zonasi pendidikan.
Pendidikan Nasional (selanjutnya ditulis UU Sisdiknas) menyatakan: “Pendidikan adalah usaha sadar
dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”. Pendidikan berfungsi menunjang pembangunan
bangsa dalam arti yang
yang sama di dalam mengakses pendidikan. Dengan kata lain, tidak ada
perbedaan antara si miskin dan si kaya, demikian juga tidak terdapat
perbedaan antara masyarakat kota dan masyarakat desa. Secara nasional, pemerintah telah
melakukan beberapa upaya dalam
rangka menciptakan pemerataan pendidikan di Indonesia. Diantaranya dengan
mengalokasikan anggaran pendidikan sebesar 20% dari Anggaran Pendapatan
Belanja Negara (APBN), membebaskan biaya bagi sekolah dasar (SD), membuat program
Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS), hingga bagi Sekolah Menengah Pertama (SMP)
dan Sekolah Menengah Umum (SMU)
mendapatkan bantuan bagi siswa-siswi yang kurang mampu. Pada sisi lain, harus diakui
upaya-upaya pemerintah tersebut belumlah berjalan secara maksimal. Hal ini ditandai
dengan masih tingginya angka putus sekolah yang
terjadi di tengah masyarakat, khususnya dari SMP menuju tingkat SMU, dan
tidak menutup kemungkinan pula terjadi angka putus ekolah dari tingkat SD menuju tingkat
SMP. Padahal pemerintah telah mencanangkan Wajib Belajar Dua Belas Tahun (WAJAR 12
Tahun) yang sebelumnya adalah Wajib Belajar Sembilan Tahun. Faktor yang paling dominan
terjadinya anak putus sekolah adalah karena
faktor ekonomi. Pendidikan merupakan salah satu aktivitas yang dilakukan
oleh manusia sebagai subjeknya untuk meningkatkan kesejahteraannya.
Karenanya, pendidikan dipandang sebagai bagian dari usaha manusia untuk meningkatkan
kesejahteraan atau sebagai bagian dari pembangunan nasional.
Pandangan ini dikuatkan dengan pendapat yang mengatakan bahwa
pendidikan mempunyai peranan dalam pembangunan nasional dan
pembangunan ekonomi khususnya. Demikian sebaliknya, ekonomi menganggap bahwa
manusia merupakan salah satu produksi.25
Kebijakan pemerintah dalam memberikan perlindungan terhadap
pendidikan anak di Indonesia senantiasa dilakukan dengan mengutamakan
pendidikan sebagai program kerja utama pemerintah di samping program-
program lainnya. Mengingat di dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 ditegaskan
tujuan dari bangsa Indonesia adalah: “…mencerdaskan
kehidupan bangsa”.
2.2 Pendidikan sebagai Hak Dasar ( Hak Asasi Manusia ) Pendidikan adalah
sebuah hak asasi sekaligus sebuah sarana untuk merealisasikan hak-hak asasi
manusia lainnya. Sebagai hak pemampuan,
pendidikan adalah sarana utama dimana orang dewasa dan terutama anak-
anak
yang dimarjinalkan secara ekonomi dan sosial dapat mengangkat diri mereka
keluar dari kemiskinan dan memperoleh cara untuk terlibat dalam komunitas
mereka. Pendidikan memainkan sebuah peranan penting untuk
memberdayakan perempuan, melindungi anak-anak dari eksploitasi kerja dan
seksual yang berbahaya. Anak menjadi prioritas utama dalam pendidikan,
karena anak merupakan salah satu kelompok yang rentan terhadap
pelanggaran HAM sehingga memerlukan bantuan orang dwasa dalam
melindungi hak-haknya. Perlindungan anak di sini tidak hanya sampai pada
pemenuhan hak hidup, namun mencakup pula segala kegiatan untuk
menjamin dan melindungi hak-haknya agar dapat tumbuh, berkembang, dan
berpartisipasi secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat
kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.
