I. Pengarah
1. Hamid Muhammad, Ph.D
Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
2. Dr. Thamrin Kasman
Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
II. Penulis
1. Drs. Pawit Sugiri, M.Pd
2. Dr. Hj. Arnie Fajar, M.Pd
III. Produksi
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah
Kegiatan Pembinaan Pendidikan Kewarganegaraan
Tahun Anggaran 2017
Edisi Revisi
Cetakan ke-8, 2017
ISBN 978-602-95020-8-4
ii Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn)
Kelas V SD/MI (Berdasarkan Kurikulum 2013)
KATA PENGANTAR
Pendidikan merupakan salah satu strategi yang efektif untuk menanamkan dan
membina nilai-nilai karakter antikorupsi bagi peserta didik, pada jenjang pendidikan
dasar. Mereka merupakan generasi yang akan mengganti generasi sekarang yang
menduduki berbagai jabatan, baik di pemerintahan maupun swasta. Melalui pendidikan,
proses perubahan sikap mental akan terjadi pada diri seseorang. Dengan perubahan
tersebut, diharapkan generasi muda secara sadar mampu menerapkan dan
mengimplementasikan sikap dan perilaku antikorupsi.
Penanaman nilai-nilai antikorupsi menjadi lebih efektif apabila dilakukan sejak
dini, baik melalui pendidikan informal (keluarga), formal (persekolahan), dan nonformal
(masyarakat). Penanaman nilai tersebut di persekolahan dilakukan melalui
pengintegrasian pendidikan antikorupsi (PAk) dalam proses pembelajaran khususnya
pada mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) sebagai
pengembangan pembelajaran tematik.
Pendidikan antikorupsi yang diintegrasikan pada pembelajaran PPKn
dilaksanakan di satuan pendidikan tingkat SD/MI secara berkelanjutan, ditekankan pada
pembentukan sikap dan perilaku tanpa meninggalkan pengetahuan dan keterampilan,
serta pengembangan keteladanan antikorupsi. Oleh karena itu, diperlukan perencanaan,
pelaksanaan, serta penilaian proses dan hasil pembelajaran yang disusun berdasarkan
peraturan yang berlaku.
Buku Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi ini disusun sebagai bahan
dan panduan bagi guru, kepala sekolah, pengawas sekolah, dan Dinas Pendidikan
dalam mengimplementasikan penanaman niliai-nilai antikorupsi pada pembelajaran
PPKn berdasarkan kurikulum 2013 edisi revisi 2016, sehingga pendidikan antikorupsi di
SD/MI dapat berlangsung secara efektif dan efisien. Dengan demikian, peserta didik
lebih memahami makna tindakan koruptif, dan berani bersikap serta berperilaku
antikorupsi.
Direktur Jenderal
Pendidikan Dasar dan Menengah,
Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn) iii
Kelas V SD/MI (Berdasarkan Kurikulum 2013)
iv Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn)
Kelas V SD/MI (Berdasarkan Kurikulum 2013)
DAFTAR ISI
Halaman
PENYUSUN ........................................................................................................... ii
Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn) v
Kelas V SD/MI (Berdasarkan Kurikulum 2013)
vi Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn)
Kelas V SD/MI (Berdasarkan Kurikulum 2013)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 31 ayat (3)
mengamanatkan bahwa pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan suatu sistem
pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dengan Undang-undang. Atas dasar
amanat tersebut telah diterbitkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas).
UU Sisdiknas Pasal 2 menyatakan bahwa pendidikan nasional berdasarkan Pancasila dan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Selanjutnya Pasal 3
menegaskan bahwa, ”Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab.”
Untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional tersebut diperlukan profil kualifikasi
kemampuan lulusan yang dituangkan dalam standar kompetensi lulusan. Penjelasan Pasal 35
UU Sisdiknas menyebutkan bahwa, ”Standar kompetensi lulusan merupakan kualifikasi
kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan peserta didik yang
harus dipenuhinya atau dicapainya dari suatu satuan pendidikan pada jenjang pendidikan
dasar dan menengah.” Lebih lanjut dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI
Nomor 20 Tahun 2016 tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah
dinyatakan bahwa, “Standar Kompetensi Lulusan terdiri atas kriteria kualifikasi kemampuan
peserta didik yang diharapkan dapat dicapai setelah menyelesaikan masa belajarnya di satuan
pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah.”
Kriteria kualifikasi kemampuan peserta didik untuk lulusan SD/MI pada aspek sikap
(attitude) adalah memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang beriman, berakhlak mulia,
berilmu, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya. Sedangkan
aspek pengetahuan (knowledge) adalah memiliki pengetahuan faktual, konseptual, dan
prosedural dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian yang
tampak nyata, serta aspek keterampilan (skill) adalah memiliki kemampuan pikir dan tindak
yang efektif dan kreatif dalam ranah abstrak dan konkret sesuai dengan yang dipelajari di
sekolah dan sumber lain sejenis.
Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn) 1
Kelas V SD/MI (Berdasarkan Kurikulum 2013) 1
Sementara itu, dalam kehidupan masyarakat saat ini dihadapkan pada kasus-kasus
korupsi yang selalu muncul di depan mata. Hal ini dapat merusak generasi muda dan sendi-
sendi kehidupan berbangsa dan bernegara. Oleh karena itu pemerintah dengan dukungan
masyarakat harus segera menata kurikulum pendidikan yang mampu menumbuhkan
semangat antikorupsi dan pada akhirnya berani berkata, bersikap, dan bertindak ‘TIDAK’
terhadap korupsi.
Berkaitan dengan hal tersebut, UU Sisdiknas menyatakan bahwa “Kurikulum adalah
seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara
yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai
tujuan pendidikan tertentu”. Berdasarkan pengertian tersebut, kurikulum harus mampu
menumbuhkan semangat dan berani berkata, bersikap, dan bertindak ‘TIDAK TERHADAP
KORUPSI’. Hal ini sejalan dengan kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah, yaitu dengan
diterbitkannya Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 5 Tahun 2004 tentang Percepatan
Pemberantasan Korupsi, Inpres Nomor 17 tahun 2011 tentang Percepatan Pemberantasan
Korupsi tahun 2012, Inpres Nomor 1 Tahun 2013 tentang Rencana Aksi Pencegahan dan
Pemberantasan Korupsi, dan yang terakhir adalah Inpres Nomor 2 tahun 2014 tentang Aksi
Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi tahun 2014. INPRES No. 7 Tahun 2015 tentang Aksi
Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Tahun 2015, dan yang terakhir adalah Inpres No. 10
Tahun 2016 tentang Aksi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Tahun 2016 dan Tahun
2017.
Sebagai tindak lanjut dari Inpres No. 5 tahun 2004, maka Kementerian Pendidikan
Nasional melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah pada tahun 2009
membentuk Tim Teknis guna menyiapkan dan mengembangkan model pendidikan antikorupsi
di sekolah. Hasil dari tim tersebut adalah buku Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi
pada Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) SD/MI, SMP/MTs dan
SMA/SMK/MA. Model pengintegrasian tersebut sudah disosialisasikan dan di diseminasikan
ke sekolah-sekolah rintisan.
Sejalan dengan perubahan kurikulum Tahun 2013 dan beberapa peraturan pendukung
yang berlaku, maka Kemdikbud melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar menyusun
kembali Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi melalui Kegiatan Pembinaan
Pendidikan Kewarganegaraan Tahun 2013/2014 untuk satuan pendidikan tingkat SD/MI dan
SMP/MTs. Hasil penyempurnaan buku Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi pada
Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) akan dipergunakan
sebagai materi dalam kegiatan workshop dan diseminasi di sekolah-sekolah rintisan.
Secara konseptual, dapat dikemukakan bahwa PPKn adalah pengorganisasian dari
disiplin ilmu-ilmu sosial dan humaniora dengan penekanan pada pengetahuan dan
kemampuan dasar tentang hubungan antar warganegara dan warganegara dengan negara
yang dilandasi keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, nilai luhur dan
moral budaya bangsa, memiliki rasa kebangsaan (nasionalisme) yang kuat dengan
memperhatikan keragaman agama, sosiokultural, bahasa, dan suku bangsa, dan memiliki jiwa
2 Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn)
2
Kelas V SD/MI (Berdasarkan Kurikulum 2013)
demokratis yang diharapkan dapat diwujudkan dalam perilaku sehari-hari. Dengan kata lain
bahwa materi/konten PPKn di Indonesia terdiri dari beberapa disiplin ilmu yang memerlukan
pengorganisasian materi secara sistematis dan pedagogik, seperti ilmu hukum, politik,
tatanegara, humaniora, moral Pancasila, psikologi, nilai-nilai budi pekerti dan disiplin ilmu
lainnya (Fajar, Arnie: Tesis 2003). Dengan demikian secara substansi mata pelajaran PPKn
terbuka terhadap perubahan dan dinamika yang berkembang dalam kehidupan masyarakat
dan negara termasuk mewadahi berbagai masalah faktual khususnya penanaman nilai-nilai
antikorupsi.
PPKn merupakan salah satu muatan wajib dalam kurikulum pendidikan dasar dan
menengah sebagaimana diamanatkan dalam Pasal 2, Pasal 3, dan Pasal 37 Undang-Undang
Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Selain itu, PPKn sebagai salah
satu mata pelajaran yang mampu memberikan kontribusi dalam solusi atas berbagai krisis
yang melanda Indonesia, terutama krisis multidimensional. PPKn memiliki peran
mengembangkan nilai-nilai Pancasila, diharapkan mampu membudayakan dan
memberdayakan peserta didik agar menjadi warganegara yang cerdas dan baik serta menjadi
pemimpin bangsa dan negara Indonesia di masa depan yang amanah, jujur, cerdas, dan
bertanggungjawab. Adapun fungsi PPKn adalah sebagai mata pelajaran yang memiliki misi
pengokohan kebangsaan dan penggerak pendidikan karakter; dalam hal ini adalah karakter
antikorupsi. Oleh karena itu, PPKn harus memberikan kontribusi dalam upaya pemberantasan
korupsi.
Korupsi dalam konteks pendidikan adalah tindakan untuk mengendalikan atau mengurangi
serta mencegah sebelum ada niat (pre-emtif) dan sudah ada niat (preventif) untuk tidak
melakukan korupsi. Karena itu pendidikan antikorupsi dimaksud merupakan keseluruhan
upaya untuk mendorong generasi-generasi mendatang mengembangkan sikap menolak
secara tegas setiap bentuk tindakan korupsi (Buchori, Muchtar, 2007). Pendidikan Antikorupsi
sangat penting dilakukan melalui jalur pendidikan, karena pendidikan adalah usaha sadar
untuk merubah perilaku seseorang, termasuk peserta didik calon pemimpin masa depan
(students are today, leaders are tomorrow) dengan harapan agar generasi muda secara sadar
mampu membangun sistem nilai antikorupsi yang melekat pada jiwa dan karakter antikorupsi
pada dirinya.
B. Dasar Hukum.
a. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana
Korupsi.
b. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia.
c. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2000 tentang Perlindungan Anak.
d. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana
Korupsi.
e. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
f. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 Tentang Perubahan Atas Peraturan
Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn) 3
Kelas V SD/MI (Berdasarkan Kurikulum 2013) 3
Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan.
g. Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2012 tentang Strategi Nasional Pencegahan dan
Pemberantasan Korupsi Jangka Panjang Tahun 2012-2025 dan Jangka Menengah
Tahun 2012-2014 (Stranas PPK) .
h. Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi.
i. Inpres Nomor 17 tahun 2011 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi tahun 2012.
j. Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2013 tentang Aksi Percepatan Pemberantasan
Korupsi.
k. Instruksi Presiden Nomor 2 Tahun 2014 tentang Aksi Pencegahan dan Pemberantasan
Korupsi Tahun 2014.
l. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 71 Tahun 2013 Tentang Buku
Teks Pelajaran Dan Buku Panduan Guru Untuk Pendidikan Dasar Dan Menengah.
m. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 20 Tahun 2016 tentang
Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah.
n. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 21 Tahun 2016 tentang
Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah.
o. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 22 Tahun 2016 tentang
Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah.
p. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 23 Tahun 2016 tentang
Standar Penilaian Pendidikan.
q. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 24 Tahun 2016 tentang
Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Pelajaran pada Kurikulum 2013 pada
Pendidikan dasar dan Menengah.
r. Panduan Penilaian Untuk Sekolah Dasar Tahun 2016 dikeluarkan oleh Direktorat
Pembinaan Sekolah Dasar, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah,
Kmentrian Pendidikan dasar dan Kebudayaan Republik Indonesia 2016.
4 Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn)
4
Kelas V SD/MI (Berdasarkan Kurikulum 2013)
a. sebagai acuan untuk melakukan supervisi klinis dalam mengimplementasikan
pembelajaran PPKn melalui proses pembelajaran tematik SD/MI yang terintegrasi
nilai-nilai antikorupsi;
b. sebagai acuan untuk perencanaan, pelaksanaan dan penilaian pembelajaran PPKn
SD/MI melalui pembelajaran tematik yang terintegrasi nilai-nilai antikorupsi dan;
c. sebagai acuan dalam rangka sosialiasi pendidikan antikorupsi terhadap guru di
lingkungan sekolahnya;
3. Pengawas Sekolah SD/MI
a. sebagai acuan penyusunan perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan monitoring
implementasi pembelajaran PPKn SD/MI yang terintegrasi nilai-nilai antikorupsi.
b. acuan supervisi akademik pembelajaran PPKn SD/MI yang terintegrasi nilai- nilai
antikorupsi.
c. acuan evaluasi dan monitoring keterlaksanaan pembelajaran PPKn SD/MI melalui
pembelajaran tematik yang terintegrasi nilai-nilai antikorupsi.
4. Bagi Dinas Pendidikan:
a. sebagai acuan penyusunan perencanaan, pelaksanan, evaluasi, dan monitoring
program diseminasi model pengintegrasian pendidikan antikorupsi melalui mata
pelajaran PPKn SD/MI di daerah kabupaten/kota;
b. sebagai acuan dalam menyusun program anggaran daerah kabupaten/kota dalam
mengimplementasikan Pendidikan Antikorupsi.
D. Manfaat
Dengan menggunakan model ini, guru SD/MI, dapat melaksanakan hal-hal sebagai
berikut:
1. Membangun kehidupan sekolah sebagai lingkungan bebas dari korupsi dengan
mengembangkan kebiasaan (habit) antikorupsi dalam kehidupan sehari-hari.
2. Membina warga sekolah agar memiliki kompetensi seluruh dimensi kewarganegaraan,
yakni: (a) sikap kewarganegaraan (civic dispositions) termasuk keteguhan, komitmen
dan tanggung jawab kewarganegaraan (civic confidence, civic committment, and civic
responsibility); (b) pengetahuan kewarganegaraan (civic knowledge); (c) keterampilan
kewarganegaraan (civic skill) termasuk kecakapan dan partisipasi kewarganegaraan
(civic competence and civic responsibility).
3. Meningkatkan mutu penyelenggaraan pendidikan di sekolah melalui pendidikan
antikorupsi yang diintegrasikan secara sistematis dan sistemik dalam mata pelajaran
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan.
