Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan tugas mata kuliah wajib
Pendidikan kewarganegaraan dan deradikal Universitas Muhammadiyah Jember
Dosen pengampu :
Dr. Ir. Eko Budi Satoto, M. MT
Disusun oleh :
Puji syukur kehadirat Allah SWT. Yang telah melimpahkan kasih sayang dan
rahmatnya, sehingga makalah ini dapat selesai tepat waktu. Penulis mengucapkan
banyak terima kasih kepada Bapak Eko Budi Satoto,Dr.Ir. Selaku dosen pengampu
mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan Dan Deradikal.
Makalah ini membahas mengenai landasan pendidikan pancasila, pengertian
pendidikan pancasila, tujuan pendidikan pancasila, pendidikan pancasila menurut para
ahli, sejarah pancasila sebelum masa kemerdekaan, masa setelah kebangkitan nasional
sampai kemerdekaan indonesia, masa setelah kemerdekaan. Semoga makalah ini
dapat dipergunakaan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun ilmu pengetahuan
bagi pelajar maupun mahasiswa.
Penulis menyadari makalah ini jauh dari kata sempurna, oleh karena itu penulis
mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak demi kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat sebagaimana mestinya. Akhir kata kami
ucapkan terimakasih
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................................ii
BAB I.............................................................................................................................1
PENDAHULUAN..........................................................................................................1
1.1 LATAR BELAKANG..........................................................................................................1
1.2 RUMUSAN MASALAH.....................................................................................................2
1.3 TUJUAN MASALAH..........................................................................................................2
BAB II............................................................................................................................3
PENDIDIKAN PANCASILA........................................................................................3
2.1 Landasan pendidikan pancasila............................................................................3
2.2 Pengertian pendidikan pancasila.........................................................................12
2.3 Tujuan pendidikan pancasila..............................................................................13
2.4 Pendidikan pancasila menurut para ahli.............................................................14
BAB III.........................................................................................................................16
SEJARAH PANCASILA DALAM KONTEKS PERJUANGAN BANGSA
INDONESIA................................................................................................................16
3.1 Sejarah pancasila sebelum masa kemerdekaan..................................................16
3.2 Sejarah pancasila.................................................................................................17
3.3 Pancasila sebagai dasar negara.........................................................................18
3.4 Pancasila di masa saat ini...................................................................................19
3.5 Pancasila dalam konteks sejarah perjuangan bangsa indonesia dibagi dalam
beberapa masa...........................................................................................................21
PENUTUP....................................................................................................................32
Kesimpulan :.............................................................................................................32
Saran :.......................................................................................................................32
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................33
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 RUMUSAN MASALAH
1) Bagaimana tentang landasan pendidikan pancasila?
2) Bagaimana pengertian pendidikan pancasila?
3) Bagaimana tujuan pendidikan pancasila?
4) Bagaimana pendidikan pancasila menurut para ahli?
2
BAB II
PENDIDIKAN PANCASILA
1. Landasan historis
3
terdapat karakter, ciri-ciri, dan kepribadian negara yang berbeda dengan negara lain
yang dirumuskan begitu sederhana dan memiliki makna yang dalam, yakni terdiri dari
lima sila (lima prinsip) dan disebut Pancasila. Secara obyektif nilai Pancasila sudah
dimiliki oleh Negara Indonesia, dengan tujuan agar Pancasila menjadi nilai luhur
negara indonesia.
4
Sebuah negara harus memiliki keyakinan dan perspektifnya sendiri tentang
kehidupan, yang tercermin dalam kualitas yang hidup dan diciptakan di negara yang
sebenarnya. Pancasila dihasilkan dengan menggunakan negara Indonesia sendiri, yang
telah berkembang dan tercipta sejak negara Indonesia merdeka. Sebuah negara
memiliki standar dan perspektifnya sendiri tentang rutinitas sehari-hari yang berasal
dari kualitas yang dialami dan diciptakan di dalam negaranya. Indonesia, tempat
negara
Indonesia didirikan, harus memiliki visi dan sudut pandang yang kokoh agar tidak
terpengaruh oleh global local area. Negara Indonesia perlu memiliki patriotisme dan
opini publik yang tegas, bukan melewati dominasi pembesar atau otoritas filosofis,
namun melalui keprihatinan publik yang ditetapkan dalam histori nasional. Dengan
demikian, sifat-sifat dalam tiap-tiap butir pancasila sebelum dibentuk dan diresmikan
sebagai ideologi Indonesia, pada umumnya diklaim para petinggi negara. Awal dari
nilai-nilai Pancasila sejujurnya adalah negara Indonesia itu sendiri. Dilihat dari
realitas rekaman yang asli, keberadaan masyarakat dipisahkan dari
Pancasila.Kemudian, Nilai-nilai Pancasila dikembangkan melalui proses kronik yang
panjang, dan ketika para pemimpin negara Indonesia hendak dalam membangun
Negara Kesatuan Republik Indonesia, Pancasila berubah menjadi dasar negara.
Memahami sejarah berdirinya Pendidikan Pancasila menyiratkan bahwa kita
memahami kembali latar belakang histori masyarakat Indonesia dalam menjaga
dan memperjuangkan otonomi atau ikhtiar yang dilakukan untuk melepaskan negara
dari kolonialis yang sangat tua. Dalam situasi yang unik ini, kesepakatan ini ditingkatkan
menjadi kesadaran bahwa perjuangan masyarakat Indonesia bergantung pada, didukung
dancasila. didorong oleh sifat-sifat Pancasila yang telah ada di negara Indonesia cukup
lama. Penataan negara Indonesia melalui interaksi yang sungguh-sungguh panjang
mendorong negara ini untuk menelusuri jalan hidupnya sebagai negara yang otonom,
bersatu, dan memiliki rasa persaudaraan yang terangkum dalam cara pandang negara
terhadap kehidupan, khususnya Pancasila.
