Anda di halaman 1dari 21

MATERI 3 SURAT LAMARAN PEKERJAAN

HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN AGAR SURAT LAMARAN PEKERJAAN YANG


KITA KIRIMKAN DITERIMA.
1. Surat lamaran pekerjaan umumnya ditulis tangan karena bisa dilihat kepribadian pelamar. Oleh
karena itu tulisannya harus rapi, ditata dengan baik, tanpa ada huruf yang salah. Jika menggunakan
computer, format tulisan harus baik
2. Hal terpenting lain dalam penulisan surat lamaran pekerjaan adalah Bahasa yang digunakan yaitu
bahasa formal, bukan bahasa gaul.
3. Tulislah kalimat yang singkat padat dan jelas. Jangan bertele-tele dalam menulis surat lamaran
karena surat lamaran bisa menampilkan jati diri seseorang serta sebuah instansi atau perusahaan
tidak menyukai surat lamaran yang bertele-tele.
4. Perhatikan kebersihan surat lamaran kerja. Jangan sampai ada coretan atau bekas penghapus dalam
surat lamaran kerja, jika salah menulis lebih baik tulis ulang di kertas baru, jangan menggunakan
stipo untuk menghapus.
5. Isi secara jelas data diri dan informasi yang informasi tentang diri anda, serta lampirkan dokumen-
dokumen pendukung seperti daftar riwayat hidup, fotocopI identitas diri serta dokumen-dokumen
lain yang menjadi persyaratan. Jika anda mempunyai sertifikat pendukung yang bisa menambah
nilai plus untuk diri anda jangan ragu untuk melampirkannya.
6. Selain itu harus ada bagian yang menjelaskan promosi diri pelamar. Promisi yang baik tercermin
pada bahasa yang impresif atau menakjubkan.
Contohnya :
 “Saya selalu siap untuk mendedikasikan diri secara professional untuk bergabung dalam tim
pada perusahaan yang Bapak/Ibu pimpin.”
 “Saya merupakan fresh graduate dari Universitas Garuda jurusan Manajemen Komunikasi
dengan IPK 3,99. Saya adalah seseorang yang aktif dalam organisasi dan berpengalaman dalam
bidang hubungan masyarakat. Saya juga orang yang mengutamakan kejujuran dalam bekerja.”
 “Saya berpengalaman sebagai marketing selama 3 tahun dan memiliki kemampuan bahasa
Inggris yang fasih secara lisan maupun tulisan. Selain itu, saya juga dapat bekerja sama dengan
baik secara tim maupun individu. “
7. Penulisan kalimat dan kata serta ejaan haruslah sesuai dengan Pedoman Umum Ejaan Bahasa
Indonesia (PUEBI) yang disebut kalimat naku atau kalimat efektif. Kalimat yang sesuai dengan
kaidah bahasa Indonesia adalah kalimat baku atau kalimat efektif. Kata yang sesuai dengan
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) adalah kata baku. Tanda baca harus sesuai
dengan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI).
(PENJELASAN KALIMAT BAKU, KATA BAKU DAN EJAAN YANG SESUAI PUEBI
ADA DI PALING BAWAH )

CARA MENULIS SURAT LAMARAN PEKERJAAN YANG TEPAT

Tempat dan tanggal lahir


Tempat dan tanggal lahir ditempatkan di pojok kanan atas tanpa titik di akhir, karena bukan merupakan
kalamat.
Contoh : Bumiayu, 28 Agustus 2013
 
 
Lampiran dan perihal
 
Kata ‘Lampiran’ dan ‘perihal’ tidak disingkat seperti lamp. atau hal.
Angka dalam kolom lampiran ditulis menggunakan huruf.
Contoh :          
Lampiran       : Empat lembar
Perihal           : Lamaran kerja
 
Alamat surat
Tidak menggunakan kata “Kepada”
Alamat disarankan tidak lebih dari tiga baris
Jabatan tidak boleh menggunakan kata sapaan bapak atau ibu, jadi langsung Direktur PT …, tetapi ada
ketentuan jika sudah mengenal, maka boleh dicantumkan kata sapaan Ibi atau Bapak, contohnya Bapak
Kepala Kantor KUA Singkawang.
Tulisan “Jalan pada alamat tidak boleh disingkat
Tidak menggunakan titik di masing – masing akhir barisnya
Contoh :
Yth. Manager Sukses Mandiri
Jalan M. Yamin 02, Kalibata
Jakarta

Salam Pembuka
 
Setelah kata “Dengan Hormat” menggunakan koma
Kata dengan hormat sebaiknya dijadikan satu dengan kalimat selanjutnya, walaupun diganti baris
seperti biasa juga tetap dapat digunakan.
Contoh :
Dengan Hormat, berdasarkan . . . . . . . . . .           ( yang dianjurkan )
 
Dengan Hormat,
Berdasarkan . . . . . . . . . .                                         ( tetap dapat digunakan )
 
 
Alinea pembuka
 
Dalam alinea pembuka sebaiknya menggunakan bahasa yang baik dan sopan serta membuat instansi
yang membacanya tidak tersinggung.
 
