Anda di halaman 1dari 56

DRAFT PEDOMAN

PERENCANAAN KEBUTUHAN
PENGAWAS SEKOLAH

DIREKTORAT PEMBINAAN TENAGA KEPENDIDIKAN


DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
2019
KATA PENGANTAR

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 11 Tahun 2018 tentang


Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah
memberikan arah perubahan secara organisatoris dalam berbagai hal. Salah satu di
antaranya adalah penegasan dalam perencanaan kebutuhan dan pemindahan tenaga
kependidikan yang telah melahirkan Subdirektorat baru di lingkungan Direktorat
Pembinaan Tenaga Kependidikan, yaitu Subdirektorat Perencanaan Kebutuhan dan
Pemindahan. Subdirektorat tersebut mempunyai tugas melaksanakan penyiapan
bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, norma, standar, prosedur, kriteria,
bimbingan teknis, dan supervisi di bidang perencanaan dan fasilitasi pengendalian
kebutuhan, dan pemindahan lintas daerah provinsi tenaga kependidikan pada
pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan khusus. Dalam
penyelenggaraan pendidikan di sekolah, selain guru, maka tenaga kependidikan
merupakan komponen yang sangat menentukan dalam keberhasilan penyelenggaraan
pendidikan.

Tenaga kependidikan, yang terdiri dari pengawas sekolah, kepala sekolah, tenaga
laboratorium sekolah, tenaga perpustakaan sekolah, dan tenaga administrasi sekolah,
merupakan bagian integral dalam sistem pendidikan nasional. Oleh karena itu tenaga
kependidikan harus terpenuhi baik secara kuantitas maupun kualitas di setiap satuan
pendidikan di Indonesia.

Berkaitan dengan hal tersebut, Direktorat Pembinaan Tenaga Kependidikan Ditjen


Guru dan Tenaga Kependidikan menyusun pedoman Perencanaan Kebutuhan Tenaga
Kependidikan. Pedoman ini disusun sebagai acuan dalam menyusun dan
mengembangkan program perencanaan kebutuhan pengawas sekolah.

Kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang terlibat dalam penyusunan
buku ini.

Jakarta, Mei 2019


Direktur Pembinaan Tenaga Kependidikan,

Dr. Santi Ambarukmi, M.Ed


NIP. 196508101989022001

Draft Pedoman Perencanaan Kebutuhan Pengawas Sekolah


Bahan masih draft, mohon untuk tidak disebarluaskan karena masih dalam tahap penyempurnaan i
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR........................................................................................................... i
DAFTAR ISI .......................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................................................ 1
B. Dasar Hukum .................................................................................................................. 2
C. Tujuan ............................................................................................................................. 4
D. Sasaran ............................................................................................................................ 4
E. Manfaat ........................................................................................................................... 5
F. Ruang Lingkup ................................................................................................................ 5
BAB II PERENCANAAN KEBUTUHAN PENGAWAS SEKOLAH ....................................... 6
A. Pengertian ....................................................................................................................... 6
B. Tujuan Perencanaan Kebutuhan .................................................................................... 7
C. Prinsip ............................................................................................................................. 7
D. Manfaat Perencanaan Kebutuhan ................................................................................... 8
E. Ruang Lingkup Perencanaan Kebutuhan ....................................................................... 8
BAB III PROSEDUR PERENCANAAN KEBUTUHAN PENGAWAS SEKOLAH ................... 9
A. Analisis Jabatan ............................................................................................................... 9
B. Analisis Beban Kerja ..................................................................................................... 17
C. Faktor Penentu Kebutuhan ........................................................................................... 19
D. Cara Menghitung Kebutuhan ........................................................................................ 20
E. Pemetaan Kebutuhan Pengawas Sekolah ..................................................................... 24
F. Proyeksi Kebutuhan ...................................................................................................... 25
G. Sistem/Aplikasi Perencanaan Kebutuhan Pengawas Sekolah. .................................... 25
BAB IV ORGANISASI PELAKSANA PERENCANAAN KEBUTUHAN PENGAWAS
SEKOLAH ............................................................................................................ 27
A. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan .................................................................. 27
B. Pemerintah Provinsi ..................................................................................................... 27
C. Pemerintah Kabupaten/Kota........................................................................................ 28
D. Perangkat Daerah Bidang Kepegawaian tingkat Kabupaten/kota .............................. 29
BAB V PENJAMINAN MUTU PERENCANAAN KEBUTUHAN PENGAWAS SEKOLAH .. 30
A. Perencanaan.................................................................................................................. 30
B. Pelaksanaan .................................................................................................................. 31

Draft Pedoman Perencanaan Kebutuhan Pengawas Sekolah


Bahan masih draft, mohon untuk tidak disebarluaskan karena masih dalam tahap penyempurnaan ii
C. Pemantauan dan Evaluasi ............................................................................................. 32
D. Pendampingan .............................................................................................................. 34
BAB VI PENUTUP .......................................................................................................... 35
LAMPIRAN 1. Daftar Isian Analisis Jabatan .................................................................. 36
LAMPIRAN 2. Format Analisis Beban Kerja (ABK) Pengawas Sekolah Dengan
Pendekatan Tugas................................................................................... 49
LAMPIRAN 3. Analisis Kebutuhan Pengawas ............................................................... 51
LAMPIRAN 4. Contoh Analisis Kebutuhan Pengawas SLB ........................................... 52

Draft Pedoman Perencanaan Kebutuhan Pengawas Sekolah


Bahan masih draft, mohon untuk tidak disebarluaskan karena masih dalam tahap penyempurnaan iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan salah satu faktor penentu majunya suatu bangsa. Tujuan
utama pendidikan adalah mengembangkan peserta didik agar mereka menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab. Secara khusus, fungsi pendidikan nasional,
berdasarkan Pasal 3 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, menyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Dengan demikian,
pendidikan yang baik akan menghasilkan sumber daya manusia yang
berkemampuan bersaing dengan bangsa-bangsa yang lain.
Upaya mewujudkan sekolah yang memenuhi standar diperlukan peran semua pihak
untuk berpartisipasi dalam proses pembelajaran dan pengelolaan sekolah,
termasuk pengawas sekolah sebagai “penjamin mutu pendidikan”. Penjaminan
mutu sekolah atau satuan pendidikan menjadi tanggungjawab kepala sekolah dan
pengawas sekolah yang keduanya merupakan bagian dari tenaga kependidikan.
Dalam Pasal 39 ayat (1) Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional dijelaskan bahwa tenaga kependidikan bertugas
melaksanakan administrasi, pengelolaan, pengembangan, pengawasan, dan
pelayanan teknis untuk menunjang proses pendidikan pada satuan pendidikan.
Sejalan dengan peraturan tersebut, Pasal 173 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor
17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan menentukan
bahwa tenaga kependidikan meliputi pengelola satuan pendidikan, penilik,
pengawas, peneliti, pengembang, tenaga perpustakaan, tenaga laboratorium, teknisi
sumber belajar, tenaga administrasi, psikolog, pekerja sosial, terapis, tenaga
kebersihan dan keamanan, serta tenaga dengan sebutan lain yang bekerja pada
satuan pendidikan. Adapun jenis tenaga kependidikan yang diatur dalam pedoman
ini adalah Pengawas Sekolah.
Untuk efektifitas pengelolaan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan,
kabupaten/kota, dan tingkat provinsi, selain diperlukan kecukupan pemenuhan
persyaratan kualifikasi dan kompetensi, juga diperlukan kecukupan jumlah
Pengawas Sekolah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Untuk

Draft Pedoman Perencanaan Kebutuhan Pengawas Sekolah


Bahan masih draft, mohon untuk tidak disebarluaskan karena masih dalam tahap penyempurnaan 1
itu dalam pedoman ini, perlu diuraikan ketentuan peraturan perundang-undangan
tentang dasar-dasar pemenuhan kecukupan persyaratan Pengawas Sekolah.
Pasal 6 Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 21 Tahun 2010 tentang Jabatan Fungsional Pengawas Sekolah dan
Angka Kreditnya menyatakan bahwa: (1) Beban kerja Pengawas Sekolah adalah
37,5 (tiga puluh tujuh koma lima) jam perminggu di dalamnya termasuk
pelaksanaan pembinaan, pemantauan, penilaian, dan pembimbingan di sekolah
binaan; (2) Sasaran pengawasan bagi setiap pengawas sekolah: (a) untuk taman
kanak-kanak/raudathul athfal dan sekolah dasar/madrasah ibtidaiyah paling
sedikit 10 satuan pendidikan dan/atau 60 (enam puluh) guru; (b) untuk sekolah
menengah pertama/madrasah tsanawiyah dan sekolah menengah atas/madrasah
aliyah/sekolah menengah kejuruan/madrasah aliyah kejuruan paling sedikit 7
satuan pendidikan dan/atau 40 (empat puluh) guru mata pelajaran/kelompok mata
pelajaran; (c) untuk sekolah luar biasa paling sedikit 5 satuan pendidikan dan/atau
40 (empat puluh) guru; dan (d) untuk pengawas bimbingan dan konseling paling
sedikit 40 (empat puluh) guru bimbingan dan konseling; serta (3) untuk daerah
khusus, beban kerja Pengawas Sekolah paling sedikit 5 (lima) satuan pendidikan
secara lintas tingkat satuan dan jenjang pendidikan.
Pedoman Perencanaan Kebutuhan Pengawas Sekolah ini terbit mengingat peran
Pengawas Sekolah yang sangat penting dan strategis dalam upaya penjaminan mutu
pendidikan di sekolah. Diperlukan perencanaan kebutuhan Pengawas Sekolah
sesuai dengan ketentuan peraturan yang berlaku baik Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota/Provinsi dan Pemerintah Pusat.
Mengingat Pengawas Sekolah memiliki peran yang sangat penting dan strategis
sebagaimana diuraikan di atas, maka dalam memenuhi kebutuhan pengawas
sekolah tingakat kabupaten/kota, tingkat provinsi, dan tingkat nasional sesuai
kewenangan masing-masing, Direktorat Pembinaan Tenaga Kependidikan melalui
sub-direktorat Perencanaan Kebutuhan dan Pemindahan Tenaga kependidikan
menerbitkan Pedoman Perencanaan Kebutuhan Pengawas Sekolah.

B. Dasar Hukum

Pedoman Perencanaan Kebutuhan Pengawas Sekolah disusun mengacu pada


ketentuan peraturan perundang-undangan sebagai berikut:

1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional;


2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara;

Draft Pedoman Perencanaan Kebutuhan Pengawas Sekolah


Bahan masih draft, mohon untuk tidak disebarluaskan karena masih dalam tahap penyempurnaan 2
3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang
Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23
Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 97 Tahun 2000 Tentang Formasi Pegawai Negeri
Sipil sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun
2003 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 97 Tahun 2000
Tentang Formasi Pegawai Negeri Sipil;
5. Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2017 tentang
Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru;
6. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan
Penyelenggaraan Pendidikan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 66 Tahun 2010 tentang Perubahan atas Peraturan
Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan
Pendidikan;
7. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri
Sipil;
8. Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen Pegawai
Negeri Sipil;
9. Peraturan Presiden Nomor 14 Tahun 2015 tentang Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan
10. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 12 Tahun 2007 tentang Standar
Pengawas Sekolah/Madrasah;
11. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 21 Tahun 2010 tentang Jabatan Fungsional Pengawas Sekolah
dan Angka Kreditnya sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 14 Tahun
2016 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 21 Tahun 2010 tentang
Jabatan Fungsional Pengawas Sekolah dan Angka Kreditnya;
12. Peraturan Bersama Menteri Pendidikan Nasional dan Kepala Badan
Kepegawaian Negara Nomor 01/III/PB/2011 dan Nomor 6 Tahun 2011 tentang
Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Pengawas dan Angka Kreditnya;
13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 35 Tahun 2012 tentang Analisis
Jabatan di Lingkungan Kementerian Dalam Negeri dan Pemerintah Daerah;

Draft Pedoman Perencanaan Kebutuhan Pengawas Sekolah


Bahan masih draft, mohon untuk tidak disebarluaskan karena masih dalam tahap penyempurnaan 3
14. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Nomor 17 Tahun 2014 tentang Tambahan Alokasi Formasi dan Pengadaan
Calon Pegawai Negeri Sipil Tahun 2014;
15. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 143 tahun 2014 tentang
Petunjuk Teknis Pelaksanaan Jabatan Fungsional Pengawas Sekolah dan Angka
Kreditnya;
16. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 11 Tahun 2018 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan;
17. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 15 Tahun 2018 tentang
Pemenuhan Beban Kerja Guru, Kepala Sekolah, dan Pengawas Sekolah;
18. Peraturan Kepala BKN Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pedoman Pelaksanaan
Analisis Jabatan;
19. Peraturan Kepala BKN Nomor 21 Tahun 2011 tentang Pedoman Pelaksanaan
Evaluasi Jabatan PNS; dan
20. Peraturan Kepala BKN Nomor 37 Tahun 2011 tentang Pedoman Penataan
Pegawai Negeri Sipil.

C. Tujuan

Pedoman Perencanaan Kebutuhan Pengawas Sekolah disusun dengan tujuan


sebagai:
1. acuan bagi pejabat pembina kepegawaian pusat dan daerah, Badan
Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM), kepala
Organisasi Perangkat Daerah (OPD) bidang pendidikan di provinsi/
kabupaten/kota, dan pemangku kepentingan (stakeholder) lainnya dalam
perencanaan kebutuhan pengawas sekolah.
2. pedoman untuk menyamakan persepsi bagi pejabat pembina kepegawaian
pusat dan daerah, kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) bidang
Pendidikan di provinsi/kabupaten/kota, dan pemangku kepentingan lainnya
(stakeholder) dalam perencanaan kebutuhan pengawas sekolah.

D. Sasaran

Pedoman ini disusun untuk memberikan informasi tentang perencanaan kebutuhan


Pengawas sekolah:

Draft Pedoman Perencanaan Kebutuhan Pengawas Sekolah


Bahan masih draft, mohon untuk tidak disebarluaskan karena masih dalam tahap penyempurnaan 4
1. Pemerintah, dalam hal ini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan khususnya
sub-direktorat Perencanaan Kebutuhan dan Pemindahan Tenaga
Kependidikan.
2. Pemerintah daerah, khususnya pembina kepegawaian, Badan Kepegawaian dan
Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM), kepala Organisasi Perangkat
Daerah (OPD) bidang pendidikan di provinsi/kabupaten/kota, dan pemangku
kepentingan (stakeholder) lainnya.

