Anda di halaman 1dari 47

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INDEX CARD MATCH

TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA


PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN
BUDI PEKERTI DI SEKOLAH MENENGAH
PERTAMA NEGERI 10 KABUPATEN
TANJUNG JABUNG TIMUR
PROVINSI JAMBI

PROPOSAL

RINI DWI KURNIA


NIM. 201201825

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN
JAMBI
2023
DAFTAR ISI

BAB I ...................................................................................................................................................... 2
PENDAHULUAN ................................................................................................................................. 2
A. Latar Belakang ................................................................................................................................... 2
B. Identifikasi Masalah ........................................................................................................................... 6
C. Rumusan Masalah .............................................................................................................................. 6
D. Batasan Masalah ................................................................................................................................ 6
E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ....................................................................................................... 7
BAB II .................................................................................................................................................... 9
KAJIAN TEORI ................................................................................................................................... 9
A. Deskripsi Teori .................................................................................................................................. 9
1. Model Pembelajaran ...................................................................................................................... 9
2. Konsep Model Pembelajaran Index Card Match ........................................................................... 9
3. Konsep Hasil Belajar ................................................................................................................... 14
4. Konsep Pendidikan agama islam dan Budi pekerti ...................................................................... 16
B. Penelitian Relavan ........................................................................................................................... 23
C. Kerangka Berpikir............................................................................................................................ 28
D. Hipotesis Penelitian ......................................................................................................................... 31
BAB III................................................................................................................................................. 32
METODE PENELITIAN ................................................................................................................... 32
A. Pendekatan dan Desain Penelitian ................................................................................................... 32
B. Tempat dan Waktu Penelitian .......................................................................................................... 33
C. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel ...................................................................................... 33
D.Variabel-Variabel dan Perlakuan Penelitian ..................................................................................... 35
E. Kisi – Kisi Penelitian ........................................................................................................................ 35
F. Instrumen Penilaian ......................................................................................................................... 36
G. Tehnik Pengumpulan Data............................................................................................................... 38
H. Teknik Analisis Data ....................................................................................................................... 39
I. Hipotesis Statistik ............................................................................................................................ 41
J. Jadwal Penelitian ............................................................................................................................. 42
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................................... 43

1
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan proses yang sangat penting dalam kehidupan
manusia baik bagi individu itu sendiri maupun bangsa dan negara. Secara
umum pendidikan merupakan transfer pengetahuan yang dilakukan oleh
seorang pendidik kepada peserta didik lewat sebuah pembelajaran yang
dilakukan secara formal. Dengan tujuan yaitu menginginkan agar siswa dapat
mengerti, memahami, dan menguasai isi dari pengetahuan yang disampaikan
oleh guru serta dapat menanamkan pengetahuannya dalam kehidupan nyata.
Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mewujudkan tujuan pendidikan
adalah dengan cara meningkatkan mutu pendidikan.
Peningkatan mutu pendidikan pada jenjang sekolah khususnya jenjang
Sekolah Dasar harus lebih ditingkatkan untuk menghasilkan lulusan yang
berkualitas, bukan hanya segi pengetahuan saja tetapi diharapkan memiliki
kemampuan dan keterampilan untuk bekal mengikuti pendidikan selanjutnya
(Fetra Bonita Sari, Risda Amini, 2020).Pendidikan juga merupakan suatu
proses yang meliputi 3 dimensi individu, masyarakat, dan seluruh kadungan
realitas. Kandungan realitas itu baik material ataupun spiritual yang
memainkan peranan dalam menentukan sifat, bentuk manusia, serta nasib
seseorang (Nurkholis, 2013).
Pendidikan dalam bahasa Yunani disebut paedagogy yang bermakna “anak
yang pergi dan pulang sekolah diantar seorang pelayan”. Pelayan yang
mengantar dan menjemput anak tersebut disebut paedagogos. Pendidikan telah
ada sejak adanya manusia karena manusia adalah makhluk yang mendidik
(homo educandus) sekaligus yang dididik (homo educandum). Fenomena
(gejala-gejala) mendidik dan dididik itulah yang disebut dengan pendidikan.
Fenomena

2
2

pendidikan melekat pada hakikat manusia. Di mana ada manusia maka di situ
ada pendidikan. Pendidikan merupakan fenomena fundamental atau asasi
dalam kehidupan manusia. Jadi pendidikan bukan hanya ada pada
manusia/masyarakat modern, tetapi juga dalam kalangan primitif (Soegeng
Ysh, 2013).
Pendidikan dapat menentukan sifat seseorang sampai mengubah seseorang
menjadi manusia yang lebih baik dan berguna. Pendidikan menempati posisi
yang bagus atau strategis dalam upaya meningkatkan kualitas dan kapasitas
seseorang dalam kehidupan (Kurniawati, 2022). Pendidikan lebih dari sekedar
pengajaran, yang dapat dikatakan sebagai suatu proses transfer ilmu,
transformasi nilai, dan pembentukan kepribadian dengan segala aspek yang
dicakupnya. Dengan demikian pengajaran lebih berorientasi pada pembentukan
spesialis atau bidang- bidang tertentu, oleh karena itu perhatian dan minatnya
lebih bersifat teknis.
Pendidikan merupakan suatu proses yang diperlukan untuk mendapatkan
keseimbangan dan kesempurnaan dalam perkembangan individu maupun
masyarakat. Penekanan pendidikan dibanding dengan pengajaran terletak pada
pembentukan kesadaran dan kepribadian individu atau masyarakat di samping
transfer ilmu dan keahlian. Dengan proses semacam ini suatu bangsa atau
negara dapat mewariskan nilai-nilai keagamaan, kebudayaan, pemikiran dan
keahlian kepada generasi berikutnya, sehingga mereka betul-betul siap
menyongsong masa depan kehidupan bangsa dan negara yang lebih cerah.
Pendidikan agama islam dibangun oleh dua makna esesnsial yakni
“pendidikan” dan “agama Islam”. Salah satu pengertian pendidikan menurut
Plato adalah mengembangkan potensi siswa, sehingga moral dan intelektual
mereka berkembang sehingga menemukan kebenaran sejati, dan guru
menempati posisi penting dalam memotivasi dan menciptakan lingkungannya
(Fasya & Harfiani, 2023). Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti dapat
dilaksanakan dengan menggunakan berbagai metode dan strategi Bahan
dengan yang tepat dengan tetap memperhatikan nilai-nilai agama.
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti dapat dilaksanakan
3

dengan menggunakan pendekatan saintifik (mengamati, menanya,


mengumpulkan informasi, mengasosiasi, dan mengkomunikasikan). Di
samping itu, pembelajaran juga dapat dilakukan dengan berbagai macam model
dan pendekatan sesuai dengan karakteristik materi yang dibelajarkan dan
kompetensi yang akan dicapai.
Budi pekerti di dapat melalui proses internalisasi dari apa yang ia
ketahui, yang membutuhkan waktu sehingga terbentuklah pekerti yang baik
dalam umatmanusia. Sedangkan menurut Adisusilo pendidikan budi pekerti
adalah penanaman nilai-nilai tertentu dalam diri siswa, pengajaran nya bertitik
tolak dari nilai-nilai sosial tertentu, yakni nilai-nilai pancasila dan nilai-nilai
luhur budaya bangsa Indonesia lainnya, yang tumbuh dan berkembang dalam
masyarakat Indonesia.(Sutrisno et al., 2016)
Tujuan pendidikan nasional dalam Pembukaan UUD 1945 adalah
mencerdaskan kehidupan bangsa. Kecerdasan yang dimaksud disini bukan
semata-mata kecerdasan yang hanya berorientasi pada kecerdasan intelektual
saja, melainkan kecerdasan meyeluruh yang mengandung makna lebih luas.
Seperti yang tertuang dalam UU No.20 Tahun 2003 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional Pasal 3 berbunyi : ”...bertujuan untuk berkembangnya
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.”
Tujuan pendidikan menurut undang-undang dapat diartikan lebih luas
menjadi sebuah tatanan perilaku individu dalam peranya sebagai warga
Negara. membentuk anak menjadi warga negara yang baik. Karena pendidikan
merupakan bimbingan terhadap perkembangan manusia menuju ke arah cita-
cita tertentu, maka masalah pokok bagi pendidikan ialah memiliki sebuah
tindakan agar dapat mencapai sebuah tujuan (Aziizu, 2015).
Pada dasarnya, keberhasilan pendidikan agama Islam dapat terwujud apabila
seluruh aspek yang berhubungan langsung dengan pendidikan dapat bekerja
sama dan saling membantu dari berbagai pikak antara lain pihak sekolah
dengan orang tua peserta didik, lembaga dengan masyarakat dan lain
4

sebagainya, demi meningkatkan keberhasilan pendidikan Agama Islam.


Sebagaimana sudah di ketahui bahwa pelaksanaan proses pendidikan itu masih
di hadapkan pada berbagai hal, baik secara langsung maupun tidak langsung,
baik berkaitan dengan hal-hal didalam lembaga pendidikan maupun hal-hal
diluar lembaga pendidikan sehingga pembentukan manusia yang yang beriman
dan bertakwa belum pernah berjalan mulus sebagaimana yang di harapkan, itu
semua menjadi tantangan yang harus diatasi karena komitmen kenbangsaan
kita terhadap amanat konstitusional untuk memperjuangkan cita-cita nasional.
Oleh karena itu optimalisasi pendidikan agama harus dilakukan dengan
mengoptimalkan fungsinya dan memaksimalkan program dan
kegiatannya(Diantoro & Purwati, 2021).
Dalam menyusun sebuah desain pembelajaran, konsep interaksi merupakan
sesuatu yang cukup penting untuk diperhitungkan. Oleh karena itu desain
pembelajaran tidak dapat digantikan dengan desain informasi. Interaksi sangat
berkaitan dengan keberagaman peserta didik. Hal inilah yang menuntut
designer pembelajaran untuk dapat memunculkan bermacam-macam desain-
desain pembelajaran yang bervariasi Model-model pembelajaran sendiri
biasanya disusun berdasarkan berbagai prinsip atau teori pengetahuan.Para ahli
menyusun model pembelajaran berdasarkan berbagai prinsip atau teori
pengetahuan. Para ahli menyusun model pembelajaran berdasarkan prinsip-
prinsip pembelajaran, teori-teori psikologis, sosiologis, analisis sistem, atau
teori-teori yang lain yang mendukung. Joyce & Weil mempelajari model-
model berdasarkan teori belajar yang dikelompokan menjadi empat model
pembelajaran. Model tersebut merupakan Pola Umum perilaku pembelajaran
untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan(Khoerunnisa & Aqwal,
2020).
Metode yang dikuasai oleh guru untuk menyajikan materi pembelajaran
kepada siswa di kelas baik secara individu atau kelompok dapat diserap dengan
baik dan dimanfaatkan oleh peserta didik(Kun Nurachadijat, 2023). Metode
belajar yaitu cara untuk mengimplementasikan rencana yang telah disusun
kegiatan nyata supaya bisa mencapai tujuan yang optimal (Nurrita & Ikrom,
5

