Anda di halaman 1dari 9

Bahasa Non Verbal dalam Komunikasi Antar Budaya

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Komunikasi Antarbudaya


Dosen Pengampu: Prof. Dr. Ibrahim, MA.

Oleh Kelompok 7:

Ikhsan Gunawan 12205022


Miftahul Khoiri Hafizi 12205021

KELAS KPI 4A
PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN DAKWAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONTIANAK
TAHUN 2024
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim,

Segala puji hanya bagi Allah, Tuhan Yang Maha Pemurah dan Maha
Penyayang. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Rasulullah
Muhammad ‫ﷺ‬, sebagai penunjuk jalan yang benar bagi umat manusia. Dengan izin
dan limpahan rahmat Allah yang Maha Kuasa, kami dengan rendah hati menyusun
makalah ini.

Makalah ini hadir sebagai bentuk upaya kami untuk mendalami suatu topik
yang sangat penting dalam mata kuliah komunikasi antarbudaya ini. Semoga
makalah ini dapat menjadi sumber ilmu dan pemahaman yang bermanfaat bagi
pembaca.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak


kekurangan karena keterbatasan kami. Maka dari itu penyusun sangat
mengharapkan kritik dan saran untuk menyempurnakan makalah ini. Semoga apa
yang ditulis dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

Pontianak,

Kelompok 7

1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................... 1
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 3
Latar Belakang..................................................................................................... 3
Rumusan Masalah ............................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................... 4
Bentuk-Bentuk Bahasa Non Verbal dalam Komunikasi Antar Budaya.............. 4
BAB III PENUTUP ............................................................................................... 7
Kesimpulan .......................................................................................................... 7
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 8

2
BAB I
PENDUHULUAN

Latar Belakang
Komunikasi merupakan aspek penting dalam interaksi antar manusia,
termasuk dalam konteks komunikasi antarbudaya. Dalam komunikasi antarbudaya,
terdapat dua jenis komunikasi yang sering digunakan, yaitu komunikasi verbal dan
komunikasi non verbal.
Komunikasi verbal adalah cara berkomunikasi paling mudah yang dapat
manusia lakukan dengan menggunakan kata-kata, seperti lisan maupun tertulis,
baik dengan percakapan atau tulisan. Melalui komunikasi secara verbal, manusia
dapat mengungkapkan apa yang mereka rasakan secara perasaan, emosi, pikiran,
serta informasi yang akan disampaikan dengan jelas dan mudah dipahami. Di sisi
lain, komunikasi non verbal juga memegang peranan penting dalam komunikasi
antarbudaya. Komunikasi nonverbal adalah jenis komunikasi yang pesannya
dibalut tanpa kata-kata. Komunikasi nonverbal menjadi salah satu jenis komunikasi
yang paling banyak dipakai dalam kehidupan nyata, karena komunikasi verbal
bersifat jujur dan mengungkapkan suatu hal secara langsung atau spontan.
(Pamungkas, 2023)
Dalam komunikasi antarbudaya, bahasa non verbal seringkali menjadi
faktor penting yang mempengaruhi makna dan interpretasi pesan yang
disampaikan. Perbedaan budaya dapat menyebabkan perbedaan dalam pemaknaan
dan penggunaan bahasa non verbal. Oleh karena itu, pemahaman tentang bentuk
bahasa non verbal dalam komunikasi antarbudaya menjadi sangat penting untuk
menghindari kesalahpahaman dan membangun komunikasi yang efektif.

Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan di atas, maka rumusan
masalah dalam makalah ini adalah:

1. Apa saja bentuk-bentuk bahasa non verbal dalam komunikasi antar budaya?

3
BAB II
PEMBAHASAN
Komunikasi antar budaya merupakan proses penyampaian informasi,
gagasan, dan perasaan antara individu atau kelompok yang memiliki latar belakang
budaya yang berbeda. Dalam proses ini, bahasa non verbal memegang peranan
penting sebagai pelengkap bahasa verbal. Bahasa non verbal membantu
memperjelas maksud, menyampaikan emosi, dan menciptakan nuansa dalam
interaksi antar budaya.
Pemahaman terhadap bahasa non verbal sangat diperlukan untuk
menghindari kesalahpahaman dan konflik dalam komunikasi lintas budaya. Setiap
budaya memiliki makna dan interpretasi yang berbeda-beda terhadap isyarat non
verbal seperti ekspresi wajah, gerakan tubuh, kontak mata, dan lain-lain. Oleh
karena itu, penting untuk memahami bentuk-bentuk bahasa non verbal dalam
komunikasi antar budaya agar tercapai komunikasi yang efektif dan saling
pengertian antar budaya yang berbeda.

Bentuk-Bentuk Bahasa Non Verbal dalam Komunikasi Antar Budaya


Dalam interaksi antar budaya, bahasa non verbal memegang peranan
penting karena memiliki kemampuan untuk menyampaikan makna yang seringkali
sulit diungkapkan melalui kata-kata. (Sumartono, 2007)
Terdapat beberapa bentuk dari bahasa non verbal yang harus diperhatikan
dalam komunikasi antar budaya, di antaranya:

1. Ekspresi Wajah

Ekspresi wajah menjadi salah satu indikator paling jelas dalam menafsirkan
pesan yang ingin disampaikan oleh mitra bicara. Sebagai contoh, ekspresi wajah
yang terlihat murung dapat menandakan ketidakbahagiaan pada saat berinteraksi.
(Purba & Siahaan, 2022)

4
Ekspresi wajah merupakan salah satu elemen penting dalam menyampaikan
emosi dan pikiran seseorang. Sebagai contoh, studi yang dilakukan oleh American
Psychological Association menemukan bahwa partisipan asal Tiongkok lebih
mengandalkan mata untuk mewakili ekspresi wajah, sedangkan partisipan
Kaukasia Barat lebih mengandalkan alis dan mulut. Perbedaan budaya tersebut
dapat menyebabkan hilangnya isyarat atau sinyal yang disalahartikan tentang emosi
selama komunikasi antar budaya.
Contoh lainnya, di Jerman dan Swiss, wajah yang tersenyum dinilai jauh
lebih cerdas, sementara di Jepang, India, dan Iran, wajah yang tersenyum dinilai
kurang cerdas. Tersenyum tidak dianggap sebagai indikasi kecerdasan atau
sebaliknya, namun sebagian besar budaya menganggapnya sebagai tanda kejujuran.

2. Gerakan Tubuh (Gesture)

Gerakan tubuh atau gesture juga memainkan peran yang signifikan dalam
komunikasi antar budaya. Gestur tubuh memiliki dampak yang besar dalam
komunikasi non verbal, memperkuat pesan yang ingin disampaikan. Dari gestur
tubuh, kita dapat mengamati apakah mitra bicara kita benar-benar memahami
informasi yang kita sampaikan, dan sebaliknya. (Sarwoprasodjo, 2013)
Sebagai contoh, ketika seseorang dari budaya yang biasa bersalaman
bertemu dengan orang dari budaya Jepang yang kebanyakan membungkuk sebagai
salam, kebingungan atau ketidaknyamanan bisa terjadi jika mereka tidak
memahami makna gestur tersebut.
Gestur tubuh juga bisa bervariasi dalam antar budaya, misalnya, anggukan
kepala di budaya Barat dimaknai sebagai isyarat setuju atau memahami, namun di
beberapa budaya lain seperti Bulgaria, anggukan kepala justru berarti tidak setuju.
Contoh lainnya, mengacungkan jempol ke atas di budaya Barat bermakna bagus
atau baik, tetapi di Iran mengacungkan jempol dianggap tidak sopan.

