Belum ada pengertian public speaking yang ‘pas’ dalam Bahasa Indonesia
hingga sekarang. Kita masih menyebutnya “public speaking”, sama dengan istilah
aslinya dalam bahasa Inggris. Istilah Bahasa Indonesia yang paling sering digunakan
untuk mengartikan public speaking adalah “berbicara di depan umum” atau
“berbicara di depan publik”. Bahkan public speaking sering pula disebut “pidato”
3. MEMORITER/MEMORIZING/HAPALAN
Metode ini kelebihan dan kekurangannya hampir sama dengan metode
manu script, ditambah resiko yang lebih besar. Artinya naskah sudah dibuat
sebelumnya. Pada saat pembicara hendak menyampaikan pidatonya, dia tidak
lagi menggunakan naskah karena semua yang tertera dalam naskah tersebut
sudah dihapalkan. Ketika tampil pembicara mengingat kembali semua yang
sudah dihapalkan.
Metode ini mengandalkan kemampuan mengingat. Pembicara harus
menguasai susunan bahasa, ide dan gagasan yang terdapat dalam naskah.
Metode ini cocok untuk mereka yang memiliki daya ingat tinggi, topik
pidatonya menarik dan sederhana serta waktu penyampaiannya tidak terlalu
lama. Oleh karena itu bagi pembicara yang tidak memiliki kapasitas daya
ingat yang tinggi sebaiknya menghindari metode ini. Jika dilakukan maka
pidato tidak akan menarik lagi karena pembicara hanya berkutat dengan
kesalahan pembicara sendiri.
4. EXTEMPORE/USING NOTE
Metode ini merupakan metode terbaik. Metode ini metode yang sangat
dianjurkan dalam berpidato karena naskah pidato hanya berupa outline (garis
besar) dan pokok penunjang. Garis besar inilah yang akan menjadi pedoman
untuk mengatur gagasan yang ada dalam pikiran. Jadi metode ini disebut
metode penjabaran kerangka yakni teknik berpidato dengan menjabarkan
materi pidato yang terpola secara lengkap.
Metode ini hanya bisa dipakai oleh orang yang sudah berpengalaman,
membutuhkan kecakapan dalam berbicara. Apabila tidak cakap maka akan
menjadi tidak teratur lagi, ide dan gagasan yang sudah tersusun bisa menjadi
kacau atau tak terarah lagi.
Kelebihan metode Extempore/Using Note :
Komunikasi dengan pendengar lebih baik
Pesan atau materi dapat diubah sesuai kebutuhan
Penyajiannya lebih spontan
Kelemahan metode Extempore/Using Note :
Persiapan kurang baik jika dibuat terburu-buru
Pemilihan bahasa yang jelek
Kefasihan kurang
Kemungkinan menyimpang dari outline/kerangka
Tidak dapat diterbitkan
3. PERSIAPAN MATERI
Membaca literatur, menyusun kerangka materi dan yang terpenting adalah
kuasai materi.
PIDATO
Pidato adalah penyampaian gagasan, pikiran atau informasi serta tujuan dari
pembicara kepada orang lain (audience) dengan cara lisan. Pidato juga bisa diartikan
sebagai “the art of persuasion”, yaitu sebagai seni membujuk/mempengaruhi.
TUJUAN PIDATO
1. Informatif (memberi tahu)
2. Pidato informatif adalah pidato yang bertujuan untuk memberi tahu informasi.
3. Persuasif (mempengaruhi)
4. Pidato persuasif adalah pidato yang bertujuan untuk mempengaruhi pikiran
khalayak/pendengar melalui pengondisian, penguatan atau pengubahan
tanggapan (respon) pendengar terhadap gagasan, isu, konsep atau produk.
5. Rekreatif (pidato yang bertujuan untuk menyenangkan atau menghibur
pendengar).
MACAM-MACAM PIDATO
Berdasarkan pada sifat dari isi pidato, pidato dapat dibedakan menjadi :
1. Pidato Pembukaan
adalah pidato singkat yang dibawakan oleh pembawa acara atau MC
2. Pidato Pengarahan
adalah pidato untuk mengarahkan pada suatu pertemuan.
3. Pidato Sambutan
adalah pidato yang disampaikan pada suatu acara kegiatan atau peristiwa tentu
yang dapat dilakukan oleh beberapa orang dengan waktu yang terbatas secara
bergantian.
4. Pidato Peresmian
adalah pidato yang dilakukan oleh orang yang berpengaruh untuk meresmikan
sesuatu.
5. Pidato Laporan
yakni pidato yang isinya adalah melaporkan suatu tugas atau kegiatan.
6. Pidato Pertanggung jawaban
adalah pidato yang berisi suatu laporan pertanggungjawaban.