E. Ruang lingkup
Ruang lingkup model ini berpijak pada pemahaman korupsi yang ditinjau dari dimensi
politik, sosiologi, ekonomi, dan hukum yang dikemas secara pedagogis. Pengembangan
model pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi pada mata pelajaran PPKn mencakup hal-
hal sebagai berikut:
Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn) 5
Kelas V SD/MI (Berdasarkan Kurikulum 2013) 5
1. Telaah kompetensi inti dan kompetensi dasar mata pelajaran PPKn yang dapat
diintegrasikan nilai-nilai antikorupsi.
2. Pengintegrasian aspek dan nilai-nilai antikorupsi ke dalam materi pembelajaran PPKn.
3. Pengintegrasian nilai-nilai antikorupsi ke dalam silabus mata pelajaran PPKn.
4. Pengintegrasian nilai-nilai antikorupsi ke dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) mata pelajaran PPKn.
Implementasi pendidikan antikorupsi dalam mata pelajaran PPKn.
6 Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn)
6
Kelas V SD/MI (Berdasarkan Kurikulum 2013)
BAB II
Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn) 7
Kelas V SD/MI (Berdasarkan Kurikulum 2013) 7
Pendidikan antikorupsi merupakan bagian atau irisan dari pendidikan karakter, yang lebih
fokus untuk mengembangkan nilai-nilai antikorupsi. Nilai-nilai antikorupsi berfungsi untuk
mengarahkan, mengendalikan, dan menentukan kelakuan seseorang, karena nilai dijadikan
standar perilaku yang baik. Menurut KBBI online 2017, “nilai diartikan sebagai pribadi yang
utuh, misalnya kejujuran; nilai yang berhubungan dengan akhlak; nilai yang berkaitan dengan
benar dan salah yang dianut oleh golongan atau masyarakat”. Oleh karena itu pembinaan
pengembangan nilai-nilai antikorupsi melalui pendidikan merupakan wahana untuk
mensosialisasikan dan menginternalisasikan nilai-nilai antikorupsi dalam diri seseorang agar
menjadi sikap dan perilaku antikorupsi. Antikorupsi dilihat dalam konteks pendidikan adalah
tindakan untuk mengendalikan atau mengurangi korupsi, merupakan keseluruhan upaya untuk
mendorong generasi-generasi mendatang mengembangkan sikap menolak secara tegas
setiap bentuk tindak korupsi (Buchori, Muchtar, 2007).
Pemerintah telah melakukan berbagai upaya dalam memberantas korupsi dengan
penetapan berbagai peraturan perundang-undangan, namun belum menampakkan hasil yang
optimal. Oleh karena itu diperlukan terobosan dengan cara pencegahan, yaitu dengan
membangun filosofi berupa penyemaian nalar dan nilai-nilai yang bebas dari korupsi melalui
jalur pendidikan. Jalur pendidikan memiliki posisi sangat vital dalam upaya membangun sikap
dan perilaku antikorupsi, khususnya sektor pendidikan formal diharapkan dapat berperan
dalam memenuhi kebutuhan pencegahan korupsi sebagai preventive strategi. Dalam hal ini
peserta didik dijadikan sebagai target sekaligus diberdayakan sebagai penekan lingkungan
agar tidak permissive to corruption dan bersama-sama bangkit melawan korupsi.
Agar sikap dan perilaku antikorupsi dapat menjadi karakter peserta didik, maka pendidikan
antikorupsi melalui pendidikan formal di sekolah harus diorientasikan pada tataran moral
action, agar peserta didik tidak hanya berhenti pada kompetensi (competence) saja, tetapi
sampai memiliki kemauan (will), dan kebiasaan (habit) dalam mewujudkan nilai-nilai dalam
kehidupan sehari-hari. Lickona (1991), menyatakan bahwa untuk mendidik moral anak sampai
pada tataran moral action diperlukan tiga proses pembinaan yang berkelanjutan mulai dari
proses moral knowing, moral feeling, hingga sampai pada moral action. Ketiganya harus
dikembangkan secara terpadu dan seimbang. Dengan demikian diharapkan potensi peserta
didik dapat berkembang secara optimal, baik pada aspek kecerdasan intelektual, yaitu memiliki
kecerdasan, kemampuan membedakan yang baik dan buruk, benar dan salah, serta
menentukan mana yang bermanfaat. Kecerdasan emosional, berupa kemampuan
mengendalikan emosi, menghargai dan mengerti perasaan orang lain, dan mampu bekerja
dengan orang lain. Kecerdasan sosial, yaitu memiliki kemampuan berkomunikasi, senang
menolong, berteman, senang bekerja sama, senang berbuat untuk menyenangkan orang lain.
Kecerdasan spritual, yaitu memiliki kemampuan iman yang anggun, merasa selalu diawasi
oleh Allah, gemar berbuat baik karena lillahi ta’alah, disiplin beribadah, sabar, ikhtiar, jujur,
pandai bersyukur dan berterima kasih. Sedangkan kecerdasan kinestetik, adalah menciptakan
8 Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn)
8
Kelas V SD/MI (Berdasarkan Kurikulum 2013)
keperdulian terhadap dirinya dengan menjaga kesehatan jasmani, tumbuh dari rizki yang
hahal, dan sebagainya. Maka sosok manusia yang mengembangkan berbagai kecerdasan
tersebut, diharapkan siap menghadapi dan memberantas perbuatan korupsi atau bersikap
antikorupsi.
Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn) 9
Kelas V SD/MI (Berdasarkan Kurikulum 2013) 9
kepada perusahaan besar yang memberikan sumbangan besar kepada kampanye pemilu
mereka. Korupsi politis semacam ini terjadi dibanyak negara dan memberikan ancaman
besar bagi warga negaranya. Secara umum, korupsi mengkikis kemampuan institusi dari
pemerintah, karena pengabaian prosedur, penyedotan sumber daya, dan pejabat diangkat
atau dinaikan jabatan bukan karena prestasi. Pada saat yang bersamaan, korupsi
mempersulit legitimasi pemerintahan dan nilai demokrasi seperti kepercayaan dan
toleransi.
2. Dimensi Sosiologi
Pada prinsipnya sosiologi merupakan cabang Ilmu Sosial yang mempelajari masyarakat
dan pengaruhnya terhadap kehidupan manusia, meliputi sifat, perlaku, dan perkembangan
masyarakat dalam arti pembangunan. Allan Jhonson (Wikipedia, ensiklopedia bebas-
Sosiologi 23/02/2008), mengemukakan bahwa sosiologi adalah ilmu yang mempelajari
kehidupan dan perilaku, terutama dalam kaitannya dengan suatu sistem sosial dan
bagaimana sistem tersebut mempengaruhi orang dan bagaimana pula orang yang terlibat
didalamnya mempengaruhi sistem tersebut.
Manusia sebagai mahluk sosial, dalam kehidupan bermasyarakat sangat membutuhkan
keberadaan orang lain dengan mengadakan hubungan sosial. Hubungan sosial tersebut
dapat terjadi karena adanya kontak dan interaksi dari berbagai perilaku manusia, inilah
yang disebut sebagai interaksi sosial. Berkaitan dengan hal tersebut, perbuatan korupsi
merupakan salah satu konsekuensi dari interkasi antar individu baik dalam bentuk individu
maupun kelompok yang merupakan wujud dari penyimpangan sosial. Ketika salah satu
pihak melakukan suatu tindakan penyimpangan dan tindakan menyimpang tersebut
merugikan pihak lain, maka tindakan individu atau kelompok tersebut dapat dikatakan
sebagai suatu tindakan korupsi.
Penyimpangan sosial dapat dilakukan secara individu (individual deviation), yaitu tindak
kejahatan atau kerusuhan dengan tidak peduli terhadap peraturan atau norma yang
berlaku secara umum dalam lingkungan masyarakat sehingga menimbulkan kerugian,
keresahan, ketidakamanan, ketidaknyamanan atau bahkan menyakiti. Sedangkan
penyimpangan yang berbentuk kelompok atau kolektif (group deviation) merupakan suatu
perilaku menyimpang yang dilakukan oleh kelompok orang secara bersama-sama dengan
melanggar norma-norma yang berlaku dalam masyarakat. Akibat yang ditimbulkannya
sama dengan penyimpangan yang dilakukan secara individu. Bentuk penyimpangan sosial
secara kelompok dapat terjadi dengan adanya pergaulan atau pertemanan sekelompok
orang yang menimbulkan solidaritas antar anggotanya sehingga mau tidak mau terkadang
harus ikut dalam tindak kejahatan kelompok. Hal ini biasanya dilakukan secara sembunyi-
sembunyi maupun terbuka, seperti merampok, menjajah, melakukan korupsi, sindikat
curanmor dan lain-lain.
Dengan adanya penyimpangan sosial tersebut perlu adanya pengendalian sosial, yaitu
10 Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn)
10
Kelas V SD/MI (Berdasarkan Kurikulum 2013)
suatu upaya yang ditempuh sekelompok orang atau masyarakat melalui mekanisme
tertentu untuk mencegah dan meluruskan anggota masyarakat yang berperilaku
menyimpang/membangkang serta mengajak dan mengarahkannya untuk berperilaku dan
bersikap sesuai norma dan nilai yang berlaku. Pengendalian sosial tersebut dapat
dilaksanakan melalui jalur hukum (yang harus kita lakukan), norma-norma (yang biasanya
kita lakukan), dan petunjuk moral (yang seharusnya kita lakukan).
Soerjono Soekanto (www.dikmenum.go.id I. 08/07/2008), menyatakan bahwa
pengendalian sosial adalah suatu proses baik yang direncanakan atau tidak direncanakan,
yang bertujuan untuk mengajak, membimbing atau bahkan memaksa warga masyarakat
agar mematuhi nilai-nilai dan kaidah-kaidah yang berlaku. Dengan demikian, pengendalian
sosial meliputi proses sosial yang direncanakan maupun tidak direncanakan (spontan)
untuk mengarahkan seseorang atau kelompok orang. Selain itu pengendalian sosial pada
dasarnya merupakan sistem dan proses yang mendidik, mengajak dan bahkan memaksa
warga masyarakat untuk berperilaku sesuai dengan norma-norma sosial.
Berkaitan dengan korupsi yang merupakan salah satu bentuk penyimpangan sosial, maka
dalam hal ini perlu dilakukan pengendalian sosial melalui system mendidik dan
mengarahkan melalui mekanisme tertentu. Mendidik dimaksudkan agar dalam diri
seseorang terdapat perubahan sikap dan tingkah laku untuk bertindak sesuai dengan
norma-norma yang berlaku yaitu bersikap anti-korupsi. Mengajak bertujuan mengarahkan
agar perbuatan seseorang didasarkan pada norma-norma yang berlaku dan tidak menurut
kemauan individu-individu atau kelompok yang melakukan korupsi.
3. Dimensi Ekonomi
Korupsi mempersulit pembangunan ekonomi dan mengurangi kualitas pelayanan
pemerintahan antara lain dengan membuat distorsi (kekacauan) dan ketidak efisienan yang
tinggi. Sebagai contoh dalam sektor privat, korupsi meningkatkan ongkos niaga karena
kerugian dari pembayaran ilegal, ongkos manajemen dalam negosiasi dengan pejabat
korup. Walaupun terdapat pendapat yang menyatakan bahwa korupsi mengurangi ongkos
(niaga) dengan mempermudah birokrasi. Sedangkan di sektor publik korupsi menimbulkan
distorsi dengan mengalihkan investasi publik ke proyek-proyek masyarakat dimana suap
dan upah tersedia lebih banyak. Baik di sector privat maupun publik, dimungkinkan pejabat
membuat aturan-aturan baru dan hambatan baru sebagai tambahan kompleksitas proyek
masyarakat untuk menyembunyikan praktek korupsi. Hal ini mengakibatkan lebih banyak
kekacauan. Korupsi juga mengurangi pemenuhan syarat-syarat keamanan bangunan,
lingkungan hidup, atau aturan-aturan lain. Korupsi juga mengurangi kualitas pelayanan
pemerintahan dan infrastruktur; serta menambahkan tekanan-tekanan terhadap anggaran
pemerintah.
Korupsi di bidang ekonomi juga menyebabkan persaingan yang tidak kompetitif antar
pelaku ekonomi (pengusaha) karena semua proses harus melalui uang pelicin dan
Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn) 11
Kelas V SD/MI (Berdasarkan Kurikulum 2013) 11
memerlukan waktu yang relative lama. Hal ini mengakibatkan munculnya kekacauan
"lapangan perniagaan". Perusahaan yang memiliki koneksi dilindungi dari persaingan dan
sebagai hasilnya mempertahankan perusahaan-perusahaan yang tidak efisien. Sedangkan
bagi masyarakat bawah, korupsi menimbulkan biaya hidup yang lebih tinggi dan harga-
harga menjadi lebih mahal sebagai dampak adanya “ongkos manajemen” seperti
dipaparkan di atas. Akibatnya muncul banyak pengemis, penganguran, pemerasan, hingga
pembunuhan yang sumber utamanya adalah uang untuk memenuhi kebutuhan dan
mempertahankan hidup. Inilah yang menyebabkan korupsi dikualifikasikan sebagai
pelanggaran Hak Ekonomi.
4. Dimensi Hukum
Keberhasilan pemerintah dan kekuasaan suatu Negara seperti Indonesia adalah
bagaimana kebijakan negara mencegah dan memberantas korupsi secara optimal,
masalah korupsi pada dasarnya tidak bersaandar pada legitimasi hukum saja, tetapi terkait
dengan aspek ekonomi, sosial dan politik. Seno Adji (2009) berpendapat bahwa korupsi di
Indonesia sudah tersistem (systemic corruption) yang melibatkan kelembagaan yang
dikategorikan sebagai penyakit yang sulit pembuktiannya bahkan lekat sekali dengan
kekuasaan. Sistem harus ditelaah sebagai kesatuan yang meliputi tindakan re-evaluasi,
reposisi, dan pembaharuan struktur, substansi hukum khususnya budaya hukum sebagai
cermin etika dan integritas penegakan hukum. Budaya hukum merupakan aspek penting
yang melihat bagaimana masyarakat menganggap ketentuan sebagai civic-minded,
sehingga masyarakat selalu taat dan menyadari betapa pentingnya hukum sebagai
regulasi.
Praktek korupsi di Indonesia lebih transparan setelah berbagai kasus yang menimpa para
politikus secara beruntun terkuak, meskipun dalam penyelesaiannya masih terdapat
kendala karena kompleksitas dan keluasan aspek serta konspirasnyai. Menurut Laila
(2009) paling tidak ada tiga relasi konspirasi yang melakukan intervensi saling
menguntungkan terhadap proyek-proyek atau berbagai kegiatan. Pertama, antar pejabat
dalam suatu instansi pemerintah maupun antar instansi, termasuk di dalamnya melibatkan
pejabat di bidang keamanan (militer dan kepolisian). Kedua, antara pejabat dengan
pengusaha, dimana para pengusaha karena sudah memiliki jaringan di dalam dan benar-
benar mengetahui apa yang dimaui para pejabat itu, selalu saja survive kendati terjadi
pergantian pejabat dalam lingkungan birokrasi. Ketiga, antara pengusaha dengan
pengusaha. Relasi terakhir biasanya terjadi dalam proses tender proyek, dimana diantara
mereka sudah saling mengerti untuk sama “memperoleh jatah” dengan saling membantu
atau tidak saling mengganjal. Wujudnya antara lain “pendamping” dalam proses tender
tertentu, dimana sang pendamping itu juga sekaligus memperoleh “bagian atau
prosentase” dari sang pemenang, sehingga pelaksanaan tender sebenarnya hanya
formalitas dan akal-akalan saja.