2022). metode pembelajaran adalah cara pembentukan atau pemantapan


pengertian peserta (penerima informasi) terhadap suatu pernyajian
infomasi,bahan ajar (Syarif, 2017).
Oleh karena itu guru harus bisa melakukan pendekatan individual maupun
kelompok dan menciptakan kegiatan pembelajaran dengan situasi yang aktif
pada aspek kognitif, psikomotorik dan efektif siswa dan membangkitkan minat
siswa dalam belajar pengertian metode adalah cara teratur agar pelaksanaan
suatu kegiatan nantinya bisa sesuai dan tercapai dengan apa yang di hendaki
oleh manusia. Dalam pengertian lainnya, Metode juga merupakan sesuatu
pelaksanaan yang cara kerjanya bersistem yang dirancang untuk memudahkan
suatu kegiatan yang guna bisa mencapai tujuan yang di inginkan.
Berdasarkan hasil observasi awal pada senin, 3 juli 2023 dari hasil
wawancara bersama pihak terkait yakni guru Pendidikan Agama Islam dan
Budi Pekerti Ibu Maryani, S.Ag bahwa pelajaran pai di SMP N 10 Tanjung
Jabung Timur peserta didik kelas VII bahwa permasalahan yang ditemui dalam
pembelajaran PAI Dan Budi Pekerti adalah hasil belajar siswa pada mata
pelajaran PAI Dan Budi Pekerti masih tergolong rendah, rendahnya minat
belajar siswa pada mata pelajaran PAI Dan Budi Pekerti, guru kurang terampil
dalam memilih model pembelajaran yang bervariasi dan menyenangkan
sehingga siswa terlihat pasif dalam mengikuti pembelajaran, kurangnya
motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran, dan Pembelajaran masih
didominasi dengan metode ceramah sehingga membuat siswa merasa bosan
dalam mengikuti pembelajaran. Masalah yang sering dihadapi dalam proses
belajar mengajar adalah kurang diterapkannya model pembelajaran yang dapat
meningkatkan minat siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.
Berulang kali guru sudah memperingatkan peserta didik untuk mengikuti
pembelajaran dengan baik. Akan tetapi karena metode yang digunakan kurang
menarik, membuat peserta didik tidak menghiraukan intruksi guru dengan baik.
Dengan kendala proses pembelajaran pai yang terjadi pada siswa kelas VII,
maka dibutuhkan penelitian yang lebih mendalam guna mengetahui persoalan
yang sebenarnya terjadi. Dilakukannya penelitian bertujuan guna menemukan
6

penawar pada masalah yang sedang diteliti.dengan harapan dapat


meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan agama islam
pada siswa.

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan suatu


penelitian terkait peran index card match dalam upaya meningkatkan hasil
belajar siswa, dalam sebuah tulisan skripsi yang berjudul “Pengaruh Model
Pembelajaran Index Card Match Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada
Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti di Sekolah
Menengah Pertama Negeri 10 Kabupaten Tanjung Jabung Timur”.

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah di uraikan, beberapa
masalah diidentifikasikan sebagai berikut:
1. Hasil belajar siswa pada mata pelajaran PAI masih tergolong rendah.
2. Pembelajaran masih didominasi dengan metode ceramah sehingga
membuat siswa merasa bosan dalam mengikuti pembelajaran
3. Guru kurang terampil dalam memilih model pembelajaran yang
bervariasi dan menyenangkan
C. Rumusan Masalah
1. Berapa Besar Skor hasil belajar kelas eksperimen yang menggunakan
model pembelajaran index card match ?
2. Berapa Besar Skor hasil belajar kelas kontrol yang tidak menggunakan
model pembelajaran index card match ?
3. Berapa perbedaan skor yang menggunakan kelas eksperimen dengan
model pembelajaran index card match dan kelas control yang tidak
menggunakan model pembelajaran index card match ?
D. Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah
diuraikan sebelumnya, maka permasalahan dalam penelitian kuantitatif ini
dibatasi pada meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran
7

Pendidikan Agama Islam pokok kisah nabi Muhammad dengan


menerapkan model pembelajaran Index Card Match di kelas VII SMP
Negeri 10 Tanjung jabung timur.
E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan
a. Untuk mengetahui pengaruh menggunakan model pembelajaran
index card match terhadap hasil belajar di SMP N 10 Tanjung
Jabung Timur
b. Untuk mengetahui pengaruh dengan tidak menggunakan model
pembelajaran index card match terhadap hasil belajar di SMP N
10 Tanjung Jabung Timur
c. Untuk mengetahui adakah pengaruh yang signifikan
menggunakan model pembelajaran index card match terhadap
hasil belajar di SMP N 10 Tanjung Jabung Timur
2. Kegunaan penelitian
Dengan dilaksanakannya penelitian ini diharapkan dapat berguna
dan bermanfaat:
a. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan
dan wawasan bagi pihak yang memberi perhatian terhadap
pelaksanaan maupun pengembangan model pembelajaran yang
bervariasi dan menyenangkan untuk mengembangkan potensi yang
dimiliki peserta didik pada semua lembaga dan jenjang pendidikan.
b. Manfaat Praktis
1) Bagi Sekolah dapat menjadi referensi bagi tenaga pendidik
tentang pelaksanaan model pembelajaran Index Card Match
untuk mengetahui sejauh mana model pembelajaran ini dapat
mempengaruhi hasil belajara siswa.
2) Bagi Guru dapat menjadi bahan pertimbangan dalam
penerapan strategi Index Card Match untuk pembelajaran yang
lebih baik dari sebelumnya khususnya mata pelajaran PAI.
8

3) Bagi siswa diharapkan dapat termotivasi dalam mengikuti


proses pembelajaran dan meningkatkan hasil belajar siswa
melalui penerapan model pembelajaran Index Card Match.
BAB II

KAJIAN TEORI
A. Deskripsi Teori
1. Model Pembelajaran
Pendapat yang lebih komprehensif diungkapkan oleh Miftahul Huda.
Model pembelajaran didefinisikan sebagai gambaran keseluruhan
pembelajaran yang kompleks dengan berbagai teknik dan prosedur yang
menjadi bagian pentingnya. Di dalam kompleksitas model pembelajaran,
terdapat metode, teknik, dan prosedur yang saling bersinggungan satu
dengan lainnya (Yusuf et al., 2019). Sehingga model pembelajaran adalah
satu perangkat pembelajaran yang kompleks yang menaungi metode, teknik,
dan prosedur.
Model pembelajaran ialah suatu komponen penting pada pembelajaran
dikelas, Abas Ayafah mengungkapkan alasan mengapa penting model
pembelajaran didalam kelas yaitu : 1) Dalam menggunakan model
pembelajaran yang tepat akan membantu pada proses pembelajaran yang
berlangsung sehingga sasaran pendidikan bisa tercapai, 2) informasi yang
berguna sangat bisa dijumpai dengan menggunakan model pembelajaran
bagi peserta didik, 3) Pada proses pembelajaran dibutuhkan variasi model
pembelajaran yang dapat menumbuhkan semangat belajar bagi peserta didik
sehingga menjauhkan peserta didik dari rasa bosan, 4) dengan adanya
perbedaan kebiasaan cara belajar, karakteristik, dan kepribadian peserta
didik maka diperlukan perkembangan ragam model pembelajaran (Albina et
al., 2022).
2. Konsep Model Pembelajaran Index Card Match
a. Pengertian Model Index Card Match
Model pembelajaran aktif tipe Index Card Match adalah metode
mencari pasangan kartu yang cukup menyenangkan digunakan untuk
mengulangi materi pembelajaran yang telah diberikan sebelumnya(Ai
Muflihah, 2021). Dengan menggunakan model pembelajaran ini

9
10

pembelajaran akan lebih menarik dalam belajar dikelas karena siswa


akan mencari pasangan kartu yang sesuai (Intan Sari et al., 2019).
mengatakan bahwa model Index Card Match dapat meningkatkan
pemahaman konsep matematika dan hasil belajar siswa. Model
pembelajaran aktif tipe Index Card Match adalah cara aktif dan
menyenangkan meninjau ulang materi pelajaran (Ikrom & Hidayah,
2021).
Index Card Match atau mencari pasangan adalah memberi siswa
kesempatan untuk bekerja sama dengan orang lain. Model pembelajaran
ini memiliki ciri bahwa siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif
untukmenuntaskan materi belajarnya. Dimana siswa dikelompokkan dari
siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang, dan rendah. Dan bila
mungkin anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku, jenis kelamin,
yang berbeda. Hal ini agar adanya penghargaan lebih yang berorientasi
pada individu.
“Index card match (ICM) adalah suatu metode yang cukup
menyenangkan digunakan untuk mengulangi materi pembelajaran yang
telah diberikan sebelumnya”. Hal di atas senada dengan apa yang
dikemukakan oleh Hisyam Zaini, bahwa model pembelajaran aktif tipe
index card match (mencari pasangan) adalah metode yang
menyenangkan yang digunakan untuk mengulang materi yang telah
diberikan sebelumnya. Namun demikian materi barupun tetap bisa
diajarkan dengan metode ini dengan catatan, peserta didik diberi tugas
mempelajari topik yang akan diajarkan terlebih dahulu, sehingga ketika
masuk kelas mereka sudah memiliki bekal pengetahuan (Sitompul,
2017).
Dalam model pembelajaran aktif tipe index card match ini terdapat
beberapa aktivitas belajar peserta didik seperti, bertanya, menjawab
pertanyaan, memperhatikan, mendengarkan uraian, bergerak mencari
pasangan kartu, memecahkan soal, dan bersemangat yang akan dilakukan
11

oleh peserta didik. Konsep bermain sambil belajar yang terdapat dalam
metode ini tentunya membuat pembelajaran tidak membosankan.
Karena pembelajaran ini dilakukan dalam suasana yang
menyenangkan, maka diharapkan dapat meningkatkan semangat dan
aktivitas belajar peserta didik dalam kegiatan pembelajaran (Jumita et al.,
2015).
b. Adapun ciri- ciri model permainan kartu index (index card match) :
1) Model ini menggunakan kartu
2) Kartu dibagi menjadi dua berisi suatu pernyataan dan satu untuk
jawaban
3) Model ini dilakukan dengan cara berpasangan
4) Setiap pasangan membaca pernyataan dan jawaban dari hasil
kegiatan pasangan (Fatmawati, 2021).
c. Tujuan model permainan kartu indeks ( index card match)
Adalah untuk melatih peserta didik agar lebih cermat dan lebih kuat.
Adapun fungsi model ini yaitu:
1) Agar anak- anak lebih cermat dalam pembelajaran.
2) Anak akan lebih mudah dalam memahami suatu materi
3) Tidak merasakan kejenuhan dalam pembelajaran (Fatmawati, 2021).
d. Langkah – langkah Model Pembelajaran Index Card Match
Adapun langkah – langkah model permainan kartu indec card match
dijelaskan pada table dibawah ini :

