Anda di halaman 1dari 126

LAPORAN HASIL STUDI BANDING

“DELAPAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN”

DI SMA ISLAM NURUL FIKRI BOARDING SCHOOL LEMBANG

Laporan ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Akhir Semester III dalam
Mata Kuliah Manajemen Mutu Pendidikan
Dosen Pengampu: Dr. H. Tamsik Udin, M.Pd

Disusun Oleh:
Mahasiswa Manajemen Pendidikan Islam
Pascasarjana Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syekh Nurjati Cirebon

PRODI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

PROGRAM PASCASARJANA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SYEKH NURJATI CIREBON

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Esa atas segala

Rahmat dan karunian-Nya sehingga laporan hasil Study Banding tentang 8 Standar

pendidikan Nasional telah diselesaikan.

Laporan hasil Studi Banding ini diharapkan dapat bermanfaat bagi

Mahasiswa Program Pascasarjana IAIN Syekhnurjati Cirebon prodi Manajemen

Pendidikan Islam sebagai bahan perbandingan dan wawasan pengetahuan.

Selanjutnya tidak lupa kami ucapkan terima kasih pada;

1. Dr. H. Tamsikuddin, M.Pd. selaku Dosen Pascasarjana IAIAN Syekhnurjati

Cirebon yang selalu memberikan bimbingan dan arahan dari persiapan,

pelaksanaan Studi Banding sampai dengan terselesainya laporan ini.

2. Kepala SMA Islam Nurul Fikri Boarding School Lembang yang bersedia

melayani kami tim dari Mahasiswa Program Pascasarjana IAIN Syekhnurjati

Cirebon prodi Manajemen Pendidikan Islam untuk mendapatkan Informasi

tentang 8 Stanndar Pendidikan Nasional di sekolah tersebut.

Demikian semoga laporan hasil study banding ini dapat berguna dan

bermanfaat bagi Mahasiswa Program Pascasarjana IAIN Syekhnurjati Cirebon prodi

Manajemen pendidikan Islam

Cirebon, 26 Agustus 2019

Penyusun,

ii
DAFTAR ISI

Standar Proses Sma Boarding School Nurul Fikri Lembang ........................................ 1

Standar Isi Sma Boarding School Nurul Fikri Lembang .............................................. 5

Standar Kompetensi Lulusan Sma Boarding School Nurul Fikri Lembang ............... 11

Standar Pengelolaan Sma Boarding School Nurul Fikri Lembang ............................. 32

Standar Pembiayaan Pendidikan (Studi Banding Di Pondok Pesantren Nurul Fikri

Lembang) .................................................................................................................... 56

Standar Sarana Dan Prasarana Pesantren Pendidikan Islam Madani Nurul Fikri

Boarding School Lembang.......................................................................................... 64

Standar Pendidik Dan Tenaga Kependidikan Sebagai Strategi Meningkatkan Mutu

Pendidikan (Study Kasus Di Sma Boarding School Nurul Fikri Lembang) ............... 71

iii
iv
STANDAR PROSES

SMA BOARDING SCHOOL NURUL FIKRI LEMBANG

Oleh:
Fitroh Uriyalita (17086010026)
Uswatun Hasanah (18086010026)

A. Temuan Penelitian

1. Persiapan Pengamatan Pembelajaran

Sebelum dilaksanakan pengamatan pembelajaran, peneliti melakukan

persiapan sebagai berikut:

a. Menganalisa perangkat pembelajaran meliputi RPP, lembar kerja siswa,

lembar kerja kelompok, sumber pembelajaran (buku paket, kitab) yang

sesuai dengan materi yang akan disampaikan dan berdasarkan pada

kurikulum 2013.

b. Menyiapkan lembar observasi untuk mengamati secara langsung kegiatan

siswa selama pembelajaran berlangsung.

2. Perencanaan Penelitian

Kegiatan mini research ini akan mengamati pada kegiatan proses

pembelajaran siswa serta berbagai kegiatan penunjang yang dapat membantu

keefektifan proses pembelajaran di SMA Nurul Fikri Lembang.

3. Pelaksanaan dan Observasi

Pelaksanaan penelitian dilakukan pertama kali pada kegiatan

pembelajaran wajib belajar bagi para siswa yang berdomisili di asrama

pesantren yang dilaksanakan pada 9 Juli 2019 pada pukul 08.00-13.00 WIB.

Kegiatan ini dimulai saat para siswa melaksanakan pembelajaran di

lingkungan pesantren dimana seluruh siswa yang berdomisili di asrama

pesantren. Proses pembelajaran ini memberikan waktu bagi para siswa untuk

memahami kembali pelajaran sebelumnya serta mencari berbagai informasi

tambahan melalui buku refrensi terkait yang telah disediakan oleh pesantren

1
lewat perpustakaan pesantren guna menambah wawasan dan gagasan dalam

representasi dari pelajaran yang telah diberikan oleh para pengajar.

Kegiatan ini terdiri dari dua fase, pertama,Setelah siswa membentuk

kelompok yang dibuat secara acak oleh siswa itu sendiri pada setiap kelas

dan angkatannya, masing-masing dari tiap siswa membaca buku-buku yang

mereka bawa untuk di ulas kembali, fase ini berdurasi selama 60 menit.

Untuk fase kedua, seluruh siswa dalam tiap kelompok dapat berdiskusi

mengenai mata pelajaran masing-masing di tiap kelasnya. Bahan ajar yang

mereka ulas adalah materi yang akan mereka pelajari di keesokan harinya.

Pada saat mengawasi kegitan yang berlangsung, terlihat beberapa

kelompok antusias, aktif dan kompak dalam mempelajari dan membahas

materi yang sedang diulas, walaupun terlihat ada beberapa kelompok yang

terlihat pasif. Tetapi karena terlihat beberapa pengurus pesantren selalu

berkeliling memantau dan membimbing siswa, program wajib belajar di

asrama pesantren ini dapat berjalan dengan kondusif.

Penelitian kami lanjutkan pada proses pembelajaran di SMA Nurul

Fikri Lembang.Pada jam pertama, ketika guru masuk kedalam kelas,

memimpin teman-temannya untuk berdiri menyambut guru, memberi salam

kepada guru, mengomandoi untuk duduk kembali serta berdo‘a bersama.

Runtutan rangkaian kegiatan ini selalu dilakukan oleh para siswa di setiap

kelasnya masing-masing dengan menggunakan bahasa arab. Dilanjutkan guru

pengajar melakukan pengecekan kehadiran siswa.

Proses pembelajaran berjalan kondusif dengan melihat beberapa

siswa mencatat beberapa keterangan yang sedang disampaikan meski ada

beberapa siswa yang terlihat tidak memperhatikan apa yang telah

disampaikan oleh gurunya. Proses pemberian materi ini berjalan sekitar 30

menit.Pada pembelajaran ini, terasa suasana begitu gaduh baik dari siswa

yang mencoba untuk menjelaskan pada teman-temannya maupun dari

tanggapan teman-temannya yang kurang mesrespon dari pembelajaran. Serta

2
terlihat pula beberapa siswa yang terlihat belum bisa memberikan penjelasan

materi kepada teman-temannya yang pada akhirnya suasana lebih gaduh.

Disisi lain, metode ini terlihat efektif bagi para siswa yang aktif dalam

memberi penjelasan dan sedikit mendiskusikan mengenai materi terkait.

Proses pembelajaran pada fase ini berjalan sekitar 30 menit.

Sesaat setelah guru pengajar memerintahkan untuk kembali ketempat

semula, seluruh siswa serentak mengubah posisi tempat duduk mereka untuk

menghadap satu arah ke papan tulis yang terpampang dimuka kelas. Guru

memerintahkan seorang siswa untuk maju kedepan guna menjelaskan secara

singkat bahan ajar yang telah disampaikan dan dibahas ulang dalam

kelompok kecil untuk dipresentasikan didepan kelas. Terlihat seorang siswa

yang dipanggil oleh gurunya maju kedepan dengan membawa buku catatan,

dengan posisi berdiri dia mulai menjelaskan secara singkat pada pembahasan

hari itu. Setelah selesai memberi penjelasan singkat kepada teman-temanya

didepan kelas, siswa tadi lantas memberikan kesempatan kepada teman-

temannya untuk bertanya guna dibahas secara bersama-sama dikelas. Salah

dari seorang temannya mengacungkan tangan dan bertanya. Adapun isi dari

pertanyaan tersebut ialah: ―hukum pembakaran bendera yang bertulisan

kalimat tauhid yang terjadi di daearah Garut, Jawa Barat‖. Lantas berbagai

pendapat pro-kontra serta penjelasan dari qoidah fiqih di jawabannya menjadi

pemandangan yang menarik pada proses pembelajaran tersebut. Dilain sisi,

guru terlihat memantau dan membantu siswa yang masih bingung dalam

penggunaan qoidah fiqih yang mereka gunakan dalam berdiskusi.

Diakhir sesi dari fase ini, guru pengajar merangkum dari setiap

jawaban dan memberi satu arah jawaban sebagai penutup dari sesi diskusi

pagi itu. Guru pun memberi penghargaan bagi siswa-siswanya yang aktif

berdiskusi dengan reward, pujian dan tepuk tangan darinya.

Penelitian kami berlanjut pada program tambahan dari lembaga yang

menjadikan nama khas dari lembaga ini, yakni ―islamic boarding school‖,

3
yang berarti para siswanya diharuskan untuk mengikuti program belajar

memahami kitab klasik dimalam hari lebih tepatnya pada pukul 19.00 WIB.

Program ini khusus berisikan pemahaman dan pendalaman materi agama

yang merujuk pada kitab-kitab klasik yang populer dengan sebutan kitab

kuning. Bahan ajar pada kegiatan ini adalah seluruh pemahaman agama

meliputi ilmu grametikal arab/ nahwu-shorof, fiqih, tauhid, tajwid, balaghoh,

manthiq.

Peneliti memfokuskan penelitian pada proses pembelajaranSMA

Nurul Fikri Lembang. Kelas masuk sekitar jam 18.00 WIB, yang terlihat para

siswa melakukan hal yang sama ketika Ustadz mereka masuk, yakni berdiri

menyambut, memberi salam, duduk kembali dan berdo‘a bersama yang

masih dikomandoi oleh ketua kelas dengan menggunakan bahasa arab.

Terlihat ustadz mengecek kehadiran siswanya dan melanjutkan dengan

memberi materi tambahan melalui transfer makna dari kitab yang dibacakan

oleh ustadz yang kemudian para siswa menulis makna tersebut dikitab

masing-masing dari mereka. Sesekali ustadz memberi penjelasan dari

pemaknaan kitab yang telah disampaikan. Pada tahap ini, proses

pembelajaran berjalan kondusif dengan menggunakan metode ceramah

didalamnya, meski terlihat beberapa siswa yang mengantuk dan merasa

bosan.

Pembelajaran pada tahap ini terhenti ketika jam 19.00 WIB dimana

seluruh siswa mendapat waktu untuk istirahat di Masjid lingkungan pesantren

serta akan melanjutkan pembelajaran berikutnya pada jam 20.00 WIB dengan

materi pembahasan dan ustadz yang berbeda. Di malam hari, sekolah ini juga

memprogramkan qiyamul lail bagi para siswa yang keseluruhannya

berdomisili di asrama pesantren. Seluruh kegiatan ini di agendakan dalam

mencapai tujuan yayasan guna mencetak generasi unggul dan dapat menjadi

pemimpin di masa yang akan datang.

4
STANDAR ISI

SMA BOARDING SCHOOL NURUL FIKRI LEMBANG

Oleh:
Dienha Habibie (17086010024)
Yani Mulyani (17086010035)

A. PENDAHULUAN

Standar Nasional Pendidikan adalah suatu kriteria atau standar minimal

terkait pelaksanaan sistem pendidikan yang ada di seluruh wilayah hukum Negara

Kesatuan Republik Indonesia.

Fungsi dari Standar Nasional Pendidikan ini adalah sebagai dasar dalam

melakukan perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan pendidikan untuk

mewujudkan pendidikan nasional yang berkualitas.

Sedangkan tujuan utama dari Standar Nasional Pendidikan adalah untuk

menjamin mutu pendidikan nasional dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,

membentuk karakter dan peradaban bangsa yang bermartabat.

fungsi dan tujuan utama dari Standar Nasional Pendidikan ini adalah sebagai dasar

pelaksanaan pendidikan di Indonesia. Berikut penjelasan selengkapnya:

1. Standar Nasional Pendidikan memiliki fungsi sebagai acuan atau dasar

dalam proses perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan demi untuk

mewujudkan pendidikan nasional yang berkualitas.

2. Standar Pendidikan Nasional bertujuan untuk memberikan jaminan

pendidikan nasional yang bermutu dalam rangka mencerdaskan kehidupan

bangsa, membentuk karakter, serta peradaban bangsa yang bermartabat.

3. Standari Nasional Pendidikan diselenggarakan secara terencana, terarah,

dan berkesinambungan sesuai dengan kebutuhan dan perubahan kehidupan

nasional dan global.

Standar Nasional Pendidikan terdiri dari :

 Standar Kompetensi Lulusan

 Standar Isi

5
 Standar Proses

 Standar Pendidikan dan Tenaga Kependidikan

 Standar Sarana dan Prasarana

 Standar Pengelolaan

 Standar Pembiayaan Pendidikan

 Standar Penilaian Pendidikan

B. MAKSUD DAN TUJUAN KEGIATAN

Kegiatan Kujungan kerja (Study Banding) di SMP-SMA Islam Nurul

Fikri Boarding School Lembang adalah untuk menggali pengalaman-pengalaman

atau pwawasan pengetahuan Mahasiswa Program Pascasarjana IAIN Syekhnurjati

Cirebon program pendidikan Manajemen Pendidikan Islam dalam melaksanakan

perkuliahan Manajemen Mutu Pendidikan.

C. BENTUK KEGIATAN

Cakupan materi dalam kegiatan tersebut adalah Observasi, sosisalisasi dan

tanyajawab, yang berkaitan dengan bagaimana pelaksanaan 8 standar nasional

pendidikan di SMP-SMA Islam Nurul Fikri Boarding School Lembang

D. PELAKSANAAN KEGIATAN

Pelaksanaan kegiatan Study Banding dilakukan oleh Mahasiswa Program

Pascasarjana IAIN Syekhnurjati Cirebon program pendidikan Manajemen Pendidikan

Islam yang terdiri 1 orang Dosen pengampu mata kuliah Manajemen Mutu

Pendidikan 14 Mahasiswa Program Pascasarjana IAIN Syekhnurjati Cirebon program

pendidikan Manajemen Pendidikan Islam.

Waktu : Hari Selasa, 9 Juli 2019

Pukul : 08.00 s.d selesai

Tempat : Ruang Pertemuan Guru SMP-SMA Islam Nurul Fikri Boarding

School Lembang

6
E. HASIL STUDY BANDING TENTANG STANDAR ISI

Standar isi pendidikan adalah mencakup lingkup materi dan tingkat

kompetensi untuk mencapai kompetensi lulusan dan jenis pendidikan tertentu.

Standar isi memuat kerangka dasar dan struktur kurukulum, beban belajar, kurikulum

tingkat satuan pendidikan, dan kalender pendidikan/akademik.

1. Kurikulum yang Digunakan

Kurikulum Madani merupakan kurikulum yang digunakan di SMA Nurul

Fikri Boarding School Lembang, berikut penjelasannya :

KURIKULUM

Kurikulum Pesantren Pendidikan Islam Madani yaitu jenjang SMP dan SMA

Nurul Fikri Boarding School Lembang terdiri dari Kurikulum Nasional dan

Kurikulum Kepesantrenan yaitu :

Kurikulum Nasional

Bahasa Indonesia, Pendidikan Kewarganegaraan, Bahasa Inggeris,

Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS),

Teknologi Informasi, Pendidikan Olahraga.

Kurikulum Kepesantrenan

Tahfidhul Qur'an, Akidah Islam, Tafsir dan Ulumul Qur'an, Hadits dan

Ulumul Hadits, Bahasa Arab, Sirah Nabawiyah, Fiqih, Life Skill dan

Leadership Course.

2. Sistem Pembelajaran SMA Nurul Fikri Boarding School

SMA Islam Nurul Fikri Boarding School Lembang menerapkan sistem

pendidikan yang integral (terpadu) melalui pendekatan "mulazamah" atau

"cooperative ways" yaitu adanya interaksi yang intens antara guru dan murid

dalam berbagai aktifitas pembelajaran. Proses pembelajaran tidak hanya

dilaksanakan dengan mengoptimalkan daya dukung fasilitas yang ada di

pesantren tetapi juga sarana diluar pesantren sesuai dengan kebutuhan

pembelajaran.

7
Sedangkan tujuan akhir dari pembelajaran yang ingin dicapai sesuai

dengan visi dan misi pesantren adalah membentuk generasi yang solih, cerdas

dan mampu memimpin, maka target yang ingin dicapai dari makna solih,

cerdas dan mampu memimpin adalah :

 Solih bermakna :

o Memiliki pemahaman keagamaan yang komprehensif dan utuh.

o Memiliki komitmen keagamaan yang kuat.

o Memiliki kesolehan sosial dan kompetensi.

 Cerdas bermakna :

o Memiliki kemampuan akademis

o Kemampuan di bidang Al-Qur‘an :

 Membaca sesuai kaidah tajwid

 Menghafal Al Qur‘an minimal 6 juz selama 3 tahun

 Menguasai dasar-dasar ulumul Qur‘an dan Tafsir

o Kemampuan di bidang :

 Setiap santri mampu menghafal 40 hadits (baik SMP maupun

SMA).

 Menguasai dasar dan dasar ilmu hadits.

o Kemampuan di bidang bahasa :

 Dapat berkomunikasi pecakapan dalam bahasa Arab dan

Inggris serta mampu membaca dan memahami literatur berhasa

Arab dan Inggeris sesuai porsinya.

 Diharapkan mampu mencapai skor TOEFL minimal 450 untuk

jenjang santri SMA.

 Mampu Memimpin bermakna :

o Memiliki kemampuan leadership keummatan.

o Memiliki daya juang dan kemandirian.

o Teguh dan berpendirian.

o Memiliki sikap empati.

8
o Memiliki sikap itsar.

o Memiliki kemampuan rekayasa sosial

Profil SMA Boarding School Nurul Fikri Lembang

NPSN : 20269747

Alamat : JL. Raya Maribaya Timur RT/RW 003/03

Kode Pos : 40391

Desa/Kelurahan : Cibodas

Kecamatan/Kota (LN) : Kec. Lembang

Kab.-Kota/Negara
: Kab. Bandung Barat
(LN)

Propinsi/Luar Negeri
: Prov. Jawa Barat
(LN)

Status Sekolah : SWASTA

Waktu
: Sehari Penuh/6 hari
Penyelenggaraan

Jenjang Pendidikan : SMA

F. PENUTUP

Dari serangkaian kunjungan study banding di SMA Nurul Fikri Boarding

School Lembang Bandung sangat bermanfaat bagi kami yang menimba ilmu di

Jurusan manajemen Pendidikan. Dari study banding tersebut kami mendapatkan

9
banyak gambaran tentang Manajemen Mutu yang baik dari sebuah lembaga

pendidikan untuk menghasilkan atau mencapai tujuan pendidikan.

G. KESIMPULAN

Kesimpulan dari kegiatan ini adalah Bahwa SMA Nurul Fikri Boarding

School Lembang Bandung menerapkan Manajemen Mutu Terpadu atau serimg kita

sebut dengan Total Quality Management( TQM ). TQM berfokus pada kepuasan

pelanggan yaitu orang tua dan peserta didik. Bagaimana cara agar orang tua dan

peserta didik merasa puas menimba ilmu di lembaga tersebut sehingga tidak ada

ukuran biaya mahal ketika mendapatkan hasil yang diharapkan. Peningkatan

pelayanan disini berupa bangunan baik itu gedung sekolah, asrama, laboratorium, dan

gedung penunjang kegiatan belajar dan ekstrakurikuler lainnya. Selain itu mereka

juga terus melakukan pembinaan dan pengembangan dalam bidang Sumber Daya

Manusia dan Informasi Teknologi, juga menjalin kerjasama Nasional dan

Internasional.

10
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN

SMA BOARDING SCHOOL NURUL FIKRI LEMBANG

Oleh:
Dede Indra Stiabudi (17086010023)
Khoerul Faqih (17086010029)

A. Latar Belakang

Observasi merupakan suatu kegiatan yang meliputi pengamatan, evaluasi, analisa

terhadap suatu proses hasil belajar mengajar yang sedang berlangsung. Kegiatan ini

dilakukan dengan tujuan agar memperoleh gambaran-gambaran dan pengalaman

dalam mengajar dimana pola mengajar yang patut digunakan atau diterapkan dalam

proses belajar mengajar. Dalam observasi ini mengevaluasi, mengamati, serta

menemukaan kelebihan-kelebihan yang menonjol pada setiap guru yang diobservasi,

sehingga bisa mengetahui dan memperbaiki proses belajar mengajar mana yang akan

dilaksanakan nanti.

Sekolah Menengah Atas merupakan sekolah yang salah satu bentuk dari bentuk

satuan pendidikan formal yang ada dalam sistem pendidikan Nasional di Indonesia.

Sekolah Menengah Atas merupakan lanjutan sekolah menengah pertama sebagai

basis untuk mengasah bakat dan ketermpilan dalam berbagai bidang tertentu. Sekolah

Menengah Atas tentu mempunyai beberapa jurusan yang nantinya akan dipilih oleh

siswa berdasarkan minat dan kemampuan masing – masing.

Setiap jurusan tentu merupakan hasil dari pembagian yang ada dalam deskripsi

kehidupan sosial masyarakat dimana deskripsi sosial itu merupakan bidang – bidang

yang digeluti oleh sebagian besar orang dan merupakan sebuah profesi yang

bermanfaat untuk manusia.

Adapun latar belakang kami dalam melakukan kegiatan observasi ini adalah

1. Untuk mengetahui proses pencapaian SKL

2. Untuk mengetahui apakah SKL sudah terpenuhi.

3. Untuk mengetahui kriteria kelulusan.

11
B. RUMUSAN MASALAH

Adapun rumusan masalah yang akan kami gunakan sebagai batasan masalah dalam

observasi ini adalah :

1. Bagaimana proses pencapaian SKL

2. Apakah SKL disuatu sekolah sudah terpenuhi.

3. Bagaimana kriteria kelulusan disekolah..

C. Tujuan Observasi

Adapun tujuan kami melakukan observasi ini adalah :

1. Untuk mengetahui proses pencapaian SKL

2. Untuk mengetahui apakah SKL disuatu sekolah sudah terpenuhi.

3. Untuk mengetahui kriteria kelulusan disekolah..

D. Teknik Observasi

Teknik yang kami melakukan dalam melakukan observasi di SMA Nurul Fikri

Lembang adalah dengan melakukan teknik wawancara secara langsung dimana kami

juga merekam suara dari kegiatan wawancara .

E. Topik Observasi

Standar Kompetensi Kelulusan di SMA Nurul Fikri Lembang.

F. LANDASAN TEORI

1. Yuridis

a) Undang-undang No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional:

1) Pasal 1 butir 17: Standar nasional pendidikan adalah kriteria minimal

tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan

Republik Indonesia.

2) Pasal 4 ayat (2): Pendidikan diselenggarakan sebagai satu kesatuan

yang sistemik dengan sistem terbuka dan multimakna

12
3) Pasal 4 ayat (5): Pendidikan diselenggarakan dengan

mengembangkan budaya membaca, menulis, dan berhitung bagi

segenap warga masyarakat.

4) Pasal 12 ayat (1) bagian e: Setiap peserta didik pada setiap satuan

pendidikan berhak: pindah ke program pendidikan pada jalur dan

satuan pendidikan lain yang setara.

