PERENCANAAN KEBUTUHAN
PENGAWAS SEKOLAH
Tenaga kependidikan, yang terdiri dari pengawas sekolah, kepala sekolah, tenaga
laboratorium sekolah, tenaga perpustakaan sekolah, dan tenaga administrasi sekolah,
merupakan bagian integral dalam sistem pendidikan nasional. Oleh karena itu tenaga
kependidikan harus terpenuhi baik secara kuantitas maupun kualitas di setiap satuan
pendidikan di Indonesia.
Kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang terlibat dalam penyusunan
buku ini.
Halaman
KATA PENGANTAR........................................................................................................... i
DAFTAR ISI .......................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................................................ 1
B. Dasar Hukum .................................................................................................................. 2
C. Tujuan ............................................................................................................................. 4
D. Sasaran ............................................................................................................................ 4
E. Manfaat ........................................................................................................................... 5
F. Ruang Lingkup ................................................................................................................ 5
BAB II PERENCANAAN KEBUTUHAN PENGAWAS SEKOLAH ....................................... 6
A. Pengertian ....................................................................................................................... 6
B. Tujuan Perencanaan Kebutuhan .................................................................................... 7
C. Prinsip ............................................................................................................................. 7
D. Manfaat Perencanaan Kebutuhan ................................................................................... 8
E. Ruang Lingkup Perencanaan Kebutuhan ....................................................................... 8
BAB III PROSEDUR PERENCANAAN KEBUTUHAN PENGAWAS SEKOLAH ................... 9
A. Analisis Jabatan ............................................................................................................... 9
B. Analisis Beban Kerja ..................................................................................................... 17
C. Faktor Penentu Kebutuhan ........................................................................................... 19
D. Cara Menghitung Kebutuhan ........................................................................................ 20
E. Pemetaan Kebutuhan Pengawas Sekolah ..................................................................... 24
F. Proyeksi Kebutuhan ...................................................................................................... 25
G. Sistem/Aplikasi Perencanaan Kebutuhan Pengawas Sekolah. .................................... 25
BAB IV ORGANISASI PELAKSANA PERENCANAAN KEBUTUHAN PENGAWAS
SEKOLAH ............................................................................................................ 27
A. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan .................................................................. 27
B. Pemerintah Provinsi ..................................................................................................... 27
C. Pemerintah Kabupaten/Kota........................................................................................ 28
D. Perangkat Daerah Bidang Kepegawaian tingkat Kabupaten/kota .............................. 29
BAB V PENJAMINAN MUTU PERENCANAAN KEBUTUHAN PENGAWAS SEKOLAH .. 30
A. Perencanaan.................................................................................................................. 30
B. Pelaksanaan .................................................................................................................. 31
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan salah satu faktor penentu majunya suatu bangsa. Tujuan
utama pendidikan adalah mengembangkan peserta didik agar mereka menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab. Secara khusus, fungsi pendidikan nasional,
berdasarkan Pasal 3 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, menyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Dengan demikian,
pendidikan yang baik akan menghasilkan sumber daya manusia yang
berkemampuan bersaing dengan bangsa-bangsa yang lain.
Upaya mewujudkan sekolah yang memenuhi standar diperlukan peran semua pihak
untuk berpartisipasi dalam proses pembelajaran dan pengelolaan sekolah,
termasuk pengawas sekolah sebagai “penjamin mutu pendidikan”. Penjaminan
mutu sekolah atau satuan pendidikan menjadi tanggungjawab kepala sekolah dan
pengawas sekolah yang keduanya merupakan bagian dari tenaga kependidikan.
Dalam Pasal 39 ayat (1) Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional dijelaskan bahwa tenaga kependidikan bertugas
melaksanakan administrasi, pengelolaan, pengembangan, pengawasan, dan
pelayanan teknis untuk menunjang proses pendidikan pada satuan pendidikan.
Sejalan dengan peraturan tersebut, Pasal 173 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor
17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan menentukan
bahwa tenaga kependidikan meliputi pengelola satuan pendidikan, penilik,
pengawas, peneliti, pengembang, tenaga perpustakaan, tenaga laboratorium, teknisi
sumber belajar, tenaga administrasi, psikolog, pekerja sosial, terapis, tenaga
kebersihan dan keamanan, serta tenaga dengan sebutan lain yang bekerja pada
satuan pendidikan. Adapun jenis tenaga kependidikan yang diatur dalam pedoman
ini adalah Pengawas Sekolah.
