Anda di halaman 1dari 20

TEORI EKONOMI

ELASTISITAS

DISUSUN OLEH :

MAHDALENA (0110509712)

HUSNI AFIANTO (0110511811)

ENDAH SUCIYATI (0110511412)

HESTI KHARISNA (0110513212)

DIAN EVI KHASANAH (0110514912)

FAKULITAS EKONOMI

PROGRAM PENDIDIKAN MANAJEMEN

UNIVERSITAS PEKALONGAN

2015
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan
rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah Teori Ekonomi dengan pembahasan bab
‘Elastisitas’ ini dapat terselesaikan.

Ucapan terimakasih juga kami sampaikan kepada seluruh pihak yang membantu

dalam penyusunan makalah ini. Harapan kami makalah ini dapat dipahami para

pembaca sehingga memberikan ilmu yang bermanfaat. Apabila dalam penyusunan

makalah ini ditemui kesalahan, kami sadar tidak ada yang sempurna. Karenanya kami

masih membutuhkan kritikan dan saran dari pembaca agar kelak dalam penyusunan

makalah selanjutnya kami dapat bekerja lebih baik lagi.

Pekalongan, Nopember 2015


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam ilmu ekonomi, elastisitas adalah perbandingan perubahan proporsional dari


sebuah variabel dengan perubahan variable lainnya. Dengan kata lain, elastisitas
mengukur seberapa besar besar kepekaan atau reaksi konsumen terhadap perubahan
harga.

Penggunaan paling umum dari konsep elastisitas ini adalah untuk meramalkan apa
yang akan terjadi jika harga barang/jasa dinaikkan. Pengetahuan mengenai seberapa
dampak perubahan harga terhadap permintaan sangatlah penting. Bagi produsen,
pengetahuan ini digunakan sebagai pedoman seberapa besar ia harus mengubah harga
produknya. Hal ini sangat berkaitan dengan seberapa besar penerimaan penjualan yang
akan ia peroleh. Sebagai contoh, anggaplah biaya produksi sebuah barang meningkat
sehingga seorang produsen terpaksa menaikkan harga jual produknya. Menurut hukum
permintaan, tindakan menaikkan harga ini jelas akan menurunkan permintaan. Jika
permintaan hanya menurun dalam jumlah yang kecil, kenaikan harga akan menutupi
biaya produksi sehingga produsen masih mendapatkan keuntungan. Namun, jika
peningkatan harga ini ternyata menurunkan permintaan demikian besar, maka bukan
keuntungan yang ia peroleh. Hasil penjualannya mungkin saja tidak dapat menutupi
biaya produksinya, sehingga ia menderita kerugian.

Jelas di sini bahwa produsen harus mempertimbangkan tingkat elastisitas barang


produksinya sebelum membuat suatu keputusan. Ia harus memperkirakan seberapa
besar kepekaan konsumen atau seberapa besar konsumen akan bereaksi jika ia
mengubah harga sebesar sepuluh persen, dua puluh persen, dan seterusnya.
2. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep elastisitas?
2. Akan berdampak perubahan harga terhadap elastisitas?
3. Apa saja faktor – faktor yang mempengaruhi elastistas?

3. Tujuan

Pada dasarnya tujuan penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas
kelompok mata kuliah Teori ekonomi. menjelaskan tentang elastisitas ekonomi. Selain
itu penyusunan makalah ini untuk menjelaskan tentang elastisitas ekonomi pada
semester tiga dengan program pendidikan manajemen.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Elastisitas

Makin meluasnya penggunaan matematika dalam ilmu ekonomi telah memungkinkan


para ekonom untuk lebih mengetahui tentang hubungan kausal antara satu variabel
dengan variabel lainnya. Berapa persen suatu variabel akan berubah, bila satu variabel
lain berubah satu persen? Ananlisis ini disebut analisis sensitivitas atau elastisitas.
Dengan demikian, maka konsep elastisitas dapat didefinisikan sebagai :
“Elastisitas merupakan respon perubahan variabel dependen (variabel yang ditentukan)
sebagai akibat perubahan variabel indipenden (variabel yang menentukan)”.
Terdapat faktor – faktor penentu elastisitas permintaan, yaitu :

1. Jumlah barang subtitusi yang tersedia di pasar


Suatu barang yang memiliki barang substitusi yang banyak akan memiliki
permintaan yang elastis. Jika P naik, maka permintaan menurun dengan % yang
lebih besar, karena konsumen akan membeli barang substitusi dan sebaliknya.

