Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

KETERAMPILAN DASAR BERBICARA DI DEPAN UMUM

Disusun Oleh :
- Khoirul Anam (190441100129)
- Ghina Raudatul Jannah (190441100032)
- Nur Afni Oktavia Ningrum (190441100025)

PRODI SISTEM INFORMASI


FAKULTAS TEKNIK
UNVERSITAS TRUNOJOYO MADURA
2019

i
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah S.W.T yang telah memberikan Rahmat
serta Hidayah-Nya, sehingga makalah mengenai “KETERAMPILAN DASAR
BERBICARA DI DEPAN UMUM” dapat kami susun.
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
Bapak Heri Supriyanto pada mata kuliah Keterampilan Interpesonal. Selain itu,
makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang perbedaan bisnis
konvensional dan e-commerce bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Kami selaku penyusun menyadari sepenuhnya bahwa isi maupun penyajian


makalah ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan
saran yang membangun demi kesempurnaan laporan ini. Semoga makalah ini
bermanfaat bagi kita semua. Amin.

10 September 2019

Penyusun

ii
DAFTAR ISI
JUDUL …………………………………………………………………… i
KATA PENGANTAR …………………………………………………... ii
DAFTAR ISI …………………………………………………………….. iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ……………………………………………….. 1
B. Rumusan Masalah ……………………………………………. 2
C. Tujuan ………………………………………………………… 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Berbicara………………………………………….. 3
B. Jenis-jenis Bicara……………………………………………… 4
C. Cara Berbicara Di Depan Umum Yang Baik…………………. 8
BAB III PENUTUP
3.1 Simpulan …………………………………………………….. 12
3.2 Saran …………………………………………………………. 12
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………… 13

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kehidupan manusia tidak dapat lepas dari kegiatan berbahasa. Bahasa
merupakan sarana untuk berkomunikasi antar manusia yang berupa simbol bunyi
yang dihasilkan oleh alat ucap. Bahasa sebagai alat komunikasi ini, dalam rangka
memenuhi sifat manusia sebagai makhluk sosial yang perlu berinteraksi dengan
sesama manusia. Bahasa dianggap sebagai alat yang paling sempurna dan mampu
membawakan pikiran dan perasaan baik mengenai hal-hal yang bersifat konkrit
maupun yang bersifat abstrak (Effendi, 1985:5). Sejalan dengan perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi manusia dituntut untuk mempunyai kemampuan
berbahasa yang baik. Seseorang yang mempunyai kemampuan berbahasa yang
memadai akan lebih mudah menyerap dan menyampaikan informasi baik secara
lisan maupun tulisan.
Keterampilan berbahasa terdiri dari empat aspek, yaitu menyimak atau
mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Manusia harus menguasai
keempat aspek tersebut agar terampil berbahasa. Dengan demikian, pembelajaran
keterampilan berbahasa tidak hanya menekankan pada teori saja, tetapi dituntut
mampu menggunakan bahasa sebagaimana fungsinya,yaitu sebagai alat untuk
berkomunikasi. Salah satu aspek berbahasa yang harus dikuasai adalah berbicara,
sebab keterampilan berbicara menunjang keterampilan lainnya (Tarigan, 1986:86).
Keterampilan ini bukanlah suatu jenis keterampilan yang dapat diwariskan secara
turun temurun walaupun pada dasarnya secara alamiah setiap manusia dapat
berbicara. Namun, keterampilan berbicara secara formal memerlukan latihan dan
pengarahan yang intensif. Stewart dan Kennert Zimmer (Haryadi dan Zamzani,
1997:56) memandang kebutuhan akan komunikasi yang efektif dianggap sebagai
suatu yang esensial untuk mencapai keberhasilan setiap individu maupun
kelompok. Manusia yang mempunyai keterampilan berbicara yang baik,
pembicaraannya akan lebih mudah dipahami oleh penyimaknya. Berbicara

