Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA


Mata Kuliah : Pendidikan Pancasila
(Dosen Pengampu: Aurora Elisa Putriku, SE, M.Si)

Disusun Oleh Kelompok 3 :


Chintia Grace Sianturi (3223322010)
Hengky Fernando Sijabat (3221122026)
Rosmalinda Sihotang (3222422002)
Kelas : D-Pendidikan Antropologi St.22

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ANTROPOLOGI


FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
TAHUN 2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan
karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini disusun untuk
memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Pancasila.

Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada ibu dosen sebagai dosen pengampu mata
kuliah Pendidikan Pancasila yang telah membantu memberikan arahan dan pemahaman
dalam penyusunan makalah ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih memiliki kekurangan dan masih banyak hal
yang perlu ditambahkan. Oleh karena itu, saran dan kritik dari pembaca sangat penulis
harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, kami berharap makalah ini dapat
memberikan manfaat dan wawasan baru bagi pembaca.

Medan, 10 Maret 2024


Penulis

Kelompok 5

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1
Latar Belakang........................................................................................................................1
Rumusan Masalah..................................................................................................................2
Manfaat...................................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................4
2.1 Pengertian Pancasila Sebagai Dasar Negara...................................................................4
2.2 Konsep Negara, Tujuan Negara, Konsep Dasar Negara, Dan Urgensi Pancasila Sebagai
Dasar Negara..........................................................................................................................4
2.2.1 Konsep Negara...........................................................................................................4
2.2.2 Tujuan Negara............................................................................................................5
2.2.3 Konsep Dasar Negara................................................................................................5
2.2.4 Urgensi Pancasila Sebagai Dasar Negara..................................................................6
2.3 Hubungan Antara Proklamasi Dengan Pembukaan UUD 1945.......................................7
2.4 Hubungan Antara Pancasila Dengan Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia
Tahun 1945.............................................................................................................................7
2.5 Penjabaran Pancasila Dalam Pasal-Pasal UUD 1945.......................................................9
2.6 Implementasi Pancasila Dalam Pembuatan Kebijakan Negara, Khususnya Dalam
Bidang Politik, Ekonomi, Sosial Budaya, Dan Hankam........................................................9
2.6.1. Bidang Politik...........................................................................................................9
2.6.2 Bidang Ekonomi......................................................................................................10
2.6.3. Bidang Sosial Budaya.............................................................................................11
2.6.4. Bidang Hankam......................................................................................................11
BAB III PENUTUP..................................................................................................................12
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................................12
3.2 Saran...............................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................13

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pancasila sebagai Dasar Negara menjadi landasan filosofis bagi Negara Republik
Indonesia. Konsep ini tidak hanya bersifat ideologis, tetapi juga memainkan peran yang
sangat penting dalam mengatur kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia.
Sebagai negara yang memiliki keanekaragaman sosial, budaya, dan agama, Pancasila
muncul sebagai pijakan bersama untuk mencapai tujuan nasional yang adil dan beradab.
Pentingnya Pancasila sebagai Dasar Negara terlihat dalam berbagai aspek, termasuk
dalam pembentukan negara, penyelenggaraan pemerintahan, serta pengaturan kehidupan
bermasyarakat. Makalah ini akan membahas secara mendalam mengenai pengertian
Pancasila sebagai Dasar Negara, konsep negara, tujuan negara, konsep dasar negara,
hubungan antara proklamasi dengan pembukaan UUD 1945, hubungan antara Pancasila
dengan pembukaan UUD Negara Republik Indonesia tahun 1945, penjabaran Pancasila
dalam pasal-pasal UUD 1945, dan implementasi Pancasila dalam pembuatan kebijakan
negara, khususnya dalam bidang politik, ekonomi, sosial budaya, dan hankam. Pancasila
sebagai Dasar Negara bukan hanya sebatas ideologi, tetapi merupakan pandangan hidup
yang mencakup nilai-nilai luhur bagi seluruh rakyat Indonesia. Melalui Pancasila,
ditegaskan bahwa keadilan sosial, demokrasi, ketuhanan yang maha esa, persatuan, dan
kesejahteraan menjadi fondasi utama dalam menjalankan roda pemerintahan.
Pancasila sebagai Dasar Negara membawa konsep negara yang demokratis, adil, dan
berkeadilan sosial. Tujuan negara yang tercakup dalam Pancasila adalah mencapai
kesejahteraan dan keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia. Prinsip-prinsip ini menjadi
pedoman dalam penyelenggaraan negara dan pemerintahan. Konsep dasar negara dalam
Pancasila mencakup prinsip-prinsip yang mengatur pembentukan dan penyelenggaraan
negara. Hal ini mencakup paham kebangsaan, supremasi hukum, kedaulatan rakyat, dan
tanggung jawab pemerintah untuk mencapai tujuan negara. Proklamasi Kemerdekaan
Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 menjadi tonggak sejarah penting dalam
perjalanan bangsa Indonesia. Hubungan antara proklamasi dengan pembukaan UUD
1945 menunjukkan keterkaitan antara ketetapan negara merdeka dengan landasan hukum
yang mengatur negara dan pemerintahan. Pembukaan UUD 1945 secara tegas
menyebutkan Pancasila sebagai Dasar Negara. Hubungan ini menunjukkan keselarasan

