I. PENDAHULUAN...........................................................................................4
A. Konteks Penelitian.......................................................................................4
B. Fokus Penelitian.........................................................................................11
C. Tujuan Penelitian.......................................................................................12
D. Manfaat Penelitian.....................................................................................12
II. TINJUAN PUSTAKA DAN KARANGKA KONSEPTUAL...................14
A. Tinjuan Pustaka..........................................................................................14
1. Penerapan.............................................................................................14
2. Prinsip Pembelajaran...........................................................................15
3. Pembelajaran Orang Dewasa (Andragogi)..........................................18
4. Sanggar Kegiatan Belajar (SKB).........................................................29
5. Life Skill...............................................................................................32
B. Kerangka Konseptual.................................................................................34
III. METODE PENELITIAN.........................................................................36
A. Pendekatan Dan Jenis Penelitian................................................................36
B. Lokasi Penelitian........................................................................................37
C. Prosedur Pengumpulan Data......................................................................37
1. Observasi.............................................................................................37
2. Wawancara..........................................................................................38
3. Dokumentasi........................................................................................39
D. Sumber Data...............................................................................................39
1. Data primer..........................................................................................39
2. Data skunder........................................................................................40
E. Peran Peneliti.............................................................................................40
F. Pengecekan Keabsahan Temuan................................................................40
1. Member Check.....................................................................................40
2. Triangulasi...........................................................................................41
G. Analisis Data..............................................................................................42
1. Reduksi data.........................................................................................42
2. Penyajian data......................................................................................43
3. Penarikan kesimpulan..........................................................................43
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................44
I. PENDAHULUAN
A. Konteks Penelitian
Pendidikan sering terjadi dibawah bimbingan orang lain, misal bimbingan teman
dan dalam latar sosial-kebudayaan setiap masyarakat tertentu. Oleh karena itu,
sesuai dengan pandangan hidup dan latar sosiokultural tersebut. dengan kata lain,
Menyatakan bahwa:
umur atau terpaksa putus sekolah, karena suatu hal.Akhirnyan tujuan terpenting
dengan konteks lokal masyarakat setempat yang tidak dapat dijawab oleh
ketela menjadi olahan makanan lokal, merupakan salah satu bagian dari
Pendidikan Non Formal yaitu pada aspek pendidikan kecapan hidup pada
bahwa pendidikan nonformal merupakan inventasi penting bagi anak, tugas lain
Pendidikan Nasional telah menetapkan berbagai kebijakan dan upaya antara lain
pelayanan pendidikan kepada masyarakat dari usia dini hingga usia lanjut, yang
7
ekonomi, dan budaya serta kelompok masyarakat terdidik, untuk dapat berperan
dengan baik, kesadaran diri, beremBone dengan teman sebaya, dapat mengatasi
Pendidikan kecakapan hidup (life skills) sebagai salah satu layanan public
hidup dan kursus bagi orang dewasa bertujuan untuk bekerja dan /atau berusaha
dimana kualitas tersebut tidak sesuai dengan kemajuan atau perubahan yang
terjadi
kemiskinan hingga saat ini merupakan masalah besar bangsa yang belum
terpecahkan.
Menurut laporan Badan Pusat Statistik (BPS), pada Februari 2023 jumlah
Mereka yang tak punya pekerjaan dan mencari pekerjaan. Mereka yang tak
punya pekerjaan dan mempersiapkan usaha. Mereka yang tak punya pekerjaan
tahun 2021, TPT mencapai 8.564 orang dengan jumlah mencapai 2,56 % dan
tahun 2022 angka pengangguran melejit hingga menembus angka 10.527 atau
pemerintah masih berat sebelah, pendidikan formal lebih diutamakan. Hal inilah
tepat dalam mengurai benang kusut yang terjadi dalam masyarakat. Salah satu
skill), inti dari pendidikan life skill ini adalah pembelajaran pada peserta didik
penunjang dan pegangan hidup bagi mereka. Artinya ada relevansi pendidikan
dengan kehidupan nyata yang nantinya akan dijalani oleh peserta didik.