5
Hal ini bertujuan agar setiap penduduk tidak terpengaruh di tengah globalisasi dunia
kawasan lokal. Penduduk yang memahami latar belakang sejasejarah pertempuran
negara Indonesia. Hal ini bertujuan agar setiap penduduk tidak terpengaruh di tengah
globalisasi dunia kawasan lokal. Penduduk yang memahami latar belakang sejarah
negaranya akan menjadi penduduk yang memiliki mentalitas kuat, serta dibuktikan
dengan pribadi yang patriotisme. Dalam kehidupan bernegara dan bernegara saat ini,
terutama di masa perubahan, bangsa Indonesia harus memiliki visi dan sudut pandang
yang kuat agar tidak terpengaruh di tengah ruang lokal global. Pada akhirnya, negara
Indonesia harus memiliki patriotisme yang kuat dan rasa kesukuan yang kuat, bukan
melalui kekuatan atau otoritas filosofis, tetapi melalui kesadaran publik yang telah
berkembang dalam rangkaian pengalaman bernegara. Jadi pada umumnya ciri-ciri
yang ada dalam setiap undangundang Pancasila sebelum ditetapkan dan disahkan
sebagai dasar negara diklaim oleh bangsa Indonesia, sehingga dapat dikatakan bahwa
ciri-ciri pancasila pada umumnya berasal dari negara itu sendiri. Pada akhirnya,
negara Indonesia adalah alasan realistis bagi Pancasila. Catatan perjalanan yang dapat
diverifikasi dari Negara Indonesia menunjukkan bahwa pembentukan dan rencana
Pancasila sebagai dasar Negara Indonesia memiliki sejarah interaksi yang panjang.
Interaksi tersebut diawali dengan pencopotan dan demonstrasi ciri-ciri pancasila yang
telah ada sejak keberadaan Indonesia, dimulai dengan era Kutai, Sriwijaya, Majapahit
dan diakhiri dengan munculnya negara-negara asing yang menjajah dan menguasai
negara Indonesia.Sifat-sifat tersebut kemudian dirinci dalam premis pemikiran negara
Indonesia oleh para arsitek terkemuka pada rapat BPUPKI dari tanggal 29 Mei 1945
sampai dengan 1 Juni 1945. pidato di rapat pusat BPUPKI dan berhasil menyusun
naskah-naskah yang mereka sebut “Surat dari Jakarta tanggal 22 Juni 1945”, yang di
dalamnya ditetapkan rancangan Pancasila sebagai dasar negara Indonesia. premis
negara, Selesai satu hari setelah kemerdekaan Republik Indonesia, lebih tepatnya pada
tanggal 18 Agustus 1945. Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) secara
resmi menetapkan Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia sehingga
Pancasila termasuk dalam Pembukaan UUD 1945. UUD 1945 dan secara formal
menjadi premis negara kesatuan Republik Indonesia. Penetapan Pancasila sebagai
falsafah dan premis negara kesatuan Republik Indonesia tidak
terlaksana.Sebagaimana yang diharapkan dan andal. pemberontakan sebagai upaya
untuk merekonstruksi falsafah Pancasila.untuk mengubah urred di berbagai tempat di
Indonesia. Munculnya tantangan G.30 S/PKI pada tahun 1965 merupakan bukti kuat
6
pelaksanaan Perisai Filsafat Pancasila sebagai falsafah yang dapat dikenali.
Kepentingan negara membawa serta pola pikir psikologis individu tertentu yang
diperlukan untuk memahami falsafah Mengubah Pancasila menjadi sistem
kepercayaan komunis.Ketidaktahuan akan makna sifat-sifat yang terkandung dalam
Pancasila merupakan salah satu penyebab terjadinya penyimpangan dari falsafah
Pancasila. Perjalanan sejarah dari Pancasila ini dimaksudkan sebagai bantuan untuk
memahami Pancasila secara akurat dan andal. Memahami peristiwaperistiwa
pembangkangan dan penganiayaan terhadap Pancasila yang terbukti kebenarannya,
akan menegaskan kembali komitmen setiap warga negara Indonesia untuk
memelihara, mengamalkan, dan mengamankan Pancasila sebagai pekerjaan guna
mencapai tujuan umum negara. Indonesia. Sebagai warga negara, siswa harus
memiliki karakter nasionalis yang mencintai negara dan negara serta rela berkorban
untuk itu. Para santri harus siap menerima transmisi perjuangan untuk mengisi
kemerdekaan di segala bidang dengan energi dan rasa kenyang dengan pancasila.Jiwa
dan jiwa ini harus dirasakan dan disebarkan melalui pendidikan pancasila.
1. Landasan kultural
7
sudah disepakati serta hendak terus disepakati. Setiap negara di planet ini dalam
keberadaan masyarakat, negara dan negara secara konsisten memiliki cara pandang
tentang kehidupan, teori kehidupan, dan aturan selamanya agar tidak terpengaruh di
bidang masyarakat global. Setiap negara memiliki kualitas dan perspektif tentang
kehidupan yang unik dalam kaitannya dengan negara yang berbeda. Sosialisme
negara dan progresivisme meletakkan premis cara berpikir negara mereka pada ide
filosofis tertentu, misalnya sosialisme meletakkan premis filosofisnya pada ide ide
Karl MarxBerbeda dengan negara yang lain, negara Indonesia mendasarkan
pandangannya pada kehidupan di arena publik, negara dan negara pada aturan sosial
yang diklaim dan bergabung dengan negara yang sebenarnya. Sifatsifat kenegaraan
dan sosial yang terkandung dalam statuta Pancasila merupakan hasil teoretis dari
seorang individu serta merupakan konsekuensi dari karya luar biasa negara Indonesia
itu sendiri melalui kesan filosofis para penulis negara seperti Soekarno, Moh. Mamin,
Moh. Hatta, Soepomo, dan tokoh-tokoh pembentuk negara lainnya. Karya luar biasa
utama negara Indonesia yang sesuai dengan karya luar biasa berbagai negara di muka
bumi ini adalah konsekuensi dari merenungkan negara dan negara yang menyatukan
pandangan tentang eksistensi terhadap aturan nilai penting yang terutang di statuta
Pancasila.
