Anda di halaman 1dari 14

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya sehingga penulis berhasil menyelesaikan makalah ini.
Alhamdulillah penulis menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini
dalam rangka memenuhi tugas kelompok mata kuliah Bahasa Indonesia, yang
berjudul “Komunikasi Tulisan”.
Manusia adalah makhluk sosial dan memerlukan hubungan dengan orang lain
dengan cara komunikasilah manusia bisa berhubungan dengan orang lain.
Komunikasi dapat dilakukan secara lisan dan tertulis, tanda-tanda, lambang-
lambang. Komunikasi dilakukan baik secara tradisional maupun modern dengan alat
– alatnya pun mulai dari yang paling sederhana sampai yang mutakhir dan canggih.
Dalam proses komunikasi, komunikator dapat menjadi komunikan dan
sebaliknya. Dijelaskan pula faktor-faktor yang harus diperhatikan komunikator.
Pesan mempunyai inti pesan (tema) yang menjadi pengarah dalam mempengaruhi
orang lain dan mencoba mengubah sikap dan tingkah laku komunikasi. Unsur-unsur
komunikasi terdiri dari sumber, komunikator, pesan, channel (saluran), komunikan
dan efek (hasil). Sumber berupa lembaga, personal dan nonlembaga/nonpersonal.
Komunikator (pengiriman pesan).
Perkembangan komunikasi memberi dampak sosial terhadap masyarakat.
Komunikasi mempengaruhi perubahan prilaku, cara hidup, hidup bermasyarakat, dan
nilai-nilai yang ada. Perubahan ini tampaknya sejalan dengan perkembangan
teknologi itu sendiri.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena
itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu penulis
harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, penulis sampaikan terima
kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini.
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Manusia adalah makhluk sosial dan memerlukan interaksi dengan orang


lain. Tanpa disadari setiap hari setiap manusia banyak melakukan interaksi
dalam bentuk komunikasi dengan sejumlah orang dan dalam berbagai cara.
Bertutur sapa, bertelepon, berwawancara, berdiskusi dan surat menyurat. Itu
semua termasuk ke dalam aktivitas yang tidak terlepas dari kehidupan sehari-
hari.

Komunikasi secara umum merupakan suatu proses penyampaian-


penerimaan pesan antar dua orang atau lebih. Pesan yang disampaikan dapat
berupa komunikasi lisan, komunukasi tulisan, komunikasi verbal, komunikasi
non verbal. Komunikasi tulisan suatu proses penyampaian pesan komunikasi
dengan menggunakan kata-kata dalam bentuk tulisan yang memilki makna
tertentu. Komunikasi tulisan juga dapat memberikan eisien dan menghemat
waktu tanpa perlu membuamg tenaga dan waktu dalam berkomunikasi kepada
seseorang yang tempat dan domisilinya berjauhan.

Jadi dapat dikatakan bahwa komunikasi tulisan adalah kegiatan


komunikasi yang menggunakan sarana tulisan yang dapat menggambarkan
atau mewakili komunikasi lisan termasuk kedalamnya adalah menulis dan
membaca.

1.2 Rumusan Masalah


Terdapat banyak bahasan mengenai komunikasi tulisan. Namun tidak
semua bahasan dapat dibahas dalam makalah ini. Hanya ada beberapa bahasan
yang akan dijabarkan pada setiap sub bab sebagai salah satu topik komunikasi
tertulis, yaitu :

a. Apa definisi dari komunikasi tulisan?


b. Apa saja bentuk-bentuk dari komunikasi tulisan?
c. Apa saja prinsip-prinsip dari komunikasi tulisan?
d. Apa saja hambatan yang terjadi pada komunikasi?
e. Bagaimana cara mengatasi hambatan dalam komunikasi?
f. Apa kelebihan dan kekurangan dari komunikasi tulisan?
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Komunikasi Tulisan


Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi dan pengertian
dari satu orang ke orang yang lain. Dari segi sifatnya maka komunikasi dibagi
menjadi empat yang meliputi : komunikasi lisan, komunikasi tulisan,
komunikasi verbal, komunikasi non verbal. Sementara   tulisan itu berupa
huruf-huruf yang disusun. Pengertian dari tulisan itu sendiri adalah
serangkaian huruf atau simbol (abjad) yang disusun menjadi kata-kata agar
menghasilkan suatu makna yang dapat dimengerti.
Sehingga dapat dikatakan pengertian komunikasi tulisan adalah suatu
proses penyampaian pesan komunikasi dengan menggunakan kata-kata dalam
bentuk tulisan yang memilki makna tertentu. Komunikasi tulisan meliputi
memo, surat, fakta, e-mail, pesan instan, majalah organisasional, pengumuman
yang ditempel di papan bulletin, atau sarana – sarana lain yang disampaikan
melalui tulisan atau simbol.
Zaman dulu di daerah Mesopotamia terdapat kebudayaan menulis dengan
menggunakan simbol-simbol segitiga yang terbuat dari tanah liat, di
Turkmenistan ditemukan potongan-potongan batu yang digunakan sebagai
stempel, di China ditemukan menggunkan media tulang, dan di Mesir
menggunakan huruf hieroglipnya yang terkenal. Sampai saat ini, huruf
hieroglip di yakini sebagai huruf tertua yang pernah ada. Yang
membedakannya dari huruf yang lain adalah, huruf ini lebih menyerupai
gambar. Bentuknya berupa mata, burung, tangan bahkan kaki sebagai simbol.
Selain itu, komunikasi tulisan pada awalnya juga digunakan oleh kalangan
penguasa, pemimpin agama, dan cendekia, yaitu pada bangsa-bangsa Sumeria,
Babil, Asiria dan lain-lain di Timur Tengah. Isi tulisan mereka pun berupa
undang-undang, ajaran suci atau sesuatu yang dianggap memiliki nilai
kemuliaan dalam masyarakat. Mereka menuliskan undang-undang serta
maklumat raja yang harus dipatuhi oleh rakyat di lempengan batu.
Bangsa Romawi juga menggunakan lembaran kulit binatang untuk
mencatat perniagaan mereka. Sedangkan di Cina, tulisan digunakan untuk
menyebarkan ajaran dan kepercayaan dalam masyarakat. Mirip seperti yang
dilakukan oleh para filsuf Yunani, sebagian besar dari mereka dulu
menggunakan lempengan batu, kulit binatang, dan daun papyrusuntuk
menulis.
Sampai sekarang tulisan masih banyak dipergunakan untuk berkomunikasi
dengan orang lain, memberi petunjuk, membuat peraturan, dan lain-lain. Oleh
karena itu, tulisan sangat berguna dalam kehidupan manusia sehari-hari. Dari
dulu sampai sekarang, setiap hari, kita tidak pernah lepas dari kegiatan yang
melibatkan tulisan. Komunikasi tulisan dapat dilakukan antar individu,
individu dengan kelompok, dan antar kelompok.
Melalui komunikasi tulisan mempunyai beberapa keuntungan. Seperti kita
mempunyai cukup waktu untuk memikirkan dan merancang pesan yang ingin
disampaikan. Kemudian isi pesan yang disampaikan dapat memuat informasi
yang sangat kompleks dan memerlukan uraian yang sangat detail. Lalu pesan
yang disampaikan dapat di dokumentasikan, sehingga dapat dimanfaatkan
untuk rujukan pada masa mendatang. Dan dapat disebarkan seluas-luasnya,
seperti pada zaman sekarang melalui surat kabar atau internet.
Dibandingkan dengan komunikasi lisan, komunikasi tertulis memiliki
beberapa kelebihan. Pertama, komunikasi tertulis lebih tahan lama. Artinya,
komunikasi tertulis memiliki bentuk fisik baik berupa kertas, kulit binatang
maupun prasasti batu. Sedangkan komunikasi lisan tidak memiliki bentuk
fisik. Kita tidak tahu kemana perginya kata atau kalimat setelah diucapkan.
Sebagaimana disebutkan sebelumnya, bahwa komunikasi tertulis memiliki
fungsi dokumentasi. Sehingga pesan atau informasi yang terkandung di
dalamnya bisa tersampaikan meski pemberi pesan sendiri sudah meninggal.
komunikasi tertulis berlangsung secara massive dan dinamis. Berkat jasa
Gutenberg, informasi dapat diproduksi secara massal dengan biaya yang lebih
murah. Sehingga informasi dapat tersebar dengan cepat dan mudah.