dilakukan Komaria, dkk. (2020: 6) menyatakan bahwa Bangsa yang besar adalah
yang memiliki sumber daya manusia yang berkualitas dan berintegritas. Oleh
diharapkan kualitas sumber daya manusia Indonesia akan lebih baik. Pendidikan
keterampilan hidup kaum muda yang menganggur akan tergugah harga diri dan
rasa percaya diri dengan berusaha meningkatkan perilaku dan minat hidup
mereka.
perbaikan taraf hidup masyarakat perlu segera ditangani secara serius. Melalui
tidak terlepas dari berbagai persoalan yang cukup kompleks, yaitu (1) rendahnya
kualitas kompetensi instruktur; (2) rendahnya minat warga belajar pada program
B. Fokus Penelitian
masyarakat?
C. Tujuan Penelitian
sebagai berikut:
orang dewasa pada program life skill di Sanggar Kegiatan Belajar Kabupaten
Bone.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
2. Manfaat praktis
orang dewasa pada program life skill. Serta pengembangan sumber daya manusia
A. Tinjuan Pustaka
1. Penerapan
a. Pengertian
adalah suatu perbuatan mempraktekkan suatu teori, metode, dan hal lain untuk
mencapai tujuan tertentu dan untuk suatu kepentingan yang diinginkan oleh
suatu kelompok atau golongan yang telah terencana dan tersusun sebelumnya.
yang telah disusun secara sistematis, seperti metode, konsep dan teori. Menurut
memiliki tiga unsur penting dan mutlak dalam menjalankannya. Wahab juga
2) Adanya kelompok target, yaitu siswa yang menjadi sasaran dan diharapkan
yang memiliki tiga unsur penting dan mutlak dalam menjalankannya”. Adapun
penerapan tersebut.
2. Prinsip Pembelajaran
16
dikemukakan para ahli yang memiliki persamaan dan perbedaan. Dari prinsip
tersebut terdapat beberapa prinsip yang relatif berlaku umum yang dapat
digunakan sebagai dasar dalam proses pembelajaran, baik pendidik aupun peserta
sebagai berikut;
tanpa adanya perhatian maka pelajaran yang diterima dari pendidik adalah sia-
sia. Bahkan dalam kajian teori belajar terungkap bahwa tanpa adanya perhatian
tak mungkin terjadi belajar. Perhatian terhadap pelajaran akan timbul pada
termotivasi untuk mempelajari secara serius. Selain dari perhatian, motivasi juga
mempunyai peranan yang urgen dalam kegiatan belajar. Gage dan Berliner
pada mobil. Jadi motivasi merupakan suatu tenaga yang menggerakkan dan
mempunyai kaitan yang erat dengan minat, peserta didik yang memiliki minat
2) Keaktifan
Kompleksitas belajar tersebut dapat dipandang dari dua subyek, yaitu dari
peserta didik dan pendidik. Dari segi pesera didik, belajar dialami sebagai suatu
3) Keterlibatan lingkungan/berpengalaman
Dalam diri peserta didik terdapat banyak kemungkinan dan potensi yang
tujuan yang baik dan optimal, jika diarahkan dan punya kesempatan untuk
bahwa belajar yang paling baik adalah belajar melalui pengalaman langsung.
kongkrit ke yang paling abstrak yang dikenal dengan kerucut pengalaman (cone
of experience).
4) Pengulangan
tindakan atau perbuatan berupa latihan berulangkali yang dilakukan peserta didik
diartikan sebagai usaha perbaikan dan sebagai usaha perluasan yang dilakukan
5) Tantanggan
diwujudkan melalui bentuk kegiatan, bahan, dan alat pembelajaran yang dipilih
untuk kegiatan tersebut. Kurt Lewin dengan teori Medan (Field Theory),
mengemukakan bahwa peserta didik dalam situasi belajar berada dalam suatu
medan atau lapangan psikologis. Dalam situasi belajar peserta didik menghadapi
suatu tujuan yang ingin dicapai, tetapi selalu mendapat hambatan yaitu
mempelajari bahan ajar, maka timbullah motif untuk mengatasi hambatan itu
6) Perbedaan individual
antara satu dengan yang lainnya. Tidak ada yang sama baik dari aspek fisik
merupakan individu yang unik, artinya tidak ada dua orang peserta didik yang
sama persis, tiap peserta didik memiliki perbedaan satu sama lain. Perbedaan itu
diantaranya yaitu :
kegiatan pembelajaran.