E. Manfaat

Dengan terbitnya Pedoman Perencanaan Kebutuhan Pengawas Sekolah ini


diharapkan memiliki manfaat bagi:
1. Dinas Pendidikan provinsi/kabupaten/kota memperoleh data kebutuhan
Pengawas Sekolah di wilayahnya yang sesuai dengan kebutuhan nyata sesuai
dengan kewenangannya.
2. Badan Kepegawaian Daerah tingkat provinsi/kabupaten/kota memperoleh data
kebutuhan Pengawas Sekolah untuk dijadikan dasar pengajuan kebutuhan
Pengawas Sekolah ke Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan Badan
Kepegawaian Nasional.
3. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, memperoleh data kebutuhan
Pengawas Sekolah secara nasional.
4. Pemangku kepentingan (stakeholder) lainnya dalam memperoleh data
kebutuhan Pengawas Sekolah.

F. Ruang Lingkup

Ruang lingkup pedoman perencanaan kebutuhan pengawas sekolah meliputi


pendahuluan, perencanaan kebutuhan pengawas sekolah, mekanisme perencanaan
kebutuhan pengawas sekolah, organisasi pelaksana perencanaan kebutuhan
pengawas sekolah, dan penjaminan mutu.

Draft Pedoman Perencanaan Kebutuhan Pengawas Sekolah


Bahan masih draft, mohon untuk tidak disebarluaskan karena masih dalam tahap penyempurnaan 5
BAB II
PERENCANAAN KEBUTUHAN PENGAWAS SEKOLAH

A. Pengertian

1. Pengawas Sekolah adalah Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang diberi tugas,
tanggung jawab dan wewenang secara penuh oleh pejabat yang berwenang
untuk melaksanakan pengawasan akademik dan manajerial pada satuan
pendidikan
2. Perencanaan Kebutuhan Pengawas Sekolah adalah proses yang
merumuskan program, kegiatan, strategi mewujudkan tujuan dan
mengembangkan aktifitas kerja organisasi.
3. Mekanisme Perencanaan Kebutuhan Pengawas Sekolah adalah cara atau
prosedur/tahapan dalam menyusun kebutuhan pengawas sekolah yang
mencakup analisis jabatan, analisis beban kerja, dan faktor penentu dengan
mempertimbangkan formulasi penghitungan dan pemetaannya pada daerah
tertentu.
4. Penghitungan dan Pemetaan Kebutuhan Pengawas Sekolah adalah proses
menghitung, memotret kebutuhan dan mendapatkan data untuk pemetaan
pengawas sekolah pada wilayah atau daerah tertentu dan/atau seluruh wilayah
Indonesia.
5. Analisis Jabatan adalah proses pengumpulan, pencatatan, pengolahan dan
penyusunan data jabatan menjadi informasi jabatan. (Perka BKN Nomor 12
Tahun 2011 dan Perka BKN Nomor 19 Tahun 2017).
6. Analisis Beban Kerja Pengawas Sekolah adalah suatu proses yang dilakukan
secara sistematis untuk mengetahui jumlah Pengawas Sekolah yang
diperlakukan berdasarkan sejumlah target pekerjaan atau target hasil yang
harus dicapai dalam satu satuan waktu tertentu
7. Pemantauan dan Evaluasi adalah kegiatan mengamati perkembangan
pelaksanaan penyusunan rencana kebutuhan, mengidentifikasi, mengantisipasi
permasalahan yang timbul dan/atau akan timbul serta membandingkan
realisasi masukan (input), keluaran (output) dan hasil (outcome) terhadap
rencana yang sudah ditetapkan.
8. Peta Jabatan adalah susunan nama dan tingkat jabatan struktural dan
fungsional yang tergambar dalam struktur unit organisasi dari tingkat yang
paling rendah sampai dengan yang paling tinggi.

Draft Pedoman Perencanaan Kebutuhan Pengawas Sekolah


Bahan masih draft, mohon untuk tidak disebarluaskan karena masih dalam tahap penyempurnaan 6
9. Pemetaan Kebutuhan Pengawas Sekolah merupakan kegiatan merumuskan
rincian kebutuhan pengawas sekolah berdasarkan hasil perhitungan yang
dihubungkan dengan jumlah sekolah dan/atau guru yang ada.

B. Tujuan Perencanaan Kebutuhan

Perencanaan Kebutuhan Pengawas Sekolah bertujuan untuk:


1. menghitung jumlah kebutuhan pengawas sekolah dalam periode lima (5)
tahun dengan rincian kebutuhan setiap tahunnya,
2. memetakan kebutuhan pengawas sekolah pada setiap jenjang pendidikan di
Kabupaten/Kota dan Propinsi, dan
3. memetakan kebutuhan pengawas sekolah di seluruh wilayah Indonesia
4. menjadi dasar acuan pengadaan, pengangkatan, dan penataan pengawas
sekolah.

C. Prinsip

Prinsip yang digunakan dalam Perencanaan Kebutuhan Pengawas Sekolah adalah


sebagai berikut.
1. Teliti: tidak ada kesalahan dalam menghitung kebutuhan pengawas sekolah.
2. Objektif: sesuai data yang ada di daerah (tidak ada data yang ditambah
dan/atau dikurangi).
3. Dilaksanakan secara objektif, yaitu perencanaan kebutuhan pengawas
sekolah mengacu kepada proses peningkatan mutu pengawas sekolah yang
impartial, tidak diskriminatif, dan memenuhi standar pendidikan nasional.
4. Transparan, yaitu mengacu kepada proses perencanaan yang memberikan
peluang kepada para pemangku kepentingan pendidikan untuk memperoleh
akses informasi tentang proses dan hasil perencanaan kebutuhan pengawas
sekolah.
5. Akuntabel, merupakan proses perencanaan kebutuhan pengawas sekolah yang
dipertanggungjawabkan kepada pemangku kepentingan pendidikan secara
administratif, finansial, dan akademik.
6. Legalitas, proses perencanaan kebutuhan pengawas sekolah dilaksanakan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Draft Pedoman Perencanaan Kebutuhan Pengawas Sekolah


Bahan masih draft, mohon untuk tidak disebarluaskan karena masih dalam tahap penyempurnaan 7
7. Sistematis (terencana, terjadwal, terukur). Perencanaan kebutuhan
pengawas sekolah harus berkontribusi untuk mewujudkan tujuan pendidikan
nasional. Oleh karena itu, kegiatan perencanaan kebutuhan pengawas sekolah
harus menjadi bagian terintegrasi dari rencana pengembangan sekolah
dan/atau provinsi/kabupaten/kota dalam melaksanakan peningkatan mutu
pendidikan nasional.

D. Manfaat Perencanaan Kebutuhan

Dengan adanya Perencanaan Kebutuhan Pengawas Sekolah ini diharapkan memiliki


manfaat bagi:

1. Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN


dan RB), serta Badan Kepegawaian Negara (BKN), memperoleh data sebagai
bahan untuk menetapkan formasi kebutuhan pengawas sekolah,
2. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, khususnya Direktorat Jenderal Guru
dan Tenaga Kependidikan, memperoleh data kebutuhan pengawas sekolah skala
nasional dan daerah berdasarkan karakteristik individu dan satuan pendidikan.
3. Badan Kepegawaian Daerah tingkat provinsi/kabupaten/kota memperoleh data
kebutuhan pengawas sekolah yang sesuai karakteristik individu dan satuan
pendidikan pada setiap jenjang sebagai dasar pengajuan formasi pengawas
sekolah ke Kementerian PAN dan RB, dan
4. Organisasi Perangkat Daerah (OPD) bidang Pendidikan
provinsi/kabupaten/kota, memperoleh data kebutuhan pengawas sekolah yang
sesuai dengan karakteristik individu dan satuan pendidikan pada setiap jenjang
sesuai dengan kewenangannya masing-masing.

E. Ruang Lingkup Perencanaan Kebutuhan

Ruang lingkup perencanaan kebutuhan pengawas sekolah meliputi analisis jabatan


dan analisis beban kerja, identifikasi faktor penentu, cara menghitung kebutuhan
pengawas sekolah, pemetaan kebutuhan pengawas sekolah, dan proyeksi kebutuhan
pengawas sekolah.

Draft Pedoman Perencanaan Kebutuhan Pengawas Sekolah


Bahan masih draft, mohon untuk tidak disebarluaskan karena masih dalam tahap penyempurnaan 8
BAB III
PROSEDUR PERENCANAAN KEBUTUHAN PENGAWAS SEKOLAH

Perencanaan kebutuhan pengawas sekolah menggunakan metode perencanaan


terintegrasi yaitu perencanaan yang mempertimbangkan berbagai aspek penting untuk
mencapai tujuan pendidikan nasional berdasarkan standar nasional pendidikan.
Prosedur perencanaan kebutuhan pengawas sekolah ditunjukkan pada gambar berikut
ini.

Identifikasi Cara
Analisis Jabatan dan Faktor Menghitung
Analisis Beban Kerja Penentu Kebutuhan
PS

Proyeksi Pemetaan
Kebutuhan PS Kebutuhan PS

Gambar 3.1. Prosedur Perencanaan Kebutuhan Pengawas Sekolah

A. Analisis Jabatan

Analisis Jabatan adalah proses pengumpulan, pencatatan, pengolahan dan


penyusunan data jabatan menjadi informasi jabatan (Perka BKN Nomor 12 Tahun
2011 dan Perka BKN Nomor 19 Tahun 2017). Untuk kelancaran pelaksanaan
analisis jabatan pada masing-masing Instansi Pemerintah Daerah, Pejabat Pembina
Kepegawaian baik Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dan Provinsi perlu
membentuk Tim Pelaksana Analisis Jabatan (TPAJ). TPAJ mempunyai tugas
mengumpulkan data, menyusun informasi jabatan serta memverifikasi data.
Susunan keanggotaan TPAJ terdiri seorang ketua merangkap anggota, seorang
sekretaris merangkap anggota, dan paling kurang 7 (tujuh) orang anggota termasuk
ketua dan sekretaris. Koordinator Pengawas Sekolah (Korwas) dan Ketua
Musyawarah Kerja Pengawas Sekolah (MKPS)/Ketua Kelompok Kerja Pengawas
Sekolah (KKPS) perlu berkontribusi dalam membantu Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota dan Provinsi dalam pelaksanaan analisis jabatan Pengawas
Sekolah.

Draft Pedoman Perencanaan Kebutuhan Pengawas Sekolah


Bahan masih draft, mohon untuk tidak disebarluaskan karena masih dalam tahap penyempurnaan 9
Mengacu pada Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 12 Tahun 2011
tentang Pedoman Pelaksanaan Analisis Jabatan, Kegiatan analisis jabatan Pengawas
Sekolah, sebagai berikut;
1. Pengumpulan Data
Pada tahap pengumpulan data, TPAJ melakukan pengumpulan data untuk
mendapatkan fakta-fakta dan keterangan dari pemegang jabatan, para pimpinan
unit kerja, narasumber, serta sumber data lainnya seperti catatan harian
pemegang jabatan, rencana kerja dan laporan pelaksanaan pekerjaan, visi dan
misi organisasi, struktur organisasi dan tata kerja informasi kepegawaian
lainnya, khususnya berkenaan dengan Pengawas Sekolah pada Pemerintah
Daerah Kabupaten/Kota dan Provinsi sesuai dengan kewenangannya.
Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan formulir analisis jabatan
sebagaimana tersebut dalam Lampiran 1 Pedoman ini.
2. Penyusunan Informasi Jabatan
Untuk menyusun informasi jabatan Pengawas Sekolah diperlukan data tentang:
a. Uraian Jabatan
Untuk menyusun uraian jabatan Pengawas Sekolah perlu dilakukan tahapan
pengumpulan data dengan menggunakan formulir analisis jabatan dan/atau
dengan melakukan pengamatan langsung, wawancara, dan/atau
penyebaran kuesioner kepada pemegang jabatan struktural dan fungsional
di lingkungan instansi. Data-data yang meliputi nama jabatan, kode jabatan,
ikhtisar jabatan, uraian tugas, bahan kerja, perangkat kerja, hasil kerja,
tanggung jawab, wewenang, korelasi jabatan, kondisi lingkungan kerja, dan
resiko bahaya dituangkan ke dalam formulir analisis jabatan.
Uraian Tugas dan Rincian Kegiatan Pengawas Sekolah sebagaimana
dimaksud mengacu pada Permen PAN RB Nomor 21 Tahun 2010, sebagai
berikut;
1) Pengawas Sekolah Ahli Muda
a) Menyusun program pengawasan;
b) Melaksanakan pembinaan guru;
c) Memantau pelaksanaan SNP yang meliputi Standar Isi, Standar
Proses, Standar Kompetensi Lulusan, dan Standar Penilaian
Pendidikan;
d) Melaksanakan Penilaian Kinerja Guru;
e) Melaksanakan evaluasi hasil pelaksanaan program pengawasan pada
sekolah binaan;

Draft Pedoman Perencanaan Kebutuhan Pengawas Sekolah


Bahan masih draft, mohon untuk tidak disebarluaskan karena masih dalam tahap penyempurnaan 10
f) Menyusun program pembimbingan dan pelatihan profesional guru di
KKG/MGMP/MGBK;
g) Melaksanakan pembimbingan dan pelatihan professional guru; dan
h) Mengevaluasi hasil pembimbingan dan pelatihan profesional guru.
2) Pengawas Sekolah Ahli Madya
a) Menyusun program pengawasan;
b) Melaksanakan pembinaan guru dan/atau kepala sekolah;
c) Memantau pelaksanaan SNP yang meliputi Standar Isi, Standar
Proses, Standar Kompetensi Lulusan, Standar Pendidik dan Tenaga
Kependidikan, Standar Sarana dan Prasarana, Standar Pembiayaan,
dan Standar Penilaian Pendidikan;
d) Melaksanakan penilaian kinerja guru dan/atau kepala sekolah;
e) Melaksanakan evaluasi hasil pelaksanaan program pengawasan pada
sekolah binaan;
f) Menyusun program pembimbingan dan pelatihan profesional guru
dan/atau kepala sekolah di KKG/MGMP/MGP, K3S, MKKS dan
sejenisnya;
g) Melaksanakan pembimbingan dan pelatihan professional guru dan/
atau kepala sekolah;
h) Melaksanakan pembimbingan dan pelatihan kepala sekolah dalam
menyusun program sekolah, rencana kerja, pengawasan dan evaluasi
kepemimpin sekolah dan sistem informasi dan manajemen;
i) Mengevaluasi hasil pembimbingan dan pelatihan profesional guru
dan/atau kepala sekolah;
j) Membimbing Pengawas Sekolah Muda dalam melaksanakan tugas
pokok.
3) Pengawas Sekolah Ahli Utama
a) Menyusun program pengawasan;
b) Melaksanakan pembinaan guru dan kepala sekolah;
c) Memantau pelaksanaan Standar Isi, Standar Proses, Standar
Kompetensi Lulusan, Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan,
Standar Sarana Dan Prasarana, Standar Pengelolaan, Standar
Pembiayaan dan Standar Penilaian Pendidikan;
d) Melaksanakan penilaian kinerja guru dan kepala sekolah;
e) Melaksanakan evaluasi hasil pelaksanaan program pengawasan pada
sekolah binaan;