2.2 Bentuk – Bentuk Komunikasi Tulisan


Komunikasi tulisan adalah komunikasi yang dilaksanakan dalam bentuk
surat dan dipergunakan untuk menyampaikan berita yang sifatnya singkat,
jelas tetapi dipandang perlu untuk ditulis dengan maksud-maksud tertentu.
Contoh- contoh komunikasi tulisan ini antara lain:
a. Naskah, yang biasanya dipergunakan untuk menyampaikan berita yang
bersifat komplek.
b. Blangko-blangko, yang dipergunakan untuk mengirimkan berita dalam
suatu daftar.
c. Gambar clan foto, karena tidak dapat dilukiskan dengan kata-kata atau
kalimat.
d. Spanduk, yang biasa dipergunakan untuk menyampaikan informasi
kepada banyak orang.

2.3 Prinsip – Prinsip Komunikasi Tulisan


Terdapat  prinsip dasar yang harus diperhatikan dalam komunikasi tulisan
disebut dengan Prinsip 7 C’s yaitu:
a. Completeness (Lengkap)
Pesan-pesan yang digunakan dalam suatu perusahaan akan disebut
lengkap, bila mengandung semua fakta-fakta yang diinginkan oleh
pembicara. Karena itu pesan harus menjawab semua pertanyaan,
memberikan informasi tambahan yang dibutuhkan dan periksa kembali
apakah telah mencakup 5W+1H (who, what , when, where, when, why,
dan how). Hal ini khususnya diperlukan pada saat anda menjawab surat
pengumuman atau pemberitahuan misalnya surat pemesanan barang.
b. Conciseness (Ringkas)
Conciseness adalah suatu pesan bukan mengorbankan beberapa kata
sehingga menjadi tidak lengkap dan kurang sopan tetapi hilangkan kata-
kata yang kurang penting dan hindarkan pengulangan kata-kata.
c. Consideration (Pertimbangan)
Berarti anda harus benar-benar menyiapkan  apa yang akan ditulis dan
coba memahami orang/pihak lain, apa masalahnya, keinginannya dan lain-
lain.
d. Concerteness (Konkrit)
Penulisan yang konkrit berarti spesifik, mengandung kepastian yang
gamblang (jelas), hindari kekaburan dan penulisan secara umum. Untuk
itu sebaiknya anda menggunakan fakta-fakta/data yang spesifik/jelas dan
lebih baik menggunkan kalimat aktif.
e. Clarity (Jelas)
Pesan yang disampaikan harus benar-benar jelas dan dapat dimengerti oleh
pembaca sehingga  perlu diperhatikan pemilihan kata-kata yang sering
digunakan, hindari kata-kata asing dan susunan kalimat dan paragraf
yang beraturan.
f. Courtesy (Sopan)
Sopan disini bukan berarti menggunakan kata-kata maaf, silahkan, terima
kasih, tetapi yang dimaksud adalah jangan menyinggung perasaan
pembaca, jawablah surat langganan segera, bijaksana dan untuk tidak
menyakiti hati langganan janganlah terlalu berterus terang kepada masalah
yang dihadapi langganan.
g. Correectness (Benar)
Yang dimaksud benar adalah menggunakan bahasa yang sesuai dengan
level pengetahuan langganan dan gunakan kata akurat, grafik gambar yang
menunjang.

