Anda di halaman 1dari 29

PETUNJUK TEKNIS PENDIRIAN DAN PENYELENGGARAAN

PENDDIKAN KEAGAMAAN HINDU PASRAMAN FORMAL

DIREKTORAT JENDERAL BIMBINGAN MASYARAKAT HINDU


KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
TAHUN 2019
KATA PENGANTAR

Om Swastyastu,
Puji syukur kami panjatkan kehadapan Sang Hyang Widhi Wasa atas
waranugrahaNya penyusunan dokumen Petunjuk Teknis Pendirian dan
Penyelenggaraan Pendidikan Keagamaan Hindu Pasraman Formal. Penyusunan
dokumen ini dalam rangka menindaklanjuti program-program prioritas yang
tercantum dalam Rencana Pembangunan dan dalam Rencana Strategis Ditjen Bimas
Hindu Kementerian Agama.
Petunjuk Teknis ini di susun untuk memberikan informasi Pendirian dan
Penyelenggaraan Pendidikan Keagamaan Hindu Pasraman Formal. Secara umum
Petunjuk Teknis ini Menjelaskan tentang Latar Belakang, tujuan, sasaran, kegiatan
yang dilakukan.
Dengan Petunjuk Teknis ini diharapkan Pendirian dan Penyelenggaraan Pasraman
Formal berbasis Hindu dapat memahami misi, tujuan, dan target yang diharapkan,
serta mempunyai kesamaan persepsi dalam mengimplementasikan kegiatan dimaksud
sesuai dengan apa yang telah dijelaskan di dalam juknis.
Penghargaan dan ucapan terimakasih disampaikan kepada Bapak Menteri Agama,
Tim Nara Sumber, Tim Pengarah, Tim Internal Ditjen Bimas Hindu, Tim Inti, Tim
Teknis, dan Tim Pengembang yang telah meluangkan waktu untuk menulis dan
memberikan kontribusi pemikiran yang komprehensif dalam mewujudkan Dokumen
Petunjuk Tenis Pendirian dan Penyelenggaraan Pendidikan Keagamaan Hindu
Pasraman Formal. Penghargaan yang sama juga kami sampaikan kepada semua pihak
yang telah memberikan masukan baik secara tertulis, melalui media elektronik dan
cetak, maupun secara lisan guna penyusunan Juknis ini.
Petunjuk Teknis disusun oleh Ditjen Bimas Hindu sebagai acuan yang dapat
dipakai oleh Pengawas, Kepala Sekolah, dan Acarya pada jenjang pendidikan yang
ada dalam merencanakan, melaksanakan, dan menilai pelaksanaan pembelajaran di
satuan pendidikan jenjang pendidikan dasar dan menengah Pasraman Formal.
Kami menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih atas kesediaan
Bapak/Ibu memberikan sumbangsih dalam memperkaya panduan ini. Semoga Hyang
Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Kuasa senantiasa menganugerahkan kesehatan dan
kekuatan kepada kita semua sehingga kita mampu melaksanakan tugas ini dengan
baik.
Semoga Juknis ini bermanfaat bagi upaya kita dalam meningkatkan mutu
pendidikan khususnya pembelajaran dan penilaian di satuan pendidikan.

Om Santih Santih Santih Om

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................... i
DAFTAR ISI......................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................... 1
A. Latar Belakang............................................................................................................. 1
B. Landasan Yuridis......................................................................................................... 2
C. Tujuan dan Sasaran...................................................................................................... 4
D. Analisis Potensi Calon Peserta Didik/Brahmacari....................................................... 4
BAB II PERSYARATAN DAN MEKANISME PENGAJUAN IJIN
PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN FORMAL.............................................. 6
A. Persyaratan Administratif............................................................................................ 6
B. Persyaratan Teknis....................................................................................................... 6
C. Kelayakan Pendirian.................................................................................................... 7
D. Mekanisme Pendirian dan Penyelenggaraan Pendidikan Keagamaan......................... 7
BAB III STANDAR KURIKULUM DAN MODEL PEMBELAJARAN........................... 8
A. Standar Kurikulum....................................................................................................... 8
B. Model Pembelajaran.................................................................................................... 10
C. Standar Jam Tatap Muka Sesuai Jenjang Pendidikan.................................................. 10
BAB IV STANDAR TENAGA PENDIDIK/ACARYA DAN TENAGA
KEPENDIDIKAN................................................................................................... 17
A. Standar Tenaga Pendidik/Acarya Dan Tenaga Kependidikan..................................... 17
B. Peserta Didik................................................................................................................ 18
C. Kualifikasi Pendidik dan Kopetensi............................................................................. 19
D. Mekanisme Pengangkatan Tenaga Pendidik/Acarya dan Tenaga
Kependidikan............................................................................................................... 19
BAB V SARANA DAN PRASARANA............................................................................... 20
A. Sarana Pembelajaran.................................................................................................... 20
B. Tata Ruang Satuan Pendidikan Keagamaan/Pasraman................................................ 21
BAB VI ORGANISASI DAN TATA KELOLA PASRAMAN........................................... 22
A. Perencanaan Program................................................................................................... 22
B. Pelaksanaan Rencana Kerja......................................................................................... 22
BAB VII EVALUASI DAN AKREDITASI......................................................................... 23
A. Sistem Evaluasi dan Penilaian..................................................................................... 23
B. Akreditasi................................................................................................................ 23
BAB VIII PENUTUP............................................................................................................ 25

ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Berdasarkan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003
terutama dalam pasal 12 ayat 4, pasal 30 ayat 5, dan pasal 37 ayat 3, maka Pemerintah
Republik Indonesia telah menetapkan Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2007
tentang Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan. Kemudian kalau dicermati
kandungan isi Perturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2007 pada pasal 1 diktum 5
dijelaskan bahwa "Pasraman adalah Pasramankeagamaan Hindu pada jalur pendidikan
formal dan non formal''. Kemudian dalam pasal 8 ayat 1 dan 2 ditegaskan tentang
pendidikan keagamaan, bahwa "pendidikan keagamaan berfungsi mempersiapkan peserta
didik menjadi anggota masyarakat yang memahami dan mengamalkan nilai-nilai ajaran
agamanya dan/atau menjadi ahli ilmu agama yang berwawasan luas, kritis, kreatif,
inovatif, dan dinamis dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang beriman,
bertaqwa, dan berakhlak mulia".
Terkait dengan penyelenggaraan pendidikan keagamaan Hindu, dalam pasal 38
dinyatakan : 1) Pendidikan keagamaan Hindu merupakan pendidikan berbasis mayarakat
yang diselengggarakan dalam bentuk pasraman, pesantian, dan bentuk lain yang sejenis .
2) Pengelolaan Pasraman keagamaan Hindu dilakukan oleh pemerinah, pemerintah
daerah, dan/atau masyarakat. 3) Pendidikan pasraman diselenggarakan pada jalur formal
dan nonformal. 4) Pendidikan pasraman diselenggarakan pada jalur formal setingkat TK
disebut Pratama Widya Pasraman, yaitu tingkat Pratama Widya Pasraman A (Setingkat
TK A) dan tingkat Pratama Widya Pasraman B (Setingkat TK B). 5) Pendidikan
Pasraman pada jalur formal jenjang pendidikan dasar setingkat SD disebut Adi Widya
Pasraman terdiri atas 6 (enam) tingkat. 6) Pendidikan pasraman pada jalur formal
jenjang pendidikan dasar setingkat SMP   disebut Madyama Widya Pasraman terdiri
atas 3 (tiga) tingkat. 7) Pendidikan pasraman pada jalur formal jenjang pendidikan
menengah setingkat SMA disebut Utama Widya Pasraman terdiri atas 3 (tiga) tingkat".
Kemudian dalam pasal 40 dinyatakan "1) Maha Widya Pasraman atau pendidikan
keagamaan tinggi Hindu, diselenggarakan oleh pemerintah maupun masyarakat. 2).
Penamaan satu jenjang Maha Widya Pasraman yang diselenggarakan oleh masyarakat
merupakan hak penyelenggara saruan pendidikan yang bersangkutan. 3) Maha Widya

1
Pasraman diselenggarakan sesuai dengan ketentuan tentang pendidikan tinggi dalam
Standar Nasional Pendidikan".
Sehubungan dengan dasar aturan yang berlaku untuk mengatur tentang Pasraman
sebagaimana telah dikutip di atas, maka dapat ditegaskan bahwa 1) Pasraman
diselenggarakan secara formal (oleh pemerintah) dan non formal (oleh masyarakat), 2)
Pasraman pada jalur formal antara lain: Pratama Widya Pasraman (Setingkat TK A dan
TK B), Adi Widya Pasraman (Setingkat SD), Madyatama Widya Pasraman (Setingkat
SMP), Utama Widya Pasraman (Setingkat SMA), dan Maha Widya pasraman (Perguruan
Tinggi Agama Hindu). Bilamana aturan tersebut benar-benar dapat dijadikan acuan
dalam penyelenggaraan pendidikan keagamaan Hindu, maka hal ini dapat sebagai  suatu 
dinamaika  dalam pembinaan dan penyelenggaraan pendidikan keagamaan Hindu di
Indonesia. Dalam kenyatannya bahwa secara formal masih belum maksimal dalam
perwujudannya, oleh karena jalur Pratama Widya Pasraman (Setingkat TK A dan TK
B), Adi Widya Pasraman (Setingkat SD), Madyama Widya Pasraman (Setingkat
SMP), Utama Widya Pasraman (Setingkat SMA) yang diselenggarakan di bawah
naungan atau binaan Kementrian Agama Republik Indonesia belum ada di selenggarakan.
Untuk mewujudkan hal tersebut maka dipandang perlu untuk menetapkan petunjuk teknis
yang dapat dipedomani oleh lembaga swasta dan masyarakat dalam mendirikan lembaga
pendidikan keagamaan hindu pasraman formal.

B. LANDASAN YURIDIS
Dasar hukum yang menjadi landasan dalam penyusunan Petunjuk Teknis
Pendirian dan Penyelenggaraan Lembaga Pendidikan Keagamaan Pasraman Formal
adalah sebagai berikut:
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301);
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 157, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 456);
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2012 tentang Perguruan
Tinggi (Lkembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 158, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5336);

2
4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 41,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4496), junto Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan atas
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan;
5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 55 Tahun 2007 tentang Pendidikan
Agama dan Pendidikan Keagamaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2007 Nomor 124, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4769);
6. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 48 Tahun 2008 tentang Pendanaan
Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 91,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4864);
7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 194, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4941);
8. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2010 tentang
Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2010 Nomor 23, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5150) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun
2010 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang
Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2010 Nomor 12, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5157);
9. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan,
Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi
Eselon I Kementerian Negara sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir
dengan Peraturan Presiden Nomor 92 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas
Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi
Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon 1
Kementerian Negara;
10. Peraturan Menteri Agama Nomor 10 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Agama sebagaimana telah diubah terakhir dengan Perubahan Ketiga
atas Peraturan Menteri Agama Nomor 21 Tahun 2014 tentang perubahan Ketiga atas
Peraturan menteri Agama Nomor 10 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Agama;

3
11. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2007
Tentang Standar Sarana dan Prasarana untuk Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah
(SD/MI), Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTS), dan
Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA);
12. Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 56 tahun 2014 tentang
Pendidikan Keagamaan Hindu.