5
3. Kontak Mata

Kontak mata memiliki makna yang beragam dalam berbagai budaya dan
konteks. Misalnya, di beberapa budaya seperti Amerika Serikat, Kanada, atau
Australia, kontak mata diharapkan dan dianggap sebagai tanda kejujuran, rasa
hormat, dan percaya diri. Namun, di budaya lain seperti Jepang, Tiongkok, atau
India, kontak mata dianggap kasar, mengganggu, atau menantang, dan orang
cenderung menundukkan pandangan atau melihat ke pangkal hidung sebagai
gantinya.
Selain itu, dalam interaksi antara pria dan wanita, terutama dalam budaya
tertentu, wanita mungkin menghindari kontak mata dengan pria selama percakapan.
Hal ini dapat disalahartikan sebagai tanda keterbukaan, ketertarikan, atau undangan
seksual, terutama dalam konteks yang lebih formal atau tradisional. Sebagai contoh,
seorang gadis mungkin menghindari kontak mata dengan seorang pria karena
perasaan gugup atau malu karena dia merasa tertarik padanya. Dalam beberapa
budaya, ini bisa dianggap sebagai tanda ketidakberanian, namun dalam konteks
yang lebih sensitif, bisa saja menunjukkan ketertarikan yang sebenarnya. Tetapi,
dalam budaya Barat, tindakan ini bisa saja disalahartikan sebagai ketidakminatan
atau ketidakpercayaan.

Memahami bahasa non verbal sangat penting dalam komunikasi antar


budaya karena dapat mencegah kesalahpahaman dan konflik. Tanpa pemahaman
yang cukup, perilaku non verbal yang dianggap biasa dalam budaya tertentu bisa
disalahartikan dalam budaya lain. Untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman
bahasa non verbal dalam situasi komunikasi antar budaya, penting untuk belajar
tentang budaya-budaya yang berbeda dan memperhatikan konteks serta sensitivitas
budaya dalam setiap interaksi.

6
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Berdasarkan apa yang sudah disampaikan, dapat disimpulkan bahwa bahasa
non verbal memegang peran krusial dalam komunikasi antar budaya. Tanpa
pemahaman yang memadai terhadap bahasa non verbal, risiko terjadinya
kesalahpahaman dan konflik antar budaya akan meningkat. Oleh karena itu, penting
bagi individu untuk memiliki pemahaman mendalam tentang ekspresi wajah,
gerakan tubuh, dan kontak mata dalam berbagai konteks budaya. Dengan
memahami perbedaan makna dan interpretasi bahasa non verbal ini, kita dapat
meningkatkan kemampuan untuk berkomunikasi secara efektif dan menghindari
kesalahpahaman dalam interaksi lintas budaya.
Pemahaman terhadap bahasa non verbal juga memiliki implikasi yang
signifikan dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam konteks bisnis,
diplomasi, dan hubungan internasional. Dalam era globalisasi yang semakin
berkembang, kemampuan untuk berkomunikasi secara efektif antar budaya menjadi
kunci kesuksesan dalam berbagai bidang kehidupan. Oleh karena itu, penting bagi
individu untuk terus meningkatkan pemahaman dan keterampilan mereka dalam
menggunakan bahasa non verbal dalam berbagai konteks budaya.

7
DAFTAR PUSTAKA
Pamungkas, M. H., WAHJONO, E. S. I., & SI, M. (2023). Komunikasi Verbal
Dan Non Verbal Antar Budaya. May.
Purba, C., & Siahaan, C. (2022). Efektivitas Komunikasi Verbal Dan Non Verbal
Dalam Komunikasi Antar Budaya. Dialektika: Jurnal Bahasa, Sastra Dan
Budaya, 9(1), 106–117.
Sarwoprasodjo, S. (2013). Komunikasi Antar Budaya. Dasar Dasar Komunikasi,
385–407.
Sumartono. (2007). KOMUNIKASI NONVERBAL Dalam KOMUNIKASI
ANTAR BUDAYA. Esaunggul, 69.
Wulan, F. (1996). Komunikasi Antar Budaya. Jurnal Komunikasi, 4, 1.

Anda mungkin juga menyukai