Anda di halaman 1dari 16

Makalah Pendidikan Budaya Anti Korupsi

KEGIATAN ORGANISASI KEMAHASISWAAN YANG


MEMPERHATIKAN NILAI-NILAI ANTIKORUPSI DAN MENERAPKAN
5 PRINSIP ANTIKORUPSI MELIPUTI AKNTABILITAS,
TRANSPARANSI, KEWAJARAN, KEBIJAKAN, DAN KONTROL
KEBIJAKAN

DISUSUN OLEH

NAMA : SANDRA KAROLINA SAMBALI

NIM : PO7124121015

KELAS : 1A

PRODI : D3 KEBIDANAN

DOSEN PENGAMPUH: MOH. FADLI Dg PATOMPO, SH, MH

PROGRAM STUDI D-III KEBIDANAN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALU

TAHUN AJARAN 2021/2022


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat tuhan yang maha esa karena berkat rahmat dan
hidayahnya kami dapat menyelesaikan makalah Mata Kuliah Pendidikan Budaya
Anti Korupsi yang berjudul “Kegiatan organisasi Kemahasiswaan Yang
Menerapkan 5 Prinsip Antikorupsi Meliputi Akuntabilitas, Transparansi,
Kewajaran, Kebijakan, dan Kontrol Kebijakan” ini dengan baik sesuai dengan
jadwal dan waktu yang telah ditentukan.

Tak lupa pula kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah mendukung dalam penyelesaian makalah ini terutama teman satu tim dan
juga kepada Bapak Moh. Fadli Dg Patompo, SH, MH yang telah membimbing
kami dalam penyelesaian makalah ini.

Kami menyadari bahwa tak ada gading yang tak retak begitu pula dengan
makalah ini. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran demi
kesempurnaan makalah kami dan juga makalah yang akan datang.

Akhir kata, kami berharap semoga laporan ini dapat berguna bagi penulis
dan semua yang membacanya.

Palu, 29 Maret 2022

Sandra Karolina Sambali


DAFTAR ISI

Halaman

SAMPUL

KATA PENGANTAR.........................................................................................

DAFTAR ISI ........................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN....................................................................................

1.1 LatarBelakang......................................................................................
1.2 Rumusan Masalah................................................................................
1.3 Tujuan..................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................

2.1 Deskripsi Kegiatan..............................................................................

2.2 Penerapan Nilai-Nilai Anti Korupsi Pada Kegiatan...........................

2.3 Penerapan Prinsip-prinsip Anti Korupsi dalam Kegiatan..................

BAB III PENUTUP............................................................................................

3.1 Kesimpulan..........................................................................................

3.2 Saran....................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Maraknya korupsi di Indonesia bukan lagi disebut membudaya, tapi sudah


menjadi suatu seni, yaitu seni berkorupsi. Meraup uang negara merupakan hal
yang mudah saja dilakukan oleh para koruptor, tinggal bagaimana cara mereka
untuk mengemas hasil korupsi tersebut agar tidak tercium oleh KPK. Bahkan
dengan kata lain, dapat dikatakan bahwa korupsi di Indonesia sudah menjadi suatu
life style atau gaya hidup. Lebih lanjut lagi Hikmawan menyebutkan bahwa,
“berdasarkan hasil survei tahun 2004, Political And Economic Risk Consultancy
Ltd. (PERC) menyatakan bahwa korupsi di Indonesia menduduki skor 9,25 di atas
India (8,90), Vietnam (8,67), Filipina (8,33), dan Thailand (7,33). Artinya,
Indonesia masih menjadi negara terkorup di Asia”

Pemberian Pendidikan Antikorupsi kepada masyarakat, khususnya


mahasiswa tersebut merupakan salah satu usaha preventif memberantas korupsi
yang diharapkan dapat berjalan dengan efektif dan efisien. Partisipasi masyarakat
dalam usaha preventif ini dapat dijadikan sebagai suatu usaha prioritas mengingat
ketidakberdayaan hukum di Indonesia dalam memberantas korupsi. Selan itu,
United Nations Against Corruption (UNCAC) mengemukakan kelebihan usaha
preventif (pencegahan) dibandingkan usaha represif (penanganan) dalam
memberantas korupsi, dua di antaranya adalah dampak korupsi yang sangat luas
tidak dapat ditanggulangi melalui pendekatan represif semata dan di dalam sistem
peradilan yang masih rentan atas korupsi, tindakan represif tidak akan berfungsi
optimal (Kejaksaan Republik Indonesia).

Korupsi adalah salah satu faktor yang menyebabkan suatu kemunduran


suatu negara sehingga sangat penting untuk menanamkan sifat/sikap anti korupsi
sejak dini
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah


sebagai berikut:

1. Apa saja nilai-nilai anti korupsi pada kegiatan organisasi kemahasiswaan?


2. Apa saja 5 prinsip antikorupsi dalam organiisasi kemahasiswaan?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui nilai-nilai anti korupsi pada kegiatan organisasi
kemahasiswaan.
2. Mengetahui 5 prinsip antikorupsi dalam organiisasi kemahasiswaan.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Deskripsi Kegiatan

Pada study kasus penerapan nilai-nilai dan prinsip-prinsip anti korupsi ini
akan mengambil contoh suatu kegiatan yang dilaksanakan oleh salah satu
organisasi kemahasiswaan yang ada di Poltekkes Kemenkes Palu yaitu HMJ
Kebidanan ( Himpunan Mahasiswa Kebidanan Poltekkes Palu ). HMJ Kebidanan
(Himpunan Mahasiswa Kebidanan Poltekkes Palu) adalah sebuah wadah
mahasiswa keperawatan untuk berorganisasi. Status organisasi kemahasiswaan ini
berada dibawah BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa) Poltekkes Kemenkes Palu.

2.2 Penerapan Nilai-Nilai Anti Korupsi Pada Kegiatan

1. Kejujuran

Kejujuran berasal dari kata jujur yang dapat di definisikan sebagai sebuah
tindakan maupun ucapan yang lurus, tidak berbohong dan tidak curang. Jujur
merupakan salah satu nilai yang paling utama dalam anti korupsi, karena tanpa
kejujuran seseorang tidak akan mendapat kepercayaan dalam berbagai hal,
termasuk dalam kehidupan sosial. “Pada kegiatan ini dapat dikatakan semua
panitia saling terbuka dan jujur untuk bekerja sama” Contohnya dalam setiap
beberapa kegiatan yang dijalankan oleh HMJ Kebidanan terdiri dari beberapa
divisi yang mendapatkan tugas masing-masing, salah satu kejujurannya dapat
dilihat seperti bendahara selalu melaporkan keluar-masuknya keuangan yang
dipakai setiap saat rapat sehingga semua panitia mengetahui dan terlihat
transparansi penggunaan anggaran Seminar Nasional.

2. Kepedulian

Kepedulian adalah mengindahkan, memperhatikan dan menghiraukan.


Rasa kepedulian dapat dilakukan terhadap lingkungan sekitar dan berbagai hal
yang berkembang didalamnya. “ Sikap ini ditunjukan dengan sikap yang saling
mengingatkan antar panitia agar menambah kekurangan persiapan dan saling
mengingatkan jika akan diadakan rapat kembali, jadi setiap minggunya diadakan
rapat untuk melaporkan semua yang sudah dilakukan tiap panitia sehingga semua
panitia bisa saling mengingatkan dan menambahkan jika ada kekurangan sehingga
acara dapat berjalan dengan baik ”

3. Kemandirian

Mandiri berarti dapat berdiri diatas kaki sendiri, artinya tidak banyak
bergantung kepada orang lain dalam berbagai hal. “Mandiri dalam kegiatan ini
dapat ditunjukan pada usaha dana dengan usaha pencarian dana dengan
menyebarkan proposal sponsorship di toko-toko dan perusahaan serta menjual
jajanan pasar yang dijual ke mahasiswa lain atau dosen dengan harapan dapat
membantu pencarian dana demi terlaksananya kegiatan. Dengan kegiatan
pencarian dana tersebut kegiatan dapat berjalan dengan baik sampai hari H,
sehingga HMJ Kebidanan dapat secara mandiri tanpa meminjam uang untuk
memenuhi kebutuhan dalam menjalankan kegiatan”.

4. Kedisiplinan

Disiplin adalah ketaatan atau kepatuhan kepada peraturan. Manfaat dari


disiplin yaitu seseorang dapat mencapai tujuan dengan waktu yang lebih efisien.
Kedisiplinan memiliki dampak yang sama dngan nilai-nilai antikorupsi lainnya
yaitu dapat menumbuhkan kepercayaan dari orang lain dalam berbagai hal.
“Kedisplinan ini dapat dilihat dari rapat untuk persiapan hingga kegiatan ini dapat
terlaksana sesuai dengan hari dan tanggal yang telah ditentukan atau
direncanakan, karena kedisiplinan panitia dalam persiapan acara sehingga cara
tepat sesuai yang direncanakan”.

5. Tanggung Jawab
Tanggung jawab adalah keadaan wajib menanggung segala sesuatunya
(kalau terjadi apa-apa boleh dituntut, dipersalahkan dan diperkarakan). Seseorang
yang memiliki tanggung jawab akan memiliki kecenderungan menyelesaikan
tugas dengan lebih baik. “Masing-masing panitia dapat bertanggung jawab dengan
terselesainya persiapan dari tugas masing-masing seksi. Hal ini terbukti dari
siapnya berbagai keperluan yang diperlukan dalam kegiatan tersebut. Walaupun
pada saat acara berlangsung ada hal hal sedikit yang kurang tapi karena tanggung
jawab yang diberikan pada masing-masing panitia telah mereka lakukan dengan
baik sehingga kegiatan tetap berjalan dengan baik “

6. Kerja Keras

Kerja keras didasari dengan adanya kemauan. Di dalam kemauan


terkandung ketekadan, ketekunan, daya tahan, daya kerja, pendirian keberanian,
ketabahan, keteguhan dan pantang mundur. Bekerja keras merupakan hal yang
penting guna tercapainya hasil yang sesuai dengan target. Akan tetapi bekerja
keras akan menjadi tidak berguna jika tanpa adanya pengetahuan. “Kerja keras
pada kegiatan dapat dilihat saat rapat-rapat yang dilakukan untuk persiapan yaitu
mengambil pada setiap hari rabu di sore hari, biasanya kami rapat jam 15.30
sampai 17.30 WITA meskipun pagi kuliah sampai sore tetapi panitia tetap
semangat untuk rapat”.

7. Kesederhanaan

Kesederhanaan adalah manusia dibiasakan untuk tidak hidup boros, tidak


sesuai dengan kemampuannya. Dengan gaya hidup yang sederhana, seseorang
juga dibina untuk memprioritaskan kebutuhan diatas keinginannya.
“Kesederhanaan dapat dilihat pada penggunaan dana yang ada tanpa melebihkan,
mengurangi atau menggunakan dana sesuai dengan kebutuhan sehingga sampai
akhir acara HMJ Kebidanan tidak memiliki pinjaman uang /berhutang pada
siapapun.”

8. Keberanian
Keberanian dapat diwujudkan dalam bentuk berani mengatakan dan
membela kebenaran, berani mengakui kesalahan, berani bertanggung jawab, dan
sebagainya. Keberanian sangat diperlukan untuk mencapai kesuksesan dan
keberanian akan semakin matang jika diiringi dengan keyakinan, serta keyakinan
akan semakin kuat jika pengetahuannya juga kuat. “Sikap ini ditunjukan dengan
berani berpendapat baik dalam memberikan koreksi atau kritikan atau ide-ide dari
panitia satu ke panitia yang lainnya sehingga dapat menutupi kekurangan yang
ada dalam kegiatan yang akan dilaksanakan”

9. Keadilan

Adil adalah sama berat, tidak berat sebelah dan tidak memihak. “Sikap ini
terlihat dengan pembagian tugas untuk masing-masing anggota kepanitiaan sesuai
dengan seksi-seksi yang dibentuk dan sikap ketua panitia yang tidak membeda-
bedakan angggota panitia lainnya”.

2.3 Penerapan Prinsip-prinsip Anti Korupsi dalam Kegiatan

1. Akuntabilitas

Akuntabilitas adalah kesesuaian antara aturan dan pelaksanaan kerja.


Semua lembaga mempertanggung jawabkan kinerjanya sesuai aturan main baik
dalam bentuk konvensi (de facto) maupun konstitusi (de jure), baik pada level
budaya (individu dengan individu) maupun pada level lembaga. Akuntabilitas
publik secara tradisional dipahami sebagai alat yang digunakan untuk mengawasi
dan mengarahkan perilaku administrasi dengan cara memberikan kewajiban untuk
dapat memberikan jawaban (answerability) kepada sejumlah otoritas eksternal
Dalam pelaksanaannya, akuntabilitas harus dapat diukur dan
dipertanggungjawabkan melalui mekanisme pelaporan dan pertanggungjawaban
atas semua kegiatan yang dilakukan. “Penerapan akuntabilitas dapat dilihat pada
saat pelaksanaan kegiatan seminar nasional yang mana ketua panitia melaporkan
kepada para undangan tentang jumlah peserta dan jalannya acara sebagai
pertanggung jawabannya dalam acara”.
2. Transparansi

Prinsip transparansi penting karena pemberantasan korupsi dimulai dari


transparansi dan mengharuskan semua proses kebijakan dilakukan secara terbuka,
sehingga segala bentuk penyimpangan dapat diketahui oleh publik

1. Proses Penganggaran

Proses ini dikatakan baik karena penganggaran dalam kegiatan ini


bersifat transparasi dengan memberitahukan dana yang diperoleh, dana
yang dikeluarkan serta sisa dana dari kegiatan tersebut.

2. Proses Penyusunan Kegiatan

Penyusunan kegiatan sistematis/teratur secara rinci mengenai


waktu, tempat dan diberitahukan kepada panitia pelaksana serta dosen dan
mahasiswa di poltekkes kemenkes Palu.

3. Proses Pembahasan

Pembahasan tentang adanya kegiatan juga melibatkan bimbingan


dosen dan selurung anggota HMJ Kebidanan sehingga tidak terjadi
kesalahan komunikasi dan diharapkan mendapatkan dukungan dari semua
pihak.

4. Proses Pengawasan

Dalam melaksanakan kegiatan ini juga mendapatkan izin serta


pengawasan dari Dosen pembimbing organisasi, BEM (Badan Eksekutif
Mahasiswa) serta HMJ (Himpunan Mahasiswa Jurusan) semua jurusan.

5. Proses Evaluasi
Evaluasi dilakukan setelah selesai kegiatan oleh panitia terkait dan
Dosen pembimbing organisasi untuk memperbaiki berbagai kekurangan
sehingga akan memperbaikinya untuk kegiatan yang akan mendatang.

3. Kewajaran

Prinsip fairness atau kewajaran ini ditunjukkan untuk mencegah terjadinya


manipulasi (ketidakwajaran) dalam penganggaran, baik dalam bentuk mark up
maupun ketidakwajaran dalam bentuk lainnya. Sifat-sifat prinsip ketidakwajaran
ini terdiri dari lima hal penting komperehensif dan disiplin, fleksibilitas,
terprediksi, kejujuran dan informatif.

Ada lima langkah penegakan prinsip fairness yaitu :

1. Komprehensif dan disiplin

Koordinator dari tiap seksi harus memberikan laporan tentang hal serta
dana yang dibutuhkan sehingga dapat disimpulkan dari semua kebutuhan
serta dana yang diperlukan untuk tercapainya kegiatan tersebut.

2. Fleksibilitas

Semua anggota kepanitiaan dapat saling membantu walaupun berbeda


seksi.

3. Terprediksi

Langkah ini ditunjukkan dengan panitia dapat memprediksi berapa banyak


dana yang diperlukan dengan membuat rincian dana perseksi sehingga
mendapatkan target dana yang dibutuhkan.

4. Kejujuran
Langkah ini ditunjukan dengan memberikan bukti dalam pengeluaran dana
contoh pemesanan makanan/snack yang dilakukan oleh seksi konsumsi
dengan memberikan bukti nota dari tempat pemesanan makanan/snack
tersebut.

5. Informatif

Langkah ini ditunjukkan dengan memberikan informasi secara transparan


tentang rincian penggunaan dana oleh masing-masing seksi.

4. Kebijakan

Kebijakan ini berperan untuk mengatur tata interaksi agar tidak terjadi
penyimpangan yang dapat merugikan negara dan masyarakat. Kebijakan anti
korupsi ini tidak selalu identik dengan undang-undang anti korupsi, namun bisa
berupa undang-undang kebebasan mengakses informasi, undang-undang
desentralisasi, undang-undang anti-monopoli, maupun lainnya yang dapat
memudahkan masyarakat mengetahui sekaligus mengontrol terhadap kinerja dan
penggunaan anggaran negara oleh para pejabat negara.