Tabel I Langkah – langkah model permainan kartu indeks (Index


Card Match)(Fatmawati, 2021).
Fase Langkah – langkah Kegiatan guru
kegiatan
Menjelaskan  Menjelaskan tentang Guru menjelaskan materi pelajaran
materi ajar materi yang akan yang akan diberikan
diberikan
Mempersiapkan  Mempersiapkan segala Guru menyiapkan potongan-
alat dan media jenis dan bentuk potongan kertas sebanyak jumlah
pembelajaran peralatan untuk kertas siswa yang ada kertas tersebut
dalam pembuatan kartu dibagi menjadi dua bagian yang
12

 Buatlah potong– sama yaitu pada separuh bagian


potongan kertas sebanyak dengan pernyataan tentang
jumlah siswa yang ada di pelajaranyang telah diajarkan
dalam kelas sebelumnya dan pada potongan
kertas separuhnya dituliskan
 Bagilah kertas – kertas jawaban dari pernyataan-
tersebut menjadi dua
pernyataan yang telah di buat.
bagian yang sama
Semua kertas kemudian di kocok
 Pada separuh bagian tulis sehingga akan tercampur antara soal
pernyataan tentang materi dan jawaban
yang akan dibelajarkan
setiap kertas berisi suatu
pernyataan
 Pada separuh kertas yang
ditulis jawaban dari
pernyataan – pernyataan
yang telah dibuat
 Kocokan semua kertas
sehingga akan tercampur
antara soal dan jawaban
Membimbing  Setiap siswa diberi satu Guru membagikan setiap siswa satu
siswa dalam kertas. Jelaskan bahwa kertas dengan menjelaskan bahwa
kegiatan ini adalah keaktifan ini adalah aktivitas yang dilakukan
permainan dilakukan berpasangan berpasangan sebagian siswa lain
separuh siswa akan akan mendapatkan jawaban
mendapatkan soal dan
separuh yang lain akan
mendapatkan jawaban
 Mintalah kepada siswa
untuk menemukan
pasangan mereka jika
menemukan pasangan,
mintaklah kepada mereka
untuk duduk berdekatan.
Jelaskan juga agar
mereka tidak
memberitahukan materi
yang mereka dapatkan
kepada teman yang lain
Pertanyaan dan  Setelah semua siswa barulah soal termasuk dijawab oleh
menjawab soal menentukan pasangan dan pasangannya. Hal ini dimaksudkan
duduk berdekatan, untuk memberikan informasi kepada
mintalah kepada setiap siswa lainnya agar lebih memahami
pasangan secara materi yang telah dipelajari
bergantian untuk serta sehingga dapat dibahas dan
membacakan menyebut isi dipahami bersama. Pasangan (siswa)
yang ada di dalam kertas yang kurang paham tentang
dengan suara yang keras penjelasan yang telah disampaikan
kepada teman lainnya dan oleh pasangan yang menyajikan
menantang siswa lainnya hasil kegiatannya didepan kelas
untuk menginformasikan dapat mengajukan pertanyaan
jawaban kepadanya . kepada pasangan tersebut, dan
selanjutnya soal tersebut pasangan tersebut
dijawab kepadanya. mempertanggungjawabkan hasil
Selanjutnya soal tersebut kegiatannya.
13

dijawab oleh
pasangannya.Bagi
pasangan (siswa) lain
yang kurang paham
tentang penjelasan yang
telah disampaikan oleh
pasanganyang menyajikan
hasil kegiatannya di depan
kelas dapat mengajukan
pertanyaan di depan kelas
dapat mengajukan
pernyataan kepada
pasangan tersebut dan
pasangan tersebut dapat
mempertanggung jawabk
n hasil kegiatannya.
Melakukan  Akhiri proses ini dengan Guru mengevaluasi hasil belajar
Evaluasi membuat klasifikasikan matematika yang telah dipelajari
dan kesimpulan

Suatu model pembelajaran pasti memiliki kekurangan dan


kelebihan adapun kelebihan dan kekurangan permainan kartu indeks
(index card macth) dijelaskan pada table berikut(Fatmawati, 2021):

Tabel II Kelebihan dan Kekurangan model permainan kartu


indeks (Index Card Match)
NO Kelebihan Kekurangan
1. Pembelajaran akan menarik sebab Potongan – potongan kertas kurang
menggunakan media kartu yang dibuat dipersiapkan secara baik
dari potongan kertas

2. Meningkatkan kerjasama antra siswa Tulisan dalam kartu ada adakalanya


melalui proses pembelajaran tidak sesuai dengan bentuk kartu
yang ada

3. Dengan pertanyaan yang diajukan akan Kurangnya memadukan materi


mendorong siswa mencari jawaban dengan kebutuhan siswa
4. Menumbuhkan kreatifitas belajar siswa
dalam proses belajar mengajar
14

Berbagai kekurangan tersebut dapat diatasi apabila pimpinan kelas


atau guru dapat membaca situasi dan menguasai kelas dengan baik
untuk mecari solusi. Guru dapat meja dipenengah dan mengatur situasi
di dalam kelas dengan baik yaitu dengan cara menguasai materi yang
akan diajarkan serta membuat perencanaan proses belajar mengajar
dengan baik.
Agar proses pembelajaran dengan model permainan kartu indeks
(index card match) lebih menarik, dapat dikembangkan beberapa
variasi. Adapun variasi- variasi yang dapat dilakukan dalam proses
pembelajar an dengan menggunakan model permainan kartu( Index
card match) adalah sebagai berikut:
1. Kembangkan kartu yang memuat kalimat dengan kata yang hilang yang
harus dijodohkan dengan kartu yang memuat kata yang hilang (Metode
index card match, 2012).
2. Kembangkan kartu yang memuat pertanyaan dengan beberapa
kemungkinan jawaban. Jodohkanlah semua itu dengan kartu yang
memuat bermacam-macam jawaban yang sesuai. Ketika setiap
pasangan menyampaikan kuis kelompok, mintalah mereka
mendapatkan beberapa jawaban peserta didik.

3. Konsep Hasil Belajar


Hasil belajar yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar dalam
pengertian yang lebih luas mencakup bidang kognitif, efektif, dan
psikomotorik. Secara sederhana, yang dimaksud dengan hasil belajar siswa
adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar.
Secara lebih praktis, hasil belajar juga dimaksudkan untuk mengungkapkan
kemampuan siswa dalam bentuk angka-angka sebagaimana pendapat
(Achdiyat dan Utomo) bahwa hasil belajar adalah hasil penilaian terhadap
kemampuan siswa yang ditentukan dalam bentuk angka setelah menjalani
proses pembelajaran. Penggunaan angka pada hasil tes tertentu
15

dimaksudkan untuk mengetahui daya serap siswa setelah menerima materi


pelajaran (Ai Muflihah, 2021).
Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-
pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan. Hasil belajar berupa:
1. Informasi verbal yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan dalam
bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis.
2. Keterampilan intelektual yaitu kemampuan mepresentasikan konsep dan
lambang.
3. Keterampilan intelektual terdiri dari kemampuan mengategorisasi,
kemampuan analitis-sintesis fakta-konsep dan mengembangkan prinsip-
prinsip keilmuan.
4. Strategi kognitif yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan
aktivitas kognitifnya sendiri.
5. Keterampilan motorik yaitu kemampuan melakukan serangkaian gerak
jasmani dalam urusan dan koordinasi.
6. Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek berdasarkan
penilaian terhadap objek tersebut. Menurut pendapat lain hasil belajar
mencangkup kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik(Rambe,
2018).
Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia
menerima pelajaran. Hasil belajar menunjuk pada prestasi belajar,
sedangkan prestasi belajar merupakan indikator dan derajat perubahan
tingkah laku.
a) Ranah Kognitif adalah ranah yang mencangkup kegiatan mental
(otak) Ranah kognitif dikelompokkan menjadi enam katagori yaitu:
pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, evaluasi.
b) Ranah Psikomotorik adalah ranah yang berkaitan dengan
keterampilan gerak baik gerak otot, gerak organ mulut, maupun
gerak olah tubuh lainnya.
c) Ranah psikomotorikbdikelompokkan menjadi lima level yaitu:
Meniru, manipulasi, ketepatan gerak artikulasi, dan naturalisasi.
16

Ranah Afektif yaitu sikap artinya ranah ini berkaitan dengan sikap
dan nilai. Yang dikelompokkan menjadi lima yaitu: Pengenalan,
pemberian respon, penghargaan, pengorganisasian, dan
pengalaman(Rambe, 2018).
4. Konsep Pendidikan agama islam dan Budi pekerti
a. Pengertian Pendidikan agama islam dan Budi pekerti
1. Pendidikan agama islam
Dalam bahasa Arab terdapat tiga kata yang menunjukan
arti pendidikan yaitu tarbiyah, ta‟lim dan ta‟dib. Menurut
mu‟jam bahasa Arab kata al-Tarbiyah memiliki tiga
kebahasaan, yaitu: (1) Rabba yarbu tarbiyah yang memiliki arti
tambah (zad) dan berkembang (nama) artinya pendidikan
merupakan proses menumbuhkan danmengembangkan apa
yang ada pada diri peserta didik baik secara fisik, psikis, sosial
maupun spiritual. (2) Rabba yurbi tarbiyah yang memiliki arti
tumbuh (nasya‟a) dan menjadi besar atau dewasa (tarara‟a)
artinya pendidikan merupakan usaha untuk menumbuhkan dan
mendewasakan peserta didik secara fisik, psikis, sosial maupun
spiritual(Stit et al., 2020).
(3) Rabba yarubbu tarbiyah yang memiliki arti
memperbaiki (ashlaha), menguasai urusan, memelihara,
merawat, menunaikan, member makan, mengasuh, memiliki,
mengatur dan menjaga kelestarian maupun eksistensinya.
Artinya pendidikan merupakan usaha untuk memelihara,
mengasuh, merawat, memeperbaiki dan mengatur kehidupan
peserta didik agar lebih baik dalam kehidupannya.
Istilah tarbiyah berartii pendidikan, berasal dari kata
“Rabba” yang berarti mendidik. Dalam al-Qur‟an kata ini
dalam firman Allah:
17