Untuk efektifitas pengelolaan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan,
kabupaten/kota, dan tingkat provinsi, selain diperlukan kecukupan pemenuhan
persyaratan kualifikasi dan kompetensi, juga diperlukan kecukupan jumlah
Pengawas Sekolah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Untuk
B. Dasar Hukum
C. Tujuan
D. Sasaran
E. Manfaat
F. Ruang Lingkup
A. Pengertian
1. Pengawas Sekolah adalah Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang diberi tugas,
tanggung jawab dan wewenang secara penuh oleh pejabat yang berwenang
untuk melaksanakan pengawasan akademik dan manajerial pada satuan
pendidikan
2. Perencanaan Kebutuhan Pengawas Sekolah adalah proses yang
merumuskan program, kegiatan, strategi mewujudkan tujuan dan
mengembangkan aktifitas kerja organisasi.
3. Mekanisme Perencanaan Kebutuhan Pengawas Sekolah adalah cara atau
prosedur/tahapan dalam menyusun kebutuhan pengawas sekolah yang
mencakup analisis jabatan, analisis beban kerja, dan faktor penentu dengan
mempertimbangkan formulasi penghitungan dan pemetaannya pada daerah
tertentu.
4. Penghitungan dan Pemetaan Kebutuhan Pengawas Sekolah adalah proses
menghitung, memotret kebutuhan dan mendapatkan data untuk pemetaan
pengawas sekolah pada wilayah atau daerah tertentu dan/atau seluruh wilayah
Indonesia.
5. Analisis Jabatan adalah proses pengumpulan, pencatatan, pengolahan dan
penyusunan data jabatan menjadi informasi jabatan. (Perka BKN Nomor 12
Tahun 2011 dan Perka BKN Nomor 19 Tahun 2017).
6. Analisis Beban Kerja Pengawas Sekolah adalah suatu proses yang dilakukan
secara sistematis untuk mengetahui jumlah Pengawas Sekolah yang
diperlakukan berdasarkan sejumlah target pekerjaan atau target hasil yang
harus dicapai dalam satu satuan waktu tertentu
7. Pemantauan dan Evaluasi adalah kegiatan mengamati perkembangan
pelaksanaan penyusunan rencana kebutuhan, mengidentifikasi, mengantisipasi
permasalahan yang timbul dan/atau akan timbul serta membandingkan
realisasi masukan (input), keluaran (output) dan hasil (outcome) terhadap
rencana yang sudah ditetapkan.
8. Peta Jabatan adalah susunan nama dan tingkat jabatan struktural dan
fungsional yang tergambar dalam struktur unit organisasi dari tingkat yang
paling rendah sampai dengan yang paling tinggi.
C. Prinsip
Identifikasi Cara
Analisis Jabatan dan Faktor Menghitung
Analisis Beban Kerja Penentu Kebutuhan
PS
Proyeksi Pemetaan
Kebutuhan PS Kebutuhan PS
A. Analisis Jabatan
3. Verifikasi Data
Verifikasi merupakan konfirmasi analisis jabatan Pengawas Sekolah kepada
pihak-pihak terkait untuk penyempurnaan hasil pengolahan data yang telah
dilakukan oleh TPAJ sebagai bahan pertimbangan penentuan analisis jabatan.
Verifikasi dapat dilakukan melalui diskusi yang dihadiri oleh para analis
jabatan, narasumber, pimpinan unit kerja yang dianalisis, dan pihak-pihak
terkait berkompeten dibidangnya. Diskusi diselenggarakan guna mendapatkan
dukungan material dan formal dari pimpinan unit kerja yang bersangkutan,
berupa usul, saran, masukan, dan tanggapan akan digunakan oleh TPAJ untuk
Rumpun mata pelajaran yang dimaksud adalah sejumlah mata pelajaran yang
