Oleh Kelompok 8 :
SHOIMATUDZAKIYAH (232381130801)
ELIS ROSMAWATI (3281130806)
HERIWANTO (2381130790)
-1-
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Alat
atau Media dan Metodologi Pendidikan Islam”. Shalawat dan salam semoga tetap senantiasa
dilimpahkan kepada junjungan dan uswatun hasanah kita, Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi
wa Sallam.
Dalam upaya penyelesaian makalah ini, kami telah banyak mendapatkan bantuan dan
bimbingan dari berbagai pihak. Dengan demikian kami ucapkan ribuan terimakasih, terkhusus
kami ucapkan kepada dosen pembimbing mata kuliah Ilmu Pendidikan Islam. Semoga Allah
Subhanahu wa ta’ala membalas amal semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan
makalah ini. Makalah ini disusun sebagai salah satu tugas dalam mempelajari Ilmu Pendidikan
Islam, dengan tujuan untuk memahami pentingnya penggunaan alat atau media dan metodologi
yang tepat dalam proses pembelajaran pendidikan agama Islam.
Terlepas dari semua ini, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik agar dapat memperbaruhi makalah yang telah kami buat.
Harapan kami, semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk digunakan sebagai referensi bagi
penelitian-penelitian selanjutnya serta dapat menambah wawasan keilmuan baik secara praktis
maupun teoritis.
Tim Penyusun
-2-
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .1
KATA PENGANTAR. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .2
DAFTAR ISI. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3
BAB I PENDAHULUAN. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 4
BAB II PEMBAHASAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 6
A. KESIMPULAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .19
B. SARAN. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .20
-3-
BAB I
PENDAHULUAN
Pendidikan Islam memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk karakter dan
keimanan umat Muslim. Untuk mencapai tujuan tersebut, penggunaan alat atau media dan
metodologi yang tepat dalam pendidikan Islam sangat diperlukan. Latar belakang penggunaan
alat atau media dan metodologi pendidikan Islam dapat dipahami melalui beberapa faktor
berikut:
-4-
Islam dapat membantu peserta didik untuk mengaplikasikan ajaran agama dalam
kehidupan sehari-hari mereka.
Dengan memperhatikan latar belakang tersebut, penggunaan alat atau media dan
metodologi pendidikan Islam menjadi semakin relevan dan penting dalam memenuhi kebutuhan
pendidikan agama yang efektif. Penggunaan alat atau media yang tepat dan penerapan
metodologi yang efektif dapat membantu meningkatkan pemahaman, minat, dan pengamalan
ajaran agama Islam bagi peserta didik.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut diatas, maka dapat diidentifikasi beberapa
masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana pengertian dari Alat atau Media dan Metodologi Pendidikan Islam?
2. Apa saja jenis Alat atau Media dalam Metodologi Pendidikan Islam?
3. Apa saja kekurangan dan kelebihan alat atau media tersebut terhadap Metodologi
Pendidikan Islam?
C. Tujuan
Berdasarkan Rumusan masalah tersebut diatas, maka tujuan makalah ini adalah :
1. Dapat mengetahui pengertian dari Alat atau Media dan Metodologi Pendidikan Islam.
2. Dapat mengetahui jenis Alat atau Media dalam Metodologi Pendidikan Islam.
3. Dapat mengetahui saja kekurangan dan kelebihan alat atau media tersebut terhadap
Metodologi Pendidikan Islam.
-5-
BAB II
PEMBAHASAN
-6-
Dilihat dari jenisnya, media pembelajaran dibagi menjadi tiga yaitu:
1) Media auditif, adalah media yang hanya mengandalkan kemampuan suara saja,
seperti radio, kaset rekorder dan piringan hitam. Media ini tidak cocok untuk tuna
rungu atau mempunyai kelainan dalam pendengaran.
2) Media visual, adalah media yang hanya mengandalkan indera penglihatan. Media
visual ini yang hanya menampilkan gambar diam film strip (film rangkai), slide,
foto, gambar atau lukisan, cetakan. Ada pula media visual yang menampilkan
gambar atau simbol yang bergerak seperti film tanpa suara, kartun atau animasi.
3) Media audio visual, adalah media yang mempunyai unsur suara dan unsur
gambar. Jenis media ini mempunyai kemampuan yang lebih baik, karena meliputi
kedua jenis media yang pertama dan kedua.
1) Media dengan daya liput luas dan serentak. Penggunaan media ini tidak terbatas
oleh tempat dan ruang serta dapat menjangkau jumlah peserta didik yang banyak
dalam waktu yang sama, contohnya radio dan televisi.
2) Media dengan daya liput terbatas oleh ruang dan tempat.Media ini dalam
penggunaanya membutuhkan ruang dan tempat yang khusus seperti film yang
harus menggunakan tempat tertutup.
3) Media Daring untuk pengajaran individual. Media ini penggunaannya hanya
untuk seorang diri. Termasuk media ini adalah modul berprogram dan pengajaran
melalui komputer serta aplikasi-aplikasi yang kompatible terhadap smartphone.
-7-
ruang lingkup kelas. Walaupun tidak bisa dipungkiri bahwa tidak semua
pembelajaran dapat dipindahkan ke dalam lingkungan pembelajaran secara online
atau pembelajaran daring.
Alat atau media sangat besar artinya dalam proses belajar mengajar, karena
dapat menimbulkan terjadinya interaksi langsung peserta didik dengan
lingkungannya. Dalam sistem pengajaran tradisional, para peserta didik hanya diberi
fakta dengan cara mendengar ceramah yang disampaikan oleh guru, sehingga
mengakibatkan tidak adanya hubungan timbal balik antara guru dan peserta didik.
Akan tetapi dalam sistem pengajaran modern telah digunakan media dan langsung
menggantikan gejala yang sesungguhnya.Ini merupakan salah satu fungsi media.
-8-
d) Dapat memberikan kesamaan pengalaman kepada peserta didik tentang peristiwa-
peristiwa di lingkungan mereka, serta memungkinkan terjadinya interaksi
langsung dengan guru, masyarakat,dan lingkungannya misalnya melalui karya
wisata, kunjungan-kunjungan ke museum atau kebun binatang.
-9-
menerima pembelajaran. Sebelum metode Pendidikan Islam banyak digunakan pada
saat ini, berbagai metode Pendidikan Islam sudah lebih dulu direalisasikan oleh
Rasulallah. Berbagai pembelajaran atau pendidikan tentang Agama Islam sering
Rasulallah lakukan pada para sahabat dengan berbagai metode Pendidikan Islam.
Macam-macam metode Pendidikan Islam adalah sebagai berikut:
1) Metode Ceramah.
- 10 -
sedikitpunsiksaan Allah terhadap kalian. Aku hanya punya hubungan kekeluargaan
dengan kalian yang akan aku sambung dengan sungguh-sungguh”. (H.R. Muslim)
Dalam hadits ini menjelaskan bahwa haruslah umat manusia menyelamatkan diri
mereka sendiri dari api neraka, karena Rasulallah tidak dapat menyelamatkan mereka
dari siksaan neraka. Beliau hanya mampu menyambungkan ikatan kekeluargaan
antara mereka tanpa dapat menyelamatkan mereka dari neraka. Melalui hadits ini
dapat terlihat jelas bahwa Rasullah sudah menggunakan metode ceramah sejak dulu.
- 11 -
Rasulallah siapakah orang yang lebih berhak atau pantas mendapatkan perlakuan
baiknya, maka Rasullah menjawab “ibumu” sebanyak tiga kali dan menjawab
“ayahmu” pada pertanyaan yang keempat. Maka dapat disimpulkan bahwa ibu lebih
berhak mendapatkan perlakuan baik dari seorang anak. Melalui hadits tersebut
Rasulullah telah memberikan pendidikan budi pekerti kepada sahabat dengan
menggunakan metode tanya jawab.
3) Metode Diskusi
Secara bahasa diskusi berasal dari kata bahasa Latin, yaitu “discussus” yang
berakar dari kata “dis” (terpisah) dan “cuture” (menggoncangkan atau memukul), jadi
secara bahasa “discuture”berarti suatu pukulan yang memisahkan sesuatu. Sedangkan
secara istilah Metode diskusi adalah suatu cara mempelajari materi pelajaran dengan
memperdebatkan masalah yang timbul dan saling mengadu argumentasi secara
rasional dan objektif. Metode ini merupakan suatu metode/cara yang dapat digunakan
dalam kelompok belajar dengan tujuan memecahkan suatu permasalah dengan
pendapat para anggota belajar. Selain itu diskusi juga dapat merangsang peserta didik
untuk aktif dalam memecahkan suatu permasalahan. Pada zaman sekarang metode
diskusi banyak digunakan karena dapat merangsang siswa lebih aktif dalam berpikir
dan berpendapat, padahal metode ini sudah lama digunakan Rasulallah, contohnya
adalah hadits berikut ini.
- 12 -
hari kiamat membaawa pahala shalat, puasa, dan zakat. Selain itu ia juga memfitnah
orang lain, menuduh orang lain (berbuat maksiat), memakan harta orang lain (dengan
cara tidak halal), menumpahkan darah dan memukul orang lain. Lalu masing-masing
kesalahan itu ditebus dengan kebaikan (pahala)nya.setelah kebaikan (pahala)nya
habis sebelum permasalahannya terselesaikan, maka dosa orang yang didzalimi itu
dilemparkan kepadanya, kemudian ia dilemparkan kedalam neraka.” (HR. Muslim)
Diskusi antara Rasulallah dan sahabat ada yang diawali pertanyaan sahabat pada
Rasulallah, ada juga yang diawali dengan pertanyaan Rasulullah pada para sahabat.
Kemudian pertanyaan itu berlanjut pada sesi diskusi yang bertujuan menyelesaikan
suatu permasalahan. Hadits diatas membuktikan metode diskusi digunakan Rasulallah
untuk memberitahu dan menyelesaikan masalah tentang al-muflis.
- 13 -
kemudian membasuh wajahnya tiga kali, kemudian membasuh lengannya tiga kali,
kemudian mengusap kepalanya lalu memasukkan kedua telunjuknya pada kedua
telinganya, dan mengusap bagaian luar kedua telinga dengan kedua ibu jari dan
bagian dalam kedua telinga dengan kedua jari telunjuknya, kemudian membasuh
kedua kakinya tiga kali tiga kali, kemudian Beliau bersabda:”Beginilah cara
berwudhu, barang siapa yang menambah atau mengurangi dari keterangan ini, maka
ia telah berbuat kejelekan dan kedzaliman atau kedzaliman dan kejelekan.” (HR. Abu
Dawud). Melalui hadits ini dapat dilihat bahwa Rasulallah telah meggunakan metode
demonstrasi dalam mengajarkan cara berwudhu pada para sahabat.
Pembiasaan dalam metode pedidikan Islam adalah sebuah cara yang dapat
dilakukan untuk membiasakan anak didik berfikir, bersikap dan bertindak sesuai
dengan tuntunan Agama Islam. Salah satu cara yang ampuh untuk mencapai tujuan
pembelajaran adalah pembiasaan. Melalui pembiasaan kebiasaan baik yang sering
dilakukan peserta didik akan mempermudah mereka untuk mencapai tujuan dari
pembelajaran. Selain itu cara ini cukup efisien utuk menghilangakan kebiasaan buruk
peserta didik dengan pembiasaan yang lebih positif.
Artinya:
Telah diceritakan kepada kami Waki’ telah diceritakan kepada kami Sawwar bin
Dawud dari Amru bin Syu’aib dari ayahnya dari kakeknya, Rasulallah SAW
bersabda, “suruhlah anakmu mendirikan shalat ketika berumur tujuh tahun dan
pukullah mereka karena meninggalkannya ketika ia berumur sepuluh tahun. (pada
saat itu), pisahkanlah tempat tidur mereka.” (HR. Ahmad)
Dalam mengajarkan shalat Rasulallah menganjurkan metode pembiasaan
sejak kecil, Beliau bertitah pada para sabat agar membiasakan shalat sejak umur tujuh
tahun. Meskipun anak yang berumur tujuh tahun belum berkewajiban shalat, tetapi
- 14 -
Rasulallah tetap menyuruh mereka shalat. Hal ini merupakan metode pembelajaran
Rasulallah dengan metode pembiasaan, kerena dengan begitu anak-anak akan terbiasa
melakukan shalat saat usianya sudah baligh.
Dari pejelasan diatas dapat disimpulkan bahwa metode pendidikan Islam telah
dicontohkan Rasulallah pada masa lalu. Dengan metode-metode tersebut dapat
memudahkan Rasulallah menyampaikan wahyu dan pengajaran untuk kaum muslimin
agar dapat berfikir, bersikap dan bertindak sesuai tuntunan Agama Islam. Metode
Pendidikan Islam yang pernah Rasulallah gunakan adalah metode ceramah, tanya
jawab, diskusi, demonstrasi dan pembiasaan.
1. Metode Ceramah
Kelebihan:
• Lebih ekonomis, praktis dan efektif untuk menyajikan informasi, konsep ilmu,
gagasan.
• Suasana kelas lebih tenang karena semua peserta didik hanya mendengarkan
penjelasan dari pendidik.
• Meminimalisir tenaga dan waktu, karena dengan waktu singkat peserta didik
dapat menerima pengajaran dari pendidik.
• Melatih pendengaran dan daya tangkap peserta didik sehingga dapat
menyimpulakan pembelajaran yang diterima.
Kekurangan:
• Pendidik lebih aktif sehingga peserta didik menjadi pasif.
• Kurang membentuk keterampilan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran.
- 15 -
• Pendidik sulit mengukur pemahaman peserta didik tentang materi yang
diceramahkan.
• Cenderung membosankan sehingga dapat mengikis fokus dan perhatian
peserta didik, sehingga tidak dapat memahami materi dengan baik.
3. Metode Diskusi
Kelebihan:
• Suasana kelas lebih bergairah, karena perhatian dan pemikiran peserta didik
tercurahkan pada permasalahan yang diangkat dalam forum diskusi.
• Terjalinnya hubungan sosial antar peserta didik, sehingga dapat menimbulkan
rasa percaya diri, toleransi, demokrasi, berpikir kritis dan sistematis.
- 16 -
• Karena peserta didik aktif dalam pembelajaran, maka hasil diskusi dapat
dipahami.
• Adanya kesadaran peserta didik dalam mengikuti dan mematuhi aturan dalam
diskusi.
Kekurangan:
• Adanya sebagian siswa yang kurang berpartisipasi.
• Sulit menentukan hasil yang ingin dicapai.
• Peserta didik sulit berpendapat secara ilmiah atau sistematis.
4. Metode Demonstrasi
Kelebihan:
• dapat memusatkan perhatian peserta didik pada apa yang didemonstrasikan.
• Memberikan pengalaman praktis, menguatkan ingatan dan keterampilan
peserta didik.
• Menghindari kesalahan peserta didik dalam mengambil kesimpulan.
Kekurangan:
• Persiapan dan pelaksanaan memakan banyak waktu.
• Harus menggunakan peralatan lengkap agar efektif.
• Sukar dilaksanakan jika pese[21]rta didik belum matang kemampuan
dalam melaksanakan.
5. Metode Pembiasaan
Kelebihan:
• Dapat menghemat tenaga dan waktu dengan baik.
• Berkaitan dengan aspek lahiriyah dan batiniyah.
• Tercatat sebagai metode yang paling berhasil dalam membentuk
kepribadian peserta didik.
Kekurangan:
• Membutuhkan tenaga pendidik yang benar-benar dapat dijadikan tauladan
dalam menanam sebuah nilai pada peserta didik.
- 17 -
Demikian penjelasan tentang kelebihan dan kekurangan masing-masing
metode pembelajaran Islam yang juga pernah diterapkan oleh Rasulallah. Maka dari
berbagai penjelasan tersebut dapat dilihat bahwa setiap metode tidak hanya meliki
kelebihan, tetapi juga kekurangan yang berbeda-beda. Meski terdapat kelebihan dan
kekurangan, metode pendidikan Islam tetap menjadi cara sistematis yang dapat
mempermudah dalam pembelajaran.
- 18 -
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dalam kesimpulannya, alat atau media dan metodologi pendidikan Islam memiliki peran
yang penting dalam meningkatkan pemahaman dan pengamalan ajaran agama Islam. Berikut
adalah beberapa kesimpulan yang dapat diambil:
1. Alat atau media dalam pendidikan Islam, seperti buku panduan, papan tulis, proyektor,
dan perangkat lunak komputer, dapat membantu memfasilitasi proses pembelajaran
dengan memvisualisasikan konsep-konsep agama secara lebih jelas dan menarik bagi
peserta didik.
2. Penggunaan alat atau media yang tepat dapat meningkatkan minat dan motivasi peserta
didik dalam mempelajari agama Islam. Dengan memanfaatkan teknologi dan media yang
relevan, peserta didik dapat terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran.
3. Metodologi dalam pendidikan Islam, seperti ceramah, diskusi kelompok, permainan
peran, dan pembelajaran berbasis proyek, dapat membantu meningkatkan pemahaman
dan pengamalan ajaran agama Islam. Metodologi yang variatif dapat memenuhi
kebutuhan peserta didik dengan gaya belajar yang berbeda-beda.
4. Penggunaan alat atau media dan penerapan metodologi pendidikan Islam perlu
disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan kebutuhan pendidikan. Pemilihan alat
atau media yang sesuai serta penerapan metodologi yang efektif akan memaksimalkan
hasil pembelajaran agama Islam.
5. Penggunaan alat atau media dan penerapan metodologi pendidikan Islam dapat
membantu memfasilitasi penerapan nilai-nilai agama dalam kehidupan sehari-hari peserta
didik. Dengan penggunaan yang tepat, peserta didik dapat menginternalisasi ajaran
agama Islam dalam tindakan dan perilaku mereka.
6. Meskipun penggunaan alat atau media dan penerapan metodologi pendidikan Islam
memiliki manfaat yang signifikan, tantangan seperti keterbatasan akses terhadap
- 19 -
teknologi, kesesuaian dengan konteks budaya, dan penyesuaian dengan perkembangan
peserta didik perlu diatasi untuk meningkatkan efektivitasnya.
Dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan agama Islam, penggunaan alat atau
media dan penerapan metodologi yang tepat sangat penting. Dengan memanfaatkan alat atau
media yang relevan dan menerapkan metodologi yang efektif, diharapkan peserta didik dapat
memahami dan mengamalkan ajaran agama Islam dengan lebih baik.
B. SARAN
Setelah ditarik kesimpulan dari penelitian yang dilakukan, penyusun
memberikan saran sebagai berikut:
1. Pemanfaatan metode dan media pembelajaran pendidikan agama Islam pada sistem
pembelajaran daring sebaiknya ditunjang dengan sosialisasi penggunaan platform media
yang digunakan di sekolah-sekolah, sebab masih banyak guru, orang tua dan siswa yang
tidak memahami bagaimana cara menggunakan platform tersebut.
2. Penggunaan metode dan media pembelajaran pendidikan agama Islam pada sistem
pembelaja-ran daring membutuhkan kuota dan akses internet yang baik sehingga pihak
pemerintah dan sekolah seharusnya dapat memberikan dan memfasilitasi hal tersebut.
- 20 -
DAFTAR PUSTAKA
Syaiful Bahri Djamarah, dan Aswan Zain,. Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka
Armai Arief, Pengentar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam (Jakarta Selatan: Ciputat Pres,
2002), 87.
Soleha dan Rada, Ilmu Pendidikan Islam (Bandung: Alfabeta, 2011), 107.Ibid., 88. Ibid., 135-
136.lim,
Sahih Muslim, Kitab Al-iman, Bab Fi Qauluhu Ta‘ala (wa ’Andhir ‘Ashirataka Al-’aqrabin)
Syaiful Bhari Djamarah dan Aswan Jaini, Strategi Belajar Mengajar (Jakarta: Rineka Cipta,
2000), 107.
Basyiruddin Usman, Metode Pembelajaran Agama Islam (Jakarta: Ciputat Pres, 2002), 43.
Bukhariy, Sahih Al-Bukhariy, Kitab Al-’Adab, Bab Man ’Ahaqunas Bihusni Al-Sahabati.
Ibid., 145.
Soleha dan Rada, Ilmu Pendidikan Islam (Bandung: Alfabeta, 2011), 112.
Bukhari Umar, Hadits Tarbawi: Pendidikan dalam Prespektif Hadits (Malang: Amazah, 2015),
109.
Abiy Dawud, Sunan Abiy Dawud, Kitab Al-Taharah, Bab Al-wudu’u Tsulatsa Tsulatsa.
Ibid., 110.
- 21 -
Soleha dan Rada, Ilmu Pendidikan Islam (Bandung: Alfabeta, 2011), 111-112.
Ibid., 142-143.
Basyiruddin Usman, Metode Pembelajaran Agama Islam (Jakarta: Ciputat Pres, 2002), 44.
Basyiruddin Usman, Metode Pembelajaran Agama Islam (Jakarta: Ciputat Pres, 2002), 37-38.
Soleha dan Rada, Ilmu Pendidikan Islam (Bandung: Alfabeta, 2011), 116-117.
Ibid., 115-116.
Haidar Putra, Pendidikan Islam: Dalam Perspektif Filsafat, Editor: Nurussakinah Daulay.
- 22 -