Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

KONSEP DAN SIMULASI KOMUNIKASI PERAWAT DENGAN


PASIEN GANGGUAN KOMUNIKASI VERBAL

Dosen Pengampung :
Ns. Erna Ts. Fitriyah, M. Kep.

Nama Mahasiswa :
Samsu Rizal

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


STIKES BAHRUL ULUM TAMBAK BERAS JOMBANG
TAHUN AJARAN 2020/2021

1
Daftar Isi

Cover...........................................................................................1
Daftar Isi.....................................................................................2
Kata Pengantar...........................................................................3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang......................................................................................4
B. Tujuan...................................................................................................5
C. Manfaat ................................................................................................5
BAB II KONSEP TEORI
A. Pengertian Komunikasi Verbal.............................................................6
B. Faktor Komunikasi Verbal....................................................................6
C. Fungsi Komunikasi Verbal....................................................................7
D. Konsep Dasar Komunikasi Dengan Pasien Gangguan Hambat Komunikasi Verbal
Pada Pasien Stroke Non Hemoragik...................................................7
BAB III NASKAH REOLE PLAY
A. Pengertian Role Playing.......................................................................10
B. Penerapan Role Playing Pada Pasien Stroke.........................................10
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan......................................................................................11
B. Saran..................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA

2
Kata Pengantar

Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah ini
bisa selesai pada waktunya.
Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah berkontribusi dengan
memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa disusun dengan baik dan rapi.
Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca. Namun
terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi
terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.

Penyusun,

Jombang 16 November

3
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Komunikasi verbal adalah bentuk komunikasi yang menggunkan tulisan ataupun lisan.
Bentuk komunikasi ini membutuhkan alat berupa bahasa yang outputnya berupa ucapan atau
tulisan kata-kata. Komunikasi verbal efektif selama orang yang berinteraksi mengerti bahasa
yang digunakan.
Pengertian lain yang lebih spesefik disampaikan oleh Deddy Mulyana (2005), dalam
bukunya. Ia mengatakan bahwa komunikasi verbal adalah komunikasi yang menggunakan
perangkat simbol, dengan aturan untuk mengkombinasikan simbol-simbol tersebut, yang
digunakan dan dipahami suatu komunitas.
Stroke Non Hemoragik merupakan stroke yang terjadi karena tersumbatnya pembuluh
darah di otak yang menyebabkan darah di otak yangmenyebabkan aliran darah ke otak
sebagian ataupun keseluruhan terhenti. Hal ini disebabkan oleh aterosklerosis yaitu
penumpukan kolestrol pada dinding pembuluh darah atau bekuan darah yanag menyumbat
pembuluh suatu pembuluh darah ke otak (Pudiastuti, 2011).
Menurut Husein Achmad ( dalam Hidayati, 2004:93), rola playing adalah salah satu
bentuk permainan pendidikan yang dipakai untuk menjalaskan peranan, sikap, tingkah laku,
dan nilai dengan tujuan menghayati perasanan, sudut pandang dan cara berfikir orang lain.
Metode role playing ditekankan kepada individu dalam memerankan tokoh.

4
B. Tujuan
Menjelaskan konsep dan teori tentang komunikasi verbal dan menjelaskan asuhan
keperawatan yang diberikan pada pasien gangguan hambatan komunikasi verbal pada sistem
pensyarafan Stroke Non Hemoragik.
C. Manfaat
Menjadi studi kasus memuat uraian tentang implikasi studi kasus yang bersifat praktis
terutama bagi :
a. Masyarakat dan keluarga mampu merawat pasien dengan gangguan hambatan
komunikasi verbal pada sistem pensyarafan stroke non hemoragik
b. Menambahkan keluasan ilmu dan teknologi terapan bidang keperawatan dalam
pemenuhan kebutuhan komunikasi pada pasien dengan gangguan hambatan
komuniksi verbal pada pasien gangguan pensyarafan stroke non hemoragil