 
Isi
 
Dalam isi terdapat :
 Identitas
Yaitu keterangan berupa nama, tempat tanggal lahir, alamat, pendidikan terakhir dan dapat dtambah
lagi sesuai dengan kebutuhan. Dalam menuliskan keterangan diatas, awalan kata tidak menggunakan
huruf besar.
Contoh :         
 nama                                      : Nitriana Safitri
tempat tanggal lahir              : Jakarta, 7 Januari 1995
pendidikan terakhir               : S1 Sastra Inggris
alamat                                    : Dukuhturi, Bumiayu, Brebes, 52273
 Maksud dan tujuan
Merupakan keterangan tentang alasan pengirim atau pelamar pekerjaan menulis surat itu.
Menyatakan lampiran
Dalam lamaran pekerjaan terdapat beberapa lampiran tentang syarat yang telah diminta oleh instansi
yang membutuhkan pekerja, maka sang pelamar harus memenuhi lampiran yang diminta tersebut.
Dalam lampiran ini setiap akhir kalimatnya menggunakan tanda titik dua, dan di akhir lampiran
mengggunakan titik.
Contoh :           1. fotokopi ijazah yang telah dilegalisir;
2. fotokopi kartu tanda penduduk;
3. PasFoto ukuran 3×4 dua lembar.
 
Penutup
 
Dalam penutup kita harus menunjukan keantusiasan kita dalam melamar pekerjaan pada instansi yang
kita tuju.
Contoh : Demikian surat lamaran pekerjaan yang saya buat, besar harapan saya untuk dapat menjadi
bagian dari perusahaan . . . . . . . . . Atas perhatian Bapak , saya mengucapkan terima kasih.
 
Tanda tangan dan nama terang
Tanda tangan ini berada di pojok kanan bawah surat, kemudian dibawahnya ditulis nama lengkap.
Contoh :           Hormat saya,
 
 
Nitriana Safitri

KALIMAT EFEKTIF/BAKU

Pengertian Kalimat Efektif/Kalimat baku


Kalimat efektif adalah kalimat yang mengungkapkan pikiran atau gagasan yang disampaikan sehingga
dapat dipahami dan dimengerti oleh orang lain.

Kalimat efektif syarat-syarat sebagai berikut:


1. secara tepat mewakili pikiran pembicara atau penulisnya.
2. mengemukakan pemahaman yang sama tepatnya antara pikiran pendengar atau pembaca dengan
yang dipikirkan pembaca atau penulisnya.

Ciri-Ciri Kalimat Efektif/Baku


1. Kesepadanan ( menghilangkan bagian-bagian yang sama)
Suatu kalimat efektif harus memenuhi unsur gramatikal yaitu unsur subjek (S), predikat (P),
objek (O), keterangan
(K). Di dalam kalimat efektif harus memiliki keseimbangan dalam pemakaian struktur bahasa.
Contoh:
Tomi pergi ke kampus, kemudian Tomi pergi ke perpustakaan (tidak efektif)
Tomi pergi ke kampus, kemudian ke perpustakaan (efektif)
2. Kecermatan Dalam Pemilihan dan Penggunaan Kata (tidak ambigu)
Dalam membuat kalimat efektif jangan sampai menjadi kalimat yang ambigu (menimbulkan
tafsiran ganda).
Contoh:
Mahasiswa perguruan tinggi yang terkenal itu mendapatkan hadiah (ambigu dan tidak efektif).
Mahasiswa yang kuliah di perguruan tinggi yang terkenal itu mendapatkan hadiah (efektif).
3. Kehematan
Kehematan dalam kalimat efektif maksudnya adalah hemat dalam mempergunakan kata, frasa,
atau bentuk lain yang dianggap tidak perlu, tetapi tidak menyalahi kaidah tata bahasa. Hal ini
dikarenakan, penggunaan kata yang berlebih akan mengaburkan maksud kalimat. Untuk itu,
ada beberapa kriteria yang perlu diperhatikan untuk dapat melakukan penghematan, yaitu:
a. Menghilangkan pengulangan subjek.
b. Menghindarkan pemakaian superordinat pada hiponimi kata.
c. Menghindarkan kesinoniman dalam satu kalimat.
d. Tidak menjamakkan kata-kata yang berbentuk jamak.
Contoh:
Dia sudah menunggumu sejak dari pagi. (tidak efektif)
Dia sudah menunggumu sejak pagi. (efektif)
Saya sangat suka sekali makan bakwan.(tidak efektif)
Saya sangat suka makan bakwan.( efektif)
Saya suka sekali makan bakwan.( efektif)
Minumlah obat agar supaya sembuh.(tidak efektif)
Minumlah obat supaya sembuh
Minumlah obat agar sembuh
4.Kelogisan /tidak salah nalar
Kelogisan ialah bahwa ide kalimat itu dapat dengan mudah dipahami dan penulisannya sesuai
dengan ejaan yang berlaku. Hubungan unsur-unsur dalam kalimat harus memiliki hubungan
yang logis/masuk akal.
Contoh:
Untuk mempersingkat waktu, kami teruskan acara ini. (tidak efektif)
Untuk menghemat waktu, kami teruskan acara ini. (efektif)
Saya suka batuk jika cuaca dingin. Saya sering batuk jika cuaca dingin
5.Kesatuan atau Kepaduan
Kesatuan atau kepaduan di sini maksudnya adalah kepaduan pernyataan dalam kalimat itu,
sehingga informasi yang disampaikannya tidak terpecah-pecah. Ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan untuk menciptakan kepaduan kalimat, yaitu:
a. Kalimat yang padu tidak bertele-tele dan tidak mencerminkan cara berpikir yang tidak simetris.
b. Kalimat yang padu mempergunakan pola aspek + agen + verbal secara tertib dalam kalimat-
kalimat yang berpredikat pasif persona.
c. Kalimat yang padu tidak perlu menyisipkan sebuah kata seperti daripada atau tentang antara
predikat kata kerja dan objek penderita.
Contoh:
Kita harus dapat mengembalikan kepada kepribadian kita orang-orang kota yang telah terlanjur
meninggalkan rasa kemanusiaan itu. (tidak efektif)
Kita harus mengembalikan kepribadian orang-orang kota yang sudah meninggalkan rasa
kemanusiaan. (efektif)
Makalah ini membahas tentang teknologi fiber optik. (tidak efektif)
Makalah ini membahas teknologi fiber optik. (efektif)
6.Ketegasan
Ketegasan atau penekanan ialah suatu perlakuan penonjolan terhadap ide pokok dari kalimat.
Untuk membentuk penekanan dalam suatu kalimat, ada beberapa cara, yaitu:
a. Meletakkan kata yang ditonjolkan itu di depan kalimat (di awal kalimat).
Contoh:
Harapan kami adalah agar soal ini dapat kita bicarakan lagi pada kesempatan lain.
Pada kesempatan lain, kami berharap kita dapat membicarakan lagi soal ini. (ketegasan)
Presiden mengharapkan agar rakyat membangun bangsa dan negara ini dengan kemampuan
yang ada pada dirinya.
Harapan presiden ialah agar rakyat membangun bangsa dan negaranya. (ketegasan)
b. Membuat urutan kata yang bertahap.
Contoh:
Bukan seribu, sejuta, atau seratus, tetapi berjuta-juta rupiah, telah disumbangkan kepada anak-
anak terlantar. (salah)
Bukan seratus, seribu, atau sejuta, tetapi berjuta-juta rupiah, telah disumbangkan kepada anak-
anak terlantar. (benar)

