SEKOLAH
Disusun oleh :
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI............................................................................................................................. i
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................... 2
1.1 Latar Belakang .......................................................................................................... 2
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................................... 3
1.3 Tujuan Penelitian ...................................................................................................... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................................ 3
2.1 Pemerataan Pendidikan Indonesia ............................................................................ 3
2.2 Pendidikan sebagai Hak Dasar ( Hak Asasi Manusia ) ............................................. 5
2.3 Zonasi Pendidikan ..................................................................................................... 5
BAB III PEMBAHASAN ...................................................................................................... 7
3.1 Sosialisasi Zonasi Pendidikan di Indonesia .............................................................. 7
3.2 Implementasi Zonasi Pendidikan .............................................................................. 8
3.3 Tujuan Zonasi Pendidikan ........................................................................................ 9
3.4 Permasalahan Zonasi Pendidikan............................................................................ 10
BAB IV KESIMPULAN ...................................................................................................... 11
4.1 Kesimpulan ............................................................................................................. 11
4.2 Saran ....................................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................... 13
i
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Memperoleh pendidikan merupakan hak asasi setiap warga negara
Indonesia dan untuk itu setiap warga negara Indonesia berhak
memperoleh pendidikan yang bermutu dengan minat dan bakat yang
dimilikinya tanpa memandang status sosial, status ekonomi, suku, etnis,
agama, dan gender. Pemerintah berupaya untuk memberikan
pendidikan kepada seluruh warga negara Indonesia melalui pemerataan
akses pendidikan, namun terkait dengan wilayah menunjukan
ketimpangan yang mana akses pendidikan di perkotaan lebih tinggi
daripada di pedesaan.
2
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana Pemahaman Masyarakat Indonesia tentang
Kebijakan Zonasi Pendidikan ?
2. Bagaimana Implementasi Pemberlakuan Zonasi Pendidikan di
Indonesia ?
3. Apa Tujuan dan Arah Pemerintah Terhadap Kebijakan Zonasi
Pendidikan ?
1.3 Tujuan Penelitian
1. Untuk memperkenalkan dan menjelaskan tentang kebijakan
zonasi pendidikan.
2. Untuk mengetahui pengaruh kebijakan zonasi pendidikan
terhadap pemerataan pendidikan dan prestasi siswa.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pemerataan Pendidikan Indonesia
Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional (selanjutnya ditulis UU Sisdiknas) menyatakan:
“Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”.
3
yang sama di dalam mengakses pendidikan. Dengan kata lain, tidak ada
perbedaan antara si miskin dan si kaya, demikian juga tidak terdapat
perbedaan antara masyarakat kota dan masyarakat desa.
Faktor yang paling dominan terjadinya anak putus sekolah adalah karena
faktor ekonomi. Pendidikan merupakan salah satu aktivitas yang dilakukan
oleh manusia sebagai subjeknya untuk meningkatkan kesejahteraannya.
Karenanya, pendidikan dipandang sebagai bagian dari usaha manusia untuk
meningkatkan kesejahteraan atau sebagai bagian dari pembangunan nasional.
Pandangan ini dikuatkan dengan pendapat yang mengatakan bahwa
pendidikan mempunyai peranan dalam pembangunan nasional dan
pembangunan ekonomi khususnya. Demikian sebaliknya, ekonomi
menganggap bahwa manusia merupakan salah satu produksi.25
4
2.2 Pendidikan sebagai Hak Dasar ( Hak Asasi Manusia )
Pendidikan adalah sebuah hak asasi sekaligus sebuah sarana untuk
merealisasikan hak-hak asasi manusia lainnya. Sebagai hak pemampuan,
pendidikan adalah sarana utama dimana orang dewasa dan terutama anak-anak
yang dimarjinalkan secara ekonomi dan sosial dapat mengangkat diri mereka
keluar dari kemiskinan dan memperoleh cara untuk terlibat dalam komunitas
mereka. Pendidikan memainkan sebuah peranan penting untuk
memberdayakan perempuan, melindungi anak-anak dari eksploitasi kerja dan
seksual yang berbahaya. Anak menjadi prioritas utama dalam pendidikan,
karena anak merupakan salah satu kelompok yang rentan terhadap
pelanggaran HAM sehingga memerlukan bantuan orang dwasa dalam
melindungi hak-haknya. Perlindungan anak di sini tidak hanya sampai pada
pemenuhan hak hidup, namun mencakup pula segala kegiatan untuk
menjamin dan melindungi hak-haknya agar dapat tumbuh, berkembang, dan
berpartisipasi secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan,
serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.
5
baru yaitu Nomor 14 Tahun 2018 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru
(PPDB) dengan salah satu hal yang menjadi perhatian yaitu diberlakukannya
sistem zonasi sekolah. Peraturan zonasi yaitu sekolah harus menerima siswa
baru yang berdomisili pada radius paling dekat dengan sekolah yang dilihat
berdasarkan alamat pada kartu keluarga yang diterbitkan. Kemudian peraturan
zonasi ini ditetapkan untuk sekolah jenjang TK, SD, SMP dan SMA
sedangkan untuk SMK dibebaskan untuk peraturan zonasi.
6
1. Pemerintah Daerah wajib menerima calon peserta didik
yangberdomisili sesuai zonasi yang ditetapkan oleh pemerintah daerah;
2. Domisili peserta didik didasarkan pada Kartu Keluarga (KK) yang
diterbitkan paling lambat 1 tahun sebelum pelaksanaan PPDB.
3. Jika tidak memiliki KK dapat diganti dengan Surat Keterangan Domisili
dari Rukun Tetangga/Rukun Warga (RT/RW) yang di Legalisir oleh
Lurah/Kepala Desa setempat yang menerangkan bahwa peserta didik
yang bersangkutan telah berdomisili paling singkat 1 tahun sejak
diterbitkannya Surat Keterangan Domisili (SKD).
4. Sekolah harus memprioritaskan peserta didik yang berdomisili dari satu
Kab/Kota yang sama dengan sekolah asal.
5. Kuota Zonasi 90% sudah termasuk kuota peserta didik dari keluarga
tidak mampu, dan anak penyandang disabilitas yang menyelenggarakan
layanan inklusi.
6. Bukti Siswa Tidak Mampu dibuktikan dengan keikutsertaan Program
Pemerintah dalam penanganan tidak mampu (KIS/KIP/PKH dan
sebagainya)
7. Untuk jenjang SMA/SMK siswa miskin atau keluarga tidak mampu
wajib menerima daya tampung minimal/paling sedikit 20% dari jumlah
daya tampung.
8. Penetapan zonasi disesuaikan dengan ketersediaan sekolah dan jumlah
peserta didik pada daerah tersebut.
9. Penetapan Zonasi wajib diumumkan minimal 1 bulan sebelum
pelaksanaan PPDB.
10. Penetapan Zonasi harus melibatkan Kelompok Kerja Kepala Sekolah.
11. Penetapan Zonasi dapat bekerja sama dengan Pemerintah Daerah lain
secara tertulis untuk sekolah yang berada di perbatasan.
7
pusat karena minimnya informasi terkait teknis pelaksanaan zonasi dengan waktu
yang sangat dekat dengan memulai pendaftaran siswa terutama pada kalangan
siswa SD dan SMP yang sudah lulus.
KPAI menilai sosialisasi sistem zonasi oleh Kemendikbud sangat minim, baik
kepada dinas pendidikan di level provinsi/kabupaten/kota, maupun sosialisasi dinas
pendidikan setempat kepada masyarakat atau orang tua siswa calon peserta didik
baru. Namun Kemendikbud memberikan pernyataan sudah melakukan sosialisasi
sistem zonasi dan beranggapan pemda sudah paham tentang zonasi pendidikan.
Jadi disimpukan oleh Sekretaris Jenderal Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI)
Heru Purnomo bahwa terjadi misunderstanding antara Permendikbud dan Pemda.
8
disalahgunakan. Lama domisili peserta didik didasarkan pada alamat Kartu
Keluarga (KK), yang diterbitkan minimal 1 tahun sebelumnya. Untuk
meningkatkan transparansi dan menghindari praktik jual-beli kursi, permendikbud
baru ini mewajibkan setiap sekolah mengumumkan jumlah daya tampung. Daya
tampung yang diumumkan yaitu pada kelas 1 SD, kelas 7 SMP dan kelas 10
SMA/SMK sesuai data rombongan belajar dalam Data Pokok Pendidikan
(Dapodik). Selain itu juga diatur mengenai kewajiban sekolah, untuk
memprioritaskan peserta didik berdomisili satu wilayah yang sama dengan sekolah
asal (Sistem Zonasi), yang dibuktikan dengan KK atau surat keterangan domisili.
9
1. Membangun Indonesia daei pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah
dan desa dalam kerangka negara kesatuan.
2. Melakukan Revolusi Karakter bangsa (Berkarakter).
3. Meningkatkan Kualitas Hidup Manusia Indonesia (Cerdas).
4. Meningkatkan produktivitas serta daya saing di pasar internasional.
10
tentang PPDB tidak mengatur mengenai jalur SKTM dalam PPDB. Pasal 19
Permendikbud No. 14 Tahun 2018 tentang PPDB hanya mengatur kuota 20% untuk
keluarga tidak mampu yang berdomisili di satu wilayah daerah provinsi. Terkait
hal ini, Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia mengungkapkan temuan
berupa 78.065 SKTM palsu di Jawa Tengah. Penggunaan SKTM sebagai syarat
siswa masuk kuota miskin memang sangat rawan dimanipulasi.
Kondisi mutu input siswa di sebagian besar sekolah banyak yang mengalami
penurunan. Kondisi ini secara tidak langsung menurunkan motivasi guru untuk
mengajar karena guru harus mengeluarkan kemampuan lebih untuk menyampaikan
ilmu kepada siswa yang kemampuannya lebih rendah. Turunnya motivasi belajar
karena , rombongan belajar akan terdiri dari peserta didik dengan variasai
kemampuan belajar, yang terdiri dari peserta didik berprestasi dan tidak berprestasi
yang dapat cenderung mempengaruhi prestasi mereka yang sudah baik karena
merasa tidak perlu untuk mengejar prestasi lebih baik dari temannya dan
menurunnya semangat kompetisi.
BAB IV KESIMPULAN
4.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari semua isi makalah adalah bahwa Zonasi Pendidikan
terhadap PPDB merupakan upaya baru Pemerintah untuk merealisasikan
pemerataan akses pendidikan di Indonesia sesuai dengan hak asasi setiap warga
negara Indonesia berhak memperoleh pendidikan yang bermutu dengan minat
dan bakat yang dimilikinya tanpa memandang status sosial, status ekonomi,
suku, etnis, agama, dan gender. Dengan diberlakukan zonasi akan
menghilangkan diskriminasi pendidikan sehingga kualitas pendidikan mampu
untuk disama ratakan. Sistem zonasi menghadirkan populasi kelas heterogen,
sehingga akan mendorong kreativitas dan profesionalitas pendidik dalam
pembelajaran di kelas. Namun dengan adanya beberapa kekurangan terkait
ketersediaan sekolah kurang merata, manipulasi data SKTM, kebijakan
11
terhadap sekolah swasta, motivasi belajar siswa perlu dievaluasi kembali oleh
Pemerintah.
4.2 Saran
Berdasarkan hasil analisis dan kesimpulan, maka menghasilkan beberapa
saran sebagai berikut:
12
DAFTAR PUSTAKA
Lukman Hakim. 2016. Pemerataan Akses Pendidikan Bagi Rakyat Sesuai Dengan Amanat
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional
https://bangimam-berbagi.blogspot.com/2019/01/ini-acuan-ppdb-2019.html “ Juknis
PPDB Tahun Ajaran 2019/2020 “diakses tanggal
https://poskita.co/2018/05/31/zonasi-sekolah-perlu-sosialisasi-maksimal-banyak-ortu-
siswa-dibuat-resah/ “ Zonasi Sekolah Perlu Sosialisasi Maksimal, Banyak Ortu Siswa
Dibuat Resah “diakses tanggal
http://www.bandungkab.go.id/arsip/ppdb-2019-aturan-zonasi-tetap-diberlakukan “
PPDB 2019, Aturan Zonasi Tetap Diberlakukan “diakses tanggal
http://sinarharapan.net/2019/04/pemda-dimohon-terapkan-zonasi-pendidikan/ “
Pemda Dimohon Terapkan Zonasi Pendidikan “diakses tanggal
https://setkab.go.id/penerimaan-peserta-didik-baru-2019-prioritaskan-zonasi-tidak-
perlu-lagi-sktm/ “ Penerimaan Peserta Didik Baru 2019 : Prioritaskan Zonasi, Tidak
Perlu Lagi SKTM “diakses tanggal 16 Januari 2019
https://indonesiabaik.id/infografis/kebijakan-zonasi-wujudkan-pemerataan-
pendidikan “ Kebijakan Zonasi Wujudkan Pemerataan Pendidikan “diakses tanggal
https://indonesiabaik.id/infografis/arah-kebijakan-zonasi-pendidikan “ Arah
Kebijakan Zonasi Pendidikan “diakses tanggal
Dinar Wahyuni. 2018. Pro Kontra Sistem Zonasi Penerimaan Peserta Didik Baru
Tahun Ajaran 2018/2019
https://www.youthmanual.com/post/terkini/berita/sistem-zonasi-penerimaan-siswa-
baru-2017-2018-mendikbud-semua-sekolah-harus-jadi-favorit “ Sistem Zonasi
Penerimaan Siswa Baru 2017-2018. Mendikbud: “ Semua Sekolah Harus Jadi
Favorit!” diakses tanggal 10 Juni 2017
13