BALANGAN
PROPOSAL SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Strata 1
Oleh:
NAHDATUL ELMA
NPM : 202207468
2023
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur senantiasa saya ucapkan atas kehadirat Allah SWT,
karena dengan limpahan rahmat dan hidayah- Nya, akhirnya penulis dapat
BALANGAN”. Srkipsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untukk memperoleh
gelar Sarjana (S1) Pada Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Publik (STIA)
Amuntai.
Penulis menyadari, karya yang penulis susun ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu kritik dan saran sangat penulis harapkan dari berbagai
semaksimal mungkin, dan sebagai manusia biasa juga penulis tidak luput dari
menerima kritik dan saran yang sifatnya membangun dari berbagai pihak.
Sehingga di kemudian hari penulis dapat menyempurnakan skripsi ini dan penulis
penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat khusunya bagi penulis dan
ii
Nahdatul Elma
DAFTAR ISI
COVER.....................................................................................................................i
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iv
DAFTAR TABEL...................................................................................................vi
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................vii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar belakang.............................................................................................1
B. Fokus penelitian..........................................................................................3
C. Rumusan Masalah.......................................................................................4
D. Tujuan Penelitian........................................................................................4
E. Manfaat Penelitian......................................................................................5
B. Tinjauan Teoritis.........................................................................................9
C. Kerangka Pemikiran..................................................................................21
A. Lokasi Penelitian.......................................................................................23
iii
B. Pendekatan Penelitian...............................................................................23
C. Tipe Penelitian...........................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................31
iv
DAFTAR TABEL
v
DAFTAR GAMBAR
vi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
negara.
politik, dan budaya. Maka dari itu Pemerintah Indonesia memberikan hak
asasi kepada setiap warga negara Indonesia yaitu berhak untuk memperoleh
pendidikan yang bermutu sesuai dengan minat dan bakat yang dimilikinya
tanpa memandang status sosial, status ekonomi, suku, etnis, agama, dan
Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang hingga saat
masih ditemui kendala yaitu adanya peserta didik yang putus sekolah atau
rentan putus sekolah, faktor yang menyebabkan hal ini terjadi adalah karena
kondisi ekonomi keluarga yang kurang mampu, sehingga orang tua tidak
mampu membiayai pendidikan anak. Karena hal itu terpaksa anak tersebut
anak itu sendiri tidak mau sekolah karena merasa hanya akan membebani
orangtuanya saja.
Operasional Sekolah (BOS) dan Bantuan Siswa Miskin (BSM) bagi siswa
dengan kondisi sosial ekonomi yang tidak mampu, selanjutnya pada tahun
Indonesia Pintar (PIP), dan Program Indonesia Sehat (PIS) untuk membangun
merata, salah satu upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Pusat adalah
Sasaran penerima bantuan Program Indonesia Pintar (PIP) yang di kelola oleh
Balangan Pintar (KBP) yang berkolaborasi dengan Perbankan yaitu PT. Bank
diberikan kepada Peserta Didik dari Keluarga Tidak Mampu sebagai sarana
toko/kios.
1. Siswa yang layak menerima bantuan dari Program Indoensia Pintar (PIP)
tertentu, dalam hal ini memerlukan usaha maksimal dari pihak sekolah
dana dari Program Indonesia Pintar (PIP) dan Kartu Balangan Pintar
Program Keluarga Harapan (PKH) misalnya. Hal ini tentu sangat tidak
ideal dimana masih banyak peserta didik lainnya yang sama sekali belum
Kartu Balangan Pintar (KBP) bagi para peserta didik yang kondisi ekonomi
B. Fokus penelitian
(PIP) dan Kartu Balangan Pintar (KBP) Pada Dinas Pendidikan dan
Publik”.
1. Komunikasi
2. Sumber Daya
3. Disposisi
4. Struktur Birokrasi
C. Rumusan Masalah
Kabupaten Balangan?
Pintar (PIP) dan Kartu Balangan Pintar (KBP) pada Dinas Pendidikan
Indonesia Pintar (PIP) dan Kartu Balangan Pintar (KBP) pada Dinas
(PIP) dan Kartu Balangan Pintar (KBP) pada Dinas Pendidikan dan
Indonesia Pintar (PIP) dan Kartu Balangan Pintar (KBP) pada Dinas
Program Indonesia Pintar (PIP) dan Kartu Balangan Pintar (KBP) pada
E. Manfaat Penelitian
sebagai berikut:
1. Manfaat teoritis
2. Manfaat Praktis
Pintar (PIP) dan Kartu Balangan Pintar (KBP) pada Dinas Pendidikan
3. Bagi peneliti yang akan datang diharapkan penelitian ini menjadi bekal
Kabupaten Balangan.