Draft Pedoman Perencanaan Kebutuhan Pengawas Sekolah


Bahan masih draft, mohon untuk tidak disebarluaskan karena masih dalam tahap penyempurnaan 11
f) Mengevaluasi hasil pelaksanaan program pengawasan tingkat
kabupaten/kota atau provinsi;
g) Menyusun program pembimbingan dan pelatihan profesional guru
dan kepala sekolah di KKG/MGMP/MGP dan/atau KKKS/MKKS dan
sejenisnya;
h) Melaksanakan pembimbingan dan pelatihan profesional guru dan
kepala sekolah;
i) Melaksanakan pembimbingan dan pelatihan kepala sekolah dalam
menyusun program sekolah, rencana kerja, pengawasan dan evaluasi,
kepemimpinan sekolah, dan sistem informasi dan manajemen;
j) Mengevaluasi hasil pembimbingan dan pelatihan profesional guru
dan kepala sekolah;
k) Membimbing pengawas sekolah muda dan pengawas sekolah madya
dalam melaksanakan tugas pokok; dan
l) Melaksanakan pembimbingan dan pelatihan profesional guru dan
kepala sekolah dalam pelaksanaan penelitian tindakan.
b. Syarat Jabatan
Syarat jabatan merupakan kualifikasi yang harus dipenuhi oleh Pengawas
Sekolah untuk dapat melakukan pekerjaan atau memangku jabatan
Pengawas Sekolah. Syarat jabatan terdiri atas pangkat/golongan ruang,
pendidikan, kursus/diklat, pengalaman kerja, pengetahuan kerja,
keterampilan kerja, bakat kerja, temperamen kerja, minat kerja, upaya fisik,
kondisi fisik, dan fungsi pekerja.
PNS yang diangkat dalam jabatan Pengawas Sekolah harus memenuhi
syarat-syarat sebagai berikut;
1) masih berstatus sebagai Guru dan memiliki sertifikat pendidik dengan
pengalaman mengajar paling sedikit 8 (delapan) tahun atau Guru yang
diberi tugas tambahan sebagai kepala sekolah/ madrasah paling sedikit
4 (empat) tahun sesuai dengan satuan pendidikannya masing-masing;
2) berijazah paling rendah Sarjana (S1) Diploma IV bidang Pendidikan;
3) memiliki keterampilan dan keahlian yang sesuai dengan bidang
pengawasan;
4) memiliki pangkat paling rendah Penata, golongan ruang III/c;
5) usia paling tinggi 55 (lima puluh lima) tahun;
6) lulus seleksi calon Pengawas Sekolah;

Draft Pedoman Perencanaan Kebutuhan Pengawas Sekolah


Bahan masih draft, mohon untuk tidak disebarluaskan karena masih dalam tahap penyempurnaan 12
7) telah mengikuti pendidikan dan pelatihan fungsional calon Pengawas
Sekolah dan memperoleh STTPP; dan
8) setiap unsur penilaian pelaksanaan pekerjaan dalam Penilaian Prestasi
Kerja (PPK) PNS paling rendah bernilai baik dalam 2 (dua) tahun
terakhir.
c. Peta Jabatan
Peta jabatan Pengawas Sekolah dibuat sesuai dengan struktur organisasi
pada Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota/Provinsi sesuai dengan
kewenangannya.
Peta jabatan terdiri atas susunan nama dan tingkat jabatan struktural dan
fungsional termasuk Pengawas Sekolah yang tergambar dalam struktur unit
organisasi dari tingkat yang paling rendah sampai dengan yang paling tinggi.
Peta jabatan menggambarkan seluruh jabatan yang ada dan kedudukan
dalam unit organisasi serta memuat jumlah pegawai, pangkat golongan
ruang, kualifikasi pendidikan, dan beban kerja unit organisasi.

Tabel 3.1 Peta Jenjang Jabatan Pengawas Sekolah


Jenjang Jabatan Pangkat/Golongan Kualifikasi
No
Pengawas Ruang Pendidikan
1 Pengawas Sekolah Ahli III/c - III/d S1 Bersertifikat
Muda Pendidik
2 Pengawas Sekolah Ahli IV/a - IV/c S1 Bersertifikat
Madya Pendidik
3 Pengawas Sekolah Ahli IV/d - IVe S1 Bersertifikat
Utama Pendidik

3. Verifikasi Data
Verifikasi merupakan konfirmasi analisis jabatan Pengawas Sekolah kepada
pihak-pihak terkait untuk penyempurnaan hasil pengolahan data yang telah
dilakukan oleh TPAJ sebagai bahan pertimbangan penentuan analisis jabatan.
Verifikasi dapat dilakukan melalui diskusi yang dihadiri oleh para analis
jabatan, narasumber, pimpinan unit kerja yang dianalisis, dan pihak-pihak
terkait berkompeten dibidangnya. Diskusi diselenggarakan guna mendapatkan
dukungan material dan formal dari pimpinan unit kerja yang bersangkutan,
berupa usul, saran, masukan, dan tanggapan akan digunakan oleh TPAJ untuk

Draft Pedoman Perencanaan Kebutuhan Pengawas Sekolah


Bahan masih draft, mohon untuk tidak disebarluaskan karena masih dalam tahap penyempurnaan 13
menyempurnakan analisis jabatan Pengawas Sekolah yang sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
4. Penetapan Hasil Analisis Jabatan.
a. Finalisasi
Sebelum disahkan, hasil analisis jabatan Pengawas Sekolah yang berupa
uraian jabatan, syarat jabatan, serta rekomendasi atas temuan di lapangan
perlu dipresentasikan di hadapan pimpinan instansi dan Pejabat Pembina
Kepegawaian dengan tujuan untuk mendapatkan masukan sebagai tindak
lanjut untuk memperoleh persetujuan pengesahannya.
b. Pengesahan Hasil
Hasil analisis jabatan yang telah dipresentasikan dan telah memperoleh
persetujuan segera disahkan dengan menerbitkan surat keputusan dari
Pejabat Pembina Kepegawaian instansi yang bersangkutan.
Komponen analisis jabatan meliputi nama jabatan, kode jabatan, unit organisasi,
kedudukan dalam organisasi, tugas jabatan/ikhtisar jabatan, uraian/rincian
tugas, bahan kerja, perangkat/alat kerja, hasil kerja, tanggung jawab, wewenang,
korelasi jabatan, kondisi lingkungan kerja, resiko bahaya, syarat jabatan, prestasi
kerja yang diharapkan, dan butir informasi lain. Pengawas sekolah dapat
melakukan analisis jabatan dengan menggunakan format sebagaimana tertera
dalam lampiran pedoman ini. Dalam perencanaan kebutuhan pengawas sekolah,
hasil analisis jabatan yang diperlukan adalah informasi jabatan berupa uraian
jabatan yang akan dijadikan dasar dalam analisis beban kerja.
Analisis beban kerja pengawas sekolah adalah suatu proses yang dilakukan
secara sistematis untuk mengetahui jumlah Pengawas Sekolah yang
diperlakukan berdasarkan sejumlah target pekerjaan atau target hasil yang harus
dicapai dalam satu satuan waktu tertentu. Pendekatan analisis beban kerja
meliputi empat pendekatan yaitu pendekatan setiap tugas, hasil kerja, peralatan
kerja, dan objek kerja. Sedangkan pendekatan analisis beban kerja pengawas
sekolah yang sesuai dengan perencanan kebutuhan pengawas sekolah adalah
pendekatan objek kerja.
Dalam pelaksanaan analisis beban kerja pengawas sekolah dengan menggunakan
pendekatan objek kerja diawali dengan mengidentifikasi bidang pengawasan dan
sasaran pengawasan. Perencanaan kebutuhan pengawas sekolah bidang
pengawasan Taman Kanak-kanak (TK), Sekolah Dasar (SD), matapelajaran/
rumpun mata pelajaran pada SMP, dan pengawasan Bimbingan dan Konseling
dilakukan oleh pemerintah kabupaten/kota, sedangkan untuk kebutuhan

Draft Pedoman Perencanaan Kebutuhan Pengawas Sekolah


Bahan masih draft, mohon untuk tidak disebarluaskan karena masih dalam tahap penyempurnaan 14
pengawas sekolah bidang pengawasan matapelajaran/rumpun mata pelajaran
pada SMA, mata pelajaran/rumpun mata pelajaran pada SMK, dan pengawasan
Bimbingan dan Konseling pada SMA dan SMK, serta kebutuhan pengawas
sekolah bidang pengawasan SLB dilakukan oleh pemerintah provinsi.
Penghitungan kebutuhan pengawas sekolah berdasarkan analisis beban kerja
dan sasaran bidang pengawasan sebagaimana diatur dalam Pasal 6 ayat (1)
Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Nomor 21 Tahun 2010 tentang Jabatan Fungsional Pengawas Sekolah dan Angka
Kreditnya. Dalam Pasal 6 ayat (1) peraturan menteri tersebut diatur bahwa,
beban kerja Pengawas Sekolah adalah 37,5 (tiga puluh tujuh koma lima) jam per
minggu di dalamnya termasuk pelaksanaan pembinaan, pemantauan, penilaian,
dan pembimbingan di sekolah binaan. Selanjutnya Pasal 6 ayat (2) peraturan
menteri tersebut di atas menyatakan bahwa sasaran pengawasan bagi setiap
pengawas sekolah meliputi:
1. untuk taman kanak-kanak/raudathul athfal dan sekolah dasar/madrasah
ibtidaiyah paling sedikit 10 satuan pendidikan dan/atau 60 (enam puluh)
guru;
2. untuk sekolah menengah pertama/madrasah tsanawiyah dan sekolah
menengah atas/madrasah aliyah/sekolah menengah kejuruan/madrasah
aliyah kejuruan paling sedikit 7 satuan pendidikan dan/atau 40 (empat
puluh) guru mata pelajaran/kelompok mata pelajaran;
3. untuk sekolah luar biasa paling sedikit 5 satuan pendidikan dan/atau 40
(empat puluh) guru;
4. untuk pengawas bimbingan dan konseling paling sedikit 40 (empat puluh)
Guru bimbingan dan konseling.
5. untuk daerah khusus, beban kerja pengawas sekolah paling sedikit 5 (lima)
satuan pendidikan secara lintas tingkat satuan dan jenjang pendidikan.
Catatan untuk nomor 1 s.d. 5 untuk batas maksimal disesuaikan dengan kondisi
wilayah/geografis masing-masing pemerintah daerah dan sebagai bagian dari
tugas pengawasan akademik.
Guru binaan yang dimaksud dalam ketentuan di atas adalah sebagai berikut:
1. Guru kelas pada TK.
2. Guru kelas pada SD.
3. Guru mata pelajaran yang mengajar di SD terdiri dari guru mata pelajaran
Pendidikan Agama dan Budi Pekerti, dan guru Pendidikan Jasmani, Olahraga
dan Kesehatan (PJOK).

Draft Pedoman Perencanaan Kebutuhan Pengawas Sekolah


Bahan masih draft, mohon untuk tidak disebarluaskan karena masih dalam tahap penyempurnaan 15
4. Guru mata pelajaran yang mengajar di SMP, SMA, dan SMK.
5. Guru mata pelajaran muatan lokal pada semua jenjang ditentukan oleh
pemerintah daerah sesuai kewenangannya.
6. Guru BK pada SMP, SMA dan SMK.
7. Guru TIK pada SMP, SMA, dan SMK.
8. Guru Pendidikan Khusus di SLB (Guru Kelas pada TKLB/SDLB/SMPLB/
SMALB dan Guru Mata Pelajaran pada SDLB, SMPLB, dan SMALB) dan Guru
Pendidikan Khusus pada satuan pendidikan umum dan kejuruan).

Rumpun mata pelajaran yang dimaksud adalah sejumlah mata pelajaran yang
dikelompokkan berdasarkan kelompok mata pelajaran pada SMP dan kelompok
peminatan pada SMA dan SMK. Ketentuan tersebut mengacu pada Peraturan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 34 Tahun 2018 tentang Standar
Nasional Pendidikan Sekolah Menegah Kejuruan (SMK)/Madrasah Aliyah
Kejuruan (MAK), Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 35
Tahun 2018 tentang Struktur Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Pertama/
Madrasah Tsanawiyah, dan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Nomor 36 Tahun 2018 tentang Struktur Kurikulum 2013 Sekolah Menengah
Atas/ Madrasah Aliyah, dan Peraturan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan
Menengah Nomor 10/D/KR/2017 tentang Struktur Kurikulum, Kompetensi Inti-
Kompetensi Dasar, dan Pedoman Implementasi Kurikulum 2013 Pendidikan
Khusus. Bidang pengawasan kelompok mata pelajaran tersebut meliputi:
1. Bidang pengawasan terhadap guru rumpun bahasa (guru mata
pelajaran:Bahasa Indonesia, Bahasa Ingris, Bahasa Daerah, dan Bahasa Asing
lainnya);
2. Bidang pengawasan terhadap guru rumpun Matematika dan IPA (guru
rumpun mata pelajaran matematika, Fisika, Kimia, Biologi);
3. Bidang pengawasan terhadap guru rumpun IPS (Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan, Sejarah Indonesia/Sejarah, Geografi, Ekonomi,
Akuntansi);
4. Bidang pengawasan terhadap guru rumpun Bidang Keahlian pada SMK,
meliputi:
a. Bidang Kejuruan Teknologi dan Rekayasa;
b. Bidang Kejuruan Teknologi Informasi dan Komunikasi;
c. Bidang Kejuruan Kesehatan;
d. Bidang Kejuruan Agribisnis dan Agroteknologi;

Draft Pedoman Perencanaan Kebutuhan Pengawas Sekolah


Bahan masih draft, mohon untuk tidak disebarluaskan karena masih dalam tahap penyempurnaan 16
e. Bidang Kejuruan Perikanan dan Kelautan;
f. Bidang Kejuruan Bisnis dan Manajemen;
g. Bidang Kejuruan Pariwisata;
h. Bidang Kejuruan Seni Rupa dan Kriya; dan
i. Bidang Kejuruan Seni Pertunjukan.

