NIM : 2310411063
KELAS : B - MANAJEMEN
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mengindentifikasi dan menganalisis kesalahan berbahasa yang sering terjadi
dalam debat cawapres dan dampak nya terhadap efektivitas komunikasi . Metode analisis berfokus pada
penelitian kata, struktur kalimat dan strategi komunikasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada beberapa kesalahan umum yang meliputi penggunaan kata – kata
yang ambigu, struktur kalimat yang kompleks, dan kurangnya klasifikasi terhadap argumen, kesalahan –
kesalahan tersebut dapat menghambat pemahaman audiens dan mengurangi daya persuasi.
Dalam upaya meningkatkan komunikasi yang efektif, diperlukan perbaikan dalam pemilihan kata yang lebih
tepat, penggunaan struktur kalimat yang jelas, dan penekanan pada klarifikasi argumen. Penelitian ini
memberikan kontribusi dalam pemahaman lebih lanjut terhadap aspek bahasa dalam debat politik dan dapat
menjadi panduan bagi cawapres untuk meningkatkan kualitas komunikasi mereka.
Pendahuluan :
Dalam setiap debat cawapres, keterampilan berbahasa sangat penting untuk menyampaikan pesan dengan
jelas dan menyakinkan. Namun, tidak jarang terdapat kesalahan berbahasa yang dapat memengaruhi
pemahaman dan citra calon wakil presiden. Artikel ini akan mengulas berbahasa umum yang terjadi dalam
debat cawapres.
Metode Penelitian:
Dalam artikel mengenai kesalahan berbahasa dalam debat cawapres bisa mencakup analisis konten, studi
kasus, serta wawancara dengan ahli bahasa / komunikasi politik. Pengumpulan data melibatkan pemantauan
debat, transkrip pidato, dan penilian terhadap struktur kalimat, kosakata, serta kejelasan ekpresi. Selanjutnya,
analisis kuantitatif dan kualitatif dapat dilakukan untuk menyusun temuan yang mendalam mengenai
kesalahan berbahasa yang mungkin terjadi dalam debat cawapres.
Teori :
Artikel mengenai kesalahan berbahasa dalam debat cawapres dapat mendasarkan diri pada teori – teori
komunikasi politik, analisi wacana dan linguistik. Teori retorika juga dapat diterapkan untuk memahami
bagaimana peserta debat menggunakan bahasa untuk memengaruhi pendapat publik. Penggunaan teori
pragmatik dapat membantu mengindentifikasi kekurangan dalam penggunaan bahasa yang mungkin
membingungkan audiens. Dengan demikian, kombinasi teori – teori ini dapat memberikan dasar yang kokoh
untuk mengalisis dan memahami kesalahan berbahasa dalam debat cawapres.
Pembahasan :
Penutup
Kesimpulan :
Dengan mengatasi kesalahan-kesalahan berbahasa ini, diharapkan debat cawapres dapat menjadi arena
komunikasi yang lebih produktif dan efektif. Pembahasan ini memberikan panduan praktis bagi cawapres
dan tim kampanye untuk merancang strategi komunikasi yang lebih baik demi meraih dukungan masyarakat.
Saran :
2
Untuk menghindari kesalahan berbahasa dalam debat cawapres, pertama, pastikan menggunakan kata-kata
yang jelas dan spesifik. Hindari penggunaan istilah yang ambigu atau dapat menimbulkan interpretasi yang
salah. Kedua, perhatikan tata bahasa dan tata eja untuk memastikan kesalahan tata bahasa minimal. Terakhir,
hindari kalimat yang panjang dan rumit, sehingga pesan dapat disampaikan dengan jelas dan mudah
dipahami oleh audiens.