BUKU PANDUAN
PEMBIASAAN AKHLAK MULIA
MI BANTARKALONG
PROVINSI JAWA BARAT 2019
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Assalamu'alaykum Wr. Wb
Puji syukur kehadirat Allah SWT. yang telah menganugerahkan rahmat dan inayah-Nya atas
terbitnya Panduan Pembiasaan Akhlak Mulia Peserta Didik Madrasah Ibtidaiyah di Sekolah.
Dalam rangka mewujudkan siswa yang beriman, bertaqwa kepada Allah SWT. Berakhlak
mulia, dan taat beribadah, pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di Madrasah
Ibtidaiyah dapat diberikan melalui kegiatan pembiasaan di sekolah.
Tujuan disusunnya Panduan Pembiasaan Akhlak Mulia Peserta Didik di Madrasah Ibtidaiyah
(MI) adalah untuk memberi kemudahan dalam melaksanakan Pembiasaan Akhlak Mulia bagi
peserta didik pada jenjang Madrasah Ibtidaiyah (MI) sehingga terciptanya peserta didik muslim
yang shalih dan shalihah, beriman dan bertaqwa, serta tangguh dalam menghadapi tantangan zaman.
Dalam penyusunan panduan ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu, dapat diberikan
masukan, kritik, dan saran sebagai perbaikan dari panduan ini.
Semoga panduan ini dapat memberikan informasi dan bermanfaat bagi sekolah atau lembaga
yang akan melaksanakan Pembiasaan Akhlak Mulia pada Madrasah Ibtidaiyah (MI).
Akhirnya kami mengucapkan terima kasih dan memberikan penghargaan kepada semua pihak
yang telah memberikan kontribusi demi kesempurnaan panduan ini. Semoga bermanfaat dan
menjadi amal ibadah kita semua, Aamiin.
Penyusun
DAFTAR ISI
A. Latar Belakang
Salah satu upaya untuk mewujudkan pendidikan karakter, para peserta didik harus dibekali
dengan pendidikan khusus yang membawa misi pokok dalam pembinaan akhlak mulia.
Keluarnya Undang-Undang Nomor. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional,
menegaskan kembali fungsi dan tujuan pendidikan nasional kita. Pada pasal 3 ditegaskan,
pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan
untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Pendidikan Agama mengemban misi yang amat mulia dalam pembangunan bangsa ini.
Salah satu upaya yang bisa dilakukan untuk perbaikan pendidikan adalah membangun kultur
akhlak mulia di kalangan siswa. Kegitan pembiasaan akhlak mulia dilakukan dalam rangka
mewujudkan tujuan pendidikan agama Islam sehingga dapat terealisasi dalam kehidupan sehari-
hari sebagaimana tujuan yang diharapkan dari pendidikan Islam.
Surat Al Ahzab ayat 21 yang artinya : Sesungguhnya telah ada pada diri Rosul itu Suri
tauladan yang baik. Merujuk ayat ayat tersebut di atas maka pendidikan adalah mempunyai
peranan yang sangat penting dalam membentuk tingkah laku, karena akhlaq adalah insting (
garizah ) yang dibawa manusia sejak lahir.
Tujuan dari pembiasaan dalam pendidikan agama Islam di antaranya sebagaimana
diungkapkan oleh Al-Ghazali bahwa setiap perbuatan baik yang sudah menjadi kebiasaan,
maka akhlak itu baik akan terpatri dalam dirinya. Dari sini dapat dipahami rahasia yang ada di
balik perintah syariat untuk melakukan kebaikan, yaitu dalam rangka mengubah hati dari
bentuknya (karakter) yang jelek kepada yang baik, walaupun seseorang melakukannya dengan
susah dan terpaksa, namun tetap akan membekas pada dirinya dan menjadi bagian dari jati
dirinya.
B. Dasar Hukum
1. Al Qur’an dan Hadist
2. Undang-Undang Dasar RI 1945 dan perubahannya;
3. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional;
4. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen;
5. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2007 tentang Pendidikan Agama dan Keagamaan;
6. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan
Pendidikan;
7. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 39 Tahun 2008 tentang Pembinaan
Kepesertadidikan;
8. Peraturan Menteri Agama Nomor 16 tahun 2010 tentang Pengelolaan Pendidikan Agama
pada Sekolah;
9. Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Nomor 137 Tahun 2014 tentang Standar
Pendidikan Anak Usia Dini
10. Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Nomor 148 Tahun 2014 tentang
Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini
11. Keputusan Menteri Agama (KMA) Nomor 211 Tahun 2011 tentang Pedoman
Pengembangan Standar Nasional Pendidikan Agama Islam Pada Sekolah;
12. Surat Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Barat Nomor:
Kw.15.2/.../PP.00.11/.../2019 tanggal ..................... 2019 perihal Pelaksanaan Pembiasaan
Akhlak Mulia
Pembiasaan (habituation) merupakan proses pembentukan sikap dan perilaku yang relatif
menetap dan bersifat otomatis melalui proses pembelajaran yang berulang-ulang. Untuk
menanamkan pembiasaan terhadap anak usia Madrasah Ibtidaiyah (MI), yaitu usia 4-6 tahun
bersifat fleksibel, dan dapat dilaksanakan secara rutin, spontan, keteladanan dan terprogram.
Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan bangsa Indonesia dan menjadi
pemandu dalam upaya untuk mewujudkan suatu kehidupan yang bermakna, damai dan bermartabat.
Menyadari bahwa peran tersebut, maka internalisasi nilai agama dalam kehidupan setiap pribadi
menjadi sebuah keniscayaan.
Pendidikan Agama Islam (PAI) dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT, berakhlak mulia serta meningkatkan
potensi spiritual. Akhlak mulia mencakup etika, budi pekerti, dan moral. Peningkatan potensi
spritual mencakup pengenalan, pemahaman, dan penanaman nilai-nilai keagamaan, serta
pengamalan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan individual ataupun sosial. Peningkatan potensi
spritual tersebut, akhirnya bertujuan pada optimalisasi berbagai potensi yang dimiliki manusia yang
aktualisasinya mencerminkan harkat dan martabatnya sebagai makhluk Allah SWT.
Pembiasaan (habituation) merupakan proses pembentukan sikap dan perilaku yang relatif
menetap dan bersifat otomatis melalui proses pembelajaran yang berulang-ulang. Sikap atau
perilaku yang menjadi kebiasaan mempunyai ciri; perilaku tersebut relatif menetap, umumnya
tidak memerlukan fungsi berpikir yang cukup tinggi, misalnya untuk dapat mengucapkan salam
cukup fungsi berpikir berupa mengingat atau meniru saja, bukan sebagai hasil dari proses
kematangan, tetapi sebagai akibat atau hasil pengalaman atau belajar, dan tampil secara berulang-
ulang sebagai respons terhadap stimulus yang sama.
Pembentukan perilaku melalui pembiasaan merupakan kegiatan yang dilakukan secara terus-
menerus dan ada dalam kehidupan sehari-hari peserta didik sehingga menjadi pola pengembangan
diri yang baik. Bidang pengembangan diri meliputi aspek pengembangan moral dan nilai-nilai
agama, serta pengembangan sosial, emosional, dan kemandirian. Dari aspek pengembangan moral
dan nilai-nilai agama diharapkan akan meningkatkan ketaqwaan peserta didik terhadap Allah SWT
dan membina sikap peserta didik dalam rangka meletakkan dasar agar peserta didik menjadi warga
negara yang baik. Aspek pengembangan sosial dan kemandirian dimaksudkan untuk membina peserta
didik agar dapat mengendalikan emosinya secara wajar dan dapat berinteraksi dengan sesamanya
maupun dengan orang dewasa dengan baik serta dapat menolong dirinya sendiri dalam rangka
kecakapan hidup. Bidang pengembangan diri dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut.
Kegiatan pembiasaan keagamaan di Bantarkalong terdiri :
Sifat
Jenis Kegiatan Hasil yang Diharapkan
Kegiatan
Rutin Nilai Keagamaan
Berdoa sebelum dan sesudah Terbiasa berdoa setiapbelajar
belajar . Terbiasa melaksanakansholat wajib
Sholat Dzuhur berjamaah berjamaah
Sholat Dhuha Terbiasa melaksanakansholat sunah
Tadarus Terbiasa membaca AlQuran
Ta’lim Terbiasa Menghafal Zuz Amma
Hafalan Zuz Amma
Peringatan hari besar keagamaan
Nilai Kemandirian
Piket kelas
Jumat bersih Terbiasa menjaga kebersihan
Membaca buku Terbiasa membaca buku
Metode pembiasaan di Madrasah Ibtidaiyah Bantarkalong melalui metode uswah hasanah. Dalam
menerapkan metode uswah hasanah guru harus mempunyai pengetahuan yang memadai:
1. Metode uswah hasanah adalah perbuatan yang patut ditiru baik dengan memberi contoh yang
baik yang berupa prilaku yang nyata khususnya ibadah dan akhlaq
2. Metode Latihan yaitu dengan memberi kegiatan secara continue dan terarah. Melalui latihan
rutin yang dilakukan dengan sungguh sungguh maka kegiatan pembelajaran yang diharapkan
akan tercapai, maka perlu dipupuk dan dimotivasi secara rutin. Menjadikan suatu perbuatan
yang baik sebagai rasa tanggung jawab sehingga kekal menjadi kebiasaan
3. Metode Bimbingan praktek ibadah. Kegiatan praktek langsung ibadah sehari hari dapat
diterapkan melalui pembiasaan, misalnya: membiasakan mengaji, melakukan kegiatan praktek
sholat, dan lain sebagainya.
BAB III
BENTUK PEMBIASAAN AKHLAK MULIA
DI MI BANTARKALONG
M. Membiasakan Shalat
Setiap pagi guru membiasakan siswa untuk melaksanakan solat duha.
Ketika waktu dzuhur guru membiasakan siswa untuk melaksanakan shalat Dzuhur berjama’ah.
BAB IV
PELAPORAN DAN MONITORING
Pelaporan
a. Pelaporan Manual
1. Kegiatan pembiasaan akhlak mulia di sekolah dilaporkan oleh guru pada akhir
semester
2. Laporan disertai dengan bukti fisik pendukung
3. Laporan ditujukan kepada pengawas Madrasah diketahui kepala sekolah
b. Laporan monitoring
1. Monitoring dilakukan secara berkelanjutan
2. Monitoring pada sekolah dilaksanakan oleh pengawas MIN 6 Pangandaran
BAB V
PENUTUP
Panduan ini disusun sebagai acuan dalam pelaksanaan kegiatan pembiasaan akhlak mulia pada
jenjang Madrasah Ibtidaiyah Negeri 6 Pangandaran. Pelaksanaan kegiatan tersebut dapat dilakukan
di masing-masing sekolah, dilaksanakan secara berkesinambungan dilakukan pengawasan,
pembinaan dan penilaian oleh pengawas Madrasah dan pihak terkait.
Diharapkan seluruh guru dapat berperan aktif dalam mendukung kegiatan pembiasaan akhlak
mulia di sekolah dan daerahnya masing-masing sehingga terbentuknya peserta didik yang beriman
dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berkepribadian muslim yang kokoh.
(Terlampir kegiatan pembiasaan guru menyambut siswa di pintu gerbang)
1 Senin
2 Selasa 07.30 s.d. 08.00 WIB I dan II
3 Rabu
4 08.00 s.d. 08.30 WIB III dan IV
Kamis
5 Jum’at
6 Sabtu 08.30 s.d. 09.00 WIB V dan VI
Keterangan : Pendampingan sholat duha dilakukan oleh guru kelas.