5) Pasal 17 ayat (2): Pendidikan dasar berbentuk Sekolah Dasar (SD) dan

Madrasah Ibtidaiyah (MI) atau bentuk lain yang sederajat serta

Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs),

atau bentuk lai yang sederajat. Pada bagian penjelasan ayat ini:

Pendidikan yang sederajat dengan SD/MI adalah program seperti

Paket A dan yang sederajat dengan SMP/MTs adalah program

seperti Paket B

6) Pasal 18 ayat (3): Pendidikan menengah berbentuk Sekolah Menengah

Atas (SMA), Madrasah Aliyah (MA), Sekolah Menengah Kejuruan

(SMK), dan Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK), atau bentuk lain yang

sederajat. Penjelasan Pasal 18 Ayat (3) : Pendidikan yang sederajat

dengan SMA/MA adalah program seperti Paket C.

7) Pasal 26 ayat (6): Hasil pendidikan nonformal dapat dihargai setara

dengan hasil program pendidikan formal setelah melalui proses

penilaian penyetaraan oleh lembaga yang ditunjuk oleh Pemerintah

atau Pemerintah Daerah dengan mengacu pada standar nasional

pendidikan.

8) Pasal 27 ayat (2): Hasil pendidikan sebagaimana dimaksud dalam ayat

(1) diakui sama dengan pendidikan formal dan nonformal setelah

peserta didik lulus ujian sesuai dengan standar nasional pendidikan.

9) Penjelasan Pasal 15: Pendidikan kejuruan merupakan pendidikan

menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja

dalam bidang tertentu.

13
b. Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional

Pendidikan:

1) Pasal 2 ayat (1): Lingkup standar nasional pendidikan meliputi standar:

(1) isi, (2) proses, (3) kompetensi lulusan, (4) pendidik dan tenaga

kependidikan, (5) sarana dan prasarana, (6) pengelolaan, (7)

pembiayaan, dan (8) penilaian pendidikan.

2) Pasal 1 butir 4: SKL adalah kualifikasi kemampuan lulusan yang

mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Hal ini lebih

ditegaskan pada pasal 25 ayat (4) kompetensi lulusan sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) dan (2) mencakup sikap, pengetahuan, dan

keterampilan.

3) Pasal 25 ayat (2): SKL sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

meliputi kompetensi untuk seluruh mata pelajaran atau kelompok mata

pelajaran dan mata kuliah atau kelompok mata kuliah.

4) Pasal 26 ayat (1): SKL pada jenjang pendidikan dasar bertujuan untuk

meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia,

serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih

lanjut.Ayat (2): SKL pada jenjang pendidikan menengah umum

bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian,

akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri

dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.Ayat (3): SKL pada jenjang

pendidikan menengah kejuruan bertujuan untuk meningkatkan

kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan

untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai

dengan kejuruannya.

5) Pasal 6 (1): Kurikulum untuk jenis pendidikan umum, kejuruan, dan

khusus pada jenjang pendidikan dasar dan menengah kelompok mata

pelajaran terdiri atas:

I. agama dan akhlak mulia;

14
II. kewarganegaraan dan kepribadian;

III. ilmu pengetahuan dan teknologi;

IV. estetika; dan

V. jasmani, olahraga, dan kesehatan.

6) Pasal 7 (1): Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia pada

SD/MI/SDLB/Paket A, SMP/MTs/SMPLB/Paket B,

SMA/MA/SMALB/ Paket C, SMK/MAK, atau bentuk lain yang

sederajat dilaksanakan melalui muatan dan/atau kegiatan agama,

kewarganegaraan, kepribadian, ilmu pengetahuan dan teknologi,

estetika, jasmani, olah raga, dan kesehatan.(2) Kelompok mata pelajaran

kewarganegaraan dan kepribadian pada SD/MI/ SDLB/Paket A,

SMP/MTs/SMPLB/Paket B, SMA/MA/SMALB/ PAket C, SMK/MAK,

atau bentuk lain yang sederajat dilaksanakan melalui muatan dan/atau

kegiatan agama, akhlak mulia, kewarganegaraan, bahasa, seni dan

budaya, dan pendidikan jasmani. (3) Kelompok mata pelajaran ilmu

pengetahuan dan teknologi pada SD/MI/SDLB/Paket A, atau bentuk

lain yang sederajat dilaksanakan melalui muatan dan/atau kegiatan

bahasa, matematika, ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial,

ketrampilan/kejuruan, dan muatan lokal yang relevan. (4) Kelompok

mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi pada

SMP/MTs/SMPLB/Paket B, atau bentuk lain yang sederajat

dilaksanakan melalui muatan dan/atau kegiatan bahasa, matematika,

ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial, ketrampilan/kejuruan,

dan/atau mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi pada

SMA/MA/SMALB/ Paket C, atau bentuk lain yang sederajat

dilaksanakan melalui muatan dan/atau kegiatan bahasa, matematika,

ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial, ketrampilan/kejuruan,

teknologi informasi dan komunikasi, serta muatan lokal yang relevan.

(6) Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi pada

15
SMK/MAK, atau bentuk lain yang sederajat dilaksanakan melalui

muatan dan/atau kegiatan bahasa, matematika, ilmu pengetahuan alam,

ilmu pengetahuan sosial, keterampilan, kejuruan, teknologi informasi

dan komunikasi, serta muatan lokal yang relevan. (7) Kelompok mata

pelajaran estetika pada SD/MI/SDLB/Paket A,

SMP/MTs/SMPLB/Paket B, SMA/MA/SMALB/ Paket C, SMK/MAK,

atau bentuk lain yang sederajat dilaksanakan melalui muatan dan/atau

kegiatan bahasa, seni dan budaya, keterampilan, dan muatan lokal yang

relevan. (8) Kelompok mata pelajaran jasmani, olah raga, dan

kesehatan pada SD/MI/SDLB/Paket A, SMP/MTs/SMPLB/Paket B,

SMA/MA/ SMALB/Paket C, SMK/ MAK, atau bentuk lain yang

sederajat dilaksanakan melalui muatan dan/atau kegiatan pendidikan

jasmani, olahraga, pendidikan kesehatan, ilmu pengatahuan alam, dan

muatan lokal yang relevan.

2. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54 tahun 2013 .

Dalam peraturan tersebut antara lain dikemukakan bahwa:

 Standar Kompetensi Lulusan adalah kriteria mengenai kualifikasi

kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

 Standar Kompetensi Lulusan digunakan sebagai acuan utama

pengembangan standar isi, standar proses, standar penilaian pendidikan,

standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana,

standar pengelolaan, dan standar pembiayaan.

3. Standar Kelulusan Permendiknas UU No. 23

Peraturan menteri pendidikan nasional republik indonesia nomor 23 tahun 2006

tentang standar kompetensi lulusan untuk satuan pendidikan dasar dan menengah

dengan rahmat tuhan yang maha esa menteri pendidikan nasional.

16
Menimbang :

Bahwa dalam rangka pelaksanaan ketentuan Pasal 27 ayat (1)Peraturan Pemerintah

Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, perlu menetapkan

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional tentang Standar Kompetensi Lulusan untuk

Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah;

Mengingat :

1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301);

2. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional

Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor

41, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor4496);

3. Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan,

Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi, dan Tatakerja Kementrian Negara

Republik Indonesia sebagaimana telah diubah dengan Peraturan

Presiden Nomor 62 Tahun 2005;

4. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 187/M Tahun 2004

mengenai Pembentukan Kabinet Indonesia Bersatu sebagaimana telah

beberapa kali diubah terakhir dengan Keputusan Presiden Nomor 20/P

Tahun 2005; Biro Hukum dan Organisasi 2006.

Memperhatikan :

Surat Ketua Badan Standar Nasional Pendidikan

Nomor 0141/BSNP/III/2006 tanggal 13 Maret 2006,

Nomor 0212/BSNP/V/2006 tanggal 2 Mei, dan

Nomor 0225/BSNP/V/2006 tanggal 10 Mei 2006;

17
Menetapkan :

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL TENTANG STANDAR

KOMPETENSI LULUSAN UNTUK SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN

MENENGAH.

Pasal 1

(1) Standar Kompetensi Lulusan untuk satuan pendidikan dasar dan menengah

digunakan sebagai pedoman penilaian dalam menentukan kelulusan peserta didik.

(2) Standar Kompetensi Lulusan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

meliputi standar kompetensi lulusan minimal satuan pendidikan dasar dan

menengah, standar kompetensi lulusan minimal kelompok mata pelajaran,

dan standar kompetensi lulusan minimal mata pelajaran.

(3) Standar Kompetensi Lulusan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum pada

Lampiran Peraturan Menteri ini.

Pasal 2

Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 23 Mei 2003

MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL,

Peraturan menteri pendidikan nasional republik indonesiaNomor 24 tahun

2006TentangPelaksanaanPeraturan menteri pendidikan nasional nomor 22 tahun 2006

tentang standar isi untuk satuan pendidikan dasar dan menengah dan peraturan

menteri pendidikan nasional nomor 23 tahun 2006 tentang standar

kompetensiLulusan untuk satuan pendidikan dasar dan menengah Dengan Rahmat

Tuhan Yang Maha Esa.

Menteri pendidikan nasional,

Menimbang :

Bahwa agar Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang

Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah dan Peraturan Menteri

Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan

18
Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah dapat dilaksanakan di satuan

pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah secara baik, perlu

menetapkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional tentang Pelaksanaan Peraturan

Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi Untuk

Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional

Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan untuk Satuan Pendidikan

Dasar dan Menengah;

Mengingat :

1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301);

2. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional

Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 41,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4496);

3. Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi,

Susunan Organisasi, dan Tatakerja Kementrian Negara Republik Indonesia

sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 62 Tahun 2005;

4. Keputusan Presiden Nomor 187/M Tahun 2004 mengenai Pembentukan

Kabinet Indonesia Bersatu sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir

dengan Keputusan Presiden Nomor 20/P Tahun 2005;

5. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang

Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah;

6. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006 tentang

Standar Kompetensi Lulusan Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah;

MEMUTUSKAN:

Menetapkan :

Peraturan menteri pendidikan nasional tentang pelaksanaan peraturan menteri

pendidikan nasional nomor 22 tahun 2006 tentang standar isi untuk satuan pendidikan

19
dasar dan menengah dan peraturan menteri pendidikan nasional nomor 23 tahun 2006

tentang standar kompetensi lulusan untuk satuan pendidikan dasar dan menengah.

Pasal 1

1. Satuan pendidikan dasar dan menengah mengembangkan dan

menetapkan kurikulum tingkat satuan pendidikan dasar dan menengah

sesuai kebutuhan satuan pendidikan yang bersangkutan berdasarkan

pada :

1) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional Pasal 36 sampai dengan Pasal 38;

2) Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional

Pendidikan Pasal 5 sampai dengan Pasal 18, dan Pasal 25 sampai

dengan Pasal 27;

3) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang

Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah;

4) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006 tentang

Standar Kompetensi Lulusan untuk Satuan Pendidikan Dasar dan

Menengah.

2. Satuan pendidikan dasar dan menengah dapat mengembangkan

kurikulum dengan standar yang lebih tinggi dari Standar Isi

sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional

Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan

Dasar dan Menengah dan Standar Kompentesi Lulusan sebagaimana

diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun

2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan untuk Satuan Pendidikan

Dasar dan Menengah.

3. Pengembangan dan penetapan kurikulum tingkat satuan pendidikan

dasar dan menengah memperhatikan panduan penyusunan kurikulum

tingkat satuan pendidikan dasar dan menengah yang disusun Badan

Standar Nasional Pendidikan (BSNP).

20
4. Satuan pendidikan dasar dan menengah dapat mengadopsi atau

mengadaptasi model kurikulum tingkat satuan pendidikan dasar dan

menengah yang disusun oleh BSNP.

5. Kurikulum satuan pendidikan dasar dan menengah ditetapkan oleh

kepala satuan pendidikan dasar dan menengah setelah memperhatikan

pertimbangan dari Komite Sekolah atau Komite Madrasah.

Pasal 2

1. Satuan pendidikan dasar dan menengah dapat menerapkan Peraturan

Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi

Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah dan Peraturan Menteri

Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar

Kompetensi Lulusan Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah

mulai tahun ajaran 2006/2007.

2. Satuan pendidikan dasar dan menengah harus sudah mulai menerapkan

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang

Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah dan

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006 tentang

Standar Kompetensi Lulusan Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan

Menengah paling lambat tahun ajaran 2009/2010.

3. Satuan pendidikan dasar dan menengah pada jenjang pendidikan dasar

dan menengah yang telah melaksanakan uji coba kurikulum 2004 secara

menyeluruh dapat menerapkan secara menyeluruh Peraturan Menteri

Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi Untuk

Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah dan Peraturan Menteri

Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar

Kompetensi Lulusan Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah

untuk semua tingkatan kelasnya mulai tahun ajaran 2006/2007.

4. Satuan pendidikan dasar dan menengah yang belum melaksanakan uji

coba kurikulum 2004, melaksanakan Peraturan Menteri Pendidikan

21
Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi Untuk Satuan

Pendidikan Dasar dan Menengah dan Peraturan Menteri Pendidikan

Nasional Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan

Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah secara bertahap dalam

waktu paling lama 3 tahun, dengan tahapan :

1) Untuk sekolah dasar (SD), madrasah ibtidaiyah (MI), dan

sekolah dasar luar biasa (SDLB):

- tahun I : kelas 1 dan 4;

- tahun II : kelas 1,2,4, dan 5;

- tahun III : kelas 1,2,3,4,5 dan 6.

2) Untuk sekolah menengah pertama (SMP), madrasah tsanawiyah

(MTs), sekolah menengah atas (SMA), madrasah aliyah (MA),

sekolah menengah kejuruan (SMK), madrasah aliyah kejuruan

(MAK), sekolah menengah pertama luar biasa (SMPLB), dan

sekolah menengah atas luar biasa (SMALB) :

- tahun I : kelas 1;

- tahun II : kelas 1 dan 2;

- tahun III : kelas 1,2, dan 3.

Pasal 3

1. Gubernur dapat mengatur jadwal pelaksanaan Peraturan Menteri

Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi Untuk

Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah dan Peraturan Menteri

Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar

Kompetensi Lulusan Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah,

untuk satuan pendidikan menengah dan satuan pendidikan khusus,

disesuaikan dengan kondisi dan kesiapan satuan pendidikan di provinsi

masing-masing.

2. Bupati/walikota dapat mengatur jadwal pelaksanaan Peraturan Menteri

Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi Untuk

22
Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah dan Peraturan Menteri

Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar

Kompetensi Lulusan Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah,

untuk satuan pendidikan dasar, disesuaikan dengan kondisi dan kesiapan

satuan pendidikan di kabupaten/kota masing-masing.

3. Menteri Agama dapat mengatur jadwal pelaksanaan Peraturan Menteri

Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi Untuk

Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah dan Peraturan Menteri

Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar

Kompetensi Lulusan Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah,

untuk satuan pendidikan madrasah ibtidaiyah (MI), madrasah

tsanawiyah (MTs), madrasah aliyah (MA), dan madrasah aliyah

kejuruan (MAK), disesuaikan dengan kondisi dan kesiapan satuan

pendidikan yang bersangkutan.

Pasal 4

1. BSNP melakukan pemantauan perkembangan dan evaluasi pelaksanaan

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang

Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah dan

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006 tentang

Standar Kompetensi Lulusan Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan

Menengah, pada tingkat satuan pendidikan, secara nasional.

2. BSNP dapat mengajukan usul revisi Peraturan Menteri Pendidikan

Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi Untuk Satuan

Pendidikan Dasar dan Menengah dan Peraturan Menteri Pendidikan

Nasional Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan

Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah sesuai dengan keperluan

berdasarkan pemantauan hasil evaluasi sebagaimana dimaksud pada

ayat (1).

Pasal 5

23
Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah:

1. Menggandakan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22

Tahun 2006 tentang Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan

Menengah dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun

2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan Untuk Satuan Pendidikan

Dasar dan Menengah, serta mendistribusikannya kepada setiap satuan

pendidikan secara nasional;

2. Melakukan usaha secara nasional agar sarana dan prasarana satuan

pendidikan dasar dan menengah dapat mendukung penerapan Peraturan

Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi

Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah dan Peraturan Menteri

Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar

Kompetensi Lulusan Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.

Pasal 6

Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan:

1. melakukan sosialisasi Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22

Tahun 2006 tentang Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan

Menengah dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun

2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan Untuk Satuan Pendidikan

Dasar dan Menengah, dan panduan penyusunan kurikulum tingkat

satuan pendidikan dasar dan menengah yang disusun BSNP, terhadap

guru, kepala sekolah, pengawas, dan tenaga kependidikan lainnya yang

relevan melalui Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP)

dan/atau Pusat Pengembangan dan Penataran Guru (PPPG);

2. melakukan sosialisasi Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22

Tahun 2006 tentang Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan

Menengah dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun

2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan Untuk Satuan Pendidikan

Dasar dan Menengah, dan panduan penyusunan kurikulum tingkat

24
satuan pendidikan dasar dan menengah yang disusun BSNP kepada

dinas pendidikan provinsi, dinas pendidikan kabupaten/kota, dan dewan

pendidikan;

3. membantu pemerintah provinsi dan kabupaten/kota dalam penjaminan

mutu satuan pendidikan dasar dan menengah agar dapat memenuhi

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang

Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah dan

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006 tentang

Standar Kompetensi Lulusan Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan

Menengah, melalui LPMP.

Pasal 7

Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pendidikan Nasional:

1. mengembangkan model-model kurikulum sebagai masukan bagi BSNP;

2. mengembangkan dan mengujicobakan model-model kurikulum inovatif;

3. mengembangkan dan mengujicobakan model kurikulum untuk

pendidikan layanan khusus;

4. bekerjasama dengan perguruan tinggi dan/atau LPMP melakukan

pendampingan satuan pendidikan dasar dan menengah dalam

pengembangan kurikulum satuan pendidikan dasar dan menengah;

5. memonitor secara nasional penerapan Peraturan Menteri Pendidikan

Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi Untuk Satuan

Pendidikan Dasar dan Menengah dan Peraturan Menteri Pendidikan

Nasional Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan

Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, mengevaluasinya, dan

mengusulkan rekomendasi kebijakan kepada BSNP dan/atau Menteri;

6. mengembangkan pangkalan data yang rinci tentang pelaksanaan

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang

Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah dan

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006 tentang

25
Standar Kompetensi Lulusan Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan

Menengah.

Pasal 8

Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi:

1. melakukan sosialisasi Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22

Tahun 2006 tentang Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan

Menengah dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun

2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan Untuk Satuan Pendidikan

Dasar dan Menengah, di kalangan lembaga pendidikan tenaga keguruan

(LPTK);

2. memfasilitasi pengembangan kurikulum dan tenaga dosen LPTK yang

mendukung pelaksanaan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor

22 Tahun 2006 tentang Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan

Menengah dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun

2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan Untuk Satuan Pendidikan

Dasar dan Menengah.

Pasal 9

Sekretariat Jenderal melakukan sosialisasi Peraturan Menteri Pendidikan

Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan

Dasar dan Menengah dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23

Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan Untuk Satuan Pendidikan

Dasar dan Menengah, kepada pemangku kepentingan umum.

Pasal 10

Departemen lain yang menyelenggarakan satuan pendidikan dasar dan

menengah :

1. melakukan sosialisasi Peraturan Menteri Pendidikan Nasional

Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi Untuk Satuan

Pendidikan Dasar dan Menengah dan Peraturan Menteri

Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar

26
Kompetensi Lulusan Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan

Menengah sesuai dengan kewenangannya dan berkoordinasi

dengan Departemen Pendidikan Nasional;

2. mengusahakan secara nasional sesuai dengan kewenangannya

agar sarana, prasarana, dan sumber daya manusia satuan

pendidikan yang berada di bawah kewenangannya mendukung

pelaksanaan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22

Tahun 2006 tentang Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar

dan Menengah dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor

23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan Untuk

Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah;

3. melakukan supervisi, memantau, dan mengevaluasi pelaksanaan

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006

tentang Standar Isi Untuk Satuan pendidikan Dasar dan Menengah

dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun

2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan Untuk Satuan

Pendidikan Dasar dan Menengah sesuai dengan kewenangannya.

Pasal 11

Dengan berlakunya Peraturan Menteri ini, Keputusan Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan :

1. Nomor 060/U/1993 tentang Kurikulum Pendidikan Dasar;

2. Nomor 061/U/1993 tentang Kurikulum Sekolah Menengah

Umum;

3. Nomor 080/U/1993 tentang Kurikulum Sekolah Menengah

Kejuruan; dan

4. Nomor 0126/U/1994 tentang Kurikulum Pendidikan Luar Biasa;

dinyatakan tidak berlaku bagi satuan pendidikan dasar dan menengah sejak

satuan pendidikan dasar dan menengah yang bersangkutan melaksanakan

Peraturan Menteri ini sebagaimana diatur dalam Pasal 2 dan Pasal 3.

27
G. HASIL OBSERVASI DAN PEMBAHASAN

1. Waktu dan Tempat Observasi

Waktu pelaksanaan observasi ini pada hari selasa, 9 Juli 2019 pukul 08.00 – 13.00

WIB, lokasi SMA Nurul Fikri Lembang, Jalan Maribaya Timur Desa Cibodas

Kecamatan Lembang Rt/ Rw 03/ 03Kabupaten Bandung Barat 40391.

2. Metodologi Penelitian

Metodologi penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif. Dimana salah satu

metode penelitian kualitatif adalah observasi. Yang dimaksud observasi itu sendiri

yaitu teknik pengumpulan yang mengharuskan peneliti turun ke lapangan mengamati

hal-hal yang berkaitan dengan ruang, tempat, pelaku, kegiatan, waktu, peristiwa,

tujuan dan perasaan. Dalam metode observasi ini di dalamnya mencangkup metode

pendukung, antara lain :

a. Wawancara

Wawancara merupakan percakapan antara dua orang atau lebih antara

narasumber dan pewawancara. Tujuan dari wawancara adalah untuk

mendapatkan informasi dimana sang pewawancara melontarkan pertanyaan-

pertanyaan untuk dijawab oleh narasumber.

b. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan metode mengumpulkan data dengan cara mengambil

data-data dari catatan, dokumentasi, administrasi yang sesuai dengan masalah

yang diteliti. Dalam hal ini peneliti mengambil dokumentasi melalui foto dan

rekaman suara saat pelaksanaan observasi sebagai bahan pendukung untuk

menguatkan hasil observasi.

4. Hasil Wawancara

Tabel Hasil Wawancara

No PERTANYAAN JAWABAN

1 Apakah SKL yang Sudah, Untuk kelas X dan kelas XI sudah

digunakan sudah sesuai sesuai dengan permendikbud No 54 tahun

28
dengan Permendikbud No 2013 dan untuk kelas XII sudah sesuai

54 tahun 2013 dan dengan Permendiknas No 23 tahun 2006

Permendiknas No 23 tahun

2006 ?

2 Apakah semuanya sudah Sudah, karna kita mengikuti UU dan

terpenuhi atau ada salah Peraturan pemerintah

satu yang belum terpenuhi

dari Permendikbud dan

Permendiknas tersebut?

3 Apakah sekolah ini sudah Sesuai dan sudah mengikuti sesuai peraturan

Mengikuti sesuai Undang- pemerintah

undang dalam SKL?

4 Bagaimana pencapaian SKL Sudah tercapai

dalam pembelajaran

matematika?

5 Bagaimana penetapaan Dengan cara memberikan UH, Kuis dan

kriteria kelulusan? latihan soal soal

6 Apakah ada kegiatan non Ada, yaitu berupa pelajaran peminatan diluar

pelajaran Matematika yang materi matematika wajib

mendukung dalam

pencapaian SKL?

7 Bagaimana proses Jika ada siswa yang belum mencapai KKM

penentuan KKM dalam biasanya mereka diberi binbingan atau mereka

SKL? bertanya atau belajar dengan tutor sebaya atau

teman-temanya.