C. TUJUAN DAN SARAN


1. Tujuan
Pasraman formal merupakan sebuah wadah pendidikan keagamaan yang mempunyai
tujuan sebagai berikut :
a. Menanamkan kepada peserta didik (brahmacari) untuk memiliki sradha bhakti
kepada brahman (Tuhan);
b. Mengembangkan pengetahuan sikap dan keterampilan brahmacari untuk menjadi
ahli ilmu agama Hindu serta memiliki pengetahuan, sikap keratif inovatif,
mandiri dan menjadi warga negara demokratis serta bertanggung jawab terhadap
pemahaman weda.
2. Sasaran adalah:
Yang menjadi sasaran dalam penyusunan petunjuk pendirian penyelenggaraan
pendidikan formal keagamaan adalah sebagai berikut:
a. Memberikan informasi yang jelas dan benar kepada masyarakat Hindu tentang
mekanisme pendirian dan penyelenggaraan pendidikan keagamaan pasraman
Hindu formal dari jenjang Pratama, Adi, Madyama dan Utama Widya Pasraman
b. Memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada masyarakat Hindu untuk terlibat
secara aktif dalam kegiatan penyelenggaraan pendidikan keagamaan Hindu
diseluruh Indonesia sehingga dapat memperdalam pemahaman nilai nilai weda.
c. Memberikan kesempatan kepadqa lembaga pendidikan memahami pedoman dan
petunjuk teknis pendirian dan penyelenggaraan pendidikan formal keagamaan
Hindu untuk jenjang Pratama, Adi, Madyama, Utama Widya Pasraman.

D. ANALISIS POTENSI CALON PESERTA DIDIK/BRAHMACARI


Analisis potensi calon peserta pasraman formal mempertimbangkan hal-hal
sebagai berikut :

4
1. Satu Adi Widya Pasraman (Setingkat SD) dengan enam rombongan belajar
melayani maksimum 500 jiwa. Persyaratan calon peserta didik/Brahmacari baru
kelas 1 (satu) Adi Widya Pasraman (Setingkat SD) sebagai berikut:
a. 7 (tujuh) tahun;
b. Paling rendah 6 (enam) tahun pada tanggal 1 Juli tahun berjalan;
c. Pengecualian syarat usia paling rendah 6 (enam) tahun sebagaimana dimaksud,
yaitu paling rendah 5 (lima) tahun 6 (enam) bulan pada tanggal 1 Juli tahun
berjalan, diperuntukkan bagi calon peserta didik yang memiliki potensi
kecerdasan dan/atau bakat istimewa dan kesiapan psikis yang dibuktikan dengan
rekomendasi tertulis dari psikolog profesional.
2. Satu Madyama Widya Pasraman (Setingkat SMP) dengan tiga rombongan belajar
melayani maksimum 500 jiwa. Persyaratan calon peserta didik/Brahmacari baru
kelas 7 (tujuh) Madyama Widya Pasraman (Setingkat SMP) sebagai berikut:
a. Berusia paling tinggi 15 (lima belas) tahun pada tanggal 1 Juli tahun berjalan;
b. Memiliki ijazah atau surat tanda tamat belajar Adi Widya Pasraman (Setingkat
SD) atau bentuk lain yang sederajat.
3. Satu Utama Widya Pasraman (Setingkat SMA) dengan tiga rombongan belajar
melayani maksimum 500 jiwa. Persyaratan calon peserta didik/Brahmacari baru
kelas 10 (sepuluh) Utama Widya Pasraman (Setingkat SMA) sebagai berikut:
a. Berusia paling tinggi 21 (dua puluh satu) tahun pada tanggal 1 Juli tahun
berjalan.
b. Memiliki ijazah atau surat tanda tamat belajar Madyama Widya Pasraman
(Setingkat SMP) atau bentuk lain yang sederajat.
c. Memiliki SHUN (Sertifikat Hasil Ujian Nasional) Madyama Widya Pasraman
atau bentuk lain yang sederajat.

5
BAB II
PERSYARATAN DAN MEKANISME PENGAJUAN IJIN PENYELENGGARAAN
PENDIDIKAN FORMAL

A. PERSYARATAN ADMINISTRATIF
Persyaratan administrasi yang harus dipenuhi untuk mendirikan Pasraman Formal, adalah
sebagai berikut:
1. Mengajukan permohonan pendirian Pasraman.
2. Berada dibawah naungan yayasan/lembaga yang berbadan hukum yang
menyelenggarakan pendidikan keagamaan dan teradaftar pada Ditjen Bimas Hindu
Kementerian Agama.
3. Memiliki Akta Pendirian.
4. Memiliki Struktur Organisasi.
5. Memiliki Anggaran Dasar dan Anggaran rumah Tangga (AD/ART).
6. Melampirkan pernyataan dan bukti kesanggupan untuk membiayai lembaga
pendidikan tersebut untuk jangka waktu paling sedikit 3 (tiga ) tahun. Yayasan
seperti dimaksud pada nomor 2 bukan yayasan keluarga.
7. Memiliki nama Pasraman yang bernuansa Hindu. Nama Pasraman wajib digunakan
sebagai nama depan dan nama belakang wajib menggunakan istilah dalam agama
Hindu.
8. Nama Pasraman wajib mendapat persetujuan Direktur Jenderal Bimbingan
Masyarakat Hindu.

B. PERSYARATAN TEKNIS
Persyaratan teknis yang harus dipenuhi untuk mendirikan Pasraman Formal, adalah
sebagai berikut:
1. Kurikulum.
2. Pendidik, tenaga kependidikan (kualifikasi tenaga pendidik).
3. Peserta didik minimal 10 orang dalam satu rombel.
4. Sarana dan prasarana pendidikan.
5. Rencana pembiayaan pendidikan dan
6. Proses pembelajaran yang mengacu kreatif dan inovasi pembelajaran.
7. Sistem evaluasi pembelajan dan program pendidikan.
8. Organisasi dan menejemen pendidikan Pasraman.

6
9. Pembiyaan pendidikan.
10. Memiliki pedoman kerja.
11. Memiliki Visi dan Misi.