12 Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn)
12
Kelas V SD/MI (Berdasarkan Kurikulum 2013)
Dari sudut pandang hukum, tindak pidana korupsi secara garis besar mencakup unsur-
unsur sebagai berikut:
1. Perbuatan melawanhukum;
2. Penyalahgunaan kewenangan, kesempatan, atau sarana;
3. Memperkaya diri sendiri, orang lain, atau korporasi;
4. Merugikan keuangan negara atau perekonomian negara.
Selain itu terdapat beberapa jenis tindak pidana korupsi yang lain, diantaranya:
1. Memberi atau menerima hadiah atau janji (penyuapan);
2. Penggelapan dalam jabatan;
3. Pemerasan dalam jabatan;
4. Ikut serta dalam pengadaan (bagi pegawai negeri/penyelenggara negara);
5. Menerima gratifikasi (bagi pegawai negeri/penyelenggara negara).
Berdasarkan empat dimensi tersebut, dianalisa beberapa indikator untuk masing-masing
dimensi. Selanjutnya dari indikator itu dikembangkan menjadi instrumen penelitian sehingga
menghasilkan berbagai nilai antikorupsi yang selanjutnya dinamakan nilai acuan. Dimensi,
Indikator, dan Nilai Acuan tersebut disajikan dalam tabel berikut:
PENDIDIKAN ANTIKORUPSI
DIMENSI DAN INDIKATOR NILAI ACUAN
1. Politik: KESETARAAN: kesejajaran, sama tingkatan/ kedudukan,
a. Membuat kebijakan didasarkan pada sebanding, sepadan, seimbang.
kepentingan umum/bersama (adil, berani) KEBERSAMAAN: hal bersama, seperti rasa
b. Melaksanakan kebijakan didasari pada persaudaraan/kekeluargaan, senasib
sikap menjunjung tinggi kebenaran (jujur, sepenanggungan, dan merasa menjadi satu
berani) kesatuan (integritas),
c. Melaksanakan pengawasan kebijakan KOMITMEN: Perjanjian, keterikatan untuk melakukan
secara tidak tebang pilih (adil, berani) sesuatu (yang telah disepakati), kontrak.
d. melaksanakan musyawarah dalam KONSEKUEN: Sesuai dengan apa yang
menyelesaikan masalah (kebersamaan) dikatakan/diperbuat, berwatak teguh, tidak
2. Sosiologi: menyimpang dari apa yang sudah diputuskan
a. Menepati janji (tanggung jawab) KEPEMILIKAN: perihal kepemilikan
b. Tidak diskriminatif dalam memberikan HEMAT: berhati-hati dalam membelanjakan uang, tidak
layanan (adil) boros, cermat.
c. Tidak nepotisme (adil, mandiri) BIJAKSANA: selalu menggunakan akal budinya
d. Tidak kolusi (jujur, mandiri) (pengalaman dan pengetahuannya), arif, tajam
e. melaksanakan pikiran, pandai dan hati-hati (cermat, teliti, dsb.)
f. membunikan IKHLAS:bersih hati, tulus hati.
g. berpartisipasi BERBAGI: membagi sesuatu bersama, membagi diri,
h. melaksanakan saling memberi pengalaman.
3. Ekonomi: RAJIN: suka bekerja (belajar dsb.), tekun, sungguh2
a. Melakukan persaingan secara sehat bekerja, selalu berusaha giat, terus menerus.
(tanggung jawab, jujur, kerja keras) SPORTIF: bersifat kesatria, jujur, tegak (tetap pendirian,
b. Tidak menyuap (jujur) tetap memegang keadilan).
c. Tidak boros dalam menggunakan sumber TANGGUNG JAWAB: keadaan wajib menanggung
daya (sederhana, tanggung jawab) segala sesuatunya (kalau terjadi apa-apa boleh
d. Tidak melakukan penyimpangan alokasi dituntut, dipersalahkan, diperkarakan, dsb. Misalnya
dan distribusi (jujur, peduli, tanggung jawab) berani dan siap menerima resiko, amanah, tidak
4. Hukum: mengelak, dan berbuat yang terbaik), hak fungsi
a. Tidak melakukan penggelapan dana, pajak, menerima pembebanan sebagai akibat sikap pihak
barang, dan sebagainya (jujur, tanggung sendiri atau pihak lain, melaksanakan dan
jawab) menyelesaikan tugas dengan sungguh-sungguh.
Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn) 13
Kelas V SD/MI (Berdasarkan Kurikulum 2013) 13
PENDIDIKAN ANTIKORUPSI
DIMENSI DAN INDIKATOR NILAI ACUAN
b. Tidak melakukan pemalsuan dokumen, DISIPLIN: tata tertib, ketaatan (kepatuhan) pada
surat, tanda tangan, dan sebagainya (jujur, peraturan, tepat waktu, tertib, dan konsisten.
tanggung jawab) JUJUR: lurus hati, tidak curang, tulus, dapat dipercaya,
c. Tidak melakukan pencurian dana, barang, berkata dan bertindak benar, mengungkapkan
waktu, ukuran yang merugikan pihak lain, sesuatu sesuai dengan kenyataan (tidak
dan sebagainya (jujur, tanggung jawab, berbohong), dan punya niat yang lurus terhadap
disiplin) setiap tindakan.
d. Tidak melakukan penipuan terhadap pihak SEDERHANA: bersahaja, sikap dan perilaku yang tidak
lain (jujur) berlebihan, tidak banyak seluk-beluknya, tidak
e. Tidak melakukan persekongkolan dalam banyak pernik, lugas, apa adanya, hemat, sesuai
membuat putusan (tanggung jawab) kebutuhan, dan rendah hati.
f. Tidak melakukan perusakan terhadap KERJA KERAS: kegiatan melakukan sesuatu dengan
barang/fasilitas milik negara (tanggung sungguh-sungguh, pantang menyerah/ulet dan
jawab, peduli) semangat dalam berusaha.
g. Tidak memberikan atau menerima MANDIRI: dalam keadaan dapat berdiri sendiri, tidak
gratifikasi (jujur, sederhana) bergantung dengan orang lain, percaya pada
h. Tidak menyalahi/melanggar aturan (disiplin, kemampuan diri sendiri, mampu mengatur dirinya
tanggung jawab) sendiri, dan mengambil inisiatif.
i. melaksanakan keputusan dengan penuh ADIL: sama berat, tidak berat sebelah, tidak memihak
tanggung jawab (komitmen) /tidak pilih kasih, berpihak/berpegang kepada
kebenaran, sepatutnya, tidak sewenang-wenang,
seimbang, netral, objektif dan proporsional.
BERANI: mempunyai hati yang mantap dan rasa percaya
diri yang besar dalam menghadapi bahaya,
kesulitan, dsb. (Tidak takut, gentar, kecut) dan
pantang mundur.
PEDULI: mengindahkan, memperhatikan (empati),
menghiraukan, menolong, toleran, setia kawan,
membela, memahami, menghargai, dan
memperlakukan orang lain sebaik-baiknya.
14 Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn)
14
Kelas V SD/MI (Berdasarkan Kurikulum 2013)
jawab, disiplin, jujur, sederhana, kerja keras, mandiri, adil, berani, dan peduli. Secara lengkap
disajikan dalam kolom yang terdapat pada halaman duapuluh satu (21) di atas.
Adapun proses internalisasi nilai-nilai antikorupsi terhadap peserta didik, dilaksanakan di
sekolah melalui proses pembelajaran baik di kelas maupun di luar kelas. Pembinaannya
dilakukan secara berkelanjutan, dimulai dari proses moral knowing, moral feeling, hingga
sampai pada moral action. Karena pembinaannya sampai kepada moral action, maka
implementasinya perlu ditindaklanjuti dengan membangun ”kantin kejujuran” di sekolah
sebagai praktik moral action yang harus dirancang sesuai dengan muatan sifat edukasi. Kantin
Kejujuran, tak ubahnya seperti kebanyakan kantin lainnya. Perbedaannya terdapat pada
pengelolaan dan pola pembayaran yang menitikberatkan pada kesadaran pembeli. Kantin ini
dimaksudkan sebagai ajang pembelajaran bagi generasi muda tentang pentingnya kejujuran
terhadap diri sendiri dan lingkungannya, sehingga mereka akan menjadi penerus bangsa yang
jujur untuk memajukan bangsa dan negara.
Kantin Kejujuran merupakan laboratorium perilaku yang dapat merefleksikan
perilaku/tabiat peserta didik yang ada di suatu sekolah. Jika kantin tidak bertahan lama karena
bangkrut, maka hampir dipastikan peserta didik di sekolah itu tidak berperilaku jujur.
Sebaliknya, kantin akan semakin maju ketika peserta didik memegang tinggi asas kejujuran
dalam kesehariannya. Oleh karena itu, kantin kejujuran perlu diterapkan di satuan pendidikan
sebagai upaya prepentif bagi generasi muda agar tidak permissive to corruption. Sebab
prevention is better than cure, pencegahan lebih baik dari pada mengobati.
Hasil yang diharapkan dari intervensi di jalur pendidikan adalah: Kaum muda khususnya
pelajar dapat lebih memahami tindak pidana korupsi, dan mulai berani berkata, bersikap, dan
bertindak antikorupsi, yang pada gilirannya dapat mewarnai, mendorong masyarakat dan
lingkungan sekitarnya untuk bersama-sama bangkit melawan korupsi. Dengan kondisi
demikian diharapkan dapat membawa negeri ini keluar dari perangkap korupsi serta
mengembalikan kewibawaan serta harga diri bangsa.
Berdasarkan uraian tentang pendidikan antikorupsi tersebut di atas, dapat disimpulkan
bahwa diimplementasikannya pendidikan antikorupsi pada jalur pendidikan formal sangat
mendukung fungsi dan tujuan pendidikan nasional yang dinyatakan dalam Undang-Undang
Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Pasal 3 yang menyatakan
secara eksplisit bahwa: “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab.” Dengan demikian, pembinaan pendidikan antikorupsi pada jalur pendidikan di seluruh
satuan pendidikan (sekolah) merupakan wahana untuk mendukung dan mewujudkan fungsi
dan tujuan pendidikan nasional.
Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn) 15
Kelas V SD/MI (Berdasarkan Kurikulum 2013) 15
16 Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn)
Kelas V SD/MI (Berdasarkan Kurikulum 2013)
BAB III
Kurikulum 2013 memuat Standar Kompetensi Lulusan (SKL) yang diatur dalam Permendikbud Nomor 20 Tahun 2016, dijabarkan menjadi 4
Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn)
Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang
Keterampilan
mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia
17
16
18
LANGKAH 1
Menampilkan seluruh KD yang dikembangkan dari kompetensi inti ke dalam kolom sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan, dan pengetahuan, sesuai
dengan Permendikbud Nomor 24 Tahun 2016
Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn)
19
18
20
LANGKAH 3
Berdasarkan telaah terhadap KD sebagaimana dituangkan dalam langkah 2, maka KD yang dapat diintegrasikan dimensi, indicator, dan nilai-nilai
antikourupsi adalah sebagai berikut:
Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn)
tayangan video/film/gambar kesatuan (integritas),
6. Membuat pantun yang bertema hak dan kewajiban dalam KOMITMEN: Perjanjian, keterikatan untuk
bermasyarakat serta membacakannya melakukan sesuatu (yang telah disepakati),
7. Bermain peran tentang mengambil keputusan bersama kontrak.
sebagai wujud tanggung jawab dalam kehidupan sehari- hari
21
20
22
DIMENSI DAN INDIKATOR NILAI-NILAI
No KOMPETENSI DASAR INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI
ANTIKORUPSI
8. Mengisi tabel hak dan kewajiban yang sudah/belum dilakukan KONSEKUEN: Sesuai dengan apa yang
di rumah dikatakan/diperbuat, berwatak teguh, tidak
9. Mengisi tabel hak dan kewajiban yang sudah/belum dilakukan menyimpang dari apa yang sudah diputuskan
sekolah KEPEMILIKAN: perihal kepemilikan
10. Mengisi tabel hak dan kewajiban yang sudah/belum dilakukan HEMAT: berhati-hati dalam membelanjakan uang,
di masyarakat tidak boros, cermat.
BIJAKSANA: selalu menggunakan akal budinya
Tema 7: Benda-benda di Sekitar
(pengalaman dan pengetahuannya), arif, tajam
1. Menjelaskan tentang pelaksanaan kewajiban, hak, dan
pikiran, pandai dan hati-hati (cermat, teliti, dsb.)
tanggung jawab sebagai warga masyarakat dalam kehidupan
IKHLAS:bersih hati, tulus hati.
sehari-hari dengan rasa ingin tahu dan rasa bersyukur kepada
BERBAGI: membagi sesuatu bersama, membagi
Tuhan Yang Maha Esa
diri, saling memberi pengalaman.
2. Menjelaskan tentang pelaksanaan kewajiban, hak, dan
RAJIN: suka bekerja (belajar dsb.), tekun, sungguh2
tanggung jawab sebagai warga masyarakat dalam kehidupan
bekerja, selalu berusaha giat, terus menerus.
sehari-hari dengan rasa ingin tahu dan percaya diri
SPORTIF: bersifat kesatria, jujur, tegak (tetap
3. Menunjukkan contoh pelaksanaan kewajiban, hak, dan
pendirian, tetap memegang keadilan).
tanggung jawab sebagai warga masyarakat dalam kehidupan
TANGGUNG JAWAB: keadaan wajib menanggung
sehari-hari dengan kerja sama dan toleransi
segala sesuatunya (kalau terjadi apa-apa boleh
4. Melakukan kewajiban, hak, dan tanggung jawab sebagai warga
dituntut, dipersalahkan, diperkarakan, dsb.
masyarakat dalam kehidupan sehari-hari
Misalnya berani dan siap menerima resiko,
3 1.3 Mensyukuri keberagaman sosial Tema 3: Makanan Sehat amanah, tidak mengelak, dan berbuat yang
budaya masayarakat sebagai 1. Menjelaskan makna keanekaragaman yang tercermin dari terbaik), hak fungsi menerima pembebanan
anugerah Tuhan Yang Maha Esa cerita yang disajikan sebagai akibat sikap pihak sendiri atau pihak
dalam konteks Bhineka Tunggal 2. Menceritakan keanekaragaman adat istiadat di lingkungan lain, melaksanakan dan menyelesaikan tugas
Ika sekitar dengan sungguh-sungguh.
