Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

ALAT ATAU MEDIA DAN METODOLOGI


PENDIDIKAN ISLAM
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ilmu Pendidikan Islam
Dosen pengampu : Dr.Nasehudin, M.Pd

Oleh Kelompok 8 :
SHOIMATUDZAKIYAH (232381130801)
ELIS ROSMAWATI (3281130806)
HERIWANTO (2381130790)

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PJJ)


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SYEKH NURJATI CIREBON
2023

-1-
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Alat
atau Media dan Metodologi Pendidikan Islam”. Shalawat dan salam semoga tetap senantiasa
dilimpahkan kepada junjungan dan uswatun hasanah kita, Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi
wa Sallam.

Dalam upaya penyelesaian makalah ini, kami telah banyak mendapatkan bantuan dan
bimbingan dari berbagai pihak. Dengan demikian kami ucapkan ribuan terimakasih, terkhusus
kami ucapkan kepada dosen pembimbing mata kuliah Ilmu Pendidikan Islam. Semoga Allah
Subhanahu wa ta’ala membalas amal semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan
makalah ini. Makalah ini disusun sebagai salah satu tugas dalam mempelajari Ilmu Pendidikan
Islam, dengan tujuan untuk memahami pentingnya penggunaan alat atau media dan metodologi
yang tepat dalam proses pembelajaran pendidikan agama Islam.

Terlepas dari semua ini, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik agar dapat memperbaruhi makalah yang telah kami buat.
Harapan kami, semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk digunakan sebagai referensi bagi
penelitian-penelitian selanjutnya serta dapat menambah wawasan keilmuan baik secara praktis
maupun teoritis.

Cirebon, 22 Oktober 2023

Tim Penyusun

-2-
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .1

KATA PENGANTAR. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .2

DAFTAR ISI. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3

BAB I PENDAHULUAN. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 4

A. Latar Belakang Masalah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 4


B. Rumusan Masalah. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 5
C. Tujuan. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 5

BAB II PEMBAHASAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 6

A. ALAT ATAU MEDIA DALAM PENDIDIKAN ISLAM. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .6


1. Pengertian Alat atau Media Pendidikan Islam. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .6
2. Jenis-Jenis Media Pendidikan Islam . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .6
B. METODE DALAM PENDIDIKAN ISLAM. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .9
1. Pengertian Metode Pendidikan Islam . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .9
2. Macam-Macam Metode Pendidikan Islam . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .9
3. Kelebihan dan Kekurangan Metode Pendidikan Islam. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .15

BAB III PENUTUP . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .19

A. KESIMPULAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .19
B. SARAN. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .20

DAFTAR PUSTAKA . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .21

-3-
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan Islam memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk karakter dan
keimanan umat Muslim. Untuk mencapai tujuan tersebut, penggunaan alat atau media dan
metodologi yang tepat dalam pendidikan Islam sangat diperlukan. Latar belakang penggunaan
alat atau media dan metodologi pendidikan Islam dapat dipahami melalui beberapa faktor
berikut:

1. Perkembangan teknologi: Dalam era digital yang semakin maju, perkembangan


teknologi memberikan peluang besar untuk memanfaatkannya dalam pendidikan Islam.
Penggunaan alat dan media seperti proyektor, komputer, multimedia, dan internet dapat
membantu menyampaikan informasi agama secara lebih interaktif dan menarik bagi
peserta didik.
2. Kebutuhan peserta didik: Setiap individu memiliki gaya belajar yang berbeda-beda.
Beberapa peserta didik lebih responsif terhadap penggunaan media visual, sedangkan
yang lain lebih suka belajar melalui metode diskusi atau permainan peran. Dengan
memahami kebutuhan peserta didik, penggunaan alat atau media dan metodologi yang
sesuai dapat membantu meningkatkan pemahaman dan minat mereka dalam mempelajari
agama Islam.
3. Peningkatan daya tarik pembelajaran: Dalam era informasi yang berlimpah, peserta didik
cenderung lebih tertarik pada konten yang menarik dan interaktif. Penggunaan alat atau
media seperti gambar, video, atau multimedia dapat membantu memvisualisasikan
konsep agama secara lebih jelas dan menarik bagi peserta didik. Metodologi yang variatif
seperti diskusi kelompok, permainan peran, atau pembelajaran berbasis proyek juga dapat
membangkitkan minat dan motivasi peserta didik dalam mempelajari agama Islam.
4. Pengaruh lingkungan sosial: Lingkungan sosial juga menjadi faktor penting dalam
penggunaan alat atau media dan metodologi pendidikan Islam. Dalam masyarakat yang
semakin modern, penggunaan teknologi dan media sosial telah menjadi bagian dari
kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, integrasi teknologi dan media dalam pendidikan

-4-
Islam dapat membantu peserta didik untuk mengaplikasikan ajaran agama dalam
kehidupan sehari-hari mereka.

Dengan memperhatikan latar belakang tersebut, penggunaan alat atau media dan
metodologi pendidikan Islam menjadi semakin relevan dan penting dalam memenuhi kebutuhan
pendidikan agama yang efektif. Penggunaan alat atau media yang tepat dan penerapan
metodologi yang efektif dapat membantu meningkatkan pemahaman, minat, dan pengamalan
ajaran agama Islam bagi peserta didik.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut diatas, maka dapat diidentifikasi beberapa
masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana pengertian dari Alat atau Media dan Metodologi Pendidikan Islam?
2. Apa saja jenis Alat atau Media dalam Metodologi Pendidikan Islam?
3. Apa saja kekurangan dan kelebihan alat atau media tersebut terhadap Metodologi
Pendidikan Islam?
C. Tujuan

Berdasarkan Rumusan masalah tersebut diatas, maka tujuan makalah ini adalah :

1. Dapat mengetahui pengertian dari Alat atau Media dan Metodologi Pendidikan Islam.
2. Dapat mengetahui jenis Alat atau Media dalam Metodologi Pendidikan Islam.
3. Dapat mengetahui saja kekurangan dan kelebihan alat atau media tersebut terhadap
Metodologi Pendidikan Islam.

-5-
BAB II
PEMBAHASAN

A. ALAT ATAU MEDIA DALAM PENDIDIKAN ISLAM


1. Pengertian Alat atau Media Pendidikan Islam
Alat dalam pendidikan Islam merujuk pada benda-benda atau perangkat yang
digunakan untuk memfasilitasi proses pembelajaran agama Islam. Alat-alat ini
berperan sebagai sarana untuk menyampaikan informasi, memvisualisasikan konsep-
konsep agama, dan membantu peserta didik dalam memahami dan mengamalkan
ajaran Islam. Alat dalam pendidikan Islam dapat beragam, tergantung pada konteks
dan tujuan penggunaannya.
Alat sendiri diartikan sebagai sarana untuk mencapai tujuan. Alat adalah
beberapa bentuk (dalam bentuk media) yang dicoba oleh pendidik. Alat juga diartikan
sebagai upaya mencapai tujuan pendidikan Islam. Alat pendidikan diklasifikasikan
menjadi dua bagian yakni alat berbentuk material (fisik) dan alat non material
(situasional). Selama dalam proses pendidikan, penggunaan alat pada proses
pembelajaran selalu berubah sesuai dengan situasi dan kondisi.
Tujuan utama alat pendidikan yaitu agar memperoleh hasil terbaik dalam
proses pendidikan. Dari beberapa uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa alat
pendidikan Islam adalah semua yang berkaitan dengan bagian material (fisik),
maupun non material (non fisik) guna mencapai tujuan pendidikan Islam. Alat yang
merupakan bagian dari fisik yakni: buku, komputer, dan lain-lain. Sedangkan alat
pendidikan non material meliputi pergaulan, wibawa, hukuman, dan lain-lain.
2. Jenis-Jenis Media Pendidikan Islam
Media pembelajaran Pendidikan Islam pada pada umumnya sama saja dengan
media pembelajaran lain, yang mana dalam proses pembelajaran, media tidak hanya
terdiri dari dua macam ,tetapi lebih dari itu. Klasifikasinya bisa dilihat dari macamnya
dan daya liputnya . Klasifikasi media Menurut Djamarah dan zain adalah:

-6-
Dilihat dari jenisnya, media pembelajaran dibagi menjadi tiga yaitu:

1) Media auditif, adalah media yang hanya mengandalkan kemampuan suara saja,
seperti radio, kaset rekorder dan piringan hitam. Media ini tidak cocok untuk tuna
rungu atau mempunyai kelainan dalam pendengaran.
2) Media visual, adalah media yang hanya mengandalkan indera penglihatan. Media
visual ini yang hanya menampilkan gambar diam film strip (film rangkai), slide,
foto, gambar atau lukisan, cetakan. Ada pula media visual yang menampilkan
gambar atau simbol yang bergerak seperti film tanpa suara, kartun atau animasi.
3) Media audio visual, adalah media yang mempunyai unsur suara dan unsur
gambar. Jenis media ini mempunyai kemampuan yang lebih baik, karena meliputi
kedua jenis media yang pertama dan kedua.

Berdasarkan daya liputnya, media dibagi menjadi tiga yaitu:

1) Media dengan daya liput luas dan serentak. Penggunaan media ini tidak terbatas
oleh tempat dan ruang serta dapat menjangkau jumlah peserta didik yang banyak
dalam waktu yang sama, contohnya radio dan televisi.
2) Media dengan daya liput terbatas oleh ruang dan tempat.Media ini dalam
penggunaanya membutuhkan ruang dan tempat yang khusus seperti film yang
harus menggunakan tempat tertutup.
3) Media Daring untuk pengajaran individual. Media ini penggunaannya hanya
untuk seorang diri. Termasuk media ini adalah modul berprogram dan pengajaran
melalui komputer serta aplikasi-aplikasi yang kompatible terhadap smartphone.

Pembelajaran daring merupakan sebuah inovasi pendidikan yang melibatkan


unsur teknologi informasi dalam pembelajaran. Menurut Mustofa bahwa
pembelajaran daring merupakan sistem pendidikan jarak jauh dengan sekumpulan
metode pengajaran dimana terdapat aktivitas pengajaran yang dilaksanakan secara
terpisah dari aktivitas belajar. Pembelajaran daring diselenggarakan melalui jejaring
internet dan web yang artinya bahwa penggunaan pembelajaran daring melibatkan
unsur teknologi sebagai sarana dan jaringan internet sebagai sistem. Pembelajaran
daring memberikan manfaat dalam membantu menyediakan akses belajar bagi semua
orang, sehingga menghapus hambatan secara fisik sebagai faktor untuk belajar dalam

-7-
ruang lingkup kelas. Walaupun tidak bisa dipungkiri bahwa tidak semua
pembelajaran dapat dipindahkan ke dalam lingkungan pembelajaran secara online
atau pembelajaran daring.

Pembelajaran daring bukan hal yang baru dikalangan pembelajar


seperti mahapeserta didik di perguruan tinggi dan para pelajar di kota-kota
dengan sekolah bertaraf internasional, bahkan hal tersebut dipandang sebagai
sesuatu yang efektif. Namun hal ini tidak sama dengan para pelajar di
kalangan sekolah dasar, menengah dan sekolah menengah atas yang berada di
desa dan kampung-kampung yang jauh dari pusat kota, pembelajaran secara
daring merupakan hal yang baru bagi mereka, sehingga pembelajaran daring
menggunakan aplikasi seperti e-classroom, video conference, telepon atau live
chat, zoom maupun melalui whatsapp group yang seharusnya menjadikan
pelajar memiliki keleluasaan waktu belajar sehingga dapat belajar kapanpun
dan dimanapun tidak dapat terlaksana secara maksimal.

Alat atau media sangat besar artinya dalam proses belajar mengajar, karena
dapat menimbulkan terjadinya interaksi langsung peserta didik dengan
lingkungannya. Dalam sistem pengajaran tradisional, para peserta didik hanya diberi
fakta dengan cara mendengar ceramah yang disampaikan oleh guru, sehingga
mengakibatkan tidak adanya hubungan timbal balik antara guru dan peserta didik.
Akan tetapi dalam sistem pengajaran modern telah digunakan media dan langsung
menggantikan gejala yang sesungguhnya.Ini merupakan salah satu fungsi media.

Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan beberapa manfaat praktis dari


penggunaan media pembelajaran di dalam proses belajar mengajar:

a) Dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi sehingga dapat memperlancar


dan meningkatkan proses hasil belajar.
b) Dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak sehingga dapat
menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang lebih langsung antara peserta didik
dan lingkungannya, dan kemungkinan peserta didik untuk belajar sendiri-sendiri
sesuai dengan kemampuan dan minatnya.
c) Dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang, dan waktu.

-8-
d) Dapat memberikan kesamaan pengalaman kepada peserta didik tentang peristiwa-
peristiwa di lingkungan mereka, serta memungkinkan terjadinya interaksi
langsung dengan guru, masyarakat,dan lingkungannya misalnya melalui karya
wisata, kunjungan-kunjungan ke museum atau kebun binatang.

B. METODE PENDIDIKAN ISLAM


1. Pengertian Metode Pendidikan Islam
Metodologi secara bahasa berasal dari Bahasa Yunani yaitu, metodos yang
bermakna cara atau jalan, dan dari kata logos yang bermakna ilmu. Makna
metodologi secara istilah adalah ilmu menegenai beberapa cara atau jalan yang
ditempuh untuk sampai ketujuan. Sedangkan pengertian metode menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia adalah cara kerja yang bersistem untuk memudahkan
pelaksanaan kegiatan guna mencapai tujuan yang telah ditentukan. Jadi definisi dari
metode memiliki arti adanya urutan kerja yang terencana, sistematis dan merupakan
hasil eksperimen ilmiyah guna mencapai tujuan yang telah direncanakan (arief,
2002).
Pendidikan atau pembelajaran merupakan sebuah kegiatan yang ditujukan
untuk membelajarkan siswa. Dapat diartikan juga bahwa pembelajaran adalah suatu
usaha yang terencana dalam proses belajar mengajar. Sedangkan Pendidikan Islam
merupakan usaha yang sistematis untuk membentuk manusia-manusia yang bersikap,
berpikir dan bertindak sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang digariskan oleh
Agama Islam untuk keselamatkan dan kebahagiaan hidupnya di dunia maupun di
akhirat. Maka metodologi pembelajaran dapat diartikan suatu cara atau jalan
sistematis yang ditempuh oleh pendidik dalam menyalurkan pengetahuan pada
peserta didik. Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan (usman, 2002)bahwa
metodologi Pendidikan Islam adalah jalan yang dapat ditempuh pendidik untuk
memudahkan dalam membentuk pribadi muslim yang berkepribadian Islam dan
sesuai dengan ketentuan Al-Qur’an dan Hadits.
2. Macam-Macam Metode Pendidikan Islam.
Pada zaman sekarang berbagai metode pendidikan telah digunakan para
pendidik sebagai jalan atau cara yang sistematik agar peserta didik lebih mudah

-9-
menerima pembelajaran. Sebelum metode Pendidikan Islam banyak digunakan pada
saat ini, berbagai metode Pendidikan Islam sudah lebih dulu direalisasikan oleh
Rasulallah. Berbagai pembelajaran atau pendidikan tentang Agama Islam sering
Rasulallah lakukan pada para sahabat dengan berbagai metode Pendidikan Islam.
Macam-macam metode Pendidikan Islam adalah sebagai berikut:
1) Metode Ceramah.

Metode ceramah (rada, 2011) ialah cara menyampaikan materi pembelajaran


dengan cara penuturan lisan pada peserta didik atau halayak ramai. Karakteristik dari
metode ini adalah pendidik lebih aktif memberikan penganjaran kepada peserta didik,
sedangkan peserta didik hanya menjadi pendengar yang pasif. Sejak zaman
Rasulallah metode ceramah menjadi metode yang pertama kali Beliau lakukan dalam
menyampaikan wahyu Allah pada pengikutnya. Salah satu hadits nabi yang
menggambarkan bahwa Rasulallah menggunakan metode ceramah adalah hadits
tentang menyelamatkan diri dari neraka.
‫ع ْن أَ ِبى‬َ َ‫ط ْل َحة‬ َ ‫ع ْب ِد ْال َملِكِ ب ِْن عُ َميْر‬
َ ‫ع ْن ُمو َسى ب ِْن‬ َ ‫ع ْن‬َ ‫َحدَّثَنَا قُتَ ْيبَةُ بْنُ َسعِيد َو ُزهَي ُْر بْنُ َحرْ ب قَالَ َحدَّثَنَا َج ِرير‬
‫ قُ َر ْيشًا فَاجْ تَ َمعُوا‬-‫صلى هللا عليه وسلم‬- ‫ّللا‬ ِ َّ ‫عا َرسُو ُل‬ َ َ‫شِيرتَكَ األ َ ْق َربِينَ ) د‬
َ ‫ع‬ َ ْ‫ه َُري َْرةَ قَا َل لَ َّما أ ُ ْن ِزلَتْ هَ ِذ ِه اآليَةُ ( َوأَ ْنذِر‬
ِ َّ‫ار يَا بَنِى ُم َّرةَ ب ِْن َك ْعب أَ ْن ِقذُوا أَ ْنفُ َسكُ ْم مِنَ الن‬
‫ار يَا بَنِى‬ ِ َّ‫ب ب ِْن لُ َؤى أَ ْن ِقذُوا أَ ْنفُ َسكُ ْم مِنَ الن‬
ِ ‫فَعَ َّم َوخَصَّ فَقَا َل «يَا بَنِى َك ْع‬
ِ َّ‫ار يَا بَنِى هَاشِم أَ ْن ِقذُوا أَ ْنفُ َسكُ ْم مِنَ الن‬
‫ار يَا‬ ِ َّ‫ع ْب ِد َمنَاف أَ ْن ِقذُوا أَ ْنفُ َسكُ ْم مِنَ الن‬ ِ َّ‫ع ْب ِد ش َْمس أَ ْن ِقذُوا أَ ْنفُ َسكُ ْم مِنَ الن‬
َ ‫ار يَا بَنِى‬ َ
‫غي َْر أَنَّ لَ ُك ْم‬ ِ َّ َ‫ار فَإِنِى لَ أَ ْم ِلكُ لَكُ ْم مِن‬
َ ‫ّللا َش ْيئًا‬ ِ َّ‫ار يَا فَاطِ َمةُ أَ ْن ِقذِى نَ ْف َسكِ مِنَ الن‬
ِ َّ‫ب أَ ْن ِقذُوا أَ ْنفُ َسكُ ْم مِنَ الن‬ َّ ‫ع ْب ِد ْال ُم‬
ِ ‫ط ِل‬ َ ‫بَنِى‬
‫ َرحِ ًما َسأَبُ ُّل َها ِب َبالَ ِل َها‬.
Artinya: Menceritakan kepada kami Qutaibah bin Sa’id dan Zubair bin Harb, berkata,
“menceritakan kepada kami Jarir, dari ‘Abdul Malik ibn ‘Umair, dari Musa ibn
Thalhah, dari Abu Hurairah, ia berkata, “ketika diturunkan ayat ini: “Dan
peringatkanlah para kerabatmu yang terdekat” (Q.S. Al-Syu’ara: 125), maka
Rasulallah SAW memanggil orang-orang Quraisy. Setelah mereka berkumpul,
Rasulallah SAW berbicara secara umum dan khusus. Beliau bersabda,”wahai Bani
Ka’ab ibn Luaiy, selamatkanlah diri kalian dari neraka! Wahai Bani ‘Abdi Syams,
selamatkan diri kalian dari neraka! Wahai Bani ‘Abdi Manaf, selamatkan diri kalian
dari neraka! Wahai Bani Hasyim, selamatkan diri kalian dari neraka! Wahai Fatimah,
selamatkan diri kalian dari neraka! Karena aku tidak kuasa menolak

- 10 -
sedikitpunsiksaan Allah terhadap kalian. Aku hanya punya hubungan kekeluargaan
dengan kalian yang akan aku sambung dengan sungguh-sungguh”. (H.R. Muslim)
Dalam hadits ini menjelaskan bahwa haruslah umat manusia menyelamatkan diri
mereka sendiri dari api neraka, karena Rasulallah tidak dapat menyelamatkan mereka
dari siksaan neraka. Beliau hanya mampu menyambungkan ikatan kekeluargaan
antara mereka tanpa dapat menyelamatkan mereka dari neraka. Melalui hadits ini
dapat terlihat jelas bahwa Rasullah sudah menggunakan metode ceramah sejak dulu.

2) Metode Tanya Jawab

Pengertian metode tanya jawab adalah cara penyajian dalam bentuk


pertanyaan yang harus dijawab, terutama dari guru kepada murid atau dapat juga dari
murid kepada guru. Metode ini menyampaikan pesan pengajaran dengan cara
mengajukan pertanyaan-pertanyaaan dan peserta didik menjawab, atau sebaliknya
peserta didik yang bertanya pada pendidik. (umar, 2015) Metode tanya jawab juga
sudah pernah digunakan Rasulallah untuk memberikan pengajaran, contohnya hadits
berikut ini.

ُ‫ع ْنه‬ ِ ‫ع ْن أَ ِبي ه َُري َْرةَ َر‬ َ ْ‫ع ْن أَ ِبي ُزر‬


َ َ‫عة‬ َ َ‫اع بْنُ َشب َْر َمة‬ ْ َ ‫َحدَثَنَا ُقتَ ْيبَ ُة بْنُ َس ِعيْد َحدَثَنَا َج ِريْر‬
َ ُ‫ضي هللا‬ ِ ‫ارةَ بْنُ ال َق ْع َق‬
َ ‫ع ْن عُ َم‬
.) َ‫ص َحا َبتِي؟ قَا َل (أ ُ ُّمك‬
َ ‫اس ِب ُحس ِْن‬ ِ َّ‫ارسُو ُل هللا َم ْن أَ َح ُّق الن‬ َ ‫علَ ْي ِه َو َسلَم فَقَا َل َي‬
َ ‫صلى هللا‬َ ‫هللا‬ِ ‫قَا َل َجا َء َرجُل ِإلَى َرسُو ِل‬
َ‫ قَا َل ث ُ ُّم َم ْن؟ قَا َل ( ث ُ َّم أَبُوك‬.) َ‫قَا َل ث ُ َّم َم ْن؟ قَا َل ( ث ُ َّم أ ُ ُّمك‬.) َ‫)قَا َل ث ُ َّم َم ْن؟ قَا َل(ث ُ َّم أ ُ ُّمك‬
Artinya:
Menceritakan kepada kami Qutaibah bin sa’id, menceritakan kepada kami Jarir dari
Umarah bin Qa’qa’ bin Syabramah dari Abu Zur’ah dari Abu Hurairah ra.
meriwayatkan bahwa seorang laiki-laki datang kepada Rasulallah SAW lalu bertanya:
“ya Rasulallah, siapa yang paling berhak (pantas) mendapatkan perlakuan baikku?”
Rasulallah menjawab “ibumu.” laki-laki itu berkata lagi, “siapa lagi?” Rasulallah
menjawab “kemudian ibumu.” laki-laki itu bertanya lagi, “kemudian siapa lagi?”
Rasulallah menjawab “ibumu.” laki-laki itu berkata lagi (untuk yang keempat
kalinya) “siapa lagi?” Rasulallah menjawab, “sesudah itu ayahmu.” (HR. Al-Bukhari)
Hadits tersebut menjelaskan bahwa terjadi pembelajaran tanya jawab antara
Rasulallah dan seorang laki-laki. Dijelaskan bahwa seorang laki-laki bertanya pada

- 11 -
Rasulallah siapakah orang yang lebih berhak atau pantas mendapatkan perlakuan
baiknya, maka Rasullah menjawab “ibumu” sebanyak tiga kali dan menjawab
“ayahmu” pada pertanyaan yang keempat. Maka dapat disimpulkan bahwa ibu lebih
berhak mendapatkan perlakuan baik dari seorang anak. Melalui hadits tersebut
Rasulullah telah memberikan pendidikan budi pekerti kepada sahabat dengan
menggunakan metode tanya jawab.

3) Metode Diskusi

Secara bahasa diskusi berasal dari kata bahasa Latin, yaitu “discussus” yang
berakar dari kata “dis” (terpisah) dan “cuture” (menggoncangkan atau memukul), jadi
secara bahasa “discuture”berarti suatu pukulan yang memisahkan sesuatu. Sedangkan
secara istilah Metode diskusi adalah suatu cara mempelajari materi pelajaran dengan
memperdebatkan masalah yang timbul dan saling mengadu argumentasi secara
rasional dan objektif. Metode ini merupakan suatu metode/cara yang dapat digunakan
dalam kelompok belajar dengan tujuan memecahkan suatu permasalah dengan
pendapat para anggota belajar. Selain itu diskusi juga dapat merangsang peserta didik
untuk aktif dalam memecahkan suatu permasalahan. Pada zaman sekarang metode
diskusi banyak digunakan karena dapat merangsang siswa lebih aktif dalam berpikir
dan berpendapat, padahal metode ini sudah lama digunakan Rasulallah, contohnya
adalah hadits berikut ini.

َّ‫ع ْن أَ ِبى ه َُري َْرةَ أَن‬ َ ِ‫ع ِن ْالعَالَء‬


َ ‫ع ْن أَبِي ِه‬ َ ‫ى بْنُ حُجْ ر قَالَ َحدَّثَنَا إِ ْس َماعِي ُل َوه َُو ابْنُ َج ْعفَر‬ َ ‫َحدَّثَنَا قُتَ ْيبَةُ بْنُ َسعِيد َو‬
ُّ ‫ع ِل‬
َّ‫ فَقَا َل « ِإن‬.َ‫ِس فِينَا َم ْن لَ دِرْ ه ََم َلهُ َولَ َمتَاع‬ ْ ُ‫ قَال‬.»‫ِس‬
ُ ‫واال ُم ْفل‬ ُ ‫ قَا َل « أَتَد ُْرونَ َما ْال ُم ْفل‬- ‫صلى هللا عليه وسلم‬- ‫ّللا‬ ِ َّ ‫َرسُو َل‬
‫ف هَذَا َوأَ َك َل َما َل هَذَا َو َس َفكَ د ََم هَذَا‬ َ َ‫صيَام َوزَ كَاة َويَأْتِى قَدْ َشت ََم هَذَا َوقَذ‬ َ ‫مِن أ ُ َّمتِى يَأْتِى يَ ْو َم ْال ِقيَا َم ِة ِب‬
ِ ‫صالَة َو‬ ْ ‫ِس‬ َ ‫ْال ُم ْفل‬
‫طا َياهُ ْم‬ ْ َ‫علَ ْي ِه أُخِ ذ‬
َ ‫مِن َخ‬ َ ‫ضى َما‬ َ ‫مِن َح َسنَاتِ ِه فَإِ ْن فَنِ َيتْ َح َسنَاتُهُ قَ ْب َل أَ ْن يُ ْق‬
ْ ‫مِن َح َسنَاتِ ِه َوهَذَا‬ْ ‫طى هَذَا‬ َ ‫ب هَذَا فَيُ ْع‬ َ ‫ض َر‬
َ ‫َو‬
َ ‫علَ ْي ِه ث ُ َّم طُ ِر‬
ِ َّ‫ح فِى الن‬
‫ار‬ َ ْ‫»فَطُ ِر َحت‬.
Artinya:
Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda, “tahukah kalian apa
yang dimaksud dengan al-muflis (bangrut)?” Sahabat menjawab “al-muflis
dikalangan kami adalah orang yang tidak memiliki uang dan harta benda.”Rasulallah
berkata, “Sesungguhnya Al-muflis diantara umatku adalah orang yang datang pada

- 12 -
hari kiamat membaawa pahala shalat, puasa, dan zakat. Selain itu ia juga memfitnah
orang lain, menuduh orang lain (berbuat maksiat), memakan harta orang lain (dengan
cara tidak halal), menumpahkan darah dan memukul orang lain. Lalu masing-masing
kesalahan itu ditebus dengan kebaikan (pahala)nya.setelah kebaikan (pahala)nya
habis sebelum permasalahannya terselesaikan, maka dosa orang yang didzalimi itu
dilemparkan kepadanya, kemudian ia dilemparkan kedalam neraka.” (HR. Muslim)
Diskusi antara Rasulallah dan sahabat ada yang diawali pertanyaan sahabat pada
Rasulallah, ada juga yang diawali dengan pertanyaan Rasulullah pada para sahabat.
Kemudian pertanyaan itu berlanjut pada sesi diskusi yang bertujuan menyelesaikan
suatu permasalahan. Hadits diatas membuktikan metode diskusi digunakan Rasulallah
untuk memberitahu dan menyelesaikan masalah tentang al-muflis.

4). Metode Demonstrasi

Demonstrasi diambil dari kata “domonstration” yang artinya memperagakan


atau memperlihatkan proses kelangsungan sesuatu. Secara terminologi metode
demonstrasi adalah metode mengajar dengan menggunakan peragaan untuk
memperjelas suatu pengertian atau untuk memperlihatkan bagaimana proses yang
harus dilalui peserta didik. Dalam mendidik para sahabat Rasulullah salah satunya
dengan keteladanan, sebagai contohnya adalah bacaan shalat, kedisiplinan waktu
dalam shalat dan masih banyak lagi.
َّ ‫ع ْن َج ِد ِه أَنَّ َر ُجالً أَتَى النَّ ِب‬
‫ى‬ َ ‫ع ْن أَبِي ِه‬ َ ‫شعَيْب‬ ُ ‫ع ْم ِرو ب ِْن‬ َ ‫ع ْن‬َ َ‫عائِ َشة‬ َ ‫ع ْن ُمو َسى ب ِْن أَبِى‬ َ َ‫ع َوانَة‬َ ‫َحدَّثَنَا ُم َسدَّد َحدَّثَنَا أَبُو‬
‫غ َس َل َوجْ َههُ ثَالَثًا ث ُ َّم‬َ ‫عا بِ َماء فِى إِنَاء فَغَ َس َل َكفَّ ْي ِه ثَالَثًا ث ُ َّم‬
َ َ‫ور فَد‬
ُ ‫ط ُه‬ ُّ ‫ْف ال‬ ِ َّ ‫ فَقَا َل يَا َرسُو َل‬-‫صلى هللا عليه وسلم‬-
َ ‫ّللا َكي‬
‫ظاه ِِر أُذُنَ ْي ِه‬ َ ‫علَى‬ ْ ِ‫ع ْي ِه ثَالَثًا ث ُ َّم َم َس َح بِ َرأْسِ ِه فَأَدْ َخ َل إ‬
َ ‫صبَعَ ْي ِه ال َّسبَّا َحتَي ِْن فِى أُذُنَ ْي ِه َو َم َس َح بِإِ ْب َها َم ْي ِه‬ َ ‫غ َس َل ذ َِرا‬ َ
ْ‫ص فَقَد‬ َ َ‫علَى هَ َذا أَ ْو نَق‬ َ َ‫غ َس َل ِرجْ لَ ْي ِه ثَالَثًا ثَالَثًا ث ُ َّم قَا َل « هَ َكذَا ْال ُوضُو ُء فَ َم ْن زَ اد‬ َ ‫َو ِبال َّسبَّا َحتَي ِْن بَاطِنَ أُذُنَ ْي ِه ث ُ َّم‬
‫ظ َل َم َوأَ َسا َء‬
َ « ‫ظ َل َم» أَ ْو‬َ ‫»أَ َسا َء َو‬.
Artinya:
“Telah menceritakan kepada kami Musaddad telah menceritakan kepada kami Abu
‘Awanah dari Musa bin Abu Aisyah dari ‘Amru bin Syu’aib dan ayahnya dari
kakeknya bahwasanya ada seorang laki-laki datang kepada Raulullah SAW seraya
berkata; “Ya Rasulallah, bagaimana cara bersuci? Maka Beliau memerintahkan untuk
didatangkan air didalam bejana, lalu Beliau membasuh telapak tangannya tiga kali,

- 13 -
kemudian membasuh wajahnya tiga kali, kemudian membasuh lengannya tiga kali,
kemudian mengusap kepalanya lalu memasukkan kedua telunjuknya pada kedua
telinganya, dan mengusap bagaian luar kedua telinga dengan kedua ibu jari dan
bagian dalam kedua telinga dengan kedua jari telunjuknya, kemudian membasuh
kedua kakinya tiga kali tiga kali, kemudian Beliau bersabda:”Beginilah cara
berwudhu, barang siapa yang menambah atau mengurangi dari keterangan ini, maka
ia telah berbuat kejelekan dan kedzaliman atau kedzaliman dan kejelekan.” (HR. Abu
Dawud). Melalui hadits ini dapat dilihat bahwa Rasulallah telah meggunakan metode
demonstrasi dalam mengajarkan cara berwudhu pada para sahabat.

5). Metode Pembiasaan

Pembiasaan dalam metode pedidikan Islam adalah sebuah cara yang dapat
dilakukan untuk membiasakan anak didik berfikir, bersikap dan bertindak sesuai
dengan tuntunan Agama Islam. Salah satu cara yang ampuh untuk mencapai tujuan
pembelajaran adalah pembiasaan. Melalui pembiasaan kebiasaan baik yang sering
dilakukan peserta didik akan mempermudah mereka untuk mencapai tujuan dari
pembelajaran. Selain itu cara ini cukup efisien utuk menghilangakan kebiasaan buruk
peserta didik dengan pembiasaan yang lebih positif.

‫علَ ْي ِه َو َس َّل َم‬ ُ َّ ‫صلَّى‬


َ ‫ّللا‬ ِ َّ ‫ع ْن َج ِد ِه قَا َل قَا َل َرسُو ُل‬
َ ‫ّللا‬ َ ‫ع ْن أَ ِبي ِه‬ ُ ‫ع ْم ِرو ب ِْن‬
َ ‫ش َعيْب‬ َ ‫ع ْن‬ َ ‫ار بْنُ د َُاود‬ ُ ‫َحدَّثَنَا َوكِيع َحدَّثَنَا َس َّو‬
ِ‫اجع‬ ِ ‫ض‬َ ‫ع ْش ًرا َوف َِرقُوا بَ ْينَ ُه ْم فِي ْال َم‬
َ ‫علَ ْي َها إِذَا بَلَغُوا‬
َ ‫ص َالةِ إِذَا بَلَغُوا َس ْبعًا َواض ِْربُوهُ ْم‬َّ ‫ص ْبيَانَكُ ْم بِال‬ِ ‫ ُم ُروا‬.

Artinya:
Telah diceritakan kepada kami Waki’ telah diceritakan kepada kami Sawwar bin
Dawud dari Amru bin Syu’aib dari ayahnya dari kakeknya, Rasulallah SAW
bersabda, “suruhlah anakmu mendirikan shalat ketika berumur tujuh tahun dan
pukullah mereka karena meninggalkannya ketika ia berumur sepuluh tahun. (pada
saat itu), pisahkanlah tempat tidur mereka.” (HR. Ahmad)
Dalam mengajarkan shalat Rasulallah menganjurkan metode pembiasaan
sejak kecil, Beliau bertitah pada para sabat agar membiasakan shalat sejak umur tujuh
tahun. Meskipun anak yang berumur tujuh tahun belum berkewajiban shalat, tetapi

- 14 -
Rasulallah tetap menyuruh mereka shalat. Hal ini merupakan metode pembelajaran
Rasulallah dengan metode pembiasaan, kerena dengan begitu anak-anak akan terbiasa
melakukan shalat saat usianya sudah baligh.
Dari pejelasan diatas dapat disimpulkan bahwa metode pendidikan Islam telah
dicontohkan Rasulallah pada masa lalu. Dengan metode-metode tersebut dapat
memudahkan Rasulallah menyampaikan wahyu dan pengajaran untuk kaum muslimin
agar dapat berfikir, bersikap dan bertindak sesuai tuntunan Agama Islam. Metode
Pendidikan Islam yang pernah Rasulallah gunakan adalah metode ceramah, tanya
jawab, diskusi, demonstrasi dan pembiasaan.

C. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN METODE PENDIDIKAN ISLAM


Berbagai metode pendidikan Islam (jaini, 2000) memang mempermudah para
pendidik dan peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar. Akan tetapi setiap
metode pendidikan memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Berikut ini
adalah ulasan beberapa kelebihan dan Kekurangan metode pendididkan Islam.

1. Metode Ceramah
Kelebihan:
• Lebih ekonomis, praktis dan efektif untuk menyajikan informasi, konsep ilmu,
gagasan.
• Suasana kelas lebih tenang karena semua peserta didik hanya mendengarkan
penjelasan dari pendidik.
• Meminimalisir tenaga dan waktu, karena dengan waktu singkat peserta didik
dapat menerima pengajaran dari pendidik.
• Melatih pendengaran dan daya tangkap peserta didik sehingga dapat
menyimpulakan pembelajaran yang diterima.
Kekurangan:
• Pendidik lebih aktif sehingga peserta didik menjadi pasif.
• Kurang membentuk keterampilan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran.

- 15 -
• Pendidik sulit mengukur pemahaman peserta didik tentang materi yang
diceramahkan.
• Cenderung membosankan sehingga dapat mengikis fokus dan perhatian
peserta didik, sehingga tidak dapat memahami materi dengan baik.

2. Metode Tanya Jawab


Kelebihan:
• Situasi kelas akan lebih hidup karena peserta didik dapat melontarkan
pertanyaan maupun menjawab pertanyaan dari hasil pemikirannya.
• Melatih keberanian peserta didik dalam berpendapat.
• Perbedaan pendapat yang timbul dapat menghangatkan proses pembelajaran.
• Pendidik dapat mengantrol pemahaman peserta didik.
• Pertanyaan dapat memusatkan perhatian peserta didik.
• Merangsang perkembangan daya pikir peserta didik.
Kekurangan:
• Menyita waktu lebih lama dan kurang terkontrol jika banyak pertanyaan yang
dilontarkan
• Bila tanya jawab tidak sesuai materi kemungkinan dapat terjadi
penyimpangan perhatian peserta didik.
• Pembelajaran kurang terkordinir jika bayak pertanyaan yang belum dapat
dijawab dengan tepat.

3. Metode Diskusi
Kelebihan:
• Suasana kelas lebih bergairah, karena perhatian dan pemikiran peserta didik
tercurahkan pada permasalahan yang diangkat dalam forum diskusi.
• Terjalinnya hubungan sosial antar peserta didik, sehingga dapat menimbulkan
rasa percaya diri, toleransi, demokrasi, berpikir kritis dan sistematis.

- 16 -
• Karena peserta didik aktif dalam pembelajaran, maka hasil diskusi dapat
dipahami.
• Adanya kesadaran peserta didik dalam mengikuti dan mematuhi aturan dalam
diskusi.
Kekurangan:
• Adanya sebagian siswa yang kurang berpartisipasi.
• Sulit menentukan hasil yang ingin dicapai.
• Peserta didik sulit berpendapat secara ilmiah atau sistematis.

4. Metode Demonstrasi
Kelebihan:
• dapat memusatkan perhatian peserta didik pada apa yang didemonstrasikan.
• Memberikan pengalaman praktis, menguatkan ingatan dan keterampilan
peserta didik.
• Menghindari kesalahan peserta didik dalam mengambil kesimpulan.
Kekurangan:
• Persiapan dan pelaksanaan memakan banyak waktu.
• Harus menggunakan peralatan lengkap agar efektif.
• Sukar dilaksanakan jika pese[21]rta didik belum matang kemampuan
dalam melaksanakan.
5. Metode Pembiasaan
Kelebihan:
• Dapat menghemat tenaga dan waktu dengan baik.
• Berkaitan dengan aspek lahiriyah dan batiniyah.
• Tercatat sebagai metode yang paling berhasil dalam membentuk
kepribadian peserta didik.
Kekurangan:
• Membutuhkan tenaga pendidik yang benar-benar dapat dijadikan tauladan
dalam menanam sebuah nilai pada peserta didik.

- 17 -
Demikian penjelasan tentang kelebihan dan kekurangan masing-masing
metode pembelajaran Islam yang juga pernah diterapkan oleh Rasulallah. Maka dari
berbagai penjelasan tersebut dapat dilihat bahwa setiap metode tidak hanya meliki
kelebihan, tetapi juga kekurangan yang berbeda-beda. Meski terdapat kelebihan dan
kekurangan, metode pendidikan Islam tetap menjadi cara sistematis yang dapat
mempermudah dalam pembelajaran.

- 18 -
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dalam kesimpulannya, alat atau media dan metodologi pendidikan Islam memiliki peran
yang penting dalam meningkatkan pemahaman dan pengamalan ajaran agama Islam. Berikut
adalah beberapa kesimpulan yang dapat diambil:

1. Alat atau media dalam pendidikan Islam, seperti buku panduan, papan tulis, proyektor,
dan perangkat lunak komputer, dapat membantu memfasilitasi proses pembelajaran
dengan memvisualisasikan konsep-konsep agama secara lebih jelas dan menarik bagi
peserta didik.
2. Penggunaan alat atau media yang tepat dapat meningkatkan minat dan motivasi peserta
didik dalam mempelajari agama Islam. Dengan memanfaatkan teknologi dan media yang
relevan, peserta didik dapat terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran.
3. Metodologi dalam pendidikan Islam, seperti ceramah, diskusi kelompok, permainan
peran, dan pembelajaran berbasis proyek, dapat membantu meningkatkan pemahaman
dan pengamalan ajaran agama Islam. Metodologi yang variatif dapat memenuhi
kebutuhan peserta didik dengan gaya belajar yang berbeda-beda.
4. Penggunaan alat atau media dan penerapan metodologi pendidikan Islam perlu
disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan kebutuhan pendidikan. Pemilihan alat
atau media yang sesuai serta penerapan metodologi yang efektif akan memaksimalkan
hasil pembelajaran agama Islam.
5. Penggunaan alat atau media dan penerapan metodologi pendidikan Islam dapat
membantu memfasilitasi penerapan nilai-nilai agama dalam kehidupan sehari-hari peserta
didik. Dengan penggunaan yang tepat, peserta didik dapat menginternalisasi ajaran
agama Islam dalam tindakan dan perilaku mereka.
6. Meskipun penggunaan alat atau media dan penerapan metodologi pendidikan Islam
memiliki manfaat yang signifikan, tantangan seperti keterbatasan akses terhadap

- 19 -
teknologi, kesesuaian dengan konteks budaya, dan penyesuaian dengan perkembangan
peserta didik perlu diatasi untuk meningkatkan efektivitasnya.

Dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan agama Islam, penggunaan alat atau
media dan penerapan metodologi yang tepat sangat penting. Dengan memanfaatkan alat atau
media yang relevan dan menerapkan metodologi yang efektif, diharapkan peserta didik dapat
memahami dan mengamalkan ajaran agama Islam dengan lebih baik.

B. SARAN
Setelah ditarik kesimpulan dari penelitian yang dilakukan, penyusun
memberikan saran sebagai berikut:
1. Pemanfaatan metode dan media pembelajaran pendidikan agama Islam pada sistem
pembelajaran daring sebaiknya ditunjang dengan sosialisasi penggunaan platform media
yang digunakan di sekolah-sekolah, sebab masih banyak guru, orang tua dan siswa yang
tidak memahami bagaimana cara menggunakan platform tersebut.
2. Penggunaan metode dan media pembelajaran pendidikan agama Islam pada sistem
pembelaja-ran daring membutuhkan kuota dan akses internet yang baik sehingga pihak
pemerintah dan sekolah seharusnya dapat memberikan dan memfasilitasi hal tersebut.

- 20 -
DAFTAR PUSTAKA

Syaiful Bahri Djamarah, dan Aswan Zain,. Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka

Cipta. 2002), h. 140-142.

Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, h.29-30.

Armai Arief, Pengentar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam (Jakarta Selatan: Ciputat Pres,
2002), 87.

Soleha dan Rada, Ilmu Pendidikan Islam (Bandung: Alfabeta, 2011), 107.Ibid., 88. Ibid., 135-
136.lim,

Sahih Muslim, Kitab Al-iman, Bab Fi Qauluhu Ta‘ala (wa ’Andhir ‘Ashirataka Al-’aqrabin)
Syaiful Bhari Djamarah dan Aswan Jaini, Strategi Belajar Mengajar (Jakarta: Rineka Cipta,
2000), 107.

Basyiruddin Usman, Metode Pembelajaran Agama Islam (Jakarta: Ciputat Pres, 2002), 43.

Bukhariy, Sahih Al-Bukhariy, Kitab Al-’Adab, Bab Man ’Ahaqunas Bihusni Al-Sahabati.

Ibid., 145.

Soleha dan Rada, Ilmu Pendidikan Islam (Bandung: Alfabeta, 2011), 112.

Muslim, Sahih Muslim, Kitab Al-biru wa Al-silah wa Al-’adab, Bab tahrimuzalam.

Ibid,. 190. Al-juz’u Al-hadiy ‘Ashara.

Bukhari Umar, Hadits Tarbawi: Pendidikan dalam Prespektif Hadits (Malang: Amazah, 2015),
109.

Abiy Dawud, Sunan Abiy Dawud, Kitab Al-Taharah, Bab Al-wudu’u Tsulatsa Tsulatsa.

Ibid., 110.

Ahmad, Musnad Ahmad,

- 21 -
Soleha dan Rada, Ilmu Pendidikan Islam (Bandung: Alfabeta, 2011), 111-112.

Ibid., 142-143.

Basyiruddin Usman, Metode Pembelajaran Agama Islam (Jakarta: Ciputat Pres, 2002), 44.

Basyiruddin Usman, Metode Pembelajaran Agama Islam (Jakarta: Ciputat Pres, 2002), 37-38.

Soleha dan Rada, Ilmu Pendidikan Islam (Bandung: Alfabeta, 2011), 116-117.

Ibid., 115-116.

Haidar Putra, Pendidikan Islam: Dalam Perspektif Filsafat, Editor: Nurussakinah Daulay.

(Kencana: Kharisma Putra Utama, 2014), h. 120.

- 22 -

Anda mungkin juga menyukai