Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

KARAKTERISTIK PERKEMBANGAN BAHASA


ANAK ATAU SISWA

Disusun Oleh :
1. M Rakel Ibnu Ibrahim (2223240163)
2. Muhammad Tommy Endrico (2223240164)

Dosen Pengampu:
Putri Rahmalia, M.psi

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


FAKULTAS TARBIYAH DAN TADRIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI FATMAWATI
SUKARNO BENGKULU
2023

1
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh


Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala nikmat dan karunianya,
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah “Karateristik
Perkembangan Bahasa anak atau siswa” ini dengan tepat waktu. Sholawat
serta salam semoga selalu tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Agung, Nabi
akhir zaman, manusia terbaik yang diturunkan Allah SWT ke muka bumi ini dan
satu-satunya nabi yang berhak memberi syafa’at, yakni Nabi Muhammad SAW,
beliau yang telah membawa kita dari alam kebodohan ke alam yang penuh dengan
ilmu pengetahuan seperti sekarang ini. semoga kita termasuk ke dalam umat
beliau dan berhak mendapatkan syafa’atnya nanti di yaumul qiyamah. Aamiin.
Ucapan terimakasih kepada dosen pengampu mata kuliah yang telah
mengampu dan membimbing kami.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh
karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat kami harapkan guna
perbaikan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembacanya.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh

Bengkulu, September 2023

Pemakalah

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................. ii
DAFTAR ISI................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.............................................................................. 2
C. Tujuan Pembahasan........................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Hakekat Perkembangan Bahasa PadaAnak.................................. 6
1. Pengertian Perkembangan Bahasa Pada Anak....................... 6
2. Teori Perkembangan Bahasa Anak........................................ 7
B. Karakteristik Perkembangan Bahasa Anak................................. 8
C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi dan Menghambat................ 11
D. Cara Menstrimulasi Perkembangan Bahasa pada Anak............. 13
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan........................................................................................ 16
B. Saran................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bahasa adalah salah satu aspek penting yang dimiliki manusia dalam
kehidupan bermasyarakat. Bahasa merupakan suatu alat yang digunakan
manusia untuk berkomunikasi yang berupa lambang bunyi dan dihasilkan dari
alat ucap yang dimiliki manusia.1 Chaer (2003: 30) menjelaskan apa yang
dimaksud dengan bahwa bahasa adalah alat verbal untuk berkomunikasi.
Dalam berkomunikasi, manusia dapat menuangkan perasaan, pemikiran, ide, dan
gagasanya melalui bahasa. Manusia memerlukan pengetahuan mengenai
kemampuan berbahasa untuk melakukan komunikasi. Kemampuan berbahasa
merupakan kemampuan yang dimiliki oleh manusia yang mana hal tersebut
merupakan hal yang membedakan manusia dengan hewan. Dengan adanya
kemampuan berbahasa, manusia dimungkinkan untuk berinteraksi dengan orang
lain dengan mudah sehingga apa yang kita sampaikan kepada orang lain
tersebut dapat dipahami. Namun, sebaliknya jika kita tidak memiliki kemampuan
berbahasa yang baik dapat menyebabkan gagalnya pemahaman orang lain
terhadap informasi yang diterimanya sehingga dapat terjadi kesalahpahaman.
Bahasa adalah sesuatu hal yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan
manusia. Dengan kata lain, bahasa dapat dikatakan menyatu dengan pemiliknya.
Bahasa digunakan manusia untuk mengembangkan kepribadiannya dan
sebaliknya bahasa memerlukan manusia agar dapat mengembangkan bahasa
tersebut. Perkembangan bahasa pada anak selalu meningkat sesuai dengan
usianya. Perkembangan bahasa tersebut merupakan hal yang sangat penting
karena dengan adanya bahasa anak dapat mengembangkan kemampuan
sosialnya. Anak juga dapat mengekspresikan pikiran atau gagasannya melalui
bahasa sehingga apa yang disampaikan oleh anak tersebut dapat ditangkap oleh
orang lain.