Suatu barang yang tidak memiliki barang substitusi (sedikit) akan memiliki
permintaan yang tidak elastis. Perubahan harga tidak membawa dampak terhadap
penurunan/kenaikan permintaan barang, karena pasar tidak menyediakan barang
substitusi bagi konsumen.

2. Potensi pendapatan yang dibelanjakan


Semakin besar bagian pendapatan yang digunakan untuk membeli suatu barang,
maka semakin elastis permintaan terhadap barang tersebut.
3. Jangka waktu analisis permintaan
Analisis permintaan terhadap suatu barang dalam jangka waktu yang relatif lama
menjadikan permintaan terhadap barang tersebut bersifat elatis, karena pasar
mengalami perubahan dalam waktu yang relatif lama.
Analisis permintaan terhadap suatu barang dalam jangka waktu yang relatif singkat
menjadikan permintaan terhadap barang tersebut bersifat tidak elatis, karena pasar
sulit mengalami perubahan dalam waktu yang relatif pendek.

B. Jenis-jenis Elastisitas
1. Elastisitas Harga Permintaan (Price Elasticity of Demand)

Elastisitas harga permintaan adalah suatu konsep yang digunakan untuk mengukur
derajat kepekaan/ respon perubahan jumlah barang yang dibeli sebagai akibat perubahan
faktor yang mempengaruhi.

Elastisitas harga permintaan merupakan perbandingan daripada persentasi


perubahan jumlah barang yang diminta dengan prosentase perubahan pada harga di
pasar, sesuai dengan hukum permintaan, dimana jika harga naik, maka kuantitas barang
turun Dan sebaliknya. Elastisitas yang dikaitkan dengan harga barang itu sendiri.
Elastisitas harga(Ed) mengukur berapa persen permintaan terhadap suatu barang
berubah bila harganya berubah sebesar satu persen.

Rumus :

Ed = elastisitas harga permintaan

Q1 = jumlah barang yang diminta awal

Q2 = perubahan jumlah barang yang diminta

P1 = harga awal
P2 = perubahan harga

Nilai elastisitas harga permintaan tersebut bergerak dari nol sampai tak berhingga atau 0
 Ed  1, dengan uraian sebagai berikut :
a. Bila nilai Ed = 0 maka kurva permintaannya bersifat inelastis sempurna.
P D Dalam hal ini berapapun harga
yang terjadi, namun jumlah yang
diminta tetap ( Q  0 ). Bentuk
kurva permintaannya tegak lurus
0 sejajar dengan sumbu harga.
Q1 Q

b. Bila nilai Ed < 1 maka kurva permintaannya bersifat inelastis.

Artinya persentase perubahan harga


P
lebih besar dari persentase perubahan
Q
jumlah barang yang diminta ( <
Q
P2 P
), bentuk kurva permintaannya
P1 P
lebih curam.
0 D
Q
Q2 Q1

c. Bila nilai Ed = 1, kurva permintaannya bersifat elastisitas kesatuan


(unitary elasticity).
Artinya persentase perubahan jumlah
barang yang diminta sama dengan
P
Q
persentase perubahan harga ( =
Q
P
). Bentuk kurva
P1 P

P2 permintaannya membentuk segi tiga


sama kaki
0 Q1 Q2 D Q
d. Bila nilai Ed > 1, kurva permintaannya bersifat elastis
P

Artinya persentase perubahan jumlah

P1 barang yang diminta lebih besar dari

P2 D persentase perubahan harga barang

Q P
tersebut ( > ).Bentuk kurva
0 Q1 Q2 Q P
Q

permintaannya adalah lebih landai.

e. Bila nilai Ed =  kurva permintaannya bersifat elastis sempurna.