1
menunjang keterampilan membaca dan menulis. Menulis dan
berbicara mempunyai kesamaan yaitu sebagai kegiatan produksi bahasa dan
bersifat menyampaikan informasi.
Menurut pandangan whole language berbicara tidak diajarkan sebagai
suatu pokok bahasan yang berdiri sendiri, melainkan merupakan satu kesatuan
dalam pembelajaran bahasa bersama dengan keterampilan berbahasa yang lain.
Kenyataan teresebut dapat dilihat bahwa dalam proses pembelajaran
bahasa,keterampilan berbahasa tertentu dapat dikaitkan dengan keterampilan
berbahasa yang lain. Pengaitan keterampilan berbahasa yang dimaksud tidak selalu
melibatkan keempat keterampilan berbahasa sekaligus, melainkan dapat hanya
menggabungkan dua keterampilan berbahasa saja sepanjang aktivitas berbahasa
yang dilakukan bermakna.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian berbicara ?
2. Apa saja jenis-jenis berbicara ?
3. Bagaimana cara berbicara di depan umum yang baik ?
C. Tujuan
1. Mendeskripsikan pengertian berbicara
2. mendeskripsikan jenis-jenis berbicara
3. mendeskripsikan cara berbicara di depan umum

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Berbicara
Ada beberapa pengertian berbicara menurut bebrapa ahli, berikut adalah
perngertian berbicara menurut beberapa para ahli :
1. Lagousi
Berbicara adalah kegiatan menyampaikan pesan oleh seseorang
kepada orang lain dengan memakai bahasa lisan "pesan verbal" dan dibantu
oleh nonverbal.
2. Tarigan
Berbicara merupakan suatu bentuk perilaku manusia yang
mengatakan faktor fisik, psikologis, neurologis, semantik, dan linguistik
sedemikian ekstensif, secara luas sehingga dapat dianggap sebagai alat
manusia yang paling penting dalam kontrol sosial.
3. Kartini
Berbicara merupakan suatu peristiwa penyampaian maksud,
gagasan, pikiran, perasaan seseorang kepada orang lain dengan
menggunakan bahasa lisan, sehingga maksud tersebut dipahami oleh orang
lain.
4. Laksana
Berbicara adalah perbuatan yang menghasilkan bahasa untuk
berkomunikasi, sebagai salah satu keterampilan dasar dalam berbahasa.
5. Akhmadi
Berbicara sebagai suatu keterampilan memproduksikan arus sistem
bunyi artikulasi untuk menyampaikan kehendak, kebutuhan, perasaan dan
keingingan kepada orang lain.
6. Badudu-Zain
Berbicara dengan kata-kata, berpidato, dan bercakap-cakap. Batasan
berbicara yang dikemukakan Badudu,- Zain ini lebih mengarah kepada jenis
berbicara.

3
Dari beberapa pendapat di atas, maka dapat kita simpulkan
bahwa berbicara adalah keterampilan untuk mengucapkan untaian kata
sehingga apa yang ada di dalam pikiran dapat tergambarkan dengan jelas
dan diterima oleh para penyimaknya. Seni berbicara sangat vital peranannya
terutama bagi para pemimpin, telah kita sama-sama ketahui bahwa banyak
bukti pidato bisa menjadi awal perubahan suatu sejarah bangsa.
B. Jenis-jenis Berbicara
1. Jenis-jenis Berbicara Berdasarkan Situasi
Aktivitas berbicara terjadi dalam suasana, situasi, dan lingkungan
tertentu. Situasi dan lingkungan itu dapat bersifat formal atau resmi,
mungkin pula bersifat informal atau tak resmi. Dalam situasi formal
pembicara dituntut berbicara secara formal, sebaliknya dalam situasi tak
formal, pembicara harus berbicara tak formal pula. Kegiatan berbicara yang
bersifat informal banyak dilakukan dalam kehidupan manusia sehari-hari.
Suksesnya suatu pembicaraan tergantung pada pembicara dan pendengar.
Untuk itu, diperlukan beberapa prasyarat.Jenis kegiatan berbicara
informal meliputi : tukar pengalaman, percakapan,menyampaikan
pengumuman, bertelpon dan memberi petunjuk. Sedangkan jenis kegiatan
yang bersifat formal meliputi: perencanaan dan penilaian, ceramah,
interview, prosedur parlementer dan bercerita.
2. Jenis-jenis Berbicara Berdasarkan Tujuan
a) Menghibur
Biasanya suasana santai, rileks dan kocak. Tidak berarti bahwa
berbicara menghibur tidak dapat membawakan pesan dalam berbicara
menghibur tersebut pembicara berusaha membuat pendengarnya senang
gembira dan bersukaria.
Contoh: Jenis berbicara ini, antara lain lawakan, guyonan dalam
ludruk, srimulat, cerita kabayan, cerita Abu Nawas dan lain-lain.
b) Menginformasikan

