Anda di halaman 1dari 81

PENYUSUN

I. Pengarah
1. Hamid Muhammad, Ph.D
Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
2. Dr. Thamrin Kasman
Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

II. Penulis
1. Dr. Hj. Arnie Fajar, M.Pd
2. Dr. Achmad Husen, M.Pd
3. Drs. Supandi, M.Pd

III. Produksi
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah
Kegiatan Pembinaan Pendidikan Kewarganegaraan
Tahun Anggaran 2017

Edisi Revisi
Cetakan ke-8, 2017

ISBN 978-602-99299-2-8

ii Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn)
Kelas VIII SMP/MTs (Berdasarkan Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2016)
KATA PENGANTAR

Pendidikan merupakan salah satu strategi yang efektif untuk menanamkan dan
membina nilai-nilai karakter antikorupsi bagi peserta didik, pada jenjang pendidikan
dasar. Mereka merupakan generasi yang akan mengganti generasi sekarang yang
menduduki berbagai jabatan, baik di pemerintahan maupun swasta. Melalui pendidikan,
proses perubahan sikap mental akan terjadi pada diri seseorang. Dengan perubahan
tersebut, diharapkan generasi muda secara sadar mampu menerapkan dan
mengimplementasikan sikap dan perilaku antikorupsi.
Penanaman nilai-nilai antikorupsi menjadi lebih efektif apabila dilakukan sejak
dini, baik melalui pendidikan informal (keluarga), formal (persekolahan), dan nonformal
(masyarakat). Penanaman nilai tersebut di persekolahan dilakukan melalui
pengintegrasian pendidikan antikorupsi (PAk) dalam proses pembelajaran khususnya
pada mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) sebagai
pengembangan pembelajaran tematik.
Pendidikan antikorupsi yang diintegrasikan pada pembelajaran PPKn
dilaksanakan di satuan pendidikan tingkat SMP/MTs secara berkelanjutan, ditekankan
pada pembentukan sikap dan perilaku tanpa meninggalkan pengetahuan dan
keterampilan, serta pengembangan keteladanan antikorupsi. Oleh karena itu, diperlukan
perencanaan, pelaksanaan, serta penilaian proses dan hasil pembelajaran yang disusun
berdasarkan peraturan yang berlaku.
Buku Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi ini disusun sebagai bahan
dan panduan bagi guru, kepala sekolah, pengawas sekolah, dan Dinas Pendidikan
dalam mengimplementasikan penanaman niliai-nilai antikorupsi pada pembelajaran
PPKn berdasarkan kurikulum 2013 edisi revisi 2016, sehingga pendidikan antikorupsi di
SMP/MTs dapat berlangsung secara efektif dan efisien. Dengan demikian, peserta didik
lebih memahami makna tindakan koruptif, dan berani bersikap serta berperilaku
antikorupsi.

Jakarta, Juni 2017

Direktur Jenderal
Pendidikan Dasar dan Menengah,

Hamid Muhammad, Ph.D


NIP 195905121983111001

Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn) iii
Kelas VIII SMP/MTs (Berdasarkan Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2016)
iv Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn)
Kelas VIII SMP/MTs (Berdasarkan Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2016)
DAFTAR ISI

Halaman
PENYUSUN ........................................................................................................... ii

KATA PENGANTAR ............................................................................................. iii

DAFTAR ISI ........................................................................................................... v

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1


A. Latar Belakang ................................................................................... 1
B. Dasar Hukum ..................................................................................... 4
C. Tujuan dan Sasaran ........................................................................... 5
D. Manfaat .............................................................................................. 5
E. Ruang Lingkup ................................................................................... 6
BAB II KERANGKA KONSEPTUAL PENDIDIKAN ANTIKORUPSI ................ 7
A. Pendidikan Antikorupsi sebagai Pendidikan Karakter ....................... 7
B. Dimensi dan Nilai-Nilai Pembentuk Karakter Antikorupsi .................. 9
1. Dimensi Politik ............................................................................. 9
2. Dimensi Sosiologi ........................................................................ 10
3. Dimensi Ekonomi ......................................................................... 11
4. Dimensi Hukum ........................................................................... 12
C. Internalisasi Nilai-Nilai Antikorupsi melalui Pendidikan ..................... 14
BAB III TELAAH KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN (PPKn)
SMP/MTs KELAS VIII TERHADAP NILAI-NILAI KARAKTER
ANTIKORUPSI ........................................................................................ 17
BAB IV MODEL PENGINTEGRASIAN NILAI-NILAI ANTIKORUPSI
KE DALAM MATA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA
DAN KEWARGANEGARAAN (PPKn) KELAS VIII ................................ 25
A. Pengintegrasian Nilai-nilai Antikorupsi dalam Kegiatan
Intrakurikuler ...................................................................................... 25
B. Pengintegrasian Nilai-nilai Antikorupsi dalam Pengembangan
Silabus ............................................................................................... 37
C. Model Pengintegrasian dalam Pengembangan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Tematik ...................................... 49
BAB V PENUTUP ............................................................................................... 71
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 73

Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn) v
Kelas VIII SMP/MTs (Berdasarkan Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2016)
vi Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn)
Kelas VIII SMP/MTs (Berdasarkan Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2016)
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 31 ayat (3)
mengamanatkan bahwa pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan suatu sistem
pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dengan Undang-undang. Atas
dasar amanat tersebut, pemerintah menerbitkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas).
UU Sisdiknas Pasal 2 menyatakan bahwa pendidikan nasional berdasarkan Pancasila dan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Selanjutnya Pasal 3
menegaskan bahwa, ”Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab.”
Untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional tersebut, diperlukan profil kualifikasi
kemampuan lulusan yang dituangkan dalam standar kompetensi lulusan. Penjelasan Pasal
35 UU Sisdiknas menyebutkan bahwa, ”Standar kompetensi lulusan merupakan kualifikasi
kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan peserta didik
yang harus dipenuhinya atau dicapainya dari suatu satuan pendidikan pada jenjang
pendidikan dasar dan menengah.” Lebih lanjut dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan RI Nomor 20 Tahun 2016 tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan
Dasar Dan Menengah, dinyatakan bahwa, “ Standar Kompetensi Lulusan terdiri atas
kriteria kualifikasi kemampuan peserta didik yang diharapkan dapat dicapai setelah
menyelesaikan masa belajarnya di satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah”.
Kriteria kualifikasi kemampuan peserta didik untuk lulusan SMP/MTs pada aspek sikap
(attitude) adalah memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang beriman, berakhlak
mulia, berilmu, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan
bangsa dalam pergaulan dunia. Sedangkan aspek (knowledge) adalah memiliki
pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif dalam ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, dan budaya dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait penyebab serta dampak fenomena dan kejadian, serta aspek

Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn) 1
Kelas VIII SMP/MTs (Berdasarkan Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2016) 1
keterampilan (skill) adalah memiliki kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan kreatif
dalam ranah abstrak dan konkret sebagai pengembangan dari yang dipelajari di sekolah
secara mandiri.
Sementara itu, dalam kehidupan masyarakat saat ini dihadapkan pada kasus-kasus korupsi
yang selalu muncul di depan mata. Hal ini dapat merusak generasi muda dan sendi-sendi
kehidupan berbangsa dan bernegara. Oleh karena itu pemerintah dengan dukungan
masyarakat harus segera menata kurikulum pendidikan yang mampu menumbuhkan
semangat antikorupsi dan pada akhirnya berani berkata, bersikap, dan bertindak
ANTIKORUPSI. Berkaitan dengan hal tersebut, UU Sisdiknas menyatakan bahwa
“Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan
pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu”. Berdasarkan pengertian
tersebut, kurikulum harus mampu menumbuhkan semangat dan berani berkata, bersikap,
dan bertindak ANTIKORUPSI. Hal ini sejalan dengan kebijakan yang dilakukan oleh
pemerintah, yaitu dengan diterbitkannya Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 5 Tahun 2004
tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi, Inpres Nomor 17 tahun 2011 tentang
Percepatan Pemberantasan Korupsi tahun 2012, Inpres Nomor 1 Tahun 2013 tentang
Rencana Aksi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi, Inpres Nomor 2 tahun 2014
tentang Aksi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi tahun 2014, Inpres No 7 Tahun
2015 tentang Aksi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Tahun 2015, dan yang
terakhir adalah Inpres No. 10 tahun 2016 tentang Aksi Pencegahan dan Pemberantasan
Korupsi Tahun 2016 dan Tahun 2017.
Sebagai tindak lanjut dari Inpres no. 5 tahun 2004, maka Kementerian Pendidikan Nasional
melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah pada tahun 2009 membentuk
Tim Teknis guna menyiapkan dan mengembangkan model pendidikan antikorupsi di
sekolah. Hasil dari tim tersebut adalah buku Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi
pada Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) SD/MI, SMP/MTs dan
SMA/SMK/MA. Model pengintegrasian tersebut sudah disosialisasikan dan di
diseminasikan ke sekolah-sekolah rintisan.
Sejalan dengan perubahan kurikulum Tahun 2013 edisi revisi 2016 dan beberapa peraturan
pendukung yang berlaku, serta perubahan organisasi Kemdikbud yang dituangkan dalam
Peraturan Presiden No. 14 Tahun 2015 dan Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 11 tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, maka terjadi perubahan dari Direktorat Jenderal
Pendidikan Dasar menjadi Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah.
Berkaitan dengan hal tersebut Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah
menyusun kembali Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi melalui Kegiatan
Pembinaan Pendidikan Kewarganegaraan Tahun 2017 untuk satuan pendidikan tingkat

2 Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn)
Kelas VIII SMP/MTs (Berdasarkan Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2016)
2
SD/MI, SMP/MTs, dan SMA/MA/SMK/MAK. Hasil penyempurnaan buku Model
Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan (PPKn) akan dipergunakan dalam kegiatan workshop dan diseminasi,
yang dijadikan sebagai dasar pembelajaran di sekolah.
Secara konseptual, dapat dikemukakan bahwa PPKn adalah pengorganisasian dari disiplin
ilmu-ilmu sosial dan humaniora dengan penekanan pada pengetahuan dan kemampuan
dasar tentang hubungan antar warganegara dan warganegara dengan negara yang
dilandasi keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, nilai luhur dan moral
budaya bangsa, memiliki rasa kebangsaan (nasionalisme) yang kuat dengan
memperhatikan keragaman agama, sosiokultural, bahasa, dan suku bangsa, dan memiliki
jiwa demokratis yang diharapkan dapat diwujudkan dalam perilaku sehari-hari. Dengan
kata lain bahwa materi/konten PPKn di Indonesia terdiri dari beberapa disiplin ilmu yang
memerlukan pengorganisasian materi secara sistematis dan pedagogik, seperti ilmu
hukum, politik, tatanegara, humaniora, moral Pancasila, psikologi, nilai-nilai budi pekerti
dan disiplin ilmu lainnya (Fajar, Arnie: Tesis 2003). Dengan demikian secara substansi mata
pelajaran PPKn terbuka terhadap perubahan dan dinamika yang berkembang dalam
kehidupan masyarakat dan negara termasuk mewadahi berbagai masalah faktual
khususnya penanaman nilai-nilai antikorupsi.
PPKn merupakan salah satu muatan wajib dalam kurikulum pendidikan dasar dan
menengah sebagaimana diamanatkan dalam Pasal 2, Pasal 3, dan Pasal 37 Undang-
Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Selain itu, PPKn
sebagai salah satu mata pelajaran yang mampu memberikan kontribusi dalam solusi atas
berbagai krisis yang melanda Indonesia, terutama krisis multidimensional. PPKn memiliki
peran mengembangkan nilai-nilai Pancasila yang diharapkan mampu membudayakan dan
memberdayakan peserta didik agar menjadi warganegara yang cerdas dan baik serta
menjadi pemimpin bangsa dan negara Indonesia di masa depan yang amanah, jujur,
cerdas, dan bertanggungjawab. Adapun fungsi PPKn adalah sebagai mata pelajaran yang
memiliki misi pengokohan kebangsaan dan penggerak pendidikan karakter; dalam hal ini
adalah karakter antikorupsi.
Korupsi dalam konteks pendidikan adalah tindakan untuk mengendalikan atau mengurangi
serta mencegah sebelum ada niat (pre-emtif) dan sudah ada niat (preventif) untuk tidak
melakukan korupsi. Karena itu pendidikan antikorupsi dimaksud merupakan keseluruhan
upaya untuk mendorong generasi-generasi mendatang mengembangkan sikap menolak
secara tegas setiap bentuk tindakan korupsi. Pendidikan Antikorupsi sangat penting
dilakukan melalui jalur pendidikan, karena pendidikan adalah usaha sadar untuk merubah
perilaku seseorang, termasuk peserta didik calon pemimpin masa depan (students are
today, leaders are tomorrow) dengan harapan agar generasi muda secara sadar mampu

Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn) 3
Kelas VIII SMP/MTs (Berdasarkan Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2016) 3
membangun sistem nilai antikorupsi yang melekat pada jiwa dan karakter antikorupsi pada
dirinya.

B. Dasar Hukum.
1 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
2 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana
Korupsi.
3 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
4 Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 Tentang Perubahan Atas Peraturan
Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan.
5 Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2012 tentang Strategi Nasional Pencegahan dan
Pemberantasan Korupsi Jangka Panjang Tahun 2012-2025 dan Jangka Menengah
Tahun 2012-2014 (Stranas PPK) .
6 Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi.
7 Inpres Nomor 17 tahun 2011 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi tahun 2012.
8 Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2013 tentang Aksi Percepatan Pemberantasan
Korupsi.
9 Instruksi Presiden Nomor 2 Tahun 2014 tentang Aksi Pencegahan dan Pemberantasan
Korupsi Tahun 2014.
10 Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2015 Tentang Aksi
Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Tahun 2015.
11 Instruksi Presiden Nomor 10 Tahun 2016 tentang Aksi Pencegahan dan
Pemberantasan Korupsi Tahun 2016 dan Tahun 2017 untuk pemerintah pusat
Kementerian/Lembaga/Instansi/Pemerintah Daerah.
12 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 8 Tahun 2016 Tentang Buku
Yang Digunakan Oleh Satuan Pendidikan.
13 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 20 Tahun 2016 tentang
Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah.
14 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 21 Tahun 2016 tentang
Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah.
15 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 22 Tahun 2016 tentang
Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah.
16 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 23 Tahun 2016 tentang
Standar Penilaian Pendidikan.
17 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 24 Tahun 2016 tentang
Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Pelajaran pada Kurikulum 2013 pada
Pendidikan dasar dan Menengah.

4 Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn)
Kelas VIII SMP/MTs (Berdasarkan Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2016)
4
C. Tujuan dan Sasaran
Buku Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi pada mata pelajaran PPKn ini sebagai
panduan bagi:
1. Guru SMP/MTs dalam :
a. menelaah kompetensi inti dan kompetensi dasar mata pelajaran PPKn yang dapat
diintegrasikan nilai-nilai antikorupsi;
b. mengintegrasikan nilai-nilai antikorupsi ke dalam materi pembelajaran PPKn;
c. mengintegrasikan nilai-nilai antikorupsi ke dalam silabus mata pelajaran PPKn;
d. mengintegrasikan nilai-nilai antikorupsi ke dalam Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) mata pelajaran PPKn, dan;
e. mengimplementasikan pendidikan antikorupsi dalam mata pelajaran PPKn.
2. Kepala SMP/MTs:
a. sebagai acuan untuk melakukan supervisi klinis terhadap guru PPKn dalam
mengimplementasikan pembelajaran PPKn SMP/MTs yang terintegrasi nilai-nilai
antikorupsi;
b. sebagai acuan untuk perencanaan, pelaksanaan dan penilaian pembelajaran PPKn
SMP/MTs yang terintegrasi nilai-nilai antikorupsi dan;
c. sebagai acuan dalam rangka sosialiasi pendidikan antikorupsi terhadap guru dan
komite sekolah di lingkungan sekolahnya;
3. Pengawas sekolah SMP/MTs.
a. sebagai acuan penyusunan perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan monitoring
implementasi pembelajaran PPKn SMP/MTs yang terintegrasi nilai-nilai antikorupsi.
b. acuan supervisi akademik pembelajaran PPKn SMP/MTs yang terintegrasi nilai-nilai
antikorupsi.
c. acuan evaluasi dan monitoring keterlaksanaan pembelajaran PPKn SMP/MTs. yang
terintegrasi nilai-nilai antikorupsi.
4. Bagi Dinas Pendidikan:
a. sebagai acuan penyusunan perencanaan, pelaksanan, evaluasi, dan monitoring
program diseminasi model pengintegrasian pendidikan antikorupsi melalui mata
pelajaran PPKn SMP/MTs di daerah kabupaten/kota;
b. sebagai acuan dalam menyusun program anggaran daerah kabupaten/kota dalam
mengimplementasikan Pendidikan Antikorupsi.

D. Manfaat
Setelah menggunakan model ini, guru, kepala sekolah, pengawas sekolah, dan dinas
pendidikan dapat melaksanakan hal-hal sebagai berikut:
1. Membangun kehidupan sekolah sebagai lingkungan bebas dari korupsi dengan
mengembangkan kebiasaan (habit) antikorupsi dalam kehidupan sehari-hari.

Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn) 5
Kelas VIII SMP/MTs (Berdasarkan Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2016) 5
2. Membina warga sekolah agar memiliki kompetensi seluruh dimensi kewarganegaraan,
yakni: (a) sikap kewarganegaraan termasuk keteguhan, komitmen dan tanggung jawab
kewarganegaraan (civic confidence, civic committment, and civic responsibility); (b)
pengetahuan kewarganegaraan; (c) keterampilan kewarganegaraan termasuk
kecakapan dan partisipasi kewarganegaraan (civic competence and civic responsibility).
3. Meningkatkan mutu penyelenggaraan pendidikan di sekolah melalui pendidikan
antikorupsi yang diintegrasikan secara sistematis dan sistemik dalam mata pelajaran
PPKn.

E. Ruang lingkup
Ruang lingkup model ini berpijak pada pemahaman korupsi yang ditinjau dari dimensi
politik, sosiologi, ekonomi, dan hukum yang dikemas secara pedagogis. Pengembangan
model pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi pada mata pelajaran PPKn mencakup hal-
hal sebagai berikut:
1. Telaah kompetensi inti dan kompetensi dasar mata pelajaran PPKn yang dapat
diintegrasikan nilai-nilai antikorupsi.
2. Pengintegrasian aspek dan nilai-nilai antikorupsi ke dalam materi pembelajaran PPKn.
3. Pengintegrasian nilai-nilai antikorupsi ke dalam silabus mata pelajaran PPKn.
4. Pengintegrasian nilai-nilai antikorupsi ke dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) mata pelajaran PPKn.
5. Implementasi pendidikan antikorupsi dalam mata pelajaran PPKn.

6 Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn)
Kelas VIII SMP/MTs (Berdasarkan Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2016)
6
BAB II

KERANGKA KONSEPTUAL PENDIDIKAN ANTIKORUPSI

A. Pendidikan Antikorupsi sebagai Pendidikan Karakter


Karakter adalah watak, perilaku dan budi pekerti yang menjadi ruh dalam pendidikan.
Dengan demikian diperlukan suatu gerakan untuk melakukan Penguatan Pendidikan
Karakter (PPK) melalui harmonisasi olah hati (etik), olah rasa (estetik), olah pikir (literasi),
dan olah raga (kinestetik), (Kemdikbud, 2016: iii). Melalui harmonisasi olah hati, olah rasa,
olah pikir, dan olah raga tersebut, diharapkan dapat mengubah sosok pribadi bangsa
Indonesia dalam cara berpikir, cara bertindak, dan berperilaku menjadi lebih baik dan
berintegritas.
Pendidikan karakter sebenarnya bukan hal yang baru. Pendidikan karakter sudah pernah
diluncurkan sebagai gerakan nasional pada 2010. Namun, gema gerakan pendidikan
karakter ini belum terasa sampai sekarang. Karena itu, pendidikan karakter perlu
digaungkan dan diperkuat kembali menjadi ge rakan nasional pendidikan karakter bangsa
melalui program nasional Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) dalam lembaga
pendidikan. Lembaga pendidikan menjadi sarana strategis bagi pembentukan karakter
bangsa karena memiliki struktur, sistem dan perangkat yang tersebar di seluruh Indonesia
dari daerah sampai pusat. Pembentukan karakter bangsa ini dilaksanakan secara masif
dan sistematis melalui program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) yang terintegrasi
dalam keseluruhan sistem pendidikan, budaya sekolah dan dalam kerjasama dengan
komunitas. (Kemendikbud, 2016:1).
Tujuan program PPK adalah menanamkan nilai-nilai pembentukan karakter bangsa secara
masif dan efektif melalui implementasi nilai-nilai utama Gerakan Nasional Revolusi Mental
(religius, nasionalis, mandiri, gotong-royong dan integritas) yang akan menjadi fokus
pembelajaran, pembiasaan dan pembudayaan, sehingga pendidikan karakter bangsa
sungguh dapat mengubah perilaku, cara berpikir dan cara bertindak seluruh bangsa
Indonesia menjadi lebih baik dan berintegritas.
Kata integritas berasal dari bahasa Inggris yakni integrity, yang berarti menyeluruh, lengkap
atau segalanya. Integritas dapat diartikan sebagai konsistensi dan keteguhan yang kuat
dalam menjunjung tinggi nilai-nilai luhur dan keyakinan, merupakan suatu konsep yang
menunjuk konsistensi antara tindakan dengan nilai-nilai, kode etik, dan prinsip. Menurut
Kamus Besar Bahasa Iindonesia (KBBI) online, (2017) “integritas adalah mutu, sifat, atau
keadaan yang menunjukkan kesatuan yang utuh sehingga memiliki potensi dan
kemampuan yang memancarkan kewibawaan; kejujuran; wujud keutuhan prinsip moral dan
etika bangsa dalam kehidupan bernegara”. Berdasarkan uraian tersebut dapat dikatakan
bahwa pada prinsipnya seseorang yang berintegritas adalah seseorang yang menerapkan

Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn) 7
Kelas VIII SMP/MTs (Berdasarkan Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2016) 7
prinsip “satunya kata dengan perbuatan”, seperti kata yang mencakup nilai dan sifat
bertanggung jawab, jujur, konsekuen, komitmen, mengutamakan kebenaran, adil, disiplin,
mandiri, kebersamaan, dan bijaksana.
Pendidikan antikorupsi merupakan bagian atau irisan dari pendidikan karakter, yang lebih
fokus untuk mengembangkan nilai-nilai antikorupsi. Nilai-nilai antikorupsi berfungsi untuk
mengarahkan, mengendalikan, dan menentukan kelakuan seseorang, karena nilai
dijadikan standar perilaku yang baik. Menurut KBBI online 2017, “nilai diartikan sebagai
pribadi yang utuh, misalnya kejujuran; nilai yang berhubungan dengan akhlak; nilai yang
berkaitan dengan benar dan salah yang dianut oleh golongan atau masyarakat”. Oleh
karena itu pembinaan pengembangan nilai-nilai antikorupsi melalui pendidikan merupakan
wahana untuk mensosialisasikan dan menginternalisasikan nilai-nilai antikorupsi dalam diri
seseorang agar menjadi sikap dan perilaku antikorupsi. Antikorupsi dilihat dalam konteks
pendidikan adalah tindakan untuk mengendalikan atau mengurangi korupsi, merupakan
keseluruhan upaya untuk mendorong generasi-generasi mendatang mengembangkan
sikap menolak secara tegas setiap bentuk tindak korupsi (Buchori, Muchtar, 2007).
Pemerintah telah melakukan berbagai upaya dalam memberantas korupsi dengan
penetapan berbagai peraturan perundang-undangan, namun belum menampakkan hasil
yang optimal. Oleh karena itu diperlukan terobosan dengan cara pencegahan, yaitu dengan
membangun filosofi berupa penyemaian nalar dan nilai-nilai yang bebas dari korupsi
melalui jalur pendidikan. Jalur pendidikan memiliki posisi sangat vital dalam upaya
membangun sikap dan perilaku antikorupsi, khususnya sektor pendidikan formal
diharapkan dapat berperan dalam memenuhi kebutuhan pencegahan korupsi sebagai
preventive strategi. Dalam hal ini peserta didik dijadikan sebagai target sekaligus
diberdayakan sebagai penekan lingkungan agar tidak permissive to corruption dan
bersama-sama bangkit melawan korupsi.
Agar sikap dan perilaku antikorupsi dapat menjadi karakter peserta didik, maka pendidikan
antikorupsi melalui pendidikan formal di sekolah harus diorientasikan pada tataran moral
action, agar peserta didik tidak hanya berhenti pada kompetensi (competence) saja, tetapi
sampai memiliki kemauan (will), dan kebiasaan (habit) dalam mewujudkan nilai-nilai dalam
kehidupan sehari-hari. Lickona (1991), menyatakan bahwa untuk mendidik moral anak
sampai pada tataran moral action diperlukan tiga proses pembinaan yang berkelanjutan
mulai dari proses moral knowing, moral feeling, hingga sampai pada moral
action. Ketiganya harus dikembangkan secara terpadu dan seimbang. Dengan demikian
diharapkan potensi peserta didik dapat berkembang secara optimal, baik pada aspek
kecerdasan intelektual, yaitu memiliki kecerdasan, kemampuan membedakan yang baik
dan buruk, benar dan salah, serta menentukan mana yang bermanfaat. Kecerdasan
emosional, berupa kemampuan mengendalikan emosi, menghargai dan mengerti perasaan
orang lain, dan mampu bekerja dengan orang lain. Kecerdasan sosial, yaitu memiliki

8 Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn)
Kelas VIII SMP/MTs (Berdasarkan Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2016)
8
kemampuan berkomunikasi, senang menolong, berteman, senang bekerja sama, senang
berbuat untuk menyenangkan orang lain. Kecerdasan spritual, yaitu memiliki kemampuan
iman yang anggun, merasa selalu diawasi oleh Allah, gemar berbuat baik karena lillahi
ta’alah, disiplin beribadah, sabar, ikhtiar, jujur, pandai bersyukur dan berterima kasih.
Sedangkan kecerdasan kinestetik, adalah menciptakan keperdulian terhadap dirinya
dengan menjaga kesehatan jasmani, tumbuh dari rizki yang hahal, dan sebagainya. Maka
sosok manusia yang mengembangkan berbagai kecerdasan tersebut, diharapkan siap
menghadapi dan memberantas perbuatan korupsi atau bersikap antikorupsi.