P
Artinya pada tingkat harga
tertentu dengan perubahan harga
yang sangat kecil sekali dan
P1 D mendekati nol ( P  0 ).

Bentuk kurva permintaannya


0 Q adalah horizontal sejajar dengan
sumbu kuantitas.
Faktor-faktor yang mempengaruhi elastisitas permintaan (Ed)

a) Ada tidaknya barang pengganti (subsitusi) di pasar. Bila terdapat barang


subsitusi di pasar, permintaan akan bersifat elastis. Sebaliknya bila tidak ada
barang subsitusi di pasar, permintaan bersifat inelastis.

b) Alokasi anggaran untuk membeli barang tersebut. Semakin besar alokasi


anggaran untuk membeli barang tersebut, maka permintaan akan bersifat
inelastis. Sebaliknya bila alokasi anggaran untuk membeli barang tersebut
terbatas, maka permintaan akan bersifat elastis.

c) Preferensi konsumen terhadap barang tersebut. Semakin tinggi preferensi


konsumen terhadap barang tersebut, maka permintaan bersifat inelastis, dan
sebaliknya bila preferensi konsumen terhadap barang tersebut rendah,
permintaan akan bersifat elastis.

d) Jangka waktu analisis. Dalam jangka panjang permintaan bersifat elastis,


dan sebaliknya dalam jangka pendek, permintaan bersifat inelastis.

Tabel Interpretasi Elastisitas Harga Permintaan

Nilai Elastisitas Sebutan Kurva


Naiknya Harga Turunnya Harga
Permintaan Permintaannya
Mengakibatkan Pengeluaran
Konsumen Terhadap Barang Tersebut
Ed < 1 Inelastis Naik Turun
Ed = 1 Unitary Elasticity Tidak Berubah Tidak Berubah
Ed > 1 Elastis Turun Naik
1.a. Elastisitas Titik (Point Elasticity)
Memperlihatkan nilai elastisitas pada suatu titik tertentu. Untuk menghitung
elastisitas titik ini ada beberapa langkah yang harus diketahui terlebih dahulu :
a. Tentukan bentuk fungsi permintaannya
Q
b. Tentukan nilai turunan Q terhadap P atau ( )
P
c. Tentukan pada titik berapa (nilai P atau Q) kita akan menghitung
elastisitas dimaksud
Q P Q P1
Et = :  x
Q1 P1 P Q1
P

A Dengan AB = BC maka berlaku :

Elastisitas antara titik A dan B >1


B
Elastisitas dititik B = 1 dan

Elastisitas antara titik B dan C <1


0 C Q

1.b. Elastisitas Busur (Arc Elasticity)


Disebut juga elastisitas rata-rata. Elastisitas ini dapat digunakan untuk
menghitung nilai elastisitas rata-rata dari suatu perubahan harga yang
memberikan nilai elastisitas yang berbeda untuk kasus harga naik dan kasus
harga turun.

Q P1  P2
Eb = x
P Q1  Q 2
Ternyata untuk kasus harga naik dan harga turun, hasil elastisitasnya berbeda.
Maka bila menggunakan elastisitas busur akan diperoleh hasil elastisitas yang
sama baik untuk kasus harga naik maupun harga turun.

2. Elastisitas permintaan Silang (The Cross Price Elasticity)

Elastisitas yang dikaitkan dengan harga barang lain. Elastisitas silang (Ec) mengukur
persentase perubahan permintaan suatu barang sebagai akibat perubahan harga barang
lain sebesar satu persen.