B. Analisis Beban Kerja


1. Format Analisis Beban Kerja
Untuk menganalisis beban kerja Pengawas Sekolah menggunakan format
sebagaimana diatur dalam Peraturan Kepala BKN Nomor 19 Tahun 2011 tentang
Pedoman Umum Penyusunan Kebutuhan Pegawai Negeri Sipil sebagai berikut.
Tabel 3.2. Format Analisis Beban Kerja

FORMAT ANALISIS BEBAN KERJA (ABK)


PENGAWAS SEKOLAH DENGAN PENDEKATAN TUGAS

Nama Jabatan :
Unit Kerja :
Unit Organisasi :
Ikhtisar Jabatan :

SATUAN WAKTU PEGAWAI


URAIAN WAKTU BEBAN
No. HASIL KERJA YANG KETERANGAN
TUGAS PENYELESAIAN KERJA
KERJA EFEKTIF DIBUTUHKAN
1 2 3 4 5 6 7 8

Keterangan Cara Pengisian:


1 Nama Jabatan : JFT ditulis lengkap sesuai dengan jenjangnya
2 Unit Kerja : Diisi dengan nama unit setingkat Eselon IV • Sesuai
dengan nomenklatur pada SOTK • Sesuai dengan unit
kerja eselon IV pada Anjab

3 Unit Organisasi : Diisi dengan nama unit setingkat Eselon III • Sesuai
dengan nomenklatur pada SOTK • Sesuai dengan unit
kerja eselon III pada Anjab

Draft Pedoman Perencanaan Kebutuhan Pengawas Sekolah


Bahan masih draft, mohon untuk tidak disebarluaskan karena masih dalam tahap penyempurnaan 17
4 Ikhtisar Jabatan : Ringkasan dari Uraian Tugas dan diisi dengan format
WHAT, HOW, WHY • Sesuai dengan Ikhtisar Jabatan
Anjab
5 Uraian Tugas : Uraian tugas JFT melihat kepada butir-butir kegiatan
JFT sesuai jenjangnya; Setiap uraian tugas sebaiknya
dirinci untuk memudahkan penentuan besaran beban
kerjanya, waktu kerja efektifnya, dan waktu
penyelesaiannya; Uraian tugas Analisis Beban Kerja
sesuai dengan uraian tugas Analisis Jabatan
6 Satuan Hasil Kerja : Output yang dihasilkan dari setiap tugas, seperti
dokumen, kegiatan
7 Waktu : Waktu yang dibutuhkan untuk memproses 1 rincian
Penyelesaian tugas. Waktu penyelesaian ditulis dalam satuan menit
8 Waktu Kerja Efektif : Waktu Kerja Efektif (WKE): Jam kerja yang secara
efektif digunakan untuk bekerja. WKE = Jam kerja
formal dikurangi allowance (waktu kerja yang hilang
karena tidak bekerja seperti istirahat, dsb)
9 Beban Kerja : Beban kerja adalah jumlah output yang dihasilkan
untuk satu rincian tugas per waktu kerja efektif tugas
tersebut
10 Pegawai Yang : (Beban Kerja x Waktu Penyelesaian)
Dibutuhkan Waktu Kerja Efektif
11 Keterangan : Berisi informasi seperti frekuensi pelaksanaan uraian
tugas &/ tingkat kepentingan tugas

Contoh penghitungan kebutuhan pengawas sekolah berdasarkan kelas


Jabatan (Ahli Muda, Ahli Madya, Ahli Utama) dapat dilihat pada lampiran 2.
Uraian dan rincian tugas adalah butir kegiatan beban kerja Pengawas Sekolah
berdasarkan Permenpan & RB Nomor 21 Tahun 2010 tentang Jabatan
Fungsional Pengawas Sekolah dan Angka Kreditnya

2. Tindak Lanjut Hasil Analisis Jabatan dan Analisis Beban Kerja


Analisis jabatan merupakan proses dan tata cara untuk memperoleh data
jabatan yang diolah menjadi informasi jabatan dan disajikan untuk
kepentingan program kelembagaan, ketatalaksanaan, kepegawaian dan
pengawasan. Analisis beban kerja suatu proses yang dilakukan secara
sistematis untuk mengetahui jumlah pegawai yang diperlakukan
berdasarkan sejumlah target pekerjaan atau target hasil yang harus dicapai
dalam satu satuan waktu tertentu. Analisis jabatan dan analisis beban kerja
Pengawas Sekolah menghasilkan data jumlah Pengawas Sekolah berdasarkan

Draft Pedoman Perencanaan Kebutuhan Pengawas Sekolah


Bahan masih draft, mohon untuk tidak disebarluaskan karena masih dalam tahap penyempurnaan 18
jenjang jabatan dan jumlah beban kerja yang dilakukan oleh seorang
Pengawas Sekolah.
Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 35 Tahun 2012
Tentang Analisis Jabatan di Lingkungan Kementerian Dalam Negeri dan
Pemerintah Daerah, hasil analisis jabatan harus ditindaklanjuti dengan:
1. Pembinaan dan penataan kelembagaan, melalui:
a. Penyusunan kelembagaan dan unit-unitnya;
b. Pengembangan kelembagaan;
c. Perampingan kelembagaan; dan
d. Penggabungan unit-unit kelembagaan.
2. Pembinaan dan penataan kepegawaian, melalui:
a. Perencanaan kebutuhan pegawai;
b. Rekrutmen, seleksi dan penempatan;
c. Pengembangan karier;
d. Mutasi; dan
e. Kesejahteraan.
3. Pembinaan dan penataan ketatalaksanaan:
a. Tata kerja;
b. Standarisasi; dan
c. Sistem kerja.
4. Perencanaan kebutuhan diklat sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan
jabatan.
Catatan: dalam penghitungan beban kerja dimasukkan variabel jarak dan
letak geografis.

C. Faktor Penentu Kebutuhan


Kebutuhan pengawas sekolah dapat dihitung berdasarkan jumlah sekolah, jumlah
guru setiap sekolah, setiap jenjang dan jenis sekolah. Hal ini sesuai dengan
ketentuan Pasal 6 ayat (2) PermenPan dan RB Nomor 21 tahun 2010 tentang
Jabatan Fungsional Pengawas Sekolah dan Angka Kreditnya.
Proyeksi kebutuhan pengawas sekolah dilakukan untuk 5 (lima) tahun ke depan
yang diperinci per 1 (satu) tahun. Proyeksi pengawas sekolah pada dasarnya
merupakan suatu perkiraan atau taksiran mengenai kebutuhan pengawas sekolah
untuk waktu lima tahun yang akan datang. Hasil proyeksi kebutuhan pengawas
sekolah menggambarkan tingkat ketersediaan calon pengawas sekolah untuk masa
5 (lima) tahun yang akan datang yang diperinci per 1 (satu) tahun.

Draft Pedoman Perencanaan Kebutuhan Pengawas Sekolah


Bahan masih draft, mohon untuk tidak disebarluaskan karena masih dalam tahap penyempurnaan 19
Proyeksi kebutuhan pengawas sekolah harus berdasarkan faktor-faktor penentu
sebagai berikut:
a. Jumlah sekolah berdasarkan jenis atau jenjang sekolah dan jumlah guru setiap
matapelajaran/rumpun matapelajaran
b. Penambahan dan pengurangan sekolah
c. Pemberhentian pengawas sekolah dengan alasan berikut ini.
1) mengundurkan diri,
2) mencapai batas usia pensiun,
3) menduduki jabatan negara atau diangkat pada jabatan lain,
4) tidak mampu secara jasmani dan/atau rohani sehingga tidak dapat
menjalankan kewajibannya,
5) dikenakan sanksi hukum berdasarkan putusan pengadilan yang telah
memiliki kekuatan hukum tetap,
6) tugas belajar,
7) menjadi anggota partai politik, dan
8) meninggal dunia
Faktor-faktor pada point c di atas digunakan sebagai faktor yang mempengaruhi
kebutuhan pengawas sekolah untuk masa 5 (lima) tahun ke depan.

D. Cara Menghitung Kebutuhan


Berdasarkan analisis jabatan dan analisis beban kerja sebagaimana diuraikan di atas
maka jumlah kebutuhan Pengawas sekolah dihitung dengan menggunakan
pendekatan objek kerja. Objek kerja yang dimaksudkan dalam pengawasan adalah
jumlah sasaran pengawasan yaitu jumlah minimal satuan pendidikan dan/atau
jumlah minimal guru binaan. Dengan demikian, rumus perhitungan kebutuhan
pengawas sekolah sebagai berikut:
1. Rumus Penghitungan Kebutuhan Pengawas Sekolah berdasarkan Sasaran
Satuan Pendidikan

Draft Pedoman Perencanaan Kebutuhan Pengawas Sekolah


Bahan masih draft, mohon untuk tidak disebarluaskan karena masih dalam tahap penyempurnaan 20
2.
a. Pengawas Sekolah Bidang Pengawasan TK

∑𝑇𝐾
𝐾𝑃𝑆. 𝑇𝐾 = −𝑍
10

Keterangan:
KPS.TK : Kebutuhan Pengawas Sekolah Bidang Pengawasan
TK
Z : Jumlah Pengawas Sekolah Bidang Pengawasan TK
Tersedia
∑TK : Jumlah TK yang ada di Kabupaten/Kota
10 : Ketetapan jumlah minimal TK sasaran pengawasan

b. Pengawas Sekolah Bidang Pengawasan SD

∑𝑆𝐷
𝐾𝑃𝑆. 𝑆𝐷 = − 𝑍
10

Keterangan:
KPS.SD : Kebutuhan Pengawas Sekolah Bidang Pengawasan
SD
Z : Jumlah Pengawas Sekolah Bidang Pengawasan SD
Tersedia
∑SD : Jumlah SD yang ada di Kabupaten/Kota
10 : Ketetapan jumlah minimal SD sasaran pengawasan

c. Pengawas Sekolah Bidang Pengawasan SMP/SMA/SMK

∑𝑋
𝐾𝑃𝑆. 𝑆𝑀𝑃/𝑆𝑀𝐴/𝑆𝑀𝐾 = − 𝑍
7

Keterangan:
KPS.SMP/ : Kebutuhan Pengawas Sekolah Bidang Pengawasan
SMA/SMK SMP/SMA/SMK
Z : Jumlah Pengawas Sekolah Bidang Pengawasn
SMP/SMA/SMK yang tersedia
∑X : Jumlah SMP/SMA/SMK yang ada di
Kabupaten/Kota/Provinsi
7 : Ketetapan jumlah minimal SMP/SMA/SMK sasaran
pengawasan

Draft Pedoman Perencanaan Kebutuhan Pengawas Sekolah


Bahan masih draft, mohon untuk tidak disebarluaskan karena masih dalam tahap penyempurnaan 21
d. Pengawas Sekolah Bidang Pengawasan SLB

∑𝑆𝐿𝐵
𝐾𝑃𝑆. = − 𝑍
5

Keterangan:
KPS.SLB : Kebutuhan Pengawas Sekolah Bidang Pengawasan
SLB
Z : Jumlah Pengawas Sekolah Bidang Pengawasan SLB
yang tersedia
∑X : Jumlah SLB yang ada di Provinsi
5 : Ketetapan jumlah minimal SLB sasaran pengawasan

e. Pengawas Sekolah di Daerah Khusus

∑𝑋
𝐾𝑃𝑆. 𝑑𝑖 𝐷𝑎𝑠𝑢𝑠 = − 𝑍
5

Keterangan:
KPS-Dasus : Kebutuhan Pengawas Sekolah di Daerah Khusus
Z : Jumlah Pengawas Sekolah di Daerah Khusus yang
tersedia
∑X : Jumlah sekolah di dasus yang ada di
Kabupaten/Kota
5 : Ketetapan jumlah minimal satdik sasaran
pengawasan lintas jenjang

3. Rumus Penghitungan Kebutuhan Pengawas Sekolah berdasarkan Sasaran


Guru
a. Pengawas Sekolah Bidang Pengawasan TK

∑𝑇𝐾
𝐾𝑃𝑆. 𝑇𝐾 = − 𝑍
60

Keterangan:
KPS.TK : Kebutuhan Pengawas Sekolah Bidang Pengawasan
TK
Z : Jumlah Pengawas Sekolah Bidang Pengawasan TK
Tersedia
∑TK : Jumlah TK yang ada di Kabupaten/Kota
60 : Ketetapan jumlah minimal guru sasaran
pengawasan

Draft Pedoman Perencanaan Kebutuhan Pengawas Sekolah


Bahan masih draft, mohon untuk tidak disebarluaskan karena masih dalam tahap penyempurnaan 22
b. Pengawas Sekolah Bidang Pengawasan SD

∑𝑆𝐷
𝐾𝑃𝑆. 𝑆𝐷 = − 𝑍
60

Keterangan:
KPS.TD : Kebutuhan Pengawas Sekolah Bidang Pengawasan
SD
Z : Jumlah Pengawas Sekolah Bidang Pengawasan SD
tersedia
∑SD : Jumlah SD yang ada di Kabupaten/Kota
60 : Ketetapan jumlah minimal guru sasaran
pengawasan

c. Pengawas Sekolah Bidang Pengawasan SMP/SMA/SMK

∑𝑋
𝐾𝑃𝑆. 𝑆𝑀𝑃/𝑆𝑀𝐴/𝑆𝑀𝐾 = − 𝑍
40

Keterangan:
KPS.SMP/ : Kebutuhan Pengawas Sekolah Bidang Pengawasan
SMA/SMK SMP/SMA/SMK
Z : Jumlah Pengawas Sekolah Bidang Pengawasan
SMP/SMA/SMK yang tersedia
∑X : Jumlah SMP/SMA/SMK yang ada di
Kabupaten/Kota/Provinsi
40 : ketetapan jumlah minimal guru mata pelajaran atau
guru rumpun mata pelajaran pada SMP/SMA/SMK
sasaran pengawasan

d. Pengawas Sekolah Bidang Pengawasan Bimbingan dan Konseling

∑𝐵𝐾
𝐾𝑃𝑆. 𝐵𝐾 = − 𝑍
40

Keterangan:
KPS.BK : Kebutuhan Pengawas Sekolah Bidang Pengawasan
BK
Z : Jumlah Pengawas Sekolah Bidang Pengawasan BK
yang tersedia
∑BK : Jumlah BK yang ada di Provinsi/Kabupaten/Kota
40 : Ketetapan jumlah minimal guru BK sasaran
pengawasan

Draft Pedoman Perencanaan Kebutuhan Pengawas Sekolah


Bahan masih draft, mohon untuk tidak disebarluaskan karena masih dalam tahap penyempurnaan 23
e. Pengawas Sekolah Bidang Pengawasan SLB

∑𝑆𝐿𝐵
𝐾𝑃𝑆. 𝑆𝐿𝐵 = − 𝑍
40

Keterangan:
KPS.SLB : Kebutuhan Pengawas Sekolah Bidang Pengawasan
SLB
Z : Jumlah Pengawas Sekolah Bidang Pengawasan SLB
yang tersedia
∑SLB : Jumlah SLB yang ada di Provinsi
40 : ketetapan jumlah minimal guru SLB sasaran
pengawasan

E. Pemetaan Kebutuhan Pengawas Sekolah

Pemetaan kebutuhan pengawas sekolah merupakan kegiatan merumuskan rincian


kebutuhan pengawas sekolah untuk setiap jenis pengawas sekolah berdasarkan
hasil perhitungan yang dihubungan dengan jumlah pengawas sekolah yang ada.
Hasil Pemetaan adalah berupa angka kecukupan, kekurangan, dan kelebihan untuk
setiap bidang pengawasan.
Pemetaan kebutuhan pengawas sekolah dapat menggunakan rumus penghitungan
sebagaimana telah diuraikan pada bagian sebelumnya. Secara singkat rumus
penghitungan kebutuhan pengawas sekolah sebagaimana tertera pada tabel 2
berikut.

