Anda di halaman 1dari 10

TEORI BICARA MANUSIA, SENI BICARA, KODE BICARA

DAN TEORI PIDATO


Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas kelompok

Mata Kuliah:
Teori Komunikasi

Dosen Pengampu:
Dr. Abdul Rasyid, M.A

Disusun Oleh:
Sem. III/IKOM 1/Kel. 11

Umi Hasanah Purba (0603212024)


Desi Ayu Ftria Salim (0603211018)

PRODI ILMU KOMUNIKASI


FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA
2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Kuasa atas segala limpahan rahmat, inayah, taufik
dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk
maupun isinya yang sangat sederhana. Tak lupa kami kirimkan shalawat serta salam kepada
junjungan Nabi Besar Muhammad SAW. Beserta keluarganya, para sahabatnya, dan seluruh
insan yang dikehendaki-Nya.
Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Teori
Komunikasi kami yang berjudul “Teori Bicara Manusia, Seni Bicara, Kode Bicara dan Teori
Pidato”. Harapan kami semoga makalah ini dapat membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah
ini agar kedepannya dapat lebih baik lagi.
Dalam penyelesaian makalah ini, kami mendapatkan bantuan serta bimbingan dari
beberapa pihak. Oleh karena itu, sudah sepantasnya jika kami mengucapkan terima kasih
kepada :
1. Bapak Dr. Abdul Rasyid, M.A selaku dosen mata kuliah Teori Komunikasi.
2. Keluarga dan teman-teman kami yang banyak memberikan semangat dan bantuan, baik
moral maupun materi.
3. Semua pihak yang telah membantu dalam proses penyusunan makalah ini.
Makalah ini kami sadari masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami miliki
sangat kurang. Oleh karena itu kami harap kepada para pembaca untuk memberikan masukan-
masukan yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.

Medan, 12 Desember 2022

Kelompok 11
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berbicara sangat berhubungan dengan bahasa. Kemampuan berbicara dan berbahasa
sangat dibutuhkan oleh setiap orang. Kemampuan berbicara menunjang kemampuan kita dalam
berkomunikasi. Kita perlu menguasai keterampilan berkomunikasi untuk mendapatkan
pembicaraan yang mengalir dengan banyak orang. Komunikasi tidak hanya sekedar pertukaran
informasi saja, tetapi juga bagaimana cara diterima oleh orang lain dengan cara yang kita
inginkan. Keterampilan berbicara atau yang disebut sebagai retorika merupakan seni berbicara
yang bisa dimiliki seseorang yang bertujuan untuk menyampaikan pesan lisan secara efektif,
sebagai bentuk komunikasi kepada orang lain. Berbicara efektif merupakan sarana penyampaian
ide kepada orang atau khalayak secara lisan dengan cara yang mudah dimengerti oleh
pendengarnya.

Pembicaraan yang baik bukanlah pembicaraan yang panjang dan lebar. Jika pembicaraan
sangat panjang namun hanya berputar-putar, maka orang-orang tidak akan mengerti dengan apa
yang disampaikan. Berbicara harus menggunakan kalimat singkat, padat, dan jelas untuk lebih
mudah dimengerti oleh orang lain.

Komunikasi merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia. Sebab, tanpa komunikasi
manusia tidak akan berkembang dan mengenal satu sama lain. Komunikasi pada dasarnya
merupakan proses pertukaran simbol yang mengandung makna, yang dengan simbol itu manusia
saling berbagi dalam mengirim dan menerima pesan.

B. Rumusan Masalah

Pemakalah telah menyusun beberapa masalah yang akan dibahas dalam makalah ini
sebagai batasan dalam pembahasan bab isi. Beberapa masalah tersebut antara lain :
1. Bagaimana teori bicara manusia?
2. Bagaimana seni dalam berbicara?
3. Bagaimana kode dalam berbicara?
4. Apa saja teori dalam berpidato?
C. Tujuan Pembahasan
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan dalam pembuatan makalah ini sebagai
berikut:
1. Untuk menjelaskan bagaimana teori bicara manusia.
2. Untuk menjelaskan bagaimana seni dalam berbicara.
3. Untuk menjelaskan apa saja kode dalam berbicara.
4. Memaparkan bagaimana teori dalam berpidato.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Teori Bicara Manusia
Keterampilan berbicara atau yang disebut sebagai retorika merupakan seni berbicara yang
bisa dimiliki seseorang yang bertujuan untuk menyampaikan pesan lisan secara efektif, sebagai
bentuk komunikasi kepada orang lain. Berbicara efektif merupakan sarana penyampaian ide
kepada orang atau khalayak secara lisan dengan cara yang mudah dimengerti oleh pendengarnya