1 Mulyati, Terampil Berbahasa Indonesia,( Jakarta:PRENADAMEDIA GROUP,2015),h.2

4
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Hakekat Perkembangan Bahasa Pada Anak?
2. Jelaskan Bagaimana Karakteristik Perkembangan Bahasa Anak?
3. Jelaskan Bagaimana Faktor-faktor yang mempengaruhi dan menghambat
Perkembangan Bahasa pada anak?
4. Jelaskan Bagaimana cara menstrimulasi Perkembangan Bahasa anak
dalam Pendidikan?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk Mengetahui Pengertian Hakekat Perkembangan Bahasa pada Anak
2. Untuk Mengetahui Bagaimana Karakteristik Perkembangan Bahasa Anak
3. Untuk Mengetahui Bagaimana Faktor-faktor yang mempengaruhi dan
menghambat Perkembangan Bahasa pada Anak
4. Untuk Mengetahui Bagaimana cara menstimulasi Perkembangan Bahasa
Pada anak dalam Pendidikan

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Hakekat Perkembangan Bahasa Anak


1. Pengertian
Bahasa (language) dan bicara ( speech) adalah dua hal yang tidak dapat
dipisahkan antara satu dengan yang lain. Bahasa mencakup setiap bentuk
komunikasiyang ditimbulkan oleh pikiran dan perasaan untuk menyampaikan
makna kepada oranglain (Hurlock,1988). Dalam bahasa tersebut, diperlukan
penggunaan tanda-tanda atau simbol ke dalam sebuah tata bahasa yang berada
dalam struktur aturan tertentu. Anak akan mengerti ungkapan seseorang karena
melalui perbendaharaan kata yang disampaikan. 2 Akan tetapi, apabila tidak
dimiliki sejumlah perbendaraan kata atau kosakata, yang akan digunakan sebagai
elemen berbicara, anak tidak dapat berbicara atau berkata-kata. Dengan demikian,
meskipun sarana lain untuk berbicara terpenuhi, jika tidak memiliki kosakata,
seseorang/anak tidak dapat berbicara (Tarmansyah, 1966)
(Simandjuntak dan Pasaribu, 1984:49) mengatakan bahwa anak mempunyai
potensi untuk mengungkapkan apa yang ada di dalam pikiran dan hatinya melalui
suara. Pertumbuhan suara akan membentuk bahasa. Bahasa adalah ucapan
mengenai pikiran dan perasaan manusia dengan menggunakan alat bunyi yang
teratur. Dengan berkembangnya bahasa pada anak akan memudahkan anak
berkomunikasi dan mengutarakan apa yang ia inginkan dan ia rasakan kepada
orang lain terlebih kepada teman sebaya. Oleh karena itu, perlunya guru
memahami konsep dari perkembangan bahasa pada anak.
Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa
perkembangan bahasa anak dimulai sejak bayi, yang berlandaskan pada
pengalaman, kecakapan dan progres dalam berbahasa. Perkembangan bahasa
merupakan media yang efektif bagi anak dalam menjalin komunikasi sosial.
Dengan berkembangnya bahasa padaanak akan memudahkan anak dalam
mengutarakan apa yang ia inginkan dan sampaikan kepada orang lain. Oleh

2 Yudrik Jahja, Psikologi Perkembangan. (Jakarta: Kencana, 2011). h. 55.

6
karena itu, pengembangan bahasa untuk anak usia dini bertujuan agar anak
mampu berkomunikasi dengan baik.