Tabel 3.3. Rumus Perhitungan Kebutuhan Pengawas Sekolah Berdasarkan


Jumlah Satuan Pendidikan atau Guru Sasaran Pengawasan
Jumlah Minimal Rumus Rumus
Jenis Jumlah Kebutuhan
Dasar Perhitungan Sasaran Perhitungan Perhitungan
Pengawas Bezetting Pengawas Sekolah
Pengawasan Kebutuhan PS Kebutuhan
No Berdasarkan
Berdasarkan PS
Pengawas
Sasaran Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Sekolah Berdasarkan Berdasarkan
Jumlah Berdasarkan jumlah
Pengawasan Sekolah Guru Sekolah Guru Jumlah Guru
Sekolah Jumlah Guru Sekolah
1. Pengawas X1 Y1 10 60 X1/10 Y1/60 N1 (X1/10)- (Y1/60)-
TK N1 N1
2. Pengawas X2 Y2 10 60 X2/10 Y2/60 N2 (X2/10)- (Y2/60)-
SD N2 N2
3. Pengawas 7 40 N3 (Y3/40)-
SMP/SMA/ X3 Y3 X3/7 Y3/40 (X3/7)-N3 N3
SMK
4. Pengawas X4 Y4 5 40 X4/5 Y4/40 N4 (X4/5)-N4 (Y4/40)-
PLB N4

Draft Pedoman Perencanaan Kebutuhan Pengawas Sekolah


Bahan masih draft, mohon untuk tidak disebarluaskan karena masih dalam tahap penyempurnaan 24
5. Pengawas - 40 N5 - (Y5/40)-
BK/Konsel X5 Y5 - Y5/40 N5
or

Keterangan :
X= Jumlah Sekolah ;
Y = Jumlah guru
N = Bezetting Pengawas Sekolah

F. Proyeksi Kebutuhan

Bezetting Pengawas Sekolah adalah keseimbangan kebutuhan dan persediaan


Pengawas Sekolah yang ada saat ini. Kebutuhan pengawas sekolah merupakan hasil
pengurangan dari hasil perhitungan Angka Kebutuhan Pengawas Sekolah (AKPS)
dengan jumlah pengawas sekolah yang ada pada tahun berjalan. Proyeksi
kebutuhan pengawas sekolah dapat dihitung dengan menggunakan rumus pada
bagian D dengan mempertimbangkan:
a. jumlah pengawas sekolah yang pensiun;
b. Jumlah pengawas sekolah yang meninggal;
c. perkiraan penambahan jumlah satuan pendidikan yang ber-NPSN;
d. perkiraan penambahan jumlah guru/kepala sekolah pada tahun yang
diproyeksikan;
e. jumlah pengawas sekolah yang ada dan sesuai dengan latar belakang
pendidikan dan mata pelajaran yang ada dalam struktur kurikulum setiap
satuan pendidikan;
f. diangkat pada jabatan lain;
g. tugas belajar; dan
h. jumlah calon pengawas sekolah yang sudah memiliki STTPP.
Perencanaan Kebutuhan Pengawas Sekolah tingkat Provinsi/Kabupaten/Kota
tertera pada Lampiran 1 Pedoman Perencanaan Kebutuhan Pengawas Sekolah.

G. Sistem/Aplikasi Perencanaan Kebutuhan Pengawas Sekolah.


Perencanaan kebutuhan pengawas sekolah dilakukan dengan menggunakan Sistem
Informasi Manajemen Perencanaan Kebutuhan dan Penataan Tenaga Kependidikan
(SIM-PKP-Tendik) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang dapat diakses di
https://sim.tendik.kemdikbud.go.id/perencanaan. Alur proses perencanaan
kebutuhan pengawas sekolah tertera pada Gambar 3.1 berikut.

Draft Pedoman Perencanaan Kebutuhan Pengawas Sekolah


Bahan masih draft, mohon untuk tidak disebarluaskan karena masih dalam tahap penyempurnaan 25
Gambar 3.1. Sistem Informasi Manajemen Perencanaan Kebutuhan Pengawas Sekolah
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Draft Pedoman Perencanaan Kebutuhan Pengawas Sekolah


Bahan masih draft, mohon untuk tidak disebarluaskan karena masih dalam tahap penyempurnaan 26
BAB IV
ORGANISASI PELAKSANA PERENCANAAN KEBUTUHAN
PENGAWAS SEKOLAH

Penjaminan kualitas pelaksanaan perencanaan kebutuhan pengawas sekolah yang


sesuai dengan semangat otonomi pendidikan dan akuntabilitas publik menharuskan
adanya penetapan tugas dan tanggung jawab setiap institusi yang terkait. Pelaksanaan
tugas dan tanggung jawab tersebut adalah berikut ini.

A. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sebagai institusi tingkat pusat memiliki


tugas dan tanggung-jawab dalam pelaksanaan perencanaan kebutuhan kepala
sekolah sebagai berikut:
1. Menetapkan Norma Standar Prosedur dan Kriteria (NSPK) perencanaan
kebutuhan pengawas sekolah antar satuan pendidikan, antar jenjang, dan antar
jenis pendidikan secara nasional;
2. Melakukan koordinasi dengan Menteri Agama, Menteri Dalam Negeri, dan
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi;
3. Meminta laporan hasil perhitungan kebutuhan dan data pengawas sekolah dari
semua kabupaten/kota/provinsi, selanjutnya melakukan analisis terhadap
laporan tersebut, dan hasilnya berupa agregat perhitungan dan pemetaan
pengawas sekolah sebagai rencana kebutuhan pengawas sekolah tingkat
nasional;
4. Menyampaikan rencana kebutuhan pengawas sekolah tingkat nasional ke
Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi;
5. Menerima usulan calon pengawas Sekolah dari Dinas Pendidikan
Kabupaten/Kota/ Provinsi;
6. Mengendalikan kepala sekolah calon pengawas sekolah melalui SIM Tendik;
7. Menyediakan data calon pengawas sekolah yang telah memenuhi syarat; dan
8. Merekomendasikan skala prioritas pengangkatan dan penempatan calon
pengawas sekolah.

B. Pemerintah Provinsi

Dalam perencanaan kebutuhan pengawas sekolah, tugas dan fungsi Pemerintah


Provinsi dalam hal ini Perangkat Daerah bidang pendidikan adalah:

Draft Pedoman Perencanaan Kebutuhan Pengawas Sekolah


Bahan masih draft, mohon untuk tidak disebarluaskan karena masih dalam tahap penyempurnaan 27
1. Bertanggung jawab dan wajib melakukan perencanaan kebutuhan pengawas
sekolah pada satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintah provinsi.
2. Melakukan koordinasi dan memfasilitasi perencanaan kebutuhan pengawas
sekolah untuk penataan dan pemerataan antar satuan pendidikan, antar jenjang,
dan antar jenis pendidikan di wilayah kerjanya sesuai dengan kewenangannya.
3. Membuat laporan hasil perhitungan kebutuhan dan data pengawas di wilayahnya
dan semua satuan pendidikan yang ada di wilayahnya.
4. Melakukan analisis laporan butir 3 dan hasilnya berupa agregat perhitungan dan
pemetaan pengawas sekolah (SMA, SMK, dan SLB) sebagai rencana kebutuhan
pengawas sekolah di tingkat provinsi.
5. Gubernur membuat keputusan tentang penataan dan pemerataan pengawas
sekolah di wilayahnya berdasarkan usulan Dinas Pendidikan Provinsi. Gubernur
menyampaikan perencanaan penataan dan pemerataan pengawas sekolah di
wilayahnya kepada Kemendikbud.
Perangkat Daerah Bidang Kepegawaian Provinsi:
a. menerima rencana kebutuhan pengawas sekolah tingkat provinsi dari Dinas
Pendidikan Provinsi;
b. mengajukan alokasi formasi pengawas sekolah berdasarkan rencana
kebutuhan pengawas sekolah tingkat provinsi;
c. membuat surat keputusan mutasi Pengawas Sekolah berdasarkan rencana
penataan dan pemerataan pengawas sekolah tingkat provinsi setiap semester;
d. melaporkan formasi pengawas sekolah ke Kementerian Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi dengan tembusan ke Badan
Kepegawaian Negara dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, dan
e. Menggunakan laman (website) https://sim.tendik.kemdikbud.go.id/
perencanaan untuk melihat jumlah kebutuhan pengawas sekolah pada
wilayahnya.

C. Pemerintah Kabupaten/Kota

Dalam perencanaan kebutuhan pengawas sekolah, tugas dan fungsi pemerintah


Kabupaten/Kota dalam hal ini Bupati/Wali Kota adalah:
1. Bertanggung jawab dan wajib melakukan perencanaan kebutuhan pengawas
sekolah per jenjang dan jenis pendidikan di satuan pendidikan yang
diselenggarakan oleh pemerintah kabupaten/kota.
2. Mengkoordinasikan dan memfasilitasi perencanaan kebutuhan pengawas
sekolah untuk penataan dan pemerataan pengawas sekolah di wilayah kerja
sesuai dengan kewenangannya.

Draft Pedoman Perencanaan Kebutuhan Pengawas Sekolah


Bahan masih draft, mohon untuk tidak disebarluaskan karena masih dalam tahap penyempurnaan 28
3. Meminta laporan hasil perhitungan kebutuhan dan data pengawas sekolah dari
semua satuan pendidikan yang ada di wilayahnya, dan
4. Menyampaikan rencana kebutuhan pengawas sekolah tingkat kabupaten/kota
ke Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Direktorat Pembinaan
Tenaga Kependidikan.

D. Perangkat Daerah Bidang Kepegawaian tingkat Kabupaten/kota

a. menerima rencana kebutuhan pengawas sekolah tingkat kabupaten/kota dari


Dinas Pendidikan kabupaten/kota;
b. menyampaikan tambahan alokasi formasi pengawas sekolah berdasarkan
rencana kebutuhan tenaga kependidikan tingkat kabupaten/kota;
c. menetapkan surat keputusan mutasi pengawas sekolah berdasarkan rencana
penataan dan pemerataan pengawas sekolah tingkat kabupaten/kota setiap
semester;
d. melaporkan formasi pengawas sekolah ke Kementerian Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi dengan tembusan ke Badan
Kepegawaian Negara dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan; dan
e. Menggunakan laman (website) https://sim.tendik.kemdikbud.go.id/
perencanaan untuk melihat jumlah kebutuhan pengawas sekolah pada
wilayahnya.

Draft Pedoman Perencanaan Kebutuhan Pengawas Sekolah


Bahan masih draft, mohon untuk tidak disebarluaskan karena masih dalam tahap penyempurnaan 29
BAB V
PENJAMINAN MUTU PERENCANAAN KEBUTUHAN PENGAWAS SEKOLAH

Penjaminan mutu dalam perencanaan kebutuhan pengawas sekolah meliputi


perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi, pembinaan dan pengawasan,
pemetaan mutu dalam perencanaan kebutuhan pengawas sekolah. Penjaminan mutu
dalam perencanaan kebutuhan pengawas sekolah tertera pada Gambar 5.1. berikut

Peta Mutu
Perencanaan
Kebutuhan
Pengawas Sekolah

Perencanaan
Kebutuhan
Pembinaan
Pengawas
Sekolah

Pelaksanaan
Pemantauan Perencanaan
dan Evaluasi Kebutuhan Pengawas
Sekolah

Gambar 5.1 Prosedur Kegiatan Perencanaan Kebutuhan Pengawas Sekolah

A. Perencanaan

Perencanaan kebutuhan pengawas sekolah merupakan upaya untuk memastikan


seluruh unsur dan jumlah pengawas sekolah yang dibutuhkan pada tingkat
Kabupaten/Kota, Provinsi telah direncanakan dengan baik sebagaimana standar
pengawas sekolah yang telah ditetapkan. Penjaminan mutu pada kegiatan
perencanaan kebutuhan pengawas sekolah merupakan langkah strategis yang
perlu dilakukan Pemerintah Kabupaten/Kota, Pemerintah Provinsi maupun
Pemerintah Pusat demi memastikan semua unsur yang dibutuhkan pada semua
tingkatan telah terencana dengan baik.

Draft Pedoman Perencanaan Kebutuhan Pengawas Sekolah


Bahan masih draft, mohon untuk tidak disebarluaskan karena masih dalam tahap penyempurnaan 30
Penjaminan mutu untuk kegiatan perencanaan kebutuhan pengawas sekolah
bertujuan untuk:
1. mengidentifikasi permasalahan dalam proses perencanaan,
2. tingkat keberhasilan perencanaan, dan
3. menginventaris temuan-temuan dan tindak lanjut.

