Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah yang maha Esa atas selesainya penyusunan
makalah ini, sebagai bagian dari tugas kuliah Public Speaking. Serta shalawat beserta salam tak lupa
kami panjatkan kepada baginda Muhammad SAW, yang kami nantikan safa`atNya di akhirat kelak.
Tidak lupa kami ucapan terima kasih kepada : Ibu Dosen Ayu Octarina yang tiada lelahnya
memberikan ilmu yang bermanfaat bagi kami. Serta teman-teman yang senantiasa memberikan
dorongan moril yang membuat sebuah kebersamaan yang menjadi semangat buat kami semua
hingga saya bisa menyelesaikan makalah ini.
Selanjutnya, menyadari akan segala keterbatasan yang ada, maka semua kritik dan saran
yang membangun, akan kami indahkan demi terwujudnya sebuah makalah yang bermanfaat dan
lebih baik untuk kedepannya. Demikian pengantar dari kami, semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi kita semua dan mendapat ridha dari Allah swt. Akhirnya, kami sebagai pemakalah mendoakan
agar seluruh bantuan yang telah diberikan dari semua pihak akan diberikan nilai lebih di hadapan
Allah SWT.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................... 1
DAFTAR ISI......................................................................................................................... 2
BAB I
PENDAHULUAN................................................................................................................. 3
A. Latar Belakang......................................................................................................... 3
B. Rumusan Masalah.................................................................................................... 3
BAB II
PEMBAHASAN................................................................................................................... 4
A. Pengertian Metode................................................................................................... 4
B. Macam-Macam Penyajian........................................................................................ 4
BAB III
PENUTUP............................................................................................................................. 7
A. Kesimpulan.............................................................................................................. 7
B. Saran....................................................................................................................... 7
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................ 8
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap orang pasti merasa tidak percaya diri (grogi) untuk berbicara di depan umum. Akibatnya,
muncullah suatu persepsi bahwa untuk menjadi seorang public speaking haruslah memiliki
kemampuan mendasar yang dinamakan softskill. Akan tetapi, masih banyak pula public
speaking ternama yang berkata bahwa dirinya selalu mengalami grogi sesaat sebelum berbicara di
depan para calon pendengarnya. Artinya, keterbatasan softskill bukanlah alasan bagi seseorang
untuk tidak mampu terampil berbiacara di depan orang banyak. Ketidak percayaan diri itu
dipengaruhi oleh sejauh mana seseorang mempersiapkan dirinya untuk tampil di depan publik, baik
dari segi topik pembicaraan, fisik, maupun mental.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, pembahasan makalah ini akan difokuskan pada pentingnya pemahaman
metode penyajian dan pentingnya persiapan diri bagi setiap orang sebelum berbicara di depan
banyak pendengar. Untuk itu dibuat rumusan masalah sebagai berikut:
PEMBAHASAN
A. Pengertian Metode
Metode berasal dari Bahasa Yunani methodos yang berarti cara atau jalan yang ditempuh.
Sehubungan dengan upaya ilmiah, maka, metode menyangkut masalah cara kerja untuk dapat
memahami objek yang menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan. Fungsi metode berarti sebagai alat
untuk mencapai tujuan, atau bagaimana cara melakukan atau membuat sesuatu.
Metode (ilmu komputer), suatu bagian kode yang digunakan untuk melakukan suatu tugas.
Metode Mengajar, merupakan cara yang dilakukan oleh seorang pendidik atau seorang guru
kepada naradidik pada saat mengajar.
B. Macam-Macam Penyajian
penyajian (peng-an + saji )
Tujuan public speaking tidak terlepas dari tujuan komunikasi, yaitu menyampaikan pesan atau ide
kepada publik dengan metode yang sesuai sehingga publik bisa memahami pesan atau ide, dan
kemudian memperoleh manfaat dari pesan tersebut. Sehubungan dengan ini seorang public
speaker pun dituntut untuk mampu memilih metode yang tepat untuk menyampaikan
pesannya. Ada 4 metode public speaking yang biasanya di pakai oleh para public speaker. Masing-
masing metode memiliki kekuatan dan kelemahan. Berikut metode public speaking yang dikenal
oleh para public speaker.
1. Metode Naskah (manuskrip)
Naskah dibuat tertulis secara lengkap dan memuat apa yang akan disampaikan kepada publik. Public
speaker mengembangkan gagasan dalam susunan kata, kalimat, dan paragraf. Salam pembuka dan
penutup kadang juga dituangkan dalam tulisan secara lengkap. Metode ini dipergunakan oleh public
speaker yang harus menyampaikan pada sesuatu yang membutuhkan ketelitian. Misalkan pada
pidato resmi mengenai persoalan politik, persoalan ekonomi, pengumuman harga BBM,
pengumuman susunan cabinet, atau ulasan teknik dan ilmiah.