Berikut adalah penyebab kalimat tidak efektif dan pembenarannya.


1. Pleonastis
Pleonastis atau pleonasme adalah pemakaian kata yang mubazir (berlebihan), yang sebenarnya
tidak perlu. Contoh-contoh kalimat yang mengandung kesalahan pleonastis antara lain:
Banyak tombol-tombol yang dapat Anda gunakan.
Kalimat ini seharusnya: Banyak tombol yang dapat Anda gunakan.
Kita harus saling tolong-menolong.
Kalimat ini seharusnya: Kita harus saling menolong, atau Kita seharusnya tolong-menolong.
2. Salah pemilihan kata
Contoh kalimat yang mengandung kesalahan pemilihan kata dapat kita lihat pada kalimat
berikut ini:
Saya mengetahui kalau ia kecewa.
Seharusnya: Saya mengetahui bahwa ia kecewa.
3. Salah nalar
Contoh kalimat yang mengandung kesalahan nalar dapat kita lihat pada kalimat berikut ini:
Bola gagal masuk gawang.
Seharusnya: Bola tidak masuk gawang.
4 . Pengaruh bahasa asing atau daerah (interferensi)
Bahasa asing
Contoh kalimat yang mengandung kesalahan karena terpengaruh bahasa asing terlihat pada
kalimat berikut:
Saya tinggal di Semarang di mana ibu saya bekerja.
Kalimat ini bisa jadi mendapatkan pengaruh bahasa Inggris, lihat terjemahan kalimat berikut:
I live in Semarang where my mother works.
Dalam bahasa Indonesia sebaiknya kalimat tersebut menjadi:
Saya tinggal di Semarang tempat ibu saya bekerja.
Bahasa daerah
Contoh kalimat yang mengandung kesalahan karena terpengaruh bahasa daerah dapat kita lihat
pada kalimat
berikut:
Anak-anak sudah pada datang.
Dalam bahasa Indonesia sebaiknya kalimat tersebut menjadi:
Anak-anak sudah datang.
Contoh lain pengaruh bahasa daerah, khususnya bahasa Jawa, juga dapat kita lihat pada kalimat
berikut.
Penulis menemukan contoh ini dari sebuah rubrik di tabloid anak-anak Yunior.
Masuknya keluar mana? (Jawa: Mlebune metu endi?)
Kita sebaiknya mengganti kalimat tersebut dengan: Masuknya lewat mana?
5. Kata depan yang tidak perlu
Sering kali kita membuat kalimat yang mengandung kata depan yang tidak perlu seperti pada
kalimat berikut:
Di program ini menyediakan berbagai fitur terbaru.
Agar menjadi efektif, sebaiknya kita menghilangkan kata depan di, sehingga kalimatnya menjadi:
Program ini menyediakan berbagai fitur terbaru.
6. Kurang ekonomis pemakaian kata.
Contoh :
Depresi ekonomi bukan hanya dirasakan oleh kaum pribumi lapisan bawah, tetapi juga dirasakan
oleh kelompok elite pribumi.
Seharusnya: Depresi ekonomi dirasakan oleh kaum pribumi lapisan bawah dan kelompok elite.
7. Menggunakan kata baku
Contoh Dia tinggal di komplek tentar
Seharusnya : Dia tinggal di kompleks tentara.

