Proposal
Oleh :
Npm: 1611080351
1441/2020
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..........................................................................................
DAFTAR ISI....................................................................................................... ii
DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Jenis Penelitian............................................................................. 36
B. Design Penelitian......................................................................... 36
C. Variabel Penelitian....................................................................... 37
D. Definisi Operasional.................................................................... 39
ii
E. Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling..................................... 41
F. Teknik Pengumpulan Data...........................................................
1. Observasi................................................................................ 42
2. Wawancara............................................................................. 43
3. Dokumentasi.......................................................................... 44
4. Angket (Kuesioner)................................................................ 44
G. Pengembangan Instrumen Penelitian........................................... 45
H. Validasi dan Reliabilitas Instrumen............................................. 46
I. Teknik Pengolahan Data.............................................................. 48
J. Teknik Analisis Data.................................................................... 49
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iii
DAFTAR TABEL
1. Desain Penelitian
2. Definisi Operasional
iv
BAB I
PENDAHULUAN
sepanjang hayat sejak manusia lahir. Dalam UUD 1945 alenia keempat disebutkan
keterampilannya.
berkembangnya potensi peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
1
2
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.1
untuk menjadikan bangsa Indonesia sebagai bangsa kelas dua dalam dunia modern
atau hanya menjadi pekerja-pekerja dari industri-industri besar yang dibiayai oleh
modal asing, tetapi bangsa yang cerdas adalah bangsa yang berdiri sendiri. Inilah
bangsa Indonesia yang merdeka yang dapat memanfaatkan sumber daya alam dan
sumber kebudayaan Indonesia yang kaya raya untuk meningkatkan mutu kehidupan
individu maupun masyarakat secara keseluruhan. Bangsa yang cerdas adalah bangsa
yang dapat memilih dari berbagai alternatif yang dalam dunia modern. Manusia
adalah suatu proses pemerdekaan manusia Indonesia. Sebagai bangsa yang merdeka
dia tidak akan hanyut dari arus globalisasi ataupun hanya berpangku tangan dan
sehari-hari tetapi merupakan seorang pribadi yang sadar akan identitasnya sebagai
bangsa yang lain di dalam kesetaraan dan ikut menjaga perdamaian dunia.
1
Undang- undang RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Departemen
Pendidikan Nasional RI, (Jakarta: 2003) h. 17
3
Bangsa yang cerdas bukan hanya merupakan bangsa yang dapat bekerja tetapi
juga bangsa yang dapat menciptakan lapangan pekerjaan, bangsa yang kreatif atau
di dalam kehidupan dunia modern yang terbuka tetapi diarahkan kepada pemecahan
yang dihadapi oleh bangsa Indonesia sekarang dan dewasa ini yaitu penuntasan
kemiskinan dan peningkatan kecerdasan rakyat banyak. Tujuan yang mulia ini hanya
dapat diwujudkan oleh seseorang yang cakap tetapi juga yang bermoral dan takwa
intelektual atau pekerja yang terampil tetapi seorang yang cerdas dan bermoral serta
kreatif.