2.3 Bersikap toleran dalam 3. Mencermati percakapan tentang takaran bahan untuk DISIPLIN: tata tertib, ketaatan (kepatuhan) pada
keberagaman sosial budaya membuat kue peraturan, tepat waktu, tertib, dan konsisten.
masyarakat dalam konteks 4. Menjawab pertanyaan berdasarkan bacaan tentang JUJUR: lurus hati, tidak curang, tulus, dapat
Bhineka Tunggal Ika keanekaragaman adat istiadat sosial budaya dipercaya, berkata dan bertindak benar,
3.3. Menelaah keberagaman sosial 5. Membuat gambar yang menceritakan kebersamaan dalam mengungkapkan sesuatu sesuai dengan
budaya masyarakat keanekaragaman kenyataan (tidak berbohong), dan punya niat
4.3 Menyelenggarakan kegiatan yang 6. Melakukan diskusi tentang pentingnya nilai kebersamaan yang lurus terhadap setiap tindakan.
mendukung keberagaman sosial dalam keanekaragaman sosial budaya SEDERHANA: bersahaja, sikap dan perilaku yang
budaya masyarakat tidak berlebihan, tidak banyak seluk-beluknya,
Tema 8: Peristiwa dalam Kehidupan
1. Menjelaskan tentang keberagaman sosial budaya masyarakat tidak banyak pernik, lugas, apa adanya, hemat,
2. Menyusun pertanyaan tentang keberagaman sosial budaya sesuai kebutuhan, dan rendah hati.
Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn)
23
22
24 Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn)
Kelas V SD/MI (Berdasarkan Kurikulum 2013)
BAB IV
MODEL PENGINTEGRASIAN
NILAI-NILAI ANTIKORUPSI KE DALAM MATA PELAJARAN
PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN (PPKn)
KELAS V
Sikap Spritual Menerima, menjalankan dan menghargai ajaran agama yang dianutnya
Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan
Sikap Sosial
keluarga, teman, guru dan tetangganya serta cinta tanah air
Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati [mendengar, melihat, membaca] dan menanya berdasarkan
Pengetahuan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah
dan di sekolah
Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang
Keterampilan
mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia
Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn)
25
23
26
INDIKATOR PENCAPAIAN MATERI DIMENSI, INDIKATOR, DAN MATERI PEMBELAJARAN TERINTEGRASI NILAI-NILAI
NO KOMPETENSI DASAR
KOMPETENSI PEMBELAJARAN NILAI-NILAI ANTIKORUPSI ANTIKORUPSI
Tema 1: Organ Gerak Hewan dan Manusia
1. 1.1 Bersyukur kepada Tema 1: Organ Gerak Nilai nilai Dimensi dan Indikator Manusia sebagai makhluk Tuhan YME yang hidup di
Tuhan Yang Maha Hewan dan Pancasila dalam 1. Politik: Indonesia harus bersyukur kepada tuhan Yang Maha Esa
Esa atas nilai-nilai Manusia kehidupan a. Membuat karena memiliki dasar negara yang disebut Pancasila.
Pancasila dalam 1. Mensyukuri nikmat sehari-hari kebijakan
kehidupan sehari- Tuhan Yang Maha didasarkan pada
hari Esa atas nilai nilai kepentingan
2.1 Bersikap tanggung Pancasila dalam umum/bersama
jawab, cinta tanah kehidupan sehari-hari (adil, berani)
air, dan rela 2. Menunjukkan contoh b. Melaksanakan
berkorban sesuai sikap tanggung kebijakan didasari
nilai-nilai sila jawab sesuai nilai pada sikap Pancasila adalah dasar Negara Republik Indonesia yang
Pancasila nilai sila Pancasila menjunjung tinggi harus kita ketahui dan kita amalkan dalam kehidupan sehari-
3.1 Mengidentifikasi 3. Menunjukkan contoh kebenaran (jujur, hari. Isi Pancasila adalah:
nilai-nilai Pancasila sikap cinta tanah air berani) 1. Ketuhanan YME.
dalam kehidupan sesuai nilai nilai sila c. Melaksanakan 2. Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
sehari-hari Pancasila pengawasan 3. Persatuan Indonesia
4.1 Menyajikan hasil 4. Menunjukkan contoh kebijakan secara 4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
identifikasi nilai-nilai sikap rela berkorban tidak tebang pilih dalam Permusyawaratan / Perwakilan.
Pancasila dalam sesuai nilai nilai sia (adil, berani) 5. Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia.
kehidupan sehari- Pancasila 2. Sosiologi: Nilai sila pertama Pancasila bangsa Indonesia percaya dan
hari. 5. Mengidentifikasi a. Menepati janji taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan
sikap-sikap yang (tanggung jawab) agama dan kepercayaannya.
sesuai dengan nilai- b. Tidak diskriminatif (kebersamaan, komitman, bijaksana, ikhlas, sportif)
nilai yang terkandung dalam Nilai sila kedua Pancasila bahwa manusia itu sederajat, dan
dalam sila Pancasila memberikan bangsa
6. Mengidentifikasi layanan (adil) Indonesia merasakan dirinya sebagai bagian dari seluruh
perilaku yang sesuai c. Tidak nepotisme umat. Maka, dalam kehidupan sehari-hari kita harus saling
dengan nilai-nilai (adil, mandiri) menghormati karena pada dasarnya kita pasti saling
Pancasila d. Tidak kolusi (jujur, membutuhkan. (kebersamaan). Kita harus memiliki sikap
7. Mengidentifikasi mandiri) saling menghargai, dengan tanpa memperhatikan berbagai
contoh perilaku- 3. Ekonomi: perbedaan yang ada, karena perbedaan tersebut merupakan
perilaku yang sesuai a. Melakukan suatu fakta, suatu kenyataan yang harus diterima.(bijaksana,
dengan nilai-nilai persaingan sportif, berani, peduli, tanggung jawab, jujur).
luhur yang secara sehat Nilai sila ketiga Pancasila bermakna persatuan dan kesatuan
terkandung dalam (tanggung jawab, bangsa Indonesia itu lebih diutamakan. Bangsa Indonesia
Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn)
merugikan pihak peningkatan kesejahteraan dan kemakmuran. Bagi yang
lain, dan lemah harus dilindungi, agar dapat bekerja sesuai dengan
sebagainya (jujur, bidangnya masing-masing. Yang berkebih membantu yang
tanggung jawab, kurang (kebersamaan, bijaksana, berbagi, kerja keras, adil,
disiplin) peduli).
27
25
28
INDIKATOR PENCAPAIAN MATERI DIMENSI, INDIKATOR, DAN MATERI PEMBELAJARAN TERINTEGRASI NILAI-NILAI
NO KOMPETENSI DASAR
KOMPETENSI PEMBELAJARAN NILAI-NILAI ANTIKORUPSI ANTIKORUPSI
d. tidak melakukan Perilaku yang menunjukkan sila pertama di rumah dan di
penipuan sekolah adalah berdoa sebelum dan sesudah melakukan
terhadap pihak kegiatan belajar . Pengamalan sila kedua, adalah menolong
lain (jujur) teman yang terjatuh dari sepeda, dan meminjamkan
e. tidak melakukan peralatan menulis kepada teman yang membutuhkan.
persekongkolan Adapun mengikuti upacara bendera dengan khidmat setiap
dalam membuat hari Senin mewujudkan cinta tanah air adalah contoh bentuk
putusan(tanggung pengamalan sila ketiga. Demikian pula ikut bermusyawarah
jawab) dalam pembagian tugas piket di sekolah adalah pengamalan
f. tidak melakukan sila keempat. Selanjutnya pengamalan sila kelima diwujudkan
perusakan dalam bentuk memberikan bantuan social kepada korban
terhadap barang / bencana alam dan korban kebakaran.
fasilitas milik Pelaksanaan upacara pada hari Senin di halaman sekolah
negara (tanggung merupakan salah satu contoh perilaku tanggung jawab, yakni
jawab, peduli) para siswa berpakaian seragam putih putih. Para siswa
g. tidak memberikan bersikap sempurna dan menghormat bendera pada saat
atau menerima bendera merah putih dikibarkan. Peserta upacara
gratifikasi (jujur, melakukaannya dengan sungguh-sungguh dan khidmat
sederhana) (tanggung jawab).
h. tidak menyalahi/ Dalam proses pembelajaran di kelas siswa dapat
m elanggar menceritakan tentang perilaku di rumah yang mencerminkan
aturan (disiplin, sila Pancasila seperti berdoa dan beribadah tepat waktu,
tanggung jawab). membantu pekerjaan orang tua, tidak bertengkar di rumah,
musyawarah dalam memutuskan sesuatu, berlaku adil
Nilai Acuan dengan anggota keluarga dilakukan dengan kondisi yang
KEBERSAMAAN Hal sebenarnya dan percaya diri (jujur,berani)
bersama seperti Demikian juga ketika siswa berada di rumah harus peduli
rasa terhadap lingkungan, membiasakan kerja sama dan saling
persaudaraan/k tolong-menolong, seperti membantu orangtua membersihkan
keluargaan, rumah, membersihkan lingkungan, dan membantu adik
senasib mengerjakan tugas sekolah. (kepedulian)
sepenanggungan, Kecuali kebiasaan membantu pekerjaan orang tua di rumah
dan merasa dan membantu adik mengerjakan tugas sekolah, siswa perlu
menjadi satu dibiasakan juga untuk membantu tetangga yang mengalam
kesatuan kesulitan, dan ikut kerjabakti membersihkan lingkungan.
(integritas). (peduli)
Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn)
jawab, cinta tanah nilai-nilai penting biasanya menyangkut kepentingan umum sehingga harus
air, dan rela dalam pengambilan SPORTIF: bersifat diputuskan secara bersama-sama. Beberapa cara yang dapat
berkorban sesuai keputusan secara kesatria, jujur, dilakukan untuk mengambil sebuah keputusan bersama
nilai-nilai sila mufakat tegak (tetap contohnya musyawarah mufakat
Pancasila pendirian, tetap Pentingnya mengambil keputusan secara musyawarah
3.1 Mengidentifikasi memegang mufakat dalam kehidupan sehari-hari yaitu:
29
27
30
INDIKATOR PENCAPAIAN MATERI DIMENSI, INDIKATOR, DAN MATERI PEMBELAJARAN TERINTEGRASI NILAI-NILAI
NO KOMPETENSI DASAR
KOMPETENSI PEMBELAJARAN NILAI-NILAI ANTIKORUPSI ANTIKORUPSI
nilai-nilai Pancasila keadilan). 1. Agar persoalan dapat dipecahkan secara cepat dan
dalam kehidupan TANGGUNG JAWAB: bermanfaat bagi semua pihak. Sudah pasti setiap orang
sehari-hari keadaan wajib menginginkan semua persoalan cepat selesai dan
4.1 Menyajikan hasil menanggung bermanfaat.(tanggung jawab, sportif)
identifikasi nilai-nilai segala sesuatunya 2. Mampu menciptakan kerukunan hidup. Melalui
Pancasila dalam (kalau terjadi apa- musyawarah, berbagai persoalan dapat diputuskan
kehidupan sehari- apa boleh dituntut, secara kekeluargaan.
hari. dipersalahkan, 3. Menggalang kerja sama yang harmonis. Setelah
diperkarakan, dsb. keputusan ditetapkan bersama, setiap anggota harus
Misalnya berani mampu bekerja sama dalam melaksanakan keputusan
dan siap menerima musyawarah. Dengan demikian, tujuan yang dicitacitakan
resiko, amanah, dapat tercapai.
tidak mengelak, 4. Menghindari adanya pertikaian fisik. Setiap peserta
dan berbuat yang musyawarah tidak boleh bertindak semena-mena dalam
terbaik), hak fungsi musyawarah. Setiap peserta berhak menyampaikan
menerima pendapatnya. Akan tetapi, harus bersikap lapang dada
pembebanan jika pendapatnya tidak disetujui oleh peserta lain.
sebagai akibat si Perbedaan, persetujuan, dan pertidaksetujuan pendapat
kap pihak sendiri dalam musyawarah adalah wajar. Tidak perlu ada
atau pi hak lain, kemarahan, apalagi pertentangan yang mengarah pada
melaksanakan dan kekerasan fisik
1.2 Menghargai Tema 2: Udara Bersih Pelaksanaan menyelesaikan Hak memiliki pengertian sesuatu yang harus diterima. Setiap
kewajiban, hak, dan 1. Menjelaskan hak kewajiban, hak, tugas dengan warga masyarakat memilki hak yaitu:
tanggug jawab sebagai warga dan tanggung sungguh-sungguh. 1. Hak menyatakan pendapat Setiap orang berhak atas
sebagai warga masyarakat. jawab. DISIPLIN: tata tertib, kebebasan menyatakan pikiran dan sikap sesuai hati
masyarakat dan 2. Menjelaskan ketaatan nuran(ikhlas)
umat beragama kewajiban sebagai (kepatuhan) pada 2. Hak kemerdekaan. Setiap orang bebas memilih
dalam kehidupan warga masyarakat peraturan, tepat pendidikan dan pengajaran. Setiap orang bebas memilih
sehari-hari 3. Menjelaskan waktu, tertib, dan pekerjaan dan kewarganegaraan(tanggung jawab)
2.2 Menunjukkan sikap tanggung jawab konsisten. 3. Hak untuk hidup sejahtera
tanggung jawab sebagai warga JUJUR: lurus hati, tidak Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin,
dalam memenuhi masyarakat curang, tulus, bertempat tinggal dan mendapatkan lingkungan hidup
kewajiban dan hak 4. Menjelaskan makna dapat diper caya, yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan
sebagai warga tanggung jawab berkata dan bertin kesehatan(kerja keras)
masyarakat dalam sebagai warga dak benar, 4. Hak atas pekerjaan dan hidup yang layak Tiap-tiap warga
kehidupan sehari- masyarakat mengungkap kan negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang
Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn)
dalam menghadapi laku atau oerbuatannya yang disengaja maupun tidak
bahaya, kesulitan, disengaja
dsb. (Tidak takut, Dalam pemilihan ketua RT, RW setiap warga harus
gentar, kecut) dan berpartisipasi dalam pemilihan sebagai bukti memilki rasa
pantang mundur. tanggung jawab. Siapapun yang terpilih dari hasil pemilihan
31
29
32
INDIKATOR PENCAPAIAN MATERI DIMENSI, INDIKATOR, DAN MATERI PEMBELAJARAN TERINTEGRASI NILAI-NILAI
NO KOMPETENSI DASAR
KOMPETENSI PEMBELAJARAN NILAI-NILAI ANTIKORUPSI ANTIKORUPSI
PEDULI: mengindahkan, tersebut kita harus menerima dengan senang hati
memperhatikan Anak anak tolong amati kegiatan pemilihan ketua RT dan RW
(empati), di lingkungan tempat tinggalmu, dan buatlah laporannya.!