BAB II
LANDASAN TEORI
sesuai kebutuhan) sudah cukup baik. Mengirim dapat dilihat dari segi
dengan berbagai cara dan alat tertentu cukup baik. Selanjutnya faktor-
dan efisien.
sampai ada yang tertumpuk diatas meja, maka akan berakibat arsip akan
rusak dan hilang, bahkan sering terjadi hilanngnya arsip penting, serta
dirasa kurang luasnya ruang kerja dan ruang penyimpanan arsip. SMP
Islam Ibnurusyd Kotabumi Lampung Utara adalah salah satu sekolah yang
banyak dan kompleks. Hal ini tentu saja menyebakan sekolahan harus
dalam mengelola arsip ini masih kurang dari sisi manajemen kurangnya
dibutuhkan Kembali tidak ada atau susah dicari atau bahkann rusak. Untuk
itu sekolah sebagai salah satu bentuk organisasi perlu untuk dapat
dan pemeliharaan kearsipan agar dapat berfungsi dengan baik serta dapat
1. Implementasi
output).
kelompok-kelompok target.
affecting implementations).
dilihat dari proses dan pencapaian tujuan hasil akhir (output), yaitu :
2. Kebijakan Publik
kebijaksanaan.
Anggara,2016:507) yaitu:
dan memaksa.
seperti anak. Yang demikian itu adalah bentuk kebijakan yang melekat
raja. Tidak hanya menjadi kewajiban bagi para bawahan untuk wajib
dan tunduk pada titah pemimpin, tetapi itu sudah menjadi budaya yang
pun hal itu dapat terjadi, bahwa kebijkan publik adalah sikap dari
pemimpin itu sendiri. Korupsi menjadi salah satu contoh yang masih
marak terjadi dalam kaidah bentuk kebijakan yang dilakukan oleh para
kasus korupsi.
seksama.
yaitu:
1) Komunikasi
Komunikasi menurutnya sangat menentukan keberhasilan
pencapaian tujuan dari implementasi kebijakan publik.
Implementasi yang efektif terjadi apabila para pembuat keputusan
sudah mengetahui apa yang akan mereka kerjakan. Komunikasi
diperlukan agar para pembuat keputusan dan para emplementor
akan semakin konsisten dalam melaksanakan setiap kebijakan yang
akan diterapkan di masyarakat. Ada tiga indikator yang dipakai
untuk mengukur keberhasilan variabel komunikasi, yaitu:
a) Transmisi: penyaluran komunikasi yang baik akan dapat
menghasilkan suatu implementasi yang baik pula Seringkali
dalm penyalur komunikasi terjadi salah pengertian
(miskomunikasi) yang disebabkan banyaknya tingkat birokrasi
yang harus dilalui dalam proses kominikasi sehingga apa yang
diharapkan terdirtorsi ditengah jalan.
b) Kejelasan; komunikasi yang diterima oleh pelaksana
kebijakan harus jelas dan tidak membingungkan atau ambigu.
c) Konsistensi; perintah yang diberikan dalam pelaksanaan suatu
komunikasi harus konsisten dan jelas untuk diterapkan atau
dijalankan. Jika perintah yang diberikan sering berubah- ubah,
maka dapat menimbulkan kebingungan bagi para pelaksana di
lapangan.
2) Sumber daya
a) Staf; kegagalan yang sering terjadi dalam implementasi
kebijakan salah satunya disebabkan oleh staf/pegawai yang
tidak cukup memadai atau kompeten dibidangnya.
Diperlukan sebuah kecukupan staf dengan keahlian dan
kemampuan yang diperlukan dalam mengimplementasikan
kebijakan.
b) Informasi; dalam implementasi kebiakan , informasi
mempunyai dua bentuk. Pertama, informasi yang
berhubungan dengan cara melaksanakan kebijakan. Kedua,
informasi mengenai data kepatuhan dari pelaksan yang telah
ditetapkan.
c) Wewenang; kewenangan merupakan otoritas atau legitimasi
bagi para pelaksana dalam melaksanakan kebijakan yang
ditetapkan secara politik.
d) Fasilitas; fasilitas fisik merupakan faktor penting dalam
implementasi kebijakan. Implementor mungkin mempunyai
staf yang memadai, tetapi tanpa adanya fasilitas pendukung
maka implementasi kebijakan tersebut tidak akan berhasil.
