TIM PENYUSUN
Nia
Olivia julianti
Indah oktaviani
Yopi
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan rahmat dan karunia-
Nya, sehingga modul dengan judul Pengantar Ilmu Pendidikan Budaya Anti Korupsi ini dapat
diselesaikan. Modul ini disusun sebagai salah satu bahan ajar bagi para mahasiswa dalam
mempelajari Budaya Anti Korupsi.
Tindak pidana korupsi adalah kejahatan yang dikatogorikan sebagai kejahatan luar biasa
(extra ordinary crimes) yang tidak hanya menimbulkan bencana bagi perkonomian nasional,
tetapi juga merupakan pelanggaran terhadap hak-hak sosial dan hak-hak ekonomi masyarakat.
Hal ini tentu saja menimbulkan kesulitan bagi aparat penegak hukum dalam mengungkap tindak
pidana korupsi. Penyelidikan dan penyidikan tindak pidana korupsi, sebagai langkah awal dalam
upaya pemberantasan tindak pidana korupsi seringkali terhambat dengan adanya konflik
yurisdiksi antar negara.
Modul ini disusun dengan harapan dapat memberikan pemahaman yang komprehensif
tentang Pendidikan Budaya Anti Korupsi, mulai dari sejarah, kedudukan, hakikat, hingga
penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Modul ini juga dilengkapi dengan berbagai aktivitas
pembelajaran yang dapat membantu mahasiswa untuk lebih memahami materi yang
disajikan.Penyusunan modul ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu,
penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan kontribusinya
dalam penyusunan modul ini.Penyusun menyadari bahwa modul ini masih memiliki kekurangan.
Oleh karena itu, penyusun mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca
untuk penyempurnaan modul ini di masa mendatang. Semoga modul ini dapat bermanfaat bagi
para mahasiswa dalam mempelajari Pendidikan Budaya Anti Korupsi.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................................iii
BAB 2 ...............................................................................................................................6
A. ...............................................................................................................................6
B. ...............................................................................................................................7
C. ...............................................................................................................................9
BAB 3..............................................................................................................................11
A. .............................................................................................................................11
BAB 4 .............................................................................................................................17
A. .............................................................................................................................17
B. .............................................................................................................................20
C. .............................................................................................................................23
BAB
PERAN MAHASISWA DALAM
GERAKAN ANTI KORUPSI
1
A. PBAK di Perguruan Tinggi
Pendidikan Anti Korupsi di Perguruan Tinggi Hanya sedikit orang yang memahami apa
itu pendidikan antikorupsi. Untuk itu, uraian berikut menjelaskan apa itu pendidikan
antikorupsi dan untuk apa. Secara umum pendidikan antikorupsi diartikan sebagai
pendidikan berbudaya yang benar yang bertujuan untuk memperkenalkan cara berpikir baru
dan nilai-nilai baru kepada peserta didik. Cara berpikir baru dan nilai-nilai baru penting
untuk disosialisasikan atau ditanamkan kepada mahasiswa karena gejala korupsi di
masyarakat sudah terpancar dari sana dan ada kekhawatiran generasi muda akan melihat
korupsi sebagai hal yang wajar.
Pendidikan antikorupsi juga dapat dipahami sebagai upaya sadar dan sistematis yang
ditanamkan kepada peserta didik berupa pengetahuan, nilai, sikap, dan keterampilan yang
diperlukan agar mereka siap dan memiliki kemampuan untuk mencegah atau
menghilangkan peluang berkembangnya korupsi. Tujuan utamanya bukan hanya untuk
menyingkirkan oportunis, tetapi juga untuk membuat siswa lebih tahan terhadap pengaruh
yang mengarah pada perilaku buruk.
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam peraturan perundang-undangannya
menjelaskan bahwa salah satu kewenangannya adalah sejauh mana upaya penegakan hukum
dan pencegahannya, antara lain kewenangan fungsi utamanya. Pemerintah melalui
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada
tanggal 30 Juli 2012 mengeluarkan Surat Edaran No. 1016/E/T/2012 kepada seluruh
Perguruan Tinggi Negeri dan Perguruan Tinggi Swasta (Kopertis Wilayah I sd Wilayah XII),
disertai surat edaran tentang penyelenggaraan pendidikan antikorupsi di perguruan tinggi.