َ ‫ار َح ْو ُه َوا َك َوا َربَّ ٰي ٌِ ْي‬


ۗ‫ص ِغي ًْزا‬ ْ ‫ب‬ َّ َ‫ض لَ ُه َوا َجٌَا َح الذُّ ِ ّل ِهي‬
ِ ّ ‫الزحْ َو ِة َوقُ ْل َّر‬ ْ ‫َو‬
ْ ‫اخ ِف‬

Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua


dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku,
kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah
mendidik aku waktu kecil. ".(Q.S. Al-isra/17:24).
Tarbiyah diartikan sebagai transformasi ilmu
pengetahuan dari penddik kepada peserta didik agar memiliki
sikap dan semangat yang tinggi dalam memahami dan
menyadari kehidupannya (Iswati, 2017). Istilah ta‟lim
merupakan mashdar yang berasal dari kata „allama, sebagian
para ahli menerjemahkan istilah ta‟lim dengan pengajaran.
Sebagaimana firman Allah:
)٣(‫) ا ْق َزأْ َو َر ُّبكَ ْاْلَك َْز ُم‬٢(‫ق‬
ٍ َ‫عل‬
َ ‫ساىَ ِه ْي‬ َ ً‫اْل‬ِ ْ َ‫) َخ َلق‬١(َ‫س ِن َربِّكَ الَّذِي َخلَق‬ ْ ‫ا ْق َزأْ بِا‬
)٥(‫ساىَ َها لَ ْن يَ ْعلَ ْن‬ َ )٤(‫علَّ َن بِا ْلقَلَ ِن‬
ِ ْ ‫علَّ َن‬
َ ً‫اْل‬ َ ‫الَّذِي‬

Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang


Menciptakan.Dia telah menciptakan manusia dari segumpal
darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah. Yang
mengajar (manusia) dengan perantaran kalam. Dia mengajar
kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. (Q.S al-
Alaq/96:1-5)
Sedangkan secara termenologis, Muhaimin berpendapat
bahwa pendidikan agama Islam bermakna upaya mendidikkan
agama Islam atau ajaran Islam dan nilai-nilainya agar menjadi
pandangan dan sikap hidup seseorang. Dari aktivitas
mendidikkan agama Islam itu bertujuan untuk membantu
seseorang atau sekelompok anak didik dalam menanamkan dan
/atau menumbuhkembangkan ajaran Islam dan nilai- nilainya
untuk dijadikan sebagai pandangan hidupnya. Pendidikan
Islam dengan istilah Islamic Studies, secara sederhana
18

dikatakan sebagai usaha untuk mempelajari hal-hal yang


berhubungan dengan agama Islam dan etode-metode dalam
pendidikan Islam bukan hanya transformasi ilmu pengetahuan,
tetapi juga meningkatkan dan meninggikan
moral/akhlak(Susanti, 2018).
a. Pentingnya Pendidikan Agama Islam
Pendidikan Islam memfasilitasi manusia untuk belajar
dan berlatih mengaktualisasikan segenap potensi yang
dimilikinya, baik yang bersifat fisik (jasmaniah) maupun
nonfisik (rohaniah), yang profilnya digambarkan Allah dalam
al-Quran sebagai sosok ulil albab, sebagai manusia muslim
paripurna, yaitu manusia yang beriman, berilmu, dan selalu
produktif mengerjakan amal saleh sesuai dengan tuntunan
ajaran Islam. Oleh sebab itu, dalam upaya merekonstruksi
pendidikan Islam kita perlu memperhatikan prinsip-prinsip
pendidikan Islam, yang meliputi: (1) pendidikan Islam
merupakan bagian dari sistem kehidupan Islam; (2) pendidikan
Islam merupakan sesuatu yang in tegrated; (3) pendidikan
Islam merupakan life long process; (4) pendidikan Islam
berlangsung melalui suatu proses yang dinamis; (5) pendidikan
Islam dilakukan dengan memberi lebih banyak mengenai
pesanpesan moral pada peserta didik.
b. Tujuan Pendidikan agama islam dan Budi pekerti
Pendidikan Agama Islam di sekolah/madrasah bertujuan
untuk menumbuhkan dan meningkatkan keimanan melalui
pemberian dan pemupukan pengetahuan, pengetahuan,
penghayatan, pengamalan, serta pengalaman peserta didik
tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang
terus berkembang dalam hal keimanan, ketakwaannya,
berbangsa dan bernegara, serta untuk dapat melanjutkan pede
jenjang pendidikan yang lebih tinggi(Stit et al., 2020).
19

Menurut Muhaimin, PAI bertujuan agar siswa


memahami, menghayati, meyakini, dan mengamalkan ajaran
Islam sehingga menjadi manusia muslim yang beriman
bertakwa kepada Allah SWT dan berakhlak mulia. Tujuan PAI
harus mengacu pada penanaman nilai-nilai Islam. Hal ini
dilakukan dalam rangka menuai keberhasilan hidup di dunia
yang kemudian akan membuahkan kebaikan di akhirat.
Tujuan pendidikan agama islam diatas merupakan
turunan dari tujuan pendidikan nasional. Yaitu Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan pasal 6 ayat (1) butir a,
disebutkan bahwa mata pelajaran agama dan akhlak mulai
dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa serta berakhlak mulia. Akhlak mulia mencakup
etika, budi pekerti, atau moral sebagai perwujudan dari
pendidikan agama. Jadi tujuan Pendidikan Agama Islam adalah
untuk membekali peserta didik dengan nilai-nilai agama
supaya dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari
sehingga terbentuk manusia yang berakhlakul karimah.
c. Penerapan model Index Card Match dalam materi sejarah Nabi
Muhammad saw mata pelajaran Pendidikan agama islam dan
Budi pekerti.
Dalam upaya yang dilakukan untuk melihat adanya
penerapan model pembelajaran index card match siswa dalam
materi sejarah Nabi Muhammad saw pada mata pelajaran
pendidikan agama islam tentu sangat berkaitan erat dengan
partisipasi aktif belajar siswa dalam proses pembelajaran. Hal
ini mengacu pada tujuan pendidikan di Indonesia yakni
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi diri,
20

kecerdasan, akhlak yang mulia dan lain sebagainya. Adapun


pembelajaran sebagaimana yang terjadi di lapangan
bahwasanya proses pembelajaran lebih berpusat pada kegiatan
pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Sehingga, proses
pembelajaran bukan lagi sekedar penyampaian ilmu namun
pembelajaran harus merupakan kegiatan yang dilakukan oleh
siswa dan difasilitasi oleh guru. Hal ini dapat dibuktikan
dengan adanya pemberian model pembelajaran Index Card
Match sebagai salah satu sarana dalam mewujudkan eksistensi
belajar, bahwasanya peserta didik adalah komponen belajar
yang lebih dominan berperan aktif dalam pembelajaran sebagai
pemeran utama dan guru adalah mediator dan fasilitator.
Selanjutnya, peran Index Card Match terhadap
perkembangan sistem belajar sangatlah maksimal karena
model ini tidak membatasi komponen belajar tertentu, dimana
pembelajaran seringkali bersifat monoton yaitu sekedar
pemberian materi yang terpusat hanya kepada guru. Sehingga,
pembelajaran tak jarang berkesan menjenuhkan bagi peserta
didik. Dalam pembelajaran tentunya yang menjadi unsur
ketuntasan hasil belajar adalah aktivitas belajar, sehingga dari
aktivitas belajar itu sendiri dapat terlihat bagaimana seorang
peserta didik memberikan respon positif yang mana hal ini
menjadi suatu penilaian penting dalam menunjang hasil
belajar. Tak pernah terlihat orang yang belajar tanpa
melibatkan aktivitas raganya.
Apalagi bila aktivitas tersebut berhubungan dengan
menulis, memandang, membaca, mengingat, berfikir, latihan
atau praktik dan lain sebagainya. Jika berbagai macam
aktivitas tersebut dapat diciptakan di sekolah, tentu sekolah-
sekolah akan lebih dinamis, tidak membosankan dan benar-
benar menjadi pusat aktivitas belajar. Hal ini tentunya
21

melibatkan pemberian pemberian model pembelajaran yang


dapat menunjang aktivitas belajar yang diharapkan.
Pemilihan model pembelajaran pun diselaraskan dengan
kebutuhan siswa dan sinkronisasi antara model pembelajaran
dan materi yang diajarkan. Sehingga, penerapan model
pembelajaran Index Card Match yang merupakan salah satu
Education Game atau disebut juga permainan yang bersifat
mendidik dalam artian suatu kegiatan yang menyenangkan dan
merupakan cara atau alat pendidikan yang bersifat mendidik
ini sangat berkaitan erat dengan penunjangan aktivitas belajar
siswa. Karena sasarana model pembelajaran Index Card Match
yaitu agar siswa terbiasa aktif mengikuti kegiatan
pembelajaran, sehingga aktivitas belajar siswa meningkat.
Index Card Match diterapkan di kelas tidak lain agar
peserta didik mengambil inisiatif sendiri dalam segala yang
diberikan oleh guru, dapat memupuk rasa tanggung jawab,
mendorong peserta didik supaya berlomba-lomba untuk
mencapai kesuksesan, memperdalam pengertian dan
menambah keaktifan serta kecakapan siswa serta hasil belajar
terutama pada mata pelajaran pendidikan agama islam. Model
Index Card Match ini biasanya digunakan untuk mengajarkan
kata-kata atau kalimat dengan pasangannya misalnya soal dan
jawaban. Model ini bisa dikatakan sebuah permainan karena
murid ditantang untuk menemukan pasangannya dengan cocok
(pertanyaan dan jawaban).
Model Index Card Match dikenal juga dengan istilah
“mencari pasangan kartu”, selain itu metode ini juga membuat
siswa senang. Unsur permainan yang terkadang dalam metode
ini tentunya membuat belajar tidak membosankan, tentu saja
penjelasan aturan permainan perlu diberikan kepada siswa agar
metode ini menjadi lebih efektif. Metode ini juga sangat tepat
22

untuk mengulangi materi pelajaran yang telah diberikan.