Ruang lingkup penjaminan mutu kegiatan perencanaan kebutuhan pengawas


sekolah:

1. penyelenggaraan kegiatan seperti penyiapan pedoman/panduan kerja


perencanaan, kebutuhan administrasi, sarana prasarana, konsultan dan
narasumber, panitia maupun perencananya sendiri;
2. proses perencanaan kebutuhan pengawas sekolah;
3. pengolahan hasil pengamatan dalam berbagai dokumen dan pemberian
umpan balik; dan
4. penyusunan laporan hasil penjaminan mutu.

B. Pelaksanaan

Dalam rangka pelaksaaan penjaminan mutu kegiatan perencanaan kebutuhan


pengawas sekolah perlu diuraikan tugas dari tenaga penjaminan mutu sebagai
berikut:
1. melakukan pengamatan dan pemeriksaan terhadap penyiapan
pedoman/panduan kerja perencanaan, kebutuhan administrasi, sarana
prasarana, konsultan dan narasumber, panitia maupun perencana
menggunakan instrumen penjaminan mutu yang ditetapkan;
2. melakukan pengamatan terhadap proses perencanaan kebutuhan pengawas
sekolah untuk memastikan pelaksanaan perencanaan kebutuhan pengawas
sekolah sesuai standar yang ditetapkan. pengamatan menggunakan
instrumen penjaminan mutu yang ditetapkan;
3. melakukan refleksi terhadap proses perencanaan dan memberi umpan balik;
dan
4. melakukan pelaporan dan tindak lanjut hasil penjaminan mutu kegiatan
perencanaan kebutuhan Pengawas Sekolah.
Tenaga penjaminan mutu disiapkan oleh masing-masing kewenangan sesuai
dengan ketentuan. Ketentuan yang mencakup penetapan personil, tugas dan
tanggungjawab, perangkat dan instrumen penjaminan mutu, pelaksanaan
penjaminan mutu, pengolahan data, pembiayaan, pelaporan, dan tindak lanjut

Draft Pedoman Perencanaan Kebutuhan Pengawas Sekolah


Bahan masih draft, mohon untuk tidak disebarluaskan karena masih dalam tahap penyempurnaan 31
diatur dalam petunjuk teknis.
C. Pemantauan dan Evaluasi

1. Pemantauan
a. Ruang Lingkup
Ruang lingkup Pemantauan kegiatan Perencanaan Kebutuhan Pengawas
Sekolah dilakukan terhadap seluruh aspek yang terkait dengan
perencanaan. Pemantauan kegiatan perencanaan kebutuhan pengawas
sekolah bertujuan untuk: (1) menginventarisir faktor pendukung dan
penghambat pelaksanaan perencanaan, dan (2) perubahan rencana dan
solusi yang ditemukan. Adapun ruang lingkup pemantauan kegiatan
perencanaan kebutuhan pengawas sekolah:
1) Faktor pendukung dan penghambat kegiatan perencanaan.
2) Perubahan-perubahan yang terjadi dan solusi yang ditemukan.
b. Tugas Pemantauan
1) Melakukan pemantauan faktor-faktor yang mendukung dan
menghambat pelaksanaan perencanaan kebutuhan pengawas
sekolah misalnya ketersediaan kebutuhan kerja, ketersediaan
sumber daya manusia.
2) Melakukan pemantauan terhadap proses perencanaan kebutuhan
pengawas sekolah yang berlangsung.
3) Melakukan pengamatan terhadap dokumen hasil perencanaan.
4) Melakukan pelaporan pemantauan kegiatan perencanaan
kebutuhan pengawas sekolah.
c. Tenaga Pemantauan
Tenaga pemantau disiapkan oleh pihak Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan melalui pembekalan dan penugasan. Untuk keperluan
pelaksanaan pemantauan disusun petunjuk teknis yang mencakup
penetapan personil, tugas dan tanggung jawab, perangkat dan
instrumen pemantauan, pelaksanaan pemantauan, pengolahan data,
pembiayaan, pelaporan, dan tindak lanjut.

2. Evaluasi

Evaluasi yang dilakukan terhadap kegiatan Perencanaan Kebutuhan


Pengawas Sekolah diarahkan pada pengumpulan informasi tentang
keterlaksanaan dan ketercapaian tujuan Perencanaan Kebutuhan pengawas
sekolah secara menyeluruh. Laporan Evaluasi kegiatan perencanaan
Draft Pedoman Perencanaan Kebutuhan Pengawas Sekolah
Bahan masih draft, mohon untuk tidak disebarluaskan karena masih dalam tahap penyempurnaan 32
dimaksud merupakan bahan masukan kepada berbagai pihak yang
berkepentingan menyangkut pemenuhan kriteria mutu pada semua tahapan
pelaksanaan. Hasil Evaluasi digunakan sebagai bahan rekomendasi kebijakan,
perbaikan, dan pengembangan selanjutnya.

a. Ruang Lingkup
Ruang lingkup evaluasi kegiatan perencanaan kebutuhan pengawas
sekolah adalah seluruh aspek terkait perencanaan kebutuhan tenaga
kependidikan seperti perencanaan, pelaksanaan, ketercapaian tujuan, dan
hasil evaluasi. Kegiatan perencanaan kebutuhan tenaga kependidikan
bertujuan untuk: (1) mengetahui tingkat keberhasilan proses pelaksanaan
perencanaan kebutuhan tenaga kependidikan; dan (2) hasil perencanaan
kebutuhan pengawas sekolah. Ruang lingkup evaluasi kegiatan
perencanaan kebutuhan pengawas sekolah meliputi:
1) Persiapan, pelaksanaan, hambatan/kendala pelaksanaan, dan hasil
perencanaan kebutuhan pengawas sekolah.
2) Penyiapan dan pengembangan instrumen evaluasi.
3) Penyiapan tenaga evaluasi.
4) Pengumpulan data.
5) Pengolahan dan analisis data.
6) Penyusunan laporan.
b. Sasaran Evaluasi
Sasaran Evaluasi meliputi;
a. satuan pendidikan,
b. pemerintah kabupaten kota,
c. pemerintah provinsi, dan
d. pemerintah pusat yang melaksanakan perencanaan kebutuhan
Pengawas Sekolah.
c. Mekanisme Evaluasi
Evaluasi dilakukan dengan mekanisme sebagai berikut:
1) pelaksana evaluasi adalah pihak Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan dengan menugaskan petugas Evaluasi yang telah
diberikan pembekalan;
2) pelaksanaan evaluasi kegiatan perencanaan kebutuhan dilakukan
minimal 1 (satu) kali selama pelaksanaan kegiatan; dan
3) jumlah responden untuk evaluasi satuan pendidikan, pemerintah
kabupaten/kota, pemerintah provinsi dan pemerintah pusat

Draft Pedoman Perencanaan Kebutuhan Pengawas Sekolah


Bahan masih draft, mohon untuk tidak disebarluaskan karena masih dalam tahap penyempurnaan 33
disesuaikan kebutuhan dengan prinsip keterwakilan (representasi).
d. Pendanaan Evaluasi
Sumber dana evaluasi dibebankan pada DIPA Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan.
e. Ketentuan Lain

Ketentuan lain yang mencakup penetapan, peran dan fungsi petugas,


perangkat dan instrumen Evaluasi, pelaksanaan, pengolahan data,
pembiayaan, pelaporan, dan tindak lanjut diatur dalam petunjuk teknis.

D. Pendampingan

Pendampingan perencanaan kebutuhan kepala sekolah antar satuan pendidikan,


antar jenjang, dan antar jenis pendidikan secara umum dilaksanakan oleh Badan
Kepegawaian Negara (BKN). Secara teknis dilaksanakan oleh Pemerintah
Kabupaten/Kota dan Provinsi serta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Prosedur pada kegiatan perencanaan kebutuhan pengawas sekolah merupakan
langkah strategis yang perlu dilakukan oleh satuan pendidikan, pemerintah
kabupaten/kota, pemerintah provinsi, dan pemerintah pusat untuk memastikan
semua pengawas sekolah yang dibutuhkan pada semua tingkatan dan jenjang telah
terencana dengan baik.

Draft Pedoman Perencanaan Kebutuhan Pengawas Sekolah


Bahan masih draft, mohon untuk tidak disebarluaskan karena masih dalam tahap penyempurnaan 34
BAB VI
PENUTUP

Pemerintah secara terus-menerus mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem


pendidikan nasional yang berkualitas. Usaha ini dimaksudkan untuk menjamin
pemerataan kesempatan pendidikan, peningkatan mutu serta relevansi dan efisiensi
manajemen pendidikan untuk menghadapi tantangan sesuai dengan tuntutan
perubahan kehidupan lokal, nasional, dan global sehingga perlu dilakukan
pembaharuan pendidikan secara terencana, terarah, dan berkesinambungan. Sesuai
dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 6 Tahun 2019 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat
Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan mempunyai tugas menyelenggarakan
perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pembinaan guru, pendidik lainnya, dan
tenaga kependidikan. Dalam melaksanakan tugas tersebut, Direktorat Jenderal Guru dan
Tenaga Kependidikan menyelenggarakan salah satu fungsinya, yaitu perumusan
kebijakan di bidang pembinaan guru, pendidik lainnya, dan tenaga kependidikan. Salah
satu kegiatan yang diprogramkan Direktorat Pembinaan Tenaga Kependidikan Ditjen
Guru dan Tenaga Kependidikan Kemendikbud adalah penyusunan Pedoman
Perencanaan Kebutuhan Pengawas Sekolah.

Draft Pedoman Perencanaan Kebutuhan Pengawas Sekolah


Bahan masih draft, mohon untuk tidak disebarluaskan karena masih dalam tahap penyempurnaan 35
LAMPIRAN 1. Daftar Isian Analisis Jabatan

DAFTAR ISIAN ANALISIS JABATAN


(Isilah daftar ini menurut kenyataan yang sebenarnya)
1. NAMA JABATAN : PENGAWAS SEKOLAH AHLI MADYA
2. KODE JABATAN :……………………………………………………
3. UNIT KERJA : DINAS PENDIDIKAN ……………………….
4. KEDUDUKAN DAN STRUKTUR ORGANISASI

KEPALA DINAS
PENDIDIKAN

KELOMPOK
JABATAN SEKRETARIS DINAS
FUNGSIONAL

KOORDINATOR
PENGAWAS KEPALA SUBBAGIAN KEPALA SUBBAGIAN
SEKOLAH KOTA

KOORDINATOR
WILAYAH

PENGAWAS
SEKOLAH MUDA

PENGAWAS
SEKOLAH MADYA

PENGAWAS
SEKOLAH UTAMA

KEPALA BIDANG KEPALA BIDANG KEPALA BIDANG

SEKOLAH
DASAR/MENENGAH
PERTAMA

5. IKHTISAR JABATAN :
Melaksanakan pengawasan akademik dan manajerial pada satuan pendidikan dengan
menyusun, melaksanakan, dan mengevaluasi program pengawasan pelaksanaan
delapan standar nasional pendidikan serta melaksanakan pembimbingan dan
pelatihan profesional Guru.

6. URAIAN TUGAS
6.1. Tugas Pokok
6.1.1. Mengikuti pendidikan dan memperoleh gelar/ijazah
6.1.2. Mengikuti Pendidikan dan Pelatihan Fungsional Calon Pengawas
Sekolah dan memperoleh STTPP

Draft Pedoman Perencanaan Kebutuhan Pengawas Sekolah


Bahan masih draft, mohon untuk tidak disebarluaskan karena masih dalam tahap penyempurnaan 36
6.1.3. Mengikuti Pendidikan fungsional Pengawas Sekolah dan memperoleh
STTPP
6.1.4. Menyusun Program Pengawasan
6.1.5. Melaksanakan Program
6.1.5.1. Melaksanakan pembinaan guru/kepala sekolah
6.1.5.2. Memantau pelaksanaan delapan standar nasional pendidikan
6.1.5.3. Melaksanakan penilaian kinerja guru/kepala sekolah
6.1.6. Evaluasi Hasil Pelaksanaan Program Pengawasan
Melaksanakan evaluasi hasil pelaksanaan program pengawasan pada
sekolah binaan
6.1.7. Membimbing dan Melatih Profesional Guru
6.1.7.1. Menyusun program pembimbingan dan pelatihan profesional
guru/kepala sekolah di KKG/MGMP/MGP dan sejenisnya
6.1.7.2. Melaksanakan pembimbingan dan pelatihan profesional
guru/kepala sekolah
6.1.7.3. Melaksanakan pembimbingan dan pelatihan kepala sekolah
dalam menyusun program sekolah, rencana kerja,
pengawasan dan evaluasi, kepemimpinan sekolah, system
informasi dan manajemen
6.1.7.4. Mengevaluasi hasil pembimbingan dan pelatihan profesional
guru/kepala sekolah
6.1.7.5. Membimbing Pengawas Sekolah muda/madya dalam
melaksanakan tugas pokok
6.1.8. Melaksanakan Tugas Pengawasan di Daerah Khusus
6.1.8.1. Melaksanakan tugas kepengawasan di daerah yang terpencil
atau terbelakang, daerah dengan kondisi masyarakat adat
terpencil, daerah perbatasan dengan negara lain, daerah yang
mengalami bencana alam, bencana social atau daerah yang
berada dalam keadaan darurat lain.
6.1.9. Menyusun Karya Tulis Ilmiah
6.1.9.1. Membuat karya tulis/karya ilmiah di bidang pendidikan
formal/pengawasan yang di publikasikan dalam bentuk buku
yang diterbitkan dan diedarkan secara nasional
6.1.9.2. Membuat karya tulis/karya ilmiah di bidang pendidikan
formal/pengawasan yang di publikasikan dalam makalah
ilmiah yang diketahui pimpinan unit
6.1.9.3. Membuat karya tulis/karya ilmiah di bidang pendidikan
formal/pengawasan yang tidak di publikasikan dalam bentuk
buku yang diterbitkan dan diedarkan secara nasional
6.1.9.4. Membuat karya tulis/karya ilmiah di bidang pendidikan
formal/pengawasan yang tidak di publikasikan dalam
makalah ilmiah yang diketahui pimpinan unit
6.1.10. Membuat Karya Inovatif

Draft Pedoman Perencanaan Kebutuhan Pengawas Sekolah


Bahan masih draft, mohon untuk tidak disebarluaskan karena masih dalam tahap penyempurnaan 37
6.2. Tugas Penunjang
6.2.1. Peran Serta dalam Seminar/Lokakarya Bidang Pendidikan
Formal/Kepengawasan Sekolah
6.2.2. Keanggotaan Dalam Organisasi Profesi
6.2.3. Keanggotaan Dalam Tim Penilai Angka Kredit Jabatan Fungsional
Pengawas Sekolah
6.2.4. Melaksanakan Kegiatan Pendukung Pengawasan Sekolah
6.2.5. Mendapat Penghargaan/tanda jasa
6.2.6. Memperoleh gelar/iazah yang tidak sesuai dengan bidang tugas yang
diampu

6.3. Tugas Tambahan


6.3.1. …………………………………………………………………….......
6.3.2. ………………………………………………………………………..