2.4 Hambatan Komunikasi


Selalu ada hambatan disetiap melakukan komunikasi. Namun hambatan
yang muncul merupakan kunci kesuksesan dalam berinteraksi mengingat
setiap interaksi dilakukan lebih dari satu orang atau dua arah. Berikut ini
adalah macam-macam hambatan komunikasi, yaitu :
a. Hambatan dari Proses Komunikasi yaitu hambatan yang timbul dari
ketidak jelasan informasi yang akan disampaikan.
b. Hambatan Fisik yaitu hambatan yang terjadi akibat ada gangguan cuaca,
gangguan sinyal, dsb
c. Hambatan Semantik yaitu hambatan yang terjadi akibat pemahaman
yang sedikit mengenai bahasa dan istilah-istilah asing yang digunakan
dalam informasi atau pesan
d. Hambatan Psikologis yaitu hambatan yang berasal dari gangguan
kondisi kejiwaaan dari si pengirim pesan atau penerima pesan sehingga
mengakibatkan informasi tersebut mengalami perubahan
e. Hambatan Manusiawi yaitu hambatan yang terjadi akibat tingkat emosi
manusia yang tidak menentu dalam menyikapi informasi atau pesan
f. Hambatan Organisasional yaitu tingkat hirarkhi, wewenang manajerial
dan spesialisasi yaitu hambatan yang timbul akibat komunikasi dengan
atasan atau bawahan mengalami kendala seperti tingkat pemahaman
terhadap suatu informasi yang berbeda yang mengakibatkan sebuah
hambatan.
g. Hambatan-hambatan Antar Pribadi yaitu hambatan yang timbul antar
pribadi didalam sebuah organisasi, biasanya hambatan ini muncul
karena adanya salah paham antar pribadi yang menyangkut masalah
tugas dan wewenang dari orang yang ada dalam organisasi.

2.5 Cara Mengatasi Hambatan


Dari berbagai hambatan tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa proses
komunikasi itu tidak mudah dan memerlukan jalan yang sangat panjang untuk
mencapai suatu tujuan tertentu dalam berkomunikasi dan dalam aktivitas
lainnya. Tetapi hambatan tersebut bukanlah menjadi satu-satunya penghambat
dalam berkomunikasi. Untuk memecahkan masalah hambatan tersebut diatas
berikut ini diurakian cara mengatasi hambatan komunikasi :
a. Memberikan umpan balik atau Feed Back yaitu memberikan
kesempatan pada seseorang untuk menyampaikan informasi dan
gagasannya sehingga tercipta komunikasi 2 (dua) arah
b. Mengenai si penerima berita yaitu mengenali latar belakang,
pendidikan serta kondisi penerima pesan agar pesan yang disampaikan
dapat diterima dengan baik dan mudah dimengerti oleh si penerima
pesan.
c. Susunlah secara terperinci apa, dan kapan informasi tersebut harus
disampaikan dan kepada siapa informasi tersebut akan disampaikan.