iv
antara ideologi negara dan landasan hukum yang mengikat, memastikan bahwa setiap
kebijakan dan tindakan pemerintah harus selaras dengan nilai-nilai Pancasila.
Pancasila dijabarkan secara rinci dalam pasal-pasal UUD 1945. Setiap pasal
mencerminkan bagaimana nilai-nilai Pancasila diimplementasikan dalam peraturan
hukum tertinggi negara, memberikan arah dan norma bagi penyelenggaraan negara.
Implementasi Pancasila dalam pembuatan kebijakan negara mencakup berbagai bidang,
seperti politik, ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan keamanan. Prinsip-prinsip
Pancasila menjadi pedoman dalam menetapkan kebijakan yang adil, demokratis, dan
berkeadilan sosial, serta memastikan kesejahteraan rakyat. Melalui makalah ini,
diharapkan dapat lebih memahami peran Pancasila sebagai Dasar Negara dan bagaimana
nilai-nilai tersebut diwujudkan dalam segala aspek kehidupan berbangsa dan bernegara
di Indonesia.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan Pancasila Sebagai Dasar Negara?
2. Apa yang menjadi konsep negara, tujuan negara, konsep dasar negara, dan urgensi
Pancasila sebagai dasar negara?
3. Bagaimana hubungan antara Proklamasi dengan Pembukaan UUD 1945?
4. Bagaiamana hubungan antara Pancasila dengan Pembukaan UUD Negara Republik
Indonesia tahun 1945?
5. Bagaimana penjabaran Pancasila dalam pasal-pasal UUD 1945?
6. Bagaiaman implementasi Pancasila dalam pembuatan kebijakan negara, khususnya
dalam bidang politik, ekonomi, sosial budaya, dan Hankam?

1.3 Manfaat
1. Pengembangan Keterampilan Menulis: Menulis makalah membutuhkan kemampuan
menyusun ide, menyusun argumen, dan mengekspresikan pemikiran dengan jelas.
Dengan menulis makalah untuk mata kuliah Pendidikan Pancasila, mahasiswa dapat
mengembangkan keterampilan menulis akademisnya.
2. Membentuk karakter yang baik: Pendidikan Pancasila bertujuan untuk membentuk
karakter dan kepribadian yang baik. Dalam mata kuliah pengantar pendidikan
Pancasila, mahasiswa akan mempelajari tentang etika dan moralitas yang baik,
sehingga dapat membentuk karakter yang baik dan menjadi pribadi yang
berintegritas.