B. Dimensi dan Nilai-nilai Pembentuk Karakter Antikorupsi


Korupsi tidak hanya mempunyai dimensi formal sebagaimana yang dideskripsikan oleh
KPK, namun juga memiliki dimensi politis, sosiologis, ekonomi, dan pegagogis. Meskipun
korupsi bersifat multidimensi, persamaan yang mendasari perbedaan dimensi tersebut
adalah etika. Korupsi merupakan suatu tindakan yang menyimpang dan melanggar etika
serta merugikann pihak lain.
Berikut disajikan empat dimensi korupsi yang bukan merupakan dimensi formal, dan saling
melengkapi antara satu dengan lainnya.
1. Dimensi Politik
Salah satu prosedur kelembagaan untuk mencapai keputusan politik adalah demokrasi.
Untuk memperoleh suatu keputusan yang demokratis, suatu lembaga harus
mengikutsertakan individu untuk memberikan aspirasi. Berdasarkan aspirasi tersebut,
setiap individu berhak bersaing dengan sehat dan rasional untuk mendapatkan suara
rakyat, misalnya hak setiap individu untuk berkampanye dalam rangka pemilihan umum
yang bertujuan untuk mendapatkan simpati dan pengikut yang dapat mendukungnya.
Berkaitan dengan hal ini, Schumpeter (1947: 5) mengemukakan tentang teori
demokrasi yang disebut dengan “Metode Demokratis”, yaitu prosedur kelembagaan
untuk mencapai keputusan politik yang di dalamnya individu memperoleh kekuasaan
untuk membuat keputusan melalui perjuangan kompetitif dalam rangka memperoleh
suara rakyat.
Dari sisi korupsi, terdapat model kompetisi clientelistic, yaitu kompetisi dengan iming-
iming materi dan bentuk varian lainnya (direct payment) untuk menarik simpati pemilih
secara perorangan atau kelompok kecil dalam masyarakat. Model ini akan memberikan
tekanan besar terhadap penyimpangan dana publik dan kian memperkuat struktur
korupsi mulai dari bentuk penggunaan dana dan sarana publik untuk memperluas basis
pendukung pada saat pemilu (pork-barrel spending), alokasi program pemerintah ke
basis konstituen partai (allocational policies), hingga melanggengkan relasi patronase
politik dan bisnis. Dalam kondisi demikian, korupsi mempersulit demokrasi dan tata
pemerintahan yang baik (good governance) dengan cara menghancurkan proses
formal.

Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn) 9
Kelas VIII SMP/MTs (Berdasarkan Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2016) 9
Korupsi di pemilihan umum dan di badan legislatif mengurangi akuntabilitas dan
perwakilan dalam pembentukan kebijaksanaan. Korupsi politis berarti kebijaksanaan
pemerintah sering menguntungkan pemberi suap bukan kepada rakyat luas, misalnya
ketika politikus membuat peraturan yang melindungi perusahaan besar, namun
merugikan perusahaan-perusahaan kecil. Politikus-politikus "pro-bisnis" ini hanya
mengembalikan pertolongan kepada perusahaan besar yang memberikan sumbangan
besar kepada kampanye pemilu mereka. Korupsi politis semacam ini terjadi dibanyak
negara dan memberikan ancaman besar bagi warga negaranya. Secara umum, korupsi
mengkikis kemampuan institusi dari pemerintah, karena pengabaian prosedur,
penyedotan sumber daya, dan pejabat diangkat atau dinaikan jabatan bukan karena
prestasi. Pada saat yang bersamaan, korupsi mempersulit legitimasi pemerintahan dan
nilai demokrasi seperti kepercayaan dan toleransi.
2. Dimensi Sosiologi
Pada prinsipnya sosiologi merupakan cabang Ilmu Sosial yang mempelajari masyarakat
dan pengaruhnya terhadap kehidupan manusia, meliputi sifat, perlaku, dan
perkembangan masyarakat dalam arti pembangunan. Allan Jhonson (Wikipedia,
ensiklopedia bebas-Sosiologi 23/02/2008), mengemukakan bahwa sosiologi adalah
ilmu yang mempelajari kehidupan dan perilaku, terutama dalam kaitannya dengan
suatu sistem sosial dan bagaimana sistem tersebut mempengaruhi orang dan
bagaimana pula orang yang terlibat didalamnya mempengaruhi sistem tersebut.
Manusia sebagai mahluk sosial, dalam kehidupan bermasyarakat sangat membutuhkan
keberadaan orang lain dengan mengadakan hubungan sosial. Hubungan sosial
tersebut dapat terjadi karena adanya kontak dan interaksi dari berbagai perilaku
manusia, inilah yang disebut sebagai interaksi sosial. Berkaitan dengan hal tersebut,
perbuatan korupsi merupakan salah satu konsekuensi dari interkasi antar individu baik
dalam bentuk individu maupun kelompok yang merupakan wujud dari penyimpangan
sosial. Ketika salah satu pihak melakukan suatu tindakan penyimpangan dan tindakan
menyimpang tersebut merugikan pihak lain, maka tindakan individu atau kelompok
tersebut dapat dikatakan sebagai suatu tindakan korupsi.
Penyimpangan sosial dapat dilakukan secara individu (individual deviation), yaitu tindak
kejahatan atau kerusuhan dengan tidak peduli terhadap peraturan atau norma yang
berlaku secara umum dalam lingkungan masyarakat sehingga menimbulkan kerugian,
keresahan, ketidakamanan, ketidaknyamanan atau bahkan menyakiti. Sedangkan
penyimpangan yang berbentuk kelompok atau kolektif (group deviation) merupakan
suatu perilaku menyimpang yang dilakukan oleh kelompok orang secara bersama-sama
dengan melanggar norma-norma yang berlaku dalam masyarakat. Akibat yang
ditimbulkannya sama dengan penyimpangan yang dilakukan secara individu. Bentuk
penyimpangan sosial secara kelompok dapat terjadi dengan adanya pergaulan atau

10 Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn)
Kelas VIII SMP/MTs (Berdasarkan Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2016)
10
pertemanan sekelompok orang yang menimbulkan solidaritas antar anggotanya
sehingga mau tidak mau terkadang harus ikut dalam tindak kejahatan kelompok. Hal ini
biasanya dilakukan secara sembunyi-sembunyi maupun terbuka, seperti merampok,
menjajah, melakukan korupsi, sindikat curanmor dan lain-lain.
Dengan adanya penyimpangan sosial tersebut perlu adanya pengendalian sosial, yaitu
suatu upaya yang ditempuh sekelompok orang atau masyarakat melalui mekanisme
tertentu untuk mencegah dan meluruskan anggota masyarakat yang berperilaku
menyimpang/membangkang serta mengajak dan mengarahkannya untuk berperilaku
dan bersikap sesuai norma dan nilai yang berlaku. Pengendalian sosial tersebut dapat
dilaksanakan melalui jalur hukum (yang harus kita lakukan), norma-norma (yang
biasanya kita lakukan), dan petunjuk moral (yang seharusnya kita lakukan).
Soerjono Soekanto (www.dikmenum.go.id I. 08/07/2008), menyatakan bahwa
pengendalian sosial adalah suatu proses baik yang direncanakan atau tidak
direncanakan, yang bertujuan untuk mengajak, membimbing atau bahkan memaksa
warga masyarakat agar mematuhi nilai-nilai dan kaidah-kaidah yang berlaku. Dengan
demikian, pengendalian sosial meliputi proses sosial yang direncanakan maupun tidak
direncanakan (spontan) untuk mengarahkan seseorang atau kelompok orang. Selain itu
pengendalian sosial pada dasarnya merupakan sistem dan proses yang mendidik,
mengajak dan bahkan memaksa warga masyarakat untuk berperilaku sesuai dengan
norma-norma sosial.
Berkaitan dengan korupsi yang merupakan salah satu bentuk penyimpangan sosial,
maka dalam hal ini perlu dilakukan pengendalian sosial melalui system mendidik dan
mengarahkan melalui mekanisme tertentu. Mendidik dimaksudkan agar dalam diri
seseorang terdapat perubahan sikap dan tingkah laku untuk bertindak sesuai dengan
norma-norma yang berlaku yaitu bersikap anti-korupsi. Mengajak bertujuan
mengarahkan agar perbuatan seseorang didasarkan pada norma-norma yang berlaku
dan tidak menurut kemauan individu-individu atau kelompok yang melakukan korupsi.
3. Dimensi Ekonomi
Korupsi mempersulit pembangunan ekonomi dan mengurangi kualitas pelayanan
pemerintahan antara lain dengan membuat distorsi (kekacauan) dan ketidak efisienan
yang tinggi. Sebagai contoh dalam sektor privat, korupsi meningkatkan ongkos niaga
karena kerugian dari pembayaran ilegal, ongkos manajemen dalam negosiasi dengan
pejabat korup. Walaupun terdapat pendapat yang menyatakan bahwa korupsi
mengurangi ongkos (niaga) dengan mempermudah birokrasi. Sedangkan di sektor
publik korupsi menimbulkan distorsi dengan mengalihkan investasi publik ke proyek-
proyek masyarakat dimana suap dan upah tersedia lebih banyak. Baik di sector privat
maupun publik, dimungkinkan pejabat membuat aturan-aturan baru dan hambatan baru
sebagai tambahan kompleksitas proyek masyarakat untuk menyembunyikan praktek

Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn) 11
Kelas VIII SMP/MTs (Berdasarkan Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2016) 11
korupsi. Hal ini mengakibatkan lebih banyak kekacauan. Korupsi juga mengurangi
pemenuhan syarat-syarat keamanan bangunan, lingkungan hidup, atau aturan-aturan
lain. Korupsi juga mengurangi kualitas pelayanan pemerintahan dan infrastruktur; serta
menambahkan tekanan-tekanan terhadap anggaran pemerintah.
Korupsi di bidang ekonomi juga menyebabkan persaingan yang tidak kompetitif antar
pelaku ekonomi (pengusaha) karena semua proses harus melalui uang pelicin dan
memerlukan waktu yang relative lama. Hal ini mengakibatkan munculnya kekacauan
"lapangan perniagaan". Perusahaan yang memiliki koneksi dilindungi dari persaingan
dan sebagai hasilnya mempertahankan perusahaan-perusahaan yang tidak efisien.
Sedangkan bagi masyarakat bawah, korupsi menimbulkan biaya hidup yang lebih tinggi
dan harga-harga menjadi lebih mahal sebagai dampak adanya “ongkos manajemen”
seperti dipaparkan di atas. Akibatnya muncul banyak pengemis, penganguran,
pemerasan, hingga pembunuhan yang sumber utamanya adalah uang untuk memenuhi
kebutuhan dan mempertahankan hidup. Inilah yang menyebabkan korupsi
dikualifikasikan sebagai pelanggaran Hak Ekonomi.
4. Dimensi Hukum
Keberhasilan pemerintah dan kekuasaan suatu Negara seperti Indonesia adalah
bagaimana kebijakan negara mencegah dan memberantas korupsi secara optimal,
masalah korupsi pada dasarnya tidak bersaandar pada legitimasi hukum saja, tetapi
terkait dengan aspek ekonomi, sosial dan politik. Seno Adji (2009) berpendapat bahwa
korupsi di Indonesia sudah tersistem (systemic corruption) yang melibatkan
kelembagaan yang dikategorikan sebagai penyakit yang sulit pembuktiannya bahkan
lekat sekali dengan kekuasaan. Sistem harus ditelaah sebagai kesatuan yang meliputi
tindakan re-evaluasi, reposisi, dan pembaharuan struktur, substansi hukum khususnya
budaya hukum sebagai cermin etika dan integritas penegakan hukum. Budaya hukum
merupakan aspek penting yang melihat bagaimana masyarakat menganggap ketentuan
sebagai civic-minded, sehingga masyarakat selalu taat dan menyadari betapa
pentingnya hukum sebagai regulasi.
Praktek korupsi di Indonesia lebih transparan setelah berbagai kasus yang menimpa
para politikus secara beruntun terkuak, meskipun dalam penyelesaiannya masih
terdapat kendala karena kompleksitas dan keluasan aspek serta konspirasnyai.
Menurut Laila (2009) paling tidak ada tiga relasi konspirasi yang melakukan intervensi
saling menguntungkan terhadap proyek-proyek atau berbagai kegiatan. Pertama, antar
pejabat dalam suatu instansi pemerintah maupun antar instansi, termasuk di dalamnya
melibatkan pejabat di bidang keamanan (militer dan kepolisian). Kedua, antara pejabat
dengan pengusaha, dimana para pengusaha karena sudah memiliki jaringan di dalam
dan benar-benar mengetahui apa yang dimaui para pejabat itu, selalu saja survive
kendati terjadi pergantian pejabat dalam lingkungan birokrasi. Ketiga, antara

12 Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn)
Kelas VIII SMP/MTs (Berdasarkan Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2016)
12
pengusaha dengan pengusaha. Relasi terakhir biasanya terjadi dalam proses tender
proyek, dimana diantara mereka sudah saling mengerti untuk sama “memperoleh jatah”
dengan saling membantu atau tidak saling mengganjal. Wujudnya antara lain
“pendamping” dalam proses tender tertentu, dimana sang pendamping itu juga
sekaligus memperoleh “bagian atau prosentase” dari sang pemenang, sehingga
pelaksanaan tender sebenarnya hanya formalitas dan akal-akalan saja.
Dari sudut pandang hukum, tindak pidana korupsi secara garis besar mencakup unsur-
unsur sebagai berikut:
1. Perbuatan melawan hukum;
2. Penyalahgunaan kewenangan, kesempatan, atau sarana;
3. Memperkaya diri sendiri, orang lain, atau korporasi;
4. Merugikan keuangan negara atau perekonomian negara.
Selain itu terdapat beberapa jenis tindak pidana korupsi yang lain, diantaranya:
1. Memberi atau menerima hadiah atau janji (penyuapan);
2. Penggelapan dalam jabatan;
3. Pemerasan dalam jabatan;
4. Ikut serta dalam pengadaan (bagi pegawai negeri/penyelenggara negara);
5. Menerima gratifikasi (bagi pegawai negeri/penyelenggara negara).

Berdasarkan empat dimensi tersebut, dianalisa beberapa indikator untuk masing-


masing dimensi. Selanjutnya dari indikator itu dikembangkan menjadi instrumen
penelitian sehingga menghasilkan berbagai nilai antikorupsi yang selanjutnya
dinamakan nilai acuan. Dimensi, Indikator, dan Nilai Acuan tersebut disajikan dalam
tabel berikut:

PENDIDIKAN ANTIKORUPSI

DIMENSI DAN INDIKATOR NILAI ACUAN


1. Politik: KESETARAAN: kesejajaran, sama tingkatan/
a. Membuat kebijakan didasarkan kedudukan, sebanding, sepadan, seimbang.
pada kepentingan KEBERSAMAAN: hal bersama, seperti rasa
umum/bersama (adil, berani) persaudaraan/kekeluargaan, senasib
b. Melaksanakan kebijakan sepenanggungan, dan merasa menjadi satu
didasari pada sikap menjunjung kesatuan (integritas),
tinggi kebenaran (jujur, berani) KOMITMEN: Perjanjian, keterikatan untuk melakukan
c. Melaksanakan pengawasan sesuatu (yang telah disepakati), kontrak.
kebijakan secara tidak tebang KONSEKUEN: Sesuai dengan apa yang
pilih (adil, berani) dikatakan/diperbuat, berwatak teguh, tidak
d. melaksanakan musyawarah menyimpang dari apa yang sudah diputuskan
dalam menyelesaikan masalah KEPEMILIKAN: perihal kepemilikan
(kebersamaan) HEMAT: berhati-hati dalam membelanjakan uang, tidak
2. Sosiologi: boros, cermat.
a. Menepati janji (tanggung jawab) BIJAKSANA: selalu menggunakan akal budinya
b. Tidak diskriminatif dalam (pengalaman dan pengetahuannya), arif, tajam
memberikan layanan (adil) pikiran, pandai dan hati-hati (cermat, teliti, dsb.)
c. Tidak nepotisme (adil, mandiri) IKHLAS:bersih hati, tulus hati.
d. Tidak kolusi (jujur, mandiri) BERBAGI: membagi sesuatu bersama, membagi diri,
e. melaksanakan saling memberi pengalaman.

Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn) 13
Kelas VIII SMP/MTs (Berdasarkan Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2016) 13
PENDIDIKAN ANTIKORUPSI

DIMENSI DAN INDIKATOR NILAI ACUAN


f. membunikan RAJIN: suka bekerja (belajar dsb.), tekun, sungguh2
g. berpartisipasi bekerja, selalu berusaha giat, terus menerus.
h. melaksanakan SPORTIF: bersifat kesatria, jujur, tegak (tetap
3. Ekonomi: pendirian, tetap memegang keadilan).
a. Melakukan persaingan secara TANGGUNG JAWAB: keadaan wajib menanggung
sehat (tanggung jawab, jujur, segala sesuatunya (kalau terjadi apa-apa boleh
kerja keras) dituntut, dipersalahkan, diperkarakan, dsb.
b. Tidak menyuap (jujur) Misalnya berani dan siap menerima resiko,
c. Tidak boros dalam amanah, tidak mengelak, dan berbuat yang
menggunakan sumber daya terbaik), hak fungsi menerima pembebanan
(sederhana, tanggung jawab) sebagai akibat sikap pihak sendiri atau pihak lain,
d. Tidak melakukan penyimpangan melaksanakan dan menyelesaikan tugas dengan
alokasi dan distribusi (jujur, sungguh-sungguh.
peduli, tanggung jawab) DISIPLIN: tata tertib, ketaatan (kepatuhan) pada
4. Hukum: peraturan, tepat waktu, tertib, dan konsisten.
a. Tidak melakukan penggelapan JUJUR: lurus hati, tidak curang, tulus, dapat dipercaya,
dana, pajak, barang, dan berkata dan bertindak benar, mengungkapkan
sebagainya (jujur, tanggung sesuatu sesuai dengan kenyataan (tidak
jawab) berbohong), dan punya niat yang lurus terhadap
b. Tidak melakukan pemalsuan setiap tindakan.
dokumen, surat, tanda tangan, SEDERHANA: bersahaja, sikap dan perilaku yang
dan sebagainya (jujur, tanggung tidak berlebihan, tidak banyak seluk-beluknya,
jawab) tidak banyak pernik, lugas, apa adanya, hemat,
c. Tidak melakukan pencurian sesuai kebutuhan, dan rendah hati.
dana, barang, waktu, ukuran KERJA KERAS: kegiatan melakukan sesuatu dengan
yang merugikan pihak lain, dan sungguh-sungguh, pantang menyerah/ulet dan
sebagainya (jujur, tanggung semangat dalam berusaha.
jawab, disiplin) MANDIRI: dalam keadaan dapat berdiri sendiri, tidak
d. Tidak melakukan penipuan bergantung dengan orang lain, percaya pada
terhadap pihak lain (jujur) kemampuan diri sendiri, mampu mengatur dirinya
e. Tidak melakukan sendiri, dan mengambil inisiatif.
persekongkolan dalam membuat ADIL: sama berat, tidak berat sebelah, tidak memihak
putusan (tanggung jawab) /tidak pilih kasih, berpihak/berpegang kepada
f. Tidak melakukan perusakan kebenaran, sepatutnya, tidak sewenang-wenang,
terhadap barang/fasilitas milik seimbang, netral, objektif dan proporsional.
negara (tanggung jawab, peduli) BERANI: mempunyai hati yang mantap dan rasa
g. Tidak memberikan atau percaya diri yang besar dalam menghadapi
menerima gratifikasi (jujur, bahaya, kesulitan, dsb. (Tidak takut, gentar, kecut)
sederhana) dan pantang mundur.
h. Tidak menyalahi/melanggar PEDULI: mengindahkan, memperhatikan (empati),
aturan (disiplin, tanggung jawab) menghiraukan, menolong, toleran, setia kawan,
i. melaksanakan keputusan membela, memahami, menghargai, dan
dengan penuh tanggung jawab memperlakukan orang lain sebaik-baiknya.
(komitmen)

C. Internalisasi Nilai-Nilai Antikorupsi melalui Pendidikan


Internalisasi merupakan suatu proses untuk memasukkan nilai tertentu pada diri seseorang
yang akan membentuk pola pikirnya sehingga nilai tertentu tersebut mempengaruhi sikap
dan perilakunya. Pemaknaan terhadap nilai itulah yang mewarnai pola pikir, sikap, dan
perilaku terhadap diri dan lingkungan sekitarnya. KBBI online, 2017, mengartikan
internalisasi sebagai “… penghayatan terhadap suatu ajaran, doktrin, atau nilai sehingga
merupakan keyakinan dan kesadaran akan kebenaran doktrin atau nilai yg diwujudkan dl
sikap dan perilaku”. Dari penjelasan tersebut di atas, dapat dikatakan bahwa internalisasi

14 Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn)
Kelas VIII SMP/MTs (Berdasarkan Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2016)
14
merupakan proses penanaman nilai kedalam jiwa seseorang sehingga nilai tersebut
menyatu/terpadu dalam dirinya dan tercermin pada sikap dan prilaku yang ditampakkan
dalam kehidupan sehari-hari.
Nilai-nilai yang diinternalisasikan adalah nilai-nilai antikorupsi yang disusun oleh Tim Teknis
Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah berdasarkan hasil penelitian pada
tahun 2009, yang selanjutnya dikembangkan dalam buku Model Pengintegrasian
Pendidikan Antikorupsi pada Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) SD/MI,
SMP/MTs dan SMA/SMK/MA. Nilai-nilai antikorupsi tersebut adalah: nilai kesetaraan,
kebersamaan, komitmen, konsekuen, kepemilikan, hemat, bijaksana, berbagi, ikhlas, rajin,
sportif, tanggung jawab, disiplin, jujur, sederhana, kerja keras, mandiri, adil, berani, dan
peduli. Secara lengkap disajikan dalam kolom yang terdapat pada halaman duapuluh satu
(21) di atas.
Adapun proses internalisasi nilai-nilai antikorupsi terhadap peserta didik, dilaksanakan di
sekolah melalui proses pembelajaran baik di kelas maupun di luar kelas. Pembinaannya
dilakukan secara berkelanjutan, dimulai dari proses moral knowing, moral feeling, hingga
sampai pada moral action. Karena pembinaannya sampai kepada moral action, maka
implementasinya perlu ditindaklanjuti dengan membangun ”kantin kejujuran” di sekolah
sebagai praktik moral action yang harus dirancang sesuai dengan muatan sifat edukasi.
Kantin Kejujuran, tak ubahnya seperti kebanyakan kantin lainnya. Perbedaannya terdapat
pada pengelolaan dan pola pembayaran yang menitikberatkan pada kesadaran pembeli.
Kantin ini dimaksudkan sebagai ajang pembelajaran bagi generasi muda tentang
pentingnya kejujuran terhadap diri sendiri dan lingkungannya, sehingga mereka akan
menjadi penerus bangsa yang jujur untuk memajukan bangsa dan negara.
Kantin Kejujuran merupakan laboratorium perilaku yang dapat merefleksikan perilaku/tabiat
peserta didik yang ada di suatu sekolah. Jika kantin tidak bertahan lama karena bangkrut,
maka hampir dipastikan peserta didik di sekolah itu tidak berperilaku jujur. Sebaliknya,
kantin akan semakin maju ketika peserta didik memegang tinggi asas kejujuran dalam
kesehariannya. Oleh karena itu, kantin kejujuran perlu diterapkan di satuan pendidikan
sebagai upaya prepentif bagi generasi muda agar tidak permissive to corruption. Sebab
prevention is better than cure, pencegahan lebih baik dari pada mengobati.
Hasil yang diharapkan dari intervensi di jalur pendidikan adalah: Kaum muda khususnya
pelajar dapat lebih memahami tindak pidana korupsi, dan mulai berani berkata, bersikap,
dan bertindak antikorupsi, yang pada gilirannya dapat mewarnai, mendorong masyarakat
dan lingkungan sekitarnya untuk bersama-sama bangkit melawan korupsi. Dengan kondisi
demikian diharapkan dapat membawa negeri ini keluar dari perangkap korupsi serta
mengembalikan kewibawaan serta harga diri bangsa.
Berdasarkan uraian tentang pendidikan antikorupsi tersebut di atas, dapat disimpulkan
bahwa diimplementasikannya pendidikan antikorupsi pada jalur pendidikan formal sangat

Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn) 15
Kelas VIII SMP/MTs (Berdasarkan Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2016) 15
mendukung fungsi dan tujuan pendidikan nasional yang dinyatakan dalam Undang-Undang
Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Pasal 3 yang menyatakan
secara eksplisit bahwa: “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab.” Dengan demikian, pembinaan pendidikan antikorupsi pada jalur
pendidikan di seluruh satuan pendidikan (sekolah) merupakan wahana untuk mendukung
dan mewujudkan fungsi dan tujuan pendidikan nasional.

16 Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn)
Kelas VIII SMP/MTs (Berdasarkan Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2016)
16
BAB III

TELAAH KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN (PPKn)
SMP/MTs KELAS VIII
TERHADAP NILAI-NILAI ANTIKORUPSI

Kurikulum 2013 memuat Standar Kompetensi Lulusan (SKL), yang diatur dalam Permendikbud No. 20/2016, dijabarkan menjadi 4 (empat) Kompetensi
Inti (KI), yaitu: sikap spiritual (KI-1), sikap sosial (KI-2), pengetahuan (KI-3), dan keterampilan (KI-4). Masing-masing KI dijabarkan ke dalam sejumlah
kompetensi dasar (KD) sesuai dengan Permendikbud No. 24/2016 tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Pelajaran pada Kurikulum 2013 pada
Pendidikan dasar dan Menengah yang menjadi landasan dalam pengembangan proses pembelajaran.
Kompetensi Dasar (KD) pada Mata Pelajaran PPKn di Kelas VIII yang terkait dengan aspek pengetahuan, terdapat 6 (enam) KD. Berdasarkan telaah
terhadap KD tersebut maka yang dinilai relevan dan dapat diintegrasikan nilai-nilai antikorupsi ke dalamnya terdapat 4 (empat) KD, yaitu: KD 3.1, 3.2,

Kelas VIII SMP/MTs (Berdasarkan Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2016)


3.3, dan 3.6. Sedangkan 2 (dua) KD lainnya (3.4 dan 3.5) dinilai kurang relevan.
Kompetensi Inti:

Kompetensi Inti Deskripsi Kompetensi Inti

Sikap Spiritual Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.


Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (tolerans, gotong royong), santun, dan percaya diri dalam berinteraksi
Sikap Sosial
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
Pengetahuan
pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah
Keterampilan abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain

Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn)
yang sama dalam sudut pandang/teori.