KATA TIDAK BAKU

A
abis = habis
accu = aki
action = aksi
adap = adab
adzan = azan
aktifitas = aktivitas
aktip = aktif
analisa = analisis
anarkhi = anarki
anggauta = anggota
antri = antre
apotik = apotek
aquarium = akuarium
atheis = ateis
atlit = atlet
atmosfir = atmosfer
autobiografi = otobiografi
azas = asas
azasi = asasi

B
banget = sekali
biosfir = biosfer
bis = bus

C
cabe = cabai
capek = capai
centimeter = sentimeter
cidera = cedera
cinderamata = cenderamata
culture = kultur

D
dalem = dalam
debet = debit
defaluasi = devaluasi
deputy = deputi
detil = detail
diagnosa = diagnosis
difinisi = definisi
dipersilahkan = dipersilakan
do’a = doa
duit = uang
duren = durian
dzat = zat

E
ekstrim = ekstrem
ekwivalen = ekuivalen
elit = elite
enggak = tidak
F
faham = paham
familiar = familier
fihak = pihak
fikir = pikir
frekwensi = frekuensi
frustasi = frustrasi

G
gampang = mudah
genteng = genting
glukosa = glukose
goa = gua
goncang = guncang
group = grup
gubug = gubuk

H
hadist = hadis
hakekat = hakikat
hektar = hektare
hembus = embus
hempas = empas
hetrogen = heterogen
himbau = imbau
himpit = impit
hipotesa = hipotesis
hipotik = hipotek
hirarkhi = hierarki
hisap = isap
hutang = utang

I
idiologi = ideologi
ihlas = ikhlas
ijasah = ijazah
ijin = izin
ilang = hilang
imajinasi = imaginasi
influensa = influenza
inpus = infus
institute = institut
insyaf = insaf
inteligen = intelijen
interograsi = interogasi
interospeksi = introspeksi
intrupsi = interupsi
isteri = istri

J
jadual = jadwal
jaman = zaman
jenasah = jenazah
jenius = genius

K
kaedah = kaidah
kalo = kalau
kangguru = kanguru
kantung = kantong
kaos = kaus
karir = karier
katagori = kategori
kharisma = karisma
konggres = Kongres
kongkrit = konkret
konperensi = konferensi
kreatifitas = Kreativitas
kwalifikasi = kualifikasi
kwalitas = kualitas
kwantitas = kuantitas
kwitansi = kuitansi

L
laba-laba = labah-labah
langganan = pelanggan
lempeng = lurus
lesung pipit = lesung pipi
linier = linear
lobang = lubang

M
managemen = manajemen
mangkok = mangkuk
mantep = mantap
masaalah = masalah
massal = masal
mempesona = memesona
menejer = manajer
menyuci = mencuci
merk = merek
merubah = mengubah
mesjid = masjid
meterei = meterai
metoda = metode
mikroba = microbe
milyar = miliar
missi = misi
monarkhi = monarki
monopause = menopause
moril = moral
mozaik = mosaik
mulya = mulia
musium = museum

N
nafas = napas
nampak = tampak
nasehat = nasihat
netralisir = netralisasi
nomer = nomor

O
obyek = objek
omset = omzet
otentik = autentik
otopsi = autopsy

P
pasport = paspor
pegi = pergi
pengen = ingin
pengreditan = pengkreditan
perduli = peduli
phisik = fisik
photo = foto
pondasi = fondasi
praktek = praktik
proffesor = professor
propinsi = provinsi
pungkir = mungkir
putera = putra
Q
R
ramadhan = ramadan
rame = ramai
rapor = rapot
rejeki = rezeki
relative = relatif
resiko = risiko
roh = ruh
ronsen = rontgen
rubah = ubah

S
sanksi = sangsi
sariawan = seriawan
sate = satai
sekedar = sekadar
sembraut = kacau
senen = senin
sentausa = sentosa
silahkan = silakan
sintesa = sintesis
sistim = sistem
sistimatis = sistematis
sportifitas = sportivitas
sportip = sportif
standard = standar
standarisasi = standardisasi
sukur = syukur
sutra = sutera
syah = sah
syaraf = saraf