dikelompokkan berdasarkan kelompok mata pelajaran pada SMP dan kelompok
peminatan pada SMA dan SMK. Ketentuan tersebut mengacu pada Peraturan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 34 Tahun 2018 tentang Standar
Nasional Pendidikan Sekolah Menegah Kejuruan (SMK)/Madrasah Aliyah
Kejuruan (MAK), Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 35
Tahun 2018 tentang Struktur Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Pertama/
Madrasah Tsanawiyah, dan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Nomor 36 Tahun 2018 tentang Struktur Kurikulum 2013 Sekolah Menengah
Atas/ Madrasah Aliyah, dan Peraturan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan
Menengah Nomor 10/D/KR/2017 tentang Struktur Kurikulum, Kompetensi Inti-
Kompetensi Dasar, dan Pedoman Implementasi Kurikulum 2013 Pendidikan
Khusus. Bidang pengawasan kelompok mata pelajaran tersebut meliputi:
1. Bidang pengawasan terhadap guru rumpun bahasa (guru mata
pelajaran:Bahasa Indonesia, Bahasa Ingris, Bahasa Daerah, dan Bahasa Asing
lainnya);
2. Bidang pengawasan terhadap guru rumpun Matematika dan IPA (guru
rumpun mata pelajaran matematika, Fisika, Kimia, Biologi);
3. Bidang pengawasan terhadap guru rumpun IPS (Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan, Sejarah Indonesia/Sejarah, Geografi, Ekonomi,
Akuntansi);
4. Bidang pengawasan terhadap guru rumpun Bidang Keahlian pada SMK,
meliputi:
a. Bidang Kejuruan Teknologi dan Rekayasa;
b. Bidang Kejuruan Teknologi Informasi dan Komunikasi;
c. Bidang Kejuruan Kesehatan;
d. Bidang Kejuruan Agribisnis dan Agroteknologi;
Nama Jabatan :
Unit Kerja :
Unit Organisasi :
Ikhtisar Jabatan :
3 Unit Organisasi : Diisi dengan nama unit setingkat Eselon III • Sesuai
dengan nomenklatur pada SOTK • Sesuai dengan unit
kerja eselon III pada Anjab
∑𝑇𝐾
𝐾𝑃𝑆. 𝑇𝐾 = −𝑍
10
Keterangan:
KPS.TK : Kebutuhan Pengawas Sekolah Bidang Pengawasan
TK
Z : Jumlah Pengawas Sekolah Bidang Pengawasan TK
Tersedia
∑TK : Jumlah TK yang ada di Kabupaten/Kota
10 : Ketetapan jumlah minimal TK sasaran pengawasan
∑𝑆𝐷
𝐾𝑃𝑆. 𝑆𝐷 = − 𝑍
10
Keterangan:
KPS.SD : Kebutuhan Pengawas Sekolah Bidang Pengawasan
SD
Z : Jumlah Pengawas Sekolah Bidang Pengawasan SD
Tersedia
∑SD : Jumlah SD yang ada di Kabupaten/Kota
10 : Ketetapan jumlah minimal SD sasaran pengawasan
∑𝑋
𝐾𝑃𝑆. 𝑆𝑀𝑃/𝑆𝑀𝐴/𝑆𝑀𝐾 = − 𝑍
7
Keterangan:
KPS.SMP/ : Kebutuhan Pengawas Sekolah Bidang Pengawasan
SMA/SMK SMP/SMA/SMK
Z : Jumlah Pengawas Sekolah Bidang Pengawasn
SMP/SMA/SMK yang tersedia
∑X : Jumlah SMP/SMA/SMK yang ada di
Kabupaten/Kota/Provinsi
7 : Ketetapan jumlah minimal SMP/SMA/SMK sasaran
pengawasan
∑𝑆𝐿𝐵
𝐾𝑃𝑆. = − 𝑍
5
Keterangan:
KPS.SLB : Kebutuhan Pengawas Sekolah Bidang Pengawasan
SLB
Z : Jumlah Pengawas Sekolah Bidang Pengawasan SLB
yang tersedia
∑X : Jumlah SLB yang ada di Provinsi
5 : Ketetapan jumlah minimal SLB sasaran pengawasan
∑𝑋
𝐾𝑃𝑆. 𝑑𝑖 𝐷𝑎𝑠𝑢𝑠 = − 𝑍
5
Keterangan:
KPS-Dasus : Kebutuhan Pengawas Sekolah di Daerah Khusus
Z : Jumlah Pengawas Sekolah di Daerah Khusus yang
tersedia
∑X : Jumlah sekolah di dasus yang ada di
Kabupaten/Kota
5 : Ketetapan jumlah minimal satdik sasaran
pengawasan lintas jenjang
∑𝑇𝐾
𝐾𝑃𝑆. 𝑇𝐾 = − 𝑍
60