2. Teori Perkembangan Bahasa Anak


Berbagai pendapat tentang teori pengembangan bahasa dikemukakan oleh
para ahli. Pemahaman akan berbagai teori pengembangan bahasa dapat
memengaruhi penerapan metode implementasi terhadap pengembangan bahasa
anak. Beberapa teori mengenai hal ini antara lain:
1. Teori Behaviorisme
Pandangan teori behavioristik menjelaskan bahwa bahasa akan dapat
diperoleh dan dikuasai karena faktor pembiasaan. Menurut Abdul Chaer (2003:
222) kaum behavioris menekankan bahwa proses pemerolehan bahasa pertama
dikendalikan dariluar diri si anak, yaitu oleh rangsangan yang diberikan melalui
lingkungan. Istilah bahasa bagi kaum behavioris dianggap kurang tepat karena
istilah bahasa itu menyiratkan suatuwujud, sesuatu yang dimiliki atau digunakan,
dan bukan sesuatu yang dilakukan. Padahal bahasa itu merupakan salah satu
perilaku, di antara perilaku-perilaku manusia lainnya.
Oleh karena itu, mereka lebih suka menggunakan istilah perilaku verbal
(verbal behavior), agar tampak lebih mirip dengan perilaku yang harus dipelajari.
Teori behaviorisme menyoroti aspek perilaku kebahasaan yang dapat diamati
langsung dan hubungan antara rangsangan (stimulus) dan reaksi (response).
Perilaku bahasa yang efektif adalah membuat reaksi yang tepat terhadap
rangsangan. Reaksi ini akan menjadi suatu kebiasaan jika reaksi tersebut
dibenarkan. Pada saat ini anak belajar bahasa pertamanya. Sebagai contoh,
seorang anak mengucapkan bilang kali untuk barangkali. Sudah pasti si anak
akan dikritik oleh ibunya atau siapa saja yang mendengar kata tersebut. Apabila
suatu ketika si anak mengucapkan barangkali dengan tepat, diatidak akan
mendapatkan kritikan karena pengucapannya sudah benar. Situasi seperti inilah
yang dinamakan membuat reaksi yang tepat terhadap rangsangan dan merupakan
hal yang pokok bagi pemerolehan bahasa pertama pada anak.

7
2. Teori Interaksionisme
Teori interaksionisme beranggapan bahwa pemerolehan bahasa merupakan
hasil interaksi antara kemampuan mental pembelajaran dan lingkungan bahasa.
Pemerolehan bahasa itu berhubungan dengan adanya interaksi antara
masukan“input” dan kemampuan internal yang dimiliki pembelajar. Setiap anak
sudah memiliki LAD sejak lahir. Namun, tanpa ada masukan yang sesuai tidak
mungkin anak dapat menguasai bahasa tertentu secara otomatis

B. Karakteristik Perkembangan Bahasa Anak


Menurut seorang ahli psikology Vigotsky (1986) perkembangan bahasa anak
berkaitan erat dengan kebudayan dan masyarakat tempat anak dibesarkan dengan
istilahnya ZPD ( Zona Perkembangan Proximal) merupakan zona di antara tingkat
perkembangan aktual dan potensial. dimana anak akan mendapatkan bantuan dan
bimbingan dari orang dewasa ketika anak mendapatkan tugas yang sulit dipahami.
Dan anak akan bisa sendiri ketika berada pada tingkat yang sesuai dengan
kemampuannya. Maka untuk itu orang dewasa sangat dianjurkan mendampingi
anak agar perkembangan bahasanya menjadi optimal.
Karakteristik kemampuan bahasa pada anak dibedakan menurut rentang usia
yaitu ;
1. Anak usia 4 tahun
Mampu menunjukkan dirinya dengan kata ganti saya. Kemampuan bahasa
berkembang cepat. Menguasai fonem dan sintaksis bahasa yang digunakan.
Menunjukkan pemahaman tentang sesuatu yang dilihat atau didengarnya. Mampu
mengungkapkan keinginannya dengan kalimat sederhana. Mampu memahami
gambar dan mengungkapkannya dengan kata.
2. Anak usia 5- 6 tahun
Dapat mengucapkan lebih dari 2500 kata. Lingkup kosa kata yang dikuasai
cukup luas. Mampu menjadi pendengar yang baik. 3 Dapat diajak berinteraksi atau
bercakap – cakap. Anak sudah bisa menanggapi pembicaraan. Anak sudah bisa
mengekspresikan dirinya, belajar menulis, membaca, dan bercerita. Dari

3 Lathipah Hasanah, Peningkatan Penguasaan Kosakata Anak Usia 4-5 Tahun Melalui
Kegiatan Bermain mergambar, Jurnal Buana Ilmu, Vol. I, No.I, November 2016, h. 7

8
klasifikasi karakteristik sesuai umurnya tersebut, maka akan terlihat jelas
kemampuan bahasa yang harus dimiliki anak pada usia tersebut. Setiap anak
tumbuh dan berkembang secara berbeda. Ada kemungkinan perkembangan bahasa
bisa lebih cepatdari rentang usia yang disebutkan atau bahkan lebih lambat dari
rentang tersebut. berbagai faktor mampu mempengaruhi laju perkembangan
bahasa anak, misalnya tingkat intelegensi bawaan dan paparan interaksi sosial.