Ciri-ciri sosial yang telah dilestarikan dan telah ada sejak keberadaan Indonesia
merupakan sumber falsafah Pancasila. Setiap negara di planet ini memiliki cara
hidup sendiri yang mengidentifikasi dengan negara yang berbeda. Bagi warga negara
Indonesia, budaya adalah warisan yang harus dilindungi dan dilestarikan. Upaya
menggali dan menggali budaya Indonesia telah dilengkapi oleh para penulis negara
kita melalui karya-karyanya yang luar biasa, yaitu Pancasila, yang statutanya telah
diangkat dari kualitas sosial Indonesia diri. Ajaran Pancasila tidak dapat dipisahkan
dari tatanan sosial manapun Penguasaan pembelajaran Pancasila juga harus
menguasaibudaya Indonesia, terutama yang mengidentifikasikan dengan kualitas
sosial negara Indonesia yang menjadi kepribadian negara Indonesia.Sebagai warga
negara, seorang mahasiswa tidak boleh menguras kepribadian Indonesianya sebagai
figur publik negara dimanapun dia berada. Negara yang tegas, ramah, berwawasan
luas, cerdas, amanah, berpikiran terbuka, tangguh, menghargai orang lain dan kualitas
negara yang berbeda harus terukir di setiap Indonesia. Kualitas-kualitas dunia lainnya
8
ini kemudian diakui sebagai kualitas universal untuk semua negara yang dihubungkan
dengan suatu metode pemikiran, falsafah Pancasila.
2. Landasan yudiris
Landasan Yuridis yakni landasan yang berlandaskan pada suatu ketentuan perundang-
undangan yang dibuat melewati bermacam proses negosiasi serta pemusyawarahan.
Pancasila secara yuridis konstitusional, secara resmi sebagai ideologi negara semenjak
dituangkannya rumusan Pancasila dalam pembukaan UUD 1945. Secara hierarkis,
landasan yuridis bisa ditelusuri dari UUD 1945, Ketetapan MPR, Undang- undang,
Peraturan Pemerintah, Keputusan Menteri, Keputusan Direktur Jenderal, serta lain-
lain. Landasan yuridis konstitusional ini dapat diketahui melalui Pembukaan UUD
1945 alinea ke-4 yang menjadi rumusan dasar negara yang benar dan legal serta
autentik, sebagai berikut:
a. Ketuhanan yang Maha Esa;
b. Kemanusiaan yang adil dan beradab;
c. Persatuan Indonesia;
d.Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan, dan
e. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Batang tubuh UUD 1945 juga termasuk ke dalam landasan yuridis konstitusional
yang dipaparkan lebih lanjut secara terperinci dalam pasal-pasal dan ayat-ayat di
dalamnya. Adapun pemaparan yang ada di dalam batang tubuh UUD 1945 sebagai
berikut:
A. Sila pertama
Pasal 29 ayat (1) UUD 1945: Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa. Ayat
(2) UUD 1945: Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk
9
agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan
kepercayaannya itu.
B.Sila kedua
Pasal 27 ayat (1) UUD 1945: Segala Warga negara bersamaan kedudukannya di
dalam Hukum Dan Pemerintahan dan wajib menjunjung Hukum dan Pemerintahan itu
dengan tidak ada kecualinya. Ayat (2) UUD 1945: Tiap-tiap warganegara berhak
atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.
C. Sila ketiga
Pasal 30 ayat (1): Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha
pembelaan negara.
D. Sila keempat
Pasal 22E: Pemilihan umum dilaksanakan secara langsung, umum, bebas, rahasia,
jujur, dan adil setiap lima tahun sekali.
E. Sila kelima
Pasal 33 ayat (1): Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas azas
kekeluargaan. Ayat (2):Cabang-cabang produksi yang penting bagi Negara dan yang
menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai hajat hudup orang banyak dikuasai oleh
Negara. Ayat (3): Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalammya
dikuasai oleh Negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
Landasan hukum pada sistem Pembelajaran Pancasila di dalam akademi diatur di
dalam UU Nomor. 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pembelajaran Nasional pasal 39
yaitu, “Isi kurikulum tiap tipe, jalur serta jenjang pembelajaran harus dimuat
pembelajaran Pancasila, pembelajaran agama, serta pembelajaran
kewarganegaraan.Buat mewujudkan penerapan dari SK tersebut, Dirjen Pembelajaran
besar menghasilkan sesuatu pesan keputusan Nomor. 38/ DIKTI/ Kep/ 2002.
3. Landasan filosofi
10
Pancasila mempunyai 5 nilai-nilai krusial dan sakral menjadi kesatuan yang utuh,
yaitu nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan nilai keadilan,
nilai-nilai tersebut haruslah diimplementasikan seluruh masyarakat di negara
Indonesia. Diperkuat dengan kedudukan Pancasila menjadi etos bangsa Indonesia.
Pancasila juga menjadi asal dari segala asal aturan di Indonesia. Oleh karenanya,
sudah sebagai keharusan bagi bangsa kita dalam menjaga kelangsungan Pancasila
pada kehidupan setiap masyarakat negara Indonesia. Apabila ditinjau kembali, nilai
yang terkandung pada Pancasila mempunyai filosofi yang kuat. Kelima nilai
Pancasila diyakini adalah jiwa, kepribadian, dan pandangan hidup bangsa Indonesia.
Maka dari itu, nilai-nilai Pancasila sangat identik dan tidak bisa dilepaskan dari
kehidupan bangsa. Dapat dipastikan bahwa bangsa Indonesia mengklaimnegaranya
hidup atas pondasi agama dengan mempercayai adanya Tuhan. Berjiwa kemanusiaan,
mengekspresikan kesamaan derajat individu masyarakatnya, berlaku adil, dan
menjunjung dan menginginkan persatuan tercipta di negaranya.pertama tentunya nilai
ini terdapat di dalam Pembukaan UUD 1945. Oleh karena itu, jika suatu tindakan
terbukti mencederai nilai-nilai Pancasila, maka wajib ditindak lanjuti dengan tegas.