Keterangan:
KPS.TK : Kebutuhan Pengawas Sekolah Bidang Pengawasan
TK
Z : Jumlah Pengawas Sekolah Bidang Pengawasan TK
Tersedia
∑TK : Jumlah TK yang ada di Kabupaten/Kota
60 : Ketetapan jumlah minimal guru sasaran
pengawasan
∑𝑆𝐷
𝐾𝑃𝑆. 𝑆𝐷 = − 𝑍
60
Keterangan:
KPS.TD : Kebutuhan Pengawas Sekolah Bidang Pengawasan
SD
Z : Jumlah Pengawas Sekolah Bidang Pengawasan SD
tersedia
∑SD : Jumlah SD yang ada di Kabupaten/Kota
60 : Ketetapan jumlah minimal guru sasaran
pengawasan
∑𝑋
𝐾𝑃𝑆. 𝑆𝑀𝑃/𝑆𝑀𝐴/𝑆𝑀𝐾 = − 𝑍
40
Keterangan:
KPS.SMP/ : Kebutuhan Pengawas Sekolah Bidang Pengawasan
SMA/SMK SMP/SMA/SMK
Z : Jumlah Pengawas Sekolah Bidang Pengawasan
SMP/SMA/SMK yang tersedia
∑X : Jumlah SMP/SMA/SMK yang ada di
Kabupaten/Kota/Provinsi
40 : ketetapan jumlah minimal guru mata pelajaran atau
guru rumpun mata pelajaran pada SMP/SMA/SMK
sasaran pengawasan
∑𝐵𝐾
𝐾𝑃𝑆. 𝐵𝐾 = − 𝑍
40
Keterangan:
KPS.BK : Kebutuhan Pengawas Sekolah Bidang Pengawasan
BK
Z : Jumlah Pengawas Sekolah Bidang Pengawasan BK
yang tersedia
∑BK : Jumlah BK yang ada di Provinsi/Kabupaten/Kota
40 : Ketetapan jumlah minimal guru BK sasaran
pengawasan
∑𝑆𝐿𝐵
𝐾𝑃𝑆. 𝑆𝐿𝐵 = − 𝑍
40
Keterangan:
KPS.SLB : Kebutuhan Pengawas Sekolah Bidang Pengawasan
SLB
Z : Jumlah Pengawas Sekolah Bidang Pengawasan SLB
yang tersedia
∑SLB : Jumlah SLB yang ada di Provinsi
40 : ketetapan jumlah minimal guru SLB sasaran
pengawasan
Keterangan :
X= Jumlah Sekolah ;
Y = Jumlah guru
N = Bezetting Pengawas Sekolah
F. Proyeksi Kebutuhan
B. Pemerintah Provinsi
C. Pemerintah Kabupaten/Kota
Peta Mutu
Perencanaan
Kebutuhan
Pengawas Sekolah
Perencanaan
Kebutuhan
Pembinaan
Pengawas
Sekolah
Pelaksanaan
Pemantauan Perencanaan
dan Evaluasi Kebutuhan Pengawas
Sekolah
A. Perencanaan
B. Pelaksanaan
1. Pemantauan
a. Ruang Lingkup
Ruang lingkup Pemantauan kegiatan Perencanaan Kebutuhan Pengawas
Sekolah dilakukan terhadap seluruh aspek yang terkait dengan
perencanaan. Pemantauan kegiatan perencanaan kebutuhan pengawas
sekolah bertujuan untuk: (1) menginventarisir faktor pendukung dan
penghambat pelaksanaan perencanaan, dan (2) perubahan rencana dan
solusi yang ditemukan. Adapun ruang lingkup pemantauan kegiatan
perencanaan kebutuhan pengawas sekolah:
1) Faktor pendukung dan penghambat kegiatan perencanaan.
2) Perubahan-perubahan yang terjadi dan solusi yang ditemukan.
b. Tugas Pemantauan
1) Melakukan pemantauan faktor-faktor yang mendukung dan
menghambat pelaksanaan perencanaan kebutuhan pengawas
sekolah misalnya ketersediaan kebutuhan kerja, ketersediaan
sumber daya manusia.
2) Melakukan pemantauan terhadap proses perencanaan kebutuhan
pengawas sekolah yang berlangsung.
3) Melakukan pengamatan terhadap dokumen hasil perencanaan.
4) Melakukan pelaporan pemantauan kegiatan perencanaan
kebutuhan pengawas sekolah.
c. Tenaga Pemantauan
Tenaga pemantau disiapkan oleh pihak Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan melalui pembekalan dan penugasan. Untuk keperluan
pelaksanaan pemantauan disusun petunjuk teknis yang mencakup
penetapan personil, tugas dan tanggung jawab, perangkat dan
instrumen pemantauan, pelaksanaan pemantauan, pengolahan data,
pembiayaan, pelaporan, dan tindak lanjut.