3) Disposisi
Disposisi atau sikap dari pelaksana merupakan faktor yang
sangat penting dalam implementasi kebijakan publik. Jika
pelaksanaan kebijakan ingin berjalan efektif , maka pelaksana
kebijakan tidak hanya mengetahui apa yang akan dilakukan tetapi
juga harus memiliki kemampuan untuk melaksanakannya,
Indikator disposisi ada 2, yaitu :
a) Pengangkatan birokrat; jika ingin kebijakan dilaksanakan
sesuai dengan tujuan yang diharapkan, maka pemilihan dan
pengangkatan personil pelaksana kebijakan haruslah orang-
orang yang memiliki dedikasi pada kebijakan yang telah
ditatapkan.
b) Insentif; pada umumnya, orang bertindak menurut
kepentingan mereka sendiri, maka memanipulasi insentif oleh
para pembuat kebiakan dapat mempengaruhi tindkan para
pelaksana kebijakan.
4) Struktur Birokrasi
Kebijakan yang begitu kompleks menuntut adanya
kerjasama banyak orang, ketika struktur birokrasi tidak kondusif
pada kebijakan yang telah dibuat, maka hal ini akan
menghambat jalannya proses implementasi kebijakan publik.
Menurut Edward III, yang dapat mendongkrak kinerja struktur
birokrasi/organisasi kearah yang lebih baik adalah Standar
Operating Prosedures (SOPs) dan Fregmentasi.
4. Program Indonesia Pintar (PIP)
tinggi.
Arsip adalah salah satu sumber data atau informasi yang dibutuhkan
dalam suatu kegiatan dalam organisasi, dimana arsip dapat dijadikan sebagai
pusat ingatan atau rekaman alat bantu dalam pengambilan keputusan, serta
lain. Peran dari penyelenggaraan kearsipan pada dasarnya sangat penting dan
tidak mungkin dapat dihapus atau ditinggalkan begitu saja guna untuk
berikut:
Gambar 2. 1
Kerangka Pemikiran
Bagan kerangka Pemikiran
Undang-undanng Republik Inndonesia Nomor 43
Tahun 2009 Tentang Kearsipan
METODE PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian
Uya.
B. Pendekatan Penelitian
penelitian sebenarnya.
C. Tipe Penelitian
penelitian. Ada berbagai metode yang dapat digunakan tentunya metode yang
akan dipilih harus sesuai dan berhubungan dengan prosedur, alat serta desain
penelitian yang menghasilkan data distiptif berupa kata-kata tertulis atau lisan
dari para pegawai dan pelaku yang di amati.Data dan Sumber Data
1. Data meliputi:
a. Data Primer
BALANGAN.
b. Data Sekunder
ini. Data ini biasanya dari perpustakaan atau dari laporan peneliti
KABUPATEN BALANGAN.
2. Sumber Data
Sumber data adalah subjek dari manna data itu diiperoleh. Apabila
Tabel 2. 1
Informan wawancara
Jabatan Jumlah
No
1. Camat 1 Orang
sebagai berikut:
Tabel 2. 2
Desain Operasional Penelitian
1. Observasi
2. Wawancara
3. Dokumentasi
kualiitatif.
gambaran yang jelas dan berkaitan dengan pokok permasalahan yang diteliti
yaitu:
1. Reduksi Data
menulis memo.
2. Penyajian Data
lapangan yang bias. Oleh karena itu diperlukan sajian data yang jelas dan
3. Penarikan Kesimpulan
temuan dalam seperangkat data yang lain dari data yang harus diuji.
Uji kredibilitas data adalah pengujian data untuk menilai kebenaran dan
sebagai berikut:
selama ini merupakan data yang sudah benar atau tidak. Apabila setelah
dicek kembali kelapangan data sudah benar berarti kredibel, maka waktu
maka kepastian data dan peristiwa akan dapat direkam secara pasti dan
sistematis.
data, dan waktu. Triangulasi juga dapat dilakukan dengan cara mengecek
hasil penelitian dari tim peneliti lain yang diberi tugas melakkukan
penngumpulan data.
4. Analisis Kasus Negatif, analisis kasus negatif adalah kasus yang tidak
sesuai atau berbeda dengan hasil penelitian hingga pada saat tertentu.
Bila tidak ada lagi data yang berbeda atau bertentangan dengan temuan,
pengecekan data yang telah diperoleh oleh peneliti kepada pemberi data,
hal ini bertujuan unntuk mengetahui seberapa jauh data yang diperoleh
sesuai atau tidak dengan apa yang yang diberikan oleh pemberi data, jika