5
BAB II
KONSEP TEORI
A. Pengertian Komunikasi Verbal
Komunikasi adalah pertukaran pikiran atau penyampaain pesan dari penyebar
( komunikator) ke penerima pesan ( komuunikan ) dengan tujuan tertentu. Pesan yang
disampaikan pengirim kepada penerima pesan tersebut dikemas dengan kata-kata ( verbal )
ataupun tanpa kata-kata ( non verbal ).
Komunikasi verbal adalah bentuk komunikasi yang menggunkan tulisan ataupun lisan.
Bentuk komunikasi ini membutuhkan alat berupa bahasa yang outputnya berupa ucapan atau
tulisan kata-kata. Komunikasi verbal efektif selama orang yang berinteraksi mengerti bahasa
yang digunakan.
Pengertian lain yang lebih spesefik disampaikan oleh Deddy Mulyana (2005), dalam
bukunya. Ia mengatakan bahwa komunikasi verbal adalah komunikasi yang menggunakan
perangkat simbol, dengan aturan untuk mengkombinasikan simbol-simbol tersebut, yang
digunakan dan dipahami suatu komunitas. Dalam definisi tersebut ia juga menekankan bahwa
simbol dengan aturan ini merupakan bentuk paling sederhana dari bahasa. Komunikasi lisan
dibagi menjadi dua bidang, yakni oral communication atau komunikasilisa ( mendengar dan
berbicara ) dan written communication atau komunikasi tertulis (membaca dan menulis).
B. Faktor Komunikasi Verbal
Terdapat beberapa faktor dalam komunikasi verbal, diantaranya ialah sebagai berikut :
1. Faktor Intellegensi
Orang dengan memiliki sebuah kecerdasan tinggi biasanya memiliki lebih banyak kosa
kata dari pada orang lain dengan kecerdasaan yang begitu rendah.
2. Faktor Budaya
Setiap budaya memiliki suatu bahasa yang begitu berbeda. Misalnya di wilayah
Indonesia dengan keanekaragaman etnis. Orang Sunda, Batak mempunyai sebuah nahasa
masing-masing.
3. Faktor Pengalaman
Orang yang telah berkomunikasi dengan baik beserta terhadap individu, orang lain, atau
masa dapat berbicara dengan lancar.
4. Faktor Kepribadian
Orang pendiam atau pemalu dan yakni biasanya sedikit berbicara dengan orang lain
karena mereka tidak begitu terbiasa dalam berkomunikasi.
5. Faktor Pengetahuan
Orang-orang dengan pengetahuan luas mendorong mereka yang terkena dampak dalam
berbicara dengan lancar kosa kata mereka.

6
6. Faktor Biologis
Adanya sebuah kelainan yang dapat mengganggu dengan berbicara mereka.
C. Fungsi Komunikasi Verbal
Secara umum berikut ini adalah fungsi-fungsi komunikasi verbal :
1. Penamaan
Penamaan ini bisa dibilang untuk memudahkan mengidentifikasi sebuah benda, object,
tindakan ataupun orang. Tanpa komunikasi yang menggunakan bahasa seperti verbal. Anda
akan mudah bingung saat mereferensi sesuatu.
2. Jalur Interaksi dan Tranmisi Informasi
Sebagai alat untuk bertukar ide, komunikasi verbal lebih mudah digunakan. Anda bisa
menyampaikan emosi, informasi, empati, maksud dan berbagai hal lainnya hanya dengan
menggunakan kata-kata ataupun kalimat.
3. Menonjolkan Artikulasi dan Intonasi
Komunikasi verbal cukup unik karena dalam ungkapan-ungkapan menggunakan
bahasa. Perbedaan artikulasi dapat menghasilkan arti yang berbeda. Karena hal unik ini tidak
ada alat komunikasi selain verbal yang bisa memanfaatkan artikulasi dengan lebih efektif.
4. Alat Sosialisasi yang Efektif
Karena komunikasi verbal adalah mudah digunakan, efektif menyampaikan maksud,
banyak digunakan dan fleksibel, komunikasi ini sangat bermanfaat untuk bersosialisasi. Hal
seperti diskusi, menyapa, sekedar mengobrol dan hal sosial lain tidak akan semudah sekarang
jika tanpa komunikasi verbal.
5. Sebagai Sarana Pengembangan Bahasa
Karena dulu selalu berkembang, banyak hal yang baru muncul dan perlu diidentifikasi.
Perkembangan budaya juga menyebabkan gaya bahasa juga berkembang bersamanya.
Komunikasi verbal mennggunakan bahasa dan karena itu dapat menpengaruhi dalam
perkembangan tersebut. Kata gaul ataupun istlah internet adalah dua contoh yang bisa
dijadikan referensi.
D. Konsep Dasar Komunikasi Dengan Pasien Gangguan Hambatan Komunikasi
Verbal Pada Pasien Stroke Non Hemoragik
1. Stoke Non Hemoragik
Stroke Non Hemoragik merupakan stroke yang terjadi karena tersumbatnya pembuluh
darah di otak yang menyebabkan darah di otak yangmenyebabkan aliran darah ke otak
sebagian ataupun keseluruhan terhenti. Hal ini disebabkan oleh aterosklerosis yaitu
penumpukan kolestrol pada dinding pembuluh darah atau bekuan darah yanag menyumbat
pembuluh suatu pembuluh darah ke otak (Pudiastuti, 2011).
Menurut Arif Mustaqin (2008), pada tingkat makroskopik stroke non hemoragik sering
disebabkan oleh emboli ekstrakranial atau trombosis intrakranial. Menurut Pusdiastuti
(2011), tanda dan gejala stroke berdasarkan lokasinya di tubuh:

7
a. Batang otak
Batang otak terdapat 12 saraf kranial. Apabila terdapat lesi pada batang otak akan
mengakibatkan penurunan kemampuan membau, mengecap, mendengar, dan melihat parsial
atau keseluruhan, refleksi menurun, ekspresi wajah tegang, pernapasan dan detak jantung
terganggu serta lidah lemah.
b. Bagian sistem saraf pusat
Apabila lokasi lesi pada bagian saraf pusat, akan mengakibatkan kelemahan otot
(hemiplegia), kaku, dan menurunnya fungsi sensorik.
c. Cerebral cortex
Apabila lokasi lesi terdapat pada carebral cortex akan mengakibatkat aphasia, apraxia,
penurunan daya ingat, hemineglect, dan kebingungan.
2. Gangguan Komunikasi Verbal Pada Pasien Stroke Non Hemoragik
Kerusakan komunikasi verbal adalah suatu keadaan dimana seorang tidak dapat
berkomunikasi secara efektif karena adanya faktor-faktor penghambat berupa kecacatan
secara fisik maupun mental (Arif Muttaqin,2008). Gangguan komunikasi verbal pada pasien
stroke non hemoragik dapat berupa afasia dan disatria. Afasia dapat dibagi dua yaitu afasia
motorik dan afasia sensorik.
a. Afasia motorik
Lesi di sekitar Broca mengakibatkan afasia motorik. Afasia motorik terberat apabila
pasien sama sekali tidak mengeluarkan kata-kata. Namun demukian, pasien masih mengerti
bahasa verbal dan visual. Pada afasia motorik umumnya kemampuan menulis kata-kata tidak
terganggu. Tetapi, bisa juga terjadi agrafia (hilangnya kemampuan untuk ekspresi dengan
tulisan ) (Mahar mardjono dan Priguna Sidharta, 2006).
b. Afasia sensorik
Afasia sensorik atau afasia persepektif dikenal juga sebagai afasia Wernicke.
Kemampuan untuk mengerti bahasa verbal terganggu atau hilang sama sekali. Tetapi,
kemampuan untuk kata-kata dan menulis masih ada. Gangguan ini diakibatkan adanya lesi di
daerah antara bagian belakang lobus temprolalis, lobus oksipitalis dan lobus parietalis.
Daerah tersebut dikenal sebagai daerah wernicke. Apabila daerah itu hancur, maka akan
hilang daya untuk mengerti apa yang dibicarakan dan dituliskan. Pasien dapat menulis dan
mengucapkan kata-kata, namun tidak mengerti mengenai apa yang ia katakan dan ia tulis
(Mahar Mardjono dan Prigma sidharta, 2006).
c. Disatria (gangguan artukulasi)
Gangguan artikulasi dinamakan disatria. Pada disatria hanya cara mengucapkan kata-
kata terganggu tetapi tata bahasanya baik. Pada lesi UMN (Upper Motor Newron) unilateral,
sebagian gejala dari hemiparesis dijumpai disatria yang ringan sekali. Dalam hal ini,
terbatasnya kebebasan lidah untuk bergerak ke satu sisi di sebabkan gangguan artikulasi.
Disatria UMN berat timbul akibat UMN bilateral. Seperti pada paralisis pseudobulbaris.
Dalam hal ini, lidah sukar mengeluarkan dan umumnya kaku untuk digerakkan ke seluruh
jurusan (Mahar Mardjono dan Priguna Sidharta, 2006).