4
Dalam suasana serius, tertib dan hening. Berbicara
menginformasikan pembicara berusaha berbicara jelas, sistematis dan
tepat isi agar informasi benar-benar terjaga keakuratannya. Contoh:
a) Penjelasan menteri Sekneg sehabis sidang kabinet
b) Penjelasan menteri penerangan mengenai sesuatu kejadian,
peraturan pemerintah,dan sebagainya.
c) Penjelasan PPL di depan kelompok tani, dan
d) Penjelasan instruktur pada siswanya.
c) Menstimulasi
Berbicara menstimulasi juga berusaha serius, kadang-kadang terasa
kaku, pembicara berkedudukan lebih tinggi dari pendengarnya dapat
disebabkan oleh wibawa, pengetahuan, pengalaman, jabatan atau
fungsinya yang memang melebihi pendengarnya. Berbicara
menstimulasi, pembicara berusaha membangkitkan semangat
pendengarnya sehingga pendengar itu bekerja lebih tekun, berbuat lebih
baik, bertingkah lebih sopan, belajar lebih berkesenambungan.
Pembicara biasa dilandasi oleh rasa kasih sayang, kebutuhan kemauan,
harapan, dan inspirasi pendengar. Contoh:
a) Nasehat guru terhadap siswa yang malas, melalaikan tugasnya
b) Pepatah petitih, pengajaran ayah kepada anaknya yang kurang
senonoh
c) Nasehat dokter pada pasiennya
d) Nasehat atasan pada karyawan yang malas dan
e) Nasehat ibu pada putrinya yang patah hati
d) Meyakinkan
Berbicara menstimulasi juga berusaha serius, kadang-kadang terasa
kaku, pembicara berkedudukan lebih tinggi dari pendengarnya dapat
disebabkan oleh wibawa, pengetahuan, pengalaman, jabatan atau
fungsinya yang memang melebihi pendengarnya. Berbicara
menstimulasi, pembicara berusaha membangkitkan semangat
pendengarnya sehingga pendengar itu bekerja lebih tekun, berbuat lebih