Tema 3: Makanan Sehat menghiraukan,
3 1.3 Mensyukuri Tema 3: Makanan Keberagaman menolong, toleran, Kalian tahu bahwa bangsa Indonesia dilihat dari sudut
keberagaman sosial Sehat sosial budaya setia kawan, pandang sosial, budaya, dan ekonomi sangatlah beraneka
budaya 1. Menjelaskan makna dalam membela, ragam. Dan ini merupakan suatu kenyataan yang tidak dapat
masayarakat keanekaragaman masyarakat memahami, dipungkiri. Dari segi ekonomi dan sosial dijumpai ada yang
sebagai anugerah yang tercermin dari menghargai dan kaya, ada yang miskin, ada yang berpangkat, ada yang tidak
Tuhan Yang Maha cerita yang disajikan memperlakukan berpangkat, ada buruh, ada petani, ada pedagang, ada
Esa dalam konteks 2. Menceritakan orang lain sebaik- pengusaha, ada pejabat, ada rakyat biasa. Dari segi budaya
Bhineka Tunggal keanekaragaman baiknya. juga sangat berrbagai ragam budaya dan adat istiadatnya..
Ika adat istiadat di KESETARAAN: Keadaan ini harus kita pahami dan kita sadari sebagai suatu
2.3 Bersikap toleran lingkungan sekitar kesejajaran, sama kenyataan. Ini harus kita terima dan kita harus saling
dalam 3. Menuliskan bacaan tingkatan/keduduka menghormati dan saling menghargai antar sesama
keberagaman sosial tentang n, sebanding, (bijaksana, sportif, kesetaraan, adil. Jujur, peduli). Perbedaan
budaya masyarakat keanekaragaman sepadan, ini tidak boleh menjadikan timbulnya perpecahan, tetapi justru
dalam konteks adat istiadat sosial seimbang. harus menjadi pemicu terwujudnya sikap saling menghormati
Bhineka Tunggal budaya KEPEMILIKAN: perihal dan saling menghargai
Ika 4. Menunjukkan kepemilikan Perhatikan gambar berikut:
3.3 Menelaah gambar yang HEMAT: berhati-hati
keberagaman sosial menceritakan dalam
budaya masyarakat kebersamaan dalam membelanjakan
4.3 Menyelenggarakan keanekaragaman uang, tidak boros,
kegiatan yang 5. Menjelaskan tentang cermat.
mendukung pentingnya nilai BERBAGI: membagi
keberagaman sosial kebersamaan dalam sesuatu bersama,
budaya masyarakat keanekaragaman membagi diri,
sosial budaya saling memberi
pengalaman.
MANDIRI: dalam
Coba kamu jawab pertanyaan berikut:
keadaan dapat
1. Apa yang kamu lihat pada gambar tersebut?
berdiri sendiri, tidak
2. Bagamana suasana yang terdapat dalam gambar
bergantung dengan
tersebut?
orang lain, percaya
Hai anak anak coba kamu buat gambar yang menceritakan
pada kemam puan
kebersamaan dalam keanakaragaman.
Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn)
tanggung jawab kewajiban, hak, dan gambar
sebagai warga tanggung jawab tersebut?
masyarakat dalam sebagai warga 2. Pernahkah
kehidupan sehari- masyarakat dalam kamu
hari kehidupan sehari- lakukan di
hari sekolah?
33
31
34
INDIKATOR PENCAPAIAN MATERI DIMENSI, INDIKATOR, DAN MATERI PEMBELAJARAN TERINTEGRASI NILAI-NILAI
NO KOMPETENSI DASAR
KOMPETENSI PEMBELAJARAN NILAI-NILAI ANTIKORUPSI ANTIKORUPSI
5. Mengidentifikasi hal- Perhatikan gambar berikut!
hal yang termasuk
hak dan kewajiban
dari tayangan
video/film/gambar
6. Membuat pantun
yang bertema hak
dan kewajiban dalam
bermasyarakat serta
membacakannya
7. Memberikan contoh
tentang mengambil 1. Apa yang kamu lihat pada gambar tersebut?
keputusan bersama 2. Apakah gambar tersebut merupakan hak siswa di
sebagai wujud sekolah?
tanggung jawab Perhatikan pantun berikut:
dalam kehidupan “ Membeli buah jeruk ke pasar
sehari- hari Setelah itu membeli pulsa
11. Mengisi tabel hak Rajin-rajinlah untuk belajar
dan kewajiban yang Agar kita berguna bagi bangsa ”
sudah/belum Dari pantun tersebut mengandung pesan tentang kewajiban
dilakukan di rumah sebagai seorang pelajar. Setujukah kamu?
12. Mengisi tabel hak Setelah kamu mempelajari hak dan kewajiban sebagai
dan kewajiban yang warga di rumah dan di masyarakat tentu kamu bisa
sudah/belum membedakan mana yang hak dan kewajiban, buatlah tabel
dilakukan di tenang kewajiban di rumah dan di masyarakat
masyarakat.
Tema 5: Ekosistem
5. 1.4 Mensyukuri manfaat Tema 5: Ekosistem Dampak Dalam kehidupan bernegara dibutuhkan persatuan dan
persatuan dan 1. Menjelaskan manfaat persatuan dan kesatuan bangsa untuk membangun kerukunan hidup.
kesatuan sebagai persatuan dan kesatuan Memang kita terdiri dari keberagaman suku bangsa, agama,
anugerah Tuhan kesatuan untuk sosial, dan budaya serta adat istiadat, tapi tidak menjadikan
Yang Maha Esa membangun kita terbecah belah. Kita masih ingat semboyan negara
2.4 Menampilkan sikap kerukunan hidup Indonesia adalah Bhinneka Tunggal Ika artinya berbeda-beda
jujur pada 2. Menyebutkan tetap satu jua.
penerapan nilai-nilai peristiwa-peristiwa Manfaat persatuan dan kesatuan dalam membangun
persatuan dan bersejarah penting kerukunan hidup adaserta saling tolong menolonglah
Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn)
jawab, cinta tanah dikaitkan dengan (single age), dan yang dikelompokkan dalam lima tahunan.
air, dan rela nilai-nilai Pancasila Walaupun karakteristik kependudukan yang berbeda tetap
berkorban sesuai 2. Mencocokkan akan menimbulkan sikap saling menghormati, saling
nilai-nilai sila gambar cerita menghargai, saling membantu, saling menolong, persatuan
Pancasila kehidupan sehari-hari dan kesatuan, santun dalam menyampaikan pendapat, tidak
3.1 Mengidentifikasi dengan kelima sila memaksakan kehendak dan menghormati hasil musyawarah.
35
33
36
INDIKATOR PENCAPAIAN MATERI DIMENSI, INDIKATOR, DAN MATERI PEMBELAJARAN TERINTEGRASI NILAI-NILAI
NO KOMPETENSI DASAR
KOMPETENSI PEMBELAJARAN NILAI-NILAI ANTIKORUPSI ANTIKORUPSI
nilai-nilai Pancasila Pancasila
dalam kehidupan 3. Menyebutkan nilai-
sehari-hari nilai Pancasila dalam
4.1 Menyajikan hasil kehidupan sehari-
identifikasi nilai-nilai
Pancasila dalam
kehidupan sehari-
hari
Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn)
Inilah salah satu bentuk kerja sama
37
35
38
INDIKATOR PENCAPAIAN MATERI DIMENSI, INDIKATOR, DAN MATERI PEMBELAJARAN TERINTEGRASI NILAI-NILAI
NO KOMPETENSI DASAR
KOMPETENSI PEMBELAJARAN NILAI-NILAI ANTIKORUPSI ANTIKORUPSI
dalam melakanakan kewajiban dengan
penuh tanggung jawab
Tema 8: Peristiwa dalam Kehidupan
8. 1.3 Mensyukuri Tema 8: Peristiwa Keberagaman Keberagaman adalah suatu kondisi pada kehidupan
keberagaman sosial dalam Sosial Budaya masyarakat.
budaya Kehidupan Masyarakat Indonesia mermpunyai keberagaman sosial budaya yang
masayarakat 1. Menjelaskan tentang sangat tinggi. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS)
sebagai anugerah keberagaman sosial Indonesia, jumlah suku yang ada saat ini adalah 1.128 suku
Tuhan Yang Maha budaya masyarakat bangsa. Jumlah sebanyak itu antara lain disebabkan oleh:
Esa dalam konteks 2. Menyusun 1. perbedaan ras asal,
Bhineka Tunggal pertanyaan tentang 2. perbedaan lingkungan geografis,
Ika keberagaman sosial 3. perbedaan latar belakang sejarah,
2.3 Bersikap toleran budaya masyarakat 4. perkembangan daerah,
dalam 5. perbedaan agama atau kepercayaan, dan
keberagaman sosial 6. kemampuan adaptasi atau menyesuaikan diri
budaya masyarakat Diantara enam faktor yang tertulis di atas, perbedaan
dalam konteks lingkungan geografis serta kemampuan adaptasi menjadi
Bhineka Tunggal faktor yang paling banyak mempengaruhi beragamnya suku
Ika di Indonesia. Selain itu faktor tersebut juga mengakibatkan
3.3. Menelaah timbulnya keanekaragaman sosial budaya sebagai berikut
keberagaman sosial 1. Keragaman bahasa
budaya masyarakat 2. Keragaman Rumah Adat
4.3 Menyelenggarakan 3. Keragaman Upacara Adat
kegiatan yang 4. Keragaman Kesenian Daerah
mendukung Inti pembelajaran keragaman sosial budaya Indonesia adalah
keberagaman sosial rasa menghargai atau menghormati perbedaan. Bila siswa
budaya masyarakat mampu menumbuhkan sikap menghargai atau menghormati
perbedaan yang ada, siswa akan mampu menerapkannya
terhadap segala perbedaan sosial budaya di lingkungan
sekitarnya, dalam lingkup Negara Indonesia bahkan di
seluruh dunia. Untuk itu, perlu ditanamkan konsep dasar
tentang sikap menghargai dan menghormati keberagaman
sosial budaya.
Keberagaman yang ada di Indonesia adalah kekayaan dan
keindahan bangsa. Pemerintah harus bisa mendorong
keberagaman tersebut menjadi suatu kekuatan untuk bisa
Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn)
dan kesatuan untuk
membangun
kerukunan.
39
37
40
INDIKATOR PENCAPAIAN MATERI DIMENSI, INDIKATOR, DAN MATERI PEMBELAJARAN TERINTEGRASI NILAI-NILAI
NO KOMPETENSI DASAR
KOMPETENSI PEMBELAJARAN NILAI-NILAI ANTIKORUPSI ANTIKORUPSI
1. Apa yang kamu lihat pada gambar tersebut?
2. Bagamaimana pendapat mu terhadap gambar tersebut?
3. Bagaimana sikapmu terhadap kegiatan tersebut?
Kompetensi Inti:
1. Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya.
2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, dan guru.
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati [mendengar, melihat, membaca] dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya,
makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah dan di sekolah.
Indikator
Materi Alokasi Sumber
Kompetensi Dasar Pencapaian Kegiatan Pembelajaran Penilaian
Pembelajaran Waktu Belajar
Kompetensi
Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn)
kehidupan sehari-hari tanggung jawab dengan nilai-nilai yang terkandung dalam sila untuk menilai hasil • Permendik
4.1 Menyajikan hasil sesuai nilai nilai Pancasila belajar secara bud No.
identifikasi nilai-nilai sila Pancasila • Membaca teks tentang contoh perilaku yang individu tentang 103 Tahun
Pancasila dalam 3. Menunjukkan sesuai dengan nilai-nilai Pancasila pengetahuan 2014
kehidupan sehari-hari contoh sikap • Membaca teks tentang perilaku yang tidak contoh sikap • www.wikipe
cinta tanah air tanggung dia.com
41
39
42
Indikator
Materi Alokasi Sumber
Kompetensi Dasar Pencapaian Kegiatan Pembelajaran Penilaian
Pembelajaran Waktu Belajar
Kompetensi
sesuai nilai nilai sesuai dengan nilai-nilai Pancasila jawab,cinta tanah
sila Pancasila Menanya, Mengajukan pertanyaan tentang: air,rela berkorban
4. Menunjukkan • Gambar burung garuda tentang nilai nilai sesuai nilai nilai
contoh sikap rela Pancasila dalam kehidupan sehari – hari Pancasila
berkorban sesuai • Contoh sikap tanggung jawab sesuai nilai nilai • Pengamatan,
nilai nilai sia sila Pancasila penilaian ini
Pancasila • Contoh sikap cinta tanah air sesuai nilai nilai merupakan
5. Mengidentifikasi sila Pancasila penilaian proses
sikap-sikap yang • Contoh sikap rela berkorban sesuai nilai nilai untuk menilai
sesuai dengan sia Pancasila Membaca wacana tentang perilaku dan sikap
nilai-nilai yang kegemaran anggota keluarga. peserta didik
terkandung • Sikap-sikap yang sesuai dengan nilai-nilai yang dalam proses
dalam sila terkandung dalam sila Pancasila pembelajaran baik
Pancasila • Contoh perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai secara individu
6. Mengidentifikasi Pancasila maupun
perilaku yang • Perilaku yang tidak sesuai dengan nilai-nilai kelompok.
sesuai dengan Pancasila
nilai-nilai Mengumpulkan Data
Pancasila Mencari informasi dan mendiskusikan tentang:
7. Mengidentifikasi
• Gambar burung garuda tentang nilai nilai
contoh perilaku-
Pancasila dalam kehidupan sehari – hari
perilaku yang
• Contoh sikap tanggung jawab sesuai nilai nilai
sesuai dengan
sila Pancasila
nilai-nilai luhur
yang terkandung • Contoh sikap cinta tanah air sesuai nilai nilai
dalam sila-sila sila Pancasila
Pancasila • Contoh sikap rela berkorban sesuai nilai nilai
8. Menceritakan sia Pancasila Membaca wacana tentang
tentang perilaku kegemaran anggota keluarga.
yang sesuai • Sikap-sikap yang sesuai dengan nilai-nilai yang
dengan nilai-nilai terkandung dalam sila Pancasila
Pancasila • Contoh perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai
9. Mengidentifikasi Pancasila
perilaku yang • Perilaku yang tidak sesuai dengan nilai-nilai
tidak sesuai Pancasila
Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn)
kegemaran anggota keluarga.
• Sikap-sikap yang sesuai dengan nilai-nilai yang
terkandung dalam sila Pancasila
• Contoh perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai
Pancasila
• Perilaku yang tidak sesuai dengan nilai-nilai
43
41
44
Indikator
Materi Alokasi Sumber
Kompetensi Dasar Pencapaian Kegiatan Pembelajaran Penilaian
Pembelajaran Waktu Belajar
Kompetensi
Pancasila
• Melaporkan secara tertulis hasil diskusi
tentang:
• Gambar burung garuda tentang nilai nilai
Pancasila dalam kehidupan sehari – hari
• Contoh sikap tanggung jawab sesuai nilai nilai
sila Pancasila
• Contoh sikap cinta tanah air sesuai nilai nilai
sila Pancasila
• Contoh sikap rela berkorban sesuai nilai nilai
sia Pancasila Membaca wacana tentang
kegemaran anggota keluarga.
• Sikap-sikap yang sesuai dengan nilai-nilai yang
terkandung dalam sila Pancasila
• Contoh perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai
Pancasila
• Perilaku yang tidak sesuai dengan nilai-nilai
Pancasila
• Memajang hasil karya.