Fase Perkembangan Bahasa Berdasarkan Usia


Berikut ini adalah periode dalam fase perkembangan bahasa
1. Periode Prelingual (usia 0 -1 tahun)
Periode ini disebutkan prelingual karena anak belum bisa mengucapkan
bahasa dalam arti pengucapan kata. Pada periode ini perkembangan bahasa dilihat
dari bunyi- bunyi yang dihasilkan anak. Bunyi bunyi yang dimaksud sudah mulai
ada pada minggu- minggu sejak kelahiran. Menurut Chaer, perkembangan
tersebut meliputi tahap bunyi : (1) bunyiresonansi, (2) bunyi berdekut, (3) bunyi
berleter, (4) bunyi berleter ulang, (5) bunyivokabel.

a. Tahap pertama
Sejak lahir sampai sekitar usia 2 bulan yaitu masa fonasi ( phonation stage).
Selama ini bayi sering membuat apa yang disebut "bunyi-bunyi yang
menyenangkan". Ini adalah bunyi-bunyi "quasi vowel” (disebut "quasi" karena
tidak sepenuh dan sekaya suara vokal yang dibuat berikutnya). Kuasi vokal
dibentuk dari suara yang mirip bahasa pertama (Dworezky, 1990). Antara usia 2
dan 4 bulan, bayi biasanya berada pada going stage, yaitu bayi mengucapkan kata
sejenis dengan kombinasi quasivokal dengan keras, sebagai tanda'awal konsonan.
Antara 4 dan 7 bulan anak memproduksi beberapa kata baru, disebut masa
expansion stage.
b. Tahap kedua
Setelah anak belajarmengeluarkan suara dalam bentuk tangis, anak mulai
mengoceh (babbling stage). Bunyi yang muncul pada masa ini, yakni antara 7
sampai 10 bulan, berupa bunyi yang dapat dipisahkan antara vokal dan
konsonannya, namun belum ada bunyi yang membedakan makna. Antara usia 7

9
dan 10 bulan tersebut, ocehan bayi semakin meningkat karena dia mulai
menghasilkan suku kata dan menirukan seperti ucapan 'bababa' atau 'mamama'. Ini
disebut tahap kononikal (cononical stage). Yang menarik adalah bayi yang
mampu mendengar segera mulai mengoceh suku kata kononikal sedangkan bayi
tuli yang juga berada pada masa mengoceh, tidak dapat mengucapkan bunyi
kononikal tersebut(Oller & Eiler, dalam Dworetzky, 1990:214).
c. Tahap ketiga
Bayi setelah melalui masa kononikal secara meningkat bayi mempersempit
penggunaan fonem mereka, terutama pada fonem yang akan mereka gunakan
daIam bahasa yang mereka pelajari. Ini disebut dengan tabap
kontraksi( contraction stage) dan umumnya terjadi antara usia 10 dan 14 bulan.
Pada masa ini bayi juga memperoleh langkah dan irama bahasa. Tampaknya
balikan diperlukan sebelum masa kontraksi dimulai. Bayi belajar meniru apa yang
mereka dengar.
Jalongo (1992:8)mengelompokkan perkembangan bahasa anak tahap
pralinguastik ini, sejak bayi lahir sampai usia II bulan.Pada tahap perkembangan
bahasa ini, anak tampak masih dalam taraf berlatih mengenal lingkungannya
sendiri atas dasar yang dirasakan, dilihat, dan didengarnya. Ketika anak
merasakan sesuatu, sementara dia belum mampu mengucapkan sesuatu, anak
hanya mampu memberikan pertanda bahwa dia senang atau tidak senang.
Ungkapan rasa tidak senang, ditunjukkan dengan menangis atau menunjukkan
kegelisahannya. Ketika anak senang, dia mampu menunjukan kesenangannya,
misalnya dengan tidak rewel, melakukan gerakan yang positif, selalu memberikan
respon ketika diajak berkomunikasi.2)Periode Lingual Dini (usia 1- 2,5 tahun)
Pada periode ini anak mulai mengucapkan kata meskipun belum sempurna. Pada
fase ini beberapa kombinasi huruf atau bunyi ucapan masih terlalu sukar
diucapkan. Huruf huruf yang biasanya sukar diucapkan yaitu huruf r, s, k, j, dan t.
Pada fase inilah dibagi menjadi tiga yaitu fase satu kata, fase dua kata, dan fase
lebih dari dua kata.3) Periode Diferensiasi (usia 2,5- 5 tahun)Anak mampu
melakukan diferensiasi atau pembedaan penggunaan kata- kata yang tepat sesuai
dengan maksud yang ingin disampaikannya sehingga membentuk kalimat yang
baik. Anak mampu memilah penggunaan kata- kata yang sudah dikuasainya.