7. BAHAN KERJA

NO BAHAN KERJA PENGGUNAAN DALAM TUGAS


1 Peraturan terkait Standar Nasional
Pendidikan
2 Dokumen Rencana Program
Pengawasan
3 Dokumen Rencana Kegiatan Guru
(Target Kinerja)
4 Dokumen Rencana Program Sekolah
5 Dokumen Rencana Kegiatan
KKG/MGMP/MGMB

8. PERANGKAT/ ALAT KERJA

NO PERANGKAT/ ALAT KERJA DIGUNAKAN UNTUK TUGAS


1 Laptop
2 Data Guru
3 Data Sekolah
4 Sistem Informasi

9. HASIL KERJA

NO HASIL KERJA

Draft Pedoman Perencanaan Kebutuhan Pengawas Sekolah


Bahan masih draft, mohon untuk tidak disebarluaskan karena masih dalam tahap penyempurnaan 38
10. TANGGUNG JAWAB

11. WEWENANG

-
-
-
-

12. NAMA JABATAN YANG BERADA DI BAWAH JABATAN INI


(Hanya diisi oleh pemegang jabatan struktural)
-
-
-
13. KORELASI JABATAN

UNIT HUBUNGAN
NO. JABATAN
KERJA/INSTANSI DALAM TUGAS
1. Kepala Sekolah Satuan Pendidikan
2. Guru Satuan Pendidikan
3. Wali Murid Masyarakat
4. Kepala Dinas Pendidikan Dinas Pendidikan

14. KONDISI LINGKUNGAN KERJA

NO ASPEK FAKTOR
1. Tempat kerja
2. Sirkulasi udara
3. Sinar/ cahaya
4. Kebersihan
5. Suara
6. Ruangan

Draft Pedoman Perencanaan Kebutuhan Pengawas Sekolah


Bahan masih draft, mohon untuk tidak disebarluaskan karena masih dalam tahap penyempurnaan 39
15. RESIKO BAHAYA

NO NAMA PENYAKIT/ JENIS PENYEBAB


KECELAKAAN FISIK

16. SYARAT JABATAN


16.1. Pangkat / Golongan Ruang : Paling rendah Penata (III/c)
16.2. Pendidikan : Paling rendah Sarjana
(S1)/Diploma IV bidang
Pendidikan
16.3. Kursus/Diklat :
16.3.1. Penjenjangan : 1. Diklat Calon Fungsional
Pengawas Sekolah
16.3.2. Teknis : 1. Diklat teknis bidang
pengawasan
16.4. Pengalaman kerja : 1. Guru paling sedikit 8 (delapan)
tahun
2. Kepala Sekolah paling sedikit 4
(empat) tahun
16.5. Pengetahuan kerja :
16.6. Keterampilan kerja :
16.7. Bakat Kerja :
16.7.1. G ; Inteligensia ; kemampuan belajar secara umum
16.7.2. V ; Bakat Verbal ; kemampuan untuk memahami arti kata-kata dan
penggunaannya secara tepat dan efektif.
16.7.3. Q ; Ketelitian ; kemampuan menyerap perincian yang berkaitan dalam
bahan verbal atau dalam tabel.

16.8. Temperamen Kerja yang perlu dimiliki :


16.8.1. D ; kemampuan menyesuaikan diri menerima tanggung jawab untuk
kegiatan memimpin, mengendalikan atau merencanakan.
16.8.2. F ; kemampuan menyesuaikan diri dengan kegiatan yang mengandung
penafsiran perasaan, gagasan atau fakta dari sudut pandang pribadi.
16.8.3. I ; kemampuan menyesuaikan diri untuk pekerjaan pekerjaan
memperngaruhi orang lain dalam pendapat, sikap atau pertimbangan
mengenai gagasan.
16.8.4. J ; kemampuan menyesuaikan diri pada kegiatan atau perbuatan
kesimpulan penilaian atau pembuatan peraturan berdasarkan kriteria
ransangan indera atau atas dasar pertimbangan pribadi.

Draft Pedoman Perencanaan Kebutuhan Pengawas Sekolah


Bahan masih draft, mohon untuk tidak disebarluaskan karena masih dalam tahap penyempurnaan 40
16.9. Minat Kerja yang perlu dimiliki :

16.10. Upaya Fisik :


16.10.1. Berdiri ; berada di suatu tempat dalam posisi tegak ditempat tanpa
pindah ke tempat lain.
16.10.2. Berjalan ; Bergerak dengan jalan kaki.
16.10.3. Duduk ; Berada dalam suatu tempat dalam posisi duduk biasa.
16.10.4. Mendengar ; menggunakan telingan untuk mengetahui adanya suara.
16.10.5. Melihat ; usaha mengetahui dengan menggunakan mata.

16.11. Syarat Kondisi Fisik :


16.11.1. Jenis Kelamin : Laki-laki dan Perempuan
16.11.2. Umur : paling tinggi 55 (lima puluh lima)
tahun
16.11.3. Tinggi Badan :
16.11.4. Berat Badan :
16.11.5. Postur Badan :
16.11.6. Penampilan :

16.12. Fungsi Jabatan :


16.12.1. D2 ; Menganalisis Data ; mempelajari, mengurai, merinci dan menilai
data untuk mendapatkan kejelasan, atau menyajikan tindakan
alternatif.
16.12.2. O2 ; Mengajar ; melatih orang lain dengan memberikan penjelasan,
peragaan, bimbingan teknis, atau memberikan rekomendasi atas
dasar disiplin yang bersifat teknis.

16.13. Syarat Khusus/Tertentu *) : 1. Lulus seleksi Calon Pengawas


Sekolah
2. Usia paling tinggi 55 (lima
puluh lima) tahun
3. Daftar Penilaian Pelaksanaan
Pekerjaan (DP3) paling rendah
bernilai BAIK dalam 2 (dua)
tahun
17. KUALIFIKASI PEGAWAI
17.1. Nama Pegawai :
17.2. Tanggal lahir :
17.3. Tahun Pengangkatan Menjadi CPNS :
17.4. Tahun Pensiun :
17.5. Pendidikan terakhir :
17.6. Diklat yang pernah diikuti :
17.7. Pengalaman dalam Jabatan Sebelumnya :

Draft Pedoman Perencanaan Kebutuhan Pengawas Sekolah


Bahan masih draft, mohon untuk tidak disebarluaskan karena masih dalam tahap penyempurnaan 41
17.8. Keahlian yang dimiliki saat ini :
17.9. Ketrampilan yang dimiliki saat ini :

17. PRESTASI KERJA YANG DIHARAPKAN

NO HASIL KERJA JUMLAH WAKTU YANG


SATUAN DIPERLUKAN
1.
2.
3.

18. BUTIR INFORMASI LAIN :

.........................,.............................................

Mengetahui Atasan Langsung Yang membuat,

(.....................................................) (......................................................)

Draft Pedoman Perencanaan Kebutuhan Pengawas Sekolah


Bahan masih draft, mohon untuk tidak disebarluaskan karena masih dalam tahap penyempurnaan 42
PETUNJUK PENGISIAN
DAFTAR ISIAN ANALISIS JABATAN
PEMANGKU JABATAN STRUKTURAL/ NON STRUKTURAL

NO. ELEMEN JABATAN URAIAN


1. NAMA JABATAN Tulislah nama jabatan yang sekarang saudara pangku dengan
nama yang tersebut dalam surat keputusan, missal Kepala Biro
Administrasi Umum, Fungsional Arsiparis, apabila saudara
tidak memangku jabatan structural /fungsional khusus dapat
sudara isi sesuai tugas saudara saat ini missal pengemudi,
operator telepon, pengagenda surat masuk, sekretaris
pimpinan, fotografer atau lainnya yang sesuai.
2. KODE JABATAN Tidak perlu diisi
3. UNIT ORGANISASI Tulislah unit kerja tempat saudara bekerja
4. IKHTISAR JABATAN Uraian jabatan adalah uraian jabatan dalam bentuk ringkas yang
memberikan gambaran secara umum tentang ruang lingkup
atau kompleksitas jabatan.
Digambarkan dalam satu kalimat yang mencerminkan :
- WHAT >> Apa yang dikerjakan
- HOW >> Bagaimana cara mengerjakannya
- WHY >> Mengapa/ untuk tujun apa pekerjaan dilakukan
- CONTOH >> Jabatan CARAKA
>> IKHTISAR JABATAN : Melaksanakan pengiriman
surat ke alamat yang dituju, baik secara langsung maupun
melalui POS dan Giro atau perusahaan jasa pengiriman lainnya
agar surat sampai ke tujuan dengan cepat dan tepat
5. URAIAN TUGAS Tugas pokok adalah tugas yang melekat pada jabatan itu
Tugas penunjang adalah tugas yang menunjang tugas pokok.
Tugas tambahan adalah tugas yang sama sekali tidak ada
kaitannya dengan tugas pokok.
Tulislah uraian tugas Saudara dengan awalan me-
mengkoordinasikan, menyusun, konsep, membina,
mengarahkan, menyelenggarakan, mengevaluasi, melaporkan
dll (untuk jabatan eselon II) merencakana operasional,
membagi tugas, member petunjuk, ,mengatur, mengevaluasi,
menyelia, melaporkan dll (untuk jabatan eselon III,
merecanakan kegiatan, 43ember petunjuk, membagi tugas,
membimbing, membuat laporan dll (untuk jabatan eselon IV),
melaksanakan, mencatat, mencatat, mengetik,, mengirim,
menerima, memperbaiki, melakukan, membuat, memperbaiki,
memindahkan, menyusun, memasang, menghitung, menyalin,
menarik, melayani, mengagenda, memasuykkan, mengeluarkan,
mengumpulakan, menghimpun, mengantarkan, membersihkan,
mengolah dll untuk fungsional umum.

Urian tugas tersebut harus dapat menggambarkan apa yang


dikerjakan (what), bagaimana mengerjakan (how) dan mengapa
harus dikerjakan (why)

Draft Pedoman Perencanaan Kebutuhan Pengawas Sekolah


Bahan masih draft, mohon untuk tidak disebarluaskan karena masih dalam tahap penyempurnaan 43
NO. ELEMEN JABATAN URAIAN
6. BAHAN KERJA Bahan kerja merupakan masukan atau sesuatu yang diolah atau
sesuatu yang diproses dalam pelaksanaan tugas-tugas jabatan,
untuk memperoleh hasil kerja. Sesuatu yang diolah atau
diproses tersebut dapat berupa data atau benda.
Misal
- konsep surat merupakan bahan kerja pengetik surat
- surat masuk merupakan bahan kerja pencatat
surat/agendaris.

7. ALAT KERJA Peralatan kerja adalah alat yang di pergunakan dalam


melaksanaan tugas.
Misal
- mesin ketik/computer untuk mengetik surat
- buku agenda dan bolpoin untuk mencatat surat masuk
8. HASIL KERJA Hasil kerja adalah konkrit. Tulislah hasil kerja yang saudara
peroleh dalam melaksanakan tugas, baik hasil yang bersifat
managerial maupun non-managerial.
Hasil manajerial misalnya : Petunjuk kerja, Distribusi kerja, dan
Koordinasi kerja.
Hasil Non-manajerial adalah yang diperoleh dalam
melaksanakan tugas teknis atau tugas lain yang tidak
berhubungan dengan bawahan.
Surat
Catatan surat masuk.
TANGGUNG JAWAB Sebutkan, apa tanggung jawab saudara atas bahan yang saudara
9 olah, alat yang digunakan,hasil kerja yang diperoleh, lingkungan
kerja, dan tanggung jawab kepada orang lain
10 WEWENANG Wewenang adalah hak pemegang jabatan untuk memilih atau
mengambil sikap atau tindakan tertentu. Sebutkan apa
wewenang yang saudara miliki sehubungan dengan tugas yang
diberikan kepada saudara.
11. NAMA JABATAN Sebutkan nama jabatan yang berada dibawah saudara menurut
YANG BERADA struktur organisasi
DIBAWAH JABATAN
INI
12. KORELASI JABATAN Dengan jabatan apa atau unit kerja atau instansi mana saudara
berhubungan, baik timbale balik maupun searah, baik vertical,
horizontal maupun diagonal den sebutkan untuk tugas apa
saudara berhubungan.
13. KONDISI Kondisi lingkungan kerja merupakan informasi situasional
LINGKUNGAN lingkungan baik fisik maupun sosial pelaksanaan tugas untuk
KERJA mengolah bahan dengan perangkat kerja menjadi hasil kerja.
Misal dapat dirumuskan : Tempat kerja, Udara, Sinar, Getaran,
Lingkungan sosial,dll
14 RESIKO BAHAYA Sebutkan penyebab atau kecelakaan fisik yang dapat timbul
sebagai akibat melaksanakan tugas. Faktor kemungkinan resiko
bahaya :
- Kehilangan nyawa
- Kelainan jiwa : Linglung, Mudah tersinggung, Garang, dll