Tema 2 Udara Bersih
1.1 Bersyukur kepada Tema 2: Udara Nilai nilai Mengamati • Portofolio, 1 Bulan • Tematik
Tuhan Yang Maha Bersih Pancasila • Membaca wacana tentang contoh nilai nilai penilaian ini (sesuai Terpadu
Esa atas nilai-nilai 1. Memberikan dalam penting dalam pengambilan keputusan secara digunakan untuk dengan Untuk
Pancasila dalam contoh nilai-nilai kehidupan musyawarah menilai hasil jumlah SD/MI
kehidupan sehari-hari penting dalam sehari-hari • Membaca wacana tentang contoh nilai nilai pekerjaan baik pertemuan Kelas V,
2.1 Bersikap tanggung pengambilan penting dalam pengambilan keputusan secara individu maupun pelajaran Jakarta:
jawab, cinta tanah air, keputusan mufakat kelompok tentang PPKn) Kemdikbud
dan rela berkorban secara Menanya, Mengajukan pertanyaan tentang: Contoh nilai nilai , 2016
sesuai nilai-nilai sila musyawarah • Contoh nilai nilai penting dalam pengambilan penting dalam • Permendik
Pancasila 2. Memberikan keputusan secara musyawarah pengambilan bud Nomor.
3.1 Mengidentifikasi nilai- contoh nilai-nilai • Contoh nilai nilai penting dalam pengambilan keputusan secara 57 Tahun
nilai Pancasila dalam penting dalam keputusan secara mufakat musyawarah dan 2014
kehidupan sehari-hari pengambilan Mengumpulkan Data mufakat • Permendik
42
Indikator
Materi Alokasi Sumber
Kompetensi Dasar Pencapaian Kegiatan Pembelajaran Penilaian
Pembelajaran Waktu Belajar
Kompetensi
identifikasi nilai-nilai secara mufakat Mencari informasi dan mendiskusikan tentang: • Tes digunakan bud No.
Pancasila dalam • Contoh nilai nilai penting dalam pengambilan untuk menilai hasil 103 Tahun
kehidupan sehari-hari keputusan secara musyawarah belajar secara 2014
• Contoh nilai nilai penting dalam pengambilan individu tentang • www.wikipe
keputusan secara mufakat pengetahuan dia.com
Mengasosiasi tentang ontoh
Mengidentifikasi tentang: nilai nilai penting
• Contoh nilai nilai penting dalam pengambilan dalam
Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn)
sebagai warga sebagai warga tanggung • Membaca teks tentang makna tanggung jawab menilai hasil jumlah SD/MI
masyarakat dan umat masyarakat. jawab sebagai warga masyarakat. pekerjaan baik pertemuan Kelas II,
beragama dalam 2. Menjelaskan • Membaca teks tentang pelaksanaan individu maupun pelajaran Jakarta:
kehidupan sehari-hari kewajiban pengambilan keputusan dalam pemilihan ketua kelompok tentang PPKn) Kemdikbud
2.2 Menunjukkan sikap sebagai warga RT, RW atau kepala desa hak, kewajiban, , 2013
tanggung jawab masyarakat • Membaca teks tentang jenis jenis tanggung dan tanggung • Permendik
45
43
46
Indikator
Materi Alokasi Sumber
Kompetensi Dasar Pencapaian Kegiatan Pembelajaran Penilaian
Pembelajaran Waktu Belajar
Kompetensi
dalam memenuhi 3. Menjelaskan jawab sebagai warga masyarakat jawab sebagai bud Nomor.
kewajiban dan hak tanggung jawab • Membaca teks tentang pengambilan keputusan warga masyarakat 57 Tahun
sebagai warga sebagai warga bersama tentang tanggung jawab sebagai • Tes digunakan 2014
masyarakat dalam masyarakat warga masyarakat untuk menilai hasil • Permendik
kehidupan sehari-hari 4. Menjelaskan Menanya belajar secara bud No.
3.2 Memahami hak, makna tanggung Tanya jawab tentang: individu tentang 103 Tahun
kewajiban dan jawab sebagai • Hak, kewajiban, dan tanggung jawab sebagai tentang hak, 2014
tanggung jawab warga warga masyarakat kewajiban, dan • www.wikipe
sebagai warga dalam masyarakat • Makna tanggung jawab sebagai warga tanggung jawab dia.com
kehidupan sehari-hari 5. Menjelaskan masyarakat sebagai warga
4.2 Menjelaskan hak, tentang • Jenis jenis tanggung jawab sebagai warga masyarakat
kewajiban, dan pelaksanaan masyarakat tentang hak,
tanggung jawab pengambilan • pengambilan keputusan bersama tentang kewajiban, dan
sebagai warga keputusan dalam tanggung jawab sebagai warga masyarakat tanggung jawab
masyarakat dalam pemilihan ketua Mengumpulkan Data sebagai warga
kehidupan sehari-hari RT, Ketua RW, Mencari informasi dan mendiskusikan tentang: masyarakat
atau kepala desa • Hak, kewajiban, dan tanggung jawab sebagai • Pengamatan,
6. Menceritakan warga masyarakat penilaian ini
hasil • Makna tanggung jawab sebagai warga merupakan
pengamatannya masyarakat penilaian proses
atas untuk menilai
• Jenis jenis tanggung jawab sebagai warga
pelaksanaan perilaku dan sikap
masyarakat
pengambilan peserta didik
• Pengambilan keputusan bersama tentang
keputusan dalam dalam proses
tanggung jawab sebagai warga masyarakat
pemilihan ketua pembelajaran,
Mengasosiasi
RT, ketua RW, menampilkan
Mengidentifikasi tentang:
atau kepala desa diskusi tentang
sebagai wujud • Hak, kewajiban, dan tanggung jawab sebagai
pengembilan
tanggung jawab warga masyarakat
keputsan bersama
sebagai warga • Makna tanggung jawab sebagai warga
tentang tanggung
masyarakat masyarakat
jawab sebagai
7. Menjelaskan • Jenis jenis tanggung jawab sebagai warga warga masyarakat
jenis-jenis masyarakat
tanggung jawab • pengambilan keputusan bersama tentang
sebagai warga tanggung jawab sebagai warga masyarakat
Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn)
4.3 Menyelenggarakan sosial budaya tentang • www.wikipe
• pentingnya nilai kebersamaan dalam
kegiatan yang 4. Menunjukkan keanekaragaman dia.com
keanekaragaman sosial budaya
mendukung gambar yang adat istiadat,
Mengumpulkan Data
keberagaman sosial menceritakan sosial budaya di
Mengumpulkan data tentang:
budaya masyarakat kebersamaan lingkungan sekitar
• makna keanekaragaman yang tercermin dari
dalam • Pengamatan,
47
45
48
Indikator
Materi Alokasi Sumber
Kompetensi Dasar Pencapaian Kegiatan Pembelajaran Penilaian
Pembelajaran Waktu Belajar
Kompetensi
keanekaragaman cerita yang disajikan penilaian ini
5. Menjelaskan • keanekaragaman adat istiadat di lingkungan merupakan
tentang sekitar penilaian proses
pentingnya nilai • cerita kebersamaan dalam keanekaragaman untuk menilai
kebersamaan • pentingnya nilai kebersamaan dalam perilaku dan sikap
dalam keanekaragaman sosial budaya peserta didik
keanekaragaman Mengasosiasi: dalam proses
sosial budaya • Menunjukkan dan mendiskusikan tentang ; pembelajaran
• makna keanekaragaman yang tercermin dari
cerita yang disajikan
• keanekaragaman adat istiadat di lingkungan
sekitar
• cerita kebersamaan dalam keanekaragaman
• pentingnya nilai kebersamaan dalam
keanekaragaman sosial budaya
Mengkomunikasikan
• Mempresentasikan hasil pengamatan tentang:
• makna keanekaragaman yang tercermin dari
cerita yang disajikan
• keanekaragaman adat istiadat di lingkungan
sekitar
• cerita kebersamaan dalam keanekaragaman
• pentingnya nilai kebersamaan dalam
keanekaragaman sosial budaya.
Tema 4 Organ Peredaran Darah Hewan dan Manusia
1.2 Menghargai Tema 4: Organ Pelaksanaa Mengamati • Portofolio, 1 Bulan • Tematik
kewajiban, hak, dan Tema Peredaran n kewajiban, • Membaca teks tentang kewajiban sebagai penilaian ini (sesuai Terpadu
tanggug jawab Darah Hewan dan hak, dan warga masyarakat dalam kehidupan sehari-hari digunakan untuk dengan Untuk
sebagai warga Manusia tanggung • Membaca teks tentang tanggung jawab menilai hasil jumlah SD/MI
masyarakat dan umat 1. Menyebutkan jawab sebagai warga masyarakat dalam kehidupan pekerjaan baik pertemuan Kelas II,
beragama dalam kewajiban sehari-hari individu maupun pelajaran Jakarta:
kehidupan sehari-hari sebagai warga • Membaca teks tentang solusi pemecahan kelompok tentang PPKn) Kemdikbud
2.2 Menunjukkan sikap masyarakat masalah tentang hak dan kewajiban sebagai kewajiban, hak, , 2013
Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn)
5. Mengidentifikasi
hal-hal yang kehidupan sehari-hari
termasuk hak • tanggung jawab sebagai warga masyarakat
dan kewajiban dalam kehidupan sehari-hari
dari tayangan • solusi pemecahan masalah tentang hak dan
video/film/gamba kewajiban sebagai anggota masyarakat
49
47
50
Indikator
Materi Alokasi Sumber
Kompetensi Dasar Pencapaian Kegiatan Pembelajaran Penilaian
Pembelajaran Waktu Belajar
Kompetensi
r sebagai keputusan bersama
6. Membuat pantun • hal-hal yang termasuk hak dan kewajiban dari
yang bertema tayangan video/film/gambar
hak dan • pantun yang bertema hak dan kewajiban dalam
kewajiban dalam bermasyarakat serta membacakannya
bermasyarakat • contoh mengambil keputusan bersama sebagai
serta wujud tanggung jawab dalam kehidupan
membacakannya sehari- hari
7. Memberikan Mengasosiasi
contoh tentang Mendiskusikan dengan teman di sekolah tentang:
mengambil • kewajiban sebagai warga masyarakat dalam
keputusan kehidupan sehari-hari
bersama sebagai • tanggung jawab sebagai warga masyarakat
wujud tanggung dalam kehidupan sehari-hari
jawab dalam • solusi pemecahan masalah tentang hak dan
kehidupan kewajiban sebagai anggota masyarakat
sehari- hari sebagai keputusan bersama
8. Mengisi tabel • hal-hal yang termasuk hak dan kewajiban dari
hak dan tayangan video/film/gambar
kewajiban yang
• pantun yang bertema hak dan kewajiban dalam
sudah/belum
bermasyarakat serta membacakannya
dilakukan di
• contoh mengambil keputusan bersama sebagai
rumah
wujud tanggung jawab dalam kehidupan
9. Mengisi tabel
sehari-hari
hak dan
kewajiban yang • Mengkomunikasikan
sudah/belum • Mempresentasikan hasil kerja/hasil diskusi
dilakukan di kelompok tentang hak, kewajiban dan
masyarakat tanggung jawab
Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn)
Mengasosiasi pembelajaran.
• Mendiskusikan dengan teman pada • Penilaian teman
kelompoknya tentang manfaat persatuan dan sejawat untuk
kesatuan untuk membangun kerukunan hidup . menilai sikap
• Menyimpulkan peristiwa peristiwa bersejarah interaksi sosial
•
51
Projek, digunakan
49
52
Indikator
Materi Alokasi Sumber
Kompetensi Dasar Pencapaian Kegiatan Pembelajaran Penilaian
Pembelajaran Waktu Belajar
Kompetensi
penting dalam upaya pembentukan NKRI untuk penialian
• Mendiskuiskan contoh peristiwa penting yang kegiatan yang
terjadi dalam proses pembentukan NKRI memerankan
Mengomunikasikan perilaku tertib di
• Menyusun laporan dan mempresentasikan rumah, sekolah
manfaat persatuan dan kesatuan untuk dan masyarakat.
membangun kerukunan hidup
Tema 6 Air, Bumi dan Matahari
1.1 Bersyukur kepada Tema 6: Kalor dan Nilai-nilai Mengamati • Portofolio, 1 Bulan • Tematik
Tuhan Yang Maha Perpindahannya Pancasila • Mengamati gambar cerita kehidupan sehari- penilaian ini (sesuai Terpadu
Esa atas nilai-nilai 1. Menjelaskan dalam hari dengan kelima sila Pancasila digunakan untuk dengan Untuk
Pancasila dalam karakteristik kehidupan • Membaca berbagai sumber tentang menilai hasil jumlah SD/MI
kehidupan sehari-hari kependudukan sehari-hari karakteristik kependudukan yang berbeda – pekerjaan baik pertemuan Kelas II,
2.1 Bersikap tanggung yang berbeda – beda di setiap propinsi dikaitkan dengan nilai- individu maupun pelajaran Jakarta:
jawab, cinta tanah air, beda di setiap nilai Pancasila kelompok tentang PPKn) Kemdikbud
dan rela berkorban propinsi dikaitkan • Membaca teks tentang nilai nilai Pancasila karakteristik , 2013
sesuai nilai-nilai sila dengan nilai-nilai dalam kehidupan sehari-hari kependudukan • Permendik
Pancasila Pancasila Menanya yang berbeda – bud Nomor.