nasional ditujukan untuk seluruh rakyat dan bukan hanya untuk sebagian kecil dari
dengan UUD 1945, tetapi juga pengingkaran terhadap hak asasi manusia. Pendidikan
yang sama untuk seluruh rakyat sesuai dengan kemampuan dan bakatnya masing-
Islam telah mendorong literasi dan pendidikan sejak alquran diturunkan. Hal
tersebut dibuktikan dengan firman Alah SWT dalam Q.S Almujadilah ayat 11:
dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha
2
Qur’an Hafalan dan Terjemahan (Jakarta: al-mahira, 2017) h.542
5
pengetahuan pada derajat yang tinggi. Melalui petunjuk dan penjelasan al- qur’an,
pengetahuan yang diamalkan tersebut, maka secara esensial islam benar-benar akan
menjadi rahmat bagi semua umat manusia. Karena sifatnya yang demikian, maka
dalam al-Qur’an tidak ada sesuatu pun yang terlewatkan, bahkan menjadi petunjuk
segala sesuatu. Sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur’an surat an-Nahl ayat 89:
89. (dan ingatlah) akan hari (ketika) kami bangkitkan pada tiap-tiap umat
seorang saksi atas mereka dari mereka sendiri dan kami datangkan kamu
(Muhammad) menjadi saksi atas seluruh umat manusia. dan kami turunkan kepadamu
Al Kitab (Al Quran) untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan
bahwa agama islam mendukung ilmu pengetahuan. Keyakinan ini didasarkan kepada
adanya berbagai ungkapan al-Qur’an dan hadis yang memerintahkan kepada kaum
3
Qur’an Hafalan dan Terjemahan (Jakarta: al-mahira, 2017) h. 277
6
Akan tetapi menurut data UNICEF tahun 2016 sebanyak 2,5 juta anak
Indonesia tidak dapat menerima pendidikan lanjutan, 600 ribu anak usia SD dan 1,9
juta anak usia SMP. Keadaan dimana anak mengalami keterlantaran sikap dan
perlakuan orang tua yang tidak memberikan perhatian mengenai hak-hak anak untuk
mendapatkan pendidikan layak ini berkaitan dengan arti anak-anak yang putus
sekolah. Anak yang putus di tengah masa pembelajaran dan anak yang tidak
4
Zuharini, filsafat pendidikan islam, Bumi Aksara. Jakarta, 1995, h. 109
5
Bukhari Umar, Ilmu Pendidikan Islam, Amzah. Jakarta, 2010, h. 69
7
Banyak sekali faktor yang menyebabkan anak putus sekolah. Mulai dari
keadaan ekonomi yang tidak memadai, faktor internal masing-masing anak (malas,
ingin membantu orang tua, , melanjutkan sekolah nonformal seperti pondok, minder,
sakit, cacat, ataupun kelainan), lingkungan (budaya dan kehidupan), orang tua
akses menuju tempat, kegiatan, biaya). Akibat dari banyaknya anak yang mengalami
putus sekolah ini akan menimbulkan tinggi angka pengangguran, rendahnya kualitas
penting karena melengkapi kita dengan keahlian yang diperlukan dalam membantu
kita mewujudkan tujuan karir kita di masa depan. Keahlian adalah pengetahuan yang
mendalam tentang bidang tertentu yang dapat membuka pintu ke peluang karir yang
kehidupan manusia. Akan tetapi tentu masih banyak sekali dari kita yang belum
menemukan minat dan bakat apa yang ada di dalam diri sendiri. Bahkan tidak semua
orang juga tahu apa yang mereka inginkan dalam hidupnya. Jangankan soal rencana,
gambaran mengenai dirinya sekian tahun ke depan saja mungkin belum ada
8
pandangan sama sekali. Begitu juga passion yang sangat penting bagi pendidikan dan
masa depan anak-anak muda. Tidak ada pemahaman akan minat dan bakat, maka
tidak akan pernah ada passion. Pasalnya, minat dan bakat menjadi pondasi dari
passion seseorang. Tanpanya, anak-anak muda akan salah memilih jalur masa depan.
Pendidikan memang bukan hanya yang bersifat formal saja, tetapi pendidikan
non formal juga banyak dicari para orang tua untuk anak-anaknya, contohnya pondok
pesantren. Banyak kalangan orang tua yang ingin memondokan anak-anaknya untuk
Qur’an Kota metro masih banyak anak yang memlilih untuk mondok saja dan tidak
meneruskan pendidikan formal. Ada yang lulus SD, dan ada pula lulusan SMP,
bahkan ada pula santri yang tidak menamatkan pendidikan tingkat dasar, Padahal
pemerintah Republik Indonesia sejak Mei 1994 telah membuat kebijakan wajib
belajar 9 tahun, SD-MTS/SMP. Hal tersebut saya dapatkan ketika saya melakukan
pra- penelitian di pondok pesantren tersebut, Dan ketika saya menanyakan hal
tersebut kepada salah satu santri disana, mengapa adik tidak melanjutkan sekolah
padahal di pesantren ini pun sudah ada sekolah formalnya dan dia menjawab tidak
melanjutkan pendidikan formal karena ingin mondok saja tidak ingin sekolah. Di
pondok pesantren tersebut mereka memang hanya ingin menghafal alquran saja
sampai dengan selesai tanpa mengikuti pendidikan formal di pesantren tersebut, akan
tetapi mereka juga belum memahami bagaimana mereka akan mencari pekerjaan
ketika mereka telah menamatkan pendidikan non formal di pondok pesantren itu,
9
penulis memahami bahwa setiap anak pastinya memiliki minat dan bakat yang
para adik-adik di pondok tersebut yang hanya ingin menghafal aquran sampai dengan
tamat, tetapi pendidikan formal juga diperlukan untuk mendapatkan ilmu yang lebih
banyak lagi dan supaya dapat digunakan dalam bermasyarakat nantinya. Penulis pun
sadar perlu adanya pemahaman untuk diberikan kepada mereka agar para santri
tersebut paham apa yang bisa dilakukannya di masa mendatang, maka dari keadaan
terhadap anak yang putus sekolah di Pondok Pesantren Roudlotul Qur’an Kota
Metro”.
B. Batasan Masalah
difokuskan pada program layanan bimbingan dan konseling karir yang akan diberikan
kepada anak yang putus sekolah. Dan dalam penelitian ini anak yang putus sekolah
pun dibatasi hanya anak yang tidak menamatkan pendidikan tingkat SD atau putus di
tengah jalan, dan kepada anak yang sudah lulus SMP namun tidak melanjutkan ke
jenjang selanjutnya.
10
C. Rumusan Masalah
penelitian ini adalah: Apakah layanan bimbingan dan konseling karir dapat efektif
ketika diberikan kepada anak yang putus sekolah di Pondok Pesantren Roudlotul
D. Tujuan Penelitian
anak yang putus sekolah di Pondok Pesantren Roudlotul Qur’an Kota Metro.
E. Manfaat Penelitian
a) Manfaat teoritis
kepada anak yang putus sekolah maupun kepada peserta didik yang akan
b) Manfaat praktis
pembelajaran dari penelitian ini. Semoga bagi yang membaca dan menelaah
penelitian ini bisa menjadi ladang pahala bagi penulis dan bisa menjadi
1. Objek Penelitian
2. Subjek Penelitian
12
Dalam penelitian ini adalah anak atau santri yang putus sekolah di Pondok
3. Tempat penelitian
LANDASAN TEORI
1. Pengertian BK Karir
diri yang sebaik-baiknya, baik pada waktu itu maupun pada masa yang akan datang.
Bimbingan karir bukan hanya memberikan bimbingan jabatan, tetapi mempunyai arti
yang lebih luas, yaitu memberikan bimbingan agar siswa dapat memasuki kehidupan,
tata hidup, dan kejadian dalam kehidupan, dan mempersiapkan diri dari kehidupan
sekolah menuju dunia kerja. Disamping itu, bimbingan karir memiliki kisaran usaha
bimbingan kepada peserta didik dalam jasa pertimbangan untuk bekerja atau tidak,
dan jika perlu segera bekerja, baik parttime maupun fulltime,memiliki lapangan kerja
memasukinya serta mengadakan penyesuaian kerja secara baik. (Abu Ahmadi dan
lainnya bahwa bimbingan karir adalah pelayanan bantuan untuk siswa, baik secara
Donald D. Super (1975), seperti yang dikutip oleh Yeni Karneli, mengartikan
penerimaan kesatuan dan gambarab diri serta peranannya dalam dunia kerja. Menurut
batasan ini, ada dua hal penting. Pertama, proses membantu individu untuk
memahami dan menerima diri sendiri, dan kedua, memahami dan menyesuaikan diri
dalam dunia kerja. Oleh sebab itu, hal penting dalam bimbingan karir adalah
pemahaman dan penyesuaian diri, baik terhadap dirinya maupun terhadap dunia
merupakan suatu proses bantuan yang diberikan pada individu melalui berbagai cara
dan bentuk layanan agar ia mampu merencanakan karirnya dengan mantap, sesuai
dengan bakat, minat, dan kemampuan, pengetahuan dan kepribadian, serta factor-
perkembangan diri tersebut, misalnya informasi karir yang diperoleh siswa dan status
karir terdiri dari fakta-fakta mengenai pekerjaan, jabatan, atau karir, dan bertujuan
dunia kerja dan aspek-aspek dunia kerja. Lebih lanjut, dijelaskan bahwa informasi
dengan pekerjaan.