Kata Baku – Tidak Baku


1. Abjad - abjat
2. Aktif – aktip 
3. Aktivitas – aktifitas 
4. Andal – handal
5. Analisis – analisa 
6. Andal – handal 
7. Antre – antri 
8. Asas – azas
9. Apotek – apotik 
10. Atlet – atlit
11. Atmosfer –atmosfir
12. Bus - bis 
13. Cabai – cabe
14. Cendekiawan – cendikiawan
15. Cenderamata – cinderamata
16. Detail – detil 
17. Definisi – difinisi
18. Diagnosis – diagnosa 
19. Embus – hembus
20. Ekstra – extra
21. Ekstrem – ekstrim 
22. Februari – Pebruari 
23. Fondasi – pondasi
24. Formal - formil 
25. Frekuensi – frekwensi
26. Gizi - gisi 
27. Hafal – hapal
28. Hakikat - hakekat
29. Hipotesis – hipotesa
30. Hierarki – hirarki
31. Ijazah – ijasah 
32. Izin – ijin 
33. Imbau – himbau 
34. Isap – hisap
35. Istri - isteri
36. Jadwal -jadual
37. Jenazah – jenasah
38. Jenderal - jendral 
39. Justru – justeru
40. Karier – karir 
41. Kategori – katagori
42. Komplet - komplit 
43. Konferensi – konperensi
44. Kongres – konggres
45. Konkret - kongkrit 
46. Kreativitas - kreatifitas
47. Kualifikasi – kwalifikasi
48. Kualitatif – kwalitatif
49. Kuantitatif – kwantitatif 
50. Kualitas – kwalitas
51. Kuitansi – kwitansi
52. Lubang – lobang
53. Maaf – ma’af
54. Makhluk - mahluk
55. Masjid – mesjid 
56. Merek – merk 
57. Meterai – meterei
58. Metode – metoda 
59. Miliar – milyar 
60. Misi – missi
61. Modern - moderen
62. Mubazir - mubadir 
63. Mulia – mulya
64. Mungkir – pungkir 
65. Museum – musium
66. Napas - nafas
67. Narasumber – nara sumber 
68. Nasihat – nasehat
69. Objek – obyek 
70. Objektif – obyektif
71. Paham - faham
72. Paspor - pasport
73. Peduli – perduli
74. Pikir - fikir 
75. Praktik – praktek 

Kata Baku-Kata Tidak Baku


YANG SEBELAH KIRI BAKU
Ambulans-ambulan Memproklamasikan- Abjad - abjat
Aktif-Aktip Memproklamirkan Andal – handal
Apotek-Apotik Manajer-Manager- Andal – handal 
Aktivitas-Aktifitas Mencolok-Menyolok- Bus - bis 
Analisis-Analisa Mendefinisikan-Mendifinisikan- Cabai – cabe
Antre-antri Menerjemahkan-Menterjemahkan Cendekiawan – cendikiawan
Atlet-Atlit Menerapkan-Menterapkan- Detail – detil 
Asas-Azas Mengelola-Melola- Ekstra - extra
Atmosfer-Atmosfir Mengesampingkan- Fondasi – pondasi
Aerobik-Erobik- Mengenyampingkan- Formal - formil 
Antarinstansi-Antar-instansi Mengubah-Mengobah/merubah Gizi - gisi 
Akhir-Ahir- Mengkritik-Mengeritik- Justru – justeru
Baut-Baud Menyukseskan-Mensukseskan- Kategori – katagori
Cenderamata-Cinderamata Mesti-Musti Komplet - komplit 
Definisi-Difinisi Motif-Motip Konferensi – konperensi
Dipersilakan-Dipersilahkan- Metode-Metoda Kongres – konggres
Diesel-Disel- Motivasi-Motifasi Kreativitas - kreatifitas
Dipindahkan-Dipindah- Nasihat-Nasehat Kualifikasi – kwalifikasi
daftar-daptar November-Nopember Kualitatif – kwalitatif
Dolar-Dollar- Narasumber-nara sumber Kuantitatif – kwantitatif 
definisi-difinisi Objektif - obyektif Maaf – ma’af
depot-depo Objek - obyek Makhluk - mahluk
diagnosis-diagnosa Ons-On- Masjid – mesjid 
detail-detil Peletakan-Perletakan- Merek – merk 
diferensial-differensial Persentase-Prosentase- Meterai – meterei
disahkan-disyahkan Penasihat-Penasehat- Miliar – milyar 
dipersilakan-dipersilahkan Pertanggungjawaban-Pertanggung- Misi – missi
Ekspor-Eksport jawab- Modern - moderen
Ekuivalen-Ekwivalen Problematik-Problimatik- Mubazir - mubadir 
Ekstrem-Ekstrim Psikotes-Psikotest- Mulia – mulya
Embus-Hembus Praktik-praktek Mungkir – pungkir 
Esai-Esei Produktivitas-Produktifitas- Museum – museum
Februari-Pebruari Risiko-Resiko- Napas - nafas
Film-Filem- Rezeki-Rejeki Narasumber – nara sumber 
Fiologi - Phiologi Roboh-Rubuh Paham - faham
Fisik-Phisik Saksama-Seksama Paspor - pasport
Frekuensi-Frekwensi Selagi-Mumpung Peduli – perduli
Foto-Photo- Sekretaris-Sekertaris Pikir - fikir 
Hafal-Hapal Silakan-Silahkan Provinsi – propinsi 
Hierarki-Hirarki Sistematis-Sistimatis Rabu- rebo
Hakikat-Hakekat Sintesis-Sintesa Realitas-relita
Hipotesis-Hipotesa Sistem-Sistim Sah - syah
Ijazah-Ijasah Spiritual-Spiritual Sekadar – sekedar
Imbau-Himbau Spesies-Spesis- Sentral - central 
Ikhlas-Ihlas Standardisasi-Standarisasi Saksama – seksama 
Ilmuwan-Ilmiawan Stasiun-Setasiun- Surga - sorga
Insaf-Insyaf Subjektif-Subyektip- Tampak – nampak
Impor-Import Subjek-Subyek- Teladan - tauladan 
Isap-Hisap Survei-Survai- Teknologi – tehnologi 
Izin-Ijin Syukur-Sukur- Trilliun-trilyun
Istri-Isteri Sutera-Sutra- Vila - villa 
Jenazah-Jenasah Tafsiran-Tapsiran- Wakaf - waqaf
Jadwal-Jadual Teknik-Tehnik- Yudikatif - yudikatip
Jenderal-Jendral- Tarif-Tarip-
Kaidah-Kaedah Telanjur-Terlanjur-
Khotbah-Khutbah Telentang-Terlentang-
Karier-Karir Telantar-Terlantar-
Kompleks-Komplek Telepon-Tilpun-
Konferesi-konperensi Terampil-Trampil-
Konduite-Kondite Teoretis-Teoritis-
Konkret-Konkrit Tim-Team-
Koordinasi-Koordinir Tradisional-Tradisionil-
Konsepsional-Konsepsionil Ubah-Rubah
Kualitas-Kwalitas Trotoar-Trotoir-
Kuitansi-Kwitansi Utang-Hutang
Kuantitas-Kwantitas Varietas-Varitas
Lubang-Lobang Wujud-Ujud
Manajemen-Managemen- Wasalam-Wasallam
Zaman-Jaman
Zona-Zone