JENIS ACARA:
1. ACARA FORMAL/RESMI
Yaitu acara yang digelar oleh lembaga/instansi/organisasi/kepanitiaan
formal yang dihadiri oleh undangan resmi dan didasari oleh aturan aturan
protokoler yang relatif baku.
Contoh acara formal: Upacara bendera, wisuda, upacara pelantikan, upacara
adat, serah terima jabatan, dan upacara kenegaraan.
Nama pembawa acara:MC (Master of Ceremony), Protokol, Pranata cara.
Acara Dasar
adalah kegiatan yang dilaksanakan dalam suatu acara yang mendasari
keseluruhan acara yang diselenggarakan. Acara ini biasanya diisi :
Pembacaan ayat suci Al Qur’an
Menyanyikan lagu wajib, seperti Indonesia Raya, Hymne atau Mars
suatu organisasi atau lagu wajib lainnya
Dan sebagainya
Acara Penunjang
Maksudnya kegiatan yang dilaksanakan dalam acara yang berfungsi untuk
lebih memperkuat keseluruhan acara yang diselenggarakan. Acara ini antara
lain bisa diisi oleh:
Sambutan-sambutan atau laporan
Pembacaan Surat Keputusan
Serah Terima Jabatan
Dan sebagainya
Acara Inti
Merupakan kegiatan utama yang dilaksanakan dalam suatu acara dan menjadi
pusat perhatian dari keseluruhan acara , karena untuk itulah acara yang
bersangkutan diselenggarakan. Acara inti ini jelas diisi oleh rangkaian acara
yang menjadi maksud serta tujuan utama diselenggarakannya acara tersebut
yang isinya seperti:
Ceramah,meliputi:
Wisuda/Pelantikan
Reuni
Peletakan Batu pertama
Pengguntingan Pita
Pembagian Hadiah
Panggung Hiburan
Dan sebagainya
Penutup
Merupakan rangkaian akhir dari suatu acara,biasanya hal ini diisi oleh:
Do’a
Ramah Tamah
Hiburan Tambahan
Foto Bersama
Dan sebagainya
Dari susunan acara tersebut diatas dapat dibuat Naskah Acara dengan cara
memasukkan poin-poin yang berada pada susunan acara tadi. Bentuk Naskah Acara :
Setelah membuat naskah acara yang bersumber dari susunan acara, selanjutnya
MC membuat lembar pembicaraan . Lembar pembicaraan dibuat berdasarkan naskah
acara. Lembar pembicaraan ini berfungsi sebagai panduan acara. Lembar
pembicaraan ini biasa disebut “Cue Card” atau “Q Card”
FAKTOR KEBAHASAAN
1. Lafal yang benar
2. Aksentuasi
3. Pemenggalan Kalimat (Jeda)
4. Diksi
5. Intonasi, meliputi 4 hal, yaitu : tekanan, nada, tempo dan jeda
6. Menggunakan Kalimat Secara Efektif
FAKTOR NON-KEBAHASAAN
1. Bersikap tenang
2. Tampil mengesankan
3. Cepat tanggap dan kaya inisiatif
4. Kaya improvisasi
5. Tidak emosional
6. Memiliki suara yang enak didengar
7. Suara dan cara berbicara ( speed, volume, tone, timbre, power, nafas)
8. Menciptakan suasana dengan suara
9. Penampilan
10. Bahasa tubuh
BAHASA TUBUH
1. Duduk
2. Berdiri
3. Berjalan
4. Kontak Mata (Eye Contact)
5. Gerakan Tangan
MODERATOR
Moderator adalah pengatur dan pengarah jalannya diskusi dengan peserta
lainnya. Tugas seorang moderator adalah mengatur dan memberi arahan kepada
peserta lainnya. Moderator juga bisa disebut sebagai pemimpin diskusi. Moderator
adalah seseorang yang bertugas untuk memoderasi dan mengawasi jalannya lalu
lintas posting di forum yang menjadi tanggung jawabnya. Tujuan utamanya adalah
agar forum diskusi dapat berjalan dengan baik dan benar sesuai dengan topiknya serta
berlangsung secara kondusif.
LANGKAH-LANGKAH MODERATOR
1. Pembukaan
2. Ucapan Selamat datang kepada peserta
3. Uraian singkat latar belakang dan tujuan diskusi,seminar atau presentasi
4. Perkenalan penyaji/presenter dan temapresentasi
5. Penentuan waktu dan mekanisme tanya jawab
6. Mengundang pembicara/penyaji/presenter menyajikan materi/presentasi
7. Rangkuman umum inti presentasi penyaji
8. Mengundang pendengar/peserta untuk bertanya
9. Ucapan terimakasih kepada penyaji/presenter dan pendengar/peserta
10. Moderator menutup diskusi, seminar atau presentasi
PRESENTASI
Presentasi adalah suatu kegiatan berbicara di hadapan orang banyak atau salah
satu bentuk komunikasi presentasi merupakan kegiatan pengajuan suatu topik,
pendapat atau informasi kepada orang lain. Berbeda dengan pidato yang lebih sering
dibawakan dalam acara resmi atau politik, presentasi lebih sering dibawakan dalam
acara bisnis.
Secara garis besar presentasi dirancang untuk menjual (to sell), untuk menjelaskan
(to explain)atau untuk memotivasi (to motivate).
Contoh tujuan presentasi dapat dikelompokkan lagi sebagai berikut :
Untuk mempertunjukkan : layanan, produk, system
Untuk membentuk : citra, strategi
Untuk menghibur : kolega, orang luar
Untuk menjual : konsep, produk, ide
Untuk mewakili : kelompok, perusahaan, departemen
Untuk mempromosikan : sikap, cara bekerja
Untuk mengusulkan : penyelesaian, konsep baru Dari tujuan presentasi oral/
lisan tsb di atas, tujuan
Presentasi ada tiga tujuan utama, yaitu :
Presentasi Informatif (informative presentations) adalah presentasi yang
bertujuan untuk menginformasikan atau memberitahukan.
Presentasi Persuasif (persuasive presentations) adalah presentasi yang
bertujuan untuk memotivasi audience untuk melakukan atau percaya terhadap
sesuatu.
Goodwill presentations adalah presentasi untuk menghibur dan mensyahkan
(validate) komitmen audience kepada tujuan organisasi.
Misalnya setelah pidato makan malam, audience menginginkan untuk dihibur.
Agar proses presentasi berjalan dengan terencana, terarah dan teratur, berikut ini
adalah tahapantahapannya:
Planning
Delivering
Handling
Closing
PLANNING
Understanding Audience (Memahami Pendengar) Informasi profil audience
yang berguna antara lain :Knowledge (Tingkat Pengetahuan), Expertise (Keahlian),
Experience (Pengalaman), Prejudice and Attitude (Praduga dan Sikap), Needs
(Kebutuhan), Wants (Keinginan).
Menentukan Tujuan Presentasi
Message to be Delivered (Pesan yang akan Disampaikan)
Presentation Tools (perlengkapan Presentasi)
Presentation Room
Di sisi lain, sesi tanya jawab memiliki beberapa tantangan dan resiko tersendiri,
sehingga sesi ini cukup menakutkan bagi para pembicara pemula. Beberapa resiko
tersebut adalah:
Kemungkinan ada pertanyaan yang sulit dijawab
Seorang audience bisa saja mendominasi diskusi
Batasan waktu seringkali sulit untuk ditaati
Pendengar lain yang tidak tanggap pada pertanyaan atau jawaban dari
pembicara
Ada audien yang bersikap bermusuhan, tidak sependapat dan bahkan ingin
menguji saja
Berikut ini adalah beberapa tip yang dapat membantu pembicara untuk mengurangi
resiko pada saat sesi tanya jawab :
Membatasi waktu sesi tanya jawab
Bantu pendengar untuk langsung ke permasalahan
Jika pembicara tidak bisa menjawab, ada beberapa pilihan yang bisa
diterapkan:
• Bersikap jujur kepada audience, biasanya audience akan mengerti dan
menghargai hal tersebut
• Pembicara dapat menawarkan untuk mencarikan jawabannya
• Berikan sumber-sumber yang mungkin bisa menjawab pertanyaan
tersebut.
• Tanyakan saran dari audien lain
TEKNIK VOKAL
Berikut ini adalah hal-hal yang harus diperhatikan oleh seorang pembicara
berkaitan dengan teknik vokal :
1. Intonasi (Intonation)
Yaitu nada bicara harus pas atau tepat, sehingga hadirin dapat menangkap
makna dari pembicaraan sesuai dengan yang dimaksud. Dalam bernyanyi
dikenal istilah “pitch”, yaitu pengambilan nada yang tepat.
2. Artikulasi (Articulation)
Yaitu pelafalan atau pengucapan kata demi kata secara benar dan jelas.
Contoh: pembicara harus mampu mengucapkan kata dalam Bahasa Inggris
“head, hart, health, heart” dengan benar.
3. Aksentuasi (accentuation)
Yaitu penekanan (stressing) pada kata-kata tertentu yang dianggap penting.
4. Pemenggalan Kalimat (Phrasering)
Yaitu pemenggalan kata yang pas, menjaga ‘kesatuan kalimat’, sehingga
mendukung makna yang tersurat dan tersirat. Seorang pembicara harus
mampu menentukan dimana ‘koma’ (jeda) yang pas untuk ‘curi nafas’.
5. Infleksi (Inflection)
Yaitu perubahan nada suara, lagu kalimat, dapat diwujudkan dengan intonasi
yang tepat, terutama saat jeda(koma) dan saat titik (akhir kalimat). Suara
meninggi (go up) saat jeda, dan merendah (go down) saat titik.
6. Kecepatan (Speed)
7. Yaitu kecepatan bicara (tempo/speed) hendaknya bervariasi. Berdasarkan
sebuah riset, kecepatan berbicara dalam Bahasa Indonesia adalah 104 – 144
kata per menit.
8. Volume Suara
Yaitu keras lemahnya suara. Keras lemahnya suara ini disesuaikan dengan
kebutuhan dan suasana.
BAHASA TUBUH
Bahasa tubuh yang baik juga sebagai pertanda bahwa seorang pembawa acara
atau pembicara dapat menguasai suasana yang ada, tidak grogi atau menunjukkan
kepercayaan diri. Untuk itu, hal yang harus dilakukan adalah :
Melangkah dengan tenang dan yakin
Cari tempat berdiri yang tepat, di posisi yang dapat dilihat semua orang
(sebanyak mungkin)
Berdiri tegak, jangan membungkuk, bersandar di dinding/meja, jangan berdiri
miring
Berikut ini adalah sikap berdiri yang kurang baik:
o Berdiri dengan kaki sebelah
o Berdiri dengan kaki yang terlalu rapat
o Berdiri dengan kaki yang terlalu terbuka
o Berdiri loyo atau kaku
o Berdiri dengan kurang seimbang
o Bersandar pada mimbar
o Menggoyang-goyangkan badan yang tidak perlu
o Berdiri dengan tidak tenang
o Berdiri terlalu santai atau rileks
Melakukan kontak mata kepada audience atau pendengar.
Berikan mimik wajah atau ekspresi wajah yang sesuai dengan pembicaraan
yang sedang diungkapkan. Mimik wajah yang kurang baik adalah:
o Tertawa yang dibuat-buat
o Dahi yang selalu berkerut
o Tersenyum terus menerus
o Tersenyum tapi tidak ada yang lucu
o Muka selalu masam atau cemberut
o Sikap gugup
Berikut ini adalah gerakan anggota badan yang kurang baik yang harus dihindari
pembicara :
1. Selalu menggerak-gerakkan bagian-bagian tertentu
2. Gerakan yang canggung
3. Kaku dan berdiri terpaku
4. Menggaruk-garuk telinga atau kepala
5. Merogoh-rogoh saku
6. Memainkan pensil atau pulpen
7. Memegang-megang kerah baju
8. Mengelus atau menyibak rambut terus menerus
9. Berbicara dengan melihat teks terus menerus
10. Terlalu banyak melangkah atau berjalan (mondar mandir) atau sebaliknya
terpaku di satu tempat. Mengulang-ngulang gerakan yang sama.
11. Memasukkan tangan ke dalam saku
12. Memainkan kalung, koin, pena dan mikropon
13. Tangan ditangkupkan di belakang punggung
14. Lengan disedekapkan
15. Bertolak pinggang
16. Meremas-remas tangan
17. Memindahkan berat badan dari satu kaki ke kaki yang lain
18. Bersandar pada dinding atau bertumpu pada sesuatu, misalnya meja atau kursi
19. Menghalangi sorotan LCD proyektor dengan sering berlalu lalang
Berikut ini merupakan hal-hal yang juga harus diperhatikan oleh seorang pembicara :
1. Makin besar jumlah audience, makin besar & lambat gerakan tubuh yang bisa
kita lakukan, tapi kalau audience jumlahnya kecil lakukan gerakan tubuh ala
kadarnya saja.
2. Ucapkan setiap kalimat dengan senyum sehingga suara yang dihasilkan adalah
smilling voice
3. Jangan sekali-kali pembicara membuat joke tapi pembicara sendiri tertawa
terpingkalpingkal
4. Jika melempar joke lakukan sedikit pause untuk member kesempatan
audience tertawa.
5. Jika dalam opening anda mengucapkan salam, beri jeda beberapa detik untuk
memberi kesempatan audience menjawab.
Pembagian sidang
1) Sidang Pleno
a) Sidang Pleno diikuti oleh seluruh peserta dan peninjau
Permusyawaratan
b) Sidang Pleno dipimpin oleh Presidium Sidang
c) Sidang Pleno juga biasanya dipandu oleh Steering Committee
(panitia pengarah)
d) Sidang Pleno membahas dan memutuskan segala sesuatu yang
berhubungan dengan Permusyawaratan
2) Sidang Paripurna
a) Sidang Paripurna diikuti oleh seluruh peserta dan peninjau
Permusyawaratan
b) Sidang Paripurna dipimpin oleh Presidium Sidang
c) Sidang Paripurna mengesahkan segala ketetapan dan keputusan
yang berhubungan dengan Permusyawaratan
Perangkat sidang:
Peserta sidang (Quorum)
Quorum adalah syarat sahnya sidang untuk dapat diadakan, karena tingkat
quorum menunjukkan sejauh mana tingkat representasi dari peserta sidang.
Semakin tinggi jumlah quorum, semakin tinggi pula tingkat representasi dari
sidang tersebut.
Pimpinan Sidang.
• Presidium Sidang
• ketua 1
• ketua 2
Agenda acara persidangan/materi persidangan
Meliputi bahan-bahan yang akan dibahas dalam persidangan. Biasanya terdiri
dari draft tartib, AD/ART,, GBHK, dll yang disusun sebelumnya oleh tim
perumus sidang atau panitia.
3) Sidang Komisi
a) Sidang Komisi diikuti oleh anggota masing-masing Komisi
b) Anggota masing-masing Komisi adalah peserta penuh dan
peninjau yang ditentukan oleh didalam sidang
c) Sidang Komisi dipimpin oleh seorang pimpinan dibantu
seorang notulen Sidang Komisi
d) Pimpinan Sidang Komisi dipilih dari dan oleh anggota Komisi
dalam Komisi tersebut
e) Sidang Komisi membahas materi-materi yang menjadi tugas
dari Komisi yang bersangkutan
Ruangan sidang
Perlengkapan sidang
Perlengkapan sidang terdiri dari:
Meja
Kursi
Palu sidang
Pengeras suara atau Mic
Podium
Laptop dan Printer
Notulensi
Tata tertib persidangan
Macam-macam interupsi
4. Walk out ialah keadaan tidak menyetujui dengan kesepakatan sidang karena
persidangan sudah tidak relevan dengan prinsip mereka dan memilih untuk
keluar dari acara persidangan
Organizing Commitee berasal dari kata Organisasi dan Komite. Organisasi yaitu
kumpulan orang-orang yang mempunyai tujuan dan visi-misi yang sama. Sedangkan
Komite yaitu Komisi atau Badan yang bertanggung jawab terhadap suatu program
(kegiatan).
Dalam Kamus Ilmiah Populer bahwa yang di maksud dengan konsep adalah
ide umum, pemikiran, rancangan atau rencana dasar. Sedangkan Kegiatan adalah
aktivitas yang sebelumnya telah direncanakan untuk segera diselenggarakan sesuai
yang telah ditentukan baik waktu maupun keperluan lainnya.
Kegiatan adalah rancangan umum yang sifatnya masih general untuk dapat
dijadikan agenda demi berjalannya roda organisasi sebagai bukti eksisnya organisasi
dalam sebuah lembaga tertentu.
1. PERSIAPAN KONSEP DALAM AGENDA ACARA
Biasanya sebelumnya akan mengadakan sebuah acara baik yang sifatnya
terbuka maupun tertutup tidak terlepas dari sifat – sifat manajement
diantaranya adalah POAC (Planning, Organizinng, Actuating, dan
Controling).
A. Planning (Perencanaan)
Perencanaan ini sangat penting karena berfungsi sebagai pengarah bagi
kegiatan, target-target dan hasil-hasilnya di masa depan sehingga apapun
kegiatan yang dilakukan dapat berjalan dengan tertib.
Didalam perencanaan ada beberapa yang harus diperhatikan diantaranya adalah
prinsip kerja efektif antara lain sebagai berikut :
Jadwal (Kapan, Di mana, Apa yang harus dilakukan (persiapan), target
kecepatan (selesai)).
Sarana dan Prasarana (Perlengkapan dan Tempat).
Kerjasama (Rapat konsolidasi/persiapan).
Biaya (terkoordinir dan sistematis dalam pengeluaran).
Hal yang sama dalam kaitannya dengan perencanaan diantaranya adalah rencana-
rencana yang coba disusun oleh pengelola organisasi, seperti rencana kerja atau
kegiatan serta anggaran yang diperlukan, teknis pelaksanaannya bisa dilakukan
melalui rapat-rapat, seperti : rapat kerja, musyawarah internal atau rapat panitia.
B. Organizing (Pengorganisasian)
Yang dimaksud dengan organisasi adalah penyusunan dan pengaturan
bagian-bagian hingga menjadi suatu kesatuan atau gabungan kerjasama untuk
mencapai tujuan tertentu. Dari sisi wadah, organisasi memayungi
managemen, yang berarti organisasi lebih luas daripada managemen. Akan
tetapi, dari sisi fungsi, organisasi merupakan bagian dari fungsi managemen,
yang berarti organisasi lebih sempit daripada managemen.
Dalam hal pengaturan, unsur yang perlu diperhatikan dan diwujudkan adalah:
• Struktur Organisasi yang mampu menunjukkan bagaimana hubungan
(relationship) antara organisasi / bagian / seksi yang satu dengan yang
lain.
• Job Description yang jelas yang mampu menjelaskan tugas masing-
masing bagian / seksi.
• Bentuk koordinasi antar bagian dalam organisasi
• Penataan dan pendataan arsip dan inventaris organisasi
C. Actuating (Pelaksanaan)
Pelaksanaan kegiatan dilakukan dengan penuh rasa tanggungjawab dan
diperlukan kerjasama yang baik antara pengurus dengan panitia kerja yang
telah direkomendasikan atau ditetapkan sesuai hasil musyawarah.
D. Controling (Pengawasan)
Tugas organisasi ataupun pimpinan organisasi yang tidak boleh
terlewatkan adalah melakukan pengawasan terhadap aktivitas organisasi
ataupun realisasi kegiatan dan pengaturan anggaran. Agar tugas /
tanggungjawab pengawasan dapat dilaksanakan dengan pertimbangan
efektifitas dan efesiensi waktu maupun dana, maka dapat dipertimbangkan
faktor-faktor sebagai berikut :
Pembagian tugas pengawasan
Pendelegasian wewenang
Pembuatan rencana kegiatan dan anggaran serta realisasi kegiatan dan
anggaran
Pembukuan / dokumentasi atau kearsipan.
Dengan terlaksananya fungsi tersebut maka terlahirnya sebuah kegiatan yang sukses
berkat kinerja baik yang terbentuk secara sistematis. Konsep demikian disebut dengan
Manajemen Kegiatan
Pada dasarnya lahirnya sebuah kegiatan didasari oleh sebuah perencanaa yang
telah terfikirkan untuk dilaksanakan sebagai sebuah daya kreativitas manusia. Sebuah
kegiatan yang akan dilaksanakan, para pelaksana berharap agar kegiatan tersebut
dapat terlaksana dengan baik dan sukses serta bermanfaat bagi setiap peminatnya baik
secara moril maupun materil.
Oleh sebab itu, suatu perencanaan yang baik yang didasari pada pelaksanaan dan
tim work yang produktif seyogyanya akan melahirkan sebuah kegiatan yang seperti
diharapakan. Sebuah prinsip manajemen kegiatan yang wajib diketahui dan dilakukan
bagi setiap pelaksana kegiatan (Panitia atau EO) agar kegiatan terlaksana dengan baik
dan sukses yaitu:
“Semua kegiatan atau aktifitas manusia haruslah dikelola dengan baik. Jika tidak
biasanya hasilnya tidak sesuai dengan harapan. Ciri kegiatan yang tidak berhasil
adalah tujuan yang tidak tercapai, waktu yang dibutuhkan terlalu lama/tidak sesuai
rencana atau biaya yang terlalu besar.Bisa salah satunya atau gabungan dari ketiganya
itu”.
Fungsi Kepanitiaan
1. Menyebarkan Informasi
Dalam melaksanakan suatu kegiatan perlu adanya panitia. Panitia
merupakan orang yang bertanggunng jawab atas kesuksesan jalannya
kegiatan. Salah satu fungsi panitia adalah publikasi kegiatan atau penyebaran
informasi. Kegiatan yang telah terencana dan akan dilaksanakan perlu adanya
penyebaran informasi untuk terlebuh dahulu. Dengan tujuan agar kegiatan
dapat diketahui oleh semua pihak dan akan berdampak positif pada
kemeriahan kegiatan tersebut.
2. Menghasilkan Ide
Selain menyebarkan informasi, panitia juga berfungsi untuk
menghasilkan ide-ide yang dianggap penting dalam pelaksanaan kegiatan.
Ide-ide yang dilahirkan oleh panitia sangat diperlukan bagi kelangsungan
kegiatan karena baik secara konsep maupun teknis, ide-ide panitialah yang
akan mengatur itu semua.
3. Menyelesaikan Masalah
Dalam melaksanakan kegiatan, panitia tidak selalu dihadapkan pada
situasi yang baik atau berjalan dengan lancar. Akan tetapi, pada setiap
pelaksanaan kegiatan kerap sekali terjadi masalah-masalah didalam, baik itu
permasalahan internal maupun ekternal. Maka oleh sebab itu, panitia harus
dapat menyelesaikan setiap permasalahan yang terjadi dengan semata-mata
tujuannya adalah kegiatan dapat kondusif dan terlaksana dengan baik.
4. Mewujudkan Koordinasi, Komunikasi dan Kerja Sama
Panitia bertanggung jawab penuh atas kesuksesan atau kegagalan
dalam pelaksanaan kegiatan. Setiap panitia bercita-cita agar setiap kegiatan
yang dilaksanakan dapat berjalan dengan sukses. Maka oleh sebab itu,
koordinasi, komunikasi dan kerja sama merupakan hal yang mutlak harus
dilakukan oleh panitia agar tujuan dari pada kesuksesan kegiatan
5. Membuat Keputusan-Keputusan
Panitia berwenang untuk membuat keputusan-keputusan yang penting
bagi pelaksanaan kegiatan. Apalagi disaat kondisi kegiatan krisis yang
membutuhkan keputusan yang cepat dan tepat demi kelangsungan kegiatan.
6. Melaksanakan Kegiatan
Suatu fungsi yang normative bagaimana panitia seyogyanya harus
melaksanakan kegiatandari mulai persiapan sampai selesainya kegiatan.
Segala bentuk konsep maupun teknis kegiatan harus dilaksanakan oleh panitia
dengan harapan agar kegiatan dapat terlaksana dengan sukses.
7. Analisa Kebutuhan Kegiatan
Dalam membentuk tim Organizing Committee yang baik setiap
anggota panitia harus dapat menganalisa atau membuat rancangan kebutuhan-
kebutuhan yang diperlukan dalam pelaksanaan kegiatan. Dengan adanya
analisis kebutuhan kegiatan akan memudahkan kerja panitia dalam
mempersiapkan dan melaksanakan proses kegiatan. Proses kinerja yang
sistematis dan praktis akan terbentuk pada tim OC dalam melakukan kegiatan.
Maka oleh sebab itu, cara yang dilakukan tim OC untuk menganalisis
kebutuhan kegiatan adalah:
1. Buatlah rencana kerja kegiatan: mengapa, apa, kapan, dimana, siapa dan
bagaimana.
2. Buatlah tahapan kerja, bayangkan kegiatan yang diharapkan, lalu tentukan apa
saja yang harus dilakukan untuk mencapainya.
3. Rincilah kebutuhan kegiatan tersebut: jumlah panitia, peserta, ruang, tempat,
waktu, pembicara/narasumber, peralatan, perlengkapan, uang (pemasukan dan
pengeluaran), dan lain-lain.
4. Bentuk panitia yang jumlah orang dan bagian-bagiannya sesuai dengan
kebutuhan.
Suksesnya suatu kegiatan tergantung dari pada bagaimana kinerja panitia dalam
membentuk tim yang baik dalam pelaksanaan kegiatannya. Membentuk tim OC yang
baik adalah salah satu upaya yang harus dilakukan agar kegiatan yang dilaksanakan
dapat berjalan dengan sukses. Mendesain struktur kepanitiaan yaitu poin penting yang
harus dilakukan agar proses tim kepanitiaan dapat terbentuk dengan solid. Kesolitan
kinerja panitia akan memudahkan proses pelaksanaan kegiatan yang berjalan dengan
sukses.
Cara mendesain struktur kepanitiaan dalam membentuk tim OC yang baik adalah:
Fungsi Ketua Panitia Sebagai Koordinator Pelaksana Kegiatan
1. Merencanakan Kerja Panitia
Ketua panitia sebagai koordinator kegiatan menpunyai fungsi
yang urgen yaitu dalam merencakan kerja panitia. Mulai dari
persiapan hingga pelaksanaan kegiatan kepemimpinan ketua panitia
berpengaruh besar atas kinerja panitia. Keseluruhan kinerja tim OC
selalu di bawah control ketua panitia.
2. Mengadakan Rapat Koordinasi
Rapat merupakan hal yang tidak asing bagi setiap lembaga,
baik itu juga pada kepanitiaan. Rapat koordinasi merupakan hal yang
harus dilakukan oleh kepanitian agar terbentuknya tim yang baik.
Karena dalam rapat koordinasi semua permasalahan ataupun persiapan
acara akan dibahas dan diterapkan dalam proses pelaksanaan kegiatan.
Peran ketua panitia juga dituntut besar melahirkan inisiatif untuk
mengadakan rapat koordinasi.