C. KELAYAKAN PENDIRIAN
Persyaratan kelayakan meliputi:
1. Memiliki tata ruang, geografis, dan ekologis.
2. Memiliki prosfek pendaftar.
3. Memiliki Sosial Budaya.
4. Adanya demografi anak usia sekolah.

D. MEKANISME PENDIRIAN DAN PENGEYELENGGARAAN PENDIDIKAN


KEAGAMAAN
Mekanisme Pendirian dan Penyelenggaraan Pendidikan Keagamaan Hindu Pasraman
Formal dilakukan melalui proses sebagai berikut :
a. Penyelenggara / pemrakarsa menyampaikan usul penyelenggaraan Pasraman formal
kepada Menteri Agama Up. Direktur Jenderal bimbingan Masyarakat Hindu dengan
melampirkan persyaratan pendirian.
b. Penyampaian usul yang dimaksud pada huruf (a) dapat dilakukan pada satu jenjang
dan / atau beberapa jenjang dan / atau seluruh jenjang yang meliputi dari Pratama
Widya Pasraman, Adi Widya Pasraman, Madyama Widya Pasraman, dan Utama
Widya Pasraman.
c. Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Hindu menetapkan tim verifikasi untuk
melakukan penelitian dan / atau penelahaan berkas penyelenggaraan (format
verifikasi terlampir).
d. Menindaklanjuti hasil tim verifikasi, Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Hindu
menetapkan tim visitasi untuk melakukan uji petik dan atau peninjauan lapangan
(format visitasi terlampir).
e. Jika atas dasar hasil uji petik lembaga yang diusulkan memenuhi syarat, maka Dirjen
Bimas Hindu menetapkan izin pendirian dan operasional lembaga pendidikan
keagamaan Hindu Pasraman formal yang berlaku untuk masa paling lama 5 (lima)
tahun.
f. Usul perpanjangan izin operasional lembaga pendidkan keagamaan Pasraman formal
dapat diajukan kembali (1) satu tahun sebelum masa berlaku izin berakhir.

7
BAB III
STANDAR KURIKULUM DAN MODEL PEMBELAJARAN

A. STANDAR KURIKULUM
a. Menyesuaikan dengan ketentuan dalam Keputusan Diterktur Jenderal Bimbingan
Masyarakat Hindu, Nomor : DJ.V/36/2015, Tentang Petunjuk Teknis Pendirian dan
Penyelenggaraaan Pendidikan Keagamaan Hindu Pasraman Formal, pada pasal 11.
b. Struktur Kurikulum Pendidikan Umum dan Kegamaan Hindu pada jenjang Adi
Widya Pasraman, adalah:
a. Kelompok A (Umum)
- Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
- Bahasa Indonesia
- Matematika
- Ilmu Pengatahuan Alam (IPA)
- Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
b. Kelompok B (Keagamaan)
- Pendidikan Agama Hindu
- Pengetahuan Weda
- Tattwa
- Etika
- Acara Agama
- Sejarah Agama Hindu
- Yoga
c. Kelompok C (Ko Kurikuler)
- Penjaskes
- Bahasa Kawi
d. Kelompok D (Muatan Lokal)
- Seni Budaya Keagamaan Hindu
c. Struktur Kurikulum Pendidikan Umum dan Keagamaan Hindu pada jenjang
Madyama Widya Pasraman, adalah:
a. Kelompok A (Umum)
- Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
- Bahasa Indonesia
- Matematika

8
- Ilmu Pengatahuan Alam (IPA)
- Bahasa Inggris
- Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
b. Kelompok B (Keagamaan)
- Pendidikan Agama Hindu
- Pengetahuan Weda
- Tattwa
- Etika
- Acara Agama
- Sejarah Agama Hindu
- Yoga
c. Kelompok C (Ko Kurikuler)
- Penjaskes
- Bahasa Kawi
d. Kelompok D (Muatan Lokal)
- Seni Budaya Keagamaan Hindu
d. Struktur kurikulum Pendidikan Umum dan Keagamaan Hindu pada jenjang Utama
Widya Pasraman, adalah:
a. Kelompok A (Umum)
- Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
- Bahasa Indonesia
- Matematika
- Ilmu Pengatahuan Alam (IPA)
- Seni dan Budaya
- Bahasa Inggris
b. Kelompok B (Keagamaan)
- Pengetahuan Weda
- Tattwa
- Etika
- Acara
- Pendidikan Agama Hindu
- Sejarah Agama Hindu
- Bahasa Sanskerta
- Bahasa Jawa Kuna

9
- Yoga
c. Kelompok C (Ko Kurikuler)
- PJOK
- SBDP
d. Kelompok D (Muatan Lokal)
- Bahasa Daerah

B. MODEL PEMBELAJARAN
Model Pembelajaran menyesuaikan dengan ketentuan dalam Keputusan Diterktur
Jenderal Bimbingan Masyarakat Hindu, Nomor : DJ.V/36/2015, Tentang Petunjuk Teknis
Pendirian dan Penyelenggaraaan Pendidikan Keagamaan Hindu Pasraman Formal, pada
pasal 13.
(Tambahan) Model pembelajaran mengunakan model pembelajaran yang
mengintegrasikan keterampilan abad 21 (Crithical Thinking, Creativity, Comunicative,
Colaborations), Penguatan Pendidikan Karakter, Literasi. Model pembelajaran tersebut
dipadupadankan dengan model pembelajaran aguron-guron, dharma tula, dharma gita,
dharma santi, dan sebagainya.