5
baik, bertingkah lebih sopan, belajar lebih berkesenambungan.
Pembicara biasa dilandasi oleh rasa kasih sayang, kebutuhan kemauan,
harapan, dan inspirasi pendengar. Contoh:
a) Pidato petugas KBN didepan masyarakat yang anti keluarga
berencana
b) Pidato petugas Depsos pada masyarakat daerah kritis tetapi segan
bertransmigrasi,
c) Pidato pimpinan partai tertentu di daerah yang kurang menyenangi
partai tersebut,
d) Pidato calon kepala desa di daerah yang belum simpati padanya
e) Pidato pimpinan BRI pada masyarakat yang lebih senang
berhubungan dengan sengkulak.
e) Menggerakkan
Berbicara juga menuntun keseriusan baik dari segi pembicara
maupun dari segi pendengarnya. Pembicara dalam berbicara
mendengarkan haruslah berwibawa, tokoh, idola, dan panutan
masyarakat.
Misal: Bung Tomo dapat membakar semangat juang para pemuda
pada peristiwa 10 November 1945 di Surabaya.
3. Jenis-jenis Berbicara Berdasarkan Metode Penyampaian
Empat cara yang biasa digunakan orang dalam menyampaikan
pembicaraannya, antara lain yaitu:
a) Penyampaian Secara Mendadak
Terjadi karena seseorang tanpa direncanakan sebelumnya harus
berbicara di depan umum. Hal ini dapat tertjadi karena tuntutan situasi.
Misal: Karena pembicara yang telah direncanakan berhalangan
hadir tampil, maka terpaksa secara mendadak dicarikan penggantinya
atau dalam suatu pertemuan seseorang diminta secara mendadak
memberikan kata sambutan, pidato perpisahan, dan sebagainya.
b) Penyampaian Berdasarkan Catatan Kecil

6
Biasanya berupa butir-butir penting sebagai pedoman berbicara.
Berbasarkan catatan itu pembicara bercerita panjang lebar mengenai
sesuatu hal. Hal ini dapat berhasil apabila pembicara sudah
mempersiapkan dan menguasai isi pembicaraan secara mendalam
sebelum tampil di depan umum.
c) Penyampaian Berdasarkan Hafalan
Berbicara berdasarkan hafalan memang banyak ke lemahannya,
pembicara mungkin lupa akan beberapa bagian dari isi pidatonya,
perhatiannya tidak bisa diberikan kepada pendengar, kaku dan kurang
penyesuaian pada situasi yang ada.
d) Penyampain Berdasarkan Naskah.
Berbicara yang berlandalandaskan naskah di laksanakan dalam
situasi yang menuntut kepastian, bersifat resmi dan menyangkut
kepentingan umum.
4. Jenis-jenis Berbicara Berdasarkan Jumlah Penyimak
Komunikasi lisan melibatkan dua pihak, yaitu pendengar dan
pembicara. Jumlah peserta yang berfungsi sebagai penyimak dalam
komunikasi lisan dapat bervariasi misalnya satu orang, babarapa
orang (kelompok kecil) dan banyak orang (kelompok besar).
Berdasarkan jumlah penyimak itu, berbicara dapat di bagi atas tiga
(3) jenis, yaitu:
a) Berbicara antarpribadi, atau bicara empat mata, terjadi apabila dua
pribadi membicarakan, mempercakapkan, merundingkan, atau
mendiskusikan.
b) Berbicara dalam kelompok kecil, terjadi apabila seseorang pembicara
menghadapi sekelompok kecil pendengar, misanya 3-5 orang
c) Berbicara dalam kelompok besar. Terjadi apabila seorang pembicara
menghadapi pendengar berjumlah besar atau massa.
5. Jenis-jenis Berbicara Berdasarkan Peristiwa Khusus
Dalam kehidupan sehari-hari, manusia sering menghadapi berbagai
kegiatan. Sebagian dari kegiatan itu dikategorikan sebagai peristiwa khusus,