Pemenuhan hak atas pendidikan pada dasarnya merupakan tanggungjawab
dari Negara untuk memberikan jaminan kepada warga negaranya
sebagaimana diamanatkan oleh konstitusi (UUD 1945). Mengenai
tanggungjawab Negara terhadap akses pendidikan bagi setiap warga Negara,
kembali ditegaskan pada Pasal 53 ayat (1) Undang-Undang Nomor 23 Tahun
2002 tentang Perlindungan Anak, dalam hal ini pemerintah memiliki
tanggungjawab memberikan biaya pendidikan dan/atau bantuan cuma-cuma
atau pelayanan khusus bagi anak dari keluarga tidak mampu, anak terlantar,
dan anak yang bertempat tinggal di daerah terpencil. Kewajiban pemerintah
dalam pelaksanaan pendidikan nasional adalah memberikan layanan dan
kemudahan, serta menjamin terselenggaranya pendidikan yang bermutu bagi
setiap warga negara tanpa diskriminasi dan wajib menjamin tersedianya dana
guna terselenggaranya pendidikan bagi setiap warga negara yang berusia tujuh
sampai dengan lima belas tahun. Hal tersebut sebagaimana dinyatakan dalam
Pasal 11 UU Nomor 20 Tahun 2003. 2.3 Zonasi Pendidikan Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) baru saja
menerbitkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud)
baru yaitu Nomor 14 Tahun 2018 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru
(PPDB) dengan salah satu hal yang menjadi perhatian yaitu diberlakukannya
sistem zonasi sekolah. Peraturan zonasi yaitu sekolah harus menerima siswa
baru yang berdomisili pada radius paling dekat dengan sekolah yang dilihat
berdasarkan alamat pada kartu keluarga yang diterbitkan. Kemudian
peraturan
zonasi ini ditetapkan untuk sekolah jenjang TK, SD, SMP dan SMA
sedangkan untuk SMK dibebaskan untuk peraturan zonasi. Terkait sistem
seleksi PPDB berdasarkan Permendikbud Nomor 51 Tahun
2018 untuk jenjang Taman Kanak-kanak (TK) dan SD mempertimbangkan
usia anak. Tambahan syarat ada untuk tingkat SD berupa penentuan
berdasarkan jarak rumah, mendaftar lebih awal, dan tidak boleh melakukan
tes membaca, menulis, berhitung. Kemudian tambahan syarat untuk prioritas
seleksi untuk siswa SMP adalah nilai hasil ujian SD serta prestasi akademik
dan non-akademik yang diakui sekolah. Sedangkan untuk siswa SMA
ditambahkan syarat berupa nilai sertifikat hasil ujian nasional. Daya tampung
PPDB 2019/2020 ditentukan dengan 90% dari daya
tampung sekolah diperuntukkan bagi peserta didik dari Jalur Zonasi, 5% dari
daya tampung sekolah diperuntukkan bagi peserta didik dari Jalur Prestasi, 5%
dari daya tampung sekolah diperuntukkan bagi peserta didik dari Jalur
Perpindahan Orang Tua/Wali. Dalam satu zonasi, peserta didik hanya boleh
memilih satu jalur pada pendaftaran PPDB. Namun, peserta didik dapat
mendaftar di Jalur Prestasi diluar zonasi dan domisili peserta didik. Sistem
zonasi, menurut Mendikbud dapat menghadirkan populasi kelas heterogen,
sehingga akan mendorong kreativitas pendidik dalam
pembelajaran di kelas. Ia menegaskan, populasi yang ada di dalam sebuah
kelas harus heterogen. Salah satu arah kebijakan zonasi ini adalah
meningkatkan keragaman peserta didik di sekolah, sehingga nantinya akan
menumbuhkan miniatur-miniatur kebinekaan di sekolah. 2.4 Ketentuan Zonasi
PPDB tahun ajaran 2019/2020 mengacu kepada Peraturan Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan Nomor 51 Tahun 2018, ketentuan zonasi sebagai
berikut :
Pemerintah Daerah wajib menerima calon peserta didikyangberdomisili sesuai
zonasi yang ditetapkan oleh pemerintah daerah;2.
BAB III PEMBAHASAN
3.1Sosialisasi Zonasi Pendidikan di IndonesiaPada tahun 2018 Sistem zonasi
PPDB mengalami kekacauan di sejumlahdaerah. Pasalnya, sejumlah
pemerintah daerah gagal menerapkan PPDB sesuaiPermendikbud. Banyak
orang tua dari anak-anaknya yang akan mendaftarmelanjutkan jenjang
pendidikan SMP dan SMA dibuat resah, karena kebijakanzonasi terkesan masih
kurang persiapan dan para orang tua siswa tidak tahu apayang harus mereka
lakukan. Masyarakat masih dibuat bingung terkait kebijakanzonasi pada PPDB
yang pertama kali diterapkan di tahun 2018 oleh pemerintah
BAB IV KESIMPULAN
4.1KesimpulanKesimpulan dari semua isi makalah adalah bahwa Zonasi
Pendidikanterhadap PPDB merupakan upaya baru Pemerintah untuk
merealisasikan pemerataan akses pendidikan di Indonesia sesuai dengan hak
asasi setiap warganegara Indonesia berhak memperoleh pendidikan yang
bermutu dengan minatdan bakat yang dimilikinya tanpa memandang status
sosial, status ekonomi,suku, etnis, agama, dan gender. Dengan diberlakukan
zonasi akanmenghilangkan diskriminasi pendidikan sehingga kualitas
pendidikan mampuuntuk disama ratakan.Sistem zonasi menghadirkan populasi
kelas heterogen,sehingga akan mendorong kreativitas dan profesionalitas
pendidik
dalam pembelajaran di kelas. Namun dengan adanya beberapa kekurangan ter
kaitketersediaan sekolah kurang merata, manipulasi data SKTM, kebijakan
terhadap sekolah swasta, motivasi belajar siswa perlu dievaluasi kembali
olehPemerintah. 4.2
SaranBerdasarkan hasil analisis dan kesimpulan, maka menghasilkan
beberapasaran sebagai berikut:1.