Untuk mengukur besarnya kepekaan permintaan suatu barang jika harga barang
lain yang berubah, yaitu harga barang yang ada kaitanya dengan barang tersebut yang
berupa barang komplementer dan dapat berupa barang subtitusi.
Untuk dapat menghitung koefisien elastisitas silang, digunakan rumus :
Qx 2  Qx1 Py 2  Py1
Ec 
Qx1  Qx 2  / 2 Py1  Py 2 / 2
:

Ec = elastisitas silang

Qx1 = jumlah barang x yang diminta awal

Qx2 = perubahan jumlah barang x yang diminta

Py1 = harga barang y

Py2 = perubahan harga barang y

Elastisitas silang berhubungan dengan karakteristik kedua produk, yaitu :

1. Produk substitusi.

Elastisitas permintaan silang adalah positif, dimana kenaikan harga produk A akan
menaikkan permintaan atas produk B. Contoh produk substitusi : minyak tanah dan
kayu bakar, makanan ringan yang tersedia dalam berbagai merek, beras berkualitas
sama mereak A dan B, dan lain sebagainya. Ec < 0, artinya hubungan antara barang X
dan barang A bersifat komplementer

2. Produk komplementer.

Elastisitas permintaan silang adalah negatif , dimana kenaikan harga produk A akan
menurunkan permintaan produk B, vice versa. Contoh produk komplementer misalnya
bensin dan mobil (mobil tidak dapat digunakan tanpa bensin). Jika harga bensin naik,
permintaan akan mobil akan cenderung turun. Ec > 0, artinya hubungan antara barang
X dan barang A bersifat subsitusi.

3. Elastisitas Pendapatan (Income Elasticity)

Suatu perubahan (peningkatan/penurunan) daripada pendapatan konsumen akan


berpengaruh terhadap permintaan berbagai barang, besarnya pengaruh perubahan
tersebut diukur dengan apa yang disebut elastisitas pendapatan.

Elastisitas pendapatan ini dapat dihitung dengan membagi persentase perubahan


jumlah barang yang diminta dengan persentase perubahan pendapatan.

∆𝑄/𝑄 ∆𝑄 𝑄
Rumus : Em = atau Em = .
∆𝑀/𝑀 ∆𝑀 𝑀

Em = Koefisien elastisitas pendapatan


Q = jumlah barang yang dapat dibeli awal
M = pendapatan konsumen
∆Q = selisih jumlah barang
∆M = selisih pendapatan konsumen
Elastisitas pendapatan ditentukan oleh jenis produk, yaitu :

 Em < 0, artinya sifat barang X dimata konsumen adalah barang tuna nilai
atau murahan (inferior). Barang inferior adalah barang yang apabila
pendapatan konsumen semakin meningkat, maka proporsi pengeluaran
terhadap barang tersebut semakin menurun.
 0< Em <1, artinya sifat barang X dimata konsumen adalah barang normal
atau kebutuhan pokok. Barang normal ini mempunyai sifat sebagai berikut :
Apabila pendapatan konsumen meningkat maka permintaan terhadaap
barang normal juga meningkat tetapi dengan persentase yang lebih rendah,
atau sebaliknya.
 Em > 1, artinya sifat barang X dimata konsumen adalah barang superior
(barang mewah). Barang superior adalah barang yang apabila pendapatan
konsumen meningkat, maka permintaan terhadap barang tersebut juga
meningkat dengan persentase yang lebih tinggi.

∆𝑄/𝑄
Tabel Interpretasi Elastisitas Pendapatan Em =
∆𝑀/𝑀

Kenaikkan Y Penurunan Y
Nilai Em Sebutan Barang
Mengakibatkan Mengakibatkan
Em < 0 Inferior Q1 Turun Q1 Naik
Q1 naik dengan % Q1 turun dengan %
0< Em <1 Normal (Keb. Pokok)
yang lebih rendah yang lebih rendah
Q1 naik dengan % Qx turun dengan %
Em > 1 Mewah
yang lebih tinggi yang lebih tinggi
4. Elastisitas penawaran (Supply Elasticity)
Dalam ilmu ekonomi, elastisitas penawaran didefinisikan sebagai “Ukuran kepekaan
jumlah penawaran suatu barang dengan harga barang itu sendiri.” Ada pihak sumber
lain yang menyebutkan bahwa elastisitas penawaran adalah rasio antara perubahan
jumlah barang yang ditawarkan dan perubahan harga barang yang bersangkutan.
Elastisitas penawaran mengukur persentase perubahan jumlah penawaran yang terjadi
akibat persentase perubahan harga. Sebagai contoh, jika harga sebuah barang naik 10%,
jumlah penawarannya naik 20%, maka koefesien elastisitas permintaannya adalah
20%/10% = 2