8 Apakah Ujian Nasional Pada tahun kemaren tidak, kelulusan

menentuan kelulusan? ditentukan dari rapat guru , ada yang nilai 1,67

lulus juga UN nya

29
9 Apakah UN Sekarang Kabar kabaarnya UN emang tidak ada tapi

dihapuskan ? dikembalikan ke kanwil provinsi masing-

masing karna tingkat pendidikan disuatu

daerah berbeda tingkat pendidikan jakarta

tidak bisa disamakan dengan tingkat

pendidikan diapua

10 Apakah ujian nasional itu 20 Paketnya tidak bisa diketahui berapa paket

paket atau berapa paket? karna kodenya pakai barkot

Dari hasil pengamatan di SMA Nurul Fikri mengenai SKL, ada beberapa hal

yang kami peroleh sebagai berikut:

1. Di SMA Nurul Fikri Lembang siswa kelas X dan XI sudah sesuai dengan

Permendikbud No 54 tahun 2013 dan kelas XII sudah sesuai dengan

permendiknas N0 23 tahun 2006.

2. Kelulusan ujian Nasional ditentukan dari rapat guru disekolah.

3. Guru yang mengajar telah menyakinin penetapan kriteria kelulusan dengan

baik, demi pencapaian hasil belajar siswa yang optimal.Hal ini dapat kita lihat

dari Kriteria kelulusan dengan penerapannya oleh pihak SMA Nurul Fikri

Lembang.

H. Kesimpulan

1) Nurul fikri Boardig School merupakan sebuah lembaga pendidikan

yan sudah terakreditasi A (best) dikarenakan sarana prasarana serta

pengelolaan manajemennya yan sudah sangat baik. Tetapi dibalik

semua itu, ternyata pembayaran buat siswa selama belajar di sini

menghabiskan sekitar 200 juta. jadi wajar, jika kualitas lembaga bagus

berbanding lurus dengan pembiayaannya.

2) Setiap siswa wajib mengikuti ekstrakurikuler yang ada di lembaga ini

sesuai dengan minat dan bakat siswa.

30
3) NFBS in memiliki kredibiltas yang tinggi dari sisi manajemennya.

Baik SMP maupun SMAnya.

4) Mampu memberdayakan tenaga yang ada di lembaga ini.

I. Saran

1) Seyogyanya NFBS ini membuka peluang beasiswa bagi siswa yang

unggul namun dari keluarga ekonomi menengah kebawah.

31
STANDAR PENGELOLALAAN

SMA BOARDING SCHOOL NURUL FIKRI LEMBANG

Oleh:
Abror Syafruddin (17086010021)
Sutrisno (17086010033)

A. PENDAHULUAN

Standar Nasional Pendidikan adalah suatu kriteria atau standar minimal

terkait pelaksanaan sistem pendidikan yang ada di seluruh wilayah hukum Negara

Kesatuan Republik Indonesia.

Fungsi dari Standar Nasional Pendidikan ini adalah sebagai dasar dalam

melakukan perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan pendidikan untuk

mewujudkan pendidikan nasional yang berkualitas.

Sedangkan tujuan utama dari Standar Nasional Pendidikan adalah untuk

menjamin mutu pendidikan nasional dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,

membentuk karakter dan peradaban bangsa yang bermartabat.

fungsi dan tujuan utama dari Standar Nasional Pendidikan ini adalah sebagai dasar

pelaksanaan pendidikan di Indonesia. Berikut penjelasan selengkapnya:

1. Standar Nasional Pendidikan memiliki fungsi sebagai acuan atau dasar dalam

proses perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan demi untuk mewujudkan

pendidikan nasional yang berkualitas.

2. Standar Pendidikan Nasional bertujuan untuk memberikan jaminan pendidikan

nasional yang bermutu dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,

membentuk karakter, serta peradaban bangsa yang bermartabat.

3. Standari Nasional Pendidikan diselenggarakan secara terencana, terarah, dan

berkesinambungan sesuai dengan kebutuhan dan perubahan kehidupan nasional

dan global.

32
B. MAKSUD DAN TUJUAN KEGIATAN

Kegiatan Kujungan kerja (Study Banding) di SMP-SMA Islam Nurul

Fikri Boarding School Lembang adalah untuk menggali pengalaman-pengalaman

atau pwawasan pengetahuan Mahasiswa Program Pascasarjana IAIN Syekhnurjati

Cirebon program pendidikan Manajemen Pendidikan Islam dalam melaksanakan

perkuliahan Manajemen Mutu Pendidikan.

C. BENTUK KEGIATAN

Cakupan materi dalam kegiatan tersebut adalah Observasi, sosisalisasi dan

tanyajawab, yang berkaitan dengan bagaimana pelaksanaan 8 standar nasional

pendidikan di SMP-SMA Islam Nurul Fikri Boarding School Lembang

D. PELAKSANAAN KEGIATAN

Pelaksanaan kegiatan Study Banding dilakukan oleh Mahasiswa Program

Pascasarjana IAIN Syekhnurjati Cirebon program pendidikan Manajemen Pendidikan

Islam yang terdiri 1 orang Dosen pengampu mata kuliah Manajemen Mutu

Pendidikan 14 Mahasiswa Program Pascasarjana IAIN Syekhnurjati Cirebon program

pendidikan Manajemen Pendidikan Islam.

Waktu : Hari Selasa, 9 Juli 2019

Pukul : 08.00 s.d selesai

Tempat : Ruang Pertemuan Guru SMP-SMA Islam Nurul Fikri Boarding

School Lembang

E. HASIL STUDY BANDING TENTANG STANDAR PENGELOLAAN.

Profil Pesantren pendidikan Islam Madani

Nurul Fikri Boarding School Lembang

Nurul fikri boarding school merupakan sekolah berasrama yang

mengintegrasikan program pendidikan ilmu agama islam dan ilmu umum. Berdiri

pada 19 juli 1999, nurul fikri boarding school memiliki luas 30 ha. Beralamat di Jl.

33
Cisaronge Kampung Cidadap, Rt04 Rw04, Cibodas, Lembang, Cibodas, Lembang,

Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat 40391telepon: (022) 30003800.

Keunggulan lokal yang sedang dan akan dikembangkan di lingkungan

kampus Nurul Fikri Boarding School adalah agrowisata. Ini diambil karena

lingkungan sekolah kami sangat mendukung dan diharapkan akan menjadi daerah

wisata bagi siapapun yang berkunjung dan khususnya bagi santri dan orang tua santri

yang berkunjung untuk menengok anaknya. Adapun format pengembangan

agrowisata meliputi :

1. Wisata taman sekolah yang indah

2. Wisata kebun buah-buahan

3. Wisata area outbond (outbond training)

4. Wisata air (kolam renang, bendungan, sepeda air, pemancingan, dll.)

5. Kerajinan Tangan (Handycraft)

Jumlah seluruh santri tingkat SMP dan SMA pada tahun 2017 mencapai 950

santri yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia maupun dari luar negeri.

Dengan karakteristik santri yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia bahkan

luar negeri menjadikan Nurul Fikri Boarding School sebagai tempat bertemunya

berbagai budaya dan menghasilkan santri yang berwawasan luas.

Nurul Fikri Boarding School secara rutin memberikan beasiswa kepada

anak-anak berpotensi yang berasal dari keluarga kurang mampu di wilayah sekitar

NFBS.Beasiswa ini berbentuk beasiswa pendidikan penuh.

Tenaga pengajar Nurul Fikri Boarding School merupakan lulusan dari

Universitas-universitas terbaik nasional yang diseleksi secara ketat untuk menjamin

mutu pendidikan di NFBS.Kompetensi Guru NFBS harus sesuai dengan disiplin ilmu

yang dimilikinya. Jumlah Guru di tingkat SMP sebanyak 40 orang, sedangkan untuk

SMA Islam NFBS sebanyak 45 orang dengan pendidikan lulusan S1 sebanyak 88%

dan lulusan S2 sebanyak 10%. Rasio perbandingan Guru dan Santri di tingkat SMP

adalah 1 : 10, sedangkan di tingkat SMA adalah 1:9.

34
Manajemen pengawasan asrama di Nurul Fikri Boarding School di bawah

tanggung-jawab Wali Asrama yang berpengalaman dan dibekali pelatihan secara

rutin mengenai keasramaan.

SMA Islam NFBS mendapatkan akreditasi A pada tahun 2006. Lulusan

SMA Islam Nurul Fikri Boarding School tersebar di berbagai Universitas favorit,

baik itu dalam negeri, seperti : UI, ITB, UGM, IPB dan lainnya, serta Universitas di

berbagai negara, seperti : Malaysia, Singapura, Jerman, Jepang dan lainnya. Pada

tahun 2016 tercatat lulusan SMA Islam NFBS diterima di Universitas Negeri favorit

sebanyak hampir 70%.

Visi

―Menjadi lembaga pendidikan berbasis kelembagaan yang memiliki keunggulan

dalam menghasilkan generasi yang sholeh, memiliki pemahaman syar‘i dan

kompetensi di bidang sains dan teknologi, serta jiwa kepemimpinan‖

Misi

 Menyelenggarakan sistem pendidikan yang kondusif terhadap pembentukan

pribadi yang sholeh

 Mengembangkan sistem pendidikan yang berorientasi pada terciptanya

generasi yang memiliki pemahaman syar‘i dan kompetensi di bidang sains

dan teknologi

 Membentuk generasi yang memiliki jiwa kepemimpinan serta peduli terhadap

umat

 berperan dalam dakwah keumatan dan mendorong terciptanya masyarakat

madani

Motto

“Sholeh, Cerdas dan Mampu Memimpin”

Sholeh bermakna :

35
1. Memiliki pemahaman keagamaan yang komprehensif dan utuh

2. Memiliki komitmen keagamaan yang kuat

3. Memiliki kesholehan sosial dan kompetensi

Cerdas, bermakna :

1. Memiliki kemampuan akademis

2. Kemampuan dibidang Alquran (Tahsin Tilawah) Sesuai kaidah tajwid :

Tahfidz :hafal 6 juz (SMP) dan 6 juz (SMA) : menguasai dasar-dasar ulumul

Qur‘an dan tafsir

3. Kemampuan di bidang hadist

 Menghafal 40 hadist (SMP)Menghafal 40 hadist (SMA)

 Menguasai dasar-dasar ilmu hadist

4. Kemampuan di bidang bahasa :

Dapat berkomunikasi secara lisan dan tertulis serta mampu membaca dan

memahami literatur berbahasa Inggris (TOEFL 450) dan Arab.

Mampu Memimpin Bermakna :

a. Memiliki kemampuan Leadership Keumatan

b. Memiliki daya juang dan kemandirian

c. Teguh dan berpendirian

d. Memiliki sikap empati

e. Memiliki sikap itsar

f. Memiliki kemampuan rekaya sosial

Program Unggulan

Mencetak generasi Qur‘ani‖ adalah tujuan dari divisi Tahfidzul Qur‘an

untuk para santri Pesantren Pendidikan Islam Madani.Seperti motto pesantren yaitu

36
―Sholeh, Cerdas dan Mampu Memimpin‖, divisi ini mempunyai keunggulan untuk

merealisasikan motto sholeh salah satunya dengan mendidik para santri untuk

senantiasa dekat dengan Alquran.

Dalam satu tahun santri di didik untuk menghafal dua juz.Diharapkan selama

tiga tahun santri mampu menghafal enam Juz.Namun saat pesantren ini didirikan

pada tahun 2010 sudah ada santri yang hafal enam sampai tujuh Juz.Para santri

adalah anak-anak SMP.Sejak pesantren didirikan para santri telah memenangkan

berbagai perlombaan tahfidz.Pada perlombaan tahfidz se Kecematan Lembang yang

diadakan oleh Al-Amanah Lembang, santri Pesantren Pendidikan Islam Madani

Lembang telah memenangkan juara pertama dan kedua.

Selain di berikan praktek langsung berupa setoran hafalan, para santri juga di

berikan teori-teori tentang pembelajaran Alquran.Pembelajaran itu diantaranya tahsin

Alquran.Para santri dibuat ke beberapa kelas untuk memudahkan pembelajaran

Alquran sesuai kapasitas para santri tersebut.Hal ini bertujuan untuk memudahkan

mereka dalam membaca dan menghafal Alquran.Selain pembelajaran berupa teori

dan penyetoran hafalan, divisi Tahfidzul Qur‘an juga mengadakan daurah Qur‘an dan

Mukhayam. Berbagai metode pembelajaran dan kegiatan yang dilaksanakan tentunya

tiada lain untuk memudahkan pembelajaran para santri.

Dalam penerapan program bahasa di Pesantren Pendidikan Islam Madani

lebih mengedepankan prinsip dan kaidah pendidikan modern yang mengacu pada suri

tauladan Nabi Muhammad SAW. Kata kunci dari metode ini adalah qudwah,

motivasi, peringatan dan sanksi apabila diperlukan.

Program bahasa yang dimaksud adalah bahasa Arab dan Inggris. Program ini

merupakan program unggulan, di mana kedua bahasa tersebut akan dijadikan bahasa

wajib dalam komunikasi sehari-hari, baik untuk keperluan KBM maupun unit-unit

kegiatan lainnya.

Materi dari program ini dimulai dari segala sesuatu yang sederhana, akrab

dan dekat dengan santri, serta terpakai terus dalam kehidupan sehari-hari, sampai

37
kepada materi yang bersifat aktual dan faktual, dalam lingkup yang mudah

dimengerti dan difahami oleh santri.

Kurikulum :

Diknas Kelembagaan

Kewarganegaraan Akidah

Bahasa Indonesia Tafsir dan Ulumul Quran

Bahasa Inggris Hadist dan Ulumul hadist

IPA Bahasa Arab

Matematika Sirah Nabawiyah

IPS Fiqh

Teknologi Informasi Tahsin dan Tahfidz

Pendidikan Olahraga Life Skill

Mulok (Tahfidz, B. Arab, Elektro) Leadership Course

Jadwal Kegiatan santri :

No Waktu Kegiatan

1 04.00-04.30 Qiyamul Lail

2 04.30-05.00 Sholat Shubuh dan Dzikir

3 05.00-06.00 Tahfidzul Qur‘an dan Bahasa

4 06.00-0645 Persiapan ke Sekolah

5 07.00-12.00 Kegiatan belajar mengajar

6 12.00-13.10 Sholat Dzuhur dan Makan

7 13.10-15.30 Kegiatan belajar mengajar

8 15.30-16.00 Sholat Ashar dan Dzikir

9 16.00-17.00 Mentoring, Bimbel, Remedial

38
10 17.00-19.45 Piket, Makan, Sholat, Tilawah

11 20.00-21.00 Belajar Mandiri/Kelompok

12 21.00-21.30 Persiapan sekolah

13 21.30-04.00 Istirahat/Tidur

Ekstrakurikuler

Ekstrakurikuler yang terdapat di SMP Islam Nurul Fikri Boarding School

bertjuan untuk menumbuhkan dan mengembangkan minat dan bakat para santri.

Ekstrakulikuler yang saat ini diselenggarakan adalah :

a. Sains Club

b. Paint Ball

c. Panahan

d. Language Club

e. Enterpreneur

f. Bela diri Cingkrik Goning

g. Jurnalistik

h. Komputer

i. Renang

j. Elektronika dan Robotika

FASILITAS

Fasilitas yang disediakan saat ini adalah :

 Unit Kesehatan Lembaga

 Lab Komputer Tholib dan Tholibah

 Lab Sains

 Kantin dan Restaurant

 Guest House untuk penginapan orang tua

 Outbound Training yang terintegrasi dengan sarana olah raga

39
 Lapangan Volley

 Lapangan Basket

 Lapangan Futsal

 Perpustakaan

 Laundry untuk santri tholib dan tholibah

 Telescope

 Ruang Osis dan Badan Eksekutif Santri

 Ruang Kelas dengan Smart Reader Card

 Keamanan 24 Jam

 Masjid untuk Santri Tholib dan Tholibah

Identitas Sekolah

 NPSN : 20269792

 Status : Swasta

 Bentuk Pendidikan : SMP

 Status Kepemilikan : Yayasan

 SK Pendirian Sekolah : 421.3/007-Disdikpora/2011

 Tanggal SK Pendirian : 2011-02-07

 SK Izin Operasional : 421.3/007-Disdikpora/2011

 Tanggal SK Izin Operasional : 2011-02-07

 Data Pelengkap

 Kebutuhan Khusus Dilayani : Tidak ada

 Nama Bank :

 Cabang KCP/Unit :

 Rekening Atas Nama :

 Luas Tanah Milik : 46139

 Luas Tanah Bukan Milik : 0

 Data Rinci

 Status BOS : Tidak Bersedia Menrima

40
 Waku Penyelenggaraan : Sehari penuh (6 h/m)

 Sertifikasi ISO : Belum Bersertifikat

 Sumber Listrik : PLN & Diesel

 Daya Listrik : 200000

 Akses Internet : Tidak Ada

SISTEM PEMBELAJARAN

SMP-SMA Islam Nurul Fikri Boarding School Lembang menerapkan sistem

pendidikan yang integral (terpadu) melalui pendekatan ―mulazamah‖ atau

―cooperative ways‖ yaitu adanya interaksi yang intens antara guru dan murid dalam

berbagai aktifitas pembelajaran. Proses pembelajaran tidak hanya dilaksanakan

dengan mengoptimalkan daya dukung fasilitas yang ada di pesantren tetapi juga

sarana diluar pesantren sesuai dengan kebutuhan pembelajaran.

Sedangkan tujuan akhir dari pembelajaran yang ingin dicapai sesuai dengan visi dan

misi pesantren adalah membentuk generasi yang solih, cerdas dan mampu memimpin,

maka target yang ingin dicapai dari makna solih, cerdas dan mampu memimpin

adalah :

Solih bermakna :

 Memiliki pemahaman keagamaan yang komprehensif dan utuh.

 Memiliki komitmen keagamaan yang kuat.

 Memiliki kesolehan sosial dan kompetensi.

Cerdas bermakna :

 Memiliki kemampuan akademis

 Kemampuan di bidang Al-Qur‘an :

Membaca sesuai kaidah tajwid; Menghafal Al Qur‘an minimal 6 juz selama 3 tahun;

Menguasai dasar-dasar ulumul Qur‘an dan Tafsir

41
 Kemampuan di bidang :

Setiap santri mampu menghafal 40 hadits (baik SMP maupun SMA); Menguasai

dasar dan dasar ilmu hadits.

 Kemampuan di bidang bahasa :

Dapat berkomunikasi pecakapan dalam bahasa Arab dan Inggeris serta mampu

membaca dan memahami literatur berhasa Arab dan Inggeris sesuai porsinya.

Diharapkan mampu mencapai skor TOEFL minimal 450 untuk jenjang santri SMA.

Mampu Memimpin bermakna :

 Memiliki kemampuan leadership keummatan.

 Memiliki daya juang dan kemandirian.

 Teguh dan berpendirian.

 Memiliki sikap empati.

 Memiliki sikap itsar.

 Memiliki kemampuan rekayasa sosial

JADWAL DAN KEGIATAN PESANTREN

04.00 – 04.30 Qiyamul Lail

04.30 – 05.00 Sholat Shubuh dan Dzikir

05.00 – 06.00 Tahfidzul Qur‘an dan Bahasa

06.00 – 06.45 Persiapan ke Sekolah

07.00 – 12.00 Kegiatan Belajar Mengajar

12.00 – 13.10 Shalat Dzuhur dan Makan

13.10 – 15.30 Shalat Dzuhur dan Makan

15.30 – 16.00 Shalat Ashar dan Dzikir

16.00 – 17.00 Mentoring, Bimbel, Remedial

17.00 – 19.45 Piket, Makan, Sholat, Tilawah, Tahfidz dan Bahasa

20.00 – 21.00 Belajar Mandiri/Kelompok

21.00 – 21.30 Persiapan Sekolah

42
21.30 – 04.00 Istirahat Tidur

SYARAT PENDAFTARAN PSB

 Mengisi Formulir Pendaftaran di www.nfbslembang.ac.id lalu masuk ke menu

PSB dan ikuti petunjuk.

 Membayar Biaya Pendaftaran

 Copy Rapor, KK dan KTP dari Ayah dan Ibu calon santri

 Copy Ijazah terakhir jika sudah dinyatakan diterima sebagai santri NFBS

Lembang

 Copy NISN Santri

 Membayar biaya pendidikan setelah lulus tes seleksi

Pendaftaran penerimaan santri baru NFBS Lembang dapat dilakukan online di

WWW.NFBSLEMBANG.COM atau WWW.NFBSLEMBANG.AC.ID dengan

masuk ke menu PSB selanjutnya ikuti petunjuk.

ARAH PEMBINAAN KARAKTER SANTRI

1. Aqidah yang Bersih. Meyakini Allah SWT sebagai pencipta, pemilik,

pemelihara, dan penguasa alam semesta dan menjauhkan diri dari segala

keyakinan, pemikiran, sikap, dan perilaku bid'ah, khurafat, syirik, dan aliran

sesat yang bertentangan dengan Ahlussunah Wal Jama'ah dan Salafussaleh.

2. Ibadah yang Benar. Terbiasa dan gemar melaksanakan ibadah yang meliputi

sholat, puasa (shaum), tilawah Al-Qur'an, dzikir, dan do'a sesuai petunjuk Al-

Qur'an dan As-Sunnah.

3. Pribadi yang Matang (Kokoh). Menampilkan perilaku yang santun, tertib,

dan disiplin, peduli terhadap sesama dan lingkungan, serta sabar, ulet, dan

pemberani dalam menghadapi permasalahan hidup sehari-hari.

4. Mandiri. Mandiri dalam mengelola urusannya dan memiliki bekal yang

cukup, berupa motivasi, pengetahuan, kecakapan, dan keterampilan dalam

usaha memenuhi kebutuhan nafkahnya kelak.

43
5. Berpengetahuan dan Berwawasan Luas. Memiliki kemampuan berpikir

yang kritis, logis, sistematis, dan kreatif yang menjadikan dirinya

berpengetahuan luas dan menguasai bahan ajar dengan sebaik-baiknya dan

cermat serta cerdik dalam mengatasi segala problema yang dihadapi.

6. Sehat, Kuat, dan Tangkas. Paham dan terbiasa dengan pola hidup sehat,

sehingga memiliki badan yang sehat, stamina yang kuat, serta keterampilan

beladiri yang cukup untuk menjaga diri dan kejahatan pihak lain.

7. Bersungguh-sungguh dan Disiplin. Memiliki kesungguhan dan motivasi

yang tinggi dalam memperbaiki diri dan lingkungannya yang ditunjukkan

dengan etos dan kedisiplinan yang baik.

8. Tertib dan Cermat. Tertib dalam menata segala pekerjaan, tugas, dan

kewajiban. Berani dalam mengambil risiko, namun tetap cermat dan penuh

perhitungan dalam melangkah.

9. Efisien. Efisien dalam menggunakan waktu dan sumber daya lainnya, selalu

memanfaatkan waktu dengan pekerjaan yang bermanfaat dan mampu

mengatur jadwal kegiatan sesuai dengan skala prioritas, dan menjauhi segala

bentuk pemborosan dan mubadzir.

10. Bermanfaat. Peduli terhadap sesama serta memiliki kepekaan terhadap

ummat, bangsa, kemanusiaan, dan lingkungan.

KURIKULUM

Mewujudkan sekolah Islam dengan kurikulum terpadu, meliputi:

1. Kurikulum 2013.

2. Pendidikan Pesantren yang meliputi:

 Pendidikan Agama Islam: Aqidah, Akhlaq, dan Siroh.

 Pendidikan Tahsin dan Tahfidzul Qur'an.

 Pengajaran Bahasa Arab.

3. Ekstrakurikuler yang terdiri atas:

44
 Pramuka SIT.

 Beladiri.

 Olahraga: Basket, Sepakbola, Renang, Bulutangkis, Tenis Meja, Panah.

 Jurnalistik.

 APSI (Apresiasi Seni Islam).

 Sains Club: Matematika, Fisika, Kimia, Biologi.

 English Club.

 Astronomi.

 Kebumian.

 Komputer.

 Robotika.

 Seni Rupa: Kriya Keramik, Batik, dan Lukis.

 Paskibra (Pasukan Pengibar Bendera).

 Bulan Sabit Merah Remaja.

 Club Interpreneur.

PROGRAM UNTUK SISWA

1. Program Peningkatan Pribadi Sholeh:

 Tahsinul Qur'an.

 Tahfidzul Qur'an.

 Mentoring.

 Mabit.

 Madrasah Thulabiyah.