2. Evaluasi
a. Ruang Lingkup
Ruang lingkup evaluasi kegiatan perencanaan kebutuhan pengawas
sekolah adalah seluruh aspek terkait perencanaan kebutuhan tenaga
kependidikan seperti perencanaan, pelaksanaan, ketercapaian tujuan, dan
hasil evaluasi. Kegiatan perencanaan kebutuhan tenaga kependidikan
bertujuan untuk: (1) mengetahui tingkat keberhasilan proses pelaksanaan
perencanaan kebutuhan tenaga kependidikan; dan (2) hasil perencanaan
kebutuhan pengawas sekolah. Ruang lingkup evaluasi kegiatan
perencanaan kebutuhan pengawas sekolah meliputi:
1) Persiapan, pelaksanaan, hambatan/kendala pelaksanaan, dan hasil
perencanaan kebutuhan pengawas sekolah.
2) Penyiapan dan pengembangan instrumen evaluasi.
3) Penyiapan tenaga evaluasi.
4) Pengumpulan data.
5) Pengolahan dan analisis data.
6) Penyusunan laporan.
b. Sasaran Evaluasi
Sasaran Evaluasi meliputi;
a. satuan pendidikan,
b. pemerintah kabupaten kota,
c. pemerintah provinsi, dan
d. pemerintah pusat yang melaksanakan perencanaan kebutuhan
Pengawas Sekolah.
c. Mekanisme Evaluasi
Evaluasi dilakukan dengan mekanisme sebagai berikut:
1) pelaksana evaluasi adalah pihak Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan dengan menugaskan petugas Evaluasi yang telah
diberikan pembekalan;
2) pelaksanaan evaluasi kegiatan perencanaan kebutuhan dilakukan
minimal 1 (satu) kali selama pelaksanaan kegiatan; dan
3) jumlah responden untuk evaluasi satuan pendidikan, pemerintah
kabupaten/kota, pemerintah provinsi dan pemerintah pusat
D. Pendampingan
KEPALA DINAS
PENDIDIKAN
KELOMPOK
JABATAN SEKRETARIS DINAS
FUNGSIONAL
KOORDINATOR
PENGAWAS KEPALA SUBBAGIAN KEPALA SUBBAGIAN
SEKOLAH KOTA
KOORDINATOR
WILAYAH
PENGAWAS
SEKOLAH MUDA
PENGAWAS
SEKOLAH MADYA
PENGAWAS
SEKOLAH UTAMA
SEKOLAH
DASAR/MENENGAH
PERTAMA
5. IKHTISAR JABATAN :
Melaksanakan pengawasan akademik dan manajerial pada satuan pendidikan dengan
menyusun, melaksanakan, dan mengevaluasi program pengawasan pelaksanaan
delapan standar nasional pendidikan serta melaksanakan pembimbingan dan
pelatihan profesional Guru.
6. URAIAN TUGAS
6.1. Tugas Pokok
6.1.1. Mengikuti pendidikan dan memperoleh gelar/ijazah
6.1.2. Mengikuti Pendidikan dan Pelatihan Fungsional Calon Pengawas
Sekolah dan memperoleh STTPP
7. BAHAN KERJA
9. HASIL KERJA
NO HASIL KERJA
11. WEWENANG
-
-
-
-
UNIT HUBUNGAN
NO. JABATAN
KERJA/INSTANSI DALAM TUGAS
1. Kepala Sekolah Satuan Pendidikan
2. Guru Satuan Pendidikan
3. Wali Murid Masyarakat
4. Kepala Dinas Pendidikan Dinas Pendidikan
NO ASPEK FAKTOR
1. Tempat kerja
2. Sirkulasi udara
3. Sinar/ cahaya
4. Kebersihan
5. Suara
6. Ruangan
.........................,.............................................
(.....................................................) (......................................................)
FORMAT ANALISIS BEBAN KERJA (ABK) PENGAWAS SEKOLAH DENGAN PENDEKATAN TUGAS
kegiatan pembimbingan
Melaksanakan kegiatan pembimbingan dilaksanakan 6 kali per tahun.
b Kegiatan 480 72.000 6 0,040
Pengawas Sekolah madya Diantaranya pengisian instrumen
dan aktivitas pembimbingan
2 Pengawas SD 10 60 0 0 0 0
4 Pengawas SMA 7 40 0 0 0 0
5 Pengawas SMK 5 40 0 0 0 0
Pengawas
7 0 40 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0
BK/Konselor
Rumus
Jumlah Sasaran Rumus
Dasar Perhitungan Perhitungan Jumlah Kebutuhan
Pengawasan Perhitungan Bezeting
Kota/Kabupate Kebutuhan
No Sasaran Pengawasan Kebutuhan PS Pengawas
n PS Berdasarkan
Jumlah Jumlah per Jumlah Jumlah berdasarkan Sekolah Berdasarkan
berdasarkan jumlah
Sekolah Jenis Guru Sekolah Guru Jumlah Sekolah Jumlah Guru
Jumlah Guru Sekolah