Untuk mengatur interaksi agar tidak terjadi penyimpangan terdapat empat


aspek kebijakan anti korupsi yaitu:

1. Isi

Berikut contoh isi kebijakan dari kepanitiaan kegiatan ini :

1) Ketua panitia dan semua anggotanya berkewajiban hadir dalam setiap


rapat yang diadakan terkecuali sakit atau kepentingan mendesak.

2) Menargetkan dana yang akan dibutuhkan dengan meminta rincian dana


yang diperlukan masing-masing seksi.

3) Memberikan bukti dalam penggunaan dana berupa nota/kwitansi.


4) Membuat target bahwa persiapan untuk kegiatan harus selesai/siap
dalam waktu kurang dari satu minggu sebelum hari pelaksanaan.

2. Pembuat

Ketua panitia dengan kesepakatan semua anggota kepanitiaan.

3. Pelaksana

Ketua panitia dan semua anggota kepanitiaan.

4. Kultur

Semua anggota kepanitiaan melaksanakan isi dari kebijakan tersebut tanpa


terkecuali ataupun merasa terpaksa.

5. Kontrol Kebijakan

Ada tiga model kontrol kebijakan yang dapat dilakukan yaitu :

1. Partisipasi

Semua anggota kepanitiaan dapat berpartisipasi dalam mengontrol acara


yang telah dibuat.

2. Evolusi

Semua anggota kepanitiaan tanpa terkecuali dapat memberikan


ide/masukan alternatif jalannya acara yang berguna untuk sesuai dengan
situasi dan kondisi.

3. Reformasi
Penggantian jalannya acara yang baru dapat dilakukan sesuai dengan yang
di usulkan serta susunan acara yang diusulkan tersebut telah mendapat
persetujuan oleh anggota kepanitiaan lainnya.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kejujuran diarahkan untuk membangun integritas yang tinggi.


Kedisiplinan digunakan untuk menaati hukum dan norma-norma. Kepedulian
merupakan bentuk kepekaan pada lingkungan. Tanggung jawab adalah kesadaran
untuk menunaikan amanah. Kerja keras merupakan bentuk pengabdian yang
sebaik-baiknya. Kesederhanaan yaitu bergaya hidup tidak boros dan mewah.
Kemandirian merupakan tanda tidak mudah tergantung pada orang lain.
Keberanian adalah mampu melaporkan kecurangan dan berani memperbaiki diri.
Keadilan yaitu adil di dalam menerapkan hukum. Penerapan nilai-nilai anti
korupsi dapat jadi upaya pencegahan potensi tindak kriminal seperti korupsi.
Upaya pemberantasan korupsi perlu dimulai dari akar permasalahannya.
Pembentukan sikap dan karakter individu dinilai penting dalam mencegah potensi
korupsi.

3.2 Saran

Nilai-nilai anti korupsi tersebut antara lain meliputi kejujuran,


kemandirian, kedisiplinan, tanggung jawab, kerja keras, sederhana, keberanian,
dan keadilan. Nilai- nilai anti korupsi itu perlu diterapkan oleh setiap individu
untuk dapat mengatasi faktor eksternal agar korupsi tidak terjadi. Untuk
menanamkan sifat antikorupsi dalam kehidupan sehari-hari dengan disiplin, selalu
jujur dalam perkataan atau perbuatan, dan bertanggung jawab dalam melakukan
kegiatan apa pun. Tidak berbohong sampai kapan pun baik di lingkungan
keluarga, masyarakat, maupun sekolah.
DAFTAR PUSTAKA

https://123dok.com/document/yne64xpy-makalah-penerapan-prinsip-prinsip-
korupsi-kegiatan-organisasi-mahasiswa.html

http://www.fmiindo.com/index.php/id/corporate/index/slug/korupsi

https://karyatulisilmiah.com/makalah-penerapan-nilai-nilai-dan-prinsip-prinsip-
anti-korupsi-dalam-kegiatan-organisasi-mahasiswa/

https://www.academia.edu/40664111/pendidikan_anti_korupsi

Anda mungkin juga menyukai