Lantaran Pancasila mengandung nilai filosofi yang kuat bagi bangsa Indonesia.
Bahkan, sebelum Indonesia terbentuk sebagai suatu negara, nilai-nilai Pancasila ini
sudah ada semenjak masa kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia. Bisa dibuktikan
dengan pada masa kejayaan kerajaan tersebut, penduduk bangsa kita sudah
mengilhami nilai agama dan juga peka akan pentingnya nilai kemanusiaan. Menurut
Pandji Setijo (2006:12) landasan falsafah adalah falsafah Pancasila yang merupakan
bagian dari pendidikan Pancasila, kemudian didasarkan pada Pancasila dan UUD
1945. Negara mendasari hukum dan segala kegiatan Operasional dalam Landasan
Filosofis adalah memanfaatkan hasil pemikiran falsafah pancasila untuk memajukan
pendidikan pancasila. Nilai-nilai tersebut segera menjelma menjadi falsafah hidup
suatu bangsa. Negara harus menjadi sumber segala tindakan penyelenggara negara,
sebagai urat nadi peraturan perundang-undangan yang mengatur kehidupan berbangsa
dan bernegara. Pancasila adalah dasar pemikiran negara dan visi filosofis neg ara
Indonesia.Oleh karena itu, merupakan dasar etis untuk mengakuinya secara andal dalam
semua aspek kehidupan bermasyarakat, bermasyarakat dan bernegara.
11
Hal ini tergantung pada realitas filosofis dan objektif bahwa negara Indonesia
diposisikan dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara dengan memperhatikan
ciri-ciri yang terkandung dalam Statuta Pancasila, yang merupakan pola pikir negara
Indonesia sebelum negara didirikan. Pancasila sebagai premis filosofis merupakan
dasar filosofis Pendidikan Pancasila. Sebagai premis filosofis, Pancasila memiliki
kemampuan untuk membantu dan membimbing bangsa Indonesia, bertindak,
bertindak dan bertindak dalam segala bidang dalam kehidupan sehari-hari, baik di
mata masyarakat, negara dan negara sebagai pedoman dalam kehidupan. Bangsa
Indonesia, Pancasila dapat menjawab beberapa pertanyaan mendasar tentang negara.
Bagi bangsa Indonesia, ciri pancasila yang dijadikan sebagai ajaran etika kenegaraan
merupakan konsekuensi dari cerminan bangsa Indonesia yang berbeda-beda.
Negara.Oleh karena itu, sifat-sifat tersebut harus diterima, dirasakan, dan diselubungi
oleh seluruh warga negara Indonesia yang sebagai pelajar harus membudayakan
akhlaknya sesuai dengan karakter bangsa Indonesia khususnya Pancasila.
Pendidikan tentang pancasila merupakan salah satu cara untuk menanamkan pribadi
yang bermoral dan berwawasan luas dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Oleh
karena itu, pendidikan tentang pancasila perlu diberikan disetiap jenjang pendidikan
mulai dari tingkat dasar, menengah hingga perguruan tinggi.
12
2.3 Tujuan pendidikan pancasila
Tidak perlu diragukan lagi, bila Pancasila adalah etos bangsa Indonesia. Oleh
karenanya, telah sepatutnya Pancasila sebagai bagian pendidikan dari bangsa
Indonesia. Jika kita tidak mau mempelajari, memahami, dan menjaga keberadaan
Pancasila, itu sama saja dengan tidak menghargai dan menjunjung tinggi usaha
pusaha pahlawan bangsa yang telah susah payah merumuskan Pancasila dan
memperjuangkan kemerdekaan bangsa Indonesia. Dengan demikian, pendidikan
Pancasila bisa diartikan menjadi pilar bangsa dalam gerakan dan upaya
mempertahankan keutuhan Indonesia. Berikut dirincikan mengenai tujuan dari
pendidikan Pancasila. Melalui pendidikan Pancasila, masyarakat negara diharapkan
sanggup memahami dan menganalisis setiap kejadian baik mengenai sosial, politik,
ekonomi, maupun budaya tapi utamanya ideologi bangsa setidaknya untuk dirinya
sendiri. Jika ia turun di ranah pendidikan maka diharapkan bisa menjaga keberadaan
Pancasila di tengah kuatnya arus perkembangan dunia sehingga terus memperkuat jati
diri bangsa. Kemudian pendidikan ini mempunyai peranan krusial pada proses
implementasi nilai-nilai Pancasila kepada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, &
bernegara. Dengan demikian, Pendidikan Pancasila memiliki tanggung jawab secara
penuh terhadap ideologi, politik, sosial, moral juga aturan hukum sebagai
pembentengan diri bangsa Indonesia. Agar tetap bertahan dalam menghadapi aneka
ragam ancaman, hambatan, dan tantangan yang berpotensi menghambat ketahanan
bangsa. Adapun tujuan Pendidikan Pancasila yaitu:
1. mendorong setiap individu untuk beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa;
2. mendorong terwujudnya kehidupan berkemanusiaan yang adil dan beradab;
3. mendukung terwujudnya persatuan bangsa;
4. mendorong terwujudnya kerakyatan yang
mengutamakan kepentingan bersama, di atas
kepentingan individu atau golongan, dan
5. mendukung upaya terwujudnya suatu keadilan sosial
dalam kehidupan bangsa.
