Anda di halaman 1dari 7

ALL ABOUT PUBLIC SPEAKING

Public Speaking adalah kemampuan seseorang untuk berbicara secara


langsung (live) di depan khalayak umum atau audiens. Secara tradisional, public
speaking merunjuk kepada tindakan berbicara secara tatap muka (face-to-face)
kepada audiens, tetapi saat ini, segala bentuk orasi yang dilakukan dari jarak jauh
dengan sarana teknologi juga dapat disebut sebagai kemampuan public speaking.

Public speaking memiiliki berbagai tujuan, tergantung kebutuhan. Naamun


lantara public speaking termasuk sebagai salah satu bentuk komunikasi, maka
dapat dikatakan bahwa tujuan utamanya adalah untuk menyampaikan informasi.
Tujuan-tujuan lain dari public speaking yaitu untuk memotivasi, membujuk,
mempengaruhi, dan menghibur pendengar (audience).

Pemikiran bahwa public speaking itu susah dilakukan sudah cukup terkenal
dan tertanam di kepala banyak orang, tetapi sesungguhnya tidak sesulit itu. Inti
dari public speaking adalah 3S (Subject Mastery, Sequencing, and Showmanship).
Subject Mastery adalah bagaimana cara kita menguasai materi/topik, Sequencing
adalah bagaimana cara kita menyusun dan mengurutkan apa yang ingin
disampaikan, dan Showmanship adalah bagaimana cara kita menarik dan
mempertahankan perhatian publik ke kita. Oleh karena itu, kunci untuk melakulan
public speaking itu adalah persiapan. Selama kita mempersiapkan diri dan materi
yang ingin disampaikan, maka public speaking tidak akan sulit dilakukan.

A. SEJARAH PUBLIC SPEAKING

Sejarah public speaking dimulai dari sekitar 2500 tahun yang lalu di Athena.
Pada masa itu, retorika (seni berbicara) sangatlah penting lantaran salah satu tugas
para pemuda sebagai warga negara adalah memberikan pidato. Secara berkala
semua warga menghadiri sebuah pertemuan besar, disebut juga agora, untuk
membahas masalah-masalah perang, ekonomi, dan politik. Pada tahun 594 - 593
SM, didirikan sebuah Pengadilan Rakyat yang memungkinkan setiap warga untuk
mengajukan tuntutan hukum dan memperdebatkan kasus yang tengah mereka
hadapi. Dikarenakan pada masa itu belum ada profesi pengacara, maka setiap
warga negara diharuskan untuk memiliki kemampuan komunikasi yang baik
untuk melindungi dirinya dan keluarga.

Menurut Aristoteles (384-322 SM), ada 3 aspek dasar penting dalam


berkomunikasi, yakni ethos, logos, dan pathos.
 Ethos (kredibilitas) : Keterpercayaan atas ucapan pembicara
 Logos (logika) : Kejelasan dan kevalidn isi pidato
 Pathos (daya tarik emosional) : Hubungan antara pembicara dan
pendengar

Pada abad ke-1 SM, Marcus Tullius Cicero (106-43 SM) yang disebut-sebut
sebagai pembicara (orator) ‘nomor 1’, mengungkapkan The Five Canons of
Rhetoric (Lima Kanon Retorika). Ia mengembangkan 5 tahap penting dalam seni
berbicara yang sampai sekarang pun masih digunakan. Lima kanon tersebut
adalah:

1. Inventio (Penemuan). Pembicara mengeksplorasi topik, mengumpulkan


bahan materi, kemudian merumuskan tujuan pidato sesuai dengan kebutuhan
audiens.
2. Dispositio (Penyusunan). Pembicara menyusun dan mengorganisasikan
materi-materi yang telah ditentukan dan dicari. Hal ini bertujuan untuk menata
presentasi dengan rapi sehingga audiens juga tertarik dan mudah mengikuti
penjelasan yang diberikan. Perlu digarisbawahi, public speaking yang panjang
dan tidak teratur tidak hanya akan membuat audiens kesal dan bosan, tetapi
juga akan membingungkan pembicara sendiri. Karena itu, menyusun dan
mengorganisasikan materi-materi penjelasan dengan rapi sangatlah penting.
Menurut Raymond S. Ross, ada beberapa prinsip dalam menyusun pidato,
yaitu:
 Kesatuan (Unity) : Komposisi pidato yang baik harus memiliki isi,
maksud, esensi, dan tujuan yang konsisten. Umpama tubuh, pidato
yang baik harus mempunyai bagian pendahuluan, isi, dan penutup
yang saling melengkapi. Artikulasi dan diksi sangat penting disini
karena berperan besar dalam mencapai tujuan pidato, yaitu
memberikan edukasi/penjelasan ke audiens. Kurangnya unity akan
membuat pembicara terdengar bertele-tele dan berbelit-belit.
 Pertautan (Coherence). Isi sebuah pidato haruslah saling berkaitan.
Dari satu penjelasan ke penjelasan selanjutnya haruslah saling
mendukung dan melengkapi. Maka dari itu, pertautan sangat penting
dalam menyusun pidato untuk memastikan perpindahan dari pokok
yang satu ke pokok yang lain berjalan lancar serta juga enak didengar
oleh audiens. Sebaliknya, tidak adanya pertautan dapat menyebabkan
penjelasan pembicara terkesan terputus, tidak nyambung, dan
terdengar monoton atau membosankan.
 Penekanan (Emphasis) : Jika kesatuan dan koherensi adalah untuk
membantu audiens mengikuti dan memahami alur pembicaraan, maka
penekanan adalah untuk memudahkan audiens memahami bagian-
bagian penting dari isi pidato. Bentuk penekanan ini dapat berupa jeda,
peningkatan tekanan vokal, perubahan nada, gerak tubuh, dsb.

3. Elocutio (Pemilihan Gaya). Mengemas pesan-pesan menggunakan kata-kata


yang tepat sangatlah penting dalam berpidato. Berbeda dengan bahasa tulisan
yang dapat dibaca berulang kali, pada bahasa lisan (oral style), audiens hanya
dapat mendengar ucapan satu kali, jadi penting bagi pembicara untuk
memperhatikan diksi dalam menyampaikan pidato agar apa yang dijelaskan
dapat dipahami dengan cepat dan mudah. Singkatnya, seorang pembicara
harus pandai dalam memilih gaya bahasa yang simpel, jelas, mudah diterima
dan dipahami serta berkesan sehingga mudah untuk tersimpan dalam memori.
4. Memoria (Memori). Pembicara harus mengatur bahan-bahan pembicaraannya
agar ingat apa yang hendak disampaikan. Yates (Maarif, 2015:106)
menguraikan bahwa ingatan ada dua macam, yakni ingatan alami (natural
memory), dan ingatan buatan (artificial memory). Yang dimaksud dengan
ingatan alami ialah kemampuan bawaan, sementara untuk ingatan buatan
adalah teknik khusus yang digunakan untuk meningkatkan ingatan alami
tersebut. Hal ini dapat dilakukan dengan manifestasi kreatifitas, yaitu
menanamkan sesuatu di dalam otak, kemudian dikuatkan dan ditetapkan oleh
latihan. Dengan kata lain, untuk meningkatkan ingatan buatannya, pembicara
harus banyak-banyak berlatih menyampaikan pidatonya.
5. Pronuntiatio (Penyampaian). Ini merupakan kanon terpenting dari yang lain,
karena bagaimana cara pembicara menyampaikan pidatonya adalah inti dari
public speaking itu sendiri. Pada fase ini, pembicara harus membuktikan hasil
persiapannya dalam empat fase sebelumnya. Pembicara menunjukkan
pemahamannya akan topik yang ia jelaskan serta kemampuannya dalam
membuat audiens untuk ikut paham. Menurut Austin (Maarif, 2015:115),
dalam delivery diperlukan tiga hal yakni pengaturan suara (voice), ekspresi
raut muka (countenance), dan gerak tubuh (gesture) setepatnya.

