Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH

SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL

Disajikan Sebagai Tugas dalam Mata Kuliah Pengantar Pendidikan


Dosen Pengampu:
Dr. Bistari. M.Pd

OLEH
KELOMPOK 7

1. LIDWINA ( F1221201017 )
2. NADIA ISTIQAMAH ( F1221231018 )
3. NANDARI SABIANANTA ( F1221231005 )
4. FATUR RAHMAN ( F1221231020 )
5. EPITANIA JIHAN ( F1221231011 )

PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT senantiasa kita ucapkan. Atas


karunia-Nya berupa nikmat iman dan kesehatan ini akhirnya penulis bisa
menyelesaikan makalah ini. Tidak lupa shalawat serta salam tercurahkan
bagi Baginda Agung Rasulullah SAW yang syafaatnya akan kita nantikan
kelak.

Makalah berjudul “Sistem Pendidikan Nasional” merupakan makalah


yang berisi tentang pembahasan mengenai Pendidikan, Sistem Pendidikan
yang ada di Indonesia, serta Implementasinya di dalam pembelajaran.
Makalah ini membahas terkait seputar dunia Pendidikan di Indonesia, dan
peran masyarakat di dalamnya. Pembahasan ini juga akan memberikan
kita pengetahuan dan wawasan mengenai Sistem Pendidikan Nasional.

Adapun penulisan makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata


kuliah Pengantar Pendidikan. Penulis tidak hanya membahas konteks
Sistem Pendidikan Nasional, tetapi juga membahas mengenai
Implementasinya di dalam pembelajaran.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah


mendukung serta membantu penyelesaian makalah. Harapannya, semoga
makalah ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca, sekaligus
memberikan wawasan mengenai Sistem Pendidikan Nasional di Indonesia.
Dengan kerendahan hati, Penulis memohon maaf apabila ada
ketidaksesuaian kalimat dan kesalahan. Meskipun demikian, Penulis
terbuka pada kritik dan saran dari pembaca demi kesempurnaan makalah.

Pontianak, 1 September 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................................... i


DAFTAR ISI....................................................................................................................... ii
BAB I
PENDAHULUAN .............................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ........................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan ..................................................................................................... 2
D. Manfaat Penelitian .................................................................................................. 3
BAB II
PEMBAHASAN ................................................................................................................. 4
A. Pengertian Pendidikan............................................................................................. 4
1. Pengertian Pendidikan Menurut Para Ahli, yaitu;............................................... 4
2. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia 1991 (KKBI-1991) ............................... 5
3. Pengertian pendidikan Secara Luas .................................................................... 6
B. Sistem Pendidikan Nasional.................................................................................... 7
1. Sejarah Sistem Pendidikan Nasional................................................................... 7
2. Ketentuan Umum Sistem Pendidikan Nasional .................................................. 9
3. Dasar, fungsi, Tujuan dan Prinsip Penyelenggaraan Pendidikan Nasional......... 9
4. Sistem Pendidikan Nasional di Indonesia ......................................................... 10
5. Jenjang Pendidikan dan Jenis Pendidikan ......................................................... 11
C. Implementasi Sistem Pendidikan Nasional ........................................................... 12
1. Aturan Sistem Pendidikan Nasional ................................................................. 13
2. Pengembangan Kurikulum................................................................................ 14
3. Peningkatan Kualitas Tenaga Pendidik............................................................. 15
4. Sarana dan Prasarana Pembelajaran .................................................................. 15
5. Manfaat Tujuan Implementasi Dalam Pendidikan............................................ 15
6. Contoh Implementasi Sistem Pendidikan Nasional Dalam Pembelajaran: ....... 16
D. Peningkatan Mutu Sistem Pendidikan Nasional ................................................... 17
1. Peran Pemerintah .............................................................................................. 17

ii
2. Peran Orangtua.................................................................................................. 18
3. Peran Masyarakat .............................................................................................. 19
BAB III PENUTUP .......................................................................................................... 21
A. Kesimpulan ........................................................................................................... 21
B. Saran-Saran ........................................................................................................... 22
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 23

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Negara Republik Indonesia, sesuai dengan Undang-Undang Dasar 1945
(UUD 1945) adalah negara kebangsaan dan Negara kesejahteraan yang
demokratis berdasarkan Pancasila. Pada saat memproklamasikan kemerdekaan
dan merencanakan sistem penyelenggaraan pemerintahan Negara Indonesia
yang merdeka, para Pendiri Republik sadar bahwa wujud negara kebangsaan
dan kesejahteraan yang demokratis adalah sebuah cita-cita.
Perjalanan sejarah penghuni Nusantara sejak Sriwijaya (abad ke 8-11),
bahkan sebelumnya, belum mengalami suatu tatanan Negara Republik yang
demokratis, karena itu para pendiri Republik secara sadar menetapkan misi
“mencerdaskan kehidupan bangsa” sebagai salah satu misi penyelenggaraan
Negara, suatu misi yang tidak terdapat dalam berbagai UUD Negara lain.
Maknanya adalah bahwa untuk dapat terwujudnya masyarakat Negara bangsa
yang sejahtera, demokratis, berdasarkan Pancasila perlu proses transformasi
budaya dari masyarakat tradisional dan feudal ke masyarakat modern dan
demokratis, suatu proses yang dalam bahasa Bung Karno “ Asumming up of
many revolution in one generation”.
Sistem pendidikan nasional di Indonesia memiliki latar belakang sejarah
yang panjang. Sejak masa penjajahan Belanda, pendidikan di Indonesia sudah
diatur oleh pemerintah kolonial. Tujuannya adalah untuk menghasilkan tenaga
kerja yang terampil untuk memenuhi kebutuhan ekonomi kolonialisme.
Pada masa kemerdekaan, pemerintah Indonesia berkeinginan untuk
membangun sistem pendidikan nasional yang demokratis dan berkeadilan. Hal
ini diwujudkan dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945, yang mengamanatkan bahwa setiap warga negara berhak
memperoleh pendidikan. Dalam perkembangannya, sistem pendidikan