Penggunaan tanda baca sesuai dengan kaidah penulisan bahasa Indionesia

1. Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan.
Contoh: Saya suka makan nasi.
Apabila dilanjutkan dengan kalimat baru, harus diberi jarak satu ketukan.
2. Tanda titik dipakai pada akhir singkatan nama orang.
Contoh:
Irwan S. Gatot
George W. Bush
Apabila nama itu ditulis lengkap, tanda titik tidak dipergunakan.
Contoh: Dwiki Halla
3. Tanda titik dipakai pada akhir singkatan gelar, jabatan, pangkat, dan sapaan.
Contoh:
R.A. Kartini
May.Jend. Didi Akbar
Dr. (doktor)
S.E. (sarjana ekonomi)
Kol. (kolonel)
Bpk. (bapak)
Prof. Dr. Iqbalyoko, S.Pd.,M.Pd., S.E.
Dandika Rahman S.H.
Dandika Rahman, S.H.
dr. Rodi menikah dengan Atika
4. Tanda titik dipakai pada singkatan kata atau ungkapan yang sudah sangat umum. Pada singkatan
yang terdiri atas tiga huruf atau lebih hanya dipakai satu tanda titik.
Contoh:
dll. (dan lain-lain) s.d. s/d u.p.
dsb. (dan sebagainya)
tgl. (tanggal)
hlm. (halaman)
5. Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukkan waktu atau
jangka waktu.
Contoh:
Pukul 07.10.12 (pukul 7 lewat 10 menit 12 detik)
0.20.30 jam (20 menit, 30 detik)
6. Tanda titik dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya.
Contoh: Kota kecil itu berpenduduk 51.156 orang.
7. Tanda titik tidak dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya yang tidak
menunjukkan jumlah.
Contoh:
Rp 4.900 ,00
Nama Ivan terdapat pada halaman 1210 dan dicetak tebal.
Nomor Giro 033983 telah saya berikan kepada Mamat.
8. Tanda titik tidak dipakai dalam singkatan nama resmi lembaga pemerintah dan ketatanegaraan,
badan atau organisasi, serta nama dokumen resmi maupun di dalam akronim yang sudah diterima oleh
masyarakat.
Contoh:
DPR (Dewan Perwakilan Rakyat)
SMA (Sekolah Menengah Atas)
PT (Perseroan Terbatas)
WHO (World Health Organization)
UUD (Undang-Undang Dasar)
SIM (Surat Izin Mengemudi)
akronim
bappenas (Badan Perencanaan Pembangunan Nasional)
rapim (rapat pimpinan)
akronimm...... tilang bukti pelanggaran rudal peluru kendali
Tilang itu membuat polisi makin kaya.
Saya ditilang polisi.
9. Tanda titik tidak dipakai dalam singkatan lambang kimia, satuan ukuran, takaran, timbangan, dan
mata uang.
contoh:
Cu (tembaga)
52 cm
l (liter)
Rp 350,00
10. Tanda titik tidak dipakai pada akhir judul yang merupakan kepala karangan, atau kepala ilustrasi,
tabel, dan sebagainya.
contoh:
Latar Belakang Pembentukan
Sistem Acara
Lihat Pula
Tanda Koma (,)
1. Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu pemerincian atau pembilangan.
Contoh: Saya menjual baju, celana, dan topi. [Catatan: dengan koma sebelum "dan"]
Contoh penggunaan yang salah: Saya membeli udang, kepiting dan ikan. [Catatan: tanpa koma sebelum
"dan"]
2. Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara yang
berikutnya, yang didahului oleh kata seperti, tetapi, dan melainkan.
Contoh: Saya bergabung dengan Wikipedia, tetapi tidak aktif.
3a. Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat apabila anak kalimat
tersebut mendahului induk kalimatnya.
Contoh:
Kalau hari hujan, saya tidak akan datang.
Karena , ia lupa akan janjinya.
3b. Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat apabila anak
kalimat tersebut mengiringi induk kalimat.
Contoh: Saya tidak akan datang kalau hari hujan. KALAU HARI HUJAN, SAYA TIDAK AKAN
DATANG.
4. Tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung antara kalimat yang terdapat pada
awal kalimat. Termasuk di dalamnya oleh karena itu, jadi, lagi pula, meskipun begitu, akan tetapi.
Contoh:
Oleh karena itu, kamu harus datang.
Jadi, saya tidak jadi datang.
5. Tanda koma dipakai di belakang kata-kata seperti o, ya, wah, aduh, kasihan, yang terdapat pada
awal kalimat.
contoh:
O, begitu.
Wah, bukan main.
6. Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat.
Contoh: Kata adik, "Saya sedih sekali".
7. Tanda koma dipakai di antara (i) nama dan alamat, (ii) bagian-bagian alamat, (iii) tempat dan
tanggal, dan (iv) nama tempat dan wilayah atau negeri yang ditulis berurutan.
Contoh:
Medan, 18 Juni 1984
Medan, Indonesia.
8. Tanda koma dipakai untuk menceraikan bagian nama yang dibalik susunannya dalam daftar
pustaka.
Contoh: Lanin, Ivan,.1999. Cara Penggunaan Wikipedia. Jilid 5 dan 6. Jakarta: Wikipedia Indonesia.
9. Tanda koma dipakai di antara bagian-bagian dalam catatan kaki.
Contoh: I. Gatot, Bahasa Indonesia untuk Wikipedia. (Bandung: UP Indonesia, 1990), hlm. 22.
10. Tanda koma dipakai di antara nama orang dan gelar akademik yang mengikutinya untuk
membedakannya dari singkatan nama diri, keluarga, atau marga.
contoh: Rinto Jiang, S.E.