B. KOMPONEN PUBLIC SPEAKING

Public speaking tidak lepas dari kata 'retorika', yakni seni dalam berbicara.
Karena retorika sendiri merupakan bagian dari ilmu komunikasi, maka
komponen-komponen public speaking juga tak jauh berbeda dari komponen
komunikasi efektif, yaitu:

1) Pembicara/Komunikator. Untuk menjadi pembicara, hal yang patut


diperhatikan adalah teknik verbal (menggunakan kata-kata) dan vokal
(dikeluarkan dalam bentuk suara).
2) Pesan/Informasi. Tujuan dasar dari public speaking itu sendiri adalah
menyampaikan, jadi tentunya harus ada sesuatu (pesan/informasi/penjelasan)
yang akan disampaikan.
3) Komunikan/Audiens. Karena komunikasi bersifat dua arah, tentunya
pembicara membutuhkan sosok pendengar. Dalam hal public speaking, bentuk
pendengar sendiri haruslah berupa sekelompok orang (audiens).
4) Media Penyampaian. Media berfungsi sebagai sarana pembantu
penyampaian informasi. Mudah atau tidaknya informasi diterima/dipahami
oleh audiens dipengaruhi oleh media yang digunakan. Media-media ini sendiri
pun dapat berupa banyak hal, seperti audio, video, visual, lingkungan, dan lain
sebagainya.
5) Feedback/Umpan Balik. Lagi, komunikasi bersifat dua arah sehingga
tentunya dibutuhkan umpan balik dari pendengar ke pembicara. Dalam public
speaking sendiri, feedback merupakan salah satu indikator yang menentukan
tercapai atau tidaknya tujuan dari public speaking; apakah audiens paham,
tertarik, terpengaruh, termotivasi, terhibur dengan apa yang disampaikan.
Pembicara dapat menilai feedback dari audiens ini melalui raut wajah, bahasa
tubuh, atau respon vokal.

C. METODE RETORIKA

Metode Retorika yang sampai saat ini masih digunakan meliputi:

 Exordium (Pendahuluan): Fungsinya adalah sebagai pengantar ke inti


materi yang akan dibahas dan sebagai upaya mempersiapkan mental
(mental preparation) serta menarik perhatian (attention grabber) audiens.
Berikut cara yang dapat dilakukan:
1. Mengutarakan kutipan (ayat kitab, pendapat ahli ternama, dsb);
2. Mengajukan pertanyaan;
3. Menampilkan gambaran yang spesifik;
4. Menyatakan fakta yang mengejutkan;
5. Menyatakan suatu hal yang bersifat manusiawi.

Sementara itu, hal-hal yang perlu dihindari dalam retorika antara lain
minta maaf karena kurang persiapan, penguasaan materi, dan pengalaman
serta membuat lelucon yang berlebihan.
 Protesis (Latar Belakang) : Menyampaikan hakikat pokok materi
secara faktual atau berkaitan dengan nilai serta fungsinya dalam
kehidupan.
 Argumenta (Isi) : Memberi penjelasan-penjelasan tentang topik utama.
 Conclusio (Kesimpulan) : Menyimpulkan untuk mengingatkan
kembali sekaligus menegaskan mengenai inti-inti dari materi yang
dibahas.
Hal-hal yang perlu dihindari dalam menyimpulkan adalah
mengemukakan fakta baru dan mengemukakan kata-kata mubazir dan
tidak fungsional (berhubungan).

Dua syarat mutlak untuk pembicara saat akan melakukan public speaking:
1. Source Credibility (Sumber Tepercaya) : Ahli di bidang atau materi
yang dijelaskan);
2. Source Attractiveness (Daya Tarik Sumber) : Berpenampilan
meyakinkan atau layak sebagai orator.