Proses belajar bagi orang dewasa memerlukan kehadiran orang lain yang
dewasa cenderung ingin belajar bukan berguru. Orang dewasa tumbuh sebagai
dalam melakukan perubahan hidup kearah yang lebih baik. Orientasi belajar
berpusat pada kehidupan, dengan demikian orang dewasa belajar tidak hanya
untuk mendapatkan nilai yang bagus akan tetapi orang dewasa belajar untuk
mendapatkan pengalaman yang lebih banyak lagi, sehingga belajar bagi orang
dewasa lebih fokus pada peningkatan pengalaman hidup, tidak hanya pada
pencarian ijazah saja. sifat belajar bagi orang dewasa adalah bersifat
subjektif dan unik, maka terlepas dari benar atau salahnya, segala
suasana yang baik, mereka akan dapat mengemukakan isi hati dan isi
pikirannya tanpa rasa takut dan cemas, walaupun mereka saling berbeda
pendapat(Budiman,J.2018).
cenderung menetap dari ranah kognitif, afektif dan psikomotoris dari proses
merupakan suatu pembelajaran yang sangat urgen karena orang dewasa perlu
bersaing secara sehat dengan generasi milenial. Menurut Kartini Kartono, istilah
andragogi terdiri atas dua akar kata yakni kata aner artinya orang dewasa dan
21
gambaran seseorang mengenai dirinya yang dapat dilihat dari dua aspek, yaitu
pembelajaran orang dewasa dilihat dari konsep diri oleh instruktur pelatihan
menjahit dan tata boga di SKB Kabupaten Bone berhasil dalam pelaksanaannya.
Hal ini sesuai dengan temuan peneliti di lapangan, yang mana antara instruktur
menentukan sasaran dan tujuan hidup yang pasti. Karena itu, orang dewasa perlu
menerima bimbingan dan tuntunan dari para pendidik yang ahli di bidangnya
segala macam hal yang dikembangkan pasti berujung pada peningkatan ilmu
Knowles dalam jurnal Ulvi Nirmalasari (2020, hal. 65-72), menyebutkan ada 4
dewasa bukan anak kecil, maka pendidikan bagi orang dewasa (Andragogy)
tidak dapat disamakan dengan pendidikan anak sekolah. Perlu dipahami apa
pendorong bagi orang dewasa belajar, apa hambatan yang dialaminya, apa yang
1) Konsep
Diri pada seorang anak adalah bahwa dirinya tergantung kepada orang
pihak lain, hampir seluruh kehidupannya diatur oleh orang yang sudah dewasa,
merasa dapat untuk mengambil keputusan untuk dirinya sendiri. Selama proses
perubahan dari ketergantungan kepada orang lain ke arah mampu untuk berdiri
apabila diperlakukan seperti anakanak, seperti diberi ceramah apa yang harus
dilakukan dan apa yang tidak boleh. Orang dewasa akan menolak suatu situasi
belajar yang kondisinya bertentangan dengan konsep diri mereka sebagai pribadi
yang mandiri. Di lain pihak apabila orang dewasa dibawa ke dalam situasi
akan melakukan proses belajar tersebut dengan penuh pelibatan dirinya secara
mendalam. Dalam situasi seperti ini, orang dewasa telah mempunyai kemauan
2) Pengalaman
akibat latar belakang kehidupan masa mudanya. Makin lama ia hidup, makin
dengan orang lain. Nampaknya pengalaman bagi orang dewasa dan anak-anak
berbeda pula. Bagi anak-anak pengalaman itu adalah sesuatu yang terjadi pada
dirinya. Ini berarti bahwa pengalaman bagi anak-anak merupakan suatu stimulus
yang berasal dari luar dan mempengaruhi dirinya dan bukan merupakan bagian
terpadu dengan dirinya. Tetapi bagi orang dewasa, pengalaman itu adalah dirinya
mengkontribusikan dalam proses belajar orang lain. Hal ini disebabkan karena ia
merupakan sumber belajar yang kaya. Kedua, orang dewasa mempunyai dasar
pengalalman yang lebih kaya yang berkaitan dengan pengalaman baru (belajar
yang lama). Ketiga, orang dewasa telah mempunyai pola piker dan kebiasaan
3) Kesiapan
belajar. Masa ini sebagai akibat dari peranan sosialnya. Robert J. Havighurst
membagi masa dewasa itu atas tiga fase mengidentifikasi 10 peranan sosial
26
4) Orientasi
1) Suasana belajar
ruang. Begitu pula orang dewasa hendaknya merasa dirinya diterima, dihormati
3) Perencanaan pembelajaran
dalam proses perencanaan belajarnya, dalam hal ini pendidik bertindak sebagai
pelayan atau pemandu prosedural dan narasumber. Kegiatan perencaan ini terdiri
jawab kegiatan ini adalah bersama antara pendidik dan orang dewasa.
5) Evaluasi belajar
kemajuan belajarnya kearah tujuan pembelajaran. Dengan cara ini, kekuatan dan
antara lain :
pengalaman yang diperoleh orang dewasa. Dengan cara ini orang dewasa
mampu melibatkan diri secara objektif. Beberapa asumsi dari kesiapan belajar
masyarakat melalui jalur Pendidikan Luar Sekolah dan berada dibawah Dinas
pemberdayaan perempuan ataupun bentuk pendidikan lain yang bisa diakses oleh
sebutkan bahwa Sanggar Kegiatan Belajar atau sebutan lainnya disebut SKB
di bawah Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga. SKB secara umum mempunyai
kabupaten/kota dan potensi lokal setiap daerah. SK Mendikbud RI, Nomor 023/
non formal yang umumnya dilaksanakan di SKB antara lain PAUD, program-
31
lainnya. . Sebagai salah satu unit pelaksana teknis dari Dinas Pendidikan, SKB
informal;
dan informal;
tersebut diatas sangat dipengaruhi oleh kinerja dari satuan unit organisasi
yang telah di canangkan sebelumnya. Secara umum budaya para pegawai Dinas
32
Pendidikan dalam melaksanakan tugasnya atas dasar instruksi atasan atau ada
permintaan masyarakat yang dapat di berikan atas dasar persetujuan atasan dan
1) Tata boga yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah life skill memasak
sebagai salah satu Upaya mengetahui tingkat kualitas dan pemahaman peserta
dalam memasak yang akan membantu mereka untuk memulai usaha dibidang
5. Life Skill
a. Pengertian Life Skill (Kecakapan Hidup)
Life skill disini sangat penting bagi Anak Usia Dini dikarenakan pembelajaran
Menurut World Health Organization (WHO), life skill atau di sisi lain
hidup sebagai kemampuan yang digerakkan oleh individu untuk mau dan berani
terkekang, kemudian, pada saat itu, secara proaktif dan imajinatif mencari dan
sendiri.
(Kecakapan Hidup) adalah kapasitas dan informasi pada individu untuk mencoba
Adapun tujuan life skill yaitu kapasitas dan informasi pada individu
dengan kapasitas untuk terhubung dan menyesuaikan diri dengan orang lain,
bertujuan untuk memperoleh perubahan dalam tingkah laku mereka yang dilatih.
Dengan demikian Life Skill atau kecakapan hidup membentuk kepribadian anak
1) Tujuan umum
2) Tujuan khusus
bebas, dan Mewujudkan kemampuan murid dengan tujuan agar mereka dapat
B. Kerangka Konseptual
prinsip- prinsip androgogi dalam pembelajaran Life Skill. Dalam penelitian ini
program Life Skill SKB di Kabupaten Bone. Berdasarkan pada analisis diatas,
maka kerangka konsep penelitian ini ditunjukkan pada gambar 2.1, yaitu:
SKB
Penerapan Prinsip
Pembelajaran Orang
Dewasa
36
Life skill
Peningkatan
life skill
adalah metode peneltitian yang berlandaskan pada filsafat yang digunakan untuk
pembelajaran orang dewasa pada program life Skill di Sanggar Kegiatan Belajar
Kabupaten Bone, dengan fokus penelitian pada profil sanggar kegiatan belajar
Life Skill.