v
3. Meningkatkan kesadaran sosial: Dalam mata kuliah ini, mahasiswa akan mempelajari
tentang pentingnya kebersamaan dan persatuan dalam bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara. Hal ini akan meningkatkan kesadaran sosial mahasiswa dan
menjadikannya lebih peduli terhadap lingkungan sekitar.
4. Peningkatan Kemampuan Analisis dan Kritis: Menulis makalah mengharuskan
mahasiswa untuk dapat menganalisis informasi, menyusun argumen yang kuat, dan
bersikap kritis terhadap berbagai sudut pandang. Ini membantu dalam
mengembangkan kemampuan berpikir kritis mahasiswa.
5. Peningkatan Kualitas Komunikasi Lisan dan Tulisan: Mahasiswa yang menulis
makalah biasanya memiliki peluang untuk mempresentasikan hasil penelitian mereka
secara lisan. Ini membantu meningkatkan keterampilan komunikasi mereka baik
dalam bentuk tertulis maupun lisan.

vi
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pancasila Sebagai Dasar Negara


Pancasila sebagai dasar negara berarti setiap ketatanegaraan pada negara
Republik Indonesia harus berlandaskan atau harus sesuai dengan nilai-nilai
Pancasila di mana Pancasila harus senantiasa menjadi ruh atau spirit yang menjiwai
kegiatan membentuk negara seperti kegiatan mengamandemenkan undang-undang
dan menjiwai segala urusan penyelenggaraan negara.

Pancasila adalah falsafah atau ideologi dasar yang menjadi landasan negara
Republik Indonesia. Pancasila terdiri dari lima prinsip yang meliputi kepercayaan
kepada Tuhan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan
Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan, dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Pancasila dijadikan sebagai panduan untuk menciptakan masyarakat yang adil,
damai, dan berkeadilan di Indonesia.

Pancasila merupakan kristalisasi nilai hidup yang tumbuh berkembang serta


digali dari dalam masyarakat Indonesia sehingga Pancasila memiliki kebenaran
secara nasional hal ini dapat dibuktikan bahwa Pancasila merupakan suatu sistem
filsafat karena kebenaran nilai-nilai yang ada di dalam Pancasila dapat diterima
secara rasional.

2.2 Konsep Negara, Tujuan Negara, Konsep Dasar Negara, Dan Urgensi
Pancasila Sebagai Dasar Negara
2.2.1 Konsep Negara
Menurut diponolo 1975 Negara adalah suatu organisasi kekuasaan yang
berdaulat yang dengan tata pemerintahannya melaksanakan tata tertib atas suatu rakyat di
suatu daerah tertentu. Ada tiga unsur yang menjadi syarat mutlak bagi adanya negara

1.unsur tempat atau daerah wilayah atau teritorial

vii
2. Unsur manusia atau umat rakyat atau bangsa

3. Unsur organisasi atau tata kerjasama atau tata pemerintahan.

2.2.2 Tujuan Negara


Secara teoritis, Dipolono (1975: 112-156) menggambarkan intisari 5 teori
tujuan negara, yang disarikan sebagai berikut :

1 kesejahteraan dan kebahagiaan hidup

2 kemerdekaan

3 kekuatan kekuasaan dan kebenaran keagungan

4 kepastian hidup keamanan dan ketertiban

5 keadilan

Jalan yaang ditempuh untuk mewujudkan tujuan tersebut, jika disederhanakan


dapat digolongkan ke dalam 2 aliran yaitu ;

a. Aliran Liberal Individualis


Aliran ini berpendapat bahwa kesejahteraan dan kebahagiaan harus dicapai dengan
politik dan system ekonomi liberal melalui persaingan bebas.
b. Aliran Kolektivitas atau Sosialis
Aliran ini berpandangan bahwa kesejahteraan dan kebahagiaan manusia hanya dapat
diwujudkan melalui politik dan system ekonomi terpimpin/ totaliter.
Tujuan negara republik Indonesia apabila disederhanakan dapat dibagi 2
yaitu : mewujudkan kesejahteraan umum dan menjamin keamanaan seluruh bangsa
dan seluruh wilayah negara. Oleh karena itu, pendekatan dalam mewujudkan tujuan
negara tersebut dapat dilakukan dengan dua pendekatan yaitu ;
 Pendekatan Kesejahteraan (prosperity approach)
 Pendekatan Keamanan (Security approach)