10
Anak bisa membedakan mana kata yang sebaiknya digunakan, misalnya untuk
berbicara pada orang yang lebih tua anak harus menggunakan kata- kata yang
lebih sopan.

d. Periode Menjelang Sekolah


Menurut Chaer, periode ini diperuntukkan pada anak dengan usia 5 -6 tahun
menjelang sekolah dasar. Pada periode ini, pembelajaran bahasa sudah diarahkan
oleh pendidikan yang didapatkan dan dengan interaksi penggunaan bahasa yang
bersifat formal disekolah. Penggunaan bahasa sudah diajarkan secara teratur
menurut kaidah yang benar, sehingga anak sudah bisa menerapkannya dalam
komunikasi formal di sekolah.

C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi dan Menghambat Perkembangan Bahasa


pada Anak
Menurut Chomsky, Piaget, Lenneberg dan Slobin, faktor-faktor yang
memengaruhi pemerolehan bahasa diantaranya:4
1. Faktor Alamiah
Setiap anak lahir dengan seperangkat prosedur dan aturan bahasa yang
dinamakanoleh Chomsky Language Acquisition Divice (LAD). Anak tidak
dirangsang untuk mendapatkan bahasa, anak tersebut akan mampu menerima apa
yang terjadi disekitarnya.
2. Faktor Perkembangan Kognitif
Perkembangan bahasa seseorang seiring dengan perkembangan kognitifnya
Keduanya memiliki hubungan yang komplementer. Piaget dalam Brainerd seperti
dikutip Ginn (2006) mengartikan kognitif sebagai sesuatu yang berkaitan dengan
pengenalan berdasarkan intelektual dan merupakan sarana pengungkapan pikiran,
ide, dan gagasan. Termasuk, kegiatan kognitif; aktivitas mental, mengingat,
memberisimbol, mengkategorikan atau mengelompokkan, memecahkan masalah,
menciptakan, dan berimajinasi. Hubungannnya dengan mempelajari bahasa,
kognitif memiliki keterkaitan dengan pemerolehan bahasa seseorang.