Berbicara secara umum bertujuan untuk memberitahukan atau melaporkan informasi kepada
penerima informasi, meyakinkan atau mempengaruhi penerima informasi, untuk menghibur,
serta menghendaki reaksi dari pendengar atau penerima informasi. Beberapa tujuan mempelajari
cara berbicara efektif adalah sebagai berikut:

1. Hemat waktu
Jika Anda mampu berbicara dengan efektif, ini bisa menghemat waktu bicara Anda.
Bayangkan jika diri Anda merupakan seorang penjual. Penjual harus melakukan
pembicaraan dengan seefektif mungkin untuk bisa didengar oleh konsumen. Konsumen
akan merasa bosan jika apa yang Anda sampaikan panjang lebar namun intinya hanya
sedikit.1
2. Pesan tepat sasaran
Memahami cara berbicara efektif akan membuat pesan yang Anda sampaikan tepat
sasaran. Komunikasi yang baik pada hakikatnya berlangsung dengan adanya pertukaran
pikiran antara Anda dan lawan bicara. Pertukaran pikiran yang tidak tepat akan membuat
kebingungan. Berbicara dengan efektif akan membuat komunikasi berjalan dengan
lancar. Jadi, lawan bicara akan menangkap apa yang Anda bicarakan dengan lebih
mudah. Dampaknya, persoalan yang dibicarakan akan menjadi cepat diselesaikan. Selain
itu, mampu berbicara dengan efektif juga akan memberikan kesan elegan untuk
pembicara.
3. Membuat hubungan menjadi lebih kuat

1
Desy Juwitaningsih, Seni Berbicara Efektif (Bandung Barat: Diktat Seni Berbicara Efektif, 2002), hlm.8
Mengetahui cara berbicara efektif akan membuat hubungan menjadi lebih kuat.
Komunikasi menjadi sebuah interaksi yang sangat bermakna. Tanpa komunikasi,
kehidupan manusia akan terasa kosong dan tidak bermakna. Komunikasi yang penuh
makna terjadi jika kedua belah pihak mampu berbicara dengan baik. Pembicaraan yang
panjang namun tidak bermakna akan membuat hubungan antara pembicara dengan lawan
bicara menjadi kacau. Apalagi jika lawan bicara merupakan orang yang tidak sabaran.
Bisa-bisa komunikasi langsung akan terputus begitu saja. Oleh karena itu, sangat penting
bagi Anda untuk mengetahui cara berbicara dengan baik.
4. Dibutuhkan dalam berbagai bidang pekerjaan
Memiliki kemampuan berbicara efektif sangat penting dalam berbagai bidang pekerjaan.
Maka, Anda perlu mempelajari cara berbicara efektif mulai dari sekarang. Akan ada
banyak hal baru dan menarik yang bisa Anda nikmati setelah Anda mampu berbicara
dengan efektif.2

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam berbicara efektif. Topik pembicaraan,
waktu, sasaran atau lawan bicara, tempat dan suasana, serta strategi berbicara sangat perlu
diperhatikan. Menyusun pembicaraan secara efektif merupakan kunci dari cara berbicara yang
baik. Berikut beberapa hal yang dapat dilakukan untuk menyusun pembicaraan yang efektif: 3

