Anda di halaman 1dari 4

Tugas Individu

The Language of Leaders and


the Use of Social Media
Session 3:
Dosen:

Ardimas Sasdi, Dr. MSi

Nadia Laksmita Dewi


NIM 509267
Reguler Angkatan 53

Program Studi Magister Manajemen


Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Universitas Gadjah Mada
Jakarta 2023
Seorang Pemimpin menggunakan Bahasa untuk menggerakan audiens dan pendengar mereka.
Dimana perspektif seorang individu dapat berubah dengan Bahasa yang dapat meyakinkan. Dimana
pemimpin sebagai pembicara menyampaikan pesannya secara jelas dengan percaya diri serta
menggunakan Bahasa yang lugas dan persuasif.
Nada dan gaya bicara dapat mempengaruhi keberhasilan pesan kita dan menginspirasi orang lain
untuk percaya pada visi misi kita. Untuk pemimpin yang tranformasional , sangat penting untuk
mengetahui cara terbaik menggunakan Bahasa dan menghindari gaya yang dapat menimbulkan
tanggapan negative pada audiens.
Bagaimana gaya dapat mempengaruhi Audiens? Berikut ini contoh gaya penyampaian yang
kurang baik

Pesan diatas menunjukan ketidakpedulian terhadap audiens. Jika kita lihat, pada paragraph
pertama memberitahukan bahwa karyawan kena “PHK” itu tanpa ada rasa empati langsung “to the point”
Dan kemudian di paragraph kedua diakhiri dengan kata terimakasih yang tidak tulus, dan kata-kata
“dihargai” (appreciated) dalam bentuk kalimat pasif membuat audiens merasa tidak dihargai. Lebih baik
gaya penyampaian harus diganti dengan lebih menunjukan rasa empati dan apresiasi terhadap audiens
sehingga pesanya diubah menjadi “ mulai 10 mei 2013 saya akan menghapus pekerjaan anda dan
menginfokan kepada anda sudah tidak ada lagi jobdesk di posisi anda” (sebagai paragraph pertama) dan
“kami menghargai dukungan dan bantuan anda di B-sky airlines dalam upaya penjualannya” (sebagai
paragraph kedua). Dengan adanya perbaikan gaya penyampaian tersebut dapat menciptakan etos positif
karena pesan tersebut menunjukan perhatian dan tampak tulus.
Menggunakan Bahasa pemimpin secara efektif tidak hanya sekedar melibatkan gaya komunikasi
melainkan juga nada, pilihan kata dan gaya yang dipengaruhi oleh perubahan teknologi komunikasi.
Dengan media komunikasi dapat membuat audiens merasakan nada dan maksud dari suatu pesan.
Tujuan utama berkomunikasi: (1) untuk menginformasikan, (2) untuk mempengaruhi atau
membujuk, (3) untuk menginstruksikan dan (4) untuk terlibat. Pedoman gaya bicara bukan dijadikan
sebagai aturan yang menyarankan benar atau salah melainkan menunjukan gaya yang disukai atau
diterima audiens Ketika bekomunikasi sebagai seorang pemimpin. Berikut ini pedoman yang menbuat
seseorang percaya diri dalam berkomunikasi:
1. gunakan Bahasa aktif dari pada pasif kecuali ada alasan tertentu yang menyebabkan penggunakan
kata pasif, kata aktif membuat audiens merasa diikutsertakan.
2. hindari kata-kata yang berlebihan, perhatikan kata-kata pengulangann yang tidak diperlukan.
3. hindari penggunaan idiom preporsional, contoh “karena fakta bahwa” menjadi “karena”.
4. hindari kata ganti relative yang berlebihan seperti “yang”, “itu” atau contoh lebih lengkapnya
“dokumentasi yang ditulis oleh joan bowning sangat membantu” lebih baik diganti menjadi “
dokumentasi joan Browning sangat membantu”
5. Hindari pengulangan kata yang tidak perlu. Pengulangan kata dan ide yang tidak perlu menunjukkan
pemikiran yang dangkal dan tulisan yang ceroboh.
6. Hindari kata-kata yang ambigu dan tidak mengikat. Seperti “hampir”, “sebanyak”, “aspek”
7. Hindari pengunaan Bahasa jargon yaitu istilah khusus yang dipergunakan di bidang kehidupan
(lingkungan) tertentu
8. Gunakan kata kerja aktif dan hindari nominalisasi
9. Gunakan kata sederhana di atas kompleks, misalnya penggunaan Bahasa kompleks yang dilebih-
lebihkan dapat merusak keindahan suatu puisi.
Apabila ingin pesan kita dapat terus diingat dan berkesan serta membuat audiens menjadi terinspirasi
maka kita harus komunikasi secara ringkas, lugas dan jealas. Berikut ini cara agar komunikasi kita menjadi
berkesan:
1. Bercerita, apabila ceritanya menarik dan jelas,itu akan membuat audiens terkesan
2. Gunakan strategi pengulangan kata kunci, frase atau klausa kalimat. Kita
tahu kita harus menghindari pengulangan yang tidak perlu atau ceroboh,
tetapi mengulang kata kunci, frase, dan bahkan kalimat dapat membuat
komunikasi kita lebih berkesan, terutama saat berbicara.
3. Gunakan stuktur parallel. Parallel adalah kata, frasa atau klausa yang tercantum dalam kalimat.
Struktur parallel membuat kalimat menjadi mudah dibaca, memberi keseimbangan ritme tulisan dan
menciptakan efesiensi yang lebih besar dalam pesan anda
sosial media telah mendominasi jalan komunikasi saat ini. Oleh karena itu, perlu mendapatkan panduan
khusus terkait gaya dan nada, yaitu:
1. Jujurlah dan masuki “ruang” sosial media dengan rendah hati
2. Katakana suatu yang bermakna
3. Jangan Terlalu sering menggunakan atau menyalahan teks atau menggunakan singkatan
Mengedit adalah keterampilan penting yang membutuhkan disiplin dan latihan.
Sangat sulit untuk mengedit karya kita sendiri. Banyak komunikator tidak yakin apa
yang perlu mereka perhatikan selain kesalahan ketik dan ejaan yang jelas. Namun,
kebanyakan kita tidak mengambil (atau punya) waktu untuk mengedit atau
membuktikan karya kita sendiri. Mengedit melibatkan peninjauan presentasi,dokumen dan semua
komunikasi tertulis lainnya sedangkan koreks terjadi setelah pengeditan untuk mengidentfikasi kesalahan
dalam penggunaan, tata Bahasa, ejaan atau pemformatan. Berikut ini panduan dalam mengedit dan
mengoreksi:
1. Jangan mengoreksi saat anda menulis. Koreksi saat anda selesai
2. Coba luangkan waktu antara saat anda menulis
3. Ketahui kesalahan apa yang cenderung anda buat atau diabaikan
4. Perhatikan titik-titik masalah umum. Seperti huruf yang berubah urutanya (typo), kata-kata yang
membingungkan
5. Kenali keterbatasan pemeriksa ejaan, tetapi selalu sigap menemukan kesalahan yang ceroboh
6. Buktikan menggunakan hardcopy, biasanya kitab isa menemukan kesalahan di hardcopy yang kita
lewatkan di soft copy
7. Terakhir, baca ulang dokumen untuk menemukan kesalahaan ejaan dan ketikan

Anda mungkin juga menyukai