Dengan demikian, model ini membuat siswa terbiasa aktif
mengikuti kegiatan pembelajaran. Sehingga, aktivitas
pembelajaran siswa meningkat. Siswa saling bekerja sama dan
saling membantu menyelesaikan pertanyaan dan melemparkan
pertanyaan kepada pasangan lain. Kegiatan belajar ini dapat
membantu memacu pembelajaran aktif dan kemampuan
mengajar melalui kegiatan bekerja sama kelompok kecil yang
memungkinkan memperoleh pemahaman dan penguasaan
materi. Hal ini terbukti pada hasil observasi yang dilakukan,
sehingga dapat dilihat adanya perbedaan yang signifikan
sebelum dan sesudah diterapkannya model pembelajaran Index
Card Match.
2. Budi Pekerti
Budi pekerti berasal dari kata budi dan pekerti. Dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata budi pekerti berarti alat
batin yang merupakan panduan akal dan perasaan untuk
menimbang baik dan buruk. Kata budi juga diartikan sebagai
tabeat atau watak. Kata pekerti memiliki arti tingkah laku atau
perangai. Pengertian budi pekerti mengacu pada pengertian
dalam bahasa Inggris, yang diterjemahkan sebagai moralitas.
Moralitas memiliki beberapa pengertian antara lain : (1) adat
istiadat, (b) sopan santun, (c) perilaku. Dan pengertian budi
pekerti memiliki arti perilaku. Sedangkan menurut draft
kurikulum berbasis kompetensi (2001), budi pekerti berisi
nilai-nilai perilaku manusia yang akan diukur menurut
kebaikan dan keburukan melalui norma- norma agama, hukum,
tata krama, sopan santun, buadaya dan adat istiadat
masyarakat. Budi pekerti akan mengidentifikasi perilaku
positif yang diharapkan dapat terwujud dalam perbuatan,
23

perkataan, pikiran, sikap, perasaan dan kepribadian peserta


didik.
Budi pekerti sebenarnya berinduk pada etika atau filsafat
moral. Secara etimologi kata etika sangat dekat dengan moral.
Etika berasal dari bahasa Yunani ethos yang berarti adat
kebiasaan. Adapun moral berasal dari bahasa latin mos yang
juga mengandung arti kebiasaan. Dalam kaitannya dengan budi
pekerti, etika membahas sebagai kesadaran seseorang untuk
membuat pertimbangan moral yang rasional mengenai
kewajiban memutuskan pilihan yang terbaik dalam
menghadapi masalah nyata.
Pendidikan budi pekerti merupakan program pengajaran
di sekolah yang bertujuan mengembangkan watak atau tabiat
siswa dengan cara menghayati nilai- nilai dan keyakinan
masyarakat sebagai kekuatan moral dalam hidupnya melalui
kejujuran, dapat dipercaya, disiplin, dan kerjasama yang
menekankan ke arah afektif tanpa meninggalkan ranah kognitif
dan ranah psikomotorik. Karena, budi pekerti adalah nilai-nilai
hidup manusia yang sungguh-sungguh dilaksanakan bukan
hanya sekedar kebiasaan, tetapi berdasarkan pemahaman dan
kesadaran diri untuk menjadi baik. Budi pekerti didapat
melalui proses internalisasi dari apa yang diketahui, yang
membutuhkan waktu sehingga terbentuk pekerti yang baik
dalam kehidupan manusia. Maka, proses ini dapat diberikan
melalui pendidikan formal yang direncanakan dan dirancang
secara matang.
B. Penelitian Relavan
1. Dalam penelitian skripsi yang di lakukan oleh Rena Husna
Kodariyah Mahasiswa S1 PAI FITK Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayahtullah Jakarta. Yang berjudul
“Pengaruh Metode Index Card Match Dalam Pembelajaran
24

PAI Terhadap Prestasi Belajar Siswa SMP Dharma Karya


UT Tangerang Selatan. Dalam penelitian tersebut peneliti
menfokuskan penelitian tersebut dengan Model
pembelajaran index card match Terhadap Prestasi Belajar
Siswa Dari hasil penelitian tersebut Rata-rata pre-test antara
kelas kontrol dan kelas eksperimen yakni skor pretest yang
diperoleh pada kelas eksperimen sebelum diberikan
perlakuan metode Index Card match yakti maksimum 85
dan skor minimum 60 dengan rata-rata mencapai 76,3 dan
standar deviasinya 7,59, sedangkan nilai pretest yang
diperoleh dari kelas kontrol yaitu maksimum 85 dan skor
minimum 65 dengan rata-rata 77 dan standar deviasinya
6,57. Perlakuan dengan metode index card match terhadap
kelompok eksperimen, diperoleh nilai posttest nya yaitu
skor maksimum 100 dan skor minimum 75 dengan nilai
rata-rata 89 dan standar deviasinya 7. sedangkan posttest
terhadap kelas kontrol skor maksimumnya 95 dan skor
minimumnya 75 dengan nilai rata-rata 84,8 dan standar
deviasinya 5,95.
1. Persamaan
a. Pada penelitian yang dilakukan oleh Rena Husna
Kodariyah dengan penelitian ini yaitu variable
independentnya sama-sama menggunakan jenis
penelitian eksperimen.
2. Perbedaanya
a. Yaitu terdapat pada variabel dependent nya yaitu
Terhadap Prestasi Belajar Siswa Sedangkan penelitian
ini Untuk Meningkatkan Hasil belajar.
2. Dalam penelitian skripsi yang di lakukan oleh Ahmad
Ginanjar, Mahasiswa S1 PAI FITK Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayahtullah Jakarta. Yang berjudul
25

“Upaya Mningkatkan Hasil Belajar Pendidikan Agama


Islam Melalui Metode Penerapan Metode Index Card
Match Di Kelas VII-3 SMPN 66 Jakarta. Dalam penelitian
tersebut peneliti memfokuskan penelitian tersebut dengan
metode index card match terhadap meningkatkan hasil
belajar siswa. Hasil tes pada siklus II mencapai hasil yang
memuaskan. Pada siklus I masih ada siswa yang
memperoleh nilai dibawah KKM. Pada siklus II terjadi
peningkatan seluruh siswa memperoleh nilai mencapai
KKM, yaitu dengan skor rata-rata siswa mencapai 83,81
nilai tertinggi 97 dan nilai terendah 75 Hasil belajar pada
siklus II menunjukkan bahwa metode index card match
dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VII-3 mata
pelajaran Pendidikan Agama Islam. Peningkatan hasil
belajar pada siklus II juga diiringi perubahan perilaku
siswa dari negatif ke positif, siswa yang kurang fokus
menjadi lebih fokus, siswa yang kurang semangat menjadi
lebih semangat, siswa yang kurang antusias menjadi lebih
antusias.
1. Persamaan
a. Pada penelitian yang dilakukan oleh Ahmad Ginanjar
dengan penelitian ini yaitu variable independentnya
sedangkan
2. Perbedaannya
b. Yaitu terdapat pada metode penelitian yaitu
Penelitian Tindakan Kelas Sedangkan penelitian ini
merupakan penelitian kuantitatif.
3. Dalam penelitian skripsi yang di lakukan oleh Elza Dwi
Pratiwi, Mahasiswa S1 PAI FTK Universitas Islam Negeri
Sunan Ampel Surabaya. Yang berjudul “Efektivitas
Penerapan Strategi Pembelajaran Index Card Match Dalam
26

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VIII Pada Mata


Pelajaran Pendidikan Agama Islam Di SMP Negeri 1 Krian
Sidoarjo. Dalam penelitian tersebut peneliti memfokuskan
penelitian tersebut dengan Strategi pembelajaran index card
match dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Berdasarkan
data hasil pre-test kelas VIII-D (kelas eksperimen) dapat
diketahui bahwa dari 36 peserta didik, peserta didik yang
tuntas sebanyak 3 anak. diketahui bahwa skor hasil pre-test
8,33 % berada dalam kategori kurang baik, karena berada
dalam rentang <24 %, jadi dapat disimpulkan bahwa hasil
belajar siswa kelas VIII-D (Kelas Eksperimen) pada mata
pelajaran Pendidikan Agama Islam sebelum pembalajaran
tergolong kurang baik. Berdasarkan data hasil pre-test kelas
VIII-C (kelas kontrol) dapat diketahui bahwa dari 36
peserta didik, peserta didik yang tuntas sebanyak 2 anak.
Sedangkan yang belum tuntas sebanyak 34 anak. diketahui
bahwa skor hasil pre-test 5,55 % berada dalam kategori
kurang baik, karena berada dalam rentang <24 %, jadi dapat
disimpulkan bahwa hasil belajar siswa kelas VIII-C (Kelas
Kontrol) pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam
sebelum pembalajaran tergolong kurang baik.
1. Persamaan
a. Pada penelitian yang dilakukan oleh Elza Dwi
Pratiwi dengan penelitian ini yaitu variabel
independentnya,
b. Perbedaannya
a) Yaitu pada kelas penelitian yaitu kelas VIII
sedangkan penelitian ini pada kelas VII.
4. Dalam jurnal penelitian yang dilakukan oleh Lasmaria
Simbolon, Natalina Purba, Radode Kristianto Simarmata.
Mahasiswa Program Guru Sekolah Dasar, Universitas
27

HKBP Nommesen Pematangsiantar, Indonesia. Yang


berjudul “Pengaruh Model Index Card Macth pada
Pembelajaran Tematik terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas
IV” Dalam penelitian tersebut peneliti memfokuskan
penelitian tersebut dengan metode index card match
terhadap hasil belajar siswa. Rata-rata skor pre-test untuk
peserta kelompok eksperimen adalah 58, sedangkan rata-
rata skor pre-test untuk peserta kelompok kontrol adalah
72,25. Hasil post-test menunjukkan bahwa kelompok
eksperimen memiliki skor rata-rata 82,25, sedangkan
kelompok kontrol memiliki skor rata-rata 80. Perbandingan
menunjukkan bahwa selisih antara data t-hitung dan data t-
tabel adalah 5,257 , menunjukkan bahwa yang pertama
lebih besar dari yang terakhir, seperti yang disiratkan oleh
ekspresi (5.257 > 2.021).
1. Persamaan
a.Pada penelitian yang dilakukan oleh Lasmaria
Simbolon, Natalina Purba, Radode Kristianto
Simarmata dengan penelitian ini yaitu varialbel
independent nya,
2. Perbedaan
a. Yaitu Penelitian ini adalah jurnal dan penelitian ini
dilakukan di sekolah dasar.
5. Dalam jurnal penelitian yang dilakukan oleh Whiwin Nur
Khasanah, Joko Subando, Sugiyat, Yetty Faridatul Ulfah.
Mahasiswa Institut Islam Mamba‟ul „Ulum Surakarta. Yang
berjudul Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Index
Card Match Terhadap Hasil Belajar Mata Pelajaran Fiqih.
Dalam penelitian tersebut peneliti memfokuskan penelitian
tersebut dengan metode index card match terhadap hasil
belajar siswa. Dari hasil output tabel diatas, dapat dilihat
28