1
2

nasional di Indonesia mengalami berbagai perubahan. Hal ini disebabkan oleh


berbagai faktor, antara lain perubahan politik, sosial, dan ekonomi.
Salah satu perubahan penting dalam sistem pendidikan nasional adalah
diberlakukannya Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional. Undang-undang ini mengamanatkan bahwa sistem
pendidikan nasional harus berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Selain itu, sistem pendidikan
nasional juga harus berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional
Indonesia, dan tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman.
Sistem pendidikan nasional di Indonesia diselenggarakan melalui jalur
formal, nonformal, dan informal. Jalur formal meliputi pendidikan dasar,
pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. Jalur nonformal meliputi
pendidikan kecakapan hidup, pendidikan anak usia dini, pendidikan
pemberdayaan masyarakat, dan pendidikan lain yang disetarakan. Jalur
informal meliputi pendidikan keluarga dan lingkungan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan materi yang kami paparkan, diambil rumusan masalah
sebagai berikut:
1. Bagaimana deskripsi tentang pendidikan?
2. Bagaimana deskripsi tentang sistem pendidikan nasional?
3. Apa tujuan dari implementasi sistem pendidikan nasional dalam
pembelajaran?
4. Bagaimana peran pemerintah, orang tua, dan masyarakat dalam
mendukung peningkatan mutu sistem pendidikan Nasional?
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan paparan rumusan masalah tersebut, maka tujuan masalah
dapat dirincikan sebagai berikut :
1. Untuk mendeskripsikan tentang pendidikan.
2. Untuk mendeskripsikan tentang sistem pendidikan nasional.
3. Untuk mengimplementasikan pendidikan nasional dalam pembelajaran.
3

4. Untuk mengetahui peran pemerintah, orang tua, dan masyarakat dalam


mendukung peningkatan mutu sistem pendidikan nasional.
D. Manfaat Penelitian
Berdasarkan dari tujuan penulisan, maka manfaat penulisan dapat
dirincikan sebagai berikut:
1. Bagi penulis, untuk memberikan gambaran terkait Pendidikan serta Sistem
Pendidikan Nasional. Selain itu, penulisan makalah juga membantu
penulis untuk memunculkan ide ide baru yang mungkin berguna untuk
masa depan.
2. Bagi pembaca, untuk menambahkan wawasan mengenai Pendidikan serta
Sistem Pendidikan Nasional. Selain itu, manfaat nya untuk setiap
paragraph ialah;
a. Mampu memahami apa itu Pendidikan.
b. Mampu memahami mengenai Sistem Pendidikan Nasional.
c. Mampu mengembangkan pemahaman tentang Implementasi Sistem
Pendidikan Nasional dalam pembelajaran.
d. Serta mampu mengetahui peran Pemerintah, orang tua, dan masyarakat
dalam mendukung peningkatan mutu Sistem
Pendidikan Nasional.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pendidikan
1. Pengertian Pendidikan Menurut Para Ahli, yaitu;
a. Prof. Herman H. Horn, berpendapat “Pendidikan adalah proses abadi
dari penyesuaian lebih tinggi bagi makhluk yang telah berkembang
secara fisik dan mental yang bebas dan sadar kepada Tuhan seperti
termanifestasikan dalam alam sekitar, intelektual, emosional dan
kemauan dari manusia”.
b. M.J. Langeveld mempunyai pendapat “Standar dari pendidikan adalah
setiap pergaulan yang terjadi antara orang dewasa dengan anak-anak
merupakan lapangan atau suatu keadaan dimana pekerjaan mendidik
itu berlangsung”.
c. Prof. Dr. John Dewey berpendapat “Konsep dari pendidikan adalah
suatu proses pengalaman. Karena kehidupan adalah pertumbuhan,
pendidikan berarti membantu pertumbuhan batin tanpa dibatasi oleh
usia. Proses pertumbuhan ialah proses menyesuaikan pada tiap-tiap
fase serta menambahkan kecakapan di dalam perkembangan
seseorang”.
d. Prof. H. Mahmud Y berpendapat “Inovasi pendidikan adalah usaha-
usaha yang sengaja dipilih untuk mempengaruhi dan membantu anak
dengan tujuan peningkatan keilmuan, jasmani dan akhlak sehingga
secara bertahap dapat mengantarkan si anak kepada tujuannya yang
paling tinggi. Agar si anak hidup bahagia, serta seluruh apa yang
dilakukanya menjadi bermanfaat bagi dirinya dan masyarakat”.