Draft Pedoman Perencanaan Kebutuhan Pengawas Sekolah


Bahan masih draft, mohon untuk tidak disebarluaskan karena masih dalam tahap penyempurnaan 44
NO. ELEMEN JABATAN URAIAN
- Kehilangan anggota badan : Kehilangan tangan, kaki, jari, dll
- Luka dan kelainan atau kerusakan pada : Tangan, Kaki, Jari,
muka,dll
- Pendengaran
- Mata
- Pembauan
- Kondisi punggung (misal : bungkuk)
- Kondisi leher
- Kondisi organ bagian dalam : Usus dan perut besar, paru-
paru, jantung, organ mulut, hati, dll.
15. SYARAT JABATAN Syarat jabatan merupakan informasi jabatan turunan, artinya
informasi ini diturunkan atau dirumuskan melalui informasi
yang bersifat material jabatan.
1. Pangkat/ Golongan ruang minimum untuk menduduki
jabatan tersebut
2. Pendidikan >> Bidang dan jenjang pendidikan minimum yang
dapat menduduki jabatan ini.
3. Kursus/ Diklat >> Kursus / diklat apa yang diperlukan untuk
dapat menduduki jabatan ini, atau kursus/ diklat apa yang
dapat menunjang untuk dapat menduduki jabatan ini.
4. Pengalaman Kerja : Untuk dapat menduduki jabatan ini harus
berpengalaman dalam jabatan atau dibidang apa dan berapa
lamanya.
5. Upaya Jasmani : Sebutkan upaya jasani yang banyak saudara
gunakan dalam melaksanakan tugas. Contoh : Berdiri, Duduk,
Jongkok, Berjalan, Mengangkat, Meraba, dll
6. Syarat kondisi fisik : Menurut saudara sebutkan syarat
kondisi fisik untuk dapat menduduki jabatan ini. Misal : Pria
/ Wanita, Tinggi badan, Suara merdu, Kesehatan Jantung baik,
Kondisi paru-paru baik, dll
7. Bakat yang perlu dimiliki : Menurut saudara sebutkan bakat
apa yang perlu dimiliki untuk menduduki jabatan ini :
G >> Integritas : Kemampuan belajar secara umum
V >> Bakat Verbal : Kemampuan untuk memahami arti kata
– kata dan penggunaannya secara tepat dan efektif
N >> Numerik : Kemampuan untuk melakukan operasi
aritmatik secara tepat dan akurat
S >> Pandang Ruang : Kemampuan untuk berpikir secara
visual mengenai bentuk bentuk geometris, untuk
memahami gambar-gambar dari benda-benda tiga
dimensi.
P >> Penerapan Bentuk : Kemampuan menyerap perincian-
perincian yang berkaitan dalam obyek atau dalam
gambar atau dalam bahan grafik
Q >> Ketelitian : Kemampuan menyerap perincian yang
berkaitan dalam bahan verbal atau dalam tabel

Draft Pedoman Perencanaan Kebutuhan Pengawas Sekolah


Bahan masih draft, mohon untuk tidak disebarluaskan karena masih dalam tahap penyempurnaan 45
NO. ELEMEN JABATAN URAIAN
K >> Kondisi Motor : Kemampuan mengkoordinir mata dan
tangan dan jari secara cepat dan cermat dalam
membuat gerakan yang cepat
F >> Kecelakaan Jari : Kemampuan untuk menggerakkan
tangan dengan mudah dan penuh ketrampilan.
E >> Kondisi Mata, Tangan, dan Kaki : Kemampuan
menggerakkan tangan dan kaki secara koordinatif satu
sama lain sesuai rangsangan penglihatan.
C >> Membedakan Warna : Kemampuan untuk memadukan
atau membedakan berbagai warna yang asli, yang
gemerlapan.
M >> Kecekatan Tangan : Kemampuan untuk menggerakkan
tangan dengan mudah dan penuh ketrampilan
8. Temperamen yang perlu dimiliki untuk menduduki jabatan
ini, menurut saudara.
D >> Kemampuan menyesuaikan diri menerima tanggung
jawab untuk kegiatan memimpin, mengendalikan atau
merencanakan.
F >> Kemampuan menyesuaikan diri dengan kegiatan yang
mengandung penafsiran perasaan, gagasan atau fakta
dari sudut pandangan pribadi.
I >> Kemampuan menyesuaikan diri untuk pekerjaan-
pekerjaan mempengaruhi orang lain dalam pendapat,
sikap, atau pertimbangan mengenai gagasan.
J >> Kemampuan menyesuaikan diri pada kegiatan
perbuatan kesimpulan penilaian, atau pembuatan
keputusan berdasarkan kriteria rangsangan indera
atau atas dasar pertimbangan pribadi.
M >> Kemampuan menyesuaikan diri dengan kegiatan
pengambilan keputusan, pembuatan pertimbangan,
atau pembuatan keputusan berdasarkan kriteria yang
diukur atau dapat diuji
P >> Kemampuan menyesuaikan diri dalam berhubungan
dengan orang lain lebih dari hanya penerimaan dan
perbuatan instruksi.
R >> Kemampuan menyesuaikan diri dalam kegiatan-
kegiatan yang berulang, atau secara terus menerus
melakukan kegiatan yang sama, sesuai dengan
perangkat prosedur, urutan atau kecepatan tertentu.
S >> Kemampuan menyesuaikan diri untuk bekerja dengan
ketegangan jiwa jika berhadapan dengan keadaan
darurat, kritis, tidak biasa atau bahaya atau bekerja
dengan kecepatan kerja dan perhatian terus menerus
merupakan keseluruhan atau sebagian aspek
pekerjaan.
T >> Kemampuan menyesuaikan diri dengan situasi yang
menghendaki pencapaian dengan tepat menurut
perangkap batas, toleransi atau standar-standar
tertentu.

Draft Pedoman Perencanaan Kebutuhan Pengawas Sekolah


Bahan masih draft, mohon untuk tidak disebarluaskan karena masih dalam tahap penyempurnaan 46
NO. ELEMEN JABATAN URAIAN
V >> Kemampuan menyesuaikan diri untuk melaksanakan
berbagai tugas, sering berganti dari tugas yang satu ke
tugas yang lainnya yang berbeda sifatnya, tanpa
kehilangan efisiensi dan ketenangan diri.
9. Minat kerja yang perlu dimiliki untuk menduduki jabatan ini,
Minat adalah kecenderungan untuk terserap dalam suatu
pengalaman dan mengembangkannya, sedangkan
keengganan adalah kecenderungan untuk menghindari
sesuatu.
Macam minat kerja : (kode, faktor).
1.a. Pilihan melakukan kegiatan-kegiatan yang berhubungan
dengan benda-benda dan obyek-obyek
b. Pilihan melakukan kegiatan-kegiatan yang berhubungan
dengan komunikasi data
2.a. Pilihan melakukan kegiatan-kegiatan yang berhubungan
dengan orang dalam niaga
b. Pilihan melakukan kegiatan-kegiatan yang bersifat ilmiah
dan teknik.
3.a. Pilihan melakukan kegiatan-kegiatan rutin, konkrit dan
teratur.
b. Pilihan melakukan kegiatan-kegiatan yang bersifat
abstrak dan kreatif.
4.a. Pilihan melakukan kegiatan-kegiatan yang dianggap baik
oleh masyarakat
b. Pilihan melakukan kegiatan-kegiatan yang berhubungan
dengan proses, mesin dan teknik.
5.a. Pilihan melakukan kegiatan-kegiatan yang menghasilkan
prestise atau penghargaan dari pihak orang lain.
b. Pilihan melakukan kegiatan-kegiatan yang menghasilkan
kepuasan nyata dan produktif.
Contoh : Kode : 3.b., Faktor : Pilihan melakukan kegiatan-
kegiatan yang bersifat abstrak dan kreatif.
10. Fungsi Pekerja :
D = Data
O = Orang
B = Barang
16 KUALIFIKASI a. Tulislah nama saudara
PEGAWAI b. Tulislah tanggal lahir saudara
c. Tulislah TMT CPNS Saudara
d. Tulislah tahun pensiun saudara
e. Tulislah pendidikan terakhir saudara
f. Tulislah jenis diklat pernah saudara ikuti
g. Tulislah berapa lama saudara bekerja pada unit kerja tempat
saudara bekerja saat ini
h. Tulislah keahlian yang saudara miliki saat ini
i. Tulislah ketrampilan yang saudara miliki saat ini
17 PRESTASI KERJA Sebutkan hasil kerja saudara berapa jumlahnya (sesuai satuan
YANG DIHARAPKAN hasil kerja) dan berapa waktu yang saudara perlukan untuk
menyelesaikan bahan kerja menjadi hasil kerja (dalam menit/
jam/hari/ minggu/ bulan/ tahun)

Draft Pedoman Perencanaan Kebutuhan Pengawas Sekolah


Bahan masih draft, mohon untuk tidak disebarluaskan karena masih dalam tahap penyempurnaan 47
NO. ELEMEN JABATAN URAIAN
18 BUTIR INFORMASI Isilah informasi yang menurut saudara masih perlu untuk
LAIN melengkapi data analisis jabatan.

Draft Pedoman Perencanaan Kebutuhan Pengawas Sekolah


Bahan masih draft, mohon untuk tidak disebarluaskan karena masih dalam tahap penyempurnaan 48
LAMPIRAN 2. Format Analisis Beban Kerja (ABK) Pengawas Sekolah Dengan Pendekatan Tugas

FORMAT ANALISIS BEBAN KERJA (ABK) PENGAWAS SEKOLAH DENGAN PENDEKATAN TUGAS

1. Nama Jabatan : Pengawas Sekolah Utama (jenjang SD)


2. Unit Kerja : Dinas Pendidikan Kabupaten Ambhara
3. Unit Organisasi : Dinas Pendidikan Kabupaten Ambhara
4. Ikhtisar Jabatan :
Melaksanakan pengawasan akademik dan manajerial pada satuan pendidikan dengan menyusun, melaksanakan, dan mengevaluasi
program pengawasan pelaksanaan delapan standar nasional pendidikan serta melaksanakan pembimbingan dan pelatihan profesional
Guru.

SATUAN WAKTU WAKTU PEGAWAI


BEBAN
NO. URAIAN TUGAS & RINCIAN TUGAS HASIL PENYELE- KERJA YANG KETERANGAN
KERJA
KERJA SAIAN EFEKTIF DIBUTUHKAN

(1) (3) (4) (5) (6) (7) (8)


Membimbing Pengawas Sekolah madya dalam melaksanakan tugas
1. Total = 0,0475
pokok

Dokumen yang dihasilkan adalah


program pembimbingan pengawas
a Menyiapkan bahan kerja pembimbingan Dokumen 180 72.000 2 0,005
muda dan madya. Dibuat di awal
tahun anggaran (Januari)

kegiatan pembimbingan
Melaksanakan kegiatan pembimbingan dilaksanakan 6 kali per tahun.
b Kegiatan 480 72.000 6 0,040
Pengawas Sekolah madya Diantaranya pengisian instrumen
dan aktivitas pembimbingan

Draft Pedoman Perencanaan Kebutuhan Pengawas Sekolah


Bahan masih draft, mohon untuk tidak disebarluaskan karena masih dalam tahap penyempurnaan 49
SATUAN WAKTU WAKTU PEGAWAI
BEBAN
NO. URAIAN TUGAS & RINCIAN TUGAS HASIL PENYELE- KERJA YANG KETERANGAN
KERJA
KERJA SAIAN EFEKTIF DIBUTUHKAN

(1) (3) (4) (5) (6) (7) (8)


Dokumen laporan pembimbingan
c Membuat laporan hasil pembimbingan Laporan 90 72.000 2 0,0025
per semester
Melaksanakan pembimbingan dan pelatihan profesional guru dan kepala
2. Total = 0,0475
sekolah dalam pelaksanaan penelitian tindakan
Dokumen yang dihasilkan adalah
program pembimbingan dan
Menyiapkan bahan kerja pembimbingan
a Dokumen 180 72.000 2 0,005 pelatihan profesional guru dan KS
dan pelatihan
dalam pelaksanaan penelitian
tindakan

Melaksanakan kegiatan pembimbingan Kegiatan bimlat dilaksanakan di


b Kegiatan 480 72.000 6 0,040
dan pelatihan MGMP selama 6 kali per tahun

Membuat laporan hasil pembimbingan Dokumen laporan bimlat per


c Laporan 90 72.000 2 0,0025
dan pelaporan semester
JUMLAH 0,095
PEMBULATAN 1
Catatan:
Dua uraian dan rincian tugas di atas digabung dengan 10 uraian tugas lainnya kemudian dibulatkan

Draft Pedoman Perencanaan Kebutuhan Pengawas Sekolah


Bahan masih draft, mohon untuk tidak disebarluaskan karena masih dalam tahap penyempurnaan 50
LAMPIRAN 3. Analisis Kebutuhan Pengawas

TABEL ANALISIS KEBUTUHAN PENGAWAS


Rumus
Rumus
Perhitungan
Perhitungan Beseting
Jumlah Sasaran Kebutuhan PS
Dasar Perhitungan berdasarkan
Kebutuhan PS Pengawas Jumlah Kebutuhan
Sasaran Pengawasan berdasarkan Sekolah
No Kota/Kabupaten Jumlah
Jumlah Guru
Pengawasan Sekolah
Jumlah
Jumlah Jumlah Jumlah Berdasarkan Berdasarkan
per Jenis
Sekolah Sekolah Guru jumlah Sekolah Jumlah Guru
Guru

1 Jakarta Timur Pengawas TK 25 50 10 60 3 1 3 1

2 Pengawas SD 10 60 0 0 0 0

3 Pengawas SMP 157 500 7 40 22 13 13 9 -1

4 Pengawas SMA 7 40 0 0 0 0

5 Pengawas SMK 5 40 0 0 0 0

6 Pengawas PLB 0 40 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0

Pengawas
7 0 40 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0
BK/Konselor

Draft Pedoman Perencanaan Kebutuhan Pengawas Sekolah


Bahan masih draft, mohon untuk tidak disebarluaskan karena masih dalam tahap penyempurnaan 51
LAMPIRAN 4. Contoh Analisis Kebutuhan Pengawas SLB
CONTOH ANALISIS KEBUTUHAN PENGAWAS SLB

Rumus
Jumlah Sasaran Rumus
Dasar Perhitungan Perhitungan Jumlah Kebutuhan
Pengawasan Perhitungan Bezeting
Kota/Kabupate Kebutuhan
No Sasaran Pengawasan Kebutuhan PS Pengawas
n PS Berdasarkan
Jumlah Jumlah per Jumlah Jumlah berdasarkan Sekolah Berdasarkan
berdasarkan jumlah
Sekolah Jenis Guru Sekolah Guru Jumlah Sekolah Jumlah Guru
Jumlah Guru Sekolah

1 JAWA BARAT 6 Pengawas PLB 379 4300 5 40 76 108 2 74 106

Draft Pedoman Perencanaan Kebutuhan Pengawas Sekolah


Bahan masih draft, mohon untuk tidak disebarluaskan karena masih dalam tahap penyempurnaan 52

Anda mungkin juga menyukai