13
Secara umum, tujuan utama pendidikan Pancasila adalah untuk memupuk
pengetahuan dan pengenalan berbangsa dan bernegara, mentalitas dan pengamalan
cinta tanah air dan budaya masyarakat, pemahaman nusantara dan kemajemukan
masyarakat di masa depan Mahasiswa . Peneliti dari Republik Indonesia yang
mempelajari dan menguasai ilmu pengetahuan dan inovasi. Tujuan umum negara
Indonesia harus diakui dalam berbagai bidang kehidupan, dengan memperhatikan
bidang pendidikan. Sekolah negeri di Indonesia diatur oleh Undang-Undang Nomor
20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Untuk mencerdaskan kehidupan
bangsa dengan tujuan menumbuhkan kemampuan peserta didik untuk berserah diri
dan berserah diri kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia dan tabah., terdidik,
bugar, inovatif, bebas dan berlandaskan kokoh serta warga negara yang berwawasan
luas. Untuk mencapai efisiensi dan tujuan pendidikan umum sebelumnya
diselenggarakan pendidikan tinggi. Pendidikan lanjutan yang memiliki salah satu
kemampuan “mengembangkan kemampuan peserta didik agar menjadi manusia yang
bertaqwa dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia, kuat,
cakap, mandiri”. Diabaikan kebenaran kehidupan global. Untuk mengharapkan
perbaikan.
14
mampu berperan dalam musyawarah mufakat. Bersumber dari buah pikiran para
ahlidiatas, maka bahwasannya yang dimaksud dengan pendidikan kewarganegaraan
ialah cara melatih warga negara untuk toleran, mandiri, serta bertanggung jawab
dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Maka dari itu
mengapa pendidikan kewarganegaraan sangat penting manfaatnya karena dapat
menghindarkan kita dari pengaruh kurang baik dari budaya negara lain yang tidak
sesuai dengan kultur negara kita. Selanjutnya berbicara mengenai tujuan pendidikan
pancasila dan kewarganegaraan dikutip dari Akbal (2016) ialah supaya setiap warga
negara memiliki rasa bangga terhadap tanah airnya. Selaras dengan itu Pahlevi (2017)
mengatakan bahwa tujuan dari pendidikan pancasila dan kewarganegaraan ialah untuk
mendidik warga negara dalam meningkatkan integritas terhadap bangsa dan negara
dalam wadah kesatuan dalam keberagaman. Dikutip dari Izma & Kesuma (2020)
mengemukakan bahwasannya tujuan pendidikan pancasila dan kewarganegaraan yaitu
untuk memupuk pandangan dan kepekaan nasionalis
dalam cerminan perbuatan cinta tanah air. Adanya pendidikan pancasila dan
kewarganegaan, diharapkan seluruh bangsa Indonesia mampu untuk menghadapi
permasalahan-permasalahan yang menerjang bangsa saat ini hingga masa yang akan
mendekati setelahnya dengan menjunjung tinggi impian bangsa serta tujuan nasional
yang dimuat di pembukaan UUD 1945.
15
BAB III
A. Masa Kolonial
Pada masa penjajahan tercatat bahwa Belanda berusa dengan keras untuk
memperkuat dan mengintensifkan kekuasaannya di seluruh Indonesia. Melihat hal
tersebut munculah perlawanan yang masih bersifat kedaerahan. Seperti di Maluku
(1817), Imam Bonjol (1821- 1837), Pangeran Diponegoro dan mash banyak lagi
lainnya.
Setelah Majapahit runtuh, mulailah bermunculan kerajaan-kerajan islam. Pada saat itu
juga berdatangan bangsa-bangsa asing seperti Portugis dan Spanyol untuk mencari
16
rempah- rempah. Untuk menghidarkan persaingan, Belanda mendirikan suatu
perserikatan dagang yang diberi nama VOC mulai melakukan paksaan-paksaan
sehingga rakyat dari berbagai daerah melakukan perlawanan.
Atas kesadaran bangsa Indonesia maka berdirilah Budi Utomo dipelopori oleh Dr.
Wahidin Sudirohusodo pada tanggal 20 Mei 1908. Gerakan ini mrupakan gerakan
awal gerakan kemerdekaan dan kekuatan sendiri. Lalu mulailah bermunculan Indische
Partij dan sebagainya.Sejak saat itu perjuangan nasional Indonesia mempunyai tujuan
yang jelas yaitu Indonesia merdeka.Perjuangan diteruskan dengan adanya gerakan
Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928 yang menyatakan satu bahasa, satu
bangsa serta satu tanah air yaitu Indonesia Raya.
Pada tahun 1943-1944 tentara Jepang mulai mengalami kekalahan. Dalam keadaan
demikian jepang berusaha mengambil hati bangsa-bangsa yang dijajahnya antara lain
Indonesia dengan menjanjikan kemerdekaan. Pada tanggal 29 April 1945 dibentuk
Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) dan Dokuritsu
Junbi Coesakai. Diketuai oleh Dr. Rajiman Wedyodningrat dengan anggota 62 orang
tugas BPUPKI adalah mempelajari hal-hal yang diperlukan untuk menyelenggarakan
suatu negara yang merdeka.
17
warga negara secara keseluruhan harus bertumpu pada Pancasila sebagai Ketuhanan
bukan sekedar masing-masing sila (Oesman, 1990:163)
18
juga berdasarkan pada suatu landasan atau pijakan yaitu Panacasila. Pancasila, dalam
fungsinya sebagai dasar negara, merupakan sumber kaidah hukum yang mengatur
negara Republik Indonesia. Pengertian Pancasila sebagai dasar negara dan seluruh
kedudukannya seperti inilah yang merupakan dasar pijakan penyelenggaraan negara
dan seluruh kehidupan negara Republik Indonesia. Pengertian Pancasila sebagai dasar
negara diperoleh dari alinea keempat Pembukaan UUD 1945 dan sebagaimana
tertuang dalam Memoderum DPR-GR 9 Juni 1966 yang menandaskan Pancasila
sebagai pandangan hidup bangsa yang telah dimurnikan dan dipadatkan oleh PPKI
atas nama bangsa dan rakyat Indonesia. Memorandum DPR-GR itu disahkan pula
oleh MPRS dengan ketetapan No.XX/MPRS1966
19
rakyat, tapi untuk melindungi pejahat-penjahat atau koruptor-koruptor di kalangan
para pengusaha negara, dan juga terorisme.