4 Jhon Santrock, Faktor-faktor Perkembangan Bahasa Pada Anak , Edisi Kedua. (Jakarta:
Kencana, 2011), h.48

11
3. Faktor Latar Belakang Sosial
Latar belakang sosial mencakup struktur keluarga, afiliasi kelompok sosial,
dan lingkungan budaya memungkinkan terjadinya perbedaan serius dalam
pemerolehan bahasa anak (Vygotsky, 1978). Semakin tinggi tingkat interaksi sosial
sebuah keluarga, semakin besar peluang anggota keluarga (anak) memperoleh
bahasa Sebaliknya semakin rendah tingkat interaksi sosial sebuah keluarga,
semakin kecil pula peluang anggota keluarga (anak) memperoleh bahasa. Hal lain
yang turut berpengaruh adalah status sosial. Anak yang berasal dari golongan
status social ekonomi rendah rmenunjukkan perkembangan kosakatanya lebih
sedikit sesuai dengan keadaan keluarganya. Dalam faktor latar belakang sosial
akan ada hubungan timbal balik yang pasti atau baik positif maupun negatif antara
pusat perekonomian dengan pusat masyarakat bagi keluarga tempat anak-anak itu
tumbuh dan tempat pertumbuhan bahasanya. Bagi anak yang tumbuh dalam
lingkungan yang menyenangkan, yang dilengkapi dengan alat-alat hiburan dan
dalam keluarga mereka yang berpendidikan akan memberikan kesempatan kepada
anak-anak untuk mendapatkan bekal kosa kata dalam jumlah yang besar serta
membentu kebiasaan-kebiasaan memakai bahasa yang benar. Sebaliknya anak
yang tumbuh/hidup dalam lingkungan yang minus, sekalipun kecerdasanya sama
dengan anak-anak yang tumbuh dalam masyarakat yang surplus namun tingkat
pertumbuhan bahasanya dalam mencapaikosa kata dapat berbeda atau ada
kemungkinan lebih rendah.
4. Faktor Keturunan
Selain faktor di atas, faktor keturunan juga mempengaruhi pemerolehan
bahasa anak. Faktor keturunan meliputi: a). Intelegensia Pemerolehan bahasa anak
turut juga dipengaruhi oleh intelegensia yang dimiliki anak. Ini berkaitan dengan
kapasitas yang dimiliki anak dalam mencernasesuatu melalui pikirannya. Setiap
anak memiliki struktur otak yang mencakup IQyang berbeda antara satu dengan
yang lain. Semakin tinggi IQ seseorang, semakin cepat memperoleh bahasa,
sebaliknya semakin rendah IQ-nya, semakin lambat memperoleh bahasa. Namun
hal ini tidak terlalu berpengaruh karena semuanya dikembalikan kepada si anak. b).
Kepribadian dan Gaya/Cara Pemerolehan Bahasa Kreativitas seseorang dalam
merespon sesuatu sangat menentukan perolehan bahasa, daya bertutur dan

12
bertingkah laku yang menjadi kepribadian seseorangturut mempengaruhi sedikit
banyaknya variasi-variasi tutur bahasa.Dalam pemerolehan bahasa pertama anak
sangat dipengaruhi oleh faktor internaldan eksternal. Benar jika ada teori yang
mengatakan bahwa kemampuan berbahasa si anak telah ada sejak lahir (telah ada
LAD). Hal ini telah dibuktikanoleh berbagai penemuan seperti yang telah
dilakukan oleh Howard Gardner. Diamengatakan bahwa sejak lahir anak telah
dibekali berbagai kecerdasan. Salah satu kecerdasan yang dimaksud adalah
kecerdasan berbahasa (Campbel, dkk., 2006:2-3). Akan tetapi, yang tidak dapat
dilupakan adalah lingkungan juga faktor yang memengaruhi kemampuan
berbahasa si anak. Banyak penemuan yang telahmembuktikan hal ini. Faktor-
faktor yang mempengaruhi pembelajaran bahasa, yaitu motivasi, usia, penyajian
formal, dan lingkungan