pekerjaan.
atau jabatan/ profesi tertentu serta membekali diri supaya siap untuk memangku
jabatan itu, dan dalam menyesuaikan diri dengan berbagai tuntutan dari lapangan
pekerjaan yang telah dimasuki. Berdasarkan pengertian tersebut, bimbingan karir bisa
bermakna sebagai suatu bantuan yang diberikan pembimbing kepada yang di bimbing
siswa/siswi dalam menentukan karir yang tepat sesuai dengan minat dan potensi yang
dimiliki. Hal yang menjadi penting untuk ditanamkan pada siswa/siswi adalah
bagaimana pemilihan dan prestasi karir baik dalam lingkup bisnis, social,
sebagai religious calling. Bimbingan karir dalam agama islam dimaknai sebagai
upaya integrasi ajaran islam dalam pemilihan dan prestasi karir seseorang.
17
kehidupan memang harus mencari pekerjaan untuk menjadi ladang pahala bagi
dirinya.
105. Dan Katakanlah: "Bekerjalah kamu, Maka Allah dan rasul-Nya serta orang-
orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada
(Allah) yang mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya
6
Qur’an Hafalan dan Terjemahan (Jakarta: al-mahira, 2017) h. 203
18
j. Harapan keluarga
sebagainya.
3. Memiliki sikap positif terhadap dunia kerja. Dalam arti mau bekerja dalam
kerja.
dalam suatu karir amat dipengaruhi oleh minat dan bakat yang dimiliki.
Oleh karena itu, setiap orang harus memahami kemampuan dan minatnya,
dalam bidang perkerjaan apa dia mampu, dan apakah dia berminat
karir.
ekstrakulikuler.
digunakan. Bimbingan karir ini perlu dan penting diberikan kepada siswa,
baik siswa SMP dan terlebih pada siswa SMA dengan alasan sebagai berikut:
1. Para siswa tingkat SMA pada akhir semester dua perlu menjalani
ada persyaratan yang terkait dengan prestasi akademik dari siswa yang
perhitungan yang matang dan tepat. Oleh karena itu siswa memerlukan
adanya bimbingan.
pendidikan yang lebih tinggi. Siswa yang akan langsung terjun ke dunia
kerja tentu memerlukan bimbingan karir ini agar siswa dapat bekerja
yang sesuai dengan potensi yang ada pada diri mereka. Untuk
4. Pada kenyataannya, para siswa SMA sedang dalam masa remaja, yang
jelaslah manfaat dari pada bimbingan dan konseling karir.7 Setiap siswa
haruslah memahami bahwa karir itu adalah sebagai suatu jalan hidup, dan
7
Bimo Walgito, Bimbingan + Konseling: Studi & Karier (Yogyakarta: CV. Andi
Offset,2019), h. 203-204
8
Trimo, s.pd https://riswantobk.wordpress.com
22
anak perlu dipersiapkan dan dibantu untuk merencanakan hari depan yang lebih
dan konseling di sekolah dapat disusun secara macro untuk tiga tahun, meso 1
kebutuhan khusus. Program bimbingan dan konseling ini dapat menjadi landasan
yang jelas terukur oleh layanan professional yang diberikan oleh konselor di
konselor dan pelayanan pendidikan psikologis yang diterima oleh peserta didik
untuk mendukung pencapaian perkembangan yang optimal serta mutu proses dan
tiga tahap pokok. 1. Tahap fantasi yaitu pada umur 0-11 tahun (masa sekolah dasar),
2. Tahap tentatif pada umur 12-18 tahun (masa sekolah menengah), dan 3. Tahap
Pada tahap fantasi, anak sering menyebutkan cita-cita mereka kelak kalau
sudah besar, misalnya ingin menjadi dokter, petani, pilot, guru, tentara, dan lain-lain.