bahwa nilai rata-rata siswa (mean) menggunakan model


konvensional sebesar 71,9 dan nilai rata-rata siswa (mean)
sesudah menggunakan model Index Card Match sebesar
86,1. Uji analisis prasyarat data menggunakan uji
normalitas. Data yang digunakan dalam uji normalitas ialah
nilai pre-test (model konvensional) dan nilai post-test
(model Index Card Match). Berdasarkan hasil perhitungan
uji normalitas menggunakan bantuan program komputer
IBM SPSS Statistics v.25 for windows menunjukkan nilai
signifikan pada uji Shapiro-Wilk diperoleh angka sebesar
0,200 pada model konvensional (pre-test), dan angka
sebesar 0,292 pada model Index Card Match (post-test)
lebih besar dari 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
data berdistribusi normal.
1. Persamaan
a. Pada penelitian yang dilakukan oleh Whiwin Nur
Khasanah, Joko Subando, Sugiyat, Yetty Faridatul
Ulfah. dengan penelitian ini yaitu varialbel
independent nya,
2. Perbedaan
a. Yaitu Penelitian ini adalah jurnal dan penelitian ini
dilakukan disekolah dasar
C. Kerangka Berpikir
Kerangka berfikir dalam suatu penelitian perlu di
kemukakan apabila dalam penelitian tersebut berkenaan dua
varibal atau lebih. Apabila penelitian hanya membalas sebuah
variabel atau lebih secara mendiri, maka yang di lakukan.
Peneliti disamping mengemukakan deskripsi teoritis untuk
masing-masing variabel juga argumentasi terhadap variasi
besaran variabel yang diteliti. (Mulyana & Muslih, 2020). Dari
uraian di atas, peneliti menyimpulkan bahwa kerangka berfikir
29

adalah skema sederhana yang menggambarkan secara singkat


proses pemecahan masalah yang di kemukakan dalam
penelitian dan menjelaskan hubugan antara variabel sehingga
gambaran jalannya penelitian yang peneliti lakukan dapat di
ketahui secara terarah dan jelas
Strategi pembelajaran merupakan salah satu komponen
dalam pembelajaran dengan cara yang di lakukan oleh individu
(guru) terhadap individu yang lain (murid) dalam upaya
terjadinya perubahan pada aspek kognitif, afektif dan
psikomotorik secara berkesinamungan dalam pembelajaran
Pendidikan agama islam dan budi pekerti sehingga siswa akan
termotivasi untuk mengikuti pelajaran Pendidikan agama islam
dan budi pekerti. Model Pembelajaran index card match
merupakan model yang menyenangkan dan tepat untuk siswa
agar lebih mudah mengingat pelajaran yang disampaikan
tentunya. Melalui model ini siswa diajak untuk Bermain
dengan kartu sembari mengingat beberapa pelajaran yang
disampaikan dengan kartu yang dipasangkan, mayoritas kita
pun juga lebih mudah hafal pelajaran dengan model ini dari
pada dengan dengan hanya membaca saja, dengan bermain
sambil belajar bisa menjadi menyenangkan dan mudah
mengingat.
Pada penelitian ini, peneliti akan mengujikan sebuah
Model Index card match pada kelas eksperimen kemudian
dengan metode konvesional kelas kontrol. Peneliti hendak
membandingkan keterampilan berbicara yang lebih optimal
diantara kedua kelas yang diberi perlakuan tersebut. Dengan
adanya perbedaan tersebut dapat pula mengetahui pengaruh
Model Index card match dalam pembelajaran Pendidikan
Agama Islam dan Budi pekerti untuk meningkatkan hasil
belajar Pendidikan agama islam dan budi pekerti menggunakan
30

model tersebut, diharapkan dapat memberi masukan kepada


guru sebagai bahan pertimbangan untuk mengatasi masalah
dalam pembelajaran Pendidikan agama islam dan Budi pekerti
sehingga kedepan pembelajaran PAI dan Budi pekerti dapat
mencapai tujuan yang optimal. Berdasarkan uraian tersebut
dapat dijelaskan dalam bagan kerangka berfikir dibawah ini.
Hasil Belajar Rendah

Model Pembelajaran Index Card


Match

Observasi Sebelum (O1)

Tes

Observasi Sesudah (O2)

Analisis

Kesimpulan
31

D. Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap


rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah
penelitian telah di nyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan.
Dikatakan sementara, karena jawaban yang di berikan beru
didasarkan pada teori yang relevan, belum dikatakan pada
fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui kumpulan data.
Jadi, hipotesis juga dapat di nyatakan sebagai jawaban teoritis
terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban yang
empiric (Santosa & Luthfiyyah, 2020). Maka penulis dapat
memberikan jawaban sementara terhadap rumusan masalah di
atas, yaitu dengan menggunakan Model pembelajaran index
card match untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata
pelajaran pendidikan agama islam dan budi pekerti menjadi
meningkat.
Adapun pada penelitian ini penulis mengajukan hipotesis
sebagai berikut:
Ha : Terdapat pengaruh yang signitifikan penggunaan
model pembelajaran index card match terhadap hasil belajar
siswa pada mata pelajaran pendidikan agama islam dan budi
pekerti di sekolah menengah pertama negeri 10 tanjung jabung
timur (Ha observasi>table).
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Desain Penelitian

1. Pendekatan Penelitian
Penelitian adalah suatu kegiatan untuk memilih judul, merumuskan
persoalan, kemudian diikuti dengan pengumpulan, pengolahan,
penyajian dan analisis data yang dilakukan dengan metode ilmiah
secara efisien dan sistimatis yang hasilnya berguna untuk mengetahui
suatu keadaan/persoalan dalam usaha pengembangan ilmu pengetahuan
atau untuk membuat keputusan dalam rangka pemecahan persoalan
(Syarif, 2017). Metode penelitian kuantitatif adalah metode penelitian
yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti
pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan
instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/artistik, dengan
tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.(Sumarsan, 2021)
2. Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, metode penelitian
digunakan adalah metode eksperimen. Metode penelitian eksperimen
dapat di artikan sebagai metode penelitian yang di gunakan untuk
mencapai pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi
yang terkendalikan(Julia Nengsih & Yulsyofriend, 2022).Dalam
penelitian ini terdapat 2 kelas sampel yaitu kelas eksperimen dan kelas
kontrol.
Peneliti akan memberikan perlakuan (trearment) pembelajaran
dengan menggunakan model index card match untuk meningkatkan
hasil belajar Pendidikan Agama islam dan budi pekerti kepada kelas
eksperimen sedangkan untuk kelas kontrol diberi perlakuan yang
berbeda yaitu dengan metode konvesional (metode yang biasa di
gunakan guru disekolah tersebut). Instrument yang digunakan berupa
tes objektif. Hasil tes tersebut diuji statistik untuk mengetahui pengaruh

32
33

model index card match untuk meningkatkan hasil belajar Pendidikan


agama islam dan budi pekerti siswa, Rencana penelitian yang digunakan
adalah Posttest-Only Control Desaign,seperti berikut :

Tabel III. Rancangan Penelitian


Kelas Perlakuan Post-Test
Eksperimen X O1
Kontrol O2
Keterangan :
O1 : Hasil Post test kelompok eksperimen setelah mengikuti pembelajaran
menggunakan model index card match
O2 : Hasil Post test kelompok control setelah mengikuti pembelajaran
konvesional
X : Perla kuan yang diberikan yaitu pembelajaran menggunakan model index
card match.
B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian
Penelitian di laksanakan pada semester genap Tahun ajaran 2023/2024
dan dilaksanakan di SMP N 10 Tanjung Jabung timur beralamat Jl. Rang
Kayo Hitam, Nipah Panjang I. Yang mana nantinya dapat mengetahui
hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran index card
match.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil Tahun Ajaran
2023/2024
C. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel
1. Pengertian Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau
subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya (Pradana & Reventiary, 2016). Populasi dalam penelitian
ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP N 10 Tanjung Jabung Timur yang
terdaftar pada semester genap tahun ajaran 2023/2024.
34

Tabel 4. Data Jumlah Siswa SMP N 10 TANJUNG JABUNG TIMUR


Tahun Ajaran 2023/2024.
No Kelas Jumlah Siswa
1 VII A 16
2 VII B 17
3 VIII A 17
4 VIII B 16
5 IX A 17
6 IX B 17
Jumlah 100
(Sumber Data : Dokumen SMP N 10 TANJUNG JABUNG TIMUR Tahun 2023)

2. Teknik Pengambilan Sampel


Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang di miliki
oleh populasi tersebut. Bila populasi besar dan peneliti tidak mungkin
mempelajari semua yang ada pada populasi misalnya karena keterbatasan
dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang
di ambil dari populasi itu (Imron, 2019).
Teknik sampling merupakan teknik pengambilan sampel untuk
menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian terdapat
berbagai teknik sampling yang digunakan (Sari, 2019). Sampel penelitian
diambil dari populasi siswa siswi SMP N 10 Tanjung Jabung Timur,
penelitian ini menggunakan dua kelas yaitu kelas eksperimen
menggunakan metode index card match dan kelas kontrol yang tidak
menggunakan metode index card match, dan sampel dalam penelitian ini
yaitu siswa-siswi kelas VII.
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan teknik random sampling. Melalui random sampling ini
didapatkan kelas terpilih secara acak. Sampel yang didapatkan adalah
kelas yang akan menjadi kelas eksperimen adalah kelas VII A yang
berjumlah 17 orang, dan kelas yang akan menjadi kelas kontrol adalah
kelas VII B yang berjumlah 18 orang.
35