D. Cara Menstrimulasi Perkembangan Bahasa pada anak dalam Pendidikan


Menurut Musfirah (2009) stimulasi mengandung arti membangkitkan sesuatu
kekuatan atau kemampuan yang sebenarnya sudah ada dalam diri seorang anak
yang tidak bersifat memaksa dan tidak mengandung target kemampuan tertentu.
Makna stimulasi tersebut dalam pembelajaran bahasa berarti merangsang anak
untuk mengunakan bahasa dalam berkomunikasi untuk mengungkapkan ide dan
perasaannya. Sesuai dengan tujuan dan fungsi pendidikan prasekolah yang
bersifat komprehensif dan menyeluruh, orientasi pembelajaran bagi anak usia
prasekolah bersifat luas. Artinya, kegiatan pembelajaran itu tidak hanya diarahkan
untuk membuat anak menguasai sejumlah konsep pengetahuan dan atau
keterampilan, melainkan juga diarahkan untuk mengembangkan sikap dan minat
belajar serta berbagai potensi dan kemampuan dasar anak. Oleh sebab itu,
stimulasi pada pembelajaran bahasa untuk anak usia dini diarahkan melalui
bermain, karena bermain adalah sumber perkembangan dan membentuk zona
perkembangan proksimal (ZPD) (Vygotski, 1967 dalam Musfirah, 2009).
Strategi-strategi tersebut akan efektif ketika didukung oleh guru yang
memiliki kemampuan untuk mengelola pembelajaran sedemikian rupa, sehingga
anak mendapatkan stimulasi yang tepat untuk kemampuan bahasanya. Menurut

13
Yawkey (1981) setidaknya ada beberapa stimulasi yang bisa dilakukan guru,
diantaranya sebagai berikut.5
1. Pengembangan kefasihan berbahasa
a. Mengadakan situasi pembicaraan yang bisa dimengerti dan diikuti anak.
b. Memberikan kebebasan pada anak untuk memberi respon berdasarkan
pengalaman dia sendiri dan menggunakan bahasa dia sendiri.
c. Mendorong anak untuk berbicara, anak lain baik sendiri maupun dalam
kelompok sebagaimana dengan guru, sehingga lawan bicara anak mayoritas
adalah teman sebayanya dari pada guru.
2. Pengembangan kemampuan sintaksis
a. Menyusun permainan atau situasi dimana anak secara alamiah menggunakan
fiturfitur bahasa.
b. Menyediakan berbagai model fitur (guru, orang dewasa lain dan teman
sebayanya, rekaman)
c. Mengevaluasi secara hati-hati kelanjutan perkembangan.
d. Mengevaluasi dialek anak yang berbeda dengan standar bahasa Indonesia,
sehingga bahasa yang digunakan guru tidak jauh berbeda dengan bahasa yang
digunakan anak.
3. Pengembangan penguasaan kosa kata
a. Menyusun pengalaman pembelajaran di bidang sains, pengetahuan sosial,
matematika, kesehatan dan keahlian kecakapan hidup yang memasukan
pembelajaran kosa kata baru bagi anak.
b. Memastikan kosa kata baru yang dipelajari tidak terlalu banyak sehingga
mudah
diasimilasikan oleh anak.
c. Menyusun pengalaman pembelajaran lanjutan yang membuat anak
menggunakan kosa kata baru secara alamiah dan membantu pengembangan
konsep makna dari kata baru tersebut.
d. Mengintegrasikan penggunaan bahasa dalam kehidupan sehari-hari baik di
dalam maupun di luar sekolah.

5Ni Wayan Diah Arisanti, Upaya Meningkatkan Kemampuan Belajar Berbahasa Dengan
Penggunaan Media Pada Anak yang dilakukan Guru ,Jurnal Pendidiikan Vol.05 No.1 Edisi
Khusus , (2018)

14
4. Pengembangan pengintegrasian kemampuan bahasa dalam kehidupan sehari
hari
a. Menyusun pengalaman pembelajaran yang membuat anak mendeskripsikan
kehidupan di luar sekolah (kegiatan, tempat, dan benda-benda yang
berhubungan dengan kehidupan pribadi anak)
b. Mendorong anak untuk berbagi dengan anak lain dan orang dewasa tentang
reaksi dan perasaannya mengenai apa yang terjadi di sekolah dan diluar
sekolah.
c. Menyertakan anggota dan kegiatan masyarakat dalam pengalaman
pembelajaran dikelas.
5. Pengembangan kemampuan mengekspresikan diri sendiri
a. Menerima dan menghargai perasaan dan respon anak.
b. Menyusun situasi yang mendorong respon kreatif dan penggunaan imajinasi.
c. Menyediakan waktu dan tempat untuk anak berfikir dan berimajinasi dalam
situasi yang tenang tanpa ancaman.
d. Mendorong penggunaan bahasa sebagai salah satu cara untuk
mengorganisasikan ide.
e. Menyusun pengalaman pembelajaran dalam seluruh bidang pembelajaran
untuk mendorong penggunaan bahasa dalam menyelesaikan masalah,
melaporkan, membandingkan dan mengevaluasi
f. Menyusun pengalaman dimana anak bisa bekerja dalam tim sebanyak dua atau
empat orang untuk mendorong penggunaan bahasa secara alamiah.
g. Mengadakan umpan balik yang konstan dan interaksi verbal antara guru dan
anak sebagai proses aktifitas belajar.
h. Menyediakan kesempatan bagi anak untuk menyatakan sesuatu baik secara
formal maupun informal.