 Outbond.

 Pramuka SIT.

2. Program Peningkatan Akademik:

 Mastery Learning.

 CTL (Contextual Teaching and Learning).

45
 Bimbingan Belajar.

 Studi Wisata.

 Seminar Santri.

 Penulisan Karya Ilmiah.

3. Program Peningkatan Bahasa:

 Language Competition Parade.

 English Club.

 Arabic Club.

 Morning Program.

 English Camp.

4. Program Kedisiplinan:

 Penerapan Pantas (Panduan Akhlaq dan Tata Tertib Santri).

FASILITAS

1. Masjid Putra dan Masjid Putri.

2. Klinik Kesehatan dan Ambulance.

3. Ruang Mini Teater - Media Center.

4. Bengkel Elektronika dan Robotika.

5. Laboratorium Komputer.

6. Laboratorium Sains (Fisika, Kimia, Biologi).

7. Laboratorium Bahasa.

8. Perpustakaan.

9. Gedung Asrama Santri.

10. Lapangan Bola Voley.

11. Lapangan Bulutangkis.

12. Lapangan Basket.

13. Lapangan Sepak Bola.

46
14. Futsal Indoor.

15. Kolam Renang 21 m x 50 m (Standar Internasional).

16. Out Bond dan Camping Area.

17. Danau.

JADWAL KEGIATAN

Aktivitas sekolah dilaksanakan setiap hari (Senin s/d Sabtu), santri belajar dalam

aktivitas kurikuler, ekstrakurikuler, belajar mandiri, remedial, dan aktivitas ibadah.

Jadwal kegiatannya, meliputi:

1. 04.00 WIB - 04.30 WIB : Qiyamul Lail.

2. 04.30 WIB - 05.00 WIB : Sholat Shubuh dan Dzikir.

3. 05.00 WIB - 06.00 WIB : Tahfidzul Qur'an dan Bahasa.

4. 06.00 WIB - 06.45 WIB : Persiapan ke Sekolah.

5. 07.00 WIB - 12.00 WIB : Kegiatan Belajar Mengajar.

6. 12.00 WIB - 13.10 WIB : Sholat Dzuhur dan Makan.

7. 13.10 WIB - 15.30 WIB : Kegiatan Belajar Mengajar dan Ekstrakurikuler.

8. 15.30 WIB - 16.00 WIB : Sholat Ashar dan Dzikir.

9. 16.00 WIB - 17.00 WIB : Mentoring, Bimbingan Belajar, dan Remedial.

10. 17.00 WIB - 19.45 WIB : Piket, Makan, Sholat, dan Tilawah.

11. 20.00 WIB - 21.00 WIB : Belajar Mandiri / Kelompok.

12. 21.00 WIB - 21.30 WIB : Persiapan Sekolah.

13. 21.30 WIB - 04.00 WIB : Istirahat / Tidur.

PRESTASI SEKOLAH

1. Terakreditasi A, baik tingkat SMP maupun SMA.

2. Sebagai Pesantren sesuai Surat Keputusan Kepala Kantor Departemen Agama

Serang Nomor Kd.28.01/I/PP.00.7/169/2007.

3. Sekolah Adiwiyata Nasional 2014.

4. Sekolah Adiwiyata Propinsi Banten 2013.

47
5. Sekolah Adiwiyata Kabupaten Serang 2013.

6. Menjuarai berbagai lomba di tingkat Kabupaten, Propinsi, Nasional, hingga

Internasional.

PRESTASI SEKOLAH TINGKAT INTERNASIONAL

1. Prestasi Medali Perunggu pada Lomba International Environmental Project

Olympiad di Azerbaijan tahun 2013.

2. Sebagai Wakil Indonesia pada Lomba International Water Rocket

Competition di Singapura tahun 2012.

3. Prestasi 2 Medali Perunggu pada Lomba International Water Rocket

Competition di Singapura tahun 2011.

4. Sebagai Wakil Indonesia pada Lomba Malaysia National Camp di Malaysia

tahun 2011.

5. Sebagai Wakil Indonesia pada Lomba MOSTRA ISTEC di Brazil tahun 2010.

PRESTASI AKADEMIK

Pada tahun ajaran 2013/2014, hasil nilai Ujian Nasional pada SMP Nurul Fikri

Boarding School mencapai rata-rata 8.32.Sedangkan prestasi akademik yang dicapai

oleh SMA NFBS pada tahun 2014 adalah para lulusan alumni yang tersebar di

perguruan tinggi swasta, nasional, hingga internasional. Dalam presentase alumni

SMA Nurul Fikri Boarding School pada tahun 2014, sebanyak 76% tersebar ke

perguruan tinggi negeri, 23% ke perguruan tinggi swasta, dan 1% ke perguruan tinggi

luar negeri. Sebaran alumni di perguruan tinggi negeri, meliputi:

1. Universitas Brawijaya (UB) Malang.

2. Universitas Diponegoro (UNDIP) Semarang.

3. Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta.

4. Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya.

5. Universitas Padjadjaran (UNPAD) Bandung.

6. Institut Pertanian Bogor (IPB).

48
7. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah (UIN SYAHID).

8. Universitas Jenderal Soedirman (UNSOED) Purwokerto.

9. Universitas Sriwijaya (UNSRI) Palembang.

10. Universitas Indonesia (UI) Depok.

11. Politeknik (POLTEK).

12. Universitas Negeri Jakarta (UNJ).

13. Universitas Airlangga (UNAIR) Surabaya.

14. Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta, Surakarta, Solo, Denpasar.

15. Universitas Jenderal Achmad Yani (UNJANI) Bandung.

16. Universitas Lampung (UNILA).

17. Universitas Negeri Surabaya (UNESA).

18. Universitas Jambi (UNJA).

19. Universitas Pendidikan Indonesia (UPI).

20. Universitas Syiah Kuala (UNSYIAH) Banda Aceh.

PRESTASI LOMBA SMP 2013/2014

- Tingkat Nasional:

1. Juara 1 Story Telling, Camp for Mosleema Teens 2.

2. Juara 2 Speech English, Camp for Mosleema Teens 2.

3. Juara 3 CCUA, Camp for Mosleema Teens 2.

4. Juara 3 CCUA, Camp for Mosleema Teens 2.

5. Favorit 1 Indonesia Robot Olympiad.

6. Favorit 1 Indonesia Robot Olympiad.

7. Favorit 1 Indonesia Robot Olympiad.

8. Harapan 1 Roket Air.

- Tingkat Propinsi Banten:

1. Juara 1 FLS2N, Story Telling.

2. Juara 2 O2SN, Basket.

49
3. Juara 2 POSPEDA, Pencak Silat Seni.

4. Juara 3 POSPEDA, Pencak Silat Sparing.

5. Juara 3 POSPEDA, Bola Basket.

6. Harapan 2 Cerdas Cermat Pancasila.

7. 10 Besar Poster Sanitasi.

- Tingkat Kabupaten:

1. Juara 1 OSN, Biologi.

2. Juara 1 OSN, IPS.

3. Juara 1 OSN, Fisika.

4. Juara 1 OSN, Matematika.

5. Juara 1 O2SN, Silat Kelas F.

6. Juara 3 FLS2N, Desain Batik.

- Tingkat Rayon:

1. Juara 2 O2SN, Futsal.

2. Juara 2 O2SN, Atletik.

3. Juara 2 O2SN, Tenis Meja.

4. Juara 2 O2SN, Badminton Tunggal Putra.

5. Juara 2 O2SN, Badminton Ganda Putra.

PRESTASI LOMBA SMP 2013/2014

- Tingkat Nasional:

1. Juara 1 POSPENAS IV, Speech Putri.

2. Juara 2 POSPENAS IV, Basket.

3. Juara 2 POSPENAS IV, Pencak Silat Kelas H Putri.

- Tingkat JABOTABEK Banten:

50
1. Juara 1 Cepat Tepat Matematika, Fisika, Kimia, Biologi, di Al-Azhar BSD

Serpong.

- Tingkat JABODETABEK JABAR:

1. Juara 1 Story Telling di Pesantren Al-Kahfi Sukabumi.

2. Juara 2 Kaligrafi di Pesantren Al-Kahfi Sukabumi.

- Tingkat Propinsi:

1. Juara 1 Debate English DIKNAS.

2. Juara 1 Debat Bahasa Inggris di LP3I Cilegon.

3. Juara 1 Story Telling di LP3I Cilegon.

4. Juara 1 FLS2N, Design Poster.

5. Juara 1 Scrabble Esa Festival Universitas Tirtayasa (UNTIRTA).

6. Juara 2 Debate English Darunnajah.

7. Juara 2 Deskripsi Gambar Bahasa Arab Darunnajah.

8. Juara 2 Kejuaraan Wilayah Pencak Silat Kelas H Putri.

9. Juara 2 Kejuaraan Wilayah Pencak Silat Kelas J Putri.

10. Juara 2 POPDA, Pencak Silat Kelas H.

11. Juara 2 Quick and Smart Esa Festival Universitas Tirtayasa (UNTIRTA).

12. Juara 3 Kejuaraan Wilayah Pencak Silat Kelas F Putri.

13. Juara 3 POPDA, Pencak Silat Kelas F Putri.

14. Juara 3 POPDA, Pencak Silat Kelas G Putri.

15. Juara 3 POPDA, Pencak Silat Kelas H Putra.

16. Juara 3 POPDA, Pencak Silat Kelas I Putra.

17. Best Speaker Debate English DIKNAS.

- Tingkat Kabupaten:

1. Juara 1 Debate English DIKNAS.

2. Juara 1 POPKAB, Pencak Silat Kelas H Putra.

51
3. Juara 1 POPKAB, Pencak Silat Kelas F Putri.

4. Juara 1 POPKAB, Pencak Silat Kelas G Putri.

5. Juara 1 POPKAB, Pencak Silat Kelas H Putri.

6. Juara 1 POPKAB, Seni Beregu Putri.

7. Juara 1 Olimpiade Sains Nasional Bidang TIK.

8. Juara 1 Olimpiade Sains Nasional Bidang Astronomi.

9. Juara 1 Olimpiade Sains Nasional Bidang Kebumian.

10. Juara 1 Olimpiade Sains Nasional Bidang Biologi.

11. Juara 1 Olimpiade Sains Nasional Bidang Ekonomi.

12. Juara 1 FLS2N, Design Poster.

13. Juara 1 O2SN, Pencak Silat Kelas E.

14. Juara 2 Debat Indonesia DIKNAS.

15. Juara 2 Renang.

16. Juara 2 Olimpiade Sains Nasional Bidang Kebumian.

17. Juara 2 Olimpiade Sains Nasional Bidang Biologi.

18. Juara 2 Olimpiade Sains Nasional Bidang Ekonomi.

19. Juara 2 Olimpiade Sains Nasional Bidang Kimia.

20. Juara 2 FLS2N, Design Poster.

21. Juara 2 FLS2N, Membaca Puisi.

22. Juara 2 FLS2N, Short Movie.

23. Juara 2 O2SN, Badminton.

24. Juara 3 POPKAB, Pencak Silat Kelas B Putra.

25. Juara 3 POPKAB, Pencak Silat Kelas D Putra.

26. Juara 3 POPKAB, Pencak Silat Kelas F Putra.

27. Juara 3 POPKAB, Pencak Silat Kelas G Putra.

28. Juara 3 POPKAB, Pencak Silat Kelas E Putri.

29. Juara 3 FLS2N, Seni Kriya.

30. Juara 3 O2SN, Basket

52
* Penerimaan Guru dan Karyawan Baru di Nurul Fikri Boarding School

Lembang

Penerimaan Guru dan Karyawan Baru

Bagi saudara-saudara yg suka tantangan di dunia pendidikan kami menunggu kiprah

Saudara untuk bergabung bersama kami mendidik putra-putri bangsa di Nurul Fikri

Boarding School Lembang untuk posisi :

1. Teknologi Informasi dan Komputer (TI)

2. Wali Asrama Putra (WAPA)

3. Wali Asrama Putri (WAPI)

4. Guru Tahfidh Putra (TP)

5. Guru Kitab berbahasa Arab (GK)

Persyaratan :

1. WNI

2. Beragama Islam (perempuan mengenakan jilbab)

3. Orientasi kerja dalam tim

4. Memili fleksibilitas baik

5.Memiliki loyalitas baik

6.Memiliki kemauan belajar tinggi

7. Pada bulan Juli 2019 usia maksimum 35 tahun.

@Khusus

1. Untuk guru, lulusan S1 PTN dgn jurusan yang linier

2. Memiliki kemampuan dan passion dalam mengajar (guru)

3. Memiliki kemampuan untuk melayani siswa secara optimal (guru)

*Rangkaian Seleksi :

1. Berkas diterima paling lambat Tgl 26 Juni 2019

2. Seleksi tgl 29 dan 30 Juni 2019

53
Materi Seleksi :

1. Kemampuan Bidang Studi Ajar (guru)

2. Microteaching (guru)

3. English Test (semua)

4. Interview (semua)

5. Psikotest (semua)

6. Hafalan (guru Qur‘an)

7. Baca Qur‘an (semua)

8. Kemampuan teknis (perawat)

9. Kesehatan (semua)

Fasilitas :

1. Gaji di atas UMK. Kab. Bandung

2. Tempat Tinggal*)

3. THR dan THT*)

4. Kesehatan*

5.Makan, listrik, air selama di tempat kerja

6. Pembinaan Pegawai Rutin (Profesional dan Keislaman)

Lamaran diisi via form

Yang dilampirkan :

1. CV

2. FC ijazah S1

3.FC transkrip nilai S1

4.FC sertifikat-sertifikat

5.FC KTP

6.Pas Foto 3 x 4

7. FC surat Paklaring dari tempat kerja sebelumnya (bagi yang punya)

54
F. PENUTUP

Dari serangkaian kunjungan kerja atau studi banding di smp sma nurul fikri

sangat menghasilkan manfaat tentang bagaimana menerapkan 8 standar nasional

pendidikan agar dapat berjalan secara baik dengan membandingkan pelaksanaannya

yang telah dilakukan oleh SMP SMA Nurul fikri, sehingga kekurangan-kekurangan

yang ada dapat dilengkapi sehingga akan lebih cepat dalam mencapai tujuan yang

ingin dicapai.

G. KESIMPULAN

Kesimpulan dari kegiatan ini adalah Bahwa SMP SMA Nurul fikri dalam

melaksanakan 8 standar pendidikan khususnya standar pengelolaantelah berhasil

diterapkan dengan baik sehingga menciptakan sekolah yang unggulan dan berprestasi

sesuaidenfan visi misinya.

H. SARAN

Kegiatan tersebut agar dapat bermanfaat untuk kemajuan SMP dan SMA NURUL

FIKRI dan pihak kampus Pascasarjana IAIN Syekh Nurjati Cirebon khususnya bagi

para mahasiswa prodi MPI.

55
STANDAR PEMBIAYAAN PENDIDIKAN

(STUDI BANDING DI PONDOK PESANTREN NURUL FIKRI LEMBANG)

Oleh:
Ade Aspandi (17086010022)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan tidak akan bisa berjalan tanpa adanya pembiayaan dalam

pendidikan tersebut. Pembiayaan pendidikan merupakan komponen wajib

dalam pelaksanaan pendidikan. Sebuah sekolah memerlukan standar

pembiayaan pendidikan guna mendukung proses pendidikan yang

berlangsung dalam sekolah tersebut. Pembiayaan pendidikan telah diatur

dalam UUD Negara Republik Indonesia 1945 (Amandemen IV) yang

menyatakan bahwa setiap warga negara berhak mendapat pendidikan; setiap

warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib

membiayainya; pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem

pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta

akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur

dengan undang-undang; negara memprioritaskan anggaran pendidikan

sekurang-kurangnya dua puluh persen dari Anggaran Pendapatan dan Belanja

Negara (APBN) serta dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)

untuk memenuhi kebutuhan penyelenggaraan pendidikan nasional;

pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menjunjung

tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban serta

kesejahteraan umat manusia Menurut PP No. 32 tahun 2013 standar

pembiayaan pendidikan adalah kriteria mengenai komponen dan besarnya

biaya operasi satuan peandidikan yang berlaku.selama satu tahun. Menurut

Mulyono, MA standar pembiayaan pendidikan adalah sebuah analisis

56
terhadap sumber-sumber pendapatan dan penggunaan biaya yang

diperuntukan sebagai pengelolaan pendidikan secara efektif dan efisien dalam

rangka mencapai tujuan yang telah ditentukan.

Sebagai mahasiswa jurusan Manajemen Pendidikan Islam, salah satu

mata kuliah yang diambil di jurusan ini adalah mengenai standar mutu

pendidikan.Semua mahasiswa magister jurusan MPI semester 3 di IAIN

Syekh Nurjati Cirebon diharuskan untuk melakukan penelitian disebuah

sekolah ataupun pondok pesantren mengenai delapan standar

pendidikan.Salah satu penelitian dari delapan standar pendidikan tersebut

adalah mengenai standar pembiayaan pendidikan.Mahasiswa pada jurusan

MPI di IAIN Syekh Nurjati Cirebon ini sepakat untuk melakukan penelitian

disebuah pondok pesantren di Lembang Bandung yang juga menyediakan

pendidikan formal (sekolah SMP dan SMA), pondok pesantren tersebut

adalah pondok pesantren Nurul Fiqri.Dari beberapa standar pendidikan yang

wajib dimiliki dalam sebuah lembaga pendidikan, saya tertarik untuk lebih

mengamati mengenai standard pembiayaan pendidikan di pondok pesantren

Nurul Fiqri Bandung.

B. Maksud dan Tujuan

1. Maksud Kegiatan

Maksud dalam kegiatan ini adalah untuk melakukan studi banding dan

observasi langsung ke pondok pesantren Nurul Fiqri Bandung dalam

meneliti penerapan standar pendidikan di Sekolah.

2. Tujuan Kegiatan

Tujuan dari kegiatan Studi banding ini adalah

 Melakukan penelitian langsung di lapangan tentang penerapan standar

pendidikan di sebuah lembaga pendidikan.

 Sarana rekreasi mahasiswa dalam menyelesaikan tugas akhir kuliah

dalam mata kuliah standard mutu pendidikan.

57
C. Bentuk Kegiatan

Kegiatan yang dilakukan pada mata kuliah pembiayaan pendidikan ini

adalah dengan melakukan studi banding ke sebuah pondok pesantren yang

juga menyediakan lembaga pendidikan formal yaitu sekolah SMP dan SMA.

Studi banding dilakukan untuk melakukan observasi langsung di lapangan

tentang penerapan standar pembiayaan di sekolah tersebut yang dilakukan

dengan terjun langsung ke lapangan dan mewawancarai beberapa narasumber

yang berkaitan dengan permasalahan dalam studi banding ini seperti pemilik

yayasan, kepala sekolah, guru dan tenaga tata usaha.

D. Pelaksanaan Kegiatan

Kegiatan studi banding ini dilakukan selama satu hari yaitu pada hari

Senin, 22 Juli 2019 Pada Pukul 09.00 – 11.00 WIB di Pondok Pesantren

Nurul Fiqri Lembang Bandung.

E. Peserta Kegiatan

Pada kegiatan studi banding ini diikuti oleh semua mahasiswa jurusan

manajemen pendidikan islam di IAIN Syekh Nurjati Cirebon yang mengikuti

mata kuliah standar mutu pendidikan dengan jumlah mahasiswa 14 orang dan

1 orang dosen mata kuliah sebagai pembimbing.

58
BAB II

HASIL PENELITIAN

A. Standar Pembiayaan Pendidikan

Sistem pembiayaan pendidikan merupakan proses dimana pendapatan

dan sumber daya tersedia digunakan untuk memformulasikan dan

mengoperasionalkan sekolah. Sistem pembiayaan pendidikan sangat

bervariasi tergantung dari kondisi masing-masing negara seperti kondisi

geografis, tingkat pendidikan, kondisi politik pendidikan, hukum pendidikan,

ekonomi pendidikan, program pembiayaan pemerintah dan administrasi

sekolah. Sementara itu terdapat beberapa faktor yang perlu diperhatikan untuk

mengetahui sesuai tidaknya sistem dengan kondisi negara. Setiap keputusan

dalam masalah pembiayaan sekolah akan mempengaruhi bagaimana sumber

daya diperoleh dan dialokasikan. Oleh karena itu perlu dilihat siapa yang akan

dididik dan seberapa banyak jasa pendidikan dapat disediakan, bagaimana

mereka akan dididik, siapa yang akan membayar biaya pendidikan. Demikian

pula sistem pemerintahan seperti apa yang paling sesuai untuk mendukung

sistem pembiayaan pendidikan.

Standar Pembiayaan Pendidikan diatur berdasarkan Peraturan Menteri

Pendidikan Nasional Nomor 69 Tahun 2009 tentang Standar Biaya Operasi

Nonpersonalia Tahun 2009 untuk Sekolah Dasar/ Madrasah Ibtidaiyah

(SD/MI), Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs),

Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA), Sekolah Menengah

Kejuruan (SMK), Sekolah Dasar Luar Biasa (SDLB), Sekolah Menengah

Pertama Luar Biasa (SMPLB), dan Sekolah Menengah Atas Luar Biasa

(SMALB).

Pembiayaan pendidikan terdiri atas biaya investasi, biaya operasi, dan

biaya personal.Biaya investasi satuan pendidikan sebagaimana dimaksud di

atas meliputi biaya penyediaan sarana dan prasarana, pengembangan

59
sumberdaya manusia, dan modal kerja tetap.Biaya personal sebagaimana

dimaksud pada di atas meliputi biaya pendidikan yang harus dikeluarkan oleh

peserta didik untuk bisa mengikuti proses pembelajaran secara teratur dan

berkelanjutan.

Biaya operasi satuan pendidikan sebagaimana dimaksud di atas

meliputi:

 Gaji pendidik dan tenaga kependidikan serta segala tunjangan yang

melekat pada gaji,

 Bahan atau peralatan pendidikan habis pakai, dan

 Biaya operasi pendidikan tak langsung berupa daya, air, jasa

telekomunikasi, pemeliharaan sarana dan prasarana, uang lembur,

transportasi, konsumsi, pajak, asuransi, dan lain sebagainya.

B. Standar Pembiayaan Pendidikan di Pondok Pesantren Nurul Fiqri

Lembang

Pondok pesantren Nurul Fiqri Bandung merupakan sebuah lembaga

pendidikan yang berbasis islam yang terletak di Lembang Kabupaten

Bandung. Pondok pesantren ini memiliki lembaga formal yaitu sebuah SMP

dan SMA.Pondok pesantren ini diketahui memiliki visi menjadi lembaga

pendidikan berbasis kepesantrenan yang memiliki keunggulan dalam

menghasilkan generasi yang saleh, memiliki pemahaman syar‘i, dan

kompetensi di bidang sains dan teknologi, serta jiwa kepemimpinan. Di

samping itu, Pondok Pesantren Nurul Fikri juga memiliki beberapa misi

pendidikan, yaitu:

 Menyelenggarakan sistem pendidikan yang kondusif terhadap

pembentukan pribadi yang saleh.

 Mengembangkan sistem pendidikan yang berorientasi pada terciptanya

generasi yang memiliki pemahaman syar‘i dan kompetensi di bidang sains

dan teknologi.

60
 Membentuk generasi yang memiliki jiwa kepemimpinan serta peduli

terhadap umat.

 Berperan dalam dakwah keumatan dan mendorong terciptanya masyarakat

madani.

Dalam pencapaian visi misi tersebut tentulah perlu didukung dengan

sumber daya manusia yang berkualitas, sistem pendidikan yang jelas,

sarana dan prasarana serta unsur dari pendanaan yang tertuang dalam

standar pembiayaan pendidikan.