3.1 Mengidentifikasi nilai- 2. Mencocokkan • Membuat berbagai pertanyaan tentang cerita beda di setiap 57 Tahun
nilai Pancasila dalam gambar cerita kehidupan sehari-hari dengan kelima sila propinsi dikaitkan 2014
kehidupan sehari-hari kehidupan Pancasila dengan nilai-nilai • Permendik
4.1 Menyajikan hasil sehari-hari • Mengajukan pertanyaan tentang karakteristik Pancasila bud No.
identifikasi nilai-nilai dengan kelima kependudukan yang berbeda –beda di setiap • Tes digunakan 103 Tahun
Pancasila dalam sila Pancasila propinsi dikaitkan dengan nilai-nilai Pancasila untuk menilai hasil 2014
kehidupan sehari-hari 3. Menyebutkan • Mengajukan pertanyaan tentang nilai nilai belajar secara • www.wikipe
nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari individu tentang dia.com
Pancasila dalam Mengumpulkan Data pengetahuan yang
kehidupan Mencari informasi dari berbagai sumber dan terkait dengan
sehari- mendiskusikan tentang: karakteristik
• karakteristik kependudukan yang berbeda – kependudukan
beda di setiap propinsi dikaitkan dengan nilai- yang berbeda–
nilai Pancasila. beda di setiap
• nilai nilai Pancasila dalam kehidupan sehari- propinsi dikaitkan
dengan nilai-nilai
Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn)
sebagai warga dalam 2. Menjelaskan kewajiban, hak, dan tanggung jawab sebagai • Tes digunakan dia.com
kehidupan sehari-hari tentang warga masyarakat dalam kehidupan sehari-hari untuk menilai hasil
4.2 Menjelaskan hak, pelaksanaan dengan rasa ingin tahu dan rasa bersyukur belajar secara
kewajiban, dan kewajiban, hak, kepada Tuhan Yang Maha Esa . individu tentang
tanggung jawab dan tanggung • Merumuskan pertanyaan tentang contoh contoh
sebagai warga jawab sebagai pelaksanaan kewajiban, hak, dan tanggung pelaksanaan
53
51
54
Indikator
Materi Alokasi Sumber
Kompetensi Dasar Pencapaian Kegiatan Pembelajaran Penilaian
Pembelajaran Waktu Belajar
Kompetensi
masyarakat dalam warga jawab sebagai warga masyarakat dalam kewajiban, hak,
kehidupan sehari-hari masyarakat kehidupan sehari-hari dengan kerja sama dan dan tanggung
dalam kehidupan toleransi” jawab sebagai
sehari-hari Mengumpulkan Data warga masyarakat
dengan rasa • Mencari informasi dari berbagai sumber dan dalam kehidupan
ingin tahu dan mendiskusikan tentang pelaksanaan sehari-hari dengan
percaya diri kewajiban, hak, dan tanggung jawab sebagai kerja sama dan
3. Menunjukkan warga masyarakat dalam kehidupan sehari-hari toleransi
contoh dengan rasa ingin tahu dan rasa bersyukur • Pengamatan,
pelaksanaan kepada Tuhan Yang Maha Esa . penilaian ini
kewajiban, hak, • Mencari informasi dari berbagai sumber merupakan
dan tanggung tentang contoh pelaksanaan kewajiban, hak, penilaian proses
jawab sebagai dan tanggung jawab sebagai warga untuk menilai
warga masyarakat dalam kehidupan sehari-hari perilaku dan sikap
masyarakat dengan kerja sama dan toleransi . peserta didik
dalam kehidupan Mengasosiasi dalam proses
sehari-hari • Menyimpulkan tentang pelaksanaan kewajiban, pembelajaran
dengan kerja hak, dan tanggung jawab sebagai warga
sama dan masyarakat dalam kehidupan sehari-hari
toleransi dengan rasa ingin tahu dan rasa bersyukur
4. Melakukan kepada Tuhan Yang Maha Esa
kewajiban, hak, • Menyimpulkan tentang contoh pelaksanaan
dan tanggung kewajiban, hak, dan tanggung jawab sebagai
jawab sebagai warga masyarakat dalam kehidupan sehari-hari
warga dengan kerja sama dan toleransi
masyarakat Mengomunikasikan
dalam kehidupan • Menceritakan tentang pelaksanaan kegiatan
sehari-hari dan perilaku yang sesuai dengan sila sila
Pancasila dalam lambang negara “Garuda
Pancasila”
• Melakukan kewajiban, hak, dan tanggung
jawab sebagai warga masyarakat dalam
kehidupan sehari-hari.
Tema 8 Peristiwa dalam Kehidupan
Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn)
1.4 Mensyukuri manfaat Tema 9: Lingkungan Persatuan Mengamati • Portofolio, 1 Bulan • Tematik
persatuan dan Sahabat Kita dan • Mengamati tayangan video yang menunjukkan penilaian ini (sesuai Terpadu
kesatuan sebagai 1. Menganalisa Kesatuan tindakan masyarakat yang anarkis(tawuran, digunakan untuk dengan Untuk
anugerah Tuhan tayangan video untuk demonstrasi yang anarkis) di lingkungan menilai hasil jumlah SD/MI
Yang Maha Esa (media membangun sekitar) pekerjaan baik pertemuan Kelas II,
2.4 Menampilkan sikap elektronik) yang kerukunan • Mengamati gambar tentang tayangan gambar individu maupun pelajaran Jakarta:
55
53
56
Indikator
Materi Alokasi Sumber
Kompetensi Dasar Pencapaian Kegiatan Pembelajaran Penilaian
Pembelajaran Waktu Belajar
Kompetensi
jujur pada penerapan menunjukkan (media cetak) yang menunjukkan tindakan kelompok tentang PPKn) Kemdikbud
nilai-nilai persatuan tindakan masyarakat yang anarkis (tawuran, menunjukkan , 2013
dan kesatuan untuk masyarakat yang demonstrasi yang anarkis) di lingkungan tindakan • Permendik
membangun anarkis (tawuran, sekitar . masyarakat yang bud Nomor.
kerukunan di bidang demonstrasi Menanya, Mengajukan pertanyaan tentang: anarkis(tawuran, 57 Tahun
sosial budayadi yang anarkis) di • tayangan video yang menunjukkan tindakan demonstrasi yang 2014
rumah, sekolah, dan lingkungan masyarakat yang anarkis(tawuran, demonstrasi anarkis) di • Permendik
masyarakat sekitar yang anarkis) di lingkungan sekitar) lingkungan sekitar) bud No.
3.4 Menggali manfaat 2. Menganalisa • tayangan gambar (media cetak) yang • Tes digunakan 103 Tahun
persatuan dan tayangan gambar menunjukkan tindakan masyarakat yang untuk menilai hasil 2014
kesatuan untuk (media cetak) anarkis (tawuran, demonstrasi yang anarkis) di belajar secara • www.wikipe
membangun yang lingkungan sekitar individu tentang dia.com
kerukunan hidup menunjukkan Mengumpulkan Data pengetahuan
4.4 Menyajikan hasil tindakan Mencari informasi dari berbagai sumber dan menunjukkan
penggalian tentang masyarakat yang mendiskusikan tentang: tindakan
manfaat persatuan anarkis (tawuran, • tayangan video yang menunjukkan tindakan masyarakat yang
dan kesatuan untuk demonstrasi masyarakat yang anarkis(tawuran, demonstrasi anarkis(tawuran,
membangun yang anarkis) di yang anarkis) di lingkungan sekitar) demonstrasi yang
kerukunan. lingkungan • tayangan gambar (media cetak) yang anarkis) di
sekitar menunjukkan tindakan masyarakat yang lingkungan sekitar)
anarkis (tawuran, demonstrasi yang anarkis) di • Pengamatan,
lingkungan sekitar penilaian ini
Mengasosiasi merupakan
• Merangkum/ meringkkas dari berbagai sumber penilaian proses
tentang tayangan video yang menunjukkan untuk menilai
tindakan masyarakat yang anarkis(tawuran, perilaku dan sikap
demonstrasi yang anarkis) di lingkungan peserta didik
sekitar) dalam proses
• Merangkum/meringkas dari berbagai sumber pembelajaran
tentang tayangan gambar (media cetak) yang
menunjukkan tindakan masyarakat yang
anarkis (tawuran, demonstrasi yang anarkis) di
lingkungan sekitar
Mengomunikasikan
Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn)
57
55
C. Model Pengintegrasian dalam Pengembangan Rencana Pelaksanaaan Pembelajaran
(RPP)
B. Tujuan Pembelajaran.
Mengidentifikasi nilai nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari
C. Materi Pembelajaran
PPKn
Nilai Nilai Pancasila dalam Kehidupan Sehari hari
58 Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn)
56
Kelas V SD/MI (Berdasarkan Kurikulum 2013)
D. Pengembangan Materi Pembelajaran Terintegrasi Nilai-nilai Antikorupsi
Manusia sebagai makhluk Tuhan YME yang hidup di Indonesia harus bersyukur kepada
tuhan Yang Maha Esa karena memiliki dasar negara yang disebut Pancasila.
Pancasila adalah dasar Negara Republik Indonesia yang harus kita ketahui dan kita
amalkan dalam kehidupan sehari-hari. Isi Pancasila adalah:
1. Ketuhanan YME.
2. Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/
Perwakilan.
5. Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia.
Nilai sila pertama Pancasila bangsa Indonesia percaya dan taqwa terhadap Tuhan Yang
Maha Esa sesuai dengan agama dan kepercayaannya.(kebersamaan, komitman,
bijaksana, ikhlas, sportif)
Nilai sila kedua Pancasila bahwa manusia itu sederajat, dan bangsa Indonesia merasakan
dirinya sebagai bagian dari seluruh umat. Maka, dalam kehidupan sehari-hari kita harus
saling menghormati karena pada dasarnya kita pasti saling membutuhkan. (kebersamaan).
Kita harus memiliki sikap saling menghargai, dengan tanpa memperhatikan berbagai
perbedaan yang ada, karena perbedaan tersebut merupakan suatu fakta, suatu kenyataan
yang harus diterima.(bijaksana, sportif, berani, peduli, tanggung jawab, jujur).
Nilai sila ketiga Pancasila bermakna persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia itu lebih
diutamakan. Bangsa Indonesia yang terdiri dari keanekaragaman memiliki tuuan yang satu
(Bhinneka Tunggal Ika). Bangsa Indonesia perlu bekerja keras untuk mencapai tujuan
tersebut (kerja keras). Kita tahu bahwa bangsa Indonesia satu sama lain saling berbeda,
baik berbeda suku, agama, ras , bahasa, budaya. Perbedaan tersebut bukan alasan untuk
terjadinya perpecahan, namun perbedaan tersebut merupakan kekayaan yang harus
dijaga, dipelihara. Berbeda namun tetap dalam bingkai persatuan, dengan sesanti
Bhinneka Tunggal Ika. Kita harus selalu mendasarkan diri pada ungkapan “ persatuan
dalam perbedaan, dan perbedaan dalam persatuan”. (bijaksana, ikhlas, komitmen, sportif,
tanggung jawab)
Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn) 59
Kelas V SD/MI (Berdasarkan Kurikulum 2013) 57
Nilai sila keempat memiliki makna musyawarah dalam mengambil keputusan. Musyawarah
didasari oleh semangat kekeluargaan (kebersamaan). Bangsa Indonesia dalam
menyelesaikan setiap masalah yang dihadapi, selalu diselesaikan lewat musyawarah untuk
mencapai mufakat. Ini juga merupakan wujud demokrasi di Indonesia. Intinya setiap timbul
masalah, hendaknya diselesaikan dengan cara musyawarah. Betapapun besarnya dan
sulitnya masalah yang dihadapi, jika diselesaikan lewat musyawarah, tentu akan dapat
diselesaikan dengan baik. Apapun hasil musyawarah, harus diterima dengan baik. (sportif,
tanggung jawab, disiplin, jujur. Adil, berani
Nilai sila kelima bermakna kemakmuran. Kemakmuran merupakan tujuan utama bagi sila
kelima ini. Makna yang terlukiskan dalam sila kelima ini menggambarkan perilaku dan
sikap bangsa Indonesia yang selalu gigih bekerja (kerja keras). Selaian tersebut Sila
Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia juga bermakna adanya persamaan dan
saling menghargai karya orang lain. Juga adanya peningkatan kesejahteraan dan
kemakmuran. Bagi yang lemah harus dilindungi, agar dapat bekerja sesuai dengan
bidangnya masing-masing. Yang berkebih membantu yang kurang (kebersamaan,
bijaksana, berbagi, kerja keras, adil, peduli).
Perilaku yang menunjukkan sila pertama di rumah dan di sekolah adalah berdoa sebelum
dan sesudah melakukan kegiatan belajar. Pengamalan sila kedua, adalah menolong
teman yang terjatuh dari sepeda, dan meminjamkan peralatan menulis kepada teman yang
membutuhkan. Adapun mengikuti upacara bendera dengan khidmat setiap hari Senin
mewujudkan cinta tanah air adalah contoh bentuk pengamalan sila ketiga. Demikian pula
ikut bermusyawarah dalam pembagian tugas piket di sekolah adalah pengamalan sila
keempat. Selanjutnya pengamalan sila kelima diwujudkan dalam bentuk memberikan
bantuan social kepada korban bencana alam dan korban kebakaran.
Pelaksanaan upacara pada hari Senin di halaman sekolah merupakan salah satu contoh
perilaku tanggung jawab, yakni para siswa berpakaian seragam putih putih. Para siswa
bersikap sempurna dan menghormat bendera pada saat bendera merah putih dikibarkan.
Peserta upacara melakukaannya dengan sungguh-sungguh dan khidmat (tanggung jawab).
Dalam proses pembelajaran di kelas siswa dapat menceritakan tentang perilaku di rumah
yang mencerminkan sila Pancasila seperti berdoa dan beribadah tepat waktu, membantu
pekerjaan orang tua, tidak bertengkar di rumah, musyawarah dalam memutuskan sesuatu,
berlaku adil dengan anggota keluarga dilakukan dengan kondisi yang sebenarnya dan
percaya diri (jujur,berani)
Demikian juga ketika siswa berada di rumah harus peduli terhadap lingkungan,
membiasakan kerja sama dan saling tolong-menolong, seperti membantu orangtua
membersihkan rumah, membersihkan lingkungan, dan membantu adik mengerjakan tugas
sekolah. (kepedulian)
Kecuali kebiasaan membantu pekerjaan orang tua di rumah dan membantu adik
mengerjakan tugas sekolah, siswa perlu dibiasakan juga untuk membantu tetangga yang
mengalami kesulitan, dan ikut kerjabakti membersihkan lingkungan. (peduli)
60 Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn)
58
Kelas V SD/MI (Berdasarkan Kurikulum 2013)
Pada proses pembelajaran di kelas, guru meminta siswa untuk menceritakan perilaku yang
dilakukan di sekitar rumah yang sesuai dengan simbol simbol Pancasila sesuai dengan
yang dilakukannya. Siswa tersebut bercerita bahwa dirinya berdoa ketika akan melakukan
kegiatan di rumah seperti sebelum makan dan sesudah makan, sebelum tidur dan sesudah
tdur serta beribadah sesuai keyakinan.. Cerita tersebut disampaikan dengan suara nyaring
dan penuh percaya diri dan sesuai kenyataan (berani, jujur). Cerita tersebut mencerminkan
pengamalan sila pertama.
Kemudian guru meminta siswa yang lain untuk menceritakan perilaku yang dilakukan di
sekitar rumah yang sesuai dengan sila kedua Pancasila. Siswa tersebut bercerita bahwa
dirinya suka memberi sumbangan kepada pengemis yang datang ke rumah untuk meminta-
minta. Siswa tersebut bercerita dengan suara nyaring dan percaya diri (berani, jujur)
Selanjutnya guru menugaskan semua siswa menulis cerita tentang perilaku yang
bertentangan dengan nilai Pancasila berkaitan dengan penuh keberanian. Semua siswa
menulis sesuai dengan yang dilihatnya dalam kehidupan di rumah dan di sekolah seperti
teman yang berkelahi, tidak mau beribadah, membiarkan teman yang terjatuh. (jujur).
Bahasa Indonesia
1. Menceritakan secara lisan isi lagu wajib menggunakan bahasa daerah.
2. Menemukan peran permintaan maaf terhadap sikap hidup rukun dalam kemajemukan
teman
IPA
• Gambar cerita tentang kelincI.
• Rangka organ gerak kelinci, burung, katak, ikan, dan kadal
E. Metode Pembelajaran
a. Pendekatan: Scientifc
b. Model Pembelajaran: Project Base Learning, Problem Base Learning, Discovery
Learning ditambah Model model Pembelajaran lain.
c. Metode Pembelajaran: Diskusi, Tanya Jawab, Penugasan, Braim Storming, Bermain
Peran dll
G. Sumber Belajar:
a. Bahan Ajar integrasi Pendidikan Antikorupsi
b. Buku Guru Tematik SD kelas 5
Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn) 61
Kelas V SD/MI (Berdasarkan Kurikulum 2013) 59
c. Buku siswa Tematik SD kelas 5
62 Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn)
60
Kelas V SD/MI (Berdasarkan Kurikulum 2013)
Tahap Kegiatan Aktivitas Peserta Didik dan Guru
• Gambar burung garuda tentang nilai nilai Pancasila dalam kehidupan sehari –
hari
• Membaca wacana tentang kegemaran anggota keluarga.