7
istimewahatau spesifik. Contoh kegiatan khusus itu adalah ulang tahun,
perpisahan, perkenalan dan lain-lain.
Berdasarkan peristiwa khusus itu berbicara atau berpidato dapat
bigolongkan atas lima jenis:
a) Pidato presentasi, ialah pidato yang dilakukan dalam suasana
pembagian hadiah
b) Pidato penyambutan atau penyambutan berisi ucapan selamat datang
pada tamu.
c) Pidato perpisahan, berisi kata-kata perpisahan
d) Pidato perkenalan, berisi penjelasan pihak yang memperkenalkan
tentang nama, jabatan, pendidikan, pengalaman kerja, keahlian yang
diperkenalka kepada tuan rumah.
e) Pidato nominasi (mengunggulkan)berisi pujian, alasan, mengapa
sesuatu itu diunggulkan.
C. Cara Berbicara Di Depan Umum Yang Baik
1. Langkah-langkah menjadi seorang pembicara yang ideal
Waingright (dalam Tarigan, 1986:127) mengemukakan enam langkah
yang harus dilalui dan dikuasai oleh seseorang agar dapat menjadi
pembicara yang baik. Langkah-langkah tersebut, yaitu:
a) Memilih topik
b) Memahami dan menguji topik
c) Memahami latar belakang pendengar dan situasi
d) Menyusun kerangka pembicaraan
e) Mengujicobakan
f) Menyajikan
2. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam berbicara
Baik penceramah atau orator (ahli pidato), yang ingin sukses dalam
kegiatan berbicara, harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a) Faktor Internal
 Vokal
Tidak monoton, jelas bervariasi, sesuai dengan karakter materi

8
 Penampilan
Menarik simpati pendengar, membina kontak mata dengan
pendengar, mimik/ekspresi yang tidak berlebihan, gerakan anggota
tubuh yang sesuai.
 Meteri
Menguasai materi, sesuai dengan tingkat pendengar,
penyampaian harus sistematis, disertai dengan contoh yang "segar".
b) Faktor Eksternal
 Menganalisis Pendengar
Usia pendengar, tingkat pendidikan pendengar, gender
(kalau perlu), latar budaya, jumlah pendengar.
 Situasi Pembicaraan
Formal atau nonformal, waktu pembicaraan (pagi, siang,
sore, malam), tempat pembicaraan (in door atau out door).
3. Teknik Berbicara Di Depan Umum yang Baik
a) Awali Dengan Kalimat Pembuka
Selalu gunakan kalimat pembuka ketika anda ingin memulai
pembicaraan. Kalimat pembuka seperti kalimat sapaan selamat
pagi,selamat siang bisa anda gunakan untuk memulai percakapan, atau
jika anda seorang muslim maka kalimat sapaan salam akan memberikan
kesan yang sangat baik untuk anda.
b) Hilangkan Perasaan Gugup
Perasaan gugup adalah masalah utama yang dihadapi orang yang
akan bicara. Perasaan itu membuat kita enggan bicara. Namun biasanya
perasaan gugup itu hilang dengan sendirinya saat kita mulai bicara.
Belajarlah untuk menghadapi rasa gugup itu. Caranya adalah dengan
tampil percaya diri dan anggap bahwa apa yang Anda lakukan itu benar.
c) Bicara Dengan Santai
Bicaralah dengan pelan dan santai. Tapi sesuaikan juga dengan
suasana supaya tidak membosankan. Dengan demikian, perasaan tegang

9
itu akan hilang dan apa yang ada di pikiran kita menjadi lebih lancar
disalurkan ke banyak orang.
d) Hindari Bicara Gagap
Bicara gagap bukan karena kita memang gagap (kecuali untuk
mereka yang benar-benar gagap), tetapi karena kita terlalu gugup
sehingga pikiran kita tidak berjalan ke mulut kita. Caranya adalah
dengan memikirkan per kalimat bukan per kata. Sehingga kita tidak
perlungadat saat mengutarakan sebuah kalimat.
e) Bicara Yang Sopan
Gunakan bahasa yang sopan, santun, dan mudah dimengerti oleh
pendengar Anda supaya tidak terjadi salah paham. Orang-orang juga
lebih menyukai orang yang bicara santun karena lebih sejuk di telinga.
f) Sisipkan Humor
Menurut Anthony Robbins,salah satu motivator dunia,humor adalah
pelumas yang dapat membantu penyampaian informasi menjadi lebih
lembut.
g) Time Management
Atur waktu yang diberikan dengan baik. Dengan time management
yang sudah diperkirakan sebelumnya, kamu bisa lebih mudah menyusun
materi dan menepati deadline.
h) Berbicara Dengan Jelas
Seorang pembicara harus terlatih untuk berbicara dengan jelas.
Supaya setiap informasi dapat diterima dengan baik. Maka bersyukurlah
jika negara kita menggunakan Bahasa Indonesia,di mana penulisan
adalah sama dengan pengucapan.
i) Gunakan Intonasi Yang Berbeda
Apabila kita hanya menggunakan 1 intonasi saja selama
pembicaraan,maka pembicaraan kita akan terdengar datar dan
membosankan. Beri ledakan-ledakan bila perlu.
j) Kontak Mata