2.6 Kelebihan dan Kelemahan Komunikasi Tertulis


a. Kelebihan komunikasi tulis
Secara historis, komunikasi tertulis memiliki arti penting bagi
sejarah peradaban manusia. Tulisan merupakan titik awal sejarah
manusia. Dengan kata lain, manusia dapat dikatakan memasuki zaman
sejarah ketika mereka telah mengenal tulisan. Selain itu, komunikasi
tertulis memiliki fungsi dokumentasi dan transformasi budaya.
Dibandingkan dengan komunikasi lisan, komunikasi tertulis
memiliki beberapa kelebihan. Pertama, komunikasi tertulis lebih tahan
lama. Artinya, komunikasi tertulis memiliki bentuk fisik baik berupa
kertas, kulit binatang maupun prasasti batu. Sedangkan komunikasi
lisan tidak memiliki bentuk fisik. Kita tidak tahu kemana perginya kata
atau kalimat setelah diucapkan.
Sebagaimana disebutkan sebelumnya, bahwa komunikasi
tertulis memiliki fungsi dokumentasi. Sehingga pesan atau informasi
yang terkandung di dalamnya bisa tersampaikan meski pemberi pesan
sendiri sudah meninggal. Sebagai contoh, pemikiran-pemikiran Plato,
Aristoteles dan filsuf lainnya hingga kini masih bisa kita terima karena
mereka memahatkan ajaran mereka pada lempengan-lempengan batu.
Meski jasad Karl Marx, Darwin, Max Weber sudah hancur dalam
tanah, kita dan generasi sesudah kita masih bisa menerima informasi
tentang pemikiran mereka selama perpustakaan menyimpan buku-buku
karya mereka.
Bukti lain yang tak kalah penting adalah bahwa kita masih bisa
meneruskan tradisi dan ajaran agama karena adanya kitab-kitab suci.
Semua agama besar di dunia pasti memiliki kitab suci. Di sini kita bisa
melihat bahwa kitab suci agama merupakan sarana komunikasi tertulis
yang memuat seperangkat aturan, cerita masa lalu, ancaman, kabar
gembira tentang masa depan yang semuanya bertujuan melestarikan
dan mempertahankan tradisi (Suseno, 1997:17).
Kedua, komunikasi tertulis berlangsung secaramassive dan
dinamis. Berkat jasa Gutenberg, informasi dapat diproduksi secara
massal dengan biaya yang lebih murah. Sehingga informasi dapat
tersebar dengan cepat dan mudah. Suseno (1997:27) menyebutkan
bahwa keberhasilan Reformasi Gereja Martin Luther di Jerman salah
satunya dengan menggunakan sarana pencetakan. Mereka
melemparkan gagasan dan argumen melalui selebaran yang mereka
sebar. Dikatakan pula bahwa jika sebelumnya pikiran orang hanya
dapat dipengaruhi melalui orasi (yang terbatas pada beberapa ratus
orang dan diucapkan sekali saja serta dengan mudah dikontrol), kini
pikiran orang dapat dipengaruhi melalui leaflet, buku dan media cetak
lain yang dapat dibaca dan didiskusikan berulang-ulang dengan angota
masyarakat lain.
Ketiga, komunikasi tertulis relatif lebih terstruktur dan
terencana. Sebagai sebuah tindakan strategis (Littlejohn, 2002:13),
komunikasi lebih bisa direncanakan dan disusun ketika disampaikan
melalui media tulisan. Komunikator dapat menyusun pesan,
menggunakan kata-kata pilihan, memilih topik tertentu dan
memperkirakan respon dari audience. Sehingga proses komunikasi
bisa dievaluasi dan dikembangkan.
Keempat, ketika kita tidak memahami sesuatu hal dari apa yang
kita baca atau kita menemui kata asing, kita bisa mengulangi beberapa
paragraf sebelumnya, menggunakan kamus atau bertanya kepada
seseorang untuk memahaminya. Berbeda dengan komunikasi lisan
yang berlangsung hanya sekali, kita tentu tak bisa serta merta meminta
pembicara untuk mengulangi kalimat yang tidak kita pahami.
b. Kelemahan komunikasi tertulis
Sebagai bagian dari komunikasi verbal, komunikasi tertulis tak
bisa lepas dari penggunaan bahasa sebagai sarana bertukar makna.
Oleh karena itu, kelemahan unsur kebahasaan dalam proses
komunikasi tentunya menjadi kelemahan dari komunikasi tertulis.
Meski bahasa merupakan unsur yang sering kita gunakan
dalam komunikasi sehari-hari, bahasa memiliki sejumlah keterbatasan.
Menguraikan keterbatasan bahasa sebagai sarana komunikasi. Pertama,
keterbatasan jumlah kata yang tersedia untuk mewakili objek atau
perasaan. Tidak semua benda, peristiwa, perasaan dapat diwakili oleh
kata yang berbeda. Suatu kata hanya mewakili realitas, tetapi bukan
merupakan realitas itu sendiri. Kata hanya bisa mewakili sebagian dari
realitas, bukan keseluruhan realitas.