17
17
18
Telaah Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) SMP/MTs Kelas VIII
Terhadap Nilai-nilai Antikorupsi dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Menampilkan seluruh Kompetensi Dasar (KD) yang dikembangkan dari Kompetensi Inti (KI) ke dalam kolom sikap spiritual, sikap sosial,
pengetahuan, dan ketrampilan, sesuai dengan Permendikbud Nomor 24 Tahun 2016.
Sikap Spiritual Sikap Sosial Pengetahuan Keterampilan
1.1 Bersyukur kepada Tuhan Yang 2.1 Mengembangkan sikap yang 3.1 Menelaah Pancasila sebagai dasar 4.1 Menyaji hasil telaah nilai-nilai
Maha Esa atas konsensus nasional mencerminkan nilai-nilai luhur negara dan pandangan hidup Pancasila sebagai dasar negara dan
Pancasila sebagai dasar negara Pancasila sebagai dasar negara bangsa pandanganhidup bangsa dalam
dan pandangan hidup bangsa dan pandangan hidup bangsa kehidupan sehari-hari
1.2 Menghargai makna, kedudukan dan 2.2 Mendukung makna, kedudukan dan 3.2 Menelaah makna, kedudukan dan 4.2 Menyajikan hasil telaah makna,
fungsi Undang-Undang Dasar fungsi Undang-Undang Dasar fungsi Undang-Undang Dasar kedudukan dan fungsi Undang-
Negara Republik Indonesia Tahun Negara Republik Indonesia Tahun Negara Republik Indonesia Tahun Undang Dasar Negara Republik
1945 sebagai bentuk sikap beriman 1945, serta peraturan perundangan 1945, serta peratuan perundangan- Indonesia Tahun 1945 dalam
dan bertakwa lainnya sesuai dengan Undang- undangan lainnya dalam sistem penerapan kehidupan sehari-hari
Undang Dasar Negara Republik hukum nasional
Indonesia 1945
1.3 Bersyukur kepada Tuhan yang 2.3 Menunjukkan sikap disiplin dalam 3.3 Memahami tata urutan peraturan 4.3 Mendemonstrasikan pola
Maha Esa untuk nilai dan semangat menerapkan aturan sesuai dengan perundang-undangan dalam sistem pengembangan tata urutan
Kebangkitan nasional 1908 dalam nilai-nilai yang terkandung dalam hukum nasional nasional di peraturan perundang-undangan
perjuangan kemerdekaan Republik tata urutan peraturan perundanga- Indonesia dalam sistem hukum nasional
Indonsia undangan nasional nasional di Indonesia
1.4 Mensyukuri nilai dan semangat 2.4 Bertanggung jawab terhadap makna 3.4 Menganalisa makna dan arti 4.4 Menyaji hasil penalaran tentang
Kebangkitan nasional 1908 dalam dan arti penting Kebangkitan Kebangkitan nasional 1908 dalam tokoh kebangkitan nasional dalam
perjuangan kemerdekaan Republik nasional 1908 dalam perjuangan perjuangan kemerdekaan Republik perjuangan kemerdekaan Republik
Indonesia secara tulus kemerdekaan Republik Indonesia Indonsia Indonesia
1.5 Menjalankan perilaku orang beriman 2.5 Mengembangkan sikap toleransi 3.5 Memproyeksikan nilai dan 4.5 Mengaitkan hasil proyeksi nilai-nilai
sesuai nilai dan semangat Sumpah sesuai nilai dan semangat Sumpah semangat Sumpah Pemuda tahun dan semangat Sumpah Pemuda
Pemuda tahun 1928 dalam bingkai Pemuda tahun 1928 dalam bingkai 1928 dalam bingkai Bhinneka Tahun 1928 dalam bingkai Bhineka
Bhinneka Tunggal Ika Bhinneka Tunggal Ika Tunggal Ika Tunggal Ika dengan kehidupan
sehari-hari
1.6 Mensyukuri semangat dan 2.6 Menunjukkan sikap gotong royong 3.6 Menginterpretasikan semangat dan 4.6 Mengorganisasikan kegiatan
komitmen kolektif kebangsaan untuk sebagai wujud nyata semangat dan komitmen kebangsaan kolektif untuk lingkungan yang mencerminkan
memperkuat NKRI yang komitmen kolektif kebangsaan untuk memperkuat Negara Kesatuan semangat dan komitmen
berketuhanan Yang Maha Esa memperkuat Negara Kesatuan Republik Indonesia dalam kontek kebangsaan untuk memperkuat
Republik Indonesia kehidupan siswa Negara Kesatuan Republik

Kelas VIII SMP/MTs (Berdasarkan Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2016)


Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn)
Indonesia

18
2. Mengidentifikasi Kompetensi Dasar (KD) yang dikembangkan dari KI pengetahuan yang dinilai relevan dengan dimensi, indikator dan nilai-nilai
antikorupsi, kemudian diikuti KD yang dikembangkan dari KI keterampilan,kemudian KI sikap spiritual dan KI sikap sosial.

No Pengetahuan Keterampilan Sikap Spiritual Sikap Sosial


1 3.1 Menelaah Pancasila sebagai 4.1 Menyaji hasil telaah nilai-nilai 1.1 Bersyukur kepada Tuhan Yang 2.1 Mengembangkan sikap yang
dasar negara dan pandangan Pancasila sebagai dasar negara Maha Esa atas konsensus mencerminkan nilai-nilai luhur
hidup bangsa dan pandanganhidup bangsa nasional Pancasila sebagai dasar Pancasila sebagai dasar negara dan
dalam kehidupan sehari-hari negara dan pandangan hidup pandangan hidup bangsa
bangsa
2 3.2 Menelaah makna, kedudukan 4.2 Menyajikan hasil telaah makna, 1.2 Menghargai makna, kedudukan 2.2 Mendukung makna, kedudukan dan
dan fungsi Undang-Undang kedudukan dan fungsi Undang- dan fungsi Undang-Undang fungsi Undang-Undang Dasar Negara
Dasar Negara Republik Undang Dasar Negara Republik Dasar Negara Republik Republik Indonesia Tahun 1945, serta
Indonesia Tahun 1945, serta Indonesia Tahun 1945 dalam Indonesia Tahun 1945 sebagai peraturan perundangan lainnya sesuai
peratuan perundangan- penerapan kehidupan sehari-hari bentuk sikap beriman dan dengan Undang-Undang Dasar Negara
undangan lainnya dalam sistem bertakwa Republik Indonesia 1945
hukum nasional

Kelas VIII SMP/MTs (Berdasarkan Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2016)


3 3.3 Memahami tata urutan peraturan 4.3 Mendemonstrasikan pola 1.3 Bersyukur kepada Tuhan yang 2.3 Menunjukkan sikap disiplin dalam
perundang-undangan dalam pengembangan tata urutan Maha Esa untuk nilai dan menerapkan aturan sesuai dengan
sistem hukum nasional di peraturan perundang-undangan semangat Kebangkitan nasional nilai-nilai yang terkandung dalam tata
Indonesia dalam sistem hukum nasional 1908 dalam perjuangan urutan peraturan perundanga-
nasional di Indonesia kemerdekaan Republik Indonsia undangan nasional
4 3.4 Menganalisa makna dan arti 4.4 Menyaji hasil penalaran tentang 1.4 Mensyukuri nilai dan semangat 2.4 Bertanggung jawab terhadap makna
Kebangkitan nasional 1908 tokoh kebangkitan nasional Kebangkitan nasional 1908 dan arti penting Kebangkitan nasional
dalam perjuangan kemerdekaan dalam perjuangan kemerdekaan dalam perjuangan kemerdekaan 1908 dalam perjuangan kemerdekaan
Republik Indonsia Republik Indonesia Republik Indonesia secara tulus Republik Indonesia
5 3.5 Memproyeksikan nilai dan 4.5 Mengaitkan hasil proyeksi nilai- 1.5 Menjalankan perilaku orang 2.5 Mengembangkan sikap toleransi sesuai
semangat Sumpah Pemuda nilai dan semangat Sumpah beriman sesuai nilai dan nilai dan semangat Sumpah Pemuda
tahun 1928 dalam bingkai Pemuda Tahun 1928 dalam semangat Sumpah Pemuda tahun 1928 dalam bingkai Bhinneka
Bhinneka Tunggal Ika bingkai Bhineka Tunggal Ika tahun 1928 dalam bingkai Tunggal Ika
dengan kehidupan sehari-hari Bhinneka Tunggal Ika
6 3.6 Menginterpretasikan semangat 4.6 Mengorganisasikan kegiatan 1.6 Mensyukuri semangat dan 2.6 Menunjukkan sikap gotong royong

Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn)
dan komitmen kebangsaan lingkungan yang mencerminkan komitmen kolektif kebangsaan sebagai wujud nyata semangat dan
kolektif untuk memperkuat semangat dan komitmen untuk memperkuat NKRI yang komitmen kolektif kebangsaan untuk
Negara Kesatuan Republik kebangsaan untuk memperkuat berketuhanan Yang Maha Esa memperkuat Negara Kesatuan
Indonesia dalam kontek Negara Kesatuan Republik Republik Indonesia
kehidupan siswa Indonesia

19
19
20
3. Berdasarkan telaah terhadap Kompetensi Dasar (KD) sebagaimana dituangkan dalam langkah 2, maka KD yang dapat diintegrasikan dimensi,
indikator, dan nilai-nilai antikorupsi adalah sebagai berikut:

Dimensi, Indikator, dan Nilai-Nilai


No Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
Antikorupsi
1. 1.1 Bersyukur kepada Tuhan 1. Menerima Pancasila sebagai dasar negara 1. Politik:
Yang Maha Esa atas 2. Menerima Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa a. Membuat kebijakan didasarkan pada
konsensus nasional Pancasila 3. Menjelaskan pentingnya memahami nilai-nilai Pancasila sebagai kepentingan umum/bersama (adil)
sebagai dasar negara dan dasar negara dan pandangan hidup bangsa b. Melaksanakan kebijakan didasari sikap
pandangan hidup bangsa 4. Mengidentifikasi nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila menjunjung tinggi kebenaran (jujur, berani)
2.1 Mengembangkan sikap yang 5. Mendeskripsikan makna nilai-nilai Pancasila sebagai dasar c. Melaksanakan pengawasan terhadap
mencerminkan nilai-nilai luhur negara dan pandangan hidup bangsa pelaksanaan kebijakan secara tidak tebang
Pancasila sebagai dasar 6. Menelaah Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup pilih (adil, berani).
negara dan pandangan hidup bangsa d. Melaksanakan musyawarah dalam
bangsa 7. Menunjukkan contoh sikap iklhas dalam melaksanakan nilai-nilai menyelesaikan masalah (kebersamaan)
3.1 Menelaah Pancasila sebagai Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa 2. Sosiologi:
dasar negara dan pandangan 8. Menjelaskan pentingnya kesetaraan sebagai upaya mewujudkan a. Menepati janji (tanggung jawab)
hidup bangsa nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup b. Tidak diskriminatif dalam memberikan
4.1 Menyaji hasil telaah nilai-nilai bangsa. layanan (adil)
Pancasila sebagai dasar 9. Menjelaskan pentingnya kebersamaan sebagai upaya c. Tidak nepotisme (adil, mandiri)
negara dan pandangan hidup mewujudkan nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara dan d. Tidak kolusi (jujur, mandiri)
bangsa dalam kehidupan pandangan hidup bangsa. e. Melaksanakan kerjasama tanpa melihat
sehari-hari 10. Menjelaskan pentingnya hidup disiplin sebagai upaya perbedaan agama, sosial, dan ekonomi
mewujudkan nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara dan (kesetaraan)
pandangan hidup bangsa. f. Membunyikan radio, TV, tape dengan tidak
11. Menjelaskan pentingnya hidup hemat sebagai upaya mewujudkan mengganggu orang lain sewajarnya
nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup (bijaksana)
bangsa. g. Berpartisipasi menjaga keamanan
12. Menunjukkan sikap yang mencerminkan tanggung jawab sebagai lingkungan (peduli)
wujud nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan h. Melakukan aksi sosial (Ikhlas dan peduli).
hidup bangsa. 3. Ekonomi:
2. 1.2 Menghargai makna, 1. Mensyukuri adanya UUD Negara RI Tahun 1945 sebagai a. Melakukan persaingan usaha secara sehat
kedudukan dan fungsi anugerah Allah Yang Maha Kuasa (tanggung jawab, jujur, kerja keras).
Undang-Undang Dasar 2. Menerima UUD Negara RI Tahun 1945 sebagai landasan sistem b. Tidak menyuap (jujur, disiplin)
Negara Republik Indonesia hukum nasional c. Tidak boros dalam menggunakan sumber
Tahun 1945 sebagai bentuk 3. Menerima peraturan perundangan-undangan sebagai bagian dari daya /energi, dan dana(sederhana,
sikap beriman dan bertakwa sistem hukum nasional tanggung jawab)
2.2 Mendukung makna, 4. Menjelaskan pentingnya sistem hukum nasional dalam kehidupan d. Tidak melakukan penyimpangan terhadap

Kelas VIII SMP/MTs (Berdasarkan Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2016)


Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn)
20
Dimensi, Indikator, dan Nilai-Nilai
No Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
Antikorupsi
kedudukan dan fungsi kenegaraan alokasi dan distribusi dana, barang, dan
Undang-Undang Dasar 5. Mendeskripsikan makna UUD Negara RI Tahun 1945 sebagai jasa (jujur, peduli dan tanggung jawab)
Negara Republik Indonesia landasan sistem hukum nasional 4. Hukum:
Tahun 1945, serta peraturan 6. Mendeskripsikan kedudukan dan fungsi UUD Negara RI Tahun a. Tidak melakukan penggelapan dana,
perundangan lainnya sesuai 1945 dalam sistem hukum nasional pajak, barang, dan sebagainya (jujur,
dengan Undang-Undang 7. Menjelaskan pentingnya ketaatan terhadap hukum (UUD Negara tanggung jawab)
Dasar Negara Republik RI Tahun 1945 dan peraturan perundang-undangan lainnya) b. Tidak melakukan pemalsuan dokumen,
Indonesia 1945 dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara surat, tanda tangan, dan sebagainya (jujur,
3.2 Menelaah makna, kedudukan 8. Menelaah hubungan hirarkhi antara Undang-Undang Dasar tanggung jawab)
dan fungsi Undang-Undang Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dengan peratuan c. Tidak melakukan pencurian dana, barang,
Dasar Negara Republik perundangan-undangan lainnya dalam sistem hukum nasional waktu, ukuran yang merugikan pihak lain,
Indonesia Tahun 1945, serta 9. Menunjukkan contoh perilaku taat terhadap hukum (mematuhi dan sebagainya (jujur, tanggung jawab,
peratuan perundangan- rambu-rambu lalulintas, membayar pajak, tidak korupsi) disiplin)
undangan lainnya dalam 10. Menunjukkan contoh perilaku melanggar hukum (tindakan d. Tidak melakukan penipuan terhadap pihak
sistem hukum nasional koruptif) lain (jujur, tanggung jawab)

Kelas VIII SMP/MTs (Berdasarkan Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2016)


4.2 Menyajikan hasil telaah 11. Menjelaskan pentingnya sikap jujur dalam melaksanakan e. Tidak melakukan persekongkolan dalam
makna, kedudukan dan fungsi peraturan perundangan yang berlaku membuat putusan (tanggung jawab)
Undang-Undang Dasar 12. Menjelaskan pentingnya sikap disiplin dalam melaksanakan f. Tidak melakukan perusakan barang /
Negara Republik Indonesia peraturan perundangan yang berlaku fasilitas milik negara (tanggung jawab,
Tahun 1945 dalam penerapan 13. Menjelaskan pentingnya sikap adil dalam melaksanakan peduli)
kehidupan sehari-hari peraturan perundangan yang berlaku g. Tidak memberikan atau menerima
14. Menjelaskan pentingnya sikap berani dalam melaksanakan gratifikasi (Sederhana, jujur)
peraturan perundangan yang berlaku. h. Tidak menyalahi/melanggar aturan
3. 1.3 Bersyukur kepada Tuhan 1. Mensyukuri Indonesia sebagai negara hukum (disiplin, tanggung jawab)
yang Maha Esa untuk nilai 2. Menerima peraturan perundangan yang berlaku sebagai wujud i. Melaksanakan keputusan dengan penuh
dan semangat Kebangkitan ketaatan kepada Tuhan Yang Maha Esa tanggung jawab (komitmen)
nasional 1908 dalam 3. Menyadari pentingnya mentaati peraturan perundang-undangan
perjuangan kemerdekaan di Indonesia NILAI ACUAN ANTIKORUPSI
Republik Indonsia 4. Melaksanakan peraturan perundangan yang berlaku termasuk KESETARAAN: kesejajaran, sama
2.3 Menunjukkan sikap disiplin tata tertib sekolah (komitmen) tingkatan/kedudukan, sebanding

Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn)
dalam menerapkan aturan 5. Mengidentifikasi jenis-jenis peraturan perundang-undangan yang sepadan,seimbang.
sesuai dengan nilai-nilai yang berlaku di Indonesia KEBERSAMAAN: hal bersama, seperti rasa
terkandung dalam tata urutan 6. Menjelaskan tujuan dibentuknya peraturan perundang- undangan persaudaraan/ kekeluargaan, senasib
peraturan perundanga- nasional sepenanggungan, dan merasa menjadi satu
undangan nasional 7. Mendeskripsikan tahap-tahap proses pembuatan peraturan kesatuan (integritas),
3.3 Memahami tata urutan perundang-undangan nasional KOMITMEN: Perjanjian, keterikatan untuk

21
21
22
Dimensi, Indikator, dan Nilai-Nilai
No Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
Antikorupsi
peraturan perundang- 8. Mendeskripsikan tata urutan peraturan perundang-undangan melakukan sesuatu (yang telah disepakati),
undangan dalam sistem yang berlaku di Indonesia kontrak.
hukum nasional di Indonesia 9. Menunjukkan contoh sikap perilaku taat terhadap peraturan KONSEKUEN: Sesuai dengan apa yang
4.3 Mendemonstrasikan pola perundang-undangan. dikatakan/diperbuat, berwatak teguh, tidak
pengembangan tata urutan 10. Mengidentifikasi kasus pelanggaran terhadap peraturan menyimpang dari apa yang sudah
peraturan perundang- perundangan yang mengarah pada tindakan koruptif di Indonesia. diputuskan
undangan dalam sistem 11. Menganalisis faktor penyebab terjadinya tindakan korupsi KEPEMILIKAN: perihal kepemilikan
hukum nasional di Indonesia terhadap peraturan perundangan HEMAT: berhati-hati dalam membelanjakan uang,
12. Menganalisis solusi terhadap tindakan koruptif terhadap peraturan tidak boros, cermat.
perundangan. BIJAKSANA: selalu menggunakan akal budinya
13. Menjelaskan pentingnya hidup disiplin, adil, dan bertanggung (pengalaman dan pengetahuannya), arif,
jawab dalam mematuhi peraturan perundangan yang berlaku. tajam pikiran, pandai dan hati-hati (cermat,
4. 1.6 Mensyukuri semangat dan 1. Mensyukuri adanya para pendiri negara yang memiliki semangat teliti, dsb.)
komitmen kolektif kebangsaan & komitmen kebangsaan yang tinggi IKHLAS: bersih hati, tulus hati.
untuk memperkuat NKRI yang 2. Menunjukkan contoh semangat & komitmen kebangsaan para BERBAGI: membagi sesuatu bersama, membagi
berketuhanan Yang Maha Esa pendiri negara diri, saling memberi pengalaman.
2.6 Menunjukkan sikap gotong 3. Menerima sikap semangat & komitmen kebangsaan sebagai nilai RAJIN: suka bekerja (belajar dsb.), tekun,
royong sebagai wujud nyata yang dijunjung tinggi sungguh2 bekerja, selalu berusaha giat,
semangat dan komitmen 4. Menyadari pentingnya menjaga semangat & komitmen dalam terus menerus.
kolektif kebangsaan untuk memperkuat NKRI SPORTIF: bersifat kesatria, jujur, tegak (tetap
memperkuat Negara 5. Menjelaskan makna semangat & komitmen kebangsaan pendirian, tetap memegang keadilan).
Kesatuan Republik Indonesia Indonesia TANGGUNG JAWAB: keadaan wajib
3.6 Menginterpretasikan 6. Menjelaskan arti pentingnya semangat & komit-men kebangsaan menanggung segala sesuatunya (kalau
semangat dan komitmen dalam merebut kemerdekaan terjadi apa-apa boleh dituntut, dipersalahkan,
kebangsaan kolektif untuk 7. Menjelaskan arti pentingnya semangat & komit-men kebangsaan diperkarakan, dsb. Misalnya berani dan siap
memperkuat Negara dalam mengisi kemerdekaan menerima resiko, amanah, tidak mengelak,
Kesatuan Republik Indonesia 8. Menunjukkan contoh sikap semangat & komitmen kebangsaan dan berbuat yang terbaik), hak fungsi
dalam kontek kehidupan sebagai peserta didik menerima pembebanan sebagai akibat sikap
siswa 9. Menunjukkan contoh sikap semangat & komitmen kebangsaan pihak sendiri atau pihak lain, melaksanakan
4.6 Mengorganisasikan kegiatan sebagai warga masyarakat dan menyelesaikan tugas dengan sungguh-
lingkungan yang 10. Menunjukkan contoh sikap semangat & komitmen kebangsaan sungguh.
mencerminkan semangat dan sebagai warga negara DISIPLIN: tata tertib, ketaatan (kepatuhan) pada
komitmen kebangsaan untuk 11. Menafsirkan/memaknai semangat dan komitmen kebangsaan peraturan, tepat waktu, tertib, dan konsisten.
memperkuat Negara kolektif untuk memperkuat Negara Kesatuan Republik Indonesia JUJUR: lurus hati, tidak curang, tulus, dapat
Kesatuan Republik Indonesia dalam kontek kehidupan siswa dengan benar dipercaya, berkata dan bertindak benar,
12. Mengidentifikasi sikap komitmen kebangsaan kolektif yang mengungkapkan sesuatu sesuai dengan

Kelas VIII SMP/MTs (Berdasarkan Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2016)


Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn)
22
Dimensi, Indikator, dan Nilai-Nilai
No Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
Antikorupsi
termasuk dalam pengembangan nilai-nilai antikorupsi kenyataan (tidak berbohong), dan punya niat
13. Menafsirkan makna korupsi yang lurus terhadap setiap tindakan.
14. Mengidentifikasi factor penyebab terjadinya korupsi. SEDERHANA: bersahaja, sikap dan perilaku yang
15. Menafsirkan solusi pencegahan dan pemberantasan korupsi tidak berlebihan, tidak banyak seluk-
16. Menjelaskan pentingnya hidup mandiri, berdasarkan kesetaraan, beluknya, tidak banyak pernik, lugas, apa
kebersamaan, dan bertanggung jawab dalam memperkuat adanya, hemat, sesuai kebutuhan, & rendah
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) hati.
KERJA KERAS: kegiatan melakukan sesuatu
dengan sungguh-sungguh, pantang
menyerah/ulet dan semangat dalam
berusaha.
MANDIRI: dalam keadaan dapat berdiri sendiri,
tidak bergantung orang lain, percaya pada
kemampuan diri sendiri, mampu mengatur
dirinya sendiri, dan mengambil inisiatif.

Kelas VIII SMP/MTs (Berdasarkan Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2016)


ADIL: sama berat, tidak berat sebelah, tidak
memihak /tidak pilih kasih,
berpihak/berpegang kepada kebenaran,
sepatutnya, tidak sewenang-wenang,
seimbang, netral, objektif dan proporsional.
BERANI: mempunyai hati yang mantap dan rasa
percaya diri yang besar dalam menghadapi
bahaya, kesulitan, dsb. (Tidak takut, gentar,
kecut) dan pantang mundur.
PEDULI:mengindahkan, memperhatikan (empati),
menghirau-kan, menolong, toleran, setia
kawan, membela, memahami, menghargai,
dan memperlakukan orang lain sebaik-
baiknya.

Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn)
23
23
24 Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn)
Kelas VIII SMP/MTs (Berdasarkan Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2016)
BAB IV
MODEL PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN ANTIKORUPSI
KE DALAM MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN (PPKn)
KELAS VIII

A. Pengintegrasian Nilai-nilai Antikorupsi dalam Kegiatan Intrakurikuler


1. Pengintegrasian Nilai-nilai Antikorupsi dalam Pengembangan Materi Pembelajaran
Kompetensi Inti
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (tolerans, gotong royong), santun, dan percaya diri dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
3. Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,

Kelas VIII SMP/MTs (Berdasarkan Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2016)


teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
4. Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak
(menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam
sudut pandang/teori.
Indikator Pencapaian Materi Dimensi, Indikator dan Model Pengintegrasian
No Kompetensi Dasar
Kompetensi Pembelajaran Nilai-Nilai Antikorupsi Nilai-Nilai Antikorupsi
1. 1.1 Bersyukur kepada 1. Menerima Pancasila 1. Makna Dimensi dan Indikator Kita wajib bersyukur bahwasannya bangsa Indonesia mampu
Tuhan Yang Maha sebagai dasar Pancasila 1. Politik: merumuskan nilai-nilai yang diyakini baik dan benar, yaitu
Esa atas negara sebagai dasar a. Membuat nilai-nilai Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan
konsensus 2. Menerima Pancasila Negara kebijakan dan Keadilan, sebagai dasar negara. Apalagi nilai-nilai
nasional sebagai pandangan 2. Makna didasarkan pada tersebut hidup dan terwujud dalam kehidupan nyata
Pancasila sebagai hidup bangsa Pancasila kepentingan keseharian masyarakat dan bangsa, yang dalam terminologi

Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn)
dasar negara dan 3. Menjelaskan sebagai umum/bersama politik disebut pandangan hidup (way of life) bangsa. Rasa
pandangan hidup pentingnya pandangan (adil, berani) syukur itu diwujudkan dalam bentuk berupaya memahami
bangsa memahami nilai-nilai hidup bangsa b. Melaksanakan nilai-nilai Pancasila, baik sebagai dasar negara maupun
2.1 Mengembangkan Pancasila sebagai 3. Pentingnya kebijakan didasari sebagai pandangan hidup bangsa. Pancasila juga digunakan
sikap yang dasar negara dan memahami pada sikap untuk menyebut lambang negara, yaitu Garuda Pancasila

25
24
26
Indikator Pencapaian Materi Dimensi, Indikator dan Model Pengintegrasian
No Kompetensi Dasar
Kompetensi Pembelajaran Nilai-Nilai Antikorupsi Nilai-Nilai Antikorupsi
mencerminkan pandangan hidup nilai-nilai menjunjung tinggi yang dilambangakan dengan gambar burung Garuda
nilai-nilai luhur bangsa Pancasila kebenaran (jujur, Pancasila seperti yang tampak di bawah ini.
Pancasila sebagai 4. Mengidentifikasi sebagai dasar berani)
dasar negara dan nilai-nilai yang negara dan c. Melaksanakan
pandangan hidup terkandung dalam pandangan pengawasan
bangsa Pancasila hidup bangsa. terhadap
3.1 Menelaah 5. Mendeskripsikan 4. Nilai-nilai pelaksanaan
Pancasila sebagai makna nilai-nilai yang kebijak-an secara
dasar negara dan Pancasila sebagai terkandung tidak tebang pilih
pandangan hidup dasar negara dan dalam (adil, berani)
bangsa pandangan hidup Pancasila d. Melaksanakan
4.1 Menyaji hasil bangsa 5. Makna nilai- musyawarah
telaah nilai-nilai 6. Menelaah Pancasila nilai dalam Memahami nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara dan
Pancasila sebagai sebagai dasar Pancasila menyelesaikan pandangan hidup bangsa mengandung makna bahwa nilai-
dasar negara dan negara dan sebagai dasar masalah nilai yang terkandung dalam Pancasila, yakni nilai-nilai
pandangan hidup pandangan hidup negara dan (kebersamaan) Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan dan
bangsa dalam bangsa pandangan 2. Sosiologi: Keadilan sosial, merupakan landasan dan dasar bagi Negara
kehidupan sehari- 7. Menunjukkan contoh hidup bangsa a. Menepati janji Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dalam
hari. sikap iklhas dalam 6. Contoh sikap (tanggung jawab) menyelenggarakan dan mengelola negara. Artinya, nilai-nilai
melaksanakan nilai- iklhas dalam b. Tidak diskriminatif tersebut dijadikan landasan dan dasar dalam merumuskan
nilai Pancasila melaksanaka dalam memberikan kebijakan dan peraturan perundang-undangan dalam
sebagai dasar n nilai-nilai layanan (adil) penyelenggaraan pemerintahan, juga dijadikan landasan dan
negara dan Pancasila c. Tidak nepotisme dasar dalam pengawasan dan evaluasi terhadap pelaksanaan
pandangan hidup sebagai dasar (adil, mandiri) kebijakan dan peraturan perundang-undangan. Dengan
bangsa negara dan d. Tidak kolusi (jujur, demikian penyelenggaraan dan pengelolaan negara harus
8. Menjelaskan pandangan mandiri) sesuai dan selaras serta tidak boleh bertentangan dengan
pentingnya hidup bangsa. e. Melaksanakan nilai-nilai tersebut.
kesetaraan sebagai 7. Pentingnya kerjasama tanpa Hal ini sangat penting untuk dipahami dan dihayati oleh
upaya mewujudkan kesetaraan melihat perbedaan seluruh warga negara, terutama para penyelenggara negara.
nilai-nilai Pancasila sebagai agama, sosial, dan Adapun pentingnya memahami dan menghayati makna
sebagai dasar upaya ekonomi tersebut bagi peserta didik adalah bahwa di tangan mereka lah
negara dan mewujudkan (kesetaraan) masa depan kehidupan masyarakat, bangsa dan negara akan
pandangan hidup nilai-nilai f. Membunyikan ditentukan. Oleh karena itu sejak dini mereka perlu dibekali
bangsa. Pancasila radio, TV, tape dengan pemahaman dan penghayatan terhadap makna
9. Menjelaskan sebagai dasar dengan Pancasila, baik sebagai dasar negara maupun pandangan
pentingnya negara dan sewajarnya hidup bangsa sehingga sebagai calon pemimpin bangsa di

Kelas VIII SMP/MTs (Berdasarkan Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2016)


Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn)
25
Indikator Pencapaian Materi Dimensi, Indikator dan Model Pengintegrasian
No Kompetensi Dasar
Kompetensi Pembelajaran Nilai-Nilai Antikorupsi Nilai-Nilai Antikorupsi
kebersamaan pandangan (bijaksana) masa datang mereka dapat mewujudkan nilai-nilai Pancasila
sebagai upaya hidup bangsa. g. Berpartisipasi dalam kepemimpinannya.
mewujudkan nilai- 8. Pentingnya menjaga Agar sikap perilaku kita sesuai dengan nilai-nilai Pancasila,
nilai Pancasila kebersamaan keamanan maka sikap dan perilaku positif harus dikembangkan, antara
sebagai dasar sebagai lingkungan (peduli) lain ikhlas, jujur, kesetaraan, peduli, kebersamaa, disiplin,
negara dan upaya h. Melakukan aksi hemat, dan sederhana yang tercermin dalam perilaku sehari-
pandangan hidup mewujudkan sosial (Ikhlas dan hari sehingga tercipta suasana yang kondusif bagi tumbuh dan
bangsa. nilai-nilai peduli). berkembangnya karakter bangsa yang baik. Sebaliknya sikap
10. Menjelaskan Pancasila 3. Ekonomi: dan perilaku negatif harus dihindari dan dijauhi dalam
pentingnya hidup sebagai dasar a. Melakukan kehidupan sehari-hari, seperti ambisi pribadi, perbuatan yang
disiplin sebagai negara dan persaingan usaha menguntungkan kelompok tertentu, memberi janji-janji/iming-
upaya mewujudkan pandangan secara sehat iming agar pihak lain melanggar hukum, dan memberikan
nilai-nilai Pancasila hidup bangsa. (tanggung jawab, perlakuan tidak adil terhadap orang lain atau tebang pilih.
sebagai dasar 9. Pentingnya jujur, kerja keras) Contoh sikap iklhas dalam melaksanakan nilai-nilai Pancasila
negara dan hidup disiplin b. Tidak menyuap sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa, seperti
pandangan hidup sebagai (jujur) melaksanakan peraturan perundang-undangan dengan

Kelas VIII SMP/MTs (Berdasarkan Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2016)


bangsa. upaya c. Tidak boros dalam sepenuh hati dan memberikan bantuan terhadap teman tanpa
11. Menjelaskan mewujudkan menggunakan mengharapkan balas jasa/pamrih. Contoh sikap jujur adalah
pentingnya hidup nilai-nilai sumber daya melaporkan suatu tugas sesuai kenyataan (tidak bohong).
hemat sebagai Pancasila (sederhana, Contoh sikap kesetaraan adalah menganggap teman atau
upaya mewujudkan sebagai dasar tanggung jawab) orang lain kedudukannya sama dengan diri sendiri. Contoh
nilai-nilai Pancasila negara dan d. Tidak melakukan peduli yaitu tanggap terhadap keadaan lingkungan seperti
sebagai dasar pandangan penyimpangan menjaga kebersihan, tanggap terhadap keadaan teman yang
negara dan hidup bangsa. alokasi dan sedang sedih dengan cara memberikan bantuan secara moril
pandangan hidup 10. Pentingnya distribusi uang, atau materiil sesuai kebutuhannya. Contoh kebersamaa
bangsa. hidup hemat barang dan jasa yaitu menyelesaikan masalah yang dihadapi secara bersama-
12. Menunjukkan sikap sebagai (jujur, peduli, sama. contoh disiplin adalah datang ke sekolah tepat waktu
yang mencerminkan upaya tanggung jawab) dan menyerahkan tugas sesuai waktu yang telah ditentukan.
tanggung jawab mewujudkan 4. Hukum: contoh hemat, adalah menggunakan barang/uang sesuai
sebagai wujud nilai- nilai-nilai a. Tidak melakukan kebutuhan (tidak boros) dan berusaha untuk terwujudnya
nilai Pancasila Pancasila penggelapan kesejahteraan bersama.

Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn)
sebagai dasar sebagai dasar dana, pajak,
negara dan negara dan barang, dan
pandangan hidup pandangan sebagainya (jujur,
bangsa. hidup bangsa. tanggung jawab)
11. Sikap yang b. Tidak melakukan

27
26
28
Indikator Pencapaian Materi Dimensi, Indikator dan Model Pengintegrasian
No Kompetensi Dasar
Kompetensi Pembelajaran Nilai-Nilai Antikorupsi Nilai-Nilai Antikorupsi
mencerminka pemalsuan
n tanggung dokumen, surat,
jawab tanda tangan, dan
sebagai sebagainya (jujur,
wujud nilai- tanggung jawab)
nilai c. Tidak melakukan
Pancasila pencurian dana,
sebagai dasar barang, waktu,
negara dan ukuran yang
pandangan merugikan pihak
hidup bangsa. lain, dan
2. 1.2 Menghargai 1. Mensyukuri adanya 1. Arti dan sebagainya (jujur, Kita harus bersyukur bahwa negara Indonesia telah berhasil
makna, UUD Negara RI makna UUD tanggung jawab, merumuskan hukum dasar yang mengatur kehidupan
kedudukan dan Tahun 1945 sebagai NRI tahun disiplin) bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara yaitu UUD Negara
fungsi Undang- anugerah Allah 1945. d. Tidak melakukan Republik Indonesia (NRI) tahun 1945. UUD merupakan hukum
Undang Dasar Yang Maha Kuasa 2. UUD NRI penipuan terhadap dasar tertulis yang dinamakan konstitusi. Sebagai bentuk rasa
Negara Republik 2. Menerima UUD 1945 sebagai pihak lain (jujur) syukur tersebut, dan sebagai wujud bahwa kita menerimanya
Indonesia Tahun Negara RI Tahun landasan e. Tidak melakukan sebagai landasan sistem hukum nasional, maka kita harus
1945 sebagai 1945 sebagai sistem hukum persekongkolan mentaati atau patuh terhadap UUD NRI tahun 1945 beserta
bentuk sikap landasan sistem nasional. dalam membuat peraturan perundang-undangan sebagai bagian dari sistem
beriman dan hukum nasional 3. Peraturan putusan (tanggung hukum nasional Indonesia.
bertakwa 3. Menerima peraturan perundangan- jawab) Sistem hukum nasional berisi seperangkat peraturan
2.2 Mendukung perundang- undangan f. Tidak melakukan perundangan yang saling terkait dan saling mempengaruhi
makna, undangan sebagai sebagai perusakan antara satu perangkat dengan perangkat lainnya yang berlaku
kedudukan dan bagian dari sistem bagian dari terhadap di seluruh wilayah hukum nasional suatu negara. Sistem
fungsi Undang- hukum nasional sistem hukum barang/fasilitas hukum nasional ini sangat penting keberadaannya dalam
Undang Dasar 4. Menjelaskan nasional. milik negara suatu negara, karena sistem hukum inilah yang mengatur
Negara Republik pentingnya sistem 4. Pentingnya (tanggung jawab, penyelenggaraan dan pengelolaan suatu negara untuk
Indonesia Tahun hukum nasional sistem hukum peduli) mencapai tujuannya.
1945, serta dalam kehidupan nasional g. Tidak memberikan Landasan hukum nasional Indonesia adalah UUD NRI tahun
peraturan kenegaraan dalam atau menerima 1945 yang merupakan hukum dasar tertinggi di negara
perundangan 5. Mendeskripsikan kehidupan gratifikasi (jujur, Indonesia, sekaligus hasil kesepakatan bersama para pendiri
lainnya sesuai makna UUD Negara kenegaraan sederhana) negara Indonesia yang ditetapkan pada tanggal 18 Agustus
dengan Undang- RI Tahun 1945 5. Makna UUD h. Tidak 1945.
Undang Dasar sebagai landasan NRI Tahun menyalahi/melang Undang Dasar NRI tahun 1945 adalah suatu hukum dasar
Negara Republik sistem hukum 1945 sebagai gar aturan (disiplin, tertulis atau konstitusi negara yang mejadi dasar dan sumber

Kelas VIII SMP/MTs (Berdasarkan Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2016)


Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn)
27
Indikator Pencapaian Materi Dimensi, Indikator dan Model Pengintegrasian
No Kompetensi Dasar
Kompetensi Pembelajaran Nilai-Nilai Antikorupsi Nilai-Nilai Antikorupsi
Indonesia 1945 nasional landasan tanggung jawab) dari peraturan-peraturan lain atau perundang-udangan lain
3.2 Menelaah makna, 6. Mendeskripsikan sistem hukum yang berlaku di wilayah negara kesatuan Republik Indonesia.
kedudukan dan kedudukan dan nasional Nilai Acuan Antikorupsi Sebagai hukum dasar maka UUD NRI tahun 1945 merupakan
fungsi Undang- fungsi UUD Negara 6. Kedudukan KESETARAAN: sumber hukum. Setiap produk hukum seperti Undang-undang,
Undang Dasar RI Tahun 1945 dan fungsi kesejajaran, sama peraturan atau keputusan pemerintah, dan setiap tindakan
Negara Republik dalam sistem hukum UUD Negara tingkatan/ kebijakan pemerintah haruslah berlandaskan dan
Indonesia Tahun nasional RI Tahun kedudukan,sebandin, bersumberkan pada ketentuan-ketentuan UUD NRI tahun
1945, serta 7. Menjelaskan 1945 dalam sepadan, seimbang. 1945.
peratuan pentingnya ketaatan sistem hukum KEBERSAMAAN: hal UUD NRI 1945 terdiri dari tiga bagian, yaitu Pembukaan,
perundangan- terhadap hukum nasional bersama, seperti rasa Batang Tubuh (16 Bab, 37 pasal, 4 pasal aturan peralihan dan
undangan lainnya (UUD Negara RI 7. Pentingnya persaudaraan/kekelua 2 ayat aturan tambahan), serta Penjelasan yang terdiri dari
dalam sistem Tahun 1945 dan ketaatan rgaan, senasib penjelasan umum dan pasal demi pasal. Sedangkan UUD NRI
hukum nasional peraturan terhadap sepenanggungan, dan 1945 berdasarkan hasil Amademen terdiri dari
4.2 Menyajikan hasil perundang- hukum (UUD merasa menjadi satu (a) Pembukaan, terdiri dari 4 alinea. (b) Pasal-pasal, terdiri
telaah makna, undangan lainnya) Negara RI kesatuan (integritas), dari 21 bab, 73 pasal, 3 pasal aturan peralihan, 2 ayat aturan
kedudukan dan dalam kehidupan Tahun 1945 KOMITMEN: Perjanjian, tambahan.

Kelas VIII SMP/MTs (Berdasarkan Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2016)


fungsi Undang- bermasyarakat, dan peraturan keterikatan untuk Selanjutnya, kedudukan UUD NRI 1945 dalam sistem hukum
Undang Dasar berbangsa, dan perundang- melakukan sesuatu nasional adalah sebagai berikut:
Negara Republik bernegara undangan (yang telah a. merupakan sumber hukum tertulis (tertinggi) dalam
Indonesia Tahun 8. Menelaah hubungan lainnya) disepakati), kontrak. pengertian setiap produk hukum (seperti UU, PP, Perpres,
1945 dalam hirarkhi antara dalam KONSEKUEN: Sesuai Perda) dan setiap kebijaksanaan Pemerintah harus
penerapan Undang-Undang kehidupan dengan apa yang berlandaskan UUD 1945.
kehidupan sehari- Dasar Negara bermasyarak dikatakan/diperbuat, b. menempati urutan tertinggi dalam hierarki Peraturan
hari. Republik Indonesia at, berwatak teguh, tidak Perundang-undangan yang berlaku di Indonesia. Ini berarti
Tahun 1945 dengan berbangsa, menyimpang dari apa UUD NRI 1945 dijadikan sebagai sumber hukum dari
peratuan dan yang sudah semua peraturan-perundangan yang berlaku di Negara
perundangan- bernegara diputuskan Kesatuan Republik Indonesia.
undangan lainnya 8. Hubungan KEPEMILIKAN: perihal Adapun fungsi UUD NRI 1945 adalah:
dalam sistem hukum hirarkhi kepemilikan a. Pedoman atau acuan dalam penyeleng-garaan kehidupan
nasional antara UUD HEMAT: berhati-hati berbangsa dan bernegara.
9. Menunjukkan contoh NRI Tahun dalam b. Pedoman atau acuan dalam penyusunan peraturan

Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn)
perilaku taat 1945 dengan membelanjakan uang, perundang-undangan
terhadap hukum peratuan tidak boros, cermat. c. Alat kontrol apakah norma hukum yang lebih rendah
(mematuhi rambu- perundangan- BIJAKSANA: selalu sesuai atau tidak dengan norma hukum yang lebih tinggi,
rambu lalulintas, undangan menggunakan akal dan pada akhirnya apakah norma-norma hukum tersebut
membayar pajak, lainnya dalam budinya (pengalaman bertentangan atau tidak dengan ketentuan UUD 1945.

29
28
30
Indikator Pencapaian Materi Dimensi, Indikator dan Model Pengintegrasian
No Kompetensi Dasar
Kompetensi Pembelajaran Nilai-Nilai Antikorupsi Nilai-Nilai Antikorupsi
tidak korupsi) sistem hukum dan pengetahuannya), Berdasarkan kepada makna, kedudukan, dan fungsi UUD NRI
10. Menunjukkan contoh nasional arif, tajam pikiran, 1945 tersebut di atas, maka setiap warga negara Indonesia
perilaku melanggar 9. Contoh pandai dan hati-hati wajib mematuhi ketentuan yang terdapat dalam UUD NRI
hukum (tindakan perilaku taat (cermat, teliti, dsb.) 1945 beserta peraturan perundang-undangan yang berada di
koruptif) terhadap IKHLAS:bersih hati, tulus bawahnya. Dengan kata lain harus mematuhi hukum yang
11. Menjelaskan hukum hati. berlaku di Indonesia dalam kehidupan sehari-hari termasuk
pentingnya sikap (mematuhi BERBAGI: membagi peraturan yang berlaku di lingkungan masyarakat dan
jujur dalam rambu-rambu sesuatu bersama, sekolah.
melaksanakan lalulintas, membagi diri, saling Contoh perilaku/tindakan yang sesuai dengan hukum (sikap
peraturan membayar memberi pengalaman. antikorupsi) dalam kehidupan sehari-hari antara lain mematuhi
perundangan yang pajak, tidak RAJIN: suka bekerja peraturan lalu lintas, membayar pajak, mematuhi peraturan
berlaku korupsi) (belajar dsb.), tekun, yang berlaku di lingkungan tempat tinggal, masuk sekolah
12. Menjelaskan 10. Contoh sungguh2 bekerja, tepat waktu, dan mengikuti pelajaran dengan tertib. Sebaliknya
pentingnya sikap perilaku selalu berusaha giat, setiap warga negara Indonesia harus menghindari tindakan
disiplin dalam melanggar terus menerus. koruptif, seperti tidak memiliki SIM dalam mengendara
melaksanakan hukum SPORTIF: bersifat kendaraan bermotor, terlambat masuk kelas, memalsukan
peraturan (tindakan kesatria, jujur, tegak surat, memalsukan tanda tangan, dan merusak fasilitas umum.
perundangan yang koruptif) (tetap pendirian, tetap Ketaatan terhadap hukum yang berlaku seyogyanya didasari
berlaku 11. Pentingnya memegang keadilan). oleh sikap jujur, disiplin, adil, dan berani. Hal ini sangat
13. Menjelaskan sikap jujur TANGGUNG JAWAB: penting, karena dengan memiliki sikap jujur, maka setiap
pentingnya sikap dalam keadaan wajib orang akan bertindak sesuai dengan peraturan yang telah
adil dalam melaksanaka menanggung segala ditentukan, apa adanya tanpa melakukan kebohongan.
melaksanakan n peraturan sesuatunya (kalau Pentingnya sikap disiplin, melalui perilaku patuh terhadap
peraturan perundangan terjadi apa-apa boleh peraturan yang berlaku akan membuat lancar berbagai urusan
perundangan yang yang berlaku dituntut, yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Pentingnya sikap
berlaku 12. Pentingnya dipersalahkan, adil, apabila berperilaku tidak memihak, tidak pilih kasih, tidak
14. Menjelaskan sikap disiplin diperkarakan, dsb. sewenang-wenang, maka akan tercipta rasa aman dan damai.
pentingnya sikap dalam Misalnya berani dan Pentingnya sikap berani, berarti percaya diri, tidak takut dan
berani dalam melaksanaka siap menerima resiko, tidak gentar dalam mengatakan dan membela kebenaran
melaksanakan n peraturan amanah, tidak maka akan tercipta ketentraman dalam kehidupan, baik di
peraturan perundangan mengelak, dan lingkungan sekolah, masyarakat, bangsa , dan negara
perundangan yang yang berlaku berbuat yang terbaik), Indonesia.
berlaku 13. Pentingnya hak fungsi menerima Oleh karena itu semua pihak dituntut untuk mengembangkan
sikap adil pembebanan sebagai sikap jujur, adil, disiplin, dan berani untuk mengedepankan
dalam akibat sikap pihak kepentingan umum (rakyat) yang didasarkan pada kebenaran
melaksanaka sendiri atau pihak lain, serta menghindarkan diri dari ambisi pribadi, menguntungkan

Kelas VIII SMP/MTs (Berdasarkan Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2016)


Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn)
29
Indikator Pencapaian Materi Dimensi, Indikator dan Model Pengintegrasian
No Kompetensi Dasar
Kompetensi Pembelajaran Nilai-Nilai Antikorupsi Nilai-Nilai Antikorupsi
n peraturan melaksanakan dan kelompok tertentu (diskriminatif), dan clientelistik (memberi
perundangan menyelesaikan tugas janji-janji agar berpihak padanya).
yang berlaku dengan sungguh-
14. Pentingnya sungguh.
sikap berani DISIPLIN: tata tertib,
dalam ketaatan (kepatuhan)
melaksanaka pada peraturan, tepat
n peraturan waktu, tertib, dan
perundangan konsisten.
yang berlaku JUJUR: lurus hati, tidak
curang, tulus, dapat
3. 1.3 Bersyukur kepada 1 Mensyukuri 1. Arti dan dipercaya, berkata Puji syukur kehadirat Allah SWT, bahwasannya bangsa
Tuhan yang Maha Indonesia sebagai makna hukum dan bertindak benar, Indonesia telah memiliki peraturan penyelenggaraan negara
Esa untuk nilai negara hukum 2. Peraturan mengungkapkan yang dituangkan pada peraturan perundang-undangan dalam
dan semangat 2 Menerima peraturan perundangan sesuatu sesuai sistem hukum nasional di Indonesia. Sebagai bentuk
Kebangkitan perundangan Indonesia dengan kenyataan penerimaan kita terhadap adanya peraturan perundang-

Kelas VIII SMP/MTs (Berdasarkan Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2016)


nasional 1908 Indonesia yang yang berlaku (tidak berbohong), undangan tersebut, maka kita harus patuh dan mentaatinya.,
dalam perjuangan berlaku sebagai sebagai dan punya niat yang karena hal itu sebagai wujud ketaatan kepada Tuhan Yang
kemerdekaan wujud ketaatan wujud lurus terhadap setiap Maha Esa. Mentaati peraturan perundang-undangan (hukum)
Republik Indonsia kepada Tuhan Yang ketaatan tindakan. berarti ucapan, sikap, dan tindakan yang dilakukan harus
2.3 Menunjukkan Maha Esa kepada SEDERHANA: bersahaja, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
sikap disiplin 3 Menyadari Tuhan Yang sikap dan perilaku yang berlaku serta dapat dipertanggungjawabkan secara
dalam pentingnya mentaati Maha Esa yang tidak berlebihan, hukum.
menerapkan peraturan 3. Pentingnya tidak banyak seluk- Contoh sikap dan perilaku menaati hukum adalah sebagai
aturan sesuai perundang- mentaati beluknya, tidak berikut:
dengan nilai-nilai undangan di peraturan banyak pernik, lugas, 1. tidak menyalahi/melanggar aturan (disiplin, tanggung
yang terkandung Indonesia perundang- apa adanya, hemat, jawab),
dalam tata urutan 4 Menunjukkan contoh undangan di sesuai kebutuhan, 2. tidak melakukan penggelapan dana, pajak, barang, dan
peraturan sikap perilaku taat Indonesia dan rendah hati. sebagainya (jujur, tanggung jawab),
perundanga- terhadap peraturan 4. Contoh sikap KERJA KERAS: kegiatan 3. tidak melakukan pemalsuan dokumen, surat, tanda tangan,
undangan perundang- perilaku taat melakukan sesuatu dan sebagainya (jujur, tanggung jawab),

Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn)
nasional undangan. terhadap dengan sungguh- 4. tidak memberikan atau menerima gratifikasi (Sederhana,
3.3 Memahami tata 5 Mendeskripsikan peraturan sungguh, pantang jujur),
urutan peraturan tata urutan perundang- menyerah/ulet dan 5. membayar pajak sesuai aturan (disiplin),
perundang- peraturan undangan. semangat dalam
undangan dalam perundang- 5. Tata urutan berusaha. Berdasarkan ketentuan dalam Undang-Undang Nomor 12

31
30
32
Indikator Pencapaian Materi Dimensi, Indikator dan Model Pengintegrasian
No Kompetensi Dasar
Kompetensi Pembelajaran Nilai-Nilai Antikorupsi Nilai-Nilai Antikorupsi
sistem hukum undangan yang peraturan MANDIRI: dalam Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-
nasional di berlaku di Indonesia perundang- keadaan dapat berdiri undangan, jenis dan hierarki peraturan perundang-undangan
Indonesia 6 Menjelaskan tujuan undangan sendiri, tidak Republik Indonesia adalah sebagai berikut :
4.3 Mendemons- dibentuknya yang berlaku bergantung dengan 1 UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
trasikan pola peraturan di Indonesia orang lain, percaya 2 Ketetapan MPR;
pengembangan perundang- 6. Tujuan pada kemampuan diri 3 UU/Perppu;
tata urutan undangan nasional dibentuknya sendiri, mampu 4 Peraturan Presiden;
peraturan 7 Mendeskripsikan peraturan mengatur dirinya 5 Peraturan Daerah Provinsi;
perundang- tahap-tahap proses perundang- sendiri, dan 6 Peraturan Daerah Kabupaten/Kota.
undangan dalam pembuatan undangan mengambil inisiatif. Pada tahap proses pembuatan peraturan perundang-
sistem hukum peraturan nasional ADIL: sama berat, tidak undangan ini disinyalir banyak terjadi kasus pelanggaran yang
nasional di perundang- 7. Tahap-tahap berat sebelah, tidak mengarah pada tindakan koruptif di Indonesia, seperti
Indonesia. undangan nasional proses memihak /tidak pilih penyuapan agar peraturan perundangan yang ditetapkan
8 Mendeskripsikan pembuatan kasih, sesuai dengan kepentingan pihak tertentu dan terjadinya
tahap-tahap proses peraturan berpihak/berpegang kolusi untuk menyetujui peraturan perundangan yang
pembuatan perundang- kepada kebenaran, menguntungkan pihak tertentu. Selain itu, juga terjadi kasus
peraturan undangan sepatutnya, tidak pelanggaran terhadap peraturan perundangan yang mengarah
perundang- nasional sewenang-wenang, pada tindakan koruptif di Indonesia, seperti terlambat masuk
undangan nasional 8. Kasus seimbang, netral, kantor/ bekerja, penyuapan terhadap hakim untuk
9 Mengidentifikasi pelanggaran objektif dan memenangkan suatu perkara, polisi atau penegak hukum
kasus pelanggaran terhadap proporsional. melakukan pembiaran terhadap perilaku kriminal, melanggar
terhadap peraturan peraturan BERANI: mempunyai hati peraturan lalu lintas, dan lain-lain.
perundangan yang perundangan yang mantap dan rasa Peran serta masyarakat termasuk pelajar dalam upaya
mengarah pada yang percaya diri yang pencegahan dan pemberantasan korupsi adalah
tindakan koruptif di mengarah besar dalam mengembangkan hidup disiplin, adil, dan bertanggung jawab
Indonesia. pada tindakan menghadapi bahaya, dalam mematuhi peraturan perundangan yang berlaku. Selain
10 Menjelaskan koruptif di kesulitan, dsb. (Tidak itu, untuk membentuk kehidupan masyarakat yang taat hukum
pentingnya hidup Indonesia. takut, gentar, kecut perlu dikembangkan dan ditanamkan nilai-nilai komitmen,
disiplin, adil, dan 9. Pentingnya dan pantang mundur). konsekuen, sportif dan berani. Di sisi lain perlu dihindari
bertanggung jawab hidup disiplin, PEDULI: mengindahkan, tindakan yang bertentangan dan melanggar hukum, seperti:
dalam mematuhi adil, dan memperhatikan melakukan korupsi, kolusi dan nepotisme serta diskriminatif.
peraturan bertanggung (empati), Begitu pula persaingan yang tidak sehat, menyuap (gratifikasi)
perundangan yang jawab dalam menghiraukan, serta menyimpangkan alokasi dan distribusi dana.
berlaku. mematuhi menolong, toleran,
peraturan setia kawan,
perundangan membela, memahami,

Kelas VIII SMP/MTs (Berdasarkan Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2016)


Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn)
31
Indikator Pencapaian Materi Dimensi, Indikator dan Model Pengintegrasian
No Kompetensi Dasar
Kompetensi Pembelajaran Nilai-Nilai Antikorupsi Nilai-Nilai Antikorupsi
yang berlaku. menghargai, dan
memperlakukan orang
4 1.6 Mensyukuri 1 Mensyukuri adanya 1 Semangat & lain sebaik-baiknya. Kita wajib bersyukur bahwasannya para pendiri negara (the
semangat dan para pendiri negara komitmen founding fathers) Republik Indonesia memiliki semangat dan
komitmen kolektif yang memiliki kebangsaan komitmen kebangsaan yang tinggi. Semangat dan komitmen
kebangsaan untuk semangat & Indonesia kebangsaan tersebut terbukti dengan berhasil direbutnya
memperkuat NKRI komitmen yang tinggi kemerdekaan negara RI, sehingga melahirkan Negara
yang kebangsaan yang yang dimiliki Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang kita cintai pada 17
berketuhanan tinggi oleh para Agustus 1945.
Yang Maha Esa 2 Menjelaskan arti dan pendiri Negara Indonesia terdiri dari berbagai suku bangsa, budaya,
2.6 Menunjukkan makna semangat Negara adat istiadat, ras, dan agama, dengan kata lain negara
sikap gotong dan komitmen 2 Arti dan Indonesia disebut sebagai negara yang berbhinneka.
royong sebagai kebangsaan dalam makna Kebhinekaan tersebut tidak dijadikan sebagai alasan untuk
wujud nyata merebut semangat & terpecah belah atau bertindak diskriminatif. Sebaliknya
semangat dan kemerdekaan komitmen perbedaan tersebut harus disikapi sebagai kekayaan yang
komitmen kolektif 3 Menjelaskan arti dan kebangsaan beragam yang dapat menumbuhkan semangat dan komitmen

Kelas VIII SMP/MTs (Berdasarkan Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2016)


kebangsaan untuk makna semangat dalam kebangsaan untuk mengisi kemerdekaan. Agar keberagaman
memperkuat dan komitmen merebut bangsa Indonesia juga menjadi sebuah kekuatan, kita bangun
Negara Kesatuan kebangsaan dalam kemerdekaan keberagaman bangsa Indonesia dengan dilandasi persatuan
Republik mengisi 3 Arti dan dan kesatuan negara Republik Indonesia.
Indonesia kemerdekaan makna Persatuan dan kesatuan di sebuah negara yang beragam
3.6 Menginter- 4 Menerima sikap semangat & dapat diciptakan salah satunya dengan perilaku masyarakat
pretasikan semangat & komitmen yang menghormati keberagaman bangsa dalam wujud
semangat dan komitmen kebangsaan perilaku toleran terhadap keberagaman tersebut. Oleh karena
komitmen kebangsaan sebagai dalam sikap tindakan egoism dan fanatisme yang berlebihan harus
kebangsaan nilai yang dijunjung mengisi dihindari, karena hal itu akan menjadi benih-benih perpecahan
kolektif untuk tinggi kemerdekaan bangsa Indonesia, dan hal itu tindakan koruptif yang harus
memperkuat 5 Menyadari . dihindari (nilai kebersamaan). Sikap toleransi berarti menahan
Negara Kesatuan pentingnya menjaga 4 Sikap diri, bersikap sabar, membiarkan orang berpendapat lain, dan
Republik semangat & semangat & berhati lapang terhadap orang-orang yang memiliki pendapat
Indonesia dalam komitmen dalam komitmen berbeda. Toleransi sejati didasarkan sikap hormat terhadap

Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn)
kontek kehidupan memperkuat NKRI kebangsaan martabat manusia, hati nurani, dan keyakinan, serta
siswa 6 Menunjukkan contoh sebagai nilai keikhlasan sesama apa pun agama, suku, golongan, ideologi
4.6 Mengorganis- sikap semangat & yang atau pandangannya
asikan kegiatan komitmen dijunjung Bhinneka Tunggal Ika seperti tertuang dalam Peraturan
lingkungan yang kebangsaan sebagai tinggi . Pemerintah Nomor 66 Tahun 1951 dan dipertegas dalam
mencerminkan peserta didik 5 Pentingnya Undang-Undang RI No 24 Tahun 2009 mengandung makna

33
32
34
Indikator Pencapaian Materi Dimensi, Indikator dan Model Pengintegrasian
No Kompetensi Dasar
Kompetensi Pembelajaran Nilai-Nilai Antikorupsi Nilai-Nilai Antikorupsi
semangat dan 7 Menunjukkan contoh menjaga sebagai berikut:
komitmen sikap semangat & semangat & a. mendorong makin kukuhnya persatuan Indonesia;
kebangsaan untuk komitmen komitmen b. mendorong timbulnya kesadaran tentang pentingnya
memperkuat kebangsaan sebagai dalam pergaulan demi kukuhnya persatuan dan kesatuan;
Negara Kesatuan warga masyarakat memperkuat c. tidak saling menghina, mencemooh, atau saling
Republik 8 Menunjukkan contoh NKRI. menjelekkan di antara sesama bangsa Indo-nesia;
Indonesia sikap semangat & 6 Contoh sikap d. saling menghormati dan saling mencintai antarsesama;
komitmen semangat & e. meningkatkan identitas dan kebanggaan sebagai bangsa
kebangsaan sebagai komitmen Indonesia; dan
warga negara kebangsaan f. meningkatkan nilai kegotongroyongan dan solidaritas.
9 Menafsirkan/ sebagai Setiap warga Negara termasuk pelajar, memiliki tanggung
memaknai semangat peserta didik jawab yang besar dalam menjaga persatuan dan kesatuan
dan komitmen 7 Contoh sikap bangsa Indonesia. Kedudukan pelajar sebagai generasi
kebangsaan kolektif semangat & penerus menuntut perilaku yang mampu mendukung
untuk memperkuat komitmen persatuan dan kesatuan (nilai kebersamaan). Pelajar harus
Negara Kesatuan kebangsaan mampu menunjukkan peran yang positif sebagai pelajar yang
Republik Indonesia sebagai memiliki tanggung jawab moral untuk kejayaan bangsa pada
dalam kontek warga masa depan. Bukan zamannya lagi pelajar bermalas-malasan
kehidupan siswa masyarakat dan melakukan tindakan-tindakan yang tidak terpuji, karena
sesuai peraturan 8 Contoh sikap tindakan tidak terpuji termasuk tindakan korupsi (nilai
yang berlaku semangat & tanggung jawab). Para pelajar harus bersungguh-sungguh
10 Mengidentifikasi komitmen menumbuhkan dan mengembangkan semangat dan komitmen
sikap komitmen kebangsaan kebangsaan kolektif untuk memperkuat Negara Kesatuan
kebangsaan kolektif sebagai Republik Indonesia dalam kontek kehidupan pelajar sesuai
yang termasuk warga peraturan yang berlaku.
dalam 9 Semangat Sikap komitmen kebangsaan kolektif yang termasuk dalam
pengembangan dan komitmen pengembangan nilai-nilai antikorupsi antara lain:
nilai-nilai antikorupsi kebangsaan 1. berupaya menjaga kelestarian budaya bangsa yang
11 Menafsirkan makna kolektif untuk beranekaragam
korupsi memperkuat 2. tolong menolong, saling membantu, dan santun dalam
12 Mengidentifikasi Negara berperilaku dengan warga di lingkungan sekitar.
factor penyebab Kesatuan 3. berpartisipasi dalam berbagai kegiatan bersama di
terjadinya korupsi. Republik lingkungan sekitar tempat tinggal.
13 Menafsirkan solusi Indonesia 4. saling menghormati hak dan kewajiban sesama warga
pencegahan dan dalam kontek masyarakat.
pemberantasan kehidupan 5. menciptakan kerukunan di lingkungan sekitar.

Kelas VIII SMP/MTs (Berdasarkan Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2016)


Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn)
33
Indikator Pencapaian Materi Dimensi, Indikator dan Model Pengintegrasian
No Kompetensi Dasar
Kompetensi Pembelajaran Nilai-Nilai Antikorupsi Nilai-Nilai Antikorupsi
korupsi siswa sesuai Apabila seseorang tidak menerapkan sikap dan perilaku di
14 Menjelaskan peraturan atas maka termasuk dalam tindakan koruptif, yakni suatu
pentingnya hidup yang berlaku tindakan yang merusak dan merugikan baik terhadap diri
mandiri, 10 Sikap sendiri maupun orang lain. (nilai komitmen, tanggung jawab,
berdasarkan komitmen keadilan dan kebersamaan)
kesetaraan, kebangsaan Korupsi berasal dari bahasa Latin corruptio dari kata kerja
kebersamaan, dan kolektif yang corrumpere yang bermakna busuk, rusak, menggoyahkan,
bertanggung jawab termasuk memutarbalik, menyogok. artinya adalah tindakan pejabat
dalam memperkuat dalam publik, baik politisi maupun pegawai negeri, serta pihak lain
Negara Kesatuan pengembang yang terlibat dalam tindakan itu yang secara tidak wajar dan
Republik Indonesia an nilai-nilai tidak legal menyalahgunakan kepercayaan publik yang
(NKRI) antikorupsi dikuasakan kepada mereka untuk mendapatkan keuntungan
11 Makna sepihak. Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia,
korupsi kata Korupsi diartikan sebagai tindakan penyelewengan atau
12 Factor penyalahgunaan uang negara (perusahaan dan sebagainya)
penyebab untuk keuntungan pribadi atau orang lain. Selain arti tersebut,

Kelas VIII SMP/MTs (Berdasarkan Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2016)


terjadinya korupsi juga diartikan sebagai penggunaan waktu dinas
korupsi. (bekerja) untuk urusan pribadi. Dari pendapat tersebut dapat
13 Solusi diartikan bahwa korupsi adalah suatu tindakan yang tidak baik
pencegahan dan bertentangan dengan hokum yang berlaku.
dan Faktor penyebab terjadinya tindakan korupsi tersebut di atas,
pemberantas adalah adanya pengaruh internal dan eksternal. Yang
an korupsi termasuk factor internal adalah 1) Iman yang tidak kuat (lemah
14 Pentingnya Iman), dan 2) desakan kebutuhan ekonomi. Sedangkan factor
hidup mandiri, eksternal adalah 1) penegakan hukum yang lemah, 2)
berdasarkan kurangnya sosialisasi dan penyuluhan kepada masyarakat,
kesetaraan, dan 3) pengaruh lingkungan baik lingkungan kerja maupun
kebersama- lingkungan masyarakat.
an, dan ber- Adapun solusi terhadap tindakan koruptif terhadap peraturan
tanggung perundangan sudah dilakukan oleh pemerintah, baik yang
jawab dalam bersifat pencegahan maupun yang bersifat pemberantasan.

Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn)
memperkuat Upaya pemberantasan korupsi tersebut adalah dengan
Negara disahkannya perundangan dan pembentukan lembaga, yaitu:
Kesatuan 1 UU RI No. 31 Tahun 1999, (Sebagai-mana Diubah Dengan
Republik UU No. 20 Tahun 2001) tentang Pemberantasan Tindak
Indonesia Pidana Korupsi

35
34
36
Indikator Pencapaian Materi Dimensi, Indikator dan Model Pengintegrasian
No Kompetensi Dasar
Kompetensi Pembelajaran Nilai-Nilai Antikorupsi Nilai-Nilai Antikorupsi
(NKRI) 2 UURI No. 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan
Tindak Pidana Korupsi.
Selain UU tersebut, dalam upaya penegasan dan
mempercepat pelaksanaan pemberantasan korupsi, Presiden
menetapkan Instruksi (Inpres) yaitu:
1. Inpres No. 5 tahun 2004 tentang percepatan
pemberantasan korupsi
2. Inpres no 17 tahun 2011 tentang percepatan
pemberantasan korupsi tahun 2012.
3. Inpres No.1 tahun 2013 tentang aksi percepatan
pemberantasan korupsi.
4. Inpres No 2 tahun 2014 tentang aksi pencegahan dan
pemberantasan korupsi tahun 2014.
Berdasarkan perundangan itulah menunjukkan bahwa
pemerintah Indonesia sungguh-sungguh ingin memberantas
korupsi di negara Indonesia. Sedangkan upaya yang bersifat
pencegahan antara lain melalui pendidikan baik formal
maupun non formal. Upaya pencegahan melalui pendidikan
formal yaitu melalui pengintegrasian pendidikan antikorupsi
untuk pendidikan dasar sampai pada perguruan tinggi. Upaya
melalui pendidikan non formal yaitu melalui penyuluhan
kepada masyarakat baik melalui media cetak seperti brosur,
spanduk, dan surat kabar, maupun media elektronik seperti
radio, tv, dan inernet.

Kelas VIII SMP/MTs (Berdasarkan Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2016)


Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn)
35
B.
2. Pengintegrasian Nilai-nilai Antikorupsi dalam Pengembangan Silabus
Kompetensi Inti:
1 Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
2 Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (tolerans, gotong royong), santun, dan percaya diri dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
3 Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
4 Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak
(menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam
sudut pandang/teori.

Kelas VIII SMP/MTs (Berdasarkan Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2016)


Indikator Pencapaian Alokasi Sumber
No Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian
Kompetensi Waktu Belajar
1 1.1 Bersyukur kepada 1. Menerima 1. Makna Pancasila Mengamati Sikap: 4 x 3 JP • UUD NRI
Tuhan Yang Pancasila sebagai sebagai dasar • Mengamati tayangan video suasana orang • Observasi, (12x40’) 1945
Maha Esa atas dasar negara Negara menggambar Garuda yang diiringi dengan penilaian • Kemdikbud
konsensus 2. Menerima 2. Makna Pancasila lagu Garuda Pancasila. diri, , 2014,
nasional Pancasila sebagai sebagai panda- • Membaca artikel tentang Pancasila sebagai penilaian Pendidikan
Pancasila sebagai pandangan hidup ngan hidup Dasar Negara dan Pandangan Hidup antar Pancasila
dasar negara dan bangsa bangsa Bangsa peserta dan
pandangan hidup 3. Menjelaskan 3. Pentingnya • Menyimak dari berbagai sumber tentang didik, atau Kewargan
bangsa pentingnya memahami nilai- perwujudan Pancasila sebagai dasar jurnal e-garaan
2.1 Mengembangkan memahami nilai- nilai Pancasila negara dan pandangan hidup bangsa tentang SMP/MTs
sikap yang nilai Pancasila sebagai dasar Menanya kedudukan, Kelas VIII.
mencerminkan sebagai dasar negara dan • Mengajukan pertanyaan secara High Order fungsi, dan • Tim

Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn)
nilai-nilai luhur negara dan pandangan hidup Thinking Skills (HOTS) tentang arti arti penting Penyusun,
Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa. pentingnya nilai-nilai Pancasila sebagai Pancasila 2015,
dasar negara dan bangsa 4. Nilai-nilai yang dasar negara dan pandangan hidup sebagai Model
pandangan hidup 4. Mengidentifikasi 5. terkandung bangsa. dasar Pengintegr
bangsa nilai-nilai yang dalam Pancasila • Mengidentifikasi pertanyaan tentang nilai- negara dan a-sian
3.1 Menelaah terkandung dalam 6. Makna nilai-nilai nilai yang terkandung dalam Pancasila pandangan Pendidi-

37
36
38
Indikator Pencapaian Alokasi Sumber
No Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian
Kompetensi Waktu Belajar
Pancasila sebagai Pancasila Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup kan
dasar negara dan 5. Mendeskripsikan sebagai dasar hidup bangsa. bangsa. Antikorupsi
panda-ngan hidup makna nilai-nilai negara dan • Mengidentifikasi pertanyaan tentang contoh Pengetahuan: pada Mata
bangsa Pancasila sebagai pandangan hidup sikap iklhas dalam melaksanakan nilai-nilai • Tes tertulis Pelajaran
4.1 Menyaji hasil dasar negara dan bangsa. Pancasila sebagai dasar negara dan dengan Pendidikan
telaah nilai-nilai pandangan hidup 7. Contoh sikap pandangan hidup bangsa. bentuk Pancasila
Pancasila sebagai bangsa iklhas dalam • Mengumpulkan pertanyaan tentang uraian dan dan
dasar negara dan 6. Menelaah contoh melaksanakan pentingnya kesetaraan, kebersamaan, penugasan Kewar-
panda-ngan hidup sikap yang nilai-nilai disiplin, hemat, dan tanggung jawab tentang ganegaraa
bangsa dalam mencerminkan Pancasila sebagai upaya mewujudkan nilai-nilai kedudukan, n (PPKn)
kehidupan sehari- nilai-nilai Pancasila sebagai dasar Pancasila sebagai dasar negara dan fungsi, dan Berdasark
hari sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa. arti penting an
negara dan pandangan hidup Mengumpulkan Informasi Pancasila Kurikulum
pandangan hidup bangsa. • Mengumpulkan informasi yang diperoleh sebagai 2013
bangsa 8. Pentingnya untuk menyimpulkan tentang arti dasar SMP//M.Ts
7. Menunjukkan kesetaraan pentingnya nilai-nilai Pancasila sebagai negara dan . Kelas VIII
contoh sikap iklhas sebagai upaya dasar negara dan pandangan hidup pandangan Jakarta:
dalam mewujudkan bangsa. hidup Kemdikbud
melaksanakan nilai-nilai • Mengumpulkan sumber data berkaitan bangsa. • Tim
nilai-nilai Pancasila Pancasila dengan nilai-nilai yang terkandung dalam Keterampilan: Penyusun,
sebagai dasar sebagai dasar Pancasila sebagai dasar negara dan • Portofolio Pendidikan
negara dan negara dan pandangan hidup bangsa. untuk Kesadaran
pandangan hidup pandangan hidup • Mengumpulkan data tentang contoh sikap menilai hasil Berkonsti-
bangsa bangsa. ikhlas dalam melaksanakan nilai-nilai telaah tusi untuk
8. Menjelaskan 9. Pentingnya Pancasila sebagai dasar negara dan Pancasila SMP dan
pentingnya kebersamaan pandangan hidup bangsa. sebagai MTs.Jakart
kesetaraan sebagai upaya • Mengumpulkan informasi tentang dasar a: Sekjen
sebagai upaya mewujudkan pentingnya kesetaraan, kebersamaan, negara dan dan
mewujudkan nilai- nilai-nilai disiplin, hemat, dan tanggung jawab pandangan Kepani-
nilai Pancasila Pancasila sebagai upaya mewujudkan nilai-nilai hidup teraan
sebagai dasar sebagai dasar Pancasila sebagai dasar negara dan bangsa Mahkamah
negara dan negara dan pandangan hidup bangsa. Konstitusi
pandangan hidup pandangan hidup Menalar/ Mengasosiasi RI, 2009
bangsa. bangsa. • Menyimpulkan arti penting • Referensi
9. Menjelaskan 10. Pentingnya hidup mempertahankan Pancasila sebagai dasar sesuai
pentingnya disiplin sebagai negara dan pandangan hidup bangsa, dan materi

Kelas VIII SMP/MTs (Berdasarkan Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2016)


Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn)
37
Indikator Pencapaian Alokasi Sumber
No Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian
Kompetensi Waktu Belajar
kebersamaan upaya nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila pokok
sebagai upaya mewujudkan sebagai dasar negara dan pandangan • Lingkunga
mewujudkan nilai- nilai-nilai hidup bangsa. n
nilai Pancasila Pancasila • Mengumpulkan data tentang contoh sikap masyaraka
sebagai dasar sebagai dasar ikhlas dalam melaksanakan nilai-nilai t dan
negara dan negara dan Pancasila sebagai dasar negara dan sekolah
pandangan hidup pandangan hidup pandangan hidup bangsa.
bangsa. bangsa. • Menentukan pentingnya kesetaraan,
10. Menjelaskan 11. Pentingnya hidup kebersamaan, disiplin, hemat, dan
pentingnya hidup hemat sebagai tanggung jawab sebagai upaya
disiplin sebagai upaya mewujudkan nilai-nilai Pancasila sebagai
upaya mewujudkan mewujudkan dasar negara dan pandangan hidup
nilai-nilai Pancasila nilai-nilai bangsa.
sebagai dasar Pancasila Mengomunikasikan
negara dan sebagai dasar • Menyampaikan hasil lisan dan tulisan

Kelas VIII SMP/MTs (Berdasarkan Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2016)


pandangan hidup negara dan tentang arti penting dan perwujudan
bangsa. pandangan hidup Pancasila sebagai dasar negara dan
11. Menjelaskan bangsa. pandangan hidup bangsa
pentingnya hidup 12. Sikap yang • Mempresentasikan hasil diskusi kelompok
hemat sebagai mencerminkan sesuai tugas masing-masing kelompok.
upaya mewujudkan tanggung jawab • Melaporkan kegiatan dan peran setiap
nilai-nilai Pancasila sebagai wujud peserta didik
sebagai dasar nilai-nilai • Berpartisipasi dalam kegiatan sekolah atau
negara dan Pancasila masyarakat sebagai perwujudan nilai-nilai
pandangan hidup sebagai dasar Pancasila sebagai dasar negara dan
bangsa. negara dan pandangan hidup bangsa, seperti
12. Menunjukkan sikap pandangan hidup membantu korban bencana alam, santunan
yang bangsa. yatim piatu, dan sebagainya.
mencerminkan • Membuat dan membacakan ikrar/komitmen
tanggung jawab untuk mempertahankan dan melaksanakan
sebagai wujud

Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn)
Pancasila sebagai dasar negara dan
nilai-nilai Pancasila pandangan hidup bangsa.
sebagai dasar
• Mensimulasikan peran tokoh dalam
negara dan
merumuskan Pancasila
pandangan hidup
bangsa.

39
38
40
Indikator Pencapaian Alokasi Sumber
No Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian
Kompetensi Waktu Belajar
2 1.2 Menghargai 1. Mensyukuri adanya 1. Arti dan makna Mengamati Sikap: 4 x 3 JP • UUD NRI
makna, UUD Negara RI UUD NRI tahun • Membaca UUD Negara Republik Indonesia • Observasi, 1945
kedudukan dan Tahun 1945 1945. Tahun 1945 dengan teliti. penilaian • Kemdikbud
fungsi Undang- sebagai anugerah 2. UUD NRI 1945 • Mengamati dari video/film/gambar tentang diri, , 2014,
Undang Dasar Allah Yang Maha sebagai Peraturan perundangan-undangan sebagai penilaian Pendidikan
Negara Republik Kuasa landasan sistem bagian dari sistem hukum nasional, dan antarpeserta Pancasila
Indonesia Tahun 2. Menerima UUD hukum nasional. pentingnya system hokum nasional dalam didik, atau dan
1945 sebagai Negara RI Tahun 3. Peraturan kehidupan kenegaraan. jurnal Kewargan
bentuk sikap 1945 sebagai perundangan- Menanya tentang e-garaan
beriman dan landasan sistem undangan • Mengidentifikasi pertanyaan tentang makna kedudukan SMP/MTs
bertakwa hukum nasional sebagai bagian UUD Negara Republik Indonesia Tahun dan fungsi Kelas VIII.
2.2 Mendukung 3. Menerima dari sistem 1945 Undang- • Tim
makna, peraturan hukum nasional. • Mengajukan pertanyaan secara High Order Undang Penyusun,
kedudukan dan perundang- 4. Pentingnya Thinking Skills (HOTS) tentang kedudukan Dasar 2015,
fungsi Undang- undangan sebagai sistem hukum dan fungsi UUD NRI Tahun 1945, Negara Model
Undang Dasar bagian dari sistem nasional dalam pentingnya ketaatan terhadap UUD NRI Republik Pengintegr
Negara Republik hukum nasional kehidupan Tahun 1945 dan peraturan perundang- Indonesia a-sian
Indonesia Tahun 4. Menjelaskan kenegaraan undangan lainnya) dalam kehidupan Tahun 1945, Pendidikan
1945, serta pentingnya sistem 5. Makna UUD NRI bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta Antikorupsi
peraturan hukum nasional Tahun 1945 serta pentingnya sikap jujur, disiplin, adil, peratuan pada Mata
perundangan dalam kehidupan sebagai dan berani dalam melaksanakan peraturan perundanga Pelajaran
lainnya sesuai kenegaraan landasan sistem perundangan yang berlaku. n-undangan Pendidikan
dengan Undang- 5. Mendeskripsikan hukum nasional • Menelaah pertanyaan hubungan hirarkhi lainnya Pancasila
Undang Dasar makna UUD 6. Kedudukan dan antara UUD NRI Tahun 1945 dengan dalam dan
Negara Republik Negara RI Tahun fungsi UUD peratuan perundangan-undangan lainnya sistem Kewar-
Indonesia 1945 1945 sebagai Negara RI Tahun dalam sistem hukum nasional hukum ganegaraa
3.2 Menelaah makna, landasan sistem 1945 dalam • Mengidentifikasi pertanyaan tentang nasional n (PPKn)
kedudukan dan hukum nasional sistem hukum contoh perilaku taat terhadap hukum Pengetahuan: Berdasark
fungsi Undang- 6. Mendeskripsikan nasional (mematuhi rambu-rambu lalulintas, • Tes tertulis an
Undang Dasar kedudukan dan 7. Pentingnya membayar pajak, tidak korupsi) dan contoh dengan Kurikulum
Negara Republik fungsi UUD Negara ketaatan perilaku melanggar hukum (tindakan bentuk 2013
Indonesia Tahun RI Tahun 1945 terhadap hukum koruptif) uraian dan SMP//M.Ts
1945, serta dalam sistem (UUD Negara RI Mengumpulkan Informasi penugasan . Kelas VIII
peratuan hukum nasional 8. Tahun 1945 dan • Menghubungkan informasi yang diperoleh tentang Jakarta:
perundangan- 7. Menjelaskan peraturan untuk menyimpulkan tentang makna, kedudukan Kemdikbud
undangan lainnya pentingnya perundang- kedudukan dan fungsi UUD Negara dan fungsi • Tim

Kelas VIII SMP/MTs (Berdasarkan Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2016)


Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn)
39
Indikator Pencapaian Alokasi Sumber
No Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian
Kompetensi Waktu Belajar
dalam sistem ketaatan terhadap undangan Republik Indonesia Tahun 1945, serta Undang- Penyusun,
hukum nasional hukum (UUD lainnya) dalam peratuan perundangan-undangan lainnya Undang Pendidikan
4.2 Menyajikan hasil Negara RI Tahun kehidupan dalam sistem hukum nasional. Dasar Kesadaran
telaah makna, 1945 dan bermasyarakat, • Mengumpulkan sumber data berkaitan Negara Berkonsti-
kedudukan dan peraturan berbangsa, dan dengan makna UUD Negara Republik Republik tusi untuk
fungsi Undang- perundang- bernegara Indonesia Tahun 1945, kedudukan dan Indonesia SMP dan
Undang Dasar undangan lainnya) 9. Hubungan fungsi UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945, MTs.Jakart
Negara Republik dalam kehidupan hirarkhi antara Tahun 1945, pentingnya ketaatan terhadap serta a: Sekjen
Indonesia Tahun bermasyarakat, UUD NRI Tahun UUD Negara Republik Indonesia Tahun peratuan dan
1945 dalam berbangsa, dan 1945 dengan 1945 dan peraturan perundang-undangan perundang- Kepani-
penerapan bernegara peratuan lainnya) dalam kehidupan bermasyarakat, undangan teraan
kehidupan sehari- 8. Menelaah perundangan- berbangsa, dan bernegara, serta hubungan lainnya Mahkamah
hari hubungan hirarkhi undangan hirarkhi antara UUD NRI Tahun 1945 dalam Konstitusi
antara Undang- lainnya dalam dengan peratuan perundangan-undangan sistem RI, 2009
Undang Dasar sistem hukum lainnya dalam sistem hukum nasional. hukum • Referensi