2.2.3 Konsep Dasar Negara


Secara etimologis istilah dasar negara maknanya identik dengan istilah
grundnom (norma dasar), rechtsidee (cita hukum), staatsidee (cita Negara),
philosophische grondslag (dasar filsafat negara). Secara terminologis atau secara istilah
dasar negara dapat diartikan sebagai landasan dan sumber dalam membentuk dan
menyelenggarakan negara. Hans nawiaskai menjelaskan bahwa dalam suatu negara yang

viii
merupakan kesatuan tatanan hukum terdapat suatu kaidah tertinggi yang kedudukannya
lebih tinggi daripada undang-undang dasar kaidah tertinggi dalam tatanan kesatuan
hukum dalam negara disebut staff Fundamental Norm yang untuk Indonesia berupa
Pancasila dalam pandangan lain pengembangan teori dasar negara dapat diambil dari
pidato Mr Soepomo dalam penjelasannya kata cinta negara merupakan terjemahan dari
kata yang terdapat dalam keputusan Jerman dan Belanda ahli hukum tata negara dan
Hukum Administrasi Negara di krunainin Belanda mengemukakan dalam pidato
pembukaannya dan kedua sebagai guru besar mengemukakan bahwa dapat dilakukan
sebagai hakikat yang paling dalam dari negara sebagai kekuatan yang membentuk
negara-negara. Dengan demikian dasar negara merupakan suatu norma dasar dalam
penyelenggaraan bernegara yang menjadi sumber dari segala sumber hukum sekaligus
sebagai cita hukum baik tertulis maupun tidak tertulis dalam suatu negara.

2.2.4 Urgensi Pancasila Sebagai Dasar Negara


Dalam pidato 1 Juni 1945 Soekarno menyebutkan dasar negara dengan
menggunakan bahasa Belanda filosofis grondslag bagi Indonesia merdeka jiwa hasad
yang sedalam-dalamnya untuk diatasnya didirikan di gedung Indonesia merdeka
Soekarno juga menyebabkan dasar negara dengan istilah atau pandangan hidup Pancasila
adalah weltans count satu dasar filsafat atau falsafah Pancasila adalah satu alat pemersatu
bangsa yang juga pada hakikatnya satu alat mempersatu dalam perjuangan menyiapkan
segala penyakit yang telah dilawan berpuluh tahun yaitu terutama imperialisme
perjuangan suatu bangsa perjuangan melawan imperialisme perjuangan mencapai
kemerdekaan Perjuangan suatu bangsa yang membawa corak sendiri-sendiri tidak ada
dua bangsa yang cara perjuangannya sama tiap-tiap bangsa mempunyai cara
perjuangannya sendiri memiliki karakter tersendiri Oleh karena itu pada hakikatnya
bangsa mengalami sebagai individu mempunyai kepribadian sendiri kepribadian yang
terwujud dalam segala hal dengan dalam kenyataannya dalam perekonomiannya dalam
waktunya dan lain sebagainya Pancasila sebagai dasar negara mengandung makna bahwa
nilai-nilai Pancasila harus menjadi landasan dan pedoman dalam membentuk dan
menyelenggarakan negara termasuk menjadi sumber dan pedoman dalam membentuk
peraturan perundang-undangan selanjutnya urgensi Pancasila sebagai dasar negara yaitu
satu agar para pejabat publik dalam menyelenggarakan negara tidak ketahui kehilangan
arah dan 2 agar partisipasi aktif seluruh warga negara dalam proses pembangunan dalam
berbagai bidang kehidupan bangsa dijiwai oleh nilai-nilai Pancasila dengan demikian

