Dosen pengampu
DI SUSUN OLEH:
KELOMPOK 10
FEBRIAN ANGGA SAPUTRA (220304500041)
A.WAHYU SAPUTRA (220304500042)
MUHAMMAD IRFAN (220304502100)
RISWAN USRA (220304501091)
MUH SYAMSU RIJAL (220304501078)
2022
KATA PENGANTAR
1
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya
sehingga makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami
mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi
dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini
bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari. Bagi kami sebagai
penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah
ini karena keterbatasan pengetahuan kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan
kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Kelompok 10
DAFTAR ISI
SAMPUL .............................................................................................................................. i
1
KATA PENGANTAR .............................................................................................. ii
DAFTAR IS ............................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................................
A. Latar Belakang.........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................................................1
C. Tujuan Penulisan......................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA......................................................................................3
A. Konsep Dasar Komunikasi Dan Bahasa...................................................................3
B. Pola Komunikasi Anak Tunarungu...........................................................................7
C. Jenis-Jenis Komunikasi Anak Tunarungu...............................................................11
D. Hasil Diskusi................................................................................................16
BAB III PENUTUP........................................................................................................18
A. Kesimpulan............................................................................................................18
B. Saran.......................................................................................................................18
DATAR PUSTAKA........................................................................................................19
BAB I
PENDAHULUAN
1
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1
C. Tujuan Penulisan
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Komunikasi
1
Kata komunikasi dari Bahasa Inggris, yaitu “communication”.
Kata ini menurut asal katanya dari bahasa Latin yaitu communicatus, kata
ini bersumber dari kata communis, yang berarti ‘berbagi’ atau ‘milik
bersama.’ Kata berbagi atau milik bersama merupakan suatu kegiatan yang
memiliki tujuan untuk kesamaan makna. Berdasarkan kata tersebut, kata
komunikasi dapat difahami sebagai suatu proses penyampaian suatu
pernyataan /pesan/gagasan dari atau oleh seseorang kepada orang lain. Ini
menunjukkan bahwa dalam berkomunikasi meliputi berbagai unsur.
Unsur-unsur tersebut terdiri dari Komunikator (siapa yang mengatakan?),
Pesan (mengatakan apa?), Media (melalui saluran/ channel/media apa?),
Komunikan (kepada siapa?), Efek (dengan dampak/efek apa?).
2. Bahasa
1
kepemilikan bahasa. Bahasa merupakan sesuatu yang berbeda dengan
komunikasi. Bahasa merupakan suatu ragam yang khas yang disepakati
bersama untuk berkomunikasi atau cara khas yang disepakati bersama oleh
suatu komunitas untuk melakukan komunikasi dalam komunitas tersebut.
Bahasa tidak hanya sebagai media untuk berkomunikasi, tetapi dapat juga
sebagai alat untuk mengungkapkan perasaan atau mengekspresikan diri,
sebagai alat berintegrasi dan beradaptasi sosial, sebagai alat kontrol Sosial.
1
untuk berkomunikasi, karena bicara merupakan salah satu cara dari
sekian cara berkomunikasi, maka permasalahan utama anak tunarungu
bukan pada ketidak-mampuannya dalam berkomunikasi melainkan
akibat dari hal tersebut terhadap perkembangan kemampuan
berbahasanya, yaitu ketidak-mampuan untuk memahami lambang dan
aturan bahasa.
1
B. Pola Komunikasi Anak Tunarungu
1. Kontak Mata
1
menyiapkan buku cerita bergambar, peneliti menunjukan tiap-tiap
gambar sambil berkata-kata, misalnya, bendera, rambu-rambu lalu
lintas darat, laut, udara, dan sebagainya. Selanjutnya, stimulus ini
cukup membuat subjek tertarik dan mendapat respon yang baik pula.
Hal ini terbukti bahwa subjek mengulangi kembali yang dilakukan
peneliti dan menjelaskan tiap-tiap gambar tersebut meskipun
penjelasannya kurang sempurna dengan bahasa yang jatuh bangun.
2. Pengulangan
1
bicaranya, maka subjek akan menunjukan ekspresi bingung
(mengkerutkan dahi) sambil menggelengkan kepalanya. Kadang juga
subjek mengeluarkan kata “haaaaaaa” dengan wajah bingung. Ini
bertanda bahwa subjek akan meminta lawan bicaranya untuk
mengulangi pembicaraan tersebut sampai subjek benar-benar paham
maksud sang lawan bicaranya.
3. Membaca Ekspresi
1
menyambut kedatangan ibunya sembari duduk diatas pangkuan ibunya,
merangkul-rangkul dengan gembira lalu memeriksa isi tas ibunya.
Karena merasa kurang nyaman dengan perilaku subjek yang terlalu
ekstra ditambah lagi sang ibu merasa lelah seharian bekerja. Ibu subjek
menunjukan ekspresi marah atau kurang senang dengan apa yang
dilakukan subjek, sang ibu mengkerutkan dahi sambil menggigit bibir.