Kerukunan beragama sebenarnya dituntut oleh Pancasila, juga jauh dari kenyataan
di Indonesia saat ini. Dengan sila pertama Ketuhanan Yang Maha Esa masyarakat
bebas beragama. Dengan demikian negara Indonesia bisa saling menghargai sesama
umat, dan juga bisa terlaksana ibadahnya dengan baik. Dengan sila Ketuhanan Yang
Maha Esa, masyarakat dan negara Indonesia semakin paham untuk tidak melanggar
aturan yang ada atau yang ditegakkan oleh pemerintah. Pemerintah adalah orang yang
mengatur segala lalu lintas yang membuat aturan-aturan yang ada. Maka dari itu
yakni aturan yang dibuat oleh pemerintah. Dengan sila Ketuhanan ini negara
indonesia tidak ikut campur dalam aturan agama, karena setiap agama mempunyai
aturan-aturan yang ditegakkan oleh umat. Oleh sebab itu warga negara atau
masyarakat Indonesia semakin jaya dan saling menghargai dan menghormati agama,
dan sekaligus masyarakat bisa melaksanakan ibadahnya atau kepercayaan masing-
masing.
Pidato Soekarno pada tanggal 1 Juni 1945 tentu ada dalam suatu posisi filosofis
tertentu. Artinya, pidato ini ada dalam konteks pidato-pidato para tokoh yang lain
(yang tentunya mempunyai posisi filosofis dan ideologis yang berbeda). Pada sidang
yang pertama (31 Mei 1945), Soepomo menguraikan tiga teori tentang berdirinya
suatu negara. Aneka teori tersebut adalah: teori individualis (dengan Thomas Hobbes,
John Locke, Rousseau, Herbert Spencer, dan Laski sebagai pijakan filosofisnya), teori
golongan/kelas (dengan Marx, dan Hegel sebagai filosof rujukannya), dan teori
intergralistik (dengan Spinoza, Adam Muller, dan Hegel sebagai pijakan filosofinya).
Menurut Soepomo, Indonesia haruslah merupakan negara integralistrik. Karena dalam
negara integralistrik inilah ada persatuan antara pemimpin dan rakyatnya.
Negara seperti ini cocok dengan aliran pikiran ketimuran dan masyarakat
Indonesia yang ada dalam adatnya. Dengan kata lain, Soepomo hendak mengatakan
bahwa negara integralistrik khas Indonesia mempunyai pijakan filosofis yang jelas.
Ideologi yang hendak ditolak bagi bangunan Indonesia merdeka, menurut Soepomo
dengan demikian adalah federalisme (yang encuatkan keterpecahan) dan
individualisme-liberalisme (yang menekankan kebebasan mutlak bagi individu), dan
20
juga monarki. Pada pidato berikutnya M. Yamin juga mengatakan bahwa Indonesia
baru nanti menolak paham fedarilisme
feodalisme,monarki,liberalisme,autokrasi,birokrasi, dan demokrasi khas barat. Dari
sini saja tampak bahwa ada “perang ideologi” dalam konteks kemerdekaan Indonesia.
Dunia saat itu memang dilanda perang ideologi antara barat yang menjunjung
tinggi liberalisme dan timur yang mempromosikan sosialisme. Para founding fathers
tentu amat mengerti hal itu dan mencari pijakan filosofis dan sekaligus ideologis yang
memadai bagi berdirnya Indonesia merdeka. Dari sini bisa dimengerti mengapa
Soepomo mengajukan Hegel, Spinoza, dan Adam Muller bagi integralisme Indonesia
(meskipun patut diperdebatkan 53 apakah ketiga filosof tersebut berbicara mengenai
negara integralistrik). Pada bingkai itulah Soekarno menyampaikan pidatonya
mengenai Pancasila.
3.5 Pancasila dalam konteks sejarah perjuangan bangsa indonesia dibagi dalam
beberapa masa
Pada zaman penjajahan segala bentuk kegiatan dan usaha untuk memajukan
kehidupan bangsa dan perbaikan pemerintah di Indonesia selalu diawasi dan dilarang.
Begitu pula dalam kehidupan sosial terjadi diskriminasi ras, dimana bangsa Indonesia
dibagi dalam 3 golongan yaitu kelas Eropa, kelas Timur jauh atau asing dan kelas
inlander (pribumi). Tidak berbeda pula pada kehidupan ekonomi penjajah
memberlakukan aturan-aturan pemerintah yang didasarkan pada monopoli paksaan
dan kerja rodi (Iskandar Syah,2005:3-4).
21
dimiliki dan dirasakan sekarang masih belum ada (Sagimun, 1989:72). Pergerakan
demi pergerakan yang dilakukan beberapa daerah di Indonesia dapat dengan mudah
dikalahkan oleh bangsa penjajah.
Zaman perjuangan dan perlawanan bangsa Indonesia dalam upaya mengusir dan
menentang penjajahan ini lazim disebut dengan zaman perlawanan menentang
kolonial. Namun perjuangan bangsa Indonesia sebelum tahun 1908 lebih cenderung
kepada perlawanan yang bersifat :
B. Belum ada rasa persatuan dan kebangsaan, maksutnya rasa kesatuan yang
meliputi untuk kepentingan seluruh tanah air.
Perjuangan yang sifatnya seperti ini tentu saja tidak dapat memberikan hasil yang
baik, sifat perjuangan yang lokal, belum mengenal rasa persatuan kebangsaan dan
perlawanan yang tidak didasarkan pada orginisasi yang teratur menyebabkan bangsa
kolonial menjajah Indonesia sehingga sulit mencapai kemerdekaan, selain itu benteng
kesukuan dan kedaerahan masih menjadi penghalangnya.
Pada tahun 1908 merupakan titik awal perjuangan bangsa Indonesia yang di
dasarkan pada :
A. Perjuangan Nasional, yang meliputi untuk kepentingan dan cita-cita seluruh tanah
air dan bangsa Indonesia.
22
Golongan muda berusaha memperjuangan kemerdekaan dengan menumbuhkan rasa
kesatuan kebangsaan Indonesia dengan cara mendirikan organisasi-organisasi. Ada
beberapa organisasi yang didirikan yang beazaskan kedaerahanya diantaranya:
Trikorodarmo yang kemudian menjadi Jong Java, Jong Sumatranen Bond, Sekar
Rukun, Jong Minahasa, Jong cilebes, Jong Bataks Bond, Jong Ambon, Pemuda Kaum
Betawi, dan Jong Timoreesch Verbond.
Sedangkan organisasi yang berasas kebangsaan yang pertama berdiri adalah Boedi
Oetomo tahun 1908. Lahirnya Boedi Oetomo yang menjadi hari lahirnya kebangkitan
nasional Indonesia dan sekaligus tahun lahirnya Komisi Bacaan Rakyat atau Penerbit
Balai Pustaka. Kelahiran Komisi Bacaan Rakyat yang mendorong Sastrawan
Indonesia untuk memanfaatkannya sebagai wadah perjuangan mencapai
kemerdekaan.
Pencetusan Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928 merupakan realisasi dan
kenyataan bahwa bangsa Indonesia memang sejak dahulu kala telah bertanah air satu,
berbangsa satu dan akan menjunjung bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan.
Pada tanggal 28 Oktober 1928 secara bulat menetapkan bahwa bahasa melayu sebagai
23
bahasa persatuan, yang sangat besar perannya dalam usaha pembinaan dan rasa
persatuan bangsa (Iskandarsyah,2005:31).
Seperti yang dituliskan oleh Muhammad Yamin yang sajaknya “Indonesia Tumpah
Darahku” ini secara tegas menyiratkan bahwa kemerdekaan akan tercapai, seluruh
bangsa Indonesia akan bersatu padu berjuang dan membangun semangat kesatuan
kebangsaan demi kemerdekaan. Begitu pula yang telah dituliskan oleh Mohammad
Hatta pada tahun 1921 tentang kemerdekaan Indonesia, tentu saja dari hasil-hasil
karya tokoh politik sekaligus sastrawan ini akan menggugah semangat juang bangsa
Indonesia karena secara langsung akan memahami arti kesatuan dan kebangsaan
Indonesia (Yasmin, 1993:47-48).
Kondisi sosial ekonomi pada abad ke 19 makin memburuk hal ini disebabkan
oleh eksploitasi kolonial, politik liberal dan politik etis. Di satu pihak keuntungan
yang diperoleh pemerintah kolonial dialirkan ke negeri Belanda, di lain pihak
kemelaratan dan kesengsaraan semakin menindih masyarakat Indonesia. Politik etis
merupakan usaha-usaha memajukan pengajaran, tetapi pada abad ke 20 terdapat
kekurangan dana belajar bagi anak-anak Indonesia. Keadaan ini menimbulkan
keprihatinan Dr. Wahidin Sudiro Husodo merupakan tamatan sekolah dokter pribumi
Stovia di Jakarta. Pada tahun 1906-1907 dia melakukan propaganda keliling pulau
jawa
24
Pada 1907 Dr. Wahidin Sudiro Husodo mengunjungi almamaternya dan bertemu
dengan para mahasiswa Stovia, ia melontarkan gagasan agar para mahasiswa segara
mendirikan organisasi yang bertujuan memajukan derajat bangsa. Ide Dr. Wahidin
Sudiro Husodo itu diterima dan dikembangkan oleh Sutomo dan kawan-kawannya
untuk mendirikan organisasi Budi Utomo di Jakarta pada tanggal 20 Mei 1908 yang
bertujuan untuk memajukan pengajaran, teknik/industri, peternakan, petertanian dan
perdagangan serta menghidupkan kembali kebudayaan.
1. Menyusun Pengurus Besar Budi Utomo dengan diketuai oleh RA. Tirtokusumo
yang merupakan mantan Bupati Karang Anyar.
Sejak Dekrit Prsiden 5 Juli 1959, Indonesia kembali kepada UUD 1945. Namun
selama dekrit itu berlaku dan menandai diterapkannya sistem Demokrasi Terpimpin,
dalam pelaksanaanya masih banyak ketentuan -ketentuan dalam UUD 1945 yang
tidak dilaksanakan menurut aturan-aturan yang ada dalam Undang-Undang Dasar.
Pemerintah telah menafsirkan salah bahwa Demokrasi Terpimpin adalah demokrasi
yang sesuai dengan budaya Indonesia yakni UUD 1945. Dapat dilihat dalam bidang
ketatanegaraan, banyak ditumbuhkan lembaga-lembaga yang tidak sesuai dengan jiwa
25
dan bunyi UUD 1945. Lembaga-lembaga ketatanegaraan yang ada dan waktu itu
masih bersifat sementara saja, tidak bekerja sebagaimana yang diharapkan.
26
a. Pelaksanaan kembali secara murni dan konsekuen UUD 1945
b. Pembubaran Partai Komunis Indonesia
c. Penurunan harga barang-barang.
27
2. Surat perintah sebelas maret 1996 (SUPERSEMAR)
28
adanya dualisme kepemimpinan dan menandai mulai tampilnya orde Soeharto atau
orde baru.
1. Pembubaran PKI
Pada tanggal 12 Maret 1966, Jenderal Soeharto mengeluarkan keputusan No.
1/3/1966 tentang pembubaran PKI beserta ormas-ormasnya. Pembubaran PKI adalah
tuntutan rakyat sebagaimana tertuang dalam Tritura. Supersemar telah menjadi senjata
yang ampuh untuk membubarkan PKI yang selama itu berseteru dengan AD.
Melalui pengumuman Presiden No.5 tanggal 18 Maret 1966 yang tertanda Jenderal
Soeharto atas nama presiden dilakukan penangkapan beberapa menteri Kabinet
Dwikora yang dianggap tersangkut dengan PKI. Diantara para menteri yang
ditangkap terdapat pula menteri luar negeri Dr. Subandrio.
29
Langkah selanjutnya adalah menata MPRS dengan membersihkan anggotanya dari ng
dianggap tersangkut dengan PKI. Diantara para menteri yang ditangkap terdapat pula
menteri luar negeri Dr. Subandrio. Unsur-unsur PKI. Setelah dlakukan penataan
terhadap MPRS, lembaga tertinggi ini melakukan sidangnya yang ke IV yakni dari
tanggal 20 Juni-5 Juli 1966. Sidang ini dipimpin oleh Jenderal A.N. Nasution, dan
menghasilkan ketetapan-ketetapan penting yang diantaranya adalah sebagai
berikut.
a. Tap. No. IX/MPRS/1966 tentang pengukuhan Supersemar.
b. Tap. No. XII/MPRS/1966 tentang kebijaksanaan politik luar negeri Indonesia.
c. Tap. No. XIII/MPPRS/1966 tentang pemberian wewenang kepada Soeharto untuk
membentuk Kabinet Ampera.
d. Tap. No. XVIII/MPRS/1966 tentang pencabutan Tap. No. III/MPRS/1963 tentang
pengangkatan Soekarno sebagai presiden seumur hidup.
e. Tap. No. XXV/MPRS/1966 tentang pembubaran PKI dan ormas-ormasnya serta
larangan setiap untuk menyebarkan ajaran komunis-marxisme-leninisme.
30
a. Memenuhi kebutuhan pangan dan sandang
b. Menyelenggarakan Pemilu
c. Melaksanakan politik luar negeri yang bebas aktif, dan
d. Meneruskan perjuangan melawan imperialisme dan kolonialisme.
Istilah Orde Baru sesungguhnya sudah tidak relevan lagi dengan perjalanan sejarah
bangsa sampai pada saat ini. Istilah Orde Baru akan lebih tepat jika diganti dengan
istilah Orde Soeharto (OS) atau Masa Pemerintahan Soeharto (MPS), mengingat
jaman itu sudah menjadi tanggung jawab sejarah berganti dengan jaman yang lebih
baru. OS telah dibesarkan oleh sejarah hingga tampilnya selama 32 tahun dalam
pemerintahan, namun telah ditenggelamkan pula oleh sejarah. Oleh karena itu,
sebaiknya kita, pemerintah dan masyarakharus pandai-pandailah
belajar dari sejarah agar keterpurukan bangsa tidak selalu terulang.
Perubahan sistem politik dari Demokrasi Terpimpin menjadi OS atau Orde Baru,
berdampak pula pada perubahan arah dan kebijakan pembangunan ekonomi
Indonesia. Segera setelah presiden dilantik membentuk kabinet yang diberi nama
Kabinet Pembangunan.
Kabinet Presidensial ini mempunyai tugas pokok untuk melaksanakan program yang
dikenal
dengan Pancakrida. Program tersebut adalah sebagai berikut.
1. Menciptakan stabilitas politik dan ekonomi.
2. Menyusun dan merencanakan Repelita.
3. Menyelenggarakan Pemilu
4. Memulihkan keamanan dan ketertiban masyarakat dan menumpas PKI hingga ke
akar - akarnya.
5. Menjalankan pembersihan dan penyempurnaan aparatur negara secara menyeluruh
31
lembaga tinggi. Dengan demikian pemerintah tidak kesulitan dalam melakukan
koordinasi dalam penataan kepemerintahan. Dewan Pertimbangan Agung misalnya,
berhasil mengajukan usul-usul terhadap pemerintah. Badan Pemeriksa Keuangan juga
telah memberikan koreksi terhadap masalah penggunaan keuangan negara. Begitu
juga di bidang hukum, pemerintah maupun masyarakat mulai sadar
terhadap ketentuan hukum.
PENUTUP
Kesimpulan :
Pancasila adalah ideologi nasional yang merupakan produk otentik pendiri negara
yang bersumber dari nilai-nilai kebudayaan Indonesia. Sejarah perumusan pancasila
merupakan bagian penting dalam konteks perjuangan bangsa Indonesia , karena
menjadi ideologi yang paling tepat bagi bangsa Indonesia. Pancasila merupakan hasil
dari refleksi kristis oleh Soekarno, yang dilakukan untuk memperoleh unsur-unsur
kebudayaan Indonesia yang menopang negara Indonesia selamanya. Beberapa unsur
pancasila, seperti demokrasi, tidak ada dalam kehidupan bangsa Indonesia , dan
Soekarno mengambilnya dari kebudayaan asing untuk membuat bangsa Indonesia
mampu berkembang menjadi masyarakat yang adil dan makmur.
Saran :
Kepada masyarakat/orang tua diharapkan untuk meningkatkan Pendidikan Pancasila
dan Kewarganegaraan bagi anak-anaknya, sehingga anak-anak atau generasi penerus
bisa jauh lebih baik dari sebelumnya, yang memiliki pengetahuan, moral juga budi
pekerti yang baik, dan memahami persepsi masyarakat tentang fungsi Pancasila
sebagai pandangan hidup bangsa dan implementasinya dalam kegiatan masyarakat
mampu berpartisipasi aktif dalam melaksanakan kegiatan kemasyarakatan sebagai
bentuk pengamallan Pancasila. Relevansi Pancasila masih sangat diperlukan pada
zaman ini karena Pancasila adalah negara yang menyatukan, seperti yang
dimaksudkan semboyan Bhineka Tunggal Ika. Harapannya nilai-nilai dan asas dasar
Pancasila bisa dihidupi, dihayati dan diamalkan dalam hidup berbangsa dan
bernegara. Oleh karena itu “ kembali kepada Pancasila sangat penting. “kembali
32
kepada Pancasila berarti kembali memurnikan jiwa bernegara sehingga nantinya dapat
membawa rakyat pada kesejaterahan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.
DAFTAR PUSTAKA
33
Dr,Aman.M.P.d., Sejarah Indonesia Masa Kemerdekaan 1945-1998, Penerbit Ombak
(Anggota IKAPI), 2015
34