Kelemahan metode ini :
Public Speaker tak dapat menyesuaikan diri dengan situasi saat berbicara didepan publik.
Komunikasi cendrung satu arah, karena tidak merasa diajak terlibat dan berinteraksi secara
langsung.
Speaker tidak dapat memainkan intonasi suara dan penekanan kalimat, karena suara anda
akan bergerak dalam tangga nada yang sama.
Apabila speaker tidak menguasai apa yang dibaca, maka dia akan kesulitan untuk
berimprovisasi dengan gesture dan bahasa tubuh, seperti memandang dan menatap penuh
keyakinan kepada audience.
Cara ini sebenarnya lanjutan seperti cara membaca naskah. Naskah yang sudah disiapkan, tidak
dibacakan tetapi dihafalkan lebih dahulu, kemudian diucapkan dalam kesempatan berbicara.
Namun, cara menghafalkan naskah, hanya bisa dilakukan kalau naskahnya pendek dan harus dibaca
secara berulang-ulang, sehingga ingat dan bukan khusus dihafalkan. Dalam pelaksanaannya
disampaikan secara bebas, artinya kalimat-kalimat yang anda sampaikan tidak perlu sama dengan
naskah, tetapi isinya sama.
Pembicara lebih mudah menggunakan bahasa tubuh dan gesture, seperti memandang dan
menggunakan eye contact.
Kalau lupa dengan salah satu kata atau kalimat berpotensi membuat pidatonya gagal.
3. Metode Spontanitas (Impromptu)
Pembicara tidak menyiapkan naskah, atau tidak membaca naskah. Pembicara hanya memikirkan
masalah apa yang akan dikemukakan. Pidatonya benar-benar tidak dipersiapkan, karena biasanya
secara mendadak ditunjuk untuk berbicara di depan umum.
Tidak lancar, bahkan kacau bagi pembicara pemula, dan keluar suara ee..ee.
Kemungkinan gagal total, dan Anda diam seribu bahasa, tidak dapat meneruskan.
Pembicara menyiapkan pokok-pokok isi materi yang akan disampaikan, kemudian menyusunnya
dalam bentuk kerangka. Selain itu pembicara membuat catatan khusus yang diperlukan. Misalnya
hal-hal yang terkait pasal dan ayat dalam undang-undang, data atau angka-angka yang sulit diingat.
Saat sedang berbicara kerangka itu bisa dikembangkan secara langsung dan catatan itu dilihat setiap
saat diperlukan.
Berbicara di depan publik dengan metode ini sangat dianjurkan karena sifatnya fleksibel. Isi pidato
juga disampaikan secara runtut dan tak ada yang terlupakan. Sementara itu pembicara bebas
memandang pendengar untuk membina kontak batin dan keakraban.
Komunikatif
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kepentingan akan kemampuan berbicara di depan publik sudah sangat mutlak. Kemampuan ini
mendasari kesuksesan setiap orang diberbagai bidang. Seorang Public speaker dengan perannya
sebagai pemberi pengaruh dan manfaat bagi para pendengar dituntut untuk tampil meyakinkan.
Semua perkataan, penampilan, dan perilakunya dapat saja menjadi inspirasi bagi para
pendengarnya. Untuk itu, unsur motivasi komunikasi harus melekat dalam diri seorang public
spekerguna menghindari kekhawatiran-kekhawatiran yang membuat ia ragu dengan
kemampuannya.
B. Saran
Diharapkan mahsiswa lebih peka dengan urgensi kemampuan berbicara di depan publik. Mahasiswa
sebaiknya mendalami dengan sendirinya kemampuan komunikasi publik, khususnya public speaking.
Diharapkan sebaiknya para peneliti lebih mendalami kasus bahwa mahasiswa juga ternyata masih
sering takut saat melakukan presentasi. Sedangkan mahasiswa seharusnya dapat berbicara dengan
bekal yang telah dimilikinya. Dari kasus tersebut dapat diteliti lagi mengenai tindakan yang sebaiknya
dilakukan Perguruan Tinggi untuk meminimalkan mahasiswanya yang masih sangat rentan dengan
kemampuan berbicara di depan publik.
Makalah yang dapat kami buat, sebagai manusia biasa kita menyadari dalam pembuatan makalah ini
masih terdapat banyak kesalahan dan kekurangan. Untuk itu kritik dan saran yang bersifat
konstruktif sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini dan berikutnya. Semoga makalah
ini bermanfaat bagi kita semua. Amin.
DAFTAR PUSTAKA
rumahpublicspeaker.com/index.php/2015/11/14/metode-public-speaking/