%Qs AQs P
Rumus : Es atau Es  x
% AP AP Qs

Es = elastisitas penawaran

P = harga mula-mula

Qs = kuantitas barang mula-mula

∆Qs = selisih antara besar Q awal dan Q akhir

∆P = selisih antara besar P awal dan P akhir

di mana 0  Es  1, dengan uraian sebagai berikut :


a. Bila nilai Es = 0 maka kurva penawarannya bersifat inelastis sempurna.
P
Dalam hal ini berapapun harga
S
yang terjadi, namun jumlah yang
ditawarkan tetap ( Q  0 ). Bentuk
kurva penawarannya tegak lurus
sejajar dengan sumbu harga.
0 Q
Q1
b. Bila nilai Es < 1 maka kurva penawarannya bersifat inelastis.
P
Artinya persentase perubahan harga
S lebih besar dari persentase perubahan

P2 Q
jumlah barang yang ditawarkan (
P1 Q
P
< ), bentuk kurva penawarannya
P
0 Q1Q2 Q lebih curam.

c. Bila nilai Es = 1, kurva penawarannya bersifat elastisitas kesatuan

(unitary elasticity).

P Artinya persentase perubahan jumlah


S barang yang ditawarkan sama dengan
P2
Q
persentase perubahan harga ( =
P1 Q
P
). Bentuk kurva penawarannya
0 Q1 Q2 Q P
membentuk sudut 45o
d. Bila nilai Es > 1, kurva penawarannya bersifat elastis
P Artinya persentase perubahan jumlah

S barang yang ditawarkan lebih besar dari


P2
persentase perubahan harga barang
P1
Q P
tersebut ( > ). Bentuk kurva
0 Q1 Q2 Q Q P
penawarannya adalah lebih landai.

e. Bila nilai Es =  , kurva penawarannya bersifat elastis sempurna.


P
Artinya pada tingkat harga tertentu
dengan perubahan harga yang sangat
P1 S
kecil sekali dan mendekati nol (

0 P  0 ).
Q

Bentuk kurva penawarannya adalah


horizontal sejajar dengan sumbu
kuantitas.
Ada empat faktor yang sangat penting dalam menentukan elastisitas penawaran, yaitu :

1. Kemampuan penjual/produsen merubah jumlah produksi.


Ini berkaitan dengan biaya dan kapasitas produksi. Penawaran akan cenderung tidak
elastis apabila salah satu dari hal-hal berikut terjadi :
- Biaya produksi untuk menaikkan jumlah penawaran besar. Misalnya jika produksi
saat ini telah mencapai skala ekonomis dan biaya rata-rata minimal, maka
penambahan satu unit produksi akan menambah biaya rata-rata dan
mengakibatkan produksi berada dalam skala tidak ekonomis.
- Atau kapasitas produksi telah terpakai penuh, sehingga penambahan kapasitas
akan memerlukan pabrik/mesin baru, misalnya, yang membutuhkan investasi
besar.Sementara penawaran akan cenderung elastis jika yang terjadi adalah
sebaliknya.
2. Jangka waktu analisis.
Pengaruh waktu analisis terhadap elastisitas penawaran dibedakan menjadi tiga :

- Jangka waktu yang sangat singkat. Pada jangka waktu yang sangat singkat,
penjual/produsen tidak dapat menambah penawarannya, sehingga penawaran
menjadi tidak elastis sempurna.
- Jangka pendek. Kapasitas produksi tidak dapat ditambah dalam jangka pendek,
namun perusahaan masih dapat menaikkan produksi dengan kapasitas yang
tersedia dengan memanfaatkan faktor-faktor produksi yang ada. Hasilnya,
penawaran dapat dinaikkan dalam prosentase yang relatif kecil, sehingga
penawaran tidak elastis.
- Jangka panjang. Produksi dan jumlah penawaran barang lebih mudah dinaikkan
dalam jangka panjang, sehingga penawaran lebih bersifat elastis.
3. Stok persediaan.
Semakin besar persediaan, semakin elastis persediaan. Ini karena produsen dapat segera
memenuhi kenaikan permintaan dengan persediaan yang ada.