No Kelas Jumlah
1 VII A 17
2 VII B 18
Jumlah 35

D.Variabel-Variabel dan Perlakuan Penelitian


1. Variabel Bebas (X)
Varibel bebas (Independent Variabel) adalah variabel yang
mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya
variabel dependen (terikat). Biasanya disimbolkan dengan X variabel itu
digunakan untuk meramalkan atau menerangkan nilai variabel yang
lain(Agustian et al., 2019). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel
independen adalah pengaruh metode index card match.
2. Variabel Teriket (Y)
Variabel terikat (Dependent Variable) adalah variabel yang
dipengaruhi ataau menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Biasanya
disimbolkan dengan Y. Variabel itu merupakan variabel yang di ramaikan
atau diterangkan nilainya(Agustian et al., 2019). Dalam penelitian ini yang
menjadi variabel dependennya atau variabel terikat yaitu Meningkatkan
Hasil belajar siswa pada mata pelajaran pendidikan agama islam dan budi
pekerti di SMP N 10 Tanjung jabung timur.
E. Kisi – Kisi Penelitian
1. Model Pembelajaran Index Card Match (X)
a. Definisi Konseptual
Index card match (ICM) adalah suatu metode yang cukup
menyenangkan digunakan untuk mengulangi materi pembelajaran yang
telah diberikan sebelumnya. Model pembelajaran index caed match
merupakan salah satu model pembelajaran yang dapat mendorong
mahasiswa untuk terlibat aktif dalam proses pembelajaran.
Penerapan model pembelajaran Index Card Match dalam proses
pembelajaran kemungkinan membuat siswa cenderung aktif dalam
mengikuti proses pembelajaran, serta memperoleh kesempatan siswa
yang cenderung diam agar lebih aktif lagi menngunakan metode ini
serta dapat menyelesaikan pertanyaan-pertanyaan yang diberikan guru.
36

b. Definisi Operasional
Model pembelajaran Index Card Match dalam penelitian ini
memiliki beberapa langkah dalam proses pembelajarannya. Selain itu,
dalam proses pembelajaran Index Card Match siswa lebih banyak aktif
dan semua siswa berpartisipasi dalam pembelajaran. Seseorang yang
sering belajar dengan menggunakan partisipasi teman - teman dan
mencari pertanyaan serta jawaban dari satu media, serta mampu
meningkakan hasil belajar siswa.
F. Instrumen Penilaian
1. Uji Validitas
Validitas adalah ketepatan atau kecermatan suatu instrumen dalam
pengukuran. Sebuah instrument dikatakan valid apabila dapat mengungkap
data dari variabel yang diteliti secara tepat tinggi rendahnya. Untuk
mengetahui apakah kuisioner yang disusun tersebut itu valid/sahih, maka
perlu diuji dengan uji korelasi antar skor (nilai) tiap-tiap butir pertanyaan
dengan skor total kuesioner tersebut (Sanaky, 2021). Adapun teknik
korelasi yang dipakai adalah teknik korelasi point bisserial. Teknik ini
banyak digunakan untuk analisa validitas atau daya pembeda butir tes,
yang memperlakukan skor suatu butir (dengan kategori 0, untuk jawaban
yang salahatau 1, untuk jawaban yang benar). Rumusnya yaitu :

r = koefisien korelasi biserial


Mp = jumlah responden yang menjawab benar bagi item yang di
cari validitasnya
Mt = rerata skor total
St = standar deviasi dari skor total
p = proporsi siswa yang menjawab benar

( p = banyaknya siswa yang benar )


Jumlah seluruh siswa
q = proporsi siswa yang menjawab salah
( q = 1 – P)
37

Rumus di atas dipergunakan untuk menguji korelasi skor butir


dengan skor total dengan derajat kebebasan α =0,05. Intstrumen dianggap
valid apabila rhitung (atau rpbi) lebih besar dari rtabel. Setelah instrumen
diujicobakan instrumen tidak valid harus di buang dan tidak dapat
digunakan untuk mengumpul data penelitian (2017:149).

2. Uji Reabilitas Soal


Reliabilitas soal adalah suatu ukuran apakah soal tersebut dapat
dipercaya atau tidak.
Untuk mencari seluruh tes digunakan persamaan sebagai berikut
rumus Spearman Brown:

rᵢ = (Sugiyono, 2016:131)

Keterangan :
rᵢ = reliabilitas internal seluruh instrumen
= korlasi product moment antara belahan pertama dan kedua
Klasifikasi reliabilitas adalah sebagai berikut:
0,90 < rıı ≤ 1,00 Sangat Tinggi
0,70 < rıı ≤ 0,90 Tinggi
0,40 < rıı ≤ 0,70 Cukup
0,20 < rıı ≤ 0,40 Rendah

Validitas instrument menunjukkan sejauh mana data yang


terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang validitas yang
dimaksud.
Untuk mengukur validitas butir soal digunakan rumus korelasi
Product Moment

Dengan ketentuan koefisien korelasi antara:


0,81 – 1,00 Sangat Tinggi
38

0,61 – 0,80 Tinggi


0,41 – 0,60 Cukup
0,21– 0,40 Rendah
0,00 – 0,20 Sangat Rendah
Setelah didapatkan harga rxy, lalu bandingkan dengan harga
rtabel.Product Moment dengan terlebih dahulu menetapkan db dengan
rumus db = n – 2. Selanjutnya dapat dicari harga rtabel Product
Moment pada taraf signifikan a = 0,05
Adapun kriteria pengujian validitas adalah sebagai berikut:
a. Jika rhitung > rtabel berarti valid, atau
b. Jika rhitung ≤ rtabel berarti tidak valid
Menurut Arikunto (2008) semua soal dengan Koefisien
negative dibuang dan soal dengan koefisien korelasi positif digunakan.
Jadi kriteria soal yang digunakan dalam penelitian ini adalah soal yang
memiliki validas sangat tinggi, tinggi dan cukup.
Soal yang digunakan dalam penelitian ini adalah soal yang
memiliki reliabilitas antara 0,40 – 1,00.
G. Tehnik Pengumpulan Data
Teknik Pengumpulan data ialah teknik atau cara-cara yang dapat
digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data. Teknik pengumpulan
data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Teknik Tes
Tes merupakan suatu bentuk alat evaluasi untuk mengukur
seberapa jauh tujuan pengajaran telah tercapai,jadi berarti evaluasi
terhadap hasil belajar. Tes yang baik harus memenuhui beberapa
persyaratan, yaitu; harus efisien, harus baku, mempunyai norma,
objektif, valid (sahih), dan reliabel (andal). Untuk memperoleh tes yang
memenuhi persyaratan tersebut maka tes yang telah dibuat perlu
dianalisis. Analisis tes dimulai dari saat menyusun tes dimana tes yang
disusun harus berdasarkan Silabus/SAP setiap mata pelajaran, membuat
kisi-kisi terlebih dahulu, baru kemudian menyusun soal sesuai kaidah-
kaidah penyusunan soal berdasarkan jenis soal yang diinginkan.
Dalam penelitian ini, tes yang digunakan yaitu tes pilihan
ganda. Peserta didik harus memilih satu jawab yang tepat. Pada soal pre-
test dan post-test. Soal Pre-test diberikan sebelum mendapat perlakuan,
sedangkan soal post-test diberikan setelah mendapat perlakuan. Soal
terseut diberikan kepada kelas kontrol dan kelas eksperimen.
39

2. Teknik Dokumentasi
Dokumentasi merupakan salah satu sumebr data skunder yang
diperlukan dalam sebuah penelitian. Studi siapkan karena adanya
permintaan dari seorang peneliti. Selanjutnya studi dokumentasi dapat
diartiakn sebagai teknik pengumpulan data. melalui bahan-bahan yang
tertulis yang di terbitkan oleh lembaga yang menjadi objek penelitian.
Peneliti menggunakan teknik dokumentasi pada pengumpulan data
dengan alasan bahwa dengan dokumen, data yang diperlukan akan lebih
mudah didapat dari tempat penelitian dan informasi melalui wawancara
akan lebih nyata dibuktikan dalam bentuk dokumen (Fuad & Sapto
2013). Pada penelitian ini, metode dokumentasi yang dilakukan dengan
cara mengumpul data nama siswa kelas VII.
H. Teknik Analisis Data
Data hasil penelitian ini dianalisis dengan analisis kuantitatif. Analisis
kuantitatif adalah suatu teknik analisis yang penganalisisannya dilakukan
dengan perhitungan matematis. Setelah diberikan perlakuan, kedua kelas
sampel diberikan posttest. Data posttest yang telah diperoleh terlebih dahulu
diuji normalitas dan homogenitasnya sebelum dilakukan pengujian hipotesis.
1. Uji Normalitas
Uji normalitas adalah sebuah uji yang di lakukan degan tujuan
untuk menilai sebaran data pada sebuah kelompok data atau variabel,
apakah sebaran data tersebut berdistribusi normal ataukah tidak.
Prosedur yang harus dilakukan dalam Uji Normalitas lilieforts adalah
sebagai berikut:
a. Menghitung nilai rata-rata masing-masing kelas sampel
b. Menyusun nilai dari yang rendah ke yang tinggi
c. Pengamatan X1, X2, …, Xn dijadikan bilangan baku Z1, Z2,…, Zn

dengan menggunakan rumus Z1 = (Xi dan S masing-

masing merupakan rata-rata dan simpangan baku sampel)


d. Dengan menggunakan daftar distribusi normal baku dihitung
peluang F(Zi) = P ( Z ≤ Zi)
e. Menghitung proporsi skor baku S (Zi) dengan menggunakan rumus

S (Zi) =

f. Menghitung selisih F(Zi) dan S(Zi) kemudian tentukan harga


mutlaknya .
40

g. Mengambil harga yang terbesar diantara harga-harga mutlak selisih


tersebut. Harga terbesar itu dnamakan L0.
h. Membandingkan nilai L0 dengan nilai kritis L yang diambil dari
nilai table untuk taraf kepercayaan a yang ditentukan.
i. Menentukan kriteria pengujian dengan L0 lebih kecil dari Lt
dikatakan data berdistribusi normal dan sebaiknya data tidak
berdistribusi normal.
Kriteria pengujian untuk lilieforts pada tingkat kepercayaan 95%:
-Jika L0< Lt maka data berdistribusi normal
-Jika L0 > Lt maka data tidak berdistribusi secara normal
2. Uji Homogenitas
Tujuan melakukan uji homogenitas adalah untuk melihat seragam
atau tidaknya variansi sampel yang diambil dari populasi yang sama.
Untuk menghitung homogenitas varians digunakan uji F dengan
menggunakan rumus:
a. Mempunyai varians masing-masing kelompok data, kemudian
dihitung harga F dengan menggunakan rumus

F=

Dimana :
F = Homogenitas varians
= Varians sampel kelas eksperimen
= Varians sampel kontrol
b. Jika harga F sudah didapat maka dibandingkan harga Ftabel dengan
taraf nyata a = 0,05, dk pembilang = n1 – 1, dan dk penyebut = n2
– 1 dengan kriteria pengujian menurut sudjana ( 2005) dalam weri
(2016:33) sebagai berikut:
Bila Fhitung ≤ Ftabel maka varians nilai kelas yang dibandingkan
homogeny
Bila Fhitung > Ftabel maka varians nilai kelas yang dibandingkan
tidak homogeny
3. Uji Hipotesis
Teknik Statistik yang di gunakan untuk menguji perbedaan rata-
rata adalah teknik uji independent sample t-test. Uji ini di lakukan
untuk melihat apakah ada perbedaan rata-rata (mean) dengan melihat
rata-rata dua sampelnya. Jika kedua sampel normal dan homogen maka
41

rumus yang digunakan untuk pengujian hipotesis digunakan uji-t untuk


sampel kecil yang satu sama lain tidak saling berhubungan dengan
rumus yang disesuaikan berdasarkan langkah-langkahnya yaitu:
a. Mencari mean variabel (X)
ˡ
M1 = M + i ( )
b. Mencari mean variabel II (Y)

