal mungkin saja berbeda sikap dan
kebiasaannya dalam kehidupan keluarga dibandingkan dengan
keluarga yang anaknya lebih dari satu.
Bentuk perilaku menghargai norma dan kebiasaan yang
beragam di rumah dapat dilakukan dengan cara berikut :
• Sikap menghormati norma dan kebiasaan yang berbeda
antara anggota keluarga (komitmen)
• Menjunjung tinggi sikap toleransi dan kebersamaan dalam
keluarga (komitmen)
• Sikap tenggang rasa, dan
• Menjaga kerukunan antar anggota keluarga (kebersamaan)

Keberagaman lingkungan
Perbedaan dalam lingkungan sekolah juga memiliki manfaat
bagi pelajar, guru, dan sekolah. Bayangkan apabila setiap saat
semua pelajar dan guru selalu memiliki pendapat yang sama,
cara berpakain yang sama, cara berbicara yang sama. Maka
kehidupan sekolah akan “monoton atau hambar”. Kreatifitas dan
inovasi akan lebih berkembang apabila memungkinkan
perbedaan pendapat, berpikir, dan berkreasi. Berdasarkan
perannya keberagaman di sekolah dapat ditunjukkan oleh jenis-
jenis keragaman yang meliputi tingkat ekonomi, agama, ras,
budaya dari siswa maupun guru. Menghargai keberagaman
tersebut dapat lebih menjaga kekeluargaan di lingkungan
sekolah, menumbuhkan sikap kebersamaan dan saling
menghormati (kebersamaan)

Penggunaan teknologi HP
Di era globalisasi seperti saat ini, segala aspek kehidupan
dituntut untuk semakin maju dan berkembang. Hal tersebut juga
disesuaikan dengan kemajuan teknologi yang semakin
berkembang pesat. Memasuki abad ke-21 ini pemanfaatan

dan Kewarganegaraan (PPKn) SD/MI Kelas III


Model Pengintegrasian Pendidikan Lalu Lintas Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila
42
DIMENSI, INDIKATOR, SERTA
KOMPETENSI INDIKATOR PENCAPAIAN MATERI MATERI PEMBELAJARAN TERINTEGRASI NILAI, NORMA,
NO NILAI, NORMA, MORAL, DAN
DASAR KOMPETENSI PEMBELAJARAN MORAL, & ETIKA BERLALU LINTAS
ETIKA BERLALU LINTAS
teknologi sudah tidak asing lagi bahkan menjadi sesuatu yang
wajib dalam semua aspek kehidupan, salah satunya pada aspek
pendidikan dan ekonomi. Pada abad 21 ini, teknologi informasi
dan komunikasi bisa dikatakan sebagai kebutuhan primer.
Salah satu pemanfaatan teknologi adalah pemanfaatan telepon
genggam atau yang biasa dikenal dengan istilah handphone.
Mengapa handphone? Handphone merupakan perangkat
teknologi yang paling praktis dan bisa dibawa kemana saja, dan
tidak dapat dipungkiri bahwa saat ini hampir semua orang dari
berbagai usia memilikinya. Handphone merupakan sebuah alat
komunikasi yang bisa dimanfaatkan untuk pendidikan,
khususnya dalam proses pembelajaran. Handphone atau
telepon genggam bisa dijadikan sebagai media pembelajaran

dan Kewarganegaraan (PPKn) SD/MI Kelas III


sederhana.
Dampak positif penggunaan ponsel antara lain:
a. Semakin mudah dan cepatnya manusia dalam
berkomunikasi
b Semakin murah dalam berkomunikasi
a. Mudah berkomunikasi dalam jarak jauh
c Semakin berkembangnya bisnis ponsel
d Semakin berkembangnya bisnis yang menghubungkan
dengan teknologi ponsel seperti kuis SMS
Dampak negatif penggunaan ponsel antara lain:
a Semakin melunturnya nilai moral dan sopan santun
b Adanya kejahatan dan penipuan dalam SMS
c Kejahatan dalam penyalahgunaan kamera dan foto dalam
ponsel
d Disinyalir bahwa penggunaan ponsel secara berlebihan
dapat menimbulkan kanker otak dan resiko tumor otak.

Model Pengintegrasian Pendidikan Lalu Lintas Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila
Coba bagaimana pandangan siswa terhadap gambar diatas?

49
43
50
DIMENSI, INDIKATOR, SERTA
KOMPETENSI INDIKATOR PENCAPAIAN MATERI MATERI PEMBELAJARAN TERINTEGRASI NILAI, NORMA,
NO NILAI, NORMA, MORAL, DAN
DASAR KOMPETENSI PEMBELAJARAN MORAL, & ETIKA BERLALU LINTAS
ETIKA BERLALU LINTAS
Meskipun siswa dapat membeli handphone yang canggih dan
modern, namun siswa diharapkan membeli sesuai dengan
kebutuhannya, sehingga tidak menimbulkan perbedaan yang
mencolok diantara teman-teman lainnya (sederhana).
Tema 3: Perubahan di Alam
1. 1.2 Menghargai 1. Menceritakan hasil 1. Contoh pengamalan Dimensi dan Indikator Sebagai umat beragama kita patut selalu bersyukur kepada
kebersamaan pengamatan tentang sila pertama 1 Politik: Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat yang telah
dalam hak dalam pengamalan Pancasila dalam a. Membuat kebijakan dianugerahkan, terutama yang terpenting adalah kita memiliki
keberagaman sila pertama sesuai keseharian didasarkan pada keyakinan pada nilai-nilai kebenaran dan kebajikan. Salah satu
kepentingan
sebagai anugerah konteks (berlalu lintas) (khususnya dalam umum/bersama (adil, keyakinan tersebut adalah bahwa sila pertama Pancasila sangat
Tuhan Tuhan 2. Mendeskripsikan bentuk berlalu lintas (peduli) berani) tepat sebagai dasar/acuan bagi kehidupan bangsa dan negara
Yang Maha Esa di pengamalan sila 2. Contoh hak dalam b, Melaksanakan kebijakan Indonesia. Untuk memudahkan mengingat dan memahami
lingkungan rumah pertama Pancasila memanfaatkan jalan didasari pada sikap makna sila tersebut maka oleh pendiri negara disimbolkan
dan sekolah dalam keseharian raya sebagai menjunjung tinggi dengan labang bintang segi lima.
2.2 Menunjukkan 3. Memberikan contoh hak pengamalan sila kebenaran (jujur, berani) Arti simbol-simbol dalam Pancasila antara lain: Simbol
perilaku patuh dalam memanfaatkan kedua Pancasila c Melaksanakan bintang bermakna bahwa bangsa Indonesia percaya dan taqwa
pada tata tertib jalan raya sebagai (tanggung jawab) pengawasan kebijakan terhadap Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama dan
dan aturan yang pengamalan sila kedua 3. Contoh etika berlalu secara tidak tebang pilih kepercayaannya.
(adil, berani)
berlaku dalam Pancasila lintas sebagai 2. Sosiologi: Simbol rantai bermakna bahwa manusia itu sederajat, dan
kehidupan sehari- 4. Menyebutkan contoh bentuk pengamalan a. Menepati janji (tanggung bangsa
hari di rumah etika berlalu lintas sila ketiga Pancasila jawab) Indonesia merasakan dirinya sebagai bagian dari seluruh
sekolah dan sebagai bentuk (kebersamaan) b. Tidak diskriminatif dalam umat. Maka, dalam kehidupan sehari-hari kita harus saling
masyarakat pengamalan sila ketiga 4. Contoh perilaku memberikan layanan menghormati karena pada dasarnya kita pasti saling
sekitar Pancasila yang tepat ketika (adil) membutuhkan. (kebersamaan).
3.1 Memahami (kebersamaan) menghadapi korban c. Tidak nepotisme (adil, Simbol padi dan kapas bermakna
simbol-simbol sila 5. Memberikan contoh kecelakaan di jalan mandiri) kemakmuran. Kemakmuran merupakan tujuan utama bagi
Pancasila dalam perilaku yang tepat raya (peduli) d. Tidak kolusi (jujur, sila kelima ini. Makna yang terlukiskan dalam simbol ini
mandiri)
lambang negara ketika menghadapi 5. Contoh perilaku 3. Ekonomi: menggambarkan perilaku dan sikap bangsa Indonesia yang
“Garuda korban kecelakaan di memelihara a. Melakukan persaingan selalu gigih bekerja (kerja keras).
Pancasila” jalan raya (peduli) lingkungan sebagai secara sehat (tanggung Sebagai peserta didik harus selalu menjaga situasi di
4.1 Mengamati dan 6. Menunjukkan contoh bentuk rasa syukur jawab, jujur, kerja keras) sekolah agar selalu harmonis, jangan sampai terdapat
menceritakan perilaku memelihara kepada Tuhan yang b. tidak menyuap (jujur) pertentangan atau keributan di sekolah. Jika terjadi
perilaku di sekitar lingkungan sebagai Maha Esa c. tidak boros dalam pertentangan atau keributan di sekolah tugas kita adalah
rumah dan bentuk rasa syukur 6. Contoh tanggung menggunakan sumber melerai, mendamaikan secara adil dan bijaksana, tidak
sekolah dan kepada Tuhan yang jawab bersama daya (sederhana, memihak satu sama lain. Hal ini ini merupakan perwujudan dari
mengaitkan Maha Esa dalam menjaga tanggung jawab) pengamalan Pancasila.
d. tidak melakukan

dan Kewarganegaraan (PPKn) SD/MI Kelas III


Model Pengintegrasian Pendidikan Lalu Lintas Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila
44
DIMENSI, INDIKATOR, SERTA
KOMPETENSI INDIKATOR PENCAPAIAN MATERI MATERI PEMBELAJARAN TERINTEGRASI NILAI, NORMA,
NO NILAI, NORMA, MORAL, DAN
DASAR KOMPETENSI PEMBELAJARAN MORAL, & ETIKA BERLALU LINTAS
ETIKA BERLALU LINTAS
dengan 7. Mengidentifikasi bentuk lingkungan dari penyimpangan alokasi
pemahamannya tanggung jawab pemanasan global dan distribusi (jujur,
terhadap simbol bersama dalam menjaga 7. Arti simbol sila peduli, tanggung jawab)
sila-sila Pancasila. lingkungan dari kedua Pancasila 4. Hukum:
a. tidak melakukan
pemanasan global 8. Contoh perilaku penggelapan dana, pajak,
8. Menyusun poster yang harus dihindari barang, dan sebagainya
kampanye untuk karena (jujur, tanggung jawab)
mencegah pemanasan merugikan/merusak b. tidak melakukan
global sebagai bentuk lingkungan (antara pemalsuan dokumen,
tanggungjawab bersama lain: membiarkan surat, tanda tangan, dan
dalam menjaga tanaman tidak sebagainya (jujur,
tanggung jawab)

dan Kewarganegaraan (PPKn) SD/MI Kelas III


lingkungan disiram, membuang
9. Memperlihatkan poster sampah c. tidak melakukan
pencurian dana, barang,
kampanye menjaga sembarangan) waktu, ukuran yang
lingkungan kepada merugikan pihak lain, dan
teman dalam rangka sebagainya (jujur,
mensyukuri karunia tanggung jawab, disiplin)
Tuhan yang Maha Esa d. tidak melakukan penipuan
10. Menjelaskan arti simbol terhadap pihak lain (jujur)
sila kedua Pancasila e. tidak melakukan
11. Menunjukkan contoh persekongkolan dalam
perilaku yang harus membuat putusan
(tanggung jawab)
dihindari karena f. tidak melakukan
merugikan/merusak perusakan terhadap
lingkungan (antara lain: barang/fasilitas milik
membiarkan tanaman negara (tanggung jawab,
tidak disiram, peduli)

Model Pengintegrasian Pendidikan Lalu Lintas Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila
membuang sampah g. tidak memberikan atau
sembarangan). menerima gratifikasi (jujur,
sederhana)
h. tidak
menyalahi/melanggar
aturan (disiplin, tanggung
jawab).

51
45
52
DIMENSI, INDIKATOR, SERTA
KOMPETENSI INDIKATOR PENCAPAIAN MATERI MATERI PEMBELAJARAN TERINTEGRASI NILAI, NORMA,
NO NILAI, NORMA, MORAL, DAN
DASAR KOMPETENSI PEMBELAJARAN MORAL, & ETIKA BERLALU LINTAS
ETIKA BERLALU LINTAS
NILAI ACUAN ANTI KORUPSI

KEBERSAMAAN: hal bersama


seperti rasa persaudaraan/
kekeluargaan, senasib
sepenang-gungan, dan
merasa menjadi satu
kesatuan (integritas).
KOMITMEN: perjanjian,
keterikatan untuk
melakukan sesuatu (yang
telah disepakati), kontrak.
KONSEKUEN: sesuai dengan
apa yang
dikatakan/diperbuat,
berwatak teguh, tidak
menyimpang dari apa yang
sudah diputuskan.
BIJAKSANA: selalu mengguna-
kan akal budinya
(pengalaman dan
pengetahuannya), arif,
tajam pikiran, pandai dan
hati-hati (cermat, teliti, dsb.)
IKHLAS: bersih hati, tulus hati.
RAJIN: suka bekerja (belajar
dsb.), tekun, sungguh-
sungguh bekerja, selalu
berusaha giat, terus
menerus.
SPORTIF: bersifat kesatria, jujur,
tegak (tetap pendirian,
tetap memegang keadilan).
TANGGUNG JAWAB: keadaan
wajib menanggung segala
sesuatunya (kalau terjadi
apa-apa boleh dituntut,
dipersalahkan,
diperkarakan, dsb.
Misalnya berani dan siap

dan Kewarganegaraan (PPKn) SD/MI Kelas III


Model Pengintegrasian Pendidikan Lalu Lintas Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila
46
DIMENSI, INDIKATOR, SERTA
KOMPETENSI INDIKATOR PENCAPAIAN MATERI MATERI PEMBELAJARAN TERINTEGRASI NILAI, NORMA,
NO NILAI, NORMA, MORAL, DAN
DASAR KOMPETENSI PEMBELAJARAN MORAL, & ETIKA BERLALU LINTAS
ETIKA BERLALU LINTAS
menerima resiko, amanah,
tidak mengelak, dan
berbuat yang terbaik), hak
fungsi menerima
pembebanan sebagai
akibat sikap pihak sendiri
atau pihak lain,
melaksanakan dan
menyelesaikan tugas
dengan sungguh-sungguh.
DISIPLIN: tata tertib, ketaatan
(kepatuhan) pada
peraturan, tepat waktu,

dan Kewarganegaraan (PPKn) SD/MI Kelas III


tertib, dan konsisten.
JUJUR: lurus hati, tidak curang,
tulus, dapat dipercaya,
berkata & bertindak benar,
mengungkap kan sesuatu
sesuai dengan kenyataan
(tidak berbohong), dan
punya niat yang lurus
terhadap setiap tindakan.
KERJA KERAS: kegiatan
melakukan sesuatu dengan
sungguh-sungguh,
pantang menyerah/ulet dan
semangat dalam berusaha.
ADIL: sama berat, tidak berat
sebelah, tidak
memihak/tidak pilih kasih,

Model Pengintegrasian Pendidikan Lalu Lintas Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila
berpihak/berpegang
kepada kebenaran,
sepatutnya, tidak
sewenang-wenang,
seimbang, netral, objektif
dan proporsional.
BERANI: mempunyai hati yang
mantap dan rasa percaya
diri yang besar dalam
menghadapi bahaya,

53
47
54
DIMENSI, INDIKATOR, SERTA
KOMPETENSI INDIKATOR PENCAPAIAN MATERI MATERI PEMBELAJARAN TERINTEGRASI NILAI, NORMA,
NO NILAI, NORMA, MORAL, DAN
DASAR KOMPETENSI PEMBELAJARAN MORAL, & ETIKA BERLALU LINTAS
ETIKA BERLALU LINTAS
kesulitan, dsb. (Tidak takut,
gentar, kecut) dan pantang
mundur.
PEDULI: mengindahkan,
memperhatikan (empati),
menghiraukan, menolong,
toleran, setia kawan,
membela, memahami,
menghargai dan
memperlakukan orang lain
sebaik-baiknya.
KESETARAAN: kesejajaran,
sama tingkatan/kedudukan,
sebanding, sepadan,
seimbang.
KEPEMILIKAN: perihal
kepemilikan
HEMAT: berhati-hati dalam
membelanjakan uang, tidak
boros, cermat.
BERBAGI: membagi sesuatu
bersama, membagi diri,
saling memberi
pengalaman.
MANDIRI: dalam keadaan dapat
berdiri sendiri, tidak
bergantung dengan orang
lain, percaya pada
kemampuan diri sendiri,
mampu mengatur dirinya
sendiri, dan mengambil
inisiatif.
SEDERHANA: bersahaja, sikap
dan perilaku yang tidak
berlebihan, tidak banyak
seluk-beluknya, tidak
banyak pernik, lugas, apa
adanya, hemat, sesuai
kebutuhan, dan rendah
hati.

dan Kewarganegaraan (PPKn) SD/MI Kelas III


Model Pengintegrasian Pendidikan Lalu Lintas Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila
48
DIMENSI, INDIKATOR, SERTA
KOMPETENSI INDIKATOR PENCAPAIAN MATERI MATERI PEMBELAJARAN TERINTEGRASI NILAI, NORMA,
NO NILAI, NORMA, MORAL, DAN
DASAR KOMPETENSI PEMBELAJARAN MORAL, & ETIKA BERLALU LINTAS
ETIKA BERLALU LINTAS
Tema 4: Peduli Lingkungan Sosial
1 1.2 Menghargai 1. Mengidentifikasi 1. Contoh pengamalan Dimensi dan Indikator Sebagai orang yang beriman kita harus selalu mensyukuri
kebersamaan pengamalan sila sila keempat 1 Politik: nikmat yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa. Salah satu
dalam keempat Pancasila Pancasila dalam a. Membuat kebijakan wujud rasa syukur, terhadap Tuhan yang Maha Esaadalah
keberagaman dalam kehidupan sehari- kehidupan sehari- didasarkan pada menunjukkan perilaku kerukunan dan sportivitas dalam
kepentingan
sebagai anugerah hari hari umum/bersama (adil, kebinnekaan dan keragaman agama, suku bangsa, bahasa,
Tuhan Tuhan 2. Melakukan pengamatan 2. Cara melaksana-kan berani) rumah adat, sosial, dan ekonomi, dalam kehidupan sehari-hari
Yang Maha Esa di terhadap perilaku di keputusan dari hasil b, Melaksanakan kebijakan di lingkungan rumah, sekolah, dan masyarakat sekitar.
lingkungan rumah sekitar rumah tentang musyawarah didasari pada sikap Manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan, mestinya harus patuh
dan sekolah pengamalan sila 3. Contoh pengamalan menjunjung tinggi dan taat menjalankan perintah-perintah dan menjauhi larangan-
2.2 Menunjukkan keempat Pancasila sila kelima kebenaran (jujur, berani) larangan Tuhan Yang Maha Esa. Namun kenyataan yang terjadi

dan Kewarganegaraan (PPKn) SD/MI Kelas III


perilaku patuh 3. Menunjukkan cara Pancasila dalam c Melaksanakan di sekitar kita, masih ada pelanggaran terhadap norma yang
pada tata tertib melaksanakan kehidupan sehari- pengawasan kebijakan ada, termasuk norma agama, padahal pelanggaran terhadap
dan aturan yang keputusan dari hasil hari secara tidak tebang pilih norma adalah termasuk tindakan koruptif. Oleh karena itu, kita
(adil, berani)
berlaku dalam musyawarah 4. Pemanfaatan 2. Sosiologi: harus selalu disiplin menjalankan perintah-perintah Tuhan
kehidupan sehari- 4. Mengidentifikasi sarana jalan yang a. Menepati janji (tanggung seperti menjalankan ibadah dan menjauhi larangan-
hari di rumah pengamalan sila kelima ada disekitar tempat jawab) laranganNya seperti bohong/tidak jujur. Setiap agama pastilah
sekolah dan Pancasila dalam tinggal untuk b. Tidak diskriminatif dalam menyerukan kejujuran dalam kehidupan sehari-hari. (nilai
masyarakat kehidupan sehari-hari kepentingan memberikan layanan disiplin, kejujuran). Kecuali sikap-sikap itu, kita perlu
sekitar 5. Melakukan pengamatan bersama (peduli) (adil) membiasakan hidup hemat dalam kehidupan sehari-hari.
1.1 Memahami terhadap perilaku di 5. Contoh perilaku c. Tidak nepotisme (adil, Arti simbol-simbol dalam Pancasila antara lain: Simbol bintang
simbol-simbol sila sekitar rumah tentang menjaga sarana mandiri) bermakna bahwa bangsa Indonesia percaya dan taqwa
Pancasila dalam pengamalan sila kelima jalan raya sebagai d. Tidak kolusi (jujur, terhadap Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama dan
mandiri)
lambang negara Pancansila wujud tanggung 3. Ekonomi: kepercayaannya.
“Garuda 6. Mengidentifikasi jawab sosial a. Melakukan persaingan Simbol rantai bermakna bahwa manusia itu sederajat, dan
Pancasila” pemanfaatan sarana (tanggung jawab) secara sehat (tanggung bangsa

Model Pengintegrasian Pendidikan Lalu Lintas Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila
1.2 Mengetahui hak jalan yang ada disekitar 6. Contoh kewajiban di jawab, jujur, kerja keras) Indonesia merasakan dirinya sebagai bagian dari seluruh umat.
dan kewajiban tempat tinggal untuk rumah b. tidak menyuap (jujur) Maka, dalam kehidupan sehari-hari kita harus saling
sebagai warga kepentingan bersama 7. Contoh kewajiban c. tidak boros dalam menghormati karena pada dasarnya kita pasti saling
dalam kehidupan (peduli) dalam kehidupan menggunakan sumber membutuhkan.(kebersamaan).
sehari-hari di 7. Menunjukkan contoh sehari-hari daya (sederhana, Simbol padi dan kapas bermakna
rumah dan di perilaku menjaga sarana 8. Contoh kewajiban tanggung jawab) kemakmuran. Kemakmuran merupakan tujuan utama bagi sila
d. tidak melakukan
sekolah jalan raya sebagai wujud sebagai warga penyimpangan alokasi kelima ini. Makna yang terlukiskan dalam simbol ini
3.3 Memahami makna tanggung jawab sosial masyarakat dan distribusi (jujur, menggambarkan perilaku dan sikap bangsa Indonesia yang
keberagaman (tanggung jawab) 9. Contoh perilaku peduli, tanggung jawab) selalu gigih bekerja (kerja keras).
karakteristik 8. Mengidentifikasi contoh peduli kepada 4. Hukum: Sebagai peserta didik harus selalu menjaga situasi di sekolah

55
49
56
DIMENSI, INDIKATOR, SERTA
KOMPETENSI INDIKATOR PENCAPAIAN MATERI MATERI PEMBELAJARAN TERINTEGRASI NILAI, NORMA,
NO NILAI, NORMA, MORAL, DAN
DASAR KOMPETENSI PEMBELAJARAN MORAL, & ETIKA BERLALU LINTAS
ETIKA BERLALU LINTAS
individu di rumah, kewajiban di rumah sesama yang a. tidak melakukan agar selalu harmonis, jangan sampai terdapat pertentangan
sekolah dan 9. Memberi tanggapan mengalami kesulitan penggelapan dana, pajak, atau keributan di sekolah. Jika terjadi pertentangan atau
masyarakat terhadap pelaksanaan di jalan raya (peduli). barang, dan sebagainya keributan di sekolah tugas kita adalah melerai, mendamaikan
3.4 Mengetahui arti kewajiban di rumah 10. Contoh (jujur, tanggung jawab) secara adil dan bijaksana, tidak memihak satu sama lain. Hal ini
b. tidak melakukan
bersatu dalam 10. Mengidentifikasi contoh keberagaman di pemalsuan dokumen, ini merupakan perwujudan dari pengamalan Pancasila.
keberagaman di kewajiban dalam lingkungan rumah surat, tanda tangan, dan
rumah, sekolah kehidupan sehari-hari 11. Macam-macam sebagainya (jujur, Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara setiap warga
dan masyarakat 11. Memberikan tanggapan kebiasaan individu tanggung jawab) negara memiliki hak dan kewajiban.
4.1 Mengamati dan terhadap pelaksanaan berkaitan dengan c. tidak melakukan Hak adalah sesuatu yang mutlak menjadi milik kita dan
menceritakan kewajiban dalam lingkungan sekitar pencurian dana, barang, penggunaannya tergantung kepada kita sendiri. Contoh dari hak
perilaku di sekitar kehidupan sehari-hari 12. Cara-cara menolong waktu, ukuran yang misalnya, mendapatkan perlindungan hukum, mendapatkan
rumah dan 12. Mengidentifikasi contoh orang yang merugikan pihak lain, dan pekerjaan dan penghidupan yang layak, memilih, memeluk dan
sekolah dan kewajiban sebagai mengalami sebagainya (jujur, menjalankan agama dan kepercayaan masing-masing yang
tanggung jawab, disiplin)
mengaitkan warga masyarakat kecelakaan lalu d. tidak melakukan penipuan dipercayai, memperoleh pendidikan dan pengajaran.
dengan 13. Memberi tanggapan lintas (peduli) terhadap pihak lain (jujur) Kewajiban adalah sesuatu yang harus dilakukan dengan
pemahamannya terhadap pelaksanaan 13. Manfaat kerjasama e. tidak melakukan tanggung jawab. Contoh dari kewajiban antara lain: berperan
terhadap simbol kewajiban sebagai dalam pergaulan persekongkolan dalam serta dalam membela, mempertahankan kedaulatan negara
sila-sila Pancasila warga masyarakat antar teman membuat putusan Indonesia dari serangan musuh, membayar pajak dan retribusi
4.2 Melaksanakan 14. Menunjukkan contoh 14. Contoh perilaku adil (tanggung jawab) yang telah ditetapkan oleh pemerintah pusat dan pemerintah
kewajiban sebagai perilaku peduli kepada dalam membagi f. tidak melakukan daerah (Pemda), menaati serta menjunjung tinggi dasar negara,
warga dalam sesama yang tugas di kelas perusakan terhadap hukum, dan pemerintahan tanpa terkecuali, serta dijalankan
kehidupan sehari- mengalami kesulitan di dengan teman barang/fasilitas milik dengan sebaik-baiknya, turut serta dalam pembangunan.
negara (tanggung jawab,
hari di rumah dan jalan raya (peduli). 15. Contoh perilaku peduli) Kecuali kewajiban sebagai warga negara, peserta didik juga
sekolah 15. Mengidentifikasi rukun dengan g. tidak memberikan atau mempunyai kewajiban di lingkungan rumah, sekolah, dan
4.3 Berinteraksi keberagaman di teman-teman (misal: menerima gratifikasi (jujur, masyarakat, misalnya, membantu orang tua membersihkan
dengan beragam lingkungan rumah saling membantu sederhana) rumah, membantu adik belajar, melaksanakan piket di kelas,
orang di 16. Memberi tanggapan saat menyeberang h. tidak selalu membuang sampah pada tempatnya. (peduli)
lingkungan rumah, terhadap keberagaman jalan (peduli). menyalahi/melanggar Hak dan kewajiban tersebut harus dilaksanakan secara disiplin
sekolah, di lingkungan rumah aturan (disiplin, tanggung dan penuh tanggung jawab.
masyarakat 17. Mengidentifikasi jawab).
4.4 Mensimulasi-kan keberagaman kebiasaan Selaku umat beragama kita harus selalu bersyukur atas rahmat
NILAI ACUAN ANTIKORUPSI
bentuk-bentuk individu berkaitan Tuhan Yang Maha Esa karena kita memiliki keberagaman
kebersatuan dengan lingkungan KEBERSAMAAN: hal bersama karakteristik di rumah, di sekolah, maupun di masyarakat. Oleh
dalam sekitar seperti rasa persaudaraan/ karena itu kita tidak boleh membeda-bedakan teman dalam
keberagaman di 18. Memberi tanggapan kekeluargaan, senasib pergaulan sehari-hari. (peduli).
rumah, sekolah terhadap keragaman sepenang-gungan, dan Demikian juga ketika siswa berada di rumah harus peduli

dan Kewarganegaraan (PPKn) SD/MI Kelas III


Model Pengintegrasian Pendidikan Lalu Lintas Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila
50
DIMENSI, INDIKATOR, SERTA
KOMPETENSI INDIKATOR PENCAPAIAN MATERI MATERI PEMBELAJARAN TERINTEGRASI NILAI, NORMA,
NO NILAI, NORMA, MORAL, DAN
DASAR KOMPETENSI PEMBELAJARAN MORAL, & ETIKA BERLALU LINTAS
ETIKA BERLALU LINTAS
dan masyarakat perilaku sehari-hari merasa menjadi satu terhadap lingkungan, membiasakan kerja sama dan saling
sekitar. berkaitan dengan kesatuan (integritas). tolong-menolong, misalnya membantu orangtua membersihkan
lingkungan sekitar KOMITMEN: perjanjian, rumah, membersihkan lingkungan, membantu adik
19. Memberi tanggapan keterikatan untuk melakukan mengerjakan tugas sekolah. (kepedulian). Sejak kecil kita sudah
sesuatu (yang telah
terhadap hasil disepakati), kontrak. diajarkan untuk memiliki cita-cita, tujuannya adalah untuk
pengamatan tentang KONSEKUEN: sesuai dengan memberi semangat agar kita selalu rajin belajar.
keberagaman perilaku apa yang Secara umum anak yang rajin belajar tentu akan menjadi anak
individu di lingkungan dikatakan/diperbuat, yang pandai. Anak yang pandai pasti akan mudah mengejar
sekitar berwatak teguh, tidak cita-cita.
20. Menghargai keragaman menyimpang dari apa yang Kecuali rajin belajar, membantu orang tua di rumah, dan
dalam menolong orang sudah diputuskan. membantu adik mengerjakan tugas sekolah kalian perlu
BIJAKSANA: selalu mengguna-

dan Kewarganegaraan (PPKn) SD/MI Kelas III


yang mengalami membiasakan diri peduli kepada siapapun. (peduli)
kecelakaan lalu lintas kan akal budinya
(pengalaman dan
(peduli) pengetahuannya), arif, tajam Kita tahu bahwa bangsa Indonesia itu bangsa yang sangat
21. Menunjukkan contoh pikiran, pandai dan hati-hati beragam, dilihat dari sudut pandang manapun. Dari sudut
perilaku menghargai (cermat, teliti, dsb.) pandang agama, kita sangat beraneka ragam: ada yang
teman yang berbeda IKHLAS: bersih hati, tulus hati. beragama Islam, ada yang beragama Kristen Protestan, Kristen
cara dalam menolong RAJIN: suka bekerja (belajar Katolik, Hindu, Budha, bahkan Konghucu.
orang yang mengalami dsb.), tekun, sungguh- Dari segi suku bangsa, Indonesia juga memiliki banyak suku
kecelakaan lalu lintas sungguh bekerja, selalu bangsa, karena di Indonesia ada 10.068 suku bangsa.
(bijaksana) berusaha giat, terus Sedangkan dilihat dari jumlah bahasa daerah yang ada, di
22. Mensyukuri adanya menerus. Indonesia ada 615 Bahasa Daerah. Demikian juga mengenai
SPORTIF: bersifat kesatria, jujur,
hikmah dari perbedaan tegak (tetap pendirian, tetap budaya, Indonesia sangat kaya dengan berbagai macam
yang diberikan oleh memegang keadilan). budaya daerah.
Tuhan yang Maha Esa TANGGUNG JAWAB: keadaan Dilihat dari tempat tinggal, menyebar diberbagai pulau yang
23. Menunjukkan perilaku wajib menanggung segala ada, baik pulau besar maupun pulau kecil. Gambaran tersebut
bahwa sesama teman sesuatunya (kalau terjadi menunjukkan betapa kayanya Indonesia. Meskipun terdiri dari

Model Pengintegrasian Pendidikan Lalu Lintas Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila
adalah sama dalam apa-apa boleh dituntut, berbagai aneka macam tersebut, bangsa Indonesia mengakui
kedudukan sebagai dipersalahkan, diperkarakan, bahwa semua itu tetap merupakan satu kesatuan yang tidak
siswa dsb. Misalnya berani dan dapat dipisah-pisahkan.
24. Mengidentifikasi siap menerima resiko, Kalian juga tahu bahwa bangsa Indonesia dilihat dari sudut
amanah, tidak mengelak,
manfaat kerjasama dan berbuat yang terbaik), pandang sosial, budaya, dan ekonomi juga sangat beraneka
dalam pergaulan antar hak fungsi menerima ragam. Dan ini merupakan suatu kenyataan yang tidak dapat
teman pembebanan sebagai akibat dipungkiri. Ada yang kaya, ada yang miskin, ada yang
25. Mempraktikkan sikap pihak sendiri atau pihak berpangkat, ada yang tidak berpangkat, ada buruh, ada petani,
kerjasama dalam lain, melaksanakan dan ada pedagang, ada pengusaha, ada pejabat, ada rakyat biasa.

57
51
58
DIMENSI, INDIKATOR, SERTA
KOMPETENSI INDIKATOR PENCAPAIAN MATERI MATERI PEMBELAJARAN TERINTEGRASI NILAI, NORMA,
NO NILAI, NORMA, MORAL, DAN
DASAR KOMPETENSI PEMBELAJARAN MORAL, & ETIKA BERLALU LINTAS
ETIKA BERLALU LINTAS
menjaga kebersihan menyelesaikan tugas dengan Dari segi budaya juga sangat berrbagai ragam budayanya.
kelas sungguh-sungguh. Keadaan ini harus kita pahami dan kita sadari sebagai suatu
26. Menunjukkan perilaku DISIPLIN: tata tertib, ketaatan kenyataan. Ini harus kita terima dan kita harus saling
adil dalam membagi (kepatuhan) pada peraturan, menghormati dan saling menghargai antar sesama (bijaksana,
tepat waktu, tertib, dan
tugas di kelas dengan konsisten. sportif, kesetaraan, adil. Jujur, peduli). Meskipun berbeda, kita
teman JUJUR: lurus hati, tidak curang, harus tetap menjaga persatuan dan kesatuan.
27. Menunjukkan contoh tulus, dapat dipercaya, Persatuan dan kesatuan Indonesia ini mulai mengkristal pada
perilaku rukun dengan berkata & bertindak benar, tanggal 28 Oktober 1928, yang pada waktu diselenggarakannya
teman-teman (misal: mengungkap kan sesuatu Kongres Pemuda kedua, menghasilkan ikrar yang dikenal
saling membantu saat sesuai dengan kenyataan dengan nama Sumpah Pemuda, yang intinya mereka
menyeberang jalan (tidak berbohong), dan punya bertumpah darah satu, berbangsa satu, berbahasa persatuan,
(peduli). niat yang lurus terhadap yaitu Indonesia. Dengan sumpah pemuda tersebut, makin kuat
setiap tindakan. kesadaran kebangsaan kita, dan makin dahsyat perjuangan,
KERJA KERAS: kegiatan
melakukan sesuatu dengan dan mencapai puncaknya pada tanggal 17 Agustus 1945, yaitu
sungguh-sungguh, pantang waktu dikumandangkannya Proklamasi Kemerdekaan
menyerah/ulet dan semangat Indonesia.
dalam berusaha. Agar hal tersebut sampai saat ini tetap lestari, maka ada
ADIL: sama berat, tidak berat sejumlah hal yang patut kita lakukan.
sebelah, tidak memihak/tidak Pertama, dengan saling menghargai sesama warga
pilih kasih, masyarakat, tanpa memperhatikan apapun budaya daerahnya.
berpihak/berpegang kepada Perhatikan gambar berikut ini:
kebenaran, sepatutnya, tidak
sewenang-wenang,
seimbang, netral, objektif dan
proporsional.
BERANI: mempunyai hati yang
mantap dan rasa percaya diri
yang besar dalam
menghadapi bahaya,
kesulitan, dsb. (Tidak takut,
gentar, kecut) dan pantang
mundur. Gambar di atas menunjukkan contoh kekayaan budaya
PEDULI: mengindahkan,
memperhatikan (empati), Indonesia. Maing-masing harus saling menghargai, saling
menghiraukan, menolong, menghormati, hidup berdampingan secara damai. Masing-
toleran, setia kawan, masing harus mengembangkan pola hidup rukun antar sesama.
membela, memahami, Dengan demikian, meskipun berbeda, akan dapat
menghargai dan dikembangkan kehidupan yang harmonis antar sesama.

dan Kewarganegaraan (PPKn) SD/MI Kelas III


Model Pengintegrasian Pendidikan Lalu Lintas Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila
52
DIMENSI, INDIKATOR, SERTA
KOMPETENSI INDIKATOR PENCAPAIAN MATERI MATERI PEMBELAJARAN TERINTEGRASI NILAI, NORMA,
NO NILAI, NORMA, MORAL, DAN
DASAR KOMPETENSI PEMBELAJARAN MORAL, & ETIKA BERLALU LINTAS
ETIKA BERLALU LINTAS
memperlakukan orang lain Dengan saling menghargai sesama warga masyarakat yang
sebaik-baiknya. berbeda budayanya , maka hubungan antar warga menjadi
KESETARAAN: kesejajaran, harmonis, masing-masing dapat mengembangkan sikap
sama tingkatan/kedudukan, tenggang rasa (kesetaraan, peduli).
sebanding, sepadan,
seimbang. Kedua, dengan saling menghargai dan menghormati sesama
KEPEMILIKAN: perihal warga masyarakat, tanpa membedakan status sosial satu sama
kepemilikan lainnya. Beragamnya kehidupan sosial warga yang satu dengan
HEMAT: berhati-hati dalam lainnya adalah suatu kenyataan.
membelanjakan uang, tidak Namun walaupun beragam, masing-masing harus saling
boros, cermat. menghargai, saling hidup berdampingan satu dengan lainnya.
BERBAGI: membagi sesuatu Dengan demikian berarti mengembangkan nilai-nilai luhur
bersama, membagi diri,

dan Kewarganegaraan (PPKn) SD/MI Kelas III


Pancasila, yaitu mengembangkan sikap saling mencintai
saling memberi pengalaman. sesama warga, mengakui persamaan derajat (peduli, adil,
MANDIRI: dalam keadaan dapat
berdiri sendiri, tidak berbagi, 1khlas)
bergantung dengan orang Ketiga, dengan saling menghargai dan menghormati sesama
lain, percaya pada warga masyarakat, tanpa membedakan status ekonomi, bahkan
kemampuan diri sendiri, yang mampu membantu yang kurang mampu, berarti
mampu mengatur dirinya menandakan perwujudan nilai nilai luhur Pancasila, yaitu saling
sendiri, dan mengambil mencintai, artinya yang kuat membantu yang lemah. Di
inisiatif. dalamnya juga terwujud nilai-nilai menjaga keseimbangan
SEDERHANA: bersahaja, sikap antara hak dan kewajiban.
dan perilaku yang tidak
berlebihan, tidak banyak
seluk-beluknya, tidak banyak
pernik, lugas, apa adanya,
hemat, sesuai kebutuhan,
dan rendah hati.

Model Pengintegrasian Pendidikan Lalu Lintas Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila
SEMESTER II
Tema 5: Mengenal Olahraga dan Permainan Tradisional
1 1.2 Menerima 1. Mengidentifikasi 1. Contoh kegiatan Pengertian keragaman
keberagaman berbagai kegiatan yang yang menunjuk-kan Keragaman dapat diartikan dengan suatu hal yang “banyak
karakteristik menunjukkan sikap sikap bersatu dalam macamnya”, “beda” atara satu dan sifatnya tidak tunggal.
individu dalam bersatu dalam keberagaman di Beberapa istilah yang dianggap sesuai dengan keragaman
kehidupan keberagaman di rumah. rumah. salah satunya ialah pluralitas (plurality) yaitu suatu konsep yang
beragama, suku 2. Menunjukkan sikap 2. Contoh sikap mengandalkan adanya “hal-hal yang lebih dari satu”. Sisi lain
bangsa, ciri-ciri kesediaan bermain kesediaan bermain dari pluralitas adalah kemajemukan yang didasari oleh

59
53
60
DIMENSI, INDIKATOR, SERTA
KOMPETENSI INDIKATOR PENCAPAIAN MATERI MATERI PEMBELAJARAN TERINTEGRASI NILAI, NORMA,
NO NILAI, NORMA, MORAL, DAN
DASAR KOMPETENSI PEMBELAJARAN MORAL, & ETIKA BERLALU LINTAS
ETIKA BERLALU LINTAS
fisik, psikis, dan dengan siapa saja di dengan siapa saja di keutamaan (keunikan) dan kekhasan. Karena itu, pluralitas tidak
hobby sebagai lingkungan rumah tanpa lingkungan rumah dapat terwujud atau diadakan atau terbayangkan
anugerah Tuhan pilih-pilih. tanpa pilih-pilih. keberadaannya kecuali sebagai objek komparatif dari
Yang Maha Esa di 3. Mengidentifikasi 3. Contoh kegiatan keseragaman dan kesatuan yang merangkum seluruh
lingkungan rumah berbagai kegiatan yang yang menunjuk-kan dimensinya.
dan sekolah menunjukkan sikap sikap bersatu dalam Pluralitas, sebagaimana halnya seluruh fenomena pemikiran,
2.2 Menunjukkan bersatu dalam keberagaman di memiliki sifat pertengahan, keseimbangan juga mempunyai sisi
perilaku patuh keberagaman di sekolah. yang ekstern, baik yang melebih-lebihkan atau mengurang-
pada tata tertib sekolah. 4. Contoh sikap tidak ngurangkan. Pluralitas juga bisa dianggap sebagai motivator
dan aturan yang 4. Menunjukkan sikap tidak membedakan teman dalam menghadapi ujian, cobaan, kesulitan berkompetensi, dan
berlaku dalam membedakan teman 5. Manfaat bersatu berlomba-lomba dalam berkarya dan berinteraksi diantara
kehidupan sehari- 5. Menjelaskan manfaat dalam keberagaman masing-masing pihak yang berbeda-beda dalam peradaban.
hari di rumah bersatu dalam di sekolah Istilah lain yang digunakan untuk masyarakat yang terdiri dari
sekolah dan keberagaman di sekolah 6. Contoh bersatu agama, ras, bahasa, dan budaya yang berbeda, yakni
masyarakat 6. Mempraktikkan dalam permainan keragaman (divercity) yang menunjukkan bahwa keberadaan
sekitar kebarsatuan dalam sederhana ‘Estafet yang lebih dari satu itu berbeda-beda, heterogen dan bahwa
3.4 Mengetahui arti permainan sederhana Kelereng’, tidak tidak dapat disamakan. Furnivail adalah yang pertama kali
bersatu dalam ‘Estafet Kelereng’, tidak boleh curang mengintrogasi konsep masyarakat majemuk pada waktu dia
keberagaman di boleh curang 7. Contoh kerjasama membahas kebijakan dan praktek-praktek pemerintah jahjahan
rumah, sekolah 7. Mempraktikkan dalam kegiatan di di Indonesia. Konsep multikulturalisme juga dapat dianggap
dan masyarakat kerjasama dalam suatu sekolah dengan sesuai dengan masalah-masalah “perbedaan”, bahkan konsep
4.4 Mensimulasi-kan kegiatan di sekolah teman-teman dan ini juga mampu menjembatani perbedaa-perbedaan yang
bentuk-bentuk dengan teman-teman guru. muncul dari kemajemukan.
kebersatuan dan guru. 8. Manfaat bersatu
dalam 8. Mempraktikkan piket dalam keberagaman Manfaat keberagaman
keberagaman di kelas, sebagai di masyarakat. 1.Promotes nilai-nilai kemanusiaan.
rumah, sekolah perwujudan 9. Contoh sikap Ketika suatu sekolah memiliki sekelompok siswa milik beragam
dan masyarakat melaksanakan bersatu dalam budaya, hal ini menunjukkan bahwa sekolah mengakui dan
sekitar. keputusan kelas keberagaman di merayakan dan memperingati keragaman yang ada pada orang
9. Mengidentifikasi masyarakat. dari latar belakang yang berbeda. Ini membuat siswai
manfaat bersatu dalam berpikir bahwa nilai mereka dan kontribusi layak sedang
keberagaman di direalisasikan oleh sekolah.
masyarakat. 2.Improves produktivitas dan profitabilitas.
10. Mengidentifikasi Siawa mngalami peningkatan produktivitas belajar
berbagai kegiatan yang 3.Membantu untuk membuat kolam bakat.
menunjukkan sikap Ketika anak didik diberi peluang untuk mengapresiasikan bakat

dan Kewarganegaraan (PPKn) SD/MI Kelas III


Model Pengintegrasian Pendidikan Lalu Lintas Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila
54
DIMENSI, INDIKATOR, SERTA
KOMPETENSI INDIKATOR PENCAPAIAN MATERI MATERI PEMBELAJARAN TERINTEGRASI NILAI, NORMA,
NO NILAI, NORMA, MORAL, DAN
DASAR KOMPETENSI PEMBELAJARAN MORAL, & ETIKA BERLALU LINTAS
ETIKA BERLALU LINTAS
bersatu dalam dalam keragaman, akan Nampak hasil kegiatan siswa yang
keberagaman di lebih besar. 4.Exchange ide-ide inovatif.
masyarakat. Ketika sebuah kelas terdiri dari orang dengan berbagai latar
11. Ikut kerja bakti dalam belakang, budaya dan pengalaman, ide-ide kreatif dan inovatif
membuat marka jalan di baru menopang dalam pikiran orang yang berbeda. Itu wajar
lingkungan tempat bahwa siswa akan mampu menghasilkan ide-ide unik
tinggal yang berbeda ras menyelesaikan tugas sekolah.
dengan ikhlas (toleransi) 5.Other manfaat keanekaragaman.
12. Menceritakan Banyak studi yang berkaitan dengan perilaku organisasi
pengalaman tentang menyimpulkan bahwa mempromosikan keragaman budaya
kerukunan dalam mengurangi tingkat ketidakhadiran.

dan Kewarganegaraan (PPKn) SD/MI Kelas III


keberagaman di
masyarakat. Makna Persatuan
Berdasarkan istilah persatuan dan kesatuan sendiri berasal dari
kata satu yang berarti utuh atau tidak terpecah-belah. Persatuan
dapat diartikan sebagai perkumpulan dari berbagai komponen
yang membentuk menjadi satu. Sedangkan Kesatuan
merupakan hasil perkumpulan tersebut yang telah menjadi satu
dan utuh. Sehingga kesatuan erat hubungannya dengan
keutuhan. Dengan demikian persatuan dan kesatuan
mengandung arti bersatunya macam-macam corak yang
beraneka ragam menjadi satu kebulatan yang utuh dan serasi.
Arti Penting Persatuan dan Kesatuan bagi bangsa Indonesia
adalah sebagai alat untuk cita-cita proklamasi kemerdekaan
yakni masyarakat yang adil dan makmur.
Manfaat persatuan sangatlah penting bagi sebuah negara yang
ingin hidup sejahtera. Dengan persatuan pula sebuah negara

Model Pengintegrasian Pendidikan Lalu Lintas Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila
bahkan bisa bersatu dengan negara lain. Persatuan juga akan
mewujudkan kerjasama yang baik diantara orang di dalamnya.
Untuk menjaga persatuan tersebut, dapat dimulai dari perilaku
siswa dalam kehidupan di sekolah sehari-hari, menjalankan
tugas belajar siswa tidak boleh membedakan dengan siswa lain
dalam berteman, bekerja sama membersihkan kelas, tidak boleh
membeda-bedakan teman dalam berteman (setara/adil). Dalam
kehidupan sekolah dan dirumah siswa harus menjunjung tinggi
nilai-nilai kebaikan secara individu terutama dalam

61
55
62
DIMENSI, INDIKATOR, SERTA
KOMPETENSI INDIKATOR PENCAPAIAN MATERI MATERI PEMBELAJARAN TERINTEGRASI NILAI, NORMA,
NO NILAI, NORMA, MORAL, DAN
DASAR KOMPETENSI PEMBELAJARAN MORAL, & ETIKA BERLALU LINTAS
ETIKA BERLALU LINTAS
melaksanakan tugas piket sekolah yang sudah diputuskan
(tanggung jawab), Mengembangkan kejujuran dalam setiap
perilaku, seperti pada saat ujian, saat berbicara dengan teman
dan saat kerja bersama (jujur).

Perilaku siswa dalam kehidupan sehari-hari di sekolah harus


bersandarkan pada nilai ketuhanan, sebagaimana diamanatkan
pada sila pertama Pancasila, yaitu Ketuhanan yang Maha Esa,
dengan lambing bintang.

bintang dimaksudkan sebagai sebuah cahaya, mengandung


makna nur cahyo. Bintangnya memiliki 5 sudut maksudnya
untuk menerangi dasar Negara yang lima dan tujuan Negara
yang lima. Sedangkan warna hitam melambangkan warna alam
atau warna asli.

Sila pertama dalam pancasila ini secara detail bermakna:


• Percaya dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai
dengan agama dan kepercayaannya masing-masing

dan Kewarganegaraan (PPKn) SD/MI Kelas III


Model Pengintegrasian Pendidikan Lalu Lintas Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila
56
DIMENSI, INDIKATOR, SERTA
KOMPETENSI INDIKATOR PENCAPAIAN MATERI MATERI PEMBELAJARAN TERINTEGRASI NILAI, NORMA,
NO NILAI, NORMA, MORAL, DAN
DASAR KOMPETENSI PEMBELAJARAN MORAL, & ETIKA BERLALU LINTAS
ETIKA BERLALU LINTAS
menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.
• Hormat dan menghormati serta bekerjasama antara pemeluk
agama dan penganut-penganut kepercayaan yang berbeda-
beda sehingga terbina kerukunan hidup.
• Saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai
dengan agama dan kepercayaan masing-masing.
• Tidak memaksakan suatu agama atau kepercayaannya
kepada orang lain..
Tema 6: Indahnya Persahabatan
1 1.2 Menghargai 1. Menjelaskan arti symbol 1. Arti simbol sila Makna sila kedua Pancasila
kebersamaan sila kedua Pancasila kedua Pancasila Pemahaman sila ke dua Pancasila bagi siswa merupakan

dan Kewarganegaraan (PPKn) SD/MI Kelas III


dalam 2. Memberikan contoh 2. Contoh pengamalan kewajiban sebagai warganegara yang hidup di Indonesia dan
keberagaman pengamalan sila kedua sila kedua Pancasila harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dimana bumi
sebagai anugerah Pancasila dalam berlalu dalam berlalu lintas dipijak. Sila ke dua di lambangkan dengan rantai emas, seperti
Tuhan Tuhan lintas (menolong teman (menolong teman gambar ini.
Yang Maha Esa di yang kecelakan di jalan) yang kecelakan di
lingkungan rumah (peduli) jalan) (peduli)
dan sekolah 3. Menjelaskan arti simbol 3. Arti simbol sila
2.2 Menunjukkan sila ketiga Pancasila. ketiga Pancasila.
perilaku patuh 4. Melakukan pengamatan 4. Contoh pengamalan
pada tata tertib tentang perilaku yang sila ketiga Pancasila
dan aturan yang sesuai dengan (gotong royong
berlaku dalam pengamalan sila ketiga memperbaiki jalan
kehidupan sehari- Pancasila. desa -
hari di rumah 5. Menunjukkan contoh kebersamaan)
sekolah dan gotong royong 5. Arti simbol sila

Model Pengintegrasian Pendidikan Lalu Lintas Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila
masyarakat memperbaiki jalan desa keempat Pancasila.
sekitar (kebersamaan) 6. Contoh peng- Rantai emas ini memiliki makna yang sangat besar dan terdiri
3.1 Memahami 6. Memberikan contoh amalan sila dari rantai bulat (melambangkan perempuan) dan rantai
simbol-simbol sila pengamalan sila ketiga keempat Pancasila persegi (melambangkan laki laki). Rantai yang saling berkait
Pancasila dalam Pancasila. (melakukan rapat melambangkan bahwa setiap rakyat baik perempuan dan laki
lambang negara 7. Berperilaku sesuai dalam pembagian laki harus bersatu padu untuk agar bisa menjadi kuat seperti
“Garuda dengan sila ketiga tugas perbaikan rantai. Secara detail sila ke dua ini bermakna:
Pancasila” Pancasila di jalan raya. jalan melalui • Mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan
4.1 Mengamati dan 8. Mengidentifikasi simbol musyawarah persamaan kewajiban antara sesama manusia.
menceritakan sila keempat Pancasila. (kesetaraan) • Saling mencintai sesama manusia.

63
57
64
DIMENSI, INDIKATOR, SERTA
KOMPETENSI INDIKATOR PENCAPAIAN MATERI MATERI PEMBELAJARAN TERINTEGRASI NILAI, NORMA,
NO NILAI, NORMA, MORAL, DAN
DASAR KOMPETENSI PEMBELAJARAN MORAL, & ETIKA BERLALU LINTAS
ETIKA BERLALU LINTAS
perilaku di sekitar 9. Menjelaskan arti simbol • Mengembangkan sikap tenggang rasa.Tidak semena-mena
rumah dan sila keempat Pancasila. terhadap orang lain.
sekolah dan 10. Memberikan contoh • Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dan tidak semena-mena
mengaitkan pengamalan sila terhadap orang lain.
dengan keempat Pancasila • Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
pemahamannya (melakukan rapat dalam • Berani membela kebenaran dan keadilan.
terhadap simbol pembagian tugas • Saling menghormati dengan bangsa lain karena Indonesia
sila-sila Pancasila perbaikan jalan melalui merupakan bagian dari dunia Internasional.
musyawarah
(kesetaraan) Berikut contoh sikap yang mencerminkan di sila Kedua :

a. Siswa iidak membeda bedakan manusia berdasarkan suku,


agama, warna kulit, tingkat ekonomi, maupun tingkat
pendidikan saat berteman di sekolah maupun dirumah
(setara)
b. Menyadari bahwa kita diciptakan sama oleh Tuhan, dengan
kesempurnaan yang sama diantara teman-teman (Ikhlas)
c. Membela kebenaran dan keadilan seperti melerai
perkelahian antar teman (adil)
d. Menyadari bahwa kita mempunyai hak dan kewajiban yang
sama
e. Tidak melakukan diskriminatif

contoh yang menyimpang:


Jika ada anak orang kaya meledek anak orang miskin, kita
memihak anak orang kaya (tidak adil)

Makna sila ke tiga


Sila ini di lambangkan dengan gambar POHON BERINGIN,
Persatuan Indonesia.
Pohon beringin digunakan karena pohon beringin merupakan
pohon yang besar di mana banyak orang bisa berteduh di
bawahnya, seperti halnya semua rakyat Indonesia bisa "
berteduh " di bawah naungan negara Indonesia. Selain itu,
pohon beringin memiliki sulur dan akar yang menjalar ke mana-
mana, namun tetap berasal dari satu pohon yang sama, seperti

dan Kewarganegaraan (PPKn) SD/MI Kelas III


Model Pengintegrasian Pendidikan Lalu Lintas Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila
58
DIMENSI, INDIKATOR, SERTA
KOMPETENSI INDIKATOR PENCAPAIAN MATERI MATERI PEMBELAJARAN TERINTEGRASI NILAI, NORMA,
NO NILAI, NORMA, MORAL, DAN
DASAR KOMPETENSI PEMBELAJARAN MORAL, & ETIKA BERLALU LINTAS
ETIKA BERLALU LINTAS
halnya keragaman suku bangsa yang menyatu di bawah nama
Indonesia.

dan Kewarganegaraan (PPKn) SD/MI Kelas III


Berikut contoh sikap yang mencerminkan di sila Ketiga :
• Bangga dan cinta terhadap tanah air dan bangsa.
• Rela berkorban demi kepentingan bangsa dan negara
• Mengembangkan sikap saling menghargai.
• Membina hubungan baik dengan semua unsur bangsa
• Memajukan pergaulan demi peraturan bangsa.
• Menjunjung tinggi persatuan dan kesatuan Indonesia.
• Mengutamakan kepentingan bangsa di atas kepentingan
pribadi atau golongan.

Makna sila ke 4
Perwujudan persatuan dalam kehidupan siswa sehari-hari
merupakan modal dasar untuk mewujudkan tindakan positif
dalam setiap kegiatan siswa di sekolah, misalnya ketika siswa
melakukan rapat untuk menentukan jadwal piket kelas,

Model Pengintegrasian Pendidikan Lalu Lintas Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila
memelihara taman sekolah dan sebagainya. Hal ini merupakan
tindakan mulia yang mendasarkan diri pada pengamalan sila
ke empat dari Pancasila.
Sila ke-4 pancasila yang berbunyi Kerakyatan Yang Dipimpin
Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawarat-
an/Perwakilan memiliki makna :
• Mengutamakan kepentingan negara dan masyarakat
•Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain.
•Mengutamakan budaya bermusyawarah dalam mengambil
keputusan bersama.

65
59
66
DIMENSI, INDIKATOR, SERTA
KOMPETENSI INDIKATOR PENCAPAIAN MATERI MATERI PEMBELAJARAN TERINTEGRASI NILAI, NORMA,
NO NILAI, NORMA, MORAL, DAN
DASAR KOMPETENSI PEMBELAJARAN MORAL, & ETIKA BERLALU LINTAS
ETIKA BERLALU LINTAS
• Bermusyawarah sampai mencapai kata mufakat diliputi
dengan semangat kekeluargaan. Sila ke 4 dilambnagkan
kepala banteng, Arti : kepala banteng merupakan hewan
sosial yang suka berkumpul seperti halnya musyawarah di
mana orang-orang harus berkumpul untuk mendiskusikan
sesuatu.

Berikut contoh sikap yang mencerminkan di sila Keempat :


• Selalu mengutamakan musyawarah untuk mencapai
mufakat dalam menyelesaikan permasalahan
(kebersamaan)
• Menghindari aksi "Walk Out" dalam suatu musyawarah.
• Menghargai hasil musyawarah.
• Ikut serta dalam pemilihan umum, pilpres, dan pilkada.
• Memberikan kepercayaan wakil-wakil rakyat yang telah
terpilih.
• Yang menjadi wakil rakyat juga harus mampu membawa
aspirasi rakyat.
• Kita tidak boleh memaksakan kehendak kita kepada orang
lain.
• Menghormati dan menghargai pendapat orang lain.
• Berhati besar untuk menerima keputusan apapun yang
dihasilkan oleh musyawarah (komitmen)
• Bekerja sama untuk mempertanggung jawabkan keputusan
tersebut.

dan Kewarganegaraan (PPKn) SD/MI Kelas III


Model Pengintegrasian Pendidikan Lalu Lintas Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila
60
DIMENSI, INDIKATOR, SERTA
KOMPETENSI INDIKATOR PENCAPAIAN MATERI MATERI PEMBELAJARAN TERINTEGRASI NILAI, NORMA,
NO NILAI, NORMA, MORAL, DAN
DASAR KOMPETENSI PEMBELAJARAN MORAL, & ETIKA BERLALU LINTAS
ETIKA BERLALU LINTAS
Makna Gotong-royong
Cerminan dari sikap sila ke 4 ini mendorong siswa untuk
malakukan kerja sama (bergotong-royong) dengan ikhlas pada
setiap kegiatan sekolah sebgai apresiasi makhluk sosial.
Gotong royong merupakan suatu kegiatan sosial yang menjadi
ciri khas bangsa Indonesia sejak jaman dahulu kala hingga
saat ini. Rasa kebersamaan ini muncul karena adanya sikap
social tanpa pamrih dari masing-masing individu untuk
meringankan beban yang sedang dipikul.
Makna gotong royong, dalam kehidupan sehari hari kita selalu
membutuhkan orang lain untuk melakukan suatu pekerjaan.

dan Kewarganegaraan (PPKn) SD/MI Kelas III


Campur tangan orang lain ini bisa diartikan adalah sebuah
bantuan, atau biasa disebut gotong royong. Kata ini pernah
dengar sewaktu kita duduk dibangku sekolah dasar, hal ini
berkaitan erat dengan kebudayaan nenek moyang bangsa kita
tercinta Indonesia, sebenarnya sih di Negara lain juga ada, tapi
disini lebih guyub (lebih kental kebersamaannya).

Kegiatan gotong royong di sekolah merupakan bagian hak


siswa secara individu untuk ikhlas dan rela memberikan

Model Pengintegrasian Pendidikan Lalu Lintas Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila
sumbangan tenaga demi kebersihan dan kerapihan sekolah,
perilaku ini menunjukkan adanya rasa memiliki terhadap
fasilitas sekolah yang harus dipertahankan secara kontinyu
(komitmen)
Tema 7: Energi dan Perubahannya
1 1.2 Menghargai 1. Mengidentifikasi simbol 1. Arti simbol sila
kebersamaan sila kelima Pancasila kelima Pancasila
dalam 2. Menjelaskan arti simbol 2. Contoh peng-
keberagaman sila kelima Pancasila amalan sila kelima

67
61
68
DIMENSI, INDIKATOR, SERTA
KOMPETENSI INDIKATOR PENCAPAIAN MATERI MATERI PEMBELAJARAN TERINTEGRASI NILAI, NORMA,
NO NILAI, NORMA, MORAL, DAN
DASAR KOMPETENSI PEMBELAJARAN MORAL, & ETIKA BERLALU LINTAS
ETIKA BERLALU LINTAS
sebagai anugerah 3. Membuat karya berupa Pancasila
Tuhan Tuhan lambang simbol sila (membersihkan
Yang Maha Esa di kelima Pancasila jalan di sekitar
lingkungan rumah 4. Melakukan pengamatan tempat tinggal
dan sekolah tentang hak dan bersama teman
2.2 Menunjukkan kewajiban yang sesuai (kebersamaan)
perilaku patuh pengamalan sila kelima 3. Contoh perilaku
pada tata tertib Pancasila sehari hari terkait
dan aturan yang 5. Memberikan contoh dengan
berlaku dalam pengamalan sila kelima pemanfaatan energi
kehidupan sehari- Pancasila dirumah (mematikan
hari di rumah (membersihkan jalan di listrik jika tidak
sekolah dan sekitar tempat tinggal digunakan)
masyarakat bersama teman 4. Contoh sikap yang
sekitar (kebersamaan) menunjuk-kan
3.1 Memahami 6. Menunjukkan contoh kerjasama dalam
simbol-simbol sila perilaku sehari hari menjaga kelestarian
Pancasila dalam terkait dengan sumber energi
lambang negara pemanfaatan energi (mematikan kompor
“Garuda dirumah, seperti gas saat tidak
Pancasila” mematikan listrik jika digunakan)
3.2 Mengetahui hak tidak digunakan 5. Contoh sikap hemat
dan kewajiban 7. Menceritakan contoh energi sebagai
sebagai warga pelaksanaan kewajiban contoh kewajiban
dalam kehidupan di rumah yang berkaitan sebagai warga
sehari-hari di dengan kelestarian negara di sekolah
rumah dan di sumber energy (menggunakan air
sekolah 8. Mengidentifikasi sikap seperlunya)
3.4 Mengetahui arti yang menunjukkan 6. Contoh sikap
bersatu dalam kerjasama dalam menghargai karya
keberagaman di menjaga kelestarian orang lain di sekolah
rumah, sekolah sumber energy (misal: menerima
dan masyarakat 9. Melaksanakan arahan dari Petugas
4.1 Mengamati dan kebersamaan dalam Keamanan
menceritakan menjaga kelestarian Sekolah/PKS dalam
perilaku di sekitar sumber energi, seperti menaati rambu-

dan Kewarganegaraan (PPKn) SD/MI Kelas III


Model Pengintegrasian Pendidikan Lalu Lintas Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila
62
DIMENSI, INDIKATOR, SERTA
KOMPETENSI INDIKATOR PENCAPAIAN MATERI MATERI PEMBELAJARAN TERINTEGRASI NILAI, NORMA,
NO NILAI, NORMA, MORAL, DAN
DASAR KOMPETENSI PEMBELAJARAN MORAL, & ETIKA BERLALU LINTAS
ETIKA BERLALU LINTAS
rumah dan mematikan kompor gas rambu lalu lintas)
sekolah dan saat tidak digunakan 7. Manfaat bersatu
mengaitkan 10. Mengidentifikasi sikap dalam keberagaman
dengan hemat energi sebagai di masyarakat
pemahamannya contoh kewajiban 8. Contoh perilaku
terhadap simbol sebagai warga negara yang mencermin-
sila-sila Pancasila di sekolah, seperti kan sikap
4.2 Melaksanakan menggunakan air kebersamaan
kewajiban sebagai seperlunya 9. Menunjukkan usaha
warga dalam 11. Mengidentifikasi sikap menjaga dan
kehidupan sehari- menghargai karya orang merawat rambu lalu

dan Kewarganegaraan (PPKn) SD/MI Kelas III


hari di rumah dan lain sebagai contoh lintas demi
sekolah kewajiban sebagai kepentingan
4.4 Mensimulasi-kan warga negara di sekolah bersama (misal:
bentuk-bentuk (misal: menerima tidak mencoret-coret
kebersatuan arahan dari Petugas rambu lalu lintas)
dalam Keamanan Sekolah/PKS (peduli).
keberagaman di dalam menaati rambu-
rumah, sekolah rambu lalu lintas)
dan masyarakat 12. Mengidentifikasi
sekitar. berbagai kegiatan yang
menunjukkan sikap
bersatu dalam
keberagaman di
masyarakat
13. Menjelaskan manfaat
bersatu dalam

Model Pengintegrasian Pendidikan Lalu Lintas Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila
keberagaman di
masyarakat
14. Menceritakan
pengalaman tentang
kerukunan dalam
keberagaman di
masyarakat
15. Menunjukkan manfaat
bersatu dalam

69
63
70
DIMENSI, INDIKATOR, SERTA
KOMPETENSI INDIKATOR PENCAPAIAN MATERI MATERI PEMBELAJARAN TERINTEGRASI NILAI, NORMA,
NO NILAI, NORMA, MORAL, DAN
DASAR KOMPETENSI PEMBELAJARAN MORAL, & ETIKA BERLALU LINTAS
ETIKA BERLALU LINTAS
keberagaman di
masyarakat
16. Menunjukkan perilaku
yang mencerminkan
sikap kebersamaan
17. Menunjukkan perilaku
dalam memelihara
sumber energi untuk
kepentingan bersama
18. Menunjukkan usaha
menjaga dan merawat
rambu lalu lintas demi
kepentingan bersama
(misal: tidak mencoret-
coret rambu lalu lintas)
(peduli).
Tema 8: Bumi dan Alam Semesta
1 1.2 Menghargai 1. Menyebutkan contoh 1. Arti simbol sila
kebersamaan hak yang berkaitan kelima Pancasila
dalam dengan sila kelima 2. Contoh hak yang
keberagaman Pancasila, seperti tidak berkaitan dengan
sebagai anugerah merusak taman sila kelima
Tuhan Tuhan 2. Menyebutkan contoh Pancasila (tidak
Yang Maha Esa di kewajiban yang merusak taman)
lingkungan rumah berkaitan dengan sila 3. Contoh kewajiban
dan sekolah kelima Pancasila. yang berkaitan
2.2 Menunjukkan 3. Menceritakan hasil dengan sila kelima
perilaku patuh pengamatan tentang Pancasila (tidak
pada tata tertib perilaku di sekitar rumah mencoret rambu lalu
dan aturan yang berkaitan dengan hak lintas).
berlaku dalam sebagai pengamalan 4. Ciri dan manfaat
kehidupan sehari- sila kelima. bersikap adil sesuai
hari di rumah 4. Menceritakan hasil sila kelima.
sekolah dan pengamatan tentang 5. Arti pentingnya
masyarakat perilaku di sekitar rumah kasih sayang dan
sekitar berkaitan dengan membantu orang

dan Kewarganegaraan (PPKn) SD/MI Kelas III


Model Pengintegrasian Pendidikan Lalu Lintas Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila
64
DIMENSI, INDIKATOR, SERTA
KOMPETENSI INDIKATOR PENCAPAIAN MATERI MATERI PEMBELAJARAN TERINTEGRASI NILAI, NORMA,
NO NILAI, NORMA, MORAL, DAN
DASAR KOMPETENSI PEMBELAJARAN MORAL, & ETIKA BERLALU LINTAS
ETIKA BERLALU LINTAS
3.1 Memahami kewajiban sebagai lain (menolong
simbol-simbol sila pengamalan sila kelima korban kecelakaan)
Pancasila dalam seperti membersihkan (peduli).
lambang negara got dari tumpukan 6. Contoh sikap kasih
“Garuda sampah sayang dan
Pancasila” 5. Menjelaskan ciri dan membantu orang
3.2 Mengetahui hak manfaat bersikap adil lain dalam
dan kewajiban sesuai sila kelima. kehidupan sehari-
sebagai warga 6. Menampilkan hari sebagai
dalam kehidupan sosiodrama tentang pengamalan nilai
sehari-hari di pentingnya kasih sayang Pancasila

dan Kewarganegaraan (PPKn) SD/MI Kelas III


rumah dan di dan membantu orang (membantu
sekolah lain (menolong korban menyeberangkan
3.3 Memahami makna kecelakaan) (peduli). orang).
keberagaman 7. Menerapkan sikap kasih 7. Contoh hak dan
karakteristik sayang dan membantu kewajiban sebagai
individu di rumah, orang lain dalam warga dalam
sekolah dan kehidupan sehari-hari kehidupan sehari-
masyarakat sebagai pengamalan hari khususnya di
3.4 Mengetahui arti nilai Pancasila jalan raya.
bersatu dalam (membantu 8. Contoh sikap dan
keberagaman di menyeberangkan perilaku tanggung
rumah, sekolah orang). jawab dalam
dan masyarakat 8. Menjelaskan contoh menjalankan hak
4.1 Mengamati dan sikap menghargai hak dan kewajiban
menceritakan orang lain dalam sebagai warga
perilaku di sekitar kehidupan sehari-hari dalam kehidupan

Model Pengintegrasian Pendidikan Lalu Lintas Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila
rumah dan secara lisan/tulis sehari-hari
sekolah dan khususnya di jalan raya (menghormati orang
mengaitkan (misal: mendahulukan lain ketika
dengan penyeberang jalan di mengendarai
pemahamannya traffic light) (peduli). kendaraan di jalan
terhadap simbol 9. Menerapkan sikap raya -peduli)
sila-sila Pancasila menghormati hak orang 9. Macam-macam
4.2 Melaksanakan lain sebagai bentuk keragaman budaya
kewajiban sebagai kewajiban sebagai di masyarakat

71
65
72
DIMENSI, INDIKATOR, SERTA
KOMPETENSI INDIKATOR PENCAPAIAN MATERI MATERI PEMBELAJARAN TERINTEGRASI NILAI, NORMA,
NO NILAI, NORMA, MORAL, DAN
DASAR KOMPETENSI PEMBELAJARAN MORAL, & ETIKA BERLALU LINTAS
ETIKA BERLALU LINTAS
warga dalam anggota masyarakat. sebagai akibat dari
kehidupan sehari- 10. Memberikan contoh hak perbedaan
hari di rumah dan dan kewajiban sebagai lingkungan alam.
sekolah warga dalam kehidupan 10. Contoh sikap saling
4.3 Berinteraksi sehari-hari khususnya di menghargai
dengan beragam jalan raya. perbedaan dalam
orang di 11. Menceritakan hasil keragaman di
lingkungan rumah, pengamatan tentang lingkungan sekolah,
sekolah, hak dan kewajiban dan masyarakat.
masyarakat dalam masyarakat 11. Manfaat saling
4.4 Mensimulasi-kan khususnya di jalan raya. menghargai
bentuk-bentuk 12. Mengamalkan sikap dan perbedaan dalam
kebersatuan perilaku tanggung jawab keragaman antar
dalam menjalankan hak dan individu di sekolah.
keberagaman di kewajiban sebagai 12. Contoh sikap
rumah, sekolah warga dalam kehidupan menghargai dalam
dan masyarakat sehari-hari, dengan cara berinteraksi dengan
sekitar. menghormati orang lain beragam orang yang
ketika mengendarai berbeda.
kendaraan di jalan raya 13. Macam-macam
(peduli) keberagaman suku
13. Mengidentifikasi dan budaya di
keragaman budaya di lingkungan sekolah
masyarakat sebagai dan masyarakat.
akibat dari perbedaan 14. Contoh sikap saling
lingkungan alam. menghargai dalam
14. Saling menghargai mengendarai
perbedaan dalam kendaraan di
keragaman di lingkungan rumah,
lingkungan sekolah, dan sekolah, dan
masyarakat. masyarakat
15. Mengidentifikasi sikap (bijaksana).
dan prilaku yang 15. Contoh perilaku
menunjukkan persatuan netral terhadap
dalam keberagaman di perbedaan status
sekolah dan ekonomi anak pada

dan Kewarganegaraan (PPKn) SD/MI Kelas III


Model Pengintegrasian Pendidikan Lalu Lintas Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila
66
DIMENSI, INDIKATOR, SERTA
KOMPETENSI INDIKATOR PENCAPAIAN MATERI MATERI PEMBELAJARAN TERINTEGRASI NILAI, NORMA,
NO NILAI, NORMA, MORAL, DAN
DASAR KOMPETENSI PEMBELAJARAN MORAL, & ETIKA BERLALU LINTAS
ETIKA BERLALU LINTAS
masyarakat. saat melaksanakan
16. Menyebutkan manfaat kerja bakti
saling menghargai 16. Contoh sikap
perbedaan dalam toleransi dalam
keragaman antarindividu memelihara
di sekolah. lingkungan
17. Menunjukkan sikap 17. Contoh sikap
menghargai dalam bersatu dalam
berinteraksi dengan merapikan marka
beragam orang yang jalan di lingkungan
berbeda. masyarakat

dan Kewarganegaraan (PPKn) SD/MI Kelas III


18. Mengidentifikasi (kebersamaan).
keberagaman suku dan
budaya di lingkungan
sekolah dan
masyarakat.
19. Menceritakan hasil
pengamatan tentang
bersatu dalam
keberagaman di
lingkungan sekolah dan
masyarakat.
20. Menunjukkan sikap
menghargai dalam
berinteraksi dengan
beragam orang yang
berbeda.

Model Pengintegrasian Pendidikan Lalu Lintas Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila
21. Saling menghargai
perbedaan dalam
mengendarai kendaraan
di lingkungan rumah,
sekolah, dan
masyarakat (bijaksana).
22. Mengidentifikasi
keragaman tempat
tinggal individu di

73
67
74
DIMENSI, INDIKATOR, SERTA
KOMPETENSI INDIKATOR PENCAPAIAN MATERI MATERI PEMBELAJARAN TERINTEGRASI NILAI, NORMA,
NO NILAI, NORMA, MORAL, DAN
DASAR KOMPETENSI PEMBELAJARAN MORAL, & ETIKA BERLALU LINTAS
ETIKA BERLALU LINTAS
lingkungan masyarakat.
23. Saling menghargai
perbedaan dalam
keragaman di
lingkungan masyarakat.
24. Menunjukkan perilaku
netral terhadap
perbedaan status
ekonomi anak pada saat
melaksanakan kerja
bakti
25. Mengidentifikasi sikap
dan prilaku yang
menunjukkan persatuan
dalam keberagaman di
masyarakat.
26. Menyebutkan manfaat
saling menghargai
perbedaan dalam
keragaman antarindividu
27. Menunjukkan sikap
toleransi dalam
memelihara lingkungan
28. Menunjukkan sikap
menghargai dalam
berinteraksi dengan
beragam orang yang
berbeda.
29. Menceritakan hasil
pengamatan tentang
bersatu dalam
merapikan marka jalan
di lingkungan
masyarakat
(kebersamaan).

dan Kewarganegaraan (PPKn) SD/MI Kelas III


Model Pengintegrasian Pendidikan Lalu Lintas Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila
68
B. Model Pengintegrasian Nilai, Norma, Moral, dan Etika Berlalu Lintas dalam Pengembangan Silabus
(Sebagai Pengembangan Pembelajaran Tematik)

Kompetensi Inti:
1. Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya.
2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru,
dan tetangganya
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati dan menanyakan berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan
Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, di sekolah dan tempat bermain.

dan Kewarganegaraan (PPKn) SD/MI Kelas III


4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang
mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia

Indikator Pencapaian
Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Penilaian Alokasi Waktu Sumber Belajar
Kompetensi
Tema 1: Perkembangbiakan Hewan dan Tumbuhan
1.2 Menghargai 1. Mensyukuri bahwa dalam 1. Simbol-simbol sila Mengamati • Portofolio, penilaian 1 bulan sesuai • Tematik
kebersamaan dalam keberagaman ada keindahan Pancasila • Mengamati gambar simbul ini digunakan untuk jumlah Terpadu Untuk
keberagaman 2. Mengidentifikasi simbol-simbol 2. Arti simbol sila dalam Pancasila. menilai hasil pertemuan PPKn SD/MI Kelas III,
sebagai anugerah sila Pancasila pertama Pancasila • Menyimak penjelasan guru pekerjaan baik dalam tema Jakarta:
Tuhan Tuhan Yang 3. Menjelaskan arti simbol sila 3. Contoh perilaku tentang sila pertama, kedua individu maupun tersebut Kemdikbud,
Maha Esa di pertama Pancasila yang sesuai dan ketiga dalam Pancasila; kelompok tentang 2013
lingkungan rumah 4. Menunjukkan contoh perilaku dengan sila hak dan kewajiban di rumah makna sila pertama, • Permendikbud

Model Pengintegrasian Pendidikan Lalu Lintas Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila
dan sekolah yang sesuai dengan sila pertama dan di sekolah, serta kedua dan ketiga Nomor. 57 Tahun
2.2 Menunjukkan pertama 4. Contoh perilaku keberagaman dalam dalam Pancasila; 2014
perilaku patuh pada 5. Menunjukkan contoh perilaku yang bertentangan masyarakat hak dan kewajiban di • Permendikbud
tata tertib dan yang bertentangan dengan sila dengan sila kedua • Membaca bahan ajar dan rumah dan di No. 103 Tahun
aturan yang berlaku kedua di jalanan (misal: di jalanan (misal: buku siswa dan berbagai sekolah, serta 2014
dalam kehidupan menyerobot lampu merah) menyerobot lampu sumber belajar tentang keberagaman dalam • www.wikipedia.com
sehari-hari di rumah 6. Menunjukkan contoh perilaku merah) penjabaran sila pertama, masyarakat
sekolah dan yang sesuai dengan sila ketiga 5. Contoh perilaku kedua dan ketiga dalam • Tes digunakan untuk
masyarakat sekitar Pancasila (antara lain: yang sesuai Pancasila; hak dan kewajiban menilai hasil belajar
3.1 Memahami simbol- mengajak teman menyeberang dengan sila ketiga

75
69
76
Indikator Pencapaian
Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Penilaian Alokasi Waktu Sumber Belajar
Kompetensi
simbol sila di zebra cross) (kebersamaan) Pancasila (antara di rumah dan di sekolah, secara individu
Pancasila dalam 7. Menunjukkan contoh perilaku lain: mengajak serta keberagaman dalam tentang pengetahuan
lambang negara mengharagai perbedaan teman masyarakat simbol dengan sila
“Garuda Pancasila” sebagai anugerah Tuhan menyeberang di Menanya pertama, kedua dan
3.2 Mengetahui hak dan 8. Menunjukkan contoh zebra cross) • Mengajukan pertanyaan ketiga dalam
kewajiban sebagai menghargai pengguna jalan (kebersamaan) tentang arti gambar sila Pancasila; hak dan
warga dalam (bijaksana) 6. Contoh perilaku pertama, kedua dan ketiga kewajiban di rumah
kehidupan sehari- 9. Menuliskan contoh etika di mengharagai dalam Pancasila; hak dan dan di sekolah, serta
hari di rumah dan di jalanan (peduli) perbedaan sebagai kewajiban di rumah dan di keberagaman dalam
sekolah 10. Melaksanakan peraturan yang anugerah Tuhan sekolah, serta keberagaman masyarakat
3.3 Memahami makna telah ditetapkan di rumah 7. Contoh perilaku dalam masyarakat. • Pengamatan,
keberagaman 11. Melaksanakan peraturan di menghargai • Menyusun pertanyaan yang penilaian ini
karakteristik individu sekolah (masuk lingkungan pengguna jalan terkait arti gambar sila merupakan penilaian
di rumah, sekolah sekolah dari sisi sebelah kiri) (bijaksana) pertama, kedua dan ketiga proses untuk menilai
dan masyarakat 12. Mengidentifikasi hak sebagai 8. Contoh etika di dalam Pancasila; hak dan perilaku dan sikap
4.1 Mengamati dan anggota keluarga jalanan (peduli) kewajiban di rumah dan di peserta didik dalam
menceritakan 13. Mengidentifikasi kewajiban 9. Contoh peraturan sekolah, serta keberagaman proses pembelajaran
perilaku di sekitar sebagai anggota keluarga yang telah dalam masyarakat baik secara individu
rumah dan sekolah 14. Mengelompokkan hak yang ditetapkan di • Menyusun pertanyaan maupun kelompok.
dan mengaitkan telah diperoleh di rumah rumah tentang contoh perilaku yang
dengan 15. Mengelompokkan kewajiban 10. Contoh perilaku bertentangan dengan sila
pemahamannya yang telah dilaksanakan di taat pada peraturan pertama, kedua dan ketiga
terhadap simbol rumah di sekolah (masuk dalam Pancasila; hak dan
sila-sila Pancasila 16. Mengidentifikasi hak sebagai lingkungan sekolah kewajiban di rumah dan di
4.2 Melaksanakan anggota masyarakat dari sisi sebelah sekolah, serta keberagaman
kewajiban sebagai 17. Mengidentifikasi kewajiban kiri) dalam masyarakat kehidupan
warga dalam sebagai anggota masyarakat 11. Jenis-jenis hak sehari-hari
kehidupan sehari- terutama di jalanan (missal: sebagai anggota Mengumpulkan Data
hari di rumah dan jalan/berkendaraan di lajur keluarga • Mencari dari berbagai sumber
sekolah sebelah kiri) 12. Jenis-jenis belajar dan mendiskusikan
4.3 Berinteraksi dengan 18. Mensyukuri dapat kewajiban sebagai tentang arti simbol dan
beragam orang di melaksanakan ibadah dengan anggota keluarga makna sila pertama, kedua
lingkungan rumah, damai 13. Jenis-jenis hak dan ketiga dalam Pancasila;
sekolah, masyarakat 19. Mengidentifikasi kegiatan kerja sebagai anggota hak dan kewajiban di rumah
sama di sekolah masyarakat dan di sekolah, serta
20. Menjelaskan pentingnya kerja 14. Jenis-jenis keberagaman dalam
sama kewajiban sebagai masyarakat
21. Menunjukkan contoh perilaku anggota • Mencari dari berbagai sumber

dan Kewarganegaraan (PPKn) SD/MI Kelas III


Model Pengintegrasian Pendidikan Lalu Lintas Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila
70
Indikator Pencapaian
Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Penilaian Alokasi Waktu Sumber Belajar
Kompetensi
kerjasama dalam merawat masyarakat belajar dan mendiskusikan
tanaman di sekolah terutama di jalanan nilai- nilai sila pertama, kedua
22. Melaksanakan kerja sama (missal: dan ketiga dalam Pancasila;
menanam tumbuhan jalan/berkendaraan hak dan kewajiban di rumah
penghijauan di sekolah dengan di lajur sebelah kiri) dan di sekolah, serta
teman-teman tanpa 15. Contoh kegiatan keberagaman dalam
membedakan suku kerja sama di masyarakat
23. Mempraktekkan sikap bekerja sekolah Mengasosiasi
sama dalam membuat rambu- 16. Arti pentingnya • Mendiskusikan arti simbol-
rambu lalu lintas di sekolah kerja sama simbol dalam Pancasila.
(kebersamaan). 17. Contoh perilaku • Mendiskusikan arti sila-sila
kerjasama dalam dalam Pancasila.
merawat tanaman • Mendiskusikan makna nilai-

dan Kewarganegaraan (PPKn) SD/MI Kelas III


di sekolah nilai Pancasila dalam
18. Contoh sikap kehidupan sehari-hari.
bekerja sama Mengkomunikasikan
dalam membuat • Mempresentasikan berbagai
rambu-rambu lalu tugas individu dan kelompok
lintas di sekolah tentang simbol-simbol dalam
(kebersamaan). Pancasila.
• Melaporkan secara tertulis
hasil diskusi tentang nilai-nilai
Pancasila dalam kehidupan
sehari-hari.
• Memajang hasil karya.
Tema 2: Perkembangan Teknologi
1.2 Menghargai 1. Menyebutkan hak dalam 1. Contoh hak dalam Mengamati • Portofolio, penilaian • Tematik
kebersamaan dalam kehidupan sehari-hari di rumah kehidup-an sehari- • Mengamati gambar siswa ini digunakan untuk Terpadu Untuk

Model Pengintegrasian Pendidikan Lalu Lintas Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila
keberagaman secara tertulis hari di rumah yang sedang belajar dan menilai hasil SD/MI Kelas III,
sebagai anugerah 2. Memberikan contoh kewajiban 2. Contoh kewajib-an menjalankan piket, serta foto pekerjaan baik Jakarta:
Tuhan Tuhan Yang anggota keluarga di rumah anggota keluarga penari dari berbagai daerah. individu maupun Kemdikbud,
Maha Esa di 3. Menjelaskan hubungan antara di rumah • Menyimak penjelasan guru kelompok tentang 2013
lingkungan rumah hak dan kewajiban di rumah 3. Hubungan antara tentang hak dan kewajiban di hak dan kewajiban di • Permendikbud
dan sekolah 4. Memberikan contoh hak hak dan kewajiban rumah dan di
rumah dan di sekolah, serta Nomor. 57 Tahun
2.2 Menunjukkan pejalan kaki di jalan raya di rumah sekolah, serta
keberagaman dalam 2014
perilaku patuh pada 5. Memberikan contoh kewajiban 4. Contoh hak pejalan masyarakat keberagaman di • Permendikbud
pengendara mobil di jalan raya
tata tertib dan kaki di jalan raya • Membaca bahan ajar dan masyarakat No. 103 Tahun
(disiplin)

77
71
78
Indikator Pencapaian
Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Penilaian Alokasi Waktu Sumber Belajar
Kompetensi
aturan yang berlaku 6. Memberikan contoh kewajiban (tanggung jawab) buku siswa dan berbagai dalam kehidupan 2014
dalam kehidupan di sekolah 5. Contoh kewajiban sumber belajar tentang hak sehari-hari. • www.wikipedia.com
sehari-hari di rumah 7. Melaksanakan kewajiban pengendara mobil dan kewajiban di rumah dan • Tes digunakan untuk
sekolah dan sebagai warga sekolah di jalan raya di sekolah, serta menilai hasil belajar
masyarakat sekitar 8. Menunjukkan contoh (disiplin) keberagaman dalam secara individu
3.2 Mengetahui hak dan penggunaan teknologi secara 6. Contoh kewajiban masyarakat tentang pengetahuan
kewajiban sebagai positif dalam berlalu lintas di sekolah Menanya hak dan kewajiban di
warga dalam (tanggung jawab). 7. Contoh • Mengajukan pertanyaan rumah dan di
kehidupan sehari- 9. Menyebutkan keberagaman penggunaan tentang arti gambar hak dan sekolah, serta
hari di rumah dan di kebiasaan anggota keluarga di teknologi secara kewajiban di rumah dan di keberagaman dalam
rumah
sekolah positif dalam sekolah, serta keberagaman masyarakat
10. Menyebutkan beragam
3.3 Memahami makna berlalu lintas dalam masyarakat. • Pengamatan,
makanan kesukaan anggota
keberagaman keluarga di rumah (tanggung jawab). • Menyusun pertanyaan yang penilaian ini
karakteristik individu 11. Menyebutkan keberagaman 8. Contoh terkait arti gambar hak dan merupakan penilaian
di rumah, sekolah sifat individu di rumah keberagaman kewajiban di rumah dan di proses untuk menilai
dan masyarakat 12. Memeragakan peran kebiasaan anggota sekolah, serta keberagaman perilaku dan sikap
4.2 Melaksanakan berdasarkan keragaman sifat keluarga di rumah dalam masyarakat peserta didik dalam
kewajiban sebagai individu di rumah 9. Macam-macam • Menyusun pertanyaan proses pembelajara,
warga dalam 13. Menyebutkan beragam makanan kesukaan tentang contoh perilaku yang serta kebiasaan
kehidupan sehari- kesukaan teman di sekolah anggota keluarga bertentangan dengan hak melaksanakan
hari di rumah dan 14. Menyebutkan keberagaman di rumah dan kewajiban di rumah dan kewajiban di
sekolah sifat individu di sekolah 10. Contoh di sekolah, serta sekolah.
4.3 Berinteraksi dengan 15. Menggambarkan keberagaman sifat keberagaman dalam
beragam orang di keberagaman sifat individu di individu di rumah masyarakat kehidupan
lingkungan rumah, sekolah 11. Macam-macam sehari-hari
sekolah, masyarakat 16. Mengidentifikasi keberagaman kesukaan teman di Mengumpulkan Data
status sosial di masyarakat sekolah • Mencari dari berbagai sumber
(pelajar, mahasiswa, dan 12. Contoh belajar dan mendiskusikan
pekerja) secara lisan keberagaman sifat tentang hak dan kewajiban di
17. Bermain peran berdasarkan individu di sekolah rumah dan di sekolah, serta
berbagai status sosial di 13. Macam-macam
masyarakat keberagaman dalam
keberagaman masyarakat
18. Mengidentifikasi keberagaman status sosial di
pekerjaan/profesi di • Mencari dari berbagai sumber
masyarakat belajar dan mendiskusikan
masyarakat
(pelajar, hak dan kewajiban di rumah
19. Mengumpulkan informasi
tentang rencana pekerjaan dan mahasiswa, dan dan di sekolah, serta
profesi (cita-cita) pekerja) keberagaman dalam
20. Mengidentifikasi keberagaman 14. Macam-macam masyarakat

dan Kewarganegaraan (PPKn) SD/MI Kelas III


Model Pengintegrasian Pendidikan Lalu Lintas Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila
72
Indikator Pencapaian
Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Penilaian Alokasi Waktu Sumber Belajar
Kompetensi
sikap individu menghadapi keberagaman Mengasosiasi
suatu permasalahan lalu lintas pekerjaan/profesi di • Mendiskusikan pelanggaran
(peduli) masyarakat hak dan kelalaian kewajiban
21. Mendiskusikan keberagaman 15. Macam-macam dalam kehidupan sehari-hari.
sikap individu menghadapi sikap individu Mengkomunikasikan
suatu permasalahan lalu lintas dalam menghadapi • Mempresentasikan berbagai
(kesetaraan) permasalahan lalu tugas individu dan kelompok
22. Mempresentasikan berbagai lintas (peduli) tentang hak dan kewajiban di
keberagaman anggota
rumah dan di sekolah, serta
keluarga di rumah
23. Mempresentasikan berbagai keberagaman dalam
keberagaman di sekolah masyarakat
24. Mempresentasikan • Melaporkan secara tertulis
keberagaman sikap individu hasil diskusi tentang dalam

dan Kewarganegaraan (PPKn) SD/MI Kelas III


dalam menghadapi suatu kehidupan sehari-hari.
permasalahan lalu lintas • Memajang hasil karya.
(kebersamaan)
Tema 3: Perubahan di Alam
1.2 Menghargai 1. Menceritakan hasil 1. Contoh Mengamati • Portofolio, penilaian 1 bulan sesuai • Tematik
kebersamaan dalam pengamatan tentang hak pengamalan sila • Membaca teks yang berisi ini digunakan untuk jumlah Terpadu Untuk
keberagaman dalam pengamalan sila pertama Pancasila tentang penjelasan simbol- menilai hasil pertemuan PPKn SD/MI Kelas III,
sebagai anugerah pertama sesuai konteks dalam keseharian simbol. pekerjaan baik dalam tema Jakarta:
Tuhan Tuhan Yang (berlalu lintas) (khususnya dalam • Mengamati tingkah laku individu maupun tersebut Kemdikbud,
Maha Esa di 2. Mendeskripsikan bentuk berlalu lintas teman dalam pergaulan kelompok tentang 2013
lingkungan rumah pengamalan sila pertama (peduli) simbol-simbol dan
sehari-hari. • Permendikbud
dan sekolah Pancasila dalam keseharian 2. Contoh hak dalam
Menanya makna sila dalam Nomor. 57 Tahun
memanfaatkan
2.2 Menunjukkan 3. Memberikan contoh hak dalam • Menyusun pertanyaan arti Pancasila. 2014
jalan raya sebagai
perilaku patuh pada memanfaatkan jalan raya simbol dalam Pancasila. • Tes digunakan untuk • Permendikbud
pengamalan sila
tata tertib dan sebagai pengamalan sila kedua Pancasila • Bertanya jawab tentang menilai hasil belajar No. 103 Tahun

Model Pengintegrasian Pendidikan Lalu Lintas Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila
aturan yang berlaku kedua Pancasila (tanggung jawab) hubungan nilai-nilai dalam secara individu 2014
dalam kehidupan 4. Menyebutkan contoh etika 3. Contoh etika Pancasila dengan perilaku tentang pengetahuan • www.wikipedia.com
sehari-hari di rumah berlalu lintas sebagai bentuk berlalu lintas sehari-hari. simbol dan arti sila-
sekolah dan pengamalan sila ketiga sebagai bentuk Mengumpulkan Data sila Pancasila dalam
masyarakat sekitar Pancasila (kebersamaan) pengamalan sila • Mencari informasi dari kehidupan sehari-
3.1 Memahami simbol- 5. Memberikan contoh perilaku ketiga Pancasila berbagai sumber dan hari.
simbol sila yang tepat ketika menghadapi (kebersamaan) mendiskusikan tentang • Pengamatan,
Pancasila dalam korban kecelakaan di jalan 4. Contoh perilaku keterkaitan sebuah simbol penilaian ini
lambang negara raya (peduli) yang tepat ketika dan sila sila dalam Pancasila. merupakan penilaian

79
menghadapi

73
80
Indikator Pencapaian
Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Penilaian Alokasi Waktu Sumber Belajar
Kompetensi
“Garuda Pancasila” 6. Menunjukkan contoh perilaku korban kecelakaan • Mengumpulkan data tentang proses untuk menilai
4.1 Mengamati dan memelihara lingkungan di jalan raya perilaku yang sesuai/tidak perilaku dan sikap
menceritakan sebagai bentuk rasa syukur (peduli) sesuai dengan norma dalam peserta didik dalam
perilaku di sekitar kepada Tuhan yang Maha Esa 5. Contoh perilaku Pancasila di lingkungan proses pembelajaran
rumah dan sekolah 7. Mengidentifikasi bentuk memelihara masing-masing. simbol dan arti sila-
dan mengaitkan tanggung jawab bersama lingkungan sebagai Mengasosiasi: sila Pancasila
dengan dalam menjaga lingkungan dari bentuk rasa syukur • Jurnal, untuk
• Mendiskusikan tentang
pemahamannya pemanasan global kepada Tuhan
perilaku negatif mencatat dan
yang Maha Esa
terhadap simbol 8. Menyusun poster kampanye teman/masyarakat di menilai pembiasaan
6. Contoh tanggung
sila-sila Pancasila untuk mencegah pemanasan lingkungannya. yang sesuai dengan
jawab bersama
global sebagai bentuk dalam menjaga Mengkomunikasikan sila-sila Pancasila
tanggungjawab bersama lingkungan dari • Mempresentasikan hasil
dalam menjaga lingkungan pemanasan global pengamatan tentang perilaku
9. Memperlihatkan poster 7. Arti simbol sila yang ditemukan di lingkungan
kampanye menjaga lingkungan kedua Pancasila masing-masing melalui
kepada teman dalam rangka 8. Contoh perilaku tulisan atau gambar.
mensyukuri karunia Tuhan yang harus • Mensimulasikan tentang
yang Maha Esa dihindari karena norma/perilaku yang
10. Menjelaskan arti simbol sila merugikan/merusa dilakukan oleh masyarakat
kedua Pancasila k lingkungan sekitar.
11. Menunjukkan contoh perilaku (antara lain:
yang harus dihindari karena membiarkan
merugikan/merusak lingkungan tanaman tidak
(antara lain: membiarkan disiram,
tanaman tidak disiram, membuang
membuang sampah sampah
sembarangan) sembarangan)
Tema 4: Peduli Lingkungan Sosial
1.2 Menghargai 1. Mengidentifikasi pengamalan 1. Contoh Mengamati • Portofolio, penilaian 1 bulan sesuai • Tematik
kebersamaan dalam sila keempat Pancasila dalam pengamalan sila • Mengamati/membaca teks ini digunakan untuk jumlah Terpadu Untuk
keberagaman kehidupan sehari-hari keempat Pancasila yang berisi tentang menilai hasil pertemuan PPKn SD/MI Kelas III,
sebagai anugerah 2. Melakukan pengamatan dalam kehidupan dalam tema
keberagaman dan arti pekerjaan baik Jakarta:
terhadap perilaku di sekitar
Tuhan Tuhan Yang rumah tentang pengamalan sehari-hari bersatu dalam keberagaman individu maupun tersebut Kemdikbud,
Maha Esa di sila keempat Pancasila 2. Cara melaksana- baik di rumah, di sekolah, kelompok tentang 2013
lingkungan rumah 3. Menunjukkan cara kan keputusan dari maupun di masyarakat. pengertian hak dan • Permendikbud
dan sekolah melaksanakan keputusan dari hasil musyawarah • Menyimak penjelasan guru kewajiban Nomor. 57 Tahun
2.2 Menunjukkan hasil musyawarah 3. Contoh tentang keberagaman dan • Tes digunakan untuk 2014
perilaku patuh pada 4. Mengidentifikasi pengamalan pengamalan sila arti bersatu dalam menilai hasil belajar • Permendikbud

dan Kewarganegaraan (PPKn) SD/MI Kelas III


Model Pengintegrasian Pendidikan Lalu Lintas Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila
74
Indikator Pencapaian
Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Penilaian Alokasi Waktu Sumber Belajar
Kompetensi
tata tertib dan sila kelima Pancasila dalam kelima Pancasila keberagaman baik di rumah, secara individu No. 103 Tahun
aturan yang berlaku kehidupan sehari-hari dalam kehidupan di sekolah, maupun di tentang pengetahuan 2014
dalam kehidupan 5. Melakukan pengamatan sehari-hari masyarakat. hak dan kewajiban • www.wikipedia.com
sehari-hari di rumah terhadap perilaku di sekitar 4. Pemanfaatan Menanya bagi anak di rumah,
rumah tentang pengamalan
sekolah dan sila kelima Pancansila sarana jalan yang • Tanya jawab tentang sekolah maupun
masyarakat sekitar 6. Mengidentifikasi pemanfaatan ada disekitar keberagaman dan arti masyarakat.
1.3 Memahami simbol- sarana jalan yang ada disekitar tempat tinggal bersatu dalam keberagaman • Pengamatan,
simbol sila tempat tinggal untuk untuk kepentingan baik di rumah, di sekolah, penilaian ini
Pancasila dalam kepentingan bersama (peduli) bersama (peduli) maupun di masyarakat. merupakan penilaian
lambang negara 7. Menunjukkan contoh perilaku 5. Contoh perilaku • Merumuskan tentang proses untuk menilai
“Garuda Pancasila” menjaga sarana jalan raya menjaga sarana keberagaman dan arti perilaku dan sikap
1.4 Mengetahui hak dan sebagai wujud tanggung jawab jalan raya sebagai bersatu dalam keberagaman peserta didik dalam
kewajiban sebagai sosial (tanggung jawab) wujud tanggung baik di rumah, di sekolah, proses pembelajaran
8. Mengidentifikasi contoh

dan Kewarganegaraan (PPKn) SD/MI Kelas III


warga dalam kewajiban di rumah jawab sosial maupun di masyarakat. di sekolah.
kehidupan sehari- 9. Memberi tanggapan terhadap (tanggung jawab) Mengumpulkan Data
hari di rumah dan di pelaksanaan kewajiban di 6. Contoh kewajiban • Mencari informasi dari
sekolah rumah di rumah berbgai sumber dan
3.3 Memahami makna 10. Mengidentifikasi contoh 7. Contoh kewajiban mendiskusikan tentang
keberagaman kewajiban dalam kehidupan dalam kehidupan keberagaman dan arti
karakteristik individu sehari-hari sehari-hari bersatu dalam keberagaman
di rumah, sekolah 11. Memberikan tanggapan 8. Contoh kewajiban baik di rumah, di sekolah,
dan masyarakat terhadap pelaksanaan sebagai warga
kewajiban dalam kehidupan maupun di masyarakat
3.4 Mengetahui arti sehari-hari masyarakat • Mencari informasi dari
bersatu dalam 12. Mengidentifikasi contoh 9. Contoh perilaku berbgai sumber dan
keberagaman di kewajiban sebagai warga peduli kepada mendiskusikan makna
rumah, sekolah dan masyarakat sesama yang keberagaman dan arti
masyarakat 13. Memberi tanggapan terhadap mengalami bersatu dalam keberagaman
4.1 Mengamati dan pelaksanaan kewajiban kesulitan di jalan baik di rumah, di sekolah,
menceritakan sebagai warga masyarakat raya (peduli).

Model Pengintegrasian Pendidikan Lalu Lintas Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila
maupun di masyarakat
perilaku di sekitar 14. Menunjukkan contoh perilaku 10. Contoh
peduli kepada sesama yang Mengasosiasi
rumah dan sekolah keberagaman di • Memajang hasil kerja berupa
mengalami kesulitan di jalan
dan mengaitkan raya (peduli). lingkungan rumah tulisan penjelasan maupun
dengan 15. Mengidentifikasi keberagaman 11. Macam-macam gambar kegiatan yang terkait
pemahamannya di lingkungan rumah kebiasaan individu dengan keberagaman dan
terhadap simbol 16. Memberi tanggapan terhadap berkaitan dengan arti bersatu dalam
sila-sila Pancasila keberagaman di lingkungan lingkungan sekitar keberagaman baik di rumah,
4.2 Melaksanakan rumah 12. Cara-cara di sekolah, maupun di
kewajiban sebagai 17. Mengidentifikasi keberagaman menolong orang masyarakat

81
75
82
Indikator Pencapaian
Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Penilaian Alokasi Waktu Sumber Belajar
Kompetensi
warga dalam kebiasaan individu berkaitan yang mengalami Mengkomunikasikan
kehidupan sehari- dengan lingkungan sekitar kecelakaan lalu • Mempresentasikan hasil
hari di rumah dan 18. Memberi tanggapan terhadap lintas (peduli) kerja/hasil diskusi kelompok
sekolah keragaman perilaku sehari-hari 13. Manfaat kerjasama tentang keberagaman dan
berkaitan dengan lingkungan
4.3 Berinteraksi dengan sekitar dalam pergaulan arti bersatu dalam
beragam orang di 19. Memberi tanggapan terhadap antar teman keberagaman baik di rumah,
lingkungan rumah, hasil pengamatan tentang 14. Contoh perilaku di sekolah, maupun di
sekolah, masyarakat keberagaman perilaku individu adil dalam masyarakat.
4.4 Mensimulasi-kan di lingkungan sekitar membagi tugas di
bentuk-bentuk 20. Menghargai keragaman dalam kelas dengan
kebersatuan dalam menolong orang yang teman
keberagaman di mengalami kecelakaan lalu 15. Contoh perilaku
rumah, sekolah dan lintas (peduli) rukun dengan
21. Menunjukkan contoh perilaku
masyarakat sekitar. menghargai teman yang teman-teman
berbeda cara dalam menolong (misal: saling
orang yang mengalami membantu saat
kecelakaan lalu lintas menyeberang jalan
(bijaksana) (peduli).
22. Mensyukuri adanya hikmah
dari perbedaan yang diberikan
oleh Tuhan yang Maha Esa
23. Menunjukkan perilaku bahwa
sesama teman adalah sama
dalam kedudukan sebagai
siswa
24. Mengidentifikasi manfaat
kerjasama dalam pergaulan
antar teman
25. Mempraktikkan kerjasama
dalam menjaga kebersihan
kelas
26. Menunjukkan perilaku adil
dalam membagi tugas di kelas
dengan teman
27. Menunjukkan contoh perilaku
rukun dengan teman-teman
(misal: saling membantu saat
menyeberang jalan (peduli).

dan Kewarganegaraan (PPKn) SD/MI Kelas III


Model Pengintegrasian Pendidikan Lalu Lintas Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila
76
Indikator Pencapaian
Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Penilaian Alokasi Waktu Sumber Belajar
Kompetensi
Tema 5: Mengenal Olahraga dan Permainan Tradisional
1.2 Menerima 1. Mengidentifikasi berbagai 1. Contoh kegiatan Mengamati • Portofolio, 1 bulan sesuai • Tematik
keberagaman kegiatan yang menunjukkan yang menunjuk-kan • Mengamati persatuan dalam penilaian ini jumlah Terpadu Untuk
karakteristik individu sikap bersatu dalam sikap bersatu keberagaman di lingkungan digunakan untuk pertemuan PPKn SD/MI Kelas III,
dalam kehidupan keberagaman di rumah. dalam dalam rumah, sekolah, dan menilai hasil dalam tema Jakarta:
beragama, suku 2. Menunjukkan sikap kesediaan keberagaman di masyarakat sekitar. tersebut
pekerjaan baik Kemdikbud,
• Mengamati peristiwa interaksi
bangsa, ciri-ciri fisik, bermain dengan siapa saja di rumah. individu maupun 2013
dengan teman dan orang lain
psikis, dan hobby lingkungan rumah tanpa pilih- 2. Contoh sikap yang terjadi di lingkungan kelompok tentang • Permendikbud
sebagai anugerah pilih. kesediaan bermain sekolah dan masyarakat kebergaman dan Nomor. 57 Tahun
Tuhan Yang Maha 3. Mengidentifikasi berbagai dengan siapa saja Menanya persatuan di 2014
Esa di lingkungan kegiatan yang menunjukkan di lingkungan • Membuat pertanyaan lingkungan rumah, • Permendikbud
rumah dan sekolah sikap bersatu dalam rumah tanpa pilih- berkaitan keberagaman sekolah, maupun No. 103 Tahun
2.2 Menunjukkan keberagaman di sekolah. pilih. teman, seperti apa masyarakat. 2014

dan Kewarganegaraan (PPKn) SD/MI Kelas III


perilaku patuh pada 4. Menunjukkan sikap tidak 3. Contoh kegiatan perbedaan dan persamaan • Tes digunakan untuk • www.wikipedia.com
tata tertib dan membedakan teman yang menunjuk- antar teman, mengapa menilai hasil belajar
aturan yang berlaku 5. Menjelaskan manfaat bersatu kan sikap bersatu berbeda, dan sebagainya
secara individu
• Menyusun pertanyaan
dalam kehidupan dalam keberagaman di sekolah dalam tentang pengetahuan
berkaitan dengan peristiwa
sehari-hari di rumah 6. Mempraktikkan kebarsatuan keberagaman di seperti siapa, apa, kapan, keberagaman di
sekolah dan dalam permainan sederhana sekolah. bagaimana, mengapa kita lingkungan rumah,
masyarakat sekitar ‘Estafet Kelereng’, tidak boleh 4. Contoh sikap tidak harus bersama meskipun sekolah, maupun
3.4 Mengetahui arti curang membedakan berbeda. masyarakat dan
bersatu dalam 7. Mempraktikkan kerjasama teman • Membuat pertanyaan manfaat persatuan.
keberagaman di dalam suatu kegiatan di 5. Manfaat bersatu berkaitan dengan manfaat • Pengamatan,
rumah, sekolah dan sekolah dengan teman-teman dalam persatuan dalam penilaian ini
masyarakat dan guru. keberagaman di keberagaman
merupakan penilaian
4.4 Mensimulasi-kan 8. Mempraktikkan piket kelas, sekolah Mengumpulkan Data
• Mencari informasi dari proses untuk menilai
bentuk-bentuk sebagai perwujudan 6. Contoh bersatu perilaku dan sikap
berbagai sumber belajar dan
kebersatuan dalam melaksanakan keputusan dalam permainan mendiskusikan tentang peserta didik dalam

Model Pengintegrasian Pendidikan Lalu Lintas Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila
keberagaman di kelas sederhana ‘Estafet keberagaman dan persatuan proses
rumah, sekolah dan 9. Mengidentifikasi manfaat Kelereng’, tidak teman di sekolah. pembelajaran.
masyarakat sekitar. bersatu dalam keberagaman di boleh curang • Mengumpulkan informasi • Penilaian teman
masyarakat. 7. Contoh kerjasama melalui berbagai sumber dan sejawat untuk
10. Mengidentifikasi berbagai dalam kegiatan di bertanya jawab tentang menilai sikap
kegiatan yang menunjukkan sekolah dengan keberagaman dan persatuan interaksi sosial
sikap bersatu dalam teman-teman dan dan perilaku jujur.
keberagaman di masyarakat. guru. Mengasosiasi
• Mendiskusikan denga teman • Projek, digunakan
11. Ikut kerja bakti dalam membuat 8. Manfaat bersatu untuk penialian
pada kelompoknya tentang
marka jalan di lingkungan dalam

83
77
84
Indikator Pencapaian
Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Penilaian Alokasi Waktu Sumber Belajar
Kompetensi
tempat tinggal yang berbeda keberagaman di keberagaman dan persatuan kegiatan yang
ras dengan ikhlas (toleransi) masyarakat. yang ada di sekolah. memerankan
12. Menceritakan pengalaman 9. Contoh sikap • Meyimpulkan arti penting persatuan dalam
tentang kerukunan dalam bersatu dalam keberagaman dan persatuan keberagaman.
keberagaman di masyarakat. keberagaman di antar teman di sekolah.
• Menyimpulkan arti penting
masyarakat.
sikap toleransi, jujur,
tanggung jawab dalam
keberagaman antar teman.
Mengomunikasikan
• Menyusun laporan dan
mempresentasikan tentang
kegiatan persatuan dalam
keberagaman yang ada di
sekolah.
• Menampilkan
keanekaragaman antar
teman melalui memajang
hasil kerja di majalah dinding.
Tema 6: Indahnya Persahabatan
1.2 Menghargai 1. Memberikan contoh 1. Arti simbol sila Mengamati • Portofolio, penilaian 1 bulan sesuai • Tematik
kebersamaan dalam pengamalan sila kedua kedua Pancasila • Mengamati/membaca teks ini digunakan untuk jumlah Terpadu Untuk
keberagaman Pancasila (sesuai 2. Contoh yang berisi tentang sila-sila menilai hasil pertemuan PPKn SD/MI Kelas III,
sebagai anugerah konteks/tema). pengamalan sila dalam Pancasila. pekerjaan baik dalam tema Jakarta:
Tuhan Tuhan Yang 2. Berperilaku sesuai dengan sila kedua Pancasila • Mengamati gambar lambang- individu maupun tersebut Kemdikbud,
lambang sila dalam Pancasila
Maha Esa di kedua Pancasila (sesuai dalam berlalu lintas kelompok tentang 2013
• Membaca berbagai sumber
lingkungan rumah konteks). (menolong teman tentang makna gotong pengetahuan makna • Permendikbud
dan sekolah 3. Memberikan contoh yang kecelakan di royong. lambang pada sila Nomor. 57 Tahun
2.2 Menunjukkan pengamalan sila kedua jalan) (peduli) Menanya dua, tiga, dan empat, 2014
perilaku patuh pada Pancasila dalam berlalu lintas 3. Arti simbol sila • Membuat berbagai serta makna gotong • Permendikbud
tata tertib dan (menolong teman yang ketiga Pancasila. pertanyaan yang terkait royong. No. 103 Tahun
aturan yang berlaku kecelakan di jalan) (peduli) 4. Contoh dengan lambang sila ke dua, • Tes digunakan untuk 2014
dalam kehidupan 4. Menjelaskan arti simbol sila pengamalan sila tiga, dan empat serta gotong menilai hasil belajar • www.wikipedia.com
sehari-hari di rumah ketiga Pancasila. ketiga Pancasila royong. secara individu
sekolah dan 5. Melakukan pengamatan (gotong royong • Mengajukan pertanyaan yang tentang pengetahuan
masyarakat sekitar tentang perilaku yang sesuai memperbaiki jalan terkait dengan perilaku yang
tidak sesuai dengan sila yang terkait dengan
3.1 Memahami simbol- dengan pengamalan sila ketiga desa - kedua, tiga, dan keempat. makna lambang sila
simbol sila Pancasila. kebersamaan) • Membuat pertanyaan terkait kedua, tiga, empat,
Pancasila dalam 6. Menunjukkan contoh gotong 5. Arti simbol sila dengan manfaat gotong dan makna gotong

dan Kewarganegaraan (PPKn) SD/MI Kelas III


Model Pengintegrasian Pendidikan Lalu Lintas Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila
78
Indikator Pencapaian
Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Penilaian Alokasi Waktu Sumber Belajar
Kompetensi
lambang negara royong memperbaiki jalan desa keempat Pancasila. royong. royong.
“Garuda Pancasila” (kebersamaan) 6. Contoh peng- Mengumpulkan Data • Pengamatan,
4.1 Mengamati dan 7. Memberikan contoh amalan sila • Mencari informasi dari penilaian ini
menceritakan pengamalan sila ketiga keempat Pancasila berbagai sumber dan merupakan penilaian
perilaku di sekitar Pancasila. (melakukan rapat mendiskusikan tentang
makna lambang sila ke dua, proses untuk menilai
rumah dan sekolah 8. Berperilaku sesuai dengan sila dalam pembagian tiga, dan empat. perilaku dan sikap
dan mengaitkan ketiga Pancasila di jalan raya. tugas perbaikan • Mencari bukti yang terkait peserta didik dalam
dengan 9. Mengidentifikasi simbol sila jalan melalui dengan kegiatan gotong proses pembelajaran
pemahamannya keempat Pancasila. musyawarah royong.
terhadap simbol 10. Menjelaskan arti simbol sila (kesetaraan) Mengasosiasi
sila-sila Pancasila keempat Pancasila. • Membuat ringkasan tentang
11. Memberikan contoh makna lambang dari sila
pengamalan sila keempat kedua, tiga, dan empat

dan Kewarganegaraan (PPKn) SD/MI Kelas III


Pancasila (melakukan rapat • Membuat ringkasan tentang
dalam pembagian tugas manfaat gotong royong.
perbaikan jalan melalui • Menyimpulkan arti penting
makna dari lambang sila
musyawarah (kesetaraan) kedua, tiga, dan empat, serta
manfaat gotong royong.
Mengkomunikasikan
• Menyusun tulisan singkat
(bahan paparan, display,
artikel dan sebagainya)
tentang makna lambang sila
kedua, tiga, dan empat.
• Menyusun bahan paparan
tentang kegiatan gotong
royong
• Mempresentasikan tulisan
singkat/ringkasan tentang

Model Pengintegrasian Pendidikan Lalu Lintas Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila
makna sila kedua, tiga, dan
empat.
• Menempelkan hasil foto
gotong royong kerja bakti
sekolah pada dinding kelas
atau majalah dinding.
Tema 7: Energi dan Perubahannya
1.2 Menghargai 1. Mengidentifikasi simbol sila 1. Arti simbol sila Mengamati • Portofolio, penilaian 1 bulan sesuai • Tematik
kebersamaan dalam kelima Pancasila kelima Pancasila • Mengamati simbol-simbol ini digunakan untuk jumlah Terpadu Untuk
keberagaman 2. Menjelaskan arti simbol sila 2. Contoh peng- dalam Pancasila, hak & menilai hasil pertemuan PPKn SD/MI Kelas III,

85
79
86
Indikator Pencapaian
Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Penilaian Alokasi Waktu Sumber Belajar
Kompetensi
sebagai anugerah kelima Pancasila amalan sila kelima kewajiban serta arti bersatu pekerjaan baik dalam tema Jakarta:
Tuhan Tuhan Yang 3. Membuat karya berupa Pancasila dalam keberagaman. individu maupun tersebut Kemdikbud,
Maha Esa di lambang simbol sila kelima (membersihkan • Membaca teks yang berisi kelompok tentang 2013
lingkungan rumah Pancasila jalan di sekitar tentang makna sila-sila dalam simbol-simbol dan • Permendikbud
4. Melakukan pengamatan
dan sekolah tentang hak dan kewajiban tempat tinggal Pancasila, hak & kewajiban makna sila-sila Nomor. 57 Tahun
2.2 Menunjukkan yang sesuai pengamalan sila bersama teman serta arti bersatu dalam dalam Pancasila, 2014
perilaku patuh pada kelima Pancasila (kebersamaan) keberagaman. hak & kewajiban • Permendikbud
tata tertib dan 5. Memberikan contoh 3. Contoh perilaku Menanya serta arti bersatu No. 103 Tahun
aturan yang berlaku pengamalan sila kelima sehari hari terkait • Mengajukan pertanyaan dalam keberagaman. 2014
dalam kehidupan Pancasila (membersihkan jalan dengan tentang makna sila dalam • Tes digunakan untuk • www.wikipedia.com
sehari-hari di rumah di sekitar tempat tinggal pemanfaatan Pancasila, hak & kewajiban menilai hasil belajar
sekolah dan bersama teman energi dirumah serta arti bersatu dalam secara individu
masyarakat sekitar (kebersamaan) (mematikan listrik keberagaman. tentang pengertian
6. Menunjukkan contoh perilaku
3.1 Memahami simbol- sehari hari terkait dengan jika tidak • Merumuskan pertanyaan simbol-simbol dan
simbol sila pemanfaatan energi dirumah, digunakan) tentang perilaku yang sesuai makna sila-sila
Pancasila dalam seperti mematikan listrik jika 4. Contoh sikap yang dengan Pancasila, hak & dalam Pancasila,
lambang negara tidak digunakan menunjuk-kan kewajiban serta arti bersatu hak & kewajiban
“Garuda Pancasila” 7. Menceritakan contoh kerjasama dalam dalam keberagaman. serta arti bersatu
3.2 Mengetahui hak dan pelaksanaan kewajiban di menjaga Mengumpulkan Data dalam keberagaman.
kewajiban sebagai rumah yang berkaitan dengan kelestarian sumber • Mencari informasi dari • Pengamatan,
warga dalam kelestarian sumber energy energi (mematikan penilaian ini
8. Mengidentifikasi sikap yang berbagai sumber dan
kehidupan sehari- kompor gas saat mendiskusikan tentang merupakan penilaian
menunjukkan kerjasama dalam
hari di rumah dan di menjaga kelestarian sumber tidak digunakan) simbol dan makna sila dalam proses untuk menilai
sekolah energy 5. Contoh sikap Pancasila, hak & kewajiban perilaku dan sikap
3.4 Mengetahui arti 9. Melaksanakan kebersamaan hemat energi serta arti bersatu dalam peserta didik dalam
bersatu dalam dalam menjaga kelestarian sebagai contoh keberagaman dalam proses pembelajaran
keberagaman di sumber energi, seperti kewajiban sebagai kehidupan sehari-hari.
rumah, sekolah dan mematikan kompor gas saat warga negara di Mengasosiasi
masyarakat tidak digunakan sekolah
10. Mengidentifikasi sikap hemat • Menyimpulkan tentang arti
4.1 Mengamati dan (menggunakan air simbol dalam Pancasila, hak
menceritakan energi sebagai contoh seperlunya)
kewajiban sebagai warga & kewajiban serta arti bersatu
perilaku di sekitar negara di sekolah, seperti 6. Contoh sikap dalam keberagaman.
rumah dan sekolah menggunakan air seperlunya menghargai karya • Menyimpulkan arti penting
dan mengaitkan 11. Mengidentifikasi sikap orang lain di Pancasila, hak & kewajiban
dengan menghargai karya orang lain sekolah (misal: serta arti bersatu dalam
pemahamannya sebagai contoh kewajiban menerima arahan keberagaman dalam
terhadap simbol sebagai warga negara di dari Petugas kehidupan sehari-hari.
sila-sila Pancasila sekolah (misal: menerima Keamanan Mengomunikasikan

dan Kewarganegaraan (PPKn) SD/MI Kelas III


Model Pengintegrasian Pendidikan Lalu Lintas Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila
80
Indikator Pencapaian
Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Penilaian Alokasi Waktu Sumber Belajar
Kompetensi
4.2 Melaksanakan arahan dari Petugas Sekolah/PKS • Menyusun tulisan singkat
kewajiban sebagai Keamanan Sekolah/PKS dalam menaati (bahan paparan) yang
warga dalam dalam menaati rambu-rambu rambu-rambu lalu menjelaskan tentang simbol
kehidupan sehari- lalu lintas) lintas) dan makna sila dalam
12. Mengidentifikasi berbagai
hari di rumah dan kegiatan yang menunjukkan 7. Manfaat bersatu Pancasila dalam kehidupan
sekolah sikap bersatu dalam dalam sehari.
4.4 Mensimulasi-kan keberagaman di masyarakat keberagaman di • Mempresentasikan tulisan
bentuk-bentuk 13. Menjelaskan manfaat bersatu masyarakat singkat di depan kelas
kebersatuan dalam dalam keberagaman di 8. Contoh perilaku tentang simbol dan makna
keberagaman di masyarakat yang mencermin- sila dalam Pancasila dalam
rumah, sekolah dan 14. Menceritakan pengalaman kan sikap kehidupan sehari.
masyarakat sekitar tentang kerukunan dalam kebersamaan
keberagaman di masyarakat 9. Menunjukkan
15. Menunjukkan manfaat bersatu

dan Kewarganegaraan (PPKn) SD/MI Kelas III


dalam keberagaman di usaha menjaga
masyarakat dan merawat
16. Menunjukkan perilaku yang rambu lalu lintas
mencerminkan sikap demi kepentingan
kebersamaan bersama (misal:
17. Menunjukkan perilaku dalam tidak mencoret-
memelihara sumber energi coret rambu lalu
untuk kepentingan bersama lintas) (peduli).
18. Menunjukkan usaha menjaga
dan merawat rambu lalu lintas
demi kepentingan bersama
(misal: tidak mencoret-coret
rambu lalu lintas) (peduli).
Tema 8: Bumi dan Alam Semesta
1.2 Menghargai 1. Menyebutkan contoh hak yang 1. Arti simbol sila Mengamati • Portofolio, penilaian 1 bulan sesuai • Tematik
kebersamaan dalam berkaitan dengan sila kelima kelima Pancasila • Mengamati/membaca teks ini digunakan untuk jumlah Terpadu Untuk

Model Pengintegrasian Pendidikan Lalu Lintas Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila
keberagaman Pancasila, seperti tidak 2. Contoh hak yang yang berisi tentang simbol menilai hasil pertemuan PPKn SD/MI Kelas III,
sebagai anugerah merusak taman berkaitan dengan dan arti sila kelima Pancasila, pekerjaan baik dalam tema Jakarta:
Tuhan Tuhan Yang 2. Menyebutkan contoh sila kelima hak & kewajiban serta individu maupun tersebut Kemdikbud,
Maha Esa di kewajiban yang berkaitan Pancasila (tidak keberagaman alam dan kelompok tentang 2013
lingkungan rumah dengan sila kelima Pancasila. merusak taman) sumber daya. sila kelima • Permendikbud
dan sekolah 3. Menceritakan hasil 3. Contoh kewajiban • Mengamati secara langsung Pancasila, hak & Nomor. 57 Tahun
2.2 Menunjukkan pengamatan tentang perilaku yang berkaitan perilaku yang sesuai dengan kewajiban serta 2014
perilaku patuh pada di sekitar rumah berkaitan dengan sila kelima sila kelima Pancasila, hak & keberagaman dan • Permendikbud
tata tertib dan dengan hak sebagai Pancasila (tidak kewajiban serta sumber daya alam. No. 103 Tahun
pengamalan sila kelima. mencoret rambu

87
aturan yang berlaku

81
88
Indikator Pencapaian
Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Penilaian Alokasi Waktu Sumber Belajar
Kompetensi
dalam kehidupan 4. Menceritakan hasil lalu lintas). keberagaman alam dan • Tes digunakan untuk 2014
sehari-hari di rumah pengamatan tentang perilaku 4. Ciri dan manfaat sumber daya yang ada. menilai hasil belajar • www.wikipedia.com
sekolah dan di sekitar rumah berkaitan bersikap adil sesuai Menanya secara individu
masyarakat sekitar dengan kewajiban sebagai sila kelima. • Mengajukan pertanyaan tentang pengetahuan
3.1 Memahami simbol- pengamalan sila kelima seperti 5. Arti pentingnya tentang simbol dan arti sila sila kelima
simbol sila membersihkan got dari kasih sayang dan kelima Pancasila, hak & Pancasila, hak &
Pancasila dalam tumpukan sampah membantu orang kewajiban serta kewajiban serta
lambang negara 5. Menjelaskan ciri dan manfaat lain (menolong keberagaman alam dan keberagaman
“Garuda Pancasila” bersikap adil sesuai sila korban kecelakaan) sumber daya. sumber daya alam
3.2 Mengetahui hak dan kelima. (peduli). • Merumuskan pertanyaan • Pengamatan,
kewajiban sebagai 6. Menampilkan sosiodrama 6. Contoh sikap kasih tentang sila kelima Pancasila, penilaian ini
warga dalam tentang pentingnya kasih sayang dan hak & kewajiban serta merupakan penilaian
kehidupan sehari- sayang dan membantu orang membantu orang keberagaman suku bangsa proses untuk menilai
hari di rumah dan di lain (menolong korban lain dalam yang ada di Indonesia. perilaku dan sikap
sekolah kecelakaan) (peduli). kehidupan sehari- peserta didik dalam
• Menyusun pertanyaan
3.3 Memahami makna 7. Menerapkan sikap kasih hari sebagai
tentang tata cara menolong proses pembelajaran
keberagaman sayang dan membantu orang pengamalan nilai
orang lain.
karakteristik individu lain dalam kehidupan sehari- Pancasila
hari sebagai pengamalan nilai (membantu Mengumpulkan Data
di rumah, sekolah • Mencari informasi dari
dan masyarakat Pancasila (membantu menyeberangkan
menyeberangkan orang). orang). berbagai sumber dan
3.4 Mengetahui arti mendiskusikan tentang
8. Menjelaskan contoh sikap 7. Contoh hak dan
bersatu dalam tentang sila kelima Pancasila,
menghargai hak orang lain kewajiban sebagai
keberagaman di hak & kewajiban serta
dalam kehidupan sehari-hari warga dalam
rumah, sekolah dan keberagaman alam dan
secara lisan/tulis khususnya di kehidupan sehari-
masyarakat sumber daya.
jalan raya (misal: hari khususnya di
4.1 Mengamati dan • Mencari informasi dari
mendahulukan penyeberang jalan raya.
menceritakan jalan di traffic light) (peduli). 8. Contoh sikap dan berbagai sumber tentang
perilaku di sekitar 9. Menerapkan sikap perilaku tanggung perilaku yang terkait dengan
rumah dan sekolah menghormati hak orang lain jawab dalam sila kelima Pancasila, hak &
dan mengaitkan sebagai bentuk kewajiban menjalankan hak kewajiban serta arti bersatu
dengan sebagai anggota masyarakat. dan kewajiban dalam keberagaman dalam
pemahamannya 10. Memberikan contoh hak dan sebagai warga kehidupan sehari-hari.
terhadap simbol kewajiban sebagai warga dalam kehidupan Mengasosiasi
sila-sila Pancasila dalam kehidupan sehari-hari sehari-hari • Merangkum/ meringkkas dari
4.2 Melaksanakan khususnya di jalan raya. (menghormati berbagai sumber tentang sila
kewajiban sebagai 11. Menceritakan hasil orang lain ketika kelima Pancasila, hak &
warga dalam pengamatan tentang hak dan mengendarai kewajiban serta
kehidupan sehari- kewajiban dalam masyarakat kendaraan di jalan keberagaman alam dan

dan Kewarganegaraan (PPKn) SD/MI Kelas III


Model Pengintegrasian Pendidikan Lalu Lintas Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila
82
Indikator Pencapaian
Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Penilaian Alokasi Waktu Sumber Belajar
Kompetensi
hari di rumah dan khususnya di jalan raya. raya -peduli) sumber daya yang ada di
sekolah 12. Mengamalkan sikap dan 9. Macam-macam Indonenesia.
4.3 Berinteraksi dengan perilaku tanggung jawab keragaman budaya • Mengumpulkan dari berbagai
beragam orang di menjalankan hak dan di masyarakat data tentang makna sila
lingkungan rumah, kewajiban sebagai warga sebagai akibat dari dalam Pancasila, contoh
sekolah, masyarakat dalam kehidupan sehari-hari, perbedaan perilaku, hak dan kewajiban,
4.4 Mensimulasi-kan dengan cara menghormati lingkungan alam. serta kebiasaan menolong
bentuk-bentuk orang lain ketika mengendarai 10. Contoh sikap saling orang lain. (peduli)
kebersatuan dalam kendaraan di jalan raya menghargai Mengomunikasikan
keberagaman di (peduli) perbedaan dalam • Memajang tulisan/gambar
rumah, sekolah dan 13. Mengidentifikasi keragaman keragaman di tentang sila kelima Pancasila,
masyarakat sekitar budaya di masyarakat sebagai lingkungan hak & kewajiban serta
akibat dari perbedaan sekolah, dan keberagaman alam dan

dan Kewarganegaraan (PPKn) SD/MI Kelas III


lingkungan alam. masyarakat. sumber daya yang ada di
14. Saling menghargai perbedaan 11. Manfaat saling Indonesia.
dalam keragaman di menghargai
• Mempresentasikan tulisan
lingkungan sekolah, dan perbedaan dalam
singkat dan berbagai gambar
masyarakat. keragaman antar
15. Mengidentifikasi sikap dan terkait dengan sila kelima
individu di sekolah.
prilaku yang menunjukkan 12. Contoh sikap Pancasila, hak & kewajiban
persatuan dalam keberagaman menghargai dalam serta keberagaman alam dan
di sekolah dan masyarakat. berinteraksi sumber daya, kebudayaan di
16. Menyebutkan manfaat saling dengan beragam depan kelas.
menghargai perbedaan dalam orang yang
keragaman antarindividu di berbeda.
sekolah. 13. Macam-macam
17. Menunjukkan sikap keberagaman suku
menghargai dalam berinteraksi dan budaya di
dengan beragam orang yang lingkungan sekolah

Model Pengintegrasian Pendidikan Lalu Lintas Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila
berbeda. dan masyarakat.
18. Mengidentifikasi keberagaman 14. Contoh sikap saling
suku dan budaya di lingkungan menghargai dalam
sekolah dan masyarakat. mengendarai
19. Menceritakan hasil kendaraan di
pengamatan tentang bersatu lingkungan rumah,
dalam keberagaman di sekolah, dan
lingkungan sekolah dan masyarakat
masyarakat. (bijaksana).
20. Menunjukkan sikap 15. Contoh perilaku

89
83
90
Indikator Pencapaian
Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Penilaian Alokasi Waktu Sumber Belajar
Kompetensi
menghargai dalam berinteraksi netral terhadap
dengan beragam orang yang perbedaan status
berbeda. ekonomi anak pada
21. Saling menghargai perbedaan saat melaksanakan
dalam mengendarai kendaraan kerja bakti
di lingkungan rumah, sekolah, 16. Contoh sikap
dan masyarakat (bijaksana). toleransi dalam
22. Mengidentifikasi keragaman memelihara
tempat tinggal individu di lingkungan
lingkungan masyarakat. 17. Contoh sikap
23. Saling menghargai perbedaan bersatu dalam
dalam keragaman di merapikan marka
lingkungan masyarakat. jalan di lingkungan
24. Menunjukkan perilaku netral masyarakat
terhadap perbedaan status (kebersamaan).
ekonomi anak pada saat
melaksanakan kerja bakti
25. Mengidentifikasi sikap dan
prilaku yang menunjukkan
persatuan dalam keberagaman
di masyarakat.
26. Menyebutkan manfaat saling
menghargai perbedaan dalam
keragaman antarindividu
27. Menunjukkan sikap toleransi
dalam memelihara lingkungan
28. Menunjukkan sikap
menghargai dalam berinteraksi
dengan beragam orang yang
berbeda.
29. Menceritakan hasil
pengamatan tentang bersatu
dalam merapikan marka jalan
di lingkungan masyarakat
(kebersamaan).

dan Kewarganegaraan (PPKn) SD/MI Kelas III


Model Pengintegrasian Pendidikan Lalu Lintas Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila
84
C. Model Pengintegrasian dalam Pengembangan Rencana Pelaksanaaan Pembelajaran (RPP)
Tematik

Satuan pendidikan : Sekolah Dasar Indonesia


Kelas / Semester : 3/1
Tema / Subtema : Perkembangan Teknologi
Alokasi waktu : 1 hari (1x pertemuan)

A. Kompetensi Inti
1. Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya.
2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam
berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangganya
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati dan menanya berdasarkan rasa
ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang
dijumpainya di rumah, di sekolah dan tempat bermain.
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis dan logis, dalam karya
yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang
mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi PPKn


Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
PPKn Tema 2: Perkembangan Teknologi
1.2 Menghargai kebersamaan dalam 1. Menyebutkan hak dalam kehidupan sehari-hari di
keberagaman sebagai anugerah Tuhan rumah secara tertulis
Yang Maha Esa di lingkungan rumah dan 2. Mempraktekkan hak sebagai warga dalam kehidupan
sekolah. sehari-hari dirumah
2.2 Menunjukkan perilaku patuh pada tata tertib 3. Memberikan contoh kewajiban anggota keluarga di
dan aturan yang berlaku dalam kehidupan rumah
sehari-hari di rumah sekolah dan 4. Menjelaskan hubungan antara hak dan kewajiban di
masyarakat sekitar. rumah
3.2 Mengetahui hak dan kewajiban sebagai 5. Melaksanakan kewajiban sebagai warga dalam
warga dalam kehidupan sehari-hari di kehidupan sehari-hari dirumah
rumah dan di sekolah 6. Memberikan contoh hak petugas pos
4.2 Melaksanakan kewajiban sebagai warga 7. Memberikan contoh kewajiban petugas pos dalam
dalam kehidupan sehari-hari di rumah dan melaksanakan tugas sehari-hari (tanggung jawab
sekolah. 8. Memberikan contoh kewajiban di sekolah
9. Melaksanakan kewajiban sebagai warga sekolah
10. Mengidentifikasi keberagaman suku bangsa di sekolah
11. Menceritakan gambar berbagai suku bangsa dengan
sopan (peduli)
12. Mencari informasi keanekaragaman suku bangsa di
lingkungan sekolah dengan wawancara
13. Menceritakan hasil wawancara tentang
keanekaragaman suku bangsa dilingkungan sekolah
14. Menunjukkan contoh penggunaan teknologi secara
positif (tanggung jawab).
Bahasa Indonesia Bahasa Indonesia
1.1 Meresapi makna anugerah Tuhan Yang 1. Membaca teks yang berisi mengenal suku tertentu.
Maha Esa berupa bahasa Indonesia yang 2. Membaca teks yang berisi tentang energi bumi dan
diakui sebagai bahasa persatuan yang energi alternatif.
kokoh dan sarana belajar untuk 3. Menuliskan arti kata sulit dalam teks.
memperoleh ilmu pengetahuan. 4. Menceritakan isi teks secara lisan maupun tertulis.
2.1 Memiliki kepedulian terhadap gaya, gerak, SBdP
energi panas, bunyi, cahaya, dan energi 1. Menbaca not angka lagu daerah.

Model Pengintegrasian Pendidikan Lalu Lintas Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila 91
85
dan Kewarganegaraan (PPKn) SD/MI Kelas III
Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
alternatif melalui pemanfaatan bahasa 2. Menyanyikan lagu daerah dengan tinggi rendah nada
Indonesia. yang sesuai.
3.4 Menggali informasi dari teks cerita
petualangan tentang lingkungan dan
sumber daya alam dengan bantuan guru
dan teman dalam bahasa Indonesia lisan
dan tulis dengan memilih dan memilah
kosakata baku.
SBdP
3.3 Membedakan panjang pendeknya, dan
tinggi rendahnya nada dengan gerak
tangan.
4.5 Menyanyikan lagu dengan gerak
tangan badan sesuai dengan tinggi
rendahnya nada.

C. Materi Pembelajaran
PPKn
1. Contoh hak dan kewajiban
2. Hak dan keajiban sebagai warga
3. Contoh hak dan keajiban petugas pos
4. Contoh gambar berbagai suku bangsa
5. Contoh penggunaah teknologi yang positif

Pengembangan Materi Pembelajaran Teritegrasi Nilai-nilai Antikorupsi


Hak Dan Kewaajiban Warga Negara :
1. Wujud Hubungan Warga Negara dengan Negara Wujud hubungan warga negara dan negara pada
umumnya berupa peranan (role).
2. Hak dan Kewajiban Warga Negara Indonesia Hak kewajiban warga negara Indonesia tercantum
dalam pasal 27 sampai dengan pasal 34 UUD 1945.
Hak Warga Negara Indonesia :
1 Hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak : “Tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan
penghidupan yang layak bagi kemanusiaan” (pasal 27 ayat 2).
2 Hak untuk hidup dan mempertahankan kehidupan: “setiap orang berhak untuk hidup serta berhak
mempertahankan hidup dan kehidupannya.”(pasal 28A).
3 Hak untuk membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan melalui perkawinan yang sah (pasal
28B ayat 1).
4 Hak atas kelangsungan hidup. “Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh, dan
Berkembang”
5 Hak untuk mengembangkan diri dan melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya dan berhak
mendapat pendidikan, ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya demi meningkatkan
kualitas hidupnya demi kesejahteraan hidup manusia. (pasal 28C ayat 1)
Kewajiban Warga Negara Indonesia :
1 Wajib menaati hukum dan pemerintahan. Pasal 27 ayat (1) UUD 1945 berbunyi : segala warga
negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung
hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya.
2 Wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara. Pasal 27 ayat (3) UUD 1945 menyatakan : setiap
warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara”.
3 Wajib menghormati hak asasi manusia orang lain. Pasal 28J ayat 1 mengatakan : Setiap orang
wajib menghormati hak asai manusia orang lain

92 Model Pengintegrasian Pendidikan Lalu Lintas Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila
dan Kewarganegaraan (PPKn) SD/MI Kelas86III
4 Wajib tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang. Pasal 28J ayat 2
menyatakan : “Dalam menjalankan hak dan kebebasannya,setiap orang wajib tunduk kepada
pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang dengan maksud untuk menjamin pengakuan
serta penghormatan atas hak kebebasan orang lain dan untuk memenuhi tuntutan yang adil sesuai
dengan pertimbangan moral, nilai-nilai agama, keamanan, dan ketertiban umum dalam suatu
masyarakat demokratis.”

Contoh hak dan kewajiban


Hak dan Kewajibanmu Sebagai Anak dan Siswa (tanggung jawab)

Hak Kewajiban
Sebagai anak 1 Mendapatkanperlindungan dari orang 1 Menghormati orang tua
di rumah tua. 2 Membantu pekerjaan rumah
2 Mendapatanpendidikan dari orang tua 3 Mematuhi perintah orang tua
3 Mendapatkan jaminan kesehatan dari 4 Menjaga kebersihan dan kenyamanan
orang tua rumah
4 Mendapat kasih sayang dari orang tua
Sebagai siswa di 1 Mendapatkan pendidikan dan 1 Menghormati guru
sekolah bimbingan dari guru 2 Membantu pekerjaan guru
2 Mendapatkan perlindungan dan 3 Menjaga kebersihan dan keindahan
keamanan sekolah
3 Menggunakan fasilitas sekolah: kelas, 4 Belajar yang rajin
laboratorium, perpustakaan dll 5 Selalu mengerjakan tugas sekolah

Hak dan keajiban sebagai warga


Warga mengandung arti peserta, anggota atau warga
dari suatu organisasi atau perkumpulan. Warga negara
artinya warga atau anggota dari organisasi yg bernama
negara. Warga negara merupakan terjemahan kata
citizens (bahasa Inggris) yang mempunyai arti ; warga
negara, petunjuk dari sebuah kota, sesama warga negara ,
sesama penduduk, orang setanah air; bawahan atau

kawula. Salah satu hak sebagai warga adalah mendapatkan Figure 1. Keaneka ragaman suku bangsa
pekerjaan. Pekerjaan sebagai petugas pos merupakan
pekerjaan mulia, karena mereka mamberikan pelayanan kepada warga lain dalam mendapatkan hak-
haknya (tanggung jawab)

Contoh hak dan keajiban petugas pos


Sebagai pegawai tentunya ada hak dan kewajiban yang melekat antara lain:
a. hak mendapat gaji
b. hak cuti
c. hak meperoleh pendidikan
d. hak memperoleh penghargaan
e. wajib mengantar surat
f. wajib mengantar paket
g. wajib melayani dengan ikhlas
Tentunya hak dan kewajiban melekat tersebut harus dijalankan
sesuai aturan yang berlaku di PT pos tersebut (disiplin)

Figure 2. Keaneka ragaman pakaian budaya

Model Pengintegrasian Pendidikan Lalu Lintas Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila 93
dan Kewarganegaraan (PPKn) SD/MI Kelas III 87
Indonesia merupakan Negara kepulauan yang dicirikan oleh adanya berbagai suku, ras, agama,
budaya yang menjadi ciri khas setiap daerah, namun perbedaan keragaman tersebut mengandung
nilai-nilai persatuan dan kebersamaan hak dan kewajiban sebagai warga Negara, mereka bertanggung
jawab atas pribadinya terhadap Negara, lingkungan rumah, dan sekolah. Oleh karena itu setiap warga
secara individu secara jujur tidak melakukan tindakan koruptif di setiap lingkungan dimana mereka
tinggal.

Siswa bisa menceritakan berbagai suku bangsa yang terdapat pada gambar tersebut, terdapat nilai
apakah disana?
Penggunaan teknologi HP
Di era globalisasi seperti saat ini, segala aspek kehidupan dituntut untuk semakin maju dan
berkembang. Hal tersebut juga disesuaikan dengan kemajuan teknologi yang semakin berkembang
pesat. Memasuki abad ke-21 ini pemanfaatan teknologi sudah tidak asing lagi bahkan menjadi sesuatu
yang wajib dalam semua aspek kehidupan, salah satunya pada aspek pendidikan dan ekonomi. Pada
abad 21 ini, teknologi informasi dan komunikasi bisa dikatakan sebagai kebutuhan primer.
Salah satu pemanfaatan teknologi adalah pemanfaatan telepon genggam atau yang biasa dikenal
dengan istilah handphone. Mengapa handphone? Handphone merupakan perangkat teknologi yang
paling praktis dan bisa dibawa kemana saja, dan tidak dapat dipungkiri bahwa saat ini hampir semua
orang dari berbagai usia memilikinya. Handphone merupakan sebuah alat komunikasi yang bisa
dimanfaatkan untuk pendidikan, khususnya dalam proses pembelajaran. Handphone atau telepon
genggam bisa dijadikan sebagai media pembelajaran sederhana.

Contoh penggunaah teknologi yang positif


Tidak bisa disangkal dengan penemuan teknologi yang serba modern pasti mempunyai dampak
positif dan negatif . salah satu contoh televisi dan hp , berikut ini penjelasan dampak positif dan negatif
televisi dan HP :Dampak Positif TelevisiDalam hal penyajian berita, televisi umumnya selalu up to date,
mampu menyajikan berita terbaru langsung dari lokasi kejadian. Hal ini tentu akan membuat Anda tidak
ketinggalan informasi dan memberikan wawasan yang cukup luas pada Anda secara cepat.Bila televisi
menyajikan acara-acara yang berhubungan dengan pendidikan, hal ini tentu sangat berguna bagi para
pelajar. Seorang pelajar bisa mengambil manfaat berupa informasi pendidikan dari acara televisi
tersebut.Salah satu pengaruh positif televisi adalah Anda bisa menyegarkan otak dengan menonton
beragam tayangan hiburan yang disajikan oleh stasiun televisi. Mulai dari acara kuis, film, sinetron,
atau hiburan-hiburan yang lain. Televisi banyak menampilkan tokoh-tokoh yang memiliki pengaruh,
baik dalam dunia pendidikan, dunia usaha, hiburan, atau yang lainnya. Figur-figur yang ditampilkan
dalam televisi ini bisa memicu anda untuk mencontoh kesuksesan mereka.
Kehadiran Handphone telah merubah kehidupan manusia.Sebagian besar remaja zaman sekarang
merasa dirinya sangat tergantung pada Handphone. Menurutnya, kehadiran ponsel sangat membantu
kemudahan hidup, komunikasi. Tujuan kemudahan hidup itu
pula yang memaksa dirinya memutuskan menggunakan
handphone akhir-akhir ini. Alasannya agar lebih mudah
untuk berkomunikasi dan lebih cepat dari pada surat-
menyurat, dampak positif lain dari handphone adalah:
1. Mempermudah komunikasi.
2. Menambah pengetahuan tentang perkembangan
teknologi.
3. Memperluas jaringan persahabatan.
Figure 3. Contoh perilaku negatif
4. Menjalin silaturahrahmi

94 Model Pengintegrasian Pendidikan Lalu Lintas Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila
dan Kewarganegaraan (PPKn) SD/MI Kelas88III
Penggunaan HP, bagaimana menurutmu?

Figure 4. Perilaku penggunaan teknologi HP


Dampak positif penggunaan ponsel antara lain:
a. Semakin mudah dan cepatnya manusia dalam
berkomunikasi
b Semakin murah dalam berkomunikasi
c Mudah berkomunikasi dalam jarak jauh
d d.Semakin berkembangnya bisnis ponsel
e Semakin berkembangnya bisnis yang menghubungkan dengan teknologi ponsel seperti kuis SMS
Dampak negatif penggunaan ponsel antara lain:
a Semakin melunturnya nilai moral dan sopan santun
b Adanya kejahatan dan penipuan dalam SMS
c Kejahatan dalam penyalahgunaan
kamera dan foto dalam ponsel
d Disinyalir bahwa penggunaan ponsel
secara berlebihan dapat menimbulkan
kanker otak dan resiko tumor otak.

Figure 5. Dampak penggunaan HP Figure 6.Menghilangkan konsentrasi mengemudi

Coba bagaimana pandangan siswa terhadap gambar diatas?


Meskipun siswa dapat membeli handphone yang canggih dan modern, namun siswa diharapkan
membeli sesuai dengan kebutuhannya, sehingga tidak menimbulkan perbedaan yang mencolok
diantara teman-teman lainnya (sederhana).

Keberagaman kebiasaan anggota keluarga


Kebiasaan boleh berbeda, namun kita tetap saling menghormati perbedaan tersebut. Pepatah;
dimana bumi dipijak disana langit dijunjung tepatlah kiranya menggambarkan sikap perilaku kita dalam
pergaulan disekolah. Di rumah masing-masing tentunya kalian memiliki kebiasaan dan perilaku yang
berbeda. Diantara kalian mungkin saja merupakan anak satu-satunya atau anak tunggal dalam
keluarga. Anak tunggal mungkin saja berbeda sikap dan kebiasaannya dalam kehidupan keluarga
dibandingkan dengan keluarga yang anaknya lebih dari satu.
Bentuk perilaku menghargai norma dan kebiasaan yang beragam di rumah dapat dilakukan dengan
cara berikut :
• Sikap menghormati norma dan kebiasaan yang berbeda antara anggota keluarga (komitmen)
• Menjunjung tinggi sikap toleransi dan kebersamaan dalam keluarga (komitmen)
• Sikap tenggang rasa, dan
• Menjaga kerukunan antar anggota keluarga (kebersamaan)

Keberagaman lingkungan
Perbedaan dalam lingkungan sekolah juga memiliki manfaat bagi pelajar, guru, dan sekolah.
Bayangkan apabila setiap saat semua pelajar dan guru selalu memiliki pendapat yang sama, cara
berpakain yang sama, cara berbicara yang sama. Maka kehidupan sekolah akan “monoton atau
hambar”. Kreatifitas dan inovasi akan lebih berkembang apabila memungkinkan perbedaan pendapat,
berpikir, dan berkreasi. Berdasarkan perannya keberagaman di sekolah dapat ditunjukkan oleh jenis-
jenis keragaman yang meliputi tingkat ekonomi, agama, ras, budaya dari siswa maupun guru.

Model Pengintegrasian Pendidikan Lalu Lintas Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila 95
dan Kewarganegaraan (PPKn) SD/MI Kelas III 89
Menghargai keberagaman tersebut dapat lebih menjaga kekeluargaan di lingkungan sekolah,
menumbuhkan sikap kebersamaan dan saling menghormati (kebersamaan)

Bahasa Indonesia
1. Teks yang berisi tentang keberagaman budaya gotong royong suku tertentu di Indonesia.
2. Teks yang berisi tentang energi bumi dan energi alternatif.
3. Contoh sikap menghargai keberagaman budaya.

SBdP
1. Not angka lagu daerah.
2. Nyanyian syair lagu daerah, Lagu Dari Sabang Sampai Merauke.

D. Kegiatan Pembelajaran
Tahap Kegiatan Aktivitas Peserta Didik dan Guru
Pendahuluan 1. Mengajak semua peserta didik berdoa menurut agama dan keyakinan masing-masing
10 menit (untuk mengawali kegiatan pembelajaran).
2. Melakukan komunikasi tentang kehadiran peserta didik.
3. Mengajak berdinamika dengan olah gerak tubuh “tepuk kompak”
4. Mengajak Semua peserta didik melihati ”video tentang perkembangan teknologi di
Indonesia”
5. Dilanjutkan dengan bertanya jawab tentang teknologi komunikasi yang dapat
menhubungkan luasnya Indonesia dan memiliki budaya beragam.
6. Menginformasikan Tema yang akan diajarkan yaitu tentang
”Perkembangan Teknologi”
Inti 1. Menayangkan gambar tentang perkembangan teknologi. (eksplorasi, mengamati,
150 menit menyimak, mendengar)
Gambar berbagai perkembangan teknologi:
• Perilaku penggunaan HP
• Keragamnan daerah melalui pemnafaatan teknologi
• Hak dan kewajiban sebagai warganegara
• Dampak positif dan negatif dari pemanfaatan teknologi
2. Bertanya jawab tentang perkembangan teknologi (eksplorasi, menyimak, menanya,
menalar):
• Mendengarkan jawaban peserta didik tentang sikap perilaku bangga bisa mengikuti
perkembangan teknologi
• Memberikan kesempatan kepada peserta didik lain untuk menjawab.
• Pemerataan peserta didik dalam menjawab (tidak didominasi oleh salah satu peserta
didik saja).
• Memperhatikan peserta didik lain yang tidak berani memberikan jawaban.
• Mendorong keberanian peserta didik dalam menjawab dan sikap peserta didik dalam
memberikan klarifikasi tentang benar dan tidaknya jawaban.

3. Guru menugaskan peserta didik untuk membaca Teks secara bergantian (membaca,
mendengar).
4. Bertanya jawab antar teman tentang isi teks (menalar).
5. Pada saat temannya membaca, teman lain ditugaskan untuk menilai.
• (penilaian proses : Memperhatikan cara peserta didik membaca (sekaligus menilai
keberanian, lafal dan intonasi).
6. Melalui pengamatan gambar pemanfaatan teknologi (eksplorasi dan elaborasi,
menyimak, dan menalar).
7. Guru mengelompokkan peserta didik, 4 orang per kelompok (dengan cara mengambil
nomor kelompok pada guru).
8. Peserta didik berkelompok sesuai dengan nomor yang dimiliki.
9. Guru membagi gambar (daftar tugas) kepada masing-masing kelompok
10. Masing-masing peserta didik diminta untuk mengidentifikasi gambar/tugas dan mencatat
hasil identifikasi (eksplorasi, elaborasi, menyimak, menalar, mengkomunikasikan).

96 Model Pengintegrasian Pendidikan Lalu Lintas Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila
dan Kewarganegaraan (PPKn) SD/MI Kelas90III
Tahap Kegiatan Aktivitas Peserta Didik dan Guru
11. Peserta didik diminta untuk menceritakan hasil identifikasi kepada teman kelompoknya
(mengkomunikasikan).
12. Setelah tercapai kesepakatan dengan teman sekelompok, diminta untuk mendiskusikan
dengan kelompok yang lain (TPS).

Penilaian proses:
a. Guru berkeliling sambil mengamati kerjasama tiap-tiap peserta didik dalam mengerjakan
tugas.
b. Hal-hal yang dinilai meliputi kerjasamanya, tanggung jawabnya, kedisiplinannya,
keaktifannya, mendominasi atau tidak, serta sikapnya, dsb)
c. Menilai dengan lembar pengamatan perilaku.

Kelompok gambar perkembangan teknologi:


• Gambar perilaku penggunaan HP.
• Gambar Keragamnan daerah melalui pemnafaatan teknologi.
• Gambar Hak dan kewajiban sebagai warganegara.
• Gambar Dampak positif dan negatif dari pemanfaatan teknologi.
Keterangan:
Diharapkan diskusi akan berkembang pada pembahasan perkembangan teknologi,
pemanfaatan teknologi mengenai keragaman daerah, hak dan kewajiban sebagai warga
Negara, serta mengenai dampak perkembangan dan pemanfaatan teknologi.
13. Semua kelompok mengamati, memikirkan dan menganalisis gambar dikaitkan dengan
tema yang sedang dipelajari.
14. Guru meminta salah satu kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusinya.
(mengkomunikasikan dan konfirmasi), dan Memberi kesempatan kelompok lain untuk
mendengarkan dan memberikan pendapatnya
15. Guru Mengamati cara peserta didik dalam berdiskusi (penilaian proses).
16. Guru dan peserta didik bersama-sama membuat kesimpulan tentang perkembangan
teknologi.
17. Hasil kegiatan dan pekerjaan peserta didik ditempel di papan yang tersedia.
Dilanjutkan dengan menasehati peserta didik agar memahami hak dan kewajiban sebagai
warganegara dikaitkan dengan pemanfaatan teknologi
Penutup 1. Bersama-sama peserta didik membuat kesimpulan / rangkuman hasil belajar selama sehari.
15 menit 2. Bertanya jawab tentang materi yang telah dipelajari (untuk mengetahui hasil ketercapaian
materi).
3. Melakukan penilaian hasil belajar.
4. Mengajak semua peserta didik berdoa menurut agama dan keyakinan masing-masing
(untuk mengakhiri kegiatan pembelajaran hari ini).

• Mengamati sikap peserta didik dalam berdoa (sikap duduknya, cara membacanya, cara
melafalkannya, dan sebagainya).
• Apabila ada peserta didik yang kurang benar dan kurang sempurna dalam berdoa, maka
setelah selesai kegiatan berdoa, langsung diberi nasehat agar besok kalau berdoa lebih
baik lagi.

E. Penilaian, Pembelajaran Remedial, dan Pengayaan


1. Teknik Penilaian
a. Penilaian sikap dengan teknik observasi, yaitu menggunakan pedoman observasi yang
berisi sejumlah indikator perilaku yang diamati. Instrumen yang digunakan berupa
pedoman observasi dengan teknik daftar cek.
b. Penilaian pengetahuan dengan teknik tes tertulis bentuk uraian/essay
c. Penilaian keterampilan dengan teknik presentasi, yaitu menggunakan pedoman penilaian
presentasi yang berisi sejumlah indikator keterampilan yang diamati.

2. Instrumen Penilaian
Instrumen penilaian sikap menggunakan daftar cek yang hasil akhirnya dihitung berdasarkan

Model Pengintegrasian Pendidikan Lalu Lintas Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila 97
dan Kewarganegaraan (PPKn) SD/MI Kelas III 91
modus atau dengan rumus.
Pengamatan Sikap Perilaku Spiritual (K1)
Contoh:
a. Instrumen penilaian sikap menggunakan daftar cek yang hasil akhirnya dihitung berdasarkan
modus atau dengan rumus.
Pengamatan Sikap Perilaku Spiritual (K1)
Lembaran ini diisi oleh siswa untuk menilai sikap spiritual temannya dalam satu kelas (memberikan
penilaian antar siswa).
Petunjuk:
Berilah tanda cek (v) pada kolom skor sesuai sikap spiritual yang ditampilkan oleh temanmu,
dengan kriteria sebagai berikut:
4 = apabila selalu melakukan sesuai pernyataan
3 = apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan kadang-kadang tidak melakukan.
2 = apabila kadang-kadang melakukan dan sering tidak melakukan
1 = apabila tidak pernah melakukan

Lembar Penilaian Sikap


Nama siswa : …………………..
Kelas : …………………..
Tanggal Pengamatan : …………………..
Tema/Subtema : …………………..
Skor
No Aspek Pengamatan
1 2 3 4
1 Berdoa sebelum dan sesudah melakukan sesuatu
Mengucapkan rasa syukur atas karunia Tuhan jika mendapatkan
2
keberhasilan/kesuksesan
Memberi salam sebelum dan sesudah menyampaikan
3
pendapat/presentasi

4 Melaksanakan ibadah tepat waktu sesuai agama yang dianutnya

5 Tidak nyontek dalam mengerjakan ulangan/tugas


Jumlah Skor

Petunjuk penilaian:
a) Skor menggunakan skala 1 sampai 4
b) Skor maksimal adalah 4 dan skor minimal adalah 1
c) Jumlah skor maksimal 4 x 5 = 20
d) Rentang nilai sebagai berikut:
A (Sangat Baik) : apabila memperoleh skor 3,30 – 4,00
B (Baik) : apabila memperoleh skor 2,90 – 3,29
C (Cukup) : apabila memperoleh skor 2.40 – 2,89
D (Kurang) : apabila memperoleh skor kurang 2.40
(kurang dari 60%).
Jumlah perolehan skor
e) Perhitungan nilai menggunakan rumus : X 4 = Nilai
Jumlah skor maksimal
Contoh :

98 Model Pengintegrasian Pendidikan Lalu Lintas Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila
dan Kewarganegaraan (PPKn) SD/MI Kelas92III
Andra memperoleh skor 18, maka nilainya adalah:
18
X 4 = 3,6
20
Artinya Andra memperoleh predikat A (sangat baik)
f) Dapat juga menggunakan sistem modus (angka yang sering muncul), misalnya angka yang
sering muncul adalah 3, maka nilainya adalah 3, artinya mendapat nilai B (baik)
1) Instrumen penilaian pengetahuan dengan pertanyaan lisan sebagai berikut.
a) Deskripsikan perwujudan rasa syukurmu bahwa bangsa Indonesia banyak ragam
su.ku bangsa.
b) Apakah menurutmu perkembangan tekonologi itu?
c) Jelaskan arti keberagaman.
d) Jelaskan dampak positif dan negative dari perkembangan teknologi?.
2) Instrumen penilaian keterampilan dalam berdiskusi dan presentasi.
Lembaran ini diisi oleh peserta didik untuk menilai perilaku yang ditampakkan oleh
temannya dalam berdiskusi dan presentasi di kelas (memberikan penilaian antar peserta
didik).
Petunjuk: Berikan nilai 1 (kurang), 2 (cukup), 3 (baik), atau 4 (sangat baik) pada kolom-
kolom sesuai hasil pengamatan.

Aspek perilaku yang dinilai


No Nama Mengajukan Menanggapi Menghargai Ktg
Runtut
Pertanyaan Pertanyaan pendapat teman
1
2
dst

Petunjuk penilaian:
a) Skor menggunakan skala 1 sampai 4
b) Skor maksimal adalah 4 dan skor minimal adalah 1
c) Jumlah skor maksimal: 4 x 4 = 16
d) Rentang nilai sebagai berikut:
Kurang dari 1 = BT (belum terlihat)/ D
1 ≥ 2 = MT (mulai terlihat)/ C
2 ≥ 3 = MB (mulai berkembang)/ B
3 ≥ 4 = MK (mulai konsisten/ membudaya) / A
e) Perhitungan nilai menggunakan rumus :
Jumlah perolehan skor
X 4 = Nilai
Jumlah skor maksimal

Contoh :
Fitri memperoleh skor 14, maka perhitungannya adalah:
14
X 4 = 3,5
16
Fitri memperoleh nilai A (mulai konsisten/membudaya)
1) Instrumen penilaian pengetahuan dengan pertanyaan lisan sebagai berikut.
a) Deskripsikan nilai-nilai Pacasila dari sila pertama sampai dengan sila kelima sesuai

Model Pengintegrasian Pendidikan Lalu Lintas Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila 99
dan Kewarganegaraan (PPKn) SD/MI Kelas III 93
perkembangan jaman
b) Deskripsikan makna nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara sesuai dinamika
perkembangan jaman
c) Deskripsikan makna nilai-nilai Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa sesuai
dinamika perkembangan jaman
2) Instrumen penilaian sikap sesuai dengan Nilai-nilai Pancasila (KI-1,2,3,4)
Lembaran ini diisi oleh peserta didik untuk menilai perilaku pemanfaatan teknologi yang
dilakukan oleh temannya dalam satu kelas (memberikan penilaian antar siswa).
Petunjuk :
Berilah tanda cek (v) perilaku temanmu yang sesuai dengan nilai-nilai positif dan negatif pada
kolom skor sesuai dengan perilaku yang ditampilkannya, dengan kriteria sebagai berikut:
4 = apabila selalu melakukan sesuai pernyataan,
3 = apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan kadang-kadang tidak melakukan.
2 = apabila kadang-kadang melakukan dan sering tidak melakukan
1 = apabila tidak pernah melakukan.

Lembar Pengamatan
Nama Peserta Didik : ………………….
Kelas : ………………….
Tanggal Pengamatan : ………………….
Tema/Subtema : ………………….
Skor
No Aspek Pengamatan

1 Melaksanakan ibadah sesuai agamanya


2 Melaksanakan kewajiban saat disekolah
3 Berteman dengan siapapun tanpa melihat asal usul
4 Menghargai teman saat menggunakan HP
5 Membantu teman/orang ketika mengalami kesulitan
Jumlah Skor

Petunjuk Penilaian :
Lihat petunjuk penskoran pada pengamatan sikap sebelumnya.
1) Instrumen penilaian pengetahuan dengan pertanyaan lisan sebagai berikut.
a) Tunjukkan contoh perilaku yang menggambarkan adil,
b) Tunjukkan contoh perilaku yang menggambarkan jujur
c) Tunjukkan contoh perilaku yang menggambarkan berani
d) Tunjukkan contoh perilaku yang menggambarkan tanggung jawab (komitmen)
e) Tunjukkan contoh perilaku yang menggambarkan kesetaraan
f) Tunjukkan contoh perilaku yang menggambarkan kewajiban sebagai warga
(tanggung jawab)
2) Instrumen penilaian pengetahuan dengan tes/ulangan tertulis sebagai berikut.
a) Deskripsikan perwujudan rasa syukurmu bahwa bangsa Indonesia memiliki
berbagai keragaman.
b) Apakah manfaat teknologi bagi manusia?
c) Jelaskan arti:
(1) Hak warganegara
(2) Kewajban warganegara

100 Model Pengintegrasian Pendidikan Lalu Lintas Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila
dan Kewarganegaraan (PPKn) SD/MI Kelas94III
d) Sebut dan jelaskan manfaat teknologi bagi manusia?
e) Sebutkan contoh perilaku yang menggambarkan jujur!
f) Sebutkan contoh perilaku yang menggambarkan komitmen
g) Sebutkan contoh perilaku yang menggambarkan tanggung jawab
Petunjuk Penskoran
a) Skor maksimum setiap soal 10,
b) skor minimum setiap soal 1,
c) jumlah skor maksimum seluruh soal = 10 X 10 = 100
d) Kriteria penilaian pada tabel di bawah ini

Nilai Ketuntasan
Pengetahuan dan Keterampilan
Rentang Angka Huruf
3,85 – 4,00 A
3,51 – 3,84 A-
3,18 – 3,50 B+
2,85 – 3,17 B
2,51 – 2,84 B-
2,18 – 2,50 C+
1,85 – 2,17 C
1,51 – 1,84 C-
1,18 – 1,50 D+
1,00 – 1,17 D

e) Rumus penilaian adalah:


Jumlah perolehan skor
X 4 = Nilai
Jumlah skor maksimal
Contoh:
Denada memperoleh nilai 85, maka nilainya adalah:
85
X 4 = 3,4
100
artinya Denada memperoleh predikat A-

3. Pembelajaran Remedial dan Pengayaan


a. Pembelajaran Remedial,
1) dilakukan terhadap peserta didik yang memperoleh nilai di bawah KKM
2) dilakukan segera setelah kegiatan penilaian,
3) instrumen test remedial sama dengan ketika ulangan dengan variasi penomoran soal
dan/atau kalimat.
b. Pengayaan
Peserta didik yang memiliki kemampuan diatas rata-rata diminta memilih satu tugas sesuai
minatnya dari alternatif materi pengayaan sebagai berikut:
1) Membuat tulisan tentang partisipasi peserta didik sebagai warga negara dalam menggunakan
teknologi di lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat.
2) Membuat tulisan tentang partisipasi peserta didik sebagai warga negara dalam menerapkan

Model Pengintegrasian Pendidikan Lalu Lintas Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila 101
dan Kewarganegaraan (PPKn) SD/MI Kelas III 95
hak dan kewajiban sebagai warganegara.
3) Mendeskripsikan damp[ak negative dan positif tentang penggunaan teknologi.
4) Mendeskripsikan partisipasi peserta didik dalam upaya pemberantasan korupsi di lingkungan
keluarga, sekolah, dan masyarakat.

F. Media/alat, Bahan, dan Sumber Belajar


1. Media/alat
a. Gambar yang menunjukkan perilaku
b. Gambar Garuda Pancasila
c. Lembar Kerja
d. LCD proyektor
e. Laptop
2. Bahan
a. Bahan Ajar integrasi pendidikan antikorupsi
b. Bahan tayang/slide terkait substansi materi pembelajaran
3. Sumber Belajar
a. Bahan ajar integrasi Pendidikan Antikorupsi
b. Tematik Terpadu Untuk SD/MI Kelas 3, Jakarta: Kemdikbud, 2015
c. Permendikbud Nomor. 57 Tahun 2014
d. Permendikbud No. 103 Tahun 2014
e. Permendikbud No. 104, Tahun 2014
f. www.wikipedia.com

Jakarta, 18 Agustus 2016


Mengesahkan
Kepala Sekolah, Guru Kelas 3,

------------------------------ -------------------------------

102 Model Pengintegrasian Pendidikan Lalu Lintas Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila
dan Kewarganegaraan (PPKn) SD/MI Kelas96III
Lampiran Materi Pembelajaran:
GAMBAR KERAGAMAN BUDAYA:
Sejarah Keaneka ragaman seni dan budaya Indonesia

Indonesia kaya akan ragam seni budaya sudah semestinya Indonesia berbangga, maka sudah
selayaknya bagi bangsa dan masyarakat negeri ini untuk melestarikan dan menjaga ragam seni
budaya yang ada di Indonesia ini. Jadi tidak mustahil jika banyak hasil cipta rasa dan karya dalam
berbagai adat dan ragam seni budaya yang dimiliki oleh bangsa Indonesia ini selalu dilirik oleh bangsa
lain. Kebudayaan nasional adalah kebudayaan yang diakui sebagai identitas nasional.
Dalam pembahasan ragam seni budaya mempunyai pengertian untuk Seni budaya berasal dari dua
suku kata Seni - Budaya. Untuk kata Budaya berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang
merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal yang diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan
dengan budi dan akal manusia. Tapi semua terangkum menjadi satu yaitu sebuah ragam seni
budaya yang ber- BINEKA TUNGGAL IKA dengan menunjukkan adat ketimuran dan
berasaskan Pancasila. Secara devinisi budaya dapat di artikan sebegai tata cara hidup manusia yang
dilakukan secara kelompok atau masyarakat, dan di wariskan turun-temurun dari generasi ke generasi.
Sedangkan Seni adalah ide atau gagasan proses dari sebuah pemikiran manusia, dan oleh karena itu
merupakan sinonim dari ilmu. Dewasa ini, seni bisa dilihat dalam intisari ekspresi dan sebuah cipta
rasa manusia dalam kreatifitas. Seni sangat sulit untuk dijelaskan dan juga sulit dinilai, disebab masing-
masing individu manusia mempunyai cita rasa yang berbeda antara satu dengan yang lainnya.
Beberapa para ahli devinisi mengartikan bahwa seni merupakan sebuah aktifitas dalam perbuatan
yang timbul dan bersifat indah, menyenangkan dan dapat memberi kepuasan tersendiri dalam jiwa
suatu manusia. Sebuah seni juga bisa kita gambarkan dari sebuah penjiwaan yang dalam, dan
berbeda antara orang satu dengan yang lainnya.
Kebudayaan di Indonesia
Keanekaragaman budaya Indonesia dariSabang sampai Merauke merupakan aset yang tidak ternilai
harganya, sehingga harus tetap dipertahankan dan terus dilestarikan. Tetapi, sayangnya, sebagai anak
bangsa masih banyak yang tidak mengetahui ragam budaya daerah lain di Indonesia, salah
satunya budaya tato di Mentawai, Sumatra Barat, tindik sebagai tanda kedewasaan dan masih banyak
kebudayaan lain yang belum ter ekdplorasi.
Bagi penyuka traveling ke berbagai daerah di Indonesia, khususnya
yang rasa ingintahunya cukup tinggi terhadap beragam budaya, tidak
ada salahnya mampir ke Mentawai untuk melihat dari dekat budaya tato
yang sudah menjadi kebudayaan masyarakat setempat, selain
menikmati sajian pesona alam dan lautnya.

Tato kebudayaan indonesia


Dalam konteks pemahaman masyarakat majemuk, selain kebudayaan kelompok suku bangsa,
masyarakat Indonesiajuga terdiri dari berbagai
kebudayaan daerah bersifat kewilayahan yang
merupakan pertemuan dari berbagai kebudayaan
kelompok sukubangsa yang ada didaerah
tersebut. Dengan jumlah penduduk 200 juta orang
dimana mereka tinggal tersebar dipulau- pulau di
Indonesia. Mereka juga mendiami dalam wilayah
dengan kondisi geografis yang bervariasi. Mulai dari pegunungan, tepian hutan, pesisir, dataran
rendah, pedesaan, hingga perkotaan. Hal ini juga berkaitan dengan tingkat peradaban kelompok-

Model Pengintegrasian Pendidikan Lalu Lintas Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila 103
dan Kewarganegaraan (PPKn) SD/MI Kelas III 97
kelompok sukubangsa dan masyarakat di Indonesia yang berbeda.
Contoh dari kebudayaan rakyat pesisir adalah pesta laut yang dipersembahkan untuk para leluhur

Perkembangan Teknologi Komunikasi


Saat ini perkembangan teknologi komunikasi di Indonesia berasal dari berbagai pihak dan elemen
masyarakat. Bukan juga hanya berasal dari Internet, tetapi banyak faktor lain yang menyebabkan
perkembangan teknologi komunikasi di Indonesia. Beberapa faktor lain itu adalah penggunaan
berbagai alat elektronik lain seperti smartphone, PC /laptop, berbagai acara dari media elektronik
seperti televisi dan radio, media cetak, dan lainnya.
Dahulu mungkin orang hanya menggunakan handphone untuk
menelepon atau mengirim pesan singkat untuk sekedar bertanya kabar
kepada keluarga atau sanak saudara. Namun saat ini, handphone tidak
hanya berfungsi sebagai media untuk menelepon atau mengirim pesan
saja, melainkan sudah menjadi sebuah komputer mini yang dapat
memiliki banyak fungsi. Berbagai macam handphone yang beredar saat
ini sudah merupakan jenis smartphone yang memiliki banyak fitur
tambahan beserta kegunaan masing-masing.
Lain lagi halnya dengan televisi. Ini merupakan salah satu akses pemberi informasi yang sangat cepat
dan akurat. Dengan adanya televisi, maka segala macam kejadian yang ada baik di luar maupun
dalam negeri dapat dengan mudah diketahui. Rata-rata penduduk Indonesia sudah memilik televisi di
rumahnya, jadi media inilah yang berperan penting dalam kemajuan teknologi komunikasi di Indonesia.

104 Model Pengintegrasian Pendidikan Lalu Lintas Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila
dan Kewarganegaraan (PPKn) SD/MI Kelas98III
BAB V

PENUTUP

Buku Model pengintegrasian Pendidikan Lalu Lintas (PLL) pada mata pelajaran Pendidikan
Pancasila dan Kewarganegaraan (dengan model pembelajaran tematik untuk SD) merupakan wahana
atau sarana untuk membantu guru SD/MI dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran di sekolah, baik
di dalam maupun di luar kelas.
Kedudukan guru sebagai motivator dan fasilitator menuntut terdapatnya kompetensi guru dalam
merencanakan pembelajaran secara optimal dengan mengacu pada kompetensi inti dan kompetensi
dasar mata pelajaran Pendidikan dan Pancasila dan Kewarganegaran. Untuk menghasilkan kegiatan
pembelajaran yang baik dan benar diperlukan perencanaan pembelajaran yang baik dan benar pula
dengan mengacu pada peraturan yang telah ditentukan dan menggunakan strategi, pendekatan dan
model-model pembelajaran inovatif dan relevan.
Peraturan tersebut antara lain Peraturan Pemerintah RI Nomor No. 32 tahun 2013 tentang
Perubahan atas Peraturan Pemerintah RI Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan,
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses,
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian,
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 57 Tahun 2014 tentang Kurikulum SD,
Permendikbud Nomor 103 Tahun 2014 tentang pembelajaran di pendidikan dasar dan pendidikan
menengah.
Strategi dasar pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan berupa variasi
interaksi pembelajaran di dalam kelas sebagai peletakan dasar kompetensi dan elemen esensial terkait
dengan berbagai dimensi tujuan. Dengan terdapatnya model pengintegrasian Pendidikan Lalu Lintas
pada mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan ini, diharapkan dapat meningkatkan
kualitas perencanaan, pelaksanaan, serta penilaian proses dan hasil pembelajaran di dalam dan di luar
kelas.
.

Model Pengintegrasian Pendidikan Lalu Lintas Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila 105
99
dan Kewarganegaraan (PPKn) SD/MI Kelas III
106 Model Pengintegrasian Pendidikan Lalu Lintas Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila
dan Kewarganegaraan (PPKn) SD/MI Kelas III
DAFTAR PUSTAKA

Kemdikbud, 2014, Tematik Terpadu Kurikulum 2013 untuk SD/MI Kelas III, Jakarta.(Buku Guru dan Buku
Peserta didik)

Fajar, Arnie, 2003, Pengembangan Sikap Nasionalisme Melalui Pendekatan Sain Teknologi Masyarakat
pada SMA Negeri 8 di Kota Bandung- Jawa Barat (Tesis)

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan,.

Laila, Najmu, 2009, Pemikir Penggerak, Jakarta: Fakultas Hukum Universitas Indonesia.

Lickona, Thomas, 1991, Educating for Character How Our Schools Can Teach Respect and Responsibility,
New York: Bantam Books.

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2015 tentang Penilaian
Hasil Belajar oleh Pendidik dan Satuan Pendidikan

Panduan Penilaian untuk Sekolah Dasar, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia,
Tahun 2015

Republik Indonesia, Undang-Undang Dasar negara Republik Indonesia tahun 1945 setelah di amandemen.

Republik Indonesia, Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Republik Indonesia, Undang-Undang No. 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia.

Republik Indonesia, Undang-Undang No. 23 Tahun 2000 tentang Perlindungan Anak.

Republik Indonesia, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional.

Republik Indonesia Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 Tentang Perubahan Atas Peraturan
Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan

Republik Indonesia, Permendikbud Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses,

Republik Indonesia, Permendikbud Nomor 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian,

Republik Indonesia, Permendikbud Nomor 67 Tahun 2013 tentang Kurikulum SD/MI,

Republik Indonesia, Permendikbud Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi,

Republik Indonesia, Permendikbud Nomor 81a Tahun 2013 Lampiran IV tentang Pedoman Implementasi
Kurikulum 2013.

Republik indonesia, Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 57 Tahun 2014 tentang
Kurikulum 2013 Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah, beserta salinannya.

Republik Indonesia, Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 103 Tahun 2014 tentang
Pembelajaran pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah

Republik Indonesia, Permendikbud Nomor 71 Tahun 2013 Tentang Buku Teks Pelajaran Dan Buku Panduan
Guru Untuk Pendidikan Dasar Dan Menengah.

Model Pengintegrasian Pendidikan Lalu Lintas Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila 107
10
dan Kewarganegaraan (PPKn) SD/MI Kelas III 0
Schumpeter, A. Joseph.,1947,Capitalism, Sosialism, and Democracy. edisi ke-2, New York : Harper.

Von Aleman, Ulrich, 2004. The unknown depths of political theory: the case for a multideimensional concept
of corruption. Crime, Law & Sosial Change (42). 25-34.

108 Model Pengintegrasian Pendidikan Lalu Lintas Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila
10
dan Kewarganegaraan (PPKn) SD/MI Kelas1 III

Anda mungkin juga menyukai