1. Berpikir dengan jernih sebelum berbicara


Saat berbicara, biasanya kita kesulitan untuk berpikir dengan jelas ketika memiliki ide
yang belum dipikirkan dengan baik, punya banyak hal yang ingin disampaikan, atau topik
pembicaraannya sangat penting bagi kita. Bila Anda menghadapi kondisi seperti ini, diam
sejenak untuk menarik napas dan coba berpikir dengan jernih sebelum mengeluarkan
kata-kata. Susun kalimat yang ingin Anda bicarakan untuk menghindari keluarnya pesan
yang salah atau membingungkan. Ini adalah langkah awal yang paling sederhana untuk
bisa berbicara dengan baik.
2. Kenali lawan bicara
Tahap lainnya dalam cara berbicara yang baik adalah mengetahui lawan bicara Anda.
Dari situ, Anda bisa menentukan kata-kata yang akan dikeluarkan. Anda tidak bisa
menganggap semua orang sama. Pengetahuan dan daya tangkap orang berbeda-beda.
2
Ibid,hlm.9
3
Ibid, hlm.13
Anda tidak mungkin bicara pada anak kecil layaknya pada orang dewasa, atau
menggunakan istilah-istilah sulit yang Anda pahami pada orang awam. Bisa-bisa Anda
hanya dianggap sok pintar dan orang jadi malas berbicara dengan Anda.
3. Buat pembicaraan yang ringkas namun efektif
Berbicara secara efektif pada prinsipnya adalah berbicara seperlunya dengan bahasa yang
dimengerti. Salah satu langkah penting dalam berbicara efektif adalah dengan
mengetahui apa yang tidak harus dibicarakan. Mungkin dalam satu bahasan Anda
memiliki banyak contoh untuk menegaskan maksud Anda. Pada kenyataannya, orang lain
bisa saja paham dengan memberikan satu atau dua contoh penjelasan. Jika sedang
berbicara dengan teman, buatlah pembicaraan Anda tidak bertele-tele dan langsung ke
tujuan utama pembicaraan. Apalagi jika Anda berbicara di forum publik, seperti
berpidato, waktu Anda berbicara akan dihitung dan terbatas. Jadi, buatlah pembicaraan
Anda menjadi ringkas, padat, namun tetap jelas.
4. Beri gambaran pada perbincangan
Menggambarkan atau memberikan contoh kasus mengenai konsep bahasan pada lawan
bicara dapat membantu Anda untuk menyampaikan pesan yang dimaksud. Dalam bahasa
Indonesia, kita sering mengibaratkan satu bahasan dengan kejadian lain yang lebih
umum, agar gambaran dari pembicaran kita semakin dimengerti.4
5. Hindari kata-kata pengisi yang tidak penting
Biasanya kata-kata tak bermakna, seperti “hmm”, “emm”, “jadi..”,“yaa”, dan lainnya
muncul ketika kita ingin mengisi kekosongan dalam pembicaraan atau membutuhkan
jeda untuk berpikir. Sesekali mungkin tak mengapa menggunakannya, namun jika terlalu
sering mengeluarkan kata tersebut, nantinya Anda hanya akan dianggap tidak jelas dan
tidak yakin dalam pembicaraan Anda. Apalagi jika ada kaitannya dengan hubungan
pekerjaan, penggunaan kata-kata tersebut menunjukan Anda kurang fasih dan tidak
profesional. Jangan takut untuk mengambil jeda dengan diam sebentar. Adanya
keheningan selama beberapa detik berguna untuk proses berpikir dan masih dianggap
wajar dalam berkomunikasi.5

