Pengertian
Apa itu public speaking? Istilah public speaking bermula dari para ahli retorika yang
mengartikannya sebagai seni (keahlian) berbicara atau berpidato di mana istilah
tersebut sudah berkembang sejak abad sebelum masehi.
Sebagai pengertian awal, seperti yang sudah kita ketahui bahwa public speaking
merupakan sebuah frasa yaitu public dari bahasa Inggris yang berarti umum dan
speaking dari bahasa Inggris yang berarti berbicara, sehingga dalam bahasa Indonesia
diartikan sebagai bicara di depan umum.
Namun, pengertian public speaking belum mendapatkan istilah yang tepat dalam
bahasa Indonesia. Sehingga pada umumnya istilah yang sering digunakan sampai
sekarang adalah public speaking.
Kaitannya dengan hal itu, tentunya dalam bahasa Indonesia umumnya untuk
menggantikan istilah public speaking dapat menyebutnya berbicara di depan umum
atau berbicara di depan publik. Di sisi lain, sebagian mereka juga masih menyebutnya
dengan pidato.
Ada yang menyebutkan pengertian dari Kamus Merriam-Webster dalam kutipannya
mengartikan public speaking yaitu “the act or skill of speaking to a usually large group of
people” yang artinya public speaking merupakan sebuah aksi, tindakan atau
keterampilan berbicara pada sekelompok besar orang.
Sedangkan menurut kutipan lain yaitu dari David Zarefsky dalam bukunya yang berjudul
“Public Speaking Strategic for Success” berpendapat bahwa “Public speaking is a
continuous communication process in which messages and signals circulate back and
forth between speaker and listeners” yang memberi pengertian bahwa public speaking
merupakan sebuah proses komunikasi berkelanjutan, yang mana pesan dan lambang
terus berinteraksi di antara pembicara dan pendengarnya.
Disebutkan juga bahwa public speaking adalah salah satu rumpun atau kelompok
keluarga dari Ilmu Komunikasi (Retorika). Pada pengertiannya, retorika memiliki
pengertian yang mirip dengan public speaking yaitu seni berkomunikasi secara lisan
yang dilakukan oleh seseorang ke sekelompok orang secara langsung bertatap muka
sebagai contoh yaitu pidato, moderator, MC (Master of Ceremony) dan dalam
presentasi.
Sedangkan dalam (KBBI, 2016) pengertian retorika lebih dikerucutkan lagi yaitu: 1. (n).
sebagai keterampilan berbahasa secara efektif; 2. (n). studi tentang pemakaian bahasa
secara efektif dalam karang-mengarang; 3. (n). seni berpidato yang muluk-muluk dan
bombastis.
Dari pengertian umum yang telah dijelaskan di atas, kunci utama yang dibutuhkan
untuk dapat lancar dalam public speaking adalah menyampaikan gagasan ke lawan
bicara. Tentunya hal tersebut sejenis dengan percakapan yang kita dalam berinteraksi
dalam keseharian. Namun secara istilah, percakapan dan public speaking memiliki
persamaan dan perbedaan di dalamnya.
Persamaan public speaking dengan percakapan adalah penyusunannya sama-sama
mengikuti logika, sistematis, dan tahap demi tahap dengan tujuan agar pesan dapat
dimengerti. Selain itu, persamaan lainnya adalah perlunya untuk menyesuaikan isi dan
cara penyampaian pesan kita dengan lawan bicara atau publik.
Persamaan dalam percakapan dan public speaking adalah pesan yang disampaikan
dengan tujuan mendapatkan dampak positif dan maksimal, serta pembicara harus
dapat menyesuaikan gagasan apa yang disampaikan dengan tanggapan dari lawan
bicaranya atau publik.
Sedangkan perbedaan utamanya antara public speaking dan percakapan terletak pada
pesan yang disampaikan. Penyampaian pesan yang disampaikan melalui public
speaking lebih terstruktur dengan menggunakan tata bahasa yang lebih formal
dibandingkan dengan percakapan. Selain itu, metode yang dilakukan dalam melakukan
public speaking lebih berbeda yang mana dalam penyampaiannya dibutuhkan dengan
sikap tubuh yang lebih sopan supaya terkesan baik dan nyaman jika dilihat oleh publik.