menjadi guu, bermain menjadi pilot, polisi dan lai-lain sesuai dengan peran-peran
yang mereka lihat di lingkungan mereka. Jabatan atau pekerjaan yang mereka
inginkan atau perankan pada umumnya masih sangat dipengaruhi oleh lingkungan,
misalnya dari tv, video, majalah, atau tontonan maupun tokoh-tokoh yang pernah
melintas dalam kehidupan mereka. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika
pekerjaan ataupun jabatan yang mereka sebutkan masih jauh dari pertimbangan
rasional maupun moral. Mereka memang asal sebutkan saja pekerjaan yang
dipandang menarik saat itu. Dalam hal ini, orang tua dan pendidik tidak perlu cemas
atau gelisah jika suatu ketika anak ternyata menyebutkan atau menginginkan
24
pekerjaan yang jauh dari harapan orang tua ataupun pendidik. Dalam tahap ini, anak
belum mampu memilih jenis pekerjaan/jabatan secara rasional dan objektif karena
mereka belum mengetahui bakat, minta, dan potensi mereka yang sebenarnya.
Mereka sekedar berfantasi saja scara bebas, yang sifatnya sama sekali tidak mengikat.
Tahap tentative dibagi menjadi empat subtahap, yakni: (1) minat (interest), (2)
kapasitas (capacity), (3) nilai (value), dan (4) transisi (transition). Pada tahap tentatif,
anak mulai menyadari bahwa mereka memiliki minat dan kemampuan yang berbeda
satu sama lain. Ada yang lebih berminat di bidang seni, ada pula yang lebih berminat
di bidang olahraga. Mereka mulai sadar bahwa kemampuan mereka berbeda satu
sama lain. Ada yang lebih mampu dalam bidang matematika, ada yang mahir dalam
bidang bahasa, atau ada pula yang mahir dalam bidang olahraga.
pekerjaan atau kegiatan-kegiatan yang sesuai dengan minat dan kesukaan mereka
samping minat dan kesukaannya. Selanjutnya, pada subtahap nilai (15-16 tahun),
masyarakat, dan mana yang kurang dihargai, sedangkan pada subtahap transisi (17-18
tahun), anak sudah mampu memikirkan atau merencanakan karir mereka berdasarkan
Pada usia perguruan tinggi (18 tahun ke atas), mereka memasuki tahap
realistis. Mereka sudah mengenal secara lebih baik minat-minat, kemampuan, dan
nilai-nilai yang ingin dikejar dan diperjuangkan. Lebih lagi, mereka juga sudah
masing-masing. Oleh sebab itu, pada tahap realistis, seorang remaja sudah mampu
membuat perencanaan karir secara lebi rasional dan objektif. Tahap realistis dibagi
kemungkinan pekerjaan yang mereka anggap sesuai dengan bakat, minat, serta nilai-
nilai mereka, namun mereka belum berani mengambil keputusan tentang pekerjaan
mana yang paling tepat. Termasuk didalamnya masalah memilih sekolah lanjutan
yang sejalan dengan karir yang akan mereka tekuni. Pada subtahap berikutnya, yakni
Berkat pergaulan yang lebih luas dan kesdaran diri yang lebih mendalam, serta
pengetahuan akan dunia kerja lebih luas, remaja makin terarah pada karir tertentu
remaja sudah mampu mengambil keputusan yag jelas tentang karir yang akan
dipilihnya.
26
Dalam buku edisi revisinya, ginzberg dkk (1972) menegaskan bahwa proses
pilihan karir itu terjadi sepanjang hidup manusia, artinya bahwa suatu ketika
dimungkinkan orang berubah pikiran. Hal ini berarti bahwa pilihan karir tidaklah
terjadi sekali saja dalam hidup manusia. Di samping itu, Ginzberg juga menyadari
seorang remaja sudah menentukan pilihan karirnya berdasarkan minat, bakat, dan
nilai yang ia yakini, kalau peluang/kesempatan untuk bekerja pada bidang itu tertutup
karena “tidak ada lowongan”, karir yang dicita-citakan tidak bisa terwujud. Tokoh
lain yang banyak membahas masalah perkembangan karir adalah Donald super. Ia
diantaranya adalah: The psychology of career (1957) dan career and life development
(1984). Ia juga menyusun beberapa tes untuk menilai tingkat kematangan vokasional,
antara lain: Carrer Develpoment Inventory, Career maturity test, dan Vocational
Maturity Test. Menurut Donald Super, perkembangan karir manusia dapat dibagi
structure).