B. Deskripsi Fokos
Belajar Kabupaten Bone dalam penyelenggaraan program life skill sebagai salah
orang dewasa pada program life skill di Sanggar Kegiatan Belajar Kabupaten
Bone.
38
C. Lokasi Penelitian
menetapkan lokasi yang dijadikan objek dalam penelitian ini untuk memproleh
dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data.
(sugiyono:2020 104-105)
sebagai berikut:
1. Observasi
Observasi sebagai teknik pengumpulan data yang mempunyai ciri yang
spesifik bila dibandingkan dengan tekni yang lain. Observasi tidak terbatas pada
orang tetapi juga obyek-obyek alam lain Sugiyini (2015:203). Menurut Hadi
(1986) dalam Sugiyono 922015;203 observasi adalah suatu proses yang tersusun
dari berbagai proses biologis dan psikologis. Observasi dilakukan dengan cara
mengamati secara langsung proses belajar dan berusaha pada program life skill
39
prinsip-prinsip pembelajaran orang dewasa pada program life skill di SKB Bone
2. Wawancara
Menurut Sugiyono (2015, hlm. 73) wawancara adalah “…untuk
penyelenggara program life skill, instruktur program life skill, dan warga belajar
Belajar Kabupaten Bone, di tempat belajar secara perorangan dan dalam bentuk
tentang pemahaman instruktur tentang profil SKB, profil program life skill,
pembelajaran.
3. Dokumentasi
Dokumentasi yaitu untuk melengkapi data dari hasil obervasi dan
dokumen yang diperoleh dari SKB Bone berupa profil SKB meliputi sejarah
SKB Bone, profil personal SKB Bone, program SKB Bone, wilayah kerja SKB
E. Sumber Data
1. Data primer
Data primer merupakan data yang diambil secara langsung oleh peneliti
profil Sanggar Kegiatan Belajar Kabupaten Bone khususnya program life skill
metode dan sistem penilaian pada program life skill. Dalam hal ini data primer
diambil dari hasil wawancara kepala SKB, Tutor yang terdiri dari dua orang
yakni satu laki-laki sebagai tutor tata boga dan Perempuan sebagai tutor menjahit
2. Data skunder
karakteristik responden, dan data-data lain yang dirasa berkaitan serta relevan
F. Peran Peneliti
peneliti dalam penelitian ini peneliti sebagai pengamat partisipan atau pengamat
penuh. Kahadiran peneliti juga ditahui oleh informan atau lembaga yang diteliti.
1. Member Check
2. Triangulasi
dilakukan dengan cara cross check data, maksudnya adalah data yang
teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada (Sugiyono,
informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda. Hal ini
pengamatan.
H. Analisis Data
dan Huberman (dalam Sugiyono, 2010: 91) berpandangan bahwa analisa terdiri
dari tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersama yaitu reduksi data, penyajian
1. Reduksi data
untuk dipilih yang terpenting kemudian dicari tema atau polanya ( melalui
terus menerus selama proses penelitian berlangsung. Pada tahapan ini setelah
data dipilah kemudian disederhanakan, data yang tidak diperlukan disortir agar
kesimpulan sementara.
2. Penyajian data
peneliti untuk dapat melihat gambaran secara keseluruhan atau bagian- bagian
tertentu dari data penelitian. Hal ini merupakan pengorganisasian data kedalam
suatu bentuk tertentu sehingga kelihatan jelas sosoknya lebih utuh. Data-data
kelompoknya dan disusun sesuai dengan katagori yang sejenis untuk ditampilkan
3. Penarikan kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
M. Arif Hidayat, Ali Anwar, dan N. H. (2020). Pendidikan Non Formal. Guru
Akuntansi.Co.Id, 1. https://guruakuntansi.co.id/pendidikan-non- formal/