Keterbatasan bahasa dalam mewakili realitas tampak pada
penggunaan kata sifat. Kata sifat cenderung dikotomis, maksudnya
membagi sesuatu hanya dalam dua kategori, semisal kaya-miskin,
bahagia-sengsara, pandai-bodoh, baik-buruk dan lain sebagainya.
Namun perlu disadari bahwa realitas sesungguhnya tidaklah sekaku
itu. Kita tidak bisa memvonis bahwa kalau tidak hitam berarti putih
atau sebaliknya. Antara warna hitam dan putih terdapat puluhan
bahkan ratusan warna abu-abu yang pasti beda. Seringkali agar kata
yang kita ungkapkan lebih tepat, kita menggunakan tambahan ‘agak’
atau ‘sangat’.
Untuk mengukur makna yang lebih akurat, Charles E. Osgood,
George Suci dan Percy Tannenbaum merancang suatu instrumen yang
disebut Semantic Differential. Mereka mengukur makna suatu konsep
dalam skala 1 sampai 7. dalam hal ini 1 menunjukkan kecenderungan
negative sedang angka 7 menunjukkan kecenderungan positif
(Mulyana,2002:246).
Kedua, kata bersifat ambigu dan kontekstual. Setiap kata
(meskipun sama) berpotensi untuk dimaknai secara berbeda oleh orang
yang berbeda. Perbedaan makna tersebut dipengaruhi oleh latar
belakang tiap orang yang tentunya berbeda. Pemaknaan kata juga perlu
memperhatikan konteks kalimatnya.
Disamping kelemahan-kelemahan bahasa dalam komunikasi
tertulis tersebut, Beebe and Beebe (1997:257) menyebutkan kelemahan
dari komunikasi tertulis adalah hubungan antarpartisipan komunikasi
berjarak. Komunikator tidak bisa merinteraksi dengan audien secara
langsung, melihat perubahan sikap yang terjadi atau merespon sikap
audien. Sehingga feedback dalam proses komunikasi tersebut bersifat
tidak langsung dan tertunda (no immediate interaction). Sedang dalam
komunikasi lisan, hubungan pembicara dengan audien berlangsung
akrab, hangat dan lebih personal.
Komunikasi tertulis bersifat lebih formal daripada komunikasi
lisan. Dalam komunikasi tertulis kita terikat dengan konsep atau aturan
ejaan tertentu untuk memenuhi syarat sebagai komunikasi tertulis yang
baik. Kita harus memperhatikan struktur kalimat yang njelimetagar
bisa dipahami oleh pembaca. Sedangkan dalam komunikasi lisan
pembicara bisa memakai kalimat-kalimat pendek tanpa harus
mematuhi aturan kalimat yang baik dengan alasan efisien.
Akhirnya, media apapun yang kita gunakan berkomunikasi
tidaklah menjadi pokok persoalan. Karena tersedia banyak banyak
cara, saluran yang bisa kita pakai untuk berkomunikasi. Kita pun bisa
mengkombinasikan berbagai cara untuk mencapai tujuan kita
berkomunikasi.
Namun setidaknya, dengan mengetahui kelebihan dan
kelemahan dari komunikasi tertulis kita tergerak untuk mengasah
keterampilan kita dalam menggunakan pena sebagai senjata yang
katanya lebih tajam dari pedang. Selamat menulis.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Komunikasi tulisan adalah suatu proses penyampaian pesan
komunikasi dengan menggunakan kata-kata dalam bentuk tulisan yang
memilki makna tertentu. Komunikasi tulisan meliputi memo, surat, fakta, e-
mail, pesan instan, majalah organisasional, pengumuman yang ditempel di
papan bulletin, atau sarana-sarana lain yang disampaikan melalui tulisan atau
simboln. Komunikasi tulisan juga memiliki 7 prinsip dasar ,yaitu
completeness (lengkap), conciseness (ringkas), consideration (pertimbangan),
concerteness (konkrit), clarity (jelas), courtesy (sopan), correctness (benar).
Komunikasi tulisan mempunyai beberapa keuntungan. Seperti kita
mempunyai cukup waktu untuk memikirkan dan merancang pesan yang ingin
disampaikan. Kemudianisi pesan yang disampaikan dapat memuat informasi
yang sangat kompleks dan memerlukan uraian yang sangat detail. Lalu pesan
yang disampaikan dapat didokumentasikan, sehingga dapat dimanfaatkan
untuk rujukan pada masa mendatang. Dan dapat disebarkan seluas-luasnya,
seperti pada zaman sekarang melalui surat kabar atau internet

3.2 Saran
Dalam berkomunikasi secara tulisan, sebaiknya dipertimbangkan
maksud dan tujuan komunikasi itu dilaksanakan. Disamping itu perlu juga
resiko dari komunikasi tulisan tersebut, misalnya aman, mudah dimengerti dan
menimbulkan pengertian yang berbeda dari yang dimaksud.
Daftar Pustaka

https://nindisabrina.wordpress.com/2014/11/11/makalah-komunikasi-tulisan/

Anda mungkin juga menyukai