15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan dalam makalah ini yaitu Bahasa anak berkembang dari sederhana
ke kompleks dalam pola yang dapat diramalkan pada setiap individu. Anak-anak
dapat mengembangkan sintaks (arti kata), menggunakan kata dalam kalimat, dan
membuat pengertian. Perkembangan bahasa anak merupakan kombinasi antara
interaksi sosial, perkembangan emosinya, kemampuan kognitif, dan
perkembangan fisik/ motoriknya. Semua perkembangan tersebut dikombinasikan
dengan apa yang terjadi dalam beberapa tahun tahap perkembangan anak.
Perkembangan tata bahasa anak bergerak dari satu kata atau kalimat holographic
phrases ke telegraphic phrases, tetapi beberapa kata dalam kaliamat komplek
dengan frase kata depan, aturan , dan bentuk jamak perlu dikoreksi lagi.
Bentuk kesalahan dalam berbicara pada anak mempunyai latar belakang
danalasan yang tidak selalu sama antara anak yang satu dengan anak yang lain.
Hal tersebut dapat diakibatkan oleh bebrapa faktor, baik faktor dari luar dan dari
dalam diri anak. Darimana pun asalnya faktor tersebut, guru sebagi orang yang
berada di lingkungan anak ketika anak bersekolah hendaklah mampu dan mau
menjadi pengarah, pembimbing, penyejuk, dan model bagi anak, agar mereka
mampu dan trampil berbicara dengan kemampuan bahasanya.
Pengembangan berbahasa pada anak di sekolah, lebih lebih ditujukan pada:
a. Kesanggupan menyampaikan pikiran kepada orang lain.
b. Mengembangkan perbendaharaan kata.
c. Menangkap pembicaraan orang lain.
d. Keberanian untuk mengemukakan pendapat.
B. Saran
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan karena
keterbatasan ilmu yang penulis miliki. Untuk itu bimbingan, saran serta kritik dari
semua pihak yang membaca makalah ini yang bersifat membangun dan
konstruktif sangat penulis butuhkan demi perbaikan makalah ini agar lebih
sempurna di kemudian hari. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
pembacanya

16
DAFTAR PUSTAKA

Musfiroh, Tadkiroatun (2009) Menumbuh kembangkan Baca-Tulis Anak Usia


Dini. Jakarta:
Grasindo
Musthafa, B. (2002). Perkembangan Anak Usia Dini dan Implikasinya bagi
Penulisan Bacaan Anak. Program Pasca Sarjana, Universitas
Pendidikan Indonesia. Bandung.
Zubaidah, E. (2004). Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini Dan Teknik
Pengembangan Di Sekolah. Cakrawala Pendidikan,(3), 87931.
Amalia, E. R. (2019). Meningkatkan Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini
dengan Metode Bercerita
.Erfinawati, E., & Ismawirna, I. (2019). Peran Guru Dalam Membina
Perkembangan Bahasa Anak Kelompok B Di Tk Cut Meutia
Banda Aceh. Buah Hati Journal ,6 (1).
Arsanti, M. (2014). Pemerolehan Bahasa Pada Anak (Kajian Psikolinguistik).
Jurnal PBSI ,3(2).
Zuchdi, Darmiati dan Budiasih. 1997. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
di Kelas Rendah. Jakarta: Depdikbud.

17

Anda mungkin juga menyukai