ix
pada gilirannya nanti Sisi dan tujuan negara dapat diwujudkan sehingga secara bertahap
dan diwujudkan masyarakat yang Makmur dalam keadilan dan masyarakat yang ahli
dalam kemakmuran. Arti penting Pancasila sebagai dasar negara Indonesia lebih
mencakup kepada penyelenggaraan negara bagaimana semua komponen negara terutama
pemerintah dapat menyelenggarakan negara dengan pedoman pada nilai Pancasila
Pancasila merupakan cita-cita yang hidup dalam diri manusia Indonesia yang senantiasa
menjadi sebuah sistem nilai yang tumbuh dalam rangka mewujudkan cita-cita bersama
masyarakat nusantara menjadi bangsa Indonesia yang pada akhirnya berhasil mendirikan
Negara Indonesia.

2.3 Hubungan Antara Proklamasi Dengan Pembukaan UUD 1945


Di dalam pembukaan undang-undang 1945 tepatnya pada alinea ketiga terdapat
pernyataan kemerdekaan yang dinyatakan oleh Indonesia, maka dapat ditentukan letak
dan sifat hubungan antara proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945 dengan pembukaan
UUD 1945, sebagai berikut:

a. Disebutkan kembali pernyataan kemerdekaan dalam bagian ketiga pembukaan


menunjukkan bahwa antara proklamasi dengan pembukaan merupakan suatu rangkaian
yang tidak dapat dipisah-pisahkan.

b. Ditetapkannya pembukaan pada 18 Agustus 1945 bersama-sama ditetapkannya UUD,


presiden dan wakil presiden merupakan realisasi bagian kedua proklamasi.

c. Pembukaan hakikatnya merupakan pernyataan kemerdekaan yang lebih terperinci dari


adanya cita-cita luhur yang menjadi semangat pendorong ditegakkannya kemerdekaan,
dalam bentuk negara Indonesia merdeka, berdaulat, bersatu, adil, dan makmur dengan
berdasarkan asas kerohanian Pancasila;

d. Dengan demikian, sifat hubungan antara pembukaan dan proklamasi, yaitu :


memberikan penjelasan terhadap pelaksanaannya proklamasi pada 17 Agustus 1945,
memberikan penegasan terhadap dilaksanakannya proklamasi 17 Agustus 1945, dan
memberikan pertanggungjawaban terhadap dilaksanakannya proklamasi 17 Agustus
1945 (Kaelan, 1993: 62-64).

x
2.4 Hubungan Antara Pancasila Dengan Pembukaan UUD Negara
Republik Indonesia Tahun 1945
Pancasila sebagai cerminan dari jiwa dan cita-cita hukum bangsa Indonesia
tersebut merupakan norma dasar dalam penyelenggaraan bernegara dan yang menjadi
sumber dari segala sumber hukum sekaligus sebagai cita hukum (recht-idee), baik tertulis
maupun tidak tertulis di Indonesia. Sesuai dengan tempat keberadaan Pancasila yaitu
pada Pembukaan UUD NRI tahun 1945, maka fungsi pokok Pancasila sebagai dasar
negara pada hakikatnya adalah sumber dari segala sumber hukum atau sumber tertib
hukum di Indonesia.

Hubungan pancasila dengan pembukaan UUD NRI tahun 1945 dapat dipahami
sebagai hubungan yang bersifat formal dan material. Dalam hubungannya yang bersifat
formal antara Pancasila dengan Pembukaan UUD NRI tahun 1945 dapat ditegaskan
bawa rumusan pancasila sebagai dasar Negara Republik Indonesia adalah sebagaimana
tercantum dalam pembukaan UUD NRI tahun 1945 alinea keempat. Menurut kaelan
(2000: 91), Pembukaan UUD NRI tahun 1945 merupakan pokok kaidah Negara yang
Fundarnental sehingga terhadap tertib hukum indonesia mempunyai dua macam
kedudukan, yaitu: 1) sebagai dasarnya, karena pembukaan itulah yang memberikan
faktor-faktor mutlak bagi adanya tertib hokum Indonesia. 2) memasukkan dirinya
didalam tertib hukum tersebut sebagai tertib hokum tertinggi.