11. Tanda koma dipakai di muka angka persepuluhan atau di antara rupiah dan sen yang dinyatakan
dengan angka.
Contoh:
33,5 m
Rp 10,50
12. Tanda koma dipakai untuk mengapit keterangan tambahan yang sifatnya tidak membatasi.
Contoh: pengurus Wikipedia favorit saya, Borgx, pandai sekali.
13. Tanda koma dipakai untuk menghindari salah baca di belakang keterangan yang terdapat pada
awal kalimat.
Contoh: Dalam pembinaan dan pengembangan bahasa, kita memerlukan sikap yang bersungguh-
sungguh.
Bandingkan dengan: Kita memerlukan sikap yang bersungguh-sungguh dalam pembinaan dan
pengembangan bahasa.

Penulisan Huruf Kapital atau Huruf Besar

1.       Huruf kapital atau huruf besar


A.     Huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagai huruf pertama kata pada awal kalimat.
Misalnya:Kami menggunakan barang produksi dalam negeri.
B.     Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama petikan langsung.
Misalnya:Adik bertanya, ”Kapan kita ke Taman Safari?”
C.     Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama ungkapan yang berhubungan dengan nama Tuhan
dan nama kitab suci, termasuk ganti untuk Tuhan.
Misalnya: Allah, Yang Mahakuasa, Islam, Kristen, Alkitab,  Quran, Weda, Injil.
Tuhan akan menunjukkan jalan yang benar kepada hamba-Nya.
Bimbinglah hamba-Mu, ya Tuhan, ke jalan yang Engkau beri rahmat.
D.    Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama gelar kehormatan, keturunan, dan
keagamaan yang diikuti nama orang.
Misalnya:Haji Agus Salim, Imam Syafii, Nabi Ibrahim, Raden Wijaya.
Ayah saya naik haji. Sekarang ayah saya Haji Pikri.
E.     Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama
orang atau yang dipakai sebagai pengganti nama orang, nama instansi, atau nama tempat.
Misalnya: Presiden Yudhoyono, Menteri Pertanian, Gubernur Bali.
Profesor Supomo, Sekretaris Jendral Deplu.
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama jabatan dan pangkat yang tidak diikuti
nama orang, nama
instansi, atau nama tempat.
Misalnya: Siapakah gubernur yang baru dilantik itu?
Keponakan saya bercita-cita menjadi presiden.           
F.     Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur-unsur nama orang.
Misalnya: Albar Maulana
G.      Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa-bangsa dan bahasa. Perlu
diingat, posisi tengah kalimat, yang dituliskan dengan huruf kapital hanya huruf pertama nama bangsa,
nama suku, dan nama bahasa; sedangkan huruf pertama kata bangsa, suku, dan bahasa ditulis dengan
huruf kecil.
Penulisan yang salah:
Dalam hal ini Bangsa Indonesia yang ….
…. tempat bermukim Suku Melayu sejak ….
…. memakai Bahasa Spanyol sebagai ….
Penulisan yang benar:
Dalam hal ini bangsa Indonesia yang ….
…. tempat bermukim suku Melayu sejak ….
…. memakai bahasa Spanyol sebagai ….
Huruf kapital tidak dipakai sebagi huruf pertama nama bangsa, suku, dan bahasa yang dipakai sebagai
bentuk dasar kata turunan.
Misalnya: keinggris-inggrisan, menjawakan bahasa Indonesia
H.    Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, hari raya, dan peristiwa
sejarah.
Misalnya: tahun Saka, bulan November, hari Jumat, hari Natal, perang Dipenogoro
I.         Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama khas dalam geografi.
                                                    Misalnya:
Salah Benar
teluk Jakarta Teluk Jakarta
gunung Semeru Gunung Semeru
danau Toba Danau Toba
selat  Sunda Selat Sunda
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama istilah geografi yang tidak menjadi unsur nama diri.
Misalnya:
       Jangan membuang sampah ke sungai.
       Mereka mendaki gunung yang tinggi.
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama geografi yang digunakan
sebagai nama jenis.
Misalnya: garam inggris, gula jawa, soto madura
J.      Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua unsur nama negara, nama resmi badan/
lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, badan, serta nama dokumen resmi.
Misalnya: Departemen Pendidikan Nasional RI, Majelis Permusyawaratan Rakyat
          Undang-Undang Dasar 1945
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama kata yang bukan nama resmi lembaga pemerintah,
ketatanegaraan, badan, serta nama dokumen resmi.
Perhatikan penulisan berikut.
          Dia menjadi pegawai di salah satu departemen.
        Menurut undang-undang, perbuatan itu melanggar hukum.