8
Pada disatria LMN (Lower Motor Neuron) akan terdengar berbagai macam disatria
tergantung pada kelompok otot yang terganggu. Pada pasien dengan paralisis bulbaris
terutama lidah yang lumpuh dikenal sebagai “pelo”. Jika palatum mulai lumpuh, disatria yang
timbul bersifat sengau (Mahar Mardjono dan Priguna Sidharta, 2006).
3. Etiologi Gangguan Komunikasi Verbal Pada Pasien Stroke Non Hemoragik
Salah satu penyebab dari gangguan komunikasi verbal adalah gangguan
neuromuskuler. Menurut Lauralee Sherwood (2001), iskenik bisa menimbulkan lesi atau
kerusakan sel sarah pada daerah primer spesialisasi kortikal, khususnya pada daerah Broca
dan Wernicke yang menyebabkan gangguan dalam berbahasa. Daerah Broca yang
bertanggung jawab untuk kemampuan berbicara, terletak dilobus frontalis kiri dan berkaitan
erat dengan daerah motorik konteks yang mengontrol otot-otot yang penting untuk artikulasi.
Daerah Wernicke, yang terletak di konteks kiri pada pertemuan lobus-lobus parietalis,
tempolaris, dan oksipitalis berhubungan dengan pemahaman bahasa, sehingga, pada pasien
stroke non hemoragik dapat terjadi gangguan komunikasi verbal yang disebabkan oleh
gangguan neuromuskuler.
4. Faktor yang Mempengaruhi Gangguan Komunikasi Verbal
Faktor yang mempengaruhi gangguan komunikasi verbal ada dua yaitu :
a. Usia
Menurut Dody et al., (2014), sebagian besar pasien stroke yaitu pada tahapan usia
akhir(56-65 tahun). Hal ini disebabkan karena seiring bertambahnya usia proses degenerasi
(penuaan) terjadi secara ilmiah, sehingga menyebabkan berkurangnya kelanturan atau
elastisitas dinding pembuluh darah arteri yang mengakibatkan pembuluh darah mengeras dan
kaku.
b. Lokasi Lesi
Gangguan komunikasi pada pasien stroke berbeda-beda tergantung dari lokasi lesi
pasien tersebut. Pada pasien yang mengalami gangguan komunikasi verbal berarti terdapat
gangguan pada otak sebelah kiri. Apabila terdapat lesi pada Broca maka pasien tersebut
mengalami afasia matorik. Jika pasien mengalami afasia sensorik berarti terdapat lesi pada
daerah Wernicke dan apabila terdapat lesi pada daera UMN (Upper Motor Neuron), pasien
akan disatria (Mahar Mardjono dan Priguna Sidharta,2006).

9
BAB III
ROLE PLAYING
A. Pengertian Role Playing
Menurut Husein Achmad ( dalam Hidayati, 2004:93), rola playing adalah salah satu
bentuk permainan pendidikan yang dipakai untuk menjalaskan peranan, sikap, tingkah laku,
dan nilai dengan tujuan menghayati perasanan, sudut pandang dan cara berfikir orang lain.
Metode role playing ditekankan kepada individu dalam memerankan tokoh.
Menurut Sugihartono (2006: 83), metode role palying adalah metode pembelajaran
pengembangan imajinasi dan penghayatan dengan cara memerankan suatu tokoh baik tokoh
hidup maupu mati, sehingga berlatih untuk menghayati dan terampil memakai materi yang
dipelajari. Melalui metode ini dapat melibatkan tiga aspek yaitu hoognitif, efektif, dan
psikomotor.
B. Penerapan Role Playing Pada Pasien Stroke
Suatu hari di RS Tahes terdapat pasien stroke bernama bapak Tejo yang di tunggui oleh
sang istri dalam karena mengalami stroke ringan
Saat dokter visite........
Dokter : Pagi bapak, gimana hari ini apa ada keluhan?”
Pasien : Pagi dokter alhamdulillah sudah enakan ...
Dokter : Ya sudah ini tensinya sudah normal, mau pulang atau lanjut pemulihan d Rs pak?”
Pasien : Ya pulang aja dokter..
Dokter : Ya sudah di urus administrasinya sama suster dulu.....
Keluarga Pasien : “iya dokter “
Dokter pergi menuju perawat
Dokter : Suster Pak Tejo boleh KRS tapi perlu rehabilitasi ROM tolong diurus yah”
Perawat: Baik dok”
Bu Tejo mengurus administrasi ke kantor perawat
Perawat :”Ibu, ini menurut Pak Tejo perlu penyembuhan di rumah agar badannya yang kaku
bisa dipergerakkan lagi seperti latihan intensif begitu bu.....
Bu Tejo: Waduh suster saya tidak bisa melatih begitu itu, gimana terus sus’’?
Perawat : Ini ada pelayanan home care tujuannya juga sama latihan intensif bisa dipanggil ke
rumah”
Bu Tejo : Boleh saya minta tolong yang pelayanan home care itu sus”
Perawat : Ibu langsung saja datang ke kantornya di Jl.Oro-oro no 18 Ngalam. Namanya Seger
Tahes
Bu Tejo : Terimakasih suster”
Perawat : iya bu sama-sama kalaui bisa segera mungkin didaftarkan agar bisa cepat latihan
dan pulih bu, ini data yang harus ibu bawa kesana saat mendaftar bu.”
Bu Tejo ; Iya suster”

10
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan

Komunikasi adalah pertukaran pikiran atau penyampaain pesan dari penyebar


( komunikator) ke penerima pesan ( komuunikan ) dengan tujuan tertentu. Pesan yang
disampaikan pengirim kepada penerima pesan tersebut dikemas dengan kata-kata ( verbal )
ataupun tanpa kata-kata ( non verbal ). Pengertian lain yang lebih spesefik disampaikan oleh
Deddy Mulyana (2005), dalam bukunya. Ia mengatakan bahwa komunikasi verbal adalah
komunikasi yang menggunakan perangkat simbol, dengan aturan untuk mengkombinasikan
simbol-simbol tersebut, yang digunakan dan dipahami suatu komunitas.
Stroke merupakan kelainan fungsi otak yang timbul secara mendadak dan terjadi pada
siapa saja . penyakit ini menyebabkan kecacatan berupa kelumpuhan anggota gerak,
gangguan bicara, proses berfikir, dikarenakan gangguan fungsi otak.
B. Saran
Mohon maaf yang sebesar-besarnya jika tugas ini masih jauh dari kata sempurna dan
banyak kesalahan. Semoga dengan adanya usaha dan kemamuan bisa menambah
pengetahuan bagi kita semua. Amin

11
DAFTAR PUSTAKA
https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=https://guruakuntansi.co.id/pengertian-komunikasi-verbal/
%23:~:text%3DDeddy%2520Mulyana%2520(2005)%2520yakni%2520memberikan,dan
%2520dipahami%2520terhadap%2520sebuah
%2520komunitas.&ved=2ahUKEwi_4behjYTtAhXX73MBHUDzByAQFjABegQIARAE&u
sg=AOvVaw3Kiju6C_4XNXSiQkHYkHrU
Diakses pada tanggal 16 November Pukul 02:30
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://salamadian.com/pengertian-
komunikasi-verbal-non-verbal/%23:~:text%3DKomunikasi%2520verbal%2520adalah
%2520komunikasi%2520dalam,%252C%2520tanda%252C%2520tindankan%2520dan
%2520sebagainya.&ved=2ahUKEwjqz-
iajoTtAhUVA3IKHbmgAssQFjACegQIARAE&usg=AOvVaw0BVFDJrC7VJrlEI8XLDMdd

Diakses pada tanggal 16 November pukul 02:30

Batticaca, F.B. 2008 Asuhan Keperawatan Dengan Sistem Pensyarafan. Jakarta : Salemba
Medika

Asmadi (2008), Konsep Dasar Keperawatan, Jakarta :EGC

https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=https://id.scribd.com/document/370970965/Skenario-Role-
Play-Home-Care-Pasien-Stroke&ved=2ahUKEwiZ1uTz-
YTtAhV47HMBHea2BNUQFjAEegQIBxAB&usg=AOvVaw0U5w4wbLTZnf09UB3UYlc2

Diakses pada tanggal 16 November pukul 03:00

12

Anda mungkin juga menyukai