Adapun hubungan Pancasila dengan Pembukaan UUD NRI tahun 1945 secara
material adalah menunjuk pada materi pokok atau isi pembukaan yang tidak lain adalah
Pancasila. Oleh karena kandungan material Pembukaan UUD NRI tahun 1945 yang
demikian itulah maka Pembukaan UUD NRI tahun 1945 dapat disebut sebagai Pokok
kaidah Negara yang Fundamental, sebagaimana dinyatakan oleh Notonegoro (tt: 40),
esensi atau inti sari Pokok Kaidah Negara yang Fundamental secara material tidak lain
adalah pancasila.

Dalam pandangan lain, Notonegoro menyimpulkan bahwa hubungan Pancasila


dengan pembukaan UUD 1945, antara lain sebagai berikut:

1. Pembukaan UUD 1945 memenuhi syarat unsur mutlak sebagai


staatsfundamentalnorm. Oleh karena itu, kedudukan Pembukaan merupakan peraturan
hukum yang tertinggi di atas Undang-Undang Dasar. Implikasinya, semua peraturan

xi
perundang-undangan dimulai dari pasal-pasal dalam UUD 1945 sampai dengan
Peraturan Daerah harus sesuai dengan Pembukaan UUD 1945.

2. Pancasila merupakan asas kerohanian dari Pembukaan UUD 1945 sebagai


staatsfundamentalnorm. Secara ilmiah akademis, Pembukaan UUD 1945 sebagai
staatsfundamentalnorm mempunyai hakikat kedudukan yang tetap, kuat, dan tak berubah
bagi negara yang dibentuk, dengan perkataan lain, jalan hukum tidak lagi dapat diubah
(Notonegoro, 1982: 25).

2.5 Penjabaran Pancasila Dalam Pasal-Pasal UUD 1945


Terkait dengan penjabaran Pancasila dalam pasal-pasal UUD 1945, silakan disımak
bunyi penjelasan UUD 1945, sebagai berikut. "Pokok-pokok pikiran tersebut meliputi
suasana kebatinan dari Undang-Undang Dasar negara Indonesia Pokok pokok pikiran ini
mewujudkan cita-cita hukum (rechtsidee) yang menguasai hukum dasar Negara, baik
hukum yang tertulis (Undang-Undang Dasar) maupun hukum yang tidak tertulis.
Undang- Undang Dasar menciptakan pokok-pokok pikiran yang dalam pasal pasalnya."
Pola pemikiran dalam pokok-pokok pikiran Penjelasan UUD 1945 tersebut, merupakan
penjelmaan dari pembukaan UUD 1945, Pancasila merupakan asas kerohanian dari
pembukaan UUD 1945 sebagai status fundamental.

Apabila disederhanakan, maka pola pemikiran tersebut dapat diuraikan sebagai


berikut:

1. Pancasila merupakan asas kerohanian dari Pembukaan UUD 1945 sebagai


staatsfundamentalnorm

2. Pembukaan UUD 1945 di kristalisasikan dalam wujud Pokok-pokok pikiran yang


terkandung dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar

3. Pokok-pokok pikiran yang terkandung dalam Pembukaan UUD 1945 terjelma dalam
pasal-pasal UUD 1945.

Untuk mengimplementasikan milai-nilai dasar Pancasila dalam kehidupan praksis


bernegara, diperlukan nilai-nilai instrumental yang berfungsi sebagai alat untuk
mewujudkan nilai dasar.