Ekspresi sang ibu ternyata tidak dilewatkan oleh perhatian si subjek.
Subjek yang melihat ekspresi sang ibu sepeti itu dengan segera turun
dari pangkuan sang ibu lalu duduk di sofa melanjutkan permainanya
dengan kedua sepupunya. Hal ini menunjukan bahwa subjek cukup
mengerti dengan larangan sang ibu melalui komunikasi ekspresi wajah
meskipun tanpa menggunakan kata-kata.
1
tahun). Hal ini dikarenakan N telah melewati capaian perkembangan
sampai pada usia 3 tahun. Dimana pada tahapan ini kosa kata anak
telah mencapai kurang lebih 400-500 kosa kata (Musfiroh, 2014 ;
Azizah, 2014) dan anak sudah mampu menyusun kalimat sederhana
dan memahaminya. N sebelum kecelakaan sudah melewati tahapan
tersebut. N telah memilki jumlah kosa kata yang lebih banyak
dibandingkan anak tunarungu seumurannya bahkan N mampu
berkomunikasi dengan kalimat sederhana yang hal ini jarang
ditunjukkan oleh anak tunarungu usia 6 tahun.
1. Komunikasi Verbal
1
Proses komunikasi verbal yaitu sebagai berikut:
a. Verbal Ekspresif
1) Oral /Ujaran/Lisan/Bicara
2) Ejaan Jari
3) Menulis
1
adalah menulis merupakan komunikasi tidak bertatap muka
atau tidak langsung sedangkan bicara merupakan
komunikasi tatap muka atau secara langsung. Meadow
(1980) melaporkan tentang beberapa penelitian seperti dari
Heider (1990) yang melakukan analisis terhadap karangan
anak tunarungu dibandingkan anak mendengar.
Kesimpulannya antara lain adalah bahwa kalimat yang
disusun anak tunarungu lebih pendek dan lebih sederhana
daripada anak mendengar serta secara umum karangan
mereka mirip karya anak mendengar yang lebih muda
usianya (Bunawan, 2000:
54)
b. Verbal Reseptif
1) Membaca Tulisan
1
membaca merupakan cara terbaik guna memantapkan dan
memperluas kemampuan berbahasa serta memperoleh
pengetahuan terutama bagi tunarungu yang sudah duduk
pada jenjang pendidikan lebih tinggi atau sudah
meninggalkan bangku sekolah.
2) Membaca Ujaran
1
Sisa pendengaran yang dimiliki tunarungu betapa sedikit
pun tetap perlu difungsikan guna meningkatkan
keterampilan komunikasi. Pemanfaatan sisa pendengaran
meliputi kegiatan pembinaan secara audiologik, yaitu
pemilihan serta penyesuaian alat bantu mendengar yang
sesuai bagi anak serta perawatan dan kegiatan pembinaan
auditorik, yaitu berupa latihan pendengaran atau pembinaan
persepsi bunyi dan irama.
2. Komunikasi Nonverbal
a. Nonverbal ekspresif
1) Isyarat
1
walaupun tidak diajarkan atau dilatihkan secara khusus,
mereka terampil berbahasa isyarat.
b. Nonverbal reseptif
D. Hasil Diskusi
1. Pertanyaan 1 Fadillah H.A Hamid
Penanya: Bagaimana yang dimaksud dengan pola pengulangan?
Jawaban: Pola pengulangan itu seperti apa. Pola pengulangan yang
dimaksud disini adalah mencerna kosa kata yang dimaksud pembicara.
Anak tunarungu tidak banyak memiliki kosa kata seperti anak-anak
pada umumnya. Karena karakteristik anak tunarungu inilah, metode
1
pengajaran Bahasa salah satunya dilakukan dengan metode formal
(gramatikal/struktural/konstuksi) yang didalamnya pengulangan-
pengulangan kata dan kalimat dilakukan.
2. Pertanyaan 2 Sukma Ramdhani Herman
Penanya: Di antara komunikasi verbal dan non verbal, manakah yang
sering digunakan pada anak tunarungu?
Jawaban: Komunikasi yang di gunakan oleh anak tunarungu
tergantung dengan siapa dia berkomunikasi. Misalnya, anak
berkomunikasi dengan anak tunarungu lainnya maka iya akan
menggunakan Bahasa isyarat, namun jika berkomunikasi dengan anak
yang bukan tunarungu dan tidak mengerti Bahasa isyarat maka iya
akan menggunakan gerakan bibir agar anak yang bukan tunarungu
tersebut dapat memahami apa yang hendak ia katakana.
3. Pertanyaan 3 Nur Amalia
Penanya: Mengapa komunikasi anak tunarungu perlu dikembangkan
Jawaban: Komunikasi anak tunarungu perlu dikembangkan agar ia
memiliki pengetahuan, keterampilan, dan sikap dasar untuk
berkomunikasi di masyarakat bekerja dan berintegrasi dalam
kehidupan masyarakat; serta berkembang sesuai dengan asas
pendidikan seumur hidup
1
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
1
DAFTAR PUSTAKA