Kelas VIII SMP/MTs (Berdasarkan Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2016)


Negara Republik nasional • Mengumpulkan data tentang contoh nasional sesuai
Indonesia Tahun 10. Contoh perilaku perilaku taat terhadap hukum (mematuhi Keterampilan: materi
1945 dengan taat terhadap rambu-rambu lalulintas, membayar pajak, • Portofolio pokok
peratuan hukum tidak korupsi), dan contoh perilaku untuk • Lingkunga
perundangan- (mematuhi melanggar hukum (tindakan koruptif) menilai hasil n
undangan lainnya rambu-rambu • Mengumpulkan informasi tentang telaah masyaraka
dalam sistem lalulintas, pentingnya sikap jujur, disiplin, adil, dan tentang t dan
hukum nasional membayar pajak, berani dalam melaksanakan peraturan kedudukan sekolah
9. Menunjukkan tidak korupsi) perundangan yang berlaku. dan fungsi
contoh perilaku 11. Contoh perilaku Menalar/ Mengasosiasi Undang-
taat terhadap melanggar • Menyimpulkan makna UUD NRI Tahun Undang
hukum (mematuhi hukum (tindakan 1945, kedudukan dan fungsi UUD NRI Dasar
rambu-rambu koruptif) Tahun 1945, arti pentingnya ketaatan Negara
lalulintas, 12. Pentingnya sikap terhadap UUD NRI Tahun 1945 dan Republik
membayar pajak, jujur dalam peraturan perundang-undangan lainnya) Indonesia
tidak korupsi) melaksanakan

Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn)
dalam kehidupan bermasyarakat, Tahun 1945,
10. Menunjukkan peraturan berbangsa, dan bernegara, hubungan serta
contoh perilaku perundangan hirarkhi antara UUD NRI Tahun 1945 peratuan
melanggar hukum yang berlaku. dengan peratuan perundangan-undangan perunda-
(tindakan koruptif) 13. Pentingnya sikap lainnya dalam sistem hukum nasional. ngan-
11. Menjelaskan disiplin dalam • Menentukan contoh perilaku taat terhadap undangan

41
40
42
Indikator Pencapaian Alokasi Sumber
No Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian
Kompetensi Waktu Belajar
pentingnya sikap melaksanakan hukum (mematuhi rambu-rambu lalulintas, lainnya
jujur dalam peraturan membayar pajak, tidak korupsi), dan contoh dalam
melaksanakan perundangan perilaku melanggar hukum (tindakan sistem
peraturan yang berlaku koruptif) hukum
perundangan yang 14. Pentingnya sikap • Menentukan pentingnya sikap jujur, disiplin, nasional.
berlaku adil dalam adil, dan berani dalam melaksanakan
12. Menjelaskan melaksanakan peraturan perundangan yang berlaku.
pentingnya sikap peraturan Mengomunikasikan
disiplin dalam perundangan • Menyusun laporan dan menyajikan hasil
melaksanakan yang berlaku telaah tentang makna, fungsi, dan
peraturan 15. Pentingnya kedudukan UUD NRI Tahun 1945 dalam
perundangan yang sikap berani sistem hukum nasional juga peraturan –
berlaku dalam peraturan lainnya dengan percaya diri dan
13. Menjelaskan melaksanakan tanggung jawab.
pentingnya sikap peraturan • Mensimulasikan peran tokoh dalam dalam
adil dalam perundangan merumuskan UUD NRI Tahun 1945.
melaksanakan yang berlaku.
peraturan
perundangan yang
berlaku
14. Menjelaskan
pentingnya sikap
berani dalam
melaksanakan
peraturan
perundangan yang
berlaku
3 1.3 Bersyukur kepada 1. Mensyukuri 1. Arti dan makna Mengamati Sikap: 2 x 3 JP • UUD NRI
Tuhan yang Maha Indonesia sebagai hukum • Mengamati gambar tentang upacara • Observasi, 1945
Esa untuk nilai negara hukum 2. Peraturan bendera dan urutan peraturan perundang- penilaian • Undang-
dan semangat 2. Menerima perundangan undangan sesuai dengan Undang-Undang diri, Undang
Kebang-kitan peraturan Indonesia yang No 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan penilaian No 12
nasional 1908 perundangan berlaku sebagai Peraturan Perundang-Undangan, antar Tahun
dalam perjua- Indonesia yang wujud ketaatan • Membaca beragam peraturan perundang- peserta 2011
ngan berlaku sebagai kepada Tuhan undangan dan implementasinya sebagai didik, atau tentang
kemerdekaan wujud ketaatan Yang Maha Esa wujud peduli dan syukur terhadap Tuhan jurnal Pembentu-

Kelas VIII SMP/MTs (Berdasarkan Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2016)


Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn)
41
Indikator Pencapaian Alokasi Sumber
No Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian
Kompetensi Waktu Belajar
Republik Indonsia kepada Tuhan 3. Pentingnya Yang Maha Esa. tentang kan
2.3 Menunjukkan Yang Maha Esa mentaati • Mengamati perilaku teman berkaitan makna tata Peraturan
sikap disiplin 3. Menyadari peraturan dengan pelaksanaan kewajiban di urutan Perundang
dalam pentingnya perundang- lingkungan sekolah peraturan -Undangan
menerapkan mentaati peraturan undangan di • Mengamati dari video/film/gambar tentang perundang- • Kemdikbud
aturan sesuai perundang- Indonesia perilaku ketaatan terhadap undangan , 2014,
dengan nilai-nilai undangan di 4. Contoh perilaku peraturan perundang-undangan di dalam Pendidikan
yang terkandung Indonesia taat terhadap lingkungan masyarakat sistem Pancasila
dalam tata urutan 4. Menunjukkan peraturan Menanya hukum dan
peraturan contoh sikap perundang- • Mengiajukan pertanyaan dengan nasional di Kewargan
perundanga- perilaku taat undangan. menggunakan High Order Thinking Skills Indonesia. e-garaan
undangan terhadap peraturan 5. Tata urutan (HOTS) tentang arti dan makna hukum, Pengetahuan: SMP/MTs
nasional perundang- peraturan peraturan perundangan Indonesia yang • Tes tertulis Kelas VIII.
3.3 Memahami tata undangan. perundang- berlaku, arti pentingnya mentaati peraturan dengan • Tim
urutan peraturan 5. Mendeskripsikan undangan yang perundang-undangan di Indonesia, tata bentuk Penyusun,

Kelas VIII SMP/MTs (Berdasarkan Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2016)


perun-dang- tata urutan berlaku di urutan peraturan perundang-undangan di uraian dan 2015,
undangan dalam peraturan Indonesia Indonesia sesuai dengan UU No. 12 tahun penugasan Model
sistem hukum perundang- 6. Tujuan 2011, tujuan dibentuknya peraturan tentang Pengintegr
nasional di undangan yang dibentuknya perundang-undangan nasional, dan tahap- makna tata a-sian
Indonesia berlaku di peraturan tahap proses pembuatan peraturan urutan Pendidi-
4.3 Mendemon- Indonesia perundang- perundang-undangan nasional. peraturan kan
strasikan pola 6. Menjelaskan tujuan undangan • Mengidentifikasi pertanyaan tentang contoh peraturan Antikorupsi
pengembangan dibentuknya nasional perilaku taat terhadap peraturan perundang- pada Mata
tata urutan peraturan 7. Tahap-tahap perundang-undangan. undangan Pelajaran
peraturan perundang- proses • Mengajukan pertanyaan tentang kasus dalam Pendidikan
perundang- undangan nasional pembuatan pelanggaran terhadap sistem Pancasila
undangan dalam 7. Mendeskripsikan peraturan peraturan perundangan yang mengarah hukum dan
sistem hukum tahap-tahap proses perundang- pada tindakan koruptif di Indonesia dan nasional di Kewar-
nasional di pembuatan undangan pentingnya hidup disiplin, adil, dan Indonesia. . ganegaraa
Indonesia peraturan nasional bertanggung jawab dalam mematuhi Keterampilan: n (PPKn)
perundang- 8. Kasus

Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn)
peraturan perundangan yang berlaku. • Portofolio Berdasark
undangan nasional pelanggaran Mengumpulkan Informasi untuk an
8. Mengidentifikasi terhadap • Mencari informasi dari berbagai sumber menilai hasil Kurikulum
kasus pelanggaran peraturan tentang arti dan makna hukum, peraturan telaah 2013
terhadap peraturan perundangan perundangan Indonesia yang berlaku, arti makna tata SMP//M.Ts
perundangan yang yang mengarah pentingnya mentaati peraturan perundang- urutan . Kelas VIII

43
42
44
Indikator Pencapaian Alokasi Sumber
No Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian
Kompetensi Waktu Belajar
mengarah pada pada tindakan undangan di Indonesia, tata urutan peraturan Jakarta:
tindakan koruptif di koruptif di peraturan perundang-undangan di perundang- Kemdikbud
Indonesia. Indonesia. Indonesia sesuai dengan UU No. 12 tahun undangan. • Tim
9. Menjelaskan 9. Pentingnya hidup 2011, tujuan dibentuknya peraturan Penyusun,
pentingnya hidup disiplin, adil, dan perundang-undangan nasional, tahap- Pendidikan
disiplin, adil, dan bertanggung tahap proses pembuatan peraturan Kesadaran
bertanggung jawab jawab dalam perundang-undangan nasional. contoh Berkonsti-
dalam mematuhi mematuhi perilaku taat terhadap peraturan tusi untuk
peraturan peraturan perundang-undangan. SMP dan
perundangan yang perundangan • Mengumpulkan data tentang kasus MTs.Jakart
berlaku. yang berlaku. pelanggaran terhadap a: Sekjen
peraturan perundangan yang mengarah dan
pada tindakan koruptif di Indonesia, Kepani-
pentingnya hidup disiplin, adil, dan teraan
bertanggung jawab dalam mematuhi Mahkamah
peraturan perundangan yang berlaku. Konstitusi
Menalar/Mengasosiasi RI, 2009
• Menghubungkan informasi yang diperoleh • Referensi
untuk menyimpulkan tentang makna tata sesuai
urutan peraturan perundang-undangan. materi
• Mengambil kesimpulan berdasarkan pokok
informasi tentang materi yang dipelajari. • Lingkungan
• Menentukan contoh perilaku taat terhadap masyarakat
peraturan perundang-undangan, contoh dan sekolah
kasus pelanggaran terhadap peraturan
perundang-undangan yang mengarah pada
tindakan koruptif di Indonesia, pentingnya
hidup disiplin, adil, dan bertanggung jawab
dalam mematuhi peraturan perundangan
yang berlaku.
Mengomunikasikan
• Menyusun laporan hasil telaah tentang
makna tata urutan peraturan perundang-
undangan secara tertulis.
• Menyajikan hasil telaah di kelas.
• Memajang hasil telaah (displai) di dinding

Kelas VIII SMP/MTs (Berdasarkan Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2016)


Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn)
43
Indikator Pencapaian Alokasi Sumber
No Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian
Kompetensi Waktu Belajar
kelas dengan bangga dan penuh rasa
tanggung jawab.
• Mensimulasikan peran tokoh dalam
menyusun tata urutan perundang-
undangan.
4 1.6 Mensyukuri 1. Mensyukuri adanya 1. Semangat & Mengamati Sikap 3 x 3 JP • UUD NRI
semangat dan para pendiri negara komitmen • Membaca wacana dan gambar tentang • Observasi, 1945
komitmen kolektif yang memiliki kebangsaan kerukunan masyarakat , dan berita tentang penilaian • Kemdikbud
kebangsaan semangat & Indonesia yang proses terjadinya Proklamasi Kemerdekaan diri, , 2014,
untuk memper- komitmen tinggi yang Indonesia sebagai wujud komitmen penilaian Pendidikan
kuat NKRI yang kebangsaan yang dimiliki oleh para kebangsaan para pendiri negara. antar Pancasila
berketuhanan tinggi pendiri Negara • Mengamati gambar berbagai adat peserta dan
Yang Maha Esa 2. Menjelaskan arti 2. Arti dan makna kebiasaan sesuai suku bangsa di Indonesia didik, atau Kewargan
2.6 Menunjukkan dan makna semangat & • Mengamati gambar / tayangan vidio sidang jurnal e-garaan
sikap gotong semangat dan komitmen MPR atau DPR dalam membuat tentang SMP/MTs

Kelas VIII SMP/MTs (Berdasarkan Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2016)


royong sebagai komitmen kebangsaan keputusan/ komitmen dengan penuh semangat Kelas VIII.
wujud nyata kebangsaan dalam dalam merebut bangga dan syukur terhadap Tuhan Yang dan • Tim
semangat dan merebut kemerdekaan Maha Esa komitmen Penyusun,
komitmen kolektif kemerdekaan 3. Arti dan makna Menanya kebangsaan 2015,
kebangsaan 3. Menjelaskan arti semangat & • Mengajukan pertanyaan dengan kolektif Model
untuk dan makna komitmen menggunakan High Order Thinking Skills untuk Pengintegr
memperkuat semangat dan kebangsaan (HOTS) tentang arti dan makna semangat memperkuat a-sian
Negara Kesatuan komitmen dalam mengisi & komitmen kebangsaan dalam merebut Negara Pendidi-
Republik kebangsaan dalam kemerdekaan kemerdekaan dan mengisi kemerdekaan, Kesatuan kan
Indonesia mengisi 4. Sikap semangat pentingnya menjaga semangat & komitmen Republik Antikorupsi
3.6 Menginter- kemerdekaan & komitmen dalam memperkuat NKRI, serta semangat Indonesia pada Mata
pretasikan 4. Menerima sikap kebangsaan dan komitmen kebangsaan kolektif untuk dalam Pelajaran
semangat dan semangat & sebagai nilai memperkuat Negara Kesatuan Republik kontek Pendidikan
komitmen komitmen yang dijunjung Indonesia dalam kontek kehidupan siswa kehidupan Pancasila
kebangsaan kebangsaan tinggi sesuai peraturan yang berlaku. siswa dan

Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn)
kolektif untuk sebagai nilai yang 5. Pentingnya • Mengindentifikasi pertanyaan tentang sikap Pengetahuan: Kewar-
memperkuat dijunjung tinggi menjaga semangat & komitmen kebangsaan • Tes tertulis ganegaraa
Negara Kesatuan 5. Menyadari semangat & sebagai nilai yang (uraian) dan n (PPKn)
Republik pentingnya komitmen dalam dijunjung tinggi. penugasan Berdasark
Indonesia dalam menjaga semangat memperkuat tentang an
• Mengidentifikasi pertanyaan tentang contoh
kontek kehidupan & komitmen dalam NKRI. semangat Kurikulum

45
44
46
Indikator Pencapaian Alokasi Sumber
No Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian
Kompetensi Waktu Belajar
siswa memperkuat NKRI 6. Contoh sikap sikap semangat & komitmen dan 2013
4.6 Mengorga- 6. Menunjukkan semangat & kebangsaan sebagai peserta didik, sebagai komitmen SMP//M.Ts
nisasikan contoh sikap komitmen warga masyarakat, dan sebagai warga kebangsaan . Kelas VIII
kegiatan semangat & 7. kebangsaan negara. kolektif Jakarta:
lingkungan yang komitmen sebagai peserta • Mengidentifikasi pertanyaan tentang sikap untuk Kemdikbud
mencerminkan kebangsaan didik, sebagai komitmen kebangsaan kolektif yang memperkuat • Tim
semangat dan sebagai peserta warga termasuk dalam pengembangan nilai-nilai Negara Penyusun,
komitmen didik masyarakat, dan antikorupsi Kesatuan Pendidikan
kebangsaan 7. Menunjukkan warga negara. • Mengajukan pertanyaan tentang makna Republik Kesadaran
untuk contoh sikap 8. Semangat dan korupsi, faktor penyebab terjadinya korupsi, Indonesia Berkonsti-
memperkuat semangat & komitmen solusi pencegahan dan pemberantasan dalam tusi untuk
Negara Kesatuan komitmen kebangsaan korupsi, dan pentingnya hidup mandiri kontek SMP dan
Republik kebangsaan kolektif untuk berdasarkan kesetaraan, kebersamaan, kehidupan MTs.Jakart
Indonesia sebagai warga memperkuat dan bertanggung jawab dalam memperkuat siswa a: Sekjen
masyarakat Negara Kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia Keterampilan: dan
8. Menunjukkan Republik (NKRI) • Portofolio Kepani-
contoh sikap Indonesia dalam Mengumpulkan Informasi tentang teraan
semangat & kontek • Mencari informasi untuk menjawab telaah Mahkamah
komitmen kehidupan siswa pertanyaan tentang norma dan kebiasaan semangat Konstitusi
kebangsaan sesuai peraturan antar daerah di Indonesia. dan RI, 2009
sebagai warga yang berlaku • Melakukan pengamatan dan wawancara komitmen • Referensi
negara 9. Sikap komitmen berbagi norma dalam masyarakat kebangsaan sesuai
9. Menafsirkan/ kebangsaan • Mencari informasi untuk menjawab kolektif materi
memaknai kolektif yang pertanyaan tentang arti dan makna untuk pokok
semangat dan termasuk dalam semangat & komitmen kebangsaan dalam memperkuat • Lingkungan
komitmen pengembangan merebut kemerdekaan dan mengisi Negara masyarakat
kebangsaan nilai-nilai kemerdekaan, pentingnya menjaga Kesatuan dan sekolah
kolektif untuk antikorupsi semangat & komitmen dalam memperkuat Republik
memperkuat 10. Makna korupsi NKRI, serta semangat dan komitmen Indonesia
Negara Kesatuan 11. Faktor penyebab kebangsaan kolektif untuk memperkuat dalam
Republik Indonesia terjadinya Negara Kesatuan Republik Indonesia kontek
dalam kontek korupsi. dalam kontek kehidupan siswa sesuai kehidupan
kehidupan siswa 12. Solusi peraturan yang berlaku, pentingnya sikap siswa.
sesuai peraturan pencegahan dan semangat & komitmen kebangsaan
yang berlaku pemberantasan sebagai nilai yang dijunjung tinggi, serta
10. Mengidentifikasi korupsi makna korupsi, faktor penyebab terjadinya

Kelas VIII SMP/MTs (Berdasarkan Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2016)


Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn)
45
Indikator Pencapaian Alokasi Sumber
No Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian
Kompetensi Waktu Belajar
sikap komitmen 13. Pentingnya hidup korupsi, solusi pencegahan dan
kebangsaan mandiri, pemberantasan korupsi, dan pentingnya
kolektif yang berdasarkan hidup mandiri berdasarkan kesetaraan,
termasuk dalam kesetaraan, kebersamaan, dan bertanggung jawab
pengembangan kebersamaan, dalam memperkuat Negara Kesatuan
nilai-nilai dan bertanggung Republik Indonesia (NKRI).
antikorupsi jawab dalam • Mengumpulkan data tentang contoh sikap
11. Menafsirkan memperkuat semangat & komitmen
makna korupsi Negara Kesatuan kebangsaan sebagai peserta didik, sebagai
12. Mengidentifikasi Republik warga masyarakat, dan sebagai warga
factor penyebab Indonesia negara.
terjadinya korupsi. (NKRI). • Mengumpulkan data tentang sikap
13. Menafsirkan solusi komitmen kebangsaan kolektif yang
pencegahan dan termasuk dalam pengembangan nilai-nilai
pemberantasan antikorupsi

Kelas VIII SMP/MTs (Berdasarkan Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2016)


korupsi Menalar/Mengasosiasi
14. Menjelaskan • Dengan penuh disiplin dan kerjasama
pentingnya hidup kelompok menghubungkan berbagai
mandiri, informasi yang didapatkannya untuk
berdasarkan membuat simpulan jawaban terhadap
kesetaraan, pertanyaan yang ada
kebersamaan, dan • Mengambil kesimpulan tentang norma dan
bertanggung jawab kebiasaan antar daerah di Indonesia, arti
dalam memperkuat dan makna semangat & komitmen
Negara Kesatuan kebangsaan dalam merebut kemerdekaan
Republik Indonesia dan mengisi kemerdekaan, pentingnya
(NKRI) menjaga semangat & komitmen dalam
memperkuat NKRI, serta semangat dan
komitmen kebangsaan kolektif untuk
memperkuat Negara Kesatuan Republik

Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn)
Indonesia dalam kontek kehidupan siswa
sesuai peraturan yang berlaku, pentingnya
sikap semangat & komitmen kebangsaan
sebagai nilai yang dijunjung tinggi, serta
makna korupsi, faktor penyebab terjadinya
korupsi, solusi pencegahan dan

47
46
48
Indikator Pencapaian Alokasi Sumber
No Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian
Kompetensi Waktu Belajar
pemberantasan korupsi, dan pentingnya
hidup mandiri berdasarkan kesetaraan,
kebersamaan, dan bertanggung jawab
dalam memperkuat Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI).
• Menentukan contoh sikap semangat &
komitmen kebangsaan sebagai peserta
didik, sebagai warga masyarakat, dan
sebagai warga negara.
• Menentukan contoh sikap komitmen
kebangsaan kolektif yang termasuk dalam
pengembangan nilai-nilai antikorupsi
Mengomunikasikan
• Menyusun laporan hasil telaah tentang
semangat dan komitmen kebangsaan
kolektif untuk memperkuat Negara
Kesatuan Republik Indonesia dalam kontek
kehidupan siswa.
• Menyajikan hasil telaah di kelas.
• Memajang hasil telaah (displai) di dinding
kelas dengan bangga dan penuh rasa
tanggung jawab.
• Mensimulasikan peran tokoh masyarakat
akan pentingnya semangat dan komitmen
kebangsaan untuk memperkuat NKRI

Kelas VIII SMP/MTs (Berdasarkan Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2016)


Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn)
47
3. Pengintegrasian Nilai-nilai Antikorupsi dalam Pengembangan Rencana Pelaksanaan
C.
Pembelajaran (RPP)

Sekolah : SMP Indonesia


Mata Pelajaran : Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn)
Kelas/Semester : VIII/1 (satu)
Materi Pokok : Menelaah Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Alokasi Waktu : 12 Jam pelajaran (4 x Pertemuan @ 3JP)

A. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi

Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi


1.1 Bersyukur kepada Pertemuan Pertama
Tuhan Yang Maha Esa 1. Menerima Pancasila sebagai dasar negara
atas konsensus 2. Menerima Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa
nasional Pancasila 3. Menjelaskan pentingnya memahami nilai-nilai Pancasila sebagai
sebagai dasar negara dasar negara dan pandangan hidup bangsa
dan pandangan hidup 4. Mengidentifikasi nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila
bangsa 5. Mendeskripsikan makna nilai-nilai Pancasila sebagai dasar
2.1 Mengembangkan sikap negara dan pandangan hidup bangsa
yang mencerminkan 6. Menelaah contoh sikap yang mencerminkan nilai-nilai Pancasila
nilai-nilai luhur sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa.
Pancasila sebagai
dasar negara dan Pertemuan Kedua
pandangan hidup 1 Menunjukkan contoh sikap iklhas dalam melaksanakan nilai-nilai
bangsa Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa
3.1 Menelaah Pancasila 2 Menjelaskan pentingnya kesetaraan sebagai upaya mewujudkan
sebagai dasar negara nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup
dan pandangan hidup bangsa.
bangsa 3 Menjelaskan pentingnya kebersamaan sebagai upaya
4.1 Menyaji hasil telaah mewujudkan nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara dan
nilai-nilai Pancasila pandangan hidup bangsa.
sebagai dasar negara 4 Menjelaskan pentingnya hidup disiplin sebagai upaya
dan pandangan hidup mewujudkan nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara dan
bangsa dalam pandangan hidup bangsa.
kehidupan sehari-hari 5 Menjelaskan pentingnya hidup hemat sebagai upaya
mewujudkan nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara dan
pandangan hidup bangsa.
6 Menunjukkan sikap yang mencerminkan tanggung jawab
sebagai wujud nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara dan
pandangan hidup bangsa.

B. Tujuan Pembelajaran:
Setelah mengikuti proses pembelajaran, diharapkan peserta didik dapat:
Pertemuan Pertama
1. Menerima Pancasila sebagai dasar negara
2. Menerima Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa
3. Menjelaskan pentingnya memahami nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara dan
pandangan hidup bangsa
4. Mengidentifikasi nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila

Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn) 49
Kelas VIII SMP/MTs (Berdasarkan Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2016) 48
5. Mendeskripsikan makna nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan
hidup bangsa
6. Menelaah contoh sikap yang mencerminkan nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara
dan pandangan hidup bangsa.

Pertemuan Kedua
1. Menunjukkan contoh sikap iklhas dalam melaksanakan nilai-nilai Pancasila sebagai
dasar negara dan pandangan hidup bangsa
2. Menjelaskan pentingnya kesetaraan sebagai upaya mewujudkan nilai-nilai Pancasila
sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa.
3. Menjelaskan pentingnya kebersamaan sebagai upaya mewujudkan nilai-nilai
Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa.
4. Menjelaskan pentingnya hidup disiplin sebagai upaya mewujudkan nilai-nilai Pancasila
sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa.
5. Menjelaskan pentingnya hidup hemat sebagai upaya mewujudkan nilai-nilai Pancasila
sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa.
6. Menunjukkan sikap yang mencerminkan tanggung jawab sebagai wujud nilai-nilai
Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa.

C. Materi Pembelajaran
1. Makna Pancasila sebagai dasar Negara
2. Makna Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa
3. Pentingnya memahami nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup
bangsa.
4. Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila
5. Makna nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa.
6. Contoh sikap iklhas dalam melaksanakan nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara
dan pandangan hidup bangsa.
7. Pentingnya kesetaraan sebagai upaya mewujudkan nilai-nilai Pancasila sebagai dasar
negara dan pandangan hidup bangsa.
8. Pentingnya kebersamaan sebagai upaya mewujudkan nilai-nilai Pancasila sebagai
dasar negara dan pandangan hidup bangsa.
9. Pentingnya hidup disiplin sebagai upaya mewujudkan nilai-nilai Pancasila sebagai
dasar negara dan pandangan hidup bangsa.
10. Pentingnya hidup hemat sebagai upaya mewujudkan nilai-nilai Pancasila sebagai dasar
negara dan pandangan hidup bangsa.
11. Sikap yang mencerminkan tanggung jawab sebagai wujud nilai-nilai Pancasila sebagai
dasar negara dan pandangan hidup bangsa.