Dasar dikeluarkannya surat edaran ini berdasarkan Instruksi Presiden Nomor 17 Tahun
2011 tentang Tindakan Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Tahun 2012 Tahun 2012-
2025 dan Jangka Menengah Tahun 2012-2014 (Strategi Nasional PPK), dan untuk
pelaksanaannya , telah disusun Aksi. Tahunan Pemberantasan Pencegahan dan
Pemberantasan Korupsi (PPK) yang selanjutnya diterbitkan dalam Inpres No. Pencegahan
dan Pemberantasan Korupsi Tahun 2014, di mana dalam dokumen yang dilampirkan pada
Inpres bagian V (kelima), Anti - Dijelaskan Strategi Pendidikan dan Kebudayaan Korupsi
yang memuat 22 rencana aksi, dan salah satunya melibatkan perguruan tinggi negeri dan
swasta dalam proses pelaksanaannya. Tujuan dari pendidikan anti korupsi adalah: (1)
Membentuk pengetahuan dan pemahaman tentang berbagai bentuk korupsi dan aspek-
aspeknya, (2) Mengubah persepsi dan sikap terhadap korupsi, dan Sanskara Pendidikan dan
Pengajaran (SPP) (3) Membentuk keterampilan dan kemampuan baru yang diperlukan untuk
memerangi korupsi. Berdasarkan tujuan tersebut, dapat dilihat bahwa pendidikan
antikorupsi melibatkan tiga bidang penting: kognitif, afektif dan psikomotorik. Pertama,
aspek kognitif menekankan pada kemampuan mengingat dan mereproduksi informasi yang
dipelajari, yang dapat berupa kombinasi kreatif atau sintesis ide dan materi baru.
Kedua, ranah emosional menekankan pada aspek perasaan, sikap, penghayatan, nilai,
atau derajat penerimaan atau penolakan terhadap sesuatu. Ketiga, bidang psikomotor
menekankan pada tujuan melatih keterampilan dan kompetensi. Untuk membekali peserta
didik dengan kebiasaan perilaku antikorupsi dan kemudian melaksanakan pendidikan
antikorupsi, maka ketiga bidang di atas harus dikaitkan atau diintegrasikan ke dalam tujuan
program, baik secara eksplisit maupun implisit. Dengan demikian, orientasi pendidikan
antikorupsi menjadi jelas berdasarkan kriteria yang terukur.
B. Peran Pendidik dalam Pengajaran PBAK
Pendidik berperan penting dalam tercapainya tujuan dan pembelajaran PBAKdi dalam
kelas serta di luar kelas. Beberapa hal yang patut diperhatikan paradosen atau pengajar
PBAK adalah sebagai berikut.Kurikulum PBAK adalah sesuatu yang baru dalam konteks
dunia1.pendidikan Indonesia, bahkan konsep secara tertulis baru diterbitkanDirektorat
Pendidikan inggi pada tahun 2012 sehingga para dosen perlu memahami secara
mendalam materi PBAK dan juga mencermatiberbagai kasus korupsi di lingkungan
pendidikan yang dapat dijadikancontoh pada saat pembahasan pembelajaran. 2. Pengajar
PBAK perlu menunjukkan contoh sikap antikorupsi dalamkehidupan sehari-hari sehingga
tidak bertentangan dengan pembelajaranPBAK yang diampu. 3. Pengajar PBAK perlu
mendorong implementasi pendidikan, penelitian,dan pengabdian pada masyarakat secara
berintegritas sebagai refleksipositif dari ri Dharma Perguruan inggi. 4. Pengajar PBAK
perlu mendorong mahasiswa untuk melakukan kegiatan-kegiatan pendidikan antikorupsi
kepada masyarakat lebih luas, terutamapemantauan pelayanan public sebagai tugas terkait
PBAK.
Menyelisik Peran Mahasiswa
Sejak dulu telah terbukti peran mahasiswa sebagai motor penggerak dalamperistiwa-
peristiwa besar, bermula dari Kebangkitan Nasional tahun 1908,Sumpah Pemuda tahun
1928, Proklamasi Kemerdekaan NKRI tahun 1945,lahirnya Orde Baru tahun 1966, hingga
Orde Reformasi tahun 1998. Hal inimenjadi bukti keampuhan gerakan mahasiswa sebagai
agen perubahan.
Peran penting mahasiswa tersebut tidak dapat dilepaskan dari karak-teristik yang
dimiliki, yaitu intelektualitas yang tinggi, jiwa muda yang penuhsemangat, dan idealisme
yang murni.Selain itu, peran ini sangat terkait dengan ri Dharma Perguruan inggi, yaitu
pendidikan, penelitian, dan pengabdiankepada masyarakat.Demikian pula dalam
memandang persoalan bangsa ini,terutama terkait korupsi, mahasiswa patut menjadi garda
terdepan gerakanantikorupsi.Mahasiswa dapat berperan nyata melalui edukasi dan
kampanye, yangmerupakan salah satu strategi pemberantasan korupsi yang sifatnya
represif(KPK, t.t.). Melalui program edukasi dan kampanye dapat dibangun perilakudan
budaya antikorupsi antarsesama mahasiswa atau jenjang lebih rendahlagi, yaitu taman
kanak-kanak, sekolah dasar, dan sekolah menengah.Program edukasi dilakukan melalui
banyak kegiatan, seperti pembuatanbahan ajar pendidikan dan budaya antikorupsi, materi
pendidikan dan budayaantikorupsi dimasukkan ke dalam kurikulum pendidikan, dan
pembentukanpusat studi antikorupsi di kampus.Program kampanye dapat dilakukanmelalui
media cetak, media elektronik, media daring (online), perlombaan/sayembara, termasuk
modifikasi program kuliah kerja nyata (KKN).