D. MANFAAT PUBLIC SPEAKING

Berikut adalah manfaat dari Public Speaking:

1. Meningkatkan Kualitas Diri dan Karir


Skill public speaking terbukti dapat membantu peningkatan kualitas diri
dan karir. Contohnya saja Oprah Winfrey. Dia sukses menjadi salah satu
wanita terkaya dan pembawa acara terbaik di dunia berkat acara talkshow-nya
yang terus populer selama bertahun-tahun. Kemudian ada Barack Obama yang
terpilih menjadi presiden berkulit hitam pertama USA karena kemampuan
orasinya yang luar biasa. Handal dalam melakukan public speaking akan
membuat anda dianggap expert atau ahli dalam bidang yang anda tekuni.
Dengan kata lain, orang-orang akan melihat anda sebagai sosok professional
yang berkualitas, dan tentunya secara otomatis meningkatkan karir dan
kesempatan anda untuk naik jabatan.
2. Meningkatkan 'Leadership Skill'
Berkaitan dengan manfaat pertama, ketika anda mempunyai kemampuan
public speaking yang baik, anda akan dianggap sebagai sosok yang 'istimewa'
dan memiliki kemampuan lebih dibandingkan rekan-rekan anda lainnya. Hal
ini otomatis menambah kualitas anda sebagai seorang pemimpin di mata
orang-orang. Karena seperti yang diketahui, seorang pemimpin selalu dituntut
untuk menjadi public speaker yang hebat. Mereka dituntut untuk mampu
membuat orang-orang yang mendengarkan percaya dan terpengaruh dengan
apa yang mereka katakan.
3. Menambah Kepercayaan Diri
Melakukan public speaking tentu membutuhkan kepercayaan diri, tidak
perduli seberapa kecil yang anda awalnya miliki. Namun studi telah
membuktikan bahwa jika skill ini terus menerus dilatih dan digunakan,
kepercayaan diri anda akan meningkat secara signifikan. Rasa percaya diri ini
pun tidak hanya berguna saat anda berbicara di depan umum, tapi juga di saat-
saat lainnya dikarenakan anda sudah terbiasa tampil di depan banyak orang.
4. Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif
Kemampuan berpikir kritis adalah kemampuan otak untuk mencari solusi
atau cara untuk mengatasi dan menyelesaikan masalah dengan cepat dan tepat.
Ketika berbicara di depan banyak orang, anda dituntut untuk berpikir cepat
dan cermat. Anda harus memikirkan kata-kata yang tepat dan menarik agar
audiens paham dan tertarik dengan apa yang anda jelaskan. Secara tidak
langsung, hal ini merangsang otak anda untuk bekerja lebih cepat dan logis.
5. Memperluas Koneksi Sosial
Semakin sering anda berbicara di depan publik, semakin banyak anda
dikenal banyak orang. Dan jika anda merupakan public speaker yang sangat
handal, anda bahkan akan dianggap sebagai sosok uang inspiratif oleh mereka,
yang mana tentunya akan membuat orang-orang semakin tertarik untuk
mengenal dan mengundang anda.
6. Membantu Mengubah Kehidupan Orang Lain
Masih berkaitan dengan manfaat sebelumnya, ketika anda menjadi public
speaker, anda memiliki kesempatan untuk membantu orang lain;
meningkatkan kualitas hidup mereka. Orang dengan skill public speaking
yang baik sering dianggap sebagai orang dengan wibawa tinggi, yang artinya
banyak orang menghormatinya dan menjadikannya sebagai sosok junjungan.
Lagipula, tidak ada perasaan yang lebih baik daripada saat mengetahui bahwa
perkataan anda bisa membantu, bahkan mengubah kehidupan seseorang.
7. Merupakan Profesi dengan Bayaran Termahal di Dunia
Tidak hanya dianggap sebagai profesi yang berwibawa, public speaker
juga merupakan salah satu profesi dengan bayaran termahal di Indonesia,
bahkan di dunia. Mario Teguh dibayar 40 - 50 juta hanya untuk berbicara
selama 2 jam. Anthony Robbins dibayar US $1,000,000 hanya untuk 3 jam
seminar.
https://www.akademitrainer.com/7-manfaat-skill-public-speaking/ (Accessed on
August 10, 2021)

Anda mungkin juga menyukai