Pemerintah harus mengevaluasi kembali perbandingan jumlahlulusan sekolah
dan ketersediaan sekolah yang akan digunakanuntuk menentukan zonasi.
Pelebaran daerah zonasi diperlukan bagicalon peserta didik yang saat ini masih
berada di area blank spot.2.
Sosisalisasi untuk persepsi orang tua tentang sekolah unggulanharus mulai
diubah, bahwa ke depan semua sekolah dengan predikatunggulan tidak ada
lagi seiring diberlakukannya sistem zonasiPPDB.3.
Penerbitan SKTM harus selektif mulai dari proses pembuatanSKTM yang
transparan hingga verifikasi, apakah pemohon SKTM benar-benar dari keluarga
ekonomi tidak mampu. Sanksi bagi calon peserta didik yang menyalahgunakan
SKTM juga perlu ditegakkan.4.
Pemerintah diharapkan segera menyiapkan sarana prasarana semuasekolah
secara merata untuk mendukung kualitas dalam sistemzonasi pendidikan.5.
Pemerintah segera memberikan kebijakan terhadap sekolah swataagar tidak
terjadinya penutupan terhadap sekolah swasta yang akan berakibat
meningkatkan tingkat pengangguran.6.
Bagi Pemerintah Pusat, sebaiknya besarnya persentase mutu dalamPPDB
sebaiknya ditambahkan agar kuota untuk siswa
yang berprestasi semakin bertambah (prestasi hasil UN, akademik,maupun non
akademik), sehingga dapat memotivasi belajar siswa.7.
Bagi Sekolah, sebaiknya untuk siswa dengan mutu input rendahdiberikan jam
tambahan khusus. Dan untuk mengatasi kekurangansarana prasarana
sebaiknya mengadakan kerjasama antar sekolahdalam hal pinjam meminjam
sarpras, guru kunjung dan sebagainya.
Sorotan
Tambah Catatan
Berbagi Kutipan
DAFTAR PUSTAKA
Lukman Hakim.
2016
. Pemerataan Akses Pendidikan Bagi Rakyat Sesuai Dengan AmanatUndang-
Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional
https://bangimam-berbagi.blogspot.com/2019/01/ini-acuan-ppdb-2019.html
“ Juknis
PPDB Tahun Ajaran 2019/202
0 “diakses tanggalhttps://poskita.co/2018/05/31/zonasi-sekolah-perlu-
sosialisasi-maksimal-banyak-ortu-siswa-dibuat-resah/
“ Zonasi Sekolah Perlu Sosialisasi Maksimal, Banyak Ortu SiswaDibuat Resah “
diakses tanggalhttp://www.bandungkab.go.id/arsip/ppdb-2019-aturan-zonasi-
tetap-diberlakukan
“PPDB 2019, Aturan Zonasi Tetap Diberlakukan “
diakses tanggal http://sinarharapan.net/2019/04/pemda-dimohon-terapkan-
zonasi-pendidikan/
“Pemda Dimohon Terapkan Zonasi Pendidikan “
diakses tanggal https://setkab.go.id/penerimaan-peserta-didik-baru-2019-
prioritaskan-zonasi-tidak- perlu-lagi-sktm/
“ Penerimaan Peserta Didik Baru 2019 : Prioritaskan Zonasi, TidakPerlu Lagi
SKTM “
diakses tanggal 16 Januari 2019 https://indonesiabaik.id/infografis/apa-itu-
seleksi-zonasi-pendidikan
“ Apa Itu Seleksi
Zonasi Pendidikan?”
diakses tanggalhttps://indonesiabaik.id/infografis/kebijakan-zonasi-wujudkan-
pemerataan- pendidikan
“ Kebijakan Zonasi Wujudkan Pemerataan Pendidikan “
diakses tanggalhttps://indonesiabaik.id/infografis/arah-kebijakan-zonasi-
pendidikan
“ Arah
Kebijakan Zo
nasi Pendidikan “
diakses tanggalDinar Wahyuni. 2018.
Pro Kontra Sistem Zonasi Penerimaan Peserta Didik BaruTahun Ajaran
2018/2019
https://www.youthmanual.com/post/terkini/berita/sistem-zonasi-
penerimaan-siswa- baru-2017-2018-mendikbud-semua-sekolah-harus-jadi-
favorit
“ Sistem Zonasi
Penerimaan Siswa Baru 2017-
2018. Mendikbud: “ Semua Sekolah Harus JadiFavorit!” diakses tanggal 10 Juni
2017
https://news.detik.com/kolom/d-3564509/pro-kontra-kebijakan-zonasi
“Pro Kontra Kebijakan Zonasi “
diakses tanggal 18 Juli 2017 Novrian Satria Perdana. 2019.
Implementasi Ppdb Zonasi Dalam Upaya Pemerataan Akses Dan Mutu
Pendidikan