xii
2.6 Implementasi Pancasila Dalam Pembuatan Kebijakan Negara,
Khususnya Dalam Bidang Politik, Ekonomi, Sosial Budaya, Dan
Hankam
2.6.1. Bidang Politik
Implementasi Pancasila dalam perumusan kebijakan pada bidang politik dapat
ditransformasikan melalui sistem politik yang bertumpu kepada atas kedaulatan rakyat
berdasarkan konstitusi, mengacu pada pasal 1 ayat (2) UUD 1945. Beberapa konsep
dasar implementasi nilai-nilai Pancasila dalam badang politik, dapat dikemukakan
sebagai berikut:

a. Sektor Suprastruktur Politik


Adapun yang dimaksud suprastruktur politik adalah semua lemhaga- lembaga
pemerintah seperti legislatif, eksekutif, yudikatif, dan lembaga pemerintah
lainnya baik di pusat maupun di darnih
b. Sektor Masyarakat
Pada uraian terdahulu, telah dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan
infrastruktur politik, yaitu lembaga lembaga sosial politik, seperti organisati
kemasyarakatan, partai politik, dan media massa Dalam sistem politik
infrastruktur politik tersebut berfungsi memberikan masukan kepada
suprastruktur politik dalam menghasilkan kebijakan publik yang menyangkut
kepentingan umum.

2.6.2 Bidang Ekonomi


Mengacu pandangan dari Mubyarte dalam Oesman dan Alfian (1993:240-
241) mengenai 5 prinsip pembangunan ekonomi yang mengacu kepada nilai
Pancasila, yaitu sebagai berikut:

1. Ketuhanan Yang Maha Esa, roda perekonomian digerakkan oleh rangsangan-


rangsangan ekonomi, sosial, dan moral,

2. Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab, ada kehendak kuat dari schurub
masyarakat untuk mewujudkan pemerataan sosial (egalitarian), sesuai asas-asas
kemanusiaan,

3. Persatuan Indonesia, prioritas kebijaksanaan ekonomi adalah penciptaan


perekonomian nasional yang tangguh. Hal ini berati nasionalisme men jiwa setiap
kejaksaan dan ekonomi,

xiii
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan daken
Permusyawaratan/Perwakilan, koperasi merupakan sokoguru perekonomian dan
merupakan bentuk saling konkret dari usaba bersama,

5. Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia, adanya imbangan yang jelas dan
tegas antara perencanaan di tingkat nasional dan desentralisasi dalam pelaksanaan
kebijaksanaan ekonomi untuk mencaapi keadilan ekonomi dan keadilan sosial.

Nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara dalam bidang ekonomi


mengidealisasikan terwujudnya keadaliasan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Oleh karena itu, kebijakan ekonomi nasional harus bertumpukepada asas-asaas
keselarasan, keserasian, dan keseimbangan peran perorangan, perusahaan swasta,
dan badan usaha milik negara

2.6.3. Bidang Sosial Budaya


Sejatinya, masyarakat indonesia memiliki karakter hidup bergotong- royong
sebagaimana disampaikan oleh Bung Karno dalam pidatonya 1 Juni 1945. Namun
akhir-akhir ini, semangat kegotongroyongan di kalangan masyarakat menunjukkan
gejala yang semakin luntur Rasa persatuan dan kesatuan bangsa tergerus oleh
tantangan arus globalisasi yang bermuatan nilai individualis dan materialistik.

Strategi yang harus dilaksanakan pemerintah dalam memperkokoh kesatuan


dan persatuan melalui pembangunan sosial budaya, ditentukan dalam pasal 31 ayat
(5) dan pasal 32 ayat (1) dan ayat (2) UUD 1945. Kemudian nilai-nilai
instrumental Pancasila dalam memperkokoh keutuhan atau integrasi nasional
sebagaimana dikemukakan oleh Selo Soemarjan dalam Oesman dan Alfian (1993:
172) bahwa kebudayaan suatu masyarakat dapat berkembang. Ada yang
perkembangan lambat (misalnya dalam masyarakat pedesaan) dan
perkembangannya lebih cepat atau terlampau cepat (misalnya dalam masyarakat
perkotaann). Diharapkan semua strategi dalam mengikuti perkembangan
kebudayaan yang selalu berubah itu adalah semua kebijakan sosial budaya harus
menekankan rasa kebersamaan dan semangat kegotongroyongan dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

2.6.4. Bidang Hankam


Istilah bela Negara, pertahanan, dan keamanan negara kerap kali kita dengar.
Ketiga istilah tersebut terkait dengan pembahasan mengenai implementasi

xiv
pancasila dalam bidang pertahanan keamanan Negara Berbicara tentang hal
tersebut, tentu harus terkait dengan ketentuan dalam pasal 27 ayat (3) denpasar 30
ayat (1), (2), (3), (4), dan ayat 5 UUD 1945.