• Sikap-sikap yang sesuai dengan nilai-nilai yang terkandung dalam sila Pancasila
• Contoh perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila
• Perilaku yang tidak sesuai dengan nilai-nilai Pancasila
• Memajang hasil karya.
Penutup 1. Bersama-sama siswa membuat kesimpulan / rangkuman hasil belajar selama
15 menit sehari
2. Bertanya jawab tentang materi yang telah dipelajari (untuk mengetahui hasil
ketercapaian materi)
3. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk menyampaikan pendapatnya
tentang pembelajaran yang telah diikuti.
4. Melakukan penilaian hasil belajar
5. Mengajak semua siswa berdo’a menurut agama dan keyakinan masing-masing
(untuk mengakhiri kegiatan pembelajaran)
…………,…………...……….
Mengetahui,
Kepala Sekolah, Guru Kelas 5,
(…………………………) (…………………………)
Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn) 63
Kelas V SD/MI (Berdasarkan Kurikulum 2013) 61
Instrumen Penilaian:
1. Prosedur pelaksanaan penilaian sikap meliputi hal-hal berikut:
a. Mengamati perilaku peserta didik pada saat pembelajaran dan di luar pembelajaran.
b. Mencatat sikap dan perilaku peserta didik, yang sangat baik, baik, cukup, dan perlu
bimbingan.
Namun untuk mempermudah pelaksanaan, guru diperbolehkan setidak-tidaknya
mencatat sikap dan perilaku yang menonjol (sangat baik atau perlu bimbingan) dengan
menggunakan lembar observasi. Minimal pada pertengahan dan akhir semester, guru
mata pelajaran dan pembina ekstrakurikuler menyerahkan perkembangan sikap
spiritual dan sikap sosial setiap peserta didik kepada guru kelas untuk diolah lebih
lanjut. Hasil penilaian dirapatkan melalui dewan guru untuk menentukan deskripsi pada
rapor peserta didik
Contoh Format Jurnal Sikap Sosial
Nama Peserta Butir
No Tanggal Catatan perilaku Tindak Lanjut
Didik Sikap
menemukan uang di
lingkungan sekolah dan
Arora -----------
menyerahkan kepada guru
1 21-07-2016 kelasnya Jujur
mengakui belum
Lukito menyelesaikan tugas karena -----------
tertidur
Arora terlambat datang ke sekolah
2 22-09-2016 Disiplin
Lukito datang ke sekolah paling awal
meminta maaf karena lupa
3 18-10-2016 Arora membawa alat-alat untuk Jujur --------------
menggambar
Arora terlambat datang ke sekolah Displin
berbicara dengan lancar dan Percaya
Arora -------------
4 13-11-2016 lantang saat presentasi Diri
berbicara kasar saat temannya
Lukito Santun
meminta tolong
Arora terlambat datang ke sekolah Displin
5 20-11-2016 mengembalikan pensil
Lukito temannya dengan cara Santun ---------------
dilempar
terlambat datang ke sekolah Disiplin
6 10-12-2016 Arora mengajukan diri untuk lomba Percaya
--------------
bernyanyi mewakili kelas V Diri
7 12-12-2016 Arora terlambat datang ke sekolah Disiplin
64 Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn)
62
Kelas V SD/MI (Berdasarkan Kurikulum 2013)
diberi penghargaan (verbal dan atau non-verbal), sedangkan peserta didik yang
mengalami penurunan sikap dan perilaku diberi program pembinaan dan atau motivasi
Pengolahan Penilaian Sikap
Hasil penilaian sikap direkap oleh pendidik minimal dua kali dalam satu semester. Hasil
penilaian sikap ini akan dibahas dan dilaporkan dalam bentuk deskripsi nilai sikap
peserta didik.
Langkah-langkah untuk membuat deskripsi nilai sikap selama satu semester:
a. Guru kelas dan guru mata pelajaran mengelompokkan atau menandai catatan-
catatan sikap peserta didik yang dituliskan dalam jurnal, baik sikap spiritual maupun
sikap sosial.
b. Guru kelas membuat rekapitulasi sikap dalam jangka waktu satu semester (jangka
waktu bisa disesuaikan sesuai pertimbangan satuan pendidikan).
c. Guru kelas mengumpulkan catatan sikap berupa deskripsi singkat dari guru mata
pelajaran (PJOK dan Agama) dan warga sekolah (guru ekstrakurikuler, petugas
perpustakaan, petugas kebersihan dan penjaga sekolah).
d. Guru kelas menyimpulkan dan merumuskan deskripsi capaian sikap spiritual dan
sosial setiap peserta didik.
Berikut rambu-rambu rumusan deskripsi nilai sikap selama satu semester:
a. Deskripsi sikap menggunakan kalimat yang bersifat memotivasi dengan pilihan
kata/frasa yang bernada positif. Hindari frasa yang bermakna kontras, misalnya: ...
tetapi masih perlu peningkatan dalam ... atau ... namun masih perlu bimbingan
dalam hal .
b. Deskripsi sikap menyebutkan perkembangan sikap peserta didik yang sangat baik,
baik, cukup, atau perlu bimbingan.
c. Apabila peserta didik tidak memiliki catatan apapun dalam jurnal, sikap dan perilaku
peserta didik tersebut diasumsikan baik.
d. Karena sikap dan perilaku dikembangkan selama satu semester, deskripsi nilai
sikap peserta didik dirumuskan pada akhir semester. Oleh karena itu, guru mata
pelajaran dan guru kelas harus memeriksa jurnal secara keseluruhan hingga akhir
semester untuk menganalisis catatan yang menunjukkan perkembangan sikap dan
perilaku peserta didik.
e. Penetapan deskripsi akhir sikap peserta didik dilakukan melalui rapat dewan guru
pada akhir semester
Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn) 65
Kelas V SD/MI (Berdasarkan Kurikulum 2013) 63
2. Penilaian Pengetahuan (Tes Obyektif)
a. Tes Tertulis
Jawablah pertanyaan di bawah dengan tepat!
1) Sebutkan contoh perilaku yang sesuai dengan sila pertama Pancasila!
2) Sebutkan contoh perilaku yang sesuai dengan sila ke dua Pancasila!
3) Sebutkan contoh perilaku yang sesuai dengan sila ke tiga Pancasila!
4) Sebutkan contoh perilaku yang sesuai dengan sila ke empat Pancasila!
5) Sebutkan contoh perilaku yang sesuai dengan sila ke lima Pancasila!
66 Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn)
64
Kelas V SD/MI (Berdasarkan Kurikulum 2013)
Jumlah perolehan skor siswa
Nilai Tugas = X nilai ideal
Jumlah skor maksimum seluruh itema tugas
Nilai ideal = 100.
3. Penilaian Keterampilan
Penilaian keterampilan dilakukan dengan teknik praktik, produk, dan proyek.
a. Praktik
Penilaian keterampilan menggunakan teknik praktik mengutamakan penilaian proses
yang dilakukan dengan cara mengamati kegiatan peserta didik dalam melakukan
sesuatu. Penilaian ini cocok digunakan untuk menilai ketercapaian kompetensi yang
menuntut peserta didik melakukan tugas tertentu, seperti: menyanyi, praktik ibadah,
praktik olahraga, presentasi, bermain peran, memainkan alat musik, dan membaca.
Hasil penilaian praktik menggunakan rerata dan/atau nilai optimum
Contoh menghitung nilai praktik dengan rumus:
Nilai = x 100
b. Produk
Penilaian produk meliputi penilaian kemampuan peserta didik dalam menghasilkan
produk-produk, teknologi, dan seni berdasarkan rubrik yang disiapkan guru.
Contoh menghitung nilai produk dengan rumus:
Nilai = x 100
c. Proyek
Penilaian proyek meliputi kemampuan peserta didik dalam merencanakan,
melaksanakan dan melaporkan secara tertulis hasil pengamatan dan penelusuran
informasi denganberdasarkan rubrik yang ditetapkan guru.
Contoh menghitung nilai produk denga rumus:
Nilai = x x 100
Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn) 67
Kelas V SD/MI (Berdasarkan Kurikulum 2013) 65
Penentuan rentang predikat yang berdasarakan KKM untuk penilaian pengetahuan dan
ketrampilan menggunkan bagan sebagai berikut:
Contoh Penentuan Rentang Predikat yang Didasarkan KKM
Misal untuk KKM muatan pelajaran Bahasa Indonesia 70 (Predikat C), dengan demikian
rentang predikat dapat ditentukan dengan menggunakan contoh rumus berikut:
𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁 𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁 𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁 100−70
Rentang Predikat = 𝐽𝐽𝐽𝐽𝐽𝐽𝐽𝐽𝐽𝐽 𝐽𝐽𝐽𝐽𝐽𝐽𝐽𝐽𝐽𝐽𝐽𝐽𝐽𝐽𝐽𝐽𝐽𝐽 𝐽𝐽𝐽𝐽𝐽𝐽𝐽𝐽𝐽𝐽𝐽𝐽𝐽𝐽 𝐽𝐽𝐽
=
3
= 10
RENTANG PREDIKAT
KKM Satuan Panjang
Pendidikan *) Interval D (Perlu
A (Sangat Baik) B (Baik) C (Cukup)
Bimbingan)
80 20/3=7 94≤A≤100 87≤B<94 80≤C<87 D<80
75 25/3=8 91≤A≤100 83≤B<91 75≤C<83 D<75
70 30/3=10 90≤A≤100 80≤B<90 70≤C<80 D<70
65 35/3=12 89≤A≤100 77≤B<89 65≤C<77 D<65
60 40/3=13 86≤A≤100 73≤B<86 60≤C<73 D<60
55 45/3=15 85≤A≤100 70≤B<85 55≤C<70 D<55
*) KKM Satuan Pendidikan menggunakan angka KKM Muatan Pelajaran paling rendah/
minimal.
KKM akan membedakan predikat dan deskripsi nilai. Berikut diberikan contoh predikat
dan deskripsi nilai dari KKM yang berbeda.
68 Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn)
66
Kelas V SD/MI (Berdasarkan Kurikulum 2013)
Lampiran Materi Pembelajaran:
GAMBAR NILAI NILAI PANCASILA DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI:
Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn) 69
Kelas V SD/MI (Berdasarkan Kurikulum 2013) 67
70 Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn)
Kelas V SD/MI (Berdasarkan Kurikulum 2013)
BAB V
PENUTUP
Kedudukan guru sebagai motivator dan fasilitator menuntut terdapatnya kompetensi guru
dalam merencanakan pembelajaran secara optimal dengan mengacu pada kompetensi inti dan
kompetensi dasar mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Untuk
menghasilkan kegiatan pembelajaran yang baik dan benar diperlukan perencanaan pembelajaran
yang baik dan benar pula dengan mengacu pada peraturan yang telah ditentukan dan
menggunakan strategi, pendekatan dan model-model pembelajaran inovatif dan relevan.
Peraturan tersebut antara lain Peraturan Pemerintah RI Nomor No. 32 Tahun 2013 tentang
Perubahan atas Peraturan Pemerintah RI Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan, Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 20 Tahun 2016 tentang
Standar Kompetensi Lulusan. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 21 Tahun
2013 tentang Standar isi, Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 22 Tahun
2014 tentang Standar Proses. Peraturan Menteri pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 23 Tahun
2016 tentang Stndar Penilaian dan Peraturan Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 24 tahun
2016 tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Pelajaran Pada kurikulum 2013 Pada
Pendidikan dasar dan Pendidikan Menengah
Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn) 71
Kelas V SD/MI (Berdasarkan Kurikulum 2013) 68
72 Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn)
Kelas V SD/MI (Berdasarkan Kurikulum 2013)
DAFTAR PUSTAKA
Kemdikbud. 2013, Tematik Terpadu Kurikulum 2013 untuk SD/MI Kelas IV. Jakarta.
Fajar, Arnie. 2003. Pengembangan Sikap Nasionalisme Melalui Pendekatan Sain Teknologi
Masyarakat pada SMA Negeri 8 di Kota Bandung Jawa Barat (Tesis).
Komisi Pemberantasan Korupsi, 2006. Memahami untuk Membasmi: Buku Saku untuk
Memahami Tindak Pidana Korupsi. Jakarta: Komisi Pemberantasan Korupsi.
Laila, Najmu. 2009. Pemikir Penggerak, Jakarta: Fakultas Hukum Universitas Indonesia.
Lickona, Thomas. 1991. Educating for Character How Our Schools Can Teach Respect and
Responsibility. New York: Bantam Books.
Republik Indonesia, Undang-Undang Dasar negara Republik Indonesia tahun 1945 setelah
diamandemen.
Republik Indonesia, Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Republik Indonesia, Undang-Undang No. 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia.
Republik Indonesia, Undang-Undang No. 23 Tahun 2000 tentang Perlindungan Anak.
Republik Indonesia, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional.
Republik Indonesia, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor Nomor 31 Tahun 1999 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
Republik Indonesia,Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
Republik Indonesia Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 Tentang Perubahan Atas
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan
Republik Indonesia, PERPU Nomor 1 Tahun 1999 tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia.
Republik Indonesia,Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2012 tentang Strategi Nasional
Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Jangka Panjang Tahun 2012 - 2025 dan Jangka
Menengah Tahun 2012 - 2014 (Stranas PPK).
Republik Indonesia, Inpres Nomor 1 Tahun 2013 tentang Aksi Percepatan Pemberantasan
Korupsi. Republik Indonesia, Keppres No. 50 Tahun 1998 tentang Komisi Nasional Hak
Asasi Manusia.
Republik Indonesia, Instruksi Presiden (Inpres) No. 5/2004 tentang Percepatan Pemberantasan
Korupsi.
Republik Indonesia, Permendikbud Nomor 20 Tahun 2016 tentang Standar Kompetensi Lulusan.
Republik Indonesia , Permendikbud Nomor 21 Tahun 2016 tentang Standar Isi
Republik Indonesia, Permendikbud Nomor 22 Tahun 2014 tentang Standar Proses
Republik Indonesia, Permendikbud Nomor 23 Tahn 2016 tentang Standar Penilaian Pendidian
Republik Indonesia, Permendikbud Nomor 24Tahun 2016 Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar
Pelajaran pada Kurikulum 2013 pada Pendidikan dasar dan Menengah
Schumpeter, A. Joseph.1947.Capitalism, Socialism, and Democracy. edisi ke-2, New York:
Harper.
Von Aleman, Ulrich. 2004. The unknown depths of political theory: the case for a
multideimensional concept of corruption. Crime, Law & Social Change (42). 25 - 34.
Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn) 73
Kelas V SD/MI (Berdasarkan Kurikulum 2013) 69
74 Model Pengintegrasian Pendidikan Antikorupsi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (PPKn)
Kelas V SD/MI (Berdasarkan Kurikulum 2013)