3. Menyimpan Dokumen dan Informasi
Disamping akan kebutuhan teknis, dokumen dan informasi
juga hal yang harus ditata dan dikeloa dengan baik agar tidak terjadi
kebocoran-kebocoran informasi diluar panitia. Selain ketua panitia,
peran sekretaris panitia juga dituntut besar pada bidang ini. Karena
sekretaris panitia merupakan pendamping ketua panitia dalam
penyelesaiaan permasalahan dokumen dan kesekretariatan.
4. Memotivasi Panitia untuk Bekerja
Dalam pelaksanaan kegiatan, panitia pasti dihadapkan dengan
berbagai keadaan yang suka maupun duka. Disaat tim panitia
mengalami dinamika dimana kepanitiaan mulai menunjukkan
ketidakseriusan atau kejenuhan dalam proses kinerja, maka pada
situasi ini peran ketua panitia diharapkan besar dalam
penyelesaiaannya. Memotivasi panitia untuk bekerja dan
merasionalisasikan bahwasanya tujuan dan titik puncak keberhasilan
panitia apabila suatu program kegiatan yang dilaksanakan dapat
berjalan dengan sukses. Maka dengan demikian, panitia dapat
termotivasi dengan spirit profesionalitas tim yang mengedepankan
tanggung jawab panitia akan kegiatan.
5. Mengawasi dan Mengarahkan Pekerjaan
Ketua panitia dalam memimpin tim akan dihadapkan dengan
berbagai karakter panitia dalam melaksanakan proses kerjanya. Mulai
dari karakter panitia yang mempunyai inisiatif besar dalam bekerja,
panitia yang hanya menumpang popularitas, panitia yang bekerja
apabila diperintah dan panitia yang bekerja apa bila melihat orang lain
bekerja. Maka pada situasi tersebut sosok ketua panitia harus dapat
menjawab persoalan itu dengan memaksimalkan pengawasan dan
pengarahan pekerjaan agar semua panitia dapat bekerja dan
menghasilkan suatu kegiatan yang terlaksana dengan sukses.
6. Meminta Hasil Kerja dan Evaluasi
Pada asarnya tim OC terdiri dari beberapa bidang yang
menanggung jawapi pada setiap bidangnya. Dalam hal ini ketua
panitia diharuskan untuk meminta setipa hasil kerja pada setiap bidang
tersebut agar dapat dijadikan referensi laporan kerja. Laporan tersebut
akan dibahas dan dievaluasi apabila terdapat kesalahan dan
kekurangan dengan tujuan agar kedepan kinerja panitia lebih baik lagi.
7. Pelaksanaan Kegiatan yang Efektif
Organizing Committee (OC) bercita-cita agar kegiatan yang
dilaksanakan dapat berjalan dengan baik dan sukses. Pelaksanaan
kegiatan yang efektif dituntut besar oleh bagaimana kinerja tim OC
dalam melaksanakan kegiatan itu.
Suatu upaya bagaimana menghasilkan suatu kegiatan yang efektif dalam membentuk
tim OC yang baik adalah:
Evaluasi Kegiatan
Proses akhir yang dilakukan oleh kepanitiaan sebagai tim OC yang baik adalah
pengevaluasian kegiatan. Evaluasi berfungsi sebagai media untuk menilai sejauh
mana kinerja tim dalam pelaksanaan kegiatan. Pengevaluasian tidak hanya dilakukan
pada saat selesai kegiatan, akan tetapi evaluasi juga penting dilakukan apabila kondisi
kepanitiaan dalam keadaan tidak kondusif.
Berikut adalah bagaimana tim OC melakukan pengevaluasian kegiatan atas
kinerja panitia:
REFERENCY
Qomar Mujammil, Manajemen pendidikan Islam, (Jakarta : Erlangga, 2007), hlm. 29-
30.
KOHATI PB HMI, Pedoman Administrasi dan Kesekretariatan KOHATI HMI,
(Jakarta: 2008), hlm. 3-5.
Tim Prima Pena, Kamus Ilmiah Populer, (Surabaya: Gitamedia Press, 2006), hlm 261
dan 349.
o Bukan Pidato dan MC Biasa, Seni dan Praktik Public Speaking Super Dahsyat,
Rendra Badudu, Dewi Shinta, Pustaka Cerdas, 2012.
o Cara Praktis Belajar Pidat,MC DAN Penyiar Radio, Ristina Yani Puspita,
Komunika, 2017.
o Communicate or Die, Thomas D. Zweilfel,Gramedia, 2003.
o High Impressive Presentation Skill, Jazak Yus Afriansyah, Yulida, Elex Media
Komputindo, 2013.
o MC Profesional, Eman Suherman, Alfabeta, 2012.
o Public Speaking, Diah Fatma Sjoraida, Unpad 2008.
o Seni Berbicara, Larry King, Gramedia, 2007.