4
Ibid,hlm.14
5
Ibid,hlm.15
D. Teori Pidato

Pidato merupakan salah satu ketrampilan berbicara. Pidato adalah pengungkapan pikiran
dalam bentuk kata-kata yang ditujukan kepada orang banyak atau wacana yang disiapkan untuk
diucapkan di depan khalayak. Menurut Saksomo, berpidato merupakan penampilan diri
seseorang di hadapan pendengar untuk menyampaikan isi hati atau buah pikiran dengan
rangkaian kata-kata dengan harapan agar pendengar tergugah hati nuraninya dan tergerak
pikirannya. Pidato umumnya ditujukan kepada orang atau sekumpulan orang untuk menyatakan
selamat, menyambut kedatangan tamu, memperingati hari-hari besar dan lain sebagainya. Pidato
dalam bentuk khotbah juga merupakan salah satu keterampilan berbicara yang sering digunakan
dalam kehidupan sehari- hari. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia khotbah berarti pidato
(terutama yang menguraikan tentang agama). Dapat disimpulkan bahwa pidato adalah salah satu
bentuk penampilan diri seseorang di hadapan orang banyak untuk menyampaikan pesan atau
gagasan pikiran berupa rangkaian kata dengan maksud dan tujuan tertentu.6
Setiap pidato memerlukan persiapan. Dalam persiapan dapat meliputi pemilihan topik,
penentuan tujuan yang jelas dan pengembangan pokok bahasan. Berdasarkan ada tidaknya
persiapan, maka ada 4 macam pidato, yaitu : impromptu, manuskrip, memoriter dan ekstempore.
Impromtu, yaitu pidato tanpa naskah, biasanya dilakukan tanpa persiapan lebih dahulu, misalnya
dalam satu pesta, kita tiba-tiba dipanggil untuk berpidato. Mauskrip, yaitu pidato dengan naskah.
Memoriter, yaitu pesan pidato ditulis kemudian diingat kata demi kata. Pada memoriter
memerlukan persiapan lebih lama karena harus menulis isi pidato dan menghafalkannya.
Kesalahan yang sering terjadi adalah bila juru pidato lupa pada satu kata yang harus diungkapkan
sehingga bias mengakibatkan lupa kelanjutan isi pidato. Ekstempore, yaitu jenis pidato yang
paling baik. Pidato terlebih dahulu disiapkan berupa garis besar dan pokok penunjang. Garis
besar itu menjadi pedoman saja dan tidak perlu mengingat kata demi kata. Juru pidato
mengembangkan sendiri pokok-pokok atau garis besar pidato, menurut bahasa dan gayanya
sendiri.
Dalam berpidato, ada beberapa langkah yang harus dipersiapkan. Persiapan tersebut
mulai dari persiapan fisik, persiapan mental dan persiapan materi. Persiapan fisik bisa dilakukan
dengan olahraga secara teratur dan rutin, menghindari makanan dan minuman yang dapat
mengganggu atau merusak tenggorokan (suara), istirahat yang cukup sesuai dengan wakktu yang
6
Baldur K, Petunjuk berpidato yang efektif (Jakarta: Pradnya Paramita, 1987)
sudah ditentukan dan usahakan untuk menghindari berbagai masalah yang tidak ada kaitannya
dengan topik pembicaraan. Yang harus dipersiapkan selanjutnya adalah persiapan mental antara
lain dengan meningkatkan keimanan terhadap Tuhan yang Maha ,meningkatkan akhlak / moral,
melakukan dialog dengan diri sendiri. Terakhir adalah persiapan materi, antara lain menentukan
topik terlebih dahulu, tetapkan judul pembicaraan, periksa pengetahuan yang ada dalam pikiran
kita sendiri,cari berbagai buku atau sumber yang mendukung materi tersebut dan membuat
kerangka pidato.
Sebelum melakukan pidato, ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan, diantaranya:
1. Menentukan topik dan tujuan pidato. Topik merupakan persoalan yang dikemukakan,
sedangkan tujuan pembicaraan berhubungan dengan tanggapan yang diharapkan dari para
pendengar berkenaan dengan persoalan yang dikemukakan.
2. Menganalisis pendengar dan situasi. Dengan menganalisis situasi akan didapatkan jalan
keluar untuk menyiapkan cara-cara bagaimana pembicara harus menyesuaikan diri dalam
menyampaikan uraiannya dan memberi jalan untuk menentukan suatu sikap yang harus
diambil dalam menghadapi para pendengar.
3. Memilih topik dan menyempitkan topik. Pemilihan topik hendaknya disesuaikan dengan
sifat pertemuan serta data dan informasi tentang situasi dan pendengar yang akan hadir
dalam pertemuan.
4. Mengumpulkan materi pidato, materi pidato harus berhubungan dengan persoalan atau
topik yang akan dibahas, lebih banyak dan lebih lengkap bahan yang diperoleh akan
memperlancar pembicara dalam menyusun suatu naskah.
5. Menyusun dan mengembangkan kerangka pidato, kerangka pidato dibuat terperinci dan
tersusun baik, dalam kerangka tersebut persoalan yang akan dibahas dibagi menjadi
beberapa bagian / sub-subtopik.
6. Menguraikan secara mendetail, dalam penyusunan naskah hendaknya dipergunakan kata-
kata yang tepat, penggunaan kalimat yang efektif, pemakaian istilah-istilah dan gaya
bahasa yang dikehendaki sehingga dapat memperjelas uraian
7. Melatih dengan suara nyaring, dengan melakukan latihan, seorang pembicara akan dapat
membiasakan diri dan menemukan cara dan gaya yang tepat.
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai