Anda di halaman 1dari 6

Fiqh merupakan bagian dari entitas kehidupan di dunia islam dan menjadi salah satu

subyek dalam pengkajian islam, baik di indonesia maupun di dunia pada umumnya. Dalam
lingkungan Institut Agama Islam Negeri, dan perguruan tinggi agama islam lainnya, fiqh di
kembangkan sebagai bidang ilmu dan keahlian, khususnya pada fakultas syari’ah. Oleh karena
itu fiqh di tuntut untuk dikembangkan, agar bidang i,mu itu memiliki makna bagi pengembangan
ilmu dan pengembangan keahlian.

Pengembangan ilmu fiqh berasas kesinambungan dan perubahan (continuity and change).
bertitik tolak dari yang tersedia dan merumuskan kreasi baru untuk memenuhi kebutuhan masa
depan. Hal itu dapat di lakukan dengan merujuk kaidah: al-muhafadzah ‘ala al-qadim al-shalih
wa al-akhadz bi al-jadid al-ashlah. Memelihara tradisi lama yang dipandang baik, dan
mengembangkan tradisi baru yang di pandang lebih baik.

Pengembangan seluruh unsur ilmu fiqh itu dilakukan dengan cara kerja ilmiah melalui
aplikasi berbagai model penelitian, yakni model penelitian fiqh. secara ideal, pembahasan
tentang model peneltian fiqh mencakup berbagai model secara lengkap dan menyeluruh, yang
dapat dijadikan rujukan atau adaptasi oleh siapapun.

Pertama, posisi fiqh sebagai salah satu dari suatu kesatuan sistem hukum islam (islamic
law system) yang mencakup berbagai unsur yang saling tergantung dan saling menunjang,
diantaranya beberapa dimensi atau wujud hukum islam yang terstruktur secara hirarkis, yakni
dimensi syari’ah, dimensi fiqh, dan dimensi amal.

Kedua, gugusan fiqh secara internak, sebagai suatu kesatuan , mencakup sebagai sumber
dan dalil yang dijadikan rujukan , kaidah dan prinsip yang dianut, tokoh dibalik pengembangan
fiqh, perspektif yang digunakan, produk penalaran yang terdokumentasi dalam berbagai kitab,
pengkajian dalam berbagai lingkungan dll.

Ketiga, penyusunana dan perumusan model penelitian pada berbagai pilihan tersebut,
untuk memahami dan menjelaskan fiqh secara sistematis dan sistemis.
Menurut ahli Hukum Islam (Fiqih), ilmu fiqih itu bisa dibagi dua, yaitu metode
menemukan hukum dari dalil-dalilnya, yang disebut ilmu ushul fiqih (yang akan dibicarakan
kemudian yakni ilmu ushul fiqih), dan ilmu tentang hukum-hukum cabang yang dibagi dua pula:

a. Kumpulan hukum-hukum. Fiqih ini memuat hukum-hukum tentang berbagai masalah seperti
tersebut pada kitab Rahmatul Ummah, kitab Majallatul Ahkamul Adliyyah. Di Indonesia dapat
dicontohkan Kompilasi Hukum Islam (KHI) hasil perumusan ulama-ulama Indonesia dari
berbagai kitab melalui penelitian, seminar dan diskusi.
b. Ilmu pengetahuan tentang hukum. Ilmu fiqih ini berupa teori tentang hukum Islam yang ditulis
oleh para ulama, baik satu aliran maupun berbagai aliran. Ataupun meliputi berbagai aspek
kehidupan masa lampau yang sekarang ini perlu dikembangkan.
Tentang madzhab (aliran)
Madzhab dapat berarti jalan yang dilalui oleh suatu faham/ilmu. Jelasnya dalam
pembicaraan ini adalah aliran faham sesuatu ilmu.
Dalam sejarah Islam ada kenyataan bahwa dalam keilmuan Islam ada beberapa aliran:
a. Aliran dalam siyasah (politik)
b. Aliran dalam aqidah dan
c. Aliran dalam hukum (fiqih)
Obyek Pembicaraan Ilmu Fiqih dan Ruang Lingkupnya
Obyek pembicaraan Ilmu Fiqih adalah hukum yang bertalian dengan perbuatan orang-
orang mukallaf yakni orang yang telah akil baligh dan mempunyai hak dan kewajiban. Adapun
ruang lingkupnya seperti telah disebutkan di muka meliputi:
a. Pertama, hukum yang bertalian dengan hubungan manusia dengan khaliqnya (Allah SWT).
Hukum-hukum itu bertalian dengan hukum-hukum ibadah.
b. Kedua, hukum-hukum yang bertalian dengan muammalat, yaitu hukum-hukum yang mengatur
hubungan manusia dengan sesamanya baik pribadi maupun kelompok. Kalau mau dirinci adalah:
1) Hukum-hukum keluarga yang disebut Al Ahwal Asy Syahshiyyah. Hukum ini mengatur
manusia dalam keluarga baik awal pembentukannya sampai pada akhirnya.
2) Hukum-hukum perdata, yaitu hukum yang bertalian manusia dengan hubungan hak kebendaan
yang disebut mu’amalah maddiyah.
3) Hukum-hukum lain termasuk hukum-hukum yang bertalian dengan perekonomian dan
keuangan yang disebut al ahkam al iqtishadiyah wal maliyyah.
Inilah hukum-hukum Islam yang telah dibicarakan dalam kitab-kitab fiqih dan terus
berkembang. Menurut saya, pengembangan pemikiran tentang ilmu fiqih ini dilakukan karena ini
menyangkut intensitas dan ekstensitas materi maupun intensitas dan ekstensitas cakupannya.
Hukum fiqih itu tidak berada di ruang fakum, tetapi berlaku di tengah masyarakat, sehingga
hukum yang bertalian dengan mu’amalah ada yang dapat berubah, berkembang dipengaruhi
perkembangan zaman yang membawa perkembangan budaya termasuk ilmu pengetahuan dan
teknologi. Sebagai kita ketahui banyak anggota masyarakat yang belum memahami tentang
perbankan syari’ah dan takaful, sekalipun sudah banyak lembaga itu beroperasi.

1. Pengertian Fiqh Ibadah

Ibadah berasal dari kata arab ‘ibadah jamaknya lafadz ‘ibadat yang berarti pengabdian,
penghambaan, ketundukan dan kepatuhan. Dari akar kata yang sama kita kenal dengan istilah
‘abd (hamba, budak) yang menghimpin makna kekurangan, kehinaan dan kerendahan. Ibadah
juga bisa diartikan dengan taat yang artinya patuh, tunduk dengan setunduk-tunduknya, artinya
mengkuti semu perintah Allah Swt dan menjauhi semua larangan yang dikehendaki oleh Allah
Swt. Karena makna asli ibadah adalah menghamba, dapat pula diartikan sebagai bentuk
perbuatan yang menghambakan diri sepenuhnya kepada Allah Swt.

a. Pengertian Thaharah
Thaharah menurut bahasa artinya “bersih” Sedangkan menurut istilah syara’ thaharah
adalah bersih dari hadas dan najis. Selain itu thaharah dapat juga diartikan mengerjakan
pekerjaan yang membolehkan shalat, berupa wudhu, mandi, tayamum dan menghilangkan najis.1
Thaharah secara umum. Dapat dilakukan dengan empat cara berikut.

1) Membersihkan lahir dari hadas, najis, dan kelebihan-kelebihan yang ada dalam badan.
2) Membersihkan anggota badan dari dosa-dosa.
3) Membersihkan hati dari akhlak tercela.
4) Membersihkan hati dari selain Allah.
Cara yang harus dipakai dalam membersihkan kotoran hadas dan najis tergantung kepada
kuat dan lemahnya najis atau hadas pada tubuh seseorang. Bila najis atau hadas itu tergolong
ringan atau kecil maka cukup dengan membersihkan dirinya dengan berwudhu. Tetapi jika hadas
atau najis itu tergolong besar atau berat maka ia harus membersihkannya dengan cara mandi
janabat, atau bahkan harus membersihkannya dengan tujuh kali dan satu di antaranya dengan
debu. Kebersihan dan kesucian merupakan kunci penting untuk beribadah, karena kesucian atau
kebersihan lahiriah merupakan wasilah (sarana) untuk meraih kesucian batin.

Najis
Najis menurut bahasa adalah sesuatu yang menjijikkan, sedangkan menurut istilah adalah
sesuatu yang haram seperti perkara yang berwujud cair (darah, muntah muntahan dan nanah),
setiap perkara yang keluar dari dubur dan qubul kecuali mani. Untuk melakukan kaifiat mencuci
benda yang kena najis, terlebih dahulu akan diterangkan bahwa najis terbagi atas tiga bagian:
1) Najis mugallazah (tebal), yaitu najis anjing. Benda yang terkena najis ini hendaklah
dibasuh tujuh kali, satu kali di antaranya hendaklah dibasuh dengan air yang dicampur
dengan tanah.
2) Najis mukhaffafah (ringan), misalnya kencing anak Iaki-Iaki yang belum memakan
makanan apa-apa selain susu ibu saja.benda yang kena najis ini sudah memadai dengan
memercikkan air pada benda itu, meskipun tidak mengalir. Adapun kencing anak
perempuan yang belum memakan apa-apa selain ASI, kaifiat mencucinya hendaklah
dibasuh sampai air mengalir di atas benda yang kena najis itu, dan hilang zat najis dan
sifat-sifatnya, sebagaimana mencuci kencing orang dewasa.
b. Shalat
Sholat merupakan salah satu perbuatan yang dimulai dari tahbirotul ihram dan diakhiri
dengan salam sesuai dengan syarat-syarat tertentu. Sholat diwajibkan bagi setiap umat islam
karena barang siapa yang mendirikan sholat maka maka ia menegakkan agama dan barang siapa
yang meninggalkan sholat maka ia merobohkan agama .
c. Zakat
Zakat adalah sebuah ibadah yang menuntut keridhoan umat Islam untuk mengeluarkan
sebagian hartanya sesuai ketentuan yang ditetapkan. seperti yang terdapat dalam alquran yang
artinya :
“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan
mensucikan mereka, dan mendoalah untuk mereka.Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi)
ketenteraman jiwa bagi mereka”. Dan AllahMaha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (At
Taubah : 103)

d. Puasa
Puasa adalah tindakan sukarela dengan berpantang dari makanan, minuman, atau
keduanya, perbuatan buruk dan dari segala hal yang membatalkan puasa untuk periode waktu
tertentu. Puasa mutlak biasanya didefinisikan sebagai berpantang dari semua makanan dan
cairan untuk periode tertentu, biasanya satu hari (24 jam), atau beberapa hari. Puasa lain
mungkin hanya membatasi sebagian, membatasi makanan tertentu atau zat. Praktik puasa dapat
menghalangi aktivitas seksual dan lainnya serta makanan. Seperti dalam firman allah swt yang
artinya:
“ Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana
diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” (Al Baqoroh :183)

e. Haji
Kata haji berasal dari bahasa arab yang bermakna tujuan dan dapat di baca dengan
dua lafazh Al-hajj .Haji menurut istilah syar’i adalah beribadah kepada Allah dengan
melaksanakan manasik yang telah ditetapkan dalam sunnah Rasulullah Shallallahu’alaihi
Wasallam dan ada pula ulama yang berpendapat: “Haji adalah bepergian dengan tujuan ke
tempat tertentu pada waktu yang tertentu untuk melaksanakan suatu amalan yang tertentu pula.
Akan tetapi definisi ini kurang pas karena haji lebih khusus dari apa yang didefinisikan di sini,
karena seharusnya ditambah dengan satu ikatan yaitu ibadah, maka apa yang ada pada definisi
pertama lebih sempurna dan menyeluruh.

Anda mungkin juga menyukai