10
Kontak matasangat penting dalam membangun suatu komunikasi.
Mereka akan merasa spesial. Perhatian mereka tidak sekedar bertepuk
sebelah tangan.
k) Gunakan Bahasa Tubuh
Seringkali seorang speaker tangannya mati ketika di depan publik.
Padahal bahasa tubuh mampu memberi penegasan-penegasan pada
informasi yang ingin ditekankan. Maka seringlah mengangkat tangan
kamu tinggi-tinggi di depan cermin untuk menemukan pose yang
khas kamu banget.
l) Tunjukkan Rasa Percaya Dirimu
Seperti halnya singa,manusia punya cara untuk menyatakan rasa
percaya dirinya. Tersenyum, pegang dagu dan membusungkan dada
adalah beberapa sikap yang menunjukkan sikap percaya diri.
m) Buang Tekanan Yang Kamu Rasakan
Rasa gugup mungkin akan menyelimuti perasaanmu saat akan mulai
berbicara. Hal tersebut normal. Pembicara yang berpengalaman pun
terkadap masih dihinggapi rasa gugup. Cara paling mudah menghadapi
rasa gugup tersebut adalah merubah mindset kamu. Berpikirlah bahwa
kamu di sini membawa informasi yang berharga bagi audiencemu.
n) Persiapan
Siapkan segala hal yang mendukung pembicaraan. Mulai dari poin-
poin yang paling kecil sekalipun seperti sapu tangan di saku dan air
mineral.
o) Jam Terbang
Langkah paling akhir untuk menjadi pembicara yang baik adalah
terus berlatih. berbicaralah sesering mungkin dan ambil setiap
kesempatan yang ada.

11
BAB III
PENUTUP
3.1. Simpulan
Berbicara merupakan suatu cara manusia berkomunikasi dan menjadi hal
penting yang harus dimiliki oleh manusia. Berbicara adalah keterampilan untuk
mengucapkan untaian kata sehingga apa yang ada di dalam pikiran dapat
tergambarkan dengan jelas dan diterima oleh para penyimaknya. Berbicara meiliki
banyak jenis diantaranya berdasarkan situasi, tujuan, metode penyampaian, jumlah
penyimak, dan berdasarkan peristiwa khusus. Dalam berbicara di depan umum kita
juga harus memperhatikan beberapa hal seperti metode penyampaian agar
pembicaraan menjadi lebih menarik dan berkesan.
3.2 Saran
Demikian makalah yang kami buat, semoga dapat bermanfaat bagi pembaca.
Apabila ada saran dan kritik yang ingin disampaikan, silahkan sampaikan kepada
kami. Apabila terdapat kesalahan mohon dapat memaafkan dan memakluminya,
karena kami adalah hamba Allah yang tak lupt dari salah, khilaf, alfa, dan lupa.

12
Daftar Pustaka
https://www.aneiqbal.com/2016/01/pengertian-tujuan-unsur-unsur-
jenis-berbicara-dan-langkah-menjadi-pembicara-ideal.html
http://anangsuramat2812.blogspot.com/2016/10/makalah-teknik-
berbicara-yang-baik-di.html

http://sandiirawan121.blogspot.com/2017/09/konsep-dasar-dan-jenis-jenis-
berbicara.html

13

Anda mungkin juga menyukai