27
2. Fase eksplorasi (exploration) dari umur 15-24 tahun, dimana orang muda
yang mengikat.
4. Fase pembinaan (maintenance) dari umur 45-64 tahun, dimana orang yang
5. Fase kemunduran (decline) bila orang memasuki masa pension dan harus
diberikan kepada mantan peserta didik yang tidak mampu menyelesaikan suatu
pendidikan berikutnya. Misalnya seorang warga masyarakat atau anak yang hanya
mengikuti pendidikan di SD sampai kelas lima, disebut sebagai putus sekolah SD.
9
Winkel, Bimbingan Dan Konseling di Institusi Pendidikan (Jakarta: PT. Gramedia,1991), h.
518
28
dikelompokkan atas tiga, yaitu: Putus sekolah atau berhenti dalam jenjang, Putus
anak atau anak yang keluar dari suatu lembaga pendidikan sebelum mereka
Ada banyak faktor penyebab anak putus sekolah. Ada faktor yang berasal
dari dalam diri (internal) anak, seperti faktor kemalasan dan ketidakmampuan
diri. Ada juga faktor yang berasal dari luar (eksternal) anak, seperti ketidakadaan
1) Faktor kependudukan
4) Faktor kemiskinan
5) Faktor sarana
29
6) Faktor sekolah
yang ada dalam suatu penduduk tertentu, seperti angka kelahiran dan kematian. Hal
ini juga berkaitan dengan faktor ledakan usia sekolah yang dapat mempengaruhi anak
putus sekolah ketika angka kelahiran meningkat, menyebabkan anak usia sekolah
juga meningkat, persaingan untuk meraih hidup yang layak pun semakin meningkat
lainnya sehingga tak sedikit anak yang harus berhenti bahkan tidak mengenyam
berbicara mengenai faktor kemiskinan maka faktor ekonomi yang sangat terlihat,
ketika kebutuhan sekolah semakin banyak dengan keadaan ekonomi yang rendah
maka akan berakibat pada putus sekolah. Faktor sarana adalah faktor mengenai alat-
alat yang digunakan secara langsung dalam proses pendidikan. Alat ini dapat yang
digunakan oleh guru dalam menyampaikan materi dapat juga berupa alat yang
digunakan oleh siswa. Banyak siswa yang malu karena peralatan yang ia gunakan
30
tidak pernah ganti yang baru karena orang tua tidak mampu membelikannya yang
baru sehingga anak merasa minder dan memilih untuk berhenti sekolah.
Faktor sekolah ialah faktor tentang keadaan suatu sekolah, dapat berupa
keadaan fisik sekolah seperti fasilitas dalam sekolah dapat juga berupa hubungan
antara siswa dengan gurunya disekolah. Ketika hubungan siswa dengan guru tidak
berjalan dengan baik, hal ini dapat berpengaruh terhadap anak untuk membolos dan
melanggar peraturan sekolah yang dapat berakibat terjadinya putus sekolah. Faktor
pada terjadinya anak putus sekolah. Sedangkan faktor mentalitet anak didik terhadap
anak putus sekolah adalah keadaan dimana mental anak rendah atau ketika dalam
sekolah anak tidak berani untuk mengemukaan pikirannya dan merasa takut ketika
lingkungan sekolahnya.
maka bisa dilihat faktor penyebab putus sekolah tidaklah sederhana dan bersifat
anak putus sekolah yang peneliti gunakan adalah faktor internal yaitu faktor
C. Kerangka Berfikir
31
Kerangka berfikir merupakan sintesis tentang hubungan antara dua variable yang
disusun dari berbagai teori yang telah didiskripsikan. Menurut Sugiono “kerangka
pemikiran merupakan sintesis tentang hubungan antara dua variable yang disusun
Kerangka berfikir dalam penelitian ini yaitu layanan bimbingan konseling karir
terhadap anak yang putus sekolah adalah sebuah bentuk layanan yang bertujuan
membantu anak yang putus seklah tersebut dalam proses pemahaman dirinya,
pemahaman nilai-nilai yang ada dalam dirinya baik itu bakat maupun minat yang
dimiliki, serta layanan yang membantu untuk mengatasi perencanaan masa yang
akan datang.