Berdasarkan hasil observasi atau studi banding di pondok pesantren

Nurul Fiqri tersebut, untuk sistem pembiayaan sendiri sekolah tersebut

tidak memberikan penjelasan yang rinci.Namun, diungkapkan oleh pemilik

yayasan tersebut bahwa pondok pesantren dan sekolah merupakan satu

kesatuan dan untuk sistem pembiayaan sudah sesuai dengan standar

pembiayaan yang diatur dalam undang-undang. Penggunaan sumber dana

baik yang bersumber dari APBN, BOS, maupun dari iuran siswa sudah di

alokasikan yang peruntukannya yaitu untuk biaya investasi, biaya oprasi

dan biaya personal. Pembiayaan pendaftaran disekolah tersebut untuk

tahun ini adalah sebesar Rp. 500.000,00 (lima ratus ribu rupiah) baik untuk

SMA maupun SMP biaya pendaftaran melputi biaya administrasi untuk

awal masuk pondok pesantren tersebut. Sementara itu, untuk kebutuhan-

kebutuhan lainnya dalam memenuhi biaya investasi, oprasi dan personal

karena sekolah tersebut juga menyediakan pondok pesantren dimana siswa

wajib menginap di pondok pesantren tersebut, pada hasil penelitian siswa/

santri pada awal masuk sekolah harus membayar biaya sebesar Rp

100.000.000 (seratus juta rupiah) untuk jenjang SMA dan 68.500.000

(enam puluh delapan juta lima ratus rupiah) untuk jenjang SMP, biaya

tersebut digunakan selain untuk kebutuhan pembiayaan yang disebutkan

tadi juga untuk kebutuhan pribadi santri seperti misalnya baju seragam,

61
penginapan, uang makan, serta pembelajaran intensif yang dilakukan diluar

jam belajar. Sementara itu untuk spp setiap bulannya pada santri

dibebankan biaya Rp. 2.800.000 (Dua juta delapan ratus ribu rupiah) untuk

santri SMA dan Rp. 2.500.000 (Dua juta lima ratus ribu rupiah) untuk

Santri SMP.

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa pondok pesantren Nurul

Fiqri sudah sangat mempersiapkan segala sesuatunya termasuk memenuhi

standar biaya pendidikan yang diterapkan dalam undang-undang. Meski

dalam hal pembebanan biaya pendidikan pada santri di pondok pesantren

ini cenderung masuk dalam kategori mahal, namun karena kualitas dan

sistem yang jelas, pondok pesantren ini sangat diminati oleh masyarakat

sampai mendatangkan santri-santri dari berbagai daerah.

62
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil studi banding peneliti ke sebuah pondok pesantren

di lembang Bandung yaitu pondok pesantren Nurul Fiqri diperoleh bahwa

kualitas sebuah lembaga pendidikan tidak ditentukan oleh kesiapan sebuah

lembaga pendidikannya sendiri dalam melaksanakan komponen standar mutu

pendidikan. Sekolah dengan pembebanan biaya pendidikan yang mahal

namun dengan kualitas pendidikan yang baik dan memuaskan tetap akan

diminati oleh masyarakat. Pondok pesantren Nurul Fiqri Bandug mampu

menjalankan standar pembiayaan di sekolah tersebut hal itu dapat dilihat dari

berbagai aspek mulai dari sarana prasarana yang memadai, kesejahteraan guru

juga kepuasan santri atau siswa di lembaga tersebut.

B. Saran

Studi banding mengenai standar mutu pendidikan yang dikhususkan

pada standar pembiayaan pendidikan di pondok pesantrn Nurul Fiqri ini

perlu dilakukan kajian lebih dalam dan tidak bias dijadikan satu-satunya

sumber bagi setiap sekolah dalam melakukan penelitian terhadap

penerapan standar pembiayaan pendidikan.Perbandingan dan penelitian di

lembaga-lembaga lain pun perlu dilakukan sebagai pendukung dan penguat

bagaimana standard pembiayaan pendidikan diterapkan secara optimal di

suatu lembaga pendidikan.

63
STANDAR SARANA DAN PRASARANA

PESANTREN PENDIDIKAN ISLAM MADANI

NURUL FIKRI BOARDING SCHOOL LEMBANG

Oleh:

Fikriyah Istiqlaliyani (17086010025)


Umi Hanifah (17086010034)

Standar Nasional Pendidikan adalah kriteria minimal sistem pendidikan di

seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia hal ini tercantum pada

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005. Ada 8 standar nasional pendidikan

antara lain, standar isi, standar kompetensi lulusan, standar proses, standar sarana dan

prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, standar penilaian dan standar

pendidik & tenaga kependidikan.

Dalam hal ini akan di bahas tentang salah satu dari 8 standar diatas, yaitu

standar sarana dan prasarana. Standar sarana dan prasarana adalah standar nasional

pendidikan yang berkaitan dengan kriteria minimal tentang ruang belajar, tempat

berolahraga, tempat beribadah, perpustakaan, laboratorium, bengkel kerja, tempat

bermain, tempat berkreasi dan berekreasi, serta sumber belajar lain yang diperlukan

untuk menunjang proses pembelajaran, termasuk penggunaan teknologi informasi dan

komunikasi.

Pengertian Sarana dan Prasarana Pendidikan

Sarana pendidikan itu sendiri adalah perlengkapan yang diperlukan untuk

menyelenggarakan pembelajaran yang dapat dipindah-pindah hal ini tercantum dalam

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2007 Glosarium.

Sedangkan prasarana pendidikan adalah fasilitas dasar yang diperlukan untuk

menjalankan fungsi satuan pendidikan. Adapun isi dari sarana dan prasarana anatara

lain yaitu, lahan sekolah adalah bidang permukaan tanah yang di atasnya terdapat

prasarana sekolah meliputi bangunan satuan pendidikan, lahan praktek, lahan untuk

prasarana penunjang, dan lahan pertamanan untuk menjadikan satuan pendidikan

suatu lingkungan yang secara ekologis nyaman dan sehat dan bangunan gedung

64
sekolah adalah gedung yang sebagian atau seluruhnya berada di atas lahan, yang

berfungsi sebagai tempat untuk melakukan pembelajaran pada pendidikan formal.

Pengertian lain dari sarana & prasarana adalah bahwa sarana pendidikan adalah suatu

alat yang secara langsung menunjang berjalannya proses pendidikan, terutama dalam

proses belajar mengajar agar tercapainya tujuan pendidikan yang efektif. Sedangkan

prasarana pendidikan adalah seluruh alat yang menjadi pelengkap yang bersifat tidak

langsung untuk menunjang berjalannya proses pendidikan demi mencapai tujuan

yang telah direncanakan. Prasarana bersifat tidak langsung akan tetapi

penggunaannya bersifat tidak langsung, contohnya seperti taman sekolah yang dapat

digunakan sebagai objek pembelajaran biologi atau pembelajaran lingkungan hidup.

Jenis-Jenis Sarana dan Prasarana

Menurut Bernawi dan Arifin (2012:49), sarana dan prasarana dapat

diklafikasikan sebagai berikut:

a. Sarana Pendidikan

 Berdasarkan habis tidaknya, berdasarkan klasifikasi ini juga dibagi menjadi dua

macam yaitu sarana pendidikan yang habis dipakai dan sarana yang tahan lama.

 Berdasarkan bergerak tidaknya, sarana pendidikan berdasarkan bergerak

tidaknya juga dibagi menjadi dua macam yaitu sarana yang dapat bergerak dan sarana

yang tidak dapat bergerak.

 Berdasarkan hubungan sarana tersebut proses pembelajaran dibagi menjadi tiga

macam yaitu alat peraga, alat pelajaran, dan media pembelajaran.

b. Prasarana Pendidikan

 Prasarana langsung adalah prasarana yang secara langsung digunakan dalam

proses pembelajaran.

 Prasarana tidak langsung adalah prasarana yang tidak digunakan dalam proses

pembelajaran, tetapi sangat menunjang proses pembelajaran.

Peranan Sarana dan Prasarana

Rahmawati dalam Barnawi dan Arifin (2013:44), mengatakan bahwa untuk

mencapai derajat pembelajaran yang berkualitas, perlu dikembangkan berbagai

65
fasilitas kelembagaan dalam membangun sikap, semangat dan budaya perubahan.

Sekolah yang berkualitas identik dengan sekolah yang telah memenuhi kebutuhan

sarana dan prasarana dan memadai, sebab harus ada keseimbangan antara kebutuhan

dan ketersedian sarana dan prasarana. Sarana dan prasarana sangatlah penting untuk

dikelola dengan baik. Apabila terjadi kesenjangan, maka akan berdampak bagi

berlangsungnya proses pendidikan yaitu belajar dan mengajar. Hal ini juga akan

berdampak kepada kualitas hasil yang diperoleh.

Menurut Barnawi dan Arifin (2013:46), fungsi dari sarana yaitu untuk

memudahkan proses pembelajaran, menyampaikan materi pelajaran. Sedangkan

fungsi prasarana yaitu untuk memudahkan penyelenggaraan pendidikan. Dari uraian

tersebut, sarana dan prasarana sangatlah penting demi berjalannya suatu proses

pembelajaran. Sarana dan prasarana juga berfungsi sebagai komponen untuk

mempermudah proses pendidikan. Oleh sebab itu, sarana dan prasarana harus

terlaksana di setiap proses pendidikan agar tercapainya pendidikan yang optimal dan

efektif. Hal ini telah tertera dalam standar pendidikan yang telah dirangkai oleh

pemerintah.

Standar Sarana dan Prasarana

Menurut Barnawi dan Arifin (2012:47), sarana dan prasarana sangatlah

penting untuk dipenuhi oleh setiap lembaga pendidikan. Sebagai lembaga pendidikan,

sekolah memerlukan dukungan sarana dan prasarana pendidikan. Sarana dan

prasarana pendidikan adalah material pendidikan yang sangat penting.

Berdasarkan UU No. 20 Tahun 2003 pasal 45 mengenal sarana dan prasarana

yaitu:

1. Setiap satuan pendidikan formal dan non formal menyediakan sarana dan

prasarana yang memenuhi keperluan pendidikan sesuai dengan dengan pertumbuhan

dan perkembangan potensi fisik, kecerdasan, intelektual, sosial, emosional, dan

kejiwaan peserta didik.

66
2. Ketentuan mengenai penyediaan sarana dan prasarana pendidikan pada semua

satuan pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur lebih lanjut dengan

peraturan pemerintah.

Hal tersebut sebagaimana telah ditegaskan dalam peraturan pemerintah, Dalam

Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 bahwa standar sarana prasarana adalah

standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan kriteria minimum tentang ruang

belajar, tempat bermain, tempat berekreasi, serta sumber belajar lain yang menunjang

proses pembelajaran. Dari uraian diatas menunjukkan bahwa sarana dan prasarana

sangatlah penting adanya, karena sarana dan prasarana merupakan salah satu faktor

penunjang berhasilnya proses pendidikan. Apabila sarana dan prasarana tidak

dipenuhi, maka akan mengganggu dan tidak akan berhasilnya proses pendidikan.

Paparan Hasil Observasi/Wawancara

Berikut beberapa paparan hasil observasi sarana & prasarana di Pesantren

Pendidikan Islam Madani Nurul Fikri Boarding School Lembang :

a. Masjid ( Sholahuddin Al Ayyubi )

b. Laboratorium

 Laboratorium Komputer

 Laboratorium Biologi

 Laboratorium Kimia

c. Kamar Asrama

d. Resto

e. Gedung Sekolah

f. Lapangan Olahraga & Lapangan Footsal Outdoor

g. UKS ( Unit Kesehatan Sekolah )

h. Mini Market

i. Guest House

j. Perpustakaan

k. ATM

l. Layanan Loundry

67
Berikut beberapa dokumentasi sarana prasarana di Pesantren Pendidikan

Islam Madani Nurul Fikri Boarding School Lembang :

a. Masjid

b. Lapangan Olahraga

c. Resto

68
d. Tempat berkumpul siswa

e. Asrama

f. Tempat Wudhu

69
g. Kamar Mandi

70
STANDAR PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN SEBAGAI

STRATEGI MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN

(Study Kasus di SMA Boarding School Nurul Fikri Lembang)

Oleh:
Hety Mariyanah (17086010027)
Muhammad Zainul Muttaqin Eka Wiratna (17086010030)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sumber daya manusia yang handal dan berkualitas sangat dipengaruhi

dengan latar belakang pendidikan yang dimiliki. Pendidikan menjadikan sumber

daya manusia yang lebih cepat mengerti dan siap dalam menghadapi perubahan di

lingkungan kerja. Jadi tidaklah heran jika suatu negara yang memiliki penduduk

dengan tingkat pendidikan yang tinggi akan mempunyai tingkat pertumbuhan

ekonomi yang pesat. Upaya perbaikan dibidang pendidikan merupakan suatu

keharusan untuk selalu dilaksanakan agar suatu bangsa dapat maju dan

berkembang seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Beberapa

upaya telah dilaksanakan demi meningkatkan mutu pendidikan seperti melalui

kompetensi guru, penyempurnaan kurikulum serta memberikan sarana pendidikan

yang lebih baik dan lain sebagainya.

Pendidikan adalah suatu pembelajaran yang didapat melalui proses

transfer yang didapat dari guru maupun dari orang tua dan lingkungan untuk dapat

menjadikan anak-anak berpikir dan bertindak lebih dewasa dalam segala hal. Saat

ini pendidikan merupakan suatu keharusan untuk dilaksanakan agar suatu bangsa

dapat maju dan berkembang seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan

teknologi. Pada dasarnya pendidikan yang dimiliki anak bangsa adalah untuk

menyiapkan menghadapi masa depan agar hidup lebih sejahtera secara umumnya

sebagai warga masyarakat , bangsa maupun negara.

71
Jika dilihat secara saksama bahwa pokok persoalan pendidikan yang

sering dibicarakan selama ini lebih terfokus pada permasalahan kurikulum yang

ada sekarang ketimbang kepada masalah pendidiknya. Pendidik atau guru dalam

hal ini memang belum sepenuhnya mendapat perhatian oleh praktisi pendidikan

dan pengambil kebijakan pendidikan.

Adapun tujuan pendidikan Nasional yang tertuang dalam Undang-undang

No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 3 yaitu pendidikan

Nasioanal berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta

peradaban bangsa yang bermatabat dalam rangka mencerdas kehidupan bangsa

serta mengembangkan potensi peseta didik agar menjadi manusia yang beriman

dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,sehat, berilmu,

cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis seta

bertanggung jawab.1

Rendahnya mutu kelulusan serta penyelesaian masalah pendidikan yang

tidak tuntas dan kadang kala berorientasi pada proyek dan hasilnya sering kali

hasil pendidikan mengecewakan masyarakat. Kualitas pendidikan yang kurang

sesuai dengan kebutuhan pasar tenaga kerja dan pembangunan cenderung

mempersalahkan dan menggugat sekolah. Jika dilihat dari segi moral dan akhlak

maka sumber daya manusia yang dimiliki sebagai generasi penerus belum

sepenuhnya memuaskan. Untuk memecahkan permasalahan tersebut diperlukan

usaha keras dari semua pihak secara sinergis.

Salah satu upaya yang telah dilakukan oleh pemerintah untuk

meningkatkan mutu pendidikan adalah dengan memberlakukan Kurikulum

Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Guru merupakan kunci utamanya sehebat

apapun kurikulum dan sistem pendidikan tanpa didukung kualitas guru yang baik

maka tidak akan mencapai hasil yang maksimal. Oleh sebab itu guru diharapkan

memiliki kompetensi untuk melaksanakan tugas dan fungsinya secara efektif dan

efesien. Dengan kompetensi yang dimiliki selain dapat menguasai materi,

1
Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.

72
mengolah program belajar mengajar dan dapat melaksanakan evaluasi dan

mengadminstrasikannya.

Oleh karena itu guru setidaknya mampu menyusun instrument tes maupun

non tes dan mampu membuat keputusan bagi posisi siswanya apakah

penguasaanya telah dicapai secara optimal atau belum. Kemampuan yang dimiliki

guru yang akan menjadikan suatu kegiatan rutin untuk melakukan pengukuran dan

mengevaluasi dari kompetensi siswanya sehingga dapat menentukan kebijakan

pembelajaran untuk selanjutnya.

B. Ruang Lingkup Kajian

Berdasarkan uraian di atas maka adapun ruang lingkup kajiannya adalah

sebagai berikut:

1. Bagaimana standar tenaga pendidik dan kependidikan di SMA Boarding School

Lembang?

2. Bagaimana mutu pendidikan di SMA Boarding School Lembang?

C. Tujuan

Adapun tujuannya ditilik dari ruang lingkup kajian di atas adalah sebagai

berikut:

1. Untuk mengetahui standar tenaga pendidik dan kependidikan di SMA Boarding

School Lembang?

2. Untuk mengetahui mutu pendidikan di SMA Boarding School Lembang?

D. Metode Pembahasan

Dalam tulisan ini, penulis menggunakan metode kualitatif deskriptif.

73
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan

Pendidik dalam kamus besar bahasa Indonesia ( KBBI ) berasal dari kata

dasar didik yang berarti memelihara dan memberi latihan (ajaran, tuntunan,

pimpinan) mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran dan mendapat imbuhan pe-

sehingga menjadi pendidik yang berarti orang yang mendidik. Sedangkan menurut

istilah pendidik berarti orang-orang yang bertanggung jawab terhadap

perkembangan anak didik dengan mengupayakan perkembangan seluruh potensi

anak didik baik potensi afektif, potensi kognitif maupun potensi psikomotorik.2

Sementara Suryosubroto3 mengartikan pendidik ialah orang dewasa yang

bertanggung jawab memberi pertolongan pada peserta didiknya dalam

perkembangan jasmani dan rohaninya, agar mencapai tingkat kedewasaan, mampu

berdiri sendiri dan memenuhi tingkat kedewasaannya mampu mandiri dalam

memenuhi tugasnya sebagai hamba dan khalifah Allah SWT dan mampu

melakukan tugas sebagai makhluk sosial dan sebagai makhluk individu yang

mandiri.

Pendidik merupakan orang dewasa yang bertanggung jawab mendidik

kepada anak didiknya untuk mengupayakan perkembangan seluruh potensi yang

ada pada setiap anak didik agar mencapai tingkat kedewasaan, mampu berdiri

sendiri dan memenuhi tingkat kedewasaannya mampu mandiri dalam memenuhi

tugasnya sebagai hamba dan khalifah Allah SWT dan mampu melakukan tugas

sebagai makhluk sosial dan sebagai makhluk individu yang mandiri.

Dalam Undang-Undang No 20 tahun 2003 pasal 37 ayat 2 yang berbunyi:

―Pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan

melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan

pembimbingan dan pelatihan kepada masyarakat terutama bagi pendidikan pada


2
Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1992),
h.74.
3
Suryosubroto, Beberapa Aspek Dasar Kependidikan, (Jakarta: Bina Aksara, 1983), h.26.

74
perguruan tinggi‖. Selanjutnya dalam ayat 3 berbunyi: ―Pendidik yang mengajar

dalam satuan pendidikan dasar dan menengah disebut guru dan pendidik yang

mengajar di satuan pendidikan tinggi disebut dosen‖.4

Jadi yang dimaksud pendidik di sini adalah seorang guru yang ada pada

sebuah lembaga pendidikan yang memberikan ilmu pengetahuannya kepada

peserta didik.

Semua orang yakin bahwa guru memiliki andil yang sangat besar

terhadap keberhasilan pembelajaran di Madrasah. Guru sangat berperan dalam

membantu perkembangan peserta didik untuk mewujudkan tujuan hidupnya secara

optimal. Minat, bakat, kemampuan, dan potensi-potensi yang dimiliki oleh peserta

didik tidak akan berkembang secara optimal tanpa bantuan guru.Dalam kaitan ini

guru perlu memperhatikan peserta didik secara individual, karena antara satu

peserta didik dengan yang lain memiliki perbedaan yang sangat mendasar.

Disamping itu, untuk meningkatkan mutu pendidikan di Madrasah,guru

perlu membantu pertumbuhan dan perkembangan peserta didik.Guru memiliki

peranan yang sangat penting dalam membentuk kepribadian anak, guna

menyiapkan dan mengembangkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas

pula.

Kemudian, hal yang tidak kalah penting adalah guru juga harus berpacu

dalam pembelajaran, dengan memberikan kemudahan belajar bagi seluruh peserta

didik, agar dapat mengembangkan potensi mereka secara optimal. Dalam hal ini,

guru harus kreatif, professional, dan menyenangkan, dengan memposisikan diri

sebagai:

1. Orang tua yang penuh kasih sayang pada peserta didiknya.

2. Teman, tempat mengadu, dan mengutarakan perasaan bagi peserta didik.

3. Fasilitator yang selalu siap memberikan kemudahan, dan melayani peserta didik

sesuai minat, kemampuan, dan bakatnya.

4
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.

75
Untuk dapat terimplementasinya tuntutan di atas, maka guru harus

mampu memaknai pembelajaran, serta menjadikan pembelajaran sebagai ajang

pembentukan kompetensi dan perbaikan kualitas pribadi peserta didik. Untuk

kepentingan tersebut, dengan memeperhatikan 10 (sepuluh) peran guru dalam

meningkatkan mutu pendidikan terkhusus di lembaga pendidikan Islam atau

Madrasah, yakni guru sebagai pendidik, pengajar, pembimbing, pelatih,penasehat,

pembaharu (inovator), model dan teladan, peneliti, pendorong kreatifitas, pekerja

rutin, dijelaskan secara rinci sebagai berikut:5

1. Guru sebagai pendidik

Guru sebagai pendidik, harus menjadi tokoh, panutan, dan identifikasi

bagi para peserta didik dan lingkungannya. Oleh karena itu, guru harus

memiliki standar kualitas pribadi tertentu, yang mencakup tanggung jawab,

wibawa, mandiri, dan disiplin.

2. Guru sebagai Pengajar

Guru yang bertugas sebagai orang yang menjelaskan sesuatu , guru

harus berusaha membuat sesuatu menjadi jelas bagi peserta didik, dan lebih

terampil dalam memecahkan masalah.Dalam menjelaskan pelajaran pada

peserta didik, guru perlu melakukan:

a. Membuat ilustrasi

b. Mendefinisikan,

c. Menganalisis,

d. Mensintesis,

e. Bertanya,

f. Merespon,

g. Mendengarkan,

h. Menciptakan kepercayaan, dan

i. Menyajikan metode pembelajaran yang bervariasi.

5
E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011), h.36-37.

76
3. Guru sebagai Pembimbing

Guru sebagai pembimbing harus memiliki kompetensi yang tinggi

dalam empat hal sebagai berikut:

a. Guru harus merencanakan tujuan dan dan mengidentifikasikan kompetensi

yang hendak dicapai

b. Guru harus melihata keterlibatan peserta didik dalam pembelajaran

c. Guru harus memaknai kegiatan pembelajaran

d. Guru harus melaksanakan penilaian.

4. Guru sebagai Pelatih

Guru sebagai pelatih harus memperhatikan kompetensi dasar dan

materi standar dan mampu memeperhatikan perbedaan individual peserta didik

dan lingkungannya. Untuk itu guru harus lebih banyak tahu melalui

belajar.Untuk itu guru harus selalu belajar sepanjang hayat (long life

education).

5. Guru Sebagai Penasehat

Guru sebagai penasehat harus dapat menyadari perannya sebagai orang

kepercayaan, dan penasehat secara lebih mendalam, ia harus memahami

psikologi kepribadian dan ilmu kesehatan mental anak.Pendekatan psikologis

dan mental helath ini akan membantu guru dalam menjalankan fungsinya

sebagai penasehat.

6. Guru Sebagai Pembaharu (Inovator)

Guru sebagai pembaharu harus mampu menerjemahkan pengalaman

yang telah lalu ke dalam kehidupan yang bermakna bagi peserta didik.

7. Guru Sebagai Model dan Teladan

Guru sebagai model harus mampu memberikan contoh atau teladan

bagi para peserta didik dan masyarakat.Sebagai teladan, tentu saja pribadi dan

apa saja yang dilakukan guru akan mendapat sorotan peserta didik serta orang

yang di sekitar lingkungannya yang menganngap atau mengakuinya sebagai

77
guru. Dengan kata lain guru yang profesional harus mampu menjadi contoh di

tengah-tengah masyarakat dengan memiliki sikap kepribadian yang baik.