Prinsip-prinsip yang merupakan nilai instrumental Pancasila dalam hidang


pertahanan keamanan sebagaimana terkandung dalam pasal 30 UUD 1945 dapat
dikemukakan sebagai berikut:

1. Kedudukan warga negara dalam pertahanan keamanan.

2. Berdasarkan pasal 30 ayat (1) UUD 1945, "Tiap-tiap warga negara berhak
dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara litik."

3. Sistem pertahanan dan keamanan Adapun sistem pertahanan dan


keamanan yang dianut adalah sistem pertahanan dan keamanan rakyat
semesta yang lazim disingkat Sishankamrata. Dalam Sishankamrata,
Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan kepolisian Negara Republik
Indonesia (POLRI) merupakan kekuatan utama, sedangkan rakyat sebagai
kekuatan pendukung

4. Tugas pokok TNI. TNI terdiri atas Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan
Angkatan Udara, sebagai alat negara dengan tugas pokok
mempertahankan, melindungi, dan melihara keutuhan dan kedaulatan
Negara

5. Tugas pokok POLRI POLRI sebagai alat negara yang menjaga keamanan
dan ketertiban masyarakat, mempunyai tugas pokok melindungi,
mengayomi, melayani masyarakat, serta menegakkan hukum.

BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dalam bidang politik, implementasi nilai-nilai Pancasila berfokus pada sistem
politik yang bertumpu pada kedaulatan rakyat berdasarkan konstitusi. Ada dua sektor
dalam implementasi Pancasila pada bidang politik yaitu sektor suprastruktur politik

xv
(semua lembaga pemerintahan) dan sektor masyarakat (organisasi kemasyarakatan, partai
politik, dan media massa). Pada bidang ekonomi, implementasi nilai-nilai Pancasila
terkait dengan pembangunan ekonomi yang mengacu pada 5 prinsip pembangunan
ekonomi yang terkandung dalam Pancasila dan bertumpu pada asas keselarasan,
keserasian, dan keseimbangan peran individu, perusahaan swasta, dan badan usaha milik
negara. Dalam bidang sosial budaya, implementasi Pancasila bertujuan memperkokoh
kesatuan dan persatuan bangsa melalui pembangunan sosial budaya dengan menekankan
rasa kebersamaan dan semangat kegotongroyongan dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara. Dalam bidang pertahanan dan keamanan (hankam),
implementasi nilai-nilai Pancasila mencakup kedudukan warga negara dalam pertahanan
keamanan, sistem pertahanan dan keamanan rakyat semesta (Sishankamrata), tugas
pokok TNI (memperhatikan keutuhan dan kedaulatan negara), dan tugas pokok POLRI
(menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat serta menegakkan hukum).

3.2 Saran
Pancasila sebagai Dasar Negara, penting bagi kita untuk menjaga dan memperkokoh
nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari untuk mencapai cita-cita dan tujuan
negara yang telah dirumuskan dalam pembukaan UUD 1945. Implementasi nilai-nilai
Pancasila dalam pembuatan kebijakan di bidang politik, ekonomi, sosial budaya, dan
hankam harus menjadi prioritas utama bagi pemerintah dan seluruh warga negara.
Pengembangan sumber daya manusia yang berlandaskan Pancasila juga harus menjadi
fokus utama untuk mencapai masyarakat yang adil dan makmur. Semoga makalah ini
dapat memberikan pemahaman yang lebih baik tentang pentingnya Pancasila sebagai
dasar negara dan semangat untuk menjaga dan memperkokoh nilai-nilai Pancasila di
Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA

Halking. (2023).Pendidikan Pancasila.Medan.Universitas Negeri Medan

xvi
xvii

Anda mungkin juga menyukai