C. STANDAR JAM TATAP MUKA SESUAI JENJANG PENDIDIKAN


Struktur Kurikulum Pendidikan Pratama Widya Pasraman

N Bidang Pengembangan Alokasi Waktu


O
1 Pembantuka Perilaku
a. Nilai-nilai Agama Hindu dan Moral
b. Sosial Emosional Jumlah Jam Per Minggu

2 Kemampuan Dasar 900 Menit

1. Bahasa
2. Kognitif
3. Fisik
4. Seni Budaya Hindu

10
1) Pratama Widya Pasraman

KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR

KI-1. Menerima ajaran agama 1.1. Mempercayai adanya Ida Sanghyang Widi
yang dianutnya Wasamelalui ciptaan-Nya
1.2. Menghargai diri sendiri, orang lain, dan lingkungan
sekitar sebagai rasa syukur kepada Ida Sang Hyang
Widi Wasa
1.3. Membiasakan diri mengucapkan salam agama
Hindu
1.4. Berbakti kepada Catur Guru
KI-2. Memiliki perilaku hidup 2.1. Memiliki perilaku yang mencerminkan hidup sehat
sehat, rasa ingin tahu, kreatif,
estetis, percaya diri, disiplin, 2.2. Memiliki perilaku yang mencerminkan Manacika,
mandiri, peduli, mampu Wacika, dan Kayika (Tri Kaya Parisudha)
menghargai dan toleran kepada
orang lain, mampu menyesuaikan 2.3. Memiliki perilaku yang mencerminkan Tri Hita
diri, tanggung jawab, jujur, rendah Karana
hati dan santun dalam berinteraksi 2.4. Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap
dengan keluarga, pendidik, dan Maitri, Karuna, Mudita dan Upeksa (Catur
teman Paramita)

2.5. Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap jujur


(Satya)
2.6. Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap
menghargai dan toleran (Tat Twam Asi) kepada
orang lain
2.7. Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap kreatif
dan estetis

KI-3. Mengenali diri, keluarga, 3.1. Mengenal kegiatan srada dan bakti sehari-hari
teman, pendidik, lingkungan kepada Catur Guru
sekitar, agama, teknologi, seni, 3.2. Mengenal ajaran Tri Kaya Parisudha, Tri Hita
dan budaya di rumah, tempat Karana dan Catur Paramita
bermain dan satuan PAUD dengan
cara: mengamati dengan indera 3.3. Mengenal anggota tubuh, fungsi dan gerakannya
(melihat, mendengar, menghidu, untuk pemgembangan motorik kasar dan motorik
merasa, meraba); menanya; halus
mengumpulkan informasi; 3.4. Mengetahui perilaku Subha Karma
menalar; dan mengomunikasikan 3.5. Mengetahui cara memecahkan masalah sehari-hari
melalui kegiatan bermain dan berperilaku kreatif
3.6. Mengenal benda-benda disekitarnya (nama, warna,
bentuk, ukuran, pola, sifat, suara, tekstur, fungsi,
dan ciri-ciri lainnya)
11
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR

3.7. Mengenal lingkungan sosial (keluarga, teman,


tempat tinggal, tempat umum, budaya, transportasi)

3.8. Mengenal lingkungan alam (hewan, tanaman,


cuaca, tanah, air, batu-batuan, dll)
3.9. Mengenal teknologi sederhana (peralatan rumah
tangga, peralatan bermain, peralatan pertukangan,
dll)
3.10. Memahami bahasa reseptif (menyimak dan
membaca)
3.11. Memahami bahasa ekspresif (menungkapkan
bahasa secara verbal dan non verbal)
3.12. Mengenal keaksaraan awal melalui bermain

3.13. Mengenal emosi diri dan orang lain


3.14. Mengenali kebutuhan, keinginan, dan minat diri
3.15. Mengenal berbagai karya dan aktivitas seni

KI-4. Menunjukkan yang 4.1. Melakukan kegiatan srada dan bakti sehari-hari
diketahui, dirasakan, dibutuhkan, kepada Catur Guru dengan tuntunan orang dewasa
dan dipikirkan melalui bahasa, 4.2. Menyebut dan menunjukkan perilaku sesuai ajaran
musik, gerakan, dan karya secara Tri Kaya Parisudha, Tri Hita Karana dan Catur
produktif dan kreatif, serta Paramita sebagai tuntunan hidup
mencerminkan perilaku anak
berakhlak mulia 4.3. Menggunakan anggota tubuh untuk pengembangan
motorik kasar dan motorik halus
4.4. Menunjukkan perilaku Subha Karma
4.5. Menyelesaikan masalah sehari-hari secara kreatif
4.6. Menyampaikan tentang apa dan bagaimana benda-
benda di sekitar yang dikenalnya (nama, warna,
bentuk, ukuran, pola, sifat, suara, tekstur, fungsi,
dan ciri-ciri lainnya) melalui berbagai hasil karya
4.7. Menyajikan berbagai karya yang berhubungan
dengan lingkungan sosial (keluarga, teman, tempat
tinggal, tempat umum, budaya, transportasi) dalam
bentuk gambar, bercerita, bernyanyi, dan gerak
tubuh

4.8. Menyajikan berbagai karya yang berhubungan


dengan lingkungan alam (hewan, cuaca, tanah, air,
batu-batuan, dll) dalam bentuk gambar, bercerita,
bernyanyi, dan gerak tubuh
4.9. Menggunakan teknologi sederhana (peralatan

12
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR

rumah tangga, peralatan bermain, perlatan


pertukangan, dll) untuk menyelesaikan tugas dan
kegiatannya
4.10. Menunjukkan kemampuan berbahasa reseptif
(menyimak dan membaca)
4.11. Menunjukkan kemampuan berbahasa ekspresif
(mengungkapkan bahasa secara verbal dan non
verbal)
4.12. Menunjukkan kemampuan keaksaraan awal dalam
bentuk karya
4.13. Menunjukkan reaksi emosi diri secara wajar
4.14. Mengungkapkan kebutuhan, keinginan, dan minat
diri dengan cara yang tepat
4.15. Menunjukkan karya dan aktivitas seni dengan
menggunakan berbagai media

2) Adi Widya Pasraman

Alokasi Waktu Belajar


Perminggu
No Mata Pelajaran
I II III IV V VI

KELOMPOK A (UMUM)

1 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 4 4 4 4 4 4

2 Bahasa Indonesia 6 6 6 5 5 5

3 Matematika 5 6 6 6 6 6

4 Ilmu Pengetahuan Alam - - - 3 3 3

5 Ilmu Pengetahuan Sosial - - - 2 2 2

Sub Total 15 16 16 20 20 20

KELOMPOK B (PENDIDIKAN KEAGAMAAN)

1 Pendidikan Agama Hindu 2 2 2 2 2 2

2 Pengetahuan Weda 2 2 2 2 2 2

3 Tattwa 2 2 2 2 2 2

13
4 Etika 3 3 3 4 4 4

5 Acara Agama 2 2 2 4 4 4

6 Sejarah Agama Hindu 2 2 2 2 2 2

7 Yoga 2 2 2 2 2 2

Sub Total 15 15 15 18 18 18

KELOMPOK C (KO KURIKULER)

1 Penjaskes 2 2 3 3 3 3

Sub Total 2 2 3 3 3 3

KELOMPOK D (MUATAN LOKAL)

1 Seni Budaya Keagamaan Hindu 2 2 2 3 3 3

Sub Total 2 2 2 3 3 3

Jumlah Alokasi Waktu Perminggu 34 35 36 44 44 44

3) Madyama Widya Pasraman

ALOKASI WAKTU BELAJAR

MATA PELAJARAN PER MINGGU

VII VIII IX

Kelompok A (UMUM)  

1. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 2 2 2

2. Bahasa Indonesia 4 4 4

3. Matematika 4 4 4

4. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) 2 2 2

5. Bahasa Inggris 4 4 4

6. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) 2 2 2

Sub Total 18 18 18

Kelompok B (PENDIDIKAN KEAGAMAAN )

14
1 Pendidikan Agama Hindu 3 3 3

2. Pengetahuan Weda 3 3 3

3. Tatwa 2 2 2

4. Etika 3 3 3

5. Acara 3 3 3

6. Sejarah Agama hindu 2 2 2

7. Yoga 2 2 2

Sub Total 18 18 18

Kelompok C (KO KURIKULER)

1. PJOK 3 3 3

2. Bahasa Kawi 3 3 3

Sub Total 6 6 6

Kelompok D (MUATAN LOKAL)

1. Seni Budaya Keagamaan Hindu 3 3 3

Sub Total 3 3 3

Jumlah Alokasi Waktu Per Minggu 45 45 45

4) Utama Widya Pasraman

ALOKASI WAKTU BELAJAR

MATA PELAJARAN PER MINGGU

X XI XII

Kelompok A (UMUM)  

1. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 2 2 2

2. Bahasa Indonesia 2 2 2

3. Matematika 4 4 4

4. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) 2 2 2

15
5 Seni dan Budaya 2 2 2

6. Bahasa Inggris 4 4 4

Sub Total 16 16 16

Kelompok B (PENDIDIKAN KEAGAMAAN )

1. Pengetahuan Weda 5 5 5

2. Tatwa 4 4 4

3. Etika 5 5 5

4. Acara 2 2 2

5. Pendidikan Agama Hindu 2 2 2

6. Sejarah Agama hindu 2 2 2

7 a. Bahasa Sanskerta 4 4 4

b. Bahasa Jawa Kuna 2 2 2

8. Yoga 4 4 4

Sub Total 30 30 30

Kelompok C (KO KURIKULER)

1. PJOK 2 2 2

2. SBDP 2 2 2

Sub Total 4 4 4

Kelompok D (MUATAN LOKAL)

1. Bahasa Daerah

Jumlah Alokasi Waktu Per Minggu 50 50 50

BAB IV
16
STANDAR TENAGA PENDIDIK/ACARYA DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

A. STANDAR TENAGA PENDIDIK/ACARYA DAN TENAGA KEPENDIDIKAN


Menyesuaikan dengan ketentuan dalam Keputusan Diterktur Jenderal Bimbingan
Masyarakat Hindu, Nomor : DJ.V/36/2015, Tentang Petunjuk Teknis Pendirian dan
Penyelenggaraaan Pendidikan Keagamaan Hindu Pasraman Formal, pada pasal 14.

(Tambahan) Pendidik harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi


sebagai agen pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk
mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Untuk menjalankan tugasnya, maka Acarya
diharuskan memiliki standar sebagai berikut:

a. Guru (Acarya) memiliki kualifikasi akademik minimum sarhana (S1) atau Diploma
Empat (D4) dari program studi yang sesuai dan terakreditasi.
b. Guru (Acarya) harus didorong untuk memiliki sertifikasi pendidik.
c. Guru harus memiliki kompetensi pedagogik, professional, kepribadian dan sosial.
d. Adi Widya Pasrama, pada satu kelas terdapat satu Acarya kelas dengan dibantu
beberapa Acarya di mata pelajaran lain seperti Acarya Pendidikan Agama,
Pendidikan Jasmani, Olahraga Kesehatan, Muatan Lokal, dan lain-lain. Sedangkan
pada jenjang Madyama Widya Pasraman, satu kelas memiliki satu wali kelas dengan
acarya yang berbeda untuk setiap mata pelajar.

Dalam penyelenggaraan sebuah pasraman, Adi Widya Pasraman dan Madyama


Widya Pasraman memiliki standar minimal yang berbeda. Perbedaan kedua jenjang
pendidikan tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut.

Pratama Widya Adi Widya Pasraman Madyama Widya Pasraman


Pasraman
a. Kepala Pasraman a. Kepala Pasraman a. Kepala Pasraman
b. Pengawas b. Pengawas b. Minimal 1 Kepala Urusan
c. Tenaga Administrasi c. Tenaga Perpustakaan c. Pengawas
d. Tenaga Penunjang d. Petugas Layanan Khusus d. Kepala Tenaga
Lainnya  Penjaga/keamanan Administrasi
sekolah/madrasah. e. Kepala Perpustakaan dan
 Tukang kebun. Tenaga Perpustakaan
 Tenaga kebersihan. f. Laboran
 Pesuruh. g. Petugas Layanan Khusus
 Penjaga/keamanan

17
sekolah/madrasah.
 Tukang kebun.
 Tenaga kebersihan.
 Pesuruh.
 Pengemudi

B. PESERTA DIDIK
1. Menyesuaikan dengan menyesuaikan dengan ketentuan dalam Keputusan Diterktur
Jenderal Bimbingan Masyarakat Hindu, Nomor : DJ.V/36/2015, Tentang Petunjuk
Teknis Pendirian dan Penyelenggaraaan Pendidikan Keagamaan Hindu Pasraman
Formal, pada pasal 10.
2. Diktum a tetap.
3. Diktum b (direvisi) Jumlah peserta didik/Brahmacari pada jenjang Pratama Widya
Pasraman, Adi Widya Pasraman, Madyama Widya Pasraman, Utama Widya
Pasraman, dan Maha Widya Pasraman minimal 10 (sepuluh) orang.
4. Diktum c (direvisi) Persyaratan calon peserta didik/Brahmacari baru kelas 1 (satu)
Adi Widya Pasraman (Setingkat SD) sebagai berikut:
a. 7 (tujuh) tahun;
b. Paling rendah 6 (enam) tahun pada tanggal 1 Juli tahun berjalan;
c. Pengecualian syarat usia paling rendah 6 (enam) tahun sebagaimana dimaksud,
yaitu paling rendah 5 (lima) tahun 6 (enam) bulan pada tanggal 1 Juli tahun
berjalan, diperuntukkan bagi calon peserta didik yang memiliki potensi
kecerdasan dan/atau bakat istimewa dan kesiapan psikis yang dibuktikan dengan
rekomendasi tertulis dari psikolog profesional.

Persyaratan calon peserta didik/Brahmacari baru kelas 7 (tujuh) Madyama Widya


Pasraman (Setingkat SMP) sebagai berikut:

a. Berusia paling tinggi 15 (lima belas) tahun pada tanggal 1 Juli tahun berjalan;
b. Memiliki ijazah atau surat tanda tamat belajar Adi Widya Pasraman (Setingkat
SD) atau bentuk lain yang sederajat.
Persyaratan calon peserta didik/Brahmacari baru kelas 10 (sepuluh) Utama Widya
Pasraman (Setingkat SMA) sebagai berikut:
a. Merusia paling tinggi 21 (dua puluh satu) tahun pada tanggal 1 Juli tahun
berjalan.

18
b. Memiliki ijazah atau surat tanda tamat belajar Madyama Widya Pasraman
(Setingkat SMP) atau bentuk lain yang sederajat.
c. Memiliki SHUN (Sertifikat Hasil Ujian Nasional) Madyama Widya Pasraman
atau bentuk lain yang sederajat.

C. KUALIFIKASI PENDIDIK DAN KOMPETENSI


Menyesuaikan dengan menyesuaikan dengan ketentuan dalam Keputusan
Diterktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Hindu, Nomor : DJ.V/36/2015, Tentang
Petunjuk Teknis Pendirian dan Penyelenggaraaan Pendidikan Keagamaan Hindu
Pasraman Formal, pada pasal 14.

D. MEKANISME PENGANGKATAN TENAGA PENDIDIK/ACARYA DAN


TENAGA KEPENDIDIKAN
Perekrutan Tenaga Pendidik/Acarya dan Tenaga Kependidikan dilakukan oleh
Kementerian Agama Republik Indonesia untuk yang PNS dan atau P3K dan untuk tenaga
honorer diatur oleh pasraman pada setiap jenjang dengan memperhatikan kebutuhan dan
kompetensi minimal yang harus dipenuhi.

BAB V
SARANA DAN PRASARANA

19
A. SARANA PEMBELAJARAN
Sarana dan prasarana pada setiap jenjang pasraman adalah sebagai berikut:
1. ADI WIDYA PASRAMAN (SETINGKAT SD)
Sebuah Adi Widya Pasraman (Setingkat SD) sekurang-kurangnya memiliki
prasarana sebagai berikut:
a. ruang kelas,
b. ruang perpustakaan,
c. laboratorium IPA,
d. ruang pimpinan,
e. ruang guru,
f. tempat beribadah,
g. ruang UKS,
h. jamban,
i. gudang,
j. ruang sirkulasi,
k. tempat bermain/berolahraga.

Selanjutnya ketentuan mengenai syarat minimal sarana pembelajaran terdapat


dalam lampiran juknis ini.

2. MADYAMA WIDYA PASRAMAN (SETINGKAT SMP)


Sebuah Madyama Widya Pasraman sekurang-kurangnya memiliki prasarana
sebagai berikut:
a. ruang kelas,
b. ruang perpustakaan,
c. ruang laboratorium IPA,
d. ruang pimpinan,
e. ruang guru,
f. ruang tata usaha,
g. tempat beribadah,
h. ruang konseling,
i. ruang UKS,
j. ruang organisasi kesiswaan,
k. jamban,
l. gudang,
m. ruang sirkulasi,
n. tempat bermain/berolahraga.
Selanjutnya ketentuan mengenai syarat minimal sarana pembelajaran terdapat
dalam lampiran juknis ini.

20
3. UTAMA WIDYA PASRAMAN (SETINGKAT SMA)
Sebuah Utama Widya Pasraman (Setingkat SMA) sekurang-kurangnya memiliki
prasarana sebagai berikut:
a. ruang kelas,
b. ruang perpustakaan,
c. ruang laboratorium biologi,
d. ruang laboratorium fisika,
e. ruang laboratorium kimia,
f. ruang laboratorium komputer,
g. ruang laboratorium bahasa,
h. ruang pimpinan,
i. ruang guru,
j. ruang tata usaha,
k. tempat beribadah,
l. ruang konseling,
m. ruang UKS,
n. ruang organisasi kesiswaan,
o. jamban,
p. gudang,
q. ruang sirkulasi,
r. tempat bermain/berolahraga.

Selanjutnya ketentuan mengenai syarat minimal sarana pembelajaran terdapat


dalam lampiran juknis ini.

B. TATA RUANG SATUAN PENDIDIKAN KEAGAMAAN/PASRAMAN


Tata ruang satuan pendidikan keagamaan/Pasraman pada setiap jenjang meliputi :
1. Ketentuan Lahan dan
2. Ketentuan Bangunan

Segala bentuk ketentuan yang dipersyaratkan dijelaskan secara rinci pada


lampiran Juknis ini

BAB VI

21
ORGANISASI DAN TATA KELOLA PASRAMAN

Organisasi dan Tata Kelola Pasraman meliputi hal-hal berikut ini


A. Perencanaan Program
1. Visi-misi
2. Tujuan
3. Rencana Kerja
B. Pelaksanaan Rencana Kerja
1. Pedoman Pasraman
2. Struktur Organisasi
3. Pelaksanaan Kegiatan Pasraman
4. Bidang Kesiswaan
5. Bidang Kurikulum
6. Bidang Pendidikan
7. Bidang Sarpras
8. Bidang Keuangan
9. Budaya dan Lingkungan
10.Peran serta Masyarakat dan Kemitraan
Penjelasan mengenai oragnisasi dan Tata Kelola Pasraman dijelaskan pada bagian
lampiran Juknis ini

BAB VII

22
EVALUASI DAN AKREDITASI

A. SISTEM EVALUASI DAN PENILAIAN


1. Penilaian proses pembelajaran pada Pasraman Formal jenjang Adi Widya Pasraman,
Madyama Widya Pasraman, dan Utama Widya Pasraman menggunakan pendekatan
penilaian otentik (authentic assessment) yang menilai kesiapan siswa, proses, dan
hasil belajar secara utuh;
2. Tahapan penilaian pada Pasraman Formal jenjang Adi Widya Pasraman, Madyama
Widya Pasraman, dan Utama Widya Pasraman dilakukan dengan Penilaian Harian,
Penilaian Tengah Semester (PTS), Ulangan Semester, dan Ujian Nasional (UN).
3. Pelaksana Penilaian Harian, Penilaian Tengah Semester (PTS), Penilaian Akhir
Semester (PAS) Pasraman Formal jenjang Adi Widya Pasraman, Madyama Widya
Pasraman, dan Utama Widya Pasraman dilakukan oleh Pendidik dan Satuan
Pendidikan.
4. Pelaksanaan Ujian Nasional (UN) Pasraman Formal jenjang Adi Widya Pasraman,
Madyama Widya Pasraman, dan Utama Widya Pasraman dilakukan oleh
Kementerian Agama RI c.q Ditjen Bimas Hindu;
5. Ujian Nasional yang selanjutnya disebut UN adalah kegiatan pengukuran dan
penilaian pencapaian kompetensi lulusan secara nasional pada mata pelajaran
tertentu dalam kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi untuk UN
jenjang Madyama Widya Pasraman dan Utama

B. AKREDITASI
Persyaratan tersebut di antaranya adalah sebagai berikut:

ADI WIDYA PASRAMAN,


NO PRATAMA WIDYA PASRAMAN MADYAMA WIDYA PASRAMAN DAN
UTAMA WIDYA PASRAMAN
1 Memiliki NPSN (Nomor Pokok Memiliki NPSN (Nomor Pokok Satuan
Satuan Pendidikan Nasional) Pendidikan Nasional)
2 Mengisi Dapodik Mengisi Dapodik
3 Memiliki Izin Penyelenggaraan/ Izin Memiliki surat keputusan pendirian/
Operasional /Izin Pendirian Program operasional sekolah / pasraman;
yang diajukan akreditasinya dari
Kemenag/Kanwil Depag/Kadepag,
UPT Perijinan, atau Lembaga
Pemerintah lainnya yang berwenang;

23
ADI WIDYA PASRAMAN,
NO PRATAMA WIDYA PASRAMAN MADYAMA WIDYA PASRAMAN DAN
UTAMA WIDYA PASRAMAN
4 Memiliki akte Pendirian dari Notaris Melaksanakan kurikulum yang berlaku;
atau SK Pimpinan
Instansi/Lembaga/Institusi yang
berwenang di atasnya
5 Beroperasi minimal 1 tahun dan/atau
telah meluluskan
6 Menggunakan prasarana yang Memiliki sarana dan prasarana pendidikan;
didukung dengan dokumen yang sah
(Sertifikat Kepemilikan Tanah dan
Bangunan, Surat Perjanjian Sewa,
Surat Perjanjian Pemanfaatan
Prasarana)
7 Jumlah peserta didik/Brahmacari Memiliki peserta didik/Brahmacari pada
minimal 10 anak pada tahun ajaran semua tingkatan kelas;
terakhir, komulatif seluruh jenis
program
8 Memiliki minimal 1 (satu) pendidik Memiliki pendidik/Acarya dan tenaga
/Acarya berijazah S1 PAUD/ kependidikan yang sesuai;
Kependidikan/ Psikologi untuk
layanan

Mekanisme akreditasi pasraman


1. Sosialisasi dan Pengisian Data Isian Akreditasi (DIA) dalam Sispena
2. Penetapan Pasraman yang akan Divisitasi dan Penugasan Asesor.
3. Penentuan Kelayakan Visitasi jika dipandang layak maka dilanjtkan dengan
visitasi, jika tidak akan ada pemberiatahuan kepada pasraman.
4. Visitasi.
5. Validasi Proses dan Hasil Visitasi.
6. Verifikasi Hasil dan Penyusunan Rekomendasi.
7. Penetapan hasil Rekomendasi.
8. Pengumuman Hasil Akreditasi.
9. Penerbitan Sertifikat.

BAB VIII

24
PENUTUP

25

Anda mungkin juga menyukai