8. Guru Sebagai Peneliti

Pembelajaran merupakan sebuah seni (teaching is art), yang dalam

pelaksanaannya di kelas harus menyesuaikan dengan kondisi lingkungan.

Untuk itu, seorang guru yang profesional harus mampu melakukan berbagai

penelitian tentang masalah yang dihadapi guru dalam mengajar.

9. Guru Sebagai Pendorong Kreatifitas

Kreatifitas merupakan hal yang sangat penting dalam kegiatan

pembelajaran di dalam kelas. Oleh sebab itu seorang guru yang pfrofesional

dituntut untuk mendemontrasikan dan menunjukkan proses kreatifitas

tersebut.Kreatifitas ditandai oleh adanya kegiatan menciptakan sesuatu yang

sebelumnya tidak ada menjadi sesuatu yang ada.Kreatifitas juga menunjkkan

bahwa apa yang dikakukan oleh gur sekarang lebih baik yang telah dikerjakan

sebelumnya dan apa yang akan dikerjakan di masa yang akan datang lebih baik

dari sekarang.

10. Guru Sebagai Pekerja Rutin

Sebagai seorang guru harus mampu bekerja dengan dengan

keterampilan (skill), dan kebiasaan tertentu, serta kegiatan rutin yang harus

dikerjakan guru dalam pembelajaran guna meningkatakan mutu pendidikan

terkhusus di lembaga pendidikan Islam atau Madrasah. Sedikitnya ada 17

(tujuh belas) kegiatan rutin yang sering dikerjakan guru dalam pembelajaran,

yaitu:

a. Bekerja tepat waktu baik diawal maupun akhir pembelajaran

b. Membuat catatandan laporan sesuai dengan standar kinerja dan waktu

c. Membaca, mengevaluasi dan mengembalikan hasil kerja peserta didik.

d. Mengatur kehadiran peserta didik dengan penuh tanggung jawab

e. Mengatur jadwal, kegiatan harian, mingguan, semesteran, dan tahuna

f. Mengembangkan kegiatan kelompok dan diskusi

78
g. Menetapakan jadwal kerja peserta didik

h. Mengadakan pertemuan dengan orang tua dan peserta didik

i. Mengatur tempat duduk peserta didik

j. Mencatat kehadiran peserta didik

k. Memahami peserta didik

l. Menyiapakn bahan-bahan pembelajran, kepustakaan, dan media

pembelajaran

m. Mengadiri pertemuan dengan guru, orang tua peserta didik dan alumni

n. Menciptakan iklim kelas yang kondusif

o. Melaksanakan latihan-latihan pembelajaran

p. Merencanakan program khusus dalam pembelajaran, misalnya karyawisata

q. Menasehati peserta didik.

Peraturan pemerintah Nomor 19 tahun 2005 pada BAB VI ayat 1

menjelaskan bahwa seorang pendidik harus mempunyai standar pendidik yaitu

kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran, sehat jasmani

dan rohani, serta mempunyai kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan

nasional.6 Dari peraturan pemerintah ini, dapat di lihat bahwa pemerintah berupaya

untuk meningkatkan mutu pendidik dengan jalan memberikan standar pendidik.

Artinya guru harus mempunyai kriteria kriteria yang telah di tentukan oleh

peraturan pemerintah tersebut meliputi standar kualifikasi akademik berarti guru

harus memiliki ijazah minimal yang sudah ditentukan, kompetensi meliputi

kompetensi pedagogi, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional, dan

kompetensi sosial.

Sebuah lembaga pendidikan selain mempunyai pendidik juga ada tenaga

kependidikan. Tenaga kependidikan merupakan tenaga yang bertugas

merencanakan dan melaksanakan administrasi, pengelolaan, pengembangan,

pengawasan, dan pelayanan teknis untuk menunjang proses pendidikan pada

satuan pendidikan.7

6
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan.
7
Undang-Undang No. 20, Op.,cit.

79
Standar pendidik dan tenaga kependidikan adalah kriteria pendidikan

penjabatan dan kelayakan fisik maupun mental, serta pendidikan dalam jabatan.

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional

Pendidikan menyebutkan bahwa pendidik harus memiliki kualifikasi akademik

dan kompetensi sebagai agen pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta

memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.8

Untuk meningktakan mutu pendidikan di madrasah, peranan tenaga

kependidikan tidak kalah pentingnya dengan fungsi dan peranan tenaga

pendidik. Menurut PP nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan

yang termasuk tenga kependidikan adalah kepala madrasah, tenaga administrasi,

tenaga perpustakaan, tenaga laboran dan tenaga kebersihan. Seoarang Kepala

sekolah misalnya, harus memiliki standar komptetensi tertentu seperti; 1)

Kompetensi kepribadian, 2) Kompetensi manajerial, 3) Kompetensi

kewirausahaan, 4) Kompetensi supervisi, dan 5) Kompetensi sosial.9

B. Kualifikasi Akademik guru

Menurut kamus besar bahasa Indonesia, kualifikasi adalah pendidikan

khusus untuk memperoleh suatu keahlian atau keahlian yang diperlukan untuk

mencapai sesuatu. Sedangkan akademik memiliki arti akademis. Jadi kualifikasi

akademik adalah keahlian atau kecakapan khusus dalam bidang pendidikan baik

sebagai pengajar pelajaran, administrasi pendidikan dan seterusnya yang diperoleh

dari proses pendidikan.

Kualifikasi akademik diartikan sebagai tingkat pendidikan minimal yang

harus dipenuhi oleh seorang pendidik yang dibuktikan dengan ijazah dan/atau

sertifikat keahlian yang relevan sesuai ketentuan perundang-undangan yang

berlaku ( Pasal 28 ayat 2 ).10

1. Kualifikasi akademik guru melalui pendidikan formal

8
Imam Machali dan Ara Hidayat, Pengelolaan Pendidikan : Konsep, Prinsip Dan Aplikasi Dalam
Mengelola Sekolah Dan Madrasah, (Yogyakarta: Kaukaba, 2012), h.197.
9
Peraturan Pemerintah Nomor 19, Op.,cit.
10
Kunandar, Guru Profesional, (Jakarta: PT Raja Grafindo, 2007), h.72.

80
Dalam permendiknas no. 16 tahun 2007 sebagaimana yang dikutip

Imam Machali11 bahwa kualifikasi akademik guru pada satuan pendidikan jalur

formal mencakup kualifikasi akademik guru pendidikan Anak Usia Dini/

Taman Kanak-kanak/Raudatul Atfal (PAUD/TK/RA), guru sekolah

dasar/madrasah Ibtidaiyah (SD/MI), guru sekolah menengah pertama/madrasah

Tsanawiyah (SMP/MTs), guru sekolah menengah atas/madrasah aliah

(SMA/MA), guru sekolah dasar luar biasa/sekolah menengah luar biasa/sekolah

menengah atas luar biasa (SDLB/SMPLB/SMALB), dan guru sekolah

menengah kejuruan/madrasah aliyah kejuruan (SMK/MAK), sebagai berikut.

a. Kualifikasi Akademik Guru PAUD/TK/RA

Guru pada PAUD/TK/RA harus memiliki kualifikasi akademik

pendidikan minimum diploma empat (D-IV) atau sarjana (S1) dalam bidang

pendidikan anak usia dini atau psikologi yang diperoleh dari program studi

yang terakreditasi.

b. Kualifikasi Akademik Guru SD/MI

Guru pada SD/MI, atau bentuk lain yang sederajat, harus memiliki

kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat (D-IV) atau

sarjana (S1) dalam bidang pendidikan SD/MI (D-IV/S1 PGSD/PGMI) atau

psikologi yang diperoleh dari program studi yang terakreditasi.

c. Kualifikasi Akademik Guru SMP/MTs

Guru pada SMP/MTs, atau bentuk lain yang sederajat, harus

memiliki kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat (D-IV)

atau sarjana (S1) program studi yang sesuai dengan mata pelajaran yang

diajarkan/diampu, dan diperoleh dari program studi yang terakreditasi.

d. Kualifikasi Akademik Guru SMA/MA

Guru pada SMA/MA, atau bentuk lain yang sederajat, harus

memiliki kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat (D-IV)

11
Machali dan Hidayat, Op.,cit, h.198.

81
atau sarjana (S1) program studi yang sesuai dengan mata pelajaran yang

diajarkan/diampu, dan diperoleh dari program studi yang terakreditasi.

e. Kualifikasi Akademik Guru SDLB/SMPLB/SMALB

Guru pada SDLB/SMPLB/SMALB, atau bentuk lain yang

sederajat, harus memiliki kualifikasi akademik pendidikan minimum

diploma empat (D-IV) atau sarjana (S1) program pendidikan khusus atau

sarjana yang sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkan/diampu, dan

diperoleh dari program studi yang terakreditasi.

f. Kualifikasi Akademik Guru SMK/MAK

Guru pada SMK/MAK atau bentuk lain yang sederajat, harus

memiliki kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat (D-IV)

atau sarjana (S1) program studi yang sesuai dengan mata pelajaran yang

diajarkan/diampu, dan diperoleh dari program studi yang terakreditasi.

2. Kualifikasi guru melalui uji kelayakan dan kesetaraan

Kualifikasi akademik yang dipersyaratkan untuk dapat diangkat

sebagai guru dalam bidang-bidang khusus yang sangat diperlukan tetapi belum

dikembangkan di perguruan tinggi dapat diperoleh melalui uji kelayakan dan

kesetaraan. Uji kelayakan dan kesetaraan bagi seseorang yang memiliki

keahlian tanpa ijazah dilakukan oleh perguruan tinggi yang diberi wewenang

untuk melaksanakannya.

C. Standar Kompetensi Guru

Menurut kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) kompetensi berarti

kewenangan (kekuasaan) untuk menentukan (memutuskan sesuatu). Sedangkan

menurut Spencer sebagaimana dikutip oleh Mulyana12 bahwa kompetensi adalah

karakter mendasar seorang yang menyebabkan sanggup menunjukkan kinerja

efektif atau superior melakukan suatu pekerjaan.

12
Mulyana, Rahasia Menjadi Guru Hebat, (Jakarta: Grafindo, 2010), h.110.

82
Kompetensi itu sendiri merupakan seperangkat pengetahuan ketrampilan

dan perilaku tugas yang harus dimiliki. Setelah dimiliki, tentu harus dihayati, di

kuasai dan diwujudkan oleh guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalan di

dalam kelas yang disebut pengajaran.13 Kompetensi guru meliputi kompetensi

pedagogi, kepribadian, sosial, dan profesional.

1. Kompetensi Pedagogi

Merupakan kemampuan guru dalam pengelolaan pembelajaran dalam

kepentingan peserta didik. Paling tidak harus meliputi pemahaman wawasan

atau landasan kepemimpinan dan pemahaman terhadap peserta didik. Selain itu

juga meliputi kemampuan dalam pengembangan kurikulum dan silabus

termasuk perancangan dan pelaksanaan pembelajaran yang mendidik serta

dialogis.

2. Kompetensi Kepribadian

Kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap,

stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan

berakhlak mulia.14 Secara objektif mampu mengevaluasi kinerja sendiri dan

mengembangkan diri secara mandiri dan berkelanjutan.

3. Kompetensi sosial

Kompetensi sosial adalah kemampuan pendidik sebagai bagian dari

masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta

didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orangtua/wali atau masyarakat.

4. Kompetensi Profesional

Kompetensi profesional adalah salah satu unsur yang harus dimiliki

oleh guru yaitu dengan cara menguasai materi pembelajaran secara luas dan

mendalam.

Seluruh standar kompetensi guru di atas mencakup kompetensi inti guru

yang dikembangkan menjadi kompetensi guru PAUD/TK/RA, guru kelas SD/MI,

13
Gorky Sembiring, Menjadi Guru Sejati, (Yogyakarta: Percetakan Galangpress, 2008), h.39.
14
Buletin BNSP. Standar Pendidik Dan Tenaga Kependidikan, Edisi 3, 2006. h.31.

83
dan guru mata pelajaran pada SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, dan SMK/MAK

sebagai berikut.15

D. Implikasi Standar Nasinal Pendidikan terhadap Pendidik dan Tenaga

Kependidikan

Pendidik dan tenaga kependidikan di sekolah harus dapat diberdayakan

secara efektif dan efisiensi untuk mencapai hasil yang optimal, namun tetap dalam

kondisi yang menyenangkan. Sehubungan dengan itu, fungsi manajemen pendidik

tenaga kependidikan di sekolah yang harus dilakukan guru dan kepala sekolah

adalah menarik, mengembangkan, menggaji, dan memotivasi tenaga kependidikan

guna mencapai tujuan pendidikan secara optimal, membantu tenaga kependidikan

mencapai posisi dan standar perilaku, memaksimalkan perkembangan karier, serta

menyelaraskan tujuan individu, kelompok, dan lembaga.

Pelaksanaan manajemen tenaga kependidikan di Indonesia sedikitnya

mencakup tujuh kegiatan utama, yaitu perencanaan tenaga kependidikan,

pengadaan tenaga kependidikan, pembinaan dan pengembangan tenaga

kependidikan, promosi dan mutasi,pemberhentian tenaga kependidikan,

kompensasi, dan penilaian tenaga kependidikan. Semua itu perlu dilakukan dengan

baik dan benar agar apa yang diharapkan tercapai, yakni tersedianya tenaga-tenaga

kependidikan yang diperlukan dengan kualifikasi dan kemampuan yang sesuai,

serta dapat melaksanakan pekerjaan dengan baik dan berkualitas.16

E. Mutu Pendidikan

1. Mutu

Pada hakikatnya pengertian mutu tergolong beragam apabila diartikan

dari sudut pandang yang berbeda-beda, hal tersebut tentunya dipengaruhi dari

konteks mana kata ―mutu‖ tersebut didefinisikan.

15
Machali dan Hidayat, Op.,cit, h.200.
16
E. Mulyasa, Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009),
h.81.

84
Crosby dalam Sallis mempersepsikan mutu sebagai conformance to

requirement, artinya mutu adalah kondisi barang atau jasa yang sesuai dengan

persyaratan.17 Senada dengan Deming, ia berpedapat dalam Sallis bahwa mutu

sebagai the predicable degree of uniformity dependability at low cost and suited

to market. Maksudnya, mutu adalah pemenuhan kebutuhan dan keinginan

konsumen serta tingkat kesepahaman tentang harga yang murah sesuai dengan

kebutuhan pasar dibanding dengan yang lain pada kondisi barang atau jasa yang

sama.18

Mutu atau kualitas memiliki definisi yang bervariasi dari yang

konvensional sampai yang lebih strategik. Definisi konvensional dari kualitas

biasanya menggambarkan karakteristik langsung dari suatu produk seperti:

performansi (performance), keandalan (reliability), mudah dalam menggunakan

(easy of use), estetika (esthetic) dan sebagainya. Definisi strategik dari mutu

adalah suatu yang mampu memenuhi keinginan atau kebutuhan pelanggan

(meeting the needs of customers).19

Gaspersz menjelaskan bahwa berdasarkan definisi tentang kualitas

baik yang konvensional maupun yang lebih strategik, kita boleh menyatakan

bahwa pada dasarnya kualitas mengacu kepada pengertian berikut:

a. Kualitas terdiri dari sejumlah keistimewaan produk, baik keistimewaan

langsung maupun keistimewaan atraktif yang memenuhi

keinginanpelanggan dan dengan demikian memberikan kepuasan

ataspenggunaan produk itu.

b. Kualitas terdiri segala sesuatu yang bebas dari kekurangan dankerusakan.

Berdasarkan dua butir di atas, terlihat bahwa kualitas ataumutu berfokus

pada pelanggan (customer focused quality). Suatuproduk dapat dikatakan

berkualitas apabila sesuai dengan keingginanpelanggan, dapat dimanfaatkan

dengan baik, serta diproses ataudiproduksi dengan cara yang baik dan benar.

17
Edward Sallis, Total Quality Management in Education, diterjemahkan oleh Ahmad Ali Riyadi dan
Fahrurrozi, Cet. XVI, (Jakarta: IRCISoD, 2012), h.115.
18
Sallis, Op.cit., h.97.
19
Gaspersz Vincent, Total Quality Management, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2001), h.4.

85
Dessler mengartikan kualitas sebagai totalitas tampilan dan

karakteristik sebuah produk atau pelayanan yang berhubungan dengan

kemampuanya untuk memenuhi kebutuhan yang dicari. Dengan kata lain,

kualitas mengukur bagaimana baiknya sebuah produk atau jasa memenuhi

kebutuhan pelangganya.20

Menurut Arcaro mutu adalah sebuah sebuah proses terstruktur untuk

memperbaiki kualitas yang dihasilkan.21 Di sini fokus mutu didasari upaya

positif yang dilakukan individu atau bagian dari rangkaian kerja yang mana

merupakan proses unik yang memberikan sumbangan pada penciptaan

keluaran. Upaya mendefinisikan kualitas telah banyak dilakukan oleh para guru

atau pakar manajemen kualitas.

2. Pendidikan

Menurut kamus Bahasa Indonesia kata pendidikan berasal dari kata

‗didik‘ dan mendapat imbuhan ‗pe‘ dan akhiran ‗an‘, maka kata ini mempunyai

arti proses atau cara atau perbuatan mendidik.22 Konsep pendidikan di

Indonesia diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional Pada Bab I Pasal 1 Ayat 1, pendidikan didefinisikan

sebagai:

“Usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi

dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan

dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.”23

Pendidikan pada hakikatnya merupakan suatu kegiatan yang harus

direncanakan dengan penuh kesadaran. Sedangkan menurut Ki Hajar

Dewantara dalam Prayitno menjelaskan tentang pengertian pendidikanyaitu:

20
Gary Dessler, Manajemen Sumber Daya Manusia, Terjemahan Eli Tanya, (Jakarta: PT. Indeks,
2003), h.261.
21
Jerome S. Arcaro, Pendidikan Berbasis Mutu, (Jogjakarta: Pustaka Pelajar, 2006), h.86.
22
Poerwadaminto, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1995), h.323.
23
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003, Op.cit.

86
“Pendidikan yaitu tuntutan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak, adapun

maksudnya, pendidikan yaitu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada

pada anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota

masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-

tingginya.”24

Dari beberapa pengertian pendidikan diatas dapat disimpulkan bahwa

pendidikan adalah bimbingan atau pertolongan yang diberikan oleh orang

dewasa kepada perkembangan anak untuk mencapai kedewasaannya dengan

tujuan agar anak cukup cakap melaksanakan tugas hidupnya sendiri tidak

dengan bantuan orang lain.

Pendidikan juga di sebut sebagai usaha sadar dan terencana untuk

mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara

aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Pendidikan meliputi

pengajaran keahlian khusus, dan juga sesuatu yang tidak dapat dilihat tetapi

lebih mendalam yaitu pemberian pengetahuan, pertimbangan dan

kebijaksanaan. Salah satu dasar utama pendidikan adalah untuk mengajar

kebudayaan melewati generasi. Sekolah merupakan jembatan formal yang

memberikan ilmu pendidikan di semua mata pelajaran bagi para siswanya. Dan

pendidikan, dewasa ini sudah menjadi hal yang wajib untuk diberikan kepada

semua anak usia sekolah yang ada di Indonesia.

F. Prinsip Manajemen Mutu

Prinsip manajemen mutu sesuai dengan ISO 9000-2000 mencakup hal-hal

sebagai berikut:

24
Prayitno, Dasar Teori Dan Praksis Pendidikan, (Bandung: Grasindo, 1999), h.110.

87
1. Organisasi berfokus pada pelanggan, maksudnya organisasi bergantung pada

pelanggannya sehingga harus memahami kebutuhan saat ini dan masa depan,

memenuhi persyaratan pelanggan, dan berusaha melebihi harapan pelanggan

2. Kepemimpinan menentukan keseragaman tujuan dan arah organisasi. Mereka

harus mampu menciptakan dan memelihara lingkungan internal sehingga orang

menjadi terlibat penuh dalam mencapai sasaran organisasi

3. Keterlibatan orang pada seluruh tingkatan adalah akar dari organisasi dan

keterlibatan penuh mereka menunjukkan kemampuan mereka dapat digunakan

untuk keuntungan organisasi

4. Pendekatan proses mengarah pada hasil yang diinginkan dapat dicapai lebih

efisien pada sumber daya dan aktifitas yang dikelola sebagai suatu proses

5. Manajemen dengan pendekatan sistem dengan melakukan identifikasi,

pemahaman dan pengelolaan suatu sistem antar proses untuk suatu sasaran yang

diberikan akan meningkatkan efisiensi dan efektifitas organisasi

6. Peningkatan berkelanjutan harus menjadi sasaran tetap suatu organisasi

7. Pendekatan fakta pada pengambilan keputusan menjadi dasar yang efektif

didasarkan pada analisis data dan informasi, dan

8. Hubungan yang saling menguntungkan dengan supplier akan saling

ketergantungan dan hubungan yang saling menguntungkan akan memberikan

kemampuan mereka untuk nilai.

Proses manajemen mutu yang dikembangkan oleh standar ISO 9001-2000

menjelaskan bahwa:

1. Komitmen mutu dimulai dengan tanggung jawab manajemen terhadap mutu

produk dan jasa. Manajemen harus memiliki persepsi dan tujuan untuk

memberikan kepuasan pelanggan dengan proses dan hasil produksi yang sesuai

dengan persyaratan dan keinginan pelanggan

2. Manajemen harus melakukan identifikasi dan pengukuran tentang kebutuhan/

keinginan pelanggan suatu perusahaan atau organisasi, baik pelanggan internal

atau pelanggan eksternal. Gambaran detail akan persepsi, keinginan, spesifikasi

88
yang diinginkan secara detail menjadi masukan berharga untuk dapat

memproduksi barang atau jasa relevan dengan persyaratan pasar

3. Dengan diketahuinya spesifikasi keinginan/kebutuhan pelanggan maka

manajemen harus mampu mengorganisir sumber daya yang ada dalam

organisasi untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. Sumber daya tersebut

meliputi kemampuan tenaga kerja, peralatan, prosedur kerja, teknologi, iklim

kerja ke dalam kesatuan pencapaian tujuan organisasi untuk memenuhi

kepuasan pelanggan

4. Produk yang merupakan realisasi kerja organisasi dan dimanfaatkan oleh

pelanggan harus dilakukan pengukuran, evaluasi untuk mengetahui tingkat

kesesuaian dan kepuasan pelanggan. Kepuasan pelanggan hanya dapat

diketahui apabila manajemen dapat mempertemukan antara keinginan

pelanggan dengan produk atau jasa yang sesuai. Program pengukuran inilah

sebagai umpan balik bagi manajemen untuk melakukan perbaikan

5. Tanggung jawab manajemen pada hasil pengukuran adalah melakukan

perbaikan berkelanjutan dan berupaya memberikan kepuasan kepada pelanggan

yang tidak terhingga.25

Model pendekatan manajemen mutu terpadu di atas merupakan

pendekatan yang digunakan oleh ISO9001-2000/BS5750 dan telah diterapkan

pada berbagai organisasi di seluruh dunia.

G. Prosedur Mutu

Manajemen mutu dijalankan di dalam suatu organisasi untuk menjamin

konsistensi hasil yang diinginkan sesuai dengan persyaratan yang harus diikuti

oleh organisasi tersebut. Upaya untuk menjamin konsistensi hasil tersebut disusun

prosedur mutu yang mengarahkan kebijakan-kebijakan dan proses-proses dalam

suatu organisasi. Prosedur mutu dalam manajemen mutu harus disusun dan

25
Sri Haryati, Manajemen Pendidikan Mutu: Sekolah Menengah Pertama, (Magelang, 2013).

89
ditetapkan, didokumentasikan, diukur dan diawasi (dipelihara), dan ditingkatkan

(improvement).

Prosedur mutu merupakan panduan mutu (manual mutu) yang disusun

secara sistematis sesuai dengan tugas dan fungsi organisasi dalam upaya mencapai

tujuan. Prosedur kerja juga merupakan instruksi kerja yang terdokumentasi secara

baku yang menunjukkan sasaran kinerja organisasi dan juga pada semua fungsi

dalam organisasi (Panduan ISO 9001-2000).

Prosedur kerja dapat menunjukkan tingkat kinerja sebuah organisasi dan

sifatnya berkembang sesuai perkembangan kondisi internal dan eksternal. Fungsi

prosedur mutu diantaranya:

1. Mengembangkan dan mengidentifikasi proses yang perlu dilakukan oleh

organisasi untuk menghasilkan produk/jasa organisasi tersebut

2. Mengatur interaksi antar proses-proses

3. Menetapkan kebijakan-kebijakan dan aturan pelaksanaan proses

4. Menuangkan kebijakan dan aturan pelaksanaan proses dalam dokumentasi

5. Menerapkan dan menjalankan proses sesuai dokumentasi yang ditetapkan, dan

6. Meningkatkan dan mengembangkan proses sesuai kebutuhan dan sasaran

organisasi.

Oleh karena itu panduan mutu dalam setiap organisasi minimal memiliki

ciri sebagai berikut:

1. Merupakan blueprint proses kerja organisasi (core bisnis)

2. Disusun secara sistematis

3. Berisi seperangkat syarat, langkah dan dokumen kerja

4. Menjamin tujuan organisasi sesuai persyaratan yang diinginkan, dan

5. Dapat digunakan sebagai alat kontrol.26

26
Haryati, Op.cit., h.28-29.

90
H. Karakteristik Mutu

Pada umumnya mutu meliputi mutu produk, mutu biaya, mutu

penyerahan, mutu keselamatan, dan mutu semangat/moril. Secara sederhana mutu

memiliki karakteristik, diantaranya: spesifikasi, jumlah, harga, dan ketepatan

waktu penyerahan.

Husaini Usman dalam bukunya Manajemen: Teori, Praktik, dan Riset

Pendidikan, mengemukakan 13 (tiga belas) karakteristik mutu, berikut diantaranya

adalah:27

1. Kinerja (performa): berkaitan dengan aspek fungsional sekolah. Misalnya:

kinerja guru dalam mengajar baik, memberikan penjelasan meyakinkan, sehat

dan rajin mengajar, dan menyiapkan bahan pelajaran lengkap. Pelayanan

administratif dan edukatif sekolah baik yang ditandai hasil belajar tinggi,

lulusannya banyak, putus sekolah sedikit, dan yang lulus tepat waktu banyak.

Akibat kinerja yang baik maka sekolah tersebut menjadi sekolah favorit.

2. Waktu wajar (timeliness): selesai dengan waktu yang wajar. Misalnya: memulai

dan mengakhiri pelajaran tepat waktu. Waktu ulangan tepat. Batas waktu

pemberian pekerjaan rumah wajar. Waktu untuk guru naik pangkat wajar.

3. Handal (reliability): usia pelayanan prima bertahan lama. Misalnya: pelayanan

prima yang diberikan sekolah bertahan dari tahunke tahun, mutu sekolah tetap

bertahan dari tahun ke tahun. Sebagai sekolah favorit bertahan dari tahun ke

tahun. Sekolah menjadi juara tertentu bertahan dari tahun ke tahun. Guru jarang

sakit. Kerja keras guru bertahan dari tahun ke tahun.

4. Daya tahan (durability): tahan banting. Misalnya: meskipun krisis moneter,

sekolah masih tetap bertahan, tidak tutup. Siswa dan guru tidak putus asa dan

selalu sehat

5. .Indah (aestetics). Misalnya: eksterior dan interior sekolah ditata menarik.

Taman ditanami bunga dan terpelihara dengan baik. Guru-guru membuat media

pendidikan yang menarik. Warga sekolah berpenampilan rapi.

27
Husaini Usman, Manajemen : Teori, Praktik, Dan Riset Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009),
h.515.

91
6. Hubungan manusiawi (personal interface): menjunjung tinggi nilai-nilai

moral dan profesionalisme.Misalnya: warga sekolah saling menghormati, baik

warga intern maupun ektern sekolah, demokratis, dan menghargai

profesionalisme.

7. Mudah penggunaannya (easy of use). Sarana dan prasarana dipakai.Misalnya:

aturan-aturan sekolah mudah diterapkan. Buku-buku perpustakaan mudah

dipinjam dan dikembalikan tepat waktu. Penjelasan guru di kelas mudah

dimengerti siswa. Contoh soal mudah dipahami. Demonstrasi praktik mudah

diterapkan siswa.

8. Bentuk khusus (feature): keunggulan tertentu.Misalnya: sekolah ada yang

unggul dengan hampir semua lulusannya diterima di universitas bermutu. Unggul

dengan bahasa Inggrisnya. Unggul dengan penguasaan teknologi informasinya

(komputerisasi). Ada yang unggul dengan karya ilmiah kesenian atau olahraga.

9. Standar tertentu (conformance to specification): memenuhi standar

tertentu.Misalnya: sekolah sudah memenuhi Standar Pelayanan Minimal (SPM),

sekolah sudah memenuhi standar minimal ujian nasional atau sekolah sudah

memenuhi ISO 9001:2000 atau sekolah sudah memenuhi TOEFL dengan skor

650.

10. Konsistensi (Consistency): keajegan, konstan, atau stabil.Misalnya: Mutu

sekolah dari dahulu sampai sekarang tidak menurun seperti harus mengatrol nilai

siswa-siswanya. Warga sekolah konsisten antara perkataan dengan perbuatan.

Apabila berkata tidak berbohong, apabila berjanji ditepati, dan apabila

dipercaya tidak mengkhianati.

11. Seragam (uniformity): tanpa variasi, tidak tercampur. Misalnya: sekolah

menyeragamkan pakaian sekolah dan pakaian dinas. Sekolah melaksanakan

aturan, tidak pandang bulu atau pilih kasih.

12. Mampu melayani (serviceability): mampu memberikan pelayanan prima..

Misalnya: sekolah menyediakan kotak saran dan saran-saran yang masuk

mampu dipenuhi dengan sebaik-baiknya. Sekolah mampu memberikan

92
pelayanan primanya kepada pelanggan sekolah sehingga semua pelanggan

merasa puas.

13. Ketepatan (Accruracy): ketepatan dalam pelayanan. Misalnya: Sekolah

mampu memberikan pelayanan sesuai dengan yang diinginkan pelanggan

sekolah, guru-guru tidak salah dalam menilai siswa-siswanya. Semua warga

sekolah bekerja dengan teliti. Jam Belajar di sekolah berlangsung tepat waktu.

I. Faktor-faktor utama Peningkatan Mutu Pendidikan

Untuk meningkatkan mutu pendidikan di sekolah, Sudarwan Danim

mengatakan bahwa jika sebuah institusi hendak meningkatkan mutu

pendidikannya maka minimal harus melibatkan lima faktor yang dominan, yaitu:28

1. Kepemimpinan Kepala sekolah

Kepala sekolah harus memiliki dan memahami visi kerja secara jelas,

mampu dan mau bekerja keras, mempunyai dorongan kerja yang tinggi, tekun

dan tabah dalam bekerja, memberikan layanan yang optimal, dan disiplin kerja

yang kuat.

2. Guru

Pelibatan guru secara maksimal dengan meningkatkan kompetensi dan

profesi kerja guru dalam kegiatan seminar, lokakarya serta pelatihan sehingga

hasil dari kegiatan tersebut diterapkan disekolah.

3. Siswa

Pendekatan yang harus dilakukan adalah anak sebagai pusat sehingga

kompetensi dan kemampuan siswa dapat digali sehingga sekolah dapat

menginventarisir kekuatan yang ada pada siswa.

4. Kurikulum

Adanya kurikulum yang konsisten, dinamis, dan terpadu dapat

memungkinkan dan memudahkan standar mutu yang diharapkan sehingga goals

(tujuan) dapat dicapai secara maksimal.

28
Sudarwan Danim, Visi Baru Manajemen Sekolah, (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), h.56.

93
5. Jaringan Kerjasama

Jaringan kerjasama tidak hanya terbatas pada lingkungan sekolah dan

masyarakat semata (orang tua dan masyarakat) tetapi dengan organisasi lain,

seperti perusahaan atau instansi pemerintah sehingga output dari sekolah dapat

terserap didalam dunia kerja.

Berdasarkan pendapat di atas, dapat dijelaskan bahwa kepala sekolah dan

guru mempunyai tanggung jawab besar terhadap peningkatan mutu pendidikan di

sekolah. Utamanya guru, karena guru sebagai ujung tombak di lapangan (di kelas)

yang bersentuhan langsung dengan siswa dalam proses pembelajaran.

Oleh karena itu untuk meningkatkan mutu pembelajaran, seorang guru

harus mempunyai syarat-syarat yang diperlukan dalam mengajar dan membangun

pembelajaran siswa agar efektif dikelas, saling bekerjasama dalam belajar

sehingga tercipta suasana yang menyenangkan dan saling menghargai

(demokratis), diantaranya:29

1. Guru harus lebih banyak menggunakan metode pada waktu mengajar, variasi

metode mengakibatkan penyajian bahan lebih menarik perhatian siswa, mudah

diterima siswa, sehingga kelas menjadi hidup, metode pelajaran yang selalu

sama (monoton) akan membosankan siswa.

2. Menumbuhkan motivasi, hal ini sangat berperan pada kemajuan dan

perkembangan siswa. Selanjutnya melalui proses belajar, bila motivasi guru

tepat dan mengenai sasaran akan meningkatkan kegiatan belajar, dengan tujuan

yang jelas maka siswa akan belajar lebih tekum, giat dan lebih bersemangat.

29
Moh Saifulloh, Zainul Muhibbin, dan Hermanto, ―Strategi Peningkatan Mutu Pendidikan Di
Sekolah,‖ Jurnal Sosial Humaniora, Vol. 5, No. 2, (2012), h.208.

94
BAB III

HASIL OBSERVASI DAN WAWANCARA

A. Metode Penelitian

Dalam suatu penelitian memerlukan sebuah metode untuk mencapai

tujuan penelitian. Tujuan penelitian diantaranya adalah mengungkapkan,

mengambarkandan menyimpulkan data guna memecahkan suatu masalah

melalui cara-cara tertentu yang sesuai dengan prosedur penelitian.

Metode penelitian adalah salah satu cara penelitian yang dilakukan

dengan cara berturut-turut dengan menggunakan alat dan prosedur penelitian.

Metode penelitian bertujuan untuk mendapatkan hasil yang maksimum dalam

penelitian, maka dari itu dalam suatu penelitian harus ditentukan penelitian yang

sesuai dengan permasalahan dan ruang lingkup penelitian.

Ada beberapa metode yang digunakan untuk mengadakan suatu

penelitian diantaranya seperti metode historis, deskriptif dan eksperimen.

Metode penelitian yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah metode

deskriptif. Alasan penulis menggunakan metode deskriptif adalah untuk

memecahkan permasalahan yang ada pada masa sekarang dan masalah-masalah

aktual. Untuk itu, penulis menggunakan metode deskriptif.

Menurut pendapat Sukmadinata penelitian kualitatif adalah suatu

penelitian yang mendeskripsikan dan menganalisis fenomena peristiwa, aktifitas

social, sikap, kepercayaan persepsi, pemikiran orang secara individual maupun

kelompok Teknik pengujian validitas data yang dipilih adalah triangulasi data. 30

Menurut pendapat Whitney metode yang mempelajari masalah-masalah

dalam masyarakat, serta tata cara yang berlaku dalam masyarakat serta situasi-

situasi tertentu,termasuk tentang hubungan, kegiatan-kegiatan, sikap-sikap,

30
Sukmadinata, N.S, 2012, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya

95
pandangan-pandangan, serta proses-proses yang sedang berlangsung dan

pengaruh-pengaruh dari suatu fenomena.31

Penggunaan metode penelitian didasarkan pada masalah yang akan

dipecahkan dan tujuan yang akan dicapai. Dalam suatu penelitian sudah tentu

harus dipikirkan mengenai cara memperoleh data yang diperlukan, cara

memperoleh data ini dikenal dengan metode penggumpulan data, antara lain :

wawancara, observasi, metode tes dan angket. Alat pengumpulan data yang

penulis gunakan adalah metode penelitian dengan menggunakan tes dan angket.

B. Prosedur Penelitian

1. Lokasi dan Objek Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Islam Nurul Fikri Boarding School

Lembang Bandung. Objek Penelitiannya adalah para Tenaga Pendidik dan

Tenaga Kependidikan SMA Islam Nurul Fikri Boarding School Lembang

Bandung.

SMA Nurul Fikri Boarding School Lembang beralamat di Jalan Raya

Maribaya Timur Rt. 003 Rw. 03 Desa Cibodas Kecamatan Lembang

Kabupaten Bandung Barat Provinsi Jawa Barat. Data dan Sumber Data.

a. Data

Data Pendidik dan tenaga kependidikan dan mutu pengelolaan

pendidikan di SMA Nurul Fikri Boarding School Lembang Bandung.

b. Sumber Data

Direktur Akademik, Kepala SMA Nurul Fikri, Wakil kepala sekolah,

guru, karyawan, dan peserta didik untuk mengetahui standar pendidik dan

kependidikan dan mutu pendidikan di SMA Nurul Fikri.

31
Moh, Nazir. (2005). Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia.

96
2. Populasi dan Sample

a. Populasi

Populasi menurut Arikunto adalah keseluruhan subyek penelitian.32

Sedangkan menurut Sugiyono populasi adalah wilayah generalisasi yang

terdiri atas obyek atau subyej yang mempunyai kualitas dan karakteristik

tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya. Sehingga dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa

populasi adalah keseluruhan obyek/subyej penelitian yang memiliki

karakteristik. Jadi populasi dalam penelitian ini adalah para guru pendidik

dan tenaga kependidikan SMA Islam Nurul Fikri Boarding School.

b. Sampel

Sampel menurut Sugiyono adalah bagian dari jumlah dan karakteristik

yang dimiliki oleh populasi tersebut.33 Penelitian kualitatif cukup

menggunakan purposive sampling (sampel bertujuan) dalam menentukan

subyek penelitian.34

3. Gambaran Umum Objek Penelitian

SMA Boarding School Nurul Fikri Lembang adalah sebuah Sekolah

Menengah Atas milik Swasta di bawah naungan Kementrian Pendidikan dan

Kebudayaan yang beryayasan Pesantren Pendidikan Islam Madani. SMA ini

berdiri diatas tanah seluas 46,139 m2.. Melalui upaya penataan lahan yang

baik sekolah ini menjelma menjdai lingkungan pendidikan dan tempat belajar

mengajar yang kondusif.

Dalam kiprahnya di dunia pendidikan Islam, SMA Nurul Fikri merupakan

salah satu sekolah Islam yang dapat menampung peserta didik usia wajib

belaar di Kecamatan Lembang, dan sekitarnya, sehingga dari tahun ke tahun

angka putus sekolah dapat teratasi. Sebagai suatu sekolah Islam swasta, SMA

Nurul Fikri telah membenahi diri dengan melengkapi sarana dan prasarana

32
Suharsimi Arikunto, (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta: Rineka Cipta.
33
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
34
Moleong Lexy, Metodologi Penelitian Kualitatif, Edisi Revisi.(Bandung:PT Remaja
Rosdakarya,2011)Hlm.224

97
pendidikan, dan terutama dalam Sumber Daya Manusia (SDM) menjadi para

pendidik dan tenaga kependidikan yang professional dan berkualitas.

SMA Nurul Fikri Boarding School Lembang Bandung berdiri sejak

tahun 2011, tepatnya pada tanggal 05 Januari 2011. Latar belakang dari

berdirinya Nurul Fikri Lembnag Boarding School Lemban.g adalah berwal

dari adanya keinginan besar untuk memfasilitas dan mengambil bagian dari

lahirnya para pemimpin masa depan umat

TABEL 1

DATA SEKOLAH

INFO SEKOLAH

SMA ISLAM NURUL FIKRI BOARDING SCHOOL LEMBANG

NSS : 30.2.02.23.01.160

NPSN : 20269747

Nama : SMA ISLAM NURUL FIKRI BOARDING SCHOOL

Akreditasi : Akreditasi A

Alamat : JL. Cisarongge – Cicandap

Kode Pos : 40391

Nomor Telepon : 02292549147

Nomor Faks : [―(022)2789192‖]

Email : sma@nfbslembang.com

Jenjang : SMA

Status : Swasta

Situs : http://www.nfblembang.com

Lintang : -6.924552

Bujur : 107.47838999999999

Ketinggian : 664

Waktu Belajar : Sekolah Pagi

98
4. Visi, Misi, dan Moto SMA Nurul Fikri Boarding School Lembang

Bandung

VISI :

― Menjadi lembaga pendidikan berbasis kepesantrenan yang memiliki

keunggulan dalam menghasilkan generasi yang sholeh, memiliki pemahaman

syar‘i dan kompetensi di bidang sains dan teknologi, serta jiwa

kepemimpinan ‖

MISI :

1. Menyelenggarakan sistem pendidikan yang kondusif terhadap

pembentukan pribadi yang sholeh.

2. Mengembangkan sistem pendidikan yang berorientasi pada terciptanya

generasi yang memiliki pemahaman syar‘i dan kompetensi di bidang sains

dan teknologi.

3. Membentuk generasi yang memiliki jiwa kepemimpinan serta peduli

terhadap umat.

4. Berperan dalam dakwah keumatan dan mendorong terciptanya masyarakat

madani.

MOTO:

―Sholeh Cerdas Mampu Memimpin‖

5. Keadaan Guru dan Staf SMA Nurul Fikri Boarding School Lembang

Bandung

Tenaga Pendidik dan Kependidikan SMA Nurul Fikri Boarding

School Lembang Bandung di pimpin oleh Kepala Sekolah Ibu Hartati,

Operator Sekolah Doni Mulyadi Gunawan. Memiliki 44 Guru, 200 siswa

laki-laki, dan 168 siswa perempuan. Dengan rasio siswa guru adalah 8.36,

presentase guru kualifikasi adalah 100, presentase guru sertifikasi adalah

4.55, presentase guru PNS adalah 0.

99
TABEL 2

Data Keadaan Guru dan Staff

DATA PENGUURUS

SMA ISLAM NURUL FIKRI BOARDING SCHOOL LEMBANG

Pengurus Jabatan

HARTATI
Wakil Kepala Sekolah

Ditugaskan: 2012-10-08
Lahir: JAKARTA, 1971-01-29
Nomor: 149/sk.peng/yppim/x/2011
NUPTK: 1461749651300052

Nip: NON-PNS

SOFI SYAMILATUL FAHMI


Kepala Laboratorium

Ditugaskan: 2012-07-16
Lahir: BANDUNG, 1990-02-28
Nomor: 31/SMAI-NFBS/P-16/VII/2012
NUPTK:

Nip:

DAFTAR GURU

SMA ISLAM NURUL FIKRI BOARDING SCHOOL LEMBANG

ABDUL ROSID

Lahir: SUBANG, 1989-10-10 Aktif


NIP:

NUPTK:

Aktif
ASMUNIP

Lahir: BANDUNG, 1982-06-22

NIP:

100
NUPTK:

Aktif
Cahyo Prianto

Lahir: Bandung, 1984-07-27

NIP:

NUPTK: 6059762663200033

Aktif
Cecep Nandan

Lahir: subang, 1988-05-13

NIP:

NUPTK: 4845766666200002

Aktif
GUGUN GUNAWAN

Lahir: CIAMIS, 1984-03-29

NIP:

NUPTK:

Aktif

HARTATI

101
Lahir: JAKARTA, 1971-01-29

NIP:

NUPTK: 1461749651300052

HESTI SETIANINGRUM Aktif

Lahir: BANDUNG, 1983-01-01

NIP:

NUPTK:

IIS SUMIATI Aktif

Lahir: BANDUNG, 1986-10-15

NIP:

NUPTK:

LUTHFI ANSORI Aktif

Lahir: PURBALINGGA, 1985-10-08

NIP:

NUPTK:

Aktif

MARYANTI

Lahir: PURBALINGGA, 1985-05-11

102
NIP:

NUPTK:

6. Kurikulum SMA Nurul Fikri Boarding School Lembang Bandung

Kurikulum SMA Nurul Fikri Boarding School Lembang Bandung

REKAPITULAS SEKOLAH

SMA ISLAM NURUL FIKRI BOARDING SCHOOL LEMBANG

Siswa : 30

Jurusan :1

Pelajaran : 15

Guru : 24

Kelas :3

Ekstrakurikuler :-

terdiri dari Kurikulum Diknas dan Kurikulum Kepesantrenan.

a. Kurikulum Diknas meliputi : Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia,

Bahasa Inggris, IPA, Matematika, IPS, Teknologi Informasi, Pendidikan

Olahraga, MMuatan Lokal (Tahfidz, Bahasa Arab)

b. Kurikulum Kepesantrenan meliputi : Akidah, Tafsir & ulumul Quran,

Hadist & Ulumul Hadist, Bahasa Arab, Sirah Nabawiyah, Fiqih, Tahsin

dan Tahfidz, Wawasan Dunia Islam, Lifeskill dan Leadership Course.

System pembelajaran di SMA Nurul Fikri Boarding School Lembang

menerapkan system pembelajaran yang integral dan terpadu serta pendekatan

―mulazamah‖ yaitu adanya interaksi yang intens antara guru dan murid

dalam aktifitas pembelajaran. Proses pembelajaran tidak hanya dilaksanakan

dengan mengoptimalkan daya dukung fasilitas yang ada di seluruh area

pesantren tetapi juga sarana di luar pesantren sesuai dengan kebutuhan

pembelajarannya.

103
7. Keunggulan SMA Nurul Fikri Boarding School Lembang Bandung

NFBS Lembang ini memiliki keunggulan yang sangat banyak, yaitu

diataranya:

a. Hafal Al-Quran 6 Juz (mutkin) dalam 3 tahun

b. Hafal Hadist Arba‘in

c. Lulusan SMA tersebar diberbagai perguruan tinggi dalam dan luar

negeri

d. Berinteraksi dengan native speaker dalam pembelajaran bahasa Aab dan

dirosah Islamiyah

e. SMP-SMA NFBS Lembang lulus UN 100 %

f. Banyak kegiatan yang membentuk leardership santri

g. Lokasi yang luas dan juga udara yang sejuk dan asri di daerah

pegunungan dekat dengan obyek wisata Baandung

h. Kamar asrama dihuni tidak lebih dari 6 santri

i. Jumlah santri dalam kelas 25-27 orang

j. Memiliki laboratorium Science

Untuk menunjang proses belajar dan mengajar, pengelola juga telah

melengkapi Pondok Pesantren Nurul Fikri dengan beberapa sarana dan

fasilitas pendukung. Di tempat ini, telah tersedia unit kesehatan sekolah atau

UKS, perpustakaan, restoran khusus santri, mini teater, laboratorium bahasa,

laboratorium kimia, laboratorium komputer, lapangan futsal, lapangan

basket, ruang kelas yang nyaman, masjid, asrama untuk santri laki-laki dan

perempuan, layanan laundry, minimarket, guest house, hingga area camping

ground.

Berdasarkan pada moto pesantren yakni ‗Sholeh, Cerdas, dan Mampu

Memimpin‘, pondok pesantren yang berdiri sejak tahun 2010 ini memiliki

program unggulan untuk merealisasikan moto sholeh, salah satunya dengan

mendidik para santri untuk senantiasa dekat dengan Al-Quran. Dalam

kisaran waktu satu tahun, santri dididik untuk menghafal dua juz.

104
Diharapkan selama tiga tahun, santri mampu menghafal enam juz. Terbukti,

sejak pesantren didirikan, telah banyak para santri yang memenangkan

berbagai perlombaan tahfidz.

Selain diberikan praktik langsung berupa setoran hafalan, para santri juga

diberikan teori-teori tentang pembelajaran Al-Qur‘an. Pembelajaran itu di

antaranya adalah tahsin Al-Quran. Para santri dibagi ke beberapa kelas untuk

memudahkan pembelajaran Al-Quran sesuai kapasitas para santri tersebut. Hal

tersebut bertujuan untuk memudahkan mereka dalam membaca dan menghafal

Al-Quran.

Layaknya pondok pesantren pada umumnya, Nurul Fikri Boarding School

juga memiliki jadwal dan kegiatan yang wajib diikuti oleh seluruh santri. Jadwal

dan kegiatan pondok pesantren ini adalah sebagai berikut.

TABEL 3

Jadwal dan Kegiatan Pondok

No Jam Kegiatan

1 04.00 - 04.30 WIB Qiyamul Lail

2 04.30 - 05.00 WIB Sholat Shubuh dan Dzikir

3 05.00 - 06.00 WIB Tahfidzul Qur'an dan Bahasa

4 06.00 - 06.45 WIB Persiapan ke Sekolah

5 07.00 - 12.00 WIB Kegiatan Belajar Mengajar

6 12.00 - 13.10 WIB Shalat Dzuhur dan Makan

7 13.10 - 15.30 WIB Shalat Dzuhur dan Makan

8 15.30 - 16.00 WIB Shalat Ashar dan Dzikir

9 16.00 - 17.00 WIB Mentoring, Bimbel, Remedial

10 17.00 - 19.45 WIB Piket, Makan, Sholat, Tilawah, Tahfidz dan Bahasa

11 20.00 - 21.00 WIB Belajar Mandiri/Kelompok

12 21.00 - 21.30 WIB Persiapan Sekolah

105
13 21.30 - 04.00 WIB Istirahat Tidur

8. Biaya Pendaftaran Nurul Fikri

Sayangnya, pihak pesantren tidak memberikan rincian biaya bagi

mereka yang ingin menempuh pendidikan di tempat ini. Namun, berdasarkan

penelusuran penulis, calon santri wajib melunasi biaya pendaftaran sebesar

Rp.500.000, sedangkan biaya masuk untuk jenjang SMA sekitar Rp.100 juta,

serta biaya yang dihabiskan untuk menempuh pendidikan selama 3 tahun di

pesantren Nurul Fikri adalah Rp.250 juta (tidak termasuk living cost),

sedangkan untuk biaya SPP sebesar Rp.2.800.000 per bulan.

9. Syarat Pendaftaran Nurul Fikri

Untuk bisa menempuh pendidikan di Pesantren Nurul Fikri, calon santri

wajib memenuhi beberapa persyaratan sebagai berikut.

- Mengisi formulir pendaftaran via online di alamat

www.nfbslembang.com/psb.

- Membayar biaya pendaftaran.

- Menyerahkan fotokopi Akta Kelahiran dan fotokopi rapor.

- Menyerahkan fotokopi Kartu Keluarga.

- Mengikuti dan lulus tes masuk berupa tes potensi akademik,

wawancara, psikotes, tes kesehatan, dan baca tulis Al Quran pada

waktu yang telah ditentukan.

- Melengkapi fotokopi ijazah terakhir jika sudah dinyatakan diterima.

- Menyerahkan fotokopi NISN, tiga lembar pasfoto berwarna ukuran 4

x 6.

- Membayar biaya pendidikan setelah lulus tes seleksi.

106
C. Hasil Penelitian

1. Standar Pendidik dan Kependidikan di SMA Boarding School Nurul Fikri

Lembang

Penelitian ini membahas tentang Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan

Sebagai Stategi Meningkatkan Mutu Pendidikan, yang meliputi peran pendidik

dan tenaga pendidikan, kualifikasi akademik guru, standar kompetensi guru,

implikasi standar nasional pendidikan terhadap pendidik dan tenaga

kependidikan, dan mutu pendidikan.

Di dalam kolom guru SMA Nurul Fikri Boarding School Lembang terdapat

banyak pelatihan yang diperuntukan oleh para pendidik. Pelatihan tersebut

berguna untuk menjadika pendidik lebih berpotensi dan memiliki mutu sebagai

pendidik maupun pengajar. Beberapa pelatihan yang sudah dilakukan seperti :

a. Pelatihan fotografi bersama Kang Dudi Sugandi

DM Pesantren Pendidikan Islam Madani mengikuti pelatihan fotografi

dan pengoptimalisasian media sosial sebagai sarana edukasi dan promosi

yang bertempat di Mini teater Nurul Fikri Boarding School Lembang.

Dengan pemateri pelatihan adalah Kang Dudi Sugandi.

Dudi Sugandi adalah jurnalis senior Pikiran Rakyat dan juga salah

satu fotografer UNESCO. Beliau juga sebagai brand ambassador dari Canon

Indonesia, Eiger Adventure, dgi Wellcom, dll.

Dari pelatihan tersebut, SDM mendapatkan ilmu yang sangat

bermanfaat khususnya di bidang penggunaan sosial media, dan trik

pengambilan foto yang bagus dan keren. Berikut kebersamaan SDM bersama

Kang Dudi Sugandi:

107
Dokumentasi Foto

b. Pelatihan Guru-Guru NFBS Lembang dengan tema ― Menjadi Guru

Inspiratuf‖

Di tahun 2017 guru-guru mendapatkan pelatihan dari seorang pemateri

yang luar biasa di bidang pengajaran siswa di kelas. Beliau adalah Eris

Rustandi, M.Pd., M.Si., pemenang Juara ke 2 Olympiade Guru tingkat

Nasional tahun 2017. Dalam kegiatan tersebut beliau memberikan pelatihan

denga tema " MENJADI GURU ISPIRATIF"

c. Guru SMA Islam Nurul Fikri Lembang mendapat Emas di OGN 2016

Nur Upik nama lengkap salah satu Guru Biologi di SMA Islam Nurul

Fikri Lembang adalah salah satu ustadzah terbaik yang dimiliki SMA Islam

Nurul Fikri Lembang karena telah menorehkan prestasinya di ajang

olimpiade guru nasional 2016 . Ustadzah Upik sapaan yang biasa di kenal di

telinga tholib dan tholibah adalah salah satu Guru terbaik yang telah

memberika motivasi dalam hal manajeman diri dan manajemen waktu,

bahwa di sela-sela kesibukannya mengajar, dan juga tugasnya sebagai wali

Asuh kelas 12 tidak menjadikannya malas dalam terus melakukan perbaikan

diri dan peningkatan motivasi untuk memberikan kebermanfaatan sebesar-

besarnya untuk umma

d. Pelatihan para guru NFBS Lembang dalam kegiatan implementasi buku

pintar mentoring oleh Tim Yayasan Tunas Bangsa Indonesia

Kegiatan pelatihan para guru Nurul Fikri Boarding School Lembang

ini langsung disampaikan oleh tim dan penulis buku pintar mentoring yaitu

108
oleh yayasan tunas bangsa Indonesia satuasa. Dengan pelatihan ini para guru

diharapkan mampu menyampaikan pesan yang terkandung dalam buku pintar

mentoring sesuai dengan metode yang disampaikan tim satuasa‖

Di SMA Nurul Fikri para pendidik mengajarkan kepada siswa

siswinya untuk mengadakan bakti social untuk warga fakir miskin sekitar

pesantren dengan tema ―Meneladani Akhlak Baginda Rasul: Peduli dan

Berbagi Sesama‖.

e. Pelatihan guru-guru NFBS Lembang tentang memahami psikologi santri

sesuai dengan usia perkembangannya

Program pelatihan bagi guru-guru NFBS Lembang diselenggarakan

pada bulan September 2017 bertempat di gedung mini theater lantai 2 dimana

hadir seluruh guru, wali asuh dan tenaga kependidikan dengan target yang

ingin dicapai adalah agar guru-guru memahami psikologis perkembangan

santri khususnya usia remaja yang sering mengalami pasang surutnya kondisi

109
mental dan kejiwaan remaja apalagi mereka hidup di lingkungan asrama

yang jauh dari orang tua.

Ibu Riana Bagaskorowati menekankan bahwa pentingnya menjaga

kondisi mental para santri, dan salah satu resep yang beliau sampaikan

adalah bagaimana membangun karakter santri dengan suatu upaya dukungan

dari para pendidik yang ada di pesantren ini yaitu dengan:

1) Membangun kekuatan jiwa (Strength of Hearth).

Apa saja yang termasuk dalam kekuatan jiwa yaitu mewujudkan rasa syukur

kepada siswa (gratitude) dengan memberikan apresiasi kepada para siswa,

menjalin hubungan emosi-sosial antara guru dan siswa, serta kemampuan

mengendalikan diri (self-control).

2) Membangun kekuatan pikiran (Strength of Mind).

Apa saja yang termasuk dalam kekuatan pikiran yaitu membangun rasa

keingintahuan siswa terhadap sesuatu (critical thingking) agar terasah

kecerdasannya serta membangun suasana kehidupan belajar yang penuh

dengan kegembiraan agar siswa tidak jenuh selama di asrama.

3) Membangun kekuatan kemauan (Strength of Will).

Apa saja yang termasuk dalam kekuatan kemauan yaitu menanamkan

semangat juang kepada seluruh siswa agar dapat mencapai target belajarnya

secara optimal melalui kegiatan yang ada di pesantren, membangun mindset

kepada seluruh siswa bahwa untuk mencapai keberhasilan belajar dan

prestasi perlu usaha dan kerja keras serta tumbuhkan rasa optimisme kepada

seluruh santri agar mereka selalu optimis dalam menghadapi rintangan,

tantangan dan kendala dalam belajar dengan membangun iklim cooperative

learning di lingkungan pesantren.

Sistem Pembelajaran Di NFBS Lembang, menerapkan sistem

pembelajaran dengan pendekatan konsep Mulzamah atau Cooperative Ways

yaitu adanya interaksi yang intens antara guru dan santri dalam berbagai

aktifitas pembelajaran. Seluruh santri dipetakan potensi minat dan bakatnya

110
untuk kemudian dilakukan analisis sebagai kekuatan dan kelemahan pada

dirinya sehingga dapat didiagnosis sejak awal untuk diarahkan dan dibina

sesuai dengan potensi kekuatan yang ada pada dirinya.

Dalam aktifitas belajar sehari-hari pembinaan tarbiyah Islamiyah

adalah merupakan kultur utama dari pesantren pendidikan islam madani -

NFBS Lembang dimana setiap santri dibina setiap minggunya sehingga

memiliki akidah yang kuat, mampu berinteraksi dengan Islam sebagai

diennya sehingga diharapkan menjadi pemimpin masa depan umat.

Dengan kombinasi ketiga hal tersebut diatas melalui pemetaan minat

bakat, model pembelajaran dengan konsep mulazamah melalui multi level

intervensi dan instruksional serta pembinaan tarbawi diharapkan target

pembelajaran akan tercapai sehingga santri NFBS Lembang memiliki

kapasitas kesolihan, cerdas dan juga mampu memimpin.

Terdapat Sebuah model yang menyajikan skrining diawal sebelum

pembelajaran dimulai, memberikan multi-level intervensi dan instruksional

pada santri yang mengalami masalah dalam belajar maupun perilaku serta

progress monitoring yang berkelanjutan pada santri ketika menerima

intervensi dan instruksional.

Karena keterbatasan waktu peneliti belum mendapatkan data-data

yang terbaru, namun peneliti mendapatkan data atau referensi dari media

elektronik yaitu struktur organisasi bidang penelitian dan pengembangan di

tahun 2017, ini sebagai pembuktian bahwa di NFBS mempunyai para

pendidik yang unggul dan memliki mutu yang kompeten.

a) Sekilas Tentang Profil Manajer Bidang R & D, Akademik &

Kepesantren.

Adalah ustadz R. Wismo Suryo Hardanto, S.Si, alumnus Universitas

Brawijaya Malang Jurusan Fisika ini telah malang melintang di dunia

pendidikan. Ustadz Wismo mengawali karirnya sebagai guru Fisika pada

tahun 1996 di salah satu Pesantren favorit di daerah Sukabumi, kemudian

111
beliau pindah ke Nurul Fikri Boarding School Anyer pada tahun 2000 sampai

dengan tahun 2010 dengan karir terakhir sebagai Kepala SMA NFBS Anyer.

Kemudian beliau pindah ke Pesantren Pendidikan Islam Madani - Nurul Fikri

Lembang tahun 2010 sampai saat ini dengan memimpin bidang Penelitian

dan Pengembangan, Akademik & Kepesantrenan. Walaupun beliau sebagai

pimpinan bidang tetapi beliau tetap menjalankan aktivitas sebagai profesi

utamanya sebagai seorang guru Fisika SMA Islam Nurul Fikri Boarding

School Lembang.

b) Kepala Bidang Akademik : Nanang, S.Si

Adalah ustadz Nanang, S.Si, alumnus Institut Teknologi Bandung

(ITB) Jurusan Fisika ini mengawali karirnya sebagai guru Fisika di Asyifa

Boarding School Subang, kemudian beliau pindah ke Nurul Fikri Boarding

School sebagai guru Fisika sampai sekarang. Jabatan beliau saat ini adalah

Kepala Bidang Akademik. Beliau diserahi tugas untuk melakukan pemetaan

akademik seluruh santri NFBS Lembang dengan tujuan untuk memilih bibit-

bibit unggul yang berpotensi untuk dikembangkan sesuai dengan minat dan

bakatnya di bidang akademik.

c) Kepala Bidang Program Khusus : Ali Nursidi, Lc

Adalah ustadz Ali Nursidi, LC alumnus Al Azhar University Cairo

dimana beliau saat ini diamanahi sebagai kepala bidang program khusus

yaitu International Education Program (IEP), salah satu program unggulan

Pesantren Pendidikan Islam Madani - NFBS Lembang yang dirintis sejak

tahun 2013 sampai sekarang. Program ini diwajibkan bagi seluruh santri

NFBS Lembang kelas X untuk belajar bahasa Arab, Tahfidhul Quran dan

pengambilan sanad bagi yang memenuhi kualifikasi. Program ini terlaksana

dengan kerjasama antara Pesantren Pendidikan Islam Madani - NFBS

Lembang dengan lembaga bahasa Arab AL Masyriq dan University of

Jordan di kota Amman - Jordania.

112
d) Kepala Bidang Penelitian dan Pengembangan Mutu Pendidikan : Nur

Upik, S.Si

Adalah ustazah Nur Upik, S.Si alumnus Jurusan Biologi, Fakultas

Matematika dan IPA - Universitas Negeri Jakarta. Beliau bergabung di

Pesantren Pendidikan Islam Madani - NFBS Lembang pada tahun 2010

sebagai guru Biologi. Selama berkarir di NFBS Lembang ustazah Nur Upik

menorehkan prestasi gemilang sebagai Juara Olimpiade Guru Nasional

(OGN) pada tahun 2016 dengan menyabet medali emas pada ajang OGN

tersebut di Jakarta. Saat ini beliau diamanahkan memimpin bidang Penelitian

dan Pengembangan Mutu Pendidikan Pesantren.

Dengan adanya para pendidik dan kependidikan yang bermutu, maka

menghasilkan juga siswa yang berprestasi, beberapa diantaranya yaitu :

1) Juara pertama lomba basket di Al-Irsyad Kota Baru Parahyangan

2) Juara ke 2 lomba basket SMA di Al-Azhar 8 Sumarecon Bekasi

3) Hasil peroehan juara didonasikan untuk palestina melalui pesoana Al-

Qudus

4) Latih Tanding antara NFBS Lembang dengan Asysyifa Boarding School

Subang dengan skor Nf 36 vs 32 Ashyifa

5) Juara 3 Lomba panahan pada kegiatan ulang tahun Daarut Tauhiid 2017

6) Juara 1 Lomba fotography tingkat Jawa Barat Creation Daarut Tauhiid

2017

2. Mutu Pendidikan di SMA Boarding School Nurul Fikri Lembang

SMA Boarding School Lembang memiliki beberapa arah kebijakan

yang yang akan meningkatkan mutu pendidikan. Arah kebijakan lembaga di

SMA Boarding School Lembang diantaranya:

a. Keberkahan

b. Kekokohan

c. Sitematik

d. Tujuan yang benar

113
e. Keterpaduan

f. Ketuntasan

g. Keterbukaan

h. Komunikasi efektif

i. Perbaikan terus menerus

Apabila arah kebijakan tersebut dijalankan dengan benar dan terarah

maka mutu lembaga tersebut akan ikut meningkat, sehingga akan

menghasilkan para siswa yang berprestasi dan kompeten karena dengan

adanya arah kebijakan, para pendidik dan kependidikan dalam lembaga

tersebut lebih terarah dalam menjalankan tugasnya dan menjadikan para

pendidik yang professional dan bermutu.

Disamping memiliki arah kebijakan lembaga, SMA Boarding School

memiliki Target Pendidikan seperti:

a. Memiliki pemahaman keagamaan yang komprehensif dan utuh

b. Memiliki komitmen kegamaan yang kuat

c. Memiliki kesholehan sosaial dan kompetensi

d. Memiliki kemampuan akademik

e. Memiliki kemampuan A-Quran

- Membaca sesuai kaidah tajwid

- Menghafal 6 juz Al- Quran

- Menguasai dasar-dasar ulumul Quran dan Tafsir

f. Memiliki kemampuan Hadits

- Mampu menghafal 40 Hadist

- Menguasai dasar-dasar ilmu hadist

g. Memiliki kemampuan Bahasa

- Dapat berkomunikasi dan membaca dalam bahasa Inggris

- Mencapai skor TOEFL 450 point untuk SMA

h. Memiliki kemampuan leadership keummatan

i. Memiliki daya juang dan kemandirian

114
j. Teguh dan berpendirian

k. Memiliki sikap empati

l. Memiliki sikap itsar

m. Memiliki kemampuan rekayasa sosial

115
BAB IV

PEMBAHASAN

Pada bagian ini penulis akan membahas pengolahan dan analisis data yang

diperoleh dari hasil penelitian yang didapatkan di lapangan.

Sebagaimana yang telah disebutkan pada BAB sebelumnya bahwa dalam

Undang-Undang No 20 tahun 2003 pasal 37 ayat 2 yang berbunyi: ―Pendidik

merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses

pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan

kepada masyarakat terutama bagi pendidikan pada perguruan tinggi‖. Selanjutnya

dalam ayat 3 berbunyi: ―Pendidik yang mengajar dalam satuan pendidikan dasar dan

menengah disebut guru dan pendidik yang mengajar di satuan pendidikan tinggi

disebut dosen‖.

Pendidik dalam konteks satuan pendidikan menengah di SMA Boarding

School Nurul Fikri Lembang telah banyak mengikuti beberapa kegiatan dan

pelatihan, hal tersebut tentunya menjadikan para pendidik di SMA Boarding School

Nurul Fikri Lembang bersaing menjadi tenaga pendidik yang berkompeten dan

professional.

Selanjutnya secara akademik tenaga pendidik di SMA Boarding School

Nurul Fikri Lembang telah memenuhi kualifikasi akademik guru SMA/MA

sebagaimana dalam Permendiknas No. 16 tahun 2007 yang berbunyi ―Guru pada

SMA/MA, atau bentuk lain yang sederajat, harus memiliki kualifikasi akademik

pendidikan minimum diploma empat (D-IV) atau sarjana (S1) program studi yang

sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkan/diampu, dan diperoleh dari program

studi yang terakreditasi‖.

Berdasarkan data-data yang telah disajikan oleh penulis maka tenaga

pendidik di SMA Boarding School Nurul Fikri Lembang dapat dikatakan sebagai

guru professional karena mampu melaksanakan beberapa peran guru dalam

meningkatkan mutu pendidikan sebagaimana yang tertuang dalam buku E. Mulyasa

116
yang berjudul Menjadi Guru Profesional, 10 (sepuluh) peran guru dalam

meningkatkan mutu pendidikan terkhusus di lembaga pendidikan Islam atau

Madrasah, yakni guru sebagai pendidik, pengajar, pembimbing, pelatih,penasehat,

pembaharu (inovator), model dan teladan, peneliti, pendorong kreatifitas, pekerja

rutin. Hal tersebut penulis katakana berdasarkan hasil analisis pribadi penulis pada

setiap kegiatan dan program yang dilaksankan oleh SMA Boarding School Nurul

Fikri Lembang terkhusus untuk tenaga pendidik.

Output menjadi pertimbangan sekolah tersebut dalam meningkatkan mutu

pendidikan dan menjadi adu gengsi dengan sekolah lain. Output pada sekolah

tersebut (SMA Boarding School Nurul Fikri Lembang) dapat dikategorikan baik

dengan meluluskan para santri yang berprestasi dan juga mendapatkan juara-juara

dalam ajang pertandingan dan perlombaan.

117
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Tenaga pendidik yang memiliki mutu akan menghasilkan peserta didik yang

bermutu pula tergantung pada proses yang dilakukan oleh tenaga pendidik dan bagaimana

tenaga pendidik tersebut menjalankan tugas, fungsi, dan perannya sebagai guru. Sehingga

tenaga pendidik dan kependidikan yang bermutu dapat mencetak peserta didik yang

bermutu pula, dengan demikian ada signifikansi antara tenaga pendidik dan kependidikan

yang bermutu dengan peserta didik yang bemutu.

B. Saran

Penelitian ini pada hakikatnya dilakukan secara objektif dan dalam waktu yang

singkat. Sehingga waktu, kesempatan, dan kerjasama dengan pihak sekolah merupakan

keterbatasan peneliti dalam mengumpulkan data dan informasi.

Untuk kedepannya diharapkan hasil tulisan ini dapat dijadikan rujukan dan

dikaji secara lebih mendalam.

118
DAFTAR PUSTAKA

Arcaro, Jerome S. Pendidikan Berbasis Mutu. Jogjakarta: Pustaka Pelajar, 2006.

Arikunto, Suharsimi (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.


Jakarta: Rineka Cipta.

Buletin BNSP. Standar Pendidik Dan Tenaga Kependidikan, Edisi 3, 2006.

Danim, Sudarwan. Visi Baru Manajemen Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara, 2007.

Dessler, Gary. Manajemen Sumber Daya Manusia, Terjemahan Eli Tanya. Jakarta:
PT. Indeks, 2003.

Haryati, Sri. Manajemen Pendidikan Mutu: Sekolah Menengah Pertama. Magelang,


2013.

http://20607991.siap-sekolah.com/data-siap/guru-daftar/

http://20269747.siap-sekolah.com/sekolah-profil/#.XWikqcRS_IV

https://harga.web.id/biaya-pendidikan-di-pondok-pesantren-nurul-fikri-lembang-
bandung.info

http://nfbslembang.sch.id/posts/view/struktur-organisasi-bidang-penelitian-dan-
pengembangan

Kunandar. Guru Profesional. Jakarta: PT Raja Grafindo, 2007.

Lexy Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Edisi Revisi. Bandung:PT Remaja


Rosdakarya, 2011.

Machali, Imam, and Ara Hidayat. Pengelolaan Pendidikan: Konsep, Prinsip Dan
Aplikasi Dalam Mengelola Sekolah Dan Madrasah. Yogyakarta: Kaukaba,
2012.

Moh, Nazir. Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia, 2005.

Mulyana. Rahasia Menjadi Guru Hebat. Jakarta: Grafindo, 2010.

Mulyasa, E. Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Bumi


Aksara, 2009.

———. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011.

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan.

Poerwadaminto. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 1995.

Prayitno. Dasar Teori Dan Praksis Pendidikan. Bandung: Grasindo, 1999.

Saifulloh, Moh, Zainul Muhibbin, and Hermanto. ―Strategi Peningkatan Mutu


Pendidikan Di Sekolah.‖ Jurnal Sosial Humaniora. Vol. 5. No. 2. (2012).

Sallis, Edward. Total Quality Management in Education. Jakarta: IRCISoD, 2012.

Sembiring, Gorky. Menjadi Guru Sejati. Yogyakarta: Percetakan Galangpress, 2008.

Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif. Bandung: Alfabeta, 2010.

119
Sukmadinata, N.S. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2012.

Suryosubroto. Beberapa Aspek Dasar Kependidikan. Jakarta: Bina Aksara, 1983.

Tafsir, Ahmad. Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam. Bandung: PT Remaja


Rosdakarya, 1992.

Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Usman, Husaini. Manajemen: Teori, Praktik, Dan Riset Pendidikan. Jakarta: Bumi
Aksara, 2009.

Vincent, Gaspersz. Total Quality Management. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,


2001.

120
LAMPIRAN – LAMPIRAN
DOKUMENTASI FOTO

121
122

Anda mungkin juga menyukai