K.    Huruf kapital dipakai sebagai huruf kapital setiap unsur bentuk ulang sempurna yang terdapat pada
nama badan/ lembaga.
             Misalnya: Perserikatan Bangsa-Bangsa., Yayasan Ilmu-Ilmu Sosial.
L.       Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata (termasuk semua unsur kata ulang
sempurna) dalam penulisan nama buku, majalah, surat kabar, dan judul karangan, kecuali kata seperti
di, ke, dari, dan, dalam, yang, untuk yang tidak terletak pada posisi awal.
                     Misalnya:
        Idrus menulis buku Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma.
          Bacalah majalah Bahasa dan Sastra.
        Dia agen surat kabar Suara Pembaharuan.
        Ia menulis makalah ”Fungsi Persuasif dalam Bahasa Iklan Media Elektronik”.

M.    Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan seperti Bapak,
Ibu,    Saudara, Kakak, Adik, Paman, yang dipakai dalam penyapaan dan pengacuan.
             Misalnya:
        ”Kapan Bapak berangkat?” tanya Nining kepada Ibu.
        Para ibu mengunjungi Ibu Febiola.
          Surat Saudara sudah saya terima.
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan yang dipakai
dalam penyapaan.
Misalnya:
        Kita semua harus menghormati bapak dan ibu kita.
          Semua kakak dan adik saya sudah berkeluarga.
N.     Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar, pangkat, dan sapaan.
Misalnya: Dr.           : doktor Jend.      : jendral dokter dr.
Ayah saya seorangf dokter. Hari ini yang piket dok Ayahku profesor. Hari ini Profesor Kunjil
sedang cuti.
O.      Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata ganti Anda.
     Misalnya: Apakah kegemaran Anda?

Penulisan Kata
A.    Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran) ditulis serangkai dengan kata dasarnya.
             Misalnya: berbagai                                     ketetapan                                 sentuhan
B.     Jika bentuk dasar berupa gabungan kata, awalan, atau akhiran ditulis serangkai dengan kata yang
langsung
mengikuti atau mendahuluinya.
                   Misalnya: diberi tahu, beri tahukan bertanda tangan, tanda tangani
C.     Jika bentuk dasar yang berupa gabungan kata mendapat awalan dan akhiran sekaligus, unsur
gabungan kata itu ditulis serangkai.
             Misalnya:memberitahukan, ditandatangani, melipatgandakan

Bentuk Ulang
Bentuk ulang ditulis secara lengkap dengan menggunakan tanda hubung.
Misalnya: anak-anak, buku-buku, berjalan-jalan, dibesar-besarkan, gerak-gerik, huru-hara, lauk-pauk,
mondar-mandir,
porak-poranda, biri-biri, kupu-kupu, laba-laba.

Gabungan Kata
 Gabungan kata yang lazim disebutkan kata majemuk, termasuk istilah khusus, unsur-unsurnya ditulis
terpisah.
Misalnya: duta besar, kerja sama, kereta api cepat luar biasa, meja tulis, orang tua, rumah sakit,
terima kasih
Gabungan kata, termasuk istilah khusus, yang mungkin menimbulkan salah pengertian dapat ditulis
dengan   tanda hubung untuk menegaskan pertalian unsur yang berkaitan.
Misalnya: alat pandang-dengar (audio-visual), anak-istri saya (keluarga), buku sejarah-baru (sejarahnya
yang
baru), ibu-bapak (orang tua), orang-tua muda (ayat ibu muda) kaki-tangan penguasa (alat
penguasa)
Gabungan kata berikut ditulis serangkai karena hubungannya sudah sangat padu sehingga tidak
dirasakan lagi sebagai dua kata.
Misalnya: acapkali, apabila, bagaimana, barangkali, beasiswa, belasungkawa, bumiputra, daripada,
darmabakti,
halal-bihalal, kacamata, kilometer, manakala, matahari, olahraga, radioaktif, saputangan.
Jika salah satu unsur gabungan kata hanya dipakai dalam kombinasi, gabungan kata itu ditulis
serangkai.
Misalnya:adibusana, antarkota, biokimia, caturtunggal, dasawarsa, inkonvensional,
kosponsor, mahasiswa, mancanegara, multilateral, narapidana, nonkolesterol, neokolonialisme,
paripurna, prasangka, purnawirawan, swadaya, telepon, transmigrasi.
Jika bentuk terikan diikuti oleh kata yang huruf awalnya kapital, di antara kedua unsur kata itu
ditulisakan tanda hubung (-).
Misalnya: non-Asia, neo-Nazi

Anda mungkin juga menyukai