4. Kemudahan substitusi faktor produksi/input.


Semakin tinggi mobilitas mesin (atau kapital lainnya) dan tenaga kerja, semakin elastis
penawaran. Semakin elastis mobilitas kapital dan tenaga kerja, semakin mudah
produsen memenuhi perubahan permintaan yang terjadi. Ini karena kapital dan tenaga
kerja ebih fleksibel, sehingga dapat ditambah atau dikurangi sewaktu-waktu dibutuhkan.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Elastisitas harga permintaan merupakan perbandingan daripada persentasi perubahan


jumlah barang yang diminta dengan prosentase perubahan pada harga di pasar, sesuai
dengan hukum permintaan, dimana jika harga naik, maka kuantitas barang turun Dan
sebaliknya.

Elastisitas yang dikaitkan dengan harga barang itu sendiri. Elastisitas harga(Ep)
mengukur berapa persen permintaan terhadap suatu barang berubah bila harganya
berubah sebesar satu persen.

Sama hal dengan perhatian elastisitas harga pada permintaan, maka pengertian
elastisitas harga pada penawaran, diartikan sebagai suatu alat untuk mengukur respon
produsen terhadap perubahan harga, penghitungan elastisitas harga penawaran sama
dengan penghitungan pada elastisitas harga permintaan, hanya saja perbedaan
pengertian jumlah barang diminta diganti dengan jumlah barang yang
ditawarkan.Elastistas harga ditunjukkan dalam bentuk persentase perubahan atas
kuantitas yang ditawarkan sebagai akibat dari satu persen perubahan harga.
Soal dan jawaban

1. Apa yang dimaksud dengan Elastisitas Permintaan? Sebutkan faktor-faktor yang


mempengaruhi tingkat elastisitas permintaan!
Jawab :
Elastisitas permintaan (Elasticity of Demand) adalah suatu alat/konsep yang
digunakan untuk mengukur derajat kepekaan/ respon perubahan jumlah/ kualitas
barang yang dibeli sebagai akibat perubahan faktor yang mempengaruhi.
Faktor-faktor yang mempengaruhi :
1. Tersedianya Barang Substitusi yang Terdekat
2. Kebutuhan versus Kemewahan
3. Definisi Pasar
4. Rentang Waktu
2. Pada tahun 2006 harga gabah Rp. 250.000/kwt dan tahun 2007 menjadi
Rp.270.000/kwt. Permintaan beras tahun 2006 sebesar 450 ton dan tahun 2007
menjadi 445 ton. Hitung elastisitas harga permintaan beras tersebut.
Diketahui :
P1 = Rp. 250.000/kwt
P2 = Rp.270.000/kwt
Q1 = 450 ton
Q2 = 445 ton
Jawab :
445 – 450
450
270.000 – 250.000 − 0,01
= = = - 0,125
250.000 0,08
DAFTAR PUSTAKA

Green Marshal. Eddy Soetrisno. Buku Pintar Teori Ekonomi. Ladang Pustaka. Jakarta.

Waluyo, Dwi Eko. 2003. Teori Ekonomi makro, UMM Press. Malang.

http://id.wikipedia.org/wiki/Elastisitas_penawaran

Diakses pada tanggal 28 Oktober 2015

http://faizulmubarak.wordpress.com/2009/11/04/bab-iii-konsep-elastisitas-penawaran-
dan-permintaan/

Diakses pada tanggal 28 Oktober 2015

Anda mungkin juga menyukai