Karena public speaking tidak terlepas dari kunci dan teori-teori ilmu komunikasi,
tentunya terdapat lima unsur penting yang tidak terlepas dari ranah ilmu komunikasi
yang perlu diperhatikan. Berikut lima unsur penting yang dalam komunikasi, 1) Pengirim
pesan (sender); 2) Pesan (message); 3) Bagaimana pesan dikirimkan (delivery channel
or medium); 4) penerima pesan (receiver); 5) Umpan balik (feedback).
B. Dasar & Metode Public Speaking
Terdapat empat metode yang perlu dipelajari dalam berbicara di depan umum. Berikut
penjelasan empat metode tersebut beserta kelemahan dan kelebihannya.
1. Impromptu atau Ad Libitum
Metode Impromtu merupakan metode yang dilakukan secara spontanitas yang mana
tidak menggunakan persiapan atau pembuatan naskah tertulis terlebih dahulu (secara
langsung). Metode impromtu biasanya dilakukan oleh seseorang yang akan tampil
secara mendadak.
Istilah impromptu dalam dunia siaran adalah Ad Libitum yang artinya berbicara tanpa
naskah (script). Kelebihan dari metode ini adalah pendapat dan gagasan yang
dihasilkan akan datang secara spontan, dapat mengungkapkan perasaan dengan
sebenarnya, dan dapat memungkinkan pembicara untuk terus berpikir.
Sedangkan kelemahan dari metode ini adalah dapat menghasilkan kesimpulan yang
masih mentah karena adanya keterbatasan pengetahuan pembicara, gagasan yang
dihasilkan kurang sistematis, dan dapat menghasilkan penyampaian yang tidak lancar
terutama bagi mereka yang belum berpengalaman berbicara di depan umum.
2. Manuscript atau Naskah
Berbeda dari metode Impromtu, metode manuscript atau naskah merupakan metode
yang dilakukan dengan cara membaca naskah yang sudah disiapkan. Biasanya metode
ini digunakan oleh pejabat negara atau bagi mereka yang memberi sambutan di acara
resmi atau formal.
Metode Manuscript atau naskah dilakukan untuk menghindari terjadinya kesalahan
karena setiap kata yang diucapkan dalam acara resmi atau formal akan menjadi figur
oleh masyarakat luas dan dikutip oleh media massa.
Kelebihan dari metode Manuscript atau naskah ini adalah sebelum berbicara di depan
umum, kita dapat memilih kata-kata dengan sebaik-baiknya untuk ditulis, menghemat
pernyataan, dapat memperlancar dalam berbicara, dapat menghindari hal-hal yang
menyimpang, naskah dapat diperbanyak.
Sedangkan kelemahan dalam metode ini adalah dapat mengurangi interaksi dengan
pendengar, pembicara akan terlihat kaku, persiapan yang dilakukan akan lebih lama,
dan tanggapan pendengar akan sukar mempengaruhi pesan.
Untuk menemukan strategi atau metode yang tepat untuk diri kamu, buku Lancar
Berbicara: Pracital Public Speaking with EFT juga dapt dijadikan salah satu solusi untuk
menyempurnakan kemampuan berbicara.
3. Memoriter atau Hafalan
Seperti istilahnya yang digunakan, metode memoriter atau hafalan adalah metode yang
dilakukan dalam berbicara di depan umum dengan menghafalkan teks atau naskah
yang sudah disiapkan. Sehingga pada saat pembicara akan menyampaikan pidatonya,
pembicara tidak lagi menggunakan teks atau naskah yang dibuatnya karena
keseluruhan isi teks sudah dihafalkan.
Ketika pembicara tampil, pembicara secara spontan mengingat kembali keseluruhan
teks yang sudah dihafalkan. Tentunya, metode ini memiliki kelebihan dan kelemahan
yang sama dengan metode Manuscript bahkan risikonya lebih menantang karena
metode ini akan mengandalkan kemampuan ingatan.
Pembicara dituntut untuk menguasai susunan bahasa, ide, dan gagasan yang ada
dalam teks, yang mana metode ini cocok untuk mereka yang memiliki daya ingat tinggi.
Selain itu, metode ini juga cocok untuk mereka yang memiliki pembahasan atau topik
yang menarik dan sederhana, yang mana waktu yang digunakan untuk menyampaikan
topik tidak terlalu lama.
Metode Memoriter tidak disarankan untuk mereka yang tidak memiliki kapasitas daya
ingat yang tinggi karena jika metode ini dilakukan akan menimbulkan risiko seperti
kurang menariknya pembahasan yang disampaikan karena pembicara akan
kebingungan dan berfokus dengan kesalahan pembicara sendiri.