4
5

2. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia 1991 (KKBI-1991)


Dikatakan ”Sistem Pendidikan diartikan sebagai proses pembelajaran
bagi individu untuk mencapai pengetahuan dan pemahaman yang lebih
tinggi mengenai obyekobyek tertentu dan spesifik. Pengetahuan tersebut
diperoleh secara formal yang berakibat individu mempunyai pola pikir dan
perilaku sesuai dengan pendidikan yang telah diperolehnya”.
Memperhatikan beberapa pendapat para tokoh tersebut dapatlah
diambil suatu kesimpulan bahwa pendapat semuanya hampir sama, tetapi
ada beberapa kata atau kalimat yang berbeda, karena tergantung persepsi
kita dari mana melihat unsur pendidikan itu. Sebenarnya dasar pendidikan
itu adalah usaha untuk mencari ilmu pengetahuan dan dilaksanakan oleh
pelaku pendidikan dengan penuh kesadaran. UU No. 20 Tahun 2003,
dalam perspektif teoritik, pendidikan diartikan dan dimaknai secara
beragam, tergantung dari sudut pandang masingmasing personaldan teori
yang dianutnya. Ketidaksepahaman memaknai pendidikan dikalangan
akademisiadalah suatu yang wajar, bahkan dapat dikatakan dapat
memperkaya pola berfikir dan pada akhirnya mempunyai manfaat ke arah
pengembangan tentang teori pendidikan.
Dalam rangka memenuhi kepentingan nasional bangsa Indonesia,
proses pendidikan kiranya dapat dirumuskan secara gamblang sehingga
mempermudah kalangan yang terkait dengan dunia pendidikan, dengan
tujuanagar insan pendidikan dapat mengaktualisasikan secara benar.
Pengertian tentang pendidikan dalam gambaran sebuah kebijakan,
memiliki rumusan yang formal dan operasional, sepertitelah tertuang
dalam Undang-Undang Nomor: 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional (SISDIKNAS), yaitu: ”Pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara”.
6

3. Pengertian pendidikan Secara Luas


Pendidikan merupakan segala pengalaman belajar yang berlangsung
dalam segala lingkungan dan berlaku sepanjang hidup. Pendidikan adalah
segala situasi hidup yang dapat mempengaruhi pertumbuhan sosial
individu maupun masyarakat. Pengertian pendidikan secara sempit artinya
pendidikan adalah sekolah.
Pendidikan merupakan proses pengajaran yang diselenggarakan di
sekolah sebagai lembaga pendidikan yang formal. Pendidikan adalah
segala pengaruh yang diupayakan sekolah terhadap segenap lapisan
masyarakat mulai dari anak-anak dan remaja yang diserahkan kepadanya
agar mempunyai kemampuan yang sempurna dan kesadaran penuh
terhadap hubunganhubungan dan tugas-tugas sosial dimasyarakat
lingkungan mereka.Pendidikan bagi kehidupan umat manusia merupakan
kebutuhan mutlak yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Tanpa pendidikan
mustahil satu kelompok manusia dapat hidup berkembang sejalan dengan
aspirasi (cita-cita) untuk maju, sejahtera dan bahagia menurut konsep
pandangan hidup mereka.
Pendidikan merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan kita,ini
berarti bahwa setiap manusia Indonesia berhak mendapatkannya dan
diharapkan untuk selalu berkembang didalamnya, pendidikan tidak akan
ada habisnya. Pendidikan secara umum mempunyai arti suatu proses
kehidupan dalam mengembangkan diri tiap individu untuk dapat hidup
dan melangsungkan kehidupan. Sehingga menjadi seorang yang terdidik
itu sangat penting.Kita dididik menjadi orang yang berguna baik bagi
Negara,Nusa dan Bangsa. Pendidikan pertama kali yang kita dapatkan di
lingkungan keluarga (Pendidikan Informal), lingkungan
sekolah(Pendidikan Formal), dan lingkungan masyarakat (Pendidikan
Nonformal).Pendidikan Informal adalah pendidikan yang diperoleh
seseorang dari pengalaman sehari-hari dengan sadar atau tidak sadar,sejak
seseorang lahir sampai mati. Proses pendidikan ini berlangsung seumur
hidup sehingga peranan keluarga itu sangat penting bagi anak terutama
7

orang tua.Orang tua mendidik anaknya dengan penuh kasih sayang.Kasih


sayang yang diberikan orang tua tidak ada habisnya dan terhitung
nilainya.Orang tua mengajarkan kepada kita hal-hal yang baik misalnya,
bagaimana kita bersikap sopan-santun terhadap orang lain,menghormati
sesama,dan berbagi dengan mereka yang kekurangan.
Pendidikan merupakan salah satu upaya kita untuk menanggulangi
kebodohan dan kemiskinan yang terjadi di Negara kita yaitu Indonesia.
Yang mana kita ketahui bersama, bawasannya dengan seseorang
mengenyam bangku sekolah maka, orang tersebut telah mengetahui
berbagai hal yang ada di dunia ini. Sebenarnya pendidikan itu dapat kita
perolah dimana saja dan kapan saja. Oleh karenaitu, kita sebagai manusia
hendaknya mau menyadari hal tersebut. Pendidikan sangat berdampak
besar bagi pengaruh perkembangan masa depan. Tidak hanya untuk diri
sendiri, bahkan dapat pula berpengaruh bagi bangsa dan Negara Repubik
Indonesia.

B. Sistem Pendidikan Nasional


1. Sejarah Sistem Pendidikan Nasional
Dalam melaksanakan pendidikan harus ada suatu sistem yang meliputi
komponen pendidikan tersebut, sistem yang digunakan harus selaras
dengan keadaan masyarakat dan kebudayaan di Indonesia, maka dari itu di
Indonesia diterapkan sistem pendidikan nasional yang berlandaskan UUD
1945 dan Pancasila.
Sistem pendidikan nasional termuat dalam UU RI No. 20 tahun 2003,
dalam Undang-undang tersebut menjelaskan berbagai aspek yang menjadi
pedoman untuk melaksanakan pendidikan di suatu sekolah atau di
masyarakat. Salah satu komponen terpenting dalam pendidikan adalah
pendidik. Pendidik adalah tenaga
kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong
belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang
8

sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam


menyelenggarakan pendidikan.
Dalam Perkembangannya, sistem Pendidikan Nasional di Indonesia
mulai diatur setelah Indonesia merdeka. Hingga saat ini ada tiga undang-
undang yang mengatur system pedidikan di Indonesia, diantaranya:
a. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1950, UU Nomor 12 Tahun 1954
merupakan Undang-Undang tentang Sistem Pendidikan Nasional
yang pertama di Indonesia. Meski Undang-Undangnya telah
terbentuk pada tahun 1950, tetapi proses pendidikan masih
berlangsung dengan sistem kolonial, dan baru mengalami
perubahan setelah undang-undangnya mulai berlaku, dari UUD
RIS menjadi UUD Negara Kesatuan, dari sistem Pendidikan
menjadi sistem Pendidikan bagi Negara kesatuan.
b. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1989 tentang sistem Pendidikan
Nasional meneguhkan dasar Pendidikan Nasional yaitu pancasila
dan UUD 1945. Berdasarkan Undang-Undang nomor 2 tahun
1989, pembangunan pendidikan mengusahakan pembentukan
manusia pancasila sebagai manusia pembangunan yang tinggi
mutunya dan mampu mandiri, serta pemberian dukungan bagi
masyarakat, bangsa dan Negara Indonesia yang terwujud dalam
ketahanan Nasional yang tangguh. Salah satu wujud pemberlakuan
Undang-Undang Nomor 2 tahun 1989 adalah pengembangan
Madrasah menjadi sekolah umum.
c. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 dianggap sudah tidak
memadai lagi dan perlu diganti serta perlu disempurnakan agar
sesuai dengan amanat perubahan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945, sehingga dinilai perlu
pembaharuan seirinng dengan adanya tuntutan penyesuaian Sistem
Pendidikan nasional yang selaras dengan dunia kerja. Undang-
undang sisdiknas terbaru ini memberikan penekanan bahwa
penyelenggaraan pendidikan harus berkeadilan dan tidak
9

diskriminatif dengan menjunjung tinggi Hak Asasi Manusia, nilai


keagamaan, nilai kultural dan kemajemukan bangsa. Pendidikan
diselenggarakan sebagai satu kesatuan yang sistemik dengan sitem
terbuka dan penuh makna.
2. Ketentuan Umum Sistem Pendidikan Nasional
Mengacu pada UU Nomor 20 tahun 2003, definisi pendidikan adalah
usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
3. Dasar, fungsi, Tujuan dan Prinsip Penyelenggaraan Pendidikan
Nasional
Sebagaimana yang termaktub dalam UU No 20 tahun 2003 disebutkan
bahwa Penyelenggaraan Pendidikan Nasional berdasarkan Pancasila dan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab.
Adapun Prinsip Penyelenggaraan Pendidikan Nasional adalah sebagai
berikut :
a. Pendidikan diselenggarakan secara demokratis dan berkeadilan
serta tidak diskriminatif dengan menjunjung tinggi hak asasi
manusia, nilai keagamaan, nilai kultural, dan kemajemukan
bangsa.
b. Pendidikan diselenggarakan sebagai satu kesatuan yang sistemik
dengan sistem terbuka dan multimakna.
10

c. Pendidikan diselenggarakan sebagai suatu proses pembudayaan


dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang
hayat.
d. Pendidikan diselenggarakan dengan memberi keteladanan,
membangun kemauan, dan mengembangkan kreativitas peserta
didik dalam proses pembelajaran.
e. Pendidikan diselenggarakan dengan mengembangkan budaya
membaca, menulis, dan berhitung bagi segenap warga masyarakat.
f. Pendidikan diselenggarakan dengan memberdayakan semua
komponen masyarakat melalui peran serta dalam penyelenggaraan
dan pengendalian mutu layanan pendidikan.
4. Sistem Pendidikan Nasional di Indonesia
Pendidikan di Indonesia adalah seluruh pendidikan yang
diselenggarakan di Indonesia, baik itu secara terstruktur maupun tidak
terstruktur. Secara terstruktur, pendidikan di Indonesia menjadi tanggung
jawab Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
(Kemdikbud), dahulu bernama Departemen Pendidikan Nasional Republik
Indonesia (Depdiknas).
Di Indonesia, semua penduduk wajib mengikuti program wajib belajar
pendidikan dasar selama sembilan tahun, enam tahun di sekolah
dasar/madrasah ibtidaiyah dan tiga tahun di sekolah menengah
pertama/madrasah tsanawiyah. Sistem pendidikan di Indonesia ddisusun
berlandaskan kepada kebudayaan bangsa Indonesia dan berdasarkan pada
Pancasila dan UUD 1945 sebagai kristalisasi nilai-nilai hidup bangsa
Indonesia.
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
11

mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung


jawab (Bab II Pasal 3).
5. Jenjang Pendidikan dan Jenis Pendidikan
Jenjang pendidikan adalah tahapan pendidikan yang diterapkan
berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik, tujuan yang akan dicapai
dan kemampuan yang akan dikembangkan. Jenjang pendidikan terdiri atas
pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan
tinggi.Penjelasannya sebagai berikut :
a. Pendidikan Dasar
Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi
jenjang pendidikan menengah. Pendidikan dasar berbentuk Sekolah
Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) atau bentuk lain yang
sederajat serta Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Madrasah
Tsanawiyah (MTs), atau bentuk lain yang sederajat.
b. Pendidikan Menengah
Pendidikan menengah merupakan lanjutan pendidikan dasar.
Pendidikan menengah terdiri atas pendidikan menengah umum dan
pendidikan menengah kejuruan. Pendidikan menengah berbentuk
Sekolah Menengah Atas (SMA), Madrasah Aliyah (MA), Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK), dan Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK),
atau bentuk lain yang sederajat.
c. Pendidikan Tinggi
Pendidikan tinggi merupakan jenjang pendidikan setelah pendidikan
menengah yang mencakup program pendidikan diploma, sarjana,
magister, spesialis, dan doktor yang diselenggarakan oleh perguruan
tinggi. Pendidikan tinggi diselenggarakan dengan sistem terbuka.
Perguruan tinggi dapat berbentuk akademi, politeknik, sekolah tinggi,
institut, atau universitas. Perguruan tinggi berkewajiban
menyelenggarakan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada
masyarakat. Perguruan tinggi dapat menyelenggarakan program
akademik, profesi, dan/atau vokasi.
12

Perguruan tinggi yang memenuhi persyaratan pendirian dan


dinyatakan berhak menyelenggarakan program pendidikan tertentu
dapat memberikan gelar akademik, profesi, atau vokasi sesuai dengan
program pendidikan yang diselenggarakannya. Jenis pendidikan
mencakup pendidikan umum, kejuruan, akademik, profesi, vokasi,
keagamaan, dan khusus. (Bab VI Pasal 15)
1) Pendidikan Umum
Pendidikan yang mengutamakan perluasan pengetahuan dan
keterampilan peserta didik yang diwujudkan pada tingkat-tingkat
akhir masa pendidikan. Pendidikan umum berfungsi sebagai acuan
umum bagi jenis pendidik lainnya. Contoh : SD, SMP, SMA, dan
Universitas.
2) Pendidikan Kejuruan
Pendidikan yang mempersiapkan peserta didik untuk dapat bekerja
pada bidang pekerjaan tertentu, seperti teknik, jasa boga,
perhotelan, dan lain-lain. Contoh : STM, SMEA, SMIP
3) Pendidikan Luar Biasa
Pendidikan Khusus yang diselenggarakan untuk peserta didik yang
menyandang kelainan fisik atau mental. Contoh : SDLB
4) Pendidikan Kedinasan
Pendidikan khusus yang diselenggarakan untuk meningkatkan
kemampuan dalam pelaksanaan tugas kedinasan. Contoh : STAN,
APD.
5) Pendidikan Keagamaan
Pendidikan khusus yang mempersiapkan peserta didik untuk dapat
melaksanakan peranan yang menuntut penguasaan khusus tentang
ajaran agama. Contoh : MI, MTS, PGAN.

C. Implementasi Sistem Pendidikan Nasional


Tujuan dari pengimplementasian adalah untuk mencapai tujuan
pendidikan nasional. Tujuan pendidikan nasional, sebagaimana tercantum
13

dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan


Nasional, adalah: Mencerdaskan kehidupan bangsa, memajukan bangsa dan
negara, mewujudkan masyarakat yang adil, makmur, dan sejahtera.
Implementasi sistem pendidikan nasional dalam pembelajaran merupakan
upaya yang berkelanjutan untuk mewujudkan pembelajaran yang berkualitas
dan sesuai dengan tujuan pendidikan nasional.
1. Aturan Sistem Pendidikan Nasional
a. Bahasa Pengantar
Bahasa pengantar dalam sistem pendidikan nasional Indonesia
adalah Bahasa Indonesia. Bahasa daerah dapat digunakan sebagai
bahasa pengantar dalam tahap awal pendidikan apabila diperlukan
dalam penyampaian pengetahuan dan/atau keterampilan tertentu.
Bahasa asing dapat digunakan sebagai bahasa pengantar pada satuan
pendidikan tertentu untuk mendukung kemampuan berbahasa asing
peserta didik.
b. Ketentuan Wajib Belajar
Setiap warga negara yang berusia 6 (enam) tahun dapat mengikuti
program wajib belajar. Pemerintah dan Pemerintah Daerah menjamin
terselenggaranya wajib belajar minimal pada jenjang pendidikan dasar
tanpa memungut biaya. Wajib belajar merupakan tanggung jawab
negara yang diselenggarakan oleh lembaga pendidikan Pemerintah,
Pemerintah daerah, dan masyarakat.
c. Standar Pendidikan Nasional
Standar nasional pendidikan terdiri atas standar isi, proses,
kompetensi lulusan, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana,
pengelolaan, pembiayaan, dan penilaian pendidikan yang harus
ditingkatkan secara berencana dan berkala. Standar nasional
pendidikan digunakan sebagai acuan pengembangan kurikulum, tenaga
kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, dan pembiayaan.
Pengembangan standar nasional pendidikan serta pemantauan dan
14

pelaporan pencapaiannya secara nasional dilaksanakan oleh suatu


badan standardisasi, penjaminan, dan pengendalian mutu pendidikan.
2. Pengembangan Kurikulum
Kurikulum merupakan acuan utama dalam pelaksanaan
pembelajaran. Oleh karena itu, kurikulum harus dikembangkan secara
sistematis dan berkelanjutan agar sesuai dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi serta kebutuhan masyarakat.
Kurikulum disusun sesuai dengan jenjang pendidikan dalam
kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan
memperhatikan:
1) Peningkatan iman dan takwa;
2) Peningkatan akhlak mulia;
3) Peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat peserta didik;
4) Keragaman potensi daerah dan lingkungan;
5) Tuntutan pembangunan daerah dan nasional;
6) Tuntutan dunia kerja;
7) Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni;
8) Agama;
9) Dinamika perkembangan global; dan
10) Persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan.
Kurikulum pendidikan dasar dan menengah wajib memuat:
1) Pendidikan agama;
2) Pendidikan kewarganegaraan;
3) Bahasa;
4) Matematika;
5) Ilmu pengetahuan alam;
6) Ilmu pengetahuan sosial;
7) Seni dan budaya;
8) Pendidikan jasmani dan olahraga;
9) Keterampilan/kejuruan; dan
10) Muatan lokal.
15

Kurikulum pendidikan tinggi wajib memuat:


1) Pendidikan agama;
2) Pendidikan kewarganegaraan; dan
3) Bahasa.
Kerangka dasar dan struktur kurikulum pendidikan dasar dan menengah
ditetapkan oleh Pemerintah. Kurikulum pendidikan dasar dan menengah
dikembangkan sesuai dengan relevansinya oleh setiap kelompok atau
satuan pendidikan dan komite sekolah/madrasah di bawah koordinasi dan
supervisi dinas pendidikan atau kantor Departemen Agama
Kabupaten/Kota untuk pendidikan dasar dan Propinsi untuk pendidikan
menengah.
3. Peningkatan Kualitas Tenaga Pendidik
Tenaga pendidik merupakan kunci keberhasilan pembelajaran. Oleh
karena itu, kualitas tenaga pendidik harus ditingkatkan melalui berbagai
upaya, seperti peningkatan kualifikasi pendidikan, pelatihan dan
pengembangan kompetensi, serta pemberian penghargaan.
4. Sarana dan Prasarana Pembelajaran
Kelengkapan sarana dan prasarana yang memadai akan mendukung
pelaksanaan pembelajaran yang optimal. Oleh karena itu, pemerintah dan
sekolah perlu bersinergi untuk meningkatkan sarana dan prasarana
pembelajaran, baik dari segi kuantitas maupun kualitas.
5. Manfaat Tujuan Implementasi Dalam Pendidikan
Manfaat dan kegunaan pendidikan agar dapat memberi informasi dan
meningkatkan pemahaman kepada peserta didik tentang sesuatu yang baru
juga dapat memberi pengatahuan secara utuh. Ilmu pengetahuan akan
selalu berkembang setiap saat. Oleh karenanya pembaruan informasi
sangat penting dilakukan agar tidak tertinggal. Pemahaman juga
merupakan salah satu aspek yang perlu terus ditingkatkan. Informasi tanpa
pemahaman dapat mengarahkan pada kesesatan dalam berpikir atau
bertindak. Pendidikan diharapkan dapat memfasilitasi kebutuhan
16

pembaruan informasi dan peningkatan pemahaman peserta didik. Itulah


hal yang penting dari manfaat dan tujuan utama proses pendidikan.
Manfaat proses pendidikan diharapkan mampu untuk mencetak
generasi muda penerus bangsa yang kompeten dalam berbagai bidang.
Proses regenerasi tidak akan berjalan jika generasi muda tidak diberikan
bekal pendidikan yang cukup untuk menghadapinya. Sementara itu,
generasi yang ada saat ini lambat laun akan semakin berkurang dalam segi
kuantitas maupun kualitas. Oleh karena itu pendidikan dianggap mampu
menjadi suatu
metode dalam mempersiapkan generasi muda yang berkualitas. Hal ini
sangat berhubungan dengan ketersediaan berbagai macam jenjang atau
tingkatan pendidikan dan juga penjurusan, yang pada akhirnya dapat
membantu melahirkan generasi muda yang berguna bagi masyarakat
sesuai dengan disiplin ilmu yang dimiliki.
Membentuk karakter atau ciri khusus suatu bangsa yang bermartabat
dan juga bermoral. Sejalan dengan tujuannya, pendidikan juga harus
bermanfaat untuk meningkatkan dan juga membentuk karakter dari bangsa
yang bermartabat dan juga bermoral baik.
Hal ini tentu saja akan sangat berpengaruh terhadap kemajuan dari negara
itu sendiri. Menciptakan anaksebagai generasi bangsa yang cerdas, tidak
gampang terpengaruh, memiliki nilai moral dan integritas, sehingga dapat
memajukan dan membantu pembangunan Bangsa dan Negara di bidang
pendidikan.
6. Contoh Implementasi Sistem Pendidikan Nasional Dalam
Pembelajaran:
a. Pembelajaran yang aktif, kreatif, dan menyenangkan (PAKEM)
merupakan salah satu strategi pembelajaran yang diimplementasikan
dalam kurikulum 2013. PAKEM menekankan pada pembelajaran yang
berpusat pada peserta didik dan melibatkan peserta didik secara aktif
dalam proses pembelajaran.
17

b. Program Bantuan Operasional Sekolah (BOS) merupakan program


pemerintah yang bertujuan untuk membantu sekolah dalam memenuhi
kebutuhan pendidikan, termasuk kebutuhan pembelajaran. BOS dapat
dimanfaatkan untuk pengadaan sarana dan prasarana pembelajaran,
pengembangan profesionalisme tenaga pendidik, dan kegiatan
ekstrakurikuler.
c. Kebijakan wajib belajar 12 tahun merupakan kebijakan pemerintah
yang bertujuan untuk meningkatkan akses pendidikan bagi seluruh
anak Indonesia. Kebijakan ini mendorong pemerintah dan masyarakat
untuk bekerja sama dalam menyediakan pendidikan yang berkualitas
bagi semua anak.
D. Peningkatan Mutu Sistem Pendidikan Nasional
1. Peran Pemerintah
Proses Pembelajaran yang menyenangkan dan mendidik. PP. No
19/2005 tentang standar nasional pendidikan disebutkan dalam pasal 19
sampai dengan 22 tentang standar proses pendidikan, bahwa proses
pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif,
inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk
berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,
kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan
bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.
Adanya keteladanan pendidik, adanya perencanaan, pelaksanaan,
penilaian, dProses Pembelajaran yang menyenangkan dan mendidik. PP.
No 19/2005 tentang standar nasional pendidikan disebutkan dalam pasal
19 sampai dengan 22 tentang standar proses pendidikan, bahwa proses
pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif,
inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk
berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,
kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan
perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Adanya
18

keteladanan pendidik, adanya perencanaan, pelaksanaan, penilaian, dan


pengawasan yang efektif dan efisien dalam proses pembelajaran
pengawasan yang efektif dan efisien dalam proses pembelajaran.
Upaya yang telah dilakukan oleh pemerintah melalui berbagai paket
program pendidikan sebagai impelementasi penggunaan anggaran
pendidikan 20% dari APBN, utamanya di daerah-daerah tertinggal masih
sangat minim dibandingkan dengan kebutuhan masyarakat. Program-
program yang dibuat oleh pemerintah seringkali hanya program tambal
sulam (incremental) dan tidak berkelanjutan (sustainable).
Banyaknya sekolah, utamanya sekolah dasar yang dalam kondisi rusak
berat dan hanya direhabilitasi melalui Biaya Orientasi Sekolah (BOS) dan
berbagai paket program sejenis lainnya, tidaklah menjadikan sarana dan
prasarana pendidikan tersebut menjadi lebih baik. Pemerintah memegang
peranan penting dalam meningkatkan kualitas pendidikan anak-anak
Indonesia, utamanya mulai dari ketersediaan sarana dan prasarana minimal
berupa gedung sekolah yang layak, hingga sampai pada ketersediaan
berbagai fasilitas pendukung pendidikan lainnya.
Sering dijumpai bahwa anak-anak Indonesia harus dipaksa mengemis
demi menghidupi keluarga, melakukan tindak kriminal dan terlantar
karena ketimpangan ekonomi. Tidak jarang pula anak-anak seringkali
menghadapi bentuk-bentuk kekerasan baik fisik maupun non fisik.
Padahal, anak-anak Indonesia harusnya berada di rumah, belajar dengan
baik dan menikmati tugas-tugas bagi tumbuh kembang diri mereka.
Disinilah peran pemerintah harus ditingkatkan dalam rangka peningkatan
pendidikan anak-anak Indonesia.
2. Peran Orangtua
Orangtua memiliki peran penting dalam meningkatkan mutu
pendidikan, karena dengan adanya kerjasama orangtua dan sekolah akan
memberikan sebuah warna tersendiri bagi sekolah dalam mengelola dan
pengembangan mutu pendidikan di sekolah tersebut. Peran orangtua
terutama disebuah sekolah swasta seperti sekolah islam terpadu sangat
19

signifikan terhadap pengembangan mutu sekolah. Orangtua menjadi salah


satu penentu utama dalam peningkatan mutu, diantaranya bentuk
kontribusi atau peran orangtua dalam meningkatkan mutu pendidikan di
sekolah adalah :
Peran sebagai mitra. Orangtua berperan sebagai mitra maksudnya adalah
orangtua menjadi rekan kerjasama bersama pihak sekolah. Kerjasama
kemitraan ini meliputi aspek-aspek penting yang bisa dikolaborasikan
dengan sekolah.
Peran sebagai advokatif, dimana orangtua memiliki tanggung jawab
moral dan sosial untuk membantu kegiatan pembelajaran terhadap anak
atau siswa yang kurang dari berbagai rintangan, serta hambatan yang
merusak sikap. Intinya orangtua harus mampu untuk menjadi patner
sekolah dalam menjalankan setiap aktifitas, dengan demikian akan tercipta
kolaborasi baik yang akan membawa angin segar terhadap peningkatan
mutu dan kualitas pendidikan sekolah. Sebagaimana yang sudah dijelaskan
di atas bahwa pendidikan itu tidak bisa berkembang jika tidak ada
kerjasama antar pihak yang saling mendukung.
3. Peran Masyarakat
Masyarakat adalah sekumpulan orang dengan berbagai ragam kualitas
diri mulai dari yang tidak berpendidikan sampai pada yang berpendidikan
tinggi. Kualitas suatu masyarakat ditentukan oleh kualitas pendidikan para
anggotanya, makin baik pendidikan anggotanya, semakin baik pula
kualitas masyarakat secara keseluruhan. Masyarakat berhak berperan serta
dalam
perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan evaluasi program pendidikan.
Selain itu, Masyarakat berkewajiban memberikan dukungan sumber daya
dalam penyelenggaraan pendidikan.
Masyarakat dan peningkatan mutu sekolah merupakan dua hal yang
tak dapat dipisahkan karena, salah satu prinsip yang ada dalam MBS yaitu
adanya partisipasi/ peran serta masyarakat untuk meningkatkan mutu
sekolah/ pendidikan. Pembangunan kualitas pendidikan di Indonesia harus
20

dilakukan secara bersama-sama tidak hanya bagi kaum pemerintah dan


para pendidik tetapi juga perlu melibatkan masyarakat, karena masyarakat
memiliki peran penting untuk tercapainya suatu tujuan pendidikan yang
berkualitas. Namun kenyataannya masih banyak masyarakat menyerahkan
sepenuhnya pendidikan siswa atau peserta didik hanya kepada para guru.
Hal tersebut disebabkan oleh karena kurangnya pemahaman masyarakat
terhadap pentingnya peran masyarakat dalam dunia pendidikan.
Bentuk-bentuk peran serta masyarakat dalam peningkatan mutu
sekolah diantaranya: Menggunakan jasa sekolah memberikan kontribusi
dana, bahan, dan tenaga. Membantu anak belajar di rumah
Berkonsultasi masalah pendidikan anak terlibat dalam kegiatan ekstra
kurikuler dan Pembahasan kebijakan sekolah. Peran serta dengan
memberikan kontribusi dana, bahan, dan tenaga. Pada jenis ini masyarakat
berpartisipasi dalam perawatan dan pembangunan fisik sekolah dengan
menyumbangkan dana, barang, atau tenaga.
Peran serta secara pasif. Masyarakat dalam tingkatan ini menyetujui
dan menerima apa yang diputuskan pihak sekolah (komite sekolah),
misalnya komite sekolah memutuskan agar orang tua membayar iuran bagi
anaknya yang bersekolah dan orang tua menerima keputusan itu dengan
mematuhinya. Peran serta melalui adanya konsultasi. Pada tingkatan ini,
orang tua datang ke sekolah untuk berkonsultasi tentang masalah
pembelajaran yang dialami anaknya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pendidikan adalah usaha dasar terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak, ilmu hidup,
pengetahuan umum serta keterampilan yang diperlukan dirinya untuk
masyarakat berlandaskan Undang-Undang. Adapun kesimpulan dari masing
masing rumusan masalah adalah sebagai berikut:
1. Tujuan pendidikan adalah menciptakan seseorang yang berkwalitas
dan berkarakter sehingga memiliki pandangan yang luas kedepan
untuk mencapai suatu cita- cita yang di harapkan dan mampu
beradaptasi secara cepat dan tepat di dalam berbagai lingkungan.
2. Pendidikan di Indonesia adalah seluruh pendidikan yang
diselenggarakan di Indonesia, baik itu secara terstruktur maupun tidak
terstruktur. Dalam Perkembangannya, sistem Pendidikan
Nasional di Indonesia mulai diatur setelah Indonesia merdeka. Sistem
pendidikan nasional termuat dalam UU RI No. 20 tahun 2003, dalam
Undang-undang tersebut menjelaskan berbagai aspek yang menjadi
pedoman untuk melaksanakan pendidikan di suatu sekolah atau di
masyarakat.
3. Tujuan Pendidikan Nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa
dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu insan yang
beriman serta bertaqwa terhadap yang kuasa yang Maha Esa serta
berbudi pekerti luhur, mempunyai pengetahuan serta keterampilan,
kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yg mantap serta berdikari
serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan serta kebangsaan.

21
22

4. Pemerintah diwajibkan untuk mengusahakan dan menyelenggarakan


satu sistem pendidikan nasional bagi seluruh warga negara
Indonesia. Upaya yang telah dilakukan oleh pemerintah melalui
berbagai paket program pendidikan sebagai impelementasi penggunaan
anggaran pendidikan 20% dari APBN, utamanya di daerah-daerah
tertinggal masih sangat minim dibandingkan dengan kebutuhan
masyarakat. Selain pemerintah masyarakat juga memiliki peran penting
dalam meningkatkan mutu pendidikan. Peran disini maksudnya dalah
keterlibatan secara aktif dalam pengembangaan baik secara individu
atau kelompok. Orangtua memiliki peran penting dalam meningkatkan
mutu pendidikan, karena dengan adanya kerjasama orangtua dan
sekolah akan memberikan sebuah warna tersendiri bagi sekolah dalam
mengelola dan pengembangan mutu pendidikan di sekolah tersebut.
Orangtua menjadi salah satu penentu utama dalam peningkatan mutu,
diantaranya bentuk kontribusi atau peran orangtua dalam
meningkatkan mutu pendidikan di sekolah.
B. Saran-Saran
Kami sebagai penulis menyadari, bahwa makalah ini banyak sekali
kesalahan, dan sangat jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami
mengharapkan kritik dan saran di dalam penulisan makalah ini, guna lebih
berkembang di kemudian hari. Maka sebab itu, diharapkan untuk memberikan
masukan tentang makalah ini.
Bagi pembaca, hasil makalah ini diharapkan dapat menambah wawasan
pengetahuan, terkait dengan Sistem Pendidikan Nasional. Khususnya Sistem
Pendidikan Nasional yang ada di Indonesia serta Implementasinya dalam
pembelajaran. Maka perlu mengetahui lebih banyak tentang Sistem
Pendidikan Nasional dan Pendidikan di Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Z. (2021, Januari 27). Peran Orangtua dalam Meningkatkan Kulitas dan
Mutu Pendidikan di Sekolah. Dipetik Agustus 31, 2023, dari Mentreng:
melalui https://mentreng.com/peran-orangtua-dalam-meningkatkan-
kualitas-dan-mutu-pendidikan-di-sekolah/

Amanudin. (2019). Pengantar Pendidikan. Tangerang: Unpam Press.

Mudyahardjo, R. (1998). Pengantar Pendidikan. Jakarta: PT. Radja Grafindo.

Pidarta, M. (2014). Landasan Kependidikan, Stimulus Ilmu Pendidikan Bercorak


Indonesia. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Putri, D. I. (2015, Juni 24). Peran Pemerintah dalam Meningkatkan Mutu


Pendidikan. Dipetik Agustus 31, 2023, dari Kompasiana: melalui
https://mentreng.com/peran-masyarakat-dalam-peningkatan-mutu-
pendidikan/

Rahmat, A. (2010). Pengantar Pendidikan: Teori, Konsep, dan Aplikasi.


Bandung: Manajemen Qolbun Salim.

Trirtarahardja, U., & Sulo, S. L. (2012). Pengantar Pendidikan. Jakarta: PT.


Rineka.

Umatin, C., Annisa, C., Ilmiyah, F. N., & Khoirot, A. (2021). Pengantar
Pendidikan. Kediri: CV. Pustaka Learning Center.

23

Anda mungkin juga menyukai