M2 = M + i ( )
c. Mencari standar deviasi variabel I

SD1 = i√ ( )

d. Mencari standar deviasi variabel II

SD2 = i√ ( )

e. Mencari standar error variabel I

SEM1 =

f. Mencari standar error variabel II

SEM2=

g. Mencari standar error perbedaan antara mean variabel I dan mean


variabelII

SEMı-M2 = √ Mı² √ M2 ²

h. Mencari t0 dengan rumus:

t0 =

i. Memberi interprestas :Interprestasi nilai t0


1. Jika t0lebih besar atau sama ttabel maka hipotesis nihil ditolak, maka
metode index card match lebih baik diterapkan dalam meningkatkan
di hasil pembelajaran pendidikan agama islam.
2. Jika t0 lebih kecil dari ttabel maka hipotesis nihil diterima maka dalam
pembelajaran pendidikan agama islam.
I. Hipotesis Statistik
Hipotesis statistik yang diajukan dalam penelitian ini sebagai berikut:
Ha : 2
Keterangan :
42

Ha : Terdapat peningkatan yang signifikan pengunaan metode index card


match untuk terhadaap hasil belajar pendidikan agama islam dan budi
pekerti
: Rata-rata hasil belajar dengan metode index card match
2 : Rata-rata hasil belajar siswa dengan metode konvensional
J. Jadwal Penelitian
Jadwal penelitian disusun bertujuan untuk menjadi pedoman dalam
melakukan langkah-langkah penelitian. Dengan adanya jadwal penelitian,
peneliti akan lebih mudah mempersiapkan langkah-langkah penelitian yang
akan dilakukan nantinya, lebih jelasnya jadwal penelitian yang dilihat pada
tabel berikut :

Tabel. VI Jadwal Penelitian


NO Kegiatan Penelitian Bulan
Jul Jan Feb Mar Apr Mei Jun
1. Tahap Persiapan
a.penyusunan dan ✔
pengajuan judul
b.pengajuan proposal ✔
c.perizinan penelitian
2. Tahap Pelaksanaan
a)Pengumpulan data
b)Analisis data
3. Tahap Penyusunan
DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur‟an Al-Karim dan Terjemahannya dengan transliterasi, Departemen Agama RI,


Semarang: PT. Karya Toha Putra,t.t.
Agustian, I., Saputra, H. E., & Imanda, A. (2019). Pengaruh Sistem Informasi Manajamen
Terhadap Peningkatan Kualitas Pelayanan Di Pt. Jasaraharja Putra Cabang Bengkulu.
Profesional: Jurnal Komunikasi Dan Administrasi Publik, 6(1), 42–60.
https://doi.org/10.37676/professional.v6i1.837
Ai Muflihah. (2021). Meningkatkan Motivasi Dan Hasil Belajar Siswa Melalui Model
Pembelajaran Index Card Match Pada Pelajaran Matematika. Jurnal Pendidikan
Indonesia, 2(1), 152–160. https://doi.org/10.36418/japendi.v2i1.86
Albina, M., Safi‟i, A., Gunawan, M. A., Wibowo, M. T., Sitepu, N. A. S., & Ardiyanti, R.
(2022). Model Pembelajaran Di Abad Ke 21. Warta Dharmawangsa, 16(4), 939–955.
https://doi.org/10.46576/wdw.v16i4.2446
Aziizu, B. Y. A. (2015). Tujuan Besar Pendidikan Adalah Tindakan. Prosiding Penelitian
Dan Pengabdian Kepada Masyarakat, 2(2), 295–300.
https://doi.org/10.24198/jppm.v2i2.13540
Diantoro, F., & Purwati, E. (2021). Edu 1. Islam, 2, 1–12.
Fasya, S. Al, & Harfiani, R. (2023). Implementasi Pendidikan Agama Islam dalam
Penanaman Akhlak Siswa Sekolah Darul Muhmin Thailand. Journal on Education, 5(2),
3699–3714. https://doi.org/10.31004/joe.v5i2.1051
Fatmawati, F. (2021). Efektivitas Model Permainan Kartu Indeks (Index Card Match)
Terhadap Hasil Pembelajaran Perkembangan Kognitif Dan Sosial Emosional Anak Usia
5-6 Tahun Di TK Al-Harits. Kiddo: Jurnal Pendidikan Islam Anak Usia Dini, 2(1), 27–
39. https://doi.org/10.19105/kiddo.v2i1.3616
Fetra Bonita Sari, Risda Amini, M. (2020). Jurnal basicedu. Jurnal Basicedu,. 5(5), 3(2),
524–532.
Hj. Fadlillah, Ridwan, Dwi Gusfarenie, Risnita, Dkk, Buku Pedoman Skripsi FTK
Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi, 2021.
Ikrom, F. D., & Hidayah, S. C. N. (2021). Pengaruh model pembelajaran index card match
terhadap motivasi belajar siswa. Jurnal Elemen, 02(02), 1–13.
Imron, I. (2019). Analisa Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Kepuasan Konsumen
Menggunakan Metode Kuantitatif Pada CV. Meubele Berkah Tangerang. Indonesian

43
44

Journal on Software Engineering (IJSE), 5(1), 19–28.


https://doi.org/10.31294/ijse.v5i1.5861
Intan Sari, M., . R., & Agustini, F. (2019). Keefektifan Model Pembelajaran Index Card
Match terhadap Hasil Belajar Mata Pelajaran IPA. International Journal of Elementary
Education, 3(1), 41. https://doi.org/10.23887/ijee.v3i1.17283
Iswati. (2017). Transformasi Pendidikan Agama Islam Dalam Membangun Nilai Karakter
Peserta Didik Yang Humanis Religius. Pendidikan Islam Al I’tibar, 3(1), 41–55.
Julia Nengsih, S., & Yulsyofriend, Y. (2022). Efektivitas Penggunaan Media Bahan Sisa
Kantong Plastik dalam Mengembangkan Kreativitas Anak Usia Dini di Taman Kanak-
Kanak Pembina 01 Linggo Sari Baganti. Jurnal Family Education, 2(3), 252–259.
https://doi.org/10.24036/jfe.v2i3.64
Jumita, Asran, M., & Utami, S. (2015). Pengaruh Model Make a Match Terhadap Hasil
Belajar Geografi. 1, 1–8.
Khoerunnisa, P., & Aqwal, S. M. (2020). Analisis Model-model Pembelajaran. Fondatia,
4(1), 1–27. https://doi.org/10.36088/fondatia.v4i1.441
Kun Nurachadijat. (2023). Efektifitas Metode Ceramah dan Pembelajaran Taksonomi
Kognitif Sebagai Metode Belajar Dalam Meningkatkan Pembelajaran Siswa. 1, 1–7.
Kurniawati, F. N. A. (2022). Meninjau Permasalahan Rendahnya Kualitas Pendidikan Di
Indonesia Dan Solusi. Academy of Education Journal, 13(1), 1–13.
https://doi.org/10.47200/aoej.v13i1.765
Mulyana, A., & Muslih, I. (2020). Pengaruh Biaya Produksi Dan Biaya Operasional
Terhadap Laba Bersih. Jurnal Riset Akuntansi, 12(1), 14–24.
https://doi.org/10.34010/jra.v12i1.2600
Nurkholis. (2013). PENDIDIKAN DALAM UPAYA MEMAJUKAN TEKNOLOGI Oleh:
Nurkholis Doktor Ilmu Pendidikan, Alumnus Universitas Negeri Jakarta Dosen Luar
Biasa Jurusan Tarbiyah STAIN Purwokerto. 1(1), 24–44.
Nurrita, T., & Ikrom, M. (2022). Metode Pembelajaran Pendidikan Islam untuk
Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa. Journal of Islamic Studies Review, 2(2), 49–62.
Pradana, M., & Reventiary, A. (2016). PENGARUH ATRIBUT PRODUK TERHADAP
KEPUTUSAN PEMBELIAN SEPATU MEREK CUSTOMADE (STUDI di MEREK
DAGANG CUSTOMADE INDONESIA). Jurnal Manajemen, 6(1), 1–10.
https://doi.org/10.26460/jm.v6i1.196
Rambe, R. N. K. (2018). Penerapan Strategi Index Card Match Untuk Meningkatkan Hasil
Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia. Jurnal Tarbiyah, 25(1).
45

https://doi.org/10.30829/tar.v25i1.237
Sanaky, M. M. (2021). Analisis Faktor-Faktor Keterlambatan Pada Proyek Pembangunan
Gedung Asrama Man 1 Tulehu Maluku Tengah. Jurnal Simetrik, 11(1), 432–439.
https://doi.org/10.31959/js.v11i1.615
Santosa, S., & Luthfiyyah, P. P. (2020). Pengaruh Komunikasi Pemasaran terhadap Loyalitas
Pelanggan di Gamefield Hongkong Limited. Jurnal Bisnis Dan Pemasaran, 10(1), 1–7.
Sari, E. Y. (2019). Pengaruh penggunan media pembelajaran buku pop-up terhadap hasil
belajar siswa kelas iv sdn 2 bendungan kecamatan gondang kabupaten tulungagung.
Edustream : Jurnal Pendidikan Dasar, 3(2), 16–22.
Sitompul, D. N. (2017). Pengaruh Metode Pembelajaran Index Card Match (Icm) Terhadap
Hasil Belajar Akuntansi. Jurnal Pendidikan Ekonomi, 3(1), 1–15.
Stit, A., Nusantara, P., & Ntb, L. (2020). Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Dan Budi
Pekerti Di Madrasah Aliyah Palapa Nusantara. Jurnal Pendidikan Dan Sains, 2(2), 206–
229.
Sumarsan. (2021). Pengaruh Pajak Restoran Dan Pajak Hotel Terhadap Pendapatan Asli
Daerah Kota Padangsidempuan Periode 2018-2020. Jurnal Akuntansi, 51(1), 1–15.
Susanti, D. (2018). Pengembangan Pendidikan Agama Islam. Edureligia; Jurnal Pendidikan
Agama Islam, 1(2), 63–75. https://doi.org/10.33650/edureligia.v1i2.46
Sutrisno, S., Nurhadi, N., & Mansur, M. (2016). Implementasi Pendidikan Budi Pekerti Pada
Siswa. Jurnal Civic Hukum, 1(1), 38. https://doi.org/10.22219/jch.v1i1.10461
Syarif, S. (2017). RELASI TRADISI SUNNI SYIAH Studi atas Tajhin Ressem pada
Masyarakat Madura di Kota Pontianak. ISLAMUNA: Jurnal Studi Islam, 4(1), 112.
https://doi.org/10.19105/islamuna.v4i1.1413
Yusuf, Suhirman, Suastra, I. W., & Tokan, M. K. (2019). The effects of problem-based
learning with character emphasis and naturalist intelligence on students‟ problem-
solving skills and care. International Journal of Innovation, Creativity and Change,
5(3), 1–26.

Anda mungkin juga menyukai