D. Penelitian Relevan
yang sama yaitu masalah dalam rendahnya minat siswa melanjutkan studi
32
lanjutan dan tujuan dilakukan layanan ini untuk meningkatkan minat siswa
meneliti anak yang putus sekolah dan jurnal dari Defriyanto dan Neti
XI yaitu -2.803. dengan sig yaitu 0,005 yang lebih kecil dari sig 0,005.
Lampung.
Hasil dari penelitian ini yaitu dalam pelaksanaannya terdiri dari beberapa
4. Hasil penelitian skripsi dari Ana Nisaa Muslimah dengan judul skripsi
dari penelitian ini adalah bahwa konseling karir dengan trait and factor
dengan pembuktian nilai sig. sebesar 0.009 < 0.05. Dengan penerimaan
jika nilai sig > 0.05 maka tidak ada perbedaan yang signifikan. Dan
dengan penerimaan jika nilai sig < 0.05 maka terdapat perbedaan
meneliti subjek yang berbeda. Skripsi Ana Nisa meneliti karyawan yang
E. Hipotesis penelitian
penelitian kuantitatif dapat berupa hipotesis satu variabel dan hipotesis dua
dan hipotesis nol (HO) sementara yang dimaksud hipotesis alternative adalah
adanya saling hubungan antara kelompok yang satu dengan kelompok yang
lain.11
10
Priyono, metode penelitian kuantitatif (Sidoarjo: Zifatama Publishing, 2008) h. 66
11
Abdurrahman Fatoni, Metode Penelitian Dan Teknik Penyusunan Skripsi, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2011) h. 20
35
Kota Metro.
kepada anak yang putus sekolah di Pondok Pesantren Roudlotul Qur’an Kota
Metro.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
baik apabila disertai dengan tabel, grafik, bagan, gambar, atau tampilan lain.12
B. Desain penelitian
one group pretest-postest design. Pada desain ini terdapat pre-test yang akan
yang akan diberikan yaitu layanan bimbingan dan konseling karir, dan post-
12
Sharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis, Jakarta, Rineka Cipta,
2010, h. 27
36
37
O1 X O2
Keterangan:
bimbingan karir.
tindakan.
C. Variabel Penelitian
gambaran data dan informasi apa saja yang diperlukan untuk memecahkan
variabel penelitian yaitu gejala yang menjadi objek penelitian. Variabel pada
dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh
suatu konsep, yaitu konsep yang bersifat khusus yang mengandung variasi
nilai. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel bebas dan
penyebab. Pada penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah layanan
Variabel dependen atau terikat adalah variabel yang bebas dan variabel
yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas.
Dalam penelitian variabel terikat adalah anak yang putus sekolah. Dan di
dalam penelitian ini layanan bimbingan diberi symbol (X) sementara anak
yang putus sekolah diberi symbol (Y). Penelitian ini memiliki dua variabel
yaitu variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y) dengan variabel X dapat
sebagai berikut:
39
Gambar 1
(X)
(Variabel bebas)
(Y)
(Variabel terikat)
D. Definisi Operasional
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah layanan bimbingan dan konseling
variabel). Dan adapun variabel terikat nya yaitu anak yang putus sekolah.
Tabel 2
Definisi operasional
tingkat
pendidikan tentang
tertentu karir
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek
populasi bukan hanya orang, tetapi juga objek dan benda-benda alam yang
lain. populasi dalam penelitian ini adalah 6 santriwati yang ada di Pondok
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari
42
3. Teknik sampling
bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh suatu populasi
sampel ini tidak dipilih secara acak. Tidak semua unsur atau elemen
Mahfudz, 2010: 188). Dalam penelitian ini sampel yang akan diambil
sampel.
Adapun teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
43
1. Observasi
informasi yang valid dan reliable berupa fakta-fakta tentang perilaku dan
aktivitas yang dapat diamati atau yang terlihat dari luar. Observasi sifatnya
mengamati, maka alat yang paling pokok dalam teknik ini adalah panca
sedang diteliti.13
2. Wawancara
satu teknik pengumpulan data. Ini didasarkan pada metode penelitian yang
dipakai oleh peneliti sangat tergantung pada pemahaman peneliti dan data
3. Dokumentasi
Kota Metro. Dan dengan teknik ini juga digunakan untuk memperoleh
4. Angket (Kuesioner)
Dalam penelitian ini skala yang digunakan adalah skala Likert. Format
yang digunakan dalam instrument ini terdiri dari 5 pilihan jawaban dari
Tabel 3
Alternative Jawaban
Favorable
(pernyataan yang negative/
mendukung indicator) 5 4 3 2 1
Unfavorable
(pernyataan positif/menolak
indicator) 1 2 3 4 5
Penilaian dalam penelitian ini menggunakan rentang skor dari 1-5 dengan
keefektifan layanan bk karir untuk diberikan kepada anak yang putus sekolah
di pondok pesantren Roudlotul quran kota metro, maka dari itu instrument
yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah instrument non tes dengan
angket yang mengadopsi dari skripsi saudari siti Fatimah mahasiswi geografi
Tabel 4
1. Motivasi anak:
Motivasi intrinsik:
a. Keinginan untuk melanjutkan (1-4)
pendidikan
b. Adanya dorongan dan (14 soal) (5-8)
kebutuhan untuk melanjutkan
pendidikan
c. Adanya harapan dan cita-cita (9-12)
d. Adanya penghargaan atas diri (13-14)
Motivasi ekstrinsik:
a. Lingkungan keluarga (15-18)
(dorongan dari orang tua)
b. Lingkungan sekolah (dorongan
(19-20)
dari guru dan teman sekolah) (10 soal)
c. Lingkungan masyarakat (21-22)
(dorongan dari teman bergaul)
d. Adanya kegiatan yang menarik (23-24)
angket tersebut di uji kevalidan dan reliable nya, tujuan nya adalah untuk
47
mengetahui layak atau tidak nya angket tersebut untuk digunakan dalam suatu
pengujian yang sering digunakan para peneliti untuk uji validitas adalah
n Σ xy− ( Σx )( Σy )
rxy=¿
√¿ ¿¿
Keterangan:
N : jumlah responden
tersebut sudah baik. Reliable berkenaan denga derajat konsistensi dan stabilitas
data atau temuan. Suatu data dinyatakan reliable apabila dua atau lebih peneliti
dalam obyek yang sama, menghasilkan data yang sama, apabila sekelompok dan
Untuk mengukur angket dalam penelitian ini rumus yang digunakan yaitu Alpha
skala yang tersebar kurang dari jumlah populasi maka peneliti akan
ke dalam komputer.
3. Processing. Pada tahapan ini, data yang sudah terisi lengkap dan telah
4. Cleaning. Yaitu untuk mengecek kembali data yang sudah di entri apakah
Analisis data merupakan proses mencari dan menyusun data secara sistematis
yang diperoleh dari hasil angket, wawancara, observasi lapangan, dan dari
dipahami diri sendiri maupun dipahami oleh orang lain. Metode analisis data
yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode statisitik non
putus sekolah menggunakan analisis statistic uji Wilcoxon satu sampel yaitu
Z=
T=
[ 4 N ( N −1) ]
1
√ 26 N ( N −1 ) (2 N−1)
Keterangan:
Z : Uji Wilxocon
N : Jumlah Sampel
DAFTAR PUSTAKA
ABKIN, & ILO. (2011). Panduan Pelayanan Bimbingan Karir (Issue 2011).
https://doi.org/10.13140/RG.2.1.3664.7768
Agung budi prabowo, A., Nurhudaya, N., & Budiamin, A. (2018). Efektivitas
Program Bimbingan Karir Berbasis Teori Super untuk Mengembangkan
Identitas Vokasional Remaja. Jurnal Psikologi Pendidikan Dan Konseling:
Jurnal Kajian Psikologi Pendidikan Dan Bimbingan Konseling, 4(1), 14.
https://doi.org/10.26858/jpkk.v4i1.5725
Antari, T. Y. (2015). Bimbingan Karir Pada Remaja di Panti Sosial Bina Remaja
Beran Triadi Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta (Vol. 97, Issue 12).