50 Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn)
Kelas VIII SMP/MTs (Berdasarkan Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2016)
49
Pengembangan Materi Pembelajaran Terintegrasi
Nilai-nilai Antikorupsi
Kita wajib bersyukur bahwasannya bangsa Indonesia mampu merumuskan nilai-nilai yang
diyakini baik dan benar, yaitu nilai-nilai Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan dan
Keadilan, sebagai dasar negara. Apalagi nilai-nilai tersebut hidup dan terwujud dalam
kehidupan nyata keseharian masyarakat dan bangsa, yang dalam terminologi politik disebut
pandangan hidup (way of life) bangsa. Rasa syukur itu diwujudkan dalam bentuk berupaya
memahami nilai-nilai Pancasila, baik sebagai dasar negara maupun sebagai pandangan hidup
bangsa. Pancasila juga digunakan untuk menyebut lambang negara, yaitu Garuda
Pancasila yang dilambangakan dengan gambar burung Garuda Pancasila seperti yang
tampak di bawah ini.
Memahami nilai-nilai Pancasila sebagai dasar
negara dan pandangan hidup bangsa mengandung makna
bahwa nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila, yakni nilai-
nilai Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan dan
Keadilan sosial, merupakan landasan dan dasar bagi Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dalam
menyelenggarakan dan mengelola negara. Artinya, nilai-nilai tersebut dijadikan landasan dan
dasar dalam merumuskan kebijakan dan peraturan perundang-undangan, dijadikan landasan
dan dasar dalam pelaksanaan kebijakan dan peraturan perundang-undangan
(penyelenggaraan pemerintahan), juga dijadikan landasan dan dasar dalam pengawasan dan
evaluasi terhadap pelaksanaan kebijakan dan peraturan perundang-undangan. Dengan
demikian penyelenggaraan dan pengelolaan negara harus sesuai dan selaras serta tidak boleh
bertentangan dengan nilai-nilai tersebut.
Hal ini sangat penting untuk dipahami dan dihayati oleh seluruh warga negara, terutama para
penyelenggara negara. Adapun pentingnya memahami dan menghayati makna tersebut bagi
peserta didik adalah bahwa di tangan mereka lah masa depan kehidupan masyarakat, bangsa
dan negara akan ditentukan. Oleh karena itu sejak dini mereka perlu dibekali dengan
pemahaman dan penghayatan terhadap makna Pancasila, baik sebagai dasar negara maupun
pandangan hidup bangsa sehingga sebagai calon pemimpin bangsa di masa datang mereka
dapat mewujudkan nilai-nilai Pancasila dalam kepemimpinannya.
Agar sikap perilaku kita sesuai dengan nilai-nilai Pancasila, maka sikap dan perilaku positif
harus dikembangkan, antara lain ikhlas, jujur, kesetaraan, peduli, kebersamaa, disiplin, hemat,
dan sederhana yang tercermin dalam perilaku sehari-hari sehingga tercipta suasana yang
kondusif bagi tumbuh dan berkembangnya karakter bangsa yang baik. Sebaliknya sikap dan
perilaku negatif harus dihindari dan dijauhi dalam kehidupan sehari-hari, seperti ambisi pribadi,
perbuatan yang menguntungkan kelompok tertentu, memberi janji-janji/iming-iming agar pihak
lain melanggar hukum, dan memberikan perlakuan tidak adil terhadap orang lain atau tebang

Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn) 51
Kelas VIII SMP/MTs (Berdasarkan Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2016) 50
pilih.
Contoh sikap iklhas dalam melaksanakan nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara dan
pandangan hidup bangsa, seperti melaksanakan peraturan perundang-undangan dengan
sepenuh hati dan memberikan bantuan terhadap teman tanpa mengharapkan balas
jasa/pamrih. Contoh sikap jujur adalah melaporkan suatu tugas sesuai kenyataan (tidak
bohong). Contoh sikap kesetaraan adalah menganggap teman atau orang lain kedudukannya
sama dengan diri sendiri. Contoh peduli yaitu tanggap terhadap keadaan lingkungan seperti
menjaga kebersihan, tanggap terhadap keadaan teman yang sedang sedih dengan cara
memberikan bantuan secara moril atau materiil sesuai kebutuhannya. Contoh kebersamaa
yaitu menyelesaikan masalah yang dihadapi secara bersama-sama. contoh disiplin adalah
datang ke sekolah tepat waktu dan menyerahkan tugas sesuai waktu yang telah ditentukan.
contoh hemat, adalah menggunakan barang/uang sesuai kebutuhan (tidak boros) dan
berusaha untuk terwujudnya kesejahteraan bersama.

D. Metode Pembelajaran
1. Pendekatan : Saintifik
2. Model pembelajaran : Discovery Learning dan Think Paire and Share.
3. Metode : ceramah interaktif, diskusi, Tanya jawab, penugasan, dan
bermain peran/sosiodrama.

E. Media dan Alat Pembelajaran


1. Gambar Garuda Pancasila
2. Video/film pendek tentang Garuda Pancasila
3. Bahan tayang/slide terkait substansi materi pembelajaran
4. Lembar Kerja
5. LCD proyektor
6. Laptop.

F. Sumber Belajar:
1. Bahri Tamrin, 2008. Modul Pendidikan Antikorupsi untuk kelas VIII SMP/MTs, Jakarta:
Penerbit: KPK 2008.
2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan SMP/MTs Kelas VIII, Jakarta: Kemdikbud;
3. Priyanto, AT Sugeng, dkk dalam Buku Elektronik Pendidikan Kewarganegaraan
SMP/MTs, Kelas VIII Edisi 4 Jakarta: 2008 Penerbit: Depdiknas.
4. Tim Penyusun, Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi pada Mata Pelajaran
PPKn Kelas VIII SMP/MTs. (Berdasarkan Kurikukum 2013), Jakarta: Ditjen Dikdas,
2015.
5. Tim Penyusun, Pendidikan Kesadaran Berkonstitusi untuk SMP dan MTs. Jakarta:

52 Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn)
Kelas VIII SMP/MTs (Berdasarkan Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2016)
51
Sekjen dan Kepaniteraan Mahkamah Konstitusi RI, 2009;
6. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

G. Langkah-langkah Pembelajaran
Pertemuan 1

Tahap Kegiatan Aktivitas Peserta Didik dan Guru


A. Kegiatan Pendahuluan 1. Guru mengecek kondisi lingkungan/kebersihan kelas
(10 menit) 2. Guru mempersiapkan peserta didik untuk berdoa yang dipimpin
oleh ketua kelas
3. Guru mengecek kehadiran peserta didik.
4. Guru memberi motivasi belajar bahwa pembelajaran saat ini
bermanfaat bagi peserta didik, yakni bersyukur bahwa negara
Indonesia memiliki Pancasila sebagai dasar negara dan
pandangan hidup bangsa yang dijadikan pedoman bagi setiap
warga negara dalam kehidupan sehari-hari.
5. Guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan
pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari
6. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dipelajari.
7. Guru menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian
kegiatan sesuai silabus.
B. Kegiatan Inti 1. Peserta didik dirangsang dengan cara diminta untuk mengamati
(60 menit). tayangan video suasana orang menggambar Garuda yang diiringi
dengan lagu Garuda Pancasila. (mengamati)
2. Secara individual peserta didik diminta menulis pertanyaan terkait
materi pembelajaran (menanya), seperti:
- Mengapa Pancasila menjadi dasar negara Indonesia dan
pandangan hidup bangsa?
- Mengapa Pancasila harus dipertahankan sebagai dasar negara
dan pandangan hidup bangsa?
- Mengapa memahami nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara
dan pandangan hidup bangsa sangat penting bagi warga negara
Indonesia? (masing-masing siswa membuat tiga pertanyaan)
3. Peserta didik dikelompokkan (4-5 orang) secara heterogen.
4. Setiap kelompok, mengidentifikasi dan menghimpun daftar
pertanyaan dari seluruh anggota kelompok. (mengamati)
5. Peserta didik mencari sumber pembelajaran untuk menjawab
pertanyaan (mengamati)
6. Peserta didik membaca sumber pembelajaran untuk menjawab
pertanyaan (mengamati)
7. Peserta didik mendiskusikan dalam kelompok untuk
mengumpulkan data dalam menjawab pertanyaan dalam Lembar
Hasil Diskusi kelompok (mengumpulkan data)
8. Peserta didik mengklasifikasikan jawaban-jawaban menurut
sumber data. (menalar)
9. Peserta didik mencermati kelengkapan jawaban. (mengamati)
10. Peserta didik menguji kembali jawaban dan dituliskan dalam
lembar hasil diskusi kelompok. (menalar)
11. Peserta didik dalam kelompok memeriksa kebenaran jawaban.
(menalar)
12. Peserta didik mempresentasikan hasil kerja kelompok, kelompok
lain menanggapi presentasi jawaban (mengomunikasikan)
13. Peserta didik dengan dipandu guru mengklarifikasi kebenaran
jawaban (mengomunikasikan)
C. Kegiatan Penutup 1. Peserta didik dengan panduan guru menyimpulkan pembahasan
(20 menit) tentang Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup
bangsa.
2. Peserta didik menerima bahwa Pancasila sebagai Dasar Negara
merupakan anugerah dari Tuhan YME bagi bangsa Indonesia.

Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn) 53
Kelas VIII SMP/MTs (Berdasarkan Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2016) 52
Tahap Kegiatan Aktivitas Peserta Didik dan Guru
3. Peserta didik meyakini kebenaran Pancasila sebagai Dasar Negara
dan pandangan hidup bangsa
4. Peserta didik memberikan umpan balik dengan mengajukan
pertanyaan terhadap proses dan hasil pembelajaran tentang
Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa.
5. Guru menanyakan kembali tentang materi pembelajaran hari ini
sebagai pelaksanaan post tes.
6. Peserta didik secara bersama-sama menyanyikan lagu “Garuda
Pancasila”
7. Guru membagikan soal tes (post tes) tertulis kepada siswa
8. Pembelajaran diakhiri dengan do’a dan salam

Pertemuan 2

Tahap Kegiatan Aktivitas Peserta Didik/Guru


A. Kegiatan Pendahuluan 1. Guru mengecek kondisi lingkungan/kebersihan kelas
(10 menit) 2. Guru mempersiapkan peserta didik untuk berdoa yang dipimpin
oleh ketua kelas
3. Guru mengecek kehadiran peserta didik.
4. Guru memberi motivasi belajar bahwa pembelajaran saat ini
bermanfaat bagi peserta didik. Selanjutnya bersyukur bahwa
bangsa Indonesia memiliki Pancasila yang mengandung nilai-nilai
luhur bangsa Indonesia.
5. Guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan berkaitan dengan materi
pembelajaran.
6. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dipelajari.
7. Guru menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian
kegiatan sesuai silabus.
B. Kegiatan Inti 1. Peserta didik diminta berkelompok secara heterogen (4 orang)
(90 menit) untuk mengamati lembar informasi yang sudah disediakan
guru.(mengamati)
2. Secara berkelompok peserta didik diminta mendiskusikan isi
lembar informasi yang telah diamati. (menalar)
3. Secara berkelompok peserta didik diminta berdiskusi dalam
menjawab pertanyaan (menalar)
4. Peserta didik mencermati kelengkapan jawaban (mengamati)
5. Peserta didik menguji kembali kebenaran jawaban (menalar)
6. Peserta didik menulis jawaban pada lembar hasil diskusi kelompok.
7. Peserta didik mepresentasikan hasil kerja kelompok, kelompok lain
menanggapi presentasi jawaban (mengkomunikasikan)
8. Peserta didik dengan dipandu guru mengklarifikasi kebenaran
jawaban.
C. Kegiatan Penutup 1. Peserta didik dengan panduan guru menyimpulkan pembahasan
(20 menit) tentang ancaman dan usaha merubah Pancasila sebagai dasar
negara dan dinamika nilai-nilai Pacasila sesuai perkembangan
jaman
2. Peserta didik meyakini kekuatan Pancasila sebagai Dasar Negara
3. Peserta didik memahami nilai-nilai yang terkandung dalam
Pacasila.
4. Peserta didik memberikan umpan balik dengan mengajukan
pertanyaan terhadap proses dan hasil pembelajaran tentang nilai-
nilai luhur yang terkandung dalam Pacasila.
5. Guru menanyakan kembali tentang materi pembelajaran hari ini
sebagai pelaksanaan post tes secara lisan.
6. Guru memberikan tugas pekerjaan rumah sebagai berikut:
a. Tuliskan makna nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara dan
pandangan hidup bangsa.
b. Tuliskan contoh sikap iklhas dalam melaksanakan nilai-nilai
Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa.
7. Pembelajaran diakhiri dengan do’a dan salam.

54 Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn)
Kelas VIII SMP/MTs (Berdasarkan Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2016)
53
Pertemuan 3

Tahap Kegiatan Aktivitas Peserta Didik/Guru


A. Kegiatan 1. Guru mengecek kondisi lingkungan/kebersihan kelas
Pendahuluan (10 1. Guru mempersiapkan peserta didik untuk berdoa yang dipimpin oleh
menit) ketua kelas
2. Guru mengecek kehadiran peserta didik.
3. Guru memberi motivasi belajar bahwa pembelajaran saat ini bermanfaat
bagi peserta didik, yakni apabila berperilaku sesuai dengan nilai-nilai
Pancasila maka kehidupan akan menjadi tenang
4. Guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan berkaitan penugasan minggu
lalu.
5. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dipelajari.
6. Guru menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan
sesuai silabus.
B. Kegiatan Inti 1. Peserta didik diminta berpasangan (paire) dan setiap pasangan diminta
(90 menit) membaca jawaban temannya (mengamati)
2. Setiap pasangan diminta untuk membuat pertanyaan-pertanyaan terkait
dari apa yang dibaca, diamati kurang dipahami (menanya)
3. Pertanyaan dari peserta didik ditulis dipapan tulis untuk dicarikan
pemecahannya.
4. Peserta didik diminta untuk mencari sumber pemecahan masalah yang
diajukan oleh siswa sendiri (mengumpulkan informasi/data)
5. Peserta didik diminta untuk berpikir dan memecahkan permasalahan
yang diajukan temannya terkait dengan pokok materi (think paire =
berpikir berpasang-pasangan(menalar)
6. Setiap pasangan memilih pasangan lain, sehingga kelompok menjadi
empat orang, dan setiap anggota kelompok diberi kesempatan untuk
menanggapinya (membuat jejaring).
7. Setiap kelompok mencari kelompok lain, sehingga kelompok menjadi
delapan orang, dan setiap anggota kelompok diberi kesempatan untuk
menanggapinya (membuat jejaring).
8. Setiap kelompok membuat laporan tertulis untuk dipresentasikan
9. Guru memimpin diskusi kelas dan setiap kelompok diberi kesempatan
untuk menyampaikan hasil diskusinya (mengkomunikasikan).
10. Guru memberikan klarifikasi atau pelurusan agar tidak terjadi kesalahan
konsep, prinsip, dan nilai-nilai.
C. Kegiatan Penutup 1. Peserta didik dengan panduan guru membuat rangkuman materi
(20 menit) pembelajaran
2. Guru melakukan refleksi dengan cara meminta seorang atau beberapa
peserta didik untuk mengemukakan pendapatnya terhadap
pembelajaran hari ini, apakah manfaat bagi siswa belajar hari ini, apa
yang yang dapat dilakukan siswa terkati topik hari ini.
3. Guru memberikan tugas kelompok yang dikerjakan di luar kelas, yaitu
menyusun skenario/cerita yang ditampilkan minggu berikutnya tentang:
a. Kelompok 1: pentingnya kesetaraan sebagai upaya mewujudkan
nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup
bangsa.
b. Kelompok 2: pentingnya kebersamaan sebagai upaya mewujudkan
nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup
bangsa.
c. Kelompok 3: pentingnya hidup disiplin sebagai upaya mewujudkan
nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup
bangsa.
d. Kelompok 4: pentingnya hidup hemat sebagai upaya mewujudkan
nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup
bangsa.
e. Kelompok 5: sikap yang mencerminkan tanggung jawab sebagai
wujud nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan
hidup bangsa.
4. Pembelajaran diakhiri dengan do’a dan salam.

Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn) 55
Kelas VIII SMP/MTs (Berdasarkan Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2016) 54
Pertemuan 4

Tahap Kegiatan Aktivitas Peserta Didik/Guru


A. Kegiatan 1. Guru mengecek kondisi lingkungan/kebersihan kelas
Pendahuluan 2. Guru mempersiapkan peserta didik untuk berdoa yang dipimpin oleh
(10 menit) ketua kelas
3. Guru mengecek kehadiran peserta didik.
4. Guru memberi motivasi belajar bahwa pembelajaran saat ini
bermanfaat bagi peserta didik, yakni kehidupan yang aman, tentram,
adil, dan sejahtera akan terwujud apabila nilai-nilai Pancasila
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari
5. Guru menanyakan kesiapan peserta didik berkaitan penugasan
minggu lalu.
6. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dipelajari.
7. Guru menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan
sesuai silabus.
B. Kegiatan Inti 1. Peserta didik diminta berkelompok sesuai kelompok yang telah
(90 menit) dibentuk pada minggu lalu
2. Setiap kelompok mempersiapkan laporan tertulisnya untuk diserahkan
kepada guru. (menalar)
3. Setiap kelompok mempersiapkan anggotanya untuk menyajikan
sosiodrama yang telah disusun.
4. Guru memimpin penyajian sosiodrama dan kelompok lain mengamati
dan diberi kesempatan untuk menyampaikan pendapatnya
(mengkomunikasikan).
5. Guru memberikan klarifikasi atau pelurusan agar tidak terjadi
kesalahan konsep, prinsip, dan nilai-nilai.
C. Kegiatan Penutup 1. Peserta didik dengan panduan guru membuat rangkuman materi
(20 menit) pembelajaran
2. Guru bersama peserta didik melakukan refleksi dengan cara meminta
seorang atau beberapa peserta didik untuk mengemukakan
pendapatnya terhadap pembelajaran hari ini, apakah manfaat bagi
peserta didik belajar hari ini, apa yang yang dapat dilakukan siswa
terkati topik hari ini.
3. Peserta didik diingatkan bahwa minggu depan ulangan/tes tentang
materi yang telah dipelajari selama 4 x pertemuan
4. Pembelajaran diakhiri dengan do’a dan salam.

H. Penilaian Hasil Pembelajaran


1. Teknik Penilaian.
a. Penilaian Proses
Penilaian proses dilakukan untuk menilai sikap dan keterampilan siswa pada saat
pembelajaran. Teknik yang digunakan adalah:
1) Pengamatan penilaian sikap sosial, yaitu menggunakan pedoman pengamatan
yang berisi sejumlah indikator perilaku yang diamati pada saat proses
pembelajaran dan berdiskusi. Instrumen yang digunakan berupa pedoman
pengamatan dengan teknik daftar cek.
2) Pengamatan keterampilan, yaitu menggunakan pedoman pengamatan yang
berisi sejumlah indikator keterampilan yang diamati pada saat presentasi.
b. Penilaian Hasil (penilaian pengetahuan)
Penilaian hasil belajar dilakukan untuk menilai hasil pembelajaran. Teknik yang
digunakan adalah:

56 Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn)
Kelas VIII SMP/MTs (Berdasarkan Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2016)
55
1) tes bentuk uraian/essay
2) kinerja/laporan secara tertulis hasil diskusi kelompok.
2. Instrumen Penilaian, merupakan lampiran yang tidak terpisahkan dari RPP ini.
a. Lembar pengamatan untuk penilaian sikap
b. Lembar pengamatan untuk penilaian keterampilan
c. Tes bentuk uraian/essay untuk penilaian pengetahuan
d. Pemberian Tugas .

Jakarta, Maret 2017


Mengetahui,
Kepala Sekolah, Guru PPKn Kelas VIII,

(…………………………) (…………………………)

Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn) 57
Kelas VIII SMP/MTs (Berdasarkan Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2016) 56
LAMPIRAN

A. LEMBAR INFORMASI (MEDIA PEMBELAJARAN)

Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa


Nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa terdapat kandungan
akan nilai-nilai. Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi nasional adalah nilai-nilai yang
bersifat tetap. Namun, pada penjabarannya, dilakukan secara dinamis dan kreatif sesuai
dengan kebutuhan perkembangan masyarakat indonesia. Diterima Pancasila sebagai dasar
negara dan ideologi nasional (pandangan hidup bangsa) membawa dampak bahwa nilai-nilai
Pancasila dijadikan landasan pokok, dan landasan fundamental bagi setiap penyelenggaraan
negara Indonesia.
Pancasila berisi lima sila yang hakikatnya berisi lima nilai
dasar yang fundamental. Nila-nilai dasar Pancasila adalah
nilai Ketuhanan Yang Maha Esa, nilai kemanusiaan yang adil
dan beradab, nilai persatuan indonesia, nilai kerakyatan yang
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan, dan nilai keadilan sosial bagi seluruh rakyat
indonesia. Berikut penjelasan mengenai Nilai-Nilai Pancasila
adalah sebagai berikut.
Nilai-Nilai Pancasila Sebagai Dasar Negara dan Pandangan
Hidup Bangsa
1. Nilai Ketuhanan
Nilai Ketuhanan Yang Maha Esa mengandung arti bahwa adanya pengakuan dan
keyakinan bangsa terhadap adanya Tuhan sebagai pencipta alam semesta. Dari nilai
tersebut, menyatakan bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa religius bukan bangsa yang
tidak memiliki agama atau ateis. Dari Pengakuan adanya Tuhan diwujudkan dalam
perbuatan untuk taat dalam setiap perintah Tuhan dan menjauhi larangan-Nya sesuai
dengan ajaran atau tuntunan agama yang dianut. Nilai ketuhanan memiliki arti bahwa
adanya pengakuan akan kebebasan untuk memeluk agama, menghormati kemerdekaan
beragama, tidak ada paksaan serta tidak diskriminatif antarumat beragama.
Contoh Nilai Ketuhanan
a. Hidup rukun dan damai antara umat beragama
b. Tidak memaksakan agama atau kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa kepada
orang lain
c. Memberikan kebebasan dan juga kesempatan dalam beribadah sesuai agamanya
d. Tidak membedakan agama atau kepercayaan dalam bergaul
e. Sikap percaya dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa

58 Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn)
Kelas VIII SMP/MTs (Berdasarkan Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2016)
57
2. Nilai Kemanusiaan
Nilai kemanusiaan yang adil dan beradab mengandung arti bahwa kesadaran sikap dan
perilaku sesuai dengan nilai-nilai moral dalam hidup bersama atas dasar tuntutan hati
nurani dengan memperlakukan sesuatu hal sebagaimana mestinya. Manusia diberlakukan
sesuai harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan yang sama derajatnya, hak, dan
kewajiban asasinya.
Contoh Nilai Kemanusiaan
a. Mengakui persamaan derajat antara sesama manusia
b. Senang melakukan kegiatan yang sifatnya kemanusiaan
c. Memiliki sikap dan perilaku berani dalam membela kebenaran dan keadilan
d. Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan
e. Menghormati orang lain
f. Tidak bersikap diskriminatif terhadap orang lain.
3. Nilai Persatuan
Nilai Persatuan Indonesia mengandung makna usaha ke arah bersatu dalam kebulatan
rakyat untuk membina rasa nasionalisme dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Persatuan Indonesia juga mengakui dan menghargai dengan sepenuh hati terhadap
keanekaragaman di Indonesia, sehingga perbedaan bukanlah sebab dari perselisihan,
tetapi itu akan dapat menciptakan kebersamaan. Dari kesadaran ini tercipta dengan baik
jika sungguh-sungguh menghayati semboyan Bhineka Tunggal Ika.
Contoh Nilai Persatuan
a. Cinta tanah air dan bangsa
b. Memiliki sikap yang rela berkorban demi tanah air
c. Mendahulukan kepentingan bangsa dan negara
d. Persatuan dengan berdasar Bhineka Tunggal Ika
e. Memelihara ketertiban dunia yang berdasar kepada kemerdekaan, perdamaian abadi
dan keadilan social.
4. Nilai Kerakyatan
Nila kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan yang mengandung makna bahwa suatu pemerintahan dari
rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat dengan cara musyawarah untuk mufakat melalui
lembaga-lembaga perwakilan. Berdasarkan dari nilai tersebut, diakui paham demokrasi
yang mengutamakan pengambilan keputusan melalui musyawarah mufakat.
Contoh Nilai Kerakyatan
a. Ikut serta dalam pemilu
b. Menjalankan musyawarah mufakat
c. Mendahulukan kepentingan umum
d. Mengembangkan sikap hidup yang demokratis

Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn) 59
Kelas VIII SMP/MTs (Berdasarkan Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2016) 58
e. Tidak memaksakan kehendak individu terhadap individu lainnya.
5. Nilai Keadilan
Nilai keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia mengandung makna sebagai dasar
sekaligus tujuan masyarakat indonesia yang adil dan makmur secara lahiriah ataupun
batiniah. Berdasarkan dari nilai tersebut, keadilan adalah nilai yang sangat mendasar yang
diharapkan dari seluruh bangsa Indonesia. Negara Indonesia yang diharapkan adalah
negara Indonesia yang berkeadilan.
Contoh Nilai Keadilan
a. Memiliki perilaku yang suka bekerja keras
b. Berperilaku adil terhadap sesama
c. Hidup sederhana
d. Mengembangkan budaya menabung
e. Memiliki sikap yang menghargai karya orang lain yang bermanfaat bagi bangsa
Indonesia
f. Tidak memeras orang lain
g. Selalu membantu orang lain
Nilai-Nilai Pancasila dijabarkan dalam setiap peraturan perundang-undangan yang telah ada
dan tidak hanya itu baik itu ketetapan, keputusan, kebijakan pemerintah, program-program
pembangunan dan peraturan-peraturan lain yang pada hakikatnya merupakan penjabaran
nilai-nilai dasar Pancasila. Nilai-Nilai Dasar Pancasila adalah satu kesatuan yang saling
berhubungan dan menjiwai satu sama lain. Sehingga dari semua nilai dasar dari sila-sila
Pancasila menjadi acuan dalam penyelenggaraan negara. (Disadur dari
www.artikelsiana.com-2017).

B. INSTRUMEN PENILAIAN
1. Lembar pengamatan untuk penilaian sikap
Penilaian Pengamtan Sikap dalam Proses “diskusi”.
Lembar penilaian sikap ini, diisi oleh guru yang melaksanakan proses pembelajaran
untuk menilai sikap/perilaku yang ditampakkan oleh peserta didik dalam berdiskusi di
kelas.
Petunjuk : Berikan nilai 1 (tidak), 2 (kurang), 3 (cukup), atau 4 (sangat) sesuai aspek
yang dinilai pada kolom-kolom indikator sikap/perilaku yang diamati.

Indikator sikap/perilakuyang diamati


Nama Jumlah
No Tangg Menghargai Kerja
Siswa Keaktifan Kedisiplinan Nilai
jawab pendapat sama
teman
1 Angga 4 4 3 4 3 18
2 Dhinda
3 Frita
dst

60 Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn)
Kelas VIII SMP/MTs (Berdasarkan Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2016)
59
Catatan:
• Pemberian skor perilaku setiap indikator:
Indikator 1, apabila sangat tanggung jawab diberi skor 4
apabila cukup tanggung jawab diberi skor 3
apabila kurang tanggung jawab diberi skor 2
apabila tidak tanggung jawab diberi skor 1
Indikator 2, apabila sangat aktif diberi skor 4
apabila cukup aktif diberi skor 3
apabila kurang aktif diberi skor 2
apabila tidak aktif diberi skor 1
Indikator 3 : dst.
• Pengolahan skor menjadi nilai
Jumlah skor maksimum adalah 20
Jumlah skor minimum adalah 5
Nilai ideal adalah 100

Rumus perhitungan nilai = Jumlah perolehan skor siswa X Nilai Ideal


Jumlah skor maksimum
• Pengkatagorian sikap/perilaku
Penentuan predikat (sangat baik, baik, cukup, dan kurang) didasarkan pada KKM
sekolah masing-masing.
Contoh:
KKM = 75, maka cara penentuannya sebagai berikut:
100 – 75 = 25 : 3 = 8,3 dibulatkan menjadi 8
Maka penentuan predikatnya adalah:
<75 = kurang
75 – 82 = cukup
83 – 90 = baik
91 – 100 = sangat baik
KKM = 65, maka cara penentuannya sebagai berikut:
100 – 65 = 35 : 3 = 11,8 dibulatkan menjadi 12.
Maka penentuan predikatnya adalah:
< 65 = kurang
65 – 76 = cukup
77 – 88 = baik
89 – 100 = sangat baik
Misalnya: Nilai Angga, berdasarkan perolehan nilai dalam pengamatan diskusi di
atas adalah 4,4,3,4,3, maka rumus menghitungnya sebagai berikut .
18 (4 + 4 + 3 + 4 + 3) X100 = 90
20

Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn) 61
Kelas VIII SMP/MTs (Berdasarkan Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2016) 60
Katagori nilai sikap Angga termasuk BAIK, jika menggunakan KKM 75. dan kategori
nilai sikap Angga termasuk SANGAT BAIK, jika menggunakan KKM 65.

2. Lembar pengamatan untuk penilaian keterampilan


Penilaian Keterampilan dalam Proses “Presentasi”.
Lembar penilaian keterampilan ini diisi oleh peserta didik untuk menilai perilaku yang
ditampakkan oleh temannya dalam presentasi di kelas (memberikan penilaian antar
peserta didik).
Petunjuk : Berikan nilai 1 (kurang), 2 (cukup), 3 (baik), atau 4 (sangat baik) pada
kolom-kolom sesuai hasil pengamatan.

Aspek Keterampilan yang Dinilai


Nama Menghargai Keterangan
No Mengajukan Menanggapi
pendapat Runtut
Pertanyaan Pertanyaan
teman
1 Dhinda 4 3 4 4 SB
2 Frita
3 Angga
dst

Catatan:
• Pemberian skor perilaku setiap indikator:
Indikator 1, apabila sangat baik dalam mengajukan pertanyaan skor 4
apabila baik dalam mengajukan pertanyaan skor 3
apabila baik dalam mengajukan pertanyaan skor 2
apabila kurang baik dalam mengajukan pertanyaan skor 1
Indikator 2, apabila sangat baik dalam menanggapi pertanyaan skor 4
apabila baik dalam menanggapi pertanyaan skor 3
apabila cukup baik dalam menanggapi pertanyaan skor 2
apabila kurang baik dalam menanggapi pertanyaan skor 1
Indikator 3 : dst.
• Pengolahan skor menjadi nilai
Jumlah skor maksimum adalah 16
Jumlah skor minimum adalah 4

Rumus penilaian = Jumlah perolehan skor siswa X Nilai Ideal


Jumlah skor maksimum
Nilai ideal = 100
• Pengkatagorian keterampilan.
Katagori keterampilan peserta didik:
Penentuan predikat (sangat baik, baik, cukup, dan kurang) didasarkan pada KKM
sekolah masing-masing, seperti contoh pada penilaian pengamatan sikap/perilaku di
atas.

62 Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn)
Kelas VIII SMP/MTs (Berdasarkan Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2016)
61
Misalnya: Nilai Dhinda, berdasarkan perolehan nilai dalam pengamatan presentasi
di atas adalah 4,3,4,4, maka rumus menghitungnya sebagai berikut .
15 (4 + 3 + 4 + 4) X100 = 93,75
16
Katagori nilai keterampilan Dhinda termasuk SANGAT BAIK, dengan menggunakan
KKM 75 maupun dengan menggunakan KKM 65.
3. Lembar pengamatan untuk penilaian sikap/perilaku jujur
Lembar penilaian sikap/perilaku jujur ini diisi oleh peserta didik untuk menilai sikap jujur
temannya dalam satu kelas (memberikan penilaian antar siswa).
Petunjuk : Berilah tanda cek (v) pada kolom skor sesuai sikap jujur yang ditampilkan
oleh temanmu, dengan kriteria sebagai berikut:
4 = apabila selalu melakukan sesuai pernyataan
3 = apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan kadang-kadang
tidak melakukan
2 = apabila kadang-kadang melakukan dan sering tidak melakukan
1 = apabila tidak pernah melakukan.

Lembar Pengamatan
Nama peserta didik yang dinilai : ………………….
Kelas : ………………….
Tanggal Pengamatan : …………………..
Materi Pokok : …………………..
Skor
No Aspek Pengamatan
1 2 3 4
1 Tidak nyontek dalam mengerjakan ujian/ulangan/tugas
Tidak melakukan plagiat (mengambil/menyalin karya orang lain
2
tanpa menyebutkan sumber) dalam mengerjakan setiap tugas
3 Mengamalkan sila-sila Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
4 Mengungkapkan perasaan terhadap sesuatu apa adanya
5 Melaporkan data atau informasi apa adanya
Jumlah Skor

Jakarta, Maret 2017


Penilai,

------------------------------------------
(Nama peserta didik yang
menilai)

Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn) 63
Kelas VIII SMP/MTs (Berdasarkan Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2016) 62
Catatan:
• Pemberian skor sikap/perilaku setiap indikator, pengolahan skor menjadi nilai, dan
pengkatagorian sikap/perilaku sama seperti pada contoh penilaian sikap/perilaku
dan penilaian keterampilan.

C. Penilaian Pengetahuan
Menggunakan tes tertulis bentuk uraian/essay.
Petunjuk: Jawablah pertanyaan di bawah dengan jelas dan benar!
1 Ungkapkan pernyataan rasa syukurmu sebagai bangsa Indonesia yang telah memiliki
dasar negara Pancasila, dan apakah yang akan kamu lakukan sebagai bentuk rasa
syukur tersebut?
2 Apakah makna gambar Garuda Pancasila? Uraikan secara terperinci!
3 Deskripsikan makna Pancasila sebagai dasar negara Indonesia?
4 Deskripsikan makna Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa?
5 Deskripsikan makna nilai-nilai yang terkandung dalam sila-sila Pacasila!
6 Nilai-nilai apakah yang dapat kamu terapkan dalam kehidupan sehari-hari sesuai
dengan Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa?
7 Tuliskan contoh sikap iklhas dalam melaksanakan nilai-nilai Pancasila sebagai dasar
negara dan pandangan hidup bangsa
8 Mengapa sikap kebersamaan sangat penting dilakukan dalam mewujudkan nilai-nilai
Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa.
9 Mengapa sikap hidup disiplin sangat penting dilakukan dalam mewujudkan nilai-nilai
Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa.
10 Mengapa sikap tanggung jawab sangat penting dilakukan dalam mewujudkan nilai-nilai
Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa.

Teknis Penilaian
1. Penskoran
a. Apabila peserta didik menjawab:
1) sangat sempurna diberi skor 5
2) sempurna diberi skor 4
3) cukup sempurna diberi skor 3
4) kurang sempurna diberi skor 2
5) tidak sempurna diberi skor 1
b. Skor minimal setiap soal adalah 1
c. Skor maksimal setiap soal adalah 5,
d. jumlah skor minimal seluruh soal = 10 x 1 = 10
e. Jumlah maksimal seluruh soal = 10 X 5 = 50
f. Nilai ideal 100.

64 Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn)
Kelas VIII SMP/MTs (Berdasarkan Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2016)
63
2. Pengkatagorian Penilaian Pengetahuan.
Katagori keterampilan peserta didik:
Penentuan predikat (sangat baik, baik, cukup, dan kurang) didasarkan pada KKM
sekolah masing-masing, seperti contoh pada penilaian pengamatan
sikap/perilaku/keterampilan/kejujuran di atas.
Misalnya: Nilai Frita, berdasarkan perolehan nilai ulangan di atas adalah
5,4,3,4,5,5,4,5,4,5 maka rumus menghitungnya sebagai berikut:
46 (5 + 4 + 5 + 4 + 5 + 5 + 4 + 5 + 4 + 5) X 100 = 92
50
Katagori nilai pengetahuan Frita termasuk SANGAT BAIK, dengan menggunakan KKM
75 maupun dengan menggunakan KKM 65.

D. Penilaian Penugasan
Berdasarkan pengetahuan dan pengalaman belajar serta hasil pengamatan kalian di
lingkungan sekolah dan masyarakat, diskusikan dengan teman kelompokmu untuk
menyusun skenario/cerita yang ditampilkan pada pembelajaran minggu depan tentang:
1 Pentingnya kesetaraan sebagai upaya mewujudkan nilai-nilai Pancasila sebagai dasar
negara dan pandangan hidup bangsa.
2 Pentingnya kebersamaan sebagai upaya mewujudkan nilai-nilai Pancasila sebagai
dasar negara dan pandangan hidup bangsa.
3 Pentingnya hidup disiplin sebagai upaya mewujudkan nilai-nilai Pancasila sebagai
dasar negara dan pandangan hidup bangsa.
4 Pentingnya hidup hemat sebagai upaya mewujudkan nilai-nilai Pancasila sebagai dasar
negara dan pandangan hidup bangsa.
5 Sikap yang mencerminkan tanggung jawab sebagai wujud nilai-nilai Pancasila sebagai
dasar negara dan pandangan hidup bangsa.

Catatan
• Pemberian skor perilaku setiap indikator:
1. Apabila tugas tertulis dan penampilan sangat baik skor 10
2. Apabila tugas tertulis dan penampilan baik skor 8
3. Apabila tugas tertulis dan penampilan cukup baik skor 6
4. Apabila tugas tertulis dan penampilan kurang baik skor 4
• Pengolahan skor menjadi nilai
Jumlah skor maksimum adalah 10
Jumlah skor minimum adalah 4
Jumlah perolehan skor siswa
Rumus penilaian = X Nilai Ideal
Jumlah skor maksimum
Nilai ideal = 100

Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn) 65
Kelas VIII SMP/MTs (Berdasarkan Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2016) 64
• Pengkatagorian Nilai Tugas
Katagori nilai tugas peserta didik:
Penentuan predikat (sangat baik, baik, cukup, dan kurang) didasarkan pada KKM
sekolah masing-masing, seperti contoh pada penilaian pengamatan sikap/perilaku di
atas.
Misalnya: Nilai Nia, berdasarkan perolehan nilai tugas di atas adalah 8, maka rumus
menghitungnya sebagai berikut .
8
X 100 = 80
10
Katagori nilai tugas Nia termasuk CUKUP, apabila menggunakan KKM 75, dan
termasuk BAIK apabila menggunakan KKM 65.
• Nilai tugas merupakan bagian dari nilai pengetahuan, oleh karena itu dapat dijadikan
pertimbangan dalam menentukan penilaian pengetahuan peserta didik.

E. Pengintegrasian Nilai-nilai Antikorupsi dalam Kegiatan Pengembangan Diri


1. Pengintegrasian Nilai-nilai Antikorupsi dalam Kegiatan Kokurikuler
a. Pembelajaran Berbasis Portofolio.
Pembelajaran berbasis portofolio merupakan upaya agar peserta didik dapat
memperoleh pengalaman fisik terhadap obyek dalam pembelajaran, yaitu
melibatkan atau mempertemukan peserta didik dengan obyek pembelajaran secara
nyata. Selain itu, peserta didik juga memperoleh pengalaman atau terlibat secara
mental, yakni mengkaitkan informasi awal yang telah diperoleh, selanjutnya memiliki
kebebasan untuk menyusun kembali (merekonstruksi) informasi yang diperolehnya.
Pembelajaran Berbasis Portofolio memberi keragaman sumber belajar dan
keleluasaan kepada peserta didik memilih sumber belajar yang sesuai untuk
dijadikan landasan dalam menyusun fenomena masyarakat/negara/dunia. Artinya
sebagai upaya memandirikan peserta didik untuk belajar, berkolaborasi, membantu
teman, bekerjasama, mengadakan pengamatan, dan penilaian diri untuk suatu
refleksi yang akan mendorong mereka membangun pengetahuannya sendiri.
Pembelajaran berbasis portofolio membina peserta didik untuk :
1) Berlatih memadukan antara konsep yang diperoleh dari penjelasan guru atau
dari buku/artikel/berita dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari;
2) Peserta didik diberi kesempatan untuk mencari informasi di luar kelas baik
informasi yang sifatnya benda/bacaan, penglihatan atau obyek langsung
(TV/radio/internet) maupun orang/pakar/tokoh;
3) Membuat alternatif untuk mengatasi topik/obyek yang dibahas;

66 Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn)
Kelas VIII SMP/MTs (Berdasarkan Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2016)
65
4) Membuat suatu keputusan (sesuai kemampuannya) berkaitan dengan konsep
yang telah dipelajarinya, dengan mempertimbangkan nilai-nilai yang ada di
masyarakat;
5) Merumuskan langkah yang akan dilakukan untuk mengatasi masalah dan
mencegah timbulnya masalah yang berkaitan dengan topik yang dibahas.
b. Penilaian Berbasis Portofolio
Portofolio penilaian (Assessement) merupakan kumpulan fakta/bukti berupa
dokumen yang berisi tugas-tugas yang terorganisir secara sistematis dari peserta
didik secara individual. Secara terperinci berupa kumpulan catatan pribadi/ individu
yang berisi refleksi pengalaman belajar, seperti kegiatan peserta didik di dalam dan
di luar kelas, kegiatan peserta didik sehari-hari yang berkaitan dengan pelajaran,
membaca, menulis (segala sesuatu yang berkaitan dengan pelajaran), uneg-uneg
peserta didik yang berkaitan dengan pelajaran, peristiwa yang dialami peserta didik
berkaitan dengan pelajaran, prestasi peserta didik berkaitan dengan pelajaran,
tanggapan guru dan sebagainya. Selain itu juga diartikan sebagai koleksi sistematis
dari peserta didik dan guru untuk menguji proses dan prestasi belajar.
Portofolio sebagai penilaian merupakan perantara penilaian oleh siswa dan guru
yang menggambarkan aktifitas dan proses yaitu mendorong siswa untuk berdialog,
merencanakan tujuan, bekerja sama, memilih, membandingkan, berbagi
pengetahuan, memper-timbangkan/merenungi, dan membuat keputusan. Dengan
demikian portofolio penilaian merupakan pembelajaran praktek (melakukan) yang
mendorong adanya interaksi antar siswa, antara siswa dan guru, dan antara siswa
dengan masyarakat dan alam sekitarnya.

Adapun contoh format portofolio penilaian untuk siswa dan guru adalah sebagai berikut.

FORMAT PORTOFOLIO PENILAIAN


NAMA : ................................................
KELAS : .............
NOMOR : .............
NILAI AKHIR : .............
ALAMAT : ................................................
TANGGAPAN TANDA TANGAN
AKTIFITAS GURU
NO. ASPEK PENILAIAN NILAI
PESERTA DIDIK PESERTA SERDIK GURU
DIDIK
1 Deskripsi tentang Signifikansi : Seberapa
hal-hal sebagai besar tingkat
berikut: kebermaknaan yang
 Mencari dilakukan peserta didik
isu/masalah di berkaitan dengan mata
masyarakat yang pelajaran.
sangat penting Pemahaman :

Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn) 67
Kelas VIII SMP/MTs (Berdasarkan Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2016) 66
TANGGAPAN TANDA TANGAN
AKTIFITAS GURU
NO. ASPEK PENILAIAN NILAI
PESERTA DIDIK PESERTA SERDIK GURU
DIDIK
dan membutuhkan Seberapa besar tingkat
penanganan pemahaman peserta
dengan segera. didik terhadap tugas
 Mencari sumber yang diberikan.
informasi berkaitan Argumentasi : Seberapa
dengan isu/ besar alasan yang
masalah yang dikemukakan peserta
dibahas didik terhadap aktifitas
 Mengobservasi yang dilakukan.
isu/masalah Bermakna : Seberapa
secara langsung besar manfaat aktifitas
melalui berbagai yang dilakukan peserta
sumber informasi didik terhadap diri
 Membuat laporan pribadi, keluarga dan
peneli-tian/ tugas masyarakat.
 Mempresentasikan Kejelasan : Terorganisir
hasil pencarian dengan baik, tertulis
informasi dengan baik, mudah
dipahami.
Informasi : Akurat,
cukup dan penting.
2  Membaca, Pengatahuan/ Konsep/
mengkaji, Kognitif :
mendiskusikan, Seberapa besar
dan pemahaman peserta
mempresentasikan didik terhadap materi
buku literature pembelajaran.
yang ditugaskan. Pemahaman :
 Mengulas topik Seberapa besar
dalam jurnal kemampuan peserta
pendidikan didik untuk menjelaskan
 Membahas konsep/ informasi.
perkembangan Penerapan : Seberapa
IPTEK dalam besar kemampuan
pendidikan dan peserta didik untuk
dalam kehidupan menggunakan atau
masyarakat menerapkan informasi
beserta dampak yang telah dipelajari ke
positif dan dalam situasi/ konteks
negatifnya. yang berbeda.
Analisis : Seberapa
besar kemampuan
peserta didik dalam
meng-identifikasi,
memisahkan dan
membedakan
komponen, elemen
fakta, konsep dan
pendapat.
Sintesis : Seberapa
besar kemampuan
peserta didik dalam
mengakombinasi-kan
bagian/ elemen ke
dalam suatu kesatuan/
struktur yang lebih
besar.
Evaluasi : Seberapa

68 Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn)
Kelas VIII SMP/MTs (Berdasarkan Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2016)
67
TANGGAPAN TANDA TANGAN
AKTIFITAS GURU
NO. ASPEK PENILAIAN NILAI
PESERTA DIDIK PESERTA SERDIK GURU
DIDIK
besar kemampuan
peserta didik dalam
melakukan penilaian
dan keputusan tentang
nilai suatu gagasan
dengan menggunakan
criteria tertentu.
3 dst

Catatan : Format yang dibuat hanya sebagai contoh, guru bersama siswa dapat membuat
sesuai dengan situasi, kondisi, dan kemampuan serta lingkungan belajarnya.
2. Pengintegrasian Nilai-nilai Antikorupsi dalam Kegiatan Ekstrakurikuler
Pengintegrasian nilai-nilai antikorupsi pada kegiatan ekstrakurikuler disesuaikan dan
mendukung visi dan misi sekolah serta membantu memperkuat branding sekolah dan
evaluasi terhadap peraturan sekolah. Selain itu kegiatan ekstrakurikuler juga harus
mendukung kompetensi abad 21 yakni Kritis dalam berpikir, Kreatif, Komunikatif, dan
Kolaboratif. Jenis-jenis kegiatan ekstrakurikuler disesuaikan dengan minat dan bakat
peserta didik yang dilakukan di bawah bimbingan guru atau pelatih dengan melibatkan
orang tua dan masyarakat. Contoh kegiatan ekstrakurikuler adalah Kegiatan
Keagamaan, Kegiatan Praktik Kantin Kejujuran, Pramuka, OSIS, Palang Merah Remaja
(PMR), Paskibra, Kesenian, Bahasa dan Sastra, Kelompok Ilmiah Remaja (KIR),
Jurnalistik, Olahraga, dsb.
Pelaksanaan kegiatan seperti tersebut di atas, mulai dari rencana, program kerja,
anggaran, keputusan rapat, pelaksanaan kegiatan, dan hasil kegiatannya ditulis dalam
jurnal kegiatan individual pengurus atau panitia yang sewaktu-waktu dapat dicek oleh
siapapun dan diumumkan secara tertulis dan terbuka di Papan Informasi Kegiatan.
Tujuannya agar dapat dibaca oleh seluruh warga sekolah. Untuk itulah perlu
ditumbuhkan rasa dedikasi, kejujuran, keikhlasan, rasa pengabdian, demokratis, dan
objektif dalam setiap pribadi anggota serta pengurus organisasi kesiswaan.

Kantin Kejujuran dan Tulisan Ajakan Antikorupsi

Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn) 69
Kelas VIII SMP/MTs (Berdasarkan Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2016) 68
SMAN 8 Bandung (doc.kemendikbud)

Pramuka dan Paskibra dapat membelajarkan dan Mengimplementasikan Nilai-nilai Antikorupsi


(Sumber: Kemdikbud, 2016:10)
3. Pengintegrasian Nilai-nilai Antikorupsi dalam Kegiaatan Pembiasaan dan
Pembudayaan
Pelaksanaan pengintegrasian nilai-nilai Antikorupsi dalam Kegiaatan Pembiasaan dan
Pembudayaan perlu didahului dengan pesan tentang pentingnya bersikap dan
bertindak antikorupsi dan ajakan untuk berperilaku antikorupsi sehingga dapat
menumbuhkan pola pikir, sikap, dan tindakan/perilaku antikorupsi dalam diri seluruh
warga sekolah. Pembiasaan dan pembudayaan tersebut dapat dilakukan secara rutin
melalui kegiatan-kegiatan sebagai berikut.
a. Pengembangan literasi sekolah bisa dilakukan dengan Gerakan 15 Menit Membaca
sebelum Pelajaran.
b. Sebelum menutup pelajaran terakhir peserta didik melakukan refleksi, menyanyikan
lagu daerah, lagu antikorupsi, dan berdoa bersama.
c. Membiasakan Kerja tanpa Pamrih
d. Penerapan Reward and Punishment secara tegas
e. Ceramah kultum oleh seorang peserta didik yang mewakili kelasnya secara
bergiliran pada pagi hari sebelum masuk jam pelajaran pertama untuk menanamkan
sikap kedisiplinan, tanggungjawab serta kejujuran
f. Didirikannya “Bengkel Antikorupsi”, yang di dalamnya berisi hasil-hasil karya
peserta didik yang terbaik tentang anti korupsi, seperti poster-poster anti korupsi,
puisi, sajak, karikatur, cerpen, cergam, opini, dan ulasan anti korupsi.
g. Didirikan “Posko Benda Hilang”, yaitu tempat penampungan barang-barang yang
ditemukan peserta didik dengan dicatat ciri-ciri benda tersebut, dan apabila ada
peserta didik yang merasa bahwa barang miliknya hilang bisa datang ke “Posko
Benda Hilang”.
h. Sholat dhuhur secara berjamaah antara guru-guru dan peserta didik pada saat
istirahat kedua.
i. Keteladanan para guru, diantaranya tepat waktu masuk kelas maupun ke luar kelas,
bersikap adil kepada peserta didik, bersikap jujur kepada siswa diantaranya tepat
secara keilmuan dalam memberikan materi pelajaran.
j. Mengembangkan sikap kepedulian terhadap lingkungan yang ditunjukkan oleh
keberanian peserta didik dalam menegur temannya bila berbuat salah/keliru/khilaf.

70 Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn)
Kelas VIII SMP/MTs (Berdasarkan Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2016)
69
BAB V

PENUTUP

Buku Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi pada Mata Pelajaran Pendidikan


Pancasila dan Kewarganegaraan merupakan panduan dan sarana bagi guru, kepala sekolah,
pengawas sekolah, dan Dinas Pendidikan dalam mengimplementasikan pendidikan
Antikorupsi di sekolah baik di dalam maupun di luar kelas.
Kedudukan guru sebagai motivator dan fasilitator dituntut memiliki kompetensi dalam
merencanakan pembelajaran secara optimal berdasarkan kompetensi inti dan kompetensi
dasar mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaran. Untuk menghasilkan
kegiatan pembelajaran yang baik dan benar diperlukan perencanaan pembelajaran yang baik
dan benar pula sesuai peraturan yang berlaku dengan menggunakan pendekatan, strategi,
metode, dan model pembelajaran yang kreatif dan inovatif.
Peraturan tersebut antara lain Peraturan Pemerintah RI Nomor No. 32 tahun 2013
Tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah RI Nomor 19 tahun 2005 tentang standar
nasional pendidikan, Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 20 Tahun 2016
tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah, Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 21 Tahun 2016 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar
dan Menengah, Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 22 Tahun 2016
tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah, Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan RI Nomor 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian Pendidikan, Peraturan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 24 Tahun 2016 tentang Kompetensi Inti dan
Kompetensi Dasar Pelajaran pada Kurikulum 2013 pada Pendidikan dasar dan Menengah.
Model pengintegrasian pendidikan antikorupsi pada mata pelajaran Pendidikan
Pancasila dan Kewarganegaraan ini, diharapkan dapat meningkatkan kualitas perencanaan,
pelaksanaan, serta penilaian proses dan hasil pembelajaran di dalam dan di luar kelas
khususnya dalam penanaman nilai-nilai antikorupsi.

Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn) 71
Kelas VIII SMP/MTs (Berdasarkan Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2016) 70
72 Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn)
Kelas VIII SMP/MTs (Berdasarkan Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2016)
DAFTAR PUSTAKA

Allan Jhonson (Wikipedia, ensiklopedia bebas-Sosiologi 23/02/2008)

Bahri Tamrin, 2008. Modul Pendidikan Antikorupsi untuk kelas 3 SMP/MTs, Jakarta: Penerbit:
KPK 2008.
Buchori, Muchtar, 2007, Pendidikan Antikorupsi, dimuat dalam Harian Kompas, 21 Februari
2007.

Center for Indonesian Civic Education (CICED),1999. Workshop On The Development of


Concepts and Concent of Civic Education for Indonesian Schools. In collabrotion with :
Center for Civic Education (CCE), Calabasas USA Bandung.

Faisal Djabar, 2008, Direktorat Pendidikan & Pelayanan Masyarakat, Komisi pemberantasan
Korupsi)

Fajar, Arnie, 2009, Portofolio dalam Pelajaran IPS, Cetakan kelima, Bandung: PT Remaja
Rosdakarya ...................., 2003, Pengembangan Sikap Nasionalisme Melalui
Pendekatan Sain Teknologi Masyarakat pada SMA Negeri 8 di Kota Bandung-Jawa
Barat (Tesis)

Kemendikbud, 2016, Penguatan Pendidikan Karakter (PPK), Jakarta: Kemendikbud

Komisi Pemberantasan Korupsi, 2006, Memahami untuk Membasmi: Buku Saku untuk
Memahami Tindak Pidana Korupsi. Jakarta: Komisi Pemberantasan Korupsi.

Laila, Najmu, 2009, Pemikir Penggerak, Jakarta: Fakultas Hukum Universitas Indonesia.

Lickona, Thomas, 1991, Educating for Character How Our Schools Can Teach Respect and
Responsibility, New York: Bantam Books.

Lukman Surya Saputra dan Wahyu Nugroho (konstributor naskah) Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan/Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. SMP/MTs Kelas ix --
Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan , 2013.Hak Cipta © 2013 pada
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Schumpeter, A. Joseph.,1947,Capitalism, Socialism, and Democracy. edisi ke-2, New York :


Harper.

Von Aleman, Ulrich, 2004. The unknown depths of political theory: the case for a
multideimensional concept of corruption. Crime, Law & Social Change (42). 25-34.

Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn) 73
Kelas VIII SMP/MTs (Berdasarkan Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2016) 71
74 Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn)
Kelas VIII SMP/